Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika

(INPAFI)
Available online http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/inpafi
e-issn: 2549 – 8258, p-issn 2337 – 4624

PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS DISCOVERY LEARNING MATERI SUHU DAN


KALOR DI SMA CAHAYA MEDAN

Desmon Armando Silitonga dan Deo Demonta Panggabean


Jurusan Fisika FMIPA Univesitas Negeri Medan
desmonsltg@gmail.com, deo.panggabean@unimed.ac.id
Diterima: September 2021. Disetujui: Oktober 2021. Dipublikasikan: November 2021

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui kelayakan LKPD fisika kelas XI berbasis
discovery learning pada materi suhu dan kalor berdasarkan kriteria standar kelayakan
BSNP dan (2) mengetahui kelayakan LKPD berbasis discovery learning pada materi Suhu
dan Kalor menurut guru dan peserta didik. Jenis penelitian ini adalah research and
development (R&D) dengan memodifikasi 4D menjadi model 3D. Sampel penelitian
berjumlah 36 peserta didik. Instumen yang digunakan adalah angket kelayakan materi
LKPD, desain LKPD, kelayakan LKPD berbasis discover learning, penilaian guru serta
peserta didik terhadap LKPD yang dikembangkan. Teknik analisis data penelitian ini
adalah deskriptif. Hasil validasi diperoleh pengembangan LKPD berbasis discovery
learning pada materi suhu dan kalor pada tingkat kelayakan materi LKPD memperoleh
persentase 87%, kelayakan desain LKPD 94% dan kelayakan LKPD berbasis discover
learning 92%. Persentase tersebut memenuhi kriteria kelayakan BSNP dalam kriteria
sangat layak. Penilaian peserta didik pada sampel kecil dan sampel besar memperoleh
persentase 87% dan 82% dengan kriteria sangat layak, respon guru bidang studi pada
LKPD memperoleh persentase 94% dengan kriteria sangat layak.

Kata Kunci: LKPD, discovery learning, suhu dan kalor

ABSTRACT

This research aims to (1) determine the feasibility of LKPD physics class XI based on
discovery learning on temperature and heat material based on the BSNP eligibility criteria
and (2) determine the feasibility of LKPD based on discovery learning on temperature and
heat material according to teachers and students. The instrument used is a questionnaire
on the feasibility of the LKPD material, LKPD design, LKPD activity components, teacher
and student assessments of the developed LKPD. The results of the validation obtained that
the development of LKPD based on discovery learning on temperature and heat material at
the feasibility level of the LKPD material obtained a percentage of 87%, The feasibility of
LKPD design is 94% and the feasibility of discover learning-based worksheets is 92%. This
percentage meets the BSNP eligibility criteria in very feasible criteria. The assessment of
students in a small sample and a large sample obtained a percentage of 87% and 82% with
very decent criteria, the response of teachers in the field of study at LKPD obtained a
percentage of 94% with very decent criteria.

14
Jurnal Inpafi 9 (4) (2021) : 14 - 27

Keywords: LKPD, discovery learning, temperature and heat.

PENDAHULUAN dalam aktivitas penemuan konsep. Pedoman


pembelajaran berisi langkah-langkah kerja yang
Kreativitas sangat penting dalam profesi
melibatkan proses berpikir, prosedur kerja,
guru untuk mempersiapkan generasi masa
kreativitas dan kemandirian peserta didik untuk
depan, salah satu kreativitas guru yaitu dalam
menemukan konsep dalam fisika. Pedoman yang
mengembangkan media pembelajaran. Media
berisi kegiatan-kegiatan seperti itu dinamakan
pembelajaran merupakan alat yang bisa
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) (Depdiknas,
digunakan untuk membuat pembelajaran lebih
2008). Menurut Prastowo (2014), LKPD adalah
menarik dan dapat memudahkan komunikasi
bahan ajar yang dapat mengurangi paradigma
antara guru dan peserta didik ketika belajar.
teacher centered menjadi student centered
Hadirnya media akan memudahkan anak untuk
sehingga peserta didik lebih aktif.
mengerti apa yang ingin guru sampaikan.
Berdasarkan hasil observasi dan
Menurut Panggabean, dkk., (2021) media
wawancara yang dilakukan peneliti di SMA
pembelajaran adalah semua alat, benda, atau
Cahaya Medan LKPD digunakan hanya sebagai
objek yang digunakan dalam kegiatan
bahan ajar dalam melaksakan praktikum di
pembelajaran, yang tujuannya untuk
sekolah. LKPD yang digunakan hanya berisikan
menyampaikan informasi dari sumber kepada
kegiatan praktikum, tidak terdapat kegiatan
penerima atau dari pendidik ke peserta didik.
evaluasi seperti pertanyaan-pertanyaan
Salah satu media pembelajaran adalah media
pendahuluan sebelum mempelajari materi,
visual yang berupa bahan ajar.
kegiatan uji kemampuan, kegiatan memberikan
Bahan ajar adalah sekumpulan
hipotesis, dan kolom penilaian oleh karena itu
perangkat pembelajaran yang berisi materi dan
LKPD yang ada masih tergolong tidak lengkap.
teknik pembelajaran untuk mencapai target dan
LKPD yang digunakan kurang sesuai dengan
tujuan pembelajaran, salah satu tujuan
kompetensi yang ada berdasarkan kurikulum
pembelajaran adalah mencapai kompetensi atau
2013 di antaranya seperti mengembangkan
sub kompetensi pembelajaran (Widodo dan
potensi yang dimiliki peserta didik, potensi yang
Jasmadi, 2008). Pendidikan di SMP pada
terkait dengan aspek pengetahuan (kognitif),
pelajaran IPA lebih dominan mempelajari
dan keterampilan, mengembangkan kreativitas
biologi dari pada fisika yang menyebabkan
peserta didik, menciptakan kondisi
minimnya pengetahuan dasar peserta didik
menyenangkan dan menantang, dan
terhadap pelajaran fisika. Selain itu, minat
menyediakan pengalaman belajar yang beragam
belajar dan pemahaman konsep fisika peserta
melalui penerapan berbagai strategi dan metode
didik juga rendah, peserta didik kesulitan dalam
pembelajaran yang menyenangkan, konstektual,
mengerjakan persoalan fisika yang
efektif, efisien dan bermakna.
menyebabkan rendahnya hasil belajar. Hal ini
Guru bidang studi fisika tidak
dapat disebabkan dalam pembelajaran peserta
melakukan pengembangan terhadap LKPD yang
didik bertindak pasif dan guru yang berperan
digunakan, guru berpendapat bahwa LKPD yang
dominan (teacher centered) (Panggabean, 2015).
ada hanya digunakan sebatas melaksanakan
Bruner dalam Hosnan (2014)
praktikum. Walau begitu masih banyak peserta
menyatakan bahwa peserta didik harus belajar
didik tidak memahami materi, dan ada juga
konsep dan prinsip secara aktif, dimana peserta
peserta didik yang memahami materi
didik didorong untuk memiliki pengalaman
pembelajaran tetapi tidak bertahan cukup lama.
salah satunya dengan melakukan eksperimen.
Peneliti berpendapat bahwa masalah ini
Pelaksanaan pembelajaran yang terdapat
dikarenakan LKPD yang digunakan sebagai
kegiatan eksperimen memerlukan suatu
bahan ajar belum mampu membantu peserta
petunjuk atau pedoman. Penyusunan pedoman
didik dalam memahami serta menemukan
pembelajaran untuk memandu peserta didik
konsep dari materi pelajaran. LKPD yang
15
Desmon Armando Silitonga dan Deo Demonta Panggabean ; Pengembangan LKPD Berbasis Discovery
Learning Materi Suhu Dan Kalor di SMA Cahaya Medan

diberikan kurang mengimplementasikan dikomunikasikan dengan LKPD yang dapat


pembelajaran Kurikulum 2013 seperti tidak membantu peserta didik dalam pembelajaran.
terdapat pertanyaan-pertanyaan yang dapat LKPD berbasis discovery learning dapat
digunakan untuk melakukan kegiatan evaluasi meningkatkan keterampilan-keterampilan dan
untuk mengetahui perkembangan Aspek proses-proses kognitif peserta didik dalam
pengetahuan (kognitif), dan keterampilan memahami materi pembelajaran (Nua, dkk.,
setelah melakukan pembelajaran. Hal ini 2018). Hasil penelitian Patricia (2018) yang
dikarenakan guru kurang kreativitas dalam mengembangkan LKPD dikatakan bahwa LKPD
pembuatan LKPD. berbasis discovery learning membuat peserta
Berdasarkan penjelasan masalah di atas, didik lebih aktif dalam pembelajaran melalui
dibutuhkannya pengembangan LKPD untuk kegiatan percobaan. Hasil tersebut didukung
menciptakan pembelajaran yang menarik dan juga dengan temuan penelitian Khoiriyah, dkk.,
aktif. Diperlukan model pembelajaran yang (2013) yang menunjukkan bahwa LKPD
tepat agar konsep dalam LKPD lebih mudah discovery mampu memandu peserta didik dalam
untuk dipahami peserta didik. Salah satu model melakukan percobaan secara mandiri sehingga
yang dapat digunakan adalah model keterampilan peserta didik dalam melakukan
pembelajaran berbasis discovery learning. percobaan menjadi baik dan memperoleh hasil
Discovery learning adalah model yang belajar yang baik.
mengarahkan peserta didik agar menemukan Tujuan penelitian ini adalah
konsep materi melalui informasi atau data yang mendeskripsikan kelayakan pengembangan
diperoleh dari proses pengamatan atau LKPD berbasis discovery learning berdasarkan
percobaan yang dilakukan. Menurut Hosnan kriteria standar kelayakan BSNP yang dinilai
(2014) discovery learning adalah model untuk tiga dosen ahli sebagai validator yaitu,
mengembangkan cara belajar aktif dengan kelayakan materi LKPD, kelayakan desain
menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka LKPD, dan kelayakan LKPD berbasis discover
hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama learning. Serta mendeskripsikan respon guru
dalam ingatan. Melalui belajar penemuan, dan peserta didik terhadap LKPD.
peserta didik juga bisa belajar berpikir analisis
dan mencoba memecahkan sendiri masalah METODE PENELITIAN
yang dihadapi. Menurut Maharani dan Hardini,
Penelitian ini merupakan penelitian dan
(2017) discovery learning merupakan proses
pengembangan (R&D) dengan menggunakan
pembelajaran yang penyampaian materinya
model pengembangan 4D oleh Thigarajan yang
tidak utuh, karena model discovery learning
telah dimodifikasi menjadi model 3D
menuntut peserta didik terlibat aktif dalam
dikarenakan keterbatasan waktu dan
proses pembelajaran dan menemukan sendiri
kemampuan peneliti. model pengembangan 3D
suatu konsep pembelajaran. Ciri utama model
terdiri dari tiga tahap pengembangan yaitu
discovery learning adalah (1) berpusat pada
pendefinisian (define), perancangan (design),
peserta didik; (2) mengeksplorasi dan
serta pengembangan (develop). Penelitian ini
memecahkan masalah untuk menciptakan,
dilaksanakan di SMA cahaya medan dengan
menghubungkan, dan menggeneralisasi
subjek penelitian yakni validator yang terdiri
pengetahuan; serta (3) kegiatan untuk
tiga dosen ahli yang akan menilai kelayakan
menggabungkan pengetahuan baru dan
materi LKPD, desain LKPD, dan kelayakan
pengetahuan yang sudah ada (Fajri, 2019).
LKPD berbasis discover learning. Satu guru
Berdasarkan pendapat di atas dapat
bidang studi serta peserta didik kelas XI MIA 3
disimpulkan bahwa model discovery learning,
berjumlah 36 orang. Objek penelitian ini yaitu
akan merubah kondisi belajar yang pasif
kelayakan LKPD berbasis discovery learning
menjadi aktif dan kreatif mampu
yang dikembangkan sesuai dengan standar
menumbuhkan motivasi belajar peserta didik,
kelayakan BSNP.
membangkitkan keingintahuan. Model ini dapat

16
Jurnal Inpafi 9 (4) (2021) : 14 - 27

Teknik pengumpulan data dalam Analisi awal-akhir diperoleh dengan


penelitian ini yaitu, wawancara dan kuesioner. memberikan angket kepada peserta didik dan
Instrumen penelitian yang digunakan yaitu melakukan wawancara dengan guru, diperoleh
lembar validasi kelayakan materi LKPD, lembar hasil yang dapat dilihat pada Gambar 1.
validasi kelayakan desain LKPD, lembar
validasi kelayakan LKPD berbasis discover
learning, angket kelayakan oleh guru bidang
studi dan angket kelayakan oleh peserta didik.
Kegiatan wawancara dilakukan dengan salah
satu guru fisika, pertanyaan yang diberikan
seputar tentang LKPD yang masih digunakan di
sekolah. Materi yang dikembangkan dalam
penelitian ini yaitu materi suhu dan kalor.
Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian adalah analisis statistik
deskriptif, yaitu dengan cara menghitung
Gambar 1. Diagram hasil analisis awal-akhir
persentase angket yang telah disebarkan.

Berdasarkan nilai masing-masing aspek


Tingkat kelayakan produk hasil diketahui minat peserta didik dalam
penelitian pengembangan diidentikkan dengan pembelajaran suhu dan kalor masih tergolong
persentase skor. Semakin besar persentase hasil rendah yaitu 57%, serta pemahaman peserta
analisis data, maka semakin baik tingkat didik pada materi suhu dan kalor yaitu 42%.
kelayakan produk yang dikembangkan. Kriteria Sedangkan guru mengajar menggunakan model
tingkat kelayakan analisis persentase produk pembelajaran dan menggunakan LKPD masih
yang dikembangkan dapat dilihat dalam Tabel 69%. Hasil wawancara dengan guru bidang studi
1. juga dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 1. Kriteria kelayakan produk Tabel 2. Hasil analisis masalah yang dihadapi
Interval Presentase (%) Kriteria guru
81 ≤ x ≤ 100 sangat layak No Permasalahan yang Dihadapi
61 ≤ x ≤ 80 layak 1 Kurangnya waktu dalam proses
41 ≤ x ≤ 60 cukup layak pembelajaran
21 ≤ x ≤ 40 tidak layak 2 LKPD yang digunakan kurang lengkap
hanya berisi materi singkat dan
0 ≤ x ≤ 20 sangat tidak layak
praktikum tidak disertai kegiatan evaluasi
3 LKPD tidak sesuai dengan model
HASIL DAN PEMBAHASAN pembelajaran yang digunakan
4 LKPD kurang membantu peserta didik
a. Hasil Penelitian
memahami dan menemukan konsep
Produk yang dihasilkan dari penelitian
materi
pengembangan ini adalah lembar kerja peserta
5 Kurangnya kreativitas Guru dalam
didik (LKPD) berbasis discovery learning pada
mengembangan LKPD sesuai dengan
materi suhu dan kalor. Tahap-tahap penelitian
kebutuhan peserta didik
pengembanga meliputi tahap pendefinisian 6 Setelah melakukan pembelajaran
(define), perancangan (design), pengembangan pemahaman peserta didik tidak bertahan
(develop), serta penyebaran (dissemunate), lama
karena keterbatasan waktu dan kemampuan
yang dimiliki peneliti maka penelitian hanya Ditinjau dari proses pembelajaran maka
sampai pada tahap pengembangan (develop). diketahui bahwa pembelajaran yang dilakukan
Tahap define meliputi langkah pokok, peserta didik tergolong rendah. Hal tersebut
yaitu analisis awal-akhir dan analisis konsep. berhubungan dengan LKPD yang digunakan
17
Desmon Armando Silitonga dan Deo Demonta Panggabean ; Pengembangan LKPD Berbasis Discovery
Learning Materi Suhu Dan Kalor di SMA Cahaya Medan

belum membantu peserta didik untuk


menemukan dan memahami sendiri konsep Gambar 2. Peta konsep suhu dan kalor
materi suhu dan kalor yang telah dipelajari. Hal
ini dikarenakan LKPD yang digunakan kurang Tahap design meliputi kegiatan menyusun
lengkap. Peserta didik masih menggunakan rancangan awal LKPD mulai dari isi materi,
LKPD hanya berisikan materi singkat dan pemilihan format seperti cover LKPD dan
kegiatan praktikum tidak disertai kegiatan kegiatan LKPD dan menyusun instrument
evaluasi yang dapat melihat peningkatan penelitian sampai akhirnya dihasilkan draft awal
kemampuan peserta didik setelah melakukan LKPD. Peneliti memilih materi yang sesuai
pembelajaran, model pembelajaran yang yaitu suhu dan kalor terdiri dari suhu, kalor,
digunakan dalam proses pembelajaran tidak pemuaian kalor dan perpindahan kalor.
terintegrasi dengan LKPD yang digunakan, LKPD yang masih digunakan di sekolah
selain itu guru kurang memahami cara hanya berisikan materi singkat dan praktikum,
pembuatan LKPD sesuai kebutuhan peserta tidak terdapat kegiatan evaluasi seperti
didik, dan juga kurangnya kreativitas dalam pertanyaan-pertanyaan konsep materi. LKPD
mengembangkan LKPD yang ada. Kenyataannya yang akan dikembangkan nantinya akan
perkembangan kemampuan peserta didik dalam didesain dengan model pembelajaran discovery
proses pembelajaran begitu cepat, sehingga learning. Dalama LKPD yang akan
sudah saatnya peserta didik menemukan dan dikembangkan menggunakan cover yang
memahami sendiri konsep dari materi yang menarik, juga disertai dengan kompetensi inti,
dipelajari, baik dilakukan secara kelompok kompetensi dasar, dan tujuan pembelajaran.
maupun individu agar pengetahuan yang Kegiatan dalam LKPD berisikan tahapan
diperoleh bisa bertahan lama. Khususnya pada stimulation (pemberian) yaitu peserta didik
materi Suhu dan Kalor, sehingga dapat dilihat membaca tujuan pembelajaran dalam LKPD dan
kebutuhan peserta didik akan pengembangan memulai kegiatan belajar dengan menjawab
LKPD tergolong sangat tinggi dengan persentase pertanyaan-pertanyaan uji pengetahuan, peserta
92%. didik dianjuran untuk membaca LKPD sehingga
Setelah melakukan anlisis awal-akhir peserta didik merasa tertarik untuk mengadakan
selanjutnya dilakukan analisis konsep, yang eksplorasi terhadap materi pembelajaran.
dimana dilakukan identifikasi konsep pokok Problem statement (identifikasi masalah), dalam
materi yang akan dimasukkan kedalam LKPD LKPD akan diberikan suatu pertanyaan dalam
berdasarkan hasil analisis awal-akhir yang telah bentuk gambar seputar materi, peserta didik
diperoleh. Hasil analisis konsep yaitu membuat diminta untuk memberikan hipotesis terhadap
peta konsep yang memudahkan peserta didik gambar tersebut, data collection (pengumpulan
dalam memahami materi pelajaran. Materi yang data), ketika kegiatan eksplorasi berlangsung,
akan dikembangkan adalah Suhu dan Kalor. para peserta didik diminta untuk
Peta konsep yang dibuat dapat dilihat pada mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya
Gambar 2. yang relevan untuk membuktikan benar atau
tidaknya hipotesis melalui kegiatan praktikum,
data processing (pengolahan data) berisikan
kegiatan mengolah data dan informasi yang
telah diperoleh baik melalui praktikum,
observasi dan sebagainya lalu ditafsirkan.
verification (pembuktian), peserta didik diminta
untuk menemukan dan membuktikan suatu
konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui
contoh-contoh yang dia jumpai dalam
kehidupannya. dan, generalization
(kesimpulan) berdasarkan hasil verification,

18
Jurnal Inpafi 9 (4) (2021) : 14 - 27

peserta didik belajar menarik kesimpulan dan pembelajaran. Contoh tampilan dapat dilihat
menyesuaikan pengetahuan yang diperoleh pada gambar 4.
dengan hipotesis yang telah mereka buat diawal
pembelajaran.
Pemilihan model discovery berdasarkan
referensi peneliti yaitu menurut Hosnan tahun
2014, yang mengkaji kelebihan model discovery
learning dan juga berdasarkan wawancara yang
dilakukan dengan guru bidang studi yang
menyatakan bahwa discovery learning dapat
digunakan. Model tersebut cocok untuk
membantu peserta didik menemukan dan
memahami sendiri konsep materi, penyusunan
kegiatan dalam LKPD disesuaikan dengan
sintaks model discovery learning.
Setelah dilakukan perancangan dihasilkan
Cover dalam LKPD yang menggunakan gambar
proses pemanasan es yang biasa dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari. Judul LKPD yang dibuat
dengan menggunakan text box. Latar cover
LKPD menggunakan tools shape rectangles
Gambar 4. Tampilan tahap stimulation
dengan latar warna hijau-hitam mendominasi,
serta terdapat nama penulis pada bagian bawah.
Tahap problem statement dilakukan
Tampilan cover LKPD yang telah dirancang
dengan membuat kegiatan yang dinamakan
dapat dilihat pada Gambar 3.
aktivitas, yang dimana pada kegiatan ini peserta
didik akan diberikan sebuah ilustrasi dan
diharuskan membuat sebuah rumusan masalah
dan hipotesis sementara setelah membaca
ilustrasi tersebut. Salah satu contoh problem
statement pada sub materi suhu dan kalor dapat
dilihat pada Gambar 5.

Gambar 3. Tampilan cover LKPD

Selanjutnya isi materi LKPD dilengkapi


dengan kata pengantar, daftar isi, kompetensi
dasar (KD), kompetensi inti (KI), tujuan
pembelajaran, gambar bewarna yang sesuai
dengan aplikasi suhu dan kalor dalam
kehidupan sehari-hari dan disertai langkah-
langkah proses kegiatan sesuai dengan sintaks
discovery learning. Contohnya pada tahap
stimulation diberikan pertanyaan uji
pengetahuan untuk mengulas kembali
pengetahuan peserta didik sebelum melakukan
19
Desmon Armando Silitonga dan Deo Demonta Panggabean ; Pengembangan LKPD Berbasis Discovery
Learning Materi Suhu Dan Kalor di SMA Cahaya Medan

Gambar 5. Tampilan tahap problem


statement
Tahap data collection berisikan kegiatan
yang dinamakan kegiatan ilmiah, dimana pada
kegiatan ini peserta didik akan melakukan
percobaan pada sub materi yang ada. Kegiatan
ilmiah terdiri dari tujuan kegiatan, contoh
gambar percobaan, alat dan bahan, langah-
langkah, dan tabel pengamatan yang akan disi
oleh peserta didik setelah melakukan percobaan.
Peserta didik harus mengumpulkan data dan
informasi sebanyak-banyaknya nantinya
digunakan untuk membuktikan hipotesis yang
telah mereka buat sebelumnya. Salah satu
contoh data collection pada sub materi
pemuaian benda dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 7. Tampilan tahap data processing

Tahap kelima adalah verification, pada


tahap ini peserta didik diminta untuk
membuktikan hasil percobaan yang telah
dilakukan dengan menjawab pertanyaan-
pertanyaan seputar konsep yang dipelajari.
Pertanyaan yang ada hanya bisa dijawab apabila
peserta didik telah melakukan dan mengolah
hasil percobaan. Hal ini dilakukan untuk
membantu peserta didik membuktikan hipotesis
mereka dengan teori yang ada. Salah satu
contoh verification pada sub materi
perpindahan kalor yang dapat dilihat pada
Gambar 6. Tampilan tahap data collection Gambar 8.

Berikutnya data processing, pada bagian


ini peserta didik akan mengolah data dan
informasi yang sebelumnya telah diperoleh.
Bagian data processing menyediakan sebuah
tempat untuk peserta didik menulisakan hasil
olah data yang mereka dapatkan. Tampilan data
processing dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 8. Tampilan Tahap Verification

20
Jurnal Inpafi 9 (4) (2021) : 14 - 27

sesuai komponen aspek yang ada yaitu aspek


Tahap terakhir pada discovery learning kesesuaian materi, aspek kelayakan penyajian,
adalah generalization, pada tahap ini peserta dan aspek kedalaman materi. Penilaian aspek
didik akan menarik sebuah kesimpulan dari sub kesesuaian materi berfokus pada kesesuaian,
materi yang telah dipelajari. Hal ini untuk kelengkapan dan kedalaman materi sesuai
membuktikan apakah peserta didik sudah dengan KI dan KD, selanjutnya kesesuaian
mengerti atau tidak konsep yang sudah materi dengan tujuan pembelajaran, data dan
dipelajari. Contoh tampilan generalization dapat fakta, kegiatan praktikum, tangkat kesulitan
dilihat pada Gambar 9. soal-soal, contoh kasus, dan penyajian gambar
materi dalam LKPD. Selanjutnya aspek
kelayakan penyajian yang berfokus pada
komponen teknik sistematika penyajian,
rangkuman materi, landasan teori dan
konsistensi penyajian. Terakhir aspek
kedalaman berfokus pada komponen keruntutan
serta keterpaduan antar materi, ketajaman dan
kedalaman materi, kesesuaian materi LKPD
dengan pesta konsep, dan kelengkapan materi.
Berdasarkan penilaian tiga dosen ahli,
LKPD yang telah dikembangkan oleh peneliti
mendapatkan persentase aspek kesesuaian isi
87%, kelayakan penyajian 88% dan kedalaman
materi 85% dengan persentase rata-rata yaitu
87%. Disesuaikan dengan tabel kriteria
kelayakan LKPD, maka skor yang diperoleh
termasuk dalam kriteria sangat layak. Hal ini
dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 9. Tampilan tahap generalization

Susunan dari instrumen penelitian yang


telah dirancang dan divalidkan adalah angket
validasi kelayakan materi LKPD, kelayakan
desain LKPD, kelayakan komponen kegiatan
LKPD, dan angket penilaian guru dan peserta
didik. Masing-masing angket terdiri dari 20
pertanyaan, dimana pilihan jawaban yang
tersedia ada 5 yaitu : (5) sangat layak ; (4) layak ;
(3) cukup layak ; (2) tidak layak ; (1) sangat
Gambar 10. Diagram tingkat kelayakan materi
tidak layak. Akhirnya dihasilkan draft awal
LKPD
LKPD.
Tahap develop yaitu menghasilkan LKPD
Selanjutnya kelayakan desain LKPD
berbasis discovery learning pada materi suhu
divalidasi oleh 3 orang ahli, dimana para ahli
dan kalor, yang telah divalidasi dan direvisi oleh
akan menilai LKPD sesuai komponen aspek
para praktisi dan telah dilakukan uji coba
yang ada yaitu aspek tampilan LKPD, aspek
kepada guru dan peserta didik, sehingga
kebahasaan, dan aspek kegrafikan. Penilaian
diketahui tingkat kelayakan LKPD yang
aspek tampilan LKPD berfokus pada ketepatan
dikembangkan.
pemilihan warna, keselarasan warna tulisan,
Kelayakan materi LKPD divalidasi oleh 3
kemenarikan LKPD, gambar dan tabel yang
orang ahli, dimana para ahli akan menilai LKPD
21
Desmon Armando Silitonga dan Deo Demonta Panggabean ; Pengembangan LKPD Berbasis Discovery
Learning Materi Suhu Dan Kalor di SMA Cahaya Medan

disajikan, petunjuk yang diberikan. Selanjutnya sendiri konsep materi. Terakhir aspek evaluasi
aspek kebahasaan berfokus pada kemudahan yang berfokus pada kegiatan menuntun peserta
LKPD untuk dibaca, penggunaan bahasa sesuai didik membuat hipotesis, kegiatan yang dapat
EYD, kesesuaian bahasa dengan tingkat melihat perkembangan peserta didik, kesesuain
perkembangan peserta didik. Terakhir aspek pertanyaan yang ada dengan model discovery
kegrafikan berfokus pada pemilihan jenis kata, learning.
pemilihan format, tata letak, ukuran huruf yang Berdasarkan penilaian tiga dosen ahli,
dapat dilihat oleh mata, layout. LKPD yang telah dikembangkan oleh peneliti
Berdasarkan penilaian tiga dosen ahli, mendapatkan persentase aspek kesesuaian isi
LKPD yang telah dikembangkan oleh peneliti 93%, aspek kelayakan penyajian sesuai dengan
mendapatkan persentase aspek tampilan LKPD discovery learning 91% dan aspek evaluasi 92%
100%, aspek kebahasaan 87%, aspek kegrafikan dengan persentase rata-rata yaitu 92%. Jika
93 % dengan persentase rata-rata yaitu 94%. dicocokkan dengan tabel kriteria kelayakan,
Disesuaikan dengan tabel kriteria kelayakan maka skor pencapaian ini termasuk dalam
LKPD, maka skor yang diperoleh termasuk kriteria sangat layak. Hasil validasi kelayakan
dalam kriteria sangat layak. Hasil validasi LKPD berbasis discover learning dapat dilihat
kelayakan desain LKPD dapat dilihat pada pada Gambar 12.
Gambar 11.

Gambar 12. Diagram tingkat kelayakan lkpd


Gambar 11. Diagram tingkat kelayakan desain berbasis discover learning
LKPD
Setelah melakukan revisi dan produk
Terakhir kelayakan LKPD berbasis dinyatakan valid oleh para ahli maka
discover learning divalidasi oleh 3 orang ahli, selanjutnya produk diberikan kepada satu guru
dimana para ahli akan menilai LKPD sesuai fisika, dimana guru bidang studi akan menilai
komponen aspek yang ada yaitu aspek sesuai aspek yang ada yaitu, aspek kesesuain
kesesuaian dengan sintaks, aspek penyajian LKPD, aspek penyajian LKPD, dan aspek
pembelajaran, dan aspek evaluasi. Aspek komponen pembelajaran berbasis discovery
kesesuain dengan sintaks berfokus pada learning. Dalam aspek kesesuain isi, guru akan
kesesuain LKPD dengan tahapan-tahapan menilai kesesuaian LKPD dengan KI dan KD,
sintaks discovery learning, kesesuain aplikasi kesesuaian materi, kesesuain LKPD dengan
sintaks pada kegiatan LKPD sesuai dengan teori silabus yang digunakan, kesesuaian LKPD degan
yang ada, kelengkapan penggunan tahapan- sintaks discovery learning, kegiatan LKPD
tahapan sintaks. Aspek penyajian pembelajaran mampu mengembangkan kemampuan
berfokus pada kegiatan-kegiatan pembelejaran berkomunikasi, dan LKPD dapat digunakan
dalam LKPD, kesesuaian kegiatan pembelajaran untuk proses pembelajaran. Selanjutnya aspek
dengan discovery learning, berisikan penyajian LKPD berfokus pada tampilan LKPD,
pembelajajaran yang aktif dan membantu kelengkapan pentunjuk yang diberikan,
peserta didik menemukan dan memahami rangkuman materi, kesesuaian soal-soal dengan
22
Jurnal Inpafi 9 (4) (2021) : 14 - 27

tingkat pemahaman. Pemilihan gambar, menggunakan bahasa baku, memberikan ruang


illustrasi, dan praktikum LKPD. Terakhir aspek untuk peserta didik dapat menulis dan
komponen pembelajaran berbasis discovery menggambarkan hasil pemikiran. Terakhir
learning berfokus pada LKPD membantu aspek komponen pembelajaran berbasis
pemahaman konsep dan membuat peserta didik discovery learning berfokus pada kegiatan
aktif, kreativitas dan kegiatan-kegiatan LKPD LKPD dapat mendorong, memotivasi untuk
membantu peserta didik menemukan sendiri berorientasi, mengidentifikasi masalah,
materi. mengumpulkan data, membuat hipotesis,
Berdasarkan penilaian guru bidang studi, menarik kesimpulan, membuat lebih aktif dan
LKPD yang telah dikembangkan mendapat mampu menemukan sendiri konsep materi.
persentase aspek kesesuaian LKPD 95%, aspek Berdasarkan respon peserta didik
penyajian LKPD 93% dan untuk aspek diperoleh aspek ketertarikan 88%, aspek
komponen discovery learning 94% dengan rata- penyajian bahan ajar 88% dan untuk aspek
rata aspek rata-rata 94%. Dicocokan dengan komponen discovery learning 84%. Respon
tabel kriteria kelayakan LKPD, maka skor yang peserta didik terhadap LKPD yang
diperoleh mencapai kategori sangat layak. Hasil dikembangkan berdasarkan beberapa aspek
respon guru dapat dilihat pada Gambar 13. memperoleh rata-rata 87%. Dicocokan dengan
tabel kriteria kelayakan LKPD, maka skor yang
diperoleh mencapai kategori sangat layak. Dapat
dilihat pada Gambar 14.

Gambar 13. Diagram tingkat kelayakan lkpd


oleh guru

Uji kelayakan LKPD kepada peserta didik Gambar 14. Diagram tingkat kelayakan lkpd
dilakukan pada 8 orang, pengambilan sampel oleh 8 peserta didik
dulakukan secara acak dengan tingkat
kemampuan yang berbeda yaitu kemampuan Setelah melakukan uji kepada 8 peserta
tinggi, sedang dan rendah. Aspek yang akan didik maka dilakukan perbaikan pada LKPD,
dinilai oleh peserta didik yaitu aspek yang dimana setelah rangkuman materi pada
ketertarikan, penyajian LKPD, dan komponen LKPD dilakukan penambahan contoh-contoh
pembelajaran berbasis discovery learning yang soal, dapat dilihat pada Tabel 3.
terdapat pada LKPD. Komponen penilaian aspek
ketertarikan yaitu kemenarikan tampilan LKPD,
penyajian materi menumbuhkan minat
membaca, peserta didik merasa lebih mudah
belajar dan menemukan konsep dengan
menggunakan LKPD yang dikembangkan,
kemenarikan rangkaian kegiatan LKPD.
Selanjunya aspek penyajian LKPD berfokus pada
komponen petunjuk, rangkaian kegiatan LKPD
berurutan, jelas, dan mudah dipahami,

23
Desmon Armando Silitonga dan Deo Demonta Panggabean ; Pengembangan LKPD Berbasis Discovery
Learning Materi Suhu Dan Kalor di SMA Cahaya Medan

Tabel 3. Hasil perbaikan


Hasil Perbaikan
Keterangan Sebelum Sesudah
Setelah
kegiatan
rangkuman
tidak terdapat
contoh soal
yang menjadi
pedoman
peserta didik
untuk
mengerjakan Gambar 15. Diagram tingkat kelayakan LKPD
soal-soal oleh 36 peserta didik
evaluasi, oleh
karena itu b. Pembahasan
contoh soal Hasil yang diperoleh menunjukkan
ditambahkan minat dan pemahaman peserta didik terhadap
pada LKPD pembelajaran fisika memiliki kesenjangan.
Pemahaman peserta didik tidak bertahan lama
Setelah melakukan perbaikan dilakukan dikarenakan LKPD belum menarik dan
uji coba kembali dengan menggunakan sampel membantu peserta didik untuk mau belajar
yang lebih besar. Uji coba dilakukan di kelas XI memahami serta menemukan materi. Setelah
MIA 3 sebanyak 36 orang peserta didik dengan melakukan wawancara diketahui masih
tingkat kemampuan yang berbeda yaitu banyak masalah-masalah yang dihadapi guru
kemampuan tinggi, sedang, dan rendah akan dalam pembelajaran yang dapat dilihat pada
menilai kelayakan LKPD. Peserta didik menilai Tabel 2 diatas. Dibutuhkan pengembangan
LKPD berdasarkan aspek ketertarikan, aspek untuk LKPD yang ada dilihat persentase
penyajian LKPD, dan aspek komponen kebutuhan peserta didik akan pengembangan
pembelajaran berbasis discovery learning yang LKPD tergolong sangat tinggi yaitu 92%.
sesuai dengan komponen pada uji sebelumnya. LKPD telah dikembangkan sesuai
Berdasarkan respon peserta didik dengan dengan tahapan model pengembangan 4D yang
sampel 36 orang, diperoleh aspek ketertarikan dimodifikasi menjadi 3D. Langkah tahapan
82%, aspek penyajian LKPD memperoleh 83% mulai dari tahap pendefinisian (define),
dan untuk aspek komponen discovery learning perancangan (design), pengembangan
memperoleh 82%. Respon peserta didik (develop) sudah dijelaskan pada hasil
terhadap LKPD yang dikembangkan penelitian.
berdasarkan beberapa aspek memperoleh rata- Isi dalam LKPD sudah dibuat sesuai
rata 82%. Dicocokan dengan tabel kriteria dengan tahapan sintaks discovey learning
kelayakan LKPD, maka skor yang diperoleh mulai dari Stimulation, problem statement,
mencapai kategori sangat layak. Dapat dilihat data collection, data processing, verification,
pada Gambar 15. sampai dengan generalization membuat
kesimpulan.
Diketahui kelayakan materi LKPD
pada setiap aspek berada pada kriteria sangat
layak. Hal ini menunjukan kesesuain,
kelengkapan, kedalaman dan aplikasi materi
LKPD sudah sesuai yang diinginkan dimana
mencakup KI, KD, tujuan pembelajatan.

24
Jurnal Inpafi 9 (4) (2021) : 14 - 27

Menurut Dinas pendidikan nasional (2006) pengumpulan data, pengolahan data,


bahwa lembar kerja peserta didik itu salah pembuktian, dan menarik kesimpulan.
satunya harus memuat kompetensi dasar, Pendapat ini juga berhubungan dengan
dengan adanya kompetensi dasar sebagai acuan pendapat Ssusanto dan Ida, (2020) Intelektual
maka akan dapat membantu peserta didik merupakan salah satu faktor yang berperan
belajar secara terarah. Hal ini juga didukung dalam proses pembelajaran dengan
oleh penelitian Novelia, dkk., (2017) kemampuan intelektual yang cukup seseorang
Penjelasan materi kepada peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran dengan
dilakukan dengan mengaitkan materi yang baik.
dipelajari dengan kehidupan sehari-hari Berdasarkan hasil penilaian guru
sehingga lebih mudah dipahami. bidang studi LKPD sudah berisikan kegiatan
Kelayakan Desain LKPD untuk setiap yang mampu mengembangkan kemampuan
aspek memperoleh kriteria sangat layak. LKPD baik individual maupun kelompok seperti
disajikan dengan tampilan menarik seperti kemampuan kognitif, berkomunikasi social
cover yang bewarna, pemilihan warna yang contonya membuat hipotesis dan
sesuai, format yang jelas, kelengkapan membuktikannya dengan melakukan
petunjuk, dan penggunaan bahasa sesuai praktikum setelah itu menjawab pertanyaan
dengan EYD. Hal ini sesuai dengan pendapat yang ada. Yuliani, dkk., (2017) bahwa
Harahap, dkk., (2017) Desain tampilan maupun pembelajaran menggunakan model Discovery
desain penyajian isi harus memperhatikan tata Learning mampu mendorong peserta didik
letak, pemilihan gambar, pemilihan teks dan untuk aktif dalam membuat hipotesis,
pemilihan warna yang sesuai dan menarik melakukan percobaan, menganalisis data dan
sesuai dengan penilaian unsur-unsur yang membuat kesimpulan sehingga antusiasme
dikeluarkan oleh BSNP yang salah satunya peserta didikdalam proses belajar menjadi lebih
mengacu pada komponen kegrafikan, meningkat dan dapat meningkatkan hasil
keseuaianukuran font, layout, dan tata letak, belajar kognitif.
desain tampilan dan keterbacaan. Hasil uji sampel kecil dan sampel besar
Kelayakan LKPD berbasis discover menunjukkan bahwa ketertarikan peserta
learning untuk setiap aspek memperoleh hasil didik terhadap LKPD tinggi. LKPD menyajikan
sangat layak. Isi LKPD sesuai dengan model kegiatan dimana lebih banyak melakukan
discovery learning dimana terdapat kegiatan kegiatan untuk menemukan sendiri konsep
yang merangsang berpikir kritis dan seperti terdapat kegiatan ilmiah. Terlebih lagi
membantu peserta didik untuk menuangkan percobaan yang diberikan adalah percobaan
ide, gagasan ataupun membuat hipotesis dalam sederhana yang dapat dilakukan di sekolah
pembelajaran dan juga LKPD memberikan maupun dirumah dalam kegiatan tampilan dan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan materi yang menumbuhkan rasa ingin tahu
perkembangan intelektual peserta didik dan minat peserta didik. Menurut Satriani,
dimana kegiatan pembelajaran menuntut dkk., (2018) ketertarikan peserta didik
peserta didik untuk mencari tahu sendiri selain terhadap LKPD dapat meningkatkan motivasi
itu tingkat kesulitan soal-soal yang ada sesuai belajar peserta didik, sehingga dapat memicu
dengan kemampuan peserta didik juga proporsi peserta didik untuk lebih giat belajar. Hal
soal pada tiap sub materi sama. Rahmawati, inilah yang dapat menyebabkan peserta didik
dkk., (2012) mengatakan discovery learning mendapatkan hasil belajar yang lebih baik.
merupakan model pembelajaran yang dapat Hasil yang didapat senada dengan
membimbing dan memotivasi peserta didik penelitian oleh Osnin, dkk., (2019) yang
untuk mengeksplorasi informasi-informasi dan memperoleh persentase 93.33% kategori sangat
konsep sehingga mengkonstruksi ide-ide baru, layak. Ada juga penelitian yang dilakukan
mengidentifikasi suatu hubungan baru, dan Patricia, dkk., (2018) memperoleh hasil 82,5 %
menciptakan cara berpikir dan berperilaku kategori sangat layak. Penelitian lain yang
melalui tahapan stimulasi, identifikasi masalah, mendukung oleh Astuti dan Setiawan (2013)
25
Desmon Armando Silitonga dan Deo Demonta Panggabean ; Pengembangan LKPD Berbasis Discovery
Learning Materi Suhu Dan Kalor di SMA Cahaya Medan

bahwa LKPD yang dikembangkan layak Fajri, Z. (2019). Model Pembelajaran Discovery
digunakan oleh peserta didik dalam proses Learning Dalam Meningkatkan
pembelajaran yang inovatif, konstruktif, dan Prestasi Belajar peserta didik SD.
berpusat pada peserta didik untuk terlibat aktif Jurnal IKA. 7(2): 64-73
dalam pembelajaran dan menemukan konsep- Harahap, A.V., Zulkifli, S., & Eni, S. (2017).
konsep melalui konstruksinya sendiri, karena Pengembangan Lembar Kegiatan
LKPD ini telah melewati tahap validasi dan uji Peserta Didik (LKPD) Pada Materi
coba dengan hasil yang baik. Pokok Eubacteria Berbasis Pendekatan
Ilmiah. Jurnal Pelita Pendidikan. 5(3):
330-338
KESIMPULAN DAN SARAN
Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik dan
Berdasarkan hasil penelitian dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad
pembahasan yang telah diuraikan, maka 21. Bogor: Ghalia Indonesia
diperoleh kesimpulan dalam penelitian ini yaitu, Khoiriyah, N., Suyatna, A., dan Nyeneng, I.D.P.
LKPD berbasis discovery learning pada materi (2013). Pengembangan Lembar Kerja
suhu dan kalor yang telah dikembangkan peserta didik (LKS) Fisika Berbasis
dikatakan sangat layak sesuai kriteria standar Penemuan Terbimbing Berbantuan
kelayakan BSNP karena memperoleh hasil uji Simulasi Komputer. Jurnal
validasi kelayakan materi LKPD sebesar 87%, , Pembelajaran Fisika Universitas
desain LKPD 94%, dan kelayakan LKPD Lampung. 1(6): 115-127
berbasis discover learning 92%. Respon Maharani, B.Y., dan Hardini, A. T. A. (2017).
pengguna terhadap LKPD berbasis discovery Penerapan Model Pembelajaran
learning yang dikembangkan oleh peneliti Discovery Learning Berbantuan Benda
berada pada kategori sangat layak karena pada Konkret Untuk Meningkatkan Hasil
uji dengan sampel 8 orang memperoleh Belajar IPA. Jurnal Mitra pendidikan.
persentase rata-rata 87%, kemudian pada uji 1(5): 549-561
coba sampel 36 orangmemperoleh persentase Novelia, R., Rahimah, D., & Fachruddin, M.
rata-rata sebesar 82%, Serta respon guru bidang (2017). Penerapan model mastery
studi memperoleh persentase rata-rata 94% Learning Berbantuan LKPD Untuk
dengan masing-masing persentase termasuk Meningkatkan Hasil Belajar
kriteria sangat layak. Matematika Peserta Didik Di Kelas
Diharapkan peneliti selanjutnya dapat VII.3 SMP Negeri 4 Kota Bengkulu.
memperhatikan jaringan internet peserta didik, Jurnal Penelitian Pembelajaran
meminta peserta didik agar cepat masuk Matematika Sekolah (JP2MS). 1(1): 20-
kedalam room agar waktu penelitian lebih 25
efesien, membuat angket yang lebih mudah Nua, M.T.P., Wahdah, N., dan Mahfud, M.
untuk diisi peserta didik. (2018). Pengembangan Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) k-13 Berbasis
DAFTAR PUSTAKA Discovery Learning peserta didik Sma
Astuti, Y., & Setiawan, B. (2013). Kelas x Pada Materi Analisis Vektor.
Pengembangan LKS Matematika Jurnal Nalar Pendidikan. 6(2): 95-104
Berbasis Pendekatan Inquiri Osnin, A.E., Sesanti, N.R., & Marsitin, R.
Terbimbing dalam Pembelajaran (2019). Pengembangan Lembar Kerja
Kooperatif Pada Materi Kalor. Jurnal Peserta Didik Berbasis Discovery
pendidikan IPA Indonesia, 2 (1): 88-92 Learning Pada Materi Aritmetika
Depdiknas. (2006). Kurikulum 2006 Mata Sosial. Seminar Nasional FST 2019. 2:
Pelajaran IPA 9-18
Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan Panggabean, D.D. (2015). Pengaruh Model
Bahan Ajar Pembelajaran Advance Organizer

26
Jurnal Inpafi 9 (4) (2021) : 14 - 27

Terhadap Hasil Belajar peserta didik Belajar IPA. BIOEDUKASI. 10(1): 23-
SMA Teladan Cinta Damai. Jurnal 32
Pengabdian Kepada Masyarakat.
21(82): 11-19
Panggabean, D.D., Irham, R., dan Irfandi.
(2021). Pembuatan Media Video
Pembelajaran Fisika SMA Dengan
Whiteboard Animation. Media Sains
Indonesia
Patricia, E.M., Nyeneng, I.D.P., dan Wahyudi,
I. (2018). Pengembangan Lkpd
Berbasis Discovery Learning Pada
Materi Fluida Dinamis. Jurnal
Pembelajaran Fisika. 6(1): 59-68
Prastowo, A. (2014). Pengembangan Bahan
Ajar Tematik Tinjauan Teoritis dan
Praktis. Indonesia: Kencana
Rahmawati., Widodo, W., dan Prabowo.
(2012). Pengembangan Perangkat
Pembelajaran dengan Metode
Pembelajaran Penemuan Terbimbing
(Guided Discovery Learning) untuk
Melatih Keterampilan Berpikir Kritis
dan Penguasaan Konsep pada peserta
didik SMP. Jurnal Pendidikan Sains.
1(2): 68-73
Satriani., Rafiqah., dan Ikbal, S. (2018).
Pengembangan Lembar Kerja Peserta
Didik Berbasis Etnosains Dengan
Model Penalaran Kausal Untuk
Memecahkan Masalah. Jurnal
Pendidikan Fisika. 6(1): 8-16
Sudjana. (2007). Media Pengajaran. Jakarta:
Sinar Baru Algesindo
Susanto., & Ida, R. M. (2020). Neurosains
Dalam Mengembangkan Kecerdasan
Intelektual Peserta Didik Sd Islam Al-
Azhar Bumi Serpong Damai. Jurnal
Komunikasi Antar Perguruan Tinggi
Agama Islam. 19(2): 331-348
Widodo, C.S., dan Jasmadi. (2008). Panduan
menyusun bahan ajar berbasis
kompetensi. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo
Yuliani, M., Natalia, R. K., Santoso, S., dan
Dewi, K. (2017). Pembelajaran Model
Discovery Learning dan Strategi
Bowling Kampus untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Kognitif dan Motivasi

27

Anda mungkin juga menyukai