Nindita Pinastikasari
Rumah Sakit Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang
Abstract: The emergency of psychiatric is a disturbia of their feelings, thinking and habit
that need an emergency helps because those people can die into regretion or chronical
defect. The most dangerous for themselves or other people and their enviroment, but it can
give advantageous to rise again their feelings, insight, understandings, rise up their power
and the good things for looking the background of feeling disturbia. To help that emergency
of psychiatric are being easy and full of confidence also can be more careful and to know
that the people could being an aggression person. For the next is give information to the
people and tell that vandalism can not be accepted by their enviroment.
ISSN: 0853-8050 59
Nindita Pinastikasari
gasannya tentang konsep mati, cara, waktu, Adanya depresi dengan gejala rasa bersalah
tempat dan akibatnya. dan dosa, rasa putus asa, ingin dihukum
Motivasi bunuh diri bisa disebabkan berat, rasa cemas yang hebat, sangat berku-
oleh: rangnya nafsu makan, seks dan kegiatan
o Penyelesaian masalah frustasi. Karena ke- lain serta adanya gangguan tidur yang be-
cewa dalam hubungan dengan orang lain, rat.
benda/barang, tujuan yang tidak tercapai. Adanya psikosis, terutama yang impulsif
o Balas dendam. serta adanya perasaan curiga, ketakutan dan
o Memperoleh keadaan yang damai dan ten- panik. Keadaan semakin berbahaya jika pa-
tram. sien mendengar suara/halusinasi yang me-
o Hilangnya rasa man dan kepastian akan sta- merintahkan agar dia membunuh dirinya.
tusnya.
o Anggapan sebagai jalan keluar. Tindakan psikiatrik bisa dengan jalan:
o Harus masuk rumah sakit.
Pada tindakan bunuh diri keinginan untuk o Cukup berobat jalan.
mati jauh lebih besar daripada keinginan untuk o Segera dipulangkan dengan pemberian na-
hidup. Disebabkan oleh banyak faktor antara la- sehat-nasehat.
in: Pilihan mana yang diambil bergantung besar
o Penyakit atau kondisi yang beresiko untuk kecilnya bahaya yang mengancam jiwa pelaku.
terjadinya bunuh diri.
o Insomnia berat. Faktor besar-kecilnya resiko bunuh diri:
o Penggunaan alkohol dan obat-obatan. Riwayat pelaku:
o Skizofrenia. - Banyaknya percobaan bunuh diri yang
o Penyakit Fisik. dilakukan.
o Individu dengan orientasi homoseksual. - Seringkali minum obat terlarang.
o Gangguan Stres Pasca Trauma. - Seringkali minum alkohol.
o Riwayat keluarga bunuh diri. - Seringkali melakukan tindak pidana.
o Lain-lain Ciri percobaan bunuh diri:
- Rencana bunuh diri lebih terperinci.
Krisis bunuh diri manifestasinya adalah be- - Lebih banyak menggunakan cara keke-
rupa: rasaan daripada minum obat yang ber-
Ketegangan yang tidak dapat ditahan lagi, lebihan.
perasaan sedih dan putus asa. - Tidak mengharapkan pertolongan sesu-
Adanya isyarat berupa ucapan, ancaman dah percobaan bunuh diri dilakukan.
akan bunuh diri, cerita yang menunjukkan Motivasi:
bosan hidup dan ingin mati atau catatan bu- - Sedikit melakukan hubungan dengan
nuh diri. orang lain.
Jeritan minta tolong diwujudkan dalam - Permusuhan lebih banyak ditujukan
sikap ambivalensi yaitu mempunyai niat pada diri sendiri.
mengakhiri hidupnya pada saat itu juga Status Mental:
menginginkan ada orang lain yang me- - Mengalami gangguan jiwa (Psikosis).
nyelamatkan. Makin besar resiko bunuh diri, makin cepat
akan melakukan percobaan bunuh diri.
Orang-orang yang beresiko tinggi untuk me-
lakukan bunuh diri adalah sebagai berikut: Pemeriksaan yang dilakukan dalam kasus krisis
Orang dengan keinginan mati yang sung- bunuh diri:
guh-sungguh, adanya pernyataan yang ber- o Anamnesis untuk mendapat informasi ten-
ulang-ulang bahwa dia ingin mati, bisa di- tang kesungguhan niat, penyebab dan cara
sertai dengan persiapan terperinci. percobaan bunuh diri.
ISSN: 0853-8050 63
Nindita Pinastikasari
- Gejala obyektif antara lain adalah takikardia,
Gejala Klinik hipotensi ortostatik, conjunctival injectoin,
- Akut: euforia, gangguan koordinasi, ataksia, tremor, ataksia.
nistagmus, gangguan pertimbangan, Res-
pon reflek menurun. Aspirasi paru, depresi Tata laksana pada pasien yang mengalami
pernafasan, koma. intoksikasi ganja adalah dengan menggunakan
- Kronis: perdarahan lambung, pankreatitis, teknik psikoterapi reassurance.
hepatitis, sirosis hepatis, hepatik ensefalo-
pati, hipoglikemia, hipokalemia, Intoksikasi Kafein
hipofosfatemia, hipomagnesia, tiamin de-
fisiensi, alkohol ketoasidosis. - Psychoactive substance: Kopi.
- Penggunaan klinik: anorexiant, Co-analgesic,
Gejala putus alkohol: Diuretic, Sleep suppresant.
- Hiperaktivitas Sistem Syaraf Otonom:
keringat banyak, nadi lebih dari 100, Tre- Mekanisme Toksisitas
mor, insomnia, mual, muntah, halusinasi, - Stimulasi ß1 dan ß2 Adrenergik.
agitasi, ansietas, kejang. - Pelepasan katekolamin endogen.
- Delirium Tremens : muncul setelah 1-5 hr
putus alkohol, gejala : hiperaktivitas, hiper- Dosis Toksik
termia, delirium. - Sekitar 10 gram Kafein.
- Minuman kopi per Cup 200 cc = 50 – 200
Intoksikasi Ganja mg kafein).
ISSN: 0853-8050 65
Nindita Pinastikasari
dengan pengobatan zat pengganti KESIMPULAN
(ketergantungan terkendali).
.23 Kini abstinen tetapi sedang dalam Kegawat daruratan psikiatri adalah
terapi dengan obat aversif atau gangguan alam perasaan, berpikir dan perilaku
penyekat. yang perlu pertolongan segera karena pasien
.24 Kini sedang menggunakan zat dapat meninggal dunia masuk fase regresi atau
(ketergantungan aktif). cacat kronis. Saat paling membahayakan baik
.25 Penggunaan berkelanjutan. bagi diri sendiri maupun orang lain atau
.26 Penggunaan episodik (dipsomania) lingkungannya namun bisa menjadi saat me-
nguntungkan untuk membangun kembali alam
F1x.3. Keadaan Putus Zat. perasaan, insight, pengertian, meningkatkan ke-
.30 Tanpa komplikasi kuatan diri dan saat paling baik untuk mencari
.31 Dengan konvulsi latar belakang gangguan jiwa.
Penanganan kegawatan darurat psikia-
F1x.4. Keadaan Putus Zat dengan delirium trik antara lain adalah, bersikap tenang dan pe-
.40 Tanpa konvulsi nuh percaya diri serta dengan kewaspadaan pe-
.41 Dengan konvulsi. nuh dan menilai kondisi pasien yang berkemu-
ngkinan agresif. Selanjutnya memberikan infor-
F1x.5. Gangguan Psikotik. masi kepada pasien bahwa kekerasan tak dapat
.50 Lir-skizofrenia (schizophrenia-like) diterima oleh lingkungan disekitar pasien.
.51 Predominan waham.
.52 Predominan halusinasi.
.53 Predominan polimorfik. DAFTAR RUJUKAN
.54 Predominan gejala depresi.
.55 Predominan gejala manik. American Psychiatric Association. (1994).
.56 Campuran. Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders. Washington DC.
F1x.6. Sindrom Amnestik.
Eko Sunaryanto, B. (2009). Kegawat Daru-
F1x.7. Gangguan Psikotik Residual atau onset ratan Psikiatri. Tidak
lambat. diterbitkan.
.70 Kilas balik (flashbacks).
.71 Gangguan kepribadian atau Ganong, WF. 1995. Review of Medical
perilaku. Physiology., Appleton&Lange, Nor-
. 72 Gangguan afektif residual. walk, Connecticut.
. 73 Demensia.
. 74 Hendaya kognitif menetap lainnya. Marga, Betty.(2009). Krisis bunuh diri.
. 75 Gangguan psikotik onset lambat. Tidak diterbitkan
F1x.8. Gangguan mental dan perilaku lainnya.
Maslim, R. (2004). Pedoman
F1x.9. Gangguan mental dan perilaku YTT. Penggolongan Diagnosa
(APA, 1994; Maslim, 2004). Gangguan Jiwa Indonesia. ke
Dengan menggunakan pedoman diatas III. Jakarta.
maka dapat lebih mudah mendiagnosa jenis
gangguan jiwa yang disebabkan oleh zat-zat Sadock BJ, Sadock VA. (2000). Comprehensive
psikoaktif. Textbook of Psychiatry. Lippincott Wi-
lliams&Wilkins, A Wolters Kluwer
Company.
ISSN: 0853-8050 67