Anda di halaman 1dari 4

1) Sebutkan alat tambahan pada operasi cholecystectomy, dan sebtkan fungsinya :

1. Ring klem : untuk memegang gallbladder


2. Klem 90 : untuk identifikasi dan menjepit ductus sisticus
3. Timan : untuk membuka lap operasi
4. Stone tang : untuk memegang batu
5. Pinset manis : untuk memisahkan gallbladder

2) Fungsi pemasangan Dj stent ?


Yaitu untuk melancarkan urine dari ginjal dan agar ureter tidak buntu saat proses inflamasi

3) Set tambahan operasi maxilla


1. Cobra : untuk mencungkil tulang maxilla
2. Raspart : memisahkan tulang dan jaringan
3. Malleable/hak mata : untuk memperluas lap pandang op
4. Huk : untuk menarik jaringan
5. Plate : untuk menyambungkan/menghubungkan tulang
6. Screw : untuk mengunci plate
7. Screw driver : untuk pengemudi screw
8. Mata bor : untuk memberi jalan/alur/melubangi tulang
9. Knable tang : untuk memotong wire
10. Mouth gauge : membuka mulut
11. Timan kecil : untuk memperluas lap pandang op

4) Av shunt pada radial, vena apa? Alat instrument av shunt? Instek av shunt?
Penyambungan vena ke nadi prosesnya bagaimana?

5) Instek membuka uterus sampai menutup, proses, alat dan benang?

6) Proses SCTP dan MOW ?


1) Pasien datang di ruang premedikasi, mengecek kelengkapan pasien
2) Menulis identitas pasien di buku register dan buku kegiatan
3) Saat pasien berada di ruang premedikasi, lakukan proses sign in sebelum dilakukan
induksi anestesi, meliputi:
 Konfirmasi identitas, area operasi, tindakan operasi, dan lembar persetujuan operasi.
 Kesiapan mesin anestesi dan obat-obatannya
 Penandaan area operasi
 Kesiapan fungsi pulse oksimeter
 Riwayat alergi pasien
 Adanya penyulit airway atau resiko aspirasi
 Resiko kehilangan darah
4) Bawa masuk pasien kemudian posisikan pasien di atas meja operasi dengan posisi
supinasi.
5) Pasien dibius secara epidural anestesi oleh dokter anestesi
6) Pasang plat diatermi di betis kanan pasien
7) Perawat sirkuler memasang kateter pada pasien
8) Perawat sirkular melakukan scrub area operasi dengan isodine cair / savlon dan di
keringkan dengan kassa atau duk kecil steril
9) Instrumentator melakukan scrubing, gowning, dan gloving
10) Instrumentator membantu tim bedah melakukan gowning dan gloving
11) Perawat instrumen memberikan desinfeksi klem dan cucing yang didalamnya telah diberi
deppers dan povidon iodine pada operator untuk desinfeksi dengan povidone iodine dan
deppers yang telah dituang perawat sirkuler ke dalam cucing
12) Lakukan draping area operasi,dengan memberikan:
 Underpad steril 1 pada bagian atas simpisis dan paha
 Doek besar tebal 1 pada bagian bawah
 Doek besar tebal 1 pada bagian atas
 Doek panjang 1 pada samping kanan
 Doek panjang 1 pada samping kiri
 Doek kecil 1 pada bagian bawah
 Fiksasi doek dengan doek klem (4)
13) Pasang kabel couter dan selang suction, kemudian jadikan satu dengan kasa
14) Fiksasi kasa pada kabel couter dan selang suction ke duk menggunakan doek klem dan
cek fungsi kelayakan alat.
15) Mendekatkan meja mayo, meja instrumen dan washkom ke meja operasi
16) Lakukan time out sebelum dilakukan insisi, meliputi:
 Konfirmasi pengenalan nama dan tugas masing-masing tim bedah
 Konfirmasi nama pasien, jenis tindakan, dan area yang akan dioperasi
 Pemberian antibiotik profilaksis 60 menit sebelum operasi.
 Antisipasi kejadian kritis yang berkaitan dengan operator, anestesi maupun
instrumen.
 Penggunaan instrumentasi radiologi
Dan operator memimpin do’a.
17) Berikan pinset chirurgi kepada operator untuk test pain.
18) Berikan pinset cirugis dan handvast mess no 22 dalam bengkok pada operator untuk
insisi.
19) Berikan kassa, klem dan cother untuk rawat perdarahan
20) Setelah kulit dan lemak di insisi, berikan pinset cirurgis pada asisten, dan gunting kasar,
pinset cirurgis pada operator untuk membuka fasia dan di lebarkan sampai ke otot.
21) Pada lapisan otot, di buka dengan tangan operator secara tumpul
22) Berikan double pinset anatomis & gunting metzenboum pada operator dan asisten untuk
membuka Peritoneum
23) Setelah rongga abdomen terbuka tampak uterus gravidarium berikan hak besar dan
bigkaas,
24) Berikan pincet cirurgis dan gunting metzenboum pada operator. Berikan kokher pada
asisten ini untuk melakukan bladder flap.( dengan cara menjepit pada 1 cm diatas plica
vesika urinaria lalu dilebarkan dengan gunting metzenboum kearah kanan dan kiri)
25) Memberikan handvast mess no. 22 pada operator untuk menginsisi uterus dan suction
perdarahan. Insisi dilakukan sampai terlihat kantong amnion yang masih utuh.
26) Memberikan 1 kocker pada operator untuk membuka kantong amnion dan 1 big kass
yang telah dibasahi NS
27) Perawat instrumen menyingkirkan semua alat dan kassa kecil di sekitar lapangan operasi
sebelum bayi dilahirkan
28) Suction perdarahan dan cairan ketuban, operator meluksir kaki kiri, bokong, kaki kanan
dan kepala dan asisten mendorong fundus uteri.
29) Setelah bayi dilahirkan lap muka bayi dengan bigkaas basah dan berikan 2 klem pean
bengkok besar pada operator untuk menjepit tali pusat setelah itu berikan gunting kasar
untuk memotong tali pusat diantara kedua klem.
30) Memberikan bayi kepada petugas bayi oleh operator
31) Operator melakukan peregangan dengan memegang klem pean pada tali pusat hingga
plasenta dapat dikeluarkan
32) Memberikan 1 ring klem pada operator untuk membantu mengeluarkan sisa plasenta dan
eksplorasi cavum uteri terdapat perdarahan dan sisa placenta
33) Meletakkan plasenta pada bengkok dan pindahkan pada tempat plasenta
34) Berikan 4 ring klem untuk menjepit uterus atas, bawah, kanan, kiri.
35) Memberikan nald foder dan benang T-Chromic no.2 dan pinset chirurgis untuk menjahit
sudut uterus dan uterus selanjutnya
- Lapis 1 : Endometrium sampai myometrium
- Lapis 2 : Myometrium sampai perymetrium atau retro
36) Memberikan steel deepers (kassa kering bersih, di lipat dan dijepit dengan ring klem)
secukupnya untuk rawat perdarahan
37) Memberikan nald foder + benang T-Vio no.1 + pinset chirurgis pada operator untuk
menjahit cross/engkle pada uterus
38) Memberikan pada asisten steel deepers + suction untuk rawat perdarahan
39) Setelah selesai menjahit uterus,operator mengidentifikasi tuba.
40) Berikan pada operator bebcook untuk memegang tuba, klem pean tanggung untuk
menjepit tuba pada sisi sebelah bebcook.
41) Berikan nald voeder + benang T plain no.0 untuk menjahit tuba pada sisi sebelah klem
dan berikan gunting kasar untuk memotong benang. Lepaskan klem dan gunting tuba
dengan gunting kasar pada daerah bekas klem (daerah yang avaskuler)
42) Lakukan pada sisi yang lain.
43) Berikan peritoneum klem 4 untuk menjepit peritoneum atas, bawah, kanan dan kiri.
44) Berikan suction kepada asisten, steel deep pada operator dan berikan kom berisi NaCL
0,9% hangat untuk mencuci rongga perut dan untuk mengecek adanya perdarahan. Jika
sudah diyakini tidak ada perdarahan,
45) Lakukan sign out, meliputi:
 Jenis tindakan
 Kecocokan jumlah instrumen, kassa, dan jarum sebelum dan sesudah operasi
 Label pada spesimen
 Permasalahan pada alat yang digunakan
 Perhatian khusus pada masa pemulihan
46) Jahit luka abdomen lapis demi lapis:
 Peritonium dan otot dengan T-plain no. 1
 Berikan 2 kocher untuk menjepit kedua sudut fasia, jahit Fasia dengan T-vio no. 1
 Fat dengan T-plain no. 1
 Kulit dengan T-mono no. 3/0
47) Bersihkan luka bekas sayatan dan sekitarnya dengan kassa basah lalu keringkan dengan
kasa kering. Tutup luka dengan sufratul dan tutup lagi dengan kasa steril, fiksasi dengan
hypafik.
48) Berikan cucing berisi povidon iodin & deppers pada operator untuk membersihkan
vagina pasien ( VT: untuk memastikan adanya pembukaan porsio untuk mengeluarkan
sisa-sisa perdarahan/ locea)

7) Set tambahan op. SC ?


1. Hak SC : untuk membuka, melebarkan lap op
2. Ring klem : untuk menjepit uterus
3. Klem peritoneum : untuk memegang/menjepit selaput peritonium
4. Langenback : untuk memperluas lap pandang op
8) Tindakan yang dilakukan ketika bayi baru lahir saat SC apa ?
a. Mengusap wajah bayi dengan bigkass basah
b. Berikan 2 klem pean bengkok besar untuk menjepit tali pusat dan gunting
jaringan/gunting kasar untuk memotong tali pusat diantara 2 klem pean
c. Berikan bayi pada petugas perinatology
d. Melakukan peregangan dengan memegang klem pean pada tali pusat sampai
plasenta dapat dikeluarkan
e. Berikan 1 ring klem pada operator untuk membantu mengeluarkan sisa plasenta dan
eksplorasi cavum uteri terdapat perdarahan dan sisa placenta
f. Meletakkan plasenta pada bengkok dan pindahkan pada tempat plasenta

9) Tujuan dilakukan VT ?
- VT : untuk memastikan adanya pembukaan porsio, mengeluarkan sisa-sisa perdarahan/
locea. Untuk menentukan diameter dilatasi serviks (pembukaan serviks atau portio)
- VT (vaginal touche) : untuk memeriksa pembukaan serviks atau leher rahim apakah telah
siap untuk proses kelahiran bayi atau belum.

10) Bagaimana cara menjaga kesesuaian jumlah instrument selama prosedur op. ?
- Menghitung alat dan menyesuaikan pada lembar SSC jumlah alat pada awal operasi

Anda mungkin juga menyukai