Anda di halaman 1dari 2

SOAL UJIAN PPh BADAN BREVET AAKPI

Januari 2018
Open Book

ESSAY
1. Jelaskan yang dimaksud dengan penghasilan yang diterima oleh Wajib Pajak Badan
berdasarkan UU KUP!
2. Apa yang dimaksud dengan Badan Usaha Tetap (BUT) dan jelaskan perbedaan BUT dengan
entitas Badan Dalam Negeri!
3. Sebutkan karakteristik penghasilan Badan yang menjadi objek PPh Final berikut contohnya!
4. Apa yang dimaksud dengan istilah Deductible Expense dan Non-Deductible Expense dan
berikan contoh apa sajakah item yang termasuk ke dalamnya?
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Rekonsiliasi Fiskal dan Koreksi Fiskal dan kapan kita
harus melakukan proses tersebut dalam siklus keuangan perusahaan?

HITUNGAN
* PT. Emangnya Gue Pikirin (EGP) yang memproduksi cairan penumbuh jenggot, rambut, bulu
dan segala jenis rambut baik yang terlihat maupun yang tersembunyi berdiri pada tahun
2010 dan terdaftar di KPP Pratama Serang. Wajib Pajak tidak memiliki cabang dan melakukan
penjualan baik dalam negeri (lokal) maupun ekspor. Pada akhir tahun 2017 direktur
perusahaan yang bersangkutan, Ir. Setia Nova diciduk Polres Serang Kota karena diduga
telah menggelapkan uang perusahaan yang seharusnya digunakan untuk membayar PPN
perusahaan dan karena telah menyebarkan ujaran kebencian melalui akun sosmednya.
Karena hal tersebut pada tanggal 2 januari 2018 diadakan Rapat Umum Pemegang Saham
Luar Biasa (RUPSLB) dan hasil keputusan rapat tersebut menunjuk Ibu Mimi Peri Yunanto
sebagai Direktur Utama menggantikan saudara Ir. Setia Nova. Saudara/i sebagai orang
kepercayaan ibu Mimi Peri ditugaskan untuk menyelesaikan laporan keuangan pasca
dipecatnya direktur keuangan dan seluruh stafnya yang terseret kasus Ir. Setia Nova. Sebagai
seorang akuntan dan praktisi perpajakan handal saudara/i harus melalukan rekonsiliasi fiskal
atas laporan keuangan komersial perusahaan dan menentukan berapa PPh Terutang serta
angsuran tahun berikutnya sebelum batas waktu penyampaian SPT Tahunan yang jatuh pada
tanggal 30 April 2018.

Berdasarkan peninggalan staf keuangan sebelumnya data yang tersedia adalah sebagai berikut:
1 Peredaran Usaha Perusahaan selama tahun 2017 Rp. 48.500.000.000,-
2 HPP Perusahaan sebesar Rp. 39.500.000.000,-
3 Biaya Administrasi Perusahaan Sebesar Rp. 1.250.000.000,-
4 Biaya Operasional Perusahaan Sebesar Rp. 6.750.000.000,-
5 Penghasilan dari Luar Usaha sebesar Rp. 3.200.000.000,-
6 Biaya dari Luar Usaha sebesar Rp. 2.100.000.000,-
Selain data tersebut di atas diperoleh keterangan lain sebagai berikut:
1 SPT Tahunan 2016 dan sebelumnya tidak diketemukan namun berdasarkan keterangan
mantan pegawai lama seluruhnya telah dilaporkan NIHIL karena terdapat kompensasi
kerugian dari tahun-tahun pajak sebelumnya. Saudara belum sempat untuk meminta
data ke KPP Pratama Serang dan memutuskan untuk menghitung kompensasi kerugian
berdasarkan data keuangan yang ada. Data kerugian perusahaan dan penghasilan kena
pajak tahun-tahun sebelumnya adalah sebagai berikut:
Tahun Kompensasi Rugi
No. Laba (rugi) Fiskal
Pajak 2010 2011 2012
1 2010 (8,000,000,000)
2 2011 (2,000,000,000)
3 2012 (500,000,000)
4 2013 2,000,000,000
5 2014 2,500,000,000
6 2015 3,000,000,000
7 2016 1,000,000,000
Berdasarkan data tersebut tentukan apakah masih ada kompensasi kerugian yang bisa
diperhitungkan untuk tahun pajak 2017
2 Data penyusutan ternyata belum semuanya terkoreksi secara fiskal, jumlah biaya
penyusutan dalam biaya operasional adalah sebesar Rp. 1.957.500.000,- sedangkan data
aktiva perusahaan adalah sebagai berikut:

Aktiva Banyak Tahun Perolehan Nilai Perolehan


(Unit)

I. Bukan Bangunan
1. Dump Truck 3 2010 1,200,000,000
2. Sedan 2 2014 600,000,000
3. Alat berat 2 2011 5,000,000,000
4. Mesin Pabrik 3 2010 4,200,000,000
5. Komputer 20 2010 90,000,000
6. Furnitur Logam 35 2010 80,000,000
7. Furnitur Kayu 40 2014 40,000,000

II. Bangunan
1. Kantor 2 2010 12,000,000,000
2. Mess Karyawan 3 2011 2,000,000,000

Tentukan berapa penyusutan fiskal seharusnya sehingga diperoleh koreksi fiskal atas
biaya penyusutan guna penghitungan PPh Badan terutang
3 Koreksi Fiskal Positif lainnya senilai Rp. 1.560.000.000,-
Koreksi Fiskal Negatif lainnya senilai Rp. 430.000.000,-
4 Kredit Pajak:
1) PPh Pasal 22 Impor Rp. 350.000.000,-
2) PPh Pasal 23 Rp. 215.000.000,-
5 Terdapat penghasilan luar negeri sebesar Rp. 1.200.000.000,- yang telah dipotong PPh
Pasal 24 sebesar 30% yakni sebesar Rp. 360.000.000,-

- Selamat Mengerjakan -

Anda mungkin juga menyukai