Anda di halaman 1dari 67

▪ Dosen Pengampu:

▪ Kelas A : Prof. Dr. Ir. Sri Legowo & Ferial Asferizal, S.T., M.T
▪ Kelas B : Prof. Dr. Ir. Sri Legowo & M Hakiem S.P, S.T., M.T
▪ Kelas C :Prof. Dr. Ir. Sri Legowo & M. Gilang I.M, S.T., M.T
▪ Kelas D :Prof. Dr. Ir. Sri Legowo & Mashuri, S.T., M.T

▪ Jadwal → Setiap Hari Selasa Pukul 09.00 – 10.40


1. Mahasiswa ON CAMERA dan Berpakaian rapi
2. Kehadiran minimal 80% untuk dapat mengikuti UAS
3. Materi diberikan dahulu, kemudian setelah selesai boleh mengajukan pertanyaan
4. Aktif berinteraksi selama perkuliahan dan tidak berbenturan unsur SARA
5. Ujian maupun tugas dikerjakan secara mandiri, tanpa mencontek
6. Mencontek otomatis nilai E
7. Keterlambatan kehadiran dikelas maksimum 15 menit.
8. Kuis susulan tidak diberikan bila berhalangan hadir apapun alasannya
▪ Tugas individu → 10%
▪ Kuis → 10%
▪ UAS → 30%
▪ UTS → 25%
▪ Tugas besar → 20%
▪ Kehadiran → 5%
1. Chow, V.T., Maidment, D.R. and Mays, L.W., 1988, Applied Hydrology, MC-Graw-
Hill Book Company, New York.
2. Jansen, P.Ph, dkk., Principles of River Engineering, Pitman, London, 1979
3. Breuser, "Scouring"
4. Yulien,P.Y., River Mechanics, Cambridge University Press, 2002
5
Sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat
penting, yang memberikan banyak manfaat, tetapi juga dapat
menimbulkan ancaman bagi kehidupan manusia.
Berbagai cara pemanfaatan sungai dan lahan di sekitarnya,
seperti pertanian, perikanan, irigasi, pembangkit tenaga listrik,
transportasi, dan lain-lain.
Usaha pengamanan terhadap bahaya sungai, seperti
pengendalian banjir, pencegahan, perlindungan dan
penanggulangan kerusakan sarana dan prasarana akibat
aliran sungai terus dilakukan untuk kesejahteraan umat
manusia.

6
Pengertian Sungai
Definisi sungai berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 38
tahun 2011 mengenai Sungai : "
Sungai adalah alur atau wadah air
alami dan/atau buatan berupa
jaringan pengaliran air beserta air
di dalamnya, mulai dari hulu
sampai muara, dengan dibatasi
kanan dan kiri oleh garis
sempadan. "

7
Bahan ajar Prof. Indratmo Soekarno (ITB)
8
Bahan ajar Prof. Indratmo Soekarno (ITB)
9
Bahan ajar Prof. Indratmo Soekarno (ITB) 10
Pada kenyataannya sungai
merupakan torehan di permukaan
atau di bawah permukaan bumi, yang
merupakan wadah dan penyalur
aliran air dan material yang
dibawanya, dari bagian hulu ke
bagian hilir secara alamiah dan dapat
bermuara ke sungai lain, danau atau
laut atau masuk ke dalam tanah di
tengah perjalanannya.

11
Sungai dalam fungsinya secara alamiah
selalu mencari keseimbangan, sehingga
berubah baik dalam ruang ataupun
waktu.
Sebuah sungai dikatakan telah mencapai
keseimbangan dinamis apabila secara
rata-rata dalam jangka waktu dan jarak
tertentu sungai tidak mengalami
perubahan. https://encrypted-
tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQBBGbgkwINfvqCGOLYlgrqDeaxmGQJeQFb0mjVIAp4BBs
_KkGHFg&s

Fenomena alam dan aktivitas manusia


dapat menyebabkan gangguan pada
keseimbangan sungai yang
mengakibatkan perubahan-perubahan
pada karakteristik sungai.
12
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat lambat laun mengakibatkan perubahan sifat-sifat
alamiah sungai antara lain:
1) tanggul-tanggul yang dibangun untuk menanggulangi
bahaya banjir, telah mengakibatkan berkurangnya fungsi
bantaran sungai sebagai peredam puncak banjir;
2) usaha normalisasi sungai dengan cara meluruskan atau
mempersempit saluran bertujuan untuk mengurangi luas
daerah genangan banjir atau memperbaiki alur pelayaran;
3) bendungan dan bendung dibangun dalam usaha untuk
menyadap air sungai yang dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan;
4) air limbah makin banyak dibuang ke sungai, sehingga
kelestarian lingkungan sungai sebagai ekosistem makin
terganggu;
5) penggundulan hutan yang tidak dikendalikan telah
mengakibatkan bertambahnya jumlah volume angkutan
sedimen dan memperbesar aliran air permukaan.
13
sehingga menimbulkan beberapa masalah antara lain:
1) pengendapan pada suatu ruas sungai dan
penggerusan pada ruas sungai lain;
2) pencemaran air sungai dan terganggunya ekosistem di
sekitar sungai;
3) kondisi batas beberapa bangunan yang telah dibangun
berubah, antara lain sehubungan dengan degradasi
yang terjadi pada sungai atau agradasi yang terjadi
pada saluran;
4) sejalan dengan perkembangan perubahan ini, timbul
dampak dan pengaruh timbal balik yang memerlukan
beberapa tindakan pengamanan.

14
Oleh karena itu, pengaturan kondisi alamiah
tersebut perlu diprediksi dengan lebih baik dan
seksama agar dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat, termasuk mengurangi dampak
negatif yang ditimbulkannya.
Selanjutnya, untuk melakukan prediksi ini
dibutuhkan pengetahuan yang mendalam
terhadap sifat-sifat dan beberapa perbedaan
proses yang mempengaruhi terbentuknya suatu
sistem sungai.

15
Pengaliran Air Sebagai Bagian dari Siklus Hidrologi

Siklus hidrologi
menentukan
pengaliran dari air
melalui proses
evaporasi dari laut
dengan presipitasi,
evapotranspirasi,
infiltrasi, aliran air
tanah dan aliran
permukaan untuk
kembali ke laut lagi.

air yang mengalir di sungai-sungai dapat berasal dari


mata air, air permukaan, air tanah, air hujan maupun es
yang mencair
16
Permasalahan Sungai
Sungai dengan berbagai aspek perubahannya, kadang merupakan kendala bagi
kehidupan manusia, antara lain:
1) pembawa bencana banjir;
2) pembawa pencemar berupa bahan kimia, sampah, bahan organik lainnya;
3) pembawa aliran lahar dari gunung berapi;
4) penggerusan tebing;
5) perubahan arah aliran sungai dapat mengubah batas suatu wilayah atau daerah;
6) sungai merupakan hambatan bagi transportasi darat, karena harus membuat
jembatan jalan raya dan kereta api atau sungai merupakan hambatan penyaluran
air, karena harus membuat talang dan sifon;
7) pengaruh kelautan, berupa kegaraman, pasang surut, gelombang yang merambat
ke hulu;
8) perubahan morfologi sungai yang menyebabkan kerusakan bangunan air.

17
18
1.Parameter Morfologi Sungai

Morfologi sungai mempelajari bentuk alur sungai


termasuk di dalamnya :
• konfigurasi alur,
• geometri alur berupa bentuk penampang,
• bentuk dan macam material dasar
• penampang memanjang sungai.

19
Morfologi sungai selalu berubah pada setiap waktu,
pembentukannya terutama dipengaruhi oleh beberapa
parameter yang saling terkait, yaitu:

1) besar debit yang mengalir dalam fungsi waktu - Q (t);


2) jumlah/volume sedimen yang terangkut - V (t);
3) sifat butiran yang membentuk dasar dan tebing
sungai, terutama diameter butir - D;
4) kemiringan lembah - i v .

20
1. Debit Sungai
• Bentuk hidrograf suatu sungai ditentukan oleh
berbagai faktor, antara lain presipitasi, iklim, cuaca,
land cover, luas DAS, kondisi geografis DAS,
evaporasi dan vegetasi di DAS tersebut.

• Sungai yang berada di daerah subtropis, misalnya


Sungai Rhine juga dipengaruhi oleh salju dan
mencairnya es, sehingga bentuk hidrograf menjadi
sedikit lebih teratur. Sedangkan Sungai Meuse
banyak dipengaruhi oleh curah hujan, dengan daerah
yang mempunyai sedikit daya tampung, sehingga
mempunyai bentuk hidrograf yang lebih bervariasi.

• Contoh lain adalah sungai dengan perbedaan yang


tidak terlalu besar antara debit banjir tahunan dan
debit minimum misalnya Sungai Congo di dekat
Brazzaville di Afrika. Pada tahun 1983, tercatat Q max
= 77.400 m3/s dan Qmin = 23.000 m3/s, sehingga https://www.researchgate.net/profile/A_Hydrog
raph-of-the-Congo-River-at-Brazzaville.png
perbandingan nilai Q max/Q min = 3,5. Sungai seperti
ini disebut sungai abadi (perennial river) di mana
mempunyai debit yang cukup sepanjang tahun. 21
22
Debit Sungai
• Sedangkan ada sungai lain yang disebut sungai
sesaat (ephemeral river) yang hampir sepanjang
tahun hanya mempunyai debit yang kecil atau bahkan
tidak ada debit. Debit hanya ada pada musim hujan
dengan jangka waktu yang relatif singkat, contohnya
Sungai Chosui di Taiwan.
• Sungai dengan DAS yang lebih kecil atau anak
sungai, mempunyai bentuk hidrograf yang lebih
berfluktuasi dibandingkan dengan sungai dengan
DAS yang lebih besar. Debit puncak pada anak-anak
sungai teredam pada sungai utama.
• Debit sungai merupakan faktor utama yang
menentukan bentuk sungai, tidak hanya karena
seringnya terjadi, tetapi juga karena pengaruh timbal
balik dari fluktuasi yang tetap.

23
2. Volume Sedimen
Volume sedimen (Sediment Yield),
biasanya dinyatakan dalam mm/th
umumnya dihitung dengan jumlah
angkutan muatan sedimen yang
terangkut sepanjang tahun.
Jumlah dan sifat dari partikel
termasuk besarnya butir merupakan
parameter muatan sedimen yang
penting terhadap terbentuknya alur
sungai.
Perilaku sungai terutama
ditentukan oleh gerusan dan https://image3.slideserve.com/6780471/sediment-
yield-and-channel-processes-n.jpg
pengendapan dari material dasar
dan tebing sungainya.
24
3. Diameter Butir
• Komposisi material tergantung pada asal aliran sungai.
• Ukuran butir sangat penting, karena menentukan bagaimana butir tersebut
terangkut dan mempengaruhi pengangkutan material dalam proses pembentukan
morfologi sungai.
• Material yang sangat halus, terbawa aliran sungai, tetapi tidak mengendap atau
berhubungan dengan material pada dasar sungai aluvial.
• Untuk sungai yang dasarnya terdiri dari cadas, hampir semua material akan
terangkut sebagai muatan kikisan.

25
4. Kemiringan Lembah
• Kemiringan lembah banyak dipengaruhi oleh keadaan geologi dan
topografi dari daerah tangkapan yang dilewati aliran sungai.
• Kemiringan ini juga berhubungan dengan ukuran sedimen dari material
dasar dan tebing yang berada pada sungai tersebut.

26
Profil Memanjang Sungai
Kemiringan, debit dan material dasar sungai berubah sepanjang sungai.
Karena gejala abrasi dan pemilahan butir, ukuran butir material dasar
sungai mengecil ke arah hilir menurut hubungan sebagai berikut:

DX/DO = exp (- x/)


dengan  = panjang karakteristik (km)
= 10 km untuk daerah ruas atas/pegunungan
= 100 - 200 km untuk bagian tengah
= 1.000 km untuk bagian hilir
DO = diameter butir pada titik awal ( mm, cm)

DX = diameter butir pada jarak x km dari titik awal


( mm, cm)

27
Pertemuan dan Percabangan
Sungai (Orde Sungai)
• Pertemuan (confluence) dan
percabangan (bifurcation) sungai
merupakan topik khusus yang
penting dalam masalah
persungaian.
• Pada umumnya ketentuan yang
ada tidak dapat diterapkan
secara umum, karena banyak
ditentukan oleh karakteristik yang
spesifik dari sungai yang Pertemuan dan Percabangan Sungai
bersangkutan

Terdapat perbedaan yang menonjol dalam kasus pertemuan dan


percabangan sungai. Pertemuan sungai pada umumnya terjadi
pada ruas sungai bagian atas, sedangkan percabangan sungai
sering kali dijumpai pada ruas sungai bagian bawah 28
Diagram Orde Jaringan Sungai Stahler

29
Pertemuan Sungai
Pada pertemuan sungai, debit yang berasal dari masing-masing sungai merupakan
faktor penting yang perlu diperhatikan.
Pada umumnya terdapat perbedaan bentuk hidrograf dari kedua sungai dan selang
waktu perjalanan yang ditempuh. Apabila terjadi banjir pada sungai yang satu,
dapat mengakibatkan peninggian muka air (back water) pada sungai yang lain.
Dengan demikian suplai sedimen dari sungai-sungai tersebut ke sungai utama
dapat menjadi tidak beraturan.

Geometri pertemuan sungai biasanya sangat tidak stabil.


Persamaan kontinuitas untuk air dan sedimen dapat diterapkan pada pertemuan
sungai, sehingga:

QO = Q1 + Q2 dan SO = S1 + S2
dengan QO = debit sesudah pertemuan (m3/s)
Q1 = debit sungai 1 sebelum pertemuan (m3/s)
Q2 = debit sungai 2 sebelum pertemuan (m3/s)
SO = Laju angkutan sedimen sesudah pertemuan (m3/s)
S1 = Laju angkutan sedimen sungai 1 sebelum pertemuan (m3/s)
S2 = Laju angkutan sedimen sungai 2 sebelum pertemuan (m3/s)
30
Hubungan antara dalam gerusan dengan sudut
pertemuan antara kedua alur sungai diberikan oleh
Klaasen sebagai berikut:

dengan:
෠ = kedalaman rata-rata kedua alur sungai (m)
r = perbandingan antara kedalaman maksimum di
pertemuan dengan kedalaman rata-rata (-)
 = sudut pertemuan antara kedua alur sungai (0)

31
Percabangan sungai
• Percabangan biasanya terjadi pada bagian hilir
atau delta dari sebuah sungai. Pada kasus
percabangan, baik debit Q0 atau angkutan
sedimen S0 yang datang dari udik terbagi menjadi
dua.
• Pembagian debit dari sungai utama ke arah
dua cabang sungai ditentukan oleh kenyataan
bahwa pada percabangan mempunyai
permukaan air yang sama. Dengan demikian,
pengaliran pada kedua cabang sungai
ditentukan oleh pembagian debit Q0.
32
Percabangan sungai
• Pembagian angkutan sedimen S0 pada
percabangan lebih rumit. Untuk sungai yang
membawa muatan kikisan (wash load), maka
pembagian angkutan sedimen S0 sebanding
dengan pembagian debit Q0.
• Untuk sungai dengan material yang lebih kasar,
yang mengangkut sedimen dasar (bed load),
pembagian sedimen tidak demikian sederhana.
Geometri setempat dari percabangan,
menentukan pembagian aliran setempat dan
selanjutnya menentukan pergerakan sedimen
di dasar sungai. 33
Rezim sungai

• Sungai senantiasa berubah, aliran air dan angkutan


sedimen sangat bervariasi sepanjang tahun dan dari tahun
ke tahun. Posisi dan geometri alur sungai dapat berubah
total pada waktu banjir. Angkutan sedimen bervariasi sesuai
dengan variasi debit aliran sungai: peningkatan kecepatan
aliran akan menaikkan tingkat angkutan sedimen.
• Suatu aliran berada dalam rezim apabila aliran dapat
menyesuaikan antara kemiringan dasar dan bentuk
penampang melintangnya, sedemikian sehingga diperoleh
alur yang seimbang yaitu suatu alur di mana tidak
terjadi baik penggerusan maupun pengendapan.
34
Rezim sungai mencerminkan dan mewujudkan pengaruh
gabungan dari berbagai faktor yang bekerja untuk
memantapkan alur aliran dalam keadaan alamiah, antara
lain:
1) Iklim yang memberikan air untuk aliran melalui curah hujan
musiman yang berbeda-beda, mencairnya salju pada daerah
yang beriklim subtropis dan penguapan;
2) Topografi daerah aliran sungai dan daya tahan gerusan dari
tanah dan batuan, yang menghasilkan bahan-bahan padat
yang terbawa hanyut dalam aliran;
3) Vegetasi yang tumbuh berperanan dalam mengatur
besarnya limpasan hujan dan besarnya erosi tanah.

35
• Karena terjadinya hasil akhir dari faktor-faktor
tersebut di atas tidak sama pada setiap bagian
alur aliran yang lurus, maka istilah rezim tidak
dapat dipergunakan untuk seluruh alur aliran
air sungai atau seluruh sistem sungai.
• Hal ini hanya berlaku untuk bagian-bagian
yang lurus tersendiri, karena rezim berubah
dengan setiap perubahan kemiringan sungai
dan juga dengan perubahan daya tahan dasar
sungai dan tebing sungai terhadap gerusan

36
KARAKTERISTIK DAERAH ALIRAN SUNGAI

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia


Nomor 38 Tahun 2011 Tentang Sungai :

Daerah aliran sungai (DAS) adalah suatu


wilayah daratan yang merupakan satu
kesatuan dengan sungai dan anak-anak
sungainya, yang berfungsi menampung,
menyimpan, dan mengalirkan air yang
berasal dari curah hujan ke laut secara
alami, yang batas di darat merupakan
pemisah topografi dan batas di laut
sampai dengan daerah perairan yang
masih terpengaruh aktivitas daratan.
37
38
Proses pembentukan suatu sistem sungai sangat dipengaruhi
dan ditentukan oleh karakteristik daerah aliran sungai, antara
lain:
• iklim,
• geologi,
• vegetasi dan
• cuaca dari daerah tangkapannya.

Faktor faktor pengontrol tersebut saling memberikan pengaruh


timbal balik dan mempengaruhi :
• bentuk hidrograf aliran sungai,
• jumlah sedimen yang terangkut,
• karakteristik material dasar dan
• kemiringan lembah
yang merupakan karakteristik sungai dalam sistem tersebut.
39
• Banyaknya air yang mengalir sebagai aliran air
permukaan tergantung pada iklim dan kondisi
geologi dari daerah tangkapan, baik untuk tipe cadas
maupun daerah pegunungan.
• Faktor yang sangat menentukan adalah vegetasi
dan cuaca, di mana masing-masing juga tergantung
pada iklim dan geologi.
• Keempat faktor ini sangat bervariasi, saling terkait
dan memengaruhi berbagai jenis DAS.

40
IKLIM GEOLOGI

Karakteristik DAS

VEGETASI CUACA

Q (t) ; V ; “D” ; iv Karakteristik Sungai

Dampak timbal balik variabel-variabel DAS yang


mempengaruhi pembentukan morfologi sungai
(Morisawa, 1985)

Jumlah sedimen yang masuk ke dalam alur sungai tergantung pada


iklim dan kondisi geologi, juga tergantung pada vegetasi dan cuaca

41
Zona 1 : adalah daerah tangkapan di
mana sebagian besar air terkumpul
dan sebagian besar sedimen
diproduksi untuk selanjutnya dibawa
ke hilir. Di zona ini erosi merupakan
proses yang dominan.
Zona 2 : adalah daerah perpindahan
sedimen di mana hampir seluruh
sedimen yang dihasilkan dari zona 1
dipindahkan ke zona 3 melalui zona
2 ini.
Zona 3 : adalah daerah penimbunan
sedimen sebagai tujuan akhir dari
Sistem fluvial yang diidealisasi angkutan sedimen di mana
(Schumm, 1977) sedimentasi adalah merupakan
proses yang dominan.
42
• Pembagian antara tiga zona ini
merupakan idealisasi untuk
menyatakan proses yang
dominan pada tiap-tiap zona.
• Pada keadaan yang
sesungguhnya proses erosi
dan sedimentasi terjadi pada
semua zona.

• Zona 1 terutama berkaitan dengan hidrologi dan geomorfologi,


• Zona 2 berkaitan dengan teknik sungai, dan
• Zona 3 berkaitan dengan morfologi daerah pantai
43
1. Aspek Iklim
Berbagai tipe sungai
sebagian dipengaruhi oleh
perbedaan iklim yang
menonjol, antara lain pada
daerah kering, setengah
https://anugrahramadlan.files.wordpress.com/2014/03/siklushidro.jpg
kering atau lembab. Iklim
juga mempengaruhi proses
pembentukan cadas atau
tumbuh-tumbuhan atau
terjadinya vegetasi.

44
http://marlimillerphoto.com/images/Dep-41.jpg
2.Aspek Geologi
• Aspek geologi sangat penting dalam proses pembentukan daerah
aliran sungai, antara lain karakter litologi dari cadas (macam material)
termasuk susunannya, pengaruh rekahan dan patahan serta berbagai
deformasi yang lain.
• Proses geologi yang berlangsung masih dapat mempengaruhi DAS,
antara lain letusan gunung berapi atau gempa bumi, yang
mengakibatkan terjadinya longsoran dengan jumlah angkutan sedimen
yang relatif besar dan tiba-tiba masuk ke dalam aliran sungai.
• Tingkat erosi sangat bervariasi tergantung pada keadaan geologi dan
hidrologi. Tingkat erosi berkurang dengan bertambah besarnya DAS.
Nilai maksimum berkisar antara 1 sampai dengan 2 mm per tahun.

45
3. Aspek Vegetasi

• Vegetasi sangat mempengaruhi karakteristik aliran permukaan dan


jumlah angkutan sedimen.
• Apabila tumbuh-tumbuhan sebagai penutup lapisan tanah rusak,
akan terjadi erosi dan membentuk lapisan tanah yang tidak baik.
• Hal ini akan merugikan petani (karena hilangnya lapisan
permukaan yang subur), juga lebih banyak sedimen yang masuk
ke sungai, sehingga menimbulkan banyak masalah bagi kegiatan
persungaian.
• Erosi tebing dipengaruhi oleh stabilitas lereng.

46
http://www.votecamejo.com/wp-content/uploads/2017/10/d.jpg

47
Pengaruh utama vegetasi, antara
lain:
1) meredam energi yang timbul oleh
jatuhnya hujan;
2) menambah kohesi tanah oleh
akar-akar pohon dan memelihara
kondisi tanah yang baik;
3) mengurangi banyaknya pengaliran
air permukaan dengan
penyimpanan pada lapisan atas;
4) memberikan tahanan pada aliran
permukaan dan mengurangi
kecepatan aliran. https://s1.bukalapak.com/img/113794270
1/w-1000
/Jual_Rumput_Vetiver___Akar_Wangi_Pen
ahan_Longsor_Tebing_Di_I.jpg
48
4.Aspek Cuaca

• Karakteristik dari presipitasi dalam ruang maupun waktu, bersama-


sama dengan parameter-parameter lain, menentukan karakteristik
hidrologi dari DAS yang bersangkutan.
• Temperatur mempengaruhi evaporasi dan aliran permukaan air tanah.
• Air memegang peranan yang sangat dominan dalam pembentukan dan
perubahan daerah tangkapan sungai.
• Jumlah sedimen dipengaruhi oleh beberapa parameter seperti
kemiringan lembah dan daerah, presipitasi tahunan dan lain-lain.
Jumlah sedimen yang besar terjadi pada daerah yang setengah kering
karena terbatasnya lahan oleh tumbuh - tumbuhan.
49
Bentuk-bentuk Daerah Aliran
Sungai
Bentuk Daerah Aliran Sungai ada
tiga macam:
1. DAS Menjajar Tunggal
▪ puncak debit banjir rendah
▪ waktu konsentrasi banjir
masing-masing anak sungai
berbeda
▪ banjir berlangsung agak
lama

50
2. DAS Mendaun
▪ anak-anak sungai
menyebar dan
mengumpul ke
satu titik.
▪ puncak banjir di
titik pertemuan
anak-anak sungai
besar,

51
3. DAS Menjajar Jamak
▪ banjir besar terjadi di hilir
pertemuan sungai-sungai
tunggal.

52
▪ Morfologi sungai adalah ilmu yang mempelajari tentang
geometri (bentuk dan ukuran), jenis, sifat, dan perilaku
sungai dengan segala aspek perubahannya dalam ruang dan
waktu, sehingga sifat dinamik sungai dan lingkungannya
yang saling terkait.

Dalam morfologi sungai dipelajari :


Perilaku hidraulika sungai dan proses pembentukan
sungai yang merupakan suatu agen yang mengubah
permukaan bumi (agent of earth crust change).
Contohnya Yellow Stone National Park yang terjadi
karena dataran yang diiris oleh Sungai Colorado dan
menjadi Dam dengan nama Boulder Dam.
53
Gaya-gaya yang
menyebabkan
berubahnya permukaan
bumi antara lain gaya
tektonik, yaitu gaya
yang bekerja perlahan-
lahan dalam arah
horizontal, sehingga
membentuk tonjolan-
tonjolan maupun palung.
https://www.travelwyoming.com/sites/default/files/styles/16_9_wide/public/assets/YNP_hero1_v2.gif?itok=N0
SaAXh6&timestamp=1457981209
DVD
54
BENTUK SUNGAI
Brice (1983), seperti ditunjukkan pada
Gambar sebelah, membagi bentuk
sungai menjadi 4 jenis yang
didasarkan pada :
1. Kelengkungan (sinuosity),
2. Endapan sedimen pada tepi (point
bars),
3. Anyaman (braiding),
4. Percabangan anak sungai
(anabranching).

55
Sungai sinuous Canal form mempunyai
ciri-ciri :
▪ kemiringan yang landai,
▪ lebar yang relatif sama,
▪ tidak beranyam, dan kelekukannya bervariasi
dari sedang hingga tinggi.
▪ Sungainya cenderung sempit dan dalam,
▪ dengan tebing stabil dan terdiri dari
lempung-lanau.

Sumber: Fluvial Processes in River Engineering (1988, p. 14)

56
Sungai sinuous point-bar
mempunyai ciri-ciri :
▪ kemiringan yang lebih curam
dan laju pergeseran arah
lateral di tikungan yang lebih
cepat, meskipun pada bagian
lurus masih tetap stabil untuk
perioda yang cukup lama. Sumber: Fluvial Processes in River Engineering (1988, p. 16)

Beberapa sungai tipe ini memiliki


lebar saluran yang lebih besar
pada bagian tikungan.

https://slideplayer.com/slide/5133808/16/images/11/Sinuosity+
57
and+development+of+point+bars.jpg
Sungai sinuous braided pada
umumnya memiliki kemiringan
yang lebih curam dibandingkan
dengan sungai jenis point-bar
untuk debit yang sama, yang
ditandai dengan perpindahan ke
arah radial yang lebih cepat.
Beberapa sungai jenis ini
mempunyai muatan material dasar
cukup besar, tetapi dengan sedikit
lempung dan lanau. Point-bar tidak
teratur sejalan dengan https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/35/Waimakariri01_go
beirne.jpg/1200px-Waimakariri01_gobeirne.jpg
penambangan anyaman sungai.

58
Sungai nonsinuous
braided adalah sungai
yang sangat beranyam
dengan gerakan lateral
yang tidak progresif dan
tampaknya acak.
Anak-anak sungainya
mempunyai lokasi
pertemuan yang
berpindah-pindah.

59
MEKANIKA SUNGAI
▪ Yang dipelajari dalam mekanika sungai meliputi
penggerusan, angkutan atau transport dan
pengendapan.
▪ Ada 3 azas yang dipakai dalam pembahasan, yaitu :
▪ Azas Perubahan Semesta (the universality of change)

▪ Azas Kecepatan Perubahan

▪ Azas Sistem Terbuka

60
a. Azas Perubahan Semesta (the universality of change)
Akibat atau pengaruh luar:
▪ Panas,
▪ Tektonik (gaya yang bekerja pelahan-lahan dalam arah
horizontal),
▪ Gravitasi, batuan mengelinding ke bawah akibat gravitasi,
▪ Vulkanik, semburan dari gunung api,
▪ Gempa,
▪ Isostasi. Di dalam ilmu geologi, kerak bumi mengambang dan
di bawahnya mengalir magma. Kerak bumi pecah dan
kemudian magma menyembur keluar, kemudian terjadi
pelapukan batu,
▪ Penyinaran. Misalnya pada siang hari, batuan pecah dan
kemudian menjadi pasir dan terbawa turun ke sungai-sungai.

61
62
B. Azas Kecepatan Perubahan
Perubahan yang terjadi dalam waktu singkat atau sangat lambat,
misalnya gunung meletus atau letusan gunung merapi. Dalam
kajian ini dibahas dalam kurun waktu tertentu, diantaranya:
1.Waktu singkat, seolah-olah tidak ada perubahan dalam keadaan
tunak (dianggap tunak karena berlangsung dalam waktu yang
cukup singkat).
2.Waktu keseimbangan, waktu dimana perubahan netto tidak ada
yaitu waktu terjadi keseimbangan antara musim hujan dan
musim kemarau (pengerusan dan pengendapan saling
mengimbangi).
3.Waktu ulang geologi, dimana hal ini berlangsung sangat lama.
63
C. Azas Sistem Terbuka

▪ Azas sistem terbuka adalah suatu tata yang Climate: Geology:


berubah karena pengaruh luar dan dirinya · Rainfall · Topography
· Temperature · Lithology
sendiri. Faktor-faktor pembentuk sungai
diantaranya adalah suku-suku sistem dari
sungai, dimana sungai dan pasu sungai Vegetation
Soil character
Land use
merupakan tata yang terbuka (open system)
yang di dalmnya terjadi interaksi antara
lingkungan dan tata lingkungan (ekosistem).
Discharge Sediment load
▪ Tata/ sistem sungai terdiri dari banyak
komponen atau kisar atau variabel, tata yang
rumit, dimana komponen-komponen tersebut
saling mempengaruhi dan selalu berubah Morphology
Dynamics
terhadap waktu.

64
Bahan ajar Prof. Indratmo Soekarno (ITB)
65
Bahan ajar Prof. Indratmo Soekarno (ITB)
66
67

Anda mungkin juga menyukai