PROPOSAL
PROPOSAL
Disusun Oleh:
Nama : Muhamad Gunawan
Nim : 20101135
MATARAM
2022
KATA PENGANTAR
i
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
Pokdarwis Desa Wisata Kembang Kuning Selama Pandemi Covid 19” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan proposal penelitian ini adalah untuk mempelajari cara pembuatan
proposal pada Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram dan untuk member saran, bimbingan dan
informasi yang sangat mendukung. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
Meskipun telah berusaha menyelesaikan proposal penelitian ini sebaik mungkin, penulis
menyadari bahwa proposal penelitian ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan
segala kekurangan dalam penyusunan proposal penelitian ini. Ahkhir kata, penulis berharap
semoga proposal penelitian ini berguna bagi para pembaca dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan.
DAFTAR ISI
ii
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
iii
BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................................24
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Desa Kembang Kuning terletak di Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi
Nusa Tenggara Barat. Dengan luas wilayah 218 hektar, kode wilayah 52.03.04.2007 dan kode
pos 83662. Desa ini memiliki kekayaan sumber daya alam seperti areal persawahan yang
terbentang indah dan juga memilik spot wisata seperti, wisata pertanian, wisata alam yaitu air
terjun sarang walet, wisata produksi kopi tradisional dan minyak kelapa yang tersebar luas dari
Sebelum penyebaran wabah Covid-19, di Desa kembang Kuning pokdarwis yang hadir
sejak tahun 2014 yang dicanangkan oleh kepala desa dan kepala dusun selalu berperan aktif
dalam berbagai bentuk pengelolaan kepariwisataan di desa tersebut. Namun karena adanya
wabah Covid-19 yang berdampak pada pelosok pedesaan khususnya desa wisata Kembang
Kuning, peran pokdarwis menjadi tidak optimal dalam membuat kegiatan atau program untuk
Pokdarwis merupakan salah satu unsur pemangku kepentingan yang berasal dari
masyarakat yang tentunya memiliki peran strategis dalam mengembangkan serta mengelola
potensi kekayaan alam yang dimiliki suatu daerah untuk menjadi da erah tujuan wisata (Rahim,
2012). Peran dari pokdarwis adalah sebagai penggerak sadar wisata dan Sapta Pesona di
pariwisata. Maka dari itu dengan adanya Pokdarwis di suatu daerah tentunya dapat mendorong
5
dalam membangun, mengembangkan dan memajukan kepariwisataan dan dapat bermanfaat bagi
dalam melakukan sebuah organisasi seperti, penggerak sadar wisata dan sapta pesona di
lingkunagn wilayah destinasi wisata, membangun dan menumbuhkan sikap dan partisipasi dari
pokdarwis dalam mengoptimalisasi desa wisata Kembang Kuning selama pandemi Covid 19.
Maka dari itu peneliti menjadikan Kelompok Sadar Wisata sebagai objek penelitian karena
Kelompok Sadar wisata sebagai lembaga informal masyarakat yang bergerak dalam bidang
pariwisata mempunyai peran dalam mengembangkan daerah tujuan wisata. Dalam sebuah
Proposal yang berjudul’’ Optimalisasi peran pokdarwis Desa Wisata Kembang Kuning selama
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Bagaimana peran pokdarwis Desa Wisata Kembang Kuning selama pandemi Covid-19?
6
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk menyusun langkah peran pokdarwis
2. Tujuan Khusus
pandemi covid 19
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Menjadi informasi bagi yang tertarik pada pengembangan pariwisata, khususnya desa
wisata
b. Sebagai masukan yang membangun guna meningkatkan desa wisata yang ada di Desa
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan peneltian
sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang
dilakukan. Dalam penelitian terdahulu, penulis tidak menemukan penelitian dengan judul yang
sama seperti judul penelitian penulis. Namun penulis mengangkat beberapa penelitian sebagai
referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis. Berikut merupakan penelitian
Peneliti pertama adalah rahmawati (2019) dengan judul peran kelompok sadar wisata (
masyarakat (studi kasus wisata pantai Sine di kabupaten Tulung agung) dimana peran dan posisi
penting Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dalam pengembangan pariwisata yang dibutuhkan
oleh masyarakat di daerah pariwisata. Peran tersebut salah satunya yaitu sebagai penggerak
dalam mewujudkan Sapta Pesona. Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Sine merupakan
kelembagaan informal yang dibentuk anggota masyarakat dan merupakan salah satu unsur
pemangku kepentingan dalam masyarakat yang memiliki keterkaitn dan peran penting dalam
mengembangkan dan mewujudkan Sadar Wisata dan Sapta Pesona. Hasil penelitian ini
mewujudkan bahwa, 1) Peran kelompok sadar wisata (Pokdarwis) sine dalam pengembangan
pariwisata pantai sine, pokdarwis sine menjadi penggerak di masyarakat agar menjadi tuan
rumah yang ramah, pokdarwis sine menjadi penggerak di masyarakat agar menjadi tuan rumah
yang ramah, pokdarwis sine menjadi penggerak di masyarakat dalam mewujudkan sapta pesona.
8
2) Faktor pendukung pokdarwis dalam pengembangan pariwisata yaitu masyarakat mudah untuk
bekerja sama, pokdarwis selalu mengusahakan pemerataan manfaat, masyarakat bersedia untuk
bekerja sama melaksanakan program bersama pokdarwis, dan suasana pantai sine yang
mendukung.
Peneliti kedua adalah agung (2016) dengan judul peran Kelompok SadarWisata
Sendang Arum ingin menyajikan wisata yang ekslusif tidak ramai sehingga wisatawan secara
nyaman dapa tmenikmati wisata di Desa Wisata Tlahap. Hasil penelitian menujukan bahwa,
masyarakat, dan menjalin kerja sama dengan organisasi lain. 2) Faktor pendukung pokdarwis
sendang arum , yaitu: dukungan pemerintah kabupaten temenggung, sumber daya alam yang
melimpah, sumber daya manusia, peninggalan kebudayaan Mataram kuno dan kearifan lokal
Penelitian Ratri Kurnia Airin (2019) Dengan judul, Pengelolaan Desa wisata Oleh
Pemuda Di Desa Wisata Kembang Madu Kelurahan Kedu Kecamatan Kedu Kabupaten
Temanggung. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah: 1) pengelolaan di Desa Wisata
pengorganisasian, tahap penggerakan, dan tahap pengawasan. 2) output dari peran pemuda dalam
pengelolaan Desa Wisata Kembang Madu adalah meningkatnya keterampilan dan kemandirian
pemuda. 3) Faktor yang mendukung yaitu dukungan dari pemerintah; tingginya tingkat
partisipasi pemuda dan masyarakat; semangat dari pengelola Desa Wisata Kembang Madu; sikap
9
gotong royong dan kerja sama antara masyarakat, pemuda; dan pengelola Desa Wisata Kembang
Madu; dan potensi alam yang mendukung. Faktor penghambatnya yaitu kurangnya akomodasi
dari dinas pariwisata; kurangnya lahan parker untuk kunjungan wisata di Desa Wisata Kembang
kelompok penggerak pariwisata yang dibentuk anggota masyarakat khususnya yang memiliki
satu unsur pemangku kepentingan dalam masyarakat yang memiliki keterkaitan dan peran
penting dalam mengembangkan dan mewujudkan Sadar Wista dan Sapta Pesona. Sadar Wisata
dalam hal ini digambarkan sebagai bentuk kesadaran masyarakat untuk berperan aktif dalam 2
a) Masyarakat menyadarai peran dan tanggung jawabnya sebagai tuan rumah (host) yang
baik bagi tamu atau wisatawan yang berkunjung untuk mewujudkan lingkungan dan
b) Masyarakat menyadari hak dan kebutuhannya untuk menjadi pelaku wisata atau
wisatawan untuk melakukan perjalanan ke suatu daerah tujuan wisata, sebagai wujud
tanah air. 7 unsur pesona harus diwujudkan bagi terciptanya lingkungan yang kondusif
dan ideal bagi berkembangnya kegiatan kepariwisataan di suatu tempat yang mendorong
10
tumbuhnya minat wisatawan untuk berkunjung. Ketujuh unsure Sapta Pesona yaitu
Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah, Ramah, Kenangan. Terwujudnya ketujuh unsure
salah satu “unsur penggerak atau pengelola” dalam mendukung terciptanya lingkungan dan
suasana yang kondusif di tingkat lokal di daerahnya, yang secara kolektif akan berdampak positif
bagi perkembangn destinasi pariwisata dalam konteks wilayah yang lebih luas. Peran dan
kontribusi pokdarwis tersebut perlu terus didukung dan dikembangkan baik secara kualitas
maupun kuantitas dalam turut menopang perkembangan dan pertumbuhan destinasi pariwisata,
Berdasarkan uraian di atas, peran pokdarwis tentunya dapat berdampak secara social,
budaya maupun ekonomi. Karena peran pokdarwis sebagai penggerak utama dalam kebijakan
pengembangan pariwisata serta membangun kesadaran masyarakat untuk ikut memelihara dan
menjag lingkungan objek wisata agar wisatawan merasa nyaman berkunjung, sehingga banyak
wisatawan yang berkunjung ke objek wisata tersebut. Pembentukan Kelompok Sadar Wisata
(Pokdarwis).
11
Menurut buku panduan Kelompok Sadar Wisata (2012: 17) maksud dari pembentukan
kelompok sadar wisata adalah mengembangkan kelompok masyarakat yang dapat berperan
sebagai motivator, penggerak serta komunikator dalam upaya meningkatkan kesiapan dan
kepedulian masyarakat di sekitar destinasi pariwisata agar dapat berperan sebagai tuan rumah
yang baik, serta memiliki kesadaran akan peluang dan nilai manfat yang dapat dikembangkan
Kelompok Sadar Wisata, sebagai wujud dari konsep pengembangan potensi pariwisata berbasis
masyarakat yang dilakukan pemerintah daerah. Kelompok Sadar Wisata dimaksudkan unutk
memberikan pemahaman kepada masyarakat yang berada di sekitar lokasi wisata mengenai
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa maksud pembentukan kelompok
sadar wisata yaitu mengembangkan masyarakat untuk berperan sebagai motivator, dalam
Tujuan dari pembentukan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) ini adalah sebagai
berikut:
a. Meningkatkan posisi dan peran masyarakat sebagai subjek atau pelaku penting
kepariwisataan di daerah.
12
b. Membangun dan menumbuhkan sikap dan dukungan positif masyarakat sebagai
tuan rumah melalui perwujudan nilai-nilai Sapta Pesona bagi tumbuh dan
kesdaran masyarakat dalam bidang pariwisata, meningkatkan sumber daya manusia, mendorong
terwujudnya Sapta Pesona, meningkatkan mutu produk wisata dalam rangka daya saing serta
Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan dari pembentukan kelompok sadar
manusia, meningkatkan daya saing pariwisata di daerahnya, menumbuhkan sikap dan dukungan
13
memanfaatkan potensi daerah sebagai upaya dalam pembangunan pariwisata sehingga dapat
a) Sebagai penggerak Sadar Wisata dan Sapta Pesona di lingkungan wilayah di destinasi wisata
b) Sebagai mitra pemerintah dan pemerintah daerah (Kabupaten/Kota) dalam upaya perwujudan
2012).
Fungsi dari kelompok sadar wisata yaitu sebagai penggerak sadar wisata dan sapta
pesona, sebagai mitra pemerintah dalam mewujudkan dan pengembangan wisata di daerah
tersebut.
Lingkup kegiatan pokdarwis menurut Ir. Firmansyah Rahim buku panduan kelompok
sadar wisata (2012:27) adalah berbagai kegiatan yang dapat diprogramkan dan dilaksanakan
untuk mewujudkan fungsi dan tujuan pembentukan organisasi pokdarwis. Lingkup kegiatan
kepariwisataan
14
c. Mendorong dan memotivasi masyarakat agar menjadi tuan rumah yang baik
Dari penjelasan di atas mengenai kegiatan kelompok sadar wisata dapat disimpulkan
2.2.2 Pengelolaan
melakukan suatu kegiatan baik bersama orang lain atau melalui orang lain dalam mencapai
tujuan organisasi. Pengelolaan merupakan kegiatan yang dilakukan bersama dan melalui
menurut Hersey dan Blanchard dalam H.D Sudjana S (2000:17). Sedangkan The Liang Gie
pengontrolan human dan natural resources terutama human resources untuk mencapai tujuan
merupakan suatu kesatuan yang menjadi satu dan menjadi sebuah sistem yang berlaku secara
umum, yang dapat memecahkan suatu permasalahan bagi semua masalah yang timbul dalam
sebuah pengelolaan, baik masalah yang dijumpai. Beberapa difinisi tentang pengelolaan
15
keterampilan khusus termasuk dalam seni dan ilmu dalam perencanaan, perorganisasian,
pengarahan dan pengontrolan untuk melakukan suatu kegiatan baik bersama orang lain atau
melalui orang lain dalam mencapai tujuan organisasi. Dengan demikian, manajemen
termasuk ke dalam ilmu sehari-hari maupun masalah yang timbul melalui penelitian dengan
penganalisian dan pengujian, sehingga dapat diperoleh kebenaran objektif yang berlaku
umum. Seperti yang dikemukakan oleh Panglaykim dan hasil dalam buku H. Abdurrahmat
Fathoni (2006), sebagai berikut bahwa manajemen berdasarkan ilmu adalah manajemen yang
berciri ilmu dan dilaksanakan dengan menggunakan ilmu pengetahuan seperti penyelidikan
Ilmu manajemen itu mempunyai ruang lingkup yang cukup jelas, seperti yang
dikemukakan oleh Komarusin, yaitu: manajemen meliputi semua tugas dan fungsi yang
berhubungan dengan permulaan dari suatu perusahaan, pembelajaan suatu tindakan yang
penting, menyediakan suatu peralatan yang perlu, perencanaan dari segala bentuk organisasi
di bawah perusahaan itu bekerja dan pemilih pekerja-pekerja, sehingga memiliki fungsi-
1. Perencanaan
yang akan dikerjakan di kemudian hari dalam batas waktu tertentu untuk mencapai hasil
suatu hal yang menyangkut perencanaan. Pada dasarnya yang dimaksud dengan perencanaan
adalah memberi jawaban atas pertanyaan yang menyangkut dengan apa (what ), mengapa
16
(why), dan bagaimana (how). Menurut Handoko (1999) dalam Feriyanto, Endang (2015:15)
1. Menetapkan tujuan
2. Merumuskan keadaan
pihak, sehingga hasil dan proses dari diperolehnya hasil dapat diterima oleh masyarakat. Tipe
dirumuskan oleh pimpina tingkat atau berdasarkan penilaian ekonomi, sosial dan politik
sesuai dengan garis-garis pengarahan strategi dan kebijakan. Strategi bersifat jangka panjang
menjadai perencanaan yang bersifat taktis (jangka pendek) pada pimpinan tingkat bawah.
Kebijakan membatasi ruang lingkup dalam pembuatan keputusan dan menjamin bahwa
keputusan yang diperlukan akan memberikan masukan terhadap penyelesaian tujuan yang
menyeluruh.
2. Pengorganisasian
hubungan dengan baik antara tiap-tiap bagian atau sub-sub bagian sehingga didapat
koordinasi yang baik diantara orang-orang yang terlibat dalam proses kerja sama untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sudjana (2001; 2005) mengatakan bahwa
pengorganisasian umumnya dilakukan dengan cara memilah dan merinci suatu kegiatan
ke dalam tugas-tugas pekerjaan yang sederhana dan rutin, yaitu dilakukan berulang kali.
17
Tugas dan pekerjaan tersebut akan dibagikan ke dalam kelompok pekerjaan yang
berbeda, dan kemudian dirangkaikan menjadi satu dengan susunan yang terpadu.
3. Penggerakan
anggota kelompok mau bekerja dengan senang hati sehingga tujuan organisasi dapat
tercapai secara efisien dan efektif. Tujuan dari penggerakan dalam suatu organisasi
adalah suatu usaha atau tindakan yang dilakukan seseorang untuk menimbulkan
kemauan, sehingga secara sadar seseorang yang sudah memiliki tanggung jawab untuk
mengerjakan tugas akan menjalankan tugasnya sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan sebelumnya. Tindakan penggerakan ini oleh para ahli dalam buku Andri
Feriyanto, E Shatya Triana (2015: 47) lebih diperinci lagi dalam tiga tahap yaitu pertama,
sebuh kesadaran pada diri seseorang untuk bekerja dengan baik. Kedua, pemberian
dilakukan dengan memberikan petunjuk-petunjuk yang benar, jelas dan tugas. Seperti
4. Pengawasan
Pengawasan berarti suatu proses untuk menetapkan aparat atau unit bertindak
atas nama pimpinan organisasi dan bertugas mengumpulkan segaladata dan informasi
Dalam proses pengawasan terdapat beberapa jenis, ada 3 jenis pengawasan dalam
sebuah organisasi dalam buku Andri Feriyanto, E Shyta Triana (2015: 64) adalah
18
1) Pengawasan Intern dan ekstern
Pengwasan intern adalah jenis pengawasan yang dilakukan olehorang atau badan
yang ada di dalam unit organisasi yang bersangkutan.Pengawasan ekstern adalah jenis
pengawasan yang dilakukan oleh orangatau badan yang berasal dari luar unit organisasi
yang diawasi.
Pengawasan represif adalah pengawasan yang dilakukan terhadap suatu kegiatan setelah
tempat kegiatan yang bersangkutan. Pengawasan pasif (jauh) yaitu pengawasan yang
Pengawasan ini menjadi salah satu fungsi yang penting di dalam manajemen.
Kepentinganya tidak diragukan lagi seperti halnya dengan fungsi- fungsi manajemen
yang lain, karena dengan pengawasan dapat menentukan apakah proses dari pencapaian
tujuan sudah sesuai dengan yang sudah direncanakan atau malah sebaliknya. Unsur-unsur
Pengelolaan/Manajemen.
Manajemen sendiri memiliki unsur-unsur yang sangat erat satusama lain, dari
semua unsur ini tidak dapat dipisahkan antara yang satu dengan yang lainya. Karena
19
tanpa adanya salah satu dari mereka dalam suatu perusahaan maka tidak akan bisa
2. Money (uang)
Ketersediaan dana pada perusahaan, maka akan lebih leluasa dalam melakukan
Adanya bahan baku atau materials ini merupakan unsur yang sangat vital dalam
proses produksi. Tanpa adanya bahan baku perusahaan manufaktur tidak akan bisa
Peralatan mesin ini digunakan sebagai pengolah bahan baku menjadi barang jadi,
dengan adanya mesin maka waktu yang digunakan dalam proses pembuatan produksi
akan menjadi lebih cepat dan efisien, bahkan tingkat kesalahan manusia atau human eror
dapat diminimalisir namun dibutuhkan sumber daya yang berkualitas agar hasilnya
menjadi maksimal.
5. Methods (metode)
yang baku untuk mengelolanya. Setiap divisi perusahaan mempunyai tugas dan tanggung
jawab sendiri dan semuanya saling berkaitan antara satu dengan yang lainya.
20
6. Market (Pasar)
Konsumen atau pasar merupakan elemen yang penting, tanpa adanya permintaan
dari konsumen maka produksi akan terhenti dan segala aktivitas perusahaan akan vakum.
Dalam teori ekonomi yang lebih umum, keunggulan dari kompetisi pariwisata dinilai dari
sisi permintaan. Seperti misalnya, wisatawan yang berkunjung ke suatu destinasi disebabkan
oleh pendapatan orang, populasi negara wisatawan, biaya hidup, biaya transportasi kedua
negara, nilai tukar, dan inflasi. Untuk memiliki keunggulan komparatif, pariwisata harus
mengubah segi pembangunan dari sisi permintaan ke penawaran. Destinasi wisata kerap
dikunjungi dikarenakan kondisi lingkungan, infrastruktur, dan nilai budaya Murply (dalam
Teori keunggulan komparatif yang dikemukakan oleh David Ricardo mengacu pada
keunggulan yang dimiliki setiap daerah atau negara. Dalam teori tersebut dikemukakan
bahwa apabila dua negara melakukan perdagangan suatu komoditi yang bagi negara tersebut
wisata merupakan wujud kombinasi antara atraksi, akomodasi, dan fasilitas pendukung yang
dikemas dalam suatu pola kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi
yang berlaku sehingga menjadikan desa tersebut sebagai tujuan wisata. Desa wisata adalah
21
bentuk industri pariwisata yang berupa kegiatan perjalanan wisata identik meliputi sejumlah
menggunakan produk dari desa wisata tersebut atau melakukan perjalanan wisata ke desa
wisata. Unsur produk pariwisata terdiri dari angkutan wisata, atraksi wisata, dan akomodasi
pariwisata.
Desa wisata adalah sebuah wujud kombinasi antara akomodasi, atraksi, dan sarana
pendukung yang dikenalkan dalam sebuah tata kehidupan masyarakat yang menjadi satu
dengan aturan dan tradisi yang berlaku. Sebuah desa bisa disebut desa wisata ialah desa
yang mempunyai potensi wisata yang dapat dikembangkan, sebuah tradisi, dan kebudayaan
yang menjadi ciri khas, aksesbilitas dan sarana prasarana yang mendukung program desan
wisata, keamanan yang terjamin, terjaganya ketertiban, dan kebersihan. Dasar dalam
pengembangan desa wisata ialah pemahaman tentang tentang karakter dan kemampuan
elemen yang ada dalam desa, seperti: kondisi lingkungan dan alam, social budaya, ekonomi
masyarakat, struktur tata letak, aspek historis, budaya masyarakat dan bangunan, termasuk
suatu masalah yang hendak diteliti. Ada beberapa konsep yang digunakan dalam peneltian
ini adalah Konsep optimalisasi, Konsep peran pokdarwis, dan Konsep Desa Wisata.
22
Optimalisasi merupakan pencapaian hasil sesuai harapan secara efektif dan efisien.
kata optimal yang berarti terbaik, tertinggi. Optimalisasi banyak juga diartikan sebagai
terbaik dari yang tersedia dari beberapa fungsi yang diberikan pada suatu konteks. Dalam
halini adalah menjadikan peran dan langakah pokdarwis desa wisata Kembang Kuning
aktif dan optimal serta sekaligus menerima manfaat positif dari kegiatan pembangunan
sebagai salah satu pemangku kepentingan, untuk dapat berpatisipasi dan berperan aktif
sebagai subjek atau pelaku maupun sebagai penerima manfaat dalam pengembangan
Definisi tersebut menegaskan posisi penting masyarakat sebagai subjek atau pelaku
sebagai subyek atau pelaku pembangunan, mengandung arti, bahwa masyarakat menjadi
23
pelaku penting yang harus terlibat secara aktif dalam proses perencanaan dan
lainnya baik dari pemerintah maupun swasta. Dalam fungsinya sebagai subjek atau
pelaku masyarakat memiliki peran dan tanggung jawab untuk bersama-sama mendorong
diharapkan dapat memperoleh nilai manfaat ekonomi yang berarti dari pengembangan
salah satu ospek atau konsep mendasar bagi keberhasilan pembangunan kepariwisataan
adalah dapat diciptakannya lingkungan dan suasana kondusif yang mendorong tumbuh
kondusif tersebut terutama dikaitkan dengan perwujudan sadar wisata dan sapta pesona
destinasi pariwisata.
Menurut Pariwisata Inti Rakyat (PIR) dalam jurnal ruang dengan judul Konsep
Desa Wisata Hutan Mangrove di Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak
keaslian perdesaan baik dari sisi kehidupan sosial,ekonomi, budaya, keseharian, adat
istiadat, memiliki arsitektur dan tata ruang yang khas dan unik, atau kegiatan
24
perekonomian yang unik dan menarik serta memiliki potensi untuk dikembangkannya
komponen kepariwisataan.
Adapun pengertian lain dari desa wisata dalam jurnal teknik pomits yang berjudul
“Desa wisata adalah suatu wilayah pedesaan yang menawarkan keaslian baik dari segi
social budaya, adat-istiadat, keseharian, arsitektur tradisional, struktur tata ruang desa
yang disajikan dalam suatu bentuk integrasi komponen pariwisata anatara lain seperti
Desa wisata merupakan suatu desa yang dikembangkan melalui potensi yang
dimiliki dan yang sudah dilengkapi dengan fasilitas pendukungnya seperti transportasi
atau penginapan. Selain itu, alam dan lingkungan di pedesaan yang masih terjaga dan
masih asri adalah salah satu faktor yang penting dalam desa wisata. Melalui desa wisata
ini kegiatan yang dilakukan tidak ada yang berubah, bahkan kegiatn yang dilakukan oleh
masyarakat desa wisata tersebut menjadi sebuah cirri khas yang digunakan sebagai daya
Definisi desa wisata menurut Ika Putra (Ratna Sari, 2010:27) yaitu:
“Suatu bentuk lingkungan pemukiman dengan fasilitas yang sesuai dengan tuntutan
wisatawan dalam menikmati atau mengenal dan menghayati atau mempelajari kekhasan
desa dengan segala daya tariknya dan dengan tuntutan kegiatan masyarakatnya (kegiatan
25
terwujud suatu lingkungan yang harmonis yaitu rekreatif dan terpadu dengan
lungkunganya.”
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa desa wisata adalah suatu
wilayah pedesaan yang menyajikan seluruh suasana dan menawarkan keaslian dan juga
kekhasan dari desa tersebut sesuai dengan kegiatan masyarakatnya dan dapat
Potensi: Masalah:
-Wisata Alam Wabah Covid-19
26
2.5.Ruang Lingkup
kelompok sadar wisata yang didirikan pada bulan July 2019, yang dicanangkn oleh
kepala Desa dan kepal dusun. Kelompok sadar wisata pokdarwis Desa Wisata Kembang
Kuning mempunyai peran sebagai motivator, penggerak serta komunikator utama dalam
kebijakan membangun atau mengoptimalkan kembali Desa wisata saat pandemic covid
thermogun cek suhu, kepada nmasyarakat setempat guna untuk mencegah penyebaran
covid 19.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai bulan mei 2021. Lokasi
penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah dimana penelitian akan dilakukan.
Adapun penelitian yang dilakukan mengambil lokasi di Desa Wisata Kembang Kuning
Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi NusaTenggara Barat. dengan luas
wilayah 218 hektar dan jumlah penduduk sekitar 1652 jiwa, kode pos 83662. Di desa ini
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
3.4.1 Observasi
digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan peninjauan secara
cermat. Satori dan Komariah (2012, hlm. 105) menyimpulkan bahwa observasi adalah
pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak
langsung untuk memperoleh data primer dan data skunder, yang harus dikumpulkan
dalam penelitian.
3.4.2 Wawancara
yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab. Wawancara
28
secara holistik dan jelas dari informan (Satori dan komariah, 2012, hlm. 130).
Wawancara mendalam merupakan proses keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara
melakukan tanya jawab sambil bertatap muka antara informan dan pewawancara
(Bungin, 2011). Wawancara mendalam diharapkan akan memperoleh data primer yang
berkaitan dengan penelitian, yang dapat menjadi gambaran yang lebih jelas guna
3.4.3 Dokumentasi
gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan
misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, crita, biografi, peraturan dan kebijakan
diantaranya foto-foto proses pengelolaan objek wisata di desa Wisata Kembang Kuning.
sampling, sebagaimana maksud yang disampaikan oleh Sugiyono dalam buku Memahami
sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang
tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia
yang diteliti.”(Sugiyono,2012:54).
yang sedang diteliti, dengan pertimbangan bahwa merekalah yang paling mengetahui
29
informasi penelitian. Pemilihan informasi dilakukan dengan teknik purposive sampling
atau pemilihan secara sengaja dengan beberapa pertimbangan. Informan yang dimaksud
adalah informan yang terlibat langsung atau informan yang dianggap mempunyai
Wisata Kembang Kuning Selama pandemic Covid 19, yang akan menjadi informan pada
2 Kepala Desa Kembang Kuning Pembina dan penanggung jawab atas kegiatan
atau program yang dibuat pokdarwis
Menurut Sugiono (2017: 244) Analisi data adalah proses mencari dan menyusun
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-
bahan lainnya, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan
kepada orang lain. Analisis data dapat dilakukan dengan mengorganisasikan data ke
30
dalam katagori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membaut kesimpulan sehingga
Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis dengan metode deskriptif
kualitatif, yaitu menggambarkan data peran pokdarwis Desa wisata kembang kuning
selama pandemi covid 19 secara lengkap dan sistematis dan selanjutnya dibuat simpulan
secara umum. Dimana data-data yang diperoleh dari hasil Wawancara, Dokumentasi serta
model Miles dan Huberman dalam Sugiono (2017: 246) Aktivitas dalam analisis data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas.
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu
segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokusksan pada hal-hal yang penting,
dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan
menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dilakukan dalam bentuk
31
3. Conclusion drawing/verification (Penaikan kesmpulan dan verifikasi)
Langkah selanjutnya dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan untuk
mengetahui pola.
32
DAFTAR PUSTAKA
Grup.
12.20 WIB.
Rahim, Firmansyah Ir. Buku Panduan Kelompok Sadar Wisata (Jakarta, Januari
2012:27)
33