BAB I
PENDAHULUAN
yang sesuai dengan syariah Islam. Investasi tersebut dapat dilakukan pada
asset maupun jasa. Karena itu, salah satu bentuk investasi yang sesuai dengan
syariah Islam adalah membeli Efek Syariah. Efek Syariah tersebut mencakup
Kolektiv Efek Beragun Asset (KIKEBA) Syariah, dan surat berharga lainnya
Modal baik secara langsung pada saat penawaran perdana, maupun melalui
investasi bagi para investor selain alternatif investasi lainnya seperti menabung
di bank, membeli emas, asuransi, tanah dan bangunan, dan sebagainya. Pasar
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek tersebut
ini terdapat 6 (enam) Fatwa DSN-MUI yang berkaitan dengan industri pasar
2
modal. Fatwa-fatwa tersebut adalah: Fatwa No.05 tahun 2000 tentang Jual Beli
Reksa Dana Syariah; No.32 tahun 2002 tentang Obligasi Syariah; No.33 tahun
2002 tentang Obligasi Syariah Mudharabah; No.40 tahun 2003 tentang Pasar
Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip syariah di Bidang Pasar Modal;
dan yang terakhir fatwa No.41 tahun 2004 tentang Obligasi Syariah Ijarah.
pasar modal syariah saat ini ditandai dengan maraknya perusahaan yang listing
di Jakarta Islamic Index (JII), penawaran umum Obligasi Syariah dan juga
Jakarta Islamic Index atau biasa disebut JII adalah salah satu indeks
saham yang ada di Indonesia yang menghitung index harga rata-rata saham
tidak lepas dari kerja sama antara Pasar Modal Indonesia (dalam hal ini PT
dengan bursa konvensional seperti Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya. Setiap periodenya, saham yang masuk JII berjumlah 30 (tiga puluh)
3
saham yang memenuhi kriteria syariah. JII menggunakan hari dasar tanggal 1
Islamic_Index).
Tabel 1.1
Perbandingan Kinerja Indeks JII dengan Indeks Lainnya
2007, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM &
LK) mengungkapkan kinerja indeks saham islami yang diukur dalam Jakarta
Islamic Index (JII) lebih baik dari indeks harga saham gabungan
menunjukkan trend yang naik, terlihat dari pertumbuhan indeks sebesar 63,4 %
yaitu dari 307,62 pada akhir 2006 menjadi 502,78 pada 10 Desember 2007.
Sedangkan untuk seluruh indeks yang tergabung dalam IHSG (Indeks Harga
2790,26. Hal ini secara keseluruhan menunjukkan bahwa JII (Jakarta Islamic
(Darmawan, 2008)
Gambar 1.1
Sumber : www.duniainvestasi.com
2004 sampai November 2009. JII bergerak naik terus mencapai puncaknya
pada tahun 2008 dan pada saat krisis ekonomi global 2008 terjadi, Indeks JII
sempat terseret turun dan sempat jatuh ke level terendahnya saat itu di level
166,917 di bulan September 2008. Setelah tumbang, saat ini indeks JII
5
informasi yang paling mudah dan paling murah didapatkan dibanding alternatif
ini dan apa saja yang telah dicapainya. Laporan keuangan sangat berguna bagi
maka sahamnya akan diminati investor dan harganya meningkat (Harianto dan
Sudomo dalam Uni, 2006: 5). Dengan meningkatnya harga saham tentunya
return saham yang diterima investor juga meningkat. Untuk itu investor perlu
modal dan laporan aliran kas belum dapat memberikan manfaat maksimal
analisis rasio keuangan (Penman dalam Uni, 2006: 5). Ukuran umum yang
digunakan para investor dalam menilai kinerja perusahaan adalah analisis rasio
keuangan. Dari berbagai rasio keuangan terdapat beberapa rasio dan informasi
7
perubahan harga saham antara lain Return On Assets (ROA), Earning Per
Share (EPS), Deviden Per Share (DPS), Acid Test Ratio atau Quick Ratio, dan
Debt Ratio.
Dewasa ini, muncul saham syariah dimana saham ini diterbitkan oleh
perusahaan emiten yang telah terseleksi dan sesuai dengan prinsip syariah
dapat dilakukan di pasar modal. Investasi saham itu meliputi; investasi saham
syariah, investasi saham non syariah, dan gabungan keduanya. Dari pilihan
Sementara itu ROA ternyata mempunyai pengaruh yang dominan. Begitu juga
merupakan fungsi dari ROA, ROE, beta, book value, debt/equity dan required
Debt To Equity Ratio, Book Value Equity Pershare, dan indeks beta
harga saham. Hipotesis ini tidak mendapat dukungan karena ternyata book
value equity per share yang berpengaruh dominan terhadap harga saham.
perusahaan dalam periode 2003 sampai dengan 2005 pada perusahaan LQ45
di Bursa Efek Jakarta yang hasilnya Hanya variable lnEPS yang berpengaruh
ROA, dan EVA tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga
hasil penelitan yang dilakukan Handoko yang menyatakan ROA, ROE dan
menentukan tinggi rendahnya harga saham dipasar modal. Berarti return saham
diminati investor dan harganya meningkat (Harianto dan Sudomo dalam Uni,
2006: 5).
perbedaan ROA dari penelitian yang dilakukan oleh Silalahi (1991) dan
yang dominan terhadap perubahan harga saham atau tidak berpengaruh secara
yaitu EPS, DPS, Acid Test Ratio atau Quick Ratio dan Debt Ratio, dimana
Jakarta Islamic Index (JII) pada periode 2007 sampai 2009. Oleh karena itu,
Saham (Studi kasus pada perusahaan yang listing di Jakarta Islamic Index
Periode 2007-2009)”
berikut:
1. Apakah kinerja keuangan perusahaan (ROA, EPS, DPS, Acid Test Ratio
atau Quick Ratio dan Debt Ratio) berpengaruh secara parsial maupun
2. Manakah dari variabel ROA, EPS, DPS, Acid Test Ratio atau Quick Ratio
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan Penelitian ini adalah sebagai
berikut:
perusahaan (ROA, EPS, DPS, Acid Test Ratio atau Quick Ratio dan Debt
2. Untuk menguji dan mengukur manakah diantara ROA, EPS, DPS, Acid
Test Ratio atau Quick Ratio dan Debt Ratio yang berpengaruh dominan
sebagai berikut:
masalah yang nyata melalui teori yang didapatkan dalam kuliah tentang
variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ROA, EPS, DPS, Acid
Test Ratio atau Quick Ratio dan Debt Ratio serta untuk sampel yang akan
periode 2007-2009.
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
a. Berdasarkan hasil dari analisis data dan pembahasan yang dilakukan oleh
harga saham kategori LQ45 pada Bursa Efek Jakarta pada taraf 10%. Hal
ini berbeda dengan temuan (Sholikhah dan Rina, 2004) yang meneliti
dilakukan oleh Denny (2008) dengan judul “ Pengaruh Deviden Per share
dan Return On Equity Terhadap Harga Saham (Studi pada lima perusahaan
2007.
perusahaan yang baik yaitu dengan peningkatan laba bersih yang signifikan
3. Pengaruh Dividend Per Share dan Return On Equity secara parsial maupun
Per Share terhadap harga saham. Hal ini ditunjukkan dari nilai thitung
On Equity terhadap harga saham. Hal ini ditunjukkan dari nilai thitung
sebesar 0,805 yang berarti hubungan Dividend Per Share dan Return
terhadap harga saham. Hal ini ditunjukkan dari nilai Fhitung yang
tiga tahun. PT. Astra International, PT. Kalbe Farma dan PT.
disusul berturut - turut oleh PT. Astra International, PT. Gajah Tunggal,
Farma, PT. Indofood Sukses Makmur, PT. Ramayana Lestari, PT. Astra
EVA negatif terbesar adalah PT. Indosat diikuti berturut – turut oleh PT.
Citra, PT Semen Gresik, PT. Aneka Tambang, PT. Multipolar, PT. Astra
Graphia.
negatif.
harga saham tertinggi dari seluruh rata-rata harga saham perusahaan dalam
LQ 45.
d. Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan oleh Dewi
menyatakan bahwa:
variabel yang lain yaitu Book Value, Earning per Share, Price Earning
harga saham PT. Kawasan Industri Jababeka, Tbk. Adapun pengaruh yang
perusahaan, dan ini sangat penting bagi seorang investor karena pada
untuk ROA, NPM dan BOPO tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
(BEJ).
3. Diantara CAR, RORA, ROA, LDR, NPM dan BOPO yang memberikan
pengaruh paling besar terhadap harga saham adalah LDR (15.85 %) yang
pengaruh ROA (1.46 %), NPM (3.24 %) dan BOPO (2.56 %) yang relatif
kecil.
Sasongko dan Nila Wulandari (2006) dengan judul “Pengaruh EVA dan
berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t
20
return on sale, basic earning power, dan economic value added tidak
berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t
ROS, BEP, dan EVA tidak dapat digunakan untuk menentukan nilai
perusahaan.
adalah sehat.
Deviden Payout Ratio (X16), Short Term Liquidity (X21), Net Working
Capital to Assets (X23) dan Cash Flow (X33). Hasil klasifikasi kategori
tingkat kesehatan perusahaan tekstil adalah akurat, hal ini dapat dibuktikan
Hasil klasifikasi tingkat kesehatan perusahaan tekstil adalah akurat, hal ini
Press’s Q> c2, maka dapat disimpulkan bahwa MDA adalah stabil.
keuangan perusahaan tekstil yang sehat dan tidak sehat, yaitu ROI (X14),
rasio rentabilitas.
berikut:
22
Tabel 2.1
Rekapitulasi Penelitian Terdahulu
Inflasi, dan Tingkat maupun simultan terhadap Harga terhadap harga saham,
Suku Bunga BI (BI Saham PT. Kawasan Industri sedangkan 5 (lima) variabel
Rate) Terhadap Jababeka Tbk tahun 2006-2008. yang lain yaitu Book Value,
Harga Saham PT. Earning per Share, Price
Kawasan Industri Earning ratio, Inflasi dan BI
Jababeka Tbk”. rate tidak berpengaruh secara
(jurnal) signifikan terhadap harga
saham PT. Kawasan Industri
Jababeka, Tbk, Sedangkan
Secara bersama-sama atau
simultan diperoleh hasil hanya
variabel X2 (PBV) yang
berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel harga saham.
5. Anita Analisis Pengaruh Untuk mengetahui dan Analisis Secara simultan atau bersama- Peneliti lain yang berminat
Ardiani Kinerja Keuangan menganalisis pengaruh rasio- rasio regresi sama anatra CAR, RORA, terhadap permasalahan
(2007) Terhadap Perubahan keuangan CAR, RORA, NPM, berganda. ROA, LDR, NPM dan BOPO kinerja keuangan seharusnya
Harga Saham Pada ROA, BOPO dan LDR terhadap berpengaruh secara signifikan melakukan pengembangan
Perusahaan perubahan harga saham di Bura terhadap perubahan harga pada perusahaan lainnya,
Perbankan Di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan untuk saham perusahaan perbankan misalnya perusahaan
25
Efek Jakarta (BEJ). mengetahui seberapa besar di Bursa Efek Jakarta (BEJ), manufaktur atau seluruh
(skripsi) kontribusi CAR, RORA,NPM, sedangkan Secara parsial perusahaan yang terdaftar di
ROA, BOPO dan LDR mampu CAR, RORA dan LDR Bursa Efek Jakarta.
menjelaskan varian harga saham di berpengaruh secara signifikan
Bursa Efek Jakarta (BEJ). terhadap perubahan harga
saham perusahaan perbankan
di BEJ dan ROA, NPM
BOPO tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap
perubahan harga saham.
Variabel yang paling besar
berpengaruh terhadap harga
saham adalah LDR (15.85%)
yang kemudian diikuti oleh
RORA (13.76 %), CAR (11.56
%), sedangkan pengaruh ROA
(1.46 %), NPM (3.24 %) dan
BOPO (2.56 %) yang relatif
kecil.
26
6. Noer Pengaruh EVA dan Untuk menguji kembali pengaruh Analisis Hasil uji t parsial Bagi penelitian selanjutnya
Sasongko Rasio-rasio EVA (Economic Value Added) dan regresi menunjukkan bahwa Earning diharapkan memper-panjang
& Nila Profitabilitas rasio-rasio profitabilitas yang berganda Per Share (EPS) berpengaruh periode pengamatan agar hasil
Wulandari Terhadap Harga diukur dengan ROA (Return on terhadap harga saham penelitian dapat
(2006) Saham. (jurnal) Asset), ROE (Return on Equity), sedangkan Return On Asset, digeneralisasikan.
ROS (Return on Sales), EPS Return On Equity, Return On
(Earning Per Share), dan BEP Sale, Basic Earning Power,
(Basic Earning Power) terhadap dan Economic Value Added
harga saham perusahaan tidak berpengaruh terhadap
manufaktur di Bursa Efek Jakarta harga saham.
untuk periode 2001-2002.
7. Agus Analisis Rasio Untuk mengetahui variabel yang Analisis Dengan menggunakan analsis Bagi peneliti lanjutan
Sucipto Keuangan Untuk merupakan diskriminator dominan Deskriminan deskriminan metode langsung informasi hasil penelitian ini
(2006) Menilai Kinerja dalam membedakan tingkat kinerja membuktikan 6 rasio keuangan bisa digunakan untuk
Keuangan keuangan perusahaan tekstil yang yang memberikan kontribusi mengembangkan penelitian
Perusahaan (Studi go public di Bursa Efek Jakarta. signifikan terhadap kinerja pada industri lain.
Kasus pada keuangan tekstil yaitu ROI,
Perusahaan Tekstil ROE, Deviden Payout Rasio,
yang Go Public di Short Term Liquidity, Net
Bursa Efek Jakarta). Working Capital to Assets dan
27
dengan penelitian ini adalah metode analisis yang digunakan yaitu analisis regresi
berganda dan dalam pemilihan variabel bebas (ROA, EPS dan DPS) serta variabel
terikatnya (harga saham). Dalam penelitian ini terdapat perbedaan pada penelitian
listing di Jakarta Islamic Index periode 2007-2009 dan variabel bebas (Acid Test
Ratio atau Quick Ratio dan Debt Ratio) yang tidak digunakan oleh peneliti
terdahulu.
1. Kinerja Perusahaan
data non keuangan lain yang bersifat sabagai penunjang. Informasi kinerja
Apabila kinerja perusahaan baik maka nilai usaha akan tinggi. Dengan nilai
usaha yang tinggi membuat para investor tertarik dengan perusahaan tersebut
29
dapat dikatakan bahwa harga saham merupakan fungsi dari nilai perusahaan.
(Halim, 2005:21)
bukan memaksimalkan laba per lembar saham seperti ukuran akuntansi. Data
pinjaman dan bagi pemegang saham berguna untuk meramalkan laba, deviden
Adapun teknik analisis yang paling umum dan sering digunakan untuk menilai
lalu, saat ini dan kemungkinannya di masa mendatang. Ada beberapa cara yang
jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa
berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada
penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu
rasio pembanding yang digunakan sebagai standart (Munawir, 2007: 64). Rasio
merupakan salah satu titik awal, bukan titik akhir. Rasio yang
dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit
membentuk rasio. Seperti alat analisis lainnya, rasio paling bermanfaat bila
menyesuaikan faktor-faktor yang ada pada periode atau waktu ini dengan
dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan
yang relevan dan signifikan (berarti). Teknik ini sangat lazim digunakan para
a. Rasio Rentabilitas/Profitabilitas
Gross Profit Margin, Operating Profit Margin, Net Profit Margin, Total
Return on Common Stock Equity, Earning Per Share (EPS), Deviden Per
Share (DPS) dan Book Value Per Share. (Syamsuddin, 2009: 59-68)
32
b. Rasio Likuiditas
kewajiban jangka pendek yang segara jatuh tempo. Rasio ini mensyaratkan
Alokasi yang terlalu kecil akan menyebabkan kekurangan asset ‘likuid’ yang
kesempatan untuk menempatkan asset tersebut pada pos lain yang mungkin
akan bisa menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Rasio ini meliputi: Net
Working Capital, Current Ratio dan Acid Test Ratio atau Quick Ratio. Ketiga
c. Rasio Solvabilitas
itu apabila perusahaan ingin memanfaatkan sumber dana melalui hutang perlu
daripada beban hutangnya. Rasio ini meliputi: Debt Ratio, Debt to Equity
Ratio , The debt to total capitalization, Time interest earned, Total debt
perusahaan menghasilkan laba pada masa lalu. Analisis ini kemudian bisa
menghasilkan laba pada masa-masa mendatang (Hanafi dan Halim, 2005: 165).
aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin
penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh
(komprehensif). Analisa ROA ini sudah merupakan teknik analisa yang lazim
keseluruhan operasi perusahaan. ROA merupakan salah satu bentuk dari rasio
laba dari aktiva yang dipergunakan. Dengan demikian Return On Assets (ROA)
ROA =
calon pemegang saham sangat tertarik akan Earning Per Share (EPS), karena
hal ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar
saham biasa. Para calon pemegang saham tertarik dengan earning per share
yang besar, karena hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar tiap lembar saham
dirumuskan dengan perbandingan antara laba siap bagi dengan total lembar
Besarnya EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan
EPS suatu perusahaan bisa dihitung berdasarkan informasi laporan neraca dan
laporan rugi laba perusahaan (Tandelilin 2007: 241). Rumus untuk menghitung
EPS =
= x
per lembar saham (EPS) yang akan didistribusikan (Syamsuddin, 2009: 67).
deviden juga dianggap sebagai tanda tersedianya pendapatan yang tinggi dalam
dan masa yang akan datang. Pada akhirnya harga saham akan mengikuti naik
informasi yang kurang baik bagi perusahaan karena deviden merupakan tanda
tersedianya laba saat ini dan masa mendatang. Dengan anggapan tersebut,
harga saham akan menjadi turun, karena banyak pemegang saham akan
yang akan diterima oleh investor pada setiap lembar saham yang dimiliki.
DPS =
persediaan memerlukan waktu yang relatif lama untuk direalisir menjadi uang
kas dan menganggap bahwa piutang segera dapat direalisir menjadi uang kas,
rendah, sering mengalami fluktuasi harga dan unsur aktiva lancar ini sering
menimbulkan kerugian jika terjadi likuidasi. Jadi Quick Ratio lebih baik dalam
pendeknya. Quick Ratio yang umumnya dianggap baik adalah 1 (satu). (Sawir,
2005: 10)
37
5. Debt Ratio
Rasio ini mengukur berapa besar aktiva perusahaan yang dibiayai oleh
kreditur. Semakin tinggi Debt Ratio semakin besar jumlah modal pinjaman
Debt Ratio =
yang lainnya yang sejenis pada saat yang bersamaan. Pendekatan ini
cara Cross sectional approach ini juga dapat dilakukan dengan jalan
Pembandingan antara ratio yang dicapai saat ini dengan ratio-ratio pada
yang tidak diingini haruslah segera diperbaiki dan diarahkan pada tujuan
yang telah ditetapkan semula. Time series analysis juga sangat membantu
yang diproyeksikan.
dia sendiri yang akan mewarnai kehidupannya, karena itu seseorang muslim
harus berusaha dan bekerja keras, Allah SWT yang menentukan. Sebagaimana
39
Artinya:
ditetapkan syar’i seperti yang digambarkan dalam al-Qur’an dalam surat al-
Kahfi (30):
40
Artinya:
“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak
berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-
tengah antara yang demikian.”
41
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara
tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan
hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. dan
janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya,
maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu
mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada
Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya.
jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya)
atau Dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, Maka hendaklah walinya
mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari
orang-orang lelaki (di antaramu). jika tak ada dua oang lelaki, Maka (boleh)
seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai,
supaya jika seorang lupa Maka yang seorang mengingatkannya. janganlah
saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan
janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai
batas waktu membayarnya. yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih
menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan)
keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu
perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa
bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. dan persaksikanlah apabila kamu
berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. jika
kamu lakukan (yang demikian), Maka Sesungguhnya hal itu adalah suatu
kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan
Allah Maha mengetahui segala sesuatu”.
tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, maka harus melakukan
kepada pihak lain apakah itu kepada perorangan maupun lembaga. Dalam
meminjam atau jual beli dilakukan penulisan atau pencatatan. Dalam Al-
Qur’an surat Al-Baqarah 282 kita melihat bahwa tekanan Islam dalam
2) Menjaga agar tidak terjadi manipulasi, atau penipuan baik dalam transaksi
a) Prinsip Pertanggungjawaban
Implikasi dalam bisnis dan akuntansi adalah bahwa individu yang terlibat
b) Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan ini tidak saja merupakan nilai yang sangat penting
dalam etika kehidupan sosial dan bisnis, tetapi juga merupakan nilai yang
secara inheren melekat dalam fitrah manusia. Hal ini berarti bahwa manusia
itu pada dasarnya memiliki kapasitas dan energi untuk berbuat adil dalam
(dan tetap berpijak pada nilai-nilai etika/syariah dan moral). Pengertian kedua
akuntansi (alternatif) yang lebih baik. Prinsip keadilan dijelaskan dalam surat
al-An’am 152:
44
Dari Ibnu Abbas: “Nabi datang ke Madinah, mereka memesan kurma 1-2
tahun.” Nabi bersabda: “Barang siapa yang memesan kurma maka takaran
timbangan, dan waktu harus diketahui.”
c) Prinsip Kebenaran
ini akan dapat dilakukan dengan baik apabila dilandaskan pada nilai
45
manajemen untuk :
karyawan.
Ukuran ini merupakan suatu ukuran untuk menilai kinerja yang hanya
pengukuran kinerja.
akan datang sehingga dapat dijadikan dasar untuk melakukan investasi. Ada
beberapa konsep dasar nilai atau harga saham yang akan dibahas disini, yaitu
nilai buku per lembar saham, harga pasar, harga teoritis /intrinsic value, dan
harga nominal. Nilai buku per lembar saham adalah nilai kekayaan bersih
ekonomis dibagi dengan jumlah lembar saham biasa yang beredar. Kekayaan
bersih ekonomis merupakan selisih total aktiva dengan total kewajiban. Harga
pasar adalah harga yang terbentuk di pasar jual beli saham. Harga teoritis
adalah harga saham yang seharusnya terjadi, sedangkan harga nominal adalah
jumlah permintaan dan penawaran akan saham yang terjadi di pasar bursa.
Seperti yang dikemukakan oleh Martono dan Harjito (2007; 373), ”Harga
bunga, valuta asing, dana asing, indeks harga saham gabungan, dan rumors.”
(Harianto dan Sudomo dalam Uni, 2006: 5). Dengan meningkatnya harga
saham tentunya return saham yang diterima investor juga meningkat. Untuk
1. Saham perusahaan yang beroperasi dalam hal-hal yang halal dan baik,
modalnya bersih dari riba dan penyucian harta kotor serta tidak
2. Saham perusahaan yang yang beroperasi dalam hal yang diharamkan dan
yang haram.
saham tersebut.
1. Saham perusahaan yang beroperasi dalam hal-hal yang halal dan baik,
produksinya.
Menanam saham dalam perusahaan seperti ini adalah boleh secara syari’,
yang diraih dan kesuksesan yang bisa dihindari dengan saham tersebut.
untuk memerangi umat Islam, baik berupa senjata atau lainnya, dan jenis-
50
jenis usaha lainnya yang telah dinash oleh syariah Islam atas
keharamannya.
Begitu juga jika modal perusahaan tersebut berasal dari riba atau dari riba
harta kotor dan pendapatan dari kejahatan seperti harta hasil curian,
penipuan dan yang sejenisnya. Hal yang sama juga berlaku jika saham
3. Saham perusahaan yang bercampur antara yang halal dan haram, seperti
jika aktifitas dan modal perusahaan tersebut halal, hanya saja perusahaan
Perusahaan seperti ini sangat banyak dijumpai dewasa ini, bahkan sedikit
sekali kita dapati aktifitas yang murni halal karena dominannya sistem
sehingga tidak ada satu perusahaan pun atau suatu aktifitas pun yang bisa
perkara yang haram atau sesuatu yang halal, karena sesuatu yang halal dan
yang haram jika berkumpul maka dimenangkan yang haram. Mereka yang
serta pendapat-pendapat para salaf yang mengajak kepada kewaraan dari yang
Jakarta Islamic Index atau biasa disebut JII adalah salah satu indeks
saham yang ada di Indonesia yang menghitung index harga rata-rata saham
tidak lepas dari kerja sama antara Pasar Modal Indonesia (dalam hal ini PT
digabungkan dengan bursa konvensional seperti Bursa Efek Jakarta dan Bursa
Efek Surabaya. Setiap periodenya, saham yang masuk JII berjumlah 30 (tiga
puluh) saham yang memenuhi kriteria syariah. JII menggunakan hari dasar
bernilai 100 (nilai ini merupakan nilai dasar). Perhitungan JII dilakukan oleh
syariah. Dengan kata lain, JII menjadi pemandu bagi investor yang ingin
ribawi. Selain itu, JII menjadi tolak ukur kinerja (benchmark) dalam memilih
_Islamic_Index)
Pengawas Syariah PT DIM, ada 4 syarat yang harus dipenuhi agar saham-
1) Saham dipilih harus sudah tercatat paling tidak 3 bulan terakhir, kecuali
2) Mempunyai rasio utang terhadap aktiva tidak lebih dari 90% di laporan
3) Dari yang masuk kriteria nomer 1 dan 2, dipilih 60 saham dengan urutan-
penentuan komponen indeks pada awal bulan Januari dan Juli setiap
prinsip syariah akan dikeluarkan dari indeks. Sedangkan saham emiten yang
dikeluarkan akan diganti oleh saham emiten lain. Semua prosedur tersebut
perdagangan reguler yang tinggi dan tingkat kapitalisasi pasar yang rendah.
Perusahaan
Laporan Keuangan
keputusan investasi bagi investor di pasar modal. Laporan keuangan ini akan
solvabilitas dan rasio likuiditas. Adapun variabel yang digunakan dari beberapa
rasio tersebut adalah. ROA, EPS, DPS, Acid Test Ratio atau Quick Ratio dan
Debt Ratio. Dari hasil analisis laporan keuangan untuk menilai kinerja
saham pada perusahaan yang listing di Jakarta Islamic Index JII periode 2007-
2009.
2.4 Hipotesis
berikut:
DPS, Acid Test Ratio atau Quick Ratio dan Debt Ratio) secara parsial
Index (JII).
Gambar 2.4
Kerangka Konseptual
ROA (X1)
EPS (X2)
BAB III
METODE PENELITIAN
Data penelitian ini berupa data sekunder, jadi untuk lokasi penelitian
yang akan peneliti lakukan adalah mengambil data company profile, laporan
data sebanyak-banyaknya dari populasi yang luas, tetapi dengan mudah dapat
listing di Jakarta Islamic Index (JII) mulai tahun 2007 sampai dengan akhir
78).
juga oleh penarikan sampel. Sebab apabila sampel yang diambil salah, maka
hasil sebaik mungkin (Masyhuri dan Zainuddin, 2008: 167). Dalam penelitian
a) Saham perusahaan yang tetap aktif di JII selama periode Januari 2007
sebagai berikut:
59
Tabel 3.1
Sampel Penelitian
Sumber data penelitian terdiri dari sumber data primer dan sekunder
(Indriantoro dan Supomo, 2002: 146). Data penelitian ini menggunakan data
dari periode 2007 sampai 2009, Penelitian ini menggunakan data sekunder
perusahaan- perusahaan yang listing di JII. Data sekunder adalah data yang
diperoleh dalam bentuk jadi, dikumpulkan, dan diolah oleh pihak lain, biasanya
yang dipublikasikan, dan harga saham. Sumber data utama yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data yang bersifat kuantitatif yaitu data yang
variabel yang diwakilinya. Sebagian data bersifat kualitatif yaitu data yang
bukan berbentuk angka. Sumber data dalam penelitian ini merupakan data
60
sekunder dimana data telah tersedia di laporan keuangan yang terdapat dalam
atau arsip–arsip yang relevan dengan masalah yang diteliti misalnya laporan
keuangan, data tentang perusahaan, dll. Data sukender yang dibutuhkan yang
metode yang dilakukan dengan cara mencari teori–teori yang relevan dengan
variabel -variabel tersebut terdiri dari dua variabel independen dan satu
ROA =
EPS =
= x
diterima oleh investor pada setiap lembar saham yang dimiliki. Dengan
DPS =
d. Acid Test Ratio atau Quick Ratio sebagai variabel independen ketujuh
(X4)
direalisir menjadi uang kas dan menganggap bahwa piutang segera dapat
likuid dari pada piutang (Munawir, 2007: 74). Dengan demikian Acid Test
oleh kreditur. Semakin tinggi debt ratio semakin besar jumlah modal
63
Debt Ratio =
digunakan adalah harga saham sebagai variabel (Y). Harga saham dalam
penelitian ini adalah rata-rata harga saham pada saat closing price.
penelitian, maka diperlukan metode analisis data yang benar. Metode analisa
distribusi normal atau tidak. Proses uji normalitas data dilakukan dengan
independent, dimana :
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti
normalitas.
melakukan analisis. Model asumsi klasik telah terpenuhi bila (Uni, 2006: 46-
49):
a. Uji Multikolinearitas
pada suatu model regresi adalah dengan melihat nilai tolerance dan VIF
1. Jika nilai tolerance > 0.10 dan VIF < 10, maka dapat diartikan bahwa
2. Jika nilai tolerance < 0.10 dan VIF > 10, maka dapat diartikan bahwa
b. Uji Heteroskedastisitas
heteroskedastisitas.
dengan semua variabel bebas. Bila signifikansi hasil korelasi lebih kecil dari
c. Autokorelasi
observasi yang tersusun dalam rangkaian waktu atau yang tersusun dalam
autokorelasi dalam suatu model regresi adalah varians sampel tidak dapat
Handoko, 2008:41):
a) Jika nilai D-W dibawah 0 sampai 1,5 berarti ada Autokorelasi positif;
b) Jika nilai D-W diantara 1,5 sampai 2,5 berarti tidak ada Autokorelasi;
c) Jika nilai D-W diatas 2,5 sampai 4 berarti ada Autokorelasi negatif.
3. Analisis Regresi
(EPS), Deviden Per Share (DPS), Acid Test Ratio atau Quick Ratio dan Debt
Adapun bentuk model yang akan diuji dalam penelitian ini, yaitu:
Dimana:
α = Konstanta
X1 = ROA
X2 = EPS
X3 = DPS
67
X5 = Debt Ratio
e = Faktor pengganggu
Uni, 2006: 45 ):
4. Pengujian Hipotesis
1) Jika thitung < ttabel (n-k-1), maka Ho diterima artinya variabel independent
(ROA, EPS, DPS, Acid Test Ratio atau Quick Ratio dan Debt Ratio) tidak
2) Jika thitung > ttabel (n-k-1), maka Ho ditolak dan menerima Ha artinya
variabel independent (ROA, EPS, DPS, Acid Test Ratio atau Quick Ratio
Saham).
pengaruh dari seluruh variabel independent (ROA, EPS, DPS, Acid Test
Ratio atau Quick Ratio dan Debt Ratio) secara bersama-sama atau simultan
cara membandingkan nilai F kritis (Ftabel) dengan (Fhitung) yang terdapat pada
(k-1) dimana n adalah jumlah observasi, kriteria uji yang digunakan adalah:
1) Jika Fhitung < Ftabel (k-1, n-k), maka Ho diterima artinya secara statistik
Test Ratio atau Quick Ratio dan Debt Ratio) tidak berpengaruh terhadap
2) Jika Fhitung > Ftabel (k-1, n-k), maka Ho ditolak dan Ha (Hipotesis
variabel independent (ROA, EPS, DPS, Acid Test Ratio atau Quick
Saham).
2
5. Koefisien Determinasi (R )
digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara dua variabel. Nilai
pengaruh antara dua variabel yaitu variabel independent (ROA, EPS, DPS,
Acid Test Ratio atau Quick Ratio dan Debt Ratio ) dan variabel dependent
2
(Harga Saham) dari hasil perhitungan tertentu. Sedangkan r digunakan untuk
BAB IV
yaitu Jakarta Islamic Index (JII). Indeks ini dimaksudkan untuk digunakan
sebagai tolok ukur (benchmark) untuk mengukur kinerja suatu investasi pada
Indeks ini terdiri dari 30 saham yang sesuai dengan syariah Islam dan
merupakan tolok ukur kinerja suatu investasi saham berbasis syariah. Syarat
ditekankan pada jenis usaha emiten yang tidak boleh bertentangan dengan
syariah Islam. Dari sisi industri seperti bukan usaha yang tergolong judi,
barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat (Subagja dalam
bukan mayoritas dari hutang. Maka saham-saham JII ini pada umumnya
mempunyai struktur modal yang sehat dan tidak terbebani bunga hutang
indeks lainnya hanya ada sedikit kriteria syariah tersebut. Indeks JII seperti
indeks modern lainnya, bersifat dinamis dalam arti secara periodik di update
agar senantiasa responsif dengan pergerakan pasar dan sesuai dengan syariah.
pemilihan saham dalam JII melibatkan pihak Dewan Pengawas Syariah PT.
menjadi PT. Astra Agro Niaga berdasarkan Akta perubahan No. 9 tanggal 4
dalam bidang perkebunan dan industri kelapa sawit dan karet. Kantor pusat
Perusahaan dan anak perusahaan (Grup) berlokasi di Jalan Pulo Ayang Raya
sawit Perusahaan seluas 4.059 hektar (2007: kelapa sawit dan karet masing-
dan Sulawesi.
dalam Tambahan No. 36, Berita Negara No. 56, tanggal 5 Juli 1968. Pada
jasa lainnya yang berkaitan dengan bahan galian tersebut. Perusahaan mulai
Indonesia pada tanggal 26 Juni 1973 berdasarkan Akta No. 130 dan No. 103
Desember 1979.
didirikan pada tanggal 25 Juli 1968 dengan akta notaris Eliza Pondaag, No.
dalam Surat Keputusan No. JA5/69/18 tanggal 26 Juli 1968 dan diumumkan
Suselo, S.H., No. 227. Akta pendirian tersebut disahkan oleh Menteri
Negara Republik Indonesia. No. 57, Tambahan No. 946 tanggal 16 Juli
No. 6 Tahun 1968 yang telah diubah dengan undang-undang N0. 12 Tahun
3 pada tanggal 10 September 1966. Akta pendirian ini telah disahkan oleh
Tambahan No. 234, Berita Negara Republik Indonesia N0. 102 pada tanggal
perusahaan meliputi, antara lain usaha dalam bidang industry dan distribusi
produk farmasi (obat-obat bagi manusia dan hewan). Saat ini, perusahaan
Gedung KALBE, Jl. Let. Jend. Suprapto Kav. 4, Cempaka Putih, Jakarta
Silicon, Jl. M.H. Thamrin, Blok A3-1, Lippo Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.
76
Pemerintah No. 42 tahun 1980 dengan Akta Notaris Mohamad Ali No. 1,
yang telah diubah dengan Akta Notaris No. 5 tanggal 6 Maret 1984 dan No.
51 tanggal 29 Mei 1985 dari notaris yang sama. Akta pendirian dan
diumumkan dalam Berita Negara No. 33, Tambahan No. 550, tanggal 25
April 1986.
pembangkit listrik tenaga uap baik untuk keperluan sendiri ataupun pihak
lain dan memberikan jasa-jasa konsultasi dan rekayasa dalam bidang yang
olahannya.
surat elektronik, dan jasa komunikasi bergerak dan seluler. Pada tahun 1995,
Perusahaan telah melakukan kerja sama dengan para mitra usaha dalam
lima dari tujuh divisi regional (Divre) melalui pola Kerja Sama Operasi
(KSO).
Desember 1933 dengan nama Lever’s Zeepfabrieken N.V. dengan akta No.
1933, didaftarkan di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada
minuman dengan bahan pokok the dan minuman dengan sari buah.
78
1) Harga Saham
merupakan nilai intrinsik dari suatu saham tersebut. Harga saham juga
Harga saham dalam penelitian ini adalah rata-rata harga saham pada
saat closing price tiap perusahaan yang listing di Jakarta Islamic Index (JII)
dari tahun 2007 sampai tahun 2009 yang diambil sebagai sampel penelitian.
Tabel 4.1
Harga saham tiap perusahaan periode 2007 sampai 2009
7 PT. Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk 6.473 10.940 11.942 9.785
Nickel Indonesia, Tbk yaitu sebesar Rp. 23.745 sedangkan rata-rata harga
saham terendah adalah PT. Kalbe Farma, Tbk yaitu sebesar Rp. 1.030. Rata-
rata perubahan harga saham pada tahun 2007 sampai 2009 mengalami
Tabel 4.2
Return On Asset (ROA) tiap perusahaan periode 2007 sampai 2009
ROA (%)
No Nama Perusahaan
2007 2008 2009 Rata2
7 PT. Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk 18,25 27,97 33,77 26,66
tertinggi selama tahun penelitian adalah PT. Unilever, Tbk yaitu sebesar
38,17% sedangkan rata-rata ROA terendah adalah PT. Bumi Resources, Tbk
yaitu sebesar 12,55%. Rata-rata ROA dari tahun 2007 sampai 2009 terus
Earning Per Share (EPS) atau laba per lembar saham menggambarkan
saham dengan jumlah lembar saham yang beredar dari perusahaan. Pada
pemegang saham sangat tertarik akan Earning Per Share (EPS), karena hal
saham biasa. Para calon pemegang saham tertarik dengan Earning Per
Share yang besar, karena hal ini merupakan salah satu indikator
Tabel 4.3
Earning Per Share (EPS) tiap perusahaan periode 2007 sampai 2009
EPS (Rp)
No Nama Perusahaan
2007 2008 2009 Rata2
7 PT. Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk 315,18 741,18 1.183,84 746,73
adalah Rp. 516,40, Perusahaan sampel yang memiliki rata-rata EPS tertinggi
selama tahun penelitian adalah PT. Astra Agro Lestari, Tbk yaitu sebesar
Rp. 1.326,16 sedangkan rata-rata EPS terendah adalah PT. Kalbe Farma,
Tbk yaitu sebesar Rp. 76,85. Rata-rata EPS dari tahun 2007 sampai 2009
terus mengalami penurunan, yaitu dari Rp. 535,41 menjadi Rp. 486,76.
pertumbuhan pendapatan saat ini dan masa yang akan datang. Pada akhirnya
harga saham akan mengikuti naik turun besarnya deviden yang dibagikan.
tanda tersedianya laba saat ini dan masa mendatang. Dengan anggapan
tersebut, harga saham akan menjadi turun, karena banyak pemegang saham
dividen yang akan diterima oleh investor pada setiap lembar saham yang
dimiliki.
83
Tabel 4.4
Deviden Per Share (DPS) tiap perusahaan periode 2007 sampai 2009
DPS (Rp)
No Nama Perusahaan
2007 2008 2009 Rata2
7 PT. Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk 105,39 164,97 437,26 235,87
DPS tertinggi selama tahun penelitian adalah PT. Astra Agro Lestari, Tbk
yaitu sebesar Rp. 590 sedangkan rata-rata DPS terendah adalah PT. Kalbe
Farma, Tbk yaitu sebesar Rp. 10,83. Rata-rata DPS dari tahun 2007 sampai
2009 terus mengalami penurunan, yaitu dari Rp. 283,21 menjadi Rp.
199,23.
5) Quick Ratio
direalisir menjadi uang kas dan menganggap bahwa piutang segera dapat
likuid dari pada piutang (Munawir, 2007: 74). Persediaan merupakan unsur
harga dan unsur aktiva lancar ini sering menimbulkan kerugian jika terjadi
likuidasi. Jadi Quick Ratio lebih baik dalam mengukur kemampuan suatu
Tabel 4.5
Quick Ratio tiap perusahaan periode 2007 sampai 2009
7 PT. Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk 3,77 3,35 4,62 3,91
Quick Ratio tertinggi selama tahun penelitian adalah PT. Aneka Tambang
85
(Persero), Tbk yaitu sebesar 5,17 Kali sedangkan rata-rata Quick Ratio
terendah adalah PT. Telekomunikasi, Tbk yaitu sebesar 0,62 Kali. Rata-rata
Quick Ratio dari tahun 2007 sampai 2009 terus mengalami kenaikan, yaitu
6) Debt Ratio
Rasio ini mengukur berapa besar aktiva perusahaan yang dibiayai oleh
kreditur. Semakin tinggi Debt Ratio semakin besar jumlah modal pinjaman
Tabel 4.6
Debt Ratio tiap perusahaan periode 2007 sampai 2009
7 PT. Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk 0,32 0,33 0,28 0,31
Debt Ratio tertinggi selama tahun penelitian adalah PT. Bumi Resources,
Tbk yaitu sebesar 0,67 Kali sedangkan rata-rata Debt Ratio terendah adalah
PT. Astra Agro Lestari, Tbk sebesar 0,18 Kali. Rata-rata Debt Ratio tahun
2008 mengalami kenaikan dari 0,34 kali menjadi 0,35, sedangkan rata-rata
baik.
a. Uji Normalitas
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah berdistribusi normal.
Tabel 4.7
Uji Normalitas
Unstandardized Residual
N 27
Normal Parameters(a,b) Mean ,0000000
Std. Deviation ,15591576
Most Extreme Differences Absolute ,117
Positive ,117
Negative -,067
Kolmogorov-Smirnov Z ,610
Asymp. Sig. (2-tailed) ,850
Sumber: Data sekunder diolah peneliti
87
Hasil uji normalitas pada penelitian ini dapat juga dilihat pada
Gambar 4.1
Grafik Normal P-plot (Asumsi Normalitas)
,8
Expected Cum Prob
,5
,3
0,0
0,0 ,3 ,5 ,8 1,0
Dari tabel 4.2.1, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,850 > 0,05,
1) Multikolinearitas
korelasi antar variabel bebas. Jika terjadi korelasi yang signifikan antar
Tabel 4.8
Uji Multikolinearitas
semua variabel bebas (ROA, EPS, DPS, Quick Ratio dan Debt Ratio) tidak
lebih dari 10 dan nilai Tolerancenya tidak kurang dari 0,1. Hal ini
digunakan.
2) Heteroskedastisitas
adalah model regresi yang memiliki persamaan varians dari residual untuk
Tabel 4.9
Uji Heteroskedastisitas
ABS_RES
Spearman's rho ROA Correlation Coefficient ,132
Sig. (2-tailed) ,510
N 27
EPS Correlation Coefficient ,056
Sig. (2-tailed) ,783
N 27
DPS Correlation Coefficient -,030
Sig. (2-tailed) ,883
N 27
Quick Ratio Correlation Coefficient ,311
Sig. (2-tailed) ,114
N 27
Debt Ratio Correlation Coefficient -,158
Sig. (2-tailed) ,431
N 27
Sumber: Data sekunder diolah peneliti
variabel bebas (ROA, EPS, DPS, Quick Ratio dan Debt Ratio) lebih besar
dari 0,05 (5%). Hal ini menunjukkan bahwa variabel yang diuji tidak
Artinya tidak ada korelasi antara besarnya data dengan residual sehingga
pula.
3) Autokorelasi
model regresi linear ada korelasi antar kesalahan penganggu pada periode t
Tabel 4.10
Uji Autokorelasi
1,597. Nilai tersebut berada antara 1,5 sampai 2,5. Hal ini menunjukkan
c. Analisis Regresi
memenuhi uji normalitas dan uji asumsi klasik antara variabel bebas (ROA,
EPS, DPS, Quick Ratio dan Debt Ratio) terhadap variabel terikat (harga
pengaruh antara kedua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Tabel 4.11
Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients t Sig.
Model Std. Keputusan
B Error Beta
1 (Constant) 1,695 ,236 7,190 ,000
ROA ,000 ,145 ,000 -,002 ,998 Tidak Signifikan
EPS ,555 ,152 ,547 3,645 ,002 Signifikan
DPS ,313 ,099 ,422 3,173 ,005 Signifikan
Quick Ratio -,057 ,142 -,046 -,397 ,695 Tidak Signifikan
Debt Ratio ,023 ,239 ,011 ,097 ,923 Tidak Signifikan
R = 0,928
R Square = 0,862
Adjusted R Square = 0,829
Fhitung = 26,138
Ftabel = 2,68
Sig. F = 0,000
α = 5%
Sumber: Hasil Olahan Data Primer, 2011
1) Konstanta
bahwa jika tidak ada variabel ROA, EPS, DPS, Quick Ratio dan Debt
ROA naik satu-satuan maka harga saham akan naik sebesar 0,001 satuan,
92
dalam hal ini faktor lain yang mempengaruhi harga saham dianggap
konstan.
EPS naik satu-satuan maka harga saham akan naik sebesar 0,555 satuan,
dalam hal ini faktor lain yang mempengaruhi harga saham dianggap
konstan.
DPS naik satu-satuan maka harga saham akan naik sebesar 0,313 satuan,
dalam hal ini faktor lain yang mempengaruhi harga saham dianggap
konstan.
apabila Quick Ratio naik satu-satuan maka harga saham akan turun
sebesar 0,057 satuan, dalam hal ini faktor lain yang mempengaruhi harga
Debt Ratio naik satu-satuan maka harga saham akan naik sebesar 0,023
satuan, dalam hal ini faktor lain yang mempengaruhi harga saham
dianggap konstan.
93
d. Uji Hipotesis
berikut:
Tabel 4.12
Ringkasan Hasil Perhitungan Statistik Uji Hipotesis
a) Uji t (Parsial)
Dari hasil uji t pada tabel 4.2.6, dapat disimpulkan bahwa secara
adalah variabel EPS dan DPS. Hal ini disebabkan nilai signifikansi EPS
sebesar 0,002 dan DPS sebesar 0,005 yang keduanya dengan tingkat
Ratio dan Debt Ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham karena
b) Uji F (Simultan)
Dari hasil uji F pada tabel 4.2.6, di dapat nilai Fhitung 26,138
sebesar sedangkan Ftabel yaitu F(5,21); (0,05) didapat nilai 2,68 sehingga
Fhitung > Ftabel dan signifikansi pada tingkat 0,000 pada taraf 5% (p <
H0 di tolak.
nilai beta sebesar 0,547 atau yang tertinggi di antara variabel bebas
independent (ROA, EPS, DPS, Acid Test Ratio atau Quick Ratio dan Debt
Ratio) dan variabel dependent (Harga Saham), dapat dilihat hasil Koefisien
Determinasi.
(Adjusted R Square) sebesar 0,829. Hal ini berarti bahwa variabel bebas
lain.
Pada tahun 2007 Return On Asset (ROA) PT. Astra Agro Lestari,
Tbk sebesar 36,87%, sedangkan Earning Per Share (EPS) sebesar Rp.
1.253,17, Deviden Per Share (DPS) sebesar Rp.420, Quick Ratio Sebesar
1,20 kali dan Debt Ratio sebesar 0,21 kali. Pada tahun 2008 Return On
Asset (ROA) sebesar 40,35%, Earning Per Share (EPS) sebesar Rp.
1.670,76, Deviden Per Share (DPS) sebesar Rp. 975, Quick Ratio Sebesar
1,18 kali dan Debt Ratio sebesar 0,18 kali. Pada tahun 2009 Return On
96
Asset (ROA) sebesar 21,93%, Earning Per Share (EPS) sebesar Rp.
1.054,55, Deviden Per Share (DPS) sebesar Rp. 375, Quick Ratio Sebesar
Pada tahun 2008, rasio profitabilitas PT. Astra Agro Lestari, Tbk
yang diukur dengan ROA, EPS dan DPS mengalami kenaikan. Hal ini
yang diukur dengan Debt Ratio juga mengalami penurunan, hal ini
profitabilitas yang diukur dengan ROA, EPS dan DPS mungkin disebabkan
dilihat dari Quick Ratio perusahaan yang menurun. Hal ini berarti
Pada tahun 2009, rasio profitabilitas PT. Astra Agro Lestari, Tbk
yang diukur dengan ROA, EPS dan DPS mengalami penurunan. Hal ini
menunjukkan kinerja suatu perusahaan menurun, hal ini dapat dilihat dari
Rasio likuiditas yang diukur dengan Quick Ratio mengalami penurunan, hal
97
semakin baik karena aktiva perusahaan tidak banyak dibiayai dengan utang.
Penurunan rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA, EPS dan DPS
jangka pendeknya menurun, ini juga karena aktiva perusahaan tidak banyak
(Persero), Tbk sebesar 42,50%, sedangkan Earning Per Share (EPS) sebesar
Rp. 536,67, Deviden Per Share (DPS) sebesar Rp 65,12, Quick Ratio
Sebesar 3,70 kali dan Debt Ratio sebesar 0,27 kali. Pada tahun 2008 Return
On Asset (ROA) sebesar 13,35%, Earning Per Share (EPS) sebesar Rp.
143,43, Deviden Per Share (DPS) sebesar Rp. 215,23, Quick Ratio Sebesar
6,10 kali dan Debt Ratio sebesar 0,21 kali. Pada tahun 2009 Return On
Asset (ROA) sebesar 6,08%, Earning Per Share (EPS) sebesar Rp. 63,35,
Deviden Per Share (DPS) sebesar Rp. 57,37, Quick Ratio Sebesar 5,71 kali
Tbk yang diukur dengan ROA, EPS mengalami penurunan sedangkan DPS
Rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA, EPS dan DPS mungkin
hal ini dapat dilihat dari Quick Ratio yang over likuid. Seharusnya
Tbk yang diukur dengan ROA, EPS dan DPS mengalami penurunan. Hal ini
dengan ROA, EPS dan DPS disebabkan karena aktiva perusahaan yang
Pada tahun 2007 Return On Asset (ROA) PT. Bumi Resources, Tbk
sebesar 27,98%, sedangkan Earning Per Share (EPS) sebesar Rp. 366,70,
Deviden Per Share (DPS) sebesar Rp. 76,10, Quick Ratio Sebesar 1,24 kali
dan Debt Ratio sebesar 0,50 kali. Pada tahun 2008 Return On Asset (ROA)
sebesar 7,10%, Earning Per Share (EPS) sebesar Rp. 357,99, Deviden Per
Share (DPS) sebesar Rp. 52,34, Quick Ratio Sebesar 0,70 kali dan Debt
Ratio sebesar 0,71 kali. Pada tahun 2009 Return On Asset (ROA) sebesar
2,57%, Earning Per Share (EPS) sebesar Rp. 90,42, Deviden Per Share
(DPS) sebesar Rp. 46,08, Quick Ratio Sebesar 0,88 kali dan Debt Ratio
Pada tahun 2008 dan 2009, rasio profitabilitas PT. Bumi Resources,
Tbk yang diukur dengan ROA, EPS dan DPS mengalami penurunan. Hal ini
menunjukkan kinerja suatu perusahaan menurun, hal ini dapat dilihat dari
Rasio likuiditas yang diukur dengan Quick Ratio mengalami penurunan, hal
solvabilitas yang diukur dengan Debt Ratio mengalami kenaikan, hal ini
100
perusahaan, hal ini dapat dilihat dari Quick Ratio yang setiap tahun menurun
dan Debt Ratio yang mengalami kenaikan, ini berarti aktiva perusahaan
sebesar Rp. 1.116, Deviden Per Share (DPS) sebesar Rp. 1.375,19, Quick
Ratio Sebesar 1,98 kali dan Debt Ratio sebesar 0,27 kali. Pada tahun 2008
Return On Asset (ROA) sebesar 19,49%, Earning Per Share (EPS) sebesar
Rp. 444, Deviden Per Share (DPS) sebesar Rp. 251,31, Quick Ratio Sebesar
3,32 kali dan Debt Ratio sebesar 0,17 kali. Pada tahun 2009 Return On
Asset (ROA) sebesar 8,36%, Earning Per Share (EPS) sebesar Rp. 190,
Deviden Per Share (DPS) sebesar Rp. 105,31, Quick Ratio Sebesar 5,88 kali
Nickel Indonesia, Tbk yang diukur dengan ROA, EPS dan DPS mengalami
penurunan. Hal ini menunjukkan kinerja suatu perusahaan menurun, hal ini
juga menurun. Rasio likuiditas yang diukur dengan Quick Ratio mengalami
101
terjadi over likuid, sedangkan rasio solvabilitas yang diukur dengan Debt
yang semakin baik karena aktiva perusahaan tidak banyak dibiayai dengan
utang.
perusahaan, hal ini dapat dilihat dari Quick Ratio yang over likuid.
Prakarsa, Tbk sebesar 9,76%, sedangkan Earning Per Share (EPS) sebesar
Rp. 266,24, Deviden Per Share (DPS) sebesar Rp. 30, Quick Ratio Sebesar
1,61 kali dan Debt Ratio sebesar 0,31 kali. Pada tahun 2008 Return On
Asset (ROA) sebesar 15,47%, Earning Per Share (EPS) sebesar Rp. 474,16,
Deviden Per Share (DPS) sebesar Rp. 40, Quick Ratio Sebesar 1,01 kali dan
Debt Ratio sebesar 0,24 kali. Pada tahun 2009 Return On Asset (ROA)
sebesar 20,69%, Earning Per Share (EPS) sebesar Rp. 746,12, Deviden Per
Share (DPS) sebesar Rp. 150, Quick Ratio Sebesar 2,29 kali dan Debt Ratio
Tunggal Prakarsa, Tbk yang diukur dengan ROA, EPS dan DPS mengalami
likuiditas yang diukur dengan Quick Ratio pada tahun 2008 mengalami
penurunan dan pada pada tahun 2009 mengalami kenaikan di atas rata-rata,
hal ini menunjukkan kinerja perusahaan yang kurang baik di lihat dari
solvabilitas yang diukur dengan Debt Ratio juga mengalami penurunan, hal
meningkat, ini juga dapat dilihat dari Quick Ratio perusahaan yang
Pada tahun 2007 Return On Asset (ROA) PT. Kalbe Farma, Tbk
sebesar 13,73%, sedangkan Earning Per Share (EPS) sebesar Rp. 69,49,
Deviden Per Share (DPS) sebesar Rp. 10, Quick Ratio Sebesar 3,09 kali dan
Debt Ratio sebesar 0,22 kali. Pada tahun 2008 Return On Asset (ROA)
103
sebesar 12,39%, Earning Per Share (EPS) sebesar Rp. 69,60, Deviden Per
Share (DPS) sebesar Rp. 10, Quick Ratio Sebesar 2,05 kali dan Debt Ratio
sebesar 0,24 kali. Pada tahun 2009 Return On Asset (ROA) sebesar 14,33%,
Earning Per Share (EPS) sebesar Rp. 91,47, Deviden Per Share (DPS)
sebesar Rp. 12,50, Quick Ratio Sebesar 2 kali dan Debt Ratio sebesar 0,26
kali.
Pada tahun 2008, rasio profitabilitas PT. Kalbe Farma, Tbk yang
kenaikan dan DPS tetap. Rasio likuiditas yang diukur dengan Quick Ratio
yang diukur dengan Debt Ratio juga mengalami kenaikan, hal ini
Pada tahun 2009, rasio profitabilitas PT. Kalbe Farma, Tbk yang
diukur dengan ROA, EPS dan DPS mengalami kenaikan. Rasio likuiditas
rasio solvabilitas yang diukur dengan Debt Ratio juga mengalami kenaikan,
hal ini menunjukkan keadaan perusahaan yang kurang baik karena aktiva
yang diukur dengan ROA, EPS dan DPS mungkin disebabkan karena
keuntungan, sehingga laba bersihnya meningkat, ini juga dapat dilihat dari
Bukit Asam, Tbk sebesar 18,25%, sedangkan Earning Per Share (EPS)
sebesar Rp. 315,18, Deviden Per Share (DPS) sebesar Rp. 105,39, Quick
Ratio Sebesar 3,77 kali dan Debt Ratio sebesar 0,32 kali. Pada tahun 2008
Return On Asset (ROA) sebesar 27,97%, Earning Per Share (EPS) sebesar
Rp. 741,18, Deviden Per Share (DPS) sebesar Rp. 164,97, Quick Ratio
Sebesar 3,35 kali dan Debt Ratio sebesar 0,33 kali. Pada tahun 2009 Return
On Asset (ROA) sebesar 33,77%, Earning Per Share (EPS) sebesar Rp.
1.183,84, Deviden Per Share (DPS) sebesar Rp. 437,26, Quick Ratio
Batubara Bukit Asam, Tbk yang diukur dengan ROA, EPS dan DPS
Rasio likuiditas yang diukur dengan Quick Ratio pada tahun 2008 dan 2009
rasio solvabilitas yang diukur dengan Debt Ratio pada tahun 2008
lebih menyukai Debt Ratio yang rendah karena dalam keadaan demikian
tersedia dana penyangga yang besar bagi kreditur apabila terjadi likuidasi.
meningkat, ini juga dapat dilihat dari Debt Ratio perusahaan yang menurun,
sebesar Rp. 637,75, Deviden Per Share (DPS) sebesar Rp 252,09, Quick
Ratio Sebesar 0,76 kali dan Debt Ratio sebesar 0,48 kali. Pada tahun 2008
Return On Asset (ROA) sebesar 11,64%, Earning Per Share (EPS) sebesar
Rp. 526,76, Deviden Per Share (DPS) sebesar Rp. 398,54, Quick Ratio
Sebesar 0,52 kali dan Debt Ratio sebesar 0,52 kali. Pada tahun 2009 Return
On Asset (ROA) sebesar 11,62%, Earning Per Share (EPS) sebesar Rp.
562,11, Deviden Per Share (DPS) sebesar Rp. 289,72, Quick Ratio Sebesar
Tbk yang diukur dengan ROA, EPS mengalami penurunan sedangkan DPS
lancarnya, sedangkan rasio solvabilitas yang diukur dengan Debt Ratio juga
Rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA, EPS dan DPS mungkin
kewajiban-kewajiban perusahaan, hal ini dapat dilihat dari Debt Ratio naik,
Tbk yang diukur dengan ROA, EPS mengalami penurunan sedangkan DPS
lancarnya, sedangkan rasio solvabilitas yang diukur dengan Debt Ratio juga
107
semakin baik karena aktiva perusahaan tidak banyak dibiayai dengan utang.
Penurunan Rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA, EPS dan DPS
semakin baik.
Tbk sebesar 36,84%, sedangkan Earning Per Share (EPS) sebesar Rp.
257,49, Deviden Per Share (DPS) sebesar Rp. 215, Quick Ratio Sebesar
0,76 kali dan Debt Ratio sebesar 0,49 kali. Pada tahun 2008 Return On
Asset (ROA) sebesar 37,01%, Earning Per Share (EPS) sebesar Rp. 315,50,
Deviden Per Share (DPS) sebesar Rp. 262, Quick Ratio Sebesar 0,59 kali
dan Debt Ratio sebesar 0,52 kali. Pada tahun 2009 Return On Asset (ROA)
sebesar 40,67%, Earning Per Share (EPS) sebesar Rp. 398,97, Deviden Per
Share (DPS) sebesar Rp. 320, Quick Ratio Sebesar 0,65 kali dan Debt Ratio
yang diukur dengan ROA, EPS dan DPS mengalami kenaikan. Hal ini
Kreditor lebih menyukai Debt Ratio yang rendah karena dalam keadaan
demikian tersedia dana penyangga yang besar bagi kreditur apabila terjadi
likuidasi. Kenaikan rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA, EPS dan
meningkat, ini juga dapat dilihat dari Quick Ratio perusahaan yang
yang diukur dengan ROA, EPS dan DPS mengalami kenaikan. Hal ini
lebih menyukai Debt Ratio yang rendah karena dalam keadaan demikian
tersedia dana penyangga yang besar bagi kreditur apabila terjadi likuidasi.
Kenaikan rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA, EPS dan DPS
juga dapat dilihat dari Debt Ratio perusahaan yang menurun, ini berarti
memperoleh gambaran hasil penelitian yang lebih jelas akan ditelaah lebih
lanjut setiap data hasil perhitungan. Hasil estimasi dengan model regresi
yaitu ROA, EPS, DPS, Quick Ratio dan Debt Ratio secara bersama-sama
keuangan perusahaan yaitu ROA, EPS, DPS, Quick Ratio dan Debt Ratio
Hasil analisis regresi dalam uji F (Simultan), didapat nilai Fhitung >
Ftabel yaitu 26,138 > 2,68 dan berada pada tingkat signifikansi 0,000.
Sehingga didapat kesimpulan bahwa variabel ROA, EPS, DPS, Quick Ratio
sangat nyata terhadap harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa secara
110
bersama-sama variabel ROA, EPS, DPS, Quick Ratio dan Debt Ratio
mampu digunakan sebagai alat estimasi harga saham. Hal ini mendukung
pengaruh variabel bebas (ROA, EPS, DPS, Quick Ratio dan Debt Ratio)
berikut:
Dari hasil uji t diperoleh nilai thitung sebesar -0,002 dengan nilai
signifikansi 0,998 pada taraf 5% (p > 0,05), yang artinya secara parsial
ini menolak penelitian yang telah dilakukan oleh Silalahi (1991) yang
Semakin besar ROA atau ROI menunjukkan kinerja yang semakin baik,
Handoko (2008), Anita Ardiani (2007), dan Noer Sasongko & Nila
Dari hasil uji t diperoleh nilai thitung sebesar 3,645 dengan nilai
signifikansi 0,002 pada taraf 5% (p < 0,05), yang artinya secara parsial
variabel EPS berpengaruh terhadap harga saham. Variabel bebas EPS juga
Dewi Kumala sari yang menyatakan EPS merupakan variabel yang tidak
penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh hasil
terhadap perkembangan harga saham. Dan juga, variabel bebas EPS yang
Dari hasil uji t diperoleh nilai thitung sebesar 3,173 dengan nilai
signifikansi 0,005 pada taraf 5% (p < 0,05), yang artinya secara parsial
variabel DPS berpengaruh terhadap harga saham. Variabel bebas DPS juga
akan datang. Pada akhirnya harga saham akan mengikuti naik turun
berlaku, yaitu harga saham akan mengikuti naik turun besarnya deviden
yang dibagikan.
113
4) Quick Ratio
Dari hasil uji t diperoleh nilai thitung sebesar -0,397 dengan nilai
signifikansi 0,695 pada taraf 5% (p > 0,05), yang artinya secara parsial
5) Debt Ratio
Dari hasil uji t diperoleh nilai thitung sebesar 0,097 dengan nilai
signifikansi 0,923 pada taraf 5% (p > 0,05), yang artinya secara parsial
terutama ROA, EPS, DPS, Quick Ratio dan Debt Ratio dapat digunakan
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
salah satu bentuk tanggung jawab seorang dalam kinerjanya. Dari laporan
terkait dengan kebijakan perusahaan atau keputusan investasi. Hal ini sesuai
Artinya:
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang
telah diusahakannya.”
dan prospek dimasa yang akan datang. Informasi yang berasal dari
perusahaan emiten umum tersedia bagi para pelaku pasar dan dipublikasikan
penting bagi calon investor karena dari laporan keuangan inilah dapat
dipilih tentu saja perusahaan yang sehat dan menghasilkan kinerja yang
baik.
menyatakan bahwa variabel EPS mempunyai nilai beta sebesar 0,547 atau
Dengan asumsi dari ROA, EPS, DPS, Quick Ratio dan Debt Ratio
yang merupakan variabel bebas yang ada dalam model regresi, variabel EPS
merupakan variabel yang paling berkaitan dengan harga saham yaitu laba
yang berkaitan dengan berapa besar dividen yang akan diterima oleh
investor pada setiap lembar saham yang dimiliki, Quick Ratio merupakan
116
investor lebih memperhatikan nilai EPS suatu saham, karena nilai EPS
sangat tertarik akan Earning Per Share (EPS), karena hal ini
biasa. Para calon pemegang saham tertarik dengan Earning Per Share yang
besar, karena hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu
perusahaan
miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan
beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang
diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya
bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah Amat keras hukumannya”.
berarti yang harus diraih oleh seorang pengusaha dalam melakukan bisnis
tidak sebatas keuntungan materiil (bendawi), tetapi yang penting lagi adalah
adil ini meliputi semua pihak yang terlibat dalam transaksi investasi
tersebut.
118
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
a. Hasil analisis regresi dalam uji t secara individual (parsial) variabel yang
berpengaruh terhadap harga saham adalah variabel EPS dan DPS. Hal ini
disebabkan nilai signifikansi EPS sebesar 0,002 dan DPS sebesar 0,005
sedangkan variabel ROA, Quick Ratio dan Debt Ratio tidak berpengaruh
terhadap harga saham karena pada signifikansi p > 0,05. EPS dan DPS
naik turun besarnya laba dan deviden yang dibagikan. Dalam hasil uji F
(Simultan), didapat nilai Fhitung > Ftabel yaitu 26,138 > 2,68 dan berada
pada tingkat signifikansi 0,000. Hal ini berarti bahwa variabel ROA, EPS,
paling berpengaruh terhadap harga saham tidak terbukti. Hal ini karena
119
5.2 Saran
saran yang mungkin akan berguna baik untuk investor maupun pihak-pihak
tingkat Earning Per Share (EPS) dan Deviden Per Share (DPS), karena
harga saham.
menambah jumlah data yang lebih banyak agar memberikan hasil yang
lebih baik.
perusahaan karena dengan kinerja yang semakin baik maka investor akan
DAFTAR PUSTAKA
Denny, 2008. Pengaruh Dividend Per Share dan Return On Equity Terhadap
Harga Saham. Skripsi. Bandung: FE- Universitas Widyatama.
Djakfar, Muhammad, 2008. Etika Bisnis Islami: Tataran Teoritis dan Praktis,
Malang: UIN- Malang Press
Hanafi, Mamduh M dan Abdul Halim, 2005. Analsis Laporan Keuangan, Edisi
Kedua, Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Handoko, Wahyu, 2008. Pengaruh Economic Value Added , ROE, ROA, dan EPS
Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan. Skripsi. Surakarta:
FE- Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Harahap, Sofyan Syafri, 2008. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
K.R Subramanyam dan John J. Wild, 2010. Analisis laporan Keuangan, edisi 10,
Jakarta: Salemba Empat.
Martono dan Agus Harjito, 2007, Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan
Keenam, Yogyakarta, Ekonisia.
Sasongko, Noer dan Nila Wulandari, 2006. Pengaruh EVA dan Rasio-rasio
Profitabilitas Terhadap Harga Saham. Empirika, Vol. 19 No. 1.
Sucipto, Agus, 2006. Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan
Perusahaan, Ulul Albab, Vol. 7(1): 187-208
Syahatah, Husein dan Athiyyah Fayyadh, 2004. Bursa Efek Tuntunan Islam
Dalam Transaksi Di Pasar Modal. Surabaya: Pustaka Progressif.
122
Uni, Ayuk Prasetya, 2006. Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Alat
Ukur Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE) Terhadap
Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta.
Skripsi. Semarang: FE- Universitas Negeri Semarang.
http://id.wikipedia.org/wiki/Jakarta_ Islamic_Index
www.duniainvestasi.com
www.idx.com