Anda di halaman 1dari 9

STRATEGI SANITASI KOTA PALEMBANG

BAB III
ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN
SANITASI KOTA PALEMBANG

Isu strategis berfungsi untuk mengontrol lingkungan baik situasi lingkungan yang
sudah diketahui maupun situasi yang belum diketahui atau yang selalu berubah.
Disamping itu isu strategis memiliki positioning sebagai tantangan ke depan yang
bersifat eksternal dan internal.
Isu strategis dan tantangan layanan sanitasi Kota Palembang ini mencakup isu
strategis aspek non teknis yang terdiri dari aspek; kebijakan daerah dan kelembagaan,
keuangan, komunikasi, keterlibatan pelaku bisnis, pemberdayaan masyarakat, aspek
jender dan kemiskinan, serta aspek monitoring dan evaluasi. Sedangkan paparan isu
strategis aspek teknis terdiri dari; sub sektor air limbah domestik, sub sektor
persampahan, sub sektor drainase lingkungan, sektor air bersih dan aspek perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS).

A. ASPEK NON TEKNIS


1. Kebijakan dan Kelembagaan Daerah
1.1 Isu Strategis
 Adanya Perda yang mendukung peningkatan pembangunan sanitasi,
diantaranya :
 Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor 7 Tahun 1998 tentang
Perusahaan Daerah Air Minum.
 Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor : 5 Tahun 2000 tentang
:……………….Bunyi butir yang terkait : Pengendalian limbah
dimaksudkan sebagai upaya penertiban pembuangan limbah,
pencegahan dan atau penanggulangan pencemaran dan atau
pemulihan kualitas lingkungan hidup. Pengendalian limbah
bertujuan untuk memelihara dan melestarikan lingkungan agar

Pokja Sanitasi Kota Palembang III-1


PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)
STRATEGI SANITASI KOTA PALEMBANG

tetap berfungsi sesuai peruntukannya dan dapat dimanfaatkan


secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan manusia atau
makhluk hidup lainnya.
 Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Retribusi
Pelayanan Persampahan / Kebersihan.
 Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor : 17 Tahun 2001
Tentang Garis Sempadan.
 Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor : 2 Tahun 2004 tentang
Retribusi Pemberian Ijin Pengelolaan Sumber Daya Air.
Pengendalilan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk
mencegah, menanggulangi dan memulihkan fungsi lingkungan
hidup antara lain : air permukaan dan air bawah tanah, Udara,
Tanah, Limbah padat dan limbah domestik, bahan dan limbah B3.
Kegiatan pengendalian kerusakan meliputi : penambangan bahan
galian, pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah, wilayah
pesisir, laut dan pulau-pulau kecil, keanekaragaman hayati dan
ekosistemnya, sumber mata air dan daerah aliran sungai.
Sistem Kesehatan adalah suatu tatanan yang menghimpun
berbagai upaya Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling
mendukung, guna menjamin derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti yang
dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945. Sistem Kesehatan Kota
Palembang (SKK) adalah suatu pedoman penyelenggraan
pembangunan kesehatan di wilayah Kota Palembang yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah, swasta dan masyarakat.
 Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor : 2 Tahun 2009 tentang
RTRW Tahun 2009 – 2029.

 RPJPD dan RPJMD Kota Palembang Tahun 2006 – 2011.


 Peningkatan kapasitas dan sosialisasi tentang pembangunan sanitasi
kepada kepala desa dan camat.

Pokja Sanitasi Kota Palembang III-2


PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)
STRATEGI SANITASI KOTA PALEMBANG

 Kelembagaan : LSM, PKK, LPMK, Paguyuban PKL, Karang Taruna,


Perkumpulan Kader Kesehatan Desa, Kelompok Pengelola sarana
Sanitasi dan Air Minum dapat berperan dalam pembangunan
sanitasi.
1.2 Tantangan
 Belum dirintisnya pengembangan Kabupaten Sehat.
 Penegakan Perda belum optimal
 Evaluasi hasil penegakan Perda belum optimal.
 Pembinaan terhadap kelembagaan yang ada di masyarakat belum
dilakukan secara optimal
 Belum adanya monev RPJPD, RPJMD, RKPD dan renstra SKPD terkait
peningkatan pembangunan sanitasi, yang dihubungkan dengan hasil
capaian program (indikator dan targetnya).
 Keterbatasan kualitas dan kuantitas SDM pengelola sanitasi.
 Belum optimal koordinasi dan keterpaduan program antar sektor
dalam pembangunan sanitasi
2. Keuangan
2.1 Isu Strategis
 Sumber pendanaan yang berasal dari pemerintah : APBN, APBD
PROVINSI, APBD Kota
 Adanya pendanaan yang berasal dari pihak swasta dan lembaga non
profit (LSM/NGO)
 Adanya potensi sumber pendanaan yang berasal dari swadaya
masyarakat

2.2 Tantangan
 Biaya pembangunan sanitasi per capita di Kota Palembang tahun
2008 adalah Rp. 15.012,-/ capita/ tahun, dan tahun 2009 adalah Rp.
20.068,-/ capita / tahun. Hal tersebut masih dibawah target
pembangunan sanitasi Nasional sebesar Rp. 47.000 / capita / tahun.
 Belum adanya monev kesesuaian anggaran antara DPA SKPD terkait
dengan dokumen RPJMD, RKPD dan renstra SKPD.

Pokja Sanitasi Kota Palembang III-3


PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)
STRATEGI SANITASI KOTA PALEMBANG

 Penetapan anggaran untuk mencapai indikator program


pengelolaan / pelayanan sanitasi masih jauh dari usulan, sehingga
hasil pencapaian program dari target yang telah ditentukan belum
optimal.
 Belum adanya peraturan terkait pemanfaatan dana yang bersumber
dari pihak swasta (CSR)
 Tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan sanitasi relatif
masih rendah

3. Komunikasi
3.1 Isu Strategis
 Adanya kelompok seni budaya masyarakat yang bisa dimanfaatkan
menjadi media informasi pembangunan sanitasi
 Masih minimnya informasi sanitasi yang bisa diakses oleh
masyarakat
 Berdasarkan study EHRA informasi sanitasi yang sering diterima
masyarakat rata-rata berasal dari pemangku kepentingan yang dekat
dengan masyarakat, yaitu Ketua RT ( 37,08 % ), Ketua RW ( 14,05 % ),
dan Kepala Desa ( 3,99 % ).
 Pemerintah Daerah memiliki Radio Siaran Pemerintah Daerah
sebagai media informasi sanitasi

3.2 Tantangan
 Belum optimalnya perluasan jaringan dari berbagai kelompok sasaran
untuk peningkatan pembangunan sanitasi.
 Belum adanya penetapan indikator dan monev keberhasilan
komunikasi.
 Terbatasnya sarana/prasarana dan media komunikasi dimasyarakat.

4. Keterlibatan Pelaku Bisnis


4.1 Isu Strategis
 Akan adanya pengaturan dana CSR oleh Pemerintah Daerah

Pokja Sanitasi Kota Palembang III-4


PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)
STRATEGI SANITASI KOTA PALEMBANG

4.2 Tantangan
 Masih terbatasnya pelaku bisnis yang berminat pada pembangunan
sanitasi.
 Belum optimalnya penggalangan mitra dalam pembangunan dan
pengelolaan sanitasi.
 Belum optimalnya sosialisasi kepada pelaku bisnis.

5. Pemberdayaan Masyarakat, Jender dan Kemiskinan (PMJK)


5.1 Isu Strategis
 Kelompok Swadaya Masyarakat ( KSM ) berpotensi untuk dilibatkan
dalam pembangunan sanitasi.
 Adanya dukungan lembaga formal, informal dan non formal dalam
pembangunan sanitasi.
 Peningkatan UKM, UEP dalam pelaksanaan 3R.
 Majelis Ta’lim dan sejenisnya berperan dalam peningkatan
pemberdayaan masyarakat.
 Peningkatan kapasitas dan keberlanjutan kader pemberdayaan
masyarakat desa.
 Pembangunan sanitasi yang dapat meningkatkan akses, pengaruh
dan manfaat yang diperoleh MBR (masyarakat berpenghasilan
rendah).
 Keterlibatan MBR dalam perencanaan dan pengelolaan.
 Sudah ada pengolahan limbah di masyarakat, dengan menggunakan
Teknologi Tepat Guna.

5.1 Tantangan
 Perlu adanya peningkatan budaya gotong royong dan bentuk
swadaya masyarakat lain dalam meningkatkan kemandirian
masyarakat dalam penyediaan sarana prasarana sanitasi.
 Masih rendahnya peran masyarakat dalam pengawasan dan
pelaksanaan pembangunan sanitasi .

Pokja Sanitasi Kota Palembang III-5


PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)
STRATEGI SANITASI KOTA PALEMBANG

 Komposisi laki – laki dan perempuan masih belum setara dalam


perencanaan kebutuhan, pengelolaan dan pelaksanaan
pembangunan sanitasi.

6. Aspek monitoring dan Evaluasi


6.1 Isu Strategis
 Belum tersedianya instrumen monev yang baku dan terintegrasi
 Pelaksanaan monev belum terintegrasi antar SKPD terkait

6.2 Tantangan
 Perlunya keterpaduan monev dalam setiap tahapan pembangunan
(perencanaan dan pelaksanaan)
 Perlunya peningkatan kapasitas SDM pelaksana monev

B. ASPEK TEKNIS DAN PHBS

Isu strategis aspek non teknis yang dimaksudkan dalam bagian ini
merupakan isu strategis pada tataran sektor sanitasi, sedangkan isu strategis aspek
non teknis yang terkait langsung dengan setiap sub sektor sanitasi akan dipaparkan
dalam sub bab isu strategis aspek teknis.

1. Sub sektor air limbah domestic


1.1 Isu Strategis
 Jumlah KK yang memiliki jamban sehat 38%, yang memiliki SPAL
27,45%.

1.2 Tantangan
 Belum berfungsinya sarana IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja) di
TPA I Sukawinatan
 Belum ada perusahaan swasta pengelola limbah cair tinja.

Pokja Sanitasi Kota Palembang III-6


PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)
STRATEGI SANITASI KOTA PALEMBANG

 Kondisi Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) yang umumnya bersatu


dengan pembuangan saluran air hujan yang mengakibatkan pencemaran
lingkungan.
 Masih adanya pembuangan limbah secara langsung dari rumahtangga dan
perusahaan ke badan air/media lingkungan

2. Sub sektor persampahan


2.1 Isu Strategis
 Masih adanya sampah yang belum terkelola, mulai dari
sumbernya, hingga ke TPS
 Belum maksimalnya kesadaran masyarakat dalam melakukan
pengelolaan sampah mulai dari sumbernya
 Pengelolaan sampah di TPA masih open dumping

2.2 Tantangan
 Penyediaan sarana dan prasarana persampahan yang
memadai.
 Dukungan dana dari Pemerintah baik pemerintah Kota
Palembang melalui APBD, Pemerintah Propinsi Sumatera Selatan
adalah dana APBD Propinsi serta pemerintah pusat melalui dana
APBN.
 Adanya pembinaan kepada masyarakat secara terpadu dalam
rangka menangani masalah kebersihan di lingkungan baik
pemukiman/perumahan, pasar, serta fasilitas umum lainnya.
 Adanya dukungan serta kerjasama dengan pihak ketiga dalam
mengelola persampahan.
 Pengelolaan TPA secara saniraty landfill
3. Sub Sektor Drainase
3.1 Isu Strategis

 Kapasitas Drainase kurang memadai sehingga tidak dapat


menampung tambahan limpasan air.

Pokja Sanitasi Kota Palembang III-7


PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)
STRATEGI SANITASI KOTA PALEMBANG

 Perubahan tata guna lahan sehingga menyebabkan berkurangnya


daerah resapan dan RTH
 Masih adannya sebagian masyarakat yang kurang peduli dalam
menjaga berfungsinya drainase seperti : Membuang sampah di
Daerah Aliran Sungai sehingga terjadi penyumbatan aliran air, dan
sedimentasi. Mendirikan bangunan di badan sungai/anak
sungai/saluran air

3.2 Tantangan
 Kondisi topografi Kota Palembang yang relatif datar sehingga
menimbulkan masalah genangan pada waktu hujan turun dan air
sungai pasang.
 Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk memelihara fungsi
drainase seperti menjadikan darinase sebagai tempat pembuangan
sampah.
 Belum optimalnya Jaringan drainase secara terpadu/terintegrasi
 Belum terpisahnya saluran drainase untuk limbah rumah tangga dan
limpasan air hujan
 Masih banyaknya rumah dan bangunan yang tidak memiliki drainase
 Reklamasi rawa yang tidak sesuai dengan peraturan sehingga
semakin mengurangi daerah resapan air.

4. Sub Sektor Air Bersih/Minum


4.1 Isu Strategis
 Cakupan wilayah pelayanan air bersih di Kota Palembang sudah
mencapai 85 %
 Masih rendahnya kualitas air baku di Kota Palembang
 Tingginya pemakaian air minum isi ulang di Kota Palembang

4.2 Tantangan
 Terjadi pencemaran sungai yang akan berpengaruh terhadap
sumber air baku oleh limbah rumah tangga dan industry
 Terjadinya degradasi lingkungan
 Berkurangnya debit sumber air baku pada musim kemarau

Pokja Sanitasi Kota Palembang III-8


PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)
STRATEGI SANITASI KOTA PALEMBANG

 Masih adanya tingkat kebocoran sebesar 29% akibat posisi


jaringan pipa berada di badan jalan
 Meningkatnya biaya produksi air bersih akibat pencemaran

5. Sub sektor PHBS


5.1 Isu Strategis
 Rendahnya kesadaran untuk Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di 30
kelurahan yaitu masih dibawah 50 %, berdasarkan study EHRA Kota
Palembang tahun 2010.
 Tingginya penggunaan cubluk atau tangki septic yang patut dicurigai
tidak aman untuk digunakan yaitu 60 %, berdasarkan study EHRA
Kota Palembang tahun 2010.

5.2 Tantangan
 Masih rendahnya kesadaran masyarakat tentang kondisi sanitasi
dan PHBS yang merupakan penyebab banyaknya kasus diare, dan
penyakit berbasis lingkungan lainnya.
 Kurangnya Sumber Daya Manusia khususnya tenaga sanitasi di
puskesmas untuk menunjang program kesehatan lingkungan.
 Penyuluhan tentang PHBS di masyarakat belum berjalan secara
optimal.
 Menurut data dari Dinas Pendidikan Nasional Kota Palembang tahun
2009 Tingkat pendidikan penduduk Kota Palembang : tidak/belum
sekolah dan belum tamat SD/sederajat 208.810 orang, tamat
SD/sederajat 181.478 orang, SLTP sebanyak 86.606 orang, SLTA
sebanyak 63.755 orang, diploma 46.923 orang dan perguruan tinggi
sebanyak 74.996 orang. Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap
kecepatan perubahan PHBS.

Pokja Sanitasi Kota Palembang III-9


PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010)

Anda mungkin juga menyukai