PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan suatu kota tidak akan terlepas dari kinerja sistem transportasi
yang ada. Sebagai ibukota provinsi Jambi, dapat dikatakan bahwa Kota Sungai
Penuh telah tumbuh dan berkembang dengan cepat, baik secara fisik maupun
non fisik akibat peningkatan jumlah penduduk, aktifitas perekonomian, sosial
dan budaya. Dalam hubungannya yang saling terkait, maka perencanaan sistem
transportasi adalah bagian dari perencanaan umum kota yang tidak dapat
dipisahkan.
Dalam mempelajari sistem transportasi suatu kota, diperlukan data dasar dan
informasi perencanaan transportasi. Fakta data dan informasi dasar tersebut
dikumpulkan melalui survai-survai primer maupun sekunder.
Berdasarkan pada hal tersebut di atas, maka Tim PKL Kota Sungai Penuh
melakukan beberapa survai transportasi. Informasi yang dibahas dalam laporan
ini dibagi kedalam beberapa kelompok yaitu profil kinerja perencanaan
transportasi, rekayasa lalu lintas, pengoperasian angkutan umum,keselamatan
lalu lintas. Maka studi ini akan dilaksanakan dua tahapan sebagai berikut :
Tahap Pertama :
Tahap ini merupakan bagian pertama dari keseluruhan tugas yang harus
diselesaikan selama PKl dan merupakan laporan umum.
Tahap Kedua :
Laporan individu (KKW) yang membahas dan menyelesaikan /mengusulkan
pemecahan masalah terhadap permasalahan-permasalahan transportasi yang
ditemukan.
Maksud dari penulisan Laporan Umum ini adalah untuk memberikan gambaran
secara umum mengenai kondisi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan di Kota Sungai
Penuh yang terdiri dari kinerja permasalahan umum perencanaan transportasi,
rekayasa lalu lintas, angkutan umum, keselamatan lalu lintas.
POLA UMUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA SUNGAI PENUH
I-1
Tujuan dari penulisan laporan ini ada;ah sebagai berikut :
1. Mendapatkan data, baik data sekunder maupun data primer, yang nantinya
akan dipergunakan sebagai pertimbangan dalam mengatur dan
merencanakan suatu sistem Lalu Lintas dan Angkutan Jalan di Kota Sungai
Penuh.
2. Mendapatkan data tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan di Kota Sungai
Penuh yang menyangkut tentang karakteristik permintaan (demand) akan
jasa angkutan dan penawaran (supply) dari sarana dan prasarananya,
pengoperasian serta pola pergerakan di Kota Sungai Penuh.
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pembahasan laporan umum dibatasi dalam lima aspek, yaitu
aspek perencanaan transpoirtasi, aspek rekayasa lalu lintas, aspek
pengoperasian angkutan umum, dan aspek keselamatan lalu lintas transportasi
di Kota Sungai Penuh. Adapun yang menjadi daerah studi dalam hal ini adalah
keseluruhan Kota Sungai Penuh. Mengingat transportasi erat kaitannya dengan
dengan sektor-sektor lainnya dan mempunyai permasalahan yang kompleks,
maka pembahasan dan penelitian masalah-masalah yang ada ditinjau dari
beberapa bidang, yaitu :
POLA UMUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA SUNGAI PENUH
I-2
3. Bidang Angkutan Umum (Public Transport)
Bidang ini memberikan gambaran tentang profil dan kinerja Angkutan
Umum sebagai moda yang sering digunakan oleh masyarakat untuk
mendukung aktifitasnya, serta identifikasi permasalahan yang ada pada
angkutan umum yang melewati daerah studi.
Penulisan Laporan Umum ini hanya bersifat evaluasi karakteristik lalu lintas yang
ada sesuai dengan bidang – bidang tersebut di atas. Hasil evaluasi tersebut
merupakan dasar dari pengidentifikasian masalah dan bukan bersifat
penyelesaian masalah secara detail terperinci. Ruang lingkup wilayah studi
merupakan Kota Sungai Penuh ibu kota Provinsi Jambi, dimana terdapat 8
(delapan) kecamatan yang terdiri atas :
1.
D. ISTILAH DAN PENGERTIAN
1. Bidang Perencanaan Transportasi ( Transport Planning )
b. Zona
Adalah suatu kawasan dalam wilayah studi lalu lintas yang dianggap
mempunyai karakteristik yang homogen, baik dalam tata guna lahan
maupun pergerakannya (STP 2, 1992).
c. Zona Dalam ( Internal Zona )
POLA UMUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA SUNGAI PENUH
I-3
Adalah zona-zona yang ada di dalam daerah studi (STP 2, 1992).
d. Zona Luar ( Eksternal Zone )
Adalah zona–zona yang berada di luar daerah studi (STP 2, 1992).
e. Aksesibiltas
Adalah ukuran kemudahan mengenai cara lokasi tata guna lahan
berinteraksi satu sama lain dan ‘mudah’ atau ‘susahnya’ lokasi tersebut
dicapai melalui sistem transportasi (Black, 1981).
f. Daerah Pusat Zona ( Centroid ).
Adalah titik semu pada suatu zona yang dapat menggambarkan lokasi
dan tujuan keseluruhan perjalanan pada zona yang bersangkutan. Titik
pusat zona ditempatkan pada lokasi-lokasi yang memiliki bangkitan dan
tarikan perjalanan tertinggi pada masing-masing zona.
g. Open Space
Yaitu daerah terbuka atau belum terbangun.
h. Desire Line
Yaitu garis ketebalan yang menunjukan jumlah perjalanan antar zona.
b. Ruas Jalan
Adalah penggal jalan antara simpul ( DirjenHubdat, 2001 )
c. Jalan Lokal
Adalah jalan yang melayani akses ke daerah lokal pedalaman wilayah
dengan ciri–ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata–rata rendah dan
jumlah jalan masuk tidak dibatasi (Direktorat BSLLAK, 1999).
d. Jalan Kolektor
Adalah jalan pengumpul bagi arus lalu lintas lokal disekitarnya dengan
ciri–ciri perjalanan jarak menengah, kecepatan rata–rata menengah
dan jumlah jalan masuk rata–rata menengah (Direktorat BSLLAK,
1999).
e. Jalan Arteri
POLA UMUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA SUNGAI PENUH
I-4
Yaitu jalan yang melayani lalu lintas utama dengan ciri-ciri perjalanan
jarak jauh, kecepatan rata–rata tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi
(Direktorat BSLLAK, 1999).
h. Tundaan ( Delay )
Adalah waktu tempuh tambahan yang diperlukan untuk melewati suatu
ruas jalan maupun persimpangan (MKJI, 1995).
i. Jaringan jalan
Adalah satu kesatuan jaringan yang terdiri atas sistem jaringan primer
dan sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin dalam hubungan
hirarkis (UU no.22 tahun 2009).
j. Kecepatan
Adalah jarak yang ditempuh dalam satuan waktu atau nilai perubahan
jarak terhadap waktu yang dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya faktor manusia, kendaraan dan prasarana, arus lalu lintas
serta cuaca dan lingkungan sekitarnya. Kecepatan merupakan
parameter yang penting khususnya dalam desain jalan, penurunan
standar, sebagai informasi dari kondisi perjalanan dan tingkat
pelayanan serta kualitas arus lalu lintas.
k. Waktu perjalanan
Adalah total waktu yang dibutuhkan oleh kendaraan untuk melakukan
perjalanan pada suatu ruas jalan tertentu, termasuk juga waktu
berhenti atau hambatan yang terjadi selama perjalanan
l. Waktu bergerak
POLA UMUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA SUNGAI PENUH
I-5
Adalah waktu yang dihitung selama kendaraan bergerak, dimana waktu
bergerak merupakan pengurangan antara waktu perjalanan dengan
hambatan.
m. Hambatan
Adalah waktu yang hilang selama melakukan perjalanan.
d. Frekuensi
Adalah banyaknya kendaraan penumpang umum per satuan waktu
(DitjendHubDat, 2001).
g. Headway
Yaitu interval atau jarak waktu antara dua bis yang beruntutan.
POLA UMUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA SUNGAI PENUH
I-6
4. Bidang Keselamatan Lalu Lintas
a. Black Spot
Adalah titik rawan kecelakaan dengan jarak kurang dari 100 M.
b. Black Area
Adalah suatu wilayah atau ruas jalan yang memiliki beberapa ruas jalan
yang sering terjadi kecelakaan.
c. Black section
Suatu ruas jalan dikatakan black section, apabila ruas jalan tersebut
sering terjadi kecelakaan dengan jarak lebih dari 100 M.
d. Kecelakaan
Adalah yaitu kecelakaan dijalan merupakan kejadian yang tidak
disangka – sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan
atau tanpa pemakai jalan lainnya,mengakibatkan korban manusia atau
harta benda.(Sumber :PP 43 tahun 1993)
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan laporan umum ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup
penulisan, metode pendekatan, istilah dan pengertian dan sistematika
penulisan.
POLA UMUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA SUNGAI PENUH
I-7
Transportasi, Bidang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas, Bidang
Manajemen Angkutan Umum, dan Bidang Keselamatan Transportasi.
POLA UMUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA SUNGAI PENUH
I-8