Anda di halaman 1dari 10

GEJALA UTAMA PENYAKIT JANTUNG PADA ANAK

Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia. Di


Indonesia, penyakit jantung merupakan penyebab kematian utama dengan angka
kematian 3,7% di tahun 2013. Pada tahun 2030, diprediksi penyakit jantung akan tetap
sebagai penyebab utana kematian di dunia, terutama pada negara berkembang seperti
Indonesia. Data dari Riskesdas tahun 2018 menunjukan bahwa penyakit jantung di
Indonesia didiagnosis sebesar 1,5% per tahunm dan dapat terjadi pada berbagai
kelompok usia. Pada kelompok umur kurang dari 1 tahun terdapat 0,1% diagnosis kasus
penyakit jantung di Indonesia. 1

Ada beberapa jenis penyakit jantung pada anak, antara lain:2,3


1. Kelainan jantung bawaan

Penyakit jantung bawaan terdiri dari yang biru (cyanotic) dan tidak biru (acyanotic).
Penyakit jantung bawaan yang tidak biru dapat merupakan defek pada sekat jantung
seperti “atrial septal defect” (ASD), “ventricular septal defect” (VSD), maupun
kegagalan pembuluh darah yang menghubungkan sirkulasi tubuh sistemik dengan
sirkulasi paru-paru untuk menutup saat lahir sehingga terus terbuka yang disebut
“patent ductus arteriosus” (PDA).

Gejala penyakit jantung bawaan bisa dikenali ketika dokter mendengarkan suara
tidak normal dari jantung yang disebut dengan bising jantung. Orangtua harus lebih
sigap dan waspada jika menemukan beberapa gejala seperti:

 Anak sulit bernapas atau justru bernapas dengan cepat.


 Bibir, lidah, dan kuku berwarna kebiruan (sianosis).
 Berkeringat secara berlebihan, terutama ketika makan.
 Susah makan atau nafsu makan berkurang.
 Penurunan berat badan, atau berat badan sulit bertambah.
 Denyut nadi melemah

Pada penyakit jantung tidak biru umumnya aliran darah ke pembuluh darah paru
menjadi sangat deras, selain hal ini menyebabkan pasien tidak menjadi biru karena
kadar oksigen sangat cukup namun juga menyebabkan tekanan di pembuluh darah paru
menjadi tinggi yang disebut “pulmonary hypertension” (PH).
Kondisi tersebut akan menyebabkan anak menjadi cepat lelah, sesak napas, batuk-
panas berulang, minum ASI/susu formula terputus-putus, bahkan sampai terganggunya
tumbuh kembang anak. Penyakit jantung biru dapat dikelompokkan berdasarkan
mekanisme yang menyebabkan anak biru yaitu, antara lain obstruksi pembuluh darah
paru disertai defek pada sekat jantung seperti “tetralogy of fallot” (ToF), “Pulmonary
atresia” (PA), “Pulmonary stenosis” dengan defek pada sekat jantung (VSD-PS), dan
“Ebstein Anomaly”; Percampuran darah bersih dan kotor di jantung yang disebut
“common mixing” seperti “Total Anomalous Pulmonary Venous drainage” (TAPVD)
dimana darah bercampur sebelum masuk ke dalam jantung, “Common atrium” dimana
darah bercampur pada level atrium, “Double inlet” dan “Double Outlet” dimana darah
bercampur pada level ventrikel, dan ”Truncus Arteriosus” dimana darah bercampur
pada level pembuluh darah besar; serta mekanisme terakhir yaitu pertukaran arteri besar
yang disebut “Transposition of the Great Arteries” (TGA).

2. Aterosklerosis atau penyumbatan pembuluh darah arteri

Aterosklerosis adalah penyakit yang berkembang secara bertahap. Penyakit ini


biasanya mulai muncul pada masa anak-anak. Meski masih belum dapat diketahui
secara pasti penyebab utama dari kondisi ini, menurut American Heart Association,
banyak ilmuwan percaya bahwa kondisi ini muncul ketika lapisan paling dalam arteri
(disebut endotelium) rusak.4

3. Aritmia atau gangguan irama jantung

Aritmia adalah gangguan yang terjadi pada irama jantung. Penderita aritmia bisa


merasakan irama jantungnya terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur. Pada anak detak
jantung normal berkisar 80 hingga 100 detakan per menit pada anak berusia 1 hingga 8
tahun. Pada bayi yang berusia 11 sampai 12 bulan, detak jantung yang normal adalah
100 hingga 120 detakan per menit, sedangkn pada bayi yang baru lahir, atau kurang dari
1 bulan biasanya memiliki detak jantung sekitar 120 sampai 160 detakan per menit.5,6
4. Penyakit kawasaki

Penyakit Kawasaki adalah suatu penyakit yang masih misterius dan dapat
menyebabkan pelebaran pembuluh darah arteri koroner sampai kematian. Penyakit
Kawasaki desebakan penyakit peradangan pada pembuluh darah anak. Penyakit
Kawasaki ditandai adanya demam minimal selama lima hari disertai dengan minimal 4
gejala berupa adanya mata merah, gejala pada rongga mulut (kemerahan, bibir kering,
pecah-pecah, kondisi lidah berwarna kemerahan menyala seperti stroberi/”lidah
stroberi”), bengkak dan kemerahan pada lengan dan tungkai, ruam, dan pembesaran
pada kelenjar getah bening, conothnya pada leher.7

Gejala penyakit Kawasaki muncul dalam tiga tahap, dan berlangsung selama kurang
lebih 1,5 bulan. Tahap pertama terjadi pada minggu ke-1 sampai minggu ke-2. Pada
tahap ini, gejala yang muncul adalah:8

 Demam yang berlangsung selama lebih dari 3 hari.


 Bibir dan lidah kering, kemerahan, serta pecah-pecah.
 Ruam kemerahan muncul di hampir seluruh bagian tubuh.
 Telapak tangan dan kaki membengkak, serta memerah.
 Mata memerah, tanpa disertai keluarnya cairan.
 Muncul benjolan di leher akibat pembengkakan kelenjar getah bening.

Gejala pada tahap kedua muncul pada minggu ke-2 sampai minggu ke-4. Gejala
pada tahap kedua yaitu:

 Diare
 Muntah
 Sakit perut
 Sakit kepala
 Tubuh terasa lelah
 Nyeri dan pembengkakan pada sendi
 Kulit di jari tangan dan kaki terkelupas
 Kulit dan bagian putih mata tampak menguning
 Terdapat nanah dalam urine

Tahap ketiga terjadi pada minggu ke-4 sampai minggu ke-6, ditandai dengan mulai
meredanya gejala. Meskipun demikian, kondisi anak masih lemas dan mudah lelah.
Butuh waktu setidaknya 8 minggu sampai kondisi anak kembali normal.

5. Gangguan pada katup jantung

Jantung memiliki empat katup yang bekerja dengan menutup dan membuka ketika
jantung berdetak. Keempat katup jantung tersebut, yaitu katup mitral, trikuspid,
pulmonal, dan aorta. Katup-katup jantung ini memastikan darah mengalir ke arah yang
benar melalui empat ruang jantung dan seluruh tubuh Anda. Bila katup mengalami
gangguan, darah dapat mengalir kembali masuk ke jantung atau sulit keluar dari
jantung. Beberapa kelainan pada katup jantung adalah sebagai berikut:9

a. Stenosis katup aorta

Katup aorta merupakan katup yang memisahkan ventrikel kiri dan pembuluh darah
arteri besar (aorta). Pada kondisi normal, katup aorta memiliki tiga selebaran jaringan
yang memudahkan darah melewati katup tersebut. Pada stenosis aorta, katup aorta tidak
memiliki bentuk yang sempurna. Pada kondisi ini, katup aorta bisa hanya memiliki satu
selebaran jaringan atau dua selebaran jaringan yang tebal dan kaku. Selebaran-selebaran
tersebut pun mungkin bisa saling menempel.

Selebaran jaringan yang menebal dan menyempit ini menyebabkan katup tidak bisa
terbuka lebar. Pada kondisi ini, darah menjadi sulit untuk mengalir keluar dari ventrikel
kiri menuju aorta serta organ tubuh lainnya.

b. Stenosis pulmonal

Katup pulmonal merupakan katup yang memisahkan ventrikel kanan dan arteri
pulmonalis yang menuju paru-paru. Sama seperti stenosis aorta, stenosis katup
pulmonal terjadi ketika katup menebal dan menyempit, sehingga darah sulit untuk
keluar dari jantung menuju arteri pulmonal dan paru-paru. Pada kondisi ini, jantung
perlu bekerja lebih keras dalam memompa darah, sehingga dapat menyebabkan
kerusakan pada otot jantung.

c. Atresia pulmonal

Selain kedua kondisi tersebut, atresia pulmonal juga umum terjadi pada bayi dengan
kelainan jantung bawaan. Pada kondisi ini, katup pulmonal tidak terbentuk dan hanya
terdapat selebaran jaringan yang berbentuk padat. Pada kondisi ini, darah tidak bisa
melewati jalur yang normal untuk mengambil oksigen dari paru-paru. Darah akan
melalui saluran lainnya di dalam jantung dan pembuluh darah arteri.

6. Perikarditis atau infeksi pada selaput tipis pelapis jantung

Perikarditis merupakan penumpukan cairan antara perikardium lapis luar (parietal)


dengan perikardium lapis dalam (visceral) dan berpotensi untuk menekan jantung
apabila cairan yang terakumulasi cukup banyak yang disebut tamponade jantung
(“Cardiac Tamponade”). Ada beberapa gejala yang umum dirasakan oleh penderita
pericarditis, antara lain:10

 Nyeri dada, seperti tertusuk di bagian tengah atau sisi kiri.


 Sesak napas, terutama saat berbaring.
 Lemas dan cepat lelah.
 Jantung berdebar.
 Tungkai atau perut membengkak
 Demam.
 Batuk.

Gejala perikarditis dapat berlangsung selama kurang dari 3 minggu, atau menjadi
kronis bila bertahan lebih dari 3 bulan. Sementara itu, erdapat dua komplikasi yang
dapat muncul akibat perikarditis, yaitu:10
 Tamponade jantung (cardiac tamponade)

Kondisi ini terjadi jika jumlah cairan di dalam kantong perikardium terlalu banyak,
sehingga menekan jantung dan menghalangi aliran darah ke jantung. Tamponade
jantung bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani.

 Perikarditis konstriktif

Peradangan perikardium yang berlangsung lama dan hilang-timbul akan


menyebabkan terbentuknya jaringan parut pada perikardium. Jaringan parut ini
membuat perikardium menjadi kaku dan tidak dapat meregang dengan normal, sehingga
menghalangi gerakan jantung dan menghambat fungsi jantung.

7. Penyakit jantung rematik

Penyakit jantung rematik adalah toxin yang dihasilkan infeksi kuman “Group A
Streptococcus” (GAS) menyebabkan respon imun yang abnormal sehingga terjadi
peradangan pada jantung secara kronis dengan manifestasi kebocoran atau kekakuan
katup jantung yang terjadi akibat demam rematik. Bakteri tersebut dapat menular
dengan mudah dari orang ke orang dengan cara yang sama, seperti infeksi saluran
pernapasan bagian atas lainnya. Infeksi strep ini paling sering terjadi pada masa kanak-
kanak. Gejala penyakit yang menyerang jantung ini bisa saja tidak tampak selama
bertahun-tahun. Timbulnya gejala pun bisa berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini
bergantung pada bagian jantung yang mengalami kerusakan dan seberapa parah
kerusakannya. Biasanya, gejala akan muncul setelah dua minggu sejak terinfeksi. Gejala
penyakit jantung rematik yang umumnya terjadi adalah:11
 Demam.
 Muncul benjolan di bawah permukaan kulit.
 Ruam kemerahan pada dada, punggung, dan perut.
 Sesak napas dan rasa tidak nyaman pada dada.
 Lemas.
 Gerakan tidak terkendali pada otot tangan, kaki, atau wajah.
 Murmur jantung saat menjalani aktivitas.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, penyakit jantung rematik merupakan
komplikasi dari demam rematik. Maka sebelum pasien mengalami gejala penyakit
jantung rematik, terlebih dahulu pasien akan mengalami gejala demam rematik,
seperti:11

 Demam.
 Berkeringat.
 Mimisan.
 Muntah.
 Muncul rasa nyeri di perut.
 Pembesaran kelenjar getah bening atau benjolan di leher.
 Peradangan sendi, terutama di bagian pergelangan kaki dan lutut.

8. Infeksi virus pada jantung

Infeksi bakteri yang menempel pada lapisan jantung dengan salah satu
manifestasinya kebocoran katup jantung bila kuman melekat pada katup jantung, Infeksi
yang terjadi pada jantung dapat berbagai macam jenisnya, namun yang tersering adalah
IE (Infective Endocarditis). IE merupakan infeksi yang mengenai endokardium (bagian
interior jantung) maupun katup jantung. Infeksi ini biasanya terjadi karena bakteri yang
berasal dari organ lain di tubuh lalu masuk ke jantung melalui aliran darah, dengan
insidensi tersering bakteri yang menyebabkan IE ini berasal dari mulut. Gejala-gejala
tersebut diantaranya adalah demam yang tidak diketahui apa penyebabnya, pasien
terlihat sangat lemas, hingga nyeri otot atau nyeri sendi. Jika terdapat gejala-gejala
tersebut, terutama pada waktu-waktu tertentu dimana pasien dengan penyakit jantung
bawaan ini memiliki risiko tinggi mengalami infeksi,disarankan untuk segera membawa
pasien ke dokter.12

9. Gagal jantung

Gagal jantung merupakan kondisi ketika jantung memiliki kelainan struktur atau
mengalami gangguan dalam fungsinya sehingga gagal memberikan oksigen untuk
kebutuhan tubuh. Pada anak-anak, gagal jantung seringkali menjadi komplikasi
berbagai gangguan jantung lainnya seperti penyakit jantung rematik, penyakit jantung
bawaan, infeksi, gangguaan katup, atau karena kelainan yang tidak berhubungan dengan
jantung, seperti penyakit ginjal, penyakit kelejar tiroid, serta paru-paru.13

Gejala penyakit jantung yang timbul bermacam-macam, tergantung pada jenis


penyakit jantung yang dialami dan derajat keparahannya. Penyakit jantung juga
terkadang tidak menimbulkan gejala atau gejala yang minimal dan tidak begitu
mengganggu. Tanda penyakit jantung pada anak bisa berbeda-beda, tergantung kondisi,
usia, dan jenis penyakit jantung yang diderita anak. Tanda penyakit jantung pada anak
yang umum, antara lain: 3
1. Berat badan anak susah naik
2. Bibir, lidah, atau bantalan kuku berwarna kebiruan
3. Tidak nafsu makan atau susah makan
4. Napas cepat atau sesak napas, bahkan saat istirahat
5. Mudah lelah, bahkan untuk aktivitas seperti menyusui atau makan
6. Keringat bercucuran saat menyusui
7. Sering pingsan, terutama saat anak beraktivitas fisik yang agak berat
8. Detak jantung cepat atau jantung berdebar-debar
9. Sakit dada 
DAFTAR PUSTAKA

1. Virani SS, Alonso A, Aparicio HJ, Benjamin EJ, Bittencourt MS, Callaway CW,
et al. Heart disease and stroke statistics—2021 update: a report from the
American Heart Associationexternal icon. Circulation. 2021;143:e254–e743.

2. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.
3. Hsu DT, Pearson GD. Heart failure in children: part II: diagnosis, treatment, and
future directions. Circ Heart Fail. 2009;2(5):490-498. 
4. Atherosclerosis. American Heart Association. Retrieved October 12, 2021,
from https://www.heart.org/en/health-topics/cholesterol/about-cholesterol/
atherosclerosis
5. Science, L. (2016). What is a Normal Heart Rate?. [online] Live Science.
6. Lüscher, T. (2016). Managing Arrhythmias: Diagnosis and Modern Treatment.
European Heart Journal, 37(7), pp. 577-579. 
7. Fimbres AM, Shulman ST. Kawasaki disease. Pediatr Rev. 2008;29:308–16.
8. Newburger, J., Takahashi, M., & Burns, J. (2016). Kawasaki Disease. Journal of
the American College of Cardiology, 67(14), pp. 1738-49. 
9. Congenital heart defects in children – Diagnosis and treatment – Mayo Clinic.
(2018, March 6). Mayo Clinic – Mayo Clinic. 
10. American Heart Association (2016). What is Pericarditis?. 
11. Rheumatic heart disease. (2020, November 6). WHO | World Health
Organization.
12. Prakoso R. Infeksi Jantung pada Anak [Internet]. Pusat Jantung National
Harapan Kita; Available from: https://pjnhk.go.id/artikel/infeksi-jantung-pada-
anak 

13. Oesman IN. Gagal jantung. Dalam: Sastroasmoro S, Madiyono, editors. Buku
ajar kardiologi anak IDAI. Jakarta: Binarupa Aksara; 1994. hlm. 425-32.

Anda mungkin juga menyukai