Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 2

Nama Anggota : 1. Aji Sucahya Hidayat


2. Arya Susman Fiani
Kelas : B1
Mata Kuliah : Praktikum Sistem Chasis

Sistem Kemudi
1. Fungsi
Fungsi sistem kemudi adalah untuk menentukan arah jalan mobil berdasarkan
yang dikehendaki driver. Dalam menjalankan kerjanya, sistem ini diharapkan semirip
mungkin dengan kehendak driver. Arah apa pun yang dikehendaki seperti berbelok,
memutar balik, lurus ke depan, atau bahkan manuver berat dan ringan harus dapat
diikuti oleh sistem.
2. Cara Kerja
Cara kerja sistem kemudi mobil sebagai berikut. Ketika roda kemudi atau ster
digerakkan (diputar), batang kemudi (steering shaft) akan meneruskan putaran
tersebut ke steering gear. Putaran pada steering gear akan diteruskan ke steering
linkage. Tetapi, energi yang diberikan oleh pengemudi akan diperbesar terlebih
dahulu di dalam steering gear ini. Sehingga, tenaga awal mampu menggerakkan roda-
roda depan mobil setelah mewati linkage.
Salah satu komponen sistem kemudi yang paling utama dari sistem ini adalah
roda kemudi yang terletak di ruang kabin. Posisinya tepat di depan kursi pengemudi.
hampir semua roda kemudi berbentu lingkaran, meski beberapa ada yang
dimodifikasi dengan lingkaran yang tidak penuh. Sementara itu, ukuran diameter
berbeda-beda (sesuai kebutuhan) dimiliki oleh roda kemudi.
Seperti yang pernah kita pahami dalam pelajaran fisika, bahwa momen gaya
bergantung dengan lengan gaya. Semakin besar lengan gaya semakin besar pula
momen yang dibutuhkan. Ini juga berkaitan dengan diameter roda kemudi. Semakin
besar diameter roda kemudi maka semakin kecil gaya yang dibutuhkan untuk
memutarnya dengan hasil momen gaya yang sama besarnya dengan gaya yang lebih
besar untuk diameter yang lebih kecil. Dengan demikian, roda kemudi dengan
diameter besar akan lebih ringan diputar untuk mendapatkan putaran roda yang besar
sekalipun.
Secara singkat dapat dipahami sebagai berikut. Roda kemudi dengan diameter
besar memiliki keuntungan bahwa untuk memutar roda lebih ringan tetapi
kekurangannya adalah dibutuhkan ruang yang lebih besar juga. Sementara itu, roda
kemudi dengan diameter kecil memiliki keuntungan hanya membutuhkan ruang yang
kecil tetapi butuh tenaga besar ketika hendak memutar rodak mobil.
Tetapi, mobil-mobil modern dapat mengatasi masalah tenaga besar yang
diperlukan untuk roda kemudi dengan diameter kecil yakni dengan memasang power
steering. Power steering secara umum memberikan tambahan tenaga yang dibutuhkan
pengemudi untuk memutar roda kemudi. Jadi meskipun hanya kecil diameternya,
tetapi tetap saja ringan untuk diputar.

3. Prinsip Kerja Sistem Kemudi Manual


A. Recirculating Ball
Cara kerjanya yaitu pada saat pengemudi memutar roda kemudi, poros
utama yang dihubungkan dengan roda kemudi akan langsung membelok. Di
ujung poros utama kerja dari gigi cacing dan mur pada bak roda gigi kemudi
menambah tenaga dan memindahkan gerak putar dari roda kemudi ke gerakan
mundur maju lengan pitman atau pitman arm.
Lengan-lengan penghubung (linkage), mulai dari batang penghubung
( relay rod ), tie rod, lengan idler ( idler arm ) dan lengan nakel arm dihubungkan
dengan ujung pitman arm. Sambungan tersebut memindahkan gaya putar dari
kemudi ke roda-roda depan dengan memutar ball joint pada lengan bawah ( lower
arm ) dan bantalan atas untuk peredam kejut.
B. Rack and Pinion
Tipe sistem kemudi secara manual yang kedua dan sering digunakan pada
beberapa jenis mobil yang ada di dunia ini adalah Rack and Pinion. Yang dimana
jenis ini memiliki cara kerja yang bisa dibilang cukup baik. Karena pada saat
steering wheel diputar, maka pinion pun akan ikut berputar. Dan putaran tersebut
akan di gunakan untuk mengggerakan rack dari sisi samping ke
samping.
Sesampainya disini, gerakan tersebut akan di teruskan melalui komponen tie rod
ke bagian lengan nakel pada bagian roda-roda depan. Dengan begitu roda pun
akan tertekan dan tertarik yang membuatnya bisa mengikuti arah gerakan steering
wheel baik ke arah kanan ataupun ke arah kiri.

4. Prinsip Kerja Sistem Kemudi Dengan Power Steering


Power steering merupakan salah satu komponen pada mobil, yang sistem
kerjanya dapat membantu pengemudinya bisa mudah menggerakkan mobil. Power
steering juga akan mendapatkan tenaga dari mesin untuk menggerakkan ban mobil.
Bagi Anda yang penasaran bagaimana cara kerja power steering. Power steering
terbagi atas dua jenis, yakni hidraulik power steering dan elektronik power steering.

A. Hidraulik Power Steering


Hidraulik power steering mengandalkan fluida bertekanan untuk
menghidupkan sistem. Power steering jenis ini mulanya mendapat pasokan tenaga
dari putaran mesin yang diteruskan dengan menggunakan komponen V belt ke
vane pump. Penerusan putaran mesin akan melalui bagian pulley. Kemudian,
tenaga akan diteruskan dan mendorong fluida ke piston yang ada di dalam power
steering. Melalui pasokan tenaga tersebut, apabila roda kemudi diputar maka
fluida akan mendorong piston agar kemudi terasa lebih ringan. Inilah yang
menjadi penyebab setir mobil terasa ringan tiap diarahkan. Di dalam bagian vane
pump, terdapat relief valve yang bertujuan sebagai pegas percepatan. Apabila
mobil sedang dikemudikan dalam kecepatan tinggi, cara kerja power steering
akan semakin bertekanan tinggi pula. Kondisi demikian akan sangat berbahaya
bagi semua penumpang yang ada di dalam mobil dengan kecepatan tinggi
tersebut. Untuk menghindari bahaya mengemudikan mobil dengan kecepatan
tinggi, dibuatlah relief valve yang bisa melindungi tekanan kecepatan. Ketika
mobil dikemudikan dengan kecepatan tinggi, relief valve akan menciptakan
tekanan rendah pada bagian power steering. Tekanan tersebut nantinya akan
mendorong pegas, sehingga efek roda kemudi akan berat. Selain vane pump,
komponen utama yang ada dalam hidraulik power steering ialah pegas torsi.
Pegas torsi terletak pada bagian steering gearbox yang ada dalam mesin mobil.
Komponen pegas torsi bekerja sebagai pemberi arah dari tekanan bagian fluida
vane pump sebelum diteruskan pada bagian piston rack kemudi.

B. Electronic Power Steering


Setelah melalui pembahasan mengenai cara kerjanya, kini saatnya beralih
ke electronic power steering. Seiring dengan berkembangnya teknologi, produksi
mobil mobil keluaran terbaru tak lagi menggunakan sistem hidrolik power
steering. Dalam media kerjanya, electronic power steering tak lagi menggunakan
fluida bertekanan. Sistem ini sudah beralih menggunakan arus baterai sebagai
sumber tenaganya. Pada mobil yang sudah menggunakan sistem EPS, umumnya
memiliki angle sensor yang nampak pada bagian steering column mobil. Apabila
sensor menunjukkan adanya pergerakan setir, maka sensor tersebut akan
mengirim sinyal ke ECU. ECU akan memerintahkan sistem EPS untuk bekerja
dengan memberikan tenaga ekstra.Tujuan dari pemberian tenaga ekstra adalah
untuk memudahkan pengemudi memutar setir secara ringan. Keuntungan cara
kerja power steering ini adalah terhindar dari kerusakan.

Anda mungkin juga menyukai