Anda di halaman 1dari 43

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin dan
Kuasanya, Laporan Kinerja (LAPKIN) Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III
Gorontalo Tahun 2019 dapat diselesaikan.
Laporan ini merupakan perwujudan transparansi dan Akuntabilitas Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas III Gorontalo dalam penyelenggaraan Pemerintahan
yang baik (Good Governance) dan berkaitan dengan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah.
Laporan ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pengelola
program dan kegiatan dalam rangka pencapaian Visi, Misi, Tujuan dan sasaran
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Gorontalo.
Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam
penyusunan laporan ini, semoga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Gorontalo ini dapat
memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan baik sebagai
Informasi, Evaluasi Kinerja maupun upaya peningkatan kualitas kinerja KKP
Kelas III Gorontalo

Gorontalo, Januari 2020


Plt. Kepala KKP Kelas III Gorontalo

Syarif Ab. Katili, SH, M.Si


NIP 197305161997031004

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
I. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
II. Visi Misi......................................................................................................................... 2
III. Tujuan.......................................................................................................................... 3
IV. Gambaran Umum KKP Kelas III Gorontalo........................................................... 3
V. Strategi dan Permasalahan Utama KKP Kelas III Gorontalo ............................. 6
BAB II PERENCANAAN KINERJA .................................................................................... 11
A. Perencanaan Kinerja ............................................................................................... 11
B. Perjanjian Kinerja ..................................................................................................... 13
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ................................................................................... 14
A. Capaian Kinerja Organisasi..................................................................................... 14
B. Realisasi Anggaran................................................................................................... 37
BAB IV PENUTUP................................................................................................................. 40
I. Kesimpulan ..................................................................................................................... 40
II. Saran............................................................................................................................... 40
LAMPIRAN .............................................................................................................................

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. RAK Tahun 2018 dan 2019............................................................................. 11


Tabel 2. Perjanjian Kinerja KKP Kelas III Gorontalo Tahun 2019 ............................ 13
Tabel 3. Evaluasi Hasil Pencapaian Kinerja ................................................................ 15
Tabel 4. Jumlah Alat Angkut Sesuai dengan Standar Kekarantinaan
kesehatan KKP Kelas III Gorontalo Tahun 2019........................................ 17
Tabel 5. Persentase Respon Sinyal SKD, KLB dan Bencana di Wilayah
Layanan KKP Kelas III Gorontalo.................................................................. 19
Tabel 6. Jumlah Penerbitan dokumen COP KKP Kelas III Gorontalo ..................... 21
Tabel 7. Jumlah Posko Lebaran, Natal dan tahun baru KKP Kelas III
Gorontalo ..........................................................................................................
Tabel 8. Pelabuhan yang memiliki kebijakan kesiapsiagaan Dokumen Renkon
KKP Kelas III Gorontalo ................................................................................. 24
Tabel 9. Jumlah Sertifikat Izin Laik Terbang, Sertifikat Izin Angkut Orang sakit,
Surat Izin Angkut Jenazah dan Legalisasi ICV KKP Kelas III
Gorontalo ......................................................................................................... 26
Tabel 10. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai TPM dan PAB
memenuhi Syarat KKP Kelas III Gorontalo ................................................. 28
Tabel 11. Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah
perimeter dan buffer area KKP Kelas III Gorontalo ................................... 30
Tabel 12. Akumulasi Jumlah Orang yang melaksanakan skrining penyakit
menular meliputi penyakit TB, HIV/AIDS KKP Kelas III Gorontalo ......... 32
Tabel 16. Realisasi Anggaran .......................................................................................... 37

iii
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Dalam rangka
mencapai cita-cita bangsa tersebut diselenggarakan pembangunan
nasional disemua bidang kehidupan yang berkesinambungan yang
merupakan suatu rangkaian pembangunan yang menyeluruh,terpadu
dan terarah.
Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya
pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran,
kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk
agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Pembangunan kesehatan pada dasarnya menyangkut semua segi
kehidupan, baik fisik, mental maupun sosial ekonomi. Dalam
perkembangan pembangunan kesehatan selama ini, telah terjadi
perubahan orientasi, baik tata nilai maupun pemikiran terutama
mengenai upaya pemecahan masalah di bidang kesehatan yang
dipengaruhi oleh politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan
keamanan serta ilmu pengelahuan dan teknologi. Perubahan orientasi
tersebut akan mempengaruhi proses penyelenggaraan pembangunan
kesehatan. Di samping hal tersebut dalam pelaksanaan pembangunan
kesehatan perlu memperhatikan jumlah penduduk Indonesia yang
besar, terdiri dari berbagai suku dan adat istiadat, menghuni ribuan
pulau yang terpencar-pencar dengan tingkat pendidikan dan sosial
yang beragam. Penyelenggaraan pembangunan kesehatan meliputi
upaya kesehatan dan sumber dayanya, harus dilakukan secara

1
terpadu dan berkesinambungan guna mencapai hasil yang optimal.
Upaya kesehatan yang semula dititikberatkan pada upaya
penyembuhan penderita secara berangsur-angsur berkembang ke
arah keterpaduan upaya kesehatan yang menyeluruh. Oleh karena itu,
pembangunan kesehatan yang menyangkut upaya peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan
penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) harus
dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan,
dan dilaksanakan bersama antara Pemerintah dan masyarakat. Peran
serta aktif masyarakat termasuk swasta perlu diarahkan, dibina,dan
dikembangkan sehingga dapat melakukan fungsi dan tanggung jawab
sosialnya sebagai mitra Pemerintah. Peran Pemerintah lebih
dititikberatkan pada pembinaan, pengaturan, dan pengawasan untuk
terciptanya pemerataan pelayanan kesehatan dan tercapainya kondisi
yang serasi dan seimbang antara upaya kesehatan yang dilaksanakan
oleh pemerintah dan masyarakat termasuk swasta. Kewajiban untuk
melakukan pemerataan dan peningkatan pelayanan kesehatan bagi
seluruh lapisan masyarakat, tetap menjadi tanggung jawab
Pemerintah.
II. Visi Misi
Visi KKP Kelas III Gorontalo adalah :
“Tangguh dan Prima dalam Mewujudkan Masyarakat Yang
Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong
Royong”.
untuk mewujudkan Visi KKP Kelas III Gorontalo di tempuh misi
sebagai berikut:
1. Penguatan sistem cegah tangkal penyakit menular dan penyakit
potensial wabah.
2. Peningkatan surveilans penyakit dan faktor risiko, serta Sistem
Kewaspadaan Dini (SKD)
3. Pengendalian faktor risiko dan dampak kesehatan lingkungan.

2
4. Pembinaan jejaring kerja dan kemitraan.
5. Memperluas akses informasi.
6. Promosi dan diseminasi informasi.
III. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya pengendalian penyakit dan penyehatan
lingkungan di pintu masuk Negara
2. Tujuan Khusus
a. Terselenggaranya pengendalian kekarantinaan dan surveillance
epidemiologi.
b. Terselenggaranya pengendalian resiko lingkungan
c. Terselenggaranya upaya kesehatan dan lintas wilayah
d. Terseleneggaranya lingkungan managemen dan ketatausahaan
IV. Gambaran Umum KKP Kelas III Gorontalo
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Gorontalo merupakan unit
pelaksana teknis (UPT) dilingkungan Kementerian Kesehatan yang berada
dibawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit (Ditjen P2P), terbentuk dan berdiri berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2348/Menkes/Per/XI/2011 tentang
perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
356/Menkes/PER/IV/2008 tentang Organisasi dan tata kerja Kantor
Kesehatan Pelabuhan, yang mempunyai kewajiban untuk membuat
laporan akuntabilitas kinerja. Hal ini adalah bentuk pertanggungjawaban
atas keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam
mencapai sasaran dan tujuan yang ditetapkan.
Sebagaimana dalam peraturan Menkes RI Nomor
2348/Menkes/Per/XI/2011 tentang perubahan atas Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 356/Menkes/PER/IV/2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja kantor Kesehatan Pelabuhan, Kantor Kesehatan Pelabuhan
mempunyai tugas melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya
penyakit, penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan,
pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan,
pengawasan OMKABA serta pengamanan terhadap penyakit baru dan

3
penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan
pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas
darat negara.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana diatas, Kantor Kesehatan
Pelabuhan menyelenggarakan fungsi :
a. Pelaksanaan kekarantinaan.
b. Pelaksanaan pelayanan kesehatan.
c. Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di bandara, pelabuhan, dan
lintas batas darat negara.
d. Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensi wabah, penyakit
baru dan penyakit yang muncul kembali.
e. Pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion, biologi, dan
kimia.
f. Pelaksanaan sentra / simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai
penyakit yang berkaitan dengan lalu lintas nasional, regional, dan
internasional.
g. Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan penanggulangan
Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang kesehatan, serta
kesehatan matra termasuk penyelenggaraan kesehatan haji dan
perpindahan penduduk.
h. Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan
bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara.
i. Pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan Obat, Makanan, Kosmetika
dan Alat Kesehatan serta Bahan Adiktif (OMKABA) ekspor dan
mengawasi persyaratan dokumen kesehatan OMKABA impor.
j. Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya.
k. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja bandara,
pelabuhan dan lintas batas darat negara.
l. Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan bandara,
pelabuhan dan lintas batas darat negara.
m.Pelaksanaan jejaring kerja dengan kemitraan bidang kesehatan di
bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara.
n. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian Risiko lingkungan dan
surveilans kesehatan pelabuhan.

4
o. Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bandara, pelabuhan dan
lintas batas darat negara.
p. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP.
Dalam hal melaksanakan tugas pokok dan fungsi KKP Kelas III
Gorontalo tentunya harus di dukung oleh manajamen sumber daya manusia
(SDM). Dimana SDM ini ada yang bertindak sebagai kontroling dan evaluasi
dan ada juga yang bertindak sebagai pelaksana teknis.
STRUKTUR ORGANISASI
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS III GORONTALO

Plt. Kepala Kantor

Syarif Ab. Katili, SH, M.Si

Kasubbag. Tata Usaha

Syarif Ab. Katili, SH, M.Si

Kasie PK & SE Kasie PRL & KLW

Dr. Nurhayati Lahay dr. Husain Panigoro

INSTALASI KELOMPOK JABATAN WILAYAH KERJA


FUNGSIONAL

5
V. Strategi dan Permasalahan Utama KKP Kelas III Gorontalo
1. Strategi Organisasi
Dalam rangka mencapai cita-cita bangsa diselenggarakannya
pembangunan Nasional di semua bidang dan aspek kehidupan yang
berkesinambungan yang merupakan suatu rangkaian pembangunan yang
menyeluruh, terpadu dan terarah pembangunan Kesehatan adalah salah
satu sektor yang mendukung demi keberhasilan pembangunan Nasional.
Namunkeberhasilan Pembagunan Kesehatan tidak semata-mata ditentukan
oleh hasil kerja sektor kesehatan itu sendiri, tetapi sangatlah dibutuhkan
kontribusi dan kerjasama dari sektor pembagunan lainya.
Untuk mewujudkan keadaan sehat banyak faktor lain yang sangat kita
butuhkan bukan saja tanggungjawab sektor kesehatan, melainkan juga
tanggungjawab dari berbagai sektor lainnya seperti dalam pembangunan.
Dalam penyelenggaraan pembangunan nasional berbagai macam sistem
bersinergi secara dinamis yang berupa sistim nasional seperti: sistim
pertahanan dan keamanan, sistem pendidikan nasional, sistem
perekonomian, sistem ketahanan pangan nasional dan sistem – sistem
nasional lainya.
Kebijakan dan pemikiran dalam program kesehatan masyarakat dan
sektor kesehatan pada umumnya untuk mencakup determinan kesehatan
lainya terutama yang berada diluar domain sektor kesehatan sangatlah
dibutuhkan untuk mengurangi kesenjangan dalam pembangunan kesehatan.
Reformasi kesehatan masyarakatat yeng meliputi reformasi kebijakan SDM
kesehatan, reformasi kebijakan pembiayaan kesehatan, reformasi
kebikakan pelayanan kesehatan terkait dengan terselenggaranya Good
Governance sudah harus dilakukakan.
Meningkatkan peran aktif masyarakat dengan memberi kesempatan
untuk ikut aktif memelihara kesehatannya sendiri dengan melakukan upaya
menuju kebiasaan hidup sehat sehingga tidak kehilangan nilai produktif
dikala sakit, sehat adalah gaya hidup yang harus di tanamkan kepada
masyarakat. Upaya ini promotif dan preventif perlu ditingkatkan untuk
mengendalikan angka kesakitan yang muncul.
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Gorontalo dalam mewujudkan
visi dan misi menetapkan beberapa strategi yaitu :

6
1. Kabupaten/kota yang melakukan pemantauan kasus penyakit
berpotensi kejadian luar biasa (KLB) dan melakukan respon
penanggulangan terhadap sinyal KLB untuk mencegah terjadinya
KLB
Indikator :
a. Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan
kesehatan yaitu jumlah pemeriksaan alat angkut sesuai dengan
standar kekarantinaan Kesehatan dalam periode satu tahun
berupa akumulasi jumlah PHQC dan SSCEC dalam satu tahun
b. Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan
bencana di wilayah layanan KKP yaitu Jumlah sinyal SKD KLB di
pelabuhan/bandara yang direspon kurang dari 24 jam
dibandingkan dengan jumlah SKD KLB dalam periode satu tahun
c. Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan
keluarnya penyakit yaitu akumulasi jumlah sertifikat COP, Gendec
dan hasil pemeriksaan surveilans rutin di klinik layanan lainnya
dalam satu tahun
d. Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus yaitu Akumulasi
jumlah posko yang melakukan pelayanan kesehatan pada saat
lebaran, natal, tahun baru dan lainnya dalam satu tahun.
e. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan
kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan
masyarakat yang berpotensi wabah yaitu Jumlah
pelabuhan/bandar udara/PLBD yang memiliki kebijakan
kesiapsiagaan berupa dokumen rencana kontijensi
penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang
berpotensi wabah
f. Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang
diterbitkan yaitu akumulasi jumlah sertifikat izin laik terbang,
sertifikat izin angkut orang sakit, sertifikat izin angkut jenazah,
jumlah penerbitan/legalisasi ICV dalam satu tahun
g. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat
sanitasi yaitu akumulasi jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang

7
mempunyai TPM memenuhi syarat layak/laik hygiene, tempat
penyediaan air bersih memenuhi syarat kesehatan
2. Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tular vector
dan zoonotic
Indikator : Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah
perimeter dan buffer area yaitu Akumulasi jumlah
pelabuhan/bandara/PLBD dengan nilai indeks pinjal ≤ 1, HI perimeter = 0,
HI buffer < 1, tidak ditemukan larva anopheles, kepadatan kecoa rendah
dan kepadatan lalat < 6 dalam satu tahun
3. Menurunnya penyakit menular langsung
Indikator : Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular
langsung yaitu akumulasi jumlah orang yang melaksanan skrining
penyakit menular meliputi penyakit TB, HIV/AIDS dan lainnya dalam
satu tahun
4. Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya Pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Indikator :
1. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya yaitu
Akumulasi jumlah dokumen sebanyak 40 dokumen terdiri dari
RKAKL/DIPA (awal dan revisi) 2 dok, Laptah 1 dok, Laporan Keuangan
2 dok, Laporan BMN 2 dok, Lakip 1 dok, Profil 1 dok, Proposal PNBP 1
dok, dokumen kepegawaian 2 dok (kontrak dan penilaian), e monev
DJA 12 dok, e monev Bappenas 4 dok, LEB 12 dok
2. Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P yaitu Akumulasi
jumlah jenis peningkatan kapasitas bidang P2P yang diikuti oleh SDM
KKP dalam kurun waktu satu tahun
3. Jumlah pengadaan sarana prasarana yaitu Akumulasi jumlah
pengadaan tanah, gedung, alat kesehatan, fasilitas penunjang
perkantoran, kendaraan dalam satu tahun.
2. Permasalahan
Potensi dan permasalahan pencegahan dan pengendalian penyakit
menjadi input dalam menentukan arah kebijakan dan strategi Kementerian
Kesehatan dalam bidang pencegahan dan pengendalian penyakit, dan

8
menjadi tolok ukur satuan kerja dalam memnentukan program kegiatan
untuk tercapainya indicator keberhasilan program.
a. Penyakit Menular
Secara Nasional Prioritas penyakit menular masih tertuju pada penyakit
HIV/AIDS, tuberculosis, malaria, demam berdarah, influenza dan flu
burung. Disamping itu juga Indonesia belum sepenuhnya berhasil
mengendalikan penyakit neglected diseases sperti kusta, filariasis,
leptospirosis, dan lain-lain.
Untuk wilayah Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Gorontalo masih
fokus pada penemuan kasus TB Paru dan pembinaan pada keluarga
kontak serumah, pengendalian dan pencegahan terjadinya penyakit
demam berdarah, peningkatan pengetahuan masyarakat tentang HIV
dan AIDS, dan penyakit potensial wabah lainnya seperti Flu burung dan
lain sebagainya.
Potensi yang dimiliki saat ini adalah berupa rumah sakit daerah yang
menjadi pusat rujukan yang melaksanakan pemeriksaan HIV dan AIDS,
Puskesmas yang melaksanakan program pengobatan gratis untuk
penderita TB Paru.
b. Penyakit Tidak Menular
Kecenderungan penyakit menular terus meningkat dan telah
mengancam sejak usia muda. Selama dua decade terakhir ini, telah
terjadi transisi epidemiologis yang signifikan, penyakit tidak menular
telah menjadi beban utama, meskipun beban penyakit menular masih
berat juga.
Indonesia sedang mengalami double burden penyakit, yaitu penyakit
tidak menular dan penyakit menular sekaligus. Penyakit tidak menular
utama meliputi jantung, stroke, hypertensi, diabetes mellitus, kanker
dan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Jumlah kematian akibat
PTM terus meningkat dari 41,75 % pada tahun 1995 menjadi 59,70 % di
tahun 2007.
Oleh karena itu deteksi dini harus dilakukan secara proaktif, mendatangi
sasaran, karena sebagian besar tidak mengetahui bahwa dirinya
menderita penyakit tidak menular.

9
Dalam rangka penendalian penyakit tidak menular antara lain dilakukan
melalui pemeriksaan PTM pada setiap event yang dilakukan oleh Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas III Gorontalo.
c. Penyehatan Lingkungan
Upaya penyehatan lingkungan menunjukkan keberhasilan yang cukup
bermakna. Namun dengan demikian masih ditemukan permasalah
lingkungan besifat tradisional risk (air minum dan sanitasi) dan yang
bersifat modern risk.

10
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. Perencanaan Kinerja
Beberapa dokumen perencanaan nasional yang menjadi dasar bagi
perencanaan kinerja dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Gorontalo antara lain UU. No. 25
tahun 2004 yang mengatur tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional. Sebagai kelanjutan telah ditetapkan UU. No. 17 tahun 2007
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 dan
Peraturan Presiden No. 5 tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menegah Nasional.
Tabel 1 : RAK Tahun 2018 dan 2019
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Gorontalo

N TARGET
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
O
2018 2019
1 2 3 7 8
1 Kabupaten/kota yang 1. Jumlah alat angkut
melakukan pemantauan sesuai dengan standar 9.500 9.000
kasus penyakit berpotensi kekarantinaan Sertifikaat Sertifikat
kejadian luar biasa (KLB) kesehatan
dan melakukan respon 2. Persentase respon
penanggulangan terhadap Sinyal Kewaspadaan
sinyal KLB untuk Dini (SKD), KLB dan 100 % 100 %
mencegah terjadinya KLB bencana di wilayah
layanan KKP
3. Jumlah deteksi dini
dalam rangka cegah
23 Sertifikat 27 Sertifikat
tangkal masuk dan
keluarnya penyakit
4. Jumlah pelayanan
kesehatan pada situasi 6 Posko 8 Posko
khusus
5. Jumlah
pelabuhan/bandara/PL
BD yang mempunyai
kebijakan
kesiapsiagaan dalam 2 Pelabuhan 2 Pelabuhan
penanggulangan
kedaruratan kesehatan
masyarakat yang
berpotensi wabah
6. Jumlah sertifikat/surat
ijin layanan kesehatan 4.500 4.750
lintas wilayah yang Sertifikat Sertifikat
diterbitkan

11
7. Jumlah
pelabuhan/bandar0a/PL
6 Pelabuhan 6 Pelabuhan
BD yang memenuhi
syarat-syarat sanitasi
2 Meningkatnya 8. Jumlah
pencegahan dan pelabuhan/bandara/PL
pengendalian penyakit BD bebas vektor pada 6 Pelabuhan 6 Pelabuhan
tular vector dan zoonotic wilayah perimeter dan
buffer area
3 Menurunnya penyakit 9. Jumlah orang yang
menular langsung melakukan skrining
500 Pasien 615 Pasien
penyakit menular
langsung
4 Meningkatnya Dukungan 10. Jumlah Dokumen
Manajemen dan dukungan manajemen
40 Dokumen 40 Dokumen
Pelaksanaan Tugas dan tugas teknis
Teknis Lainnya Pada lainnya
Program Pencegahan dan 11. Jumlah peningkatan
Pengendalian Penyakit kapasitas SDM bidang 20 Pegawai 20 Jenis
P2P
12. Jumlah pengadaan
11 Paket 8 Paket
sarana prasarana

B. Perjanjian Kinerja
Perjanjian kinerja yang diformulasikan dalam Penetapan Kinerja
merupakan pernyataan komitmen yang mempresentasikan tekad dan janji
untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu
setahun.
Perjanjian kinerja atau Penetapan Kinerja di sepakati antara
pengemban tugas dengan atasannya. Penetapan kinerja merupakan
ikhtisar rencana kerja tahunan yang telah disesuaikan dengan ketersediaan
anggarannya, yaitu setelah proses anggaran (budgetting procces) selesai.
Aktualisasi kinerja sebagai realisasi penetapan kinerja di muat dalam
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Performance Accountability Report).
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Gorontalo di tahun 2019
menjabarkan sasaran strategis yang ingin dicapai berdasarkan pada
penetapan kinerja yang telah disepakati yaitu :

12
Tabel 2 : Perjanjian Kinerja
KKP Kelas III Gorontalo Tahun 2019

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

(1) (2) (3) (4)


1 Kabupaten/kota yang 1. Jumlah alat angkut sesuai
9.000
melakukan pemantauan kasus dengan standar
Sertifikat
penyakit berpotensi kejadian kekarantinaan kesehatan
luar biasa (KLB) dan 2. Persentase respon Sinyal
melakukan respon Kewaspadaan Dini (SKD),
100 %
penanggulangan terhadap KLB dan bencana di
sinyal KLB untuk mencegah wilayah layanan KKP
terjadinya KLB 3. Jumlah deteksi dini dalam
rangka cegah tangkal
27 Sertifikat
masuk dan keluarnya
penyakit
4. Jumlah pelayanan
kesehatan pada situasi 8 Posko
khusus
5. Jumlah
pelabuhan/bandara/PLBD
yang mempunyai
kebijakan kesiapsiagaan
2 Pelabuhan
dalam penanggulangan
kedaruratan kesehatan
masyarakat yang
berpotensi wabah
6. Jumlah sertifikat/surat ijin
4.750
layanan kesehatan lintas
Sertifikat
wilayah yang diterbitkan
7. Jumlah
pelabuhan/bandara/PLBD
6 Pelabuhan
yang memenuhi syarat-
syarat sanitasi
2 Meningkatnya pencegahan dan 8. Jumlah
pengendalian penyakit tular pelabuhan/bandara/PLBD
6 Pelabuhan
vector dan zoonotic bebas vektor pada wilayah
perimeter dan buffer area
3 Menurunnya penyakit menular 9. Jumlah orang yang
langsung melakukan skrining 615 Pasien
penyakit menular langsung
4 Meningkatnya Dukungan 10. Jumlah dokumen
Manajemen dan Pelaksanaan dukungan manajemen dan 40 Dokumen
Tugas Teknis Lainnya Pada tugas teknis lainnya
Program Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit 11. Jumlah peningkatan
kapasitas SDM bidang 20 Jenis
P2P
12. Jumlah pengadaan
8 Paket
sarana prasarana

13
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi
Pengukuran kinerja merupakan bagian suatu proses dari sistem
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai suatu tatanan instrumen dan
metode pertanggungjawaban. Pengukuran kinerja secara khusus merupakan
kegiatan memantau dan menilai serta membandingkan tingkat kinerja yang
dicapai dengan tingkat kinerja standar, rencana atau target.
Manfaat pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran
kepada pihak-pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan misi organisasi
dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran dengan menggunakan strategi
yang telah ditetapkan oleh dokumen Rencana Strategis/Penetapan Kinerja
Kinerja sasaran merupakan integrasi hasil/pencapaian berbagai
pelaksanaan kegiatan, baik pelaksana program maupun berbagai lintas program
dan lintas sektor yang terlibat langsung serta saling berhubungan. Kinerja yang
akan di ukur merupakan indikator sasaran program pencegahan dan
pengendalian penyakit di Pintu Masuk Negara. Biasanya data indikator kinerja
didapatkan hasil survei yang dilakukan dalam interval waktu tertentu (1 tahunan,
3 tahunan, atau 5 tahunan) tergantung jenis indikator keberhasilan yang di ukur.
Sasaran strategis merupakan hasil yang akan di capai secara nyata oleh
KKP Kelas III Gorontalo dalam rumusan yang lebih spesifik dan terukur dalam
kurun waktu 1 (satu) tahun. Dalam rangka mengetahui pencapaian sasaran,
diukur melalui indikator-indikator KKP Kelas III Gorontalo yang telah ditetapkan.
Sasaran strategis KKP Kelas III Gorontalo adalah sebagai berikut :
1. Kabupaten/kota yang melakukan pemantauan kasus penyakit berpotensi
kejadian luar biasa (KLB) dan melakukan respon penanggulangan terhadap
sinyal KLB untuk mencegah terjadinya KLB
2. Meningkatkan pencegahan dan pengendalian penyakit tular vektor dan
zoonotik.
3. Menurunnya penyakit menular langsung.
4. Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya
pada program pencegahan dan pengendalian penyakit.
Analisis capaian kinerja dari masing-masing sasaran strategis KKP Kelas III
Gorontalo adalah sebagai berikut :

14
Untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis tersebut diatas ditetapkan
indikator sebagai berikut :

Tabel 3 : Evaluasi Hasil Pencapaian Kinerja


KKP Kelas III Gorontalo Tahun 2019
SASARAN INDIKATOR
NO TARGET REALISASI KET
STRATEGIS KINERJA
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Kabupaten/kota 1. Jumlah alat
yang melakukan angkut sesuai
9.000 9.483 Melebihi
pemantauan dengan standar
Sertifikat Sertifikat Target
kasus penyakit kekarantinaan
berpotensi kesehatan
kejadian luar 2. Persentase
biasa (KLB) dan respon Sinyal
melakukan respon Kewaspadaan
Capai
penanggulangan Dini (SKD), KLB 100 % 100 %
Target
terhadap sinyal dan bencana di
KLB untuk wilayah layanan
mencegah KKP
terjadinya KLB 3. Jumlah deteksi
dini dalam
rangka cegah 27 27 Capai
tangkal masuk Sertifikat Sertifikat Target
dan keluarnya
penyakit
4. Jumlah
pelayanan Capai
8 Posko 8 Posko
kesehatan pada Target
situasi khusus
5. Jumlah
pelabuhan/banda
ra/PLBD yang
mempunyai
kebijakan
kesiapsiagaan
2 Capai
dalam 2 Pelabuhan
Pelabuhan Target
penanggulangan
kedaruratan
kesehatan
masyarakat yang
berpotensi
wabah
6. Jumlah
sertifikat/surat ijin
layanan 4.750 4.907 Melebihi
kesehatan lintas Sertifikat Sertifikat Target
wilayah yang
diterbitkan
7. Jumlah
pelabuhan/banda 6 Capai
6 Pelabuhan
ra/PLBD yang Pelabuhan Target
memenuhi

15
syarat-syarat
sanitasi
2 Meningkatnya 8. Jumlah
pencegahan dan pelabuhan/banda
pengendalian ra/PLBD bebas
6 Capai
penyakit tular vektor pada 6 Pelabuhan
Pelabuhan Target
vector dan wilayah
zoonotic perimeter dan
buffer area
3 Menurunnya 9. Jumlah orang
penyakit menular yang melakukan
Melebihi
langsung skrining penyakit 615 Pasien 652 Pasien
Target
menular
langsung
4 Meningkatnya 10. Jumlah
Dukungan dokumen
Manajemen dan dukungan 40 Capai
40 Dokumen
Pelaksanaan manajemen dan Dokumen Target
Tugas Teknis tugas teknis
Lainnya Pada lainnya
Program 11. Jumlah
Pencegahan dan peningkatan Capai
20 Jenis 20 Jenis
Pengendalian kapasitas SDM target
Penyakit bidang P2P
12. Jumlah
pengadaan Capai
8 Paket 8 Paket
sarana Target
prasarana

1. Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan.


a. Definisi Operasional
Jumlah pemeriksaan alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan
Kesehatan dalam periode satu tahun.
b. Rumus Capaian Indikator :
Pengukuran cakupan indikator ini dilakukan dengan menggunakan rumus :
Akumulasi jumlah hasil PHQC dan SSCEC dalam
∑ satu tahun
X 100%
Target Tahunan

16
Tabel 4
Jumlah Alat Angkut Sesuai dengan Standar Kekarantinaan Kesehatan
KKP Kelas III Gorontalo Tahun 2019

Dokumen Target Realisasi %

Jumlah PHQC dan SSCEC 9.000 9.483 105

Grafik 1
Perbandingan Realisasi Kegiatan selang Tahun 2015 - 2019
KKP Kelas III Gorontalo Tahun 2019

c. Analisi Kinerja
Pada rencana aksi kegiatan KKP Kelas III Gorontalo untuk indikator
kinerja Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kesehatan ditetapkan
sebesar 9.000 sertifikat akumulasi dari jumlah PHQC dan SSCEC dengan
realisasi 9.483 sertifikat (105 %).
Dengan melihat hasil ini maka indikator jumlah alat angkut sesuai dengan
standar kekarantinaan kesehatan melebihi target yang telah di rencanakan.
Jika dibandingkan dengan tahun 2018 telah terjadi peningkatan capaian
sebesar 1.582 sertifikat atau sebesar 22 %. Namun jika dibandingkan dengan
capaian kinerja jangka menengah hanya sebesar 290 dokumen (5 %)

17
Persentase yang dicapai dari indikator ini melebihi target nasional. Target
nasional untuk indikator ini adalah 95 %.
Ada beberapa upaya yang telah dilakukan untuk memenuhi target yang
telah di tetapkan yaitu :
1. Peningkatan koordinasi lintas sektor dan lintas program antar instansi.
2. Melakukan pertemuan dengan pemilik kapal
3. Peningkatan kapasitas petugas dalam hal pelayanan.
d. Permasalahan :
Ada beberapa faktor penyebab tidak terpenuhinya target yang telah
ditetapkan, antara lain adalah :
1. Banyak kapal yang tidak beroperasi lagi, dikarenakan oleh dokumen kapal
yang tidak berlaku.
2. Prosedur pengurusan dokumen kapal yang sulit bagi nelayan, sehingga
nelayan tidak beroperasi.
3. Faktor cuaca yang sangat ekstrim untuk wilayah sulawesi.
e. Solusi Pemecahan Masalah
1. Memfasilitasi pertemuan lintas sektor antara KKP Kelas III Gorontalo,
pihak nelayan dan KSOP dan pemerintah daerah, kemudian
melakukan brainstorming untuk memecakan masalah yang ada
2. Melakukan coffee morning dengan pihak KSOP untuk sinkronisasi data.
2. Persentase Respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan Bencana
di Wilayah Layanan KKP
a. Definisi Operasional
Jumlah sinyal SKD KLB di pelabuhan/bandara yang direspon kurang dari
24 jam dibandingkan dengan jumlah SKD KLB dalam periode satu tahun
b. Rumus Capaian Indikator :
Pengukuran cakupan indikator ini dilakukan dengan menggunakan rumus

Jumlah sinyal SKD KLB di pelabuhan/bandara yang


∑ direspon kurang dari 24 jam
X 100%
Jumlah SKD

18
Tabel 5
Persentase Respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan Bencana
di Wilayah Layanan KKP
KKP Kelas III Gorontalo Tahun 2019

Kegiatan Target Realisasi %

Respon Sinyal
Kewaspadaan Dini (SKD), 100 % 100 % 100 %
KLB dan Bencana
di Wilayah Layanan KKP

Grafik 2
Perbandingan Realisasi Kegiatan selang Tahun 2015 - 2019
KKP Kelas III Gorontalo Tahun 2019

c. Analisis Kinerja
Pada indikator ini dapat dilihat bahwa respon sinyal kewaspadaan dini
(SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan KKP 100 %.
Hasil koordinasi lintas sektor antara KKP Kelas III Gorontalo dan
Puskesmas yang ada di wilayah Kerja KKP tidak ada peningkatan kasus yang

19
signifikan yang mengarah pada kejadian KLB, sehingga untuk respon
terhadap sinyal kewaspadaan dini untuk penyakit potensial KLB tidak ada.
Upaya yang telah dilakukan dalam mencapai target adalah
1. Fasilitasi, advokasi, supervisi dan bimbingan teknis terhadap pengelola
program dan koordinator di wilayah kerja.
2. Peningkatan kapasitas petugas dalam rangka kekarantinaan
3. Peningkatan koordinasi lintas sektor dan lintas program antar instansi.
d. Permasalahan
Permasalahan yang sering di temukan di lapangan adalah Sering terjadi
pergantian petuas surveillance di puskesmas wilayah kerja KKP Kelas III
Gorontalo, sehingga menyulitkan dalam berkomunikasi.
e. Solusi Pemecahan Masalah
Adapun solusi pemecahan masalah adalah melakukan pelatihan
surveillance dasar tentang penanggulangan KLB di wilayah kerja masing-
masing.
3. Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya
penyakit
a. Definisi Operasional
Jumlah deteksi dini yang dilaksanakan di pelabuhan dan di klinik layanan
lainnya dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit dalam
periode satu tahun
b. Rumus Capaian Indikator
Cara pengukuran capaian indikator adalah dengan menggunakan rumus
berikut :Akumulasi jumlah sertifikat COP, Gendec dan hasil pemeriksaan
surveilans rutin di klinik layanan lainnya dalam satu tahun

Akumulasi jumlah sertifikat COP tahun 2019


∑ Jumlah target COP tahun 2019
X 100%

20
Tabel 6
Jumlah penerbitan dokumen COP
KKP Kelas III Gorontalo Tahun 2019

Dokumen Target Realisasi %

27 27 100
COP
Sertifikat Sertifikat

Grafik 3
Perbandingan Realisasi Kegiatan selang Tahun 2015 - 2019
KKP Kelas III Gorontalo Tahun 2019

c. Analisi Kinerja
Tabel diatas menunjukkan bahwa realisasi yang dicapai pada penerbitan
dokumen COP telah mencapai target yaitu 27 dokumen (100%). Jumlah
dokume ini terjadi penurunan jika dibandingkan dengan capaian di tahun
2018.
Upaya yang telah dilakukan dalam mencapai target adalah
1. Peningkatan kapasitas petugas dalam rangka kekarantinaan
2. Peningkatan koordinasi lintas sektor dan lintas program antar instansi.
3. Sosialisasi Dokumen kekarantinaan.

21
d. Permasalahan
1. Waktu kedatangan kapal asing tidak bisa di prediksi. Sehingga waktu
petugas pemeriksa tidak efisien
2. SDM masih kurang
e. Solusi Pemecahan Masalah
1. Lebih intens lagi dalam hal koordinasi dengan petugas darat
2. Membuka peluang pindah bagi ASN pemda untuk pindah ke KKP
Kelas III Gorontalo melalui mekanisme mutasi eksternal.
4. Jumlah Pelayanan Kesehatan pada Situasi Khusus
a. Definisi Operasional
Jumlah pelayanan kesehatan yang dilaksanakan pada saat situasi khusus
tertentu seperti lebaran, natal, tahun baru dan lain - lain dalam periode satu
tahun.
b. Rumus Capaian Indikator
Untuk mengukur capaian indikator pada kegiatan ini adalah dengan
menggunakan rumus berikut :

Akumulasi Jumlah Posko Lebaran, Tahun Baru dan


∑ Natal Tahun 2019
X 100%
Target Jumlah Posko Tahun 2019

Tabel 7
Jumlah Posko Lebaran, Natal dan Tahun Baru
KKP Kelas III Gorontalo Tahun 2019

Kegiatan Target Realisasi %

Layanan Posko 8 8 100

22
Grafik 4
Perbandingan Realisasi Kegiatan selang Tahun 2015 - 2019
KKP Kelas III Gorontalo Tahun 2019

c. Analis Kinerja
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah pelayanan pada situasi
khusus seperti Posko lebaran, posko natal dan tahun baru terealisasi 100 %.
8 (Delapan) posko tersebut terdiri dari posko pelabuhan laut kota Gorontalo,
posko Bandara Djalaluddin Gorontalo, posko Pelabuhan Tilamuta, posko
pelabuhan paguat, posko pelabuhan kwandang dan posko pelabuhan anggrek.
Di tahun 2015 s.d 2018 jumlah layanan posko berjumlah 6 posko dan
ditahun 2019 layanan posko ditambah menjadi 8 posko.
Sejak tahun 2015 s.d 2019 layanan posko terealisasi 100 %.
Upaya yang telah dilakukan dalam mencapai target adalah
1. Koordinasi lintas sektor.
2. Pembekalan bagi para petugas piket posko
3. Rapat evaluasi internal.
4. Rapat evaluasi eksternal.
d. Permasalahan :
1. Jumlah SDM yang bertugas saat piket sangat minim.
2. Sarana dan prasarana posko belum lengkap

23
e. Solui Pemecahan Masalah :
1. Meminta tambahan personel dari dinas kesehatan, khususnya bagi
petugas Puskesmas yang berada di wilayah kerja KKP.
2. Mengusulakn pengadaan sarana prasarana khusus posko
5. Jumlah Pelabuhan/ Bandara/PLBD yang mempunyai kesiapsiagaan
dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang
berpotensi wabah
a. Definis Operasional
Jumlah pelabuhan/bandar udara/PLBD yang memiliki kebijakan
kesiapsiagaan berupa dokumen rencana kontijensi penanggulangan
kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah.
b. Rumus Capaian Indikator
Untuk mengukur capaian indikator pada kegiatan ini adalah dengan
menggunakan rumus berikut :
Jumlah Pelabuhan yang memiliki kebijakan
∑ kesiapsiagaan dokumen renkon
X 100%
Target tahun 2019

Tabel 8
Pelabuhan yang Memiliki Kebiajaan Kesiapsiagan Dokumen Renkon
KKP Kelas III Gorontalo Tahun 2019

Kegiatan Target Realisasi %

Pelabuhan yang memiliki


2 2 100
kebiajaan kesiapsiagan
dokumen renkon

24
Grafik 5
Perbandingan Realisasi Kegiatan selang Tahun 2015 - 2019
KKP Kelas III Gorontalo Tahun 2019

c. Analis Kinerja
Tahun 2019 KKP Kelas III Gorontalo melakukan rencana kontigensi untuk
pelabuhan laut dan bandar udara. Kedua lokasi ini sudah memmpunyai
kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan
masyarakat yang berpotensi wabah.
Hasil yang dicapai oleh KKP Kelas III Gorontalo sudah melebihi target
nasional. Untuk target nasional 82 % dan hasil yang di capai KKP Kelas III
Gorontalo sebesar 100%
Upaya yang telah dilakukan dalam mencapai target adalah
1. Koordinasi dengan unit pembina.
2. koordinasi dengan lintas sektor yang terkait.
3. Peningkatan SDM bagi petugas .
d. Permasalahan :
Masalah yang ditemui pada pelaksanaan pencapaian kinerja ini adalah
Petugas yang terlibat dalam rencana kontigensi selalu berganti-ganti
e. Solusi Pemecahan Masalah :
Untuk mengatasi masalah diatas maka pihak KKP Kelas III Gorontalo
mengusulkan kepada pemerintah daerah untuk menugaskan khusus kepada
petugas-petugas yang terlibat dalam rencana kontigensi.

25
6. Jumlah Sertifikat/Surat Ijin Layanan Kesehatan Lintas Wilayah yang di
Terbitkan
a. Definisi Operasional
Jumlah sertifikat yang diterbitkan berdasarkan permintaan/permohonan
yang diterima dalam periode satu tahun.
b. Rumus Capaian Indikator
Untuk mengukur capaian indikator pada kegiatan ini adalah dengan
menggunakan rumus berikut :
Akumulasi jumlah sertifikat izin laik terbang, sertifikat
izin angkut orang sakit, sertifikat izin angkut jenazah,
jumlah penerbitan/legalisasi ICV dalam satu tahun
∑ Target Tahun 2019
X 100%

Tabel 9
Jumlah Sertifikat Izin Laik Terbang, Sertifikat Izin Angkut Orang Sakit,
Sertifikat Izin Angkut Jenazah, legalisasi ICV
KKP Kelas III Gorontalo Tahun 2019

Realisasi
Dokumen Target Dokmen yang %
Kelaur
Jumlah
SKLT, SIPOS, SIAJ, ICV 4.750 4.907 93.82

26
Grafik 6
Perbandingan Realisasi Kegiatan selang Tahun 2015 - 2019
KKP Kelas III Gorontalo Tahun 2019

c. Analisis Kinerja
Target penerbitan sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah di
tetapka sebanyak 4.750 sertifikat dan terealisasi sebanyak 4.907 sertifikat
(103 %).
Jika dibandingkan dengan target jangka menengah capaian di tahun 2019
naik sebesar 194 %.
Upaya yang telah dilakukan dalam mencapai target adalah
1. Fasilitasi, advokasi, supervisi dan edukasi terhadap pengelola travel
2. Koordinasi dengan pihak kemenag terkait dengan dokumen umroh.
3. Pelacakan penyakit menular terhadap masyarakat yang telah selesai
melaksanakan umroh
4. Sosialisasi Dokumen kekarantinaan.
5. Melakukan penyuluhan kepada calon jamaah umroh pada saat
melakukan vaksinasi
d. Hambatan yang ditemui adalah :
1. Masih ditemukan bebeberap travel yang memberangkatkan jamaah tanpa
pemberian vaksinasi meningitis.
2. Masih terindikasi pemalsuan dokumen ICV.

27
e. Solui Pemecaha Masalah :
1. Memberikan peringatan kepada pihak travel dan memberikan edukasi
pentingnya vaksinasi meningitis bagi jamaah umroh.
2. Koordinasi dengan pihak kemenag dalam melakukan pemeriksaan
dokumen ICV
7. Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD yang memenuhi Syarat-Syarat
Sanitasi.
a. Definisi Operasional
Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memiliki sanitasi tempat-tempat
umum dengan kriteria baik, TPM memenuhi syarat layak/laik hygiene, tempat
penyediaan air bersih memenuhi syarat kesehatan.
b. Rumus Capaian Indikator
Akumulasi jumlahpelabuhan/Bandara/PLBD yang
mempunyai TPM dan PAB Memenuhi Syarat
∑ Target Tahun 2019
X 100%

Tabel 10
Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD yang Mempunyai TPM dan PAB
Memenuhi Syarat KKP Kelas III Gorontalo Tahun 2019

Target Realisasi %
Indikator

TPM dan PAB Memenuhi 6 Pelabuhan 6 Pelabuhan 100


Syarat

28
Grafik 7
Perbandingan Realisasi Kegiatan selang Tahun 2015 - 2019
KKP Kelas III Gorontalo Tahun 2019

c. Analisis Kinerja
Pada tahun 2019 di targetkan 6 pelabuhan yang memiliki TPM dan
penyediaan air bersih memenuhi syarat di akhir tahun. Dari target 6
pelabuhan terealisasi 100 %.
Upaya yang dilakukan adalah
1. Fasilitasi, advokasi, supervisi pada pemilik TPM dan PAB
2. Peningkatan koordinasi lintas sektor dan lintas program antar instansi.
d. Permasalahan :
Meskipun capaian indikator tahun 2019 telah mencapai target, namun
masih saja di temui permasalahan yaitu, Kurangnya dukungan peraturan
dalam hal pengawasan dan pemeriksaan kualitas air bersih di wilayah
pelabuhan/bandara/pos lintas batas darat negara.
e. Solusi pemecahan masalah :
Advokasi ke pemerintah pusat terkait peraturan dalam hal pengawasan
dan pemeriksaan kualitas air bersih di wilayah pelabuhan/bandara/pos lintas
batas darat/alat angkut.

29
8. Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter
dan buffer area
a. Definis Operasional
Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD dengan nilai indeks pinjal ≤ 1, HI
perimeter = 0, HI buffer < 1, tidak ditemukan larva anopheles, kepadatan
kecoa rendah dan kepadatan lalat < 6
b. Rumus Capaian Indikator
Akumulasi jumlah pelabuhan/bandara/PLBD dengan nilai indeks pinjal ≤ 1,
HI perimeter = 0, HI buffer < 1, tidak ditemukan larva anopheles, kepadatan
kecoa rendah dan kepadatan lalat < 6 dalam satu tahun:

Jumlah Pelabuha/Bandara/PLBD Bebas Vektor


∑ Target Tahun 2019
X 100%

Tabel 11
Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan
buffer area KKP Kelas III Gorontalo Tahun 2019

Kegiatan Target Realisasi %

6 6 100
Pelabuhan/Bandara Bebas Vektor
Pelabuhan Pelabuhan

30
Grafik 8
Perbandingan Realisasi Kegiatan selang Tahun 2015 - 2019
KKP Kelas III Gorontalo Tahun 2019

c. Analisis Kinerja
Pengamatan dan pengendalian Vektor penular merupakan upaya untuk
memutus mata rantai penularan penyakit yang bersumber dari binatang. Sejak
tahun 2015 sampai dengan 2019 KKP Gorontalo 100 % merealisasikan
kegiatan yang telah direncanakan setiap tahunnya.
Hasil yang dicapai pada indikator ini sesuai dengan target nasional yaitu
100 %.
Upaya yang telah dilakukan dalam mencapai target adalah :
1. Survey dan pemberantasan vektor
2. Peningkatan koordinasi lintas sektor dan lintas program antar instansi.
d. Permasalahan :
Meskipun telah mencapai target namun masih ditemukan masalah, yaitu
pada pengelolaan SDM yang di tunjuk untuk membantu petugas. Sebagian
besar SDM yang di tunjuk merupakan masyarakat setempat yang juga
mempunyai pekerjaan utama.
e. Solusi pemecahan masalah :
Lebih intens melakukan promosi kesehatan, agar semua masyarakat
terpapar dengan tata cara penanganan masalah kesehatan yang di mulai dari
diri sendiri dan keluarga.

31
9. Jumlah Orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung
a. Definisi Operasional
Jumlah orang yang melaksanan skrining penyakit menular meliputi
penyakit TB, HIV/AIDS dan lainnya.
b. Rumus Capaian Indikator
Untuk mengukur capaian indikator pada kegiatan ini adalah dengan
menggunakan rumus berikut :

Akumulasi jumlah orang yang melaksanan skrining penyakit


menular meliputi penyakit TB, HIV/AIDS dan lainnya dalam
satu tahun
∑ Target Tahun 2019
X 100%

Tabel 12
Akumulasi jumlah orang yang melaksanan skrining penyakit menular
meliputi penyakit TB, HIV/AIDS dan lainnya dalam satu tahun
KKPKelas III Gorontalo Tahun 2019

Kegiatan Target Realisasi %

500 516 103,2 %


Skrining penyakit TB, HIV dan
Pasien Pasien
AIDS

32
Grafik 9
Perbandingan Realisasi Kegiatan selang Tahun 2015 - 2019
KKP Kelas III Gorontalo Tahun 2019

c. Analisis Kinerja
Provinsi Gorontalo merupakan salah satu daerah yang peningkatan jumlah
kasus penderita HIV dan AIDS sangat tinggi. Tahun 2018 jumlah penderita
HIV/AIDS sebanyak 400 orang meningkat dari tahun 2017 yang hanya 362
orang (Kompas.com; 1 september 2018).
Jika telah terinveksi HIV maka banyak penyakit yang ikut masuk
diantaranya adalah TBC.
Pada tahun 2019 KKP Kelas III Gorontalo telah menetapkan target 615
pasien yang di skrining TB, HIV dan AIDS, dan hasil yang di capai melebihi
target, yaitu sebanya 652 orang yang di skrining (106 %).
Capaian kgiatan ini jika dibandingkan dengan target dan capian jangka
menengah terjadi peningkatan kinerja sebesar 6 %
Upaya yang telah dilakukan dalam mencapai target layanan pengendalian
TB, HIV dan AIDS di tahun 2019 adalah :
1. Peningkatan kapasitas petugas pengelola program TB, HIV, AIDS dan
IMS
2. Melakukan koordinasi dengan pihak dinas kesehatan dan dinas
pendidikan dalam rangka penanggulangan penyebaran TB, HIV, AIDS
dan IMS.

33
d. Permasalahan :
1. Kurangnya SDM dilingkungan KKP Kelas III Gorontalo.
2. Layanan di KKP Kelas III Gorontalo adalah layanan terbatas, sehingga
selesai penyuluhan tidak langsung di tindaklanjuti dengan pemeriksaan
sample darah sebagimana dilakukan oleh dinas kesehatan dan
puskesmas.
e. Solusi pemecahan masalah :
1. Menguslkan penambahan personil petugas khususnya dokter dan
perawat.
2. Mengusulkan permintaan alat rapid test HIV, AIDS dan IMS.
10. Jumlah Dokumen Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya
a. Definisi Operasional
Jumlah Dokumen Dukungan Manajemen pada Program Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit sebanyak 11 jenis Dokumen antara lain
RKAKL/DIPA, Laporan Tahunan, Laporan Keuangan, Laporan BMN, LAKIP,
Profil, Proposal PNBP, Dokumen Kepegawaian, e monev DJA, e monev
Bappenas, LEB dalam periode satu tahun
b. Kondisi yang dicapai
Akumulasi jumlah dokumen sebanyak 40 dokumen terdiri dari :
1. RKAKL/DIPA (awal dan revisi) : 2 dokumen
2. Laporan Tahunan : 1 dokumen
3. Laporan Keuangan : 2 dokumen
4. Laporan BMN : 2 dokumen
5. Laporan Kinerja : 1 dokumen
6. Profil : 1 dokumen
7. Proposal PNBP : 1 dokumen
8. Dokumen kepegawaian : 2 dokumen
9. e monev DJA : 12 dokumen
10. e monev Bappenas : 4 dokumen
11. Laporan Eksekutif Bulanan : 12 dokumen

34
Grafik 10
Perbandingan Realisasi Kegiatan selang Tahun 2015 - 2019
KKP Kelas III Gorontalo Tahun 2019

11. Jumlah Peningakatan Kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM).


a. Definisi Operasional
Jumlah jenis peningkatan kapasitas bidang P2P yang diikuti oleh SDM
KKP dalam kurun waktu satu tahun
b. Kondisi yang dicapai
Akumulasi jumlah jenis peningkatan kapasitas bidang P2P yang diikuti
oleh SDM KKP Kelas III Gorontalo dalam kurun waktu satu tahun adalah
sebanyak 20 orang. Hasil ini sudah sesuai dengan target indikator tahun 2018
yaitu 20 orang, sehingga hasil yang dicapai adalah 100 %

35
Grafik 11
Perbandingan Realisasi Kegiatan selang Tahun 2015 - 2019
KKP Kelas III Gorontalo Tahun 2019

12. Jumlah Pengadaan Sarana dan Prasarana


Dalam pelaksanaan kegiatan dan program KKP Kelas III Gorontalo, ditunjang
oleh sarana dan prasarana yang cukup memadai. Pada tahun 2018
ditargetkan peningkatan sarana dan prasarana sebanyak 8 Unit sarana dan
terealisasi 8 Unit (100 %)
Grafik 12
Perbandingan Realisasi Kegiatan selang Tahun 2015 - 2019
KKP Kelas III Gorontalo Tahun 2019

36
B. Realisasi Anggaran :
Dukungan anggaran di KKP Kelas III Gorontalo sebagian besar
diarahkan pada pencapaian kinerja. Sumber daya Anggaran dalam rangka
pencapaian kinerja tersebut berasal dari APBN yang masuk dalam DIPA
Tahun 2019. Anggaran Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Gorontalo
mempunyai Alokasi Rp11.484.251.000 dengan realisasi anggaran sebesar
Rp 10.972.364.844 (95,54 %).
Tabel 16
Realisasi Anggaran KKP Kelas III Gorontalo Tahun 2019

TAR REALISASI TAHUN


NO. OUTPUT RKAKL ANGGARAN %
GET 2019
1 Layanan
2
kewaspadaan dini
Laya Rp 231.159.000 Rp 231.020.000
penyakit berpotensi 99,94
nan
KLB
Layanan
kewaspadaan 1
a. dini penyakit Laya Rp 170.109.000 Rp 169.970.000
99,92
berpotensi KLB di nan
KKP
Layanan 1
b. Kesehatan Pada Laya Rp 61.050.000 Rp 61.050.000
100,00
Situasi Khusus nan
2 Layanan 1397
Kekarantinaan Laya Rp 1.590.204.000 Rp 1.586.252.510
99,75
Kesehatan nan
Layanan
Pelaksanaan 5
a. Kekarantinaan Laya Rp 1.329.152.000 Rp 1.325.728.510
99,74
Kesehatan di nan
KKP
Layanan
Kekarantinaan
Kesehatan dalam 48
b. Rangka Laya Rp 8.800.000 Rp 8.800.000
100,00
Penerbitan COP nan
(certificate of
pratique)
Layanan
Kekarantinaan 288
c. Kesehatan di Laya Rp 53.856.000 Rp 53.856.000
100,00
Pelabuhan nan
Penyeberangan

37
Layanan
288
Kekarantinaan
d. Laya Rp 53.856.000 Rp 53.856.000
Kesehatan di 100,00
nan
Bandar Udara
Layanan
Kekarantinaan
Kesehatan Dalam
Rangka 720
e. Penerbitan Laya Rp 134.640.000 Rp 134.640.000
100,00
PHQC (Port nan
Health
Quarantine
Clearence)
Layanan 30
f. Pemeriksaan Laya Rp 4.650.000 Rp 4.650.000
100,00
P3K Kapal nan
Layanan kegawat 18
g. daruratan dan Laya Rp 5.250.000 Rp 4.722.000
89,94
rujukan nan
3 Layanan Capaian 2
Eliminasi Malaria Laya Rp 90.000.000 Rp 89.615.000
99,57
[Base Line] nan
Layanan
Pelaksanaan
2
Pengendalian
a. Laya Rp 90.000.000 Rp 89.615.000
Malaria di 99,57
nan
Pelabuhan/Banda
ra/PLBD
4 Layanan
446
Pengendalian
Laya Rp 442.900.000 Rp 434.556.452
Vektor dan Binatang 98,12
nan
Pembawa Penyakit
Layanan
Pelaksanaan
Pengendalian
Vektor dan 1
a. Binatang Laya Rp 172.470.000 Rp 172.385.952
99,95
Pembawa nan
Penyakit di
Pelabuhan/Banda
ra/PLBD
Layanan
b. Pengendalian 50 Rp 42.750.000 Rp 41.057.500
96,04
Vektor DBD
65
Layanan survey
c. Laya Rp 134.680.000 Rp 134.406.150
vektor Pes 99,80
nan
Layanan 30
d. Pengendalian Laya Rp 12.810.000 Rp 12.706.500
99,19
Vektor Diare nan

38
Layanan 5
e. Pengendalian Laya Rp 6.135.000 Rp -
-
Vektor malaria nan
250
Layanan Survei
f. Laya Rp 41.250.000 Rp 41.250.000
Vektor DBD 100,00
nan
30
Layanan Survei
g. Laya Rp 9.450.000 Rp 9.450.000
Vektor Diare 100,00
nan
15
Layanan Survei
h. Laya Rp 23.355.000 Rp 23.300.350
Vektor Malaria 99,77
nan
5 Layanan
3
Pencegahan dan
Laya Rp 81.960.000 Rp 80.322.400
Pengendalian 98,00
nan
Penyakit HIV AIDS
1
Deteksi Dini HIV
a. Laya Rp 76.510.000 Rp 74.872.400
AIDS 97,86
nan
2
Layanan tes HIV
b. Laya Rp 5.450.000 Rp 5.450.000
dan IMS di KKP 100,00
nan
6 Layanan 9
Pengendalian Laya Rp 85.000.000 Rp 84.156.000
99,01
Penyakit TBC nan
Layanan Deteksi 1
a. Dini Terduga Laya Rp 48.560.000 Rp 47.956.000
98,76
TBC ( UPT/KKP) nan
Layanan deteksi
8
dini terduga TBC
b. Laya Rp 36.440.000 Rp 36.200.000
Wilayah kerja 99,34
nan
KKP
1
Layanan Sarana dan
7 Laya Rp 780.370.000 Rp 775.786.000
Prasarana Internal 99,41
nan
1
Layanan Dukungan
8 Laya Rp 1.190.876.000 Rp 1.189.754.503
Manajemen Satker 99,91
nan
1
Layanan
9 Laya Rp 6.991.782.000 Rp 6.500.901.979
Perkantoran 92,98
nan

TOTAL Rp11.484.251.000 Rp 10.972.364.844


95,54

39
BAB IV
PENUTUP

I. Kesimpulan
Laporan Kinerja KKP Kelas III Gorontalo tahun 2019 merupakan
sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada Menteri
Kesehatan RI, dan seluruh pemangku kepentingan baik yang terkait langsung
maupun tidak langsung dalam kurun waktu tahun 2019 dan sebagi sumber
informasi untuk perbaikan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan.
Secara umum dapat disimpulkan KKP Kelas III Gorontalo telah dapat
merealisasikan program dan kegiatan tahun 2019 untuk mencapai misi, visi,
tujuan dan sasaran sebagaimana tercantum dalam Renstra Kemenkes RI dan
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKP Kelas III Gorontalo tahun 2015 – 2019.
Namun dari 12 indikator kinerja dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Terdapat 3 (Tiga) indikator yang melebihi target yaitu : a) Jumlah alat angkut
sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan, b). Jumlah sertifikat/surat ijin
layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan, c). Jumlah orang yang
melakukan skrining penyakit menular langsung.
2. Terdapat 9 (Tujuh) indikator yang tercapai sesuai target yang di tetapkan.
II. Saran
Laporan kinerja ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan
evaluasi akuntabilitas kinerja bagi pihak yang membutuhkan, penyempurnaan
dokumen perencanaan periode yang akan datang, pelaksana program dan
kegiatan serta berbagai kebijakan.
Keberhasilan yang telah dicapai di tahun 2019 di harapkan dapat
menjadi parameter agar kegiatan-kegiatan di masa mendatang dapat
dilaksanakan secara lebih efektif dan efesian, sedangkan kekurangan dan hal-hal
yang menghambat tercapainya target dan rencana kegiatan diharapkan dapat
dicari solusi serta dilaksanakan dengan mengedepankan profesionalisme di
lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Gorontalo.

40

Anda mungkin juga menyukai