Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

URTIKARIA AKUT
TANGGAL 04 FEBRUARI 2022

OLEH :

1.Ns. Putu Karsi Ekayani, S.Kep


2.Ns. Diah Rahayu, S. Kep
3.Ns. Ni Putu Seriasti, S. Kep

RUMAH SAKIT UMUM GANESHA


2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN
URTIKARIA

Masalah : Kurangnya informasi tentang penyakit Urtikaria


Pokok Masalah : Pencegahan penyakit Urtikaria
Sub Pokok Masalah : Pencegahan terpapar penyakit Urtikaria
Sasaran : Pasien dan pengunjung Poliklinik Spesialis
Hari/Tanggal :Februari 2022
Pukul : 18.45 wita sampai selesai
Penyaji : Ns. Luh Putu Karsi Ekayani, S.Kep
Tempat : Ruang tunggu Poliklinik Spesialis

A. Latar Belakang
Urtikaria adalah reaksi vaskular pada kulit yang ditandai dengan edema
setempat (wheal) berwarna pucat dan kemerahan, umumnya dikelilingi oleh halo
kemerahan (flare). Biasanya kelainan ini bersifat sementara (transient) dan
menghilang dalam beberapa hari. Berdasarkan durasi penyakit, urtikaria
dikelompokkan menjadi urtikaria akut dan urtikaria kronis. Urtikaria yang
berlangsung kurang dari 6 minggu disebut urtikaria akut, dan bila gejala menetap
lebih dari 6 minggu digolongkan sebagai urtikaria kronis. Urtikaria dapat terjadi
pada semua kelompok umur dan jenis kelamin, tetapi umumnya sering terjadi
pada usia dewasa muda dengan rata-rata usia 35 tahun. (Perdoski, 2017)
Urtikaria lebih banyak dialami oleh wanita dengan perbandingan 2:1.
Menurut World Allergy Organization (WAO), urtikaria adalah kondisi umum di
dunia yang dalam beberapa tahun mengalami kenaikan jumlah pasien yang
dirawat di rumah sakit. Diperkirakan 20% orang mengalami urtikaria akut dalam
hidupnya dan 1-3% berkembang menjadi urtikaria kronik. Prevalensi urtikaria
beragam di setiap negara, tergantung populasi yang diteliti. Secara umum,
prevalensi urtikaria kronis adalah 1%, dengan prevalensi seumur hidup 1-3% dan
secara signifikan menurunkan kualitas hidup penderitanya karena gejala urtikaria
kronis berdampak luas pada aktivitas sehari-hari seperti tidur, performa kerja, dan
hubungan sosial. Sebuah penelitian di Spanyol tahun 2014 menyatakan prevalensi
urtikaria adalah 0,8% dan prevalensi urtikaria kronik adalah 0,6%. Studi di Eropa
pada tahun 2010 melaporkan prevalensi urtikaria selama hidup seseorang sekitar
8- 10%. Penelitian di Amerika Serikat melaporkan lebih dari 20% penduduk
pernah mengalami urtikaria selama hidupnya.
Urtikaria berada di urutan pertama dari lima penyakit terbanyak Divisi Alergi
Imunologi Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode 1
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 3 Januari – 31 Desember 2014.
Urtikaria disebabkan oleh pajanan alergen tertentu yang menimbulkan reaksi
alergi. Namun, 70-80% penyebab urtikaria kronis belum diketahui dan disebut
sebagai urtikaria kronis idiopatik. Walaupun sebagian besar penyebab urtikaria
kronis belum diketahui, patogenesisnya berhubungan dengan sel mast, basofil,
dan berbagai sitokin yang salah satunya adalah histamin. Jumlah insidensi dan
prevalensi urtikaria di Indonesia masih belum diketahui secara pasti. Puncak kasus
urtikaria terjadi pada usia 45-64 tahun. Pada tahun 2012 di Poliklinik Kulit dan
kelamin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado angka kejadian urtikaria ialah 2%
dari 1096 pasien. Kelompok usia terbanyak ialah 10-30 tahun, yaitu sebanyak
73%. Urtikaria lebih banyak terdapat pada laki-laki yaitu sebanyak 54,5%
sedangkan pada perempuan sebanyak 45,5%. (Perdoski, 2017).
Awal tahun 2022 di Bali khususnya di poliklinik kulit dan kelamin RSU
Ganesha kasus urtikaria terus meningkat, dari data pasien poliklinik Kulit &
Kelamin didapatkan jumlah pasien yang mengalami urtikaria pada bulan Januari
2022 sebanyak 6 orang, pada bulan februari 2022 sebanyak 10 orang. Peningkatan
kasus dengan urtikaria berkisar 60% setiap bulannya. Berdasarkan uraian data
diatas dapat diketahui bahwa jumlah penderita urtikaria memiliki angka cukup
tinggi, oleh karena itu penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang
urtikaria dalam sebuah RTD Keperawatan “ Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ny
“M” Dengan Diagnosa Medis Urtikaria Akut Di Poliklinik Spesialis Kulit Dan
Kelamin Rsu Ganesha ”
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit sasaran mampu memahami
tentang penyakit Urtikaria

2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti penyuluhan 15 menit sasaran mampu :
a. Menyebutkan pengertian Urtikaria dengan benar
b. Menyebutkan penyebab Urtikaria dengan tepat
c. Menyebutkan tanda dan gejala penyakit Urtikaria dengan benar
d. Menjelaskan cara penanganan Urtikaria dengan benar
e. Menjelaskan cara pencegahan Urtikariadengan benar

C. Materi Penyuluhan
1. Pengertian Urtikaria
2. Penyebab Urtikaria
3. Tanda dan gejala penyakit Urtikaria
4. Cara Penanganan Urtikaria
5. PencegahanUrtikaria

D. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Dokumentasi

E. MediaPenyuluhan
1. Leaflet

F. Sasaran Penyuluhan
Pasien dan keluarga yang berkunjung ke Poliklinik Spesialis RSU Ganesha.
G. Waktu
1. Hari dan tanggal : Jumat, 04 Februari 2022
2. Jam : 18.45 wita-selesai
3. Tempat : Ruang tunggu Poliklinik Spesialis

H. Setting Tempat

Penyaji Materi

Perawat Perawat

Fasilitator Pengunjung Fasilitator

I. Langkah- Langkah Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan
NO Waktu
Penyuluh Peserta
1 Pembukaan 2 menit
a. Salam pembuka a. Melakukan salam
b. Perkenalan b. Memperhatikan
c. Menyampaikan tujuan c. Memperhatikan
d. Kontrak waktu d. Memperhatikan
2 Kegiatan penyuluhan 10 menit
a. Menyampaikan materi a. Menyimak dan
1. Pengertian Urtikaria memperhatikan
2. Penyebab Urtikaria
3. Tanda dan gejala penyakit
Urtikaria
4. Cara Penanganan
Urtikaria
5. Pencegahan Urtikaria

b. Memberikan kesempatan b. Menanyakan hal-hal


keluarga pasien atau peserta yang belum jelas
untuk bertanya
3 Penutup 3 menit
a. Menyimpulkan materi a. Bersama penyuluh
yang telah diberikan menyimpulkan materi
b. Melakukan evaluasi b. Keluarga kooperatif
penyuluhan dalam menjawab
c. Mengakhiri kontrak pertanyaan penyuluh
d. Mengakhiri kegiatan c. Keluarga kooperatif
penyuluhan dengan salam d. Menjawab salam

J. Pengorganisasian
1. Moderator : Ns. Ni Putu Seriasti, S.Kep
2. Penyaji : Ns. Putu Karsi Ekayani, S.Kep
3. Notulen : Ns. Diah Rahayu, S. Kep
K. Hasil kegiatan
Setelah melakukan proses penyuluhan 15 menit peserta mampu:
1. Menyebutkan pengertian Urtikaria dengan benar
2. Menyebutkan penyebab Urtikaria dengan tepat
3. Menyebutkan tanda dan gejala penyakit Urtikaria
4. Menjelaskan cara penanganan Urtikaria dengan benar
5. Menjelaskan cara pencegahan Urtikaria
L. Rencana Evaluasi
1. Struktur
a. Media yang digunakan dalam penyuluhan lengkap tersedia dan
sesuaidengan materi yang disajikan, yaitu leaflet Urtikaria
b. Media sudah siap 6 hari sebelum penyuluhan kesehatan.
c. Materi yang akan diinformasikan dalam penyuluhan disiapkan dalam
bentuk makalah, yang sudah siap 6 hari dan dipelajari 3 hari sebelum
penyuluhan kesehatan.
d. SAP sudah siap 6 hari sebelum penyuluhan kesehatan.
e. Tempat sudah siap 2 jam sebelum penyuluhan kesehatan.
f. Peserta hadir sesuai dengan yang ditargetkan.
2. Proses
a. Penyuluhan berjalan dengan lancar.
b. Media dapat digunakan secara efektif.
c. Selama proses pennyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara
penyuluh dan peserta, aktif bertanya, dan memberikan pendapat.
d. Kehadiran peserta diharapkan 80%, tidak ada peserta yang
meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung.
e. 100% peserta yang hadir diharapkan dapat memperhatikan materi yang
diberikan dengan baik.
3. Hasil
a. Jangka pendek
1) 90 % dari peserta dapat menyebutkan pengertian urtikaria dengan
benar
2) 90 % dari peserta dapat menyebutkan penyebab urtikaria dengan
tepat
3) 90 % dari peserta dapat menyebutkan tanda dan gejala
penyakiturtikaria
4) 90 % dari peserta dapat menjelaskan cara pemeriksaan untuk
mengetahui urtikariadengan benar
5) 90 % dari peserta dapat menjelaskan cara pengobatanurtikariadengan
benar
b. Jangka Panjang
Meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran sasaran
akan bahaya penyakit urtikaria serta cara pencegahannya yang nantinya
akan mengarah pada perubahan gaya hidup menuju ke arah yang lebih
baik, sehingga dapat menurunkan angka kejadian penyakit urtikaria.

M. Kriteria Evaluasi
Prosedur : Post Test
Jenis Tes : Pertanyaan secara lisan
Pertanyaan :
1. Apa pengertian Urtikaria?
2. Sebutkan penyebab Urtikaria!
3. Sebutkan tanda dan gejala penyakit Urtikaria!
4. Jelaskan cara penanganan Urtikaria dengan benar!
5. Sebutkan cara pencegahan Urtikaria!
N. Lampiran
1. Materi
2. Leaflet
LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian Urtikaria
Urtikaria (biduran) merupakan suatu reaksi pada kulit yang timbul
mendadak (akut) karena pengeluaran histamin yang mengakibatkan pelebaran
pembuluh darah dan kebocoran dari pembuluh darah. Secara imunologik, dari
data yang ada sejak tahun 1987, urtikaria merupakan salah satu manifestasi
keluhan alergi pada kulit yang paling sering dikemukakan oleh penderita,
keadaan ini juga didukung oleh penelitian ahli yang lain (Hodijah, 2009).
Urtikaria (kaligata) adalah suatu reaksi alergi yang ditandai oleh bilur-
bilur berwarna merah dengan berbagai ukuran di permukaan kulit
(Medicastore, 2009).
Urtikaria, yang dikenal dengan hives, terdiri atas plak edematosa (wheal)
yang terkaitdengan gatal yang hebat (pruritus). Urtikaria terjadi akibat
pelepasan histamine selama respons peradangan terhadap alegi sehingga
individu menjadi tersensitisasi. Urtikaria kronis dapat menyertai penyakit
sistemik seperti hepatitis, kanker atau gangguan tiroid (Aisah, 2005).
Urtikaria merupakan istilah klinis untuk suatu kelompok kelainan yang
ditandai dengan adanya pembentukan “bilur-bilur” - pembekakan kulit yang
dapat hilang tanpa meninggalkan bekas yang terlihat. Gambaran patologis yang
utama adalah didapatkannya edema dermal akibat terjadinya dilatasi vascular,
seringkali sebagai respons terhadap histamine yang dilepas oleh sel mast.
(Guyton, 2008).
Secara umum, Urtikaria adalah suatu reaksi alergi pada kulit akibat
pengeluaran histamin ditandai oleh bilur-bilur berwarna merah dengan
berbagai ukuran di permukaan kulit, keluhan gatal dan menyebabkan gangguan
rasa nyaman yang setempat.
B. Penyebab Urtikaria
Pada penelitian ternyata hampir 80% tidak diketahui penyebabnya. Diduga
penyebab urtikaria bermacam-macam, diantaranya adalah sebagai berikut
(Aisah, 2005) :
1. Obat
Bermacam-macam obat dapat menimbulkan urtikaria, baik secara
imunologik maupun non-imunologik. Obat sistemik (penisilin,
sulfonamid, analgesik dan diuretik) menimbulkan urtikaria secara
imunologik tipe I atau II. Sedangkan obat yang secara non-imunologik
langsung merangsang sel mast untuk melepaskan histamin,
misalnya kodein, opium dan zat kontras
2. Makanan
Makanan yang sering menimbulkan urtikaria adalah telur, ikan,
kacang, udang, coklat. Terdapat dua macam zat makanan yang
diketahui dapat menyebabkan atau memprovokasi urtikaria yaitu
tartrazine, yang ditemukan dalam minuman dan permen berwarna kuning
dan jingga, dan natrium benzoat yang digunakan secara luas sebagai bahan
pengawet.
3. Gigitan dan sengatan serangga.
Gigitan atau sengatan serangga dapat menimbulkan urtika setempat,
hal ini lebih banyak diperantarai oleh IgE (tipe I) dan tipe seluler (tipe IV).
4. Inhalan
Inhalan berupa serbuk sari bunga, spora jamur, debu, bulu binatang
dan aerosol, umumnya lebih mudah menimbulkan urtikaria alergik (tipe
1).
5. Kontaktan
Lesi terbentuk hanya di daerah asal kontak, misalnya di daerah kontak
dengan air liur anjing atau rambut, atau di bibir setelah mencerna makanan
berprotein terutama pada pasien atopic.
6. Trauma Fisik
Trauma fisik dapat diakibatkan oleh faktor dingin, faktor panas, faktor
tekanan,dan emosi menyebabkan urtikaria fisik, baik secara imunologik
maupun non imunologik. Dapat timbul urtika setelah goresan dengan
benda tumpul beberapa menit sampai beberapa jam kemudian.
Fenomena ini disebut dermografisme atau fenomena Darier.
7. Infeksi dan infestasi
Bermacam-macam infeksi dapat menimbulkan urtikaria, misalnya
infeksi bakteri,virus, jamur, maupun infestasi parasit
8. Penyakit sistemik
Beberapa autoimun dan penyakit kolagen; misalnya retikulosis,
hipertiroid, karsinoma, dan dysproteinemias

C. Tanda Dan Gejala Urtikaria


Gejala atau tanda-tanda urtikaria mudah dikenali, yakni bentol atau
bercak meninggi pada kulit, tampak eritema (kemerahan) dan edema (bengkak)
setempat berbatas tegas, kadang-kadang bagian tengah tampak lebih pucat.
Urtika biasa terjadi dalam berkelompok. Satu urtika sendiri dapat bertahan
dariempat sampai 36 jam. Bila satu urtika menghilang, urtika lain dapat
munculkembali. Keluhan utama biasanya gatal, rasa terbakar, atau tertusuk.
Penampakan urtikaria beragam, mulai yang ringan berupa bentol merah
dangatal hingga yang berat yakni bengkak pada kelopak mata (bisa satu
mataatau keduanya), bibir membengkak, daun telinga menebal dan ada kalanya
disertai rasa demam.

D. Penanganan Urtikaria
1. Non Farmakologi
Yang bisa dilakukan untuk pengobatan secara non farmakologi ini
adalah dengan menghindari allergen yang diperkirakan sebagai penyebab
dari urtikaria.
2. Farmakologi
Untuk pengobatan secara farmakologi yang bisa dilakukan adalah
dengan memberikan obat antihistamin. Antimistamin ini sendiri sekarang
sudah terbit 2 generasi, Generasi I dengan efek sedative nya (yang dapat
menyebabkan kantuk) dan antihistamin generasi II yang tidak lagi
mempunyai efek sedative. Antihistamin generasi II ini lebih aman untuk
mereka yang mempunyai pekerjaan berat yang harus tahan kantuk. Selain
dengan antihistamin, kortikosteroid pun bisa dipakai untuk kombinasi.
E. Pencegahan Urtikaria
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah munculnya
urtikaria, terutama bagi pasien yang telah memiliki riwayat penyakit urtikaria
adalah dengan menjauhi faktor pemicunya. Beberapa cara untuk mencegah
terjadinya urtikaria adalah:
1. Gunakan produk berbahan ringan dan hipoalergik pada kulit sensitive.
2. Hindari produk berbahan dasar alcohol pada kulit kering.
3. Anjurkan menggunakan pelembab seperti lotion untuk menjaga
kelembaban kulit sehingga zat allergen tidak mudah masuk ke kulit.
4. Hindari terpapar suhu yang ekstrem, karena perubahan suhu yang ekstrem
dapat memicu timbulnya urtikaria.
Daftar Pustaka

Aisah S. 2005. Buku Ilmu Penyakit Kulitdan Kelamin. Ed. 4. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.

Guyton, Arthur C. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Hodijah. 2009. Urtikaria Kronik (Chronic Urticaria).


http://www.kulitkita.com/2009/02/urtikaria-kronik-chronic-
urticaria.html. Diakses pada tanggal 6 Februari 2022.

Irga. 2009. Urtikaria. http://irwanashari.blogspot.com/2009/04/urtikaria.html.


Diakses pada tanggal 6 Februari 2022.

Medicastore. 2009. Kaligata (Urtikaria) .Tersedia di:


http://medicastore.com/penyakit/151/Kaligata_urtikaria.htm. Diakses
pada tanggal 6 Februari 2022.

Perdoski. 2017. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Kulit dan Kelamin di
Indonesia. Jakarta: PP PERDOSKI

Qauliyah, Asta. 2007. Referat : Urtikaria Kronik (ChronicUrticaria).


http://astaqauliyah.com/2007/06/20/referat-urtikaria-kronik-chronic-
urticaria/. Diakses pada tanggal 6 Februari 2022.

Anda mungkin juga menyukai