Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH GIZI & DIET

KEKURANGAN KALORI PROTEIN (KKP)

Di susun oleh:

1. ERI FINIARTI KUMALA SARI (19.014)


2. MONIK ANGGITA (19.029)
3. MUHAMMAD FAUZAN (19.030)
4. NABILAH NUR AINI (19.033)
5. NADA ROSAMAWATI (19.034)
6. NENI PIKIYANI (19.035)
7. RISKI ARDIANTO (19.044)
8. RULI ZANI NUR P. (19.046)
9. YOANITA KAROMAH (19.053)

PROGRAM DIII KEPERAWATAN

POLITEKNIK YAKPERMAS BANYUMAS

TAHUN AKADEMIK

2020/2021
i
ii
KATA PENGATAR

Puji syukur penulis panjatkan, kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya, sehungga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah yang berjudul
“Kekurangan Kalori Protein (Kkp)”. Dalam penyusunan makalah ini, penulis
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
sekalipun demikian penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai denngan
kemampuan untuk mendapatkan hasil sebaik-baiknya.

Semoga dapat dijadikan penambahan referensi buat teman-teman dalam


perkuliahan ini. Amin.

Banyumas, 05 Mei 2020

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar.............................................................................................ii

Daftar Isi.....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...........................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.....................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................2
.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kekurangan Kalori Protein (Kkp)................................3


2.2 Faktor Penyebab Kekurangan Kalori Protein (Kkp)..................3
2.3 Klasifikasi Kekurangan Kalori Protein (KKP)..........................5
2.4 pencegahan kurang kalori protein (kkp)....................................7
2.5 Penanganan Kekurangan Kalori Protein (Kkp).........................8

BAB III PENUTUP


3.1.1 Kesimpulan......................................................................9
3.1.2 Saran...................................................................... ........9

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Manusia membutuhkan makan untuk bertahan hidup. Selain untuk bertahan
hidup, makanan juga berfungsi memenuhi kebutuhan-kebutuhan tubuh akan zat-
zat seperti karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, dan zat-zat lain. Namun,
di zaman yang sudah modern ini justru banyak orang yang tidak dapat memenuhi
zat-zat tersebut.

Pada kali ini akan membahas secara khusus mengenai kekurangan kalori
protein. Protein yang berasal dari kata protos atau proteos yang berarti pertama
atau utama. Protein berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan
pertumbuhan tubuh. Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari
hewan dan tumbuhan. Jika kita tidak mendapat asupan protein yang cukup dari
makanan tersebut, maka kita akan mengalami kondisi malnutrisi energi protein.

Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi


baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi
yang digunakan secara efisien sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik,
perkembangan otak, kemampuan kerja, dan kesehatan secara umum pada tingkat
setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan
satu atau lebih zat-zat gizi esensial.

Beragam masalah malnutrisi banyak ditemukan pada anak-anak. Secara


umum, kurang gizi adalah salah satu istilah dari penyakit KKP, yaitu penyakit yag
diakibatkan kekurangan energi dan protein. KKP dapat juga diartikan sebagai
keadaan kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein
dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi
(AKG). Bergantung pada derajat kekurangan energy protein yang terjadi, maka
manifestasi penyakitnya pun berbeda-beda. Penyakit KKP ringan sering
diistilahkan dengan kurang gizi.

Penyakit ini paling banyak menyerang anak balita, terutama di negara-negara


berkembang. Gejala kurang gizi ringan relative tidak jelas, hanya terlihatbahwa
berat badananak tersebut lebih rendah disbanding anak seusianya. Kira-kira berat
badannya hanya sekitar 60% sampai 80% dari berat badan ideal.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi kekurangan kalori protein (KKP) ?
2. Apa faktor penyebab kekurangan kalori protein (KKP) ?

3. Apa saja klasifikasi kekurangan kalori protein (KKP) ?


4. Bagaimana pencegahan kekurangan kalori protein (KKP)?
5. Bagaimana penanganan kekurangan kalori protein (KKP)?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi kekurangan kalori protein (KPP)
2. Untuk mengetahui faktor penyebab kekurangan kalori protein (KKP)
3. Untuk mengetahui klasifikasi kekurangan kalori protein (KKP)
4. Untuk mengetahui bagaimana pencegahan kekurangan kalori protein (KKP)
5. Untuk mengetahui bagaimana penanganan kekurangan kalori protein (KKP)
1.

2
BAB II

KEKURANGAN KALORI PROTEIN (KKP)

2.1 Definisi Kekurangan Kalori Protein (KKP)

Kekurangan kalori protein adalah defisiensi gizi terjadi pada anak yang
kurang mendapat masukan makanan yang cukup bergizi, atau asupan kalori dan
protein kurang dalam waktu yang cukup lama (Ngastiyah, 1997).

Kurang kalori protein (KKP) adalah suatu penyakit gangguan gizi yang
dikarenakan adanya defisiensi kalori dan protein dengan tekanan yang bervariasi
pada defisiensi protein maupun energi (Sediatoema, 1999).

2.2 Faktor Penyebab Kekurangan Kalori Protein (KKP)

Secara umum, masalah KKP disebabkan oleh beberapa factor, yang paling
dominan adalah tanggung jawab negara terhadap rakyatnya karena bagaimana
pun KKP tidak akan terjadi bila kesejahteraan rakyat terpenuhi.

Berikut beberapa faktor penyebabnya :

1. Faktor sosial. Yang dimaksud faktor sosial adalah rendahnya kesadaran


masyarakat akan pentingnya makana bergizi bagi pertumbuhan anak, sehingga
banyak balita tidak mendapatkan makanan yang bergizi seimbang hanya
diberi makan seadanya atau asal kenyang. Selain itu, hidup di negara dengan
tingkat kepadatan penduduk yang tinggi sosial dan politik tidak stabil,
ataupun adanya pantangan untuk menggunakan makanan tertentu dan
berlangsung turun-temurun dapat menjad hal yang menyebabkan terjadinya
kwashiorkor.

2. Kemiskinan. Kemiskinan sering dituding sebagai biang keladi munculnya


penyakit ini di negara-negara berkembang. Rendahnya pendapatan
masyarakat menyababkan kebutuhan paling mendasar, yaitu pangan pun
sering kali tidak biasa terpenuhi apalagi tidak dapat mencukupi kebutuhan
proteinnya.

3. Laju pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan bertambahnya


ketersedian bahan pangan akan menyebabkan krisis pangan. Ini pun menjadi
penyebab munculnya penyakit KKP.

3
4. Infeksi. Tak dapat dipungkiri memang ada hubungan erat antara infeksi dengan
malnutrisi. Infeksi sekecil apa pun berpengaruh pada tubuh. Sedangkan
kondisi malnutrisi akan semakin memperlemah daya tahan tubuh yang pada
gilirannya akan mempermudah masuknya beragam penyakit. Tindakan
pencegahan otomatis sudah dilakukan bila faktor-faktor penyebabnya dapat
dihindari. Misalnya, ketersediaan pangan yang tercukupi, daya beli
masyarakat untuk dapat membeli bahan pangan, dan pentingnya sosialisasi
makanan bergizi bagi balita serta faktor infeksi dan penyakit lain.

5. Pola makan. Protein (asam amino) adalah zat yang sangat dibutuhkan anak
untuk tumbuh dan berkembang. Meskipun intake makanan mengandung
kalori yang cukup, tidak semua makanan mengandung protein atau asam
amino yang memadai. Bayi yang masih menyusui umumnya mendapatkan
protein dari Air Susu Ibu (ASI) yang diberikan ibunya. Namun, bayi yang
tidak memperoleh ASI protein dari suber-sumber lain (susu, telur, keju, tahu,
dan lain-lain) sangatlah dibutuhkan. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai
keseimbangan nutrisi anak berperan penting terhadap terjadinya kwashiorkor
terutama pada masa peralihan ASI ke makanan pengganti ASI.

6. Tingkat pendidikan orang tua khususnya ibu mempengaruhi pola pengasuhan


balita. Para ibu kurang mengerti makanan apa saja yang seharusnya menjadi
asupan untuk anak-anak mereka.

7. Kurangnya pelayanan kesehatan, terutama imunisasi. Imunisasi yang


merupakan bagian dari system imun mempengaruhi tingkat kesehatan bayi
dan anak-anak.

2.3 Klasifikasi Kekurangan Kalori Protein (KKP)

KKP dibagi menjadi dua jenis, yaitu kwashiorkor dan marasmus. Berikut adalah
penjelasannya.

1. Kwashiorkor. Istilah kwashiorkor pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Cecily


Williams pada tahun 1933 ketika ia menemukan keadaan ini di Ghana, Afrika.
Dalam bahasa Ghana, kwashiorkor artinya penyakit yang diperoleh anak
pertama, bila anak kedua sedang ditunggu kelahirannya. Penyebab terjadinya
kwashiorkor adalah inadekuatnya intake yang berlangsung kronis.
Beberapa gejala penyakit kwashiorkor adalah :
 Banyak menangis
 Bahkan pada stadium lanjut anak terlihat sangat pasif
 Penderita nampak lemah dan ingin selalu terbaring
4
 Diare dengan fase cair yang banyak mengandung asam laktat karena
berkurangnya produksi laktase dan enzim penting lainnya
 Kelainan kulit yang khas, dimulai dengan titik merah
menyerupai petechia (pendarahan kecil yang timbul sebagai titik
berwarna merah keunguan pada kulit maupun selaput lendir, Red),
yang lama kelamaan kemudian menghitam. Setelah mengelupas,
terlihat kemerahan dengan batas menghitam. Kelainan ini buasanya
dijumpai di kulit sekitar punggung, pantat, dan sebagainya
 Pembesaran hati, bahkan saat rebahan penbesaran ini diraba dari luar
tubuh terasa licin dan kenyal
 Gangguan fungsi ginjal dan anemia
 Gagal untuk manambah berat badan
 Pertumbuhan linear terhenti
 Perubahan warna rambut menjadi kemerahan dan mudah dicabut
 Penurunan massa otot
 Perubahan mental seperti lethargia, irotabilitas, dan apatis dapat terjadi
 Pada keadaan berat atau akhir (final stagaes) dapat mengakibatkan
shock, koma, dan berakhir dengan kematian
 Pada hasil pemeriksaan laboratorium terdapat hipoproteinemia,
terutama pada albumin sehingga terjadi edema

2. Marasmus. Marasmus berasal dari kata Yunani yang berarti wasting atau


merusak. Merupakan bentuk malnutrisi kalori protein akibat kekurangan
kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama kehidupan
dan mengurusnya lemak dibawah kulit dan otot (Dorland, 1998:649).
Marasmus juga diartikan sebagai malnutrisi berat pada bayi sering ada di
daerah dengan makanan tidak cukup atau hygiene kurang. Sinonim marasmus
diterapkan pada pola penyakit klinis yang menekankan satu atau lebih tanda
defesiansi protein dan kalori (Nelson, 1999:212).
Gejala dari marasmus adalah :
 anak kurus hingga terlihat tulang berbungkus kulit
 wajah seperti orangtua
 perut cekung
 kulit keriput, jaringan lemak subkuits sangat sedikit sampai tidak ada
(pada daerah bokong tampak seperti memakai celana longgar)
 cengeng dan rewel
 iga gambang
 diare kronik
5
 sering disertai penyakit inspeksi (umumnya kronis berulang)

2.4 Pencegahan kurang kalori protein (kkp)


Langkah-langkah untuk mencegah terjadinya KKP pada anak usia balita (bawah 5
tahun). Menurut Sjahmin M merupakan gabungan dari beberapa tindakan pencega
han seperti berikut:
 Pemberian air susu ibu (ASI) secara baik dan tetap disertai pengawasan ber
at badan bayi secara teratur dan terus menerus
 Menghindari pemberian makanan buatan kepada anak untuk mengganti air
susu sepanjang ibu masih mampu menghasilkan ASI terutama di bawah usi
a enam bulan
 Dimulainya pemberian makanan tambahan mengandung berbagai macam z
at gizi (kalori,protein,vitamin dan mineral) secara lengkap sesuai dengan k
ebutuhan mulai bayi mencapai usia 6 bulan
 Pemberian kekebalan melalui imunisasi guna melindungi anak dari kemun
gkinan penyakit tertentu
 Melindungi anak dari kemungkinan menderita diare (muntaber) dan kekura
ngan cairan (dehidrasi) dengan jalan menjaga kebersihan menggunakan air
masak untuk minum dan mencuci alat pembuatan susu dan makan bayi sert
a penyediaan oralit
 Mengatur jarak kehamilan agar ibu cukup waktu untuk merawat dan meng
atur makanan bayinya terutama pemberian (ASI)

Secara keseluruhan cara mencegah KKP cukupi nutrisi dalam setiap makanan.
Makanan yan dikonsumsi haruslah penuh dengan nutrisi yang bisa membantu
membentuk dan memaksimalkan kerja organ-organ tubuh.Dengan nutrisi ini a
kan lebih bersemangat untuk beraktivitas dan meningkatkan kesehatan dan day
a tahan tubuh serta kenali semua gejala :

 Mudah lelah
 Kurangnya nafsu makan
 Kesulitan untuk berkonsentrasi
 Turunnya berat badan secara drastic
 Depresi
 Tubuh lebih kurus
 Dan lebih gampang sakit

2.5 Penanganan Kurang Kalori Protein (KKP)

6
Penanganan kurang kalori protein meliputi pemberian nutrisi melalui mulut maup
un infus.Penanganan kondisi yang menjadi penyebab terjadinya KKP, dan pembe
rian obat-obatan sesuai keluhan atau kondisi penderita. Penanganan KKP energi p
rotein membutuhkan waktu dan disiplin dari pasien dan keluarga pasien.Pemberia
n nutrisi bisa dilakukan sesuai kondisi pasien. Bila masih bisa makan dan minum,
pasien akan dianjurkan untuk makan dan minum lebih sering, dengan asupan yan
g mengandung gizi seimbang. Jika sulit untuk mengonsumsi makanan yang padat,
pasien bisa diberikan makanan cair terlebih dahulu.Jika pasien tidak bisa makan a
tau minum, dokter akan memberikan asupan nutrisi melalui selang makan atau inf
us. Selang makan bisa dimasukkan ke dalam lambung melalui mulut atau hidung.
Pada awal terapi, asupan nutrisi umumnya masih berupa makanan cair dan suple
men yang diberikan 6–12 kali per hari. Saat kondisi tubuhnya dinilai sudah siap, p
asien akan diberikan makanan padat. Makanan yang diberikan harus bergizi seim
bang, yaitu mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral dan
selama masa terapi ini, dokter juga akan memberikan multivitamin serta obat-obat
an tertentu untuk meningkatkan nafsu makan

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kekurangan Kalori dan Protein (KKP) merupakan keadaan kurang gizi yang
disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-
hari atau disebabkan oleh gangguan penyakit tertentu,sehingga tidak memenuhi
angka kecukupan gizi.KKP sendiri sering dijumpai pada usia prasekolah.Penyakit
kurang kalori dan protein ini pada dasarnya terjadi karena defisiensi energi dan
protein disertai susunan hidangan yang tidak seimbang.KKP terutama menyerang
anak-anak yang sedang tumbuh dan dapat menyerang orang dewasa yang
biasanya kekurangan secara menyeluruh.

3.2 Saran

Sebaiknya kita semua mengetahui gejala atau penyebab terjadinya kekurangan


kalori protein dengan kita memahami gejala tersebut dan hidup sehat makan akan
mengurangi potensi terkena KKP tersebut,serta kita diharapkan sejak kecil diberi
nutrisi yang seimbangan.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://ignatiuspurwo1984.wordpress.com/2008/11/29/kekurangan-kalori-protein/

http://meongnoque.blogspot.com/2011/02/kekurangan-kalori-protein-kkp.html

https://m-lemonilo-com.cdn.ampproject.org/v/s/m.lemonilo.com/amp/blog/inilah-
cara-pencegahan-dan-penanganan-malnutrisi-bagi-anda-dan-buah-hati-anda?
amp_js_v=a3&amp_gsa=1&usqp=mq331AQFKAGwASA
%3D#aoh=15886495765930&csi=1&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F
%2Fwww.lemonilo.com%2Fblog%2Finilah-cara-pencegahan-dan-penanganan-
malnutrisi-bagi-anda-dan-buah-hati-anda

Anda mungkin juga menyukai