Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar
Ilmu Perikanan
Disusun oleh :
Tinesia Febrianti
230110180039
Kelas Perikanan A
Universitas Padjadjaran
Jatinangor
i
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Kelembagaan Perkreditan Usaha Penangkapan Ikan
Tuna Skala Kecil Dikawasan Indonesia Timur” dengan sebaik-baiknya.
Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Selesainya makalah ini disusun berdasarkan
beberapa literatur dan referensi internet yang ada sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini hingga akhir.
Akhir kata saya berharap semoga makalah yang telah tersusun ini dapat
bermanfaat dan dapat juga memberikan pengetahuan yang bertambah kepada para
pembaca makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penulisan 2
1.4 Manfaat Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Pengertian Kegiatan Penangkapan Ikan 3
2.2 Jenis Alat Tangkap Yang Digunakan 3
2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Usaha Skala Kecil
BAB III PENUTUP 6
3.1 Kesimpulan 6
3.2 Saran 6
UCAPAN TERIMA KASIH 7
DAFTAR PUSTAKA 8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1. Untuk mengetahui pengertian dari kegiatan penangkapan ikan.
2. Untuk mengetahui jenis alat penangkapan ikan tuna.
3. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi perkembangan usaha skala
kecil.
1.4 Manfaat
Manfaat yang terdapat dari makalah ini adalah kita dapat menambah
pengetahuan tentang kegiatan penangkapan ikan serta hukum yang mengatur
kegiatan penangkapan ikan.
BAB II
PEMBAHASAN
2
mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan/atau
mengawetkannya.
Pelaku utama yang umumnya melakukan kegiatan penangkapan ikan di
laut adalah nelayan. Pada perairan yang dangkal dan terlindung dapat memberikan
kemungkinan kepada nelayan untuk melakukan penangkapan ikan dengan
menggunakan perahu tanpa motor. Secara umum penangkapan ikan di laut
merupakan kegiatan penangkapan ikan yang di lakukan di laut, muara sungai,
laguna, dan lainnya yang dipengaruhi oleh pasang surut air.
Selain itu, penangkapan juga biasa dilakukan di beberapa perairan darat
atau perairan umum dimana penangkapan ikan diperairan umum merupakan
kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan di perairan seperti danau, waduk,
sungai, rawa, ataupun genangan air lainnya yang bukan milik badan hukum atau
perorangan. Biasanya, kegiatan penangkapan bertujuan untuk menangkap ikan
yang hidup, tetapi pengumpulan kerang, karang dan lain-lain termasuk juga
kedalam kegiatan penangkapan. Dalam hal ini, ikan yang di tangkap bukanlah
ikan milik perseorangan atau badan hukum sebelum ikan tersebut di tangkap atau
dikumpulkan.
Jenis alat tangkap yang biasa digunakan oleh nelayan tradisional untuk
menangkap ikan tuna di KTI adalah huhate dan pancing ulur. Huhate yang
mereka gunakan terdiri dari ukuran kecil, yakni dibawah 30 gross ton (GT),
sedangkan pancing ulur berukuran sekitar 5GT. Menurut klasifikasi perikanan
Indonesia, kedua jenis ini termasuk skala usaha kecil. Tetapi dalam perkembangan
teknologinya, ukuran huhate ini lebih besar lagi, yaitu sekitar 50 GT, bahkan bisa
lebih, terutama yang digunakan oleh pihak BUMN atau swasta perikanan.
3
seorang nelayan kecil yaitu nelayan pancing ulur misalnya meningkat menjadi
seorang pengusaha huhate.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa pengertian dari Penangkapan Ikan menurut
Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan ialah Penangkapan
Ikan adalah kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam
keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apapun, termasuk kegiatan yang
menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan,
menangani, mengolah, dan/atau mengawetkannya.
Masih banyak sekali permasalahan yang ada di Indonesia pada bidang
penangkapan ikan. Salah satu masalah yaitu masih banyak factor yang
mempengaruhi perkembangan usaha penangkapan skala kecil seperti modal untuk
mengembangkan usaha agar tidak bergerak dijalan.
3.2 Saran
4
Menurut saya pemerintah lebih perhatian lagi kepada tradisional dalam
bentuk usaha skala kecil karena mereka terbentur dengan biaya, meskipun
pemerintah menyediakan kredit dalam beberapa bentuk dan program perkreditan
bagi nelayan. Faktanya hanya sebagian kecil yang dari dana kredit itu yang
dimanfaatkan oleh nelayan tradisional.
5
DAFTAR PUSTAKA