Gazwul Fikri
Gazwul Fikri
Bismillahirrohmannirrahim..
ص ٰرى َح ٰتّى تَتَّبِ َع ِملَّتَهُ ْم ۗ قُلْ اِ َّن هُدَى هّٰللا ِ هُ َو ْاله ُٰدى ۗ َولَ ِٕى ِن اتَّبَعْتَ اَ ْه َو ۤا َءهُ ْم بَ ْع َد الَّ ِذيْ َج ۤا َءكَ ِمنَ ْال ِع ْل ِم
ٰ َّك ْاليَهُوْ ُد َواَل الن َ ضى َع ْن ٰ َْولَ ْن تَر
هّٰللا
ِ ۙ َما لَكَ ِمنَ ِ ِمن َّولِ ٍّي َّو ن
صي ٍْر َ اَل ْ
“Mereka orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah senang kepada kalian sehingga
kalian mengikuti milah mereka”.
Menurut kitab suci Alquran, gazwul fikri pertama kali terjadi ketika iblis diperintahkan oleh
Allah untuk bersujud kepada nabi adam as. Akan tetapi, iblis tidak mau melakukannya karena ia
merasa lebih baik dari adam as. Lalu Allah melaknak iblis dan memasukkannya kedalam neraka.
Semenjak saat itulah iblis mulai mencuri-curi pembicaraan nabi adam bersama
Tuhannya. Sampai suatu ketika iblis mengetahui bahwa Allah melarang nabi adam dan hawa
untuk mendekati sebuah pohon atau memakan buahnya. Mulai saat itulah iblis menyusun
strategis untuk mengeluarkan mereka dari surga. Kalau kita melihat dalam kehidupan ini, gazhul
fikri itu muncu karena orang yahudi seringkali mengalami kekalahan dalm peran melawan orang
islam meski jumlah mereka jauh lebih banyak dari orang muslim bahkan persenjataan orang
yahudi pun jauh lebih canggih dari orang islam.Pasukan KHALID BIN WALID
misalnya, pernah berperang dengan jumlah tentara hanya sekitar 3000 personil, sedangkan
pasukan Romawi yang dihadapi berjumlah 100.000 personil, hampir 1 berbanding 35, namun
Allah maha kuasa, Allah memenangkan kaum muslimin dalam pertempuran tersebut.
Kekalahan demi kekalahan itu akhirnya menyebabkan kaum Salib berfikir, berusaha
mencari taktik baru. Maka dibawah pimpinan Raja Louis XI, taktik baru tersebut dilancarkan.
Caranya bukan lagi berupa penyerangan fisik, tetapi musuh-musuh Allah itu mengirimkan
putera-putera terbaik mereka ke pusat-pusat pendidikan Islam seperti Makkah, Madinah, Kairo
dan lainnya untuk mempelajari Islam.
Niat dan motivasi mereka tentu bukan untuk mengamalkan apa yang mereka pelajari, melainkan
untuk mencari, menemukan titik-titik dimana kelemahan kaum MusIimin
lalu menghancurkan dari dalam, menciptakan duri dalam daging, menjadi musuh dalam selimut.
Kiranya hanya ini yang dapat saya sampaikan, kesalahan kekhilafannya mohon dimaafkan,
aakhirul kalam wabillahi taufik wal hidayah warridho wal inayah.
Wassalamu’alaikum wr wb