Booklet Liturgi Hoss 2022-1
Booklet Liturgi Hoss 2022-1
untuk
HARI ORANG SAKIT SEDUNIA KE-30
11 Februari 2022
1
mereka menanggung penyakit mereka dalam persatuan dengan
Kristus yang disalibkan dan bangkit. Semoga Hari Orang Sakit
Sedunia ke-30 – yang perayaan penutupannya, karena pandemi,
tidak akan berlangsung di Arequipa, Peru seperti yang
direncanakan, namun di Basilika Santo Petrus di Vatikan –
membantu kita bertumbuh dalam kedekatan dan pelayanan
kepada orang sakit dan keluarga mereka.
2
mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil
Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan
kelemahan di antara bangsa itu” (Mat. 4:23). Ada baiknya kita
bertanya kepada diri kita sendiri mengapa Yesus menunjukkan
perhatian yang begitu besar kepada orang sakit, sedemikian rupa
sehingga Ia menjadikannya yang terpenting dalam perutusan
para rasul, yang diutus oleh Sang Guru untuk mewartakan Injil
dan menyembuhkan orang sakit (bdk. Luk. 9:2).
Seorang filsuf abad XX mengemukakan alasan untuk ini:
"Rasa sakit benar-benar mengisolasi, dan isolasi mutlak ini
menimbulkan kebutuhan untuk menarik yang lain, untuk
memanggil yang lain".[2] Ketika seseorang dalam kedagingannya
merasa lemah dan menderita karena sakit, hatinya menjadi berat,
sangat takut, mengalami ketidakpastian yang semakin meningkat
dan mempertanyakan makna dari apa yang sedang terjadi dalam
hidupnya itu. Bagaimana kita bisa melupakan, dalam hal ini,
semua pasien yang selama masa pandemi menghabiskan akhir
hidup mereka dalam kesendirian, di unit perawatan intensif,
meski dibantu oleh petugas kesehatan yang murah hati, namun
jauh dari keluarga, orang yang mereka cintai dan orang yang
paling penting dalam hidup mereka? Ini membantu kita untuk
melihat betapa pentingnya kehadiran kita sebagai saksi cinta
kasih Allah yang mengikuti teladan Yesus, belas kasih Bapa,
untuk menuangkan minyak oles penghiburan dan anggur
harapan pada luka orang sakit.[3]
3
yang menyumbangkan waktu mereka yang berharga untuk
membantu orang-orang yang menderita. Para petugas kesehatan
yang terkasih, Anda melakukan pelayanan bersama orang sakit
dengan kasih dan kompetensi, melampaui batas profesi Anda
dan ini menjadi suatu misi. Tangan Anda, yang menyentuh
daging Kristus yang menderita, bisa menjadi perpanjangan
tangan belas kasih Bapa. Sadarilah martabat besar profesi Anda,
serta tanggung jawab yang menyertainya.
Marilah kita bersyukur kepada Tuhan atas kemajuan
yang telah dicapai oleh ilmu kedokteran, khususnya belakangan
ini. Teknologi-teknologi baru telah memungkinkan untuk
mempersiapkan terapi yang sangat bermanfaat bagi orang sakit.
Penelitian terus memberikan kontribusi yang berharga untuk
mengatasi patologi lama dan baru. Kedokteran rehabilitasi telah
sangat mengembangkan keahlian dan keterampilannya. Namun,
semua ini jangan sampai membuat kita melupakan keunikan
setiap pasien, martabat dan kerentanannya.[4] Pasien selalu lebih
penting daripada penyakitnya, dan untuk alasan inilah, setiap
pendekatan terapeutik tidak dapat mengabaikan upaya
mendengarkan pasien, riwayatnya, kecemasan dan ketakutannya.
Bahkan ketika tidak ada kemungkinan untuk sembuh, perawatan
selalu dapat diberikan. Selalu dimungkinkan untuk menghibur,
selalu dimungkinkan untuk membuat orang merasakan
kedekatan yang mementingkan orangnya daripada penyakitnya.
Untuk alasan inilah, saya berharap bahwa pelatihan-pelatihan
yang diberikan kepada para petugas kesehatan hendaknya
memampukan mereka untuk mengembangkan kapasitas
mendengarkan dan berelasi dekat dengan orang lain.
4
4. Pusat perawatan sebagai “rumah belas kasih”
Hari Orang Sakit Sedunia juga merupakan kesempatan
yang baik untuk memusatkan perhatian kita pada pusat-pusat
perawatan. Selama berabad-abad, belas kasih kepada orang sakit
telah menggerakkan komunitas Kristiani membuka banyak
sekali “penginapan orang Samaria yang baik hati”, di mana kasih
dan perhatian dapat diberikan kepada orang-orang dengan
berbagai jenis penyakit, terutama mereka yang tidak
mendapatkan jawaban atas persoalan kesehatannya, kemiskinan,
pengucilan sosial, atau kesulitan mengobati penyakit tertentu.
Dalam situasi ini, anak-anak, orang tua, dan mereka yang paling
lemahlah yang paling sering membayar mahal harganya. Dalam
semangat belas kasih seperti Bapa, para misionaris yang tak
terhitung jumlahnya telah mengiringi pewartaan Injil dengan
pembangunan rumah sakit, apotek, dan tempat-tempat
perawatan. Itu semua adalah karya-karya berharga yang
melaluinya kasih Kristiani telah terlihat nyata dan kasih Kristus,
yang disaksikan oleh para murid-Nya, menjadi lebih meyakinkan.
Saya mengingat terutama orang-orang di daerah termiskin di
belahan bumi tempat kita berada, di mana terkadang mereka
perlu melakukan perjalanan jarak jauh untuk menemukan pusat
perawatan, yang meskipun dengan sumber daya terbatas,
menawarkan apa yang tersedia. Perjalanan kita masih panjang
dan di beberapa negara, akses ke perawatan yang memadai
masih tetap menjadi kemewahan. Kita melihat ini, misalnya,
dalam kelangkaan vaksin yang tersedia untuk melawan Covid-19
di negara-negara miskin; tetapi terlebih lagi kurangnya
pengobatan untuk penyakit yang membutuhkan obat-obatan
yang jauh lebih sederhana.
Dalam konteks ini, saya ingin menegaskan kembali
pentingnya lembaga kesehatan Katolik: mereka adalah harta
5
berharga yang harus dilindungi dan dilestarikan; kehadiran
mereka telah membedakan sejarah Gereja, menunjukkan
kedekatannya dengan yang sakit dan yang miskin, dan dengan
situasi yang diabaikan oleh orang lain.[5] Betapa banyak pendiri
keluarga-keluarga religius yang telah mendengarkan tangisan
saudara-saudari mereka yang tidak memiliki akses ke perawatan
atau dirawat dengan buruk, telah memberikan yang terbaik
dalam pelayanan mereka! Hari ini pun demikian, bahkan di
negara-negara yang paling maju, kehadiran mereka adalah
berkah, karena selain merawat tubuh dengan semua keahlian
yang diperlukan, mereka selalu dapat menawarkan
persembahan amal kasih, yang berfokus pada orang sakit itu
sendiri dan keluarga mereka. Di saat budaya membuang
merajalela dan kehidupan tidak selalu diakui layak untuk
disambut dan dijalani, bangunan-bangunan ini, seperti “rumah
belas kasih”, dapat menjadi teladan dalam melindungi dan
merawat semua kehidupan, bahkan yang paling rapuh sekalipun,
dari awal hingga akhir hayatnya.
6
Nya. Banyak sekali orang sakit dan lanjut usia yang tinggal di
rumah dan menunggu kunjungan! Pelayanan penghiburan
adalah tugas bagi setiap orang yang dibaptis, ingat sabda Yesus:
“ketika Aku sakit, kamu melawat Aku” (Mat 25:36).
Saudara dan saudari terkasih, melalui pengantaraan
Maria, Bunda Kesehatan, saya mempercayakan semua orang
sakit dan keluarga mereka. Dengan bersatu bersama Kristus,
yang menanggung penderitaan dunia atas diri-Nya sendiri,
semoga mereka menemukan makna, penghiburan, dan
kepercayaan. Saya berdoa untuk para petugas kesehatan di mana
pun berada, agar dengan penuh belas kasih, mereka dapat
mempersembahkan perawatan yang memadai dan kedekatan
persaudaraan mereka kepada para pasien.
Kepada semua orang, dengan hormat saya
menyampaikan Berkat Apostolik saya.
Fransiskus
_______________________________________
[1] Lihat SANTO YOHANES PAULUS II, Surat kepada Kardinal Fiorenzo
Angelini, Presiden Dewan Kepausan untuk Pelayanan Pastoral Pekerja
Kesehatan, untuk Penetapan Hari Orang Sakit Sedunia (13 Mei 1992).
[2] E. Lévinas, «Une éthique de la souffrance», dalam Souffrances. Corps
et âme, épreuves partagees, diedit oleh J.-M. von Kaenel, Autrement,
Paris 1994, hlm. 133-135.
[3] Lihat Misa Roma, Kata Pengantar Umum VIII, Yesus Orang Samaria
yang Baik Hati.
7
[4] Lihat Pidato kepada National Federation of the Orders of Physicians
and Dental Surgeons, 20 September 2019.
[5] Lihat Doa Malaikat Tuhan dari Rumah Sakit Gemelli, Roma, 11 Juli
2021.
[6] Seruan Apostolik Evangelii Gaudium (24 November 2013), 200.
8
PERAYAAN EKARISTI
HARI ORANG SAKIT SEDUNIA
ke-30
11 Februari 2022
Tema
“Hendaklah kamu murah hati,
sama seperti Bapamu adalah murah hati”
(Luk. 6:36)
Komentar Persiapan
Saudara-saudari seiman yang terkasih dalam Kristus,
Hari ini tanggal 11 Februari, Gereja Katolik memperingati Santa
Perawan Maria dari Lourdes. Bertepatan dengan peringatan
tersebut, St. Yohanes Paulus II pada tiga puluh tahun yang lalu
menetapkan 11 Februari sebagai Hari Orang Sakit Sedunia. Kita
patut bersyukur atas anugerah ini, karena Gereja di seluruh
dunia ikut memerhatikan lembaga-lembaga kesehatan, rumah
sakit, rumah rehabilitasi untuk memerhatikan orang sakit,
mereka yang paling miskin, terpinggirkan, yang lemah dan tak
berdaya.
Hari Orang Sakit Sedunia tahun ini, mengangkat tema:
“Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah
murah hati” (Luk. 6:36). Paus Fransiskus mengajarkan kita untuk
melihat jati diri Allah yang sejati, yaitu murah hati. Allah yang
9
kaya akan rahmat-Nya, akan memelihara kita dan memandang
kita anak-anak-Nya dengan belas kasih kebapaan dan
kelembutan seorang ibu. Allah selalu ingin memberikan
kehidupan kepada kita anak-anak-Nya.
Pada kesempatan khusus ini, mari bersama saudara-saudari kita
yang sakit, miskin, menderita dan terlupakan, kita satukan doa-
doa kita untuk mereka dalam perayaan suci ini. Kita siapkan hati
kita untuk mengikuti perayaan Ekaristi Kudus ini.
RITUS PEMBUKA
01. Lagu Pembuka – Perarakan Masuk
03. Pengantar
Hari Orang Sakit Sedunia ke-30 mengambil tema:
“Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah
murah hati” (Luk. 6:36). Paus Fransiskus mengajak kita
semua untuk bersyukur dan sekaligus ikut memerhatikan
orang-orang yang sakit, miskin, lemah, dan terlantar.
Paus Fransiskus mengatakan bahwa: “Allah yang kaya akan
rahmat-Nya, memandang anak-anak-Nya dengan penuh
kasih”. Kita semua diajak untuk mencontoh Allah yang
murah hati, agar kita pun dapat bertindak murah hati,
seperti yang Allah lakukan. Tuhan Yesus dalam hidup-Nya
murah hati, lemah lembut, belas kasih, dan peduli kepada
mereka yang sakit, menderita, dan tersingkirkan. Kehadiran
Tuhan Yesus, hampir seluruhnya menampakkan hati Allah,
10
murah hati dan belas kasihan kepada orang-orang kecil,
sakit, dan menderita.
Hari Orang Sakit Sedunia ini, menjadi kesempatan bagi
Gereja untuk memerhatikan lembaga-lembaga kesehatan,
rumah rehabilitasi, mereka yang berkecimpung dalam
pelayanan orang sakit, para dokter, perawat, asisten dan
pengasuh orang sakit, sukarelawan, dan secara khusus para
pasien, baik yang di rumah sakit ataupun di rumah.
Mari, kita satukan doa-doa kita bersama mereka yang sakit.
Semoga di hari khusus ini menjadi tanda kasih dan
kemurahan hati Allah, melalui sapaan, doa-doa, peneguhan,
kekuatan, penghiburan untuk mereka.
05. Absolusi
I. Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita,
mengampuni dosa kita, dan mengantar kita ke hidup
yang kekal.
U. Amin.
11
Kristus Putra-Mu, Tuhan dan pengantara kami, yang
bersatu dengan Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa,
kini dan sepanjang masa.
U. Amin.
LITURGI SABDA
08. Bacaan Pertama (1 Raj 11: 29-32; 12:19)
Dibacakan oleh Lektor (L)
12
Ayat Mazmur:
1) Janganlah ada di antaramu allah lain, dan janganlah
engkau menyembah allah asing, Akulah Tuhan,
Allahmu, yang menuntun engkau keluar dari tanah
Mesir.
S. Alleluia
U. Alleluia
S. Ya Allah, bukalah hati kami, agar kami memerhatikan
sabda Allah-Mu.
S/U. Alleluia, Alleluia.
13
daerah Dekapolis. Di situ orang membawa kepada-Nya
seorang tuli dan gagap dan memohon supaya Yesus
meletakkan tangan-Nya atas orang itu. Maka Yesus
memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka
sendirian. Kemudian Ia memasukkan jari-Nya ke telinga
orang itu, lalu meludah dan meraba lidah orang itu.
Kemudian sambil menengadah ke langit, Yesus menarik
nafas dan berkata kepadanya, “Effata,” artinya: Terbukalah!
Maka terbukalah telinga orang itu, dan seketika itu terlepas
pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik.
Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ
supaya jangan menceriterakan kepada siapa pun juga.
Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka
memberitakannya. Mereka takjub dan tercengang, dan
berkata, “Ia menjadikan segala-galanya baik! Yang tuli
dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya
berbicara.”
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus
12. Homili
14
berharap, berpasrah dengan menyatukan segala
penderitaan mereka dengan penderitaan Putra-Mu Yesus.
Marilah kita mohon…
U. Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
15
Semoga dalam segala penderitaan, mereka mampu
menyatukan dengan penderitaan-Mu di kayu salib.
Marilah kita mohon ….
U. Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan
16
LITURGI EKARISTI
14. Persiapan Persembahan
15. Lagu Persembahan
16. Doa Persiapan Persembahan
I/P. Marilah berdoa,
Allah Bapa maha penyayang, semoga hati kami rela
terbuka untuk menerima Roh Yesus Putra-Mu, yang
menjadi rezeki hidup bagi semua orang. Sebab Dialah
Tuhan dan pengantara kami.
U. Amin.
17. Prefasi
18. Kudus
19. Doa Syukur Agung
20. Bapa Kami
21. Doa Damai
22. Persiapan Komuni
23. Penerimaan Komuni atau Komuni Batin
26. Saat Hening “Doa Komuni Batin”
17
Seolah-olah Engkau telah datang,
aku memeluk-Mu dan mempersatukan diriku
sepenuhnya kepada-Mu,
jangan biarkan aku terpisah daripada-Mu.
Amin.
18
berusaha melayani mereka dengan senang hati. Sebab
kami sadar bahwa apapun yang kami perbuat bagi mereka,
itu kami perbuat bagi Yesus Kristus sendiri, Tuhan kami,
yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa.
Amin.
RITUS PENUTUP
29. Pengumuman
30. Berkat
31. Pengutusan
32. Perarakan Keluar – Lagu Penutup
***
19