Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN BAYI PREMATURE

A. KONSEP MEDIS
1. DEFINISI BAYI PREMATURE
Bayi premature adalah bayi yang lahir dengan usia kehamialan
kurang dari 37 minggu dan dengan berat badan kurang dari 2.500
gram. Sebagian besar organ tubuhnya juga belum berfungsi dengan
baik, karena kelahirannya yang masih dini.
Menurut WHO, bayi premature adalah bayi lahir hidup sebelum usia
kehamilan minggu ke 37 (dihitung dari hari pertama haid terakhir. Bayi
premature atau bayi preterem adalah bayi yang berumur kehamilan 37
minggu tanpa memperhatikan berat badan
2. KLASIFIKASI BAYI PREMATURE
Bayi dengan kelahiran prematur dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
- Bayi Prematur Sesuai Masa Kehamilan (SMK)
Bayi prematur sesuai masa kehamilan (SMK) adalah bayi yang lahir
dengan masa gestasi kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai
dengan usia kehamilan. Derajat prematuritas dapat digolongkan
menjadi 3 kelompok antara lain adalah sebagai berikut:
a) Bayi sangat prematur (extremely premature) : 24-30 minggu
b) Bayi prematur sedang (moderately premature) : 31-36 minggu
c) Borderline premature : 37-38 minggu. Bayi ini mempunyai sifat
prematur dan matur. Beratnya seperti bayi matur akan tetapi sering
timbul masalah seperti yang dialami bayi prematur misalnya
gangguan pernapasan, hiperbilirubinemia dan daya isap yang
lemah.
- Bayi Prematur Kecil untuk Masa Kehamilan (KMK)
Bayi prematur kecil untuk masa kehamilan (KMK) adalah bayi yang
lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk
masa gestasi tersebut. Banyak istilah yang dipergunakan untuk
menunjukkan bahwa bayi KMK ini dapat menderita gangguan
pertumbuhan di dalam uterus (intrauterine retardation = IUGR) seperti
pseudopremature, small for dates, dysmature, fetal malnutrition
syndrome, chronis fetal distress, IUGR dan small for gestational age
(SGA). Setiap bayi baru lahir (prematur, matur dan post matur)
mungkin saja mempunyai berat yang tidak sesuai dengan masa
gestasinya. Gambaran kliniknya tergantung dari pada lamanya,
intensitas dan timbulnya gangguan pertumbuhan yang mempengaruhi
bayi tersebut. IUGR dapat dibedakan menjadi 2 yaitu sebagai berikut:
a) Proportinate IUGR : janin menderita distres yang lama, gangguan
pertumbuhan terjadi berminggu-minggu sampai berbulan-bulan
sebelum bayi lahir. Sehingga berat, panjang dan lingkaran kepala
dalam proporsi yang seimbang, akan tetapi keseluruhannya masih
di bawah masa gestasi yang sebenarnya.
b) Disproportinate IUGR : terjadi akibat distres sub akut. Gangguan
terjadi beberapa minggu atau beberapa hari sebelum janin lahir.
Pada keadaan ini panjang dan lingkaran kepala normal, akan tetapi
berat tidak sesuai dengan masa gestasi. Tanda-tandanya adalah
sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit, kulit kering, keriput dan
mudah diangkat, bayi kelihatan kurus dan lebih panjang
3. ETIOLOGI
Beberapa penyebab dari bayi premature adalah :
a. Faktor Ibu
- Toksemia gravidarum, yaitu pre eklamsia dan eklamsia
- Kelainan bentuk uterus yaitu uterus bikornis, inkompten serviks
- Tumor yaitu mioma uteri, sistoma
- Ibu yang menderita penyakit :
a) Akut dengan gejala demam tinggi misalnya thypus
abdominalis, malaria
b) Kronis misalnya TBC, penyakit jantung, GNK
- Trauma pada masa kehamilan
a) Fisik (jatuh)

2
b) Psikologis (stress)
- Usia ibu pada waktu hamil < 20 tahun ataun > 35 tahun
- Plasenta misalnya plasenta previa, solusio plasenta
b. Faktor Janin
- Kehamilan ganda
- Hodramnion
- Ketuban pecah dini
- Cacat bawaan
- Infeksi, misal rubella, sifilis, toksoplasma
- Insufisiensi plasenta
- Inkompatibilitas darah ibu dan janin (faktor rhesus)
c. Faktor Plasenta
- Plasenta previa
- Solusio plasenta
d. Faktor yang tidak diketahui
4. PATOFISIOLOGI
Organ tubuh bayi prematur umumnya belum dapat bekerja secara
sempurna. Hal ini mengakibatkan bayi prematur sulit menyesuaikan diri
dengan kehidupan di luar rahim sehingga bayi pun banyak mengalami
banyak gangguan. Semakin dini bayi dilahirkan semakin banyak organ
tubuhnya yang belum siap, dan semakin banyak pula gangguan yang akan
dialami.
Gangguan kesehatan yang dialami bayi premature cukup rentan dan
bias mengancam jiwanya. Ancaman yang paling berbahaya adalah
kesulitan bernafas. Hal ini akibat paru-paru serta seluruh sistem
pernafasannya, seperti otot dada dan pusat pernafasan diotak, belum dapat
bekerja secara sempurna.
Karena lapisan lemak yang masih tipis, bayi premature juga tidak
memiliki perlindungan yang cukup dalam menghadapi suhu luar yang
memang lebih dingin dari suhu dalam rahim. Bayi prematur akan lebih
sering mengalami penurunan suhu tubuh dibawah normal (hipotermi).

3
Selain itu, mekanisme pengontrol suhu tubuh bayi premature memang
belum mampu bekerja sempurna sehingga didalam ruang yang bersuhu
normal pun, bayi sering mengalami kedinginan.
Hati dan ginjal bayi premature juga belum siap bekerja secra
sempurna. Hati (lever) bertugas mengolah zat-zat makanan yang masuk
kedalam tubuh sekaligus penawar racun (detoksifikasi). Sedangkan ginjal,
bertugas mengatur dan mengolah pembuangan didalam tubuh. Karena hati
dan ginjal bayi prematur belum sempurna kerjanya, maka semua
pemasukan dan pengeluaran pada tubuh bayi prematur harus benar-
benar diperhatikan, bila tidak, kedua organ ini akan rusak dan bayi
semakin rentan terhadap penyakit.
Bayi premature juga mudah mengalami perdarahan otak. Hal ini
akibat pembuluh darah yang masih sangat halus dan mudah pecah bila
kekurangan zat asam atau kedinginan. Sementara perdarahan diotak kelak
dapat menimbulkan gangguan perkembangan motoric seperti lambat
berjalan, maupun kognitif seperti lambat bicara

4
5. PATHWAY

5
6. MANIFESTASI KLINIK
Ada beberapa tanda dan gejala yang dapat muncul pada bayi
prematur antara lain adalah sebagai berikut:
- Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu.
- Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram.
- Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm.
- Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm.
- Lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm.
- Rambut lanugo masih banyak.
- Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang.
- Tulang rawan daun telinga belum sempuna pertumbuhannya.
- Tumit mengkilap, telapak kaki halus.
- Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia
mayora dan klitoris menonjol (pada bayi perempuan). Testis belum
turun ke dalam skrotum, pigmentasi dan rugue pada skrotum kurang
(pada bayi laki-laki).
- Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah.
- Fungsi saraf yang belum atau tidak efektif dan tangisnya lemah.
- Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan
jaringan lemak masih kurang.
- Vernix caseosa tidak ada atau sedikit bila ada.
7. KOMPLIKASI
Komplikasi dari bayi premature adalah :
- Sistem pernapasan
a) Sindrom gawat nafas, defisiensi surfaktan
Surfaktan yang belum terbentuk dapat menurunkan komplience
paru. Alveoli belum sempurna sehingga sering terjadi apnoe
b) Apnoe Recurent
Periode tidak bernafas lebih dari 20 detik yang disertai dengan
bradikardia dan sianosis. Hal ini timbul karena SSP dan paru belum
matang

6
c) Air Leak Syndrome
Bayi premature yang mendapat terapi oksigen dapat timbul
komplikasi kebocoran udara karena pemberian tekanan yang terlalu
besar
d) Broncho Pulmonary Displasia
Penyakit ini timbul sebagai komplikasi dari pemakaian oksigen
yang terlalu lama
- Sistem Cardiovaskuler
a) Penutupan duktus botalli terhambat dapat dipengaruhi oleh input
cairan yang berlebihan dan pemberian oksgien yang agresif
b) Bayi mudah mengalami hipotensi karena adanya hipovolemik
- Sistem Gastrointestinal
Pada bayi premature dapat terjadi tidak matangnya sistem/fungsi dari
gastrointestinal, ditandai dengan refleks isap yang belum baik sampai
usia 34-35 minggu. Pengosongan lambung dalam waktu yang lama,
rendahnya absorpsi lemak, Aktifitas otot pencernaan belum sempurna
membuat pengosongan lambung lambat
- Sistem Urogenitalis
Struktur ginjal bayi premature belum matang dan fungsi belum
sempurna, terutama fungsi filtrasi rendah serta ketidakmampuan
mengatur keseimbangan elektrolit, sehingga mudah mengalami
keracunan dan menderita asidosis metabolik
- Imunologi
a) Gangguan Imunitas
Daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahnya
kadar IgG. Bayi prematur relatif belum sanggup membentuk
antibodi dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan
masih belum baik
b) Ikterus
Ikterus adalah menjadi kuningnya warna kulit, selaput lendir dan
berbagai jaringan karena tingginya zat warna empedu. Ikterus

7
neonatal adalah suatu gejala yang sering ditemukan pda bayi baru
lahir. Biasanya bersifat fisiologis tetapi dapat juga patologis karena
fungsi hati yang belum matang (imatur) menyebabkan gangguan
pemecahan bilirubin dan menyebabkan hiperbilirubinea. Bayi yang
mengalami ikterus patologis memerlukan tindakan dan penanganan
lebih lanjut
- Metabolisme
a) Hipotermia
Bayi prematur akan dengan cepat kehilangan panas tubuh dan
menjadi hipotermia, karena pusat pengaturan panas tubuh belum
berfungsi dengan baik. Kemampuan untuk mempertahankan panas
tubuh bayi prematur terbatas karena pertumbuhan otot- otot yang
belum memadai dan lemak subkutan yang sedikit, belum matangnya
system saraf pengatur suhu tubuh.
b) Hipoglikemia
Hipoglikemia pada bayi prematur terjadi karena jumlah glukosa yang
rendah karena cadangan glikogen belum mencukupi. Glukosa
berfungsi sebagai makanan otak pada tahun pertama kelahiran
pertumbuhan otak sangat cepat sehingga sebagian besar glukosa
dalam darah digunakan untuk metabolisme.
- Gangguan Jantung dan Sirkulasi
a) Perdarahan Intraventrikular Hemorrhage (IVH)
Perdarahan kecil dalam lapisan germinal ventrikel lateral otak sering
dijumpai pada pemeriksaan ultrasonografi bayi prematur, terutama
yang mengalami asfiksia atau masalah pernapasan yang berat yang
mengakibatkan hipoksia, hipertensi dan hiperkapnia pada bayi.
Keadaan ini menyebabkan aliran darah ke otak bertambah sehingga
mudah terjadi perdarahan pada otak
b) Anemia
Anemia fisiologik pada bayi prematur disebabkan oleh supresi
eritropoesis pasca lahir, persediaan besi janin yang sedikit, serta

8
bertambah besarnya volume darah akibat pertumbuhan yang lebih
cepat. Oleh karena itu anemia pada bayi prematur terjadi lebih dini
c) Gangguan Jantung
Kejadian PDA (Patent Ductus Arteriosus) adalah keadaan yang
umum pada bayi prematur. Penutupan ductus arteriosus yang
tertunda akan mengakibatkan penurunan oksigen kesirkulasi sistemik
sehingga menjadikan faktor predisposisi pada gangguan oksigenasi
d) Gangguan Pada Otak
Intraventrikular hemorrhage, perdarahan intrakranial pada neonatus.
Penambahan aliran darah ke otak disebabkan karena tidak adanya
otoregulasi cerebral pada bayi prematur, sehingga mudah terjadi
perdarahan
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Pemantauan glukosa darah terhadap hipoglikemia. Nilai normal glukosa
serum : 45 mg/dl
- Pemantauan gas darah arteri. Normal untuk analisa gas darah apabila
kadar 70 mmHg dan kadar PaCO2 35-45 mmHg dan saturasi oksigen
92-94%
- Kimia darah sesuai kebutuhan
a) Hb (Hemoglobin)
Hb darah lengkap bayi 1-3 hari adalah 14,5 – 22,5 gr/dl
b) Ht (Hematokrit)
Ht normal berkisar 45% - 53%
c) Leukosit (SDP)
Normalnya 10.000/mm3. Pada bayi preterm jumlah SDP bevariasi
dari 6.000-225.000/mm3 .
d) Trombosit
Rentang normalnya antara 60.000-100.000/mm3
e) Bilirubin total
Normalnya 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl pada 1-2
hari, dan 12 gr/dl pada 3-5 hari

9
9. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan umum yang dapat dilakukan pada bayi premature
dan berat badan lahir rendah
a) Perawatan di Rumah Sakit
- Mempertahankan suhu tubuh bayi
Bayi prematur akan cepat mengalami kehilangan panas badan dan
menjadi hipotermia, karena pusat pengaturan panas badannya belum
berfungsi dengan baik, metabolismenya juga masih rendah, dan
permukaan badan yang relatif luas. Oleh karena itu, bayi prematur
harus dirawat dalam inkubator sehingga panas tubuhnya dapat sama
atau mendekati dengan panas dalam rahim. Jika tidak ada inkubator,
bayi dapat dibungkus dengan kain dan disampingnya ditaruh botol
yang berisi air panas atau menggunakan metode kangguru.
- Pengaturan dan pengawasan intake nutrisi
Pengaturan dan pengawasan intake nutrisi dalam hal ini adalah
menentukan pilihan susu, cara pemberian, dan jadwal pemberian
yang sesuai dengan kebutuhan bayi.
- Pencegahan Infeksi
Bayi prematur sangat mudah terserang infeksi, terutama disebabkan
oleh infeksi nosokomial. Hal ini karena kadar immunoglobulin
serum bayi prematur masih rendah, aktivitas bakterisidal neotrofil
dan efek sitotoksik limfosit juga masih rendah serta fungsi imun
yang belum berpengalaman. Oleh karena itu bayi prematur tidak
boleh kontak dengan penderita infeksi dalam bentuk apapun.
- Penimbangan Berat Badan
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi atau nutrisi bayi
dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu
penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat.
- Pemberian Oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi
prematur dan BBLR akibat tidak adanya alveoli dan surfaktan.

10
Konsentrasi O2 yang diberikan sekitar 30%-35% dengan
menggunakan head box, karena konsentrasi O2 yang tinggi dalam
waktu lama akan menyebabkan kerusakan pada jaringan retina bayi
dan dapat menimbulkan kebutaan
- Pengawasan Jalan Nafas
Terhambatnya jalan nafas dapat mengakibatkan asfiksia dan hipoksia
yang akan berakhir dengan kematian. Bayi prematur dapat berisiko
mengalami serangan apneu dan defisiensi surfaktan, sehingga tidak
dapat memperoleh oksigen yang cukup yang sebelumnya diperoleh
dari plasenta. Oleh karena itu, perlu pembersihan jalan nafas segera
setelah bayi lahir
b) Perawatan di rumah
- Minum Susu
Bayi premature membutuhkan susu yang berprotein tinggi. Ibu hamil
yang melahirkan bayi premature dengan sendirinya akan
memproduksi ASI yang proteinnya lebih tinggi dibandingkan dengan
ibu yang melahirkan bayi cukup bulan. Sehingga diusahakan untuk
selalu memberikan ASI eksklusif, karena zat gizi yang terkandung
didalamnya belum ada yang menandinginya dan ASI dapat
mempercepat pertumbuhan berat anak.
- Jaga suhu tubuhnya
Salah satu masalah yang dihadapi bayi premature adalah suhu tubuh
yang belum stabil. Oleh karena itu, orang tua harus mengusahakan
supaya lingkungan sekitarnya tidak memicu kenaikan atau
penurunan suhu tubuh bayi. Bisa dilakukan dengan menempati
kamar yang tidak terlalu panas ataupun dingin.
- Pastikan semuanya bersih
Bayi premature lebih rentan terserang penyakit dan infeksi. Karenya
orang tua harus berhati-hati menjaga keadaan bayi supaya tetap
bersih sekaligus meminimalisir kemungkinan terserang infeksi.

11
Maka sebaiknya cuci tangan sebelum memberikan susu, dan
memperhatikan kebersihan kamar.
- Memberikan stimulus yang sesuai
Bisa dilakukan dengan mengajak berbicara, membelai, menujat,
mengajak bermain, menimang, menggendong, menunjukkan
perbedaan warna gelap dan terang, gambar-gambar dan mainan
berwarna cerah
10. PROGNOSIS
Prognosis bayi prematur sangat bergantung pada usia gestasi, berat badan,
kondisi saat lahir, dan tata laksana yang didapat. Semakin kecil usia gestasi dan
berat badan bayi, maka prognosis umumnya semakin buruk.
Komplikasi juga lebih sering terjadi pada bayi prematur dengan usia gestasi
dan berat lahir lebih kecil. Komplikasi yang paling sering menyebabkan
mortalitas adalah respiratory distress, hipotermia, infeksi, dan kelainan
kongenital. Bayi-bayi prematur sering kali mengalami gangguan tumbuh
kembang dan perkembangan neurologis, namun tetap dapat hidup seperti bayi-
bayi cukup bulan lainnya.
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian pada bayi prematur dilakukan dari ujung rambut hingga
ujung kaki, meliputi semua sistem pada bayi. Pengkajian diawali dari
anamnesis dan pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan harus dilakukan
dengan teliti.
a. Pengkajian umum pada bayi
- Penimbangan berat badan bayi
- Pengukuran panjang badan dan lingkar kepala
- Mendiskripsikan bentuk badan secara umum, postur saat istirahat,
kelancaran pernapasan, edema dan lokasinya
- Mendiskripsikan setiap kelainan yang tampak
b. Masalah yang berkaitan dengan ibu
Masalah-masalah tersebut anrara lain adalah hipertensi, toksemia,
plasenta previa, abrupsio plasenta, inkompeten servikal, kehamilan

12
kembar, malnutrisi, diabetes mellitus, status sosial ekonomi yang
rendah, tiadanya perawatan sebelum kelahiran (prenatal care), riwayat
kelahiran premature atau aborsi, penggunaan obat-obatan, alcohol,
rokok, kafein, umur ibu yang dibawah 16 tahun atau diatas 35 tahun,
latar pendidikan rendah, kehamilan kembar, kelahiran premature
sebelumnya dan jarak kehamilan yang berdekatan, infeksi seperti
TORCH atau penyakit hubungan seksual lain, dan faktor Rh.
c. Pengkajian bayi pada saat kelahiran
Umur kehamilan biasanya antara 24 sampai 37 minggu, rendahnya
berat badan saat kelahiran (kurang dari 2500 gram), lapisan lemak
subkutan sedikit atau tidak ada, bayi terlihat kurus, kepala relatif lebih
besar dari pada badan dan 3 cm lebih lebar dibanding lebar dada, nilai
Apgar pada 1 sampai 5.
d. Sistem Kardiovaskular
Pada bayi prematur denyut jantung rata-rata 120-160/menit pada
bagian apikal dengan ritme yang teratur, pada saat kelahiran kebisingan
jantung terdengar pada seperempat bagian interkostal, yang
menunjukkan aliran darah dari kanan ke kiri karena hipertensi atau
atelektasis paru. Pengkajian sistem kardiovaskuler dapat dilakukan
dengan cara yaitu menentukan frekuensi dan irama denyut jantung,
mendengarkan suara jantung, menentukan letak jantung tempat denyut
dapat didengarkan dengan palpasi akan diketahui perubahan intensitas
suara jantung, mendekripsikan warna kulit bayi, apakah sianosis, pucat
plethora atau icterus, mengkaji warna kuku, mukosa, dan bibir
e. Sistem Gastrointestinal
Pada bayi prematur terdapat penonjolan abdomen, pengeluaran
mekonium biasanya terjadi dalam waktu 12 jam, reflek menelan dan
mengisap yang lemah, tidak ada anus dan ketidaknormalan kongenital
lain.

13
f. Sistem Integumen
Pada bayi prematur kulit berwarna merah muda atau merah, kekuning-
kuningan, sianosis, atau campuran bermacam warna, sedikit vernix
caseosa dengan rambut lanugo di sekujur tubuh, kulit tampak
transparan, halus dan mengkilap, edema yang menyeluruh atau pada
bagian tertentu yang terjadi pada saat kelahiran, kuku pendek belum
melewati ujung jari, rambut jarang atau bahkan tidak ada sama sekali,
terdapat petekie atau ekimosis.
g. Sistem Muskuloskeletal
Pada bayi prematur tulang kartilago telinga belum tumbuh dengan
sempurna yang masih lembut dan lunak, tulang tengkorak dan tulang
rusuk lunak, gerakan lemah dan tidak aktif atau letargik.
h. Sistem Neurologis
Pada bayi prematur reflek dan gerakan pada tes neurologis tampak
resisten dan gerak reflek hanya berkembang sebagian. Reflek menelan,
mengisap dan batuk masih lemah atau tidak efektif, tidak ada atau
menurunnya tanda neurologis, mata biasanya tertutup atau mengatup
apabila umur kehamilan belum mencapai 25-26 minggu, suhu tubuh
tidak stabil atau biasanya hipotermi, gemetar, kejang dan mata berputar-
putar yang bersifat sementara tapi bisa mengindikasikan adanya
kelainan lainnya.
i. Sistem Pernapasan
Pada bayi prematur jumlah pernapasan rata-rata antara 40-60 kali/menit
dan diselingi dengan periode apnea, pernapasan tidak teratur, flaring
nasal melebar (nasal melebar), terdengar dengkuran, retraksi
(interkostal, suprasternal, substernal), terdengar suara gemerisik saat
bernapas.
j. Sistem Perkemihan
Pengkajian sistem pekemihan pada bayi dapat dilakukan dengan cara
mengkaji jumlah, warna, pH, berat jenis urine dan hasil laboratorium

14
yang ditemukan. Pada bayi prematur, bayi berkemih 8 jam setelah
kelahirandan belum mampu untuk melarutkan ekskresi ke dalam urine
k. Sistem Reproduksi
Pada bayi perempuan klitoris menonjol dengan labia mayora yang
belum berkembang atau belum menutupi labia minora. Pada bayi laki-
laki skrotum belum berkembang sempurna dengan ruga yang kecil dan
testis belum turun ke dalam skrotum.
2. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas otot-otot
pernapasan dan penurunan ekspansi paru
b. Risiko defisit nutrisi dengan faktor risiko ketidakmampuan menerima
nutrisi
c. Ketidakadekuatan pemberian ASI berhubungan dengan prematuritas
d. Risiko infeksi dengan faktor risiko pertahanan imunologis tidak
adekuat
e. Ikterus neonatus berhubungan dengan bilirubin tak terkonjugasi dalam
sirkulasi
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosis Tujuan/Kriteria Intervensi
Keperawatan Hasil
Pola nafas tidak Setelah dilakukan Pola Nafas
efektif berhubungan tindakan keperawatan 1. Posisikan pasien
selama 3x24 jam
dengan imaturitas untuk
diharapkan :
otot-otot pernapasan 1. Suara nafas memaksimalkan
dan penurunan bersih, tidak ada ventilasi.
ekspansi paru sianosis, tidak ada 2. Identifikasi pasien
dispneu, bayi mampu perlunya
bernapas dengan pemasangan alat
mudah. jalan nafas bantuan.
2. Irama nafas 3. Lakukan suction
teratur, frekuensi bila perlu.

15
pernafasan dalam 4. Auskulatasi suara
batas normal (30-40 nafas, catat adanya
kali/menit pada suara nafas
bayi), tidak ada suara tambahan.
nafas abnormal. 5. Monitor respirasi
3. Tanda-tanda dan status O2
vital dalam batas
normal.
Risiko defisit nutrisi Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi
dengan faktor risiko tindakan keperawatan 1. Kaji kesiapan bayi
selama 3x24 jam untuk menyusu
ketidakmampuan
diharapkan : langsung pada ibu.
menerima nutrisi 1. Adanya peningkatan 2. Berikan nutrisi
berat badan sesuai secara parenteral
dengan tujuan (berat jika diperlukan
badan bertambah 3. Monitor adanya
20-30 gram/hari). penurunan berat
2. Tidak ada tanda- badan.
tanda malnutrisi 4. Monitor terjadiya
(pada usia 2 minggu kulit kering dan
kebutuhan nutrisi perubahan
mencapai 150 pigmentasi.
cc/kgbb/hari) 5. Monitor terjadinya
3. Menunjukkan muntah.
peningkatan fungsi 6. Monitor
mengisap dan pertumbuhan dan
menelan. perkembangan bayi.
4. Tidak terjadi
penurunan berat
badan yang berarti.

16
4. IMPLEMENTASI
Implementasi keperawatan merupakan serangkaian kegiatan yang
dilakukan perawat untuk membantu klien dari masalah kesehatan yang
dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria
hasil yang diharapkan. Ukuran intervensi keperawatan yang diberikan
yaitu berupa dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi,
pendidikan kesehatan atau tindakan yang mencegah munculnya masalah
kesehatan dikemudian hari.
5. EVALUASI
Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai tindakan
keperawatan yang ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan
klien secara optimal dan mengukur hasil proses keperawatan.
S (Subjektif) : Data subjektif, keluhan yang masih dirasakan klien setelah
dilakukan tindakan keperawatan
O (Objektif) : Data objektif, hasil pengukuran atau observasi perawat
secara langsung pada klien setelah dilakukan tindakan keperawatan
A (Analisis) : Suatu masalah atau diagnosis keperawatan yang masih
terjadi atau juga dpat dituliskan masalah diagnostic baru yang terjadi
akibat perubahan status kesehatan klien
P (Planning) : Perencanaan keperawatan yang akan dilanjutkan,
dihentikan, dimodifikasi atau perencanaan yang ditambahkan dari rencana
tindakan keperawatan yang telah ditentukan sebelumnya

17

Anda mungkin juga menyukai