Anda di halaman 1dari 7

JPES 6 (3) (2017)

Journal of Physical Education and Sports

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpes

Model Latihan dengan Teknik Relaksasi Berbantuan Aromaterapi dan Musik


Instrumental untuk Menurunkan Kecemasan Atlet

Adika Fatahilah1 , Setya Rahayu & Soekardi

1
SMA Negeri 19 Palembang, Indonesia
2
Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mendeskripsikan kondisi objektif pelaksanaan latihan tim bola
Diterima: tangan Sumatera Selatan, (2) Menghasilkan model latihan dengan menggunakan teknik relaksasi
Juni 2017 berbantuan aromaterapi dan musik instrumental untuk menurunkan kecemasan atlet, (3) Efektifnya
Disetujui: model latihan. Penelitian ini menggunakan reseach and development (R & D) dengan langkah-langkah:
Juli 2017 (1) Persiapan pengembangan model latihan, (2) Merancang model hipotetik, (3) Uji kelayakan
Dipublikasikan: hipotetik, (4) Perbaikan model hipotetik, (5) Uji lapangan, (6) Hasil akhir produk. Menghasilkan
Desember 2017 model latihan dengan teknik relaksasi berbantuan aromaterapi dan musik intrumental untuk
________________ menurunkan kecemasan atlet. Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan dihasilkan model
Keywords: latihan dengan teknik relaksasi berbantuan aromaterapi dan musik instrumental untuk menurunkan
exercise, aromatherapy kecemasan atlet yang terdiri dari 7 komponen yaitu: (1) Rasional, (2) Visi dan Misi Latihan,
relaxation and instrumental (3) Tujuan Latihan, (4) Isi Latihan, (5) Dukungan Sistem, (6) Prosedur Latihan, (7) Evaluasi dan
music, anxiety Tindak Lanjut. Model yang dikembangkan efektif untuk menurunkan kecemasan atlet dan terdapat
____________________ penurunan skor kecemasan sebelum diberikan perlakuan (pre test) dan sesudah (post test) dari 24 atlet
rata-rata sebesar 25,75 poin atau 47,99%. Hasil ini diperkuat hasil uji wilcoxon bahwa model latihan
relaksasi berbantuan aromaterapi dan musik intrumental efektif untuk menurunkan kecemasan atlet
sebesar -4,290 pada signifikansi 0,000.

Abstract
___________________________________________________________________
The objectives of this research are: (1) To describe the objective condition of the practice of South Sumatera
handball team, (2) To produce the exercise model by using aromatherapy assisted relaxation technique and
instrumental music to decrease athlete's anxiety, (3) Effective model of exercise. This research uses reseach and
development (RND) with steps: (1) Preparation of model development exercise, (2) Design hypothetical model,
(3) hypothetical feasibility test, (4) Hypotetic model improvement, (5) Field test, 6) The final product. Produce
an exercise model with aromatherapy assisted relaxation techniques and intrumental music to decrease anxiety
athletes. Based on the result of research and development, there is an exercise model with aromatherapy assisted
relaxation technique and instrumental music to decrease an athlete's anxiety consist of 7 components:
(1) Rationale, (2) Vision and Mission of Exercise, (3) Purpose of Exercise, (4) Content Exercises, (5) System
Support, (6) Exercise Procedures, (7) Evaluation and Follow-up. The model developed was effective for reducing
athlete's anxiety and there was a decrease in anxiety score before pre-treatment and posttest of 24 athletes
averaging 25.75 points or 47.99%. This result reinforced the results of the wilcoxon test that the aromatherapy-
assisted relaxed exercise model and intrumental music were effective in reducing athlete anxiety by -4.290 at a
0.000 significance.
© 2017 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: p-ISSN 2252-648X
Jl. Pipa Sungai Lais, Kota Palembang, Sumatera Selatan (30267)
e-ISSN 2502-4477
E-mail: fatahilah.adika@yahoo.co.id

211
Adika Fatahilah, Setya Rahayu & Soekardi / JPES 6 (3) (2017) : 211 - 217

PENDAHULUAN adrenalin dan kortisol, yang efeknya pada tubuh


adalah jantung memompa dara semakin cepat,
Bola Tangan (handball) adalah olahraga otot-otot memerlukan oksigen lebih banyak, kulit
beregu dimana dua regu dengan masing-masing menjadi dingin karena darah lebih banyak
7 pemain (6 pemain dan 1 penjaga gawang) mengalir ke otot dan organ lain, pupil mata
berusaha memasukkan sebuah bola ke gawang melebar sehingga tubuh tidak mampu berfokus
lawan. Permainan ini mirip dengan sepakbola, pada tujuan yang ada dalam pikiran.
tapi cara memindahkan bola adalah dengan Peneliti sendiri selaku pelatih pada saat tim
tangan pemain, bukan kaki. Handball dimainkan bola tangan Sumsel berlaga di Eksebisi PON di
selama 2 x 30 menit. Penalti dilakukan dari jarak Jawa Barat pada tanggal 2-9 September 2016
7 meter. Handball juga dipertandingkan melakukan observasi pada saat latihan dan
di Olimpiade. pertandingan serta wawancara dengan atlet.
Pencapaian prestasi puncak dalam Ketika malam pertama atlet dapat tidur sesuai
olahraga hanya dapat dicapai melalui proses dengan jam yang di jadwalkan, ketika atlet
pembinaan yang sistematik, terencana, teratur, menonton pertandingan pertama setelah upacara
dan berkesinambungan. Oleh karena itu, pembukaan terlihat banyak atlet yang kurang
pencapaian prestasi puncak perlu dijabarkan percaya diri ketika melihat penampilan, kostum
dalam suatu konsep yang menyeluruh dalam lawan yang lebih bagus sehingga membuat atlit
suatu pola pembinaan yang berjenjang. Dalam beranggapan yang tidak-tidak dan
hal itu, untuk pencapaian pretasi puncak dalam membayangkan lawan lebih kuat sehingga
olahraga nasional perlu ditempuh dengan pola menimbulkan rasa cemas dalam diri atlet, hal ini
pembinaan olahraga yang mengacu pada sistem juga terlihat ketika atlet mengetahui lawannya,
piramida. Sistem piramida yang dimaksud ketika malam menjelang pertandingan banyak
mencakup permasalahan, pembibitan, atlet yang susah untuk tidur karena gelisah
pembinaan prestasi untuk mencapai prestasi memikirkan hal-hal yang tidak-tidak, padahal
puncak (Dirjen Olahraga dan Depdiknas, 2014). pelatih mengharapkan atlet dapat menjaga
Pembinaan atlet yang harmonis antara kondinsi fisiknya dengan baik.
fisik dan mental sangat perlu untuk mencapai Dari hasil wawancara dan pengamatan
prestasi yang maksimal. Peningkatan peneliti selama pertandingan yang telah mereka
kemampuan fisik, teknik, dan taktik tanpa lalui. Hasil menunjukan bahwa dari 14 atlet putra
disertai pembinaan mental akan mengakibatkan dan 14 atlet putri, rata-rata atlet sering
hasil negatif karena mental merupakan daya mengalami rasa ingin buang air kecil, jantung
penggerak dan pendorong untuk menguatkan deg-degan saat akan memasuki area
kemampuan fisik, teknik, dan taktik dalam pertandingan, tangan gemetaran dan keringat
penampilan olahraga. Setiap kali menghadapi dingin, cepat putus asa, semberono, memiliki
suatu pertandingan mental atlet harus keraguan diri, membayangkan lawan yang akan
dipersiapkan, siap menghadapi rangsangan- dihadapi kemungkinan lebih tangguh,
rangsangan emosional, siap menghadapi tugas membayangkan bagaimana hasil yang akan
yang berat atau tugas menghadapi beban mental diperoleh, dimana sorak-sorai atau kata-kata
(Purnama, 2013). kasar dari penonton ketika melakukan kesalahan
Dalam pertandingan tentunya yang sering membuat mereka menjadi dwon atau
berhubungan dengan kondisi fisik dan psikis dari pun turun secara psikis mental, hal seperti ini
setiap atlet, Morgan (2014) menyatakan ketika dapat mengganggu performa atlet saat bertanding
ada reaksi mendadak dari diri kita, seperti sehingga taktik dan strategi yang sudah dilatih
tekanan atau beban sehingga muncul rasa cemas tidak dapat diterapkan, atlet melakukan
sehingga otak akan serta merta memicu unsur kesalahan-kesalahan yang mendasar seperti
kimia yang membuat tubuh memberi respon passing dan catching sehingga kesalahan-kesalahan
dengan cepat. Dua unsur kimia itu ialah yang mendasar ini membuat strategi yang di

212
Adika Fatahilah, Setya Rahayu & Soekardi / JPES 6 (3) (2017) : 211 - 217

intruksikan tidak berjalan sesuai dengan harapan keterampilan mental (Kuan & Roy dalam
pelatih. Maka jelas adanya faktor-faktor komarudin 2015).
kecemasan yang tampak pada atlet sehingga Peranan pelatih sangatlah penting dalam
berdampak terhadap psikologi atlet dalam perencanaan, baik dari segi pemprogram latihan
menghadapi pertandingan problem seperti ini maupun keadaan psikologi atletnya, dengan
merupakan hal yang penting untuk menjadi memberikan bimbingan kepada atlet agar siap
perhatian yang lebih dalam melakukan secara fisik maupun mental saat sebelum dan
pembinaan atlet. sesudah pertandingan (Komarudin, 2015).
Permasalahan mendasar yang dihadapi Kartono & Gulo dalam Komarudin (2015)
oleh dunia olahraga Indonesia khusunya menjelaskan bahwa mental menyinggung
pembinaan olahraga prestasi yang dilakukan di masalah pikiran, akal atau ingatan, penyesuaian
tingkat daerah hingga dewasa ini belum ada organisme terhadap lingkungan, dan secara
penerapan program pembinaan mental secara khusus menunjuk pada penyesuaian yang
khusus dalam pembinaan prestasi olahraga. mencakup fungsi-fungsi simbol yang disadari
Vealey dalam Komarudin (2015) menjelaskan oleh individu.
kemampuan mental layaknya kemampuan fisik, Pentingnya untuk memperhatikan tingkat
bisa dipelajari dalam tingkatan tertentu. kecemasan saat bertanding pada atlet adalah
Pengamatan peneliti pada beberapa cabang apabila atlet di hinggapi dengan kecemasan yang
olahraga serta didukung oleh hasil wawancara tinggi, dan konsentrasi menurun menyebabkan
langsung dengan 4 pelatih rata-rata pelatih atlet kesulitan dalam mengontrol gerakan,
banyak yang belum memahami latihan mental permainan menjadi jelek, tidak dapat
dan belum memasukan unsur latihan mental menerapkan strategi karena tidak mengetahui
dalam program pembinaannya, dari hasil harus melakukan apa sehingga akhirnya akan
wawancara rata-rata pelatih hanya memberikan berpengaruh pada penampilannya (performance),
motivasi dan menerapkan kedisiplinan pada atlet kepercayaan diri menjadi berkurang bahkan
nya untuk mengatasi mental di tim dan individu hilang. Untuk itu dibutuhkan sebuah metode
atlet, ada beberapa pelatih yang belum yang dapat membantu atlet untuk mengurangi
mengetahui beberapa bentuk latihan untuk rasa cemas yaitu antara lain mengunakan
mengatasi masalah mental atlet, tetapi ada juga aromaterapi, musik dan teknik relaksasi.
beberapa pelatih yang sudah mengetahui Menurut Rosana (2006), aromaterapi
beberapa bentuk model latihan untuk mengatasi adalah sejenis cairan wewangian berkhasiat yang
mental atlet seperti model latihan imegery, latihan diambil dari tumbuh-tumbuhan, seperti bunga,
relaksasi, dan self talk, tetapi masalah yang akar, biji, daun, dan getah, kandungan sari
meraka hadapi rata-rata banyak yang belum minyak murni ini berasal dari bagian tanaman
memahami secara sistematik palaksanaan model yang berbeda-beda, tergantung dari jenis
latihan tersebut. Kondisi yang terjadi dilapangan tumbuhannya, efek essensial pada tubuh dan
berdasarkan hasil pengamatan dan hasil pikiran dapat menghilangkan stres,
wawancara peneliti dengan pelatih dari berbagai meningkatkan kekebalan tubuh, dan
cabang olahraga para pelatih hanya berfokus menimbulkan perasaan bugar.
melatih pada kemampuan fisik, teknik, taktik Musik merupakan teknik distraksi yang
saja, hal seperti ini akan terjadi ketimpangan dapat menurunkan intensitas keadaan strees, dan
pada diri atlet disatu sisi kemampuan atlet tingkat kecemasan dengan cara mengalihkan
meningkat lebih baik, tetapi disatu sisi lain perhatian orang dari perasaan yang dirasakan.
kemampuan atlet dalam aspek mentalnya lemah. Schneider & workman (Solehati, dkk. 2015)
Salah satu faktor yang sering berhubungan menyebutkan bahwa distraksi menggunakan
dengan performa yang baik dalam sebuah musik menjadi efektif karena individu merasa
kompetisi adalah ketahanan mental dan relaks pada stimulus yang menarik atau
ketahanan mental tersebut termasuk faktor menyenangkan dari pada berfokus ke hal yang

213
Adika Fatahilah, Setya Rahayu & Soekardi / JPES 6 (3) (2017) : 211 - 217

tidak menyenangkan. Musik yang validate aducational product (Borg & Gall, 2003).
mempengaruhi suasana hati akan berefek Produk yang dimaksud adalah model latihan
ketenangan diri sehingga subjek dapat lebih melalui teknik relaksasi berbantuan aromaterapi
memberi perhatian pada kata-kata yang cocok dan musik instrumental untuk menurunkan
dengan suasana musiknya (Djohan, 2016) kecemasan (anxaity). Selanjutnya menurut (Borg
Menurut Sulistyarini dalam Darvivi & & Gall, 2003) langkah-langkah yang seyogyanya
Varvogli (2013) relaksasi adalah suatu prosedur ditempuh dalam penelitian pengembangan
dan teknik yang bertujuan untuk mengurangi (research and decelopment) meliputi: (1) studi
kecemasan dan ketegangan, dengan cara sengaja pendahuluan, (2) perencanaan, (3) pengembang-
melatih agar mampu dengan sengaja untuk an model hipotetik, (4) penelaahan model
membuat relak otot-otot tubuh dan pikiran setiap hipotetik, (5) revisi, (6) uji coba terbatas, (7) revisi
saat sesuai dengan keinginan. relaksasi secara hasil uji coba, (8) uji coba luas, (9) revisi model
garis besar dalam proses latihan yang sering akhir, dan (10) desiminasi dan sosialisai, namun
digunakan adalah adalah relaksasi otot progresif penelitian dan pengembangan Borg & Gall
dan relaksasi kesadaran indra (Nursalim, 2013) penerapannya dalam pengembangan model
Menurut solehati, dkk. (2015) banyak latihan melalui teknik relaksasi berbantuan
macam-macam teknik relaksasi yang telah aromaterapi dan musik instrumental untuk
dikembangkan para ilmuan kesehatan, konseling menurunkan kecemasan atlet bola tangan
dan olahraga antara lain relaksasi benson, Sumatera Selatan ini, tidak dilaksanakan sampai
relaksasi musik, relaksasi aromaterapi, relaksasi tahap diseminasi dan implementasi produk.
otot progresif, terapi dingin (coldtheraphy), massage Peneliti akan membatasi prosedur penelitian
dan relaksasi kesadaran indra. pengembangan sampai tahap keenam yaitu uji
Dengan mengetahui keadaan dan coba terbatas.
permasalahan di atas, maka perlu adanya kajian Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah
untuk mengembangkan dan menyusun suatu atlet bola tangan Sumatera Selatan, pada uji skala
model latihan untuk mengatasi mental atlet, kecil mengunakan 4 atlet, sedangkan uji skala
melalui kegiatan penelitian ini, peneliti merasa besar menggunkan 12 atlet putri dan 12 atlet
perlu untuk mengembangkan model latihan putra, sampel yang diambil adalah atlet-atlet
dengan menggunakan treatment teknik relaksasi yang memiliki indikator kecemasan sedang dan
berbantuan aromaterapi dan musik. Sehingga tinggi pada saat sebelum bertanding. Instrumen
dari penelitian ini bisa menggabungkan beberapa menggunakan skala psikologis kecemasan
model latihan mental atlet untuk dijadikan suatu (anxiety) atlet yang digunakan dikembangkan
model latihan yang dapat dijadikan langkah berdasarkan pada skala Likert, skala tersebut
aktisipatif bagi peningkatan prestasi-prestasi digunakan untuk mengetahui tingkat kecemasan
khusunya didaerah. (anxiety) atlet yang dilakukan sebelum diberikan
Hal ini menjadi ketertarikan peneliti untuk treatment (melalui pre-test) dan setelah diberikan
melakukan penelitian dengan judul treatment (post-tes). Pernyataan pada skala
Pengembangan model latihan dengan teknik psikologis merupakan stimulus yang tertuju pada
relaksasi berbantuan aromaterapi dan musik indikator untuk memancing jawaban yang
instrumental untuk menurunkan kecemasan merupakan refleksi dari keadaan diri subjek
pada atlet Bola Tangan Sumatera Selatan. penelitian. Adapun tingkatan menggunakan
skala likert dengan menuntukan tingkatan
METODE dengan skor. (Tabel 1)

Metode penelitian ini menggunakan


penelitian dan pengembangan (research and
development). Penelitian pengembangan
diarahkan sebagai “a process used to develop and

214
Adika Fatahilah, Setya Rahayu & Soekardi / JPES 6 (3) (2017) : 211 - 217

Tabel 1. Krateria Skor Skala Kecemasan pelatih. Hasil perbaikan uji kelayakan
Skor selanjutnya dilakukan uji lapangan pada atlet
Pernyataan
+ - bola tangan Sumatera Selatan yang belaga di
Alternatif jawaban sangat sesuai (SS) 4 1 kejuaraan bola tangan Nasional Vidi Arena
Alternatif jawaban sesuai (S) 3 2 Jakarta. Dapat dilihat klasifikasi skor dari skala
Alternatif jawaban tidak sesuai (TS) 2 3
tingkat kecemasan pada setiap skor skala dari
Alternatif jawaban sangat tidak sesuai (STS) 1 4
nilai rentang skor tinggi rendahnya kecemasan
Sumber: Azwar, 2012
atlet dijelaskan pada tabel 2.
Penelitian ini menggunakan teknik analisis
data dengan uji Wilcoxon yaitu dengan mencari Tabel 2. Klasifikasi Tingkat Kecemasan
perbedaan mean pretest dan posttest. Adapun Berdasarkan Skor Setiap Skala
rumus uji Wilcoxon ini adalah sebagai berikut Kategori Rentang Jumlah %
(Sudjana, 2002): Tinggi 67 - 88 5 21
1 Agak tinggi 45 - 66 15 62
𝑇 − 𝑛(𝑛 + 1)
𝑧= 4 Agak rendah 23 - 44 4 17
√ 1 𝑛 (𝑛 + 1)(2𝑛 + 1) Rendah 1 - 22 0 0
24
Keterangan
Berdasarkan tabel di atas dari 24 orang
Z : Uji Wilcoxon
sampel, 5 orang yang melewati kategori 67-88
T : Total Jenjang (selisih) terkecil antara nilai pretest
dan posttest persentase (21%) yang tergolong kategori tinggi,
n : Jumlah data sampel 15 orang yang melewati kategori 45-66 persentase
(62%) tergolong kategori agak tinggi, 4 orang
Kaidah keputusan: yang melewati kategori 23-44 persentase (17%)
Jika statistik hitung (angka z output) > statistik tergolong kategori agak rendah, 0 orang yang
tabel (tabel z), maka H0 diterima (dengan taraf melewati kategori 0-22 persentase (0%) tergolong
signifikansi 5%). kategori rendah.
Uji keefektifan model latihan teknik
HASIL DAN PEMBAHASAN relaksasi berbantuan aromaterapi dan musik
intrumental untuk menurunkan kecemasan atlet
Berdasarkan langkah-langkah penelitian dianalisa dengan uji wilcoxon melalui SPSS.
yang dilakukan, Model latihan dengan teknik Terlihat bahwa Asymp.sig (2-tailed) sebesar 0,000
relaksasi berbantuan aromaterapi dan musik jika dibandingkan dengan signifikansi 5% maka
instrumental yang dikembangkan dalam 0,000 < 0,05 sehingga hipotesis alternatif
penelitian ini dirumuskan dari kerangka kerja diterima, hal ini berarti bahwa model latihan
dengan desain model hipotetik berlandaskan teknik relaksasi berbantuan aromaterapi dan
teori prinsip-prinsip latihan secara umum, teknik musik intrumental untuk efektif menurunkan
relaksasi berbantuan aromaterapi dan musik kecemasan atlet. Keefektifan model latihan
instrumental untuk menurunkan kecemasan dengan teknik relaksasi berbantuan
atlet. Model model latihan terdiri dari 7 arommaterapi dan musik instrumental terlihat
komponen, antara lain: (1) Rasional, (2) Visi dan pada penurunan kecemasan atlet yang dapat
Misi Latihan, (3) Tujuan Latihan, (4) Isi Latihan, dilihat dari perbandingan antara tingkat
(5) Dukungan Sistem, (6) Prosedur Latihan kecemasan atlet sebelum diberikan latihan teknik
Dengan Teknik Relaksasi Berbantuan relaksasi berbantuan aromaterapi dan musik
Aromaterapi dan Musik Instrumental, intrumental (skor evaluasi awal) dan sesudah
(7) Evaluasi dan Tindak Lanjut. diberikan latihan relaksasi berbantuan
Model hipotetik dianalisis secara aromaterapi dan musik intrumental (skor
kolaboratif melalui kelayakan 2 pakar psikologi evaluasi akhir). Secara keseluruhan, skor
olahraga, 1 Pakar Seni musik dan 2 paraktisi kecemasan atlet mengalami penurunan skor rata-

215
Adika Fatahilah, Setya Rahayu & Soekardi / JPES 6 (3) (2017) : 211 - 217

rata 25,75 poin atau 47,99%. Penurunan memenuhi tahap sesuai prinsip latihan
kecemasan atlet tidak lepas dari proses yang fisik, teknik, taktik akan tetapi unsur
dialami oleh atlet pada saat sesi latihan mental belum menjadi perhatian lebih dan
berlangsung disetiap sesi dalam pelaksanaan belum ada program latihan khusus untuk
latihan dengan teknik relaksasi bernatuan mengatasi kecemasan atlet.
aromaterapi dan musik intrumental, kesedian 2. Tingkat kecemasan atlet bolatangan
atlet yang mengikuti sesi latihan dengan Sumatera Selatan dari hasil studi
sungguh-sungguh akan bermanfaat dalam pendahuluan beberapa orang dalam
menurunkan kecemasaan saat menghadapi katagori tinggi dan mayoritas berada pada
pertandingan serta dapat meningkatkan mental kategori agak tinggi dan agak rendah.
atlet saat bertanding. 3. Dihasilkan model latihan menggunakan
Hasil uji lapangan model latihan dengan teknik relaksasi berbantuan aromaterapai
teknik relaksasi berbantuan aromaterapi dan dan musik intrumental untuk menurunkan
musik intrumental menunjukan bahwa: kecemasan atlet terdiri dari: (1) Rasional,
(1) model latihan teknik relaksasi berbantuan (2) Visi dan Misi, (3) Tujuan Latihan,
aromaterpi dan musik intrumental ini dapat (4) Isi Latihan, (5) Dukungan Sistem,
diterapkan dalam program latihan atlet untuk (6) Prosedur latihan dengan teknik
menurunkan kecemasan atlet seblum bertanding, relaksasi berbantuan aromaterapi dan
(2) Atlet terlihat antusias dan senang ketika musik intrumental, (7) Evaluasi dan tindak
penerapan model latihan dengan teknik relaksasi lanjut. Kelayakan model tersebut telah
berbantuan aromaterapi dan musik intrumental divalidasi oleh 2 pakar psikologi olahraga
berlangsung, (3) Adanya penurunan yang dan 1 pakar ahli filsafat estetika bidang
signifikan tingkat kecemasan atlet setelah keahlian musikologi dan 2 praktisi/pelatih
mengikuti program latihan teknik relaksasi bola tangan. Model latihan dengan teknik
berbantuan aromaterapi dan musik instrumental relaksasi berbantuan aromaterapi dan
dari pertandingan pertama sampai pertandingan musik intrumental untuk menurunkan
ke tiga sebesar 57,23%. (4) Dampak mental kecemasan atlet telah memeberikan
dalam pertandingan pun meningkat. dampak yang positif bagi atlet dan pelatih.
Dengan demikian dapat disimpulkan 4. Model latihan dengan teknik relaksasi
bahwa latihan dengan teknik relaksasi berbantuan aromaterapi dan musik
berbantuan aromaterapi dan musik instrumental intrumental yang dikembangkan efektif
memiliki kontribusi yang positif dan dapat untuk menurunkan kecemasan atlet.
diterapkan di perogram latihan atlet untuk Simpulan ini didasarkan bahwa terdapat
membantu mengatasi kecemasan yang dialami penurunan skor rata-rata kecemasan atlet
atlet sebelum bertanding dan diharapkan atlet sbelum diberikan perlakuan pre-test dan
dapat mengeluarkan kemampuan maksimal saat sesudah diberikan perlakuan post-test, hasil
di lapangan dengan demikian dapt terwujudnya ini diperkuat oleh uji wilcoxon.
prestasi yang diharapkan. Implikasi hasil penelitian, Model latihan
dengan teknik relaksasi berbantuan aromaterapi
SIMPULAN dan musik instrumental bisa dijadikan rujukan
dalam rangka menurunkan kecemasan atlet.
Berdasarkan hasil analisis data, mulai dari Disarankan Pelatih tidak mengesampingkan
tahap penelitian pendahuluan sampai pada uji masalah kecemasan atlet, tetapi sebaliknya harus
coba model dapat dirumuskan beberapa serius jadi perhatian dalam menanganinya.
kesimpulan sebagai berikut: Kepada peneliti selanjutnya diharpakan dapat
1. Pelaksaanaan latihan yang selama ini memperluas subjek penelitian sehingga data awal
terjadi di tim bola tangan Sumatera Selatan yang didapat tidak hanya terbatas pada satu
sudah dilakasanakan dan sudah cabang olahraga saja, Peneliti selanjutnya

216
Adika Fatahilah, Setya Rahayu & Soekardi / JPES 6 (3) (2017) : 211 - 217

digharapkan mengembangkan penelitian model Gall & Borg. 2003. Education Research. New York:
latihan untuk meningkatkan dan menutrunkan Allyn and Bacon.
aspek-aspek mental atlet yang lainya, Komarudin. 2015. Psikologi Olahraga. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Penggunaan model latihan tidak hanya terbatas
Morgan, G Edward, dkk. 2014. Clinical Anesthesiology.
pelatih dalam memberikan latihan kepada atlet
New Yok: MC Graw Hill.
dalam satu cabang olahraga saja. Nursalim, 2013. Strategi dan Intervensi Konseling.
Jakarta: Akademia Permata.
DAFTAR PUSTAKA Purnama, Sapta Kunta. 2013. Latihan Imagery. JUARA
Jurnal Iptek Olahraga 1(1).
Darvivi C, dkk. 2013. Educators Psychol res Behavior Rosana. 2006. Kartografi. Bandar Lampung. FKIP
Management. New Yok: MC Graw Hill. Universitas Lampung.
Depdiknas, Dirjen Olahraga. 2014. Jurnal Olahraga Solehati, Tetti, dkk. 2015. Konsep & Aplikasi Relaksasi
Pendidikan. Jakarta: Asisten Deputi Olahraga dalam Keperawatan Maternitas. Bandung:
Pendidikan Deputi Bidang Pembudayaan PT. Refika Aditama.
Olahraga Kementrian Pemuda dan Olahraga
Republik Indonesia.

217

Anda mungkin juga menyukai