▪ Kelas A : Prof. Dr. Ir. Sri Legowo & Ferial Asferizal, S.T., M.T
▪ Kelas B : Prof. Dr. Ir. Sri Legowo & M Hakiem S.P, S.T., M.T
▪ Kelas C :Prof. Dr. Ir. Sri Legowo & M. Gilang I.M, S.T., M.T
▪ Kelas D :Prof. Dr. Ir. Sri Legowo & Mashuri, S.T., M.T
6
Pengertian Sungai
Definisi sungai berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 38
tahun 2011 mengenai Sungai : "
Sungai adalah alur atau wadah air
alami dan/atau buatan berupa
jaringan pengaliran air beserta air
di dalamnya, mulai dari hulu
sampai muara, dengan dibatasi
kanan dan kiri oleh garis
sempadan. "
7
Bahan ajar Prof. Indratmo Soekarno (ITB)
8
Bahan ajar Prof. Indratmo Soekarno (ITB)
9
Bahan ajar Prof. Indratmo Soekarno (ITB) 10
Pada kenyataannya sungai
merupakan torehan di permukaan
atau di bawah permukaan bumi, yang
merupakan wadah dan penyalur
aliran air dan material yang
dibawanya, dari bagian hulu ke
bagian hilir secara alamiah dan dapat
bermuara ke sungai lain, danau atau
laut atau masuk ke dalam tanah di
tengah perjalanannya.
11
Sungai dalam fungsinya secara alamiah
selalu mencari keseimbangan, sehingga
berubah baik dalam ruang ataupun
waktu.
Sebuah sungai dikatakan telah mencapai
keseimbangan dinamis apabila secara
rata-rata dalam jangka waktu dan jarak
tertentu sungai tidak mengalami
perubahan. https://encrypted-
tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQBBGbgkwINfvqCGOLYlgrqDeaxmGQJeQFb0mjVIAp4BBs
_KkGHFg&s
14
Oleh karena itu, pengaturan kondisi alamiah
tersebut perlu diprediksi dengan lebih baik dan
seksama agar dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat, termasuk mengurangi dampak
negatif yang ditimbulkannya.
Selanjutnya, untuk melakukan prediksi ini
dibutuhkan pengetahuan yang mendalam
terhadap sifat-sifat dan beberapa perbedaan
proses yang mempengaruhi terbentuknya suatu
sistem sungai.
15
Pengaliran Air Sebagai Bagian dari Siklus Hidrologi
Siklus hidrologi
menentukan
pengaliran dari air
melalui proses
evaporasi dari laut
dengan presipitasi,
evapotranspirasi,
infiltrasi, aliran air
tanah dan aliran
permukaan untuk
kembali ke laut lagi.
17
18
1.Parameter Morfologi Sungai
19
Morfologi sungai selalu berubah pada setiap waktu,
pembentukannya terutama dipengaruhi oleh beberapa
parameter yang saling terkait, yaitu:
20
1. Debit Sungai
• Bentuk hidrograf suatu sungai ditentukan oleh
berbagai faktor, antara lain presipitasi, iklim, cuaca,
land cover, luas DAS, kondisi geografis DAS,
evaporasi dan vegetasi di DAS tersebut.
23
2. Volume Sedimen
Volume sedimen (Sediment Yield),
biasanya dinyatakan dalam mm/th
umumnya dihitung dengan jumlah
angkutan muatan sedimen yang
terangkut sepanjang tahun.
Jumlah dan sifat dari partikel
termasuk besarnya butir merupakan
parameter muatan sedimen yang
penting terhadap terbentuknya alur
sungai.
Perilaku sungai terutama
ditentukan oleh gerusan dan https://image3.slideserve.com/6780471/sediment-
yield-and-channel-processes-n.jpg
pengendapan dari material dasar
dan tebing sungainya.
24
3. Diameter Butir
• Komposisi material tergantung pada asal aliran sungai.
• Ukuran butir sangat penting, karena menentukan bagaimana butir tersebut
terangkut dan mempengaruhi pengangkutan material dalam proses pembentukan
morfologi sungai.
• Material yang sangat halus, terbawa aliran sungai, tetapi tidak mengendap atau
berhubungan dengan material pada dasar sungai aluvial.
• Untuk sungai yang dasarnya terdiri dari cadas, hampir semua material akan
terangkut sebagai muatan kikisan.
25
4. Kemiringan Lembah
• Kemiringan lembah banyak dipengaruhi oleh keadaan geologi dan
topografi dari daerah tangkapan yang dilewati aliran sungai.
• Kemiringan ini juga berhubungan dengan ukuran sedimen dari material
dasar dan tebing yang berada pada sungai tersebut.
26
Profil Memanjang Sungai
Kemiringan, debit dan material dasar sungai berubah sepanjang sungai.
Karena gejala abrasi dan pemilahan butir, ukuran butir material dasar
sungai mengecil ke arah hilir menurut hubungan sebagai berikut:
27
Pertemuan dan Percabangan
Sungai (Orde Sungai)
• Pertemuan (confluence) dan
percabangan (bifurcation) sungai
merupakan topik khusus yang
penting dalam masalah
persungaian.
• Pada umumnya ketentuan yang
ada tidak dapat diterapkan
secara umum, karena banyak
ditentukan oleh karakteristik yang
spesifik dari sungai yang Pertemuan dan Percabangan Sungai
bersangkutan
29
Pertemuan Sungai
Pada pertemuan sungai, debit yang berasal dari masing-masing sungai merupakan
faktor penting yang perlu diperhatikan.
Pada umumnya terdapat perbedaan bentuk hidrograf dari kedua sungai dan selang
waktu perjalanan yang ditempuh. Apabila terjadi banjir pada sungai yang satu,
dapat mengakibatkan peninggian muka air (back water) pada sungai yang lain.
Dengan demikian suplai sedimen dari sungai-sungai tersebut ke sungai utama
dapat menjadi tidak beraturan.
QO = Q1 + Q2 dan SO = S1 + S2
dengan QO = debit sesudah pertemuan (m3/s)
Q1 = debit sungai 1 sebelum pertemuan (m3/s)
Q2 = debit sungai 2 sebelum pertemuan (m3/s)
SO = Laju angkutan sedimen sesudah pertemuan (m3/s)
S1 = Laju angkutan sedimen sungai 1 sebelum pertemuan (m3/s)
S2 = Laju angkutan sedimen sungai 2 sebelum pertemuan (m3/s)
30
Hubungan antara dalam gerusan dengan sudut
pertemuan antara kedua alur sungai diberikan oleh
Klaasen sebagai berikut:
dengan:
= kedalaman rata-rata kedua alur sungai (m)
r = perbandingan antara kedalaman maksimum di
pertemuan dengan kedalaman rata-rata (-)
= sudut pertemuan antara kedua alur sungai (0)
31
Percabangan sungai
• Percabangan biasanya terjadi pada bagian hilir
atau delta dari sebuah sungai. Pada kasus
percabangan, baik debit Q0 atau angkutan
sedimen S0 yang datang dari udik terbagi menjadi
dua.
• Pembagian debit dari sungai utama ke arah
dua cabang sungai ditentukan oleh kenyataan
bahwa pada percabangan mempunyai
permukaan air yang sama. Dengan demikian,
pengaliran pada kedua cabang sungai
ditentukan oleh pembagian debit Q0.
32
Percabangan sungai
• Pembagian angkutan sedimen S0 pada
percabangan lebih rumit. Untuk sungai yang
membawa muatan kikisan (wash load), maka
pembagian angkutan sedimen S0 sebanding
dengan pembagian debit Q0.
• Untuk sungai dengan material yang lebih kasar,
yang mengangkut sedimen dasar (bed load),
pembagian sedimen tidak demikian sederhana.
Geometri setempat dari percabangan,
menentukan pembagian aliran setempat dan
selanjutnya menentukan pergerakan sedimen
di dasar sungai. 33
Rezim sungai
35
• Karena terjadinya hasil akhir dari faktor-faktor
tersebut di atas tidak sama pada setiap bagian
alur aliran yang lurus, maka istilah rezim tidak
dapat dipergunakan untuk seluruh alur aliran
air sungai atau seluruh sistem sungai.
• Hal ini hanya berlaku untuk bagian-bagian
yang lurus tersendiri, karena rezim berubah
dengan setiap perubahan kemiringan sungai
dan juga dengan perubahan daya tahan dasar
sungai dan tebing sungai terhadap gerusan
36
KARAKTERISTIK DAERAH ALIRAN SUNGAI
40
IKLIM GEOLOGI
Karakteristik DAS
VEGETASI CUACA
41
Zona 1 : adalah daerah tangkapan di
mana sebagian besar air terkumpul
dan sebagian besar sedimen
diproduksi untuk selanjutnya dibawa
ke hilir. Di zona ini erosi merupakan
proses yang dominan.
Zona 2 : adalah daerah perpindahan
sedimen di mana hampir seluruh
sedimen yang dihasilkan dari zona 1
dipindahkan ke zona 3 melalui zona
2 ini.
Zona 3 : adalah daerah penimbunan
sedimen sebagai tujuan akhir dari
Sistem fluvial yang diidealisasi angkutan sedimen di mana
(Schumm, 1977) sedimentasi adalah merupakan
proses yang dominan.
42
• Pembagian antara tiga zona ini
merupakan idealisasi untuk
menyatakan proses yang
dominan pada tiap-tiap zona.
• Pada keadaan yang
sesungguhnya proses erosi
dan sedimentasi terjadi pada
semua zona.
44
http://marlimillerphoto.com/images/Dep-41.jpg
2.Aspek Geologi
• Aspek geologi sangat penting dalam proses pembentukan daerah
aliran sungai, antara lain karakter litologi dari cadas (macam material)
termasuk susunannya, pengaruh rekahan dan patahan serta berbagai
deformasi yang lain.
• Proses geologi yang berlangsung masih dapat mempengaruhi DAS,
antara lain letusan gunung berapi atau gempa bumi, yang
mengakibatkan terjadinya longsoran dengan jumlah angkutan sedimen
yang relatif besar dan tiba-tiba masuk ke dalam aliran sungai.
• Tingkat erosi sangat bervariasi tergantung pada keadaan geologi dan
hidrologi. Tingkat erosi berkurang dengan bertambah besarnya DAS.
Nilai maksimum berkisar antara 1 sampai dengan 2 mm per tahun.
45
3. Aspek Vegetasi
46
http://www.votecamejo.com/wp-content/uploads/2017/10/d.jpg
47
Pengaruh utama vegetasi, antara
lain:
1) meredam energi yang timbul oleh
jatuhnya hujan;
2) menambah kohesi tanah oleh
akar-akar pohon dan memelihara
kondisi tanah yang baik;
3) mengurangi banyaknya pengaliran
air permukaan dengan
penyimpanan pada lapisan atas;
4) memberikan tahanan pada aliran
permukaan dan mengurangi
kecepatan aliran. https://s1.bukalapak.com/img/113794270
1/w-1000
/Jual_Rumput_Vetiver___Akar_Wangi_Pen
ahan_Longsor_Tebing_Di_I.jpg
48
4.Aspek Cuaca
50
2. DAS Mendaun
▪ anak-anak sungai
menyebar dan
mengumpul ke
satu titik.
▪ puncak banjir di
titik pertemuan
anak-anak sungai
besar,
51
3. DAS Menjajar Jamak
▪ banjir besar terjadi di hilir
pertemuan sungai-sungai
tunggal.
52
▪ Morfologi sungai adalah ilmu yang mempelajari tentang
geometri (bentuk dan ukuran), jenis, sifat, dan perilaku
sungai dengan segala aspek perubahannya dalam ruang dan
waktu, sehingga sifat dinamik sungai dan lingkungannya
yang saling terkait.
55
Sungai sinuous Canal form mempunyai
ciri-ciri :
▪ kemiringan yang landai,
▪ lebar yang relatif sama,
▪ tidak beranyam, dan kelekukannya bervariasi
dari sedang hingga tinggi.
▪ Sungainya cenderung sempit dan dalam,
▪ dengan tebing stabil dan terdiri dari
lempung-lanau.
56
Sungai sinuous point-bar
mempunyai ciri-ciri :
▪ kemiringan yang lebih curam
dan laju pergeseran arah
lateral di tikungan yang lebih
cepat, meskipun pada bagian
lurus masih tetap stabil untuk
perioda yang cukup lama. Sumber: Fluvial Processes in River Engineering (1988, p. 16)
https://slideplayer.com/slide/5133808/16/images/11/Sinuosity+
57
and+development+of+point+bars.jpg
Sungai sinuous braided pada
umumnya memiliki kemiringan
yang lebih curam dibandingkan
dengan sungai jenis point-bar
untuk debit yang sama, yang
ditandai dengan perpindahan ke
arah radial yang lebih cepat.
Beberapa sungai jenis ini
mempunyai muatan material dasar
cukup besar, tetapi dengan sedikit
lempung dan lanau. Point-bar tidak
teratur sejalan dengan https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/35/Waimakariri01_go
beirne.jpg/1200px-Waimakariri01_gobeirne.jpg
penambangan anyaman sungai.
58
Sungai nonsinuous
braided adalah sungai
yang sangat beranyam
dengan gerakan lateral
yang tidak progresif dan
tampaknya acak.
Anak-anak sungainya
mempunyai lokasi
pertemuan yang
berpindah-pindah.
59
MEKANIKA SUNGAI
▪ Yang dipelajari dalam mekanika sungai meliputi
penggerusan, angkutan atau transport dan
pengendapan.
▪ Ada 3 azas yang dipakai dalam pembahasan, yaitu :
▪ Azas Perubahan Semesta (the universality of change)
60
a. Azas Perubahan Semesta (the universality of change)
Akibat atau pengaruh luar:
▪ Panas,
▪ Tektonik (gaya yang bekerja pelahan-lahan dalam arah
horizontal),
▪ Gravitasi, batuan mengelinding ke bawah akibat gravitasi,
▪ Vulkanik, semburan dari gunung api,
▪ Gempa,
▪ Isostasi. Di dalam ilmu geologi, kerak bumi mengambang dan
di bawahnya mengalir magma. Kerak bumi pecah dan
kemudian magma menyembur keluar, kemudian terjadi
pelapukan batu,
▪ Penyinaran. Misalnya pada siang hari, batuan pecah dan
kemudian menjadi pasir dan terbawa turun ke sungai-sungai.
61
62
B. Azas Kecepatan Perubahan
Perubahan yang terjadi dalam waktu singkat atau sangat lambat,
misalnya gunung meletus atau letusan gunung merapi. Dalam
kajian ini dibahas dalam kurun waktu tertentu, diantaranya:
1.Waktu singkat, seolah-olah tidak ada perubahan dalam keadaan
tunak (dianggap tunak karena berlangsung dalam waktu yang
cukup singkat).
2.Waktu keseimbangan, waktu dimana perubahan netto tidak ada
yaitu waktu terjadi keseimbangan antara musim hujan dan
musim kemarau (pengerusan dan pengendapan saling
mengimbangi).
3.Waktu ulang geologi, dimana hal ini berlangsung sangat lama.
63
C. Azas Sistem Terbuka
64
Bahan ajar Prof. Indratmo Soekarno (ITB)
65
Bahan ajar Prof. Indratmo Soekarno (ITB)
66
67