com 1
BAB I
PENDAHULUAN
ini menuntut moralitas dan paham kebangsaan yang tinggi, sebab ilmu dan
pengetahuan yang tidak dibarengi dengan tingkat keimanan dan moralitas yang
memanusiakan manusia. Banyak orang memiliki kecerdasan yang luar biasa dan
prestasi yang gemilang secara akademik namun tidak memberikan manfaat yang
Tidak sedikit kasus amoral terjadi yang dilakukan oleh anak-anak usia
sekolah maupun oleh para ilmuwan, baik melalui layar televisi maupun media
sebagainya. Hal ini menggambarkan bahwa pendidikan yang dilakukan selama ini
Pelajaran Agama dan PPKn serta pesan-pesan moral yang disampaikan oleh
guru di depan kelas, tidak mampu menjiwai setiap gerak langkah siswa dalam
dianggap sebagai pelajaran tambahan yang harus dihapal, kemudian ditagih disaat
Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 2
ujian. Setelah ujian selesai, materi itupun segera menghilang tanpa bekas. Yang
lebih parah lagi, sekolah kita selama ini terkesan sebagai lembaga pengekangan,
tidak ubahnya seperti penjara, dimana anak-anak didik dikekang dengan aturan
yang serba ketat dan materi pelajaran yang begitu padat. Hampir tidak ada
gagasan ataupun ide yang berasal dari siswa dapat berkembang dan menjadi
mereka mau mengatakan “hore… kita sudah bebas dan lepas dari semua
Apabila situasi ini dibiarkan, maka bisa jadi masyarakat kita akan menjadi
masyarakat yang rusak, masyarakat yang tidak memiliki nilai-nilai budaya yang
Masyarakat yang cerdas dari sisi keilmuan, namun tidak memiliki kemampuan
untuk mengerti dan memahami orang lain bahkan masyarakat yang tidak tahu dari
mana asalnya. Di sinilah kita akan melihat masyarakat kita pada kondisi yang
sangat memperihatinkan, karena jauh dari nilai-nilai agama dan budaya yang ada.
Untuk itu, peranan guru sangat besar dalam menanamkan nilai-nilai Ilahiah
memberikan ruang gerak yang lebih luas kepada siswa untuk mampu memahami
diri dan orang lain disekitarnya serta mampu memahami dan menjiwai ajaran-
siswa memulai proses belajar, memimpin siswa agar hasil proses belajar sesuai
yang memungkinkan siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Hal ini dapat
dilakukan oleh para guru mulai dari pemilihan metode pembelajaran yang sesuai
antisipatif para guru Agama dan PPKn dalam praktek pembelajaran untuk
pemahaman siswa dewasa ini masih belum optimal. Hal ini, tampak terjadi mulai
dari bangku pendidikan formal yang paling rendah hingga perguruan tinggi.
Semua ini diduga sebagai salah satu faktor penyebab rendahnya kualitas dan
kuantitas proses dan produk pembelajaran Agama dan PPKn. Kualitas proses
pembelajaran Agama dan PPKn dapat dilihat dari pelaksanaan pembelajaran yang
tidak lebih dari kegiatan pembelajaran yang bersifat rutinitas, dimana materi
sebagai syarat kelulusan ujian sekolah yang materi ajarannya harus dihafal sesuai
dengan buku teks. Hasil pembelajaran ini, jelas tidak memberikan arti apa-apa
dalam pembangunan moral dan mental siswa sebagaimana yang diharapkan dalam
tujuan pembelajaran.
merupakan inti dari proses pendidikan formal di sekolah yang di dalamnya terjadi
dikelompokkan dalam tiga kategori utama yaitu: guru, isi materi, dan siswa.
Interaksi antara ketiga komponen utama tersebut melibatkan sarana dan prasarana
seperti: model dan metode pembelajaran yang digunakan, media, dan penataan
Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 4
Rendahnya prestasi belajar siswa dalam bidang Agama dan PPKn yang
pengetahuan dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke pikiran siswa.
Dengan asumsi itu para guru memfokuskan diri pada upaya mentransfer
survey dan wawancara dengan beberapa orang guru yang mengajar Agama dan
selama ini pada umumnya lebih banyak dilakukan dengan metode ceramah. Ada
pembelajaran Agama dan PPKn yang ada di sekolah sangat terbatas, dan kedua
Guru memahami pendidikan Agama dan PPKn hanya sebagai bidang ilmu
Agama dan PPKn dengan bercerita tentang isi buku Agama dan PPKn.
tanya jawab, diskusi, eksperimen, karya wisata, bermain peran, demonstrasi, dan
Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 5
proyek (Subagia, 2001). Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran Agama dan
baik dilakukan guru maupun siswa agar terjadi proses belajar mengajar yang
kondusif (Joyce & Weil, 1980). Agar penciptaan lingkungan ini mencapai hasil
yang optimal, guru harus memahami berbagai konsep dan teori yang bertalian
dengan proses belajar mengajar, dan selanjutnya pemahaman tentang hal ini dapat
dipraktekkan dalam kegiatan praktis yaitu mengajar (Ali, 2000). Setiap proses
belajar mengajar menuntut upaya pencapaian suatu tujuan tertentu. Setiap tujuan
menuntut pula suatu model bimbingan untuk terciptanya situasi belajar tertentu.
Menurut Arends (1997) dalam suatu proses belajar mengajar, tidak ada
suatu model ataupun metode pembelajaran yang paling baik. Untuk itu, guru
hendaknya perlu menguasai dan dapat menerapkan berbagai model dan metode
guru dapat memilih metode yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu.
Dengan padatnya isi materi pelajaran akan sangat menyita waktu siswa untuk
bila hanya menggunakan seluruh jam pelajaran yang ada untuk tiap mata
pelajaran, hal itu tidak akan mencukupi tuntutan luasnya pelajaran yang
Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 6
pengetahuan & keterampilan yang harus dimiliki, dengan cara menentukan (a)
keterampilan bernilai tinggi yang harus dipelajari; dan (c) cara menerapkan
menentukan: (a) jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas; (b)
dengan kemampuan kognitif, sosial dan afektif yang hendak dicapai; dan (d) jenis
tugas yang berkaitan langsung dengan upaya perbaikan mutu; dan 3) menyusun
kriteria keberhasilan (Setiyono, 2006 dalam Tirta dan Gani, 2007; 96).
yang paling tradisional, cara mengajar dengan ceramah dapat dikatakan juga
sebagai teknik kuliah, merupakan suatu cara mengajar yang digunakan untuk
persoalan serta masalah secara lisan (Ahmadi dan Prasetya, 1997:137). Guru
tidak melakukan ceramah. Demikian juga dengan siswa, mereka akan belajar
manakala ada guru yang memberikan materi pelajaran melalui ceramah, sehingga
guru ada yang berceramah berarti ada proses belajar dan tidak ada guru berarti
sebenarnya bersifat teacher center, pengajaran ini menuntut guru untuk menjadi
model yang baik bagi siswanya (Kardi, 2000). Metode ceramah dirancang secara
dan deklaratif dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah.
adalah: 1) Tahap persiapan, pada tahap ini guru merumuskan tujuan yang ingin
mempersiapkan alat bantu; 2) Tahap pelaksanaan, pada tahap ini ada tiga langkah
ceramah.
pemberian tugas dan metode ceramah bermedia terhadap prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran Agama dan PPKn di SMPN 1 Suralaga dan SMPN 1
B. Identifikasi Masalah
Proses dan hasil pembelajaran Agama dan PPKn dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal. Faktor internal siswa meliputi kondisi fisiologis dan
kebugaran fisik, dan kondisi panca indera, sedangkan aspek psikologis meliputi
Faktor eksternal siswa dapat berupa faktor keluarga, sekolah, masyarakat, dan
lingkungan sosial lainnya. Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas
4. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Agama dan PPKn belum bisa
sekolah/lingkungan masyarakatnya.
yang bermutu/berkualitas dari segi fasilitas dan sumber daya sangat minim.
C. Batasan Masalah
dan kemampuan peneliti, maka penelitian ini dibatasi pada perbedaan hasil belajar
Agama dan PPKn sebagai akibat penerapan metode pemberian tugas dan metode
ceramah bermedia.
D. Rumusan Masalah
berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas VIII pada
Sukamulia?
2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Agama
dan PPKn antara yang diajar dengan metode pemberian tugas dan yang
E. Tujuan Penelitian
hasil belajar siswa pada mata pelajaran Agama dan PPKn karena pengaruh metode
tugas dan ceramah bermedia terhadap hasil belajar siswa kelas VIII pada
Sukamulia
Agama dan PPKn antara yang diajar dengan metode pemberian tugas dan
F. Manfaat/Kegunaan Penelitian
Secara umum ada dua manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini.
ceramah bermedia yang teruji secara empirik keunggulan dan kelayakannya akan
perubahan mental. Manfaat lain yang diharapkan secara praktik dalam penelitian
ini adalah memberikan ruang kepada siswa untuk melakukan perubahan sekaligus
sekolah lebih mendominasi aktivitas mendengar dan mencatat akibat dari metode
yang diterapkan guru berupa “tutur dan kapur”. Namun belajar dengan fasilitas
jawab belajar dari dominasi guru, menjadi sepenuhnya pada diri siswa.
masalah belajar Agama dan PPKn yang dialami siswa SMP di sekolah. Masalah
dan memahami situasi dan kondisi sosial lingkungan hidup mereka sehari-hari
sebagai akibat dari tidak tersentuhnya kesadaran pribadi dan kolektif siswa dalam
proses pembelajaran di sekolah. Hal ini juga berakibat pada kurangnya rasa
Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 11
bagi siswa untuk dapat memahami lingkungan sosial mereka baik dalam lingkup
yang kecil (keluarga) dan pada lingkup yang lebih luas (masyarakat dan negara).
dapat berguna bagi guru khususnya guru Agama dan PPKn di SMP dalam
secara penuh dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat
kurikulum pembelajaran.
G. Asumsi Penelitian
Dari beberapa teori (das sein) dan kenyataan yang terjadi di lapangan
lebih monoton (satu arah) atau dapat dikatakan pembelajaran Agama dan PPKn
yang dilakukan oleh guru selama ini sifatnya masih teacher centered (berpusat
Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 12
pada guru) siswa hanya duduk, diam, mencatat lalu mengulang-ulang kembali
Padahal bila dilihat dari sisi siswa sendiri, mereka (siswa) sebenarnya sudah
oleh guru sesuai dengan materi/bahan ajar yang diberikan di kelas, dengan
Tentunya, kemampuan awal dan hasil belajar siswa juga sangat beragam
tergantung pada konteks lingkungan sosial yang tempatinya, keberagaman ini juga
akan menentukan tingkat penguasaan bahan ajaran. Namun, bukan berarti siswa
yang memiliki kemampuan lebih akan memiliki kesempatan yang lebih besar
dalam proses belajar mengajar daripada siswa yang memiliki kemampuan rendah.
Semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan diri dan
Penelitian yang akan dilakukan ini mencakup proses dan hasil belajar
dibatasi pada metode penugasan dan metode ceramah bermedia pada siswa kelas
VIII SMP Negeri 1 Suralaga dan SMP Negeri 1 Sukamulia. Penerapan kedua
variabel penelitian yang terlibat dalam penelitian ini, maka berikut diuraikan
1) Variabel Terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Agama Islam (Y1) dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn
(Y2)
2) Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode penugasan yang dikenakan
1. Metode Penugasan
berbasis kompetensi dan kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah yang bersifat
divergent. Yaitu suatu tugas yang dapat dikerjakan dengan menggunakan berbagai
aletrnatif jawaban, atau tidak hanya mengandalkan pada satu jawaban benar saja.
pengetahuan & keterampilan yang harus dimiliki, dengan cara menentukan (a)
Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 14
keterampilan bernilai tinggi yang harus dipelajari; dan (c) cara menerapkan
diberikan dengan kemampuan kognitif, sosial dan afektif yang hendak dicapai;
dan (d) jenis tugas yang berkaitan langsung dengan upaya perbaikan mutu;
guru sebagai pentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa didik, namun dalam
hal ini dibarengi dengan penggunaan alat bantu (media) pembelajaran berupa
dengan satuan nilai yang diperoleh siswa selama proses pembelajaran Agama
tertentu. Hasil belajar ini akan diukur dengan menggunakan tes awal dan tes
materi pelajaran PPKn yang dinyatakan oleh skor yang diperoleh siswa dalam
tes akhir (post test) yang diukur dengan tes prestasi belajar sains, dan data
BAB II
LANDASAN TEORETIK
sikap tertentu dari guru kepada peserta didik. Raka Joni (1986: 3) merumuskan
ingin dicapai, guru dan peserta didik yang memainkan peranan senada dalam
konsep utama, menghargai sudut pandang siswa, dan menilai hasil belajar siswa,
(McLaughin dan Vogt, dalam Dantes, 2004). Selanjutnya, Von Glaserfield (1989)
melibatkan penemuan dari realitas ontologi. Oleh karena itu, kerangka belajar
pengetahuan awal dan pengalamannya, Driver & Bell (dalam Kariasa dan Suastra,
2005).
sebagai filosofi pendidikan mutakhir menganggap semua peserta didik mulai dari
sendiri tentang lingkungan dan peristiwa atau gejala alam di sekitarnya, meskipun
kebenaran. Hal ini terkait dengan pengetahuan awal yang sudah terbangun dalam
memulai pelajaran dari “apa yang diketahui siswa”. Guru tidak dapat
mendoktrinasi gagasan yang ada di dalam pikirannya supaya peserta didik mau
mengganti dan memodifikasi gagasan mereka sesuai dengan keinginan sang guru.
Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 18
Dengan demikian, arsitek peubah gagasan peserta didik adalah peserta didik itu
tersebut dengan (1) membuat informasi bermakna dan relevan bagi siswa, (2)
(3) menyadarkan agar siswa menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.
yaitu: (1) pengaktifan pengetahuan yang sudah ada, (2) pemerolehan pengetahuan
(validasi) dan atas dasar tanggapan itu konsep tersebut direvisi dan
kondisi belajar yang sesuai dengan filosofi kontruktivisme antara lain; (1) diskusi
gagasan, (2) pengujian, dan penelitian sederhana, (3) demonstrasi, dan peragaan
prosedur ilmiah, (4) kegiatan praktis lain yang memberi peluang, peserta didik
2002).
Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 19
Menurut Suparno (1997: 66), agar peran dan tugas guru dapat berjalan
optimal, diperlukan beberapa kegiatan yang perlu dikerjakan dan juga beberapa
1. Guru perlu banyak berinteraksi dengan siswa untuk lebih mengerti apa
yang sudah mereka ketahui dan pikirkan
2. Tujuan dan apa yang akan dibuat di kelas sebaiknya dibicarakan
bersama sehingga siswa sungguh terlibat
3. Guru perlu mengerti pengalaman belajar mana yang lebih sesuai
dengan kebutuhan siswa
4. Diperlukan keterlibatan dengan siswa yang sedang berjuang dan
kepercayaan terhadap siswa bahwa mereka dapat belajar
5. Guru perlu mempunyai pemikiran yang fleksibel untuk dapat mengerti
dan menghargai pemikiran siswa, karena kadang siswa berpikir
berdasarkan pengandaian yang tidak diterima guru.
harus melihat mereka bukan sebagai lembaran kertas putih kosong atau tabula
rasa. Bahkan anak SD kelas 1 pun telah hidup beberapa tahun dan menemukan
suatu cara yang berlaku dalam berhadapan dengan lingkungan hidup mereka.
mereka tidak dapat berkata lebih daripada “ ini adalah jalan terbaik untuk situasi
ini, ini adalah jalan terefektif untuk soal ini sekarang” Von Glasersfeld (dalam
Suparno, 1997).
didik memiliki gagasan atau pengetahuan awal yang sudah terbangun dalam
wujud skemata. Dari pengetahuan awal dan pengalaman yang ada peserta didik
sebagai suatu rencana atau pola yang dapat digunakan membentuk kurikulum,
dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para
berbasis kompetensi dan kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah yang bersifat
divergent. Yaitu suatu tugas yang dapat dikerjakan dengan menggunakan berbagai
aletrnatif jawaban, atau tidak hanya mengandalkan pada satu jawaban benar saja.
pengetahuan & keterampilan yang harus dimiliki, dengan cara menentukan (a)
keterampilan bernilai tinggi yang harus dipelajari; dan (c) cara menerapkan
menentukan: (a) jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas; (b)
dengan kemampuan kognitif, sosial dan afektif yang hendak dicapai; dan (d) jenis
tugas yang berkaitan langsung dengan upaya perbaikan mutu; dan 3) menyusun
kriteria keberhasilan (Setiyono, 2006 dalam Tirta dan Gani, 2007; 96).
Metode penugasan ini dapat berbentuk tugas di kelas (lembar kerja), tugas
proyek, tugas portofolio, tugas rumah dan lain-lain. Penugasan yang bersifat
divergent ini akan mendorong peserta didik untuk berpikir kreatif. Hanya
sayangnya penugasan seperti ini belum banyak dirancang oleh para guru. Sebagai
akibatnya para lulusan kurang luwes dalam menyikapi berbagai persoalan, karena
seolah-olah segala persoalan yang ada hanya bisa didekati dengan satu
penyelesaian saja.
1. Tugas Kelas
bentuk Lembar Kerja Siswa (LKS), quiz dan tugas-tugas lainnya. Melalui
tugas ini diharapkan guru bisa mengetahui sejauh mana para siswa telah
sebagai feedback bagi para siswa, sebab dengan mengerjakan tugas, mereka
yang dihadapi. Pada saat inilah sebenarnya peran guru sebagai motivator dan
2. Tugas Proyek
waktu tertentu. Tugas ini harus diselesaikan di luar kelas, dan bila
memungkinkan bisa diselesaikan di dalam kelas (bila hal-hal yang pokok telah
3. Tugas Rumah
Tugas rumah atau dikenal sebagai pekerjaan rumah (PR). Tugas rumah
ini biasanya merupakan pengayaan dari pelajaran yang telah diajarkan pada
satu kali tatap muka, yang berupa beberapa soal sebagai latihan. Tugas rumah
4. Tugas Portofolio
didik, baik dalam bentuk CD, cassette, print-out, file, metode, foto dan lain-
lain yang disimpan dalam file atau folder. Karena kemampuan tugas portofolio
Jenis-jenis Portofolio
koleksi, dan c) portofolio penilaian (Setiyono, 2004 dalam Tirta dan Gani,
2007; 101). Harapannya dengan mengenal metode-mode ini para guru bisa
Portofolio Pameran
Portofolio jenis ini berupa sekumpulan hasil karya peserta didik yang
pajangan untuk dipamerkan kepada publik. Di negara maju seperti Inggris dan
diakhir waktu tertentu (akhir semester). Pada saat pameran para siswa diberi
karya seni dan sastra, maupun dalam bentuk karya-karya ilmiah lainnya. Para
Portofolio Koleksi
Portofolio koleksi berisi kumpulan hasil karya siswa yang terkait dengan
tugas-tugas harian. Untuk itu, portofolio jenis ini lebih bersifat formatif.
Mengingat fungsi dan sifatnya yang spesifik tersebut, maka guru dapat
anak. Agar portofolio ini benar-benar memberikan hasil yang otentik, guru
isinya menunjukkan proses perkembangan draft awal dari suatu karya, outline,
Portofolio Penilaian
Portofolio jenis ini tidak saja memfokuskan pada refleksi proses tetapi juga
siswa, maka portofolio ini harus berisi produk akhir yang dilengkapi dengan
sekumpulan bukti proses, penilaian sendiri oleh siswa, penilaian guru, dan
kesimpulan tentang proses dan hasil karya siswa. Dengan demikian portofolio
penilaian dapat digunakan oleh guru sebagai alat penilaian (sebagai fungsi
sumatif) dan sekaligus juga dapat digunakan untuk membantu siswa dalam
Dari uraian di atas, dapat dilihat bahwa metode penugasan akan memberikan
Sedangkan dampak pengiring yang didapat dari metode ini berupa keterampilan
oleh guru dalam pembelajaran, metode ini juga termasuk dalam lingkup
behavioristik.
pembelajaran yang terpusat pada guru (teacher center). Dalam pembelajaran ini
peran guru sangat dominan. Guru dituntut agar dapat menjelaskan materi ajar
dengan baik dan memberi petunjuk mengenai hal-hal yang akan dilakukan oleh
S-R adalah kebutuhan dan stimulus kemudian muncul respon. Unsur yang paling
pelajaran melalui respons yang diberikan dalam tugas itu. Proses S-R dapat
S R
Hubungan langsung (koneksi)
(Dantes, 1999)
memenuhi kebutuhan ini. Kedua, unsur stimulus, siswa diberikan stimulus yang
diterimanya dengan jalan melakukan suatu tindakan yang dapat dilihat. Keempat,
unsur penguatan (reinforcement), unsur ini diberikan kepada siswa agar siswa
menimbulkan respons.
reinforsemen pada para siswa dalam mendekati perilaku akhir yang diinginkan
dinyatakan Hartley dan Davies (dalam Soekamto, 1997: 19) banyak dipakai, di
antaranya: (1) materi pelajaran dibentuk dalam unit-unit kecil dan diatur
berdasarkan urutan yang logis sehingga siswa mudah mempelajarinya, (2) dalam
proses belajar siswa ikut berpartisipasi aktif di dalamnya, (3) tiap-tiap respons
perlu diberi umpan balik secara langsung sehingga siswa dapat segera mengetahui
apakah respons yang diberikan telah benar atau belum, (4) setiap kali siswa
pembelajaran langsung antara lain, guru mengawali pelajaran dengan tujuan dan
yang diberikan oleh guru secara langsung. Fase persiapan dan motivasi yang
tertentu yang diberikan oleh guru. Pelajaran ini termasuk juga pemberian
kesempatan kepada siswa untuk melakukan pelatihan dan pemberian umpan balik
Ada beberapa alasan mengapa metode ceramah sering digunakan oleh para
untuk menjelaskan materi ajar dengan baik dan memberi petunjuk mengenai hal-
hal yang akan dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran dengan
pesan (guru), komponen penerima pesan (siswa), dan komponen pesan itu sendiri
yang disampaikan guru tidak dapat diterima oleh siswa dengan optimal, artinya
tidak seluruh materi pelajaran dapat dipahami dengan baik oleh siswa; lebih para
lagi siswa sebagai penerima pesan salah menangkap isi pesan yang disampaikan.
Untuk menghindari semua itu, maka guru dapat menyusun strategi pembelajaran
media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk
mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan
sebagainya. Namun demikian, media bukan hanya berupa alat atau bahan saja,
medium conceived is any person, material or event that establishs condition wich
Jadi menurut Gerlach dan Ely, secara umum media itu meliputi orang,
dalam pengertian ini media bukan hanya alat perantara seperti tv, radio, slide,
bahan cetakan, tetapi meliputi orang atau manusia sebagai sumber belajar atau
juga berupa kegiatan semacam diskusi, seminar, karya wisata, simulasi, dan lain
belajar bagi siswa, Edgar dan Dale melukiskannya dalam sebuah krucut yang
Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 31
Abstrak Verbal
Lambang Visual
Visual
Radio
Film
Televisi
Televisi
Konkrit Karyawisata
Demonstrasi
Pengalaman langsung
gambaran bahwa pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat melalui proses
perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses mengamati dan
hanya mengandalkan bahasa verbal, maka semakin sedikit pengalaman yang akan
diperoleh siswa.
Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 32
dalam sistem proses belajar mengajar mempunyai fungsi yang sangat penting,
sebab tidak semua pengalaman belajar dapat diperoleh secara langsung. Dalam
D. Prestasi Belajar
Salah satu tugas dari seorang guru adalah mengadakan evaluasi. Evaluasi
bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa, salah satunya adalah prestasi
belajar siswa. Informasi ini sangat berguna untuk memperjelas sasaran dalam
pembelajaran
Prestasi belajar adalah suatu kemampuan aktual yang dapat diukur secara
langsung dengan tes. Raka Joni (1977:26) mengemukakan bahwa prestasi belajar
merupakan hasil perubahan tingkah laku yang meliputi tiga ranah yaitu: kognitif,
ditetapkan pada setiap bidang studi. Gambaran prestasi belajar siswa dapat
Prestasi belajar merupakan hasi dari suatu usaha, kemampuan, dan sikap siswa
Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 33
indikator berupa nilai rapor, indeks prestasi studi, angka kelulusan, dan predikat
pengertiannya satu dengan yang lain saling melengkapi. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa prestasi belajar merupakan kemampuan aktual yang dapat diukur
yang dicapai oleh siswa sebagai hasil dari proses belajar di sekolah.
Dalam penelitian ini, prestasi belajar diartikan sebagai tes prestasi terbatas
pada ranah kognitif saja. Menurut Benjamin S.Bloom, ranah kognitif terdiri dari:
yang berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap, serta nilai-nilai dapat diukur
tinggi rendahnya dengan jalan memberi tugas-tugas kepada siswa yang relevan
dengan sasaran yang diinginkan. Hasil belajar yang diperoleh siswa dalam suatu
mata pelajaran dinyatakan dalam bentuk nilai yang disebut prestasi belajar.
E. Kerangka Berpikir
pada pelajaran Agama dan PPKn merupakan tingkat penguasaan siswa terhadap
materi yang diajarkan dalam pembelajaran Agama dan PPKn. Prestasi belajar
siswa merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan proses pembelajaran. Prestasi
telah ditetapkan. Itu sebabnya prestasi belajar menjadi bagian tidak terpisahkan
Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Agama Islam dan PPKn
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti: interaksi yang terjadi di dalam kelas,
model dan metode pembelajaran serta media yang digunakan guru, sarana dan
prasarana yang tersedia, kemampuan siswa, dan sebagainya. Ini berarti bahwa
model dan metode pembelajaran dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran Agama Islam dan PPKn. Model dan metode pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik materi ajar dan situasi kelas memungkinkan dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. Sehubungan dengan itu seorang guru selalu
terjadi dilingkungan masyarakat siswa sebagai bahan atau materi ajar yang
disesuaikan dengan materi ajar yang ada dalam buku teks. Metode pemberian
pelajari melalui suatu proses tahap-tahap baik yang dilakukan secara individual
yang harus dimiliki, dengan cara menentukan (a) jenis pengetahuan dan
yang harus dipelajari; dan (c) cara menerapkan pengetahuan dan keterampilan
untuk assesmen kinerja, dengan cara menentukan: (a) jumlah waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas; (b) kompleksitas tugas yang diberikan; (c)
afektif yang hendak dicapai; dan (d) jenis tugas yang berkaitan langsung dengan
sehari-hari. Hal tersebut dapat membuat materi pelajaran menjadi lebih bermakna
Agama dan PPKn yang dilakukan sesuai dengan mengkaji gejala dan masalah-
bagaimana seorang guru agar dapat menjelaskan materi ajar dengan baik dan
dapat memberi petunjuk mengenai hal yang harus dilakukan oleh siswanya. Pada
siswa sebelumnya. Dalam hal ini guru hanya berusaha menyajikan atau
dapat dipahami oleh siswa. Hal ini mengakibatkan gagasan-gagasan yang dimiliki
belajar yang berbeda karena prestasi belajar merupakan hasil perubahan tingkah
laku dari apa yang diajarkan. Berdasarkan uraian di atas, diduga prestasi belajar
siswa yang mengikuti metode pembelajaran pemberian tugas lebih tinggi daripada
F. Hipotesis
teori serta didukung oleh kajian empirik yang relevan, hipotesis penelitian ini
1. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Agama dan
PPKn antara yang diajar dengan metode pemberian tugas dan yang diajar
2. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn yang diajar dengan metode
3. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Agama yang diajar dengan metode
pemberian tugas lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan
sebagai berikut.
H 0 : µM1 = µM 2
1.
H1 : µ M 1 ≠ µ M 2
H 0 : µ PPKn 1 ≤ µ PPKn 2
2.
H 1 : µ PPkn1 φ µ PPKn 2
Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 37
H 0 : µ Agama1 ≤ µ Agama 2
3.
H 1 : µ Agama1 φ µ Agama 2
Keterangan:
µM1 = Rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran Agama dan PPKn yang
µM 2 = Rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran Agama dan PPKn yang
µ PPKn1 = Rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn yang diajar
µ PPKn 2 = Rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn yang diajar
µ Agama1 = Rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn yang diajar
µ Agama2 = Rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn yang diajar
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
eksperimen tes awal tes akhir kelompok kontrol tanpa acak. Rancangan ini
dilakukan pada subyek kelompok tidak dilakukan acak (Sudjana dan Ibrahim,
2001: 44). Rancangan ini dipilih karena eksperimen dilakukan di kelas tertentu
dengan kelas yang telah ada. Dalam menentukan subyek untuk kelompok
yang telah ada. Dengan demikian randomisasi tidak bisa dilakukan. Dalam
terhadap kelas yang ada. Rancangan eksperimen ditunjukkan seperti Gambar 3.1
Eksperimen T1 X T2
Kontrol T1 _ T2
sampel penelitian sebelum perlakuan setara atau tidak. Untuk menguji hal ini
digunakan uji-t.
bermedia untuk kelompok kontrol. Kegiatan guru dan siswa untuk kedua metode
pembelajaran yang digunakan diiktisarkan dalam Tabel 3.1 dan Tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.1 Kegiatan Guru dan Siswa dalam Pelaksanaan Perlakuan Metode
Pemberian Tugas
No Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1 Mengidentifika 1. Menentukan jenis pengetahuan 1. Menuliskan jenis
si pengetahuan dan keterampilan yang pengetahuan dan
& keterampilan diharapkan keterampilan yang
yang harus 2. Menentukan dan akan dipelajari
dimiliki menyampaikan pengetahuan 2. Menuliskan prosedur
dan keterampilan bernilai tinggi yang diberikan guru
yang harus dipelajari 3. Menjawab
3. Menjelaskan cara menerapkan pertanyaan guru
pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
yang dipelajari dalam pengetahuan awal
kehidupan nyata di masyarakat yang mereka miliki
4. Menyajikan situasi yang saling
bertentangan.
5. Mengemukakan pertanyaan/
masalah yang dapat memotivasi
siswa untuk mengemukakan
pendapatnya
2 Merancang 1. Menentukan jumlah waktu yang 1. Bertanya kepada
tugas-tugas dibutuhkan untuk guru untuk
untuk assesmen menyelesaikan tugas menggali informasi
kinerja 2. Menyampaikan kompleksitas 2. Melakukan diskusi
tugas yang diberikan untuk merumuskan
3. Menyampaikan kesesuaian langkah-langkah
tugas-tugas yang diberikan penyelesaian
dengan kemampuan kognitif, masalah berkenaan
sosial dan afektif yang hendak dengan tugas yang
dicapai diberikan guru
4. Meminta siswa berusaha untuk 3. Menyampaikan
mengumpulkan data informasi langkah-langkah
sebanyak-sebanyaknya tentang penyelesaian
masalah yang mereka hadapi berkenaan dengan
5. Menyiapkan informasi yang tugas yang diberikan
dibutuhkan siswa guru.
6. Memeriksa tampilnya masalah
7. Menjawab pertanyaan siswa
8. Menetapkan langkah-langkah
penyelesaian masalah dari
jawaban siswa untuk dikaji
lebih lanjut
3 Menyusun 1. Membimbing dan mengarahkan 1. Siswa
kriteria siswa dalam menyusun kriteria mendiskusikan apa
Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 40
ini dilaksanakan agar hasil belajar Pendidikan Agama Islam dan hasil belajar
PPKn siswa dapat dinyatakan sebagai hasil perlakuan eksperiman dan hasil
(3) lokasi, (4) instrumen, (5) pengukuran, (6) sejarah, (7) kematangan, (8) sikap,
1. Karakteristik Subjek
setara dalam hal penyebaran siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan
2. Mortalitas
akibat alasan tertentu. Mortalitas dikontrol dengan absen yang ketat selama
perlakuan berlangsung.
3. Lokasi
mempengaruhi hasil penelitian. Lokasi ini terkontrol karena jumlah siswa untuk
kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama, demikian juga fasilitas
4. Instrumentasi
5. Pengukuran
Perbedaan prilaku yang ditunjukkan oleh tes awal dan tes akhir dapat
diakibatkan oleh kejadian di luar perlakuan. Tes awal dapat membuat siswa sadar
tentang apa yang akan dipelajari, membuat siswa lebih sensitif dan responsif
terhadap materi yang dipelajari. Pengaruh perbedaan prilaku ini dikontrol dengan
6. Sejarah
perlakuan eksperimen tetapi dapat mempengaruhi respon subjek, dalam hal ini
hasil belajar pendidikan agama Islam dan hasil belajar PPKn siswa. Faktor sejarah
acak.
7. Kematangan
dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama tetapi masih memenuhi persyaratan
8. Regresi
kesetaraan kelompok.
9. Implementasi
menggunakan pengajar yang setara untuk kedua kelompok baik dari segi
Kabupaten Lombok Timur. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII
langkah penentuan sampel adalah sebagai berikut: pertama, dari ...... kelas VIII
yang ada di SMPN 1 Suralaga dan SMPN 1 Sukamulia, dipilih dua kelas secara
random sebagai kelompok eksperimen dan kontrol. Kedua, dari dua kelas tersebut
dirandom lagi untuk mendapatkan mana kelompok yang akan dijadikan sebagai
penugasan) dan mana kelompok yang akan dijadikan sebagai kelompok kontrol
hasil undian yang menjadi kelompok eksperimen adalah Kelas .....dan yang
perbedaan rata-rata skor hasil tes kesetaraan kelompok digunakan uji-t (Sudjana,
− −
t=
x1 − x 2
1 1
S +
n n
1 2
2 2
(n1 − 1). s1 + (n2 − 1). s 2
S2 =
n +n1 2
−2
Keterangan:
_
X 1 = rata-rata skor hasil tes pada kelompok eksperimen
_
X 2 = rata-rata skor hasil tes pada kelompok kontrol
Kriteria pengujian: jika t-hitung < t-tabel pada derajat kebebasan n1 + n2 -2 dan
taraf signifikansi 5%, maka kelompok dinyatakan setara (tidak berbeda secara
signifikan).
Metode pengumpulan data dan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi: (1) hasil belajar
pendidikan agama Islam dan (2) hasil belajar PPKn yang dikumpulkan dengan
metode tes.
uji coba instrumen untuk menguji validitas item dan menghitung reliabilitas alat
ukur. Uji coba dilakukan dengan melibatkan siswa kelas VIII sebanyak 160 siswa
di SMPN 1 Selong.
1) Validitas Butir Tes Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam dan PPKn
Untuk mengetahui validitas butir tes hasil belajar digunakan korelasi point
( Xp − Xt ) p
rpbis =
SDt q
Keterangan :
Kriteria butir soal dalam kategori valid jika r pbis hitung > r pbis tabel pada
taraf signifikansi 5%. Tes hasil belajar diujicobakan terhadap 160 siswa kelas
VIII di SMPN 1 Selong. Setelah itu dianalisis dengan program Microsoft Excel
k SDt − ∑ ( pq )
2
KR – 20 =
k − 1
2
SDt
q = 1-p
Semua butir tes hasil belajar pendidikan agama Islam dan PPKn siswa
univariat. Kualifikasi dideskripsikan atas dasar skor rerata ideal (Mi) dan
simpangan baku ideal (SDi). Dengan menggunakan lima jenjang kualifikasi, maka
Tabel 3.3 Pedoman Konversi Kecendrungan Data Hasil Belajar siswa pada
Pelajaran Agama dan PPKn
No Kriteria Kualifikasi
Mi = rata-rata ideal
= 1
2 ( skor maksimum ideal + skor minimum ideal )
= 1
6 ( skor maksimum ideal – skor minimum ideal )
Dalam penelitian ini diasumsikan bahwa hasil belajar Agama (Y1) dan hasil
pengujian asumsi untuk mengetahui apakah data yang tersedia dapat dianalisis
dengan statisitik parametrik atau tidak. Berkaitan dengan statistik yang digunakan
untuk analisis data dalam penelitian ini maka uji asumsi yang dilakukan meliputi
uji normalitas, uji linieritas, uji homogenitas dan uji korelasi antar variabel
1) Pengujian Normalitas
Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 49
dari populasi yang berdistribusi normal, sehingga uji hipotesis dengan statistik
dapat dilakukan. Uji normalitas sebaran data menggunakan bantuan SPSS-10 for
Windows melalui Steam and leaf plot (Nurosis, 1990:74-75) dan uji Kolmogorov-
Smirnov.
diperoleh dalam Kolmogorov-Smirnov lebih dari 0,05 dan dalam hal lain sebaran
2) Pengujian Homogenitas
kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama.
menggunakan SPSS-10 for windows melalui uji Box’s M untuk uji homogenitas
secara bersama-sama dan dengan uji Levene’s untuk uji homogenitas secara
terpisah (Hair, at.all, 1998: 375). Keriteria pengujian: data memiliki matriks
varians-kovarian yang sama (homogen) jika signifikansi yang dihasilkan dalam uji
Box’s M dan uji Levene’s lebih dari 0,05 dan data tidak berasal dari populasi yang
homogen jika signifikansi yang dihasilkan dalam uji Box’ M dan uji Levene’s
Sebelum dilakukan uji korelasi terlebih dahulu dilakukan uji linieritas dan
uji regresi linier. Pengujian linieritas adalah untuk mengetahui bentuk hubungan
antara variabel dependent (terikat) dan idependent (bebas). Linieritas diuji melalui
adalah: (a) uji linieritas pada lajur Deviation from Linierity, jika angka
signifikansi yang dihasilkan lebih besar dari 0,05 maka dinyatakan bentuk
regresinya linier, (b) uji keberartian arah regresi pada lajur Linierity, jika
signifikansi yang dihasilkan lebih kecil dari 0,05 maka dinyatakan arah regresi
Uji regresi dilakukan melalui uji regresi linier sederhana melalui uji F.
∧
Persamaan regresi adalah Y = a + bX dengan:
a = konstanta
∧
Y = prestasi belajar siswa pada pelajaran Agama Islam dan PPKn
b = arah regresi
X = metode pembelajaran
belajar siswa pada pelajaran Agama Islam dan PPKn jika angka signifikansi yang
dihasilkan lebih kecil dari 0,05. Analisisnya dilakukan dengan bantuan program
pelajaran agama Islam dan PPKn dilakukan menggunakan bantuan SPSS10 for
Windows melalui uji korelasi Pearson. Kriteria pengujian: data berkorelasi jika
4) Uji Hipotesis
(satu jalur). Desain uji hipotesis yang akan dilakukan mengikuti tabel berikut.
Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 51
Keterangan:
A = Mata Pelajaran (A1 = Agama Islam; A2 = PPKn)
B = Metode Belajar (B1 = Pemberian Tugas; B2 = Ceramah Bermedia)
Y = Hasil Belajar
N
tot
( X ) − (∑ X )
∑∑
Antar B 2 2 ….. ….. ….. …… …..
B tot
nB N
( X ) − (∑ X )
∑∑
Inter AB 2 2 ….. ….. ….. …… …..
AB tot
− JK A − JK B
n AB N
Dalam
(∑ X ) 2 ….. ….. ….. …… …..
∑ X tot −∑
2 AB
n AB
Total
(∑ X ) 2 ….. ….. ….. …… …..
∑X −
2 tot
tot
N
Jika F hitung > F tabel, dengan derajat kebebasan (dk = a-1, N-a) dan taraf
Jika hasil uji ANAVA signifikan, artinya hipotesis pertama sudah terjawab bahwa
terdapat perbedaan, selanjutnya dilakukan uji lanjut dengan uji t-Scheffe untuk
− −
Xi− X j
ti− j = , dimana db t = db dalam
2 xMK d
n
Tolak H0 jika t hitung > t tabel dengan taraf kebebasan (dk = db dalam) dan taraf
signifikansi 5%. Sebaliknya terima H0 jika t hitung < t tabel dengan taraf
Hasil perhitungan dengan cara manual ini akan disandingkan dengan hasil
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI DATA
Data yang dideskripsikan dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa
pada pelajaran PPKn sebagai hasil perlakuan antara penerapan metode ceramah
Anova satu jalur (2x2 faktorial) sebagai alat analisis datanya. Oleh karena itu,
1 Deskripsi Data hasil belajar siswa pada pelajaran PPKn dan Agama di
SMPN 1 Suralaga
Kelompok A1 Kelompok A2
No
Y1 Y2 Y1 Y2
1 18 18 17 16
2 21 19 18 17
3 24 23 23 19
4 20 21 19 20
5 21 23 19 19
6 20 23 18 22
7 21 22 20 24
8 17 21 17 20
9 21 20 18 19
10 23 22 20 18
11 17 19 16 17
12 20 18 20 18
13 18 21 17 20
14 15 18 14 17
15 23 24 20 20
16 20 22 18 21
17 20 21 20 20
18 19 21 18 18
19 18 15 16 14
20 21 21 20 18
21 20 21 18 22
22 19 21 17 19
23 21 17 18 17
Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 54
24 19 23 18 21
25 21 18 20 16
26 18 17 15 18
27 20 21 17 20
28 25 26 24 24
29 20 21 18 19
30 18 22 21 21
31 20 21 18 19
32 18 20 19 18
33 21 21 20 19
34 18 16 19 16
N 34 34 34 34
Rata-
rata 19.85294 20.5 18.52941 19
SD 2.061661 2.36451 2.01863 2.201928
Varian 4.250446 5.590909 4.074866 4.848485
Keterangan:
Kelompok A1 Kelompok A2
No
Y1 Y2 Y1 Y2
1 17 20 16 19
2 20 20 18 17
3 21 24 20 20
4 23 23 21 21
5 19 23 16 20
6 15 23 15 19
7 16 25 15 23
8 23 22 19 20
9 20 20 16 19
10 16 22 15 20
11 17 19 15 17
12 20 18 20 18
13 18 21 15 20
14 15 18 14 17
15 22 24 20 20
16 20 22 18 21
Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 55
17 20 21 20 20
18 15 21 14 18
19 16 15 14 14
20 16 21 15 18
21 23 21 18 22
22 21 21 17 19
23 20 17 18 17
24 16 23 18 21
25 19 18 16 16
26 17 17 15 18
27 16 21 15 20
28 18 26 15 24
29 20 21 19 19
30 16 22 15 21
31 20 21 20 19
32 19 20 18 18
33 23 21 20 19
34 24 16 20 16
N 34 34 34 34
Rata-
rata 18.85294 20.79412 17.05882 19.11765
SD 2.687032 2.495808 2.228482 2.04146
Varian 7.220143 6.229055 4.966132 4.167558
B. Analisis Data
Variabel hasil belajar siswa pada pelajaran PPKn diukur dengan tes dengan
jumlah pertanyaan 26 butir soal, dengan skor minimum ideal = 0 dan skor
maksimum ideal = 26, sehingga diperoleh rata-rata ideal = 13, dan standar deviasi
ideal = 4.33. Berdasarkan rata-rata ideal dan standar deviasi ideal tersebut, skor
hasil belajar siswa pada pelajaran PPKn dapat diklasifikasikan sebagai tertera
3 (Mi - 0,5 SDi) s/d (Mi + 0,5 SDi ) 10,83 –15,16 Sedang
4 (Mi - 1,5 SDi) s/d (Mi - 0,5 SDi ) 6,51 – 10,83 Rendah
5 < (Mi - 1,5 SDi) <6,51 Sangat Rendah
Hasil pengukuran terhadap variabel hasil belajar siswa pada pelajaran PPKn
Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Skor hasil belajar Siswa pada
Pelajaran PPKn
Statistik Metode Pembelajaran
Pemberian Tugas Ceramah Bermedia
N 34 34
X 19.85 18.53
SD 2.06 2.02
SD2 4.25 4.07
mempunyai rata-rata 18,53. Hal ini berarti rata-rata hasil belajar siswa pada
pelajaran PPKn yang mengikuti metode pemberian tugas sangat tinggi dan rata-
rata hasil belajar siswa yang menggunakan metode ceramah bermedia tergolong
tinggi.
Hasil Pengukuran variabel hasil belajar siswa pada pelajaran PPKn untuk
1) Data hasil belajar pada Pelajaran PPKn Siswa yang mengikuti Metode
siswa yang mengikuti metode pemberian tugas mempunyai rata-rata 19,85 dan
simpangan baku 2,06. Hal ini berarti rata-rata hasil belajar siswa pada pelajaran
PPKn yang mengikuti metode pemberian tugas tergolong sangat tinggi, dengan
siswa yang mengikuti metode pemberian tugas adalah 18,75 dengan simpangan
baku 2.68 sedangkan hasil belajar siswa yang menggunakan metode ceramah
bermedia mempunyai rata rata 17,05 dan simpangan baku 2,23. Hal ini berarti
rata-rata hasil belajar siswa pada pelajaran PPKn yang mengikuti metode
pemberian tugas dan metode ceramah bermedia tergolong tinggi, dengan variasi
siswa yang mengikuti metode pemberian tugas adalah 20,79 dengan simpangan
baku 2.49 sedangkan hasil belajar siswa yang menggunakan metode ceramah
bermedia mempunyai rata rata 19,11 dan simpangan baku 2,04. Hal ini berarti
rata-rata hasil belajar siswa pada pelajaran Agama yang mengikuti metode
pemberian tugas dan metode ceramah bermedia tergolong tinggi, dengan variasi
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan terhadap kelompok data hasil belajar siswa pada
mata pelajaran PPKn dan Agama, yang diajarkan dengan Metode Pemberian tugas
dan Metode ceramah bermedia. Hasil uji normalitas disajikan pada Tabel 4.6.
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
X Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Y1 1.00 .171 34 .013 .952 34 .240
2.00 .162 34 .024 .948 34 .177
Y2 1.00 .231 34 .000 .951 34 .216
2.00 .119 34 .200* .968 34 .486
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Keterangan:
Y1, 1 = Data Hasil Belajar pada pelajaran PPKn untuk kelompok siswa
Y1, 2 = Data hasil belajar siswa pada pelajaran PPKn untuk kelompok
Y2, 1 = Data hasil belajar siswa pada pelajaran Agama untuk kelompok
Y2, 2 = Data hasil belajar siswa pada pelajaran Agama untuk kelompok
signifikansi yang lebih besar dari 0,05. Dengan demikian, secara keseluruhan
sebaran data hasil belajar siswa pada pelajaran PPKn dan Agama berdistribusi
normal.
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
X Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Y1 1.00 .150 34 .051 .920 34 .022
2.00 .205 34 .001 .875 34 .010**
Y2 1.00 .180 34 .007 .964 34 .418
2.00 .127 34 .181 .975 34 .663
**. This is an upper bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
yang lebih besar dari 0,05. Dengan demikian, secara keseluruhan sebaran data
hasil belajar siswa pada pelajaran PPKn dan Agama berdistribusi normal
2. Uji Homogenitas
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Y1 Based on Mean .000 1 66 .996
Based on Median .007 1 66 .933
Based on Median and
.007 1 65.871 .933
with adjusted df
Based on trimmed mean .003 1 66 .957
Y2 Based on Mean .251 1 66 .618
Based on Median .006 1 66 .939
Based on Median and
.006 1 63.937 .939
with adjusted df
Based on trimmed mean .211 1 66 .648
Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 60
perbedaan yang terjadi dalam uji hipotesis benar-benar berasal dari perbedaan
antara kelompok, bukan akibat dari perbedaan yang terjadi di dalam kelompok.
Uji homogenitas dilakukan terhadap kelompok data hasil belajar siswa pada
pelajaran PPKn dan Agama yang diajar dengan metode pemberian tugas dan
ceramah bermedia.
hasil belajar siswa pada pelajaran PPKn dan Agama adalah homogen.
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Y1 Based on Mean .982 1 66 .325
Based on Median .762 1 66 .386
Based on Median and
.762 1 62.021 .386
with adjusted df
Based on trimmed mean 1.041 1 66 .311
Y2 Based on Mean .750 1 66 .390
Based on Median .504 1 66 .480
Based on Median and
.504 1 62.102 .480
with adjusted df
Based on trimmed mean .703 1 66 .405
Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 61
C. PENGUJIAN HIPOTESIS
1. Hipotesis pertama
2. Hipotesis kedua
Ho : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn
dan Agama antara siswa yang diajar dengan metode pemberian tugas dan
Ha : Terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn dan
Agama antara siswa yang diajar dengan metode pemberian tugas dan
Berdasarkan hasil analisa diperoleh hasil bahwa harga R square 0,291 atau
belajar siswa sebesar 29,10% dan dapat juga dikatakan bahwa metode
sisanya adalah pengaruh dari faktor lain yang tidak diteliti. Hal ini dapat
Model Summary
ANOVA
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Y1 Between Groups 29.779 1 29.779 7.154 .009
Within Groups 274.735 66 4.163
Total 304.515 67
Y2 Between Groups 38.250 1 38.250 7.328 .009
Within Groups 344.500 66 5.220
Total 382.750 67
signifikansi yang diperoleh pada tabel adalah 0,009. ini berarti bahwa nilai
probabilitas yang diperoleh lebih kecil daripada nilai signifikansi yang telah
Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 63
Berdasarkan hasil analisa diperoleh hasil bahwa harga R square 0,024 atau
belajar siswa sebesar 2,40% dan dapat juga dikatakan bahwa metode
adalah pengaruh dari faktor lain yang tidak diteliti. Hal ini dapat dilihat pada
tabel berikut.
Model Summary
ANOVA
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Y2 Between Groups 47.779 1 47.779 9.191 .003
Within Groups 343.088 66 5.198
Total 390.868 67
Y1 Between Groups 54.721 1 54.721 8.981 .004
Within Groups 402.147 66 6.093
Total 456.868 67
Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 64
pelajaran PPKn dan 8,981 untuk pelajaran Agama. Sedangkan nilai signifikansi
yang diperoleh pada tabel adalah 0,003 dan 0,004. ini berarti bahwa nilai
probabilitas yang diperoleh lebih kecil daripada nilai signifikansi yang telah
ditetapkan yaitu sebesar 5% atau 0,05. maka Ho diterima. Berarti tidak terdapat
BAB V
PEMBAHASAN
terhadap hasil belajar PPKn dan Agama. Hal ini terjadi karena siswa bebas
guru.
Dengan metode pemberian tugas siswa termotivasi untuk belajar lebih giat
juga, faktor persaingan untuk berusaha menjadi yang terbaik dari sekian siswa
menjadikan proses pembelajaran lebih hidup dan tidak gersang seperti yang
biasa terjadi diruang kelas yang penuh dengan tekanan, dalam proses
semakin banyak tanggung jawab yang diemban oleh peserta untuk proses
analisis
§ Para peserta dapat bekerja dalam suatu lingkungan yang sama dengan
dunia nyata
individual
bermedia terhadap hasil belajar PPKn dan Agama Siswa. Hal ini dikarenakan
dalam setiap proses pembelajaran guru tidak bisa menyampaikan materi hanya
memposisikan diri sebagai sosok yang maha tahu dan siswa mendengarkan
dengan baik apapun yang disampaikan oleh guru dalam proses pembelajaran
di kelas.
Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 68
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
tugas dan ceramah bermedia terhadap hasil belajar PPKn dan Agama
2. Tidak Terdapat Perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang
bermedia pada mata pelajaran PPKn dan Agama di kelas VIII di SMPN 1
B. SARAN-SARAN
Agar hasil belajar siswa menjadi lebih baik, perlu dilakukan telaah kritis
terhadap kebutuhan belajar siswa, dimana siswa dijadikan sebagai subyek belajar
dalam proses belajar mengajar bukannya sebagai obyek yang siap menerima
apapun yang disampaikan guru di dalam kelas. Untuk itu disarankan agar:
1. Guru PPKn dan Agama lebih banyak membuka dan membaca informasi
metode pembelajaran PPKn dan Agama melalui internet, buku dan koran.
DAFTAR PUSTAKA
Ali. M. 2000. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung. Sinar Baru
Algesindo Offset.
Anam, Saipul. 2005. Indra Djati Sidi Dari ITB Untuk Pembaruan Pendidikan.
Jakarta: PT. Mizan Publika.
Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safruddin Abdul Jabar. 2004. Evaluasi Program
Pendidikan Pedoman Teoretis Praktis Bagi Praktisi Pendidikan. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Ary, Donald, Lucy Cheser Jacobs & Asghar Razavieh. t.t. Pengantar Penelitian
Dalam Pendidikan, Penterjemah Arief Furchan, Surabaya: Usaha
Nasional.
________. 2003. Indikator kinerja dewan pendidikan dan komite sekolah. Jakarta
: Proyek Publikasi dan Sosialisasi Pendidikan.
Depdikbud Kab. Lombok Timur. 2002. Rencana Strategik Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Tahun 2003 – 2007. Selong: Depdikbud.
Dimiyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Azwan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta
Faure, Edgar. et.al. 1972. Belajar Untuk Hidup Dunia Pendidikan Hari Ini dan
Hari Esok. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.
Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 71
Fraenkel, Jack R. and Norman E. Wallen. 1993. How to Design and Evaluatif
Research in Education. Singapore: McGraw-Hill, Inc.
Freire, Paulo, Ivan Illich, Erich Fromm, dkk. 2006. Menggugat Pendidikan
Fundamentalis Konservatif Liberal Anarkis, Cetakan ke VI,
Penerjemah Omi Intan Naomi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Jalal, Fasli & Dedi Supriadi. 2001. Reformasi Pendidikan Dalam Konteks
Otonomi Daerah, Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
Riduwan & Akdon, 2006. Rumus dan Data Dalam Aplikasi Statistika Untuk
Penelitian (Administrasi Pendidikan-Bisnis-Pemerintahan-Sosial-
kebijakan-ekonomi-Hukum-Manajemen-Kesehatan). Alfabeta. Jakarta
Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 72
Sudjana dan Inda Ibrahim. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:
Sinar Baru.
Sumantri, Mulyani dan Johar Permana. 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Proyek pendidikan Guru Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Tilaar, H.A.R. 2004. Paradigma baru pendidikan nasional. Jakarta: Rineka Cipta.
Tirta, I Made dan Agus Abdul Gani. 2007. KBK dan Daya Dukungnya. Lembaga
Pembinaan dan Pengembangan Universitas Jember.
DAFTAR ISI