0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
18 tayangan8 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang ruang lingkup dan urgensi ilmu akhlak (etika). Ia menjelaskan bahwa akhlak selalu berkembang sesuai dengan perkembangan ruang dan waktu. Ruang lingkup akhlak meliputi periode abad ke-15 sampai abad ke-20 yang dipengaruhi oleh berbagai aliran. Ilmu akhlak sangat penting untuk mengatur norma dan tata tertib dalam kehidupan bermasyarakat.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
39225128 Makalah Ruang Lingkup Dan Urgensi Ilmu Akhlak Etika
Dokumen tersebut membahas tentang ruang lingkup dan urgensi ilmu akhlak (etika). Ia menjelaskan bahwa akhlak selalu berkembang sesuai dengan perkembangan ruang dan waktu. Ruang lingkup akhlak meliputi periode abad ke-15 sampai abad ke-20 yang dipengaruhi oleh berbagai aliran. Ilmu akhlak sangat penting untuk mengatur norma dan tata tertib dalam kehidupan bermasyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang ruang lingkup dan urgensi ilmu akhlak (etika). Ia menjelaskan bahwa akhlak selalu berkembang sesuai dengan perkembangan ruang dan waktu. Ruang lingkup akhlak meliputi periode abad ke-15 sampai abad ke-20 yang dipengaruhi oleh berbagai aliran. Ilmu akhlak sangat penting untuk mengatur norma dan tata tertib dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Renny Novia Putriani (NIM. 2021210090) 3. Muhammad Zulqornein (NIM. 2021210091) 4. Muhammad Saiful Amri (NIM. 2021210092)
Jurusan Tarbiyah (Pendidikan Agama Islam)
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pekalongan 2010 I. Pendahuluan Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa mengalami perkembangan menuju kesempurnaan baik dari aspek lahir maupun bantin / pisik maupun psikis. Dalam hal etika kedua aspek tersebut saling berkaitan satu sama lain dalam menuju terimplementasinya tata aturan kehidupan manusia yang kemudian kita kenal dengan istilah etika atau akhlak. Dalam perkembangan etika / akhlak tersebut sangat di pengaruhi oleh ruang dan waktu dimana manusia tinggal. Itulah dalam makalah ini penulis mencoba menangkap judul “ Ruang Lingkup dan Urgensi Ilmu akhlak (Etika). II. Pembahasan A. Pengertian
1. Dari segi etimologi pengertian akhlak dalam Kamus Besar Indonesia
akhlak di artikan sebagai budi pekerti atau kelakuan. Dalam bahasa Arab kata akhlak (akhlaq) diartikan sebagai tabiat, perangai, kebiasaan, bahkan agama. Meskipun kata akhlak berasal dari bahasa Arab, tetapi kata akhlak tidak terdapat di dalam al Qur’an. Kebanyakan kata akhlak di jumpai dalam hadis. Satu-satunya kata yang ditemukan semakna akhlak dalam al Qur’an adalah bentuk tunggal, yaitu khuluq tercantum dalam surat al Qalam ayat 4;
Artinya : Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas budi
pekerti yang agung. Sedangkan hadis yang sangat populer menyebut akhlak adalah hadis riwayat malik;
Artinya : Bahwasanya aku (Muhammad) di utus menjadi rosul tak
lain adalah untuk menyempurnakan akhlak mulia. 2. Dari segi istilah menurut para ahli di antaranya menurut Prof. Dr. Ahmad Amin , ilmu akhlak (Etika) adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya di lakukan oleh setengah manusia kepada lainnya , menyatakan tujuan yang harus di tuju oleh manusia di dalam perbuatan merka dan menunjukan jalan untuk melakukan apa yang harus di perbuat. B. Ruang Lingkup
Bagaimana kita ketahui akhlak (etika) senantiasa berkembang sesuia
perkembangan ruang dan waktu yang melingkupi di mana manusia itu berada. Untuk lebih jelasnya di bawah ini penulis cantumkan periodisasi sejarah sebagaimna uraian dari Drs. Ahmad Charris Zubair; a. Periode abad ke 15-16 Humanisme , orientasi pada manusia. Renaissance membuat ”self confindennce ” untuk berprestasi. Humanisme melahirkan Ondividualisme dan Naturalisme. b. Individualisme, hal ini etika berarti tanggung jawab secara individual, dampaknya mendorong prestasi, kreativitas secara de facto, individualisme yang mendorong munculnya tokoh-tokoh ilmu pengetahuan dan bukan kolektivisme. Dampak negatifnya, individualisme mendorong egoistisisme (bukan manusia yang menjadi ukuran tetapi ”aku”) diri sendiri lebih penting daripada masyarakat. Dijiwai oleh semboyan ”stunggle for life”, ”survival of the fittest”, nampak dalam bidang sosial, politik dan ekonomi. 1. Naturalisme, manusia dianggap mempunyai kodrat yang ansich baik, yang harus di hargai dan menjadi ukuran. Dipakai sebagai titik tolak dalam bidang sosial, politik, hukum, ekonomi; di sini sudah ditaruh benih eteisme sehingga pada abad ke-18 timbul aliran-aliran yang bersifat ateistik, pada abad ke-19 muncul Marx, abad ke-20 Marleu Pounty, Sartre, dan sebagainya.
c. Peiode abad ke-17
Humanisme mendorong rasionalisme, empirisme. Manusia harus menggunakan rasio (akal budinya) untuk bisa menguasai dunia, rasio yang dilandasi empire (pengalaman) . Rasionalisme dan empirisme mendorong ilmu pengetahuan.
d. Periode abad ke-18
Mendorong lahirnya materialisme dan possitivisme. 1. Materialisme, penghargaan besar terhadap materi, manusia di dorong untuk mengadakan materi . Orientasi pada materi berarti juga mengingkari hal-hal yang bersifat immateri. 2. positivisme, mendorong pada perhitungan kuantitatif, menerjemahkan sesuatu secara kuantitatif . Ilmu Pengetahuan Alam maju, sehingga pada abad ke -19 timbul Ilmu Pengetahuan Sosial yang berorientasi pada positivisme. e. Periode abad ke-19 Timbul reaksi sosialisme dari Karl Marx (Marxisme) timbul Neo- Positivisme dan kemudian ateisme. 1. Ateisme : suatu orientasi yang mempertanggungjawabkan bahwa sikap dirinya adalah eteis. 2. Marxisme: ateisme untuk membebaskan manusia dari kesengsaraan , Ateisme dari Marx adalah humanisme. 3. Neo-Positivisme: positivisme yang di bantu oleh hasil teknologi yang ada pada waktu itu. Neo-Positivisme berkembang ke arah Sceintisme, di luar ilmu berarti tidak ada kebenaran ( ateisme ilmiah).
f. Periode abad ke-20
Timbul materialisme modern yang di dukung oleh teknologi maju. Dampak yang nampak , justru materialisme inilah yang membuat manusia sebagai penguasa yang bersifat serakah terhadap dunia. C. Urgensi Ilmu Akhlak (Etika) Urgensi ilmu akhlak dalam kehidupan bermasyarakat dari masa ke masa dan dari berbagai lingkungan kehidupan sangat pegang peranan penting, karena manusia sebagai makhluk satu sama lain baik sesama manisia , waktu maupun lingkungan alam sekitarnya yang tidak lepas dari berbagai permasalahan sebagai akibat dari interaksi di antara mereka sesama manusia maupun sitiasi dan kondisi yang ada, hal ini di perlukan sekali adanya norma yang disepakati dalam mengatur kehidupan sehari-hari . Norma tersebut baik yang secara formal maupun konfensional akan axis sebagai konsekuensi dari interaksi sesama makhluk yang memerlukan kehidupan yang teratur dan terpuji. Sesuai dengan tujuan ilmu akhlak untuk mengetahui perbedaan-perbedaanerngai manusia yang baik dan buruk,agar manusia dapat memegang dengan perangai-perangai yang baik dan menjauhkan diri dari perangai-perangai yang jahat, sehingga tercipta lah tata tertibdalam pergaulan masyarakat dimana tidak ada benci membenci, curiga mencurigaiantara satu dengan yang lain, di mana tidak ada perkelahia, persengketaan dan tidak ada pukul memukul antara sesam ahamba Allah yang hidup di muka bumi ini. III. Penutup A. Kesimpulan Dengan uraian tersebut di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa sesuatu dengan perkembangan kehidupan manusia yang di pengaruhi perkembangan zaman dan lingkungannya. Maka akhlak pun mengalami perubahan . Urgensi ilmu akhlak di perlukan dalam rangka menyelaraskan norma-norma pendidikan sesuai zaman dan tempatnya B. Kata Penutup Demikianlah makalah yang sangat sederhana ini, penulis berharap semoga bermanfaat bagi kita. Saran dan kritik kami harapkan demi perbaikan selanjutnya, tak lupa di ucapkan terimakasih. DAFTAR PUSTAKA Zubair, Ahmad Kharis, Kuliah Etika, Ed 1, Cet 3. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada , 1995 Betens, K, Etika , Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1993 Amin, Ahmad , Etika (Ilmu Akhlak), Cet 8, Jakarta: Bulan Bintang 1995 Riski, A, ”Urgensi Akhlak Terhadap Sesama Manusia” <Http://riski agustriana.blogspot.com/2010/01/urgensi-akhlak-terhadap- sesama-manusia.html> Basir,H, ”Al Karimah Pengertian dan Ruang Lingkupnya” <Http://basir-hamimi.blogspot.com/2010/03/akhlak-al- karimah-pengertian-dan-ruang.html>