Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 5
Asesmen Numerasi Tingkat SMA Konsep Numerasi
In Progress
Numerasi termasuk dalam kompetensi yang paling mendasar yang ingin dievaluasi dalam
Asesmen Kompetensi Minimum. Sebelum membahas lebih jauh mengenai asesmen numerasi
dalam AKM, Bapak dan Ibu perlu meninjau kembali apa yang dimaksud dengan numerasi.
Secara umum kompetensi numerasi ditandai dengan kemampuan seseorang untuk bernalar,
mengambil keputusan yang tepat, dan memecahkan masalah. Kemampuan ini dalam
penerapannya terkait dengan mata pelajaran lain yang siswa pelajari.
Untuk lebih jelas mempelajari bagaimana kompetensi numerasi dievaluasi dalam asesmen
kompetensi minimum, Anda dapat melanjutkan pada aktivitas selanjutnya.
Pada topik sebelumnya, Bapak dan Ibu telah mempelajari Butir Soal Asesmen Literasi pada
Setiap Jenjang. Pada topik ini Bapak dan Ibu guru akan mempelajari lebih jauh mengenai
Asesmen Numerasi yang berlaku untuk Asesmen Kompetensi Minimum yang akan diberikan
pada siswa. Dalam penilaiannya asesmen literasi membaca tidak hanya mengukur topik atau
konten tertentu tetapi berbagai konten, berbagai konteks dan pada beberapa tingkat proses
kognitif.
Pada Numerasi, konten dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu: Bilangan, Pengukuran dan
Geometri, Data dan Ketidakpastian, serta Aljabar. Kemudian, tingkat proses kognitif
menunjukkan proses berpikir yang dituntut atau diperlukan untuk dapat menyelesaikan masalah
atau soal. Pada Numerasi, ketiga level tersebut adalah pemahaman, penerapan, dan penalaran.
Sedangkan konteks menunjukkan aspek kehidupan atau situasi untuk konten yang digunakan.
Konteks pada AKM dibedakan menjadi tiga, yaitu personal, sosial budaya, dan saintifik.
Untuk mempermudah Bapak dan Ibu memahami penilaian asesmen literasi membaca silakan cek
infografis berikut:
Previous Topic
Back to Lesson
Pada aktivitas sebelumnya Bapak dan Ibu telah belajar menganalisis tahap asesmen numerasi
tingkat SMA. Pada topik ini, Bapak dan Ibu akan mengenal contoh-contoh butir asesmen
numerasi tingkat SMA.
Pada tingkat SMA terdapat 1 level pembelajaran. Pada level pembelajarannya terdapat 3 konten
yang dipelajari yakni, geometri dan pengukuran, aljabar, serta data dan ketidakpastian.
Pada level pembelajaran 1 untuk kelas 10, siswa akan belajar geometri dengan memahami dan
menggunakan perbandingan trigonometri serta ,menghitung volume dan luas permukaan. Selain
itu siswa juga akan mempelajari persamaan dan pertidaksamaan, relasi dan fungsi bilangan,
termasuk pola bilangan. Dan akan mempelajari data dan representasi juga ketidakpastian dan
peluang. Bapak dan Ibu juga dapat melihat penjelasan yang lebih lengkap melalui link Level
Pembelajaran 1 Numerasi.
Anda dapat melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai dan lanjutkan.
Pada aktivitas sebelumnya, Bapak dan Ibu telah belajar menganalisis tahap asesmen numerasi
pada tingkat SMA. Pada topik ini, Bapak dan Ibu akan mengenal contoh-contoh butir asesmen
numerasi tingkat SMA.
Diketahui tinggi gunung Sinabung adalah 2.460 meter dan terjadi kesalahan dalam mengukur
sudut elevasi. Besar sudut elevasi untuk melihat tinggi erupsi seharusnya adalah 50o. Akibat
kesalahan ini, maka tinggi erupsi gunung sebenarnya lebih tinggi atau rendahkah bila
dibandingkan dengan tinggi erupsi yang didapatkan dari sudut elevasi semula? Beri alasannya!
Jawaban:
30 derajat dengan tinggi 2460 meter, yang seharusnya adalah 50 derajat. Besar sudut
sebanding dengan tinggi dengan aturan trigonometri — x = t / sin y dengan x jarak pengamat
dengan kaki gunung.
Kompetensi: Menghitung volume dan luas permukaan limas segi-n, kerucut, dan bola.
Ani akan membuat nasi tumpeng yang dikukus dengan menggunakan tempat berbentuk kerucut
seperti pada gambar. Campuran air untuk mengukus berasnya adalah 1 : 1 artinya 1 liter beras
dicampur 1 liter air. Jika air yang digunakan untuk membuat tumpeng senilai dengan air hasil
penghematan jika Ani mematikan keran air saat gosok gigi selama 4 hari, maka banyak
maksimal nasi tumpeng yang dapat dibuat adalah .… ( 3,14 )
A 2 buah
B 3 buah
C 5 buah
D 10 buah
E 12 buah
3. Bu Siti mendapat tugas dari sekolah untuk menyiapkan paket hadiah untuk siswanya yang
berprestasi di sekolahnya. Bu Siti ingin membeli alat-alat tulis sebagai hadiahnya. Alat-alat tulis
yang ingin dibeli berupa buku tulis, bolpoin, dan penghapus. Pada setiap pembelian alat tulis,
pembeli dikenakan pajak sebesar 10%. Berkaitan dengan tugas tersebut, bu Siti melihat beberapa
paket alat tulis yang dijual di toko Rejeki dan toko Makmur seperti pada gambar berikut.
Berdasarkan harga tiap paket yang tersedia di toko Rejeki dan toko Makmur carilah masing-
masing harga dari setiap alat tulis baik penghapus, buku tulis maupun bolpoin, bu Siti menarik
kesimpulan bahwa …
A Harga sebuah buku tulis di toko Rejeki lebih mahal dari toko Makmur.
B Harga sebuah buku tulis di toko Rejeki lebih murah dari toko Makmur.
D Harga sebuah penghapus di toko Rejeki lebih murah dari toko Makmur.
E Harga sebuah bolpoin di toko Rejeki lebih murah dari toko Makmur.
4. Anita, seorang seniman muda dari Sumatera berencana membuat pameran tunggal untuk
menunjukkan rancangan karyanya yang disusun dari tumpukan bola-bola tanah. Bola-bola
tersebut dibuat dari campuran tanah liat dan recycle sampah yang dapat didaur ulang. Polanya
seperti gambar berikut.
Untuk memenuhi ruangan yang disediakan, Anita akan membuat 10 susunan bola tersebut.
Berapakah banyak bola tanah yang harus disediakan? (Asumsi ada penambahan 10% bola tanah
untuk persediaan/penggantian bola tanah yang rusak selama masa pameran di setiap susunan
bola)
5. Sistem penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia terbagi menjadi jaringan tetap (kabel dan
nirkabel) dan jaringan bergerak (selular). Dalam perkembangannya, telah terjadi pergeseran pada
sektor telekomunikasi di Indonesia. Awalnya masyarakat Indonesia menggunakan jaringan
telekomunikasi yang berbasis pada kabel. Namun mobilitas yang tinggi serta kebutuhan akan
akses informasi yang cepat dan akurat telah menggeser pilihan moda telekomunikasi yang
digunakan masyarakat Indonesia. Dari tahun 2000 sampai 2007, banyak pengguna telepon
seluler f(x) (dalam juta) dapat dimodelkan oleh persamaan f(x) = 1,3x2 + 1,6x + 3,7 dengan x = 0
merepresentasikan tahun 2000. Grafik berikut menunjukkan pertumbuhan pengguna telepon
seluler, nirkabel dan kabel di Indonesia (dalam pembulatan puluhan juta terdekat).
Banyak pengguna telepon seluler di Indonesia akan mencapai angka 78,6 juta pada tahun ….
A 2006
B 2007
C 2008
D 2009
E 2010
Kompetensi yang diukur: Menentukan dan menggunakan ukuran penyebaran data (jangkauan,
simpangan, dan variansi).
6. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya
berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan return di masa yang akan datang. Keputusan
penanaman modal tersebut dapat dilakukan oleh individu atau suatu entitas yang mempunyai
kelebihan dana. Investasi selalu memiliki dua sisi, yaitu return dan risiko.
Berikut ini disajikan grafik harga emas ANTAM pada bulan Mei 2019.
Berdasarkan grafik harga emas di atas, tentukan kebenaran pernyataan berikut!
Pada akhir bulan Mei 2019, harga emas lebih tinggi bila dibandingkan pada awal bulan Mei
2019.
Laju kenaikan harga emas mulai tanggal 28 Mei hingga 31 Mei adalah positif.
Laju kenaikan harga emas mulai tanggal 28 Mei hingga 31 Mei adalah yang tertinggi selama
bulan Mei 2019.
7. Andi merupakan seorang siswa SMA yang tinggal di daerah Jakarta Barat dan bersekolah di
daerah Jakarta Selatan. Untuk berjaga-jaga sebelum pergi ke sekolah, ia mengunduh data
prakiraan cuaca dari BMKG untuk daerah Jakarta berikut ini.
Berdasarkan data historis yang dikumpulkan Andi selama ini, maka 90% prakiraan cuaca yang
diberikan oleh BMKG sesuai dengan kondisi yang sebenarnya terjadi kemudian.
Pada hari itu Andi tidak membawa payung, dan karena jarak rumah dan sekolahnya cukup jauh,
Andi tidak pernah menunggu hujan reda agar cepat sampai di rumah. Bila ia pergi ke sekolah
pada dini hari dan pulang pada siang hari, maka peluang Andi basah terkena air hujan pada saat
perjalanan pergi atau pulang sekolah adalah …
A 7%
B 19%
C 81%
D 93%
E 99%
Latihan Membuat Soal Asesmen Numerasi
Tingkat SMA
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SMA – Angkatan 5 Asesmen
Numerasi Tingkat SMA Latihan Membuat Soal Asesmen Numerasi Tingkat SMA
In Progress
Dari penjelasan pada aktivitas-aktivitas sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa butir-butir soal
asesmen numerasi AKM melibatkan proses penalaran yang tidak dapat dipersiapkan melalui
program bimbingan belajar intensif yang berfokus pada latihan-latihan soal saja. Proses
penalaran siswa justru perlu lebih banyak dikembangkan dan dipupuk melalui strategi
pembelajaran di kelas.
Anda telah mengenali level-level perkembangan kompetensi numerasi siswa SMA. Pada
aktivitas ini, Bapak dan Ibu akan berlatih membuat butir soal numerasi yang akan membantu
siswa Anda untuk berlatih menggunakan kompetensi numerasi untuk bernalar dalam
pembelajaran di kelas. Bagaimana langkahnya? Mari kita berlatih.
1. Pertama, pahami kompetensi numerasi siswa yang Anda ampu. Dari situ Anda dapat memilih
kasus yang sesuai. Misalnya, dari kedua gambar berikut ini manakah yang paling sesuai dengan
level yang anda ampu, Apakah gambar 1, atau gambar 2? Jelaskan.
2. Kedua, setelah memilih kasus sesuai dengan level kompetensi siswa yang Anda ampu, pilihlah
salah satu kompetensi yang ingin Anda kembangkan dan evaluasi.
3. Ketiga, dari kompetensi numerasi tersebut, cobalah membuat 3 buah soal dengan bentuk yang
berbeda-beda berdasarkan gambar yang Anda pilih tadi.
Pertanyaan-pertanyaan yang dikembangkan atas dasar kompetensi, bukan hafalan materi semata,
memberikan kesempatan pada siswa untuk terus mengembangkan kemampuan dasar
numerasinya dalam penalaran.