Anda di halaman 1dari 21

 

 
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
 

  Tinjauan Pustaka

  Telah dilakukan penilitan mengenai pemanfaatan pompa sebagai turbin


(Pump As Turbine) sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)
untuk peternakan Abalone. Karaktersitik pompa sentrifugal untuk dimanfaatkan
 

sebagai turbin perlu dipelajari sebagai acuan sebelum memanfaatkan pompa yang
 

akan  difungsikan sebagai turbin, dan dengan melakukan penelitian bagaimana


karakteristik
  dari reservoir yang ada disana, maka akan didapatkan parameter-
parametar yang diperlukan untuk melakukan desain untuk mencari pompa yang
tepat untuk digunakan (Teuteberg, 2011).
 

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

II.2.1 Definisi Pembangkit Listrik Tenaga Air

Pemanfaatan energi air sebagai sumber energi sudah lama dilakukan sejak
lama, salah satunya dimanfaatkan untuk pembangkitan listrik oleh tenaga air.
Pembangkit listrik tenaga air memanfaatkan energi potensial dan energi kinetik air
yang dikonversikan pada turbin air. Secara sederhana aliran air bergerak untuk
memutar turbin, turbin akan memutar generator dan generator akan menghasilkan
listrik, lalu energi listrik tersebut dapat didistribusikan melalui jaringan. Pembangit
Listrik Tenaga Air memiliki berbagai bagian, yaitu:
1. Bendungan, berfungsi sebagai tempat penampungan air dalam jumlah
yang besar, menciptakan tinggi jatuh air yang besar pula.
2. Turbin, berfungsi sebagai pengubah aliran air menjadi energi mekanik.
Air yang jatuh akan memutar sudu/baling-baling sehingga sudu akan
berputar dan energi fluida akan di konversi menjadi energi mekanik.
menyebabkan turbin berputar. Perputaran turbin ini dihubungkan
menuju generator.
3. Generator, berfungsi sebagai pengubah energi mekanik menjadi energi
listrik setelah dihubungkan dengan generator.

 
  2

4. Jalur Transmisi, berfungsi sebagai penyalur energi listrik yang telah


 

dibangkitkan oleh generator sehingga sampai pada pengguna.


 

Pembangkit listrik tenaga air dapat dikelompokkan berdasarkan ketinggian


 

jatuh air (Head). Pembangkit dapat dikatakan memiliki Head yang tinggi jika
 

perbedaan
  tinggi jatuh air (Head) berkisar antara 100 meter atau lebih. Pembangkit
  dengan Head menengah memiliki perbedaan Head antara 30-100 meter. Sedangkan
pembangkit dengan Head rendah memiliki Head sekitar 1-30 meter.
 

  Output yang dihasilkan pembangkit listrik tenaga air dibedakan menjadi 6


yakni:
 

 
a. Large – hydro: lebih dari 100 MW
b. Medium – hydro: antara 15 – 100 MW
c. Small – hydro: antara 1 – 15 MW
d. Mini – hydro: daya diatas 100 kW, tetapi dibawah 1 MW
e. Micro – hydro: antara 5 kW – 100 kW
f. Pico – hydro: daya yang dikeluarkan 5 kW

Untuk Indonesia, kapasitas pembangkit antara 1-1000 kW masih dapat


dikategorikan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) (Kadir, 2010).

II.2.2 Pembangkit Listrik Tenaga Piko Hidro (PLTPH)

Pembangkitan listrik Pikro hidro adalah pembangkitan listrik dihasilkan


oleh generator listrik DC atau AC. Piko hidro sendiri memiliki tinggi jatuh air
(Head) minimal 20 meter ( untuk turbin Pelton) dengan daya terbangkit maksimum
5 kW (Maher & Smith, 2001). Daya listrik yang dibangkitkan kemudian
ditransmisikan ke rumah-rumah disekitar pembangkit. Piko hidro hanya
membutuhkan aliran air yang kecil, maka disainnya sangat sederhana dan juga
ekonmis bila dibandingkan dengan pembangkit tenaga air lainnya sehingga sangat
cocokapabila diterapkan di daerah terpencil/ pegunungan. .

 
  3

Gambar II- 1 Sistem Picohydro (Maher & Smith, 2001)

II.2.3 Bagian-bagian Pembangkit Listrik Tenaga Piko Hidro (PLTPH)

Berikut ini merupakan bagian-bagian dari PLTPH (Pembangkit Listrik


Tenaga Piko Hidro):

1. Waduk adalah danau yang dibuat untuk membandung sungai untuk


memperoleh air sebanyak mungkin sehingga mencapai elevasi.
2. Bendungan berfungsi menutup aliran sungai–sungai sehingga terbentuk
waduk. Tipe bendungan harus memenuhi syarat topografi, geologi dan
syarat lain seperti bentuk serta model bendungan.
3. Saringan dipasang di depan pintu pengambilan air, berguna untuk
menyaring kotoran–kotoran atau sampah yang terbawa sehingga air
menjadi bersih dan tidak mengganggu operasi mesin PLTMH.
4. Pintu Pengambilan Air dipasang diujung pipa dan hanya digunakan saat
pipa pesat dikosongkan untuk melaksanakan pembersihan pipa atau
perbaikan.
5. Pipa pesat berfungsi untuk mengalirkan air dari saluran pnghantar atau
kolam tando menuju turbin. Pipa pesat mempunyai posisi kemiringan
yang tajam dengan maksud agar diperoleh kecepatan dan tekanan air
yang tinggi untuk memutar turbin.

 
  4

  6. Katup utama yang dipasang didepan turbin berfungsi untuk membuka

  aliran air dan menyalakan turbin atau menutup aliran (menghentikan


turbin).
7. Power House atau Gedung Sentral merupakan tempat instalasi turbin
 

air, generator, peralatan bantu, ruang pemasangan, ruang pemeliharaan,


 

  dan ruang kontrol.


 
Pompa
 
Pompa adalah suatu alat untuk memindahkan fluida cair dari suatu tempat ke
tempat lain dengan memberikan gaya tekan terhadap zat yang akan dipindahkan. Pada
 

dasarnya,
  prinsip kerja pompa dalam melakukan pengaliran yakni dengan cara
  memberikan gaya tekan terhadap fluida. Tujuan dari gaya tekanan tersebut ialah untuk
mengatasi friksi atau hambatan yang timbul di dalam pipa saluran ketika proses
pengaliran sedang berlangsung. Friksi tersebut umumnya disebabkan oleh adanya beda
elevasi (ketinggian) antara saluran masuk dan saluran keluar, dan juga karena adanya
tekanan balik yang harus dilawan. Tanpa adanya tekanan pada cairan maka cairan
tersebut tidak mungkin untuk dialirkan/dipindahkan.

Perpindahan fluida cair dapat terjadi secara horizontal maupun vertikal,


seperti zat cair yang berpindah secara mendatar akan mendapatkan hambatan berupa
gesekan dan turbulensi Sedangkan zat cair dengan perpindahan ke arah vertikal,
hambatan yang timbul dapat berupa hambatan-hambatan yang diakibatkan karena
adanya perbedaan tinggi antara permukaan isap (suction) dan permukaan tekan/buang
(discharge) (Syafrianto, 2014).

II.3.1 Jenis-jenis pompa

II.3.1.1 Pompa Perpindahan Positif (Positive Displacement)

Pompa ini dikenal sesuai dengan caranya beroperasi yaitu, cairan diambil dari
sisi suction, kemudian diberi gaya tekan di dalam rumah pompa dan dipindahkan ke
sisi discharge, perpindahan fluida di dalam rumah pompa berlangsung secara positif.
Pompa ini di golongkan menjadi dua jenis, yaitu :

 
  5

  1. Pompa Reciprocating

  Cara kerja pada pompa reciprocating saat mengalirkan fluida yaitu,


mengkonversikan atau mengubah energi mekanis dari penggerak pompa
menjadi energi dinamis/potensial terhadap cairan yang dipindahkan,
 

perpindahan energi ke cairan terjadi melalui elemen berupa gear atau


 

  sering juga disebut crank/cam yang bergerak secara memutar dan


  memberikan dorongan terhadap piston. Piston inilah yang selanjutnya
akan menekan fluida ke arah discharge sehingga dapat mengalir.
(Syafrianto, 2014)
 

2. Pompa Tekanan Dinamis


 

  Pompa Tekanan Dinamis Pompa ini disebut juga dengan “Non Positive
  Displacement Pump“, pompa tekanan dinamis terdiri dari poros, sudu –
sudu Impeller, volute, dan discharge nozzle. Energi mekanis dari luar
diberikan pada poros pompa untuk memutar Impeller. Akibat putaran dari
Impeller menyebabkan Head dari fluida menjadi lebih tinggi karena
mengalami percepatan. Ditinjau dari arah aliran yang mengalir melalui
sudu – sudu gerak, maka pompa tekanan dinamis digolongkan atas tiga
bagian (Syafrianto, 2014), yaitu:
 Pompa aliran radial
Arah aliran dalam sudu gerak pada pompa aliran radial pada bidang
yang tegak lurus terhadap poros dan Head yang timbul akibat dari
gaya sentrifugal itu sendiri. Pompa aliran radial mempunyai Head
yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan pompa jenis yang lain.
 Pompa aliran aksial
Arah aliran dalam sudu gerak pada pompa aliran aksial terletak pada
bidang yang sejajar dengan sumbu poros dan Head yang timbul
akibat dari besarnya gaya angkat dari sudu – sudu geraknya. Pompa
aliran aksial mempunyai Head yang lebih rendah tetapi kapasitasnya
lebih besar.
 Pompa aliran campuran
Pada pompa ini fluida yang masuk sejajar dengan sumbu poros dan
keluar sudu dengan arah miring ( merupakan perpaduan dari pompa

 
  6

  aliran radial da pompa aliran aksial ). Pompa ini mempunyai Head

  yang lebih rendah namun mempunyai kapasitas lebih besar.

  II.3.2 Pompa Sentrifugal

  Pompa adalah salah satu mesin fluida yang termasuk dalam golongan mesin
kerja.
  Pompa berfungsi untuk mengubah energi mekanis (kerja putar poros) menjadi

  energi fluida dan tekanan. Pompa sentrifugal mempunyai sebuah Impeller (baling-
baling) untuk mengangkat fluida dari tempat yang lebih rendah ke tempat yang lebih
tinggi. Daya dari luar diberikan pada poros pompa untuk memutarkan Impeller di
 

dalam
 
zat cair, maka zat cair yang ada di dalam Impeller oleh dorongan sudu–sudu
dapat
  berputar, karena timbul gaya sentrifugal, maka zat cair mengalir dari tengah

  Impeller ke luar melalui saluran di antara sudu–sudu. Head tekanan zat cair menjadi
lebih tinggi begitu pula kecepatannya menjadi lebih tinggi karena mengalami
percepatan. Zat cair yang keluar melalui Impeller akan ditampung oleh saluran
berbentuk volute (spiral) dikelilingi Impeller dan disalurkan keluar pompa melalui
nosel (outlet/discharge). Di dalam nosel ini sebagian Head kecepatan aliran diubah
menjadi Head tekanan, jadi Impeller pompa berfungsi memberikan kerja pada zat cair
sehingga energi yang dikandungnya menjadi lebih besar. Selisih energi per satuan berat
atau Head total zat cair antara flange (flens) isap dan flange (flens) keluar disebut Head
total pompa. Pompa sentrifugal dapat mengubah energi mekanik dalam bentuk kerja
poros menjadi energi fluida. Energi inilah yang mengakibatkan perubahan Head
tekanan, Head kecepatan, dan Head potensial pada zat cair yang mengalir secara
kontinu. (Alkonusa, 2016), konstruksi dan bagian-bagian pompa sentrifugal
ditunjukkan oleh Gambar II-2.

 
  7

  Gambar II- 2 Konstruksi Pompa Sentrifugal (Alkonusa, 2016)

  1. Casing / Volute
Casing pompa sentrifugal didesain seperti sebuah diffuser yang
mengelilingi Impeller pompa, diffuser ini dikenal sebagai volute casing.
 

Fungsi dari volute casing ini adalah untuk menurunkan kecepatan aliran
fluida yang masuk kedalam pompa.
2. Impeller
Impeller adalah bagian berputar dari pompa sentrifugal yang memiliki
fungsi untuk mengirimkan energi mekanik dari motor pompa menuju
fluida.
3. Shaft
Shaft berguna untuk mentransmisikan putaran dari sumber gerak atau
prime mover seperti motor listrik menuju pompa.
4. Bearing
Bearing berfungsi untuk menahan posisi rotor relatif terhadap stator.
5. Seal
Seal berfungsi untuk menahan air tidak bocor.
6. Suction Nozzle
Suction Nozzle berfungsi sebagai jalan fluida masuk kedalam pompa.
7. Discharge Nozzle
Discharge Nozzle berfungsi sebagai jalan fluifa keluar dari pompa.

 
  8

  Turbin Air

  Turbin air merupakan perangkat mekanik yang berfungsi untuk mengkonversi


  energi fluida menjadi energi mekanik untuk keperluan tertentu. Pengekompokan jenis
Turbin dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal antara lain:
 

II.4.1 Berdasarakan prinsip kerja


1. Turbin Aksi (Impuls)
 

Turbin Aksi adalah Turbin yang berputar karena adanya gaya impuls
 

  dari air. Yang termasuk kedalam turbin jenis ini yaitu turbin pelton
  2. Turbin Reaksi

 
Pada turbin reaksi, air masuk kedalam jaringan dalam keadaan
bertekanan dan kemudian mengalir ke sudu. Sewaktu air mengalir ke
sekeliling sudu piringan, turbin akan berputas penuh dan saluran
 

belakang akan ternedam air seluruhnya, yang termasuk kedalam turbin


jenis ini yaitu turbin francis dan kaplan.
(Sembiring, 2015)

Gambar II- 3 Kurva Karakteristik Turbin Air (Teuteberg, 2011)

Dari gambar II-3 dapat dilihat bahwa setiap turbin memiliki karakteristik
tertentu. Hal ini dipengaruhi debit dan tinggi jatuh air. Dengan demikian untuk
mengetahui jenis turbin yang digunakan harus terlebih dahulu mengetahui debit
rancangan dan tinggi jatuh air yang ada. Setelah parameter tersebut diketahui maka
jenis turbin yang tepat ditentukan dengan menggunakan grafik karakteristik turbin.

 
  9

  Dari grafik dapat dilihat daerah aplikasi berbagai jenis turbin air relatif
spesifik.
  Pada beberapa daerah operasi memungkinkan digunakan beberapa jenis
turbin. Pemilihan jenis turbin pada daerah operasi yang overlaping ini memerlukan
perhitungan yang lebih mendalam. Pada dasarnya daerah kerja operasi turbin menurut
 

Keller dikelompokkan menjadi:


 

  1. Low Head power plant


  2. Medium Head power plant
3. High Head power plant
Berikut ini adalah tabel operasi turbin yang menunjukan pada ketinggian berapa
 

meter turbin air paling tepat digunakan.


 

  Tabel II- 1 Daerah operasi turbin (Prayatmo, 2007)

  Jenis Turbin Variasi Head (m)


Kaplan dan Propeller 3 < H < 45
Francis 10 < H < 350
Pelton 50 < H < 1000
Crossflow 6 < H < 100
Turgo 50 < H < 250

Pompa Sebagai Turbin (PAT (Pump-As-Turbine))

Sistem Pompa sebagai Turbin (Pump As Turbine (PAT)) sendiri sudah mulai
popular dewasa ini, apalagi didaerah yang keberadaan turbinnya sulit karena pompa
sangat mudah untuk didapatkan.
Jarang yang tahu bahwa beberapa tipe pompa air dapat diaplikasikan sebagai
turbin air. Biasanya pompa digerakkan oleh motor listrik untuk menaikkan sejumlah
air sampai ketinggian tertentu. Pada aplikasi sebagai turbin prinsip kerja pompa di
balik, yaitu diberi jatuhan air dari ketinggian tertentu untuk memutar Impeller pompa.
Putaran Impeller ini akan diteruskan untuk memutar generator sehingga dihasilkan
tenaga listrik. Beberapa kelebihan aplikasi pompa sebagai turbin air adalah:
1. Sebagai produk industri yang massal pompa mudah diperoleh dengan
berbagai vasiasi Head – flow
2. Tersedia dalam berbagai tipe dan ukuran, mudah dalam instalasinya,
harga relatif murah, dan suku cadang mudah diperoleh.

 
  10

  Aplikasi pompa dapat terhubung secara langsung dengan generator (direct


drive)
  atau menggunakan transmisi mekanik pulley-belt (indirect drive).Jenis pompa
yang umum dipakai sebagai turbin adalah end-suction centrifugal pump untuk jatuhan
7-100 m dengan debit kecil (50-150 liter/detik) dan mixed-flow pump untuk jatuhan
 

rendah 4-15 m dengan debit cukup besar (100-400 liter/detik). Pompa lebih mudah
 

untuk
  perawatannya dan memiliki efisiensi yang tidak kalah baik dengan turbin biasa,

  efisiensi pompa sebagai turbin relatif cukup baik berkisar 65%-75%, umumnya selisih
3% dibandingkan efisiensi terbaik (BEP, Best Efficiency Point) sebagai pompa.
(Derakhshan & Nourbakhsh, 2008)
 

Aplikasi pompa sebagai turbin di lapangan sudah cukup banyak. uji coba dan
 

pemasangan
  telah dilakukan sejak tahun 1995 di Jawa Barat, Lampung, Gorontalo, dan
  Sumatera Barat. Aplikasi pompa sebagai turbin dapat dilakukan di saluran irigasi,
tailing bendungan, menara air gedung-gedung tinggi memanfaatkan jatuhan air
kondensasi pendingin, atau membuat sodetan (run-off river).
Keuntungan utama dari pompa sebagai turbin dibandingkan dengan pompa
konvensional adalah pompa merupakan produk massal yang membuat lebih hemat
biaya dibandingkan dengan turbin konvensional (Baumgarten & Guder, 2011)

Gambar II- 4 Kurva Karakteristik PAT (Pump As Turbine) (Teuteberg, 2011)

 
  11

  Gambaran secara kasar mengenai petunjuk untuk penggunaan pompa sebagai


turbin
  seperti pada Gambar II-4. (P., G., & J.-M., 1992)

Gambar II- 5 Kurva Karakteristik Operasi Turbin dan Operasi Pompa (Teuteberg, 2011)

Gambar II-5 menununjukkan kurva karakteristik untuk pompa yang di


operasikan sebagai pompa dan sebagai turbin.
Tabel II- 2 Tabel Perbandingan Turbin dan PAT (Teuteberg, 2011)

Turbin PAT
Efisiensi baik Ekonomis
Memiliki guide vane untuk
Mudah didapat
Kelebihan aliran yang bervariasi
Desain sederhana dan perawatan
Terdokumentasi dengan baik
yang mudah
Susah untuk mencari kurva
Mahal
karakteristiknya
Masih sedikitnya supplier Efisiensi rendah
Kekurangan Desain yang rumit dan
Tidak memiliki guide vane untuk
membutuhkan perawatan
mengatasi aliran yang bervariasi
yang sulit
Kurang terdokumentasi dengan baik

 
  12

  Dari tabel II-2 dapat dilihat bahwa sistem PAT memiliki kelebihan dan
kerugian,
  salah satu kekurangan yang paling mencolok dari sistem PAT ini adalah
kurva karakteristik dari pompa yang digunakan sebagai turbin biasanya tidak terdapat
saat pompa dibeli dari supplier. Ini membuat sulitnya pemilihan pompa sebagai turbin
 

dan diperlukan beberapa metode untuk mengetahui pompa mana yang tepat untuk
 

digunakan
  sebagai tubin (William, 1995).
 
Segitiga Kecepatan
 
Pada turbomachinery atau mesin-mesin turbo, sebuah segitiga kecepatan atau
diagram kecepatan adalah segitiga yang mewakili berbagai komponen kecepatan fluida
 

kerja
  dalam mesin-mesin turbo. Mesin-mesin turbo diantaranya adalah pompa, turbin,

  dan kompresor. Segitiga kecepatan dapat ditarik untuk kedua bagian saluran masuk dan
keluar dari setiap masin-mesin turbo. Sifat vektor kecepatan digunakan di segitiga, dan
bentuk paling dasar dari segitiga kecepatan terdiri dari kecepatan tangensial, kecepatan
absolut dan kecepatan relatif cairan yang membentuk tiga sisi segitiga. Bagian-bagian
penting dari segitiga kecepatan antara lain :
 V/C : Kecepatan absolut fluida (m/s)
 U : Kecepatan linear sudu (m/s)
 Vr : Kecepatan relatif fluida setelah kontak dengan rotor (m/s)
 Vw : Kecepatan tangensial (m/s)
 Vf / W : Kecepatan relatif pada rotor (m/s)
 α : Sudut fluida masuk
 β : Sudut sudu rotor
Gambar II-6 menunjukan diagram segitiga kecepatan.

 
  13

Gambar II- 6 Diagram segitiga kecepatan (Wikipedia, 2016)


 

Untuk penggunaan segitiga kecepatan pada pompa, turbin, dan kompresor pada
dasarnya sama, tetapi ada beberapa faktor yang membedakan segitiga kecepatan dari
turbin, pompa, dan kompresor. Segitiga kecepatan ini berguna dalam perencanaan
pembuatan dari turbin, pompa, dan kompresor untuk merencakanan bentuk dan
seberapa besar turbin, pompa, dan kompresor yang ingin dibuat, juga dari segitiga
kecepatan ini dapat digunakan untuk memprediksi seberapa besar daya yang ingin
didapatkan atau dipakai pada masing-masing mesin turbo (Wikipedia, 2016).
Perbedaan segitiga kecepatan dari turbin,pompa dan kompresor yang paling mencolok
adalah kecepatan absolut fluida ketika fluida masuk kedalam pompa ataupun
kompresok akan lebih kecil dibandingkan dengan kecepatan absolut fluida ketika fluida
keluar karena fluida mendapatkan gaya dari pompa dan kompresor. Sementara itu,
kecepatan absolut fluida yang masuk kedalam sistem turbin akan lebih besar
dibandingkan dengan kecepatan absolut fluida yang keluar dari sistem turbin, ini
disebabkan karena sebagian besar energi kinetik fluida yang masuk sudu sebagian
besar diubah menjadi energi kinetik sudu yaitu U.

I.6.1 Segitiga Kecepatan Pompa Sebagai Turbin


Ada dua faktor yang jadi pertimbangan agar performansi dari pompa sebagai
turbin baik, yang pertama adalah bentuk dan jumlah sudu dari Impeller pompa, lalu
yang kedua adalah α atau sudut sudu masukan fluida kedalam volute pompa. Kedua
faktor akan menentukan performansi dari pompa yang digunakan sebagai turbin yang

 
  14

bisa
  diprediksi menggunakan segitiga kecepatan. Tetapi faktor yang paling penting dari
kedua
  faktor tersebut adalah α.. Untuk menentukan operasi optimum dari pompa
sebagai turbin sangat ditentukan dengan seberapa besar debit air juga seberapa tinggi
Head yang digunakan untuk pengoperasiannya. Dari formula Euler telah dibuktikan
 

bahwa Head best efficiency point dan flow best efficiency point saat pompa digunakan
 

sebagai
  turbin akan lebih besar dibandingkan dengan pompa yang dioperasikan sebagai
  pompa, ini disebabkan karena perbedaan parameter geometris yang menentukan
transfer energi antara fluida dan Impeller pompa. (P., G., & J.-M., 1992). Gambar II-7
menunjukan segitiga kecepatan dari pompa sebagai turbin dan pompa sebagai pompa.
 

Gambar II- 7 Segitiga kecepatan dari pompa sebagai turbin (kiri) dan pompa sebagai pompa
(kanan) (P., G., & J.-M., 1992)

Pemilihan Pompa

Dari beberapa jenis pompa yang di produksi oleh industri, ada beberapa jenis
pompa yang dapat digunakan sebagai turbin dan juga ada yang tidak dapat digunakan
sebagai turbin, dalam buku Pump’s As Turbine A User’s Guide terdapat tabel yang
berisikan tentang beberapa jenis pompa yang dapat digunakan sebagai turbin dan
pompa mana yang tidak dapat digunakan sebagai turbin. Tabel II-3 adalah tabel yang
digunakan sebagai pedoman pemilihan pompa sebagai turbin.

 
  15

  Tabel II- 3 Tabel untuk pemilihan pompa sebagai turbin (William, 1995)

  End-suction Paling cocok


In-line Kurang efisien
Pompa Sentrifugal
Double suction Kurang efisien
 

With round casing Tidak efisien


Tidak tersedia dalam ukuran
 

Axial
  Flow Pump kecil
Hanya berfungsi bila katup
  Self Priming Pump dilepas
Dry motor, Jacket
cooled Cocok
 
Submersible Pump Dry motor, Fin cooled Tidak cocok
Wet motor, Borehole
 

  type Tidak cocok


Positive Displacement
  Pump Tidak cocok

Selain dari jenis pompa yang harus diperhatikan untuk memilih pompa
sebagai turbin, kualitas dari pompa yang digunakan harus diperhatikan juga sebelum
diaplikasikan sebagai turbin karena dapat berpengaruh terhadap performansi dari
sistem PAT jika pompa memiliki kualitas yang kurang baik, yang harus diperhatikan
dalam pemilihan pompa yang dapat digunakan sebagai turbin, diantaranya adalah:

1. Jarak antara Impeller dan inlet suction

Jarak antara Impeller dan inlet suction harus sangat diperhatikan dalam
pemilihan pompa, karena sangat berpengaruh terhadap kebocoran dari fluida yang
masuk kedalam pompa yang akan menyebabkan losses yang cukup besar dan akan
menyebabkan efisensi yang kurang baik.

2. Kualitas pengecoran

Pengecoran dari pompa, seperti Impeller dan casing harus diperhatikan,


karena jika ada hasil pengecoran yang kurang baik, seperti ada bagian yang kasar
didalam casing pompa akan menyebabkan aliran fluida kurang baik dan menyebabkan
efisiensi yang kurang baik.

 
  16

  3. Material Impeller

  Jika material dari Impeller terbuat dari material yang kurang baik maka umur
  pompa tidak akan berumur panjang dan performansi dari pompa akan jelek, karena
Impeller
 
adalah bagian yang paling penting dalam pompa.

  4. Material poros

  Material yang digunakan untuk pembuatan dari poros harus terbuat dari bahan

  yang kuat agar dapat menahan momen puntir ketika Impeller pompa berputar dan tidak
mudah bengkok
 

 
5. Kualitas bearing

  Jika kualitas dari bearing kurang baik maka akan menyebabkan losses pada
daya poros yang cukup besar saat poros berputar dan akan menyebabkan efisiensi yang
kurang baik.

Selain dari beberapa faktor penting diatas, ada beberapa perhitungan yang
digunakan untuk menganalisa spesifikasi pompa yang akan di gunakan sebagai turbin
agar performansi dari pompa saat digunakan sebagai turbin baik (Samani ,1985),
persamaannya adalah sebagai berikut:

I.7.1 Qbep (Debit pada best efficiency point dari pompa)


Qbep adalah debit optimal yang akan digunakan oleh pompa, rumusnya adalah
sebagai berikut (William, 1995) :

= 0.75 .................................................................................... (2.1)

Dimana:

Qmax : Debit maksimal dari pompa (l/s)

I.7.2 ηmax (Efisiensi Maksimum Pompa)


Efisiensi maksimum pompa adalah kinerja maksimum dari pompa saat
digunakan,sebagai, rumusnya adalah sebagai berikut (William, 1995):

= 0.9 − (13.2 )^ − 0.32 .......................................................... (2.2)


Dimana :
Qbep : Debit pada best efficiency point dari pompa (m3/det)

 
  17

I.7.3
  Hbep (Head pada best efficiency point dari pompa)

  Hbep adalah Head optimal yang akan digunakan oleh pompa, rumusnya adalah
sebagai berikut (William, 1995) :
 

  = 0.75 .................................................................................. (2.3)


Dimana :
 
Ηmax : Head maksimal dari pompa (m)
 
I.7.4 Qt (Debit optimal pada sistem pompa sebagai turbin)
Qt adalah debit optimal untuk mencapai efisiensi tertinggi saat pompa
 

difungsikan
 
sebagai turbin, rumusnya adalah sebagai berikut (P., G., & J.-M., 1992) :

=
 
............................................................................................... (2.4)
^ .
 
Dimana :
Qbep : Debit pada best efficiency point dari pompa (m3/det)
ηmax : Efisiensi maksimum pompa (%)

I.7.5 Ht (Head optimal pada sistem pompa sebagai turbin)


Ht adalah Head optimal untuk mencapai efisiensi tertinggi saat pompa ketika
difungsikan sebagai turbin, rumusnya adalah sebagai berikut (P., G., & J.-M., 1992) :

= ............................................................................................... (2.5)
^ .

Dimana :

Hbep : Head pada best efficiency point dari pompa (m)

ηmax : Efisiensi maksimum pompa (%)

I.7.6 Konversi tekanan ke Head


Pengujian akan dilakukan dengan simulasi perubahan kondisi Head, dimana
Head disini dikondisikan dengan merubah tekanan air yang dikeluarkan dari pompa
yang dihubungkan langsung ke sistem PAT, rumusnya adalah sebagai berikut (Dietzel
& Dakso, 2009) :

= ....................................................................................................... (2.6)

Dimana :

 
  18

H  : Head (m)
P   : Tekanan (Pascal)

  ρ : Rho (kg/m 3)
g   : Gravitasi (9.8 m/s2)

I.7.7 Mencari Debit


Debit didapatkan dengan cara mengalirkan air kedalam tempat penampung
 

dan dengan membagi volume dari bak tersebut dengan waktu pengisian maka akan
 

  mendapatkan debit, rumusnta adalah sebagai berikut:

( )
= ............................................................................... (2.7)
 
( )
 

  Persamaan Daya dan Efisiensi

I.8.1 Daya Hidrolis (Pair)


Daya hidrolik adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk menggerakan
sebuah zat fluida. Adapun persamaannya adalah sebagai berikut (Dietzel & Dakso,
2009):

= .................................................................................. (2.8)
Dimana :
Pair : Daya air (W)
ρ : Massa jenis air (kg/m3)
g : Gravitasi (9.8 m/s2)
H : Head (m)
Q : Debit (m3/s)

I.8.2 Gaya Sentrifugal (F)


Gaya sentrifugal dapat dihitung dengan rumus :

= ...................................................................................................... (2.9)
Dimana :
F : Daya Sentrifugal (N)
m : Massa (kg)
g : Gravitasi (9.8 m/s2)

 
  19

I.8.3
  Torsi (T)

  Torsi merupakan gaya yang bekerja pada benda yang berotasi pada jarak
tertentu. Besarnya torsi dinyatakan dalam satuan newton meter (Nm). Secara empiris
torsi didefinisikan. (International Journal, final thesis, Timo F. 2007).:
 

 
= ....................................................................................................... (2.10)
 
Dimana :
T : Torsi (Nm)
 

F : Daya Sentrifugal (N)


 

r : Jari-jari pulley (m)


 

I.8.4 Kecepatan Sudut Angular (ω)


 

  Kecepatan sudut angular dapat dihitung dengan rumus :

= ........................................................................................................ (2.11)

Dimana :

: Kecepatan sudut angular (rad/sec)


n : Putaran Impeller (rpm)

I.8.5 Daya Poros (Ps)


Daya poros didefinisikan sebagai daya yang dihasilkan oleh fluida penggerak
turbin untuk menggerakkan poros turbin pada torsi dan kecepatan tertentu. Untuk
mencari nilai daya mekanik turbin dinyatakan dengan rumus 2.5 :

= ..................................................................................................... (2.12)

Dimana :

Ps : Daya poros (W)

: Kecepatan sudut angular (rad/sec)

T : Torsi (Nm)

 
  20

I.8.6
  Efisiensi (η)

  Efisiensi adalah perbandingan antara output dan input. Untuk objek tugas
akhir pompa sebagai turbin ini outputnya berupa daya poros pada turbin dan inputnya
adalah daya hidrolik air yang menabrak Impeller pompa. Rumusnya adalah sebagai
 

berikut:
 

= 100% ........................................................................................... (2.13)


 

  Dimana :

Pair  : Daya air (W)

Ps : Daya poros (W)


 

 
  21

Anda mungkin juga menyukai