Anda di halaman 1dari 2

NAMA : Vicensa Gerosa Rachel Ananta

NIM : 21711
MATA KULIAH : Pendidikan Pancasila
DOSEN PENGAMPU : Gregorius Daru Wijoyoko, M.Si
HARI/TANGGAL : Jumat, 22 Oktober 2021

Kasus no.1

Penolakan Alat Bantu Medis untuk Melanjutkan Hidup karena alasan keyakinan/Iman.

seorang anak berusia 12 tahun mengidap penyakit Myeloid Leukimia yang mengharuskan
ia untuk melakukan kemoterapi dan transfuse darah. tetapi dalam keyakinannya menolak
transfusi darah dari orang lain apalagi dari orang yang berbeda keyakinan. dilema
bioetikanya yaitu Perawatan kemoterapi disertai transfusi darah memungkinkan LDK
untuk sembuh akan tetapi hal ini menentang imannya. Di sisi lain, penolakan terhadap
perawatan transfusi darah beresiko membuat LDK kehilangan nyawanya. lalu
pertanyaannya Apa yang harus dilakukan oleh tim dokter? Apakah mereka harus
memaksakan perawatan dengan transfusi darah demi keselamatan nyawa LDK?
pertimbangan bioetika menurut saya tidak setuju karena…

LDK adalah seorang pasien berusia 12 tahun yang menderita penyakit Myeloid
Leukimia yang parah. Hasil analisis dokter mengatakan bahwa terapi yang paling sesuai
untuk pasien LDK ini adalah kemoterapi yang disertai dengan transfusi darah teratur dan
tidak ada alternatif lain.

Permasalahannya, LDK ini mempunyai keyakinan tertentu (Yehovah) yang menolak


transfusi darah dari orang lain. Apalagi darah dari orang yang berbeda keyakinan dari dia.
Tim Dokter konsultasi dengan keluarga LDK. Keluarga LDK juga mendukung keputusan
tim dokter untuk melakukan transfusi darah terhadap anak mereka.

Dengan demikian, dilema Bioetika jelas: Perawatan kemoterapi disertai transfusi darah
memungkinkan LDK untuk sembuh akan tetapi hal ini menentang imannya. Di sisi lain,
penolakan terhadap perawatan transfusi darah beresiko membuat LDK kehilangan
nyawanya.

Pertanyaan : Apa yang harus dilakukan oleh tim dokter? Apakah mereka harus
memaksakan perawatan dengan transfusi darah demi keselamatan nyawa LDK?
Pertimbangan Bioetika:
1.1 Tidak! Alasan : LDK, meskipun baru berusia 12 tahun, mempunyai hak untuk
memegang teguh iman spiritualnya. Apalagi prosesdur medis harus disetujui oleh pihak
keluarga. Dalam hal ini, pihak keluarga sudah menolak transfusi darah.
1.2 Iya! Alasan : Tugas Tim Medis adalah menolong pasien untuk hidup. Apalagi LDK
masih 12 tahun dan belum dewasa. Ada kemungkinan dia akan menyesali keputusannya
ketika dibuat dalam keadaan sakit dan belum dewasa.

Catatan dari Pengadilan:


Kasus ini sungguh-sungguh terjadi, dan pengadilan memutuskan bahwa Rumah Sakit
tidak berhak meneruskan perawatan terhadap LDK dengan dasar bahwa LDK berhak
untuk memilih cara perawatan terbaik yang sesuai dengan keyakinan individu dan
spiritualnya. Setiap orang akan meninggal. Meninggal dengan membela keyakinan
spiritual adalah hal manusiawi yang harus dihargai.

Anda mungkin juga menyukai