SKRIPSI
Disusun oleh :
DEPARTEMEN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan
berkat yang telah diberikan kepada penulis, kesehatan, kelancaran dan anugerah yang
melimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan sebaik-
baiknya.
Dalam penyelesaian kuliah dan penelitian skripsi ini, banyak pihak yang sudah
membantu baik secara moril dan maupun materil. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan yang telah diberikan,
tentunya baik secara langsung dan tidak langsung selama penyelesaian studi dan
skripsi ini. Secara khusus rasa terima kasih tersebut penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
2. Ibu Dr. Harmona Daulay, M.Si selaku Ketua Departemen Sosiologi, Fakultas
3. Bapak Drs, T. Ilham Saladin M,SP selaku dosen pembimbing skripsi, dosen
banyak atas ilmu pengetahuan, motivasi yang diberikan serta kesabaran dalam
membimbing saya selama perjalan studi dan penulisan skripsi ini. Semoga
4. Bapak Dra. Ria Manurung M,SI selaku dosen penguji yang telah memberikan
bimbingan serta motivasi selama perkuliahan antara lain Prof. Dr. M. Arif
Nasution, MA; Prof. Dr. Sismudjito, Ph.D; Prof. Dr. Badaruddin, M.Si; Bapak
Drs. Henry Sitorus, M.Si; Bapak Drs. Junjungan SBP Simanjuntak, M.Si;
M.Si; Bapak Henri Sitorus, S.Sos., M.Sc; Ibu Dra. Lina Sudarwati, M.Si; Ibu
Dra. Linda Elida, M.Si; Bapak Drs. Terang Kita Brahmana, M.SP; Bapak Drs.
Mukhtar Efendi Harahap, M.SP ; dan Bapak Bisru Hafi, S.Sos., M.Si.
6. Staf dan karyawan Departemen Sosiologi yakni Kak Ernita, Kak Rina, dan
Bang Abel. Staf dan karyawan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
7. Secara khusus saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada kedua
orang tua yang saya cintai dan kasihi, yaitu Papa saya Bisman Manurung dan
mendidik saya, memberikan dukungan moril dan terutama doa kepada saya.
Terimakasih karena selalu ada untuk saya. Kalian adalah anugerah terbesar
yang Tuhan berikan dalam hidup saya. Tanpa kalian berdua, saya tidak akan
bisa sampai pada tahap ini dan menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
8. Kepada kakak yang saya sayangi, Beri Aduan Prima Manurung, Murni Yanti
Manurung, yang telah menjadi sosok kakak yang melengkapi hidup saya dan
9. Kepada visioner Meilita Vulceria Sinaga S,KM, Swandi Hutabarat S.H dan
Ari Sada Damanik yang selalu mendoakan dan menyemangati saya selama
10. Kepada adik sekaligus sahabat saya Crismaria Napitupulu yang selalu
11. Sahabat saya Mariya Y.R Hasibuan S,sos, Rabiatul Adawiyah, Supriadi
Harefa, Siti Maryam yang telah banyak memberikan motivasi, ada dalam suka
kita ini selalu ada dan ke depannya kita sama-sama merasakan kesuksesan.
12. Kepada BBP Lena Situmorang, Siska Manurung, Ckristina Manalu, Roland
Manurung, Refil manurung, Ewin, Arka, Fakta, Juli, Danu, Safri, Calvi,
Herman, Erwin, tupal yang selalu ada untuk saya ketika saya senang dan
sedih.
13. Kepada persekutuan pemuda pemudi sola gratia terimakasih yang telah
pengerjaan skripsi.
15. Kepada sahabat sekaligus teman doa saya Syukur Kurniawan Gea S.AB yang
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara, diantarnya Herry,
Juniarta, Novi, Juwita, Friska, Anggi, Faisal, Citra dan lainnya yang tidak bisa
disebutkan satu persatu, terima kasih telah menjadi teman baik selama
17. Tidak lupa juga saya menyampaikan banyak terima kasih kepada buruh
Silau Merawan dan seluruh responden yang telah memberikan waktunya dan
dengan ramah menerima saya sehingga saya mendapatkan data yang cukup
kekurangan baik dari segi materi maupun penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik
yang membangun sangat diharapkan untuk menyempurnakan karya tulis ini. Penulis
berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan menambah wawasan bagi
Medan, 2018
Penulis
Peran Ganda Perempuan Dalam Rumah Tangga (Studi Deskriptif Buruh Tani
Halaman
ABSTRAK i
ABSTRACT
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 7
1.3 Tujuan Penelitian 8
1.4 Manfaat Penelitian 8
1.5 Defenisi Konsep 9
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan 99
5.2 Saran 101
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Halaman
Tabel 4.1 Nama-Nama Pemimpin di Desa Silau Merawan 36
Tabel 4.2 Luas Penggunaan Tanah di Desa Silau Merawan 37
Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Desa Silau Merawan Berdasarkan Agama Yang
Dianut 38
Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Desa Silau Merawan Berdasarkan Suku Bangsa 38
Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Desa Silau Merawan Berdasarkan Jenis Kelamin 39
Tabel 4.6 Jumlah Penduduk Menurut Usia Di Desa Silau Merawan 39
Tabel 4.7 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian 40
Tabel 4.8 Sarana Dan Prasarana Di Desa Silau Merawan 41
PENDAHULUAN
akan sumber daya alam, melimpahnya hasil pertanian merupakan salah satu
bukti kekayaan alam Indonesia dan menjadi sektor andalan dalam menunjang
manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber
jenis yaitu petani dan buruh tani. Menurut Soerjono Soekanto (kamus
upah bila ada orang (petani) yang memerlukan jasanya. Selain itu, Rachman
(2017:125) mnyatakan bahwa, petani terbagi atas lima jenis, yaitu : tuan
tanah, petani kaya, petani sedang, petani miskin, dan buruh tani.
pusat statistic (BPS) 2017 rata-rata upah bagi buruh tani sebesar Rp.
basis kekuatan sosial tersebut meliputi 1. Modal yang Produktif atau aset,
keuangan seperti income dan kredit yang memadai. 3. Organisasi sosial dan
Menurut kepala BPS, Suryamin, orang masuk kategori miskin lebih banyak
kecil, nelayan, pengrajin kecil, buruh pedagang kaki lima, pedagang asongan,
saat ini semakin kompleks menjadi bukti bahwa pertanian masih belum bisa
dengan tingginya harga kebutuhan pokok menjadi masalah utama buruh tani
istri sebagai buruh tani. Ketidakmampuan suami atau kepala keluarga buruh
tani dalam memenuhi kebutuhan kelurga membuat istrinya ikut turut serta
bertambahnya peran yang baru yaitu peran produktif (Darma, 2008:18). Peran
Kompleksitas dari peran perempuan yang beragam ini didukung oleh berbagai
peran ganda yang dirasakan oleh istri yang membuatnya harus dapat
tradisi (domestic) mencakup peran perempuan sebagai istri, ibu dan pengelola
perempuan sebagai tenaga kerja turut aktif dalam kegiatan ekonomis (mencari
peran ganda yang dihadapi perempuan adalah: 1. Peran sebagai ibu rumah
utama). Peran ganda yang dirasakan istri dari keluarga buruh tani ini terkesan
dikeluarkan perempuan biasanya lebih banyak dan berat dari pada yang
dilakukan laki-laki. Serta perempuan akan bangun lebih awal dan langsung
berurusan dengan kerja domestik, setelah itu pergi ke ladang untuk bekerja di
sawah atau jenis pekerjaan produktif lainnya yang berkaitan dengan pertanian.
keluarganya. Peran perempuan Batak Toba dalam hal ekonomi keluarga yaitu
dimana perempuan Batak Toba terjun ke dalam ruang publik untuk bekerja
hanya diam dirumah, namun mampu bekerja keras bahkan menjadi tulang
bisa dilihat dari Kisah Wanita Perkasa yang bekerja sebagai buruh tani di
mana mereka berjuang memulai pekerjaan yang diberikan oleh pemilik tanah.
Namun dengan adanya sistem patrineal ini juga ketidakadilan gender bisa
Toba yaitu penafsiran Harmeunetik terhadap Karya Sastra Ende Siboru yang
diatur dalam adat dan sering dinomor duakan dalam pengambilan keputusan.
Peran seorang laki-laki atau suami dalam masyarakat Batak sangat tinggi,
malu pada adat dan masyarakat ketika dia tidak mampu melakukan perannya
dengan baik. Keikutsertaan seorang istri untuk menjadi buruh tani tidak
terlepas dari izin suami walaupun pekerjaan itu bertujuan untuk membantu
Desa Silau Merawan salah satu desa yang ada di Kecamatan Dolok
berasal dari etnis batak toba.. Masyarakat di desa ini sebagian besar bekerja
buruh tani di Desa Silau Merawan hampir setengah dari jumlah penduduk
upahan / buruh tani pada orang lain di desa silau merawan ataupun di luar
hidup menjadikan istri dari buruh tani ini ikut serta bekerja untuk membantu
memenuhi kebutuhan keluarga. Istri dari buruh tani yang bekerja ini tetap
adalah :
Secara umum, manfaat penelitian ini terdiri dari dua bagian yaitu
mahasiswa Ilmu Sosial Dan Politik, serta menambah referensi bagi mahasiswa
Sosiologi secara khusus dalam kajian peran ganda perempuan dalam rumah
menjadi bahan rujukan bagi peneliti berikutnya yang ingin mengkaji lebih
dalam tentang penelitian peran ganda keluarga perempuan dalam buruh tani di
Silau Merawan. Selain itu bagi para pembaca terutama para buruh tani Silau
seseorang perempuan (lebih dari satu peran) yakni sebagai ibu rumah tangga,
orang tua anak, istri dari suami dan peran sebagai pekerja yang mencari
nafkah.
Buruh tani adalah mereka pada umumnya tidak memiliki alat produksi
KAJIAN PUSTAKA
bahwa orang yang menduduki status tertentu harus bertindak seturut harapan
masyarakat dari status itu. seorang ayah, misalnya harus bertingkah laku
baik untuk anak-anaknya. demikianpun peran ibu dan peran lain di dalam
masyarakat.
peran juga selalu terarah kepada relasi dengan orang-orang lain. peran yang
mempunyai banyak status dank arena itu dia bisa mempunyai banyak peran.
peran banyak yang berasal dari status yang banyak itu disebut role-set atau
perempuan yang memiliki status sebagai istri, ibu, dosen, dan peneliti,
masing-masing status itu bisa lebih satu status peran. sebagai istri dia
menjalankan peran perempuan sebagai ibu rumah tangga tetapi juga peran-
menjalankan tugas keibuan terhadap anak-anak dan tugas sebagai ibu didalam
individu yang menduduki status tertentu bisa ditarik ke arah yang berbeda
pada waktu yang sama dan hal itu tentu menimbulkan ketegangan peran (role
strain).
marginal, dimana hal ini tidak berbeda jauh dengan kontruksi budaya yang
atau pendapatan yang diperoleh suami. Anggapan seperti ini tidak dapat
pembangunan dan pekerjaan pencari nafkah, jika dilihat dari rumah tangga,
1. Peran produktif
yaitu peran dari seorang perempuan yang memiliki perna tambahan sebagai
pencari nafkah tambahan bagi keluarganya, peran produktif adalah peran yang
dihargai dengan uang atau barang yang menghasilkan uang atau jasa yang
2. Peran reproduksi
Pada dasarnya hampir sama dengan peran tradisional, hanya saja peran
ini lebih menitik beratkan pada kodrat perempuan secara biologis tidak dapat
3. Peran tradisional
tangga dalam mengatur rumah serta membimbing dan mengasuh anak tidak
dapat diukur dengan nilai uang. Ibu merupakan figur yang paling
4. Peran transisi
hanya untuk menambah tenaga yang ada.faktor ini adalah masalah ekonomi
5. Peran Sosial
Peran sosial pada dasarnya merupakan suatu kebutuhan dari para ibu
lebih mengarah pada proses sosialisasi dari ada ibu rumah tangga.
alam setempat kaum wanita harus mengadakan pilihan yang mantap dengan
mengetahui kemampuannya.
Berperan tidak hanya sebagai ibu, akan tetapi harus tetap bersikap
sebagai kekasih suami seperti sebelum kawin, sehingga dalam rumah tangga
tetap terjalin ketentraman yang dilandasi kasih sejati. Sebagai istri dituntut
untuk setia kepada suami dan harus terampil sebagai pendamping suami agar
laksana rumah tangga, mengatur segala sesuatu dalam rumah tangga untuk
Menanamkan rasa hormat, cinta kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
kepada orangtua, masyarakat dan bangsa yang kelak tumbuh menjadi warga
cerdas pikirannya dan yang memiliki tanggung jawab, luhur budi dan terpuji
dan perilakunya.
organisasi kemasyarakatan.
sektor domestik maupun sektor publik ,dimana hal ini sangat dibutuhkan
perempuan bukanlah hal yang baru. Mereka disamping sebagai istri dan ibu,
mencari kayu, bekerja sebagai buruh dan lain-lain. Karena tanpa bekerja
perempuan dalam keluarga dan rumah tangga terjadi ketika seseorang ibu
mana perempuan tidak hanya untuk dipimpin tetapi juga untuk memimpin.
Hal itu harus diperjuangkan untuk mendapatkan pengakuan yang positif dan
pasti.
Peran ganda adalah peran pekerjaan yang diterima salah satu jenis
dan tidak cocok menjadi kepala rumah tangga, maka akibatnya semua
itu, beban kerja perempuan yang berat dan alokasi waktu yang lama untuk
Sedangkan bagi keluarga kaya, beban kerja ini kemudian dilimpahkan kepada
pembantu rumah tangga. Pembantu rumah tangga inilah yang menjadi korban
dari bias gender di masyarakat. Mereka bekerja berat dan lebih lama, tanpa
penghasilan dan karna adanya sumber yang aneka itu maka berbagai
pendapatan rumah tangga dalam banyak hal bersifat tidak langsung karena
2.2.1 Buruh
yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain, tenaga
menghasilkan uang dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau
badan hukum atau badan lainnya yang memperkerjakan tenaga kerja dengan
b. Hak dan kesempatan yang sama untuk memilih, mendapatkan, atau pindah
d. Hak atas Waktu Kerja Waktu Istirahat, Cuti, Kerja Lembur dan Upah
2. Jenis-jenis buruh
a. Buruh harian, buruh yang menerima upah berdasarkan hari masuk kerja
c. Buruh musiman, buruh yang bekerja hanya pada musim musim tertentu
f. Buruh tani, buruh yang menerima upah dengan bekerja di kebun atau di
tanah mulai dari sepuluh Ha ke atas hingga ratusan Ha. Mereka tidak
sewa berupa uang atau hasil bumi secara bagi hasil. Petani kaya adalah orang
yang memiliki tanah 5-10 Ha, tetapi ia ikut mengerjakannya sendiri meskipun
demikian, mereka lebih senang memperkerjakan buruh tani daipada pihak lain
dengan bagi hasil, mereka hidup makmur dari eksploitasi tenaga buruh tani.
Petani sedang meliputi petani yang memiliki tanah 1-5 Ha, mereka
Kehidupannya tidak cukup hanya dari hasil taninya, karenanya petani miskin
mengerjakan tanah petani kaya atau tuan tanah dengan cara sebagai buruh
atau bagi hasil. Buruh tani adalah mereka pada umumnya tidak memiliki alat
sebagai petani yang menguasai faktor produksi secara memadai dengan tanah
sehingga mempunyai modal yang relatif kuat dan mempunyai jaringan dengan
menguasai sangat sedikit faktor produksi seperti tanah, yang hasilnya untuk
dikenal sebagai petani gurem; atau bahkan juga mereka yang tidak memiliki
bahasa Indonesia, buruh tani diartikan sebagai buruh yang menerima upah
dengan bekerja di kebun atau sawah orang lain. Buruh tani didefinisikan pula
ladang pertanian dengan tidak menanggung risiko terhadap hasil panen dan
yang otonom tentang proses cocok tanam (Wolf dalam Patria, 2012:15). Pada
dasarnya definisi buruh tani dan petani hampir sama, yang membedakan
atas sistem produksi. Buruh tani lebih ditekankan pada petani penggarap,
penghasilan terutama dari bekerja dengan memperoleh upah dari pemiik tanah
buruh tani termasuk dalam buruh harian lepas, digolongkan sebagai buruh
harian lepas dikarenakan buruh tersebut diikat dengan hubungan kerja dari
hari ke hari, jumlah jam kerja atau jenis pekerjaan yang dilakukan serta
biasanya dalam keadaan yang amat miskin dan merupakan kelompok yang
memiliki harta benda milik sendiri dan selalu mencari kerja yang paling
banyak upahnya atau paling ringan. Dalam tingkah lakunya terhadap orang-
orang yang diluar biasanya menyerah saja kepada nasibnya, mereka ingin
memperbaiki keadaanya, tetapi tidak tahu caranya dan karena itu mereka
Kegiatan ekonomi :
1. Buruh tani biasanya dipekerjakan oleh tuan tanah (pemilik tanah) dengan
tanah-tanah itu sebelum tanah itu ditanami kembali oleh pemilik tanah.
Kedudukan sosial:
tidak mungkin jatuh lebih rendah lagi dan mereka tidak mempunyai
kelompok itu.
2. Buruh tani hidup untuk menyambung nyawa saja, karena tidak ada benda
berserah diri.
4. Buruh tani sebagai kelompok tidak hanya terikat pada desa mereka,
terkadang ada juga yang berasal dari daerah lain dan kalau telah datang
yang lebih besar dan kerja yang lebih ringan. (Sayogjo, 1995 : 113-114)
termasuk pegawai negeri dan angkatan kerja yang bekerja sendiri (Patricia,
perempuan yang berangkat dan pulanag bekerja antara pukul 23.00 sampai
dalam kegiatan kerja. Perempuan yang bekerja dapat membantu suami dalam
Mereka bekerja sebagai buruh tani, pembantu rumah tangga, pemulung atau
dari:
1. Faktor ekstern yang merupakan faktor penarik untuk bekerja yakni adanya
dianggap perlu, tapi tidak selalu akan menaikkan status perempuan. Bagi
revolusi tapi bukan revolusi perempuan sebagai jenis kelamin (woman as sex),
yang diperangi oleh feminisme sosialis adalah kontruksi visi dan ideologi
masyarakat serta struktur dan sistem yang telah adil yang dibangun atas bias
gender.
termasuk melakukan gerakan hak-hak sipil (civil right) dan kebebasan sexual
tingkat sosial gerakan ini diwarnai oleh tuntutan persamaan hak agar para
role) dan anggapan urusan publik adalah urusan laki-laki dan peran
suatu realitas dimana perempuan dapat lebih terlibat dalam kegiatan publik.
berarti beban ganda. Dengan adanya beban ganda dan perempuan harus
penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, antara lain sebagai
berikut:
yang menyebabkan mereka bekerja sebagai buruh tani, mereka bekerja bukan
atas dasar kewajiban mencari nafkah utama dalam keluarga dan biasanya
penelitian ini menyatakan bahwa: 1. Peranan istri buruh tani di Desa Putat
METODE PENELITIAN
informasi terkait penelitian serta mudah dijangkau dari tempat tinggal peneliti.
penelitian dapat terjaga. Unit analisis suatu penelitian dapat berupa individu,
kelompok, organisasi, benda, wilayah, dan waktu tertentu sesuai dengan fokus
3.3.2 Informan
bagaimana langkah yang ditempuh peneliti agar data atau informasi dapat
(Bungin, 2008).
masyarakat sekitar.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Data primer merupakan data yang didapat secara langsung dari
rumah tangga dan kaum laki-laki. Sedangkan data sekunder adalah studi
3.5.1 Observasi
Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data apabila sesuai dengan
pengamatan dan ingatan si peneliti. Akan tetapi kadang kala penglihatan dan
3.5.2 Wawancara
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,
disiapkan.
3.5.3 Dokumentasi
ekonomi keluarga dan membagi waktu bekerja buruh tani dan di rumah
tangga.
data yag diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga
mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2015:428).
sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh, aktivitas dalam analisis data
sebagai berikut:
a. Reduksi Data
hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak
b. Penyajian Data
c. Verifikasi
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
Desa Silau Merawan adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Dolok
Silau Merawan dari para tetua dan leluhur bahwa pada Zaman dahulu berdiri sebuah
Kerajaan Simalungun bernama Malasori dan dipimpin oleh Raja Abdul Gafar Purba.
Ketika Kerajaan Raya hendak menyerang Kerajaan Malasori, pada saat memasuki
perbatasan. Pasukan Kerajaan Raya tak mampu melihat Kerajaan Malasori karena
silau, maka gagallah rencana Raja Raya yang hendak menyerang Kerajaan Malasori.
Setelah wafat Raja Abdul Gafar Purba maka kerajaan dipimpin oleh putranya yang
bernama Raja Sadikan Purba. Sejak saat itu wilayah kerajaan Malasori pecah menjadi
dua yaitu Gunung Bokou dan Silau Merawan. Pertama kali pejabat yang menjabat
sebagai Penghulu di Desa Silau Merawan adalah Mereng Sipayung sekitar tahun
1900 Masehi.
Desa Silau Merawan merupakan salah satu desa 27 desa dan 1 kelurahan yang berada
Secara geografis Desa Silau Merawan terletak pada ketinggian 110 M diatas
Tabel 4.1
Luas wilayah Desa Silau Merawan adalah ± 288 Hektar, dimana 9,72 % berupa
lahan pertanian yang dimanfaatkan untuk persawahan tadah hujan dan pola
penggunaan tanah atau tata guna tanah. Umumnya tanah yang digunakan oleh
masyarakat atau petani di Desa Silau Merawan adalah sebagian besar digunakan
Tabel 4.2
termasuk kedalam mayoritas yang menganut agama islam. Komposisi Desa Silau
Tabel 4.3
Tabel 4.4
terdiri dari beberapa suku bangsa(Etnis), namun ada satu suku yang lebih didominasi
Desa Silau Merawan memiliki penduduk sebanyak 4648 jiwa dengan 1432
Kepala Keluarga (KK), dan menunjukkan bahwa perempuan lebih banyak jumlahnya
dari pada laki-laki, yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Secara umum sarana dan prasarana adalah alat untuk mendukung keberhasilan
suatu daerah yang dilakukan dalam pelayanan publik dan proses perkembangan suatu
daerah karena apabila sarana dan prasarana tidak dipenuhi akan menghambat laju
perkembangan suatu daerah baik secara umum maupun secara khusus. Keadaan
sarana dan prasara di Desa Silau Merawan akan mempengaruhi perkembangan dan
kemajuan masyarakat Desa Silau Merawan. Semakin baik sarana dan prasarana
pendukung maka akan mempercepat laju pembangunan desa Sialu merawan baik di
tingkat lokal maupun regional. Keadaan sarana prasarana di Desa Silau Merawan
a. Visi Desa
RPJM Desa Tahun 2016-2021.Dalam kegiatan ini, semakin mendekatkan Visi Desa
masyarakatnya, yang ada pada saat ini maupun ke depan. Bersamaan dengan
b. Misi Desa
Misi Desa merupakan turunan dari Visi Desa.Misi merupakan tujuan jangka
lebih pendek dari visi yang menunjang keberhasilan tercapainya sebuah visi. Dengan
kata lain, Misi desa merupakan penjabaranlebih operasional dari visi. Penjabaran dari
visi ini diharapkan dapat mengikuti dan mengantisipasi setiap terjadinya perubahan
lingkungan di masa yang akan dating dari usaha-usaha mencapai visi desa.
Dalam meraih Visi Desa seperti yang sudah dijabarkan di atas, dengan
segala bidang.
Informan I
Nama : R. Sitorus
Usia : 42 tahun
Pendidikan Terakhir : SD
Pagi hari tepat pada tanggal 15 Maret 2018, pertama kali peneliti melakukan
saudara peneliti yang jarak rumahnya di depan rumah peneliti. Ketika akan
waktunya agar menjawab pertayaan yang akan peneliti tanyakan. Awalnya informan
bahwa jawaban yang diberikan tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti.
peneliti menanyakan tentang data diri informan.Dari hasil wawancara tentang data
diri informan. Informan pertama ini bernama R. Sitorus usia informan 42 tahun.
Informan adalah seorang ibu rumah tangga sekaligus buruh tani.Informan telah
memiliki suami dan memiliki dua anak laki-laki telah mengenyam pendidikan SMA,
desa Silau Merawan ketika suami informan di PHK sebagai karyawan PTPN.
Informan menyatakan bekerja sebagai buruh tani yaitu untukbayar uang sekolah
anak-anak, untuk kebutuhan pokok dan lain-lain. Informan bekerja sebagai buruh tani
mulai dari pukul 07.00 wib sampai jam 18.00 wib. Selama informan mengerjakan
pekerjaan sebagai buruh tani dan sekaligus sebagai ibu rumah tangga tidak
peran ganda, ia tidak pernah merasakan adanyan hambatan dan informan nyaman
dengan pekerjaan buruh tani, karena mendapatkan upah yang halal dan dapat
informan. Maka peneliti mengucapkan terima kasih pada informan, dan diakhiri
dengan dokumentasi.
Informan II
Nama : R. Simarmata
Usia : 42
Sekitar pukul 11.00 wib setelah peneliti selesai melakukan wawancara dengan
kuliah peneliti.
merupakan salah satu lorong kampung peneliti yang tidak kenal lelah untuk bekerja.
Informan telah menikah dan memiliki tiga orang anak dengan masing-masing usia.
Anak pertama telah mengenyam pendidikan SMA, anak kedua telah mengenyam
buruh tani adalah sangat menguras tenaga dan mendapatkan upah untuk membantu
ekonomi keluarga.Informan bekerja sebagai ibu rumah tangga pada pukul 05.00 wib
sampai pukul 06.30 wib. Namun dengan waktu singkat yang informan berikan untuk
itu sendiri. Mulai pukul 07.00 sampai pukul 08.00 wib, informan bekerja sebagai
buruh tani. Dengan pekerjaan yang padat dilakukan oleh informan tidak mengganggu
Informan III
Nama : J.Sitorus
Usia : 37 tahun
buruh tani.Dalam melakukan wawancara peneliti masih mencari informan yang lagi
Buruh Tani. Setelah informan mengetahui maksud dan tujuan peneliti, informan
adalah seorang ibu rumah tangga sekaligus buruh tani. Informan memiliki tiga orang
anak perempuan dan dua oran laki-laki. Kelima anak informan telah mengenyam
tiga.Peneliti kembali menanyakan tentang Peran Ganda Perempuan Buruh Tani yang
ada di ladang seperti, menyemprot, menanm ubi, membersihkan pangkal ubi yang
bahwa peran ganda yang dilaksanakan karena minimnya ekonomi keluarga dan suami
keluarga.Setelah semua pertanyaan yang diajukan selesai dan telah dijawab oleh
dengan dokumentasi.
Informan IV
Nama : A. Simanjuntak
Usia : 42 tahun
Pendidikan Terakhir : SD
pondok tempat beristirahat buruh tani. Disana peneliti menemui pemilik ladang,
ketika peneliti meminta kepada pemilik ladang agar buruh tani dapat diwawancarai
mendatangi buruh tani yang sedang bekerja dan menanyakan kesediaan informan
usia informan 42 tahun. Informan adalah seorang ibu rumah tangga dan buruh tani
mengenyam pendidikan SD dan satu orang anak laki-laki yang telah masih kecil.
Menurut informan melaksanakan peran ganda sebagai ibu rumah tangga dan
buruh tani adalah salah satu hal yang membuat informan harus melaksanakannya
yaitu minimnya ekonomi keluarga dan kurangnya tanggung jawab sebagai suami
untuk mencari nafkah.Informan bekerja sebagai buruh tani mulai pukul 07.00 wib
hingga pukul 18.00 wib.Pekerjaan yang bisa dilakukan oleh informan yaitu menanam
ubi, merumput, memanen jagung hingga pada pekerjaan laki-laki informan dapat
merasakan adanya hambatan, karena itu sebagian dorongan anak yang ingin sekolah,
Informan V
Nama : M. Sianturi
Usia : 29 tahun
informan ke lima yang berada tidak jauh dari informan ke empat. Ketika peneliti
tahun. informan merupakan salah satu buruh tani yang selalu sedia untuk diajak ke
ladang. Informan telah menikah dan memiliki satu orang anak laki-laki dan satu
keluarga yang minim dan suami kerja tidak kerja, disebabkan karena jarang orang
yang membutuhkan tenaga suami informan. Bekerja sebagai buruh tani adalah
keputusan informan, karena informan ingin meringankan beban suami dan ingin
memiliki dampak positif yangditerima oleh informan yaitu mendapatkan uang, dan
melakukan dokumentasi.
Informan I
Nama : R. Sinambela
Usia : 41 tahun
Jumat, tanggal 22 Maret 2018, peneliti menuju salah satu rumah informan
utama yang baru pulang dari warung kopi.Sesampainya di rumah informan, peneliti
menganggap bahwa hal seperti itu tidak boleh diberitahukan.Setelah beberapa menit
Merawan. Informan awalnya bekerja sebagai karyawan PTPN. Namun sejak beliau
di PHK penghasilan menetap beliau sudah tidak ada lagi.Informan mempunyai empat
melanjutkan Tanya jawab tentang Peran Ganda Perempuan Buruh Tani yang
dirasakan oleh istri informan.Informan menyatakan bahwa istri informan itu seperti
mengeluh atas pekerjaan yang dilakukannya. kalau ada pekerjaan di ladang orang
lain, istri saya akan bangun lebih pagi yaitu jam 05.00 WIB. Informan dan anak-anak
belum bangun tetapi istri sudah membersihkan rumah serta menyiapkan keperluan
keluarga.kalau bagi keluarga, istri informan sosok yang sigap dalam segala pekerjaan.
Informan juga bekerja di ladang, tetapi pada jam 06.00 informan minum kopi
sebelum ke ladang.kegiatan seperti itu sudah biasa di kampung ini. laki-laki lebih
sedikit bekerja daripada perempuan. Selama dalam pernikahan kami, dia adalah istri
dan ibu yang baik.begitu juga dalam keluarga besar, dia menjadi menantu yang baik
dan dibanggakan oleh mertua. boru batak semakin berharga kalau giat bekerja,
kepada informan atas informasi yang telah diberikan dan mengakhiri wawancara
Informan II
Nama : R. Tampubolon
Usia : 43 tahun
tentang data diri informan. Bapak R. Tampubolon adalah suami dari Ibu R. Sinaga,
saat ini hanya sebagai buruh tani apabila ada yang memerlukan tenaganya. Sehingga
istri beliau mengambil keputusan untuk bekerja sebagai buruh tani, agar dapat
Menurut Bapak R. Tampubolon istri beliau bekerja sebagai buruh tani adalah
sebagai alat bantu ekonomi keluarga, walaupun istri beliau mengalami kepanasan
karna terik nya matahari dan kenak hujan. Namun, saat beliau tidak bekerja, beliau
dan anak-anak dapat meringankan peran ganda yang dirasakan oleh istri dengan cara
bekerja membereskan rumah. Informan juga menyatakan bahwa Istri tidak mengenal
lelah atau capek disaat mengerjakan kedua peran, karena kedua peran tersebut sudah
hal yang biasa buat istri dan istri harus dapat mengerti ketika tenaga beliau tidak
diperlukan orang.
Informan III
Nama : J. Sianturi
Usia : 38 tahun
berusia 38 tahun. Informan memiliki lima orang anak dengan masing-masing usia
masih dalam tanggungan orang tua. Informan hanya bekerja sebagai buruh tani dan
menambah penghasilan. Menurut informan istri bekerja sebagai buruh tani itu salah
satu pekerjaan yang bisa istri lakukan, karena istri tidak memiliki keahlian lain dan
pendidikan yang kurang untuk bekerja lainnya yang tidak kenak terik matahari dan
hujan. Walaupun demikian istri informan tidak pernah lelah untuk bekerja, supaya
rumah ketika informan tidak bekerja menjadi buruh tani. Istri menghabiskan waktu
bekerja buruh tani selama 8 jam dan untuk keluarga hanya saat malam saja, itupun
kalau istri tidak kecapean. Namun, dengan pekerjaan yang padat, istri dapat
rumah, dan setelah pukul 07.00 wib istri siap-siap untuk mengurus keperluan yang ia
melakukan dokumentasi.
Nama : A. Simanjuntak
Usia : 44 tahun
Bapak A. Manik adalah seorang pekerjaan utanya buruh tani di desa Silau
Merawan, di desa Silau Merawan banyak sekali bapak-bapak yang hanya nongkrong
di warung saja sedangkan istri menjadi buruh tani. Informan memiliki dua anak
dengan masing-masing usia. Informan saat ini tinggal bersama orangtua, karena
informan tidak mampu membayar uang kontrakan rumah jika mereka pindah dari
Informan menyatakan bahwa Istri bekerja sebagai buruh tani adalah untuk
sekali.Istri menghabiskan waktu bekerja sekitar 8-9 jam dan untuk keluarga hanya 5
jam saja, itupun kalau istri tidak kecapean dari ladang. Selama istri melakukan
pekerjaan ini istri tidak pernah bersungut-sungut dan tidak pernah menampakkan
Informan I
Nama : L. Nainggolan
Usia : 45 tahun
tentang seputar Peran Ganda Perempuan Buruh tani.Peneliti sedikit kesulitan mencari
untuk dilakukan wawancara. Informan bernama L. Nainggolan dan saat ini usia
informan 45 tahun. Informan merupakan salah satu warga yang memiliki lahan luas
dan sering membutuhkan tenaga buruh tani. Informan sudah memiliki suami yang
bahwa informan adalah memiliki lahan yang luas, informan membutuhkan tenaga
informan.Informan juga salah satu warga yang aktif membutuhkan jasa buruh tani.
menggaruk (menggigis) rumput ubi dan jagung. Seperti informan lihat buruh tani
dapat menyeimbangkan perannya dengan bangun lebih awal (jam 4 pagi) untuk
dan membereskan anaknya berangkat sekolah, setelah itu pukul 7 pagi buruh tani
harus sudah pergi ke ladang orang yang menyewa tenaganya. Pekerjaan dengan upah
yang di dapat oleh buruh tani dapat seimbang, karena buruh tani tidak ada waktu
untuk bersantai-santai saat jam kerja. Informan juga menyatakan bahwa informan
kasihan melihat buruh tani, karena udah lelah pikiran dirumah atau mengerjakan
pekerjaan rumah dan lagi pula harus cari upahan. Setelah beberapa jam melakukan
Informan II
Nama : S. Manurung
Usia : 50 tahun
Pendidikan Terakhir : SD
kedua bernama S. Manurung (50) tahun, seorang ibu yang dikarunia dua orang anak.
Anak pertama telah berumah tangga dan anak kedua masih bekerja di luar kota.
Suami informan sudah meninggal dunia pada tahun 2012.Informan adalah seorang
disebabkan karena ekonomi keluarga buruh tani kurang.Namun, buruh tani dapat
membantu pekerjaan perempuan di rumah tangga saat anak pulang sekolah harus
membereskan rumah sebelum buruh tani pulang ke rumah. Informan juga merasa
hibah melihat buruh tani ini, karena suami dari buruh tani terkadang tidak tau diri
(malas mencari pekerjaan). Kondisi ekonomi keluarga buruh tani sangat minim,
karena ada terkadang dari buruh tani gajinya hanya pas-pasan untuk bayar uang
sekolah anaknya dan terpaksa harus mengutang ke warung untuk beli ikan
Informan III
Nama : S. Tamba
Informan ketiga adalah S. Tamba (46) tahun. Informan adalah seorang ibu
rumah tangga sekaligus bekerja sebagai pengusaha ikan dan memiliki lahan untuk
dikerjakan oleh buruh tani. Informan memiliki lima orang anak, satu orang anak
perempuan yang masih menempuh pendidikan di Universitas. Empat orang anak laki-
Sebagai warga yang sudah lama menetap di Desa Silau Merawan, informan
adalah warga yang aktif membutuhkan jasa buruh tani.Informan menyatakan bahwa
yang dilakukan di ladang informan oleh buruh tani yaitu menanam jagung/ubi dan
memanen juga. Menurut informan pekerjaan ini sangat menguras tenaga sehingga
dapat membantu pekerjaan rumah setelah pulang sekolah dan jika libur panjang
sekolah anak dari buruh tani ikut membantu pekerjaan di ladang.Informan juga
menyatakan peran ganda yang dirasakan oeh buruh tani ini bagus, karena peran yang
dia emban dapat membantu ekonomi keluarga mereka dan mereka juga tidak
mempunyai tanah sendiri untuk di kerjain. Selama peran ganda yang dilakukan oleh
Informan IV
Nama : M. Manurung
Usia : 49 tahun
Ibu M. Manurung adalah seorang petani yang dimana memiliki lahan yang
semenjak beliau sakit pada tahun 2017 lalu, kini semua pekerjaan yang diladang telah
diupahkan kepada buruh tani. Ibu M. Manurung sendiri memiliki empat otrang anak,
anak pertama laki-laki yang saat ini berkuliah disalah satu universitas swasta yang
ada di Tebing Tinggi Kota Madya dan anak keduanya perempuan yang masih
Beliau mengatakan bahwa aktivitas yang dilakukan oleh buruh tani yaitu berladang
seperti menanan jagung,padi dan ubi. Pekerjaan buruh tani ini sudah hal biasa dia
lakukan, sehingga buruh tani telaten sekali dalam bekerja. Buruh tani dapat
menyeimbangkan peran ini dengan cara bangun lebih awal untuk membereskan
buruh tani ini terkadang dibantu oleh suami dan anak-anak nya.Saya beranggapan
bahwa pekerjaan buruh tani ini memang sudah kewajiban seorang istri ketika suami
berleha-leha di warung kopi. Akan tetapi tdak menutupi kemungkinan suami akan
Informan V
Nama : A. Manurung
Usia : 56 tahun
Bapak A.Manurung yang akrab disapa dengan sebutan opung longkot adalah
seorang petani yang berdomisili di desa Silau Merawan Kecamatan Dolok Masihul
Kabupaten Serdang Bedagai.Istri beliau sudah meninggal dan beliau memiliki enam
dengan hasil dari ladang tersebut.Informan mempercayai tujuh orang buruh tani,
Beliau mengatakan bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh buruh tani di ladang beliau
yaitu menanam ubi, mencabut ubi, menaik kan parit, dan merumput. Pekerjaan buruh
tani seperti menaikkan parit ini tidak semua istri bisa melakukannya, karena
rumah. Tetapi jika istri telat bangun, maka pekerjaan rumah tidak beres pun di
tinggalkan. Maka anggota keluarga dapat membantu pekerjaan rumah setelah pulang
dari sekolah.Beliau melihat bahwa peran ganda yang dirasakan olehnya sangat sedih,
karena pekerjaan buruh tani ini tenaga terkuras ditambah lagi pikiran yang kacau
ketika suami tidak ingin bekerja sehingga mengakibatkan masalah dalam rumah
tangga. Kondisi ekonomi keluarga buruh tani ini hanya cukup bayar uang sekolah
anak, dan kebutuhan pokok sehari-hari. maka jika anak-anak sakit buruh tani
Buruh tani adalah sekelompok manusia yang bekerja dengan memberikan jasa
pada pemilik sawah untuk mendapatkan upah yang biasanya harian atau persentase
dari hasil panen. Bentuk pekerjaannya mulai dari pra tanam, tanam, panen dan pasca
panen. Pada sebelum tanam, buruh tani bekerja mengolah lahan sawah sebelum
ditanami seperti mencangkul sawah, membuat galengan atau batas antar petakan
sawah dan olah lahan lainnya. Pada masa tanam, buruh tani bekerja secara massal
untuk menanam padi, jagung, dan ubi jika tanaman sudah tumbuh maka
Aktifitas-aktifitas perempuan buruh tani di desa Silau Merawan saat ini yaitu,
pohon jagung yang telah di panen. Mencangkul adalah menggali atau mengaduk
kemauan laki-laki buruh tani utuk melakukan pekerjaan ini, sehingga pemilik ladang
Dengan melakukan pekerjan ini, buruh tani mendapatkan upah sebesar Rp.50.000,-
per hari dan upah yang mereka dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi
keluarga.
karena sudah menjadi hal yang bisa mereka lakukan, dalam sehari buruh tani bekerja
selama 10 jam yang dimulai dari pukul 07.00 hingga pukul 18.00 dan ada juga yang
sampai pukul 19.00. Uraian jadwal pekerjaan buruh tani adalah sebagai berikut :
Kerja pukul 07.00-09.30, istirahat pertama pukul 09.30-10, kerja pukul 10.00-12.00,
istirahat makan siang pukul 12.00-14.00, kerja pukul 14.00-15.30, istirahat pukul
15.30-16.00, kerja pukul 16.00-18.00. Buruh tani di desa Silau Merawan tidak
memiliki aktiitas lain di luar peran gandanya sebagai ibu rumah tangga dan buruh
tani, karena melalui dua peran ini sudah menguras waktu, tenaga, dan pikiran mereka
seperti terlibat dalam aktivitas organisasi. Selama buruh tani mengerjakan pekerjaan
ini, buruh tani mengalami sakit seperti tangan pecah-pecah dan sakit perut, jika
mencangkul tanah yang keras. Anggapan bahwa perempuan buruh tani dapat
mengumpul atau membakar batang ubi dan pohon jagung yang telah di panen. Hal ini
“yah namanya pun buruh tani dek, semua pekerjaan yang ada diladang atau yang
disuruh punya ladang harus siap lahmengerjakannya dan menanggung sakitnya. Ini
pun bersyukur kali loh dek, kalau ada yang mengarahkan nantulang untuk kerja di
ladangnya. Yah.. minimal untuk memenuhi ekonomi keluarga yang kurang. Kan
lumayan sih dek uang Rp.50.000,-. Udah bisa itu untuk uang makan dua hari”
Pendapat dari Ibu R. Sitorus juga sama seperti dikatakan oleh salah satu
“aku yah nang, mulai dari gadis udah diajak-ajak sama orangtua ke ladang untuk
lakukan nang. Makanya senang yang punya ladang ngajak aku keladangnya. Apalagi
dapat dalam bekerja satu hari penuh dek, itu buat kebutuhan ekonomi keluarga kami
Pendapat dari Ibu R. Sitorus, Ibu J.Sitorus sama seperti dikatakan oleh salah
“yah ngertilah kau nang, mana bisa kalau kami yang ngerjain ladang sana.
Apalagikan bou udah ngak bisa jalan jauh, gimana mau ngerjainnya coba? kan
menyemprot, merumput dan memanen kan bisa sih upah yang diterima dia buat
perempuan ini, tapi mau gimana lagi dek, kalau ngak kerja mereka mau makan apa
Peran adalah sebagai pola tingkah laku yang diharapkan oleh masyarakat dari
seorang individu yang memiliki atau menempati posisi tertentu di dalam masyarakat.
Setiap manusia memiliki satu peran atau lebih dalam kehidupan bermasyarakat,
manusia yang memiliki dua peran atau lebih harus bisa menyeimbangkan setiap
perannya sehingga konflik peran tidak terjadi. Perempuan yang merupakan bagian
menurut Hubies (Harijani 2001:20) pembagian peran perempuan dapat dilihat dari
adalah partisipasi perempuan yang mencakup sektor domestik maupun sektor publik,
pada masyarakat pedesaan peran ganda perempuan bukanlah hal yang baru, mereka
disamping sebagai istri dan ibu, juga harus bekerja diluar rumah, misalnya: bertani,
kini para perempuan banyak yang berperan aktif untuk mendukung ekonomi
keluarga. Perempuan tidak sekedar menjadi konco wingking, tetapi juga banyak
tidak dapat dilepaskan dari perannya sebagai ibu dan istri, perempuan dianggap
sebagai makhluk sosial dan budaya yang utuh apabila telah memainkan kedua peran
tersebut dengan baik. Mies (dalam Abdullah 1997:91) menyebutkan fenomena ini
house wifization kerena peran utama perempuan adalah sebagai ibu rumah tangga
yang harus memberikan tenaga dan perhatiannya demi kepentingan keluarga tanpa
boleh mengharapkan imbalan, prestise serta kekuasaan. Bahkan tak jarang perempuan
bahwa perempuan ikut berusaha untuk keluar dari kemiskinan meski semua
Keputusan untuk mengambil dua peran sekaligus yaitu peran di rumah tangga
dan peran sebagai buruh tani menuntut perempuan untuk dapat berhasil dalam dua
peran tersebut. Perempuan dengan peran ganda memiliki beban juga dalam kegiatan
domestik rumah tangga. Dukungan keluarga merupakan salah satu faktor yang dapat
mengurangi beban yang dihadapi oleh perempuan dengan peran ganda. Suami dan
anak merupakan anggota keluarga terdekat yang dapat memberikan dukungan pada
bekerja. Dengan memberikan semangat kepada istri dapat berarti bahwa suami
percaya bahwa istri mampu melaksanakan pekerjaan sebagai buruh tani. Bentuk
semangat yang diberi seperti menghibur istri yang kelelahan bekerja. Selain itu
dengan suami yang baik istri sudah semangat untuk bekerja. Pekerjaan yang
Apalagi kalau suami pengangguran maka istri akan menjadi pencari nafkah tunggal
dalam keluarga. Suami akan membantu pekerjaan di rumah kemudian pergi ke kedai
minuman tauk (minuman keras yang terbuat dari pohon aren). Di Silau Merawan
pohon aren menjadi komoditas utama sebagai mata pencaharian masyarakat. Dapat
dikatakan masyarakat mampu memanfaatkan sumber daya yang ada. Tetapi sami
informan hanya sebagai konsumen saja padahal masih banyak lokasi pohon aren yang
siap disadap. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Ibu R. Sitorus
nantulang kerja jadi upahan orang. Lagian kan dek, cuma nantulangnya lebih sering
ekonomi kami”.
walaupun upah yang bou terima hanya cukup-cukup untuk makan sehari doang, tapi
“keluarga dan terutama suami kakak sangat mendukung dan ngasih semangat,
apalagikan adekmu yang paling kecil selalu bilang sama kakak hati-hati ya mak
kerja, jangan sembarangan mama makan, itu selalu dibilangnya dek. Dan kau
lihatlah kakak pun ngak tamat sekolahnya, jadi Cuma punya keahlian kerja sebagai
menyatakan bahwa:
“abang dukung kali lah kakak mu kerja sebagai buruh tani dek. Kan gaji
yang ia dapat itu untuk kebutuhan ekonomi kami, lagian pun kakak mu Cuma punya
keahlian bekerja sebagai buruh tani doang loh dek. Dan kau lihatlah dek, abang kan
jarangnya bekerja, jadi kami Cuma mengandalkan gaji dari kakak mu lah dek”.
Bentuk dukungan juga dapat dilakukan dengan cara membantu pekerjaan sehari-
hari di rumah. Suami dan anak ikut terlibat dalam mengerjakan pekerjaan domestik
buruh, anak perempuan telah mempunyai pekerjaan rumah. Anak diajarkan untuk
Pekerjaan yang dilakukan anak dan suami tentu saja meringankan istri. Biasanya
suami akan menyapu rumah dan memberi makan ternak ketika istri bekerja di ladang.
Adapun ternak yang dipelihara yaitu ayam, bebek dan babi. Melalui penjualan ternak
ternak masyarakat hanya memanfaatkan sumber daya yang ada, misalnya keladi liar,
makanan sisa dan ubi kayu tua. Seperti yang disampaikan oleh Ibu R. Sitorus
“yah, anak perempuan nantulang sama suami nantulang sangat membantu pekerjaan
bou di rumah tangga. Seperti memasak sore hari, mencuci piring, menyapu rumah,
semua pekerjaan rumah lah dek diambil ahli sama mereka kalau sore hari”.
“Pekerjaan rumah bou dapat dibantu sama anak-anak bou dek.Makanya setiap bou
pulang dari ladang, bou udah senang, karena rumah udah beres dan bersih dibuat
mereka”.
bernama P. Sianturi
“abang dapat meringankan pekerjaan rumah pada sore hari. Agar kakak mu ngak
lagi merepet-merepet di rumah dek. Tapi itu lah dek, aku salut kami lihat kakak mu
ngak pernah ngeluh kecapeannya di depan keluarga. Padahal kalau dipikir-pikir kan
Dari hasil wawancara di atas, dapat diketahui bahwa dukungan keluarga dapat
mengurangi beban yang dialami oleh perempuan dengan peran ganda. Dukungan
yang diberikan dapat berupa memberikan semangat dan membantu pekerjaan sehari-
hari. Dari hasil pengamatan, diketahui bahwa suami ikut membantu mengerjakan
terutama anak perempuan. Tugas utama seorang perempuan, terutama seorang istri
dan ibu adalah mengurus rumah tangga. Sesibuk apapun seorang ibu bekerja, tetap
harus meluangkan waktu untuk keluarga. Perempuan dengan peran ganda harus
a. Mengasuh anak
pola asuh yang ia terima dari lingkungannya, terutama orangtua. Karena sikap,
buah hatinya tumbuh jadi anak yang hebat. Yang tak hanya cerdas secara
kognitif (IQ) saja, namun kecerdasan emosionalnya (IQ) nya juga berkembang
optimal. Pola pengasuhan sangat berpengaruh pada perilaku anak. Pada kondisi
tertentu, anak tidak mendapat pengasuhan yang baik dari orangtua. Pada
ekonmi yang sulit, keterbatsan waktu dan pola pengasuhan yang diterapkan.
Pendidikan yang diberikan dalam keluarga memberikan bekal pada anak untuk
Semua anggota keluarga berperan penting untu mengasuh anak terutama ibu.
Ibu merupakan orang pertama yang bertanggung jawab untuk mengasuh anak.
Seorang ibu bekerja tentu kehilangan sebagian waktu untuk mengasuh anak.
Bagi ibu yang bekerja sebagai buruh tani menghabiskan waktu sekitar 9-10 jam
bekerja. Ketika ibu bekerja, tak jarang mereka menitipkan anak mereka kepada
anggota keluarga lainnya, misalnya nenek (opung). Bahkan apabila suami tidak
bekerja, ibu mempercayakan anak mereka untuk diasuh oleh suami selama
perempuan buruh tani bekerja. Namun ketika tidak ada anggota keluarga lain
yang dapat mengasuh anak mereka, ibu memilih tetangga dekat mereka untuk
mengasuh anak mereka. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Ibu R. Simarmata
paling bontot. Jika kami bertiga kerja, anak-anak kami titipkan sama tetangga
“keluarga lah yang jaga anak-anak kalau kakak kerja dek. Apalagikan lagi musim-
ladangnya.Mau terkadang kan sekalian berdua kami kerja sama abangmu, jadi anak-
“kalau kakak kerja dan abangmu juga kerja dek, orang adek-adekmu ini lah
dititpkan sama opungnya. Kan opungnya ngak kemana-mananya, jadi bisalah dia
yang jaga”.
Hal ini juga dibenarkan oleh salah satu informan utama, suami dari informan
“ya iyah lah dek, kalau abang ngak kerja anak-anak sama abang. Lagian dari hasil
kerja kakak mu nya kami bisa makan nihha, bisa lagi beli susu adekmu”
meringankan tugas mereka dengan menyelesaikan pekerjaan rumah pada sore hari
serta suami ikut berperan dengan memandikan anak yang masih kecil. Suami buruh
tani sangat mengapresiasi isrtinya yang bekerja sebagai buruh tani karena dapat
bahkan suami buruh tani bangga pada istrinya yang kuat menjalankan peran gandanya
tanpa ada rasa mengeluh serta bangun lebih awal untuk menyiapkan kebutuhan
keluarga dan kebutuhan sekolah anak˗anak. Dapat dikatakan terjaln kerjasama antara
anggota keluarga.
sekarang sudah tersedia jasa asisten rumah tangga untuk menyelesaikan pekerjaan
domestik. Ibu bekerja harus bisa mengatur waktunya untuk mengerjakan pekerjaan
rumah dengan pekerjaan publik. Sebelum pergi bekerja sebisa mungkin ibu harus
anak. Ibu harus bangun lebih awal untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Hal ini
“kan anak gadis nantulang ada dek, jadi nantulang dibantu-bantu sama dial ah
mengerjakan pekerjaan rumah. Paling nantulang tinggal masak, nyuci piring sama
“bou bangun jam lima pagi dek, habis itu bou nyuci piring dulu, belanja, masak,
bangunkan anak-anak untuk siap-siap pergi ke sekolah sama nyiapkan bontot buat di
bawak ke ladang lah dek. Yang penting ku bereskan lah dulu tugasku di rumah
“kalau pagi-pagi hari memang bou yang bereskan pekerjaan rumah dek, kek masak,
nyuci ntah apalah itu dek. Tapi kalau bou kesiangan bangun jam tengah enam gitu,
terpaksa bou minta bantu sama anggota keluarga lainnya dek. Yang penting kaau
pagi hari ngak pernah lah bou lupa tugas bou di rumah tangga”.
“ yah kalau boru bataknya dek, ngak diberesi dulu pekerjan rumah. Mertua sama
tetangga lainnya menceritain ntah sampe man. Makanya kalau kakak kerja kakak
“memang itu udah kebiasaan lah dek, tunggu ngerjain pekerjaan rumah dulu baru
Pernyataan diatas juga dibenarkan oleh salah satu informaan utama suami dari
“yah, kalau begitu bangun bou mu dari tidurnya, itu jam-jam empat pagi. Dia
Hal ini juga dibenarkan oleh salah satu informan tambahan yang bernama Ibu
L.Nainggolan
langsung nyalakan air dek.habis itu kan jam tengah enam ku dengarlah lagi suara
kereta pergi ke warung. Memang salutnya nya aku melihat buruh tani ini dek, Cuma
Dari hasil wawancara, diketahui bahwa ibu bekerja sebagai buruh tani tetap
bertanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tangga yaitu dengan cara
bangun lebih awal setiap pagi untuk menyelesaikan pekerjaan rumah sebelum
berangkat bekerja. Selain itu, anak juga ikut membantu mengerjakan pekerjaan
rumah. Hal ini juga terlihat dari hasil pengamatan yaitu suami dan anak ikut
adalah menjaga komunikasi antara ibu dengan suami, anak atau anggota keluarga
lainnya. Dengan menjalin komunikasi yang baik dengan anggota keluarga lainnya,
yaitu kesalah pahaman antar anggota keluarga. Selain itu dengan adanya komunikasi
yang baik, seorang ibu dapat mengetahui perkembangan anak, terutama untuk
menanamkan pendidikan bagi anak-anak agar dapat memiliki pribadi yang positif.
dihadapi anggota keluarga kami. Apalagikan nantulang jarang satu pikiran sama
“setiap malam hari bou selalu menyediakan cemilan untuk di makan anak-anak
kalau lagi ngerjain tugasnya. Tapi jika pulang suami bou dari warung tuak, kami
“yang penting selalu mengingatkan kalau ada yang salah. Ditambah lagi memang
udah kewajiban tiap malam sama kami harus nonton sama-sama dek”
“kalau udah dapat malam, kalau kakak pegal-pegal suami dan anak-anak mengkusuk
4.5 Penyebab Terjadinya Peran Ganda Pada Buruh Tani Perempuan di Desa
Silau Merawan
Perempuan yang bekerja sebagai buruh tani juga mendukung teori Hubies
produktif dan peran transisi yaitu peran sebagai pencari nafkah tambahan bagi
keluarga. Peran ganda di desa Silau Merawan terjadi karena beberapa penyebab,
yaitu:
hidup. Kata ekonomi itu sendiri berasal dari bahasa yunani, oikos yang berarti rumah
nyata dari kemiskinan, hal ini merujuk pada pemikiran Friedman (Wahidi, 2015:11),
1. Modal yang Produktif atau aset, antara lain: tanah, perumahan, peralatan,
kesehatan, dll.
3. Organisasi sosial dan politik yang dapat digunakan untuk mencapai kepentingan
Menurut kepala BPS, Suryamin, orang masuk kategori miskin lebih banyak
untuk menjadi istri dan ibu. Nilai ini hingga beberapa waktu yang lalu bagi kalangan
kelas menegah kebawah mengharapkan seorang istri menjadi ibu rumah tangga.
Peran umum ini di pertahankan oleh banyak orang yang berumur lebih tua dan
berpegang teguh pada tradisi yang mempertahankan bahwa menjadi istri dan ibu yang
baik membutuhkan seluruh tenaga kaum wanita. Namun di zaman sekarang wanita
tidak hanya diharapkan sebagai istri dan ibu tetapi juga bersama-sama dengan suami
sebagainya.
perempuan memutuskan untuk bekerja. Perempuan merasa tidak cukup jika hanya
suami tidak memiliki pekerjaan tetap. kebutuhan keluarga memang tidak sedikit,
keluarga. Istri yang bekerja dapat membantu meringankan beban suami dalam
keputusan dari diri sendiri disebabkan karena ekonomi yang kurang. Seperti yang
“alasan kakak mau bekerja sebagai buruh tani itu karena ekonomi kami yang
kurang. Apalagi sekarang kan mahal-mahalnya kebutuhan pokok, jadi harus bekerja
juga dek. Gaji yang ku dapat yah habis-habis disitu lah.Ngak bisa menyimpan uang
jadinya”.
“kek mana ya dek? Hmmm karena ekonomi kami yang kurang makanya kakak mau
bekerja sebagai buruh tani.Kau lihatlah dek, dari gaji yang ku dapath hanya hanya
Hal ini juga dibenarkan oleh salah satu informan tambahan yang bernama A.
Manurung
“kalau dari yang ku lihat, kondisi ekonomi buruh tani ini sangat kurang. Apalagi
kemarin kan ada yang sampe datang pagi-pagi ke rumah untuk pinjam uang buat beli
beras mereka, tapi buruh tani itu minta agar dia bekerja di ladang paktua, jadi
karena kasihan paktua lihatnya yah, paktua kasih aja. Karena dia udah berjanji buat
yaitu sebagai ibu rumah tangga dan buruh tani.Beragam alasan perempuan menjalani
suatu kebutuhan yang wajib dipenuhi dalam kehidupan manusia. Tanpa adanya
pendidikan manusia tidak dapat hidup dan berkembang sejalan dengan perkembangan
zaman. Tanpa adanya pendidikan pula manusia tidak dapat mengembangkan potensi
yang dimiliki melalui proses pembelajaran ataupun cara lain yang dikenal
anak dari buruh tani untuk menggapai cita-cita merupakan salah satu faktor
perempuan buruh tani bekerja. Pada zaman sekarang diketahui bahwa biaya sekolah
anak mahal. Mulai dari seragam sekolah, buku pelajaran, uang praktek dan lain lain.
Pemerintah telah membuat program 9 tahun wajib belajar dengan bebas uang
sekolah. Hal ini dilakukan untuk mendukung anak-anak kurang mampu untuk
pengadaan dana BOS membuat masyarakat giat menyekolahkan anak. Tetapi biaya di
luar uang sekolah maka akan menjadi tanggung jawab orangtua. Hal ini seperti
dan tingkat kemauan sekolahnya lebih tinggi dek. Kan sayang jadinya kalau dia
“kalau mengharapkan dari penghasilan suaminya dek, itu ngak jamin anak-anak
bisa sekolah. Apalagi sekarang uang sekolah aja mahal kali ditambah lagi ongkos
“keinginan anak-anak yang mau sekolah buat bou semakin mau bekerja sebagai
buruh tani dek. Yah walaupun Cuma sampai SMA pun dek mampu bou untuk
menyekolahkan mreka”.
Hal ini juga dibenarkan oleh informan tambahan yang bernama A. Manurung
“kalau seperti yang ku lihat yah dek, lebih semangatnya sekolah anak buruh tani
bahkan lebih pintar daripada anak orang kaya itu. Mungkin kurasa, ngerti si anak
Dari hasil wawancara diatas bahwa tingkat kemauan anak lebih tinggi untuk
bersekolah, sehingga perempuan buruh tani mau bekerja sebagai buruh tani. Dalam
pendidikan, seorang anak tidak dapat terlepas dari peranan keluarga khususnya orang
tua. Oleh karena orang tua yang selalu memberikan dorongan kepada anak-anak agar
agar anak dapat menjadi lebih baik dalam segala hal, terutama dalam pendidikannya.
terhadap kebutuhan keluarga. Namun, sebagian suami di desa Silau Merawan tidak
berada di warung kopi dan tuak dibandingkan untuk bekerja mencari nafkah.
setiap pagi pukul 08.00 hingga pukul 10.00. Di desa ini, kebiasaan kaum bapak
nongkrong di warung kopi dan tuak merupakan hal yang wajar. Mereka akan
terlihat bahwa kaum ibu lebih aktif dan produktif dibandingkan kaum bapak. Pada
malam hari kaum bapak pergi ke warung tuak. Biasanya mereka akan minum tuak
sambil berbincang-bincang ada juga yang bermain kartu. Hal ini didukung oleh
“udahlah ekonomi keluarga kami kurang, ditambah lagi suami yang kurang
08.00 wib hingga pukul 17.00 wib.sebenarnya dia taunya dek, kalau gaji kakak
cukup-cukup satu hari. Tapi bingug aja lihatnya, ngak ada kesadaran buat kerja atau
merantau kerja ntah kemana gitu.Tapi gitu pun dek, kakak ngak mau berantam-
R. Sitorus:
daripada kerja. Sampe pulang pun istri nya dari ladang, ada juga itu suami nya
masih di warung.Tapi salut kali lah bapak lihat istrinya itu.Bisa sekuat itu nanggung
beban”.
Hal ini juga dibenarkan oleh pernyataan informan tambahan yang bernama L.
Nainggolan:
“aduhhh dek.. janganlah kau tanyak tentang perilaku suami dari buruh tani. ngak
ada beres dek. Masa lebih enak dirasakan dia nongkrong di warung daripada
kerja.Padahal udah dilihat dianya istrinya pulang dari ladang, tapi masih asik
kaya”.
Hal yang melatarbelakangi terjadinya peran ganda ini didukung teori dari
Ihromi (1987:103) yang menyatakan “kondisi rumah tangga pada lapisan bawah dan
dan anak-anak pada umumnya turut menyumbangkan penghasilan dan karna adanya
memelihara, rajin, dan tidak cocok menjadi kepala rumah tangga, maka akibatnya
semua pekerjaan domestik menjadi tanggung jawab kaum perempuan. Oleh karna itu,
beban kerja perempuan yang berat dan alokasi waktu yang lama untuk menjaga
kebersihan dan kerapian rumah tangga: mulai dari memasak, mencuci pakaian,
merawat anak, membersihkan rumah, dan sendiri apalagi selain harus mengerjakan
tugas-tugas domestik, mereka masih aja dituntut harus bekerja, sehingga perempuan
“pekerja” keras dalam keluarganya. Di daerah asalnya mereka dikenal sebagai petani
dan peladang yang giat bekerja mengolah sawah maupun ladang milik keluarga pihak
anak yang masih balita di punggungnya. Terlepas dari semua pekerjaan yang
dan dalam banyaknya penyerapan pekerja perempuan dalam bidang proses produksi.
secara ekonomi bagi keluarga manakala penghasilan suami tidak mencukupi atau
bahkan bila suami tidak bekerja. Bagi Negara, kontribusi perempuan diberikan karena
yang kecil para perempuan buruh tani, harus membagi penghasilannya tersebut
yang ada di dalam masyarakat dan mengajarkan etika sopan sntun.Jika pendidikan
yang lebih luas para perempuan menyerahkan anak-anak mereka ke sekolah dengan
terbaik untuk anak-anaknya, walaupun para perempuan ini sibuk dengan pekerjaan
mereka diluar rumah. Semua dilakukan para perempuan bertujuan agar anaknya
yang dimiliki sang anak. Aspek ekonomi para perempuan berkontribusi dalam aspek
ekonomi dinilai dari keuletannya dalam bekerja dan berusaha dalam menyisihkan
pendapatan mereka.
pun bertambah karena yang menghasilkan pendapatan rumah tangga suami dan istri.
Di dalam rumah tangga pasti memiliki pengeluaran misalnya uang makan sehari hari,
uang sekolah anak, keperluan tidak terduga dan cicilan barang. Untuk
keuangan yang baik. Pengelolaan euangan rumah tangga telah disepakati bersama
oleh suami dang istri. Hal ini bertujuan agar managemen keuangan lebih teratur. Hal
ini menunjukkan bahwa taraf ekonomi keluarga meningkat akibat dari ikut terjunnya
perempuan mencari nafkah sebagai buruh tani. Bekerja maupun tak bekerja, seorang
istri akan mendapatkan pemasukan dari suami, untuk mengelola rumah tangga. Untuk
itu, seorang istri pun harus mampu mengelola keuangan rumah tangga. Cara utama
atau pemasukan yang terjadi secara rinci. Dengan melakukan pencatatan maka dapat
mengontrol pengeluaran agar tidak boros. Managemen keuangan yang baik akan
keluarga buruh tani mulai bisa memenuhi kebutuhan rumah tangganya yang
Sianturi
“salah satu kakak mau bekerja yah itulah dek, mendapatkan gaji di hari itu juga.
Cukuplah untuk keluarga kami dengan penghasilan yang kami terima dek, dengan
gaji yang kakak dapat sebesar Rp.50.000,- keluarga kami sejahtera kok”.
“dampak positif yang nantulang terima yah inilah salah satunya dek. Pendapatan
Hal ini juga dibenaran oleh informan tambahan yang bernama S. Tamba:
“mertua sama suaminya senang melihat istrinya bekerja. Karena bisa menambah
penghasilan keluarga mereka yang kurang.apalagi kita lihat lah dek, sekarang aja
mahal kami sembako, kalau mengharapakan uang dari suaminya dek, jangan harap
lah mereka bisa hidup. Udah kita lihat suaminya gimana.Tapi herannya, kelaurga
Salah satu tugas orangtua buat anak-anak yaitu untuk menyekolahkan anak
setinggi mungkin. Perempuan buruh tani di desa Silau Merawan mau bekerja
disebabkan keinginan anak yang tinggi untuk menggapai pendidikan. Dengan adanya
pekerjaan buruh tani, informan dapat menyekolahkan anak derajat SMA. Hal ini
“dampak yang bou terima dari buruh tani ini, yah itu lah dek. Anak-ank bisa sekolah
sampai SMA lah yang paling tinggi dek.Karena kalau sampai kuliah bou ngak
sanggup, terlalu banyak biaya.Apalagikan kau lihat llah dek gimana kondisi
keuangan kami”.
“iyah dek, inilah salah satu nya dampak yang bou dapat. Apalagi kan karena
kemauan anaknya, yah mau ngak mau harus berusaha lah kerja. Biar bisa anak
“iyah loh dek. Senang juga kakak kalau dari hasil bekerja sebagai buruh tani ini
Keputusan perempuan untuk ikut bekerja di luar rumah sebagai buruh tani
kemasyarakatan. Hal ini menyebabkan kurangnya kontrol orang tua terhadap anak.
Pengaruh lain dari terjunnya perempuan untuk bekerja sebagai buruh tani adalah
adanya jarak yang terbentuk antara orang tua dan anak. Anak membutuhkan figur
orang tua di dalam kehidupannya untuk hal-hal yang dapat ia contoh atau sekedar
berkeluh kesah. Pada saat orangtua tidak ada di rumah maka anak-anak lebih banyak
Simarmata:
“yah itulah dek susahnya cari uang sekarang, kalau ngak kerja ngak bisa lah kami
makan. Tapi kasihan juganya terkadang melihat anak-anak, jadi ngak terurus sama
“iya dek, semenjak kakak memutuskan buat bekerja. Anak-anak jadi ngak terurus
tingkah laku nya pun jadi bandal. apalagi kan mau nya suntuk abang di rumah-
rumah aja, jadi lebih memutuskan buat ke warung aja. Terkadang abang bawak kok
ke warung anak-anak”.
Pekerjaan yang dimulai dari pagi dan berakhir sore hari ditambah dengan
pekerjaan rumah tangga yang masih harus dibereskan membuat perempuan buruh tani
merasa lelah. Seperti yang dikatakan oleh sebagian besar informan penelitian ini,
sebagian besar dari mereka mengatakan bahwa mereka merasa lelah ketika selesai
mengerjakan pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga dan sebagai buruh tani.
Pekerjaan di ladang termasuk pekerjaan kasar dan menguras tenaga tentu saja akan
menanam ubi, jagung dan padi dan menyemprot. Selain kelelahan buruh juga
mengalami perubahan pada beberapa bagian tubuh, misalnya kulit yang menghitam,
kapalan, turun perut, dan pegal-pegal. Hal ini diungkapkan oleh pernyataan Ibu R.
Sitorus:
“kerja mulai dari pukul 07.00 wib sampe pukul 18.00 wib di panas-panasan sama
kenak hujan, buat bou pegal-pegal sepulang dari ladang. Hmm apaalgi yah dek,
pertama kali bou jadi upahan orang, disitu terasa sakitnya badan bou. Kan kalau di
“hmm gimana yah. Namanya pun bekerja, yah tentunya mngkibatkan sakit lah.Awal
kali bou kerja, isss minta ampun lah bou dek.Tersiksa kali ditambah lagi panasnya
matahari.Tapi kalau udah biasa kek gini Cuma pegal-pegal dan sakit pinggang
“dampak negatif yang ku terima yah itulah dek, tenaga ku jadi berkurang, badan
kakak sekarang jadi cepat-cepat diserang sakit. Tengok lah ini dek, belum nya tua-
tua kali kan umur kakak, tapi badan kakak makin lama makin kurus karena kecapeak
an trus”.
perlu, tapi tidak selalu akan menaikkan status perempuan. Bagi feminis sosialis,
bisa melahirkan kesadaran revolusi tapi bukan revolusi perempuan sebagai jenis
kelamin (woman as sex), yang diperangi oleh feminisme sosialis adalah kontruksi visi
dan ideologi masyarakat serta struktur dan sistem yang telah adil yang dibangun atas
bias gender.
anggapan urusan publik adalah urusan laki-laki dan peran perempuan terperangkap
publik merupakan peran ganda memang berarti beban ganda.Dengan adanya beban
ganda dan perempuan harus mengerjakan dua pekerjaan sekaligus, banyak contoh
dampak yang dialami perempuan, dan hilangnya peluang atau kesempatan perempuan
untuk berkembang, maka didukung dengan adanya aturan Negara atau pemerintah.
ideologi yang menyebabkan terjadinya penindasan terhadap kaum wanita. Hal ini
terungkap dalam dua teori yang dikembangkan perspektif ini yaitu teori sistem ganda
dan teori sistem menyatu, Teori sistem ganda memandang persoalan penindasan
kaum wanita dari dua ideologi yang berbeda yaitu kapitalisme dan patriarki.
Sedangkan teori sistem menyatu adalah gabungan dari berbagai konsep mengenai apa
Marx, di dalam Saulnier, kondisi material atau ekonomi merupakan akar kebudayaan
dan organisasi sosial. Cara-cara hidup manusia merupakan hasil dari apa yang mereka
inti. Namun karena tugas-tugas tradisional wanita mencakup pemeliharaan rumah dan
keluarga dan harus bekerja. Beban kerja perempuan lebih berat dari pada laki-laki
yang disebabkan oleh pelabelan perempuan sebagai makhluk domestik. Mereka harus
benar-benar bisa membagi waktu antara keluarga dan bekerja sebagai buruh tani. Kita
dapat melihat kehidupan keluarga buruh tani, perempuan tidak hanya bekerja di ranah
rumah tangga (mencuci, mengurus anak dan suami, memasak, menyapu) akan tetapi
juga bekerja di ranah publik (sebagai pekerja buruh tani) karena penghasilan suami
tidak cukup dalam memenuhi kebutuhan keluarga dan mengharuskan mereka bekerja
Peran adalah sebagai pola tingkah laku yang diharapkan oleh masyarakat dari
bermasyarakat, manusia yang memiliki dua peran atau lebih harus bisa
yang merupakan bagian dari masyarakat juga memiliki peran strategis dalam
perempuan dapat dilihat dari perspektif dalam kaitannya dengan posisinya sebagai
manager rumah tangga, partisipasi pembangunan dan pekerjaan pencari nafkah. Peran
maupun sektor publik, pada masyarakat pedesaan peran ganda perempuan bukanlah
rumah, misalnya: bertani, berkebun, berdagang, mencari kayu, bekerja sebagai buruh
dan lain-lain.
Ibu rumah tangga dari keluarga miskin yang tinggal di Desa Silau Merawan
sebagian besar bekerja menjadi buruh tani.Permasalahan terbesar istri ketika menjadi
buruh tani adalah adanya peran ganda sebagai ibu rumah tangga dan buruh tani yang
dirasakan oleh istri serta menuntut mereka agar dapat menyeimbangkan pelaksanaan
orang perempuan buruh tani, 5 orang suami buruh tani, serta 5 orang pemilik ladang
dan orang sekitar buruh tani, diketahui bahwa hal yang melatarbelakangi perempuan
di desa Silau Merawan memiliki peran ganda sebagai ibu rumah tangga dan buruh
tani adalah masalah perekonomian. Masalah perekonomian dalam skala rumah tangga
kebutuhan anggota keluarga, akibat dari ketidakmampuan ini maka ibu rumah tangga
bekerja sebagai buruh tani untuk membantu memenuhi kebutuhan primer keluarga.
Selain dalam pemenuhan kebutuhan keluarga hal lain yang melatar belakangi ibu
rumah tangga bekerja sebagai buruh tangga adalah untuk membantu membiayai
jawab suami dalam memenuhi kebutuhan keluarga dan suami yang tidak memiliki
Hal yang melatarbelakangi terjadinya peran ganda ini didukung teori dari
Ihromi (1987:103) yang menyatakan “kondisi rumah tangga pada lapisan bawah dan
Penghasilan kepala rumah tangga tidak dapat untuk mencukupi seluruh keluarga.Ibu
dan anak-anak pada umumnya turut menyumbangkan penghasilan dan karna adanya
memelihara, rajin, dan tidak cocok menjadi kepala rumah tangga, maka akibatnya
semua pekerjaan domestik menjadi tanggung jawab kaum perempuan. Oleh karna itu,
beban kerja perempuan yang berat dan alokasi waktu yang lama untuk menjaga
kebersihan dan kerapian rumah tangga: mulai dari memasak, mencuci pakaian,
merawat anak, membersihkan rumah, dan sendiri apalagi selain harus mengerjakan
tugas-tugas domestik, mereka masih aja dituntut harus bekerja, sehingga perempuan
perempuan buruh tani sebagai ibu rumah tangga adalah mengurus kebutuhan keluarga
perempuan ini mendukung teori dari Hubies (Harijani 2001:20) yang menguraikan
peran perempuan di dalam rumah tangga yaitu peran reproduksi yang terkait dengan
menyusui anak), peran tradisional yang terkait dengan mengerjakan semua pekerjaan
rumah (membersihkan rumah, memasak, mencuci, mengasuh anak serta segala hal
Ibu rumah tangga di desa Silau Merawan bekerja sebagai buruh tani jika
tenaganya dibutuhkan oleh pemilik ladang, pada umumnya tenaga dari buruh tani ini
bekerja sebagai buruh tani juga mendukung teori Hubies (Harijani 2001:20) yang
menyatakan perempuan juga dapat menjalankan peran produktif dan peran transisi
yaitu peran sebagai pencari nafkah tambahan bagi keluarga.Pekerjaan yang biasanya
dikerjakan oleh buruh tani di ladang dimulai dari membabat rumput diladang,
setelah panen.
karena sudah menjadi hal yang bisa mereka lakukan, dalam sehari buruh tani bekerja
selama 10 jam yang dimulai dari pukul 07.00 hingga pukul 18.00 dan ada juga yang
sampai pukul 19.00. Uraian jadwal pekerjaan buruh tani adalah sebagai berikut :
Kerja pukul 07.00-09.30, istirahat pertama pukul 09.30-10, kerja pukul 10.00-12.00,
15.30-16.00, kerja pukul 16.00-18.00. Buruh tani di desa Silau Merawan tidak
memiliki aktiitas lain di luar peran gandanya sebagai ibu rumah tangga dan buruh
tani, karena melalui dua peran ini sudah menguras waktu, tenaga, dan pikiran mereka
Peran ganda yang dijalankan oleh buruh tani terkadang berefek pada
tugas mereka dengan menyelesaikan pekerjaan rumah pada sore hari serta suami ikut
berperan dengan memandikan anak yang masih kecil dan menjemput istrinya di
ladang. Suami buruh tani sangat mengapresiasi isrtinya yang bekerja sebagai buruh
tani karena dapat membantu meringankan beban keluarga apalagi ketika suaminya
lagi pengangguran, bahkan suami buruh tani bangga pada istrinya yang kuat
menjalankan peran gandanya tanpa ada rasa mengeluh serta bangun lebih awal untuk
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Tanggan (Studi Deskriptif Buruh Tani Perempuan di Desa Silau Merawan Kecamatan
1. Ibu rumah tangga di Desa Silau Merawan bekerja sebagai buruh tani
melatar belakangi ibu rumah tangga bekerja sebagai buruh tani adalah untuk
suami yang tidak memiliki pekerjaan tetap serta masalah hutang juga
melatarbelakangi ibu rumah tangga bekerja sebagai buruh tani di Desa Silau
Merawan. Pekerjaan yang dilakukan perempuan buruh tani sebagai ibu rumah
yang dilakukan buruh tani di ladang dimulai dari mencangkul atau menaikan
dengan mengatur waktunya dengan baik, seperti bangun pagi lebih awal lalu
ladang pukul 07.00 hingga pukul 18.00, lalu pulang ke rumah untuk segera
bersama keluarga, selain itu keterlibatan anggota keluarga dan suami juga turut
˗hutang adat
buruh tani dapat sekolah sampai jenjang SMA, terlunasinya hutang
serta dapat membiayai pengobatan keluarga yang sedang sakit. Selain itu,
dampak negatif dari peran ganda yang dijalankan oleh buruh tani terhadap
dengan apa yang disimpulkan, penulis mencoba memberikan beberapa saran sebagai
berikut:
2. Buruh tani harus dapat mengerjakan pekerjaan padat karya sehingga menjadi
alternatif pendapatan ketika tidak sedang bekerja sebagai buruh tani, mengingat
yang berakibat buruk pada kesehatan buruh tani dan kesejahteraan keluarga.
5. Pemilik ladang harus bisa menyesuaikan upah buruh tani dengan tenaga yang dia
keluarkan.
6. Pemilik ladang harus memperkerjakan buruh tani 8 (delapan) jam dalam sehari
pekerjaan rumah dengan baik dan memiliki waktu yang banyak bersama
keluarga.
7. Pemerintah setempat harus dapat mengawasi hak-hak buruh tani dan membantu
buruh tani dalam membuka usaha padat karya.
Buku :
Abdullah, I. ed. 1997. Sangkan Peran Gender. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arifin, Taslim. 2006. Buruh Tani Kemiskinan dan Pembangunan. Makassaar:
Masagena Press.
Argyo Demartoto, 2007. Menyibak Sensivitas Gender Dalam Keluarga Difable.
Surakarta, UNS Press.
Bungin, Burhan, 2008. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.
Bungin, Burhan, 2014. Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik dan Ilmu Sosial lainnya (Edisi ke Dua). Jakarta: Kencana.
Damsar, Indrayani, 2016. Pengantar Sosiologi Perdesaan. Jakarta : Kencana
Handayani & Sugiarti, 2008. Konsep dan Teknik Penelitian Gender. Malang:
UMM press.
Ihromi & Omas, 1990, Para Ibu Yang Berperan Tunggal Dan Berperan Ganda.
Jakarta: Fakultas ekonomi UI.
Ihromi 1999. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia anggota IKAPI.
Listiani dkk, 2002. Gender & Komunitas Perempuan Pedesaan. Medan: Bitra
Indonesia.
Rachman Fauzi Noer, 2017. Petani dan Penguasa. Yogyakarta: INSISTPress
Skripsi :
Patricia Suryani, 2012, Konstruksi sosial atas buruh tani perempuan di
masyarakat desa. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Eka Pratiwi. 2012, Peran Ganda Perempuan Studi tentang Buruh Tani di Desa
Mulo, Wonosari, Gunung Kidul. UIN Sunan Kalijaga.
Salaa, Jeiske. 2015, Peran Ganda Ibu Rumah Tangga dalam Meningkatkan
Ekonomi Keluarga di Desa Tarohan Kecamatan Beo Kabupaten
Kepulauan Talaud.