Anda di halaman 1dari 11

PEMANFAATAN PANAS BUMI SEBAGAI

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI

Ditulis sebagai tugas mata kuliah Perancangan Sistem Termo-Fluid


Pada Jurusan SI-Teknik Mesin

Oleh:
Abdul Faqihan (173030110)

JURUSAN TEKNIK MESIN


UNIVERSITAS PASUNDAN
2018
1.1 Deskripsi Project
Sumber energi merupakan hal yang paling dibutuhkan pada zaman
modern ini. Kebutuhan energi listrik akan terus meningkat seiring perubahan
zaman. Saat ini kapasitas pembangkit listrik di Indonesia sekitar 51620 MW.
Sedangkan kebutuhan listrik sangat besar, hal ini menyebabkan beberapa
energi haruslah dikembangkan untuk mengatasi kebutuhan tersebut.
Energi panas bumi merupakan salah satu sumber daya yang paling
potensial yang dimiliki oleh Indonesia. Karena umumnya latar belakang
Indonesia dikelilingi beberapa gunung aktif, maka jumlah titik titik energi
panas bumi banyak ditemukan di Indonesia. Dari data yang didapat di
Wikipedia, di Indonesia pulau – pulau besar yang ada hanya Kalimantan saja
yang tidak berpotensi dalam penghasil panas bumi. Selain itu, energi panas
bumi merupakan salah satu sumber energi paling bersih dan jauh lebih bersih
dari sumber energi fosil yang menimpulkan polusi atau emisi gas rumah kaca.
Geothermal juga merupakan jenis energi terbarukan yang relatif tidak akan
habis. Sumber energi ini terus menerus aktif akibat peluruhan
radioaktif mineral. Tentunya hal ini merupakan salah satu jawaban dari krisis
energi dimasa mendatang.
1.2 Skematik

III-1
III-2

Gambar 1. Skematik Pembangkitan di PLTP Kamojang

Berikut adalah penjelasan mengenai proses pembangkitan tersebut.


1. Uap yang keluar dari beberapa sumur uap injeksi akan di tampung di steam
receiving header yang bertujuan untuk menyamakan temperatur dan
tekanan.
2. Kemudian uap yang keluar dari steam receiving header akan melewati
flowmeter sebagai indikasi bahwa uap mengalir dan debit dari uap itu
sendiri.
3. Kemudian uap masuk ke separator. Uap akan dipisahkan dari zat padat
atau silika yang terdapat pada uap. Zat padat akan terendap ke bawah dan
uap yang bersih akan keluar dari sisi atas separator.
4. Kemudian uap bersih masuk ke demister. Uap akan dipisahkan dengan air
agar uap kering dan tidak merusak turbin. Mekanismenya uap melewati
lempengan seperti membran sehingga air terjebak dalam membran
tersebut.
5. Setelah keluar dari dari demister, uap akan melewati 3 valve yakni katup
MSV sebagai katup pengaman jika terjadi gangguan, katup ECV sebagai
katup searah sehingga katup hanya mengalir satu arah, katup GOV sebagai
pengatur mass flow yang akan mengatur putaran turbin
6. Kemudian uap akan masuk ke dalam turbin 5 tingkat dan akan memutarkan
generator dengan putaran 3000 rpm.
7. Tegangan yang keluar dari generator adalah 11,8 kV dan akan di step up
hingga 150 kV menggunakan transformator/trafo lalu di salurkan ke
sistem transmisi, sedangkan untuk pemakaian sendiri keluaran dari
generator akan masuk ke auxeleri transformator, tegangan akan di step
down menjadi 6,5 kV untuk kebutuhan sistem terutama MCWP.
8. Uap yang keluar dari turbin akan masuk ke kondensor. Uap akan
dikondensasikan menjadi fasa cair menggunakan kondensor tipe direct
contact. Dan kondensor akan di buat vakum oleh steam ejector
III-3

9. Uap yang keluar dari steam ejector akan di kondesasikan juga oleh after
condensor
10. Karena menggunakan tipe direct contact fluida kerja dan fluida pendingin
bercampur. Uap yang sudah berubah fasa menjadi cair kemudian akan
didinginkan oleh cooling tower. Air dari kondensor dipompakan oleh
MCWP menuju cooling tower. Dan air yang sudah dingin sebagian masuk
kembali ke kondensor dan sebagian diinjeksikan kembali ke dalam bumi
(reinjection pump)

1.3 Perhitungan
Secara umum, efisiensi didefinisikan sebagai perbadingan antara output
terhadap input dalam suatu proses. Efisiensi merupakan salah satu persamaan yang
penting dalam termodinamika untuk mengetahui seberapa baik konversi energi atau
proses transfer terjadi.

Uap Masuk
ṁ , P1, T1

Generator

Pin = ṁ(h1 – h2s) Uap Keluar Pout = ṁ(h1 – h2) = Pgen/ηgen


ṁ , P2, T2

Kondensor

Gambar 3.1. Neraca Energi Sistem Turbin Uap


Gambar 22 merupakan neraca energi sistem turbin uap. Energi input
didapatkan dari selisih entalpi uap masuk turbin dengan entalpi uap keluar turbin
(masuk kondensor) dan energi output didapatkan dari Diagram Mollier atau dapat
juga dengan menghitung energi sebelum masuk ke generator seperti pada
persamaan di bawah.
III-4

𝑃𝑔𝑒𝑛
𝑃𝑜𝑢𝑡 ṁ(ℎ1 − ℎ2) ( 𝜂𝑔𝑒𝑛 )
𝜂𝑡𝑢𝑟𝑏𝑖𝑛 = 𝑥100% = 𝑥100% = 𝑥100%
𝑃𝑖𝑛 ṁ(ℎ1 − ℎ2𝑠) ṁ(ℎ1 − ℎ2𝑠)
Keterangan :
ηt = efisiensi isentropis turbin uap (%)
Win = energi input turbin
Wout = energi poros turbin (kJ/s)
ṁ = laju alir massa uap (kg/s)
h1 = entalpi uap pada tekanan masuk (P1) (kJ/kg)
h2 = entalpi uap aktual pada tekanan keluar (P2) (kJ/kg)
h2s = entalpi uap isentropik pada tekanan keluar (P2) (kJ/kg)
Pgen = daya yang dibangkitkan generator (kJ/s)
ηgen = efisiensi generator (%)
Beberapa parameter yang perlu dipahami sebelum menghitung efisiensi
turbin, yaitu :
1. Laju Alir Massa Uap Masuk Turbin (ṁ)
Laju alir massa uap masuk turbin adalah jumlah uap dari demister yang
masuk ke turbin yang kemudian digunakan untuk memutar turbin. Skema
laju alir massa uap dapat dilihat pada Gambar 17. Uap yang keluar dari
demister tidak seluruhnya masuk turbin, melainkan masuk ke gland dan
ejector, sehingga perlu dipahami skema laju alir massa uap untuk bisa
menghitung laju alir massa yang masuk ke turbin. Perbandingan
persentase pada skema di bawah didapatkan dari perbandingan laju aliran
massa pada heat balance. Laju alir massa uap total yang masuk demister
dapat diketahui dari Data Pasok Uap dari PT. Pertamina setiap harinya.
III-5

Gambar 3.2. Skematik Laju Aliran Uap


Sumber : Heat Balance Diagram Unit 2 dan 3 100%MCR
2. Entalpi Uap Masuk Turbin (h1)
Entalpi uap masuk turbin merupakan jumlah energi yang terdapat dalam
uap dengan temperature dan tekanan ketika uap tersebut masuk ke turbin.
Untuk nilai entalpi masuk turbin (h1) dapat diketahui dari steam table
dengan data tekanan atau temperatur. Data tekanan masuk turbin
diketahui dari logsheet Sistem Uap dan Turbin pada kolom ‘Tekanan
Masuk Turbin (Steam Chest Press)’ yaitu tekanan uap saat pertama kali
menyentuh sudu turbin tingkat pertama.
3. Entalpi Uap Keluar T urbin Ideal (h2,ideal) dan Aktual (h2,aktual)
Entalpi keluar turbin merupakan jumlah energi uap bekas pemutar turbin
dengan temperatur dan tekanan tertentu. Tekanan dan temperatur bisa
didapat dari data logsheet Sistem Air Pendingin Utama pada kolom
‘Tekanan Masuk Kondensor’ yaitu tekanan uap saat masuk ke kondensor.
Untuk mencari nilai h2,ideal dan h2,actual, diperlukan data-data di bawah :
s2,f = entropi uap dalam keadaan saturasi cair (liquid) pada tekanan
vakum condenser
s2,g = entropi uap dalam keadaan saturasi uap (vapor) pada tekanan
vakum condenser
h2,f = entalpi uap dalam keadaan saturasi cair (liquid) pada tekanan
vakum condenser
III-6

h2,g = entalpi uap dalam keadaan saturasi cair (liquid) pada tekanan
vakum condenser
Beberapa asumsi yang digunakan dalam penyelesaian perhitungan efisiensi
turbin uap adalah :
1. Persentase NCG sebesar 0.5% dianggap sebagai pengotor sehingga tidak
diperhitungkan laju alir massanya (ṁNCG)
2. efisiensi generator sebesar 98% .

1.3.2 Data Parameter Turbin Uap PLTP Unit 2 Kamojang


Dari data logsheet, diambil beberapa parameter yang diperlukan untuk
perhitungan efisiensi dari tanggal 30 Juli 2014 sampai 12 Agustus 2014.

Tabel 3.1 Data Parameter Turbin Uap PLTP Unit 2 Kamojang


Daya Tekanan Temperatur Tekanan Laju Alir Massa
Genera Uap Masuk Uap Masuk Uap Keluar Uap Masuk
Tanggal Jenis Data
tor, Pg Turbin, P1 Turbin, T1 Turbin, P2 Turbin, ṁt
(MW) (bar) (oC) (bar) (ton/jam)
MW tertinggi 56.6 5.580 159 0.119 429.6664
30-07-14
MW terendah 54.9 5.575 159 0.118
MW tertinggi 56.7 5.580 159 0.119 416.7407
31-07-14
MW terendah 55.0 5.575 159 0.120
MW tertinggi 56.6 5.500 159 0.119 415.4525
01-08-14
MW terendah 55.3 5.590 159 0.120
MW tertinggi 56.6 5.590 159 0.112 415.9735
02-08-14
MW terendah 54.7 5.590 159 0.120
MW tertinggi 55.8 5.700 159 0.118 419.4088
03-08-14
MW terendah 55.2 5.700 159 0.121
MW tertinggi 56.0 5.600 159 0.120
04-08-14 417.9903
MW terendah 5.550
54.7 159 0.120
MW tertinggi 56.3 5.600 159 0.120 415.3704
05-08-14
MW terendah 55.0 5.550 159 0.125
MW tertinggi 56.1 5.550 159 0.122 413.5225
06-08-14
MW terendah 54.9 5.550 159 0.122
MW tertinggi 56.1 5.550 159 0.120 412.0172
07-08-14
MW terendah 55.6 5.550 159 0.120
MW tertinggi 55.9 5.650 159 0.123 413.4936
08-08-14
MW terendah 54.9 5.550 159 0.120
09-08-14 MW tertinggi 56.3 5.650 159 0.121
III-7

MW terendah 5.625 413.9616


55.0 159 0.120
MW tertinggi 56.1 5.650 159 0.121 412.4659
10-08-14
MW terendah 55.4 5.625 159 0.120
MW tertinggi 56.2 5.630 159 0.121 412.379
11-08-14
MW terendah 55.2 5.625 159 0.121
MW tertinggi 55.9 5.550 159 0.120 411.9641
12-08-14
MW terendah 54.7 5.550 159 0.121
Sumber : Data Logsheet PLTP Unit 2 Kamojang

1.3.3 Perhitungan Efisiensi


Data Tanggal 30 Juli 2014
Jenis Data : Daya Aktif Terendah
Menghitung Laju Alir Massa Uap Masuk Turbin
ṁNCG = 0.5% x ṁtotal
= 0.5% x 890530 kg/jam
= 4452.65 kg/jam
ṁdemister = ((890530 - 4269.2) kg/jam)/2
= 443038.675 kg/jam
ṁt = % masuk turbin x ṁdemister
= 96.9817 % x 424785 kg/jam
= 429666.4 kg/jam
Nilai entalpi uap masuk dapat ditentukan dari Properties of Superheated
Water :
P1 = 5.575 bar
T1 = 159 oC
h1 = 2760.26 kJ/kg
s1 = 6.80106 kJ/kg.oC
Nilai entalpi uap keluar dapat ditentukan dari Properties of Saturated Water
(Liquid–Vapor): Pressure Table Enthalpy :
P2 = 0.118 bar
h2,g = 2589.96 kJ/kg
h2,f = 206.209 kJ/kg
s2,g = 8.08787 kJ/kg.oC
III-8

s2,f = 0.694103 kJ/kg.oC


s1−s2,f (6.80106−0.694103)kJ/kg.oC 6.106957 kJ/kg.oC
x = s2,g−s2,f = = = 0.826
(8.08787−0.694103)kJ/kg.oC 7.393767 kJ/kg.oC

h2 = h2,f + x (h2,g - h2,f )


= 206.209 kJ/kg + 0.826 (2589.96 - 206.209) kJ/kg
= 2175.1 kJ/kg
Pin = ṁ(h1 – h2)
= 429666.4 kg/jam (2760.26 - 2175.1) kJ/kg
= 251449543.2 kJ/jam = 69.84 MW
Pout = Pgen/ηg
= 54.9 MW/0.98
= 56.02 MW

ηt = (Pout /Pin)x100%
56.02 MW
= 69.84 MW 𝑥100%

= 80.1 %
Tabel 3.2. Hasil Perhitungan

Daya Tertinggi Per Hari Daya Terendah Per Hari

Daya Daya Efisiensi Daya Daya


Delta Delta Efisiensi
Tanggal Input Output Turbin, Input Output
Entalpi, Entalpi, Turbin,
Turbin, Turbin, ηt Turbin, Turbin,
∆h (kJ/kg) ∆h (kJ/kg) ηt
Pin Pout (%) Pin Pout
(MW) (MW) (MW) (%)
(MW)

30-07-14 585.1676 69.8 57.8 82.7 586.1924 70.0 56.0 80.1

31-07-14 584.5913 67.7 57.9 85.5 584.1393 67.6 56.1 83.0

01-08-14 584.5913 67.5 57.8 85.6 584.4967 67.5 56.4 83.7

02-08-14 584.4967 67.5 57.8 85.5 584.4967 67.5 55.8 82.6

03-08-14 589.0633 68.6 56.9 83.0 585.9951 68.3 56.3 82.5

04-08-14 584.7228 67.9 57.1 84.2 583.5625 67.8 55.8 82.4

05-08-14 584.7228 67.5 57.4 85.2 578.5502 66.8 56.1 84.1

06-08-14 581.5322 66.8 57.2 85.7 581.5322 66.8 56.0 83.9

07-08-14 583.5625 66.8 57.2 85.7 583.5625 66.8 56.7 84.9

08-08-14 582.8466 66.9 57.0 85.2 583.5625 67.0 56.0 83.6


III-9

09-08-14 584.8534 67.3 57.4 85.4 585.3063 67.3 56.1 83.4

10-08-14 584.8534 67.0 57.2 85.4 585.3063 67.1 56.5 84.3

11-08-14 584.2859 66.9 57.3 85.7 584.2859 66.9 56.3 84.2

12-08-14 583.5625 66.8 57.0 85.4 583.3145 66.8 55.8 83.6


Rata- 57.4 85.0 583.9 67.4 56.2 83.3
584.5 67.5
Rata
III-10

Anda mungkin juga menyukai