Anda di halaman 1dari 27

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS


PENELITIAN

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Kemampuan

Kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam

tugas dalam suatu pekerjaan (Robbins dkk, 2008: 56-66). Peter Salim dan Yen

Salim mengatakan bahwa kata kemampuan dalam bahasa Indonesia kontemporer

adalah kesanggupan, kekuatan, kekuasaan, dan kebolehan untuk melakukan

sesuatu.

Kemampuan merupakan wewenang yang dimiliki seseorang untuk

memangku jabatan tertentu (W.S. Winkel, 1984: 154).    Dapat dikatakan bahwa

kemampuan merupakan wewenang, kekuasaan seseorang yang sesuai dengan

profesinya atau jabatannya untuk dapat dilaksanakan, menentukan dan

mengarahkan sesuai dengan tujuan tertentu. Dalam hal ini kemampuan lebih

dititik beratkan kepada kemampuan guru dalam melaksanakan intraksi belajar

mengajar.

Menurut Jhonson dalam (Mashita, 2011: 10) kemampuan adalah perilaku

rasional guna mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang

diharapkan. Dengan demikian, kemampuan ditunjukkan oleh penampilan atau

unjuk kerja yang dapat dipertanggung jawabkan dalam upaya mncapai tujuan

yang diinginkan. Sementara Droke Ston dalam (Mashita, 2011: 10)    menjelaskan

7
2

bahwa kemampuan merupakan gambaran kualitas dan perilaku atau rencana

pendidik yang sangat berarti.

Bertolak dari pendapat di atas, kemampuan mengacu kepada kemampuan

melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan, sehingga kemampuan

guru merupakan salah satu hal yang harus dimiliki oleh guru yang mengajar

dalam jenjang pendidikan apapun, karena kemampuan itu memiliki kepentingan

tersendiri bagi guru.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan

seorang guru merupakan kesangguan atau penguasaan seseorang terhadap

pekerjaannya, baik ditinjau dari segi pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki

dalam menjalankan tugas.

Sardiman A.M (2005: 264-165) dalam bukunya Interaksi dan Motivasi

Belajar Mengajar menyatakan bahwa “kemampuan guru dapat dibagi dalam

sepuluh bidang, yakni:

1) Menguasai bahan;
2) Mengelola program belajar – mengajar;
3) Mengelola kelas;
4) Menguasai landasan - landasan kependidikan;
5) Mengelola intraksi belajar – mengajar;
6) Mengunakan media / sumber;
7) Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran;
8) Mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan di sekolah;
9) Mengenal dan menyelenggarakan admistrasi sekolah;
10) Memahami prinsip - prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan
guna keperluan pengajarnya.

Sementara itu, dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional, pemerintah

telah merumuskan empat jenis kemampuan guru sebagaimana tercantum dalam


3

Penjelasan Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan, yaitu :

1) Kompetensi paedagogik merupakan kemampuan dalam pengelolaan

peserta didik;

2) Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan kepribadian;

3) Kompetensi sosial merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari

masyarakat;

4) Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan

guru merupakan gambaran tentang apa yang sepantasnya dapat dilakukan

seseorang guru dalam melaksanakan pekerjaannya, baik berupa kegiatan,

berperilaku maupun hasil yang dapat ditunjukkan.

Kompetensi guru terdiri dari kompetensi paedagogik, kompetensi personal,

kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Sejalan dengan tantangan

kehidupan global, peran dan tanggung jawab guru pada masa mendatang akan

semakin kompleks, sehingga menuntut guru untuk senantiasa melakukan berbagai

peningkatan terutama dalam mengembangkan kurikulum. Perubahan kurikulum,

dalam arti pengembangan, tentu akan berdampak terhadap kesiapan sekolah dan

guru untuk mengimplementasikan di depan kelas.


4

2. Komunikasi

1) Pengertian komunikasi

Hakikat dari komunikasi menurut Effendy (2004: 28) adalah proses

pernyataan manusia. Yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan

seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat

penyalurnya.

Sedangkan komunikasi menurut Rogers dan Kincaid dalam Cangara

(1998: 20) komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih

membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya,

yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.

Menurut Harold Lasswell dalam Effendy (2004: 10) komunikasi

adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan

melalui media yang akan menimbulkan efek tertentu.

Sedangkan komunikasi menurut David K. Berlo (2010: 24)    dalam

Mashita (2011) adalah suatu yang berkesinambungan dengan proses yang

ada awal hingga akhir. Dalam bahasa komunikasi penyataan seseorang

dinamakan pesan (message), orang yang menyampaikan pesan disebut

komunikator (communicator) sedangkan orang yang menerima pernyataan

diberi nama komunikan (communicate).

Berarti komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari

komunikator kepada komunikan yang bertujuan untuk menimbulkan efek

tertentu pada komunikannya. Dalam model komunikasi David K Berlo,


5

unsur-unsur utama komunikasi terdiri atas SCMR yakni Source (Sumber

atau pengirim), Message (Pesan atau informasi), Channel (Saluran dan

Media) dan    receiver (Penerima). Disamping itu terdapat tiga unsur lain

yaitu feedback (Tanggapan Balik), Efek , dan Lingkungan.

a. Sumber

Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pengirim

informasi. Sumber biasa terdiri dari satu orang atau    kelompok.

Misalnya Partai, Organisasi atau Lembaga.

b. Pesan

Pesan adalah sesuatu (pengetahuan, hiburan, informasi, nasehat atau

propaganda) yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat

disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi.

c. Saluran dan Media

Saluran komunikasi terdiri atas komunikasi lisan, tertulis dan elektronik.

d. Penerima

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh

pengirim.

e. Umpan Balik

Umpan balik merupakan respon atau reaksi yang diberikan oleh

penerima.

f. Efek

Efek atau pengaruh merupakan perbedaan antara apa yang dipikirkan,

dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima


6

pesan.

g. Lingkungan

Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat

mempengaruhi jalannya komunikasi.

Setiap unsur ini akan saling bergantung satu sama lain dan memiliki

peranan penting dalam membangun proses komunikasi. Proses komunikasi

menurut David K Berlo (2010: 26) yaitu Proses berlangsungnya komunikasi

dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan

orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan

yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun

lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua belah pihak.

b. Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau

saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya

berbicara langsung melalui telepon, surat, e-mail, atau media lainnya.

c. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan

menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang

dimengerti kedua pihak.

d. Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau

tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti

atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.

Sedangkan Menurut Harold Lasswell dalam Effendy (2004: 10)

Bedasarakan berbagai pengertian dari beberapa ahli diatas dapat


7

disimpulkan bahwa proses komunikasi dapat terjadi bila memenuhi

beberapa unsur, diantaranya yaitu:

a. Sumber (Source)

Proses komunikasi berawal dari sumber (source) atau pengirim pesan,

yaitu dimana gagasan atau ide yang kemudian akan disampaikan kepada

penerima pesan. Dan sumber dari pesan tersebut berasal disebut dengan

komunikator.

b. Pesan (Message)

Pesan merupakan isi atau apa yang ingin sumber sampaikan kepada

penerima. Saat seseorang berbicara maka kata-kata yang diucapkan

merupakan pesan. Pesan memiliki wujud yang dapat dirasakan atau

diterima oleh indera.

c. Media

Media yang dimaksud disini adalah alat yang digunakan untuk

memindahkan pesan dari sumber kepada penerima.

d. Penerima (Receiver)

Penerima atau    receiver atau dapat pula disebut audiens adalah sasaran

atau target dari pesan. Penerima dapat berupa satu individu, satu

kelompok, satu lembaga atau masyarakat yang diharapkan mengalami

perubahan setelah menerima suatu pesan. Penerima pesan ini disebut

pula dengan komunikan.

e. Pengaruh
8

Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan,

dirasakan, dan dilakukan penerima sebelum dan sesudah menerima

pesan.

Menurut Effendy (2004: 32) proses terjadinya komunikasi juga sangat

dipengaruhi beberapa faktor tententu. Faktor-faktor yang mempengaruhi

terjadinya komunikasi seperti :

a. Faktor lingkungan fisik menunjukkan bahwa suatu proses komunikasi

hanya bisa terjadi kalau tidak terdapat rintangan fisik atau geografis.

b. Faktor lingkungan sosial menunjukkan faktor sosial budaya, ekonomi, dan

politik yang bisa menjadi kendala terjadinya komunikasi, misalnya saja

perbedaan bahasa.

c. Faktor dimensi psikologi adalah pertimbangan kejiwaan yang digunakan

dalam proses berkomunikasi. Misalnya saja penyampaian pesan yang

seperti apa agar tidak menyinggung perasaan orang, karena jika penerima

pesan merasa tersinggung dengan apa yang disampaikan maka pesan yang

disampaikan tidak dapat menimbulkan efek seperti yang diharapkan.

d. Faktor dimensi waktu    menunjukkan situasi yang tepat untuk melakukan

kegiatan komunikasikomunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan

(ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling

mempengaruhi diantara keduanya.

Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata

(lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada

bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat
9

dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap

tertentu, cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa non verbal.

Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman.

Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang

dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif

apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan

tersebut.

2) Jenis Komunikasi

Jenis komunikasi dibagi menjadi dua yaitu komunikasi verbal dan

komunikasi non verbal.

a. Komunikasi Verbal

Symbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang

menggunakan satu kata atau lebih. Hampir semua rangsangan wicara

yang kita sadari termasuk kedalam kategori pesan verbal disengaja,

yaitu usaha-usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan

dengan orang lain secara lisan (Mulyana, 2001: 21). Bahasa verbal

adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran, dan maksud

kita.Bahasa verbal menggunakan kata-kata yang mempresentasikan

sebagai aspek realitas individual kita.

Adapun macam bahasa verbal yang digunakan adalah :

a) Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional yang digunakan sebagai

bahasa persatuan Indonesia yang dipakai untuk memperlancar

hubungan komunikasi dan merupakan lambing kebangsaan bangsa


10

Indonesia (Buku Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan &

Kebudayaan);

b) Bahasa daerah adalah bahasa yang digunakan pada suatu daerah

tertentu dan memiliki cirri khas tertentu di bidang kosa kata,

peristilahan, struktur kalimat dan ejaannya. Bahasa daerah

merupakan lambing kebanggaan daerah yang bersangkutan (Buku

Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan & Kebudayaan);

c) Bahasa gaul adalah bahasa yang pada mulanya adalah bahasa sandi

yang dipakai penjahat untuk berkomunikasi agar tidak diketahui

oleh pihak berwajib di era tahun 1960-an dan sekarang berkembang

dikalangan anak muda dengan gaya serta kosakata bahasa yang

hanya bisa dipahami oleh kelompok pemuda tertentu yang sudah

menyepakati. Kata-kata yang dipakai seperti contoh bahasa gaul

kelompok anak muda kendari “Nisi Ko Ludu” yang berarti “Kau

Kesini Dulu” dan “Uka Gila Dinama” yang berarti “kau lagi

dimana. Pengertian bahasa gaul ini dikemukakan oleh Budayawan

Gunawan Moehammad (Malaky, 2003: 30)

b. Komunikasi Non Verbal

Istilah non verbal biasanya di gunakan untuk melukiskan semua

peristiwa komunikasi diluar kata-kata terucap dan tertulis. Pada saat

yang sama kita harus menyadari bahwa banyak peristiwa dan perilaku

non verbal ini ditafsirkan melalui simbol-simbol verbal.

Larry dan Richard (Mulyana, 2001: 30) membagi pesan    non verbal
11

menjadi dua kategori besar yaitu :

a) Perilaku yang terdiri dari penampilan dan pakaian, gerakan dan

postur tubuh, ekspresi wajah, kontak mata, sentuhan, bau-bauan

dan peribahasa;

b) Ruang, waktu dan diam.

Adapun fungsi komunikasi non verbal adalah sebagai berikut:

a) Repetisi

Perilaku non verbal dapat mengulangi perilaku verbal. Misalnya,

anda menganggukkan kepala ketika bilang “ya”.

b) Substitusi

Perilaku non verbal dapat menggantikan perilaku verbal, jadi tanpa

bicara Anda bias berinteraksi dengan orang lain. Misalnya anda

Anda menggoyangkan tangan dan telapak tangan anda mengarah

kedepan (sebagai kata pengganti “tidak”).

c) Kontradiksi

Perilaku non verbal dapat membantah atau bertentangan dengan

perilaku verbal dan bisa memberikan makna lain terhadap pesan

verbal. Misalnya Anda memuji prestasi teman sambil mencibir.

d) Aksentuasi

Memperteguh, menekankan atau melengkapi perilaku verbal.

Misalnya menggunakan gerakan tangan nada suara yang melambat

ketika berpidato.   

e) Komplemen
12

Perilaku non verbal dapat meregulasi perilaku verbal. Misalnya

saat kuliah akan berakhir, anda melihat jam tangan dua-tiga kali

sehingga dosen segera menutup mata kuliahnya.

3) Pola Komunikasi
Menurut Effendy (2004: 30), Pola Komunikasi adalah proses yang

dirancang untuk mewakilikenyataan keterpautannya unsur-unsur yang di

cakup beserta keberlangsunganya, guna memudahkan pemikiran secara

sistematik dan logis. Komunikasi adalah salah satu bagian dari hubungan

antar manusia baik individu maupun kelompok dalam kehidupan sehari-

hari dari pengertian ini jelas bahwa Komunikasi melibatkan sejumlah

orang dimana seorang menyatakan sesuatu kepada orang lain, jadi yag

terlibat dalam Komunikasi itu adalah manusia itu.

Menurut Effendy, (2004: 32) Pola komunikasi dibagi menjadi tiga

yaitu,komunikasi satu arah, komunikasi dua arah dan komunikasi multi

arah.

a) Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah.

Dalam komunikasi ini guru berperan sebagai pemberi aksi dan

siswa sebagai penerima aksi misalnya guru menerangkan pelajaran

dengan menggunakan metode ceramah, sementara siswa mendengarkan

keterangan dari guru tersebut;

b) Komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah.

Pada Komunikasi ini guru dan siswa dapat berperan sama, yakni

pemberi aksi dan penerima aksi sehingga keduanya dapat saling

memberi dan menerima. Misalnya setelah guru memberi penjelasan


13

pelajaran kepada siswanya, kemudian guru memberi pertanyaan kepada

siswanya dan siswa menjawab pertanyaan tersebut;

c) Komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai transaksi.

Yakni komunikasi yang tidak hanya melibatkan interaksi dinamis

antar guru dengan siswa tetapi juga melibatkan interaksi dinamis antara

siswa yang satudengan siswa yang lainnya. Misalnya guru mengadakan

diskusi dalam kelas.

Dengan adanya tiga pola komunikasi yang jelas dari komunikator

kepada komunikan diharapkan dapat memperlancar proses kegiatan

belajar mengajar secara efektif dan efisien.

Dengan metode yang efektif akan tumbuh berbagai kegiatan

belajar. Sehubungan dengan kegiatan memfasilitasi guru, proses

pembelajaran yang baik hendaknya mempergunakan berbagai pola

komunikasi atau metode pembelajaran secara bergantian atau saling

bahu membahu satu sama lain (Adi Riyannto, 2009)

3. Minat belajar

a. Pengertian Minat

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu

hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah

penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar

diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat

(Slameto, 2010: 180).

Minat adalah suatu yang penting bagi seseorang dalam melakukan


14

kegiatan dengan baik. Sebagai suatu aspek kejiwaan, minat bukan saja

mewarnai perilaku seseorang, tetapi lebih dari pada itu minat mendorong

orang untuk melakukan kegiatan dan menyebabkan seseorang menaruh

perhatian dan merelakan dirinya untuk terikat pada suatu kegiatan

(Nasution, 1999: 1).

Menurut Winkel (1999: 30) minat merupakan kecenderungan yang

menetap dalam diri subjek untuk merasa tertarik pada bidang tertentu dan

merasa senang berkecimpung dalam itu.

Pengertian minat juga disebutkan menurut Hidayat (2013: 87) adalah

suatu hal yang bersumber dari perasaan yang berupa kecenderungan

terhadap suatu hal sehingga menimbulkan perbuatan-perbuatan atau

kegiatan-kegiatan tertentu.

Seperti beberapa pengertian yang telah dikemukakan di atas, minat

erat kaitannya dengan perasaaan senang dan minat bisa terjadi karena

sikap senang kepada sesuatu. Jadi minat itu timbul karena adanya perasaan

senang pada diri seseorang yang menyebabkan selalu memerhatikan dan

mengingat secara terus menerus. Oleh karena itu, keinginan atau minat dan

kemauan atau kehendak sangat memengaruhi corak perbuatan yang akan

diperhatikan seseorang.

Sekalipun seseorang itu mampu mempelajari sesuatu, tetapi bila

tidak mempunyai minat, tidak mau, atau tidak ada kehendak untuk

memelajari, ia tidak akan bisa mengikuti proses belajar. Dalam hal ini

tentunya minat atau keinginan erat pula hubungannya dengan perhatian


15

yang dimiliki, karena perhatian mengarahkan timbulnya kehendak pada

diri seseorang. Dengan adanya minat seseorang akan memusatkan atau

mengarahkan seluruh aktivitas fisik maupun psikisnya ke arah yang

diamatinya. (N.K. Pratiwi, 2015)

b. Pengertian Minat Belajar

Minat merupakan rasa ketertarikan, perhatian, keinginan lebih yang

dimiliki seseorang terhadap suatu hal, tanpa ada dorongan. Minat tersebut

akan menetap dan berkembang pada dirinya untuk memperoleh dukungan

dari lingkungannya yang berupa    pengalaman. Pengalaman akan

diperoleh dengan mengadakan interaksi dengan dunia luar, baik melalui

latihan maupun belajar. Dan faktor yang menimbulkan minat belajar dalam

hal ini adalah dorongan dari dalam individu. Dorongan    motif sosial dan

dorongan emosional.

Dengan demikian disimpulkan bahwa pengertian minat belajar

adalah kecenderungan individu untuk memiliki rasa senang tanpa ada

paksaan sehingga dapat menyebabkan perubahan pengetahuan,

ketrampilan dan tingkah laku .

c. Fungsi Minat

Minat berhubungan erat dengan sikap kebutuhan seseorang dan

mempunyai fungsi sebagai berikut (Hidayat, 2013: 88).

a) Sumber motivasi yang kuat untuk belajar. Anak yang berminat

terhadap sebuah kegiatan baik permainan maupun pekerjaan akan

berusaha lebih keras untuk belajar dibandingkan anak yang kurang


16

berminat.

b) Minat memengaruhi bentuk intensitas apresiasi anak. Ketika anak

mulai berpikir tentang pekerjaan mereka di masa yang akan datang,

semakin besar minat mereka terhadap kegiatan di kelas atau di luar

kelas yang mendukung tercapainya aspirasi itu.

c) Menambah kegairahan pada setiap kegiatan yang ditekuni seseorang.

Anak yang berminat terhadap suatu pekerjaan atau kegiatan,

pengalaman mereka jauh lebih menyenangkan dari pada mereka yang

merasa bosan.

d. Macam-Macam Minat Belajar

Setelah diketahui penjelasan tentang minat, maka minat itu sendiri

ada bermacam-macam. Menurut Sukardi (1988) dalam Kukuk

Susilonuringsih (2006: 11) ada tiga macam minat yaitu:

1) Minat yang diekspresikan (Exspressed interest)

Seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan

kata tertentu. Contoh : Seorang anak mengungkapkan pada orang tuanya

bahwa kalau rajin belajar dan mendapat nilai hasil belajar baik, dia ingin

melanjutkan ke Perguruan Tinggi (PT) yang terkenal di Indonesia.

2) Minat yang diwujudkan/ manifestasikan (manifest Interest)

Seseorang dapat mengekspresikan minat bukan melalui kata-kata

tetapi melalui tindakan atau perbuatan, ikut berperan aktif dalam suatu

aktifitas tertentu. Contoh : Seseorang anak ikut terlibat dalam kegiatan

ekstrakurikuler, anak aktif dalam kegiatan belajar mengajar.


17

3) Minat yang di inventarisasikan (Inventorist interest)

Seseorang menilai minatnya dapat diukur dengan menjawab

pertanyaan terhadap sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya

untuk kelompok aktifitas tertentu. Rangkaian pertanyaan semacam ini

sering disebut Inventori minat. Jadi pada minat ini terdapat unsur

pengenalan (kognitif) emosi-emosi atau unsur afektif, dan kemauan atau

unsur volutif, konatif untuk mencapai obyek atau tujuan.

e. Dimensi dan Indikator Minat

Minat sebenarnya mengandung tiga unsur yaitu unsur kognisi

(mengenal), emosi (perasaan), dan konasi (kehendak). Hidayat (2013: 89)

membagi ketiga unsur tersebut menjadi beberapa indikator yang

menentukan minat seseorang terhadap sesuatu, antara lain:

a) Keinginan. Seseorang yang memiliki keinginan terhadap suatu

kegiatan tentunya ia akan melakukan atas keinginan dirinya sendiri.

Keinginan merupakan indikator minat yang datang dari dorongan diri,

apabila yang dituju sesuatu yang nyata. Sehingga dari dorongan

tersebut timbul keinginan dan minat untuk mengerjakan suatu

pekerjaan.

b) Perasaan Senang. Seseorang yang memiliki perasaan senang atau suka

dalam hal tertentu ia cenderung mengetahui hubungan antara perasaan

dengan minat.
18

c) Perhatian. Adanya perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa

seseorang terhadap pengamatan, pengertian, dan sebagainya dengan

mengesampingkan yang lain.

d) Perasaan Tertarik. Minat bisa berhubungan dengan gaya gerak yang

mendorong kita cenderung atau rasa tertarik pada orang, benda, atau

kegiatan ataupun bisa berupa pengalaman yang efektif yang

dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Orang yang memiliki minat yang

tinggi terhadap sesuatu akan terdapat kecenderungan yang kuat

tertarik pada guru dan mata pelajaran yang diajarkan. Sehingga

perasaan tertarik merupakan indikator yang menunjukkan minat

seseorang.

e) Giat Belajar. Aktivitas di luar sekolah merupakan indikator yang dapat

menunjukkan keberadaan minat pada diri siswa.

f) Mengerjakan Tugas. Kebiasaan mengerjakan tugas yang diberikan

guru merupakan salah satu indikator yang menunjukkan minat siswa.

g) Menaati Peraturan. Orang yang berminat terhadap pelajaran dalam

dirinya akan terdapat kecenderungan-kecenderungan yang kuat untuk

mematuhi dan menaati peraturan-peraturan yang ditetapkan karena ia

mengetahui konsekuensinya. Sehingga menaati peraturan merupakan

indikator yang menentukan minat seseorang. (N. R. Pratiwi: 2015: 50)


19

f. Pengertian Minat Belajar

Minat pada dasarnya adalah timbulnya keinginan dan kemauan

seseorang yang menyatu sehingga gigih dan semangat melakukan sesuatu.

Rasa lebih suka dan ketertarikan akan direspon oleh pikiran seseorang

untuk melakukan aktivitas sesuai jenis kesukaan tanpa adanya pengaruh

atau paksaan, karena dilandasi kesenangan.

Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang

menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya.

Siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk

memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut. Minat

tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian.

Minat terhadap sesuatu dipelajari dan memengaruhi belajar

selanjutnya serta memengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minat

terhadapsesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar

selanjutnya. Walaupun minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan hal

yang hakiki untuk dapat mempelajari hal tersebut, asumsi umum

menyatakan bahwa minat akan membantu seseorang mempelajarinya.

Menurut Gagne dan Berliner (1984) dalam Kurniawan (2013: 31),

anak dengan minat dalam suatu mata pelajaran cenderung untuk

memberikan perhatiannya. Mereka merasakan adanya perbedaan antara

pelajaran satu dengan pelajaran lainnya.

Perbedaan yang dirasakan adalah belajar dengan penuh kesadaran,


20

belajar dengan gembira, perhatian tinggi, belajar dengan keras, dan

memperoleh kepuasan yang tinggi. Seiring dengan pengalaman belajar

yang menimbulkan kebahagiaan, minat anak akan terus tumbuh. Apabila

anak memperoleh keterikatan kepada kegiatan-kegiatan dari pelajaran

yang dialaminya, ia akan merasa senang. Oleh karena itu minat terhadap

mata pelajaran harus ditimbulkan di dalam diri anak, sehingga anak

terdorong untuk mempelajari berbagai ilmu yang ada di kurikulum

sekolah.

Minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat

memengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang studi

tertentu (Syah, 2012: 152). Misalnya, seorang siswa yang menaruh minat

besar terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia akan memusatkan

perhatiannya lebih banyak pada mata pelajaran bahasa Indonesia. (N. R.

Pratiwi: 2015: 60).

g. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa

1) Faktor internal

Faktor ini dititikberatkan dalam usaha individu untuk

memenuhi kebutuhan fisik dan jasmaninya. Faktor dorongan dari

dalam menimbulkan minat untuk belajar ialah keinginan dan cita-

cita serta harapan untuk mendapatkan penghargaan atau prestasi.

Seseorang yang mempunyai keinginan terhadap sesuatu akan

mendorong individu tersebut aktif melakukan kegiatan untuk


21

mencapai tujuan yang diinginkannya.

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal terdiri dari dua macam, yaitu faktor lingkungan

sosial dan faktor lingkungan nonsosial

a) Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial terdiri dari sekolah, keluarga, masyarakat dan

teman sekelas;

b) Lingkungan Non Sosial

Lingkungan non sosial terdiri dari gedung sekolah dan letaknya,

faktor materi pelajaran, waktu belajar, keadaan rumah tempat

tinggal, dan alat-alat belajar. (Kukuh Susiloningsih, 2006: 13)

h. Indikator    Minat Belajar

Menurut Djamarah (2005: 132) indikator minat belajar yaitu rasa

suka/ senang, pernyataan lebih menyukai, adanya rasa ketertarikan, adanya

kesadaran untuk belajar tanpa di suruh, berpartisipasi dalam aktivitas

belajar, memberikan perhatian.

Menurut Slameto (2010: 180) beberapa indikator minat belajar yaitu:

perasaansenang, ketertarikan, penerimaan, dan keterlibatan siswa. Dari

beberapa definisi yang dikemukakan mengenai indikator minat belajar

tersebut diatas, dalam penelitian ini menggunakan indikator minat yaitu:

a) Perasaan Senang
22

Apabila seorang siswa memiliki perasaan senang terhadap pelajaran

tertentu maka tidak akan ada rasa terpaksa untuk belajar.

Contohnya yaitu senang mengikuti pelajaran, tidak ada perasaan

bosan, dan hadir saat pelajaran.

b) Keterlibatan Siswa

Ketertarikan seseorang akan obyek yang mengakibatkan orang

tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan

kegiatan dari obyek tersebut. Contoh: aktif dalam diskusi, aktif

bertanya, dan aktif menjawab pertanyaan dari guru.

c) Ketertarikan

Berhubungan dengan daya dorong siswa terhadap ketertarikan pada

sesuatu benda, orang, kegiatan atau bias berupa pengalaman afektif

yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Contoh: antusias dalam

mengikuti pelajaran, tidak menunda tugas dari guru.

d) Perhatian Siswa

Minat dan perhatian merupakan dua hal yang dianggap sama dalam

penggunaan sehari-hari, perhatian siswa merupakan konsentrasi

siswa terhadap pengamatan dan pengertian, dengan

mengesampingkan yang lain. Siswa memiliki minat pada obyek

tertentu maka dengan sendirinya akan memperhatikan obyek

tersebut. Contoh: mendengarkan penjelasan guru dan    mencatat

materi.
23

4. Belajar

a. Pengertian Belajar

1) Sardiman A.M, (2005: 20) mengatakan bahwa belajar adalah proses

dimana tingkah laku ditimbulkan.

2) W. Gulo (2002: 23) mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses

yang berlangsung didalam diri seseorang yang mengubah tingkah

lakunya, baik tingkah laku dalam berpikir, bersikap, dan berbuat.

3) Slavin (2000: 143) mengatakan bahwa belajar merupakan akibat

adanya interaksi antara stimulus dan respon.

4) Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar,

sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap

stimulus yang diberikan oleh guru tersebut.

Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau

potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.

b. Tahap-Tahap Belajar

1) Inkompetensi bawah sadar, yaitu tidak sadar bahwa ia tidak tahu.

Kondisi disaat kita tidak mengetahui kalau ternyata kita tidak tahu.

Mereka tidak dapat (atau tidak mau) mengakui keterbatasan

pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman mereka. Contohnya

keadaan pikiran pengemudi muda yang mulai belajar mengemudi.

2) Inkompetensi sadar, yaitu sadar bahwa ia tidak tahu.


24

Pengakuan sadar pada diri sendiri bahwa kita tidak tahu, dan

penerimaan penuh atas kebodohan diri kita.

3) Kompetensi sadar, yaitu sadar bahwa ia tahu.

Yaitu ketika kita mulai memiliki keahlian atas sebuat subjek, tapi

tindakan kita belum otomatis. Saat kita melakukannya, kita berpikir

dengan sadar tentang bagaimana melakukannya.

4) Kompetensi bawah sadar, yaitu tidak sadar bahwa ia tahu.

Tahapan seorang ahli yang sekadar melakukannya, dan bahkan tidak

tahu bagaimana cara melakukannya secara terperinci. (Wikipedia)

c. Prinsip-Prinsip Belajar

Prinsip-prinsip belajar menurut Makmur Khairani (2014: 11) yang harus

dimiliki oleh guru sebelum melakukan kegiatan belajar yaitu:

1) Informasi faktual

Informasi mengenai materi pembelajaran yang akan disampaikan

dapat diperoleh dengan cara dikomunikasikan kepada guru yang lain,

dipelajari lebih mendalam, dan dapat juga dihubungkan dengan

pengetahuan yang sudah dipelajari.

2) Kemahiran intelektual

Seorang guru harus mempunyai berbagai cara dalam mengerjakan

sesuatu, termasuk memiliki kemampuan dalam menafsirkan simbol-

simbol, bahasa, dan yang lainnya.


25

3) Strategi

Seorang guru harus mampu menguasai strategi pembelajaran yang

digunakan selama proses pembelajaran. Strategi yang digunakan harus

dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa untuk menghadirkan

stimulus secara kompleks, memilih dan membuat kode bagian,

menganalisis dan melacak informasi baru. Siswa akan senang ketika

gaya belajar yang digunakan oleh guru menarik dan bervaiatif.

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut

Slameto (2010:    54) dapat dirinci sebagai berikut:

a. Faktor Internal

1. Faktor jasmaniah: terdiri dari faktor kesehatan dan cacat tubuh;

2. Faktor fisiologis: terdiri dari intelegensi, perhatian, minat, bakat,

motif, kematangan, dan kedisiplinan;

3. Faktor kelelahan: terdiri dari kelelahan jasmani dan rohani.

b. Faktor Eksternal

1. Faktor keluarga: terdiri dari cara orang tua mendidik, relasi antar

anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,

pengertian orang tua, dan talar belakang kebudayaannya;

2. Faktor sekolah: terdiri dari metode mengajar, kurikulum, relasi

guru dengan siswa, disiplin siswa, keadaan gedung dan tugas

rumah;
26

3. Faktor kegiatan masyarakat: terdiri dari kegiatan siswa dalam

masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan

masyarakat.

B. Kerangka Pikir

Minat belajar siswa dalam proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh

kemampuan komunikasi guru. Dalam hal ini, kemampuan komunikasi

pembelajaran guru merupakan variabel bebas atau variabel X yang menjadi sebab

perubahan atau timbulnya variabel Y. Sedangkan minat belajar siswa merupakan

variabel terikat atau variabel Y yang merupakan akibat dari variabel X. Berikut

akan ditampilkan bagan yang menunjukkan pengaruh kemampuan komunikasi

pembelajaran guru terhadap minat belajar siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri 9

Bone.

Kemampuan komunikasi guru : Minat belajar siswa :

o Komunikasi verbal o Faktor internal

o Komunikasi non verbal o Faktor eksternal

Gambar 2.1    Kerangka Pikir


27

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis digunakan untuk memberikan jawaban sementara atau membuat

prediksi terhadap adanya hubungan antar kelompok, atau adanya hubungan antar

variabel (Sugiyono, 2014:117). Dalam melakukan penelitian kuantitatif, hipotesis

penelitian sangat penting untuk dirumuskan.

Tujuannya antara lain: (1) memberi informasi tentang bagaimana variabel

yang hendak dikaji berhubungan satu sama lain; (2) mengarahkan peneliti untuk

mengumpulkan data agar dapat menguji teori dan menentukan hasil untuk

menerima atau menolak; (3) mempersiapkan kerangka acuan untuk melaporkan

temuan dan kesimpulan studi yang dilakukan. Kemudian, dalam merumuskan

hipotesis terdapat beberapa karakteristik yang perlu diperhatikan untuk

menentukan kelayakan suatu hipotesis.

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka piker di atas, maka yang

menjadi hipotesis pada penelitian ini adalah :

H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara komunikasi guru dengan

minat belajar siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri 9 Bone.

H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara komunikasi guru

dengan minat belajar siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri 9 Bone.

Anda mungkin juga menyukai