Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dalam kehidupan masyarakat sebagai satu sistem maka bidang ekonomi
hanya sebagai salah satu bagian atau subsistem saja. Oleh karena itu, di dalam
memahami aspek kehidupan ekonomi masyarakat maka perlu dihubungkan antara
faktor ekonomi dengan faktor lain dalam kehidupan masyarakat tersebut. Faktor-
faktor tersebut antara lain; faktor kebudayaan, kelompok solidaritas, dan stratifikasi
sosial.
Faktor-faktor tersebut mempunyai pengaruh yang langsung terhadap
perkembangan ekonomi. Faktor kebudayaan; ada nilai yang mendorong
perkembangan ekonomi, akan tetapi ada pula nilai yang menghambat perkembangan
ekonomi. Demikian pula dengan kelompok solidaritas, dalam hal ini yakni keluarga
dan kelompok etnis, keluarga terkadang mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi
terkadang pula memperlambat.
Baik ekonomi maupun sosiologi merupakan disiplin ilmu dengan tradisi ilmu
yang mapan. Munculnya ekonomi sebagai disiplin ilmu dapat terlihat dari fenomena
ekonomi sebagai suatu gejala bagaimana cara orang atau masyarakat memenuhi
kebutuhan hidup mereka terhadap jasa dan barang langka yang diawali oleh proses
produksi, konsumsi dan pertukaran. Sosiologi ekonomi mempelajari berbagai macam
kegiatan yang sifatnya kompleks dan melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan
konsumen barang dan jasa yang bersifat langka dalam masyarakat.
Jadi, fokus analisis untuk sosiologi ekonomi adalah pada kegiatan ekonomi, dan
mengenai hubungan antara variabel-variabel sosiologi yang terlihat dalam konteks
non-ekonomis.
Persoalan ekonomi kontemporer saat ini sangat beragam, dan berfariasi
sebagaimana yang telah kita ketahui bersama. Keberagaman tersebut membuat kita
sebagai pelaku ekonomi dan pemakai dari proses-proses tersubut berpengaruh sedikit
banyak. baik terlibat secara langsung ataupun tidak langsung dalam proses ekonomi.
Tentu hal tersebut memberi dampak pula pada masyarakat secara fisiologis, psikis,
perilaku dan lainnya. Oleh karena itu hal tersebut akan menimbulkan keterkaitan
antara yang satu dengan yang lainnya sebagai akibat dari hal tersebut.

1
Faktor-faktor ekonomi yang sangat rentan dan berfluktuasi menjadi salah satu
pengaruh yang banyak berperan dalam masyarakat. Bahkan dapat menciptakan
stratifikasi sosial di berbagai aspek kehidupan masyarakat kita. Dari segi profesi,
pendapatan, diferensiasi sosial, dan lain-lain.
Sebagai contoh, keterlekatan antara profesi dan pendapatan. Hal tersebut dapat
memberi multiplier efek terhadap kehidupan masyarakat di aspek lainnya. Tentu
profesi dengan jabatan yang tinggi akan memberi dampak kepada pola konsumsi, dan
pandangan masyarakat akan hal tersebut.

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan dibicarakan beberapa permasalahan, sebagai berikut:
1. Apakah definisi Keterlekatan ?
2. Apa maksud dari Keterlekatan-ketidakterlekatan versus keterlekatan lemah-kuat ?
3. Apa saja Bentuk Keterlekatan ?
4.Apa saja Jenis-jenis Keterlekatan dan pendekatan lainnya ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk melengkapi salah satu
tugas mata kuliah Sosiologi Ekonomi, selain itu penulisan makalah ini juga bertujuan
untuk:
1. mengetahui definisi Keterlekatan.
2. mengetahui maksud dari Keterlekatan-Ketidakterlekatan vs Keterlekatan lemah-
kuat.
3. mengetahui bentuk bentuk Keterlekatan.
4. mengetahui Jenis-jenis Keterlekatan dan Pendekatan lainnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Keterlekatan
Keterlekatan Menurut granovetter. merupakan tindakan ekonomi yang
disituasikan secara sosial dan melekat dalam jaringan personal yang sedang
berlangsung di antara para aktor. Ini tidak hanya terbatas pada tindakan aktor
individual sendiri tetapi juga mencakup perilaku yang lebih luas, seperti penetapan
harga dan institusi-institusi ekonomi yang lebih luas, seperti penetapan harga dan
institusi ekonomi, yang semuanya terpendam dalam suatu jaringan sosial.
Tindakan yang dilakukan oleh anggota jaringan adalah “terlekat” karena ia
diekspresikan dalam interaksi dengan orang lain. Cara seorang terlekat dalam jaringan
hubungan sosial adalah penting dalam penentuan banyaknya tindakan sosial dan
jumlah dari hasil institusional. Misalnya apa yang terjadi dalam produksi,distribusi
dan konsumsi sangat banyak dipengaruhi oleh keterlekatan orang dalam hubungan
sosial.
Tindakan ekonomi menurut ahli sosiologi dan ekonomi umumnya :
Granovetter melihat bahwa dikotomi oversocialized undersocialized bukanlah
suatu penggambaran yang tepat terhadap realitas tindakan ekonomi. Sebab dalam
kenyataannya, tindakan ekonomi melekat pada setiap jaringan hubungan sosial baik
tindakan ekonomi yang termasuk dalam oversocialized-undersocialized. Orang yang
berorientasi pada self interest pada kenyataanya, juga mengantisipasi tindakan orang
lain. Misalnya seorang pedagang akan mempertimbangkan pengambilan tigkat
keuntungan yang berbeda terhadap antara pembeli yang menjadi langganan dengan
yang tidak. Apabila pedagang tidak melakukan hal tersebut maka ia akan kehilangan
pelanggan.
Pokok pandangan Granovetter adalah penolakannya terhadap kedua kutub pemikiran
tersebut, baik over-socialized maupun under-socialized. Granovetter melihat bahwa kedua
pandangan eksterm tersebut melektakkan faktor keterlekatan sosial berada diluar tindakan
ekonomi sehari-hari, dan mengeliminasi relasi sosial. Granovetter mengajukan pandangan
bahwa tindakan aktor ekonomi melekat pada relasi sosial kongkret yang sedang berlangsung.
Pandangan Granovetter sejalan dengan Mark Weber, dimana tindakan ekonomi bukan
merupakan sebuah stimulus respon yang sederhana, tapi berlangsung pada proses relasi sosial.
Menurut Weber, tindakan ekonomi bisa dipandang sebagai tindakan sosial, sejauh tindakan
tersebut memperhatikan perilaku orang lain.

3
Granovetter memandang bahwa keterlekatan sosial berlangsung pada realitas
relasi sosial antar aktor ekonomi. Keterlekatan sosial terkandung dalam relasi inter-
personal aktor ekonomi dan jaringan sosial. Dengan demikian keterlekatan sosial
diekspresikan dalam interaksi aktor dengan orang lain. Hal ini terjadi karena proses
ekonomi terstruktur dalam hubungan non-pasar seperti keluarga, kekerabatan,
komunitas atau birokrasi. Berangkat dari hal ini Granovetter kemudian menjelaskan
faktor trust atau dis-trust dalam interaksi antar pelaku ekonomi. Namun hal ini tidak
menghilangkan faktor pilihan rasional dalam tindakan ekonomi. Ketika relasi sosial
belum terbangun secara lekat dalam interaksi aktor ekonomi maka kalkulasi rasional
bisa menjadi basis pertimbangan dalam tindakan ekonomi.
Pandangan Granovetter tersebut menempatkan keterlekatan sosial dalam
konteks relasi sosial yang kongkret dan sedang berjalan. Lebih dari itu Granovetter
mengajak untuk menjembatani sekaligus membumikan perdebatan panjang pemikiran
kontras antara economic first versus social first dalam wacana sosiologi ekonomi. Hal
ini menjadikan konsep keterlekatan sosial bukanlah sebuah konsep yang berada diluar
realitas sehari hari dalam konteks perilaku ekonomi.1

B. Keterlekatan- Ketidakterlekatan Versus Keterlekatan Lemah-Kuat


Polanyi dan kawan-kawan melihat bahwa ekonomi dalam masyarakat pra-
industri melekat dalam institusi-institusi sosial, politik,dan agama. Ini bermakna
bahwa fenomena seperti perdagangan, uang dan pasar diilhami tujuan selain mencari
keuntungan. Meskanisme pasar tidak diperbolehkan untuk mendominasi kehidupan
ekonomi oleh sebab itu permintaan dan penawaran bukan sebagai mekanisme
pembentukan harga, tetapi merupakan suatu bentuk dari tradisi atau otoritas politik.
Kehidupan ekonomi dalam masyarakat para-industri diatur oleh resiproritas
dan redistribusi. Sedangkan dalam masyarakat modern,”pasar yang menentukan
harga” diatur oleh logika baru, yaitu logika yang menegaskan bahwa tindakan
ekonomi tidak melekat dalam masyarakat, jadi ekonomi dalam masyarakat seperti ini
diatur oleh harga pasar,yang mana manusia berperilaku dalam suatu cara tertentu
untuk mencapai perolehan yang maksimum.

1
http://www.upacaya.com/keterlekatan-sosial-dalam-ekonomi. di akses pada tanggal 01 november
2018 pukul 14.15

4
Keterlekatan dan Ketidakterlekatan Tindakan Ekonomi dalam Masyarakat
Menurut Polanyi

Hubungan Keterlekatan Ekonomi dalam Organisasi Ketidakterlekatan Ekonomi


dalam Organisasi
Ekonomi Resiprositas : ekonomi melekat dalam Pasar : ekonomi tidak melekat
dan komunitas hubungan antar suku yang berpusat pada pada komonitas melalui
kewajibab terhadap komonitas. institusi-institusi seperti pasar
Redistribusi : ekonomi melekat dalam dan hak milik pribadi
komunitas politik yang terpusat

Ekonomi Resiprositas: ekonomi melekat dalam Pasar : ekonomi tidak melekat


dan pemerintah proses pengaturan suku yang termaktub pada pemerintahan melalui
dalam adat. integritas legal dari individu dan
Redistribusi: ekonomi melekat dalam perusahaan serta melalui
aparat politik negara yang terpusat dan kebebasan pasar dari dominasi
kerajaan yang terbentuk melalui kontrol politik
politik.

Ekonomi dan Resiprositas : ekonomi maupun rumah Pasar : ekonomi tidak melekat
rumah tangga tangga melekat dalam komunitas suku. pada rumah tangga dalam arti
Redistribusi : ekonomi maupun rumah pemisahan “kerja” dan “rumah”,
tangga melekat dalam komunitas politik “pekerjaan” dan “waktu luang”
yang terpusat

Granovetter dan swedberg tidak setuju dengan polanyi tentang tingkat atau derajat
dari keterlekatan. Dia menegaskan bahwa tindakan ekonomi dalam masyarakat industri juga
melekat sebagaimana yang terjadi dalam jaringan hubungan sosial dan institusi sosial
lainnyaseperti agama, politik,pendidikan,keluarga dan lainnya, sebagaimana halnya juga
terjadi di masyarakat para-industri, dengan tingkat dan level yang berbeda. Contoh, kebiasaan
manajemen bank sebagai lembaga modern dalam merekrut pegawai baru memperhatikan
referensi dari seseorang terkenal, adalah contoh keterlekatan perilaku ekonomi dalam

5
masyarakat maju. disamping itu dalam masyarakat para-industri terdapat pula orang yang
terobsesi untuk mencari uang sebagaimana dalam masyarakat modern.2

C. Bentuk Keterlekatan
Granovetter dalam “The Old and the New EconomicSociology” membedakan
dua bentuk keterlekatan, yaitu :
 Keterlekatan Relasional
Keterlekatan relasional merupakan tindakan ekonomi yang disituasikan secara
sosial dan melekat dalam jaringan sosial personal yang sedang berlangsung diantara
para aktor dalam suatu aktifitas ekonomi yang berhubungan dengan orang lain
dikaitkan dengan individu lain. Misalnya tindakan ekonomi dalam hubungan
pelanggan, antara penjual dan pembeli merupakan suatu bentuk keterlekatan
relasional. Dalam hubungan pelanggan terjadi hubungan interpersonal antara penjual
dan pembeli yang melibatkan berbagai aspek.
Hubungan langganan bermula dari pencarían pembeli terhadap kepastian dan
keakuratan informasi terhadap suatu barang atau jasa. Dalam pasar yang tidak
sempurna, informasi yang pasti dan akurat ternyata tidak mudah untuk
memperolehnya. Oleh sebab itu pembeli berusaha mencari penjual yang mau berbagi
informasi dengannya. Dalam situasi pasar, tidak ada yang geratis, semua semua
diukur dari sisi untung rugi. Jika penjual mau berbagi dengan pembeli maka harus
ada kepastian bahwa penjual memperoleh keuntungan dari berbagai informasi
tersebut dari pihak pembeli.
Proses itu berlangsung terus menerus sampai ada kepastian dan kepercayaan
dari kedua belah pihak bahwa berbagi informasi itu telah terjadi dan telah
menguntungkan kedua belah pihak. Hubungan antara pembeli dan pelanggan dalam
hubungan pelanggan tidak hanya meliputi tindakan ekonomi, tetapi juga bisa meluas
kedalam aspek sosial,budaya, politik. Pada saat ada pesta dipihak pembeli, maka
penjual akan memberikan kado istimewa. Begitu juga sebaliknya.

 Keterlekatan stuktural

2
Prof. Dr. Damsar, pengantar sosiologi ekonomi, (Jakarta : kencana media group,2009),hal, 142-143

6
Keterlekatan struktural adalah keterlekatan yang terjadi dalam suatu jaringan
hubungan yang lebih luas, bisa merupakan institusi atau struktur sosial. Struktur sosial
adalah suatu pola hubungan atau interaksi yang terorganisir dalam suatu ruang sosial.
Struktur sosial dalam berinteraksi dan berhubungan dengan individu dan kelompok
lain. Struktur sosial menyadarkan kita bahwa hidup ini dicirikan dengan
pengorganisasian dan stabil. Contoh keterlekatan struktural yaitu fenomena ekonomi
dari pasar swalayan. Pasar swalayan merupakan suatu struktur sosial dimana terdapat
pola interaksi antara pengusaha swalayan,karyawan,pemasok dan pembeli dalam
aktivitas perdagangan terdapat aturan main. Misalnya jika ingin membawa suatu
barang kerumah, maka pembeli harus terlebih dahulu membayarnya di kasir.

D. Keterlekatan dan Pendekatan Lainnya


Perbandingan pendekatan keterlekatan dengan pendekatan lainnya yang
dimaksudkan adalah pendekatan-pendekatan pilihan rasional dan pendekatan ekonomi
institusi baru.
 Keterlekatan versus pilihan rasional
Mulai dengan beberapa unit perilaku atau aktor yang diasumsikan
“berperilaku rasional”. Bermakna memaksimumkan keajegan perilaku yang
diantisipasi atau diharapkan akan membawa imbalan atau hasil di masa akan datang.
Secara umum teori pilihan rasional mengasumsikan bahwa tindakan manusia
mempunyai maksud dan tujuan yang dibimbing oleh hirarki yang tertata rapi dari
preferensi. Dalam hal ini rasional berarti :
 Aktor melakukan perhitungan dari pemanfaatan atau preferensi dalam
pemilihan suatu bentuk tindakan.
 Aktor juga menghitung biaya bagi setiap jalur perilaku.
 Aktor berusaha memaksimalkan pemanfaatan untuk mencapai pilihan
tertentu.

Bagi kelompok sosiologi ekonomi baru yang dimotori oleh granovetter percaya,
bahwa kegiatan ilmiah sosiologi dan pokok persoalan studi sosiologi, apabila dimasukan
kedalam kerangka individu merupakan suatu kekeliruan. Menurut Granovetter, pendekatan
pilihan rasional merupakan bentuk ekstrim dari individualisme metodologis yang mencoba
melekatkan suatu superstruktur yang luas diatas fundamen yang sempit, sebab pendekatan

7
pilihan rasional tidak memperlihatkan secara serius sgruktur ini mempengaruhi hasil secara
keseluruhan.

 Keterlekatan Versus Ekonomi Institusi Baru


Ekonomi Institusi Baru(New Institutional Economics) berasal dari perluasan
analisis ekonomi dalam rangka memasukkan institusi-institusi sosial kedalam cakupan
perhatian. Beberapa pandangan umum yang dipunyai oleh teoritisi Ekonomi Institusi
Baru antara lain :
 Arus utama ekonomi harus berhubungan dengan institusi-institusi.
 Analisa institusi-institusi yang selama ini terabaikan dapat digunakan
secara langsung atas dasar prinsip-prinsip ekonomi neo-klasik.

Menurut Granovetter dan Swedberg teoretisi EIB merupakan suatu kumpulan ekonom
yang heterogen. Diantaraa mereka adalah Douglas Nort, Oliver Williamson, Andrew
Schotter,dan Robert Thomas. Meski bereka beragam pemikiran, namun dapat ditarik suatu
garis yang menghubungkan tema sentral pemikiran dari karya mereka yaitu efisiensi.
Efisiensi dilakukan melalui pengurangan biaya transaksi. institusi-institusi yang ada termasuk
institusi ekonomi,dikonstruksikan dengan mobilisasi sumber-sumber melalui jaringan sosial
dan dibangun dengan pertimbangan latar belakang masyarakat,politik, pasar dan teknologi.
Pendekatan biaya transaksi ekonomi dikenal penerapannya oleh Williamson terhadap
penggunaan sistem kontrak internal. Sistem kontrak internal secara meluas oleh organisasi-
organisasi pada abad ke sembilan belas dan menjelang abad kedua puluh, terutama
dikalangan negara kapitalis besar seperti inggris dan Amerika Serikat. Sistem ini pada
dasrnya terdiri dari seorang majikan dan pemilik kapital yang menguji sejumlah sub-
kontraktor internal. Para subkontraktor ini melakukan pembayaran sekaligus dengan kapitalis
dalam sebuah kontrak di mana waktu tertentu, dengan menggaji para pekerja agar bekerja
dalam organisasi itu, dengan menggunakan teknologi, bahan-bahan mentah dan lain-lainnya
untuk menghasilkan komoditas yang diperuntukkan hanya bagi organisasi itu saja.
Kontrak internal, berdasarkan, berdasarkan sudut pandang kapitalis, memiliki
beberapa daya pikat sebagai suatu sistem. Kontrak iternal dilihat fleksibel dari sisi fluktuasi
permintaan dan dampaknya terhadap pekerjaan. Ia menghapuskan bermacam resiko dalam
organisasi kerja, kualitas tenaga kerja, bahan mentah dan tertanam pada agen yang
melakukan kontrak kapital yang detail melalui mekanisme kontrak pembabayaran dalam

8
jumlah yang tepat sekaligus. Ia memberikan kemungkinan kepada pekerja yang ingin
menjadi agen-agen yang melakukan kontrak serta melakukan inovasi. 3

3
Prof. Dr. Damsar, pengantar sosiologi ekonomi, (Jakarta : kencana media group,2009),hal, 152-153

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Keterlekatan Menurut granovetter. merupakan tindakan ekonomi yang disituasikan


secara sosial dan melekat dalam jaringan personal yang sedang berlangsung di antara para
aktor. Ini tidak hanya terbatas pada tindakan aktor individual sendiri tetapi juga mencakup
perilaku yang lebih luas, seperti penetapan harga dan institusi-institusi ekonomi yang lebih
luas, seperti penetapan harga dan institusi ekonomi, yang semuanya terpendam dalam suatu
jaringan sosial.
Polanyi dan kawan-kawan melihat bahwa ekonomi dalam masyarakat pra-industri
melekat dalam institusi-institusi sosial, politik,dan agama. Ini bermakna bahwa fenomena
seperti perdagangan, uang dan pasar diilhami tujuan selain mencari keuntungan. Meskanisme
pasar tidak diperbolehkan untuk mendominasi kehidupan ekonomi oleh sebab itu permintaan
dan penawaran bukan sebagai mekanisme pembentukan harga, tetapi merupakan suatu
bentuk dari tradisi atau otoritas politik.
Granovetter dalam “The Old and the New EconomicSociology” membedakan dua
bentuk keterlekatan, yaitu Keterlekatan Relasional dan Keterlekatan stuktural, Keterlekatan
relasional merupakan tindakan ekonomi yang disituasikan secara sosial dan melekat dalam
jaringan sosial personal yang sedang berlangsung diantara para aktor dalam suatu aktifitas
ekonomi yang berhubungan dengan orang lain dikaitkan dengan individu lain. Keterlekatan
stukturalKeterlekatan struktural adalah keterlekatan yang terjadi dalam suatu jaringan
hubungan yang lebih luas, bisa merupakan institusi atau struktur sosial. Struktur sosial adalah
suatu pola hubungan atau interaksi yang terorganisir dalam suatu ruang sosial. Struktur sosial
dalam berinteraksi dan berhubungan dengan individu dan kelompok lain.
Perbandingan pendekatan keterlekatan dengan pendekatan lainnya yang dimaksudkan
adalah pendekatan-pendekatan pilihan rasional dan pendekatan ekonomi institusi baru.

10

Anda mungkin juga menyukai