Penyebab ADHD
Sayang sekali penyebab sebenarnya tidak diketahui. Teori lama mengatakan penyebabnya
antara lain adalah keracunan, komplikasi pada saat pernikahan, dan kerusakan pada otak pada
anak dengan ADHD, sistem kerja otaknya berbeda. Otak penderita ADHD tidak mempunyai
kegiatan kimiawi yang cukup untuk mengatur dan mengendalikan apa yang si penderita
lakukan atau pikirkan. Pengobatan akan menaikkan aktivitas otak dan memberikan tambahan
energi pada otak untuk mengendalikan pikiran dan tingkah laku. ADHD juga ada
hubungannya dengan genetika seorang anak. Bukan berarti kalau salah seorang orang tua
menderita ADHD, si anak juga akan menderita ADHD. ADHD si anak bukan berarti
kesalahan ada pada anda. Kadang kadang anda merasa sebagai orang tua yang tidak baik
yang tidak dapat mengatur si anak, atau mungkin ada orang lain atau seorang guru yang
mengatakan bahwa anda bukanlah orang tua yang baik. Yakinkan bahwa anda melakukan
yang terbaik untuk anak anda.
Pengertian ADHD
ADHD adalah singkatan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder, suatu kondisi yang
pernah dikenal sebagai Attention Deficit Disorder (Sulit memusatkan perhatian),
Hyperkinesis (Terlalu banyak bergerak/aktif), dan Hyperactive (Hiperaktif).
Menurut American National Insitute of Health, pada tahun 2000 ditemukan sekitar 3 – 5 %
anak- anak usia sekolah menderita ADHD. Studi lain mengatakan bahwa di Indonesia, di
temukan sekitar 2-4% anak yang menderita ADHD. Namun di kota-kota besar, seperti
Jakarta, persentasenya bisa lebih tinggi lagi. Minimal ada lebih dari 10% anak penderita
ADHD. Dan yang agak memprihatinkan adalah, diperkirakan akan ada sekitar 7.000
kasus baru setiap tahunnya!.
Gambaran Klinis Penderita ADHD
Gambaran Klinis
1. Gangguan pemusatan perhatian (inattention)
a. Jarang menyelesaikan perintah sampai tuntas.
b. Mainan, dll sering tertinggal.
c. Sering membuat kesalahan.
d. Mudah beralih perhatian (terutama oleh rangsang suara).
2. Hiperaktivitas
a. Banyak bicara.
b. Tidak dapat tenang/diam, mempunyai kebutuhan untuk selalu bergerak.
c. Sering membuat gaduh suasana.
d. Selalu memegang apa yang dilihat.
e. Sulit untuk duduk diam.
f. Lebih gelisah dan impulsif dibandingkan dengan mereka yang seusia.
3. Impulsivity
a. Sering mengambil mainan teman dengan paksa.
b. Tidak sabaran.
c. Reaktif.
d. Sering bertindak tanpa dipikir dahulu.
4. Sikap menentang
5. Cemas
6. Problem sosial