PROGRAM KETERAMPILAN
KERAJINAN TANGAN MEMBUAT TASBIH
DI LINGKUNGAN UPT PELAYANAN SOSIAL TRESNA WERDHA (PSTW)
JOMBANG
Disusun oleh:
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga program ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dan harapan kami semoga program ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam program ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Tim Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar..................................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Tujuan Penulisan...................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep PSTW.......................................................................................2
B. Konsep Lansia.......................................................................................5
BAB III LAPORAN KEGIATAN
A. Anggaran dana……………………………………………………….17
B. Rencana Kegiatan................................................................................18
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................21
B. Saran
LAMPIRAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
4
Meningkatnya umur harapan hidup tersebut akan terwujud bila :
1. Pelayanan kesehatan efektif
2. Angka kematian bayi menurun
3. Adanya perbaikan gizi dan sanitasi serta
4. Meningkatnya pengawasan terhadap penyakit infeksi
Berbagia masalah kesehatan yang berkaitan dengan meningkatnya
umur harapan hidup akan memberikan dampak meningkatnya masalah
kesehatan terutama yang berkaitan dengan proses degeneratif. Keadaan
ini akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan sehari-hari secara
mandiri
Peran perawat dalam meminimalkan atau mengantisipasi masalah
kesehatan pada lansia adalah dengan memberikan asuhan keperawatan
pada lansia baik dalam keadaan sehat maupun sakit dalam tingkat
individu maupun kelompok fokus asuhan keperawatan lansia adalah
melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dan
meningkatkan fungsi fisik dan mental. UPT Pelayanan Sosial Tresna
Werdha Jombang, merupakan salah satu sasaran pelayanan
keperawatan yang komprehensif pada lansia dari individu maupun
kelompok. Berkaitan dengan kondisi di atas, kami mahasiswa Prodi S1
Keperawatan Stikes ICME Jombang, ingin menerapkan konsep asuhan
keperawatan tentang lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha
Jombang.
B. TUJUAN KEGIATAN
1. Tujuan Umum
Mahasiwa dapat memberikan asuhan keperawatan kepada klien lanjut
usia secara komprehensif dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Jombang.
5
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian situasi di UPT Pelayanan
Sosial Tresna Werdha Jombang
b. Mahasiswa dapat mengidentifikasi masalah kesehatan yang timbul
pada klien lanjut usia yang tinggal dalam lingkungan panti, baik,
yang bersifat aktual, potensial dan resiko
c. Mahasiswa dapat menetapkan rencana tindakan keperawatan untuk
mengatasi masalah yang terjadi pada lanjut usia yang tinggal di
UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Jombang
d. Mahasiswa dapat mengiplementasikan tindakan keperawatan
sesuai dengan rencana yan dibuat
e. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi dari tindakan keperawatan
yang dilakukan
f. Mahasiswa mampu menindaklanjuti sesuai dengan sakitnya
misalkan kompres hangat pada lansia yang mengalami gangguan
nyeri missal pada bagian ekstremitasnya
C. MANFAAT KEGIATAN
1. Bagi mahasiswa
Dapat mengaplikasikan ilmu yang didapatkan dari kampus
2. Bagi lansia
a. Lansia dapat mengenal dan mengerti masalah kesehatan
b. Tercapainya pembelajaran dan pemahaman untuk lansia
c. Lansia dapat mengaplikasikan sesuai dengan kegiatan yang pernah
diberikan Mahasiswa
3. Bagi UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Jombang
a. Dapat mengembangkan model asuhan keperawatan pada lansia
yang tinggal di panti
6
b. Mendapatkan masukan masalah kesehatan tentang lansia, situasi
panti, serta alternatif pelayanan
4. Bagi Institusi Pendidikan
a. Tercapainya tujuan pembelajaran asuhan keperawatan gerontik
pada lansia di lingkungan panti
b. Ilmu yang bermanfaat bagi adik tingkat dan dapat diteruskan
kedepannya lebih baik lagi
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
panca indra seperti gangguan penglihatan, kesulitan mengataur
keseimbangan, kekuatan kaki berkurang, dan radang
persendian yang dapat mengakibatkan lansia lebih mudah jatuh
atau cedera.
2. Signage /Orientation, Keberadaan penunjuk arah di lingkungan
dapat mengurangi kebingungan dan memudahkan menemukan
fasilitas yang tersedia. Perasaan tersesat merupakan bahaya
yang menakutkan dan membingungkan bagi lansia yang leih
lanjut dapat mengurangi kepercayaan dan penghargaan diri
lansia. Lansia yang mengalami kehilangan memori atau pikun
lebih mudah mengalami kehilangan arah pada gedung dengan
rancangan ruangan yang serupa (rancangan yang homogen)
dan tidak memiliki petunjuk arah. Adanya petunjuk arah pada
area koridor dapat mempermudah lansia untuk menuju suatu
tempat. Jika lansia sering tersesat maka mereka akan
berpengaruh terhadap kesehatan mereka.
3. Aksesibilitas dan fungsi, tata letak dan aksesibilitas merupakan
syarat mendasar untuk lingkungan yang fungsional.
Aksesibilitas adalah Kendal untuk memperoleh yang
menggunakan sarana, prsarana, dan fasilitas bagi lansia untuk
memperlancar immobilitas lansia.adanya handrail pada koridor
dan area yang lain dapat membantu lansia dalam berjalan dan
beraktifitas mereka dapat melakukan segala hal tanpa bantuan.
Sedangkan ramp dapat mempermudah aksesibilitas bagi para
lansia yang menggunakan kursi roda.
4. Adaptabilitas yaitu kemampuan untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan diri, lingkungan harus dirancang dengan
sesuai dengan pemakainya, termasuk dengan menggunakan
kursi roda maupun tongkat penyangga.kamar mandi dan dapur
merupakan ruangan dimana aktifias banyak dilakukan dan
keamanan harus menjadi petimbangan utama.
9
b. Aspek Psikologis
1. Privasi yaitu kesempatan bagi lansia untuk mendapat ruang atau
tempat mengasingkan diri dari orang lain atau pengamatan dari
orang lain sehingga bebas dari gangguan tidak dikenal.
2. Interaksi social yaitu kesempatan untuk melakukan interaksi
dan bertukar pikiran dengan lingkungan sekeliling (social).
Salah satu alas an penting untuk melakukan pengelempokkan
berdasarkan unsure lansia di panti werdha adalah untuk
mendorong adanya pertukaran informasi, aktivitas rekreasi,
berdiskusi dan meningkatkan pertemanan. Interaksi social
mengurangi terjadinya depresi pada lansia dengan memberikan
lansia kesempatan untuk berbagi masalah, pengalaman hidup
dan kehidupan sehari-hari mereka.
3. Kemandirian yaitu kesempatan yang diberikan untuk
melakukan aktifitas sendiri tanpa tau sedikit bantuan dari
tenaga kerja panti werdha. Kemandirian dapat menimbulkan
kepuasan tersendii pada lansia karena lansia dapat melakukan
aktifitas-aktifitas yang dilakukannya sehari-hari tanpa
bergantung dengan orang lain.
4. Dorongan atau tantangan yaitu member lingkungan yang
merangsang rasa aman tapi menantang. Lingkungan yang
mendorong lansia untuk beraktifitas dipadat dari warna
keanekaragaman ruang, pola-pola visual dan kontras.
5. Aspek panca indra, kemudian fisilk dalam hal penglihatan,
pendengaran, penciuman yang harus dihitungkanm dalam
lingkungan indra penciuman, peraba, penglihatan, pendengaran,
dan perasaan mengalami kemunduran sejalan dengan
bertambah tuanya seseorang.
10
6. Ketidakasingan atau keakrapan, lingkungan yang aman dan
nyaman secara tidak langsung memberikan perasaan akrap pada
lansia terhadap lingkungannnya tinggal dalam lingkungan
rumah yang baru adalah pengalaman yang membingungkan
untuk sebagian lansia menciptakan keakrapan dengan para
lansia melalui lingkungan baru dapat mengurangi kebingungan
yang ada.
7. Estetik atau penampilannya yaitu suatu rancangan yang tampak
menarik keseluruhan dari penampilan lingkungan mengirimkan
suatu pesan simbolik atau persepsi tertentu pada pengunjung,
teman, dan keluarga tentang kehidupan dan kondisi lansia
sehari-hari
8. Personalisasi yaitu menciptakan kesempatan untuk
menciptakan lingkungan yang pribadi dan menandai sebagai
“memiliki” seseorang individu.
3. Visi Dan Misi UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha
a. Visi
Visi dari panti werdha hunian vertical tersebut adalah lanjut usia
yang bahgia sejahtera dan berguna.
b. Misi
1. Meningkatkan kualitas lanjut usia yang meliputi :
a. Kesehatan fisik, social, spiritual dan psikologi
b. Pengetahuan, keterampilan dan rekreasi
c. Jaminan social dan jaminan kehidupan
d. Jaminan perlindungan hokum
2. Meningkatkan profesionalisme pelayanan pada lanjut usia
11
b. Membantu lansia hidup sendiri tanpa anggota dalam rangka
memenuhi kebutuhan dan perawatan diri sendiri
c. Menyediakan hunian khusus untuk lansia agar dapat
membahagiakan dan mensejahterakan kehidupan lansia.
d. Melakukan pelayanan kebutuhan lansia dirumah atau diluar panti
dalam hal kebutuhan dasar dan layanan kegiatan sehari-hari.
B. Konsep Lansia
1. Lansia (Lanjut Usia)
a. Definisi Lansia
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi
didalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses
sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu,
tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan
proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap
kehidupannya, yaitu anak, dewasa dan tua. Tiga tahap ini berbeda,
baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti
mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai
dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai
ompong, pendengaran kurang jelas, pengelihatan semakin
memburuk, gerakan lambat dan figur tubuh yang tidak proporsional
(Nugroho, 2006).
WHO dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang
kesejahteraan lanjut usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 menyebutkan
bahwa usia 60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah
suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur
mengakibatkan perubahan kumulatif, merupakan proses menurunya
daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan
luar tubuh.
b. Fisiologis Lansia
12
Proses penuaan adalah normal, berlangsung secara terus menerus
secara alamiah. Dimulai sejak manusia lahir bahkan sebelumnya
dan umunya dialami seluruh makhluk hidup. Menua merupakan
proses penurunan fungsi struktural tubuh yang diikuti penurunan
daya tahan tubuh. Setiap orang akan mengalami masa tua, akan
tetapi penuaan pada tiap seseorang berbeda-beda tergantung pada
berbagai factor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut
dapat berupa faktor herediter, nutrisi, stress, status kesehatan dan
lain-lain (Stanley, 2006).
c. Batasan Lansia
WHO (1999) menggolongkan lanjut usia berdasarkan usia
kronologis/biologis menjadi 4 kelompok yaitu usia pertengahan
(middle age) antara usia 45 sampai 59, lanjut usia (elderly) berusia
antara 60 dan 74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun, dan usia
sangat tua (Very old) di atas 90 tahun.
Sedangkan Nugroho (2000) menyimpulkan pembagian
umur berdasarkan pendapat beberapa ahli, bahwa yang disebut
lanjut usia adalah orang yang telah berumur 65 tahun ke atas.
Menurut Prof. Dr. Koesmanto Setyonegoro, lanjut usia
dikelompokkan menjadi usia dewasa muda (elderly adulthood), 18
atau 29 – 25 tahun, usia dewasa penuh (middle years) atau
maturitas, 25 – 60 tahun atau 65 tahun, lanjut usia (geriatric age)
lebih dari 65 tahun atau 70 tahun yang dibagi lagi dengan 70 – 75
tahun (young old), 75 – 80 tahun (old), lebih dari 80 (very old).
Menurut Undang-Undang No. 4 Tahun 1965 Pasal 1
seseorang dapat dinyatakan sebagai seorang jompo atau lanjut usia
setelah bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai
atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan
hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain.
Undang-Undang No. 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia
bahwa lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas.
13
d. Teori – teori proses menua
1. Teori Biologis
Proses penuaan merupakan proses secara berangsur yang
mengakibatkan perubahan secara komulatif dan merupakan
perubahan serta berakhir dengan kematian. Teori biologis
tentang penuaan dibagi menjadi :
a. Teori Instrinsik
Teori ini berati perubahan yang berkaitan dengan usia
timbul akibat penyebab dalam diri sendiri.
b. Teori Ekstrinsik
Teori ini menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi
diakibatkan pengaruh lingkungan.
c. Teori lain menyatakan bahwa teori biologis dapat dibagi
menjadi :
1. Teori Genetik Clock
Teori tersebut menyatakan bahwa menua telah
terprogram secara genetic untuk species – species
tertentu. Tiap species mempunyai didalam nuklei (inti
selnya )suatu jam genetik yang telah diputar menurut
suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis
dan akan menghentikan replikasi sel bila tidak diputar,
jadi menurut konsep ini bila jam kita berhenti kita akan
meninggal dunia, meskipun tanpa disertai kecelakaan
lingkungan atau penyakit akhir yang katastrofal. Konsep
ini didukung kenyataan bahwa ini merupakan cara
menerangkan mengapa pada beberapa species terlihat
adanya perbedaan harapan hidup yang nyata.
2. Teori Mutasi Somatik ( teori error catastrophe )
Menurut teori ini faktor lingkungan yang menyebabkan
mutasi somatic. sebagai contoh diketahui bahwa radiasi
14
dan zat kimia dapat memperpendek umur sebaliknya
menghindarinya dapat mempperpanjang umur.menurut
teori ini terjadinya mutasi yang progresif pada DNA sel
somatik, akan menyebabkan terjadinya penurunan
kemampuan fungsi sel tersebut. Sebaai salah satu
hipotesis yang berhubungan dengan mutasi sel somatik
adalah hipotesis error catastrope.
3. Teori Auto imun
Dalam proses metabolisme tubuh , suatu saat diproduksi
oleh zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak
tahan terhadap zat tersebut, sehingga jaringan tubuh
menjadi lemah dan sakit.
4. Teori Radikal Bebas
Radikal bebas dapat dibentuk di alam bebas. Tidak
stabilnya radikal bebas mengakibatkan oksigenasi bahan
– bahan organik seperti KH dan protein.radikal ini
menyebabkansel – sel tidak dapat beregenerasi.
2. Teori Sosial
Salah satu teori sosial yang berkenaan dengan proses
penuaan adalah teori pembebasan ( disengagement teori ).
Teori tersebut menerangkan bahwa dengan berubahnya usi
seseorang secara berangsur – angsur mulai melepaskan diri
dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan
interaksi sosial lansia menurun, baik secara kualitatif
maupun kuantitasnya sehingga sering terjadi kehilangan
ganda yaitu :
1. kehilangan peran
2. hambatan kontak fisik
3. berkurangnya komitmen
3. Teori Psikologi
Teori tugas perkembangan :
15
Menurut Hangskerst, ( 1992 ) bahwa setiap individu harus
memperhatikan tugas perkembangan yang spesifik pada tiap
tahap kehidupan yang akan memberikan perasaan bahagia
dan sukses. Tugas perkembangan yang spesifik ini
tergantung pada maturasi fisik, penghargaan kultural
masyarakat dan nilai serta aspirasi individu. Tugas
perkembangan pada dewasa tua meliputi penerimaan
adanya penurunan kekuatan fisik dan kesehatan,
penerimaan masa pensiun dan penurunan
income.penerimaan adanya kematian dari pasangannya dan
orang – orang yang berarti bagi dirinya. Mempertahankan
hubungan dengan group yang seusianya, adopsi dan
adaptasi deengan peran sosial secara fleksibel dan
mempertahankan kehidupan secara memuaskan.
e. Perubahan – perubahan yang terjadi pada lansia
Semakin bertambahnya umur manusia, terjadi proses penuaan
secara degeneratif yang akan berdampak pada perubahan-
perubahan pada diri manusia, tidak hanya perubahan fisik,
tetapi juga kognitif, perasaan, sosial dan sexual (Azizah,
2011).
1) Perubahan Fisik
a. Sistem Indra
Sistem pendengaran; Prebiakusis (gangguan pada
pendengaran) oleh karena hilangnya kemampuan (daya)
pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap
bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak
jelas, sulit
dimengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas 60
tahun.
b. Sistem Intergumen: Pada lansia kulit mengalami atropi,
kendur, tidak elastic kering dan berkerut. Kulit akan
16
kekurangan cairan sehingga menjadi tipis dan berbercak.
Kekeringan kulit disebabkan atropi glandula sebasea dan
glandula sudoritera, timbul pigmen berwarna coklat pada
kulit dikenal dengan liver spot.
c. Sistem Muskuloskeletal
Perubahan sistem muskuloskeletal pada lansia antara lain
sebagai berikut : Jaringan penghubung (kolagen dan
elastin). Kolagen sebagai pendukung utama kulit, tendon,
tulang, kartilago dan jaringan pengikat mengalami
perubahan menjadi bentangan yang tidak teratur.
d. Kartilago: jaringan kartilago pada persendian lunak dan
mengalami granulasi dan akhirnya permukaan sendi
menjadi rata, kemudian kemampuan kartilago untuk
regenerasi berkurang dan degenerasi yang terjadi
cenderung kearah progresif, konsekuensinya kartilago
pada persendiaan menjadi rentan terhadap gesekan.
e. Tualng: berkurangnya kepadatan tualng setelah di
obserfasi adalah bagian dari penuaan fisiologi akan
mengakibatkan osteoporosis lebih lanjut mengakibatkan
nyeri, deformitas dan fraktur.
f. Otot: perubahan struktur otot pada penuaan sangat
berfariasi, penurunan jumlah dan ukuran serabut otot,
peningkatan jaringan penghubung dan jaringan lemak
pada otot mengakibatkan efek negatif.
g. Sendi; pada lansia, jaringan ikat sekitar sendi seperti
tendon, ligament dan fasia mengalami penuaan
elastisitas.
2) Sistem Kardiovaskuler dan Respirasi
Perubahan sistem kardiovaskuler dan respirasi mencakup :
a. Sistem kardiovaskuler
17
Massa jantung bertambah, vertikel kiri mengalami
hipertropi dan kemampuan peregangan jantung berkurang
karena perubahan pada jaringan ikat dan penumpukan
lipofusin dan klasifikasi Sa nude dan jaringan konduksi
berubah menjadi jaringan ikat.
b. Sistem respirasi
Pada penuaan terjadi perubahan jaringan ikat paru,
kapasitas total paru tetap, tetapi volume cadangan paru
bertambah untuk mengompensasi kenaikan ruang rugi
paru, udara yang mengalir ke paru berkurang. Perubahan
pada otot, kartilago dan sendi torak mengakibatkan
gerakan pernapasan terganggu dan kemampuan
peregangan toraks berkurang.
c. Pencernaan dan Metabolisme
Perubahan yang terjadi pada sistem pencernaan, seperti
penurunan produksi sebagai kemunduran fungsi yang
nyata :
1. Kehilangan gigi,
2. Indra pengecap menurun,
3. Rasa lapar menurun (sensitifitas lapar menurun),
4. Liver (hati) makin mengecil dan menurunnya tempat
penyimpanan, berkurangnya aliran darah.
d. Sistem perkemihan
Pada sistem perkemihan terjadi perubahan yang
signifikan. Banyak fungsi yang mengalami kemunduran,
contohnya laju filtrasi, ekskresi, dan reabsorpsi oleh
ginjal.
e. Sistem saraf
Sistem susunan saraf mengalami perubahan anatomi dan
atropi yang progresif pada serabut saraf lansia. Lansia
18
mengalami penurunan koordinasi dan kemampuan dalam
melakukan aktifitas sehari-hari.
f. Sistem reproduksi
Perubahan sistem reproduksi lansia ditandai dengan
menciutnya ovary dan uterus. Terjadi atropi payudara.
Pada laki-laki testis masih dapat memproduksi
spermatozoa, meskipun adanya penurunan secara
berangsur-angsur.
3) Perubahan Kognitif
a. Memory (Daya ingat, Ingatan)
b. IQ (Intellegent Quocient)
c. Kemampuan Belajar (Learning)
d. Kemampuan Pemahaman (Comprehension)
e. Pemecahan Masalah (Problem Solving)
f. Pengambilan Keputusan (Decission Making)
g. Kebijaksanaan (Wisdom)
h. Kinerja (Performance)
i. Motivasi
19
BAB III
LAPORAN KEGIATAN
A. ANGGARAN DANA
Pemasukan:
( Seratus empat puluh ribu rupiah ) Rp. 210.000,-
Pengeluaran :
Konsumsi :
Jajanan 70 x 1.000 Rp.
70.000,-
Kresek Rp. 8.000,-
Air aqua 1 dus x 40.000 Rp. 40.000,-
20
B. RENCANA KEGIATAN
Waktu dan Tempat Pelaksana
Acara mengajari keterampilan pada lansia ini, akan dilaksanakan pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 21 April 2019
Waktu : 09.00-10.00
Tempat : Aula UPT PELAYANAN SOSIAL TRENSA WERDHA
JOMBANG
Susunan acara
Terlampir 1.
Susunan panitia
Terlampir 2.
21
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
22
Lampiran 1
SUSUNAN ACARA
SUSUNAN PANITIA
A. Pelindung :
B. Pengarah : Marjawat ,S.Sos
C. Ketua Kelompok : Bagas Try Waluyo
D. Ketua Panita : Fawaidatul Khusnul Khotimah
E. Sekretaris : Ika Niken Widjilestari
F. Seksi Dana Usaha : Fitri Azizah
G. Seksi Perlengkapan : Anita Dyah Suwardi
Amanda Novita I
H. Seksi Komsumsi : Devy Amalia
Dinda Pinatul Khasanah
I. Seksi Acara :Kuni Khairah Ummah
Intin Ningastutik
Ika Ayu Trisnawardhani
Ainun Dyah Pitaloka
J. Seksi Dokumentasi :Hanifa Eka Oktavia
K. Seksi Keamanan : Putro Setyo Bekti
L. DAFTAR HADIR PESERTA
Hari : Selasa
1 Rosinah Melati
2 Rini Anggrek
3 Kemisan Melati
4 Abdul Mawar
5 Pangestutik Anggrek
7 Ratna Melati
8 Budi Mawar
9 Suriyamah Bugenvil
10 Kasminah Bugenvil
11 Kemis Mawar
12 Maria Melati
Lampiran 2
SETTING TEMPAT
Seni Gamelan
Meja
prakarya
tasbih
Meja
pakarya
tasbih
Toilet Toilet