Anda di halaman 1dari 5

e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 4 Nomor 2, Juli 2016

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN POLA MAKAN DENGAN


PERUBAHAN INDEKS MASSA TUBUH PADA MAHASISWA
SEMESTER 2 PROGRAMSTUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN

Koko Nugroho
Mulyadi
Gresty Natalia Maria Masi

Program studi ilmu keperawatan


Fakultas kedokteran
Email : Kokonugroho04@gmail.com

Abstract: Body Mass Index (BMI) is a simple method used to assess the nutritional status of an
individual. BMI is an inexpensive and simple method for measuring the nutritional status but can
not measure body fat directly. The purposethis study to determine the relationship of physical
activity and diet with changes in body mass index (BMI) in the second semester students study
program of nursing science faculty of medicine UNSRAT Manado. Thesamples in this study is
numbered 72 respondents. The design studyused is descriptive analytic research using cross
sectional design approach and the data collected from respondents using questionnaires. The
research resultsbased pearson Chi-Square there is a significant relationship between physical
DFWLYLW\ ZLWK FKDQJHV LQ ERG\ PDVV LQGH[ LQ ZKLFK WKH YDOXH RI . DQG IRU D GLHW ZLWK D ERG\
PDVV LQGH[ FKDQJHV WKHUH LV QR UHODWLRQVKLS LQ ZKLFK WKH YDOXH RI . The conclusionsThis
research shows that physical activity There is a relationship with a body mass index PSIK FK
second semester students UNSRAT Manado, whereas for relations diet with a body mass index of
second semester students PSIK FK UNSRAT Manado there was no correlation. The
recommendationfor students PSIK FK UNSRAT order to perform physical activity intensity is
slightly increased to prevent the occurrence of overweight.

Keywords: Physical Activity, Diet, Body Mass Index.

Abstrak: Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah metode sederhana yang digunakan untuk menilai
status gizi seorang individu. IMT merupakan metode yang murah dan mudah dalam mengukur
status gizi namun tidak dapat mengukur lemak tubuh secara langsung. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui hubungan aktivitas fisik dan pola makan dengan perubahan indeks massa tubuh (IMT)
pada mahasiswa semester 2 program studi ilmu keperawatan fakultas kedokteran unsrat manado.
Sampel pada penelitian ini yaitu berjumlah 72 responden. Desain penelitian yang digunakan
adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan rancangan pendekatan Cross sectional
dan data dikumpulkan dari responden menggunakan kuesioner. Hasil Penelitian berdasarkan
pearson Chi-Square terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan perubahan
LQGHNV PDVVD WXEXK GLPDQD QLODL . 008 dan untuk pola makan dengan perubahan indeks massa
WXEXK WLGDN WHUGDSDW KXEXQJDQ GLPDQD QLODL . Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan
bahwa Terdapat hubungan aktivitas fisik dengan indeks massa tubuh mahasiswa semester 2 PSIK
FK UNSRAT Manado,sedangkan untuk hubungan pola makan dengan indeks massa tubuh
mahasiswa semester 2 PSIK FK UNSRAT Manado tidak terdapat hubungan. Saran untuk
mahasiswa PSIK FK UNSRAT agar dapat melakukan aktivitas fisik dengan intensitas yang sedikit
ditingkatkan untuk mencegah terjadinya kelebihan berat badan.
Kata kunci : Aktivitas Fisik, Pola Makan, Indeks Massa Tubuh.

1
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 4 Nomor 2, Juli 2016

PENDAHULUAN terjadinya perubahan pola makan masyarakat


Masalah gizi di Indonesia saat ini yang merujuk pada pola makan tinggi kalori,
dikenal dengan masalah gizi ganda (double lemak dan kolesterol, dan tidak diimbangi
burden). Maksudnya disuatu sisi masalah gizi dengan aktivitas fisik dapat menimbulkan
kurang masih banyak disisi lain masalah gizi masalah gizi lebih.
terus meningkat, hal ini terjadi disetiap Selain aktivitas fisik, Menurut
kelompok usia mulai di perkotaan sampai (Sulistyoningsih, 2011) ketidakseimbangan
pedesaan. Gizi kurang dapat meningkatkan antara asupan gizi atau kecukupan zat gizi
risiko terhadap penyakit infeksi dan gizi lebih akan menimbulkan masalah gizi, Baik itu
dengan akumulasi lemak tubuh yang berlebih berupa masalah gizi lebih maupun gizi
dapat meningkatkan risiko menderita penyakit kurang. Masalah gizi pada remaja usia 16-19
degenerative (Depkes RI 2010). tahunakan berdampak negatif pada penurunan
Menurut World Health Organitation konsentrasi belajar dan penurunan kesegaran
(WHO 2010) kelebihan berat badan jasmani, banyak penelitian telah dilakukan
(Overweight) dan kegemukan (Obesity) menunjukan kelompok remaja mengalami
merupakan factor resiko penyebab kematian masalah gizi, faktor yang menyebabkan
ke-5 didunia. Setidaknya ada 2,8 juta masalah gizi diantaranya adalah pola makan
penduduk didunia meninggal akibat yang salah. Pola makan yang dapat diamati
komplikasi obesitas, 23% menderita penyakit meliputi frekuensi makan, waktu makan dan
jantung iskemik, dan 7% sampai 41% tingkat konsumsi, (Ginting, 2002)
memiliki resiko terkena kanker pada organ Penelitian yang dilakukan oleh Dewi
tertentu. Untuk memantau status gizi Endah Eko Sulistyowati (2006) terdapat
seseorang yang berhubungan dengan hubungan pola makan dengan indeks massa
kelebihan dan kekurangan berat badan adalah tubuh (IMT) mahasiswa sekolah tinggi ilmu
dengan IMT (Supariasa, 2013). kesehatan ngudi waluyo surya, hal ini tampak
Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah menggambarkan bahwa pola makan yang
metode sederhana yang digunakan untuk tidak baik adalah salah satu factor penyebab
menilai status gizi seorang individu. IMT terjadinya berat badan berlebih.
merupakan metode yang murah dan mudah Survey awal yang dilakukan oleh
dalam mengukur status gizi namun tidak penulis pada 8 desember 2015 dikelas A2
dapat mengukur lemak tubuh secara langsung semester 2, dari hasil ukur tinggi badan dan
(Depkes RI 2010). berat badan pada 6 mahasiswa didapatkan
Hasil laporan Riskesdas tahun 2010 hasil 2 mahasiswa dikategorikan berat badan
menunjukkan data bahwa provinsi dengan berlebih dan 4 mahasiswa lainnya
prevalensi IMT kategori overweight pada dikategorikan berat badan normal. Penulis
penduduk berusia diatas 18 tahun terendah juga melakukan wawancara kepada keenam
berada di Nusa Tenggara Timur sebesar mahasiswa, didapatkan hasil 2 diantaranya
13,0% dan prevalensi IMT kategori yang tinggal dikost-kostan mengatakan sering
overweight tertinggi terdapat di Sulawesi mengkonsumsi makan-makanan Junkfood,
Utara sebesar 37,1%. Angka kelebihan berat kebiasaan suka makan malam diatas jam
badan di Indonesia pada perempuan lebih 19.00 WITA dan jarang melakukan olahraga.
tinggi dibanding laki-laki yaitu 26,9% pada Berdasarkan uraian diatas, maka
perempuan dan 16,3% pada laki-laki. penulis tertarik untuk melakukan penelitian
Hidayati dkk, (2010) menjelaskan OHELK ODQMXW WHQWDQJ ³+XEXQJDQ AktivitasFisik
Salah satu faktor yang mempengaruhi status dan Pola Makan dengan Perubahan Indeks
gizi adalah aktivitas fisik. Asupan energi yang Massa Tubuh (IMT) pada
berlebihan dan tidak diimbangi dengan MahasiswaSemester 2 Program Studi Ilmu
pengeluaran energi yang seimbang (dengan Keperawatan Fakultas Kedokteran UNSRAT
kurang melakukan aktivitas fisik) akan Manado´
menyebabkan terjadinya penambahan berat
badan. Perubahan gaya hidup mengakibatkan

2
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 4 Nomor 2, Juli 2016

METODE PENELITIAN Tabel 3. Distribusi frekuensi responden


Desain penelitian merupakan wadah berdasarkan indeks massa tubuh (IMT)
menjawab pertanyaan penelitian atau menguji IMT Frekuensi %
kesahiaan hipotesis (Setiadi, 2007). Jenis Kurang 24 33,3
penelitian yang digunakan adalah penelitian Normal 25 34,7
deskriptif analitik dengan menggunakan Lebih 23 31,9
rancangan pendekatan Cross sectional, Total 72 100
dimana semua data yang menyangkut variabel Sumber : Data Primer 2016
penelitian di ukur 1 kali pada waktu yang Data yang ada pada tabel 5.3 diatas
bersamaan (point time approach). terlihat bahwa dari 72 responden, mayoritas
Populasi penelitian ini adalah seluruh indeks massa tubuh responden adalah normal
mahasiswa semester 2 yang mengikuti berjumlah 25 orang (34,7%).
perkuliahan di Program Studi Ilmu
Keperawatan FK UNSRAT MANADO tahun Tabel 4. Hasil Analisis Hubungan Aktivitas
ajaran 2016. Teknik pengambilan sampel Fisik Dan Pola Makan Dengan Indeks
menggunakan total sampling dengan jumlah Massa Tubuh Mahasiswa Semester 2 PSIK
78 mahasiswa yang memenuhi kriteria inklusi FK UNSRAT
dan eksklusi. Kriteria inklusi: mahasiswa laki- Indeks Massa Tubuh
laki/perempuan, mahasiswa yang hadir saat Total p
Aktivitas Kurang Normal Lebih
pengambilan data. Kriteria eksklusi: Fisik n n n n
mahasiswa yang tidak masuk (sakit atau alpa) % % % %
pada saat pengambilan data, mahasiswa yang 10 19 2 22
tidak bersedia menjadi responden. Ringan 0
13,9 13,9 2,8 30,6
,
11 12 10 33
HASIL DAN PEMBAHASAN Sedang 0
15,3 16,7 13,9 45,6
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden 0
3 3 11 17
Berdasarkan Aktivitas Fisik Berat 8
4,2 4,2 15,3 23,6
Aktivitas Fisik Frekuensi % 24 25 23 17
Ringan 22 30,6 Total
33,3 34,7 31,9 100
Sedang 33 45,8 Sumber : Data Primer 2016
Berat 17 23,6 Berdasarkan uji statistik menggunakan
Total 72 100% Pearson Chi-Square,diperoleh p value =
Sumber : Data Primer 2016 0,008. Nilai p LQL OHELK NHFLO GDUL QLODL . .
Data yang ada pada tabel 5.1 diatas terlihat 0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa
bahwa dari 72 responden, mayoritas aktivitas terdapat hubungan signifikan antara hubungan
fisik responden adalah aktivitas sedang yang aktivitas fisik dan indeks massa tubuh
berjumlah 33 orang (45,8%). mahasiswa semester 2 program studi ilmu
keperawatan fakultas kedokteran UNSRAT
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden MANADO.
Berdasarkan Pola Makan Menurut Almatsier, (2002) aktifitas
Pola Makan Frekuensi % fisik adalah gerakan yang dilakukan otot-otot
Baik 38 52,8 tubuh dan sistem penunjangnya. Selama
Tidak Baik 34 47,2 melakukan aktifitas fisik, otot membutuhkan
Total 72 100 energi untuk menghantarkan zat-zat gizi dan
Sumber : Data Primer 2016 oksigen ke seluruh tubuh dan mengeluarkan
Data yang ada pada tabel 5.2 diatas sisa-sisa tubuh. Banyaknya energi yang
terlihat bahwa dari 72 responden, mayoritas dibutuhkan tergantung pada berapa banyak
pola makan responden adalah baik berjumlah otot yang bergerak, berapa lama dan berapa
38 responden (52,8%). berat pekerjaan yang dilakukan

3
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 4 Nomor 2, Juli 2016

Menurut Virgianto dan Purwaningsih, (2006) variabel pola makan dengan indeks massa
kurangnya aktivitas fisik menyebabkan tubuh.
banyak energi yang tersimpan sebagai lemak, Pola makan sangat dipengaruhi oleh
sehingga orang-orang yang kurang melakukan lingkungan sekitar. Remaja lebih menyukai
aktivitas cenderung menjadi gemuk. Hal ini makanan dengan kandungan natrium dan
menjelaskan bahwa tingkat aktivitas fisik lemak yang tinggi tetapi rendah vitamin dan
berkontribusi terhadap kejadian berat badan mineral, seperti camilan dan fast food yang
berlebih terutama kebiasaan duduk terus- sudah dijelaskan sebelumnya. Makanan
menerus, menonton televisi, penggunaan cemilan tersebut biasanya padat energi, tinggi
komputer dan alat-alat berteknologi tinggi natrium dan lemak, serta rendah vitamin dan
lainnya. mineral (Antipatis dan Gill, 2001; David R,
Menurut Mujur, (2011) aktivitas fisik 2006). Selain itu rasa suka yang berlebihan
merupakan faktor resiko dari kejadian terhadap makanan tertentu menyebabkan
overweight, yaitu anak yang beraktivitas fisik kebutuhan gizi tak terpenuhi dengan optimal
ringan berhubungan bermakna terhadap berat (Nurhaedar, 2012).
badan lebih. Dalam penelitian ini, peneliti
Oleh karena itu, untuk mencegah melakukan penelitian yang dilakukan di PSIK
kelebihan berat badan dan obesitas pada FK UNSRAT Manado dimana tempat ini
mahasiswa perlu dilakukan aktivitas fisik berada di dekat pusat kota dengan pola
yang sesuai, aman dan efektif dalam upaya kebudayaan yang tidak banyak memiliki
menurunkan berat badan. Seperti dengan pantangan dan larangan makanan tertentu,
berolahraga teratur dan terkontrol, karena sehingga zat-zat gizi yang dibutuhkan mampu
akan membantu memelihara berat badan yang dipenuhi dengan mudah.
optimal, karena gerak yang dilakukan saat Oleh karena itu kebanyakan pola
berolahraga sangat berbeda dengan gerak saat makan responden baik. Banyak responden
menjalankan aktivitas sehari-hari seperti yang menjaga pola makan dan asupan gizi
berdiri, duduk atau hanya menggunakan mereka agar tetap seimbang karena takut
tangan. untuk memiliki berat badan yang berlebih
atau dengan kata lain gemuk.
Tabel 5. Hasil Analisis Hubungan Pola Hasil penelitian ini dapat terlihat bahwa pola
Makan dengan Indeks Massa Tubuh makan yang baik maka resiko kekurangan
Mahasiswa Semester 2 PSIK FK UNSRAT berat badan maupun resiko kelebihan berat
Indeks Massa Tubuh badan berlebih dapat dihindari.
Total p
Pola Kurang Normal Lebih
Makan n n n n SIMPULAN
% % % % Dari hasil penelitian yang dilakukan
12 14 12 38 0 pada Mahasiswa Semester 2 di Program Studi
Baik Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
16,7 19,4 16,7 52,8 ,
Tidak 12 11 11 34 9 UNSRAT MANADO, dapat ditarik
Baik 16,7 15,3 15,3 47,2 1 kesimpulan yaitu: sebagian besar mahasiswa
3 semester 2 PSIK FK UNSRAT Manado
24 25 23 72 memiliki aktivitas fisik sedang; sebagian
Total besar mahasiswa semester 2 PSIK FK
33,3 34,7 31,9 100
Sumber : Data Primer 2016 UNSRAT Manado memiliki pola makan baik;
Hasil analisis bivariat setelah sebagian besar mahasiswa semester 2 PSIK
dilakukan uji statistik Pearson Chi-Square FK UNSRAT Manado memiliki indeks massa
antara pola makan dengan indeks massa tubuh tubuh normal; terdapat hubungan aktivitas
menunjukkan nilai p value = 0,106 nilai p ini fisik dengan perubahan indeks massa tubuh
OHELK EHVDU GDUL QLODL . . DUWLQ\D mahasiswa semester 2 PSIK FK UNSRAT
tidak terdapat hubungan signifikan antara Manado; tidak terdapat hubungan pola makan
dengan perubahan indeks massa tubuh

4
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 4 Nomor 2, Juli 2016

mahasiswa semester 2 PSIK FK UNSRAT Newby, dkk, (2003). Hubungan pola makan
Manado; dengan indeks massa tubuh remaja.
Nurmalina, I. (2011). Pencegahan dan
DAFTAR PUSTAKA Manajemen Obesitas. Bandung:
Ahmad Jauhari, M.Sc & Nita Nasution, Gramedia
Nutrisi dan
Omondi, Othuon dan Mbagaya, (2012).
Keperawatan.Yogyakartajuni 2013.
Hubungan aktivitas fisik dengan indeks
Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. massa tubuh
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2009
Riskesdes. Badan Kementerian dan
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Pengembangan Kesehatan. (Online)
Rineka cipta URL :www.dinkesjatengprov.go.id2010

Departemen Kesehatan Indonesia, Profil Sari, dkk.(2008). Pengantar Pangan dan Gizi.
Kesehatan Indonesia 2012. Depkes Jakarta: Penebar Swadaya.
RIJakarta
Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset
2010.http://www.depkes.go.id/resources
Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu
/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/profil-kesehatan-indonesia- Sulistyoningsih, H. (2011). Gizi Untuk
2012.pdf. Kesehatan Ibu Dan Anak. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Depkes RI. 2009. Jurnal: Obesitas dan
Kurang Aktivitas Fisik Menyumbang Supariasa, I.D.N. (2013).Penilaian Status
30% Gizi. edited by Monica Ester.
Kanker.http://www.indonesia.go.id/id/in Jakarta:EGC.
dex.php?option=com_content&task=vie
w&id =9398&Itemid=698. Uripi.(2002). Menghidangkan Makanan
Rendah Kolestrol. Jakarta :Puspa Swara
DinKes SULUT. (2008).
Profilkesehatanprovinsi Sulawesi Utara WHO,(2010). Population-based Prevention
2008.www.depkes.go.id/downloads/prof Strategies for Childhood
il/prov_sulut_2008.pdf. Obesity.Geneva: WHO
(Diaksespadatanggal 25 Oktober 2015)
WHO, 2010; Physical Activity.In Guide to
Mujur Andriardus, (2010). Hubungan antara Community Preventive
poa makan dan aktivitas fisik dengan Service.http://Repository.usu.ac.id/.
kejadian berat badan berlebih pada
remaja sekolah menengah atas
semarang.

Anda mungkin juga menyukai