Anda di halaman 1dari 27

PEMBAHASAN

1. Identifikasi, Pemilihan Dan Perumusan Masalah Penelitian


1.1 Identifikasi Masalah
Menurut Notohadiprawiro (2006), identif ikasi masalah merupakan upaya untuk
mengelompokkan, mengurutkan sekaligus memetakan masalah-masalah secara sistematis
berdasarkan keahlian bidang peneliti.
Masalah – masalah penelitian bersifat tidak terbatas. Meskipun demikian, tidak semua masalah
yang ada di masyarakat bisa diangkat sebagai masalah penelitian. Bila daf tar pertanyaan telah
dibuat dan disusun, maka perlu dipilih dan ditemukan (identifikasi) masalah yang layak untuk
dilakukan penelitian dan dicari jawabannya. Untuk mengidentifikasi masalah penelitian, perlu
diajukan empat pertanyaan :
• Masalahnya apa ?
• Bermasalah menurut siapa ?
• Dianggap masalah dalam konteks apa ?
• Dalam perspektif apa?
Identif ikasi masalah perlu juga memperhatikan apakah masalah yang dipilih cukup (1)
Esensial, artinya menduduki urutan paling penting diantara masalah -masalah yang ada. (2)
Urgen, artinya mendesak untuk dipecahkan. (3) bermanfaat bila dipecahkan.
2. Pemilihan Masalah
Setelah mengidentif ikasi masalah dari berbagai sumbernya dan ditemukan lebih dari
satu masalah, maka dari masalah-masalah tersebut dipilih salah satu yang paling layak dan paling
sesuai untuk diteliti. Jika yang ditemukan sekiranya hanya satu masalah, masalah tersebut juga
harus dipertimbangkan layak dan tidaknya serta sesuai dan tidaknya untuk diteliti.
Dalam menetapkan masalah yang layak untuk diteliti, dapat digunakan beberapa
pertimbangan, antara lain :
• Apakah topik tersebut dapat dijangkau dan dikuasai (manageable topic)
• Apakah bahan-bahan/data tersedia secukupnya (obtanabledata)
• Apakah topik tersebut penting untuk diteliti (significance of topic)
• Apakah topik tersebut cukup menarik minat untuk diteliti dan dikaji (interested topic).
3. Perumusan Masalah
Setelah mengidentif ikasi dan menganalisis masalah, langkah selanjutnya yang harus
dilakukan oleh peneliti adalah merumuskan masalah. Membuat rumusan masalah menjadi langkah
penting dalam sebuah penelitian karena mampu menentukan langkah -langkah berikutnya. Masalah
yang dirumuskan secara baik menjadikan masalah itu dapat diteliti (researchable).
Langkah-langkah yang ditempuh dalam rangka merumuskan masalah adalah : (1 )
mengenali keberadaan masalah, (2) menganalisis variabel, (3) mendefinisikan variable, dan (4)
membuat rumusan masalah. Selain mengetahui hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam
perumusan masalah 1
penelitian, calon peneliti juga harus mengetahui beb erapa bentuk rumusan masalah penelitian
yang diungkapkan oleh Sugiyono (2014) yaitu:
1) Rumusan Masalah Deskriptif
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan
pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih
(variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perban
dingan variabel pada sampel yang lain dan tidak mencari hubungan variabel itu dengan
variabel lain. Penelitian seperti ini dinamakan penelitian deskriptif . Contoh rumusan
masalah deskriptif diantaranya :
• Seberapa baik kinerja Dekan FEB Unud selama tahun 2 021 ini?
• Bagaimanakah sikap Rektorat Unud terhadap kebijakan penurunan UKT di masa
pandemic ini?
2) Rumusan Masalah Komparatif
Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang
membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau le bih sampel yang
berbeda, atau pada waktu yang berbeda. Contoh rumusan masalahnya adalah sebagai
berikut.
1. Adakah perbedaan kualitas manajemen antara Bank Swasta dan Bank Pemerintah?
2. Adakah perbedaan kenyamanan naik Kereta Api dan Bus menurut berbagai
kelompok masyarakat?
3) Rumusan Masalah Assosiatif
Rumusan masalah assosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat
menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan :
• Hubungan simentris, yaitu suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang kebetulan
muncul bersama. Contoh rumusan masalahnya :
• Adakah hubungan antara banyaknya semut di pohon dengan tingkat manisnya buah?
• Hubungan klausal, yaitu suatu hubungan yang bersif at sebab akibat. Jadi disini ada
variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen (variabel yang
dipengaruhi). Contoh rumusan masalahnya:
• Seberapa besar pengaruh kurikulum, media pendidikan, dan kualitas pengajar terhadap
kualitas
SDM yang dihasilkan dari suatu lembaga pe ndidikan?
• Hubungan Interaktif (timbal balik), yaitu suatu hubungan yang saling mempengaruhi.
Disini tidak diketahui mana variabel independen dan variabel dependen. Contoh rumusan
masalahnya:
• Bagaimanakah hubungan antara kecerdasan dan kekayaan seseorang?
Setelah pengidentif ikasian, pemilihan masalah, dan melakukan studi pendahuluan
serta sudah yakin terhadap masalah yang dipilih, kemudian dilakukan perumusan masalah
penelitian. Hasil perumusan masalah itu dapat dijadikan topik atau judul penelitian. Perumu
san masalah penelitian harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
2
a) Rumusan masalah berwujud kalimat tanya atau yang bersif at kalimat interogatif ,
baik pertanyaan yang memerlukan jawaban deskriptif , maupun pertanyaan yang
memerlukan

3
jawaban eksplanatoris, yaitu yang menghubungkan dua atau lebih f enomena atau gejala di
dalam kehidupan manusia.
b) Rumusan masalah harus jelas, padat, dan dapat dipahami oleh orang lain.
c) Rumusan masalah penelitian bermanfaat atau berhubungan dengan upaya pembentukan
teori baru maupun perkembangan teori yang sudah ada.
d) Perumusan masalah yang baik, juga hendaknya dirumuskan di dalam konteks kebijakan
pragmatis yang sedang aktual, sehingga pemecahannya menawarkan implikasi kebijakan
yang relevan pula, dan dapat diterapkan secara nyata bagi proses pemecahan masalah bagi
kehidupan manusia.
• Rumusan masalah harus mengandung unsur data yang mendukung pemecahan masalah
penelitian.
• Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat kesimpulan sementara
(hipotesis).
• Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian.
• Cara untuk memf ormulasikan
masalah. Fungsi perumusan masalah,
antara lain:
• Sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau dengan kata
lain berf ungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu menjadi ada dan dapat
dilakukan.
• Sebagai pedoman, penentu arah atau f okus dari suatu penelitian. Perumusan masalah
ini tidak berharga mati, akan tetapi dapat berkembang dan berubah setelah peneliti
sampai di lapangan.
• Sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan oleh peneliti,
serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan oleh peneliti.
• Dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti menjadi dapat
dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan menjadi populasi dan sampel pene
litian.
2. Kajian Pustaka Dan Hipotesis
Kajian Pustaka
A. Pengertian Kajian Pustaka
Kajian pustaka secara umum adalah bahasan atau bahan -bahan bacaan yang
terkait dengan suatu topik atau temuan dalam penelitian. Kajian pustaka memiliki 3
pengertian berbeda, yaitu:
1. Kajian pustaka adalah seluruh bahan bacaan yang mungkin pernah dibaca dan
dianalisis, baik yang sudah dipublikasikan maupun sebagai koleksi pribadi.
2. Kajian pustaka sering dikaitkan dengan kerangka teori atau landasan teori, yaitu teori -
teori yang digunakan untuk menganalisis objek penelitian. Oleh sebab itu, sebagian
peneliti menggabungkan kajian pustaka dengan kerangka teori.
3. Kajian pustaka juga merupakan bahan -bahan bacaan yang secara khusus berkaitan
4
dengan objek penelitian yang sedang dikaji.

5
B. Tujuan Kajian Pustaka
Penyusunan kajian pustaka bertujuan mengumpulkan data dan informasi ilmiah,
berupa teori-teori, metode, atau pendekatan yang pernah berkembang dan telah
didokumentasikan dalam bentuk buku, jurnal, naskah, catatan, rekaman sejarah, dokumen -
dokumen, dan lain-lain. Selain itu, kajian ini dilakukan dengan tujuan menghindarkan
terjadinya pengulangan, peniruan, plagiat, termasuk suaplagiat. Dasar pertimbangan perlu
disusunnya kajian pustaka dalam suatu rancangan penelitian didasari oleh kenyataan b
ahwa setiap masalah merupakan gejala multidimensi sehingga dapat dianalisis lebih dari
satu kali secara berbeda -beda, baik oleh orang yang sama maupun berbeda.
C. Manfaat Kajian Pustaka
Ada empat manf aat dari kajian pustaka yaitu :
1. Dapat menghindarkan terjadinya peniruan, plagiasi, dan penipuan dalam
berbagai bentuknya.
2. Sebagai tanggung jawab moral, kejujuran bagi seorang ilmuwan untuk menghargai
pendapat orang lain.
3. Menunjukan bahwa masalah yang diteliti memang kaya makna sehingga layak
untuk dibicarakan kembali.
4. Menjelaskan bahwa penelitian yang dilakukan memang berbeda, sekaligus menunjukkan
bahwa dalam penelitian yang sedang dilakukan akan ditunjukkan hal-hal baru yang
berbeda dengan penelitian lain.
D. Cara Menyusun Kajian Pustaka
Menurut cara penyajiannya, kajian pustaka dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
• Sesuai dengan Tahun Penelitian
Cara penyajian kajian pustaka dalam jenis ini disajikan secara kronologis dengan
pertimbangan bahwa aspek kesejarahan memiliki makna tertentu dalam menentukan
objektivitas penelitian seperti dilakukan dalam berbagai analisis persepsi masyarakat.
• Sesuai dengan Relevansi dan Kedekatan dengan Objek
Cara penyajian ini dilakukan dengan pertimbangan relevansi kedekatan penelitian
dengan penelitian yang sudah pernah dilakukan. Sebagai penelitian ilmiah cara kedua ini
dianggap lebih baik dengan pertimbangan bahwa penelitian yang dilakukan memang baru
berbeda dengan penelitian lain. Selain itu, penelitian yang memiliki relevansi paling kuat
yang mengantarkan peneliti untuk melakukan penelitian selanjutnya sekaligus
menghindarkan terjadinya duplikasi.
Pengertian Hipotesis
A. Pengertian
Dalam suatu penelitian, peneliti biasanya menyatakan suatu harapan yang ingin
diperoleh melalui penelitiannya. Hipotesis merupakan suatu kemungkinan jawaban dari
masalah yang diajukan. Hipotesis timbul sebagai dugaan yang bijaksana dari
peneliti atau diturunkan (deduced) dari teori yang telah ada.
6
B. Ciri-ciri hipotesis yang baik
• Hipotesis harus menyatakan hubungan
Hipotesis harus merupakan pernyataan terkaan tentang hubungan -hubungan
antar variabel. Ini berarti bahwa hipotesis mengandung dua atau lebih variabel-variabel
yang dapat diukur ataupun secara potensial dapat diukur. Hipotesis menspesifikasikan
bagaimana variabel- variabel tersebut berhubungan. Hipotesis yang tidak mempunyai ciri di
atas, sama sekali bukan hipotesis dalam pengertian metode ilmiah .
• Hipotesis harus sesuai dengan f akta
Hipotesis harus cocok dengan fakta. Artinya, hipotesis harus terang. Kandungan
konsep dan variabel harus jelas. Hipotesis harus dapat dimengerti, dan tidak mengandung hal
-hal yang metaf isik. Sesuai dengan f akta, bukan berarti hipotesis baru diterima jika
hubungan yang dinyatakan harus cocok dengan fakta.
• Hipotesis harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dengan tumbuhnya ilmu pengetahuan.
Hipotesis juga harus tumbuh dari dan ada hubunganya dengan ilmu pengetahu an
dan berada dalam bidang penelitian yang sedang dilakukan. Jika tidak, maka hipotesis
bukan lagi terkaan, tetapi merupakan suatu pertanyaan yang tidak berfungsi sama sekali.
• Hipotesis harus dapat diuji.
Hipotesis harus dapat diuji, baik dengan nalar dan kekuatan memberi alasan
ataupun dengan menggunakan alat-alat statistika. Alasan yang diberikan biasanya bersif at
deduktif. Sehubungan dengan ini, maka supaya dapat diuji, hipotesis harus spesifik.
Pernyataan hubungan antar variabel yang terlalu umum biasanya akan memperoleh banyak
kesulitan dalam pengujian kelak.
• Hipotesis harus sederhana.
Hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk yang sederhana dan terbatas untuk
mengurangi timbulnya kesalahpahaman pengertian. Semakin spesif ik atau khas
sebuah hipotesis dirumuskan, semakin kecil pula kemungkinan terdapat salah pengertian
dan semakin kecil pula kemungkinan memasukkan hal-hal yang tidak relevan ke dalam
hipotesis.
• Hipotesis harus bisa menerangkan f akta.
Hipotesis juga harus dinyatakan daam bentuk yang dapat menerangkan hubungan f
akta- f akta yang ada dan dapat dikaitkan dengan teknik pengujian yang dapat dikuasai.
Hipotesis harus dirumuskan sesuai dengan kemampuan teknologi serta keterampilan
menguji dari si peneliti.
A. Kegunaan hipotesis
1. Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala – gejala
dan memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
2. Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji
dalam penelitian.
3. Hipotesis memberikan arah bagi penelitian.
7
4. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan dan hasil
penelitian
B. Sumber
Pendapat mengenai sumber hipotesis diungkapkan oleh Good dan Scates
Ia memberikan beberapa sumber yang dapat digunakan untuk menggali hipotesis,
yaitu:
∙ Ilmu pengetahuan dan pengertian yang mendalam tentang ilmu.
∙ Wawasan serta pengertian yang mendalam tentang suatu wawasan.
∙ Imajinasi atau angan-angan.
∙ Materi bacaan dan literatur.
∙ Pengetahuan tentang kebiasaan
∙ Data yang tersedia.
3. Populasi dan Sampel

• Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan
benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/ sif at yang dimiliki oleh
subyek atau obyek itu.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sample adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sample yang diambil dari populasi harus
betul-betul representative (mewakili).

• Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,
misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu,
kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil
dari populasi harus betul -betul representatif (mewakili).
Contoh :
IAI menguji sebuah sof tware akuntansi pada 50 UMKM yang diambil secara acak dari
500
UMKM yang ada di Kota Denpasar sehingga hasilnya dapat digunakan untuk mengambil
keputusan software tersebut layak atau tidak untuk digunakan.
Populasi : 500 UMKM di Kota
Denpasar
8
Sampel: 50 UMKM di Kota Denpasar yang diujicobakan software
akuntansi

Teknik Sampling

9
A. Probability sampling. Merupakan suatu teknik sampling yang memberikan peluang atau
kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel, teknik ini terdiri atas :
o Simple random sampling : dikatakan simple sebab pengambilan sampel anggota
populasi dilakukan secara acak, tanpa memperhatikan strata yang terdapat dalam
populasi tersebut. Cara ini dapat lakukan jika anggota populasi dianggap homogen.
o Dispropotionate Stratified Random Sampling : Suatu teknik yang digun akan
untuk menentukan jumlah sampel, jika populasi berstrata tetapi kurang proporsional.
o Proportionate stratified random sampling : salah satu teknik yang digunakan jika
populasi mempunyai anggota (unsur) yang tidak homogen serta berstrata
secara
proporsional.
o Area sampling (Cluster sampling) : Teknik sampling daerah dipakai untuk
menentukan sampel jika objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas,
seperti misalnya
penduduk dari suatu negara.
B. Non probability sampling. Merupalan teknik yang tidak memberikan
peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel, teknik ini terdiri atas:
o Sampling Sistematis : suatu teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari
anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
o Sampling Kuota : Teknik untuk menentukan sampel yang berasal dari populasi yang
memiliki ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan. Seper ti
misalnya jumlah sampel laki-laki sebanyak 70 orang, maka sampel perempuan juga
sebanyak 70 orang.
o Sampling aksidental : Suatu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu
siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat dipakai seb agai
sampel, jika orang yang kebetulan ditemui itu cocok untuk dijadikan sebagai sumber
data.
o Purposive Sampling : Suatu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu
atau seleksi khusus. Seperti misalnya, saat meneliti kriminalitas di Kota Denpasar ,
maka akan mengambil inf orman yaitu Kapolresta Denpasar, seorang pelaku
criminal, dan seorang
korban kriminal yang ada di kota Denpasar.
o Sampling Jenuh : Suatu teknik penentuan sampel jika semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering sekali dilakukan jika jumlah populasi
relatif kecil atau sedikit (kurang dari 30 orang) atau penelitian yang ingin membuat
generalisasi dengan kesalahan yang relatif kecil.
o Sampling Snowball : Teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil
atau sedikit, lalu kemudian membesar atau sampel berdasarkan penelusuran dari
10
sampel yang sebelumnya. Seperti misalnya, penelitian mengenai kasus korupsi
bahwa sumber
inf orman pertama mengarah kepada inf orman kedua lalu inf ormn seterusnya.

11
4. Metode Pengumpulan Data

Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian yaitu kualitas
instrument penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrument penelitian berkenaan
dengan validitas dan reliabilitas instrument dan kualitas pengumpulan da ta berkenaan ketepatan
cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu, instrument yang telah teruji
validitas dan reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel, apabila
instrument tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya.

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai
cara. Bila dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting),
pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai responden pada suatu
seminar, diskusi, di jalan dan lain -lain. Bila di lihat dari sumber datanya, maka pengumpulan
data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data
yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan
sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain
atau lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka
teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuisioner (angket),
observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya

A. Interview (Wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan masalah yang harus diteliti dan juga apabila peneliti
ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondenya
sedikit/kecil. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur (peneliti telah mengetahui
dengan pasti tentang inf ormasi apa yang akan diperoleh) maupun tidak terstruktur
(peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis
dan lengkap sebagai pengumpul datanya) dan dapat dilakukan secara langsung (tatap
muka) maupun secara tidak langsung (melalui media seperti telepon).
B. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Sert
a merupakan teknik pengumpulan data yang ef isien bila peneliti tahu dengan pasti variabel
yang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden. Kuesioner cocok
digunakan jika jumlah responden cukup besar dan tersebar diwilayah yang luas.
C. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang mempunyai cirri yang spesif ik
bila dibandingkan dengan teknik yang lain yaitu wawancara dan kuesioner. Karena
observasi tidak selalu dengan obyek manusia tetapi juga obyek -obyek alam yang lain.
Sugiyono men gemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu
proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang
12
terpenting adalah proses -proses

13
pengamatan dan ingatan. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila
penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala -gejala alam dan bila
responden yang diamati tidak terlalu besar.
5. Rencana Analisis Data
Sugiyono mendef inisikan pengertian analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam katagori, menjabarkan ke
dalam unit -unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting
dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
sendiri maupun orang lain. Analisis data dapat diartiakan sebagai suatu bentuk pola pikir untuk
melaksanakan, mengolah data dengan tujuan menjadikan data tersebut sebagai suatu informasi.
sehingga karakteristik atau sif at- sif at datanya dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat
untuk menjawab masalah -masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian. Teknik analisis
data ada dua, yaitu teknik analisis data kuantitatif dan teknik analisis data kualitatif . Bagi data
yang bersif at kuantitatif (numerical) tentu saja analisis data yang digunakan adalah analisis
kuantitatif dengan ukuran-ukuran statistik (Wina,
2002: 296). Untuk analisis data kuantitatif dalam penggunaan statistik deskriptif dapat
disesuaikan dengan ruang lingkup yang hendak dicapai. Dalam teknik analisis data
menggunakan statistik, terdapat dua macam statistik yang digunakan pada data kuantitatif ,
yaitu statistik deskriptif dan inf erensial.

Rencana analisis data dibagi menjadi 2 tahap yaitu tahap pra analisis dan tahap analisis.
Berikut penjelasannya:
Tahap PraAnalisis (Tahapan sebelum
menganalisis)
1. Penyuntingan data, yaitu proses yang bertujuan agar data yang dikumpulkan
memberikan kejelasan, dapat dibaca, konsisten, dan lengkap.
2. Pengembangan variabel, hal ini dilakukan untuk mengetahui bahwa semua
variabel memilikidata.
3. Pengkodean data (Data coding), yaitu proses menerjemahkan data ke dalam kode
(biasanya berupa angka) yang bertujuan untuk memindahkan data ke dalam media
penyimpanan data dan selanjutnya dilakukan analisis komputer.
4. Cek kesalahan (Error check), proses ini berf ungsi untuk meyakinkan bahwa semua data
yang
akan ditransf er ke media penyimpanan (komputer) sudah benar.
5. Pembentukan struktur data, struktur data yang disusun memuat semua data yang
dibutuhkan untuk analisis, kemudian mentransfernya ke media penyimpanan data .
6. Praanalisa pengecekan komputer, data yang sudah ditransfer perlu dilakukan pengecekan
ulang lagi, selain pengecekan data pada tah ap ini juga dilakukan pengecekan sof
tware yang digunakan untuk menganalisa data.
Tabulasi, data yang telah diperiksa pada media penyimpanan disusun dalam bentuk
14
tabel. Dalam tabulasi, angka-angka tersebut akan dimasukkan ke dalam tabel yang terdiri
dari

15
beberapa kolom. Urutan kolom disusun dalam urutan yang logis dan setiap kepala kolom
diberi pernyataan yang menyatakan isi kolom.

Tahap Analisis Data

Setelah dilakukan tahap pra analisis, data dapat disajikan dalam bentuk tabel atau graf
ik. Analisis data dapat dilakukan melalui beberapa metode analisis data, dimana metode yang
dipilih bergantung dari penelitian yang dilakukan apakah penelitian kuantitatif atau kualitatif .
Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik yang f
ungsinya untuk menyederhanakan data penelitian yang amat besar jumlahnya menjadi inf
ormasi yang lebih sederhana dan lebih mudah untuk dipahami. Terdapat dua macam statistik
yang digunakan untuk analisis data penelitian yaitu:

1. Statistik deskriptif . Statistik deskriptif adalah statistikyang digunakan untuk menganalisa


data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum
atau generalisasi. Contoh: Sekurang-kurangnya 15 % dari kebakaran yang terjadi di
kota “Payakumbuh“, yangdilaporkan tahun lalu diakibatkan oleh tindakan-tindakan sengaja
yang tidak bertanggung jawab.
2. Statistik inf erensial. Statistik inf erensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk
menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik inf
erensial meliputi statistik parametris (digunakan untuk menguji parameter populasi
melalui statistik)dan statistik nonparametris (digunakan untuk menguji distribusi).
Contoh:Dengan mengasumsikan bahwa kerusakan tanaman kopi “Toraja“ kurang dari 30
% akibatmusim dingin yang lalu, maka harga kopi jenis tersebut di akhir tahun nanti tidak
akan lebih dari2.500 rupiah per satu kilogramnya.
Sedangkan, teknik analisis data dalam penelitian kualitatif meliputi: analisis
data sebelum dilapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan.

6. Penulisan Laporan

Penulisan laporan hasil penelitian berf ungsi untuk memenuhi beberapa


keperluan. Seperti keperluan studi akademis, keperlu an perkembangan ilmu
pengetahuan, keperluan lembaga masyarakat, lembaga pemerintahan atau lembaga bisnis
tertentu dan untuk keperluan publikasi ilmiah. Untuk keperluan studi akademis, setiap kali
mahasiswa akan mengakhiri studi salah satu tuntutan akademisnya ialah diwajibkan
mengadakan penelitian dan menyusun skripsi untuk studi S1, tesis untuk S2 dan disertasi
untuk S3. Penyusunan dilakukan di bawah bimbingan dosen mata kuliah keahlian dan
mata kuliah metodologi penelitian. Fungsi -f ungsi penulisan laporan tersebut sangat erat
kaitannya dengan jenis dan bentuk laporan. Jenis laporan yang pertama adalah jenis laporan
yang dilakukan oleh mahasiswa S1 pada akhir tahun masa studinya dan mahasiswa S2
untuk menulis tesis. Serta mahasiswa S3 diwajibkan menyusun
16
disertasi. Tesis maupun disertasi mempunyai bentuk khusus yang biasanya mengikuti
aturan dan model tertentu yang ditetapkan oleh suatu perguruan tinggi.

Kerangka penulisan laporan:


a. Tujuan Penelitian
b. Keputusan-keputusan tentang
metode c. Presentasi Data
d. Validasi dan Verif ikasi penemuan
e. Kesimpulan dan rekomendasi (atas permintaan tertentu, bagian ini kadang-kadang
ditempatkan pada bagian pertama laporan agar pengambilan keputusan langsung
memperhatikannya)
7. Proposal Penelitian
A. Pengertian
Proposal penelitian adalah dokumen yang mengusulkan berbagai aspek proyek
penelitian. Atau secara lebih rinci dapat dikatakan bahwa proposal penelitian adalah
sebuah dokumen yang ditulis oleh seorang ilmuwan yang menjelaskan secara rinci program
untuk penyelidikan ilmiah yang diusulkan. Proposal penelitian berf okus pada evaluasi
muatan dan dampak potensial yang diperlukan untuk melaksanakan rencana penelitian
yang diusulkan secara strategis.
B. Tujuan Proposal Penelitian
Tujuan dari proposal penelitian adalah untuk menyajikan dan membenarkan
kebutuhan untuk mempelajari masalah penelitian dan untuk menyajikan cara -cara praktis di
mana studi yang diusulkan harus dilakukan. Proposal tersebut harus memberikan bukti
persuasif bahwa ada kebutuhan untuk studi yang diusulkan. Selain memberikan alasan,
proposal menjelaskan metodologi terperinci untuk melakukan penelitian yang
konsisten dengan persyaratan prof esional atau bidang akademik dan pernyataan tentang
hasil yang diharapkan dan/atau manf aat yang diperoleh dari penyelesaian studi. Secara
lebih spesif ik dapat dikatakan bahwa tujuan proposal penelitian yang mendasar adalah
menggaris bawahi bidang-bidang studi terperinci dan memastikan bahwa proposal
penelitian yang disusun layak.
C. Jenis Proposal Penelitian
1. Proposal penelitian pengembangan
Proposal penelitian pengembangan merupakan proposal yang digunakan untuk
kegiatan yang menghasilkan rancangan atau produk yang dapat digunakan untuk
memecahkan permaslahan aktual. Dalam hal ini, penekanan kegiatan
pengembangannya yaitu pada pemanf aatan teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip,
atau temuan-temuan penelitian untuk memecahkan masalah.
2. Proposal penelitian kajian Pustaka
Proposal penelitian kajian pustaka adalah proposal yang ditulis untuk me

11
laksanakan penelitian dengan tujuan memecahkan suatu permasalahan yang pada
dasarnya bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan -bahan pustaka
yang relevan. Kajian

12
pustaka biasanya dilakukan dengan cara mengumpulkan data atau inf ormasi dari
berbagai sumber pustaka, kemudian disajikan dengan cara untuk keperluan baru.
3. Proposal penelitian kualitatif
Proposal penelitian kualitatif adalah proposal yang ditulis dengan tujuan untuk
mengungkapkan permasalahan melalui pengumpulan data dari latar alami dan
memanf aatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci dalam penelitian. Dalam
penelitian kualitatif , proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan.
Karakteristik penelitian kualitatif mewarnai sif at dan bentuk laporannya. Oleh
karenanya, peny usunan laporannya dalam bentuk narasi yang bersif at kreatif dan
mendalam serta menunjukkan karakteristik naturalistik yang penuh keotentikan.
4. Proposal penelitian kuantitatif
Proposal penelitian kuantitatif adalah proposal penelitian yang ditulis dengan
menggunakan pendekatan deduktif -induktif , yaitu pendekatan yang diawali dari
suatu kerangka teori, gagasan para ahli, ataupun pemahaman peneliti berdasarkan
pengalamannya. Berdasarkan hal-hal tersebut,
selanjutnya dikembangkan menjadi permasalahan-
permasalahan diserta upaya pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh
pembenaran (verif ikasi) dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan.
D. Ciri – ciri Proposal Penelitian
1. Menjelaskan Kegiatan atau Penelitian
Pada laporan proposal harus menjelaskan secara lengkap dan jelas mengenai
kegiatan apa mulai dari latar belakang, tujuan kegiatan, waktu kegiatan atau
penelitian dan langkah-langkah pelaksanaan kegiatan ataupun juga penelitian.
2. Tertulis Pihak yang Membuat Proposal
3. Tertulis Pihak yang Dituju
Ciri ciri proposal yang harus dicantumkan yaitu menuliskan kepada pihak yang akan
dituju untuk menerima proposal. Pada umumnya yang tertulis pada proposal yaitu
pihak- pihak atasan yang memiliki wewenang dalam terlibatnya kegiatan atau
penelitan.
4. Menggunakan Bahasa Baku
Pada dasarnya saat membuat proposal yaitu menggunakan aturan bahasa yang baku
atau f ormal supaya laporan proposal yang dibuat akan lebih mudah dimengerti dan
dipahami oleh pihak-pihak yang akan menerimanya. Akan tetapi ada juga prop osal
yang dibuat dengan menggunakan bahasa non -f ormal yang biasanya digunakan
untuk acara -acara dikampung ataupun hanya untuk sebagai syarat tentu.
5. Menggunakan Struktur Penulisan
Struktur penulisan pada laporan proposal mempunyai f ormat yang harus
dipenuhi. Struktur yang harus dipenuhi tersebut pada umumnya yaitu seperti latar
belakang, rumusan masalah, tujuan kegiatan atau penelitian, waktu dan tempat

12
pelaksanaan hingga kesimpulan.
6. Penyususnan yang Sistematis

13
Dalam hal ini, laporan proposal harus disusun dengan cara yang sistematis. Dalam
artian, penjelasan yang ada pada laporan proposal disusun dari pembukaan hingga
akhir sesuai dengan urutan pada f ormat penulisan yang sudah pada umumnya
digunakan.
7. Dapat Dipertanggungjawabkan
Setiap isi ataupun penjelasan mengenai inf ormasi yang ada pada laporan
proposal haruslah bisa dipertanggung jawabkan, baik dari acara kegiatan
pelaksanaan ataupun penelitan yang telah dilakukan dituliskan dengan benar adanya
E. Cara Membuat Proposal Penelitian
1. Munculkan judul untuk proposal
Judul akan bervariasi berdasarkan jenis penelitian yang akan dilakukan. Tetapi
secara umum, buatlah judul yang ringkas dan deskriptif. Misalnya, cobalah judul
pendek dan inf ormatif seperti : dampak mahasiswa “kura-kura” pada proses
perkuliahan.
2. Buat halaman judul
3. Ringkas proposal dalam abstrak
Abstrak adalah ringkasan masalah yang dibahas dalam proposal Anda. Solusi dan
sasaran yang diusulkan juga harus dimasukkan
4. Buat daf tar kata kunci yang akan muncul dalam proposal
5. Pilih 4-5 kata kunci yang mengungkapkan poin utama dari proposal yang
dibuat, disarankan tentang topik dan juga istilah yang terkait erat. Kata kunci
harus berupa f rasa yang mungkin dicari banyak pembaca.
6. Sertakan daf tar isi
Proposal penelitian yang panjang sering menyertakan daf tar isi pada halaman
ketiga, yang mendaf tar setiap bagian utama dari proposal. Sedangkan proposal
yang singkat yang hanya menjangkau beberapa halaman dan seringkali tidak
membutuhkan daftar isi.
7. Tulisalah bagian pendahulaun
Pendahuluan harus berisi bagian “Pernyataan Masalah,” “Tujuan Penelitian,”
dan
“Signif ikansi Penelitian” atau “Latar Belakang dan Signif
ikansi”.
8. Tulis bagian Tinjauan Literatur untuk mengontekstualisasikan penelitian yang
dibuat Di bagian ini, pembuat proposal akan menunjukkan kepada pembaca bahwa
pembuat proposal mengetahui penelitian saat ini dan masa lalu dalam topik yang
dibuat dan menunjukkan bahwa penelitian yang akan dibuat memberikan
kontribusi yang signif ikan dan substansial untuk itu.
9. Jelaskan penelitian yang diusulkan
Bagian ini adalah jantung dari proposal dan harus mencakup semua inf ormasi
tentang metodologi atau pendekatan yang diusulkan. Pengaturan dan inf ormasi
14
dalam bagian ini akan tergantung pada apakah penelitian in i kualitatif dan
kuantitatif.
10. Daf tar ref erensi

15
Sertakan halaman “Ref erensi” terpisah yang merinci tentang ref erensi yang
telah digunakan sejauh ini dalam mengidentif ikasi masalah dan membentuk
hipotesis penelitian.

8. Cara Sitasi Yang Benar Dan Legal


A. Pengertian Sitasi
Sitasi didef inisikan sebagai daf tar pustaka dari sejumlah dokumen yang dirujuk atau
yang dikutip oleh sebuah dokumen dan setiap daftar pustaka dokumen tersebut dimuat dalam
bibliografi dokumen yang mengutip, yang secara khusus mengkaji pengarang dan karya -karya
lain. Sitasi juga dapat diartikan sebagai ref erensi intelektual ke sumber yang diterbitkan dengan
mengutip sebuah buku, penulis atau publikasi yang ada untuk mendukung f akta.
B. Macam-Macam Sumber Sitasi yang Dipergunakan
Konten kutipan dapat bervariasi tergantung pada jenis sumber yang digunakan, yaitu
dapat mencakup:
• Buku, Judul buku, penerbit, tanggal penerbitan, nomor halaman, Nomor Buku Standar
Internasional (ISBN).
• Jurnal, Penulis, judul dalam pengertian artikel, judul jurnal, tanggal publikasi, nom or
halaman.
• Koran, Penulis, judul artikel, nama surat kabar, judul bagian, dan nomor halaman jika
diinginkan, tanggal publikasi.
• Situs web, Penulis, judul artikel dan publikasi, URL, tanggal ketika situs diakses, Digital
Object
Identif ier (DOI).
A. Jenis Sitasi
Style sitasi menentukan informasi yang diperlukan dalam kutipan dan bagaimana
informasi tersebut dituliskan, serta tanda baca dan pemf ormatan lainnya. Style sitasi
terkadang tergantung pada disiplin akademis yang terlibat. Sebagai contoh :
● Style APA (American Psychological Association) digunakan dalam bidang
Pendidikan, Psikologi, dan Ilmu
Pengetahuan
● Style MLA (Modern Language Association) digunakan dalam bidang Humaniora
● Style Chicago / Turabia umumnya digunakan dalam Bisnis, Sejarah, dan Seni Rupa
. Penggunaan Style / Standard Penulisan ref erensi yang terpenting adalah taat azas,
tidak mencampur beberapa format dalam sebuah tulisan hanya boleh satu style saja.
B. Tujuan Sitasi
1. Untuk menjunjung tinggi kejujuran intelektual (atau menghindari plagiarisme)
2. Untuk menghubungkan karya dan ide sebelumnya dengan sumber yang benar
3. Untuk memungkinkan pembaca menentukan secara independen apakah bahan
yang diref erensikan mendukung argumen penulis melalui klaimnya
4. Untuk membantu pembaca mengukur kekuatan dan validitas materi yang
16
telah digunakan penulis.

17
C. Cara Membuat Sitasi
Pembuat proposal atau laporan dapat menggunakan karya orang lain ke dalam tulisan
si pembuat melalui tiga cara, yaitu:
1. Kutipan/Quote (Quotations)
Kutipan harus sama dengan sumber yang digunakan. Hanya mengutip f rasa, baris,
atau bagian yang relevan dengan subjek dan tidak mengubah ejaan atau tanda baca
dari kutipan aslinya.
2. Paraf rase (Paraphrasing)
Paraf rase berarti penulisan ulang lengkap dari bagian sumber yang digunakan
dan bukan hanya penataan ulang kata-kata.
3. Meringkas (Summarizing)
Meringkas termasuk menempatkan ide utama suatu bagian ke dalam kata -kata
sendiri. Ringkasan jauh lebih pendek daripada bagian sumber aslinya. Pastikan
untuk tidak mengubah arti sebenarnya dari bagian ini sambil meringkas ide utama.

18
DAFTAR PUASTAKA

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit
Alf abeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit
Alf abeta.

Tri Septiarini. 2016. Pemilihan dan Penetapan Masalah Penelitian


h ttp s://www.aca d emia.edu /2 91 65 33 8/Pemilih an_ dan_ Penetapan_ Masalah _Pen elitian_ Tri_
Se p tiarin i_do c

Reni Vie. 2017. Makalah: Kajian Pustala dan Hiptesis


h ttp ://rh eeviie.b logspo t.co m/2 01 7/10 /kajian- pu staka -d an-h ip otesis.html# :~:text=1 . -
,Kajian%20 Pu staka%2 0ad alah %2 0b ah an %2 Dbahan% 20 bacaan %2 0y an g% 20 berkaitan
%2 0d en gan%20o bjek ,mengan alisis%2 0o bjek %2 0p en elitian% 20 yang
%2 0d ikaji.& text=3 .% 20 Hip o tesis%20 ad alah% 20 perny ataan %2 0atau,diteliti%2 0terh ad ap
% 20 masalah %2 0y an g% 20 diaju k an
Murtatik Indah. 2016/2017. MAKALAH “POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN”
h ttp s://www.acad em ia.edu /3 30 88 35 3/MAKALAH_POPULASI_ DAN_ SAMPEL_ PENELITIAN_

19
20

Anda mungkin juga menyukai