Tabel 4.6 Analisa pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap perubahan nyeri
(n=19)
Pre relaksasi Post relaksasi
nafas dalam nafas dalam
Korelasi Pre vs Post relaksasi nafas antara -1 s/d +1). Sehingga angka 0,630
dalam = 0,630. (besarnya nilai korelasi termasuk korelasi yang
dengan bantuan komputer dengan spss Potter & Perry, 2006), mendefinisikan
nyeri sebagai suatu pengalaman sensori
dapat di jelaskan besarnya nilai
dan emosional yang tidak nyaman yang
/korelasi R yaitu sebesar 0.630 dan
berhubungan dengan kerusakan jaringan
dijelaskan besarnya prosentase
aktual dan potensial yang dirasakan dalam
pengaruh variabel bebas terhadap
kejadian-kejadian di mana terjadi
variabel terikat yang disebut koefisian kerusakan. Perasaan yang tidak nyaman
determinasi yang merupakan hasil dari tersebut sangat bersifat subjektif dan hanya
pengkuadratan R. dari output tersebut orang yang mengalaminya yang dapat
diperoleh koefisien determinasi (R2) menjelaskan dan mengevaluasi perasaan
sebesar 0.397 yang mengandung tersebut (Mubarak & Chayatin, 2007).
pengertian bahwa pengaruh variabel Berdasarkan tingkat nyeri
bebas (Post relaksasi nafas dalam) responden semua responden mengalami
terhadap variabel terikat Pre relaksasi nyeri dalam kategori sedang yakni
nafas dalam adalah sebesar 39.7%, sebanyak 19 orang (100%). Hal tersebut
sedangkan sisanya dipengaruhi oleh menunjukkan bahwa pasien yang
variabel yang lain dirawat inap di Ruang Perawatan Klinik
Pembahasan Mboga, Sukoharjo mengalami nyeri
Analisis Univariat Dari 19 responden kategori sedang. Dari kondisi itu
yang diteliti, 12 (63%) orang berusia kebanyakan responden belum
antara 45-55 tahun dan 7 (37%) berusia mengetahui bagaimana cara
antara 56-66 tahun. Hal ini mengurangi rasa nyeri tanpa
menunjukkan bahwa seiring dengan menggunakan obat. Hasil dari observasi
bertambahnya usia mukosa gaster menunjukkan kebanyakan pasien
cenderung menjadi tipis sehingga lebih mengurangi rasa nyeri yang terjadi
cenderung memiliki infeksi dengan melakukan massase pada daerah