Anda di halaman 1dari 7

Nama : Selvi Meysela

NPM : 5190711069
Program Studi : Teknik Elektro
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Kelas :B

1. pengertian ragam baku dan pentingnya setiap bahasa perlu diterapkan adanya ragam
baku.
Jawab :
- pengertian ragam baku

ragam baku adalah ragam bahasa yang dipakai bila kawan bicara adalah orang yang
dihormati oleh pembicara, atau bila topik pembicaraan ersifat resmi (misalnya surat-
menyurat dinas, perundang-undangan, karangan teknis).
Bahasa baku termasuk dalam ragam ilmu, baik lisan maupun tulisan. Contoh
penggunaan bahasa baku adalah pada saat rapat dinas, seminar, atau penulisan karya
ilmiah.
- pentingnya setiap bahasa perlu diterapkan adanya ragam baku

Dalam setiap bangsa sangat perlu adanya penerapan bahasa baku, begitupun di
Indonesia yang sejatinya memiliki beragam bahasa yang menjadi titik acuan dalam
berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Fungsi bahasa baku menurut Tata Bahasa
Baku Bahasa Indonesia (TBBBI) ada empat, yaitu pemersatu, pemberi kekhasan,
pembawa kewibawaan, dan sebagai kerangka acuan.

Pertama adalah pemersatu bangsa. Kondisi bangsa Indonesia dari segi kebahasaannya
sangatlah menarik. Bahasa daerah diseluruh nusantara berjumlah 718. Perlu adanya
kesepakatan Bersama untuk menentukan bahasa yang akan digunakan saat mereka
bertemu. Kodisi itulah, bahasa baku bahasa Indonesia hadir menjadi rujuan utama para
penutur bahasa antardaerah.

Kedua adalah pemberi kekhasan. Banyak pihak yang berpendapat bahwa bahasa
Indonesia sama dengan bahasa Melayu. Secara Geografis, bahasa melayu memang
dijumapi di Asia Tenggara, tempat Indonesia berada. Namun, menutur jati bahasa
Indonesia banyak yang berpendapat bahwa bahasa Indoneisa berbeda dengan bahasa
Melayu yang dituturkan di Singapura, Malaysia, atau Brunei.

Ketiga adalah indentitas. Banyak negara yang memiliki bahasa dengan nama yang
berbeda dengan nama negaranya. Biasanya negara tersebut memiliki bahasa resmi dari
negara yang pernah menjajahnya. Lain halnya dengan Indonesia. Indoneisa memiliki
bahasa resmi/nasional bahasa Indonesia.

Keempat pemilihan ragam bahasa pada ranah tertentu didasarkan pada pertimbangan
sosial penuturnya. Pertimbangan sosial ini harus didasarkan pada kesadaran bahwa
bangsa Indonesia juga memiliki bahasa derah. Namun sering disalah gunakan. Oleh
karena itu, bahasa bak hadir bagai acuan utama dalam penggunaan bahasa.

2. Perbaikan kalimat
a. Meskipun perusahaan itu belum terkenal, tetapi produksinya banyak dibutuhkan
orang.
Jawab :
Perbaikan 1 : Meskipun perusahaan itu belum terkenal, produksinya banyak dibutuhkan.
Perbaikan 2 : Perusahaan itu belum terkenal, tetapi produksinya banyak dibutuhkan
orang.

b. Peningkatan mutu dan disiplin pegawai dapat dilakukan dengan :


(1) Menyediakan sarana kerja yang memadai,
(2) Diberikan contoh oleh atasan, dan
(3) Penciptaan suasana kerja yang menyenangkan.
Jawab :
Perbaikan 1 :
Peningkatan mutu dan disiplin oegawai dapat dilakukan dengan :
(1) Penyediaan sarana yang memadai,
(2) Pemberian contoh oleh atasan, dan
(3) Menciptakan Susana kerja yang menyenangkan.
Perbaikan 2 :
(1) Menyediakan sarana yang memadai
(2) Atasan memberikan contoh, dan
(3) Membuat suasana kerja yang menyenangkan.

3. Fungsi paragraf bagi penulis dan fungsi paragraf bagi pembaca.


Jawab :
a. Fungsi paragraf bagi penulis
- Paragraf memudahkan pengertian dan pemahaman satu tema dari tema yang dalam
teks.
- Paragraf merupakan wadah untuk mengungkapkan sebuah ides pokok pokiran secara
tertulis.
- Paragraf harus memisahkan setiap unit pikiran yang berupa ide, sehingga tidak terjadi
percampuran diantara unit pikiran penulis.
- Penulis tidak cepat Lelah dalam menyelesaikan sebuah karangan dan termotivasi masuk
ke dalam paragraf berikutnya.
- Paragraf dapat dimanfaatkan sebagai pembatas antara bab karangan dalam satu
kesatuan yang koherensi: bab pendahuluan, bab isi, dan bab kesimpulan.

b. Fungsi paragraf bagi pembaca


- Pembaca dengan mudah “menikmati” karangan secara utuh, sehingga memperoleh
informasi penitng dan kesanyang kondusif.
- Pembaca sangat tertarik dengan bersemangat membaca paragraf per paragraf karena
tidak membosankan atau tidak melelahkan.
- Pembaca dapat belajar bagaimana cara menarik untuk menyampaikan sebuah gagasan
dalam paragraf tulis.
- Pembaca merasa tertarik dan termotivasi cara menjelaskan paragraf tidak hanya dengan
kata-kata, tetapi dapat juga dengan gambar, began, diagram, grafik, dan kurva.

4. Susunan kalimat topik, kalimat pengembang, dan jenis paragraf.


Jawab :
a. Susunan kalimat
7–4–3–2–6–5–1
b. Kalimat topik
(7) Memilih hunia untuk rumah tinggal sekaligus investasi dimasa depan bukanlah hal
yang mudah
c. Kalimat pengembang
Kalimat ke (4), (3), dan (2)
d. Jenis paragraf
Paragraf Persuasif

5. Jenis-jenis dongen berdasarkan isi ceritanya beserta contoh


Jawab :
- Fable : cerita yang menokohkan binatang sebagai lambang perjalanan
nilai-nilai moral.
Contohnya Kisah Si Kancil dan Buaya
- Mite : cerita yang berhubungan dengan kepercayaan terhadap sesuatu
benda atau hal yang dipercayai mempunyai kekuatan gaib.
Contohnya Nyi Roro Kidul
- Legenda : cerita yang kebenarannya dianggap nyata oleh masyarakat
setempat karena tekait dengan keberadaan tempat atau benda.
Contohnya Legenda Danau Toba
- Sage : cerita tentang kerajaan dan kehidupan raja-raja sehingga seringkali
dikaitkan dengan unsur-unsur sejarah.
Contohnya Si Pitung
- Parabel : cerita rekaan untuk menyampaikan pesan moral dengan
mempergunakan perbandingan dan diakonkan oleh manusia.
Contohnya Kebayan
- Dongeng jenaka : cerita dengan menggunakan hal-hal lucu mengenai tokoh dan
penokohan cerinya.
Contohnya Abu Nawas Mau Terbang
- Wira Cerita : cerita tentang kepahlawanan.
Contohnya Ramayana
- Hikayat : cerita yang mengangkat cerita rakyat yang tumbuh dan
berkembang di suatu daerah.
Contohnya Hikayat Putri Kemuning

6. Hal yang perlu dipertimbangkan berkaitan dengan audiens


Jawab :
Pesan presentasi yang testruktur, slide presentasi yang menarik tidak akan berarti apa-apa
jika Anda tidak mampu membawakan presentasi dengan meyakinkan. Dalam banyak
presentasi, sering kita temui presenters memliki pesan presentasi yang bagus, slide yang
memesona, tetapi karena penyampaiannya tidak meyakinkan yang disampaikan tetap saja
membosankan.

Perlu Anda ketahui bahwa Anda adalah aktor utama presentasi. Audiens hadir untuk melihat
dan mendengarkan presentasi Anda. Mereka tidak peduli seberapa lama persiapan Anda.
Mereka tidak mau tahu. Mereka tidak akan menilai persiapan Anda, tetapi mereka menilai
penyampaian presentasi Anda.

Oleh karena itu, penyampaian presentasi juga merupakan bagian yang sangat penting dan
menentukan keberhasilan presentasi Anda, selain penyusunan pesan yang terstruktur dan
pembuatan slide yang menarik.

Jika Anda tidak menguasainya, maka bisa terjadi pesan dan slide presentasi yang sudah Anda
siapkan dengan serius akhirnya menjadi tidak bermanfaat, karena audiens Anda tidak benar-
benar menangkap apa yang Anda sampaikan.

Akan tetapi, jika Anda dapat menyampaikan presentasi secara meyakinkan, maka audiens
Anda akan mampu menyerap informasi dengan baik. Akibatnya, Anda akan mampu menarik
perhatian mereka dan mereka benar-benar dapat terhubung dengan mereka.

Jika tahap penyusunan pesan presentasi merupakan bentuk komunikasi verbal, maka teknik
penyampaian presentasi lebih banyak berkaitan dengan komunikasi non verbal. Komunikasi
non verbal terdiri dari 2 komponen, yaitu bahasa tubuh dan intonasi suara.

Yang termasuk bahasa tubuh yang perlu Anda perhatikan adalah cara berdiri, pergerakan
badan, kontak mata, ekspresi wajah, dan gesture. Sementara, yang termasuk dalam intonasi
suara yang perlu Anda kuasai adalah : tinggi rendah suara, cepat lambat berbicara, dan keras
lemah suara.

Dalam komunikasi, kata-kata pembicara hanyalah sebagian kecil dari usahanya. Tinggi
rendah suara, cepat lambat berbicara, keras lemah kata yang diucapkan, dan jeda di antara
kata-kata itu dapat mengungkapkan lebih dari apa yang dikomunikasikan dengan kata-kata
saja. Selanjutnya, gerak tubuh, cara berdiri, kontak mata, ekspresi wajah,
dan gesture biasanya menyampaikan berbagai sinyal halus. Elemen non verbal ini dapat
memberikan indikasi kepada audiens sebuah petunjuk penting tentang pikiran dan perasaan
pembicara yang dapat memperkuat atau bertentangan dengan kata-katanya.

Nagesh Belludi (2008) menyebutkan bahwa jika kita berbicara tentang komunikasi non
verbal, maka banyak orang mengutip sebuah riset yang dilakukan oleh Prof. Albert
Mehrabian dari University of California, Los Angeles. Riset tersebut menjelaskan bahwa
dalam komunikasi besarnya pengaruh dari masing-masing komponen adalah sebagai berikut
:

- Bahasa tubuh 55 %
- Intonasi suara 38 %
- Kata-kata 7 %

Dengan memperhatikan informasi ini mungkin Anda berkomentar, “ternyata komunikasi non
verbal (bahasa tubuh dan intonasi suara) memegang peranan besar yang kalau keduanya
dijumlahkan mencapai 93 %. Jika saya melakukan presentasi asalkan bahasa tubuh dan
intonasi suara sudah sesuai, maka kata-kata nggak penting-penting amat karena kata-kata
hanya 7 %.

Komentar tersebut menunjukkan bahwa banyak orang yang kurang tepat memaknai hasil
riset tersebut. Maksud dari hasil riset tersebut adalah jika terjadi ketidaksinkronan dalam
berkomunikasi, maka yang dipercaya adalah faktor yang mempunyai persentase yang lebih
besar.

Sebagai contoh, jika Anda mengatakan pada audiens, “Aku tidak punya masalah denganmu!”
sambil Anda menghindari kontak mata, terlihat cemas, dan mempertahankan bahasa tubuh
yang tertutup, maka audiens Anda tidak akan mempercayai Anda. Mereka lebih percaya
pada apa yang mereka tangkap melalui bahasa tubuh Anda.

Demikian juga halnya, ketika Anda mengatakan pada audiens “saya merasa senang berada
disini”, akan tetapi dalam menyampaikannya nada suara Anda terdengar datar dan tidak
bersemangat, maka audiens juga tidak akan percaya. Mereka akan lebih percaya pada
interpretasi dari intonasi suara Anda yang terkesan datar dan tidak semangat.

Karena begitu pentingnya aspek non verbal dalam penyampaian presentasi, maka satu aspek
terpenting yang harus Anda ketahui dalam penyampaian pesan presentasi adalah membuat
sinkronisasi antara kata-kata yang Anda sampaikan dengan bahasa tubuh dan intonasi suara
Anda.

Sesuaikanlah bahasa tubuh Anda dengan kata-kata yang Anda sampaikan. Misalnya,
tampilkanlah antusiasme dalam ekspresi wajah Anda ketika Anda menyampaikan pesan
presentasi. Antusiasme itu menular. Artinya bahwa jika Anda tampil antusias, maka audiens
pun juga akan tertular antusiasme Anda.

Contoh lainnya, jika Anda memperhatikan para presenter hebat, mereka memanfaatkan
anggota tubuhnya untuk ikut berbicara. Steve Jobs dalam peluncuran produk iphone pada
bulan Januari 2007 ketika menjelaskan bahwa iphod mempengaruhi seluruh industri musik,
dia menggerakan tangannya dari kiri ke kanan untuk menekankan bahwa iphod
mempengaruhi seluruh industri musik.

Begitu pula, hindarilah penyampaian pesan presentasi dengan nada yang monoton yang
dapat membuat audiens mengantuk. Untuk itu, berikanlah variasi pada intonasi suara Anda.
Ada saatnya Anda berbicara lebih lambat untuk memberikan penekanan pada pesan
presentasi yang penting. Di sisi lain, adakalanya Anda perlu berbicara lebih cepat untuk
menunjukkan semangat.

Selain itu, Anda perlu berbicara dengan volume suara yang lebih keras untuk menunjukkan
pesan yang penting atau ketika suasana lebih tenang dibutuhkan, Anda dapat berbicara
dengan volume sedikit lebih kecil.

Bahkan, Anda tidak harus berbicara setiap saat. Berikan jeda sesekali. Sedikit diam akan
mengajak audiens Anda berpikir dan merenung. Dengan cara ini, maka Anda dapat
menciptakan efek dramatik, namun sekaligus membuat pesan yang Anda sampaikan
menjadi pesan yang kuat dan mudah diingat.

Anda mungkin juga menyukai