Anda di halaman 1dari 11

Penatalaksanaan Kegawat Daruratan Psikiatri

Nindita Pinastikasari
Rumah Sakit Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang

Abstract: The emergency of psychiatric is a disturbia of their feelings, thinking and habit
that need an emergency helps because those people can die into regretion or chronical
defect. The most dangerous for themselves or other people and their enviroment, but it can
give advantageous to rise again their feelings, insight, understandings, rise up their power
and the good things for looking the background of feeling disturbia. To help that emergency
of psychiatric are being easy and full of confidence also can be more careful and to know
that the people could being an aggression person. For the next is give information to the
people and tell that vandalism can not be accepted by their enviroment.

Key word: The Emergency, Psychiatric

Kegawat daruratan psikiatri merupakan suatu GADUH GELISAH


kondisi darurat yang perlu penanggulangan se- Kegawat daruratan psikiatrik gaduh ge-
gera karena adanya gangguan perilaku, emosi, lisah dapat disebabkan oleh beberapa hal seba-
proses berpikir yang dapat menimbulkan resiko gai berikut:
terhadap diri sendiri maupun terhadap lingku- o Psikosis (fungsional maupun organik).
ngannya. Psikosis Fungsional: Psikosis reaktif, Ski-
zofrenia, manik depresif, amok dan seba-
Penyebab kegawat daruratan psikiatrik gainya).
adalah: Psikosis Organik: Delirium, demensia, psi-
Bisa hal yang tidak berhubungan dengan kosis berhubungan dengan zat, psikosis ka-
kelainan organis (Psikosis, mania, histeri rena gangguan metabolik, psikosis karena
dissosiatif, gangguan panik dan seba- trauma kepala maupun infeksi pada otak,
gainya). dan sebagainya).
Atau hal yang berhubungan dengan ke- Kecemasan Akut dengan/tanpa
lainan organis/delirium (trauma kapitis, Panik.
drug abuse, stroke, kelainan metabolik, sen- Kebingungan post konvulsi.
sitivitas terhadap obat dan sebagainya). Reaksi disosiasi & keadaan fugue.
Ledakan amarah/temper tantrum.
Kondisi yang masuk kategori kedaruratan
psikiatrik adalah: Penanganan kegawat daruratan psikiatik
Gaduh gelisah. pada gaduh gelisah
Krisis bunuh diri. - Bersikap tenang dan penuh percaya diri
Akibat penggunaan NAPZA atau serta dengan kewaspadaan penuh maka ni-
NARKOBA. lai kondisi pasien yang berkemungkinan
agresif.
o Informasikan kepada pasien bahwa keke-
rasan tak dapat diterima
- Periksa fisik dan wawancarai pasien dengan
Alamat Korespondensi: tutur kata lembut, menenangkan, bantu me-
Nindita Pinastikasari nilai realitas pasien serta beri keyakinan
Tenaga Kesehatan Rumah Sakit Dr. Radjiman bahwa pasien akan mendapat pertolongan.
Wediodiningrat Malang
Jl. Akhmad Yani 15, Lawang, Malang
57
Nindita Pinastikasari
- Kalau mungkin, lepas ikatan apabila kondisi diri sendiri, menyerang orang lain atau
memungkinkan, sambil tetap waspada bah- merusak barang.
wa pasien akan menipu, melarikan diri, me- - Harus dilakukan dengan mengingat, kenya-
ngamuk setelah ikatan dilepas. manan pasien tak terganggu, pemberian
- Sebaliknya informasikan bahwa fiksasi makanan dan obat tetap dapat berlangsung.
akan digunakan bila perlu. - Penjelasan kepada pasien. dan penanggung
- Kalau perlu pamer kekuatan dengan jawab pasien.
menyiapkan tim yang sudah siap - Seharusnya memakai alat yang telah
melakukan fiksasi. disiapkan secara standar maka pengikat
- Medikasi bila dirasa perlu. kulit yang paling aman dan bukan tali.
Metode fiksasi atau dengan pengikatan pa-
Beberapa hal yang perlu curiga adanya da pasien gaduh gelisah
Gangguan Mental Organik bila: - Menggunakan petugas sebanyak empat
- Onset akut. sampai lima orang.
- Episoda pertama. - Menjelaskan pada pasien mengapa harus
- Usia tua. diikat.
- Penyakit fisik atau cidera yang baru terjadi. - Seorang petugas harus selalu terlihat pasien
- Riwayat penyalahgunaan obat. dan menenteramkan untuk menghilangkan
- Adanya halusinasi non auditorik. rasa takut, ketidakberdayaan dan hilangnya
- Adanya gejala neurologik: kejang, kendali pasien.
penurunan kesadaran, nyeri kepala tertentu. - Pasien.diikat dengan tungkai terpisah, satu
- Perubahan penglihatan. lengan diikat di satu sisi dan lengan lain di
- Status mental tertentu. atas kepala.
- Gangguan bicara, berjalan, gait - Pengikatan harus dilakukan sedemikian
- Gambaran katatonik, bradikinesia (Eko, rupa sehingga cairan infus dapat diberikan
2009). jika perlu.
- Kepala pasien agak ditinggikan untuk
Pemeriksaan laboratorium untuk pasien menurunkan perasaan rentan dan meng-
gaduh gelisah akut dengan kecurigaan organik hindari kemungkinan aspirasi.
- Darah lengkap. - Pengikatan harus diperiksa berkala demi
- Elektrolit. keamanan dan kenyamanan pasien.
- Gula darah. - Setelah pasien diikat, dimulai intervensi te-
- Fungsi liver/renal. rapi.
- Urin test untuk NAPZA. - Setelah pasien terkendali, satu ikatan sekali
- Kadar alkohol dalam darah. waktu harus dilepas dengan interval 5 me-
nit, sampai pasien hanya memiliki dua ika-
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada Pa- tan di kaki. Kedua ikatan lainnya harus di-
sien Gaduh Gelisah lepas bersamaan.
- Medikasi hanya bertujuan untuk mengontrol - Selalu mencatat dengan lengkap alasan
target simptom pengikatan, perjalanan terapi dan respon
- Pasien eksaserbasi akut sebaiknya diketahui pada pasien terhadap terapi selama
obat yang sedang atau terakhir dipakai. pengikatan (Eko, 2009).
- Pemberian obat per oral harus segera dimulai
pada hari itu juga.

Fiksasi pada pasien gaduh gelisah ada-


lah:
- Fiksasi yang digunakan untuk penjagaan
atau perawatan pasien agar jangan melukai

58 PSIKOVIDYA VOLUME 13 NOMOR 1 APRIL 2009


Penatalaksanaan Kegawat Daruratan Psikiatri

KEDARURATAN PSIKIATRIK AKIBAT Kematian sebagai penyatuan kembali:


KRISIS BUNUH DIRI. kematian bisa mempunyai arti menenang-
kan karena bisa bersatu dengan orang yang
Percobaan bunuh diri adalah segala usaha sudah meninggal.
perbuatan yang disengaja dilakukan seseorang Kematian sebagai hukuman buat diri sen-
untuk membinasakan dirinya dalam waktu se- diri karena tidak mampu mencintai, merasa
gera. tidak berguna,berdosa karena tidak bisa me-
Gagasan seseorang untuk bunuh diri ngendalikan emosi dan perbuatan agresi.
adalah pikiran atau ide untuk menghabisi nya-
wa sendiri, terdapat pada orang yang peka ter- Menurut Freud, Tingkah laku bunuh diri untuk
hadap stressor, dapat terjadi di segala usia, da- menyatakan amarah dan permusuhan terhadap
pat berlangsung dalam waktu yang lama tanpa seseorang yang dicintai sehingga mengganggu
usaha bunuh diri. keseimbangan insting untuk hidup dan mati.
Perilaku bunuh diri adalah perilaku Proses pikiran tak sadar memainkan peranan
yang disengaja atau tidak, dapat membahaya- sentral dalam perilaku id, ego, superego yang
kan nyawa sendiri. Misalnya: mutilasi diri (me- mengalami konflik dan tidak berdaya.
motong pergelangan tangan, menggigit, mem-
benturkan kepala). Mutilasi diri merupakan Menurut Meninger ada tiga hal pada bunuh diri:
gejala dari gangguan psikiatrik dan penyakit Adanya keinginan untuk membunuh atau
fisik. (Marga, 2009). menyerang.
Adanya keinginan untuk dibunuh dan mati.
Macam-Macam Bunuh Diri Adanya keinginan hukuman pada diri
sendiri.
Emile Durkheim:
Bunuh diri egosentrik adalah bunuh diri Menurut Scheiderman dan Farberow:
yang disebabkan individu tidak berintegrasi o Ancaman bunuh diri (treatened suicide).
dengan masyarakat, kegagalan integrasi da- o Percobaan bunuh diri (attemped suicide).
lam keluarga. o Bunuh diri yang telah dilakukan (commited
Bunuh diri altruistik adalah bunuh diri dise- suicide).
babkan individu terikat tuntutan tradisi khu- o Depresi dengan hendak bunuh diri.
sus (misalnya harakiri), identifikasi yang o Melukai diri sendiri (self destruction).
terlalu kuat dengan suatu kelompok.
Bunuh diri anomik terjadi bila ada gang- Psikodinamika yang terjadi karena
guan keseimbangan integrasi antara indivi- hampir semua orang, sekali waktu dalam hidup-
du dengan masyarakat sehingga masyarakat nya timbul pikiran untuk lebih baik mati saja.
tidak bisa mengatur dan mengawasi kebutu- Motivasi ini sangat kompleks dan apakah buah
hannya. Individu kehilangan pegangan dan pikiran itu menjadi kenyataan terjadilah proses
tujuan serta meninggalkan norma-norma psikologik didalam alam pikirnya tergantung
yang biasa (misalnya: perceraian, peruba- keadaan lingkungan sosial dan fisik serta kea-
han ekonomi yang drastis). daan jiwa dan badan orang itu.
Individu yang mengalami krisis mental
Menurut Herbert Hendin: bila teratasi dengan baik maka akan dapat lebih
Kematian sebagai pelepasan pembalasan mematangkan jiwanya, tetapi bila tidak teratasi
dan bunuh diri untuk mengurangi preoku- maka jatuh ke dalam keadaan yang lebih buruk.
pasi tentang perasaan takut akan kematian. (Marga, 2009).
Kematian merupakan pembunuhan ke be- Niat bunuh diri ini masih terbentur
lakang dan bunuh diri dapat mengganti ke- pada sikap yang ambivalen antara keinginan
marahan atau kekerasan yang tidak dapat untuk hidup dan mati, maka untuk menghilang-
direpresi. kan sikap ambivalensinya dia menjabarkan ga-

ISSN: 0853-8050 59
Nindita Pinastikasari
gasannya tentang konsep mati, cara, waktu,  Adanya depresi dengan gejala rasa bersalah
tempat dan akibatnya. dan dosa, rasa putus asa, ingin dihukum
Motivasi bunuh diri bisa disebabkan berat, rasa cemas yang hebat, sangat berku-
oleh: rangnya nafsu makan, seks dan kegiatan
o Penyelesaian masalah frustasi. Karena ke- lain serta adanya gangguan tidur yang be-
cewa dalam hubungan dengan orang lain, rat.
benda/barang, tujuan yang tidak tercapai.  Adanya psikosis, terutama yang impulsif
o Balas dendam. serta adanya perasaan curiga, ketakutan dan
o Memperoleh keadaan yang damai dan ten- panik. Keadaan semakin berbahaya jika pa-
tram. sien mendengar suara/halusinasi yang me-
o Hilangnya rasa man dan kepastian akan sta- merintahkan agar dia membunuh dirinya.
tusnya.
o Anggapan sebagai jalan keluar. Tindakan psikiatrik bisa dengan jalan:
o Harus masuk rumah sakit.
Pada tindakan bunuh diri keinginan untuk o Cukup berobat jalan.
mati jauh lebih besar daripada keinginan untuk o Segera dipulangkan dengan pemberian na-
hidup. Disebabkan oleh banyak faktor antara la- sehat-nasehat.
in: Pilihan mana yang diambil bergantung besar
o Penyakit atau kondisi yang beresiko untuk kecilnya bahaya yang mengancam jiwa pelaku.
terjadinya bunuh diri.
o Insomnia berat. Faktor besar-kecilnya resiko bunuh diri:
o Penggunaan alkohol dan obat-obatan. Riwayat pelaku:
o Skizofrenia. - Banyaknya percobaan bunuh diri yang
o Penyakit Fisik. dilakukan.
o Individu dengan orientasi homoseksual. - Seringkali minum obat terlarang.
o Gangguan Stres Pasca Trauma. - Seringkali minum alkohol.
o Riwayat keluarga bunuh diri. - Seringkali melakukan tindak pidana.
o Lain-lain Ciri percobaan bunuh diri:
- Rencana bunuh diri lebih terperinci.
Krisis bunuh diri manifestasinya adalah be- - Lebih banyak menggunakan cara keke-
rupa: rasaan daripada minum obat yang ber-
Ketegangan yang tidak dapat ditahan lagi, lebihan.
perasaan sedih dan putus asa. - Tidak mengharapkan pertolongan sesu-
Adanya isyarat berupa ucapan, ancaman dah percobaan bunuh diri dilakukan.
akan bunuh diri, cerita yang menunjukkan Motivasi:
bosan hidup dan ingin mati atau catatan bu- - Sedikit melakukan hubungan dengan
nuh diri. orang lain.
Jeritan minta tolong diwujudkan dalam - Permusuhan lebih banyak ditujukan
sikap ambivalensi yaitu mempunyai niat pada diri sendiri.
mengakhiri hidupnya pada saat itu juga Status Mental:
menginginkan ada orang lain yang me- - Mengalami gangguan jiwa (Psikosis).
nyelamatkan. Makin besar resiko bunuh diri, makin cepat
akan melakukan percobaan bunuh diri.
Orang-orang yang beresiko tinggi untuk me-
lakukan bunuh diri adalah sebagai berikut: Pemeriksaan yang dilakukan dalam kasus krisis
 Orang dengan keinginan mati yang sung- bunuh diri:
guh-sungguh, adanya pernyataan yang ber- o Anamnesis untuk mendapat informasi ten-
ulang-ulang bahwa dia ingin mati, bisa di- tang kesungguhan niat, penyebab dan cara
sertai dengan persiapan terperinci. percobaan bunuh diri.

60 PSIKOVIDYA VOLUME 13 NOMOR 1 APRIL 2009


Penatalaksanaan Kegawat Daruratan Psikiatri
o Pemeriksaan fisik (neurologi) untuk menda- - Psikosis akibat zat.
patkan kelainan organik yang mendasari - Kegawatan sering merupakan gabungan
tindakan percobaan bunuh diri maupun aki- kegawatan fisik & psikiatri.
bat yang ditimbulkannya.
o Test psikiatrik dengan tujuan untuk mencari Tujuan Penanganan pada kasus diatas
dasar kepribadian pasien yang mendasari antara lain adalah:
tindakan percobaan bunuh diri serta untuk - Bebas dari kegawatdaruratan.
membantu nalar. - Menciptakan lingkungan yang aman &
o Pemeriksaan laboratorium yang sesuai de- stabil bagi pasien.
ngan kebutuhan atau kelainan organik yang - Observasi adanya penyakit yang lain,
didapatkan. komplikasi dsb.
- Upayakan pasien tetap sadar, kurangi
Penatalaksanaan: ansietas, memberi pengertian obat atau zat
Bila kesadaran pasien berkabut sampai koma: menimbulkan pengalaman yang tak menye-
- Pemeriksaan fisik diagnostik, khususnya tanda nangkan (Sadock, 2000).
vital.
- Resusitasi jantung-paru. Dasar-dasar intervensi pada kedaruratan
- Perawatan di Intensive Care Unit. psikiatrik akibat penggunaan Zat kadang sangat
- Atasi kondisi fisik akibat tindakan bunuh diri. sulit. Penanganan kadang sulit, mengingat situ-
- Pemeriksaan penunjang. asi gawat dan mengancam dokter, pasien serta
- Setelah Compos Mentis, evaluasi psikiatrik keluarga (Eko, 2009).
dengan sikap suportif, tidak menghakimi, ru-
juk ke fasilitas psikiatrik. Langkah-langkah yang dilakukan adalah:
Bila kesadaran pasien Compos Mentis: -Pendekatan pada pasien dan keluarga percaya
- Atasi gangguan fisik. dengan Dokter
- Jika terdapat tanda-tanda yang serius dapat di- -Penilaian situasi:
rawat dengan pengawasan ketat. o kondisi pasien: agitasi, stupor, gangguan
- Jika dramatisasi dapat dilakukan psikoterapi kesadaran, gangguan vital sign, dan
suportif. sebagainya.
- Jika didapatkan Gangguan kepribadian o anamnesis tentang zat yang digunakan,
sebaiknya dirujuk ke fasilitas psikiatrik, gejala yang timbul, kapan pemakaian, do-
begitu pula bila didapatkan skizofrenia sis, cara pemakaian, dan sebagainya.
dengan gagasan bunuh diri sebaiknya segera
dirujuk. Intervensi Gawat Darurat
- Mengerti prosedur penangan gawat darurat
KEDARURATAN PSIKIATRIK AKIBAT akibat zat.
PENGGUNAAN NAPZA/ NARKOBA - Mengikuti prosedur yang telah ditetapkan.
- Sedapat mungkin menentukan jenis obat atau
- Napza: Narkotika, Psikotropika dan Zat zat yang menimbulkan kegawatdaruratan
Adiktif lainnya
- Narkoba: Narkotika, Psikotropika dan Intervensi Medik pada akibat pengguna
Bahan Adiktif lainnya. Napza/Narkoba adalah:
Sejak tahun 2000 kasus penyalahgunaan Mengamati tanda-tanda yang mengancam
zat semakin banyak. dan banyak yg datang ke kehidupan: adalah hilang kesadaran, kurangnya
Unit Gawat Darurat RSU. frekwensi pernafasan, frekwensi nadi, tekanan
darah, demam, muntah, kejang dan sebagainya.
Kasus antara lain:
- Intoksikasi/Overdosis. Follow Up pada pasien yang mengalami
- Gejala putus obat/withdrawal. atau akibat pengguna Napza /Narkoba adalah:
- Gangguan Mental Organik akibat zat.
ISSN: 0853-8050 61
Nindita Pinastikasari
Untuk pasien yg telah melewati krisis, dan - Ensefalitis
dapat berfungsi normal, oleh karena sering ter- - Kasus-kasus dengan
jadi pasien merasa bersalah, malu, bingung, ka- hipertermia.
cau dan sebagainya:
- Menggali riwayat pemakaian yang telah Tata laksana:
terjadi. Pendekatan atau rapport, selanjutnya venti-
- Membantu pasien memperoleh gambaran lasi dan persuasi.
yang sebenarnya dan yang bermanfaat
untuk kesembuhan, serta terhindar dari Intoksikasi Opioida
pemakaian berulang.
- Getah biji tanaman Papaver Somniferum
Konseling kegawat daruratan Zat - Alami : Morfin, heroin, kodein, hidrokodon
Bina Rapport - Derifat : dekstrometorfan
Pendekatan secara hangat, terbuka, tak - Sintetik : metadon, meperidin
menghakimi, penuh perhatian, memupuk
kepercayaan, serta membina rapport yang Mekanisme toksisitas :
baik. Stimulasi reseptor opiat Sistem Syaraf
Keamanan : Pusat: sedasi dan depresi respirasi
Ciptakan suasana aman, jauhkan benda ber-
bahaya, kalau perlu minta petugas untuk Dosis Toksis:
membantu/menjamin keselamatan pasien / Bervariasi ttergantung toleransi, dosis,
dokter. cara pemakaian.
 Aktif mendengarkan.
 Tenang, percaya diri dan penuh kontrol. Gejala Klinik:
 Menenteramkan dapat memahami. Terdapat tanda-tanda pemakaian : needle
 Berbagi pengetahuan dan pengalaman. track.
 Empati. Terdapat Perilaku maladaptif : euforia,
apatia, disforia, agitasi, retardasi psikomo-
TATA LAKSANA KEGAWATAN AGI- tor, hendaya dalam perhatian dan daya
TASI, DELIRIUM, PSIKOSIS ingat serta, hendaya fungsi sosial atau pe-
kerjaan.
Etiologi : Bicara cadel, mual, muntah, Kulit keme-
- GMO (Gangguan Mantal Organik) rahan, demam.
- Intoksikasi Narkoba Konstriksi pupil (miosis/pinpoint pupil),
- Psikosis Fungsional gangguan kesadaran (apatis, somnolens,
hingga koma), tekanan darah turun dan nadi
Gejala Klinik : lemah, depresi pernafasan (frekuensi nafas
- Psikosis Fungsional: Gangguan emosi, kurang dari 10 X /menit).
perilaku, proses pikir, persepsi. Withdrawal: disforia, nausea, vomitus, nye-
- Gangguan Mental Organik: Halusinasi ri otot, lakrimasi atau rinorhea, dilatasi pu-
visual, Disorientasi, gangguan kesadaran pil, piloereksi, keringat sangat banyak, dia-
(delirium) re, menguap, demam, insomnia.
- Hal-hal klinik yang mandasari gangguan
adalah:
Gangguan Metabolik (hipoksia, Tata Laksana putus zat opioid:
hipoglikemia, hiponatremia, sindroma - Abrupt withdrawal (putus seketika)
putus obat, dan sebagainya) - Simptomatik.
Intoksikasi: opiat, amfetamin, alkohol, - Gradual withdrawal
sedatif-hipnotik dan sebagainya.
- Tirotoksikosis
62 PSIKOVIDYA VOLUME 13 NOMOR 1 APRIL 2009
Penatalaksanaan Kegawat Daruratan Psikiatri

Intoksikasi Amfetamin (XTC/ Shabu-shabu) Dosis Toksik


Cukup besar sekitar 15 – 20 kali dosis tera-
Jenis yang sering dipakai : Dextro amfetamin, peutik; triazolam sekitar 5 mg (20 X therapeutic
metilfenidat, Metamfetamin (shabu-shabu), M- dose).
DMA (Metilendioksi-Metamfetamin/Ectasy).
Gejala klinik:
Mekanisme Toksisitas - Terjadi setelah 30 sampai 120 menit pe-
Aktivasi Sistem Syaraf Pusat dengan makaian.
pelepasan katekolamin dan inhibisi reuptake - Gangguan perhatian dan daya ingat, letargi,
katekolamin/Mono Amin Oksidase. slurred speech, ataxia, hipotermia, respi-
ratory arrest, koma.
Gejala Klinik: - Kejang dapat terjadi dengan pemakaian
- Manifestasi sentral : Euforia, talkative, kombinasi trisiklik antidepresan atau
ansietas, agitasi, restlesness, hipertensi, rangsangan gejala putus obat
perdarahan otak, kejang, koma. Benzodiazepin.
- Manifestasi Perifer : sweating, tremor,
rigiditas, takikardi, hipertensi, aritmia, Gejala Withdrawal:
hipertermia Hiperaktivitas Sistem Syaraf Otonom
- Penyebab Kematian: Kejang, aritmia (keringat lebih banyak, nadi lebih 100), tremor,
ventrikuler, hipertermia. insomnia, mual, muntah, halusinasi, ilusi, agi-
- Withdrawal : fatigue, halusinasi, tasi psikomotor, ansietas, kejang grandmal.
hipersomnia, nafsu makan, retardasi, agitasi
psikomotor. Tata Laksana withdrawal adalah:
- Abrupt withdrawal yang akibatnya bisa
Tata Laksana withdrawal: fatal.
- Reassurance dan simptomatik. - Gradual withdrawal

Intoksikasi Benzodiazepin Intoksikasi Alkohol

- Banyak macam dengan potensi, durasi efek, Ethanol:


farmakokinetik yang berbeda. Bir : 2 – 4 %, Champagne: 6 – 8 %, Gin: 35 –
- Lethal dosis cukup banyak, kematian jarang 40 %, Wiski, Rum, Vodka, Brandy: 40 – 55 %.
terjadi kecuali pemakaian kombinasi
dengan alkohol/barbiturat. Mekanisme Toksisitas :
- Depresi Sistem Syaraf Pusat.
Mekanisme toksisitas. - Hipoglikemia
- Aksi inhibisi GABA.
- Jumlah banyak dan menimbulkan inhibisi Dosis Toksik:
reflex spinal dan sistem aktivasi retikuler, gang- - Sangat bervariasi, tergantung toleransi,
guan kesadaran dan depresi pernafasan. jumlah serta konsentrasinya
- Depresi Respirasi sering terjadi pada - Pemula kurang 100ml : euforia, gangguan
Benzodiazepin short acting (Triazo- pertimbangan, agresif.
lam/alprazolam) - Kurang 200 ml: ggg pusat bicara (ngawur),
- Depresi Respirasi dan Cardiopulmonary keseimbangan, dan ggg koordinasi
arrest dapat terjadi akibat pemakaian - Kurang 400 ml: penekanan semua motorik
diazepam Intra Vena yang terlalu cepat - Kurang 800 ml: hilang daya persepsi dan
(Ganong,1995). koma
- Kurang 800 ml: depresi pernafasan, cardiac
arrest.

ISSN: 0853-8050 63
Nindita Pinastikasari
- Gejala obyektif antara lain adalah takikardia,
Gejala Klinik hipotensi ortostatik, conjunctival injectoin,
- Akut: euforia, gangguan koordinasi, ataksia, tremor, ataksia.
nistagmus, gangguan pertimbangan, Res-
pon reflek menurun. Aspirasi paru, depresi Tata laksana pada pasien yang mengalami
pernafasan, koma. intoksikasi ganja adalah dengan menggunakan
- Kronis: perdarahan lambung, pankreatitis, teknik psikoterapi reassurance.
hepatitis, sirosis hepatis, hepatik ensefalo-
pati, hipoglikemia, hipokalemia, Intoksikasi Kafein
hipofosfatemia, hipomagnesia, tiamin de-
fisiensi, alkohol ketoasidosis. - Psychoactive substance: Kopi.
- Penggunaan klinik: anorexiant, Co-analgesic,
Gejala putus alkohol: Diuretic, Sleep suppresant.
- Hiperaktivitas Sistem Syaraf Otonom:
keringat banyak, nadi lebih dari 100, Tre- Mekanisme Toksisitas
mor, insomnia, mual, muntah, halusinasi, - Stimulasi ß1 dan ß2 Adrenergik.
agitasi, ansietas, kejang. - Pelepasan katekolamin endogen.
- Delirium Tremens : muncul setelah 1-5 hr
putus alkohol, gejala : hiperaktivitas, hiper- Dosis Toksik
termia, delirium. - Sekitar 10 gram Kafein.
- Minuman kopi per Cup 200 cc = 50 – 200
Intoksikasi Ganja mg kafein).

- Zat Psikoaktif: THC (Tetrahidro Gejala Klinik


Canabinol) - Awal: anoreksia, tremor, restlesness, nausea,
- Daun dan bunga canabis sativa vomitus.
- Rokok ganja, Bumbu masakan - Lanjut: takikardia, confuse, hipokalemia,
(biasanya kue Brownies). hipoglikemia, kejang.
- Rokok ganja: 1 – 3 % THC, Hashish : - Kronik ( intake dosis tinggi) : ansietas,
3 – 6 %. iritabilitas, tremor, insomnia, muscle
twiching, palpitasi, hiperrefleksia.
Mekanisme Toksisitas
- Pelepasan katekolamin menyebabkan hiper- Intoksikasi Inhalansia
tensi dan sebagainya.
- Inhibisi reflex simpatis: sedasi, hipotensi Zat-zat yg mudah menguap seperti : minyak
ortostatik, dan sebagainya. cat, ter, bensin, lem castol, lem uhu dsb.

Dosis Toksik: Mekanisme Toksisitas


Sangat bervariasi, tergantung pengalaman su- - Aspirasi pneumonia.
byektif, tingkat toleransi, dosis. - Depresi Sistem Syaraf Pusat.
- Gangguan sistem hemopoetik (darah)
Gejala Klinik pada intoksikasi ganja adalah - Zat karsinogenik.
sebagai berikut:
- Gejala subyektif antara lain adalah euforia, Dosis Toksik
palpitasi, peningkatan kewaspadaan, ganggu- - 100 cc pemakaian ingesti.
an persepsi, reaksi panik: gangguan memori, - 10.000 ppm pemakaian inhalansia.
depersonalisasi, disorientasi, halusinasi vi-
sual, psikosis akut. Gejala Klinik intoksikasi inhalansia
adalah sebagai berikut:

64 PSIKOVIDYA VOLUME 13 NOMOR 1 APRIL 2009


Penatalaksanaan Kegawat Daruratan Psikiatri
Efek Sistem Syaraf Pusat adalah headache, Pedoman Diagnostik yang digunakan pada PP-
nausea, vomitus, dizzines, inkoordinasi moto- DGJ III tentang Gangguan mental dan perilaku
rik, ataksia, slurred speech, letargi, konvulsi, akibat penggunaan zat psikoaktif (F10-F19).
koma. F10. Gangguan Mental dan Perilaku Akibat
Penggunaan Alkohol.
Intoksikasi Kokain F11. Gangguan Mental dan Perilaku Akibat
Penggunaan Opioida.
- Alkaloida dari daun tanaman eritroksilon F12. Gangguan Mental dan Perilaku Akibat
koka Penggunaan Kanabinoida.
- Pernah dipakai sebagai campuran minuman F13. Gangguan Mental dan Perilaku Akibat
(soft drink). Penggunaan Sedativa atau Hipnotika.
- Sediaan serbuk. F14. Gangguan Mental dan Perilaku Akibat
Penggunaan: ditelan, disedot melalui hi- Penggunaan Kokain.
dung, dirokok, disuntikkan. F15. Gangguan Mental dan Perilaku Akibat
Penggunaan Stimulansia Lain Termasuk
Mekanisme Kerja Kafein.
- Hambat inisiasi dan konduksi impuls F16. Gangguan Mental dan Perilaku Akibat
Susunan syaraf tepi: Penggunaan Halusinogenika.
- Aktivasi Sistem Syaraf Pusat. F17. Gangguan Mental dan Perilaku Akibat
- Hambat reuptake katekolamin sinaps: mem- Penggunaan Tembakau.
pengaruhi kadar katekolamin otak, efek F18. Gangguan Mental dan Perilaku Akibat
euforia. Penggunaan Pelarut yang mudah mengu-
ap.
Dosis Toksik F19. Gangguan Mental dan Perilaku Akibat
- Tergantung dosis, cara pemakaian dan Penggunaan Zat Multipel dan Penggu-
toleransi. naan Zat Psikoaktif lainnya.
- 1 gram: fatal Kode empat dan lima karakter dapat digunakan
Gejala Klinik pada intoksikasi kokain adalah: untuk menentukan kondisi klinis sebagai
- Sistem Syaraf Pusat : euforia, ansietas, berikut:
agitasi, tremor, rigiditas otot, hiperaktivitas, F1x.0.Intoksikasi Akut.
kejang, hipertermia, hipertensi, perdarahan .00 Tanpa Komplikasi.
serebral, delirium, koma, psikosis. .01 Dengan trauma atau cedera tubuh
- Pemakaian kronis pada insomnia, dan lainnya.
paranoid. .02 Dengan komplikasi medis lainnya.
- Withdrawal/putus Zat: rasa lelah, mimpi .03 Dengan delirium.
buruk (nightmare), insomnia/hipersomnia, .04 Dengan distorsi persepsi.
nafsu makan, agitasi atau bahkan retardasi .05 Dengan koma.
psikomotor. .06 Dengan konvulsi.
- Kardiovaskuler adalah: .07 Intoksikasi patologis.
o Ventrikuler takiaritmia.
Hipertensi: stroke hemorhagic, aortic F1x.1.Penggunaan yang merugikan (harmful
dissection. use).
o Spasme arteri coronaria/trombus
menyebabkan infark miokard. F1x.2. Sindroma ketergantungan.
o Vasokonstriksi pembuluh darah: .20 Kini abstinen.
extravasasi, renal failure. .21 Kini abstinen tetapi dalam
lingkungan terlindung.
.22 Kini dalam pengawasan klinis
dengan terapi pemeliharaan atau

ISSN: 0853-8050 65
Nindita Pinastikasari
dengan pengobatan zat pengganti KESIMPULAN
(ketergantungan terkendali).
.23 Kini abstinen tetapi sedang dalam Kegawat daruratan psikiatri adalah
terapi dengan obat aversif atau gangguan alam perasaan, berpikir dan perilaku
penyekat. yang perlu pertolongan segera karena pasien
.24 Kini sedang menggunakan zat dapat meninggal dunia masuk fase regresi atau
(ketergantungan aktif). cacat kronis. Saat paling membahayakan baik
.25 Penggunaan berkelanjutan. bagi diri sendiri maupun orang lain atau
.26 Penggunaan episodik (dipsomania) lingkungannya namun bisa menjadi saat me-
nguntungkan untuk membangun kembali alam
F1x.3. Keadaan Putus Zat. perasaan, insight, pengertian, meningkatkan ke-
.30 Tanpa komplikasi kuatan diri dan saat paling baik untuk mencari
.31 Dengan konvulsi latar belakang gangguan jiwa.
Penanganan kegawatan darurat psikia-
F1x.4. Keadaan Putus Zat dengan delirium trik antara lain adalah, bersikap tenang dan pe-
.40 Tanpa konvulsi nuh percaya diri serta dengan kewaspadaan pe-
.41 Dengan konvulsi. nuh dan menilai kondisi pasien yang berkemu-
ngkinan agresif. Selanjutnya memberikan infor-
F1x.5. Gangguan Psikotik. masi kepada pasien bahwa kekerasan tak dapat
.50 Lir-skizofrenia (schizophrenia-like) diterima oleh lingkungan disekitar pasien.
.51 Predominan waham.
.52 Predominan halusinasi.
.53 Predominan polimorfik. DAFTAR RUJUKAN
.54 Predominan gejala depresi.
.55 Predominan gejala manik. American Psychiatric Association. (1994).
.56 Campuran. Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders. Washington DC.
F1x.6. Sindrom Amnestik.
Eko Sunaryanto, B. (2009). Kegawat Daru-
F1x.7. Gangguan Psikotik Residual atau onset ratan Psikiatri. Tidak
lambat. diterbitkan.
.70 Kilas balik (flashbacks).
.71 Gangguan kepribadian atau Ganong, WF. 1995. Review of Medical
perilaku. Physiology., Appleton&Lange, Nor-
. 72 Gangguan afektif residual. walk, Connecticut.
. 73 Demensia.
. 74 Hendaya kognitif menetap lainnya. Marga, Betty.(2009). Krisis bunuh diri.
. 75 Gangguan psikotik onset lambat. Tidak diterbitkan
F1x.8. Gangguan mental dan perilaku lainnya.
Maslim, R. (2004). Pedoman
F1x.9. Gangguan mental dan perilaku YTT. Penggolongan Diagnosa
(APA, 1994; Maslim, 2004). Gangguan Jiwa Indonesia. ke
Dengan menggunakan pedoman diatas III. Jakarta.
maka dapat lebih mudah mendiagnosa jenis
gangguan jiwa yang disebabkan oleh zat-zat Sadock BJ, Sadock VA. (2000). Comprehensive
psikoaktif. Textbook of Psychiatry. Lippincott Wi-
lliams&Wilkins, A Wolters Kluwer
Company.

66 PSIKOVIDYA VOLUME 13 NOMOR 1 APRIL 2009


Penatalaksanaan Kegawat Daruratan Psikiatri

ISSN: 0853-8050 67

Anda mungkin juga menyukai