Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga,
industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-
bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta menggangu
lingkungan hidup. Sumber lain mengatakan bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan
dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri,
yang bercampur dengan air tanah, air permukaan dan air hujan. Berdasrkan pengertian diatas
dapat disimpulkan bahwa air limbah adalah air yang tersisa dari kegiatan manusia, baik
kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti industri, perhotelan dan sebagainya.

 Diantara dampak kegiatan yang sangat berpengaruh pada kualitas lingkungan adalah
dihasilkannya limbah pada berbagai kegiatan diatas. Beberapa pengertian air limbah menurut
beberapa pendapat antara lain:

1. Menurut Azwar (1989), air limbah adalah air yang tidak bersih dan mengandung
berbagai zat yang membahayakan kehidupan manusia atau hewan serta tumbuhan,
merupakan kegiatan manusia seperti, limbah industri dan limbah rumah tangga.
2. Sedangkan menurut Notoatmodjo (2003), air limbah atau air buangan adalah sisa air
yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempattempat umum
lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat
membahayakan bagi kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup.
3. Pengertian lain menyebutkan bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan dan
sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan
industri, bersama-sama dengan air tanah, air permukaan dan air hujan yang mungkin
ada.
4.  Menurut Sugiharto (1987), air limbah (wastewater) adalah kotoran dari manusia dan
rumah tangga serta berasal dari industri, atau air permukaan serta buangan lainnya.
Dengan demikian air buangan ini merupakan hal yang bersifat kotoran umum.

1
Jumlah limbah medis yang bersumber dari fasilitas kesehatan diperkirakan semakin lama
semakin meningkat. Penyebabnya yaitu jumlah rumah sakit, pusat kesehatan masyarakat
(puskesmas), balai pengobatan, maupun laboratorium medis terus bertambah. Pada Profil
Kesehatan Indonesia tahun 2008 yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan menyebutkan
bahwa jumlah rumah sakit di Indonesia pada waktu itu mencapai 1.372 unit. Sementara itu,
jumlah puskesmas mencapai 8.548 unit. Fasilitas kesehatan yang lain diperkirakan jumlahnya
akan terus meningkat dan tidak dijelaskan berapa jumlah yang tepat. Pengelolaan limbah
medis yang berasal dari rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan maupun laboratorium
medis di Indonesia masih dibawah standar profesional. Bahkan banyak rumah sakit yang
membuang dan mengolah limbah medis tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Menurut Acmadi (2008), mengemukakan bahwa secara global terlihat peningkatan


intensitas kegiatan, manusia bergerak dari suatu tempat ke tempat lain. Jumlah pergerakan
menusia semakin bertambah. Pergerakan manusia diikuti pergerakan teknologi, barang,
jasadan tentu saja limbah bersama kegiatan mereka. Berbagai limbah mulai limbah rumah
tangga, limbah industri, hingga limbah pasar dan limbah institusi pelayanan kesehatan seperti
rumah sakit, balai pengobatan dan puskesmas.
Fungsi Puskesmas dari dulu sampai sekarang adalah sebagai ujung tombak pelayanan
kesehatan di masyarakat. Karena Puskesmas langsung bersentuhan dengan masyarakat
terutama di pedesaan atau masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Bentuk pelayanan itu
dapat penanganan langsung kepada pasien atau dalam tahap membuka wacana kesadaran
masyarakat akan pentingnya kesehatan lingkungan. Namun kadang dari aktivitas pusat
layanan kesehatan kadang memunculkan persoalan baru. Sering kali Puskesmas kurang
memperhatikan masalah penanganan limbah klinis yang biasanya terdiridari bekas kain kasa,
kapas, plastik, jarum suntik dan botol infus. Apalagi sekarang telah banyak Puskesmas dan
klinik kesehatan swasta yang membuka layanan rawat inap dan tentu saja limbah klinis yang
dihasilkan juga bertambah. Padahal limbah klinis sangatlah berbahaya karena mengandung
berbagai macam jenis penyakit dan racun. Limbah klinis ini bila tidak ditangani secara baik
dan benar maka fungsi atau peran dari puskesmas atau klinik kesehatan sebagai pembawa
kehidupan sehat bagi masyarakat justru akan terbalik.
Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan
terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia.
Sedangkan sanitasi dasar adalah sanitasi minimum yang diperlukan untuk menyediakan

2
lingkungan sehat yang memenuhi syarat kesehatan yang menitikberatkan pada pengawasan
berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia. (Azwar, 1995).

Sanitasi tempat - tempat umum, merupakan problem kesehatan masyarakat yang


cukup mendesak, karena tempat umum merupakan tempat bertemunya segala macam
masyarakat dengan segala penyakit yang dipunyai oleh masyarakat tersebut. Oleh sebab itu,
maka tempat umum merupakan tempat menyebarnya segala penyakit terutama penyakit -
penyakit yang medianya makanan, miniuman, air, dan udara. Dengan demikian maka sanitasi
tempat - tempat umum harus memenuhi syarat - syarat kesehatan dalam arti melindungi,
memelihara, dan mempertinggi derajat kesehatan masyarakat.

Tempat – tempat umum memiliki potensi sebagai tempat terjadinya penularan


penyakit, pencemaran lingkungan, ataupun gangguan kesehatan lainnya.Pengawasan atau
pemeriksaan sanitasi terhadap tempat – tempat umum dilakukan untuk mewujudkan
lingkungan tempat – tempat umum yang bersih guna untuk melindungi kesehatan masyarakat
dari kemungkinan penularan penyakit dan gangguan kesehatan lainnya.

Definisi Tempat-Tempat Umum (TTU) adalah suatu tempat dimana umum (semua
orang) dapat masuk ke tempat tersebut untuk berkumpul mengadakan kegiatan baik secara
insidentil maupun terus menerus, (Suparlan 1977).

Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta orang di negara-negara berkembang
terutama anak-anak meninggal dunia akibat berbagai penyakit yang disebabkan oleh
kurangya air minum yang aman, sanitasi dan hygiene yang buruk. Terdapat bukti bahwa
pelayanan sanitasi yang memadai, persediaan air yang aman, system pembuangan sampah
serta pendidikan hygiene dapat menekan tingkat kematian akibat Diare sampai 65%, serta
penyakit-penyakit lainnya sebanyak 26%.

Menurut penelitian sebuah lembaga yang bernama MDGs (Millenium Development


Goals) Asia Pasifik, Bahwa untuk sektor sanitasi di Indonesia cakupan akses nasionalnya,
rata-rata memang telah mencapai 80%, dan itu artinya telah melampaui target dari MDGs
yang hanya 74%. Namun, hal itu baru sebatas kuantitas. Bukan kualitas. Dengan bukti di atas
yang menunjukkan bahwa banyaknya bayi yang meninggal akibat diare, hal itu telah cukup
membuktikan bahwa secara kualitas, sanitasi di Indonesia masih sangat-sangat buruk.

3
Sedangkan bila ditinjau dari kuantitas dan kualitas, data terbaru yang dilansir MDGs,
baru 51,02% keluarga di Indonesia yang memiliki akses sanitasi yang memadai. Targetnya,
pada tahun 2015 akses sanitasi dapat naik hingga di angka 60% hingga 70%.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka kami akan meneliti tentang Pengelolaan
Limbah Padat Dan Cair di Puskesmas Gandus Palembang Dan Sanitasi Lingkungan.
1.3 Pertanyaan
1. Bagaimana karakteristik air limbah yang perlu diketahui untuk menentukan cara
pengolahan yang tepat ?
2. Bagaimana mengidentifikasi masalah-masalah yang ada pada program sanitasi
Kesehatan Lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Gandus Palembang?
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui karakteristik air limbah padat dan cair, dan sanitasi
kesehatan lingkungan di Puskesmas Gandus Palembang.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya karakteristik limbah padat dan cair di puskesmas Gandus


Palembang tahun 2013.
2. Diketahuinya karakteristik sanitasi di puskesmas Gandus Palembang tahun 2013.
1.5 Ruang Lingkup
1.5.1 Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian Praktikum Kesehatan Lingkungan dilaksanakan di Puskesmas
Gandus Palembang.
1.5.2 Lingkup Waktu
Penelitian Praktikum Kesehatan Lingkungan dilaksanakan selama tiga hari,
yaitu dimulai pada tanggal 17 - 19 September 2013.
1.6 Manfaat Penelitian
1.6.1 Bagi Mahasiswa
1. Terpapar dengan kondisi dan pengalaman di institusi tempat penelitian.
2. Mendapat bahan untuk penulisan laporan dari institusi tempat penelitian.

4
1.6.2 Bagi Institusi Tempat Penelitian
1. Adanya masukan terhadap perencanaan, pelaksanaan dan pengembangan program
kerja khususnya Kesehatan Lingkungan Puskesmas Gandus Palembang.
2. Membangun Kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat antara
institusi tempat praktikum dengan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Bina
Husada Palembang.
1.6.3 Bagi Program Studi
1. Laporan praktikum dapat menjadi salah satu audit internal kualitas pengajaran.
2. Memperkenalkan Program Studi Kesehatan Masyarakat ke institusi-institusi
tempat praktikum.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Puskesmas

2.1.1 Pengertian Puskesmas

Puskesmas atau Pusat Kesehatan Masyarakat adalah unit pelaksanaaan teknis dinas
kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan disuatu wilayah kerja. (Wahid Iqbal Mubarak, 2012).

Puskesmas (Health Centre) adalah suatu kesatuan organisasi fungsionil yang langsung
memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu
wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok. (dr. Indan Entjang, 2000).

Puskesmas adalah kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat


pengembangan kesehatan masyarakat yang juga memberikan peran serta masyarakat
disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat
diwilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. (Dep. Kes. RI, 1991).

2.1.2 Fungsi Puskesmas

Ada tiga fungsi pokok puskesmas, yaitu:

a. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya.


b. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya.

2.1.3 Wilayah Kerja Puskesmas

Puskesmas harus bertanggung jawab untuk setiap masalah kesehatan yang terjadi di
wilayah kerjanya, meskipun masalah tersebut lokasinya jauh dari puskesmas. Dengan azas
inilah puskesmas dituntut untuk lebih mengutamakan tindakan pencegahan penyakit, dan
bukan untuk tindakan pengobatan penyakit. Dengan demikian puskesmas harus secara aktif
terjun ke masyarakat dan bukan menantikan masyarakat datang ke puskesmas.

6
Wilayah kerja puskesmas bisa kecamatan, faktor kepadatan penduduk, luas daerah,
keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam
menentukan wilayah kerja puskesmas.

Untuk kota besar wilayah kerja puskesmas bisa satu kelurahan, sedangkan puskesmas
di ibukota kecamatan merupakan puskesmas rujukan yang berfungsi sebagai pusat rujukan
dari puskesmas kelurahan yang juga mempunyai fungsi koordinasi.

2.2 Limbah Padat dan Limbah Cair


2.2.1 Defenisi Limbah Puskesmas

Pengertian limbah Puskesmas adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan
Puskesmas dalam bentuk padat, cair, pasta (gel) maupun gas yang dapat mengandung
mikroorganisme pathogen bersifat infeksius, bahan kimia beracun, dan sebagian bersifat
radioaktif (Depkes, 2006).

Limbah Puskesmas yaitu buangan dari kegiatan pelayanan yang tidak dipakai ataupun
tidak berguna termasuk dari limbah pertamanan. Limbah Puskesmas cenderung bersifat
infeksius dan kimia beracun yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia, memperburuk
kelestarian lingkungan hidup apabila tidak dikelola dengan baik.

Limbah Puskesmas adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan Puskemas
dalam bentuk padat dan cair (KepMenkes RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004).

Untuk mengoptimalkan penyehatan lingkungan Puskesmas dari pencemaran limbah yang


dihasilkannya maka Puskesmas harus mempunyai fasilitas sendiri yang ditetapkan
KepMenkes RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Puskesmas yaitu:

1. Fasilitas Pengelolaan Limbah padat --- Setiap Puskesmas harus melakukan reduksi
limbah dimulai dari sumber dan harus mengelola dan mengawasi penggunaan bahan
kimia yang berbahaya, beracun dan setiap peralatan yang digunakan dalam
pengelolaan limbah medis mulai dari pengumpulan, pengangkutan, dan pemusnahan
harus melalui sertifikasi dari pihak yang berwenang.
2. Fasilitas Pembangunan Limbah Cair --- Limbah cair harus dikumpulkan dalam
container yang sesuai dengan karakteristik bahan kimia dan radiologi, volume, dan
prosedur penanganan dan penyimpanannya. Puskesmas harus memiliki instalasi

7
pengolahan limbah cair sendiri atau bersama-sama secara kolektif dengan bangunan
disekitarnya yang memenuhi persyaratan teknis.

2.2.2 Definisi Limbah Padat dan Limbah Cair Puskesmas

Limbah padat Puskesmas yang lebih dikenal dengan pengertian sampah Puskesmas .
Limbah padat (sampah) adalah sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang
harus dibuang yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia, dan
umumnya bersifat padat (Azwar, 1990).

Limbah padat Puskesmas adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat
akibat kegiatan Puskesmas yang terdiri dari limbah medis padat dan non medis (Keputusan
MenKes R.I. No.1204/MENKES/SK/X/2004).

Limbah padat Puskesmas adalah semua limbah Puskesmas yang berbentuk padat sebagai
akibat kegiatan Puskesmas yang terdiri dari limbah medis dan non medis, yaitu:

1. Limbah non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di RS di luar
medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dari halaman yang dapat
dimanfaatkan kembali apabila ada teknologi.
2. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah
patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah container
bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.
3. Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi organisme pathogen yang tidak
secara rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah dan virulensi
yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia yang rentan.
4. Limbah sangat infeksius adalah limbah yang berasal dari pembiakan dan stock
(sediaan) bahan sangat infeksius, otopsi, organ binatang percobaan, dan bahan lain
yang diinokulasi, terinfeksi atau kontak dengan bahan yang sangat infeksius.

Limbah cair Puskesmas adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari
kegiatan Puskesmas yang kemungkinan mengandung mikroorganisme bahan beracun, dan
radio aktif serta darah yang berbahaya bagi kesehatan (Depkes RI, 2006).

Air limbah Puskesmas adalah seluruh buangan cair yang berasal dari hasil proses
seluruh kegiatan rumah sakit, yang meliputi : limbah cair domestik, yakni buangan kamar

8
dari Puskesmas yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan
radioaktif (Said, 1999).

Menurut Azwar (1990), air limbah atau air bekas adalah air yang tidak bersih dan
mengandung berbagai zat yang bersifat membahayakan kehidupan manusia atau hewan, yang
lazimnya muncul karena hasil perbuatan manusia termasuk industri.

Menurut Keputusan MenKes R.I.No.1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Persyaratan


Kesehatan Lingkungan Puskesmas pengertian limbah cair adalah semua buangan termasuk
tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung
mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.

2.3 Macam – Macam Limbah

Secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut:

1. Air limbah yang bersumber dari rumah tangga atau domestic wastes water, yaitu air
limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya air limbah ini terdiri
dari ekskreta yaitu tinja dan air seni, air bekas cucian dapur dan kamar mandi, dan
umumnya terdiri dari bahan-bahan organik.
2. Air limbah industri yang berasal dari berbagai jenis industri akibat proses produksi.
Zat-zat yang terkandung didalamnya sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku yang
dipakai oleh masing-masing industri, antara lain nitrogen, sulfida, amoniak, lemak,
garam-garam, zat pewarna, mineral, logam berat, zat pelarut, dan sebagainya. Oleh
sebab itu, pengolahan jenis air limbah ini, agar tidak menimbulkan polusi lingkungan
menjadi lebih rumit.
3.  Air limbah kotapraja atau municipal wastes water yaitu air buangan yang berasal dari
daerah perkantoran, perdagangan, hotel, restoran, tempat-tempat umum, tempat
ibadah, dan sebagainya. Pada umumnya zat-zat yang terkandung dalam jenis air
limbah ini sama dengan air limbah rumah tangga.

9
2.4 Karakteristik Limbah Puskesmas

Berdasarkan karakteristiknya limbah puskesmas dapat dibagi menjadi empat bagian :

a.  Limbah cair biasanya dikenal sebagai entitas pencemar air. Komponenpencemaran


air pada umumnya terdiri dari bahan buangan padat, bahan buangan organik, dan
bahan buangan anorganik.
b.  Limbah padat
c.  Limbah gas dan partikel
d. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Macam Limbah Beracun:
1) Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui reaksi kimia dapat
menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat
merusak lingkungan.
2) Limbah mudah terbakar adalah limbah yang bila berdekatan dengan api,
percikan api, gesekan atau sumber nyala lain akan mudah menyala atau
terbakar dan bila telah menyala akan terus terbakar hebat dalam waktu lama.
3) Limbah reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena
melepaskan atau menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak
stabil dalam suhu tinggi.
4) Limbah beracun adalah limbah yang mengandung racun yang berbahaya bagi
manusia dan lingkungan. Limbah B3 dapat menimbulkan kematian atau sakit
bila masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau mulut.
5) Limbah penyebab infeksi adalah limbah laboratorium yang terinfeksi
penyakit atau limbah yang mengandung kuman penyakit, seperti bagian tubuh
manusia yang diamputasi dan cairan tubuh manusia yang terkena infeksi.
6) Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang menyebabkan iritasi pada
kulit atau mengkorosikan baja, yaitu memiliki pH sama atau kurang dari 2,0
untuk limbah yang bersifat asam dan lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat
basa.

2.5 Pengolahan Limbah Padat dan Limbah Cair Di Puskesmas

Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas limbah padat dan limbah cair adalah
volume limbah, kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah. Untuk
mengatasi limbah padat dan limbah cair ini diperlukan pengolahan dan penanganan limbah
yang tepat. Pada dasarnya pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi :

10
1. Pengolahan menurut tingkatan perlakuan

a. Metode pengangkutan limbah padat dan limbah cair


b. Pemilihan tempat dan penggunaan tanah
c. Metoda pembuangan :
1) penimbunan darat
2) pembakaran/pengkremisan
3) metode daur ulang
4) pengolahan biologi

2.6     Pengolahan menurut karakteristik limbah

a. Hydropulping (Pembuburan encer). Hydropulping adalah sebuah teknik penanganan


limbah, khususnya kertas dan makanan, disiram dengan air dan dipadatkan.
b. Pyrolisis (Peninggian Suhu). Pyrolisis adalah sebuah proses pemanasan, pemindahan
oksidasi organik tidak dimungkinkan terjadi. Bahkan zat organik tersusun atas
sampah dengan kalor (Panas), sebagian besar terdiri dari zat-zat non organik misalnya
logam dan kaca yang tidak dipisahkan sebelum hydrolisis. Gas-gas yang telah
menguap diembunkan pada saat bahan yang tersisa dibakar untuk menyuplai panas
(energi) yang diperlukan untuk meninggikan suhu benda-benda tersebut. Karena
oksidasi dicegah, proses pyrolisis harus dilakukan pada udara yang mengandung
argon, helium, nitrogen.
c. Pembakaran dengan suhu tinggi.

2.7 Karakteristik Air Limbah

1. Karakteristik fisik Sebagian besar terdiri dari sebagian kecil bahan-bahan padat
asubspers terutama air limbah rumah tangga seperti sabun, sedikit berbau, kadang-
kadang mengandung sisa-sisa kertas, berwarna, bekas cucian beras dan sayur, bagian-
bagian tinja dan lain-lain.
2. Karakteristik kimiawi Biasanya air buangan ini mengandung campuran zat-zat kimia
anorganik yang berasal dari air bersih, bermacam-macam zat organic berasal dari
penguraian tinja, urine dan sampah-sampah lainnya.
3. Karakteristik bakteriologis Kandungan bakteri pathogen serta organism golongan coli
terdapat juga dalam air limbah tergantung darimana sumbernya namun keduanya
tidak berperan dalam proses pengolahan air buangan.

11
Penanggulangan Terhadap Terjadinya Pencemaran Air dan Pengolahan Limbah Di
Puskesmas:

a. Penanggulangan Terjadinya Pencemaran Air

Untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air, dalam aktivitas kita dalam
memenuhi kebutuhan hidup hendaknya tidak menambah terjadinya bahan pencemar antara
lain tidak membuang sampah rumah tangga, sampah rumah sakit, sampah/limbah industri
secara sembarangan, tidak membuang ke dalam air sungai danau ataupun ke dalam selokan.
Tidak menggunakan pupuk dan pestisida secara berlebihan, karena sisa pupuk dan pestisida
akan mencemari air di lingkungan tanah pertanian. Tidak menggunakan deterjen fosfat,
karena senyawa fosfat merupakan makanan bagi tanaman air seperti enceng gondok yang
dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air. Pencemaran air yang telah terjadi secara
alami misalnya adanya jumlah logam-logam berat yang masuk dan menumpuk dalam tubuh
manusia, logam berat ini dapat meracuni organ tubuh melalui pencernaan karena tubuh
memakan tumbuh-tumbuhan yang mengandung logam berat meskipun diperlukan dalam
jumlah kecil. Penumpukan logam-logam berat ini terjadi dalam tumbuh-tumbuhan karena
terkontaminasi oleh limbah industri. Untuk menanggulangi agar tidak terjadi penumpukan
logam-logam berat, maka limbah industri hendaknya dilakukan pengolahan sebelum dibuang
ke lingkungan. Proses pencegahan terjadinya pencemaran lebih baik daripada proses
penanggulangan terhadap pencemaran yang telah terjadi.

b. Pengolahan limbah

Limbah industri sebelum dibuang ke tempat pembuangan, dialirkan ke sungai atau


selokan hendaknya dikumpulkan di suatu tempat yang disediakan, kemudian diolah, agar bila
terpaksa harus dibuang ke sungai tidak menyebabkan terjadinya pencemaran air. Bahkan
kalau dapat setelah diolah tidak dibuang ke sungai melainkan dapat digunakan lagi untuk
keperluan industri sendiri.Sampah padat dari rumah tangga berupa plastik atau serat sintetis
yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme dipisahkan, kemudian diolah menjadi bahan
lain yang berguna, misalnya dapat diolah menjadi keset. Sampah organik yang dapat
diuraikan oleh mikroorganisme dikubur dalam lubang tanah, kemudian kalau sudah
membusuk dapat digunakan sebagai pupuk.

12
2.8 Sanitasi Lingkungan
2.8.1 Defenisi Sanitasi Lingkungan

Sanitasi lingkungan adalah Status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup


perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebagainya (Notoadmojo, 2003).
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor :
965/MENKES/SK/XI/1992, pengertian sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk
menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan.
Sedangkan menurut Notoadmojo (2003), sanitasi itu sendiri merupakan perilaku disengaja
dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung
dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan
menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia, sedangkan untuk pengertian dari sanitasi
lingkungan, sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup
perumahan, pembuangan kotoran, penyedian air bersih dan sebagainya.

2.8.2 Tujuan Penyelenggaraan Sanitasi

Secara spesifik tujuan penyelenggaraan sanitasi menurut Depkes (1999), adalah:

1. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat (pasien, klien dan masyarakat


sekitarnya) akan pentingnya lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat.
2. Agar masyarakat mampu memecahkan masalah kesehatan yang berhubungan dengan
kesehatan lingkungan.
3. Agar tercipta keterpaduan antar program kesehatan dan antar sektor terkait yang
dilaksanakan dengan pendekatan penanganan secara holistik terhadap penyakit yang
berbasis lingkungan. Meningkatkan kewaspadaan dini terhadap penyakit yang
berbasis lingkungan melalui pemantauan wilayah setempat (PWS) secara terpadu.

2.8.3 Jenis – jenis Tempat Umum


Jenis-jenis tempat umum ada beberapa jenis-jenis tempat umum, antara lain:

1. Hotel

2. Kolam renang

3. Pasar

4. Salon

13
5. Panti Pijat

6. Tempat wisata

7. Terminal

8. Tempat ibadah

2.8.4 Syarat-syarat Dari Sanitasi Tempat Umum


1. Diperuntukkan bagi masyarakat umum
2. Harus ada gedung dan tempat yang permanent
3. Harus ada aktivitas (pengusaha, pegawai, pengunjung)
4. Harus ada fasilitas (SAB, WC, Urinoir, tempat sampah, dll)
2.8.5 Ruang Lingkup Sanitasi Tempat Umum
1. Secara spesifik ada beberapa ruang lingkup sanitasi tempat-tempat umum, yaitu:
Penyediaan air minum (Water Supply)
2. Pengelolaan sampah padat, air kotor, dan kotoran manusia (wastes disposal meliputi
sawage, refuse, dan excreta)
3. Hygiene dan sanitasi makanan (Food Hygiene and Sanitation)
4. Perumahan dan kontruksi bangunan (Housing and Contruction)
5. Pengawasan fektor (Vektor Control)
6. Pengawasan pencemaran fisik (Physical Pollution)

14
BAB III

INSTANSI GAMBARAN UMUM

PUSKESMAS GANDUS PALEMBANG

3.1 Kedudukan Organisasi dan Tata Kerja

Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Repulik Indonesia Nomor


128/Menkes/SK/II/2004tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat, kedudukan
puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan Sistem Kesehatan Nasional, Sistem
Kesehatan Kabupaten/Kota dan Sistem Pemerintah Daerah :

1. Sistem Kesehatan Nasional


Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah sebagai sarana
pelayanan kesehatan strata pertama yang bertanggungjawab menyelenggarakan upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat diwilayah kerjanya.
2. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota adalah sebagai unit
pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan Kabupaten/Kota di
wilayah kerjanya.
3. Sistem Pemerintah Daerah
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Pemerintahan Daerah adalah sebagai unit
pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang merupakan unit struktural
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bidang Kesehatan Tingkat Kecamatan.
4. Antar Saran Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Di wilayah kerja Puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan kesehatan strata
pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta seperti praktek dokter,
praktrk dokter gigi, praktek bidan, poliklinik dan balai kesehatan masyarakat.
Kedudukan puskesmas di anatara berbagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama
ini adalah sebagai mitra. Di wilayah kerja Puskesmas terdapat pula berbagai bentuk
upaya kesehatan berbasis dan bersumber daya masyarakat, seperti posyandu, polindes,
pos obat desa, dan pos UKK. Kedudukan puskesmas di antara berbagai sarana

15
pelayanan kesehatan berbasis dan bersumber daya masyarakat adalah sebagai
Pembina.
3.2 Organisasi
3.1.2.1 Struktur Organisasi
Strutur organisasi puekesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas masing-
masing pukesmas. Berdasarkan peraturan Walikota Palembang Nomor 3 tahun 2009, tanggal
15 Januari 2009, tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), struktur organisasi Puskesmas Gandus Palembang
adalah sebagai berikut :
a. Kepala Puskesmas
b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
c. Koordinator Pelayanan Kesehatan Wajib, meliputi:
1) Petugas Pelayanan Kesehatan Promosi Kesehatan
a) Petugas Pelayanan Promosi Kesehatan
b) Petugas Pelayanan Kesehatan Lingkungan
c) Petugas Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Menular dan Penyakit Tidak Menular
d) Peugas Pelayanan KIA dan KB
e) Petugas Pelayanan Perbaikan Gizi Masyarakat
2) Petugas Pelayanan Kesehatan Pengembangan, meliputi :
a) Petugas Pelayanan Keperawatan Kesehatan
b) Petugas Pelayanan Kesehatan Sekolah
c) Petugas Pelayanan Kesehatan Olahraga
d) Petugas Pelayanan Kesehatan Tradisional
e) Petugas Pelayanan Kesehatan Kerja
f) Petugas Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut
d. Koordinator Pelayanan Kesehatan Perorangan (UKP), terdiri dari :
1) Petugas Pelayanan Kesehatan Wajib, meliputi :
a) Petugas Pelayanan KIA dan KB
b) Petugas Pelayanan Perbaikan Gizi Masyarakat
c) Petugas Pelayanan Pengobatan
d) Petugas Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Menular dan Penyakit Tidak Menular
2) Petugas Pelayanan Kesehatan Pengembangan, meliputi :

16
a) Petugas Pelayanan Keperawatan Kesehatan
b) Petugas Pelayanan kesehatan Mata
c) Petugas Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
d) Petugas Pelayanan Kesehatan Jiwa
e) Petugas Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut
e. Puskesmas Pembantu
a) Puskesmas Pembantu Krang Anyar
b) Puskesmas Pembantu 36 Ilir
c) Puskesmas Pembantu Air Itam Pulokerto
d) Puskesmas Pembantu Suak Bujang Gandus
e) Klinik Terapung Pulokerto
3.1.2.2 Kriteria Personalia
Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi puskesmas disesuaikan dengan
tugas dan tanggungjawab masing-masing unit puskesmas. Khusus untuk Kepala Puskesmas
kriteria tersebut dipersyaratkan harus sarjana bidang kesehatan yang kurikulum
pendidikannya mencakup kesehatan masyarakat.
3.1.2.3 Eselon Kepala Puskesmas
Kepala puskesmas adalah penangungjawab pembangunan kesehatan di tingkat
kecamatan. Sesuai dengan tanggungjawab tersebut da besarnya kepala puskesmas dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan di tingkat kecamatan maka jabatan kepala
puskesmas setingkat dengan eselon III-B.
3.3 Visi, Misi, Motto dan Fungsi Puskesmas
3.3.1 Visi Puskesmas
Tercapainya masyarakat kecamatan Gandus Sehat yang bertumpu pada pelayanan kesehatan
bermutu dan peran serta masyarakat.
3.3.2 Misi Puskesmas
1) Meningkatkan kemampuan propesionalisme tenaga kesehatan dalam memberikan
pelayanan kesehatan masyarakat.
2) Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan, keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan puskesmas, pustu, poskeskel, posyandu kecamatan
Gandus.
3) Menggerkkan pembangunan masyarakat berwawasan kesehatan di wilayah kecamatan
Gandus
4) Meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan yang bermutu.

17
3.3.3 Motto Puskesmas

Anda sehat kami bangga.

3.3.4 Fungsi Puskesmas

1) Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan


Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oelh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya,
sehingga berwawasan dan mendukung pembangunan kesehatan. Disamping itu, puskesmas
aktif memantau dan melaporkan dampak pembangunan kesehatan dari penyelenggaraan
setiap program pembangunan di wilaya kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan,
upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
2). Pusat Pemberdaya Masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga
dan masyarakat termasuk dunia usaha kesadaran, kemauan, dan kemampuan melayani diri
sendiri dan masyarakat dan masyarakat hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan
kepentinagan kesehatan termasuk sumber pembiayaan rogram kesehatan. Pemberdayaan
perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan
situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.
3.4 Geografis Wilayah Kerja

Wilayah kerja puskesmas Gandus seluas 7570 hektar yaitu kecamatan Gandus terdiri
dari lima kelurahan yaitu:

1. Kelurahan Pulokerto
2. Kelurahan Gandus
3. Kelurahan Karang Jaya
4. Kelurahan Karang Anyar
5. Kelurahan 36 Ilir

18
BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

1. Dari hasil penelitian yang dilakukan selama penelitian di Puskesmas Gandus

Palembang maka dapat diketahuinya karakteristik pengolahan limbah cair dan limbah

padat di puskesmas Gandus Palembang dengan cara menyebarkan kuesioner ke pihak

Puskesmas.

2. Setelah menyebarkan kuesioner maka didapatkan juga sanitasi lingkungan kesehatan

lingkungan di Puskesmas Gandus Palembang.

5.2 SARAN

1. Memberikan penyuluhan khusus bagi petugas sanitasi untuk lebih memperhatikan

kesehatan pribadi pada saat kontak langsung dengan IPAL dan perlunya peggunaan

APD sebagai upaya pencegahan terhadap penyakit akibat kerja.

2. Alangkah baiknya setiap bak disertai dengan penutup agar sesuai dengan Kepmenkes

RI No. 1204/ Menkes/ SK/ X/ 2004.

3. Perlunya pemasangan alat pengukur debit air limbah dan pengadaan APD yang lebih

lengkap.

19
DAFTAR PUSTAKA

Diakses 23 September 2013, pukul 09.46 WIB

https://www.google.co.id/search?

newwindow=1&q=pengertian+limbah+padat&oq=pengertian+limbah+padat&gs_l=serp.3..0l

10.109838.117609.0.118439.65.24.0.4.4.2.945.7160.4j2j2j4j2j2j3.19.0....0...1c.1.27.serp..53.

12.1887.S_xZrDeD-FE

Diakses 23 September 2013, pukul 09.55 WIB

https://www.google.co.id/search?

newwindow=1&q=pengolahan+limbah+rumah+sakit&oq=pengolahan+limbah+&gs_l=serp.1

.4.0l10.275518.283893.0.289037.40.20.0.4.4.2.2079.4677.9j5j4j5-1j9-

1.20.0....0...1c.1.27.serp..28.12.692.Du741Jkb2Xg

Diakses 23 September 13.40 WIB

https://www.google.co.id/search?

newwindow=1&biw=1360&bih=630&q=makalah+limbah+cair+di+rumah+sakit&oq=makal

ah+limbah+cair+di+rumah+sakit&gs_l=serp.3...66987.77102.0.77357.50.34.0.0.0.0.367.266

8.5j8j3j2.18.0....0...1c.1.27.serp..40.10.1450.rMqaImVrvzI

20
21

Anda mungkin juga menyukai