Anda di halaman 1dari 11

PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN PENDIDIKAN SAINS VII

UKSW

PENGUJIAN PEMBERLAKUAN RUMUS SEGITIGA BOLA


DALAM PENENTUAN ARAH KIBLAT SHOLAT

Galuh Kusuma Wardhani, Wahyu Kurniawan, Natalia Dianing


Gulita, Wahyu Hari Kristiyanto
Progdi Fisika dan Pendidikan Fisika, FSM, UKSW
Email: beauty_tayuya@yahoo.com

A. Pendahuluan yaitu (1) memanfaatkan bayang-bayang


Kata Kiblat berasal dari kata Arab al- kiblat, (2) memanfaatkan arah utara
qiblah yang berarti arah. Kiblat dalam geografis (truenorth), dan (3) mengamati/
konteks sebagai arah dalam menjalankan memperhatikan ketika matahari tepat berada
ibadah shalat merupakan kewajiban yang di atas Ka’bah. Arah bayangan matahari
disyariatkan kepada setiap muslim untuk disaat matahari tepat berada di atas ka’bah
menghadapkan arah pandangan dan seluruh yaitu pada tanggal 28 Mei (Kadang-kadang
tubuh ke arah Ka’bah, Mekah. Walaupun terjadipada tanggal 27 Mei untuk tahun
dalam hukum syara’ tidak mutlak Kabisat) pukul 12.18 waktu Mekah atau
mewajibkan sholat harus tepat atau arahnya 09.18 UT dan tanggal 16 Juli (tahun pendek)
tidak boleh melenceng sedikitpun. Persoalan atau 15 Juli (tahun kabisat) pukul 12.27
ini akan menjadi berbeda jika kondisi ini waktu Mekah atau 09.27 UT
dilaksanakan di berbagai negara yang jauh (www.scribd.com/doc/73184292/8/C-
dari Ka’bah seperti di Indonesia. Terjadinya Penentuan-Arah-Kiblat).
selisih sudut 1 derajat dari arah kibat di
Indonesia akan akan menyebabkan Metode penentuan arah kiblat ada
pergeseran sebesar 140 kilometer di Utara banyak cara selain menggunakan patokan
atau Selatan Mekkah matahari tersebut, salah satunya
(http://rukyatulhilal.org/arah- menggunakan rumus Segitiga Bola/metode
kiblat/index.html). Seharusnya tempat yang geografis yang didasarkan dari turunan ilmu
akan digunakan untuk sholat terutama masjid geodesi. Rumus segitiga Bola ini akan
sudah diarahkan tepat menghadap ke arah menghasilkan sudut yang berasal dari arctan
kiblat yang tidak harus merombak bangunan K yang diukur dari arah utara bumi ke arah
mihrab namun cukup arah shafnya saja. barat sebesar arah K tersebut. Penentuan arah
utara umumnya menggunakan kompas
Pada umumnya beberapa masjid yang dimana magnet bebas kutub-kutubnya akan
telah dibangun di Indonesia, menggunakan 3 menunjukkan arah utara dan selatan bumi.
metode dalam penentuan arah kiblat tersebut

1
PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN PENDIDIKAN SAINS VII
UKSW

Berdasarkan sumber yang dikutip dari berkiblat ke Ka'bah itu benar dari Allah
ilmu falak bahwa menggunakan kompas
tidak tepat karena arah yang ditunjukkan
oleh kompas adalah arah yang merujuk
kepada arah utara magnet. Arah utara magnet
ternyata tidak mesti sama dengan arah utara
sebenarnya. Perbedaan arah utara ini disebut
sebagai sudut serong magnet atau deklinasi
yang juga berbeda diseitap tempat dan selalu
berubah sepanjang tahun. Satu lagi masalah
yang bisa timbul dari menggunakan kompas
ialah tarikan gravitasi setempat dimana ia
terpengaruh oleh bahan-bahan logam atau
arus listrik di sekeliling kompas yang
digunakan.
Dari pernyataan tersebut diatas kompas
tidak disarankan sebagai alat untuk
menentukan arah kiblat, padahal umumnya
menentukan arah utara menggunakan
kompas dan perlu juga diketahui sudut
deklinasi dari kompas. Tampak bahwa perlu
diteliti bagaimana ketidaktepatan
penggunaan kompas dalam penentuan arah
kiblat.

B. Perumusan Masalah
Seberapa besar penyimpangan
penentuan arah kiblat menggunakan kompas
berdasarkan rumus Segitiga Bola ?
C. Tujuan
Mengukur sudut arah kiblat dan utara
menggunakan kompas dan
membandingkannya dengan perhitungan
rumus Segitiga Bola.

D. Kajian Teori

1. Dalil Al-Quran Berkaitan Arah Kiblat

Surah Al-Baqarah ayat 149 :


Artinya :"Dan dari mana saja engkau
keluar (untuk mengerjakan shalat)
hadapkanlah mukamu ke arah Masjidil
Haram (Ka'bah). Sesunggunya perintah

2
PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN PENDIDIKAN SAINS VII
UKSW
(tuhanmu) dan ingatlah Allah
tidak sekali-kali lalai akan segala
apa yang kamu lakukan".

Surah Al-Baqarah ayat 150:


Artinya: "Dan dari mana saja
engkau keluar (untuk mengerjakan
solat) maka hadapkanlah mukamu
ke arah Masjidil Haram (Ka'bah)
dan dimana sahaja kamu berada
maka hadapkanlah muka kamu ke
arahnya, supaya tidak ada lagi
sebarang alasan bagi orang yang
menyalahi kamu, kecuali orang
yang zalim diantara mereka (ada
saja yang mereka jadikan
alasannya). Maka janganlah kamu
takut kepada cacat cela mereka dan
takutlah kamu kepada-Ku semata-
mata dan supaya Aku sempurnakan
nikmat-Ku kepada kamu, dan juga
supaya kamu beroleh petunjuk
hidayah (mengenai perkara yang
benar)".

2. Perhitungan / hisab arah


kiblat a). Koordinat
Posisi Geografis
Setiap lokasi di permukaan bumi
ditentukan oleh dua bilangan yang
menunjukkan kooordinat atau posisinya.
Koordinat posisi ini masing-masing
disebut Latitude (Lintang) dan
Longitude (Bujur). Sesungguhya angka
koordinat ini merupakan angka sudut
yang diukur dari pusat bumi sampai
permukaannya. Acuan pengukuran dari
suatu tempat yang merupakan
perpotongan antara garis Ekuator dengan
Garis Prime Meridian yang melewati
kota Greenwich Inggris. Titik ini berada
di Laut Atlantik kira-kira 500 km di
Selatan kota Accra Rep. Ghana Afrika.

3
PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN PENDIDIKAN SAINS VII
UKSW

Gambar 1.Peta datar seluruh permukaan bumi

Satuan kooordinat lokasi dinyatakan Longitude 110° 47’ BT bisa ditulis 110° 47’
dengan derajat, menit busur dan
E atau +110° 47’.
detik busur dan disimbolkan dengan ( °, ', " )
misalnya 110° 47’ 9” dibaca 110 derajat 47
b). Ilmu Ukur Segitiga Bola
menit 9 detik. Dimana 1° = 60’ = 3600”. Dan
Ilmu ukur segitiga bola atau disebut juga
perlu diingat bahwa walaupun menggunakan
dengan istilah trigonometri bola (spherical
kata menit dan detik namun ini adalah satuan
trigonometri) adalah ilmu ukur sudut bidang
sudut dan bukan satuan waktu.
datar yang diaplikasikan pada permukaan
Latitude disimbolkan dengan huruf
berbentuk bola yaitu bumi yang kita tempati.
Yunani φ (phi) dan Longitude disimbolkan
Ilmu ini pertama kali dikembangkan para
dengan λ (lamda). Latitude atau Lintang
ilmuwan muslim dari Jazirah Arab seperti Al
adalah garis vertikal yang menyatakan jarak
Battani dan Al Khawarizmi dan terus
sudut sebuah titik dari lintang nol derajat
berkembang hingga kini menjadi sebuah
yaitu garis Ekuator. Lintang dibagi menjadi
ilmu yang mendapat julukan Geodesi.
Lintang Utara (LU) nilainya positif (+) dan
Segitiga bola menjadi ilmu andalan tidak
Lintang Selatan (LS) nilainya negatif (-)
hanya untuk menghitung arah kiblat bahkan
sedangkan Longitude atau Bujur adalah garis
termasuk jarak lurus dua buah tempat di
horisontal yang menyatakan jarak sudut
permukaan bumi.
sebuah titik dari bujur nol derajat yaitu garis
Sebagaimana sudah disepakati secara
Prime Meridian. Bujur dibagi menjadi Bujur
umum bahwa yang disebut arah adalah
Timur (BT) nilainya positif (+) dan Bujur
“jarak terpendek” berupa garis lurus ke suatu
Barat (BB) nilainya negatif (-). Untuk
tempat sehingga Kiblat juga menunjukkan
standard internasional angka longitude dan
arah terpendek ke Ka’bah. Karena bentuk
latitude menggunakan kode arah kompas
bumi yang bulat, garis ini membentuk busur
yaitu North (N), South(S), East (E) dan West
besar sepanjang permukaan bumi. Lokasi
(W). Misalnya Yogyakarta berada di
Ka’bah berdasarkan pengukuran
menggunakan
4
PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN PENDIDIKAN SAINS VII
UKSW
Global Positioning System (GPS) maupun

5
PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN PENDIDIKAN SAINS VII
UKSW

menggunakan software Google Earth secara ° = derajat ‘ = menit busur dan “ = detik
astronomis berada di 21° 25' 21.04" Lintang busur
Utara dan 39° 49' 34.04" Bujur Timur.
Angka tersebut dibuat dengan ketelitian Arah Ka’bah dapat diketahui dari setiap titik
cukup tinggi. Namun untuk keperluan praktis di permukaan bumi, maka untuk menentukan
perhitungan tidak perlu sedetil angka arah kiblat dapat dilakukan dengan
tersebut. Biasanya yang digunakan adalah : menggunakan Ilmu Ukur Segitiga Bola
(Spherical Trigonometri). Penghitungan dan
φ = 21° 25’ LU dan λ = 39° 50’ BT (1° = pengukuran dilakukan dengan derajat sudut
60’ = 3600”) dari titik kutub Utara, dengan menggunakan
alat bantu mesin hitung atau kalkulator.

Untuk perhitungan arah kiblat, ada 3


buah titik yang harus dibuat, yaitu :

1. Titik A, diletakkan di
Ka’bah (Mekah)
2. 2. Titik B, diletakkan di
lokasi yang akan ditentukan
arah kiblatnya.
3. Titik C, diletakkan di titik
kutub utara.

Gambar 2. Ilustrasi Rumus Segitiga Bola

Titik A dan titik C adalah dua titik yang Pembuatan gambar segitiga bola seperti di
tetap, karena titik A tepat di Ka’bah dan titik atas sangat berguna untuk membantu
C tepat di kutub Utara sedangkan titik B menentukan nilai sudut arah kiblat bagi suatu
senantiasa berubah tergantung lokasi mana tempat dipermukaan bumi ini
yang akan dihitung arah Kiblatnya.Bila dihitung/diukur dari suatu titik arah mata
ketiga titik tersebut dihubungkan dengan angin ke arah mata angin lainnya, misalnya
garis lengkung permukaan bumi, maka diukur dari titik Utara ke Barat (U-B), atau
terjadilah segitiga bola ABC, seperti pada diukur searah jarum jam dari titik Utara
gambar. Ketiga sisi segitiga ABC di samping (UTSB).
ini diberi nama dengan huruf kecil dengan Untuk perhitungan arah kiblat, hanya
nama sudut didepannya masing-masing sisi diperlukan dua data :
a, sisi b dan sisi c. 1). Koordinat Ka’bah φ = 21o 25’ LU dan
Dari gambar di atas, dapatlah λ = 39o 50’ BT.
diketahui bahwa yang dimaksud dengan
2). Koordinat lokasi yang akan dihitung arah
perhitungan Arah Kiblat adalah suatu
kiblatnya.
perhitungan untuk mengetahui berapa besar
nilai sudut K di titik B, yakni sudut yang
Sedangkan data lintang dan bujur tempat
diapit oleh sisi a dan sisi c.
lokasi kota yang akan dihitung arah
kiblatnya dapat diambil dari berbagai sumber
6
PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN PENDIDIKAN SAINS VII
UKSW
diantaranya : Atlas Indonesia dan
Dunia,

7
PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN PENDIDIKAN SAINS VII
UKSW

Taqwim Standar Indonesia, Tabel Geografis


Kota-kota Dunia, situs Internet maupun
lewat pengukuran langsung menggunakan
piranti Global Positioning System (GPS).

Tabel 1. Data dan Rumus Arah Kiblat yang Digunakan


No INDONESIA NILAI ARAB INTERNASIONAL SIMBOL
1 Lintang( LU / LS + / - ‘Ardul balad Latitude (U/S) phi = φ
)
2 Bujur( BT / BB ) + / - Thululbalad Longitude (E/W) lambda = λ

Data geografis Ka’bah di Makkah : φk = 21° 25’ LU dan λk = 39°


50’ BT (diringkas) Kutub utara dan kutub selatan magnet
bumi tidak berimpit dengan kutub utara
dan kutub selatan bumi. Hal ini
menyebabkan kutub utara dan kutub
selatan magnet jarum kompas tidak
menunjukkan arah utara dan selatan
geografis, sehingga membentuk sebuah
sudut yang disebut Deklinasi (D). Sudut
deklinasi adalah sudut yang dibentuk
oleh kutub utara-selatan jatum kompas
terhadap arah utara-selatan geografis.
Didaerahyang tepat diatas garis jarum kompas dalam Namun jika
Dalam ilmu segitiga bola terdapat banyak khatulistiwa, posisi keadaan seimbang.
sekali rumus yang dapat digunakan untuk
menghitung arah kiblat serta arah kiblat serta dibawa mendekati kutub bumi jarum kompas akan condong keatas atau keb
menghitung jarak dari ka’bah ke lokasi
tertentu.

3. Kompas
Jarum kompas selalu menunjuk arah
utara dan selatan disebabkan tertarik oleh
kutub selatan dan kutub utara magnet
bumi. Kutub utara jarum kompas tertarik
oleh kutub selatan magnet bumi yang
berada disekitar kutub utara bumi.
Sedangkan kutub selatan kompas tertarik
(web586.blogspot.com/2012/07/teori-
oleh kutub utara magnet bumi yang kemagnetan-bumi.html)
terdapat disekitar kutub selatan bumi.
E. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan
adalah eksperimen laboratorium lapang.
Sampel pada penelitian ini adalah 6 masjid
yang ada di Kota Salatiga. Penentuan
besrnya

8
PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN PENDIDIKAN SAINS VII
UKSW
sudut berdasarkan rumus Segitiga Bola penyimpangan sudut diperoleh dari selisih

tan K  sin tA  k  hasil pengitungan dan pengukuran tersebut


,
cos tA . tan  k  sin tA .costA  k diatas.

dimana sudut-sudut Lintang dan Bujur lokasi F. Hasil dan Pembahasan


sampel masjid dan ka’bah ditentukan dari Untuk menghitung rumus Segitiga bola,
software google earth. Pengukuran sudut data pertama yang diperlukan adalah
yang dibentuk arah kiblat sampel terhadap
koordinat lintang (t )dan bujur tempat ( t )
arah utara dilakukan dengan cara mengukur
besar sudut antara panah yang merupakan yang diperoleh dari software Google
arah kiblat sampel terhadap arah utara Earth. Di bawah ini salah satu cara untuk
kompas di lokasi tersebut. Penentuan mendapatkannya.

Lokasi Sampel (Masjid A)

Koordinat Sampel
(Masjid A) =
t 7o18'LS dant 110o 29'BT

Gambar 4. Tampilan Google Earth untuk sampel masjid A dengan koordinat 70 18’
56.83’’LS dan 110029’37.04’’
Dengan menerapkan contoh diatas,dari 6 data
sampel yang diteliti didapatkan Koordinat Dari tabel diatas diperoleh koordinat sampel
Lintang dan Bujur yang disajikan dalam dan dapat dihitung sudut K dalam rumus
tabel dibawah ini. Segitiga Bola (diketahui: φk = 21° 25’ LU
Tabel 2. Lintang dan Bujur sampel dan λk = 39° 50’ BT ) dengan cara :
yang diperoleh dari Google Earth

No Nama LS( t ) BT( t )


Masjid 1 derajad  60 menit busur
1 Masjid 7 18’ 56.83’’
0
110029’37.04’’
A t (masjidA)  7  18 / 600
  110  29 60
0
2 Masjid 7019’46.95’’ 110029’55.53’’
B t (masjidA)

3 Masjid 7018’19.40’’ 110029’26.79’’


C

4 Masjid 7018’19.71’’ 110029’21.69’’


D
5 Masjid 7019’19’’ 110029’59,64’’
E

6 Masjid 7019’10,72’’ 110029’49,64’’


F 9
PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN PENDIDIKAN SAINS VII
UKSW

Tabel 3. Hasil perhitungan rumus


Segitiga Bola
Sample
No K(derajad)
Masjid
1 Masjid A 69,81038437
2 Masjid B 69,81038437
3 Masjid C 69,81627486
4 Masjid D 69,81038437
5 Masjid E 69,81038437
6 Masjid F 69,81627486

Sudut yang dibentuk dari 00Utara – berhimpit dengan garis arah kiblat=62,50

Gambar 5. Pengukuran arah kiblat pada masjid dengan sudut kiblat terhadap arah kompas 62,5 0

Tabel 4. Pengukuran sudut dari utara


Tabel 5. Perbandingan antara perhitungan dan pengukuran sudut kiblat.
kompas ke barat hingga
berhimpit dengan arah kiblat Pengukuran
No Nama Masjid K
sampel kompas ( ) Selisih K
1 A 69,81038437 62,5 7,310384
No Nama Masjid Pengukuran 2 B 69,81038437 62,5 7,310384
Kompas 3 C 69,81627486 77 7,18373
1 A 62,5
2 B 62,5 4 D 69,81038437 52,5 17,31038
3 C 77 5 E 69,81038437 57,5 12,31038
4 D 52,5 6 F 69,81627486 80 10,1837
5 E 57,5
6 F 80

1
PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN PENDIDIKAN SAINS VII
UKSW

Dari tabel diatas tampak bahwa selisih


penghitungan dan pengukuran arah kiblat
memiliki selisih yang cukup besar yaitu
antara 7-17 derajat. Selisih ini salah satunya
dapat disebabkan oleh adanya sudut
deklinasi kompas yaitu sudut antara kutub
magnet bumi dan kutub bumi. Karena sudut
deklinasi bumi setiap tahun berubah-ubah
maka berdasarkan penyimpangan yang
terukur tersebut tidak disarankan
menggunkan kompas untuk mendapatkan
arah kiblat yang teliti dan tepat.

G. Kesimpulan dan Saran


Sudut kiblat dapat dihitung dengan
menggunakan rumus Segitiga Bola
berdasarkan titik kooordinat masjid dengan
menggunakan bantuan software Google
Earth. Terdapat perbedaan sudut
penyimpangan antara perhitungan rumus
segitiga bola dan pengukuran menggunakan
kompas. penyimpangan antara perhitungan
dan pengukuran mengindikasikan bahwa
penggunaan kompas untuk mendapatkan arah
kiblat tidak teliti dan tidak tepat.
Walaupun terdapat selisih antara perhitungan
dan pengukuran ini namun penggunaan
kompas untuk menentukan arah kiblat sangat
menarik sebagai penerapan dari pembelajaran
dari konsep kemagnetan yang dapat diberikan
kepada siswa atau mahasiswa.

H. Daftar Pustaka
Anonim. 2009 . Pedoman Hisab
Muhammadiyah.Yogyakarta: Majelis
Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah
Raharto, Moedji. “Posisi Matahari untuk
Penentuan Awal WaktuSalat dan
Bayangan Arah Kiblat” makalah
disampaikan dalam Workshop Nasional
Mengkaji Ulang Penentuan AwalWaktu
Salat & Arah Kiblat , Yogyakarta
Auditorium UII, 7April 2001, p. 8.
www.rukyatulhilal.org/arah-kiblat/index.html
www.scribd.com/doc/73184292/8/C-
Penentuan-Arah-Kiblat
web586.blogspot.com/2012/07/teori-
kemagnetan-bumi.html

Anda mungkin juga menyukai