Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegiatan Puskesmas menghasilkan berbagai macam limbah yang berupa benda cair,

padat dan gas. Puskesmas tidak hanya menghasilkan sampah biasa, namun juga menghasilkan

sampah infeksius dan sampah medis lainnya yang dapat mengganggu kesehatan dan salah satu

media penyebaran penyakit.

Limbah Puskesmas adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan puskesmas

dalam bentuk padat, cair dan gas. Limbah cair puskesmas adalah semua air buangan termasuk

tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung

mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi keseshatan

(Kepmenkes RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004).

Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah

tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya mengandung

bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta

menggangu lingkungan hidup. Sumber lain mengatakan bahwa air limbah adalah kombinasi

dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran

dan industri, yang bercampur dengan air tanah, air permukaan dan air hujan. Berdasrkan

pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa air limbah adalah air yang tersisa dari kegiatan

manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti industri, perhotelan dan

sebagainya.

Jumlah limbah medis yang bersumber dari fasilitas kesehatan diperkirakan

semakin lama semakin meningkat. Penyebabnya yaitu jumlah rumah sakit, pusat kesehatan

masyarakat (puskesmas), balai pengobatan, maupun laboratorium medis terus bertambah.


Pada Profil Kesehatan Indonesia tahun 2008 yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan

menyebutkan bahwa jumlah rumah sakit di Indonesia pada waktu itu mencapai 1.372 unit.

Sementara itu, jumlah puskesmas mencapai 8.548 unit. Fasilitas kesehatan yang lain

diperkirakan jumlahnya akan terus meningkat dan tidak dijelaskan berapa jumlah yang tepat.

Pengelolaan limbah medis yang berasal dari rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan

maupun laboratorium medis di Indonesia masih dibawah standar profesional. Bahkan banyak

rumah sakit yang membuang dan mengolah limbah medis tidak sesuai dengan peraturan yang

berlaku.

Menurut Acmadi (2008), mengemukakan bahwa secara global terlihat peningkatan

intensitas kegiatan, manusia bergerak dari suatu tempat ke tempat lain. Jumlah pergerakan

menusia semakin bertambah. Pergerakan manusia diikuti pergerakan teknologi, barang,

jasadan tentu saja limbah bersama kegiatan mereka. Berbagai limbah mulai limbah rumah

tangga, limbah industri, hingga limbah pasar dan limbah institusi pelayanan kesehatan seperti

rumah sakit, balai pengobatan dan puskesmas.

Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada

pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan

manusia. Sedangkan sanitasi dasar adalah sanitasi minimum yang diperlukan untuk

menyediakan lingkungan sehat yang memenuhi syarat kesehatan yang menitikberatkan pada

pengawasan berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia.

(Azwar, 1995).

Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta orang di negara-negara berkembang

terutama anak-anak meninggal dunia akibat berbagai penyakit yang disebabkan oleh

kurangya air minum yang aman, sanitasi dan hygiene yang buruk. Terdapat bukti bahwa

pelayanan sanitasi yang memadai, persediaan air yang aman, system pembuangan sampah
serta pendidikan hygiene dapat menekan tingkat kematian akibat Diare sampai 65%, serta

penyakit-penyakit lainnya sebanyak 26%.

Menurut penelitian sebuah lembaga yang bernama MDGs (Millenium Development

Goals) Asia Pasifik, Bahwa untuk sektor sanitasi di Indonesia cakupan akses nasionalnya,

rata-rata memang telah mencapai 80%, dan itu artinya telah melampaui target dari MDGs

yang hanya 74%. Namun, hal itu baru sebatas kuantitas. Bukan kualitas. Dengan bukti di atas

yang menunjukkan bahwa banyaknya bayi yang meninggal akibat diare, hal itu telah cukup

membuktikan bahwa secara kualitas, sanitasi di Indonesia masih sangat-sangat buruk.

Sedangkan bila ditinjau dari kuantitas dan kualitas, data terbaru yang dilansir MDGs,

baru 51,02% keluarga di Indonesia yang memiliki akses sanitasi yang memadai. Targetnya,

pada tahun 2015 akses sanitasi dapat naik hingga di angka 60% hingga 70%.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, maka kami sebagai peneliti akan membahas tantang audit

sistem pengolahan limbah cair dan limbah padat di puskesmas 1 Ulu Palembang dan sanitasi

lingkungan.

1.3 Pertanyaan

1. Bagaimana karakteristik air limbah yang perlu diketahui untuk menentukan cara

pengolahan yang tepat ?

2. Bagaimana mengidentifikasi masalah-masalah yang ada pada program sanitasi

Kesehatan Lingkungan di wilayah kerja Puskesmas 1 Ulu Palembang?


1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik air limbah padat dan cair, dan sanitasi kesehatan

lingkungan di Puskesmas 1 Ulu Palembang.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya karakteristik limbah padat dan cair di puskesmas 1 Ulu Palembang

tahun 2013.

2. Diketahuinya karakteristik sanitasi di puskesmas Ulu Palembang tahun 2013.

1.5 Ruang Lingkup

1.5.1 Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian Praktikum Kesehatan Lingkungan dilaksanakan di Puskesmas 1 Ulu

Palembang.

1.5.2 Lingkup Waktu

Penelitian Praktikum Kesehatan Lingkungan dilaksanakan selama tiga hari, yaitu

dimulai pada tanggal 17 - 19 September 2013.

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Bagi Mahasiswa

1. Terpapar dengan kondisi dan pengalaman di institusi tempat penelitian.

2. Mendapat bahan untuk penulisan laporan dari institusi tempat penelitian.

1.6.2 Bagi Institusi Tempat Penelitian

1. Adanya masukan terhadap perencanaan, pelaksanaan dan pengembangan program

kerja khususnya Kesehatan Lingkungan Puskesmas Sei Selincah Palembang.


2. Membangun Kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat antara

institusi tempat praktikum dengan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Bina

Husada Palembang.

1.6.3 Bagi Program Studi

1. Laporan praktikum dapat menjadi salah satu audit internal kualitas pengajaran.

2. Memperkenalkan Program Studi Kesehatan Masyarakat ke institusi-institusi

tempat praktikum.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Puskesmas

2.1.1 Pengertian Puskesmas

Puskesmas atau Pusat Kesehatan Masyarakat adalah unit pelaksanaaan teknis dinas

kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

kesehatan disuatu wilayah kerja. (Wahid Iqbal Mubarak, 2012).

Puskesmas (Health Centre) adalah suatu kesatuan organisasi fungsionil yang langsung

memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu

wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok. (dr. Indan Entjang, 2000).

Puskesmas adalah kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat

pengembangan kesehatan masyarakat yang juga memberikan peran serta masyarakat

disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat

diwilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. (Dep. Kes. RI, 1991).

2.1.2 Fungsi Puskesmas

Ada tiga fungsi pokok puskesmas, yaitu:

a. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya.

b. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka

meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.

c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada

masyarakat di wilayah kerjanya.


2.1.3 Wilayah Kerja Puskesmas

Puskesmas harus bertanggung jawab untuk setiap masalah kesehatan yang terjadi di

wilayah kerjanya, meskipun masalah tersebut lokasinya jauh dari puskesmas. Dengan azas

inilah puskesmas dituntut untuk lebih mengutamakan tindakan pencegahan penyakit, dan

bukan untuk tindakan pengobatan penyakit. Dengan demikian puskesmas harus secara aktif

terjun ke masyarakat dan bukan menantikan masyarakat datang ke puskesmas.

Wilayah kerja puskesmas bisa kecamatan, faktor kepadatan penduduk, luas daerah,

keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam

menentukan wilayah kerja puskesmas.

Untuk kota besar wilayah kerja puskesmas bisa satu kelurahan, sedangkan puskesmas

di ibukota kecamatan merupakan puskesmas rujukan yang berfungsi sebagai pusat rujukan

dari puskesmas kelurahan yang juga mempunyai fungsi koordinasi.

2.2 Limbah Cair dan Limbah Padat

2.2.1 Pengertian Limbah

Pengertian limbah Puskesmas adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan

Puskesmas dalam bentuk padat, cair, pasta (gel) maupun gas yang dapat mengandung

mikroorganisme pathogen bersifat infeksius, bahan kimia beracun, dan sebagian bersifat

radioaktif (Depkes, 2006).

Limbah Puskesmas yaitu buangan dari kegiatan pelayanan yang tidak dipakai ataupun

tidak berguna termasuk dari limbah pertamanan. Limbah Puskesmas cenderung bersifat

infeksius dan kimia beracun yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia, memperburuk

kelestarian lingkungan hidup apabila tidak dikelola dengan baik.


Limbah Puskesmas adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan Puskemas

dalam bentuk padat dan cair (KepMenkes RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004).

2.2.2 Limbah Cair

2.2.2.1 Pengertian Limbah Cair

Secara umum limbah cair merupakan limbah yang berupa cairan dan biasanya

jenis limbah cair ini sangat riskan mencemari lingkungan sehingga dikenal sebagai

pencemar air dan tanah. Untuk skala industri limbah cair umumnya terdiri dari bahan

buangan padat, bahan buangan organik dan bahan buangan anorganik sisa dari hasil

produksi sedang limbah yang biasa yang dihasilkan oleh rumah tangga/domestik

dapat berupa air kotor dari pemakaian mandi, cuci dan toilet. Dimanapun ia dibuang

akan mencemari tempat pembuangannya, baik di tanah maupun di air. Oleh karena

itu, harus dilakukan pengolahan air limbah baik dari perumahan maupun industri. Di

kawasan industri air limbah diolah dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

Di perumahan, tempat pembuangan air kakus adalah septictank, ini adalah bentuk

pengolahan limbah tinja secara individual, sedangakan air limbah lainnya masuk ke

selokan.

2.2.2.2 Pengolahan Limbah Cair

Limbah cair diolah dengan menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah

(IPAL). Proses pengolahan limbah cair diawali daari setiap ruangan. Kemudian

limbah diarahkan ke bak penampungan awal (Pumping Station). Lalu terjadi

pemisahan anatara limbah cir dengan sampah padat lain. Selanjutnya pemisahan air

dengan lumpur. Kemudian pemberian kaporit untuk meminimalisir bakteri sebelum

dialirkan pada saluran kota. Kalitas limbah (efluen) puskesmas yang akan dibuang ke

badan air atau lingkungan harus memenuhi persyaratan baku mutu efluen sesuai
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor Kep-58/MenLH/12/1995atau pertauran

daerah setempat.

Jika tidak diolah dengan benar, maka limbah yang dihasilkan oleh kegiatan

Puskesmas dapat mencemari lingkungan. Pengelolaan limbah Puskesmas adalah

bagian dari kegiatan penyehatan lingkungan di Puskesmas yang bertujuan untuk

melindungi masyarakat dari bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari

limbah Puskesmas dan upaya penanggulangan penyebaran penyakit. Sanitasi

lingkungan Puskesmas juga perlu diperhatikan secara cermat. Sanitasi lingkungan

yang baik akan berdampak kepada penghuni rumah sakit juga kepada masyarakat

sekitar.

2.2.3 Limbah Padat

2.2.3.1 Pengetian Limbah Padat

Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur atau

bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah padat berasal dari kegiatan

industri dan domestik. Limbah domestik pada umumnya berbentuk limbah padat

rumah tangga, limbah padat kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian

serta dari tempat tempat umum.

2.2.3.2 Pengolahan Limbah Padat

Pengolahan limbah padat dapat dilakukan dengan berbagai cara yangtentunya

dapat menjadikan limbah tersebut tidak berdampak buruk bagi lingkungan

ataupunkesehatan. Menurut sifatnya pengolahan limbah padat dapat dibagi menjadi

dua cara yaitu pengolahan limbah padat tanpa pengolahan dan pengolahan limbah

padat dengan pengolahan.


A. Limbah padat tanpa pengolahan : Limbah padat yang tidak mengandungunsur kimia

yang beracun dan berbahaya dapat langsung dibuang ke tempat tertentu sebagai TPA

(Tempat Pembuangan Akhir ).

B. Limbah padat dengan pengolahan : Limbah padat yang mengandung unsur kimia

beracun dan berbahaya harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat-

tempat tertentu. Pengolahanlimbah juga dapat dilakukan dengan cara-cara yang

sedehana lainnya misalnya, dengan caramendaur ulang, Dijual kepasar loakatau

tukang rongsokan yang biasa lewat di depan rumah – rumah. Cara ini bisa menjadikan

limbah atau sampah yang semula bukan apa-apa sehingga bisamenjadi barang yang

ekonomis dan bisa menghasilkan uang. Dapat juga dijual kepada tetanggakita yang

menjadi tukang loak ataupun pemulung. Barang-barang yang dapat dijual antara

lainkertas-kertas bekas, koran bekas, majalah bekas, botol bekas, ban bekas, radio tua,

TV tua dansepeda yang usang. Dapat juga dengan cara pembakaran. Cara ini adalah

cara yang paling mudah untuk dilakukan karena tidak membutuhkan usaha keras.

Cara ini bisa dilakukan dengancara membakar limbah-limbah padat misalnya kertas-

kertas dengan menggunakan minyak tanah lalu dinyalakan apinya. Kelebihan cara

membakar ini adalah mudah dan tidak membutuhkan usaha keras, membutuhkan

tempat atau lokasi yang cukup kecil dan dapatdigunakan sebagai sumber energi baik

untuk pembangkit uap air panas, listrik dan pencairan logam.


2.2.3.3 Proses Pengolahan Limbah Padat

Dalam memproses pengolahan limbah padat terdapat empat proses yaitu

pemisahan, penyusunan ukuran, pengomposan, dan pembuangan limbah.

a. Pemisahan

Karena limbah padat terdiri dari ukuran yang berbedan dan kandungan bahan yang

berbeda jugamaka harus dipisahkan terlebih dahulu, supaya peralatan pengolahan menjadi

awet.Sistem pemisahan ada tiga yaitu diantaranya :

Sistem Balistik . Adalah sistem pemisahan untuk mendapatkan keseragamanukuran / berat /

volume.

Sistem Gravitasi. Adalah sistem pemisahan berdasarkan gaya berat misalnya barang yang

ringan / terapung dan barang yang berat / tenggelam.

Sistem Magnetis. Adalah sistem pemisahan berdasarkan sifat magnet yang bersifat agnet, akan

langsung menempel. Misalnya untuk memisahkan campuran logam dan non logam.

b. Penyusunan Ukuran

Penyusunan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang lebih kecilagar pengolahannya

menjadi mudah.

c. Pengomposan

Pengomposan dilakukan terhadap buangan / limbah yang mudah membusuk,sampah kota,

buangan atau kotoran hewan ataupun juga pada lumpur pabrik.Supaya hasil pengomposan

baik, limbah padat harus dipisahkan dan disamakan ukurannya atauvolumenya.

d. Pembuangan Limbah

Proses akhir dari pengolahan limbah padat adalah pembuangan limbah yangdibagi menjadi

dua yaitu :

a) Pembuangan Di Laut
Pembuangan limbah padat di laut, tidak boleh dilakukan pada sembarangtempat dan

perlu diketahui bahwa tidak semua limbah padat dapatdibuang ke laut. Hal ini

disebabkan :

1. Laut sebagai tempat mencari ikan bagi nelayan.

2. Laut sebagai tempat rekreasi dan lalu lintas kapal.

3. Laut menjadi dangkal.

4. Limbah padat yang mengandung senyawa kimia beracun dan berbahaya dapat

membunuh biota laut. 

b) Pembuangan Di Darat Atau Tanah Untuk pembuangan di darat perlu dilakukan

pemilihan lokasi yang harusdipertimbangkan sebagai berikut :

1. Pengaruh iklim, temperatur dan angin.

2. Struktur tanah.

3. Jaraknya jauh dengan permukiman.

4. Pengaruh terhadat sumber lain, perkebunan, perikanan, peternakan, flora atau

fauna. Pilih lokasi yang benar-benar tidak ekonomis lagi untuk kepentingan apapun.

2.3 SANITASI LINGKUNGAN

2.3.1 Pengertian Sanitasi Lingkungan

Sanitasi merupakan perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan

maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan

berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan

manusia, sedangkan untuk pengertian dari sanitasi lingkungan, sanitasi lingkungan adalah

status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran,

penyedian air bersih dan sebagainya (Notoadmojo, 2003).


Dalam pelaksanaannya sanitasi puskesmas seringkali ditafsirkan secara sempit, yakni

hanya aspek kerumahtanggaan (housekeeping) seperti kebersihan gedung, kamar mandi dan

WC, pelayanan makanan minuman. Ada juga kalangan yang menganggap bahwa sanitasi

puskesmas hanyalah merupakan upaya pemborosan dan tidak berkaitan langsung dengan

pelayanan kesehatan di puskesmas. Sehingga seringkali dengan dalih kurangnya dana

pembangunan dan pemeliharaan, ada puskesmas yang tidak memiliki sarana pemeliharaan

sanitasi, bahkan cenderung mengabaikan masalah sanitasi. Mereka lebih mengutamakan

kelengkapan alat-alat kedokteran dan ketenagaan yang spesialistik (Lewier, Y, 2010).

Di lain pihak dengan masuknya modal asing dan swasta dalam bidang

perumahsakitan kini banyak puskesmas berlomba-lomba untuk menampilkan citranya

melalui kementerengan gedung, kecanggihan peralatan kedokteran serta tenaga dokter

spesialis yang qualified, tetapi kurang memperhatikan aspek sanitasi. Sebagai contoh, banyak

puskesmas besar yang tidak memiliki fasilitas pengolahan air limbah dan sarana pembakar

sampah (incinerator) serta fasilitas cuci tangannya tidak memadai atau sistim pembuangan

sampahnya tidak saniter.

Apabila hal ini dibiarkan berlarut-larut akan dapat membahayakan masyarakat, baik

berupa terjadinya infeksi silang di puskesmas maupun pengaruh buruk terhadap lingkungan

dan masyarakat luas. Dari berbagai penelitian diketahui bahwa kejadian infeksi di puskesmas

ada hubungannya dengan kondisi puskesmas yang tidak saniter.

Untuk itu apabila puskesmas akan menjadi lembaga swadana, aspek sanitasi perlu

diperhatikan. Karena di samping dapat mencegah terjadinya pengaruh buruk terhadap

lingkungan, juga secara ekonomis dapat menguntungkan.Sungguh ironis bila RS sebagai

tempat penyembuhan, justru menjadi sumber penularan penyakit dan pencemar lingkungan

(Lewier, Y, 2010).
2.3.2 Tujuan Penyelenggaraan Sanitasi

Secara spesifik tujuan penyelenggaraan sanitasi menurut Depkes (1999), adalah:

1. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat (pasien, klien dan masyarakat

sekitarnya) akan pentingnya lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat.

2. Agar masyarakat mampu memecahkan masalah kesehatan yang berhubungan dengan

kesehatan lingkungan.

3. Agar tercipta keterpaduan antar program kesehatan dan antar sektor terkait yang

dilaksanakan dengan pendekatan penanganan secara holistik terhadap penyakit yang

berbasis lingkungan. Meningkatkan kewaspadaan dini terhadap penyakit yang

berbasis lingkungan melalui pemantauan wilayah setempat (PWS) secara terpadu.


quote
from

BAB III

GAMBARAN INSTANSI TEMPAT PRAKTIK

3.1 Gambaran Puskesmas I Ulu Palembang

Puskesmas I Ulu terletak di Kecamatan Seberang Ulu I tepatnya I Ulu, Puskesmas ini

terletak lebih kurang 100 meter dari jalan raya sehingga masyarakat mudah untuk

menjangkaunya.

3.1.1 Sejarah Puskesmas

Puskesmas I Ulu berdiri sejak tahun 1983 atas bantuan Bank Dunia dimana tanahnya

merupakan tanah hibah dari pengusaha I Ulu.

Pada tanggal 14 Agustus 1983 Puskesmas ini diresmiskan sebagai Puskesmas KIP

UNIT I ULU Palembang dan mulai melaksanakan kegiatan Operasionalnya. Sekarang

Puskesmas ini berganti nama menjadi PUSKESMAS I ULU Palembang.

3.1.2 Letak Geografis

Puskesmas 1 Ulu terletak di Jl. Faqih Usman No.2329 Kelurahan 1 Ulu


Kecamatan Seberang Ulu 1. Letak Puskesmas ini terletak agak masuk 100 M dari jalan
raya tetapi mudah dijangkau oleh masyarakat.Wilayah kerjanya meliputi 2 kelurahan
yaitu kelurahan 1 ulu, kelurahan tuan kentang dengan luas wilayah kerjanya ± 87,75 Ha.
Sejak tanggal 1 juli tahun 2008 wilayah puskesmas 1 Ulu dipecah menjadi 2 wilayah
yaitu wilayah puskesmas 1 ulu yang meliputi kelurahan 1 ulu dan kelurahan tuan kentang.

Tabel I. Luas Wilayah Kerja Puskesmas 1 Ulu

No Nama Kelurahan Luas Wilayah


1 Kelurahan 1 Ulu 52,25 Ha
2 Kelurahan Tuan Kentang 36,5 Ha
Total 88,75 Ha
Wilayah kerja Puskesmas 1 ulu ini berbatasan dengan :
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan 2 Ulu
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Ogan Kertapati
 Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Musi
 Sebelah Timur berbatasan dengan kelurahan 15 Ulu Palembang

Kondisi Geografi wilayah kerjanya terdiri dari dataran rendah dan rawa-rawa.

3.1.3 Kependudukan

Tingkat pertumbuhan penduduk di suatu daerah dapat dilihat dari angka pertumbuhan

penduduk. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Talang Ratu 16.243 jiwa dengan

jumlah kepala keluarga sebanyak 6.369 KK dan kepadatan penduduknya 16.919 jiwa/KM2

sedangkan rasio beban tanggungan 193,04 %.

3.1.4 Distribusi Penduduk Menurut Golongan Umur dan Sex Rasio

Distribusi penduduk dilihat dari golongan umur, maka jumlah penduduk yang terbesar

adalah golongan umur 5-14 tahun, dengan jumlah laki-laki 3.477 dan perempuan 5.320 orang

dari jumlah penduduk pada kelompok umur 0-4 tahun jumlah laki-laki 708 orang dan

perempuan 810 orang, sedangkan kelompok umur 15-44 tahun jumlah laki-laki berjumlah

1.623 orang dan perempuan 3.103 dari jumlah seluruh penduduk.

Angka sex rasio adalah perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan

perempuan pada suatu daerah. Untuk wilayah kerja Puskesmas Talng Ratu kelurahan 20 Ilir

D-IV tahun 2011 angka sex rasio adalah 64,95 %.

3.1.5 Visi, Misi, Puskesmas I Ulu Palembang

Visi :

Tercapainya Kecematan Seberang Ulu I Sehat di Kelurahan I Ulu dan Tuan Kentang

Palembang.
Misi :

1. Meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat

2. Meningkatkan professional provider

3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang optimal

4. Menurunkan resiko kesakitan dan kemitraan

Motto :

1. Ramahlah, satu langkah, satu senyuman

2. Kreatiflah, ada ide langsung action

3. Disiplin dimulai dari diri kita masing-masing

4. Bersih cerminan dari iman

5. Jangan tunda pekerjaan, kerjakan langsung

6. Pelayanan prima merupakan bagian dari kita semua

3.1.6 Struktur Organisasi Puskesmas Talang Ratu Palembang

Secara garis besar Puskesmas Talang Ratu dibagi atas beberapa unit kerja yang
bertanggung jawab pada pimpinan puskesmas secara langsung dan pelaksanaan kegiatannya
disesuaikan dengan program kerjanya masing-masing yang disusun setiap tahun di bawah
tanggung jawab pemegang program. Struktur organisasi Puskesmas Talang Ratu yang mulai
berlaku sejak Januari 2009.

3.1.7 Kedudukan Puskesmas Talang Ratu Palembang

1. Kedudukan Puskesmas dalam Sistem kesehatan Kabupaten/Kota:

Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah daerah Tingkat II dan bertanggung

jawab langsung baik teknis maupun administratif kepada Kepala Dinas Kesehatan

Dati II. Kedudukan dalam jenjang sistem rujukan pelayanan kesehatan pada urutan

tingkat pelayanan kesehatan dalam system rujukan, puskesmas berkedudukan pada

tingkat fasilitas pelayanan kesehatan pertama.


2. Kedudukan dalam sistem kesehatan secara rasional

3. Kedudukan dalam sistem pembangunan nasional :

Puskesmas berkedudukan sebagai salah satu unsur pembangunan dalam bidang

kesehatan yang terdepan dan yang pada dasarnya saling tergantung satu dengan

lainnya dengan unsur pembangunan sektor terkait di tingkat kecamatan.

3.1.8 Tugas Pokok Puskesmas

Sebagai Unit Pelayanan Teknis pertama dalam bidang kesehatan puskesmas memiliki

18 kegiatan pokok, yaitu : Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi,

Kesehatan Lingkungan, Surveilans, Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, Pengelolahan

termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan, Kesehatan Sekolah, Perawatan Kesehatan

Masyarakat, Kesehatan Gigi dan Mulut, Kesehatan Jiwa, Kesehatan Mata, Kesehatan Lanjut

Usia, Kesehatan Olahraga, Pembinaan pengobat tradisional, Kesehatan Kerja dan

Laboratorium Sederhana.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat, puskesmas memenuhi kebutuhan

masyarakat tersebut melalui 6 program pokok puskesmas beserta 3 program spesifik yang

ditentukan berdasarkan banyaknya permasalahan kesehatan masyarakat setempat serta

tuntunan dan kebutuhan masyarakat.

2 ( dua ) program spesifik yang dilakukan di Puskesmas Talang Ratu adalah :

1. Klinik Kesehatan Reproduksi ( Kespro )

2. Klinik Gilingan Mas

Seluruh program kegiatan tersebut di dalam gedung difasilitasi dengan ruang dan

peralatan yang memakai program kerja, sumber daya manusia yang selalu ditingkatkan

kemampuannya dan protap-protap sebagai standar pelayanannya.

Fasilitas yang disediakan di Puskesmas Talang Ratu ini adalah sebagai berikut :
1. Klinik Pelayanan Kesehatan Ibu (KIA/KB)

Kegiatan yang dilakukan di klinik ini meliputi pelayanan kebidanan terhadap ibu

hamil (bumil), ibu menyusui (busui) dan ibu nifas (bufas). Untuk kegiatan KB, Puskesmas

Talang Ratu melayani kebutuhan masyarakat dalam hal KB berupa IUD, Implan, Pil,

Suntikan,dan Kondom. Klinik ini dalam pelaksanaannya dilayani oleh para bidan terlatih dan

juga diawasi oleh dokter.

2. Klinik MTBS ( Manajemen Terpadu Balita Sakit )

Klinik ini melayani kesehatan bayi dan balita dan dalam pelaksanaannya dilayani oleh

dokter dan para perawat yang mulai mengembangkan system pelayanan dengan teknis MTBS

(Manajemen Terpadu Balita Sakit).

3. Klinik Pelayanan Kesehatan Umum (BP Umum)

Klinik ini melayani pengobatan umum bagi pasien umum/dewasa, anak – anak yang

usianya diatas lima tahun. Pada pelaksanaannya klinik ini juga dilayani oleh dokter umum

yang dibantu oleh para perawat terlatih.

4. Klinik Pelayanan Kesehatan Gigi (BP Gigi)

Klinik ini melayani pengobatan dan perawatan gigi bagi seluruh lapisan masyarakat

yang membutuhkannya terutama pengobatan dasar seperti pencabutan dan penambalan gigi.

Dalam pelaksanaannya klinik ini dilayani oleh seorang dokter gigi dan di bantu oleh dua

perawat gigi yang berpengalaman.

5. Klinik Gilingan Mas

Klinik ini meliputi :

 Konsultasi Gizi

Melayani konsultasi gizi masyarakat dan gizi perorangan, baik di dalam maupun di

luar gedung. Dilaksanakan setiap hari oleh seorang petugas Gizi (SPAG) setiap hari.

 Imunisasi
Melayani imunisasi BCG, DPT, Polio, Hepatitis, Campak, TT Bumil/Caten.

Dilaksanakan setiap hari Selasa ( BCG, Polio, Campak ) dan hari Kamis

( DPT+Hepatitis, Polio ) yang dilakukan oleh seorang koordinator imunisasi (korim)

yang berpengalaman dan terlatih.

 Konsultasi Kesehatan Lingkungan (Sanitasi)

Memberikan konsultasi mengenai kesehatan dan kebersihan lingkungan rumah sehat,

jamban sehat, sarana air bersih, pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Dilaksanakan

oleh seorang sanitarian ( SPPH ) setiap hari baik di dalam maupun diluar ruangan.

6. Laboratorium

Melayani pemeriksaan laboratorium sederhana seperti sputum BTA. Khusus untuk

pemeriksaan sputum BTA, di Puskesmas Talang Ratu setelah petugas memeriksa

sputum pasien, pasien tidak langsung mendapatkan hasilnya. Pembacaan hasilnya akan

dikirim ke Puskesmas yang ditunjuk yaitu Puskesmas Dempo. Dan melakukan

pemeriksaan HB, Golongan darah, Protein Urine dan Gula darah baik untuk lansia

maupun umum, pelayanan dilakukan setiap hari kerja bagi pasien yang membutuhkan.

7. Ruang TU ( Tata Usaha )

Ruang tata usaha merupakan tempat untuk memenuhi kebutuhan setiap bagian atau

setiap poli dalam Puskesmas Talang Ratu. Semua perencanaan dan pembuatan

anggaran dilaksanakan di ruang tata usaha, ruangan ini juga digunakan sebagai tempat

untuk mengambil surat rujukan baik rujukan Askes, Jamkesmas dan Jamsoskes.

8. Penyuluhan Kesehatan

Dilakukan pada peorangan ataupun perkelompok, baik dilaksanakan di puskesmas,

posyandu, sekolah ataupun tempat lainnya yang membutuhkan. Dilaksanakan oleh

tenaga-tenaga penyuluh yang menguasai materi yang dibahas.


9. Lain-lain

Dalam memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah kerjanya, Puskesmas Talang Ratu

melakukan kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya adalah Posyandu Balita di 17

Posyandu dan Posyandu Lansia di 5 Posyandu, serta melakukan kunjungan ke rumah

pasien yang membutuhkan dan olah raga setiap hari Kamis yang dilatih oleh soerang

instruktur terlatih.

10. Apotek

Melayani pengambilan obat Jamkesmas, Umum, Jamsoskes, dan Askes setelah mereka

berobat. Untuk peserta Askes yang sudah berobat di RS obatnya bisa di ambil di

Puskesmas Talang Ratu seperti DM dan Hypertensi.

3.1.9 Sumber Daya Puskesmas Talang Ratu Palembang

1. Man ( Manusia )

Tabel 3.1
Tenaga yang ada di Puskesmas Talang Ratu Palembang
No. JABATAN PEGAWAI JUMLAH KETERANGAN

1. Dokter Umum 2

2. Dokter Gigi 1 Pimpinan Puskesmas

3. Bidan Madya 2

4. Bidan 2

5. Perawat 6

6. Sanitarian ( Tenaga Kesling ) 1

7. Perawat Gigi ( SPRG ) 2

8. Analis Kesehatan 1

9. Pengatur Obat 1

10. Pengatur Gizi 1


11 Staf Puskesmas 2

12. Jaga Malam 1

Sesuai dengan komitmen yang telah disepakati bersama antara pimpinan dan seluruh

staf Puskesmas Talang Ratu maka diadakan jadwal pembelajaran dan pelatihan baik didalam

maupun diluar Puskesmas Talang Ratu. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan

keterampilan sumber daya manusia yang ada di Puskesmas Talang Ratu.

2. Money (Dana)

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi unit penggerak pembangunan

berwawasan kesehatan Puskesmas Talang Ratu, sumber pendanaan untuk setiap kegiatan

berasal dari APBD Kota Palembang dan JAMSOSKES yang tercermin dalam retribusi

puskesmas, jasa sarana dari PT. Askes serta BOK.

3. Material (Sarana)

Seluruh wilayah kerja Puskesmas Talang Ratu ini mudah dicapai dengan jalan kaki

dan kendaraan roda dua serta kendaraan roda empat. Pelaksanaan kegiatan untuk

melaksanakan seluruh kegiatan program didalam gedung maupun diluar gedung dan untuk

mencapai keberhasilan dari pelaksanaan pada tahun seluruh kegiatan program Puskesmas

Talang Ratu dalam kegiatan berpedoman pada protap-protap yang telah dibakukan.

4. Method (Metode)

Metode yang dilakukan mengacu pada tugas pokok dan fungsi dari Puskesmas Talang

Ratu.

5. Market (Pasar)

Masyarakat/pasien yang mendapatkan pelayanan kesehatan merupakan

masyarakat/pasien yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Talang Ratu dan ada juga yang

diluar wilayah kerja puskesmas seperti pasien dari kecamatan Talang Betutu dan Sukarame.
3.1.10 Program – Program yang Dilaksanakan di Puskesmas

Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas yakni Puskesmas

Talang Ratu memacu peningkatan kemandirian masyarakat untuk menolong dirinya dalam

bidang kesehatan serta membudayakan hidup sehat dan norma keluarga kecil bahagia dan

sejahtera. Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan

upaya kesehatan masyarakat dengan melaksanakan program – program sebagai berikut :

1. Promosi Kesehatan

2. Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA )

3. Peningkatan Gizi Masyarakat

4. P2M ( Pemberantasan Penyakit Menular )

5. Kesehatan Lingkungan

6. Upaya Pengobatan

Anda mungkin juga menyukai