Anda di halaman 1dari 265

STUDI KASUS

PENATALAKSANAAN HIPNOTIS LIMA JARI PADA ANSIETAS


PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN:
HERNIOTOMI DI RUANG IBNU RUSYD RUMAH SAKIT
MUHAMMADIYAH
PALEMBANG

NAMA : RIZKI RIVALDO


NIM : 20016031

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH PALEMBANG


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
STUDI KASUS

PENATALAKSANAAN HIPNOTIS LIMA JARI PADA ANSIETAS


PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN:
HERNIOTOMI DI RUANG IBNU RUSYD RUMAH SAKIT
MUHAMMADIYAH
PALEMBANG

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Ahli Madya Keperawatan

NAMA : RIZKI RIVALDO


NIM : 20016031

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH PALEMBANG


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :

Nama : Rizki Rivaldo


NIM : 20016031
Program Studi : Diploma III Keperawatan
Judul karya tulis ilmiah : Penatalaksanaan hipnotis lima jari pada ansietas
pasien dengan gangguan sistem pencernaan:
herniotomi di Ruang Ibnu Rusyd Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang

Telah diperiksa dan telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
disetujui untuk karya tulis ilmiah.

Palembang, 24 Juli 2019


Pembimbing

Windy Astuti Cahya N , S.Kep., Ns., M.Kep


NBM. 1063954

Disetujui

Ketua Program Studi

Mar’atun Ulaa, S.Kep., Ns., M.Kep


NBM : 1056203

ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Rizki Rivaldo
Nim : 20016031
Program Studi : Diploma III Keperawatan
Institusi : STIKes Muhammadiyah Palembang

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa studi kasus yang saya tulis ini
adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan alih
tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran
saya sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan studi kasus ini plagiat,
maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Palembang, 24 Juli 2019

Rizki Rivaldo

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :


Nama : Rizki Rivaldo

NIM : 20016031
Program Studi : DIII Keperawatan

Judul Karya Ilmiah : Penatalaksanaan hipnotis lima jari pada ansietas


pasien dengan gangguan sistem pencernaan:
herniotomi di Ruang Ibnu Rusyd Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai


bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Keperawatan pada Program Studi Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Palembang

DEWAN PENGUJI

Pembimbing : Windy Astuti Cahya N , S.Kep., Ns., M.Kep ( )

Penguji I : Siti Romadoni, S.Kep., Ns., M.Kep ( )

Penguji II : Dewi Hartati., M.Kes ( )

Ditetapkan di : Palembang
Tanggal : 24 Juli 2019
Ketua STIKes MP

Heri Shatriadi CP, M.Kes


NBM : 884664

iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademika STIKes Muhammadiyah Palembang, saya yang


bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Rizki Rivaldo


NIM : 20016031
Program Studi : DIII Keperawatan
Jenis Karya : Studi Kasus

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


STIKes Muhammadiyah Palembang Hak Bebas Royali Nonekslusif (Non-
Exclusive Royali-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
Penatalaksanaan Hipnotis Lima Jari Pada Ansietas Pasien Dengan Gangguan
Sistem Pencernaan: Herniotomi Di Ruang Ibnu Rusyd Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang. Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan),
dengan hak bebas Royalti noneksklusif ini STIKes Muhammadiyah Palembang
berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk
pangkalan data (Database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Dibuat di : Palembang
Pada Tanggal : 24 Juli 2019
Yang Menyatakan

Rizki Rivaldo

v
MOTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

“Sekali melangkah ke depan pantang untuk mundur ke belakang jangan pernah


ingin memulai sesuatu hal jika tidak ingin menyelesaikannya dan jangan pernah
menyelesaikan tanpa harus memulai sesuatu hal”

Kupersembahkan untuk :

1. Ayahanda (Syafarudin), Ibunda (Solbiah), Saudara knadungku (Sosya Putra,


Elita Sari, Okta Chandra) yang telah memberikan do’a, kasih, sayang dan
motivasiku selama ini dan maaf karena belum bisa menjadi panutan yang
baik bagi kalian.
2. Dosen pembimbingku, Ibu Windy Astuti Cahya Ningrum, S.Kep., Ns.,
M.Kep, yang telah memberikan ilmu, motivasi, dan bimbingan selama ini
serta menguras kesabaran karena tingkah laku sampai keluh kesah kami
dalam menyelesaikan Studi Kasus ini.
3. Keluarga besar dosen DIII Keperawatan yang telah memberikan ilmu
kepadaku selama duduk dibangku perkuliahan.
4. Sahabat jannah (Leones Wahyu dan Rhoma Agustian) yang telah
memotivasi serta menyediakan lahan untuk memudahkanku dalam
menyelesaikan studi kasus ini.
5. Adek bimbing (Asih, Nanda, dan Novtri) yang telah memberikan motivasi
kepadaku selama pembuatan studi kasus ini.
6. Teman-teman departemen Keperawatan Medikal Bedah (Tomi, Wahyu,
Bahar, Bunga, Indah, Firnanda, Ferra, dan Yuni), terima kasih untuk satu
tahun ini karena sudah menemani, membantu, dan memberikan berbagai
ilmu kepadaku.
7. Teman-teman seperjuangan DIII Keperawatan angkatan tahun 2016, terima
kasih atas kebersamaan dan kebahagiaannya selama 3 tahun ini.
8. Almamater kebanggaanku, STIKes Muhammadiyah Palembang serta dosen
dan seluruh staf yang telah memberikanku pelajaran selama perkuliahan
disini.

vi
RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Penulis
Nama : Rizki Rivaldo
Tempat, tanggal lahir : Campang Tiga, 08 Mei 1998
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum menikah
Alamat : Jln. Krio Daud, Desa Camping Tiga Ulu,
Kecamatan Cempaka, Kabupaten OKU
Timur
Email : rizkirivaldo04@gmail.com
No Handphone : 085838950409

B. Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri 1 Kuripan ( 2004 – 2010 )
2. SMP Negeri 1 Cempaka ( 2011 – 2013 )
3. SMA Negeri 1 Cempaka ( 2013 – 2016 )
4. Program Studi Diploma III Keperawatan STIKes Muhammadiyah
Palembang
a. Tingkat 1 : 2016 – 2017
b. Tingkat 2 : 2017 – 2018
c. Tingkat 3 : 2018 – 2019

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Studi Kasus ini. Penulisan Studi Kasus ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Ahli
Madya Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah
Palembang. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan Studi Kasus ini, sangatlah
sulit bagi saya untuk menyelesaikan Studi Kasus ini. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Heri Shatriadi Candra Putra, M.Kes selaku Ketua STIKes
Muhammadiyah Palembang
2. Bapak dr. H. Pangestu Widodo, MARS selaku Direktur Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang
3. Ibu Mar’atun Ulaa, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi Diploma
III Keperawatan
4. Ibu Windy Astuti Cahya Ningrum, S.Kep., Ns., M.Kep selaku pembimbing
selama penyusunan Studi Kasus ini
5. Ibu Siti Romadoni, S.Kep., Ns., M.Kep selaku penguji I
6. Ibu Dewi Hartati, M.Kes selaku penguji II
7. Staf pegawai Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang memberikan
kesempatan untuk melakukan Studi Kasus ini.
8. Dosen Program Studi dan staf pegawai STIKes Muhammadiyah Palembang
yang saya banggakan
9. Orang Tua dan Keluarga yang selalu memberikan do’a dan dukungan selama
penyusunan Studi Kasus ini
10. Sahabat dan teman-teman seperjuangan yang selalu memberi dukungan
kepada saya
11. Semua pihak yang telah membantu sehingga Studi Kasus ini dapat
diselesaikan

viii
Akhir kata, saya berharap Allah SWT, berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga Studi Kasus ini membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu.

Palembang, 24 Juli 2019

Penulis

ix
ABSTRAK

Penatalaksanaan Hipnotis Lima Jari Pada Ansietas Pasien Dengan Gangguan


Sistem Pencernaan: Herniotomi Di Ruang Ibnu Rusyd Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang
Rizki Rivaldo, (2019)
Program Studi Diploma III Keperawatan STIKes Muhammadiyah Palembang

Kata kunci : Kecemasan, Herniotomi, Hipnotis Lima Jari

Latar Belakang. Tindakan herniotomi merupakan salah satu penatalaksanaan


yang dilakukan pada pasien hernia akibat adanya penonjolan pada scrotum.
Ansietas dapat muncul pada pasien dengan pre dan post operasi dimana ansietas
pada pre operasi umumnya disebabkan karena kurangnya pengetahuan pasien
terhadap tindakan operasi yang akan dilakukan, sedangkan ansietas post operasi
disebabkan karena adanya kekhawatiran terhadap kesembuhan luka maupun
aktivitas sehari-hari yang dapat dilakukan setelah menjalani operasi. Pendekatan
secara psikologis berguna untuk meningkatkan kualitas hidup dan konsep diri
pada pasien. Penatalaksanaan hipnotis lima jari merupakan salah satu
penatalaksanaan yang mengurangi ansietas yang muncul pada pasien dengan
riwayat operasi. Tujuan. Menggambarkan penatalaksanaan hipnotis lima jari
pada ansietas pasien dengan gangguan sistem pencernaan: herniotomi di Ruang
Ibnu Rusyd Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. Metode. Penelitian
dijelaskan secara deskriptif melalui pendekatan studi kasus yang dilakukan di
Ruang Ibnu Rusyd Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang pada tanggal 15 – 22
Mei 2019 dengan jumlah responden 2 orang. Hasil. Setelah dilakukan asuhan
keperawatan tingkat kecemasan pasien pada hari pertama adalah 38 dan dihari ke
tiga evaluasi tingkat kecemasan menjadi 24 dengan di ikuti dengan tanda-tanda
klien tampak rileks dan tanda-tanda vital pasien normal Kesimpulan. Terjadi
penurunan tingkat kecemasan pasien setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama 3x24 jam dan tindakan hipnotis lima jari. Saran. Hipnotis lima jari dapat
diterapkan dan dirumuskan pada intervensi keperawatan yang digunakan untuk
pasien ansietas tidak hanya dengan pasien herniotomi bisa dilakukan pada pasien
yang mengalami kecemasan lainnya di Rumah Sakit

x
ABSTRACT

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN STUDI KASUS ............................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... iv
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................................. v
MOTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................... vi
RIWAYAT HIDUP .................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii
ABSTRAK .................................................................................................................. x
ABSTRACT ................................................................................................................ xi
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xvi
DAFTAR BAGAN ................................................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang .......................................................................................................... 1
B.Rumusan Masalah ..................................................................................................... 4
C.Tujuan Masalah ......................................................................................................... 4
D.Manfaat ..................................................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN TEORI


A.Konsep Penyakit ....................................................................................................... 7
1. Definisi ............................................................................................................... 7
2. Anatomi Fisiologi ................................................................................................. 7
3. Etiologi .............................................................................................................. 10
4. Manifestasi klinis ............................................................................................... 12
5. Patofisiologi ....................................................................................................... 12
6. Pathway.............................................................................................................. 15
7. Pemeriksaan penunjang ...................................................................................... 16
8. Penatalaksanaan ................................................................................................. 17
B.Konsep Ansietas ...................................................................................................... 17
1. Definisi ansietas ................................................................................................. 17
2. Rentang respon ansietas ..................................................................................... 18
3. Fisiologi ansietas ............................................................................................... 19
4. Pengkajian Hamilton Axiety Rating Scale (HARS) ............................................. 20
C. Konsep Hipnotis Lima Jari ..................................................................................... 22
1. Definisi hipnotis lima jari ................................................................................... 22
2. Tujuan hipnotis lima jari ..................................................................................... 22
3. Keunggulan hipnotis lima jari ............................................................................. 22
4. Fisiologi hipnotis lima jari ................................................................................. 22

xii
5. Tahapan persiapan hipnotis lima jari .................................................................. 23
6. Langkah-langkah hipnotis lima jari ..................................................................... 23
D. Asuhan Keperawatan Teoritis ................................................................................ 24
1. Pengkajian Keperawatan..................................................................................... 24
2. Diagnosa Keperawatan ....................................................................................... 30
3. Intervensi Keperawatan ...................................................................................... 32
4. Implementasi Keperawatan ................................................................................. 50
5. Evaluasi Keperawatan ........................................................................................ 50
6.Discharge Planning ............................................................................................. 51

BAB III METODE


A.Rancangan Studi Kasus ........................................................................................... 52
B. Subjek Studi Kasus ................................................................................................. 52
C. Fokus Studi Kasus .................................................................................................. 52
D. Definisi Operasional ............................................................................................... 53
E. Tempat dan Waktu ................................................................................................. 54
F. Pengumpulan Data .................................................................................................. 54
G Penyajian Studi Kasus ............................................................................................. 55
H. Etika Studi Kasus ................................................................................................... 55

BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN


A. Profil Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang .................................................... 58
B. Tinjauan Kasus Pre Operasi Hernia ....................................................................... 60
1. Pengkajian Keperawatan ................................................................................... 60
2. Analisa Masalah ............................................................................................... 74
3. Diagnosa Keperawatan ..................................................................................... 81
4. Intervensi Keperawatan ..................................................................................... 82
5. Implementasi Keperawatan ............................................................................... 89
6. Evaluasi Keperawatan ....................................................................................... 89
C. Tinjauan Kasus Post Operasi Herniotomi ............................................................. 102
1. Pengkajian Keperawatan ................................................................................. 102
2. Analisa Masalah ............................................................................................. 118
3. Diagnosa Keperawatan ................................................................................... 129
4. Intervensi Keperawatan ................................................................................... 130
5. Implementasi Keperawatan ............................................................................. 137
6. Evaluasi Keperawatan ..................................................................................... 137
7. Discharge Planning ........................................................................................ 155
D. Pembahasan ........................................................................................................ 158
1. Pengkajian Keperawatan ................................................................................. 158
2. Diagnosa Keperawatan ................................................................................... 162
3. Intervensi Keperawatan ................................................................................... 164
4. Implementasi Keperawatan ............................................................................. 166
5. Evaluasi Keperawatan ..................................................................................... 167
6. Discharge Planning ........................................................................................ 169

xiii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 170
B. Saran ................................................................................................................... 171

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiv
DAFTAR TABEL

1. Langkah-Langkah Hipnotis Lima Jari .......................................................... 23


2. Intervensi Keperawatan Pre Operasi Hernia ................................................. 32
3. Intervensi Keperawatan Post Operasi Hernia ................................................ 33
4. Definisi Operasional Studi Kasus .................................................................. 53
5. Penatalaksanaan Hipnotis Lima Jari Pada Ansietas Pasien Dengan Gangguan
Sistem Pencernaan : Herniotomi Di Ruang Ibnu Rusyd Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang ........................................................................ 60

xv
DAFTAR GAMBAR

1. Gambar Anatomi Sistem Pencernaan .............................................................. 7


2. Gambar Rentang Respon Ansietas ................................................................ 18

xvi
DAFTAR BAGAN

1. Pathway Hernia ............................................................................................. 15

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Informed Consent


Lampiran 2 Format Pengkajian Keperawatan Medikal Bedah
Lampiran 3 Kuesioner Kecemasan HARS
Lampiran 4 Format Discharge Planning
Lampiran 5 Prosedur Pelaksanaan Teknik Hipnotis Lima Jari
Lampiran 6 Pengajuan Judul Studi Kasus
Lampiran 7 Surat Izin Pengambilan Data Awal
Lampiran 8 Surat Izin Penelitian STIKes Muhammadiyah Palembang
Lampiran 9 Surat Selesai Penelitian Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
Lampiran 10 Supervisi
Lampiran 11 Lembar Konsultasi

xviii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Negara yang mengalami penghasilan rendah dan menengah ke
bawah rentan akan mengalami penyakit. Dampak yang dialami seseorang
berupa penyakit yang di klasifikasikan antara lain penyakit menular dan
penyakit tidak menular. Penyakit menular merupakan penyakit yang
disebabkan oleh agen biologi seperti virus, bakteri, dan parasit sedangkan
penyakit tidak menular secara kolektif menyebabkan kematian diseluruh
dunia salah satunya yaitu Hernia (WHO, 2018).
Angka insiden menurut WHO, (2018) didapatkan bahwa pada
tahun 2018, Gordania menduduki peringkat ke tiga yaitu berjumlah 250
kasus setiap tahunnya. Sedangkan Menurut hasil RISKESDAS tahun 2018
di indonesia penyakit hernia menempati urutan ke delapan yaitu
berjumlah 291.145 kasus setiap tahunnya (Riskesdas, 2018). Berdasarkan
data tersebut angka kejadian kematian yang disebabkan oleh penyakit
tidak menular akan terus meningkat setiap tahunnya.
Kota Palembang, Sumatera Selatan penyakit tidak menular
mempunyai rentang kenaikan yang signifikan. Terbukti angka kejadian
menurut kelompok umur prevalensi tertinggi pada usia >70 tahun sebesar
13,5% sedangkan prevalensi terendah pada usia < 4 tahun sebesar 0,05%
(Dinkes Palembang, 2018).
Hernia terjadi karena adanya peningkatan kerja beban berat yang di
alami seseorang secara terus menerus sehingga menyebabkan peregangan
pada otot abdomen menurun. Hal ini menyebabkan organ usus turun dan
terjadi penonjolan yang berbeda-beda sesuai dengan tempat peregangan
otot yang di alami salah satunya yaitu hernia scrotalis. Pada pasien pre
operasi hernia scrotalis umumnya akan terjadi gejala tonjolan di lipatan
paha dan dapat muncul pada saat beristirahat, menangis, mengenjan serta
mengangkat beban yang dimana jika tidak di tangani segera usus dapat
terperangkap di dalam scrotum sehingga menyebabkan aliran darah ke

1
2

usus terganggu. Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatas hal


tersebut salah satunya adalah pembedahan yang disebut sebagai
herniotomi (Suratun & Lusianah, 2012).
Herniotomi adalah proses pembedahan dengan cara memotong atau
mengembalikan organ usus ke posisi semula dan menutup celah yang akan
menyebabkan hernia tersebut terjadi lagi. Dalam kondisi seimbang pasien
pre operasi hernia cenderung akan mengalami perubahan status kesehatan
sehingga menyebabkan ketidakadekuatan metode koping dan
menimbulkan masalah keperawatan anseitas. Efek psikologis tubuh yang
diberikan pasien berupa berkeringat dingin, susah tidur, nadi dan tekanan
darah naik. Ansietas yang dialami pasien akan menyebabkan gangguan
perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran sehingga dapat mempengaruhi
hasil tanda-tanda vital pasien dimana hal ini akan menjadi prioritas pasien
akan dilakukan tindakan operasi. Sedangkan pasien post operasi hernia
akan menimbulkan ansietas yang disebabkan oleh kurang terpapar
informasi mengenai pembedahan. (Afrian, 2015). Pola berfikir seseorang
yang mengalami kekurangan informasi mengenai penyakit yang
dideritanya akan menggali informasi dengan cara banyak bertanya kepada
saudara ataupun kepada tenaga medis mengenai proses pembedahan itu
sendiri. Penatalaksanaan kecemasan pada pasie pre dan post operasi
herniotomi bisa diselesaikan secara medis dan non parmakologis. Salah
satu tindakan non parmakologis yang dapat diberikan berupa hipnotis lima
jari (Evangelista, Widodo, dan Widiani, 2016).
Hipnotis lima jari dilakukan dengan cara membawa pasien ke
ruangan kedap suara kemudian menginstruksikan pasien duduk rileks
sambil memenjamkan mata dengan meletakkan tangan di samping atau di
atas paha. Kemudian klien di minta melipat jari telunjuk sambil
membayangkan hal-hal ketika sehat, kemudian melipat jari tengah sambil
membayangkan sedang bersama orang yang disenangi, lalu melipat jari
manis sambil membayangkan ketika klien menerima penghargaan, dan
melipat jari kelingking sambil membayangkan ketika klien berada di
tempat yang disenangi melipat. (Simatupang Dan Yossie, 2015).
3

Berdasarkan hasil Penelitian Evangelista, Widodo, Dan Widiani (2016)


tentang pengaruh hipnotis lima jari terhadap tingkat kecemasan
menyatakan bahwa terapi hipnotis lima jari dapat menurunkan kecemasan
pada pasien sirkumsisi di tempat praktik mandiri Mulyorejo Sukun
Malang dengan perlakuan sebanyak tiga kali dalam 15 sampai 30 menit
dan nilai yang di dapat berupa 0,043<0,05.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang didapatkan pada tiga tahun terakhir
mengalami peningkatan pada tahun 2016 jumlah pasien 381 kasus dengan
klasifikasi antara lain hernia inguinalis berjumlah 289 kasus, hernia
femoralis abdominal sciatric berjumlah 69 kasus, hernia umbilicalis
berjumlah 14 kasus, hernia femoralis berjumlah 7 kasus, dan hernia
diaphragmatica berjumlah 2 kasus. Tahun 2017 mengalami penurunan
yaitu menjadi 189 kasus dengan klasifikasi antara lain hernia unilateral or
unspecified inguinal hernia berjumlah 210 kasus, ventral hernia berjumlah
4 kasus, umbilical hernia berjumlah 3 kasus dan bilateral inguinal hernia
berjumlah 1 kasus. Pada tahun 2018 mengalami kenaikan yaitu 191 kasus
dengan klasifikasi antara lain inguinal hernia berjumlah 187 kasus dan
ventral hernia berjumlah 4 kasus. (Rekam Medis Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang, 2019).
Tindakan keperawatan yang diberikan pada pasien Herniotomi di
Ruang Ibnu Rusyd Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang umumnya
berupa pemberian support fisik dan mental berupa anjuran untuk membaca
do’a. Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan sangatlah
komprehensif sehingga ini menuntut perawat untuk dapat memberikan
asuhan keperawatan. Sesuai dengan perkembangan ilmu keperawatan yang
dilakukan peneliti oleh beberapa peneliti. Pada pasien ansietas peran
perawat sangatlah penting yang berguna untuk memberikan keterangan
yang dapat mempengaruhi respon secara biologis dan fisiologis dimana ini
juga dapat mempengaruhi psikologis pasien. Salah satu tindakan alternatif
yang dapat diberikan dalam menurunkan tingkat kecemasan pada pasien
4

salah satunya adalah hipnotis lima jari yang tindakannya dapat dilakukan
oleh perawat dan diajarkan kepada pasien dan keluarga.
Berdasarkan latar belakang di atas mengenai salah satu masalah
keperawatan yang sering di jumpai pada pasien pre dan post operasi yaitu
ansietas yang harus segera di tangani. Penulis tertarik mengambil tema
“penatalaksanaan hipnotis lima jari terhadap kecemasan pada pasien
gangguan sistem pencernaan : Herniotomi di Ruang Ibnu Rusyid Rumah
Sakit Muhammadiyah Palembang”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
membuat asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem
pencernaan: herniotomi di Ruang Ibnu Rusyid Sakit Muhammadiyah
Palembang ?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulis studi kasus ini adalah untuk mendapatkan
gambaran bagaimana asuhan keperawatan melalui penatalaksanaan
hipnotis lima jari terhadap kecemasan pada pasien dengan gangguan
sistem pencernaan: Herniotomi di Ruang Ibnu Rusyid Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam studi kasus ini adalah penulis mampu :
a. Melakukan pengkajian keperawatan pada pasien dengan
gangguan sistem pencernaan: herniotomi melalui
penatalaksanaan hipnotis lima jari terhadap kecemasan di Ruang
Ibnu Rusyid Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.
b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan
gangguan sistem pencernaan: herniotomi melalui penatalaksanaan
hipnotis lima jari terhadap kecemasan di Ruang Ibnu Rusyid
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.
5

c. Melakukan intervensi keperawatan pada pasien dengan gangguan


sistem pencernaan: herniotomi melalui penatalaksanaan hipnotis
lima jari terhadap kecemasan di Ruang Ibnu Rusyid Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang.
d. Melakukan implementasi keperawatan pada pasien dengan
gangguan sistem pencernaan: herniotomi melalui penatalaksanaan
hipnotis lima jari terhadap kecemasan di Ruang Ibnu Rusyid
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien dengan gangguan
sistem pencernaan: herniotomi melalui penatalaksanaan hipnotis
lima jari terhadap kecemasan di Ruang Ibnu Rusyid Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang.
f. Melakukan discharge planning pada pasien dengan gangguan
sistem pencernaan: herniotomi melalui penatalaksanaan hipnotis
lima jari terhadap kecemasan di Ruang Ibnu Rusyid Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang.

D. Manfaat
Penulis berharap semoga penatalaksanaan hipnotis lima jari ini dapat
dimanfaatkan untuk :
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis studi kasus diharapkan dapat bermanfaat untuk
dijadikan sebagai sumber informasi dalam menjawab
permasalahan-permasalahn yang terjadi dalam proses
keperawatan terutama dalam meningkatkan hasil studi kasus
mahasiswa. Selain itu bermanfaat sebagai bahan referensi dalam
pembelajaran dan menerapkan ilmu keperawatan yang sudah
ada.
6

2. Manfaat Praktis
Secara praktis studi kasus ini bermanfaat :
a. Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian studi kasus ini dapat dijadikan sebagai tambahan
khasanah ilmu pengetahuan keperawatan dalam proses
penanganan ansietas pada pasien yang mengalami gangguan
pada sistem pencernaan: herniotomi di ruang Ibnu Rusyid
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. Diharapkan pada
peneliti selanjutnya untuk menerapkan therapy aroma
lavender untuk mengurangi ansietas pada pasien pre
operasi, post operasi, dan penyakit yang memiliki masalah
keperawatan ansietas.
b. Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan pertimbangan oleh pihak rumah sakit untuk
membuat kebijakan dalam upaya meningkatkan kualitas
pelayanan asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan sistem pencernaan: herniatomi di Ruang Ibnu
Rusyid Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.
c. Peneliti selanjutnya
Sebagai bahan referensi serta acuan dalam membandingkan,
melakukan dan menganalisa penelitian studi kasus
selanjutnya terkait dengan asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan sistem pencernaan: herniotomi.
7

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Penyakit
1. Definisi
Hernia adalah penonjolan serat atau ruas organ atau jaringan
karena disebabkan oleh keluarnya sebagian dalam dari tempat
biasanya melalui lubang yang abnormal (Afrian. 2015).
Hernia scrotalis merupakan suatu kondisi dimana tekanan
internal seperti obesitas atau kelebihan berat badan secara alami
akan memiliki tekanan lebih besar yang akan mengakibatkan
dengan mudah mendorong jaringan lemak dan organ internal
sehingga mengakibatkan lubang embrional tidak menutup (Fanny.
2014).
2. Anatomi Dan Fisologi

Gambar 1 Anatomi Scrotalis


Sumber : Amrizal, 2015

7
8

a. Usus Halus (Intestinum Minor)


Usus halus merupakan bagian dari sistem pencernaan makanan
yang berpangkal pada pilorus dan berakhir pada sekum. Panjang
usus halus lebih kurang 6 meter. Usus halus merupakan saluran
pencernaan yang paling panjang dari tempat proses pencernaan dan
absorpsi pencernaan. Lapisan usus halus dari dalam keluar adalah
sebagai berikut :
1). Tunika mukosa : banyak terdapat lipatan-lipatan
membentuk flika sirkularis dan vili intestinal (jonjot-jonjot)
yang selalu bergerak karena pengaruh hormon vili kinin.
2). Tunika propia : bagian dalam dari tunika mukosa terdapat
jaringan limfoid nodulus limfatikum dalam bentuk sendiri-
sendiri dan berkelompok.
3). Tunika submukosa : terdapat anyaman pembuluh darah dan
saraf simpatis.
4). Tunika muskularis : terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan
otot sirkuler dan otot longitudinal di antara keduanya
terdapat anyaman serabut saraf.
5). Tunika serosa (adventisia) : meliputi seluruh yeyunum dari
ileum.
Bagian-bagian dari usus halus adalah sebagai berikut :
1). Duodenum : bentuknya melengkung seperti kuku kuda.
Pada lengkungan ini terdapat pancreas. Bagian kanan dari
duodenum terdapat bagian yang menonjol, tempat
bermuaranya saluran empedu dan saluran pankreas, bagian
ini dinamakan papilla vateri.
2). Yeyunum : panjangnya 2-3 meter berkelok-kelok, terdapat
sebelah kiri atas dari intestinum minor dengan perantaraan
lipatan peritoneum berbentuk kipas.
3). Illeum : ujung batas antara yeyunum dan ileum tidak jelas
panjangya, lebih kurang 4-5 meter merupakan usus halus
yang terletak sebelah kanan bawah.
9

Absoprsi zat makanan di usus halus antara lain sebagai berikut :


1). Hidrat arang (karbohidrat) : glukosa, galaktosa, dan fruktosa
2). Protein : asam amino
3). Lemak : asam lemak, gliserol, dan monogliserida
4). Air dan elektrolit: makanan/minuman 2.000 ml sehari dan
air liur pencernaan 7.000 ml sehari, 95% dari cairan ini
diserap sehingga yang hilang bersama feses hanya 200 ml.
5). Natrium dan kalium
6). Klorida dan bikarbonat
7). Vitamin
8). Kalsium
9). Zat besi
(Syaifuddin. 2016)
b. Usus Besar (Intestinum Mayor)
Usus besar merupakan saluran pencernaan berupa usus
berpenampung luas atau berdiameter besar dengan panjang lebih
kurang 1,5-1,7 meter dan penampang 5-5 cm. Lanjutan dari usus
halus yang tersusun seperti huruf U terbalik mengelilingi usus
halus. Lapisan usus besar dari dalam keluar adalah sebagai berikut :
1). Lapisan selaput lendir (mukosa): ukurannya kurang lebih 0,5
mm terletak berdekatan satu sama lain, epitel kripta hamper
seluruh permukaannya menghasilkan mukus pelumas epitel.
2). Lapisan otot melingkar (M. sirkuler): terbelah dalam
berbentuk lingkaran.
3). Lapisan otot memanjang (M. longitudinal): berkumpul
menjadi tiga pita panjang dengan lebar 1 cm disebut teniae
coli.
4). Lapisan jaringan ikat (serosa): jaringan ikat yang kuat
sebelah luar.
Bagian-bagian dari usus besar meliputi bagian berikut :
1). Sekum : kantung lebar terletak pada fosa iliaka dekstra, ileum
memasuki fosa iliaka sisi kiri osteum ileoseikalis.
10

2). Kolon asenden : memanjang dari sekum ke fosa iliaka kanan


sampai ke sebelah kanan abdomen panjangnya 13 cm,
terletak di bawah abdomen sebelah kanan dibawah hati.
3). Kolon transversum : panjangnya lebih kurang 38 cm
membujur dari kolon asenden sampai ke kolon desenden
berada di bawah abdomen sebelah kanan belokan yang
disebut fleksura lienalis.
4). Kolon desenden : panjangnya lebih kurang 25 cm terletak di
bawah abdomen bagian kiri dari atas ke bawah dari depan
fleksura lienalis sampai di depan ileum kiri bersambung
dengan sigmoid dan di belakang peritoneum.
5). Kolon sigmoid : lanjutan dari kolon desenden, panjangnya 40
cm, terletak miring dalam rongga pelvis sebelah kiri,
berbentuk huruf S ujung bawahnya berhubungan dengan
rektum berakhir setinggi vertebra sakralis 3-4.
Fungsi usus besar yaitu :
1). Menyerap air dan elektrolit, untuk kemudian sisa masa
membentuk masa yang semisolid atau lembek yang disebut
feses.
2). Menyimpan bahan feses sampai saat defekasi. Feses ini
merupakan sisa makanan, serat-serat selulosa sel-sel epitel
bakteri, bahan sisa sekresi (lambung, kelenjar intestine, hati,
pankreas), magnesium fostat dan Fe.
3). Tempat tinggal bakteri coli. Sebagian dari kolon
berhubungan dengan fungsi pencernaan dan sebagian lagi
berhubungan dengan penyimpanan (Syaifuddin. 2016).
3. Etiologi
Penyebab yang memungkinkan terjadinya hernia menurut Afrian
(2015) adalah sebagai berikut :
a. Kerja otot yang terlalu kuat
Suatu pekerjaan yang memaksa otot bekerja secara kuat dapat
menambah tekanan di dalam abdomen sehingga
11

menyebabkannya mencuat ke area yang lebih lemah dan


menyebabkan organ tersebut terperangkap di dalamnya.
b. Mengangkat beban yang berat
Hernia disebabkan oleh kombinasi dari tekanan besar berulang
pada lapisan dinding perut dan kelemahan otot-ototnya yang
sudah terjadi lebih dulu. Namun kalau anda hanya sesekali
mengangkat barang berat dan kondisi otot-otot tubuh anda
masih kuat, kecil kemungkinan langsung mengalami hernia.
c. Batuk kronik
Konstipasi yang membuat Melemah atau memburuknya otot
dikarenakan proses penuaan serta aktivitas fisik yang berat
yang disertai merokok dapat menyebabkan dinding abdomen
menjadi lemah.
d. Mengejan sewaktu miksi dan defekasi
Hal ini seringkali terjadi akibat robeknya selaput tipis yang
diakibatkan mengejan terlalu kuat sehingga menyebabkan
terjadinya tonjolan di pangkalan paha
e. Peregangan otot abdomen karena meningkatnya tekanan intra
abdomen (TIA) seperti : Obesitas dan kehamilan. Selama
proses kehamilan atau pun obesitas otot cenderung meregang,
tipis dan lemah sehingga menyebabkan ibu hamil rentan
mengalami hernia.
Penyebab terjadinya hernia menurut Anik (2014) adalah sebagai
berikut :
a. Pekerjaan berat
Pekerjaan berat mempunyai hubungan yang signifikan dengan
proses terjadinya hernia inguinalis. Hal ini dikarenakan
pekerjaan berat dapat meningkatkan tekanan intra abdomen
pada perut yang mengakibatkan organ usus menonjol melalui
suatu titik yang lemah/sobek.
12

b. Faktor predisposisi (riwayat keluarga)


Riwayat keluarga merupakan faktor predisposisi yang
menyebabkan terjadinya hernia. Ini dikarenakan terdapat
silsilah keluarga yang memiliki dinding abdomen yang tipis
sehingga menyebabkan keturunan selanjutnya mempunyai
dinding abdomen yang rentan mengalami hernia.
c. Batuk kronik
Proses ini dikarenakan melemahnya otot abdomen seiring
bertambahnya usia serta aktivitas fisik yang berat dapat
memicu terjadinya hernia.
d. Sembelit
Hal ini terjadi dikarenakan robeknya selaput tipis yang
diakibatkan oleh mengejan terlalu kuat sehingga menyebabkan
organ tersebut terperangkap.
e. Obesitas
Hal ini dikarenakan tekanan internal yang lebih besar. Tekanan
internal tersebut dengan mudah dapat mendorong jaringan
lemak dan organ internal tersebut menjadi hernia.
4. Manifestasi Klinis
Pada umumnya yang sering dirasakan oleh orang dewasa
berupa benjolan yang terlihat di lipatan paha, benjolan tersebut
akan terjadi komplikasi bila penderita menangis, mengejan,
mengangkat beban berat ataupun dalam posisi berdiri (Afrian.
2015).
Tanda dan gejala hernia Scrotalis berupa benjolan yang
terdapat pada selangkangan dan sering turun ke skrotum atau
biasanya disebut turun berok, dan kelingsir. Pasien biasanya
mengeluh nyeri tekan bagian selangkangan dan terdapat gambaran
hipovolemi (Diyono. 2013).
5. Patofisiologi
Hernia inguinalis lateralis (indicekta) sebagian besar ada fakta
congenital dengan adanya penonjolan dari proses vaginalis
13

peritonel. Hernia inguinalis medialis (direkta) dan hernia femoralis


dapat dikatakan hernia yang di dapat (acquisita). Semua keadaan
yang menyebabkan kenaikan tekanan inta-abdomen seperti
kehamilan, batuk kronis, pekerjaan mengangkat benda berat,
mengejan pada saat defekasi, dan mengejan pada saat miksi,
misalnya akibat hipertrofi prostat dapat menjadi pencetus
timbulnya hernia. Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal
pada fetus (Diyono. 2013).
Kanal yang normal pada fetus bulan ke-8 kehamilan, terjadi
desensus testis melalui kanal tersebut, akan menarik perineum ke
daerah scrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang
disebut dengan prosesus vaginalis peritonei, pada bayi yang baru
lahir umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi sehingga isi
rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut, namun dalam
beberapa hal seringkali kanalis ini tidak menutup karena testis kiri
turun terlebih dahulu, maka kanalis inguinalis kanan lebih sering
terbuka, bila kanalis kiri terbuka maka biasanya yang kanan juga
terbuka dalam keadaan normal, kanalis yang terbuka ini akan
menutup pada usia 2 bulan.
Bila prosesus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi)
akan timbul hernia inguinalis lateralis congenital. Pada orang tua
kanalis tersebut telah menutup namun karena merupakan lokus
minoris persistence, maka pada keadaan yang menyebabkan
tekanan intra abdominal meningkat, kanalis tersebut dapat terbuka
kembali dan timbul hernia inguinalis lateral akuisita. Apabila isi
hernia keluar melalui rongga peritoneum melalui inguinalis
internus yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior
kemudian hernia masuk ke dalam hernia kanalis inguinalis dan jika
cukup panjang, menonjol keluar dari anulus inguinalis eksternus,
dan bila berlanjut tonjolan akan sampai ke scrotum yang disebut
juga hernia scrotalis. Tindakan yang dapat dilakukan berupa proses
pembedahan.
14

Tindakan pembedahan pada hernia dilakukan dengan anestesi


general atau spinal sehingga akan mempengaruhi sistem saraf pusat
(SSP) yamg berpengaruh pada tingkat kesadaran, depresi pada SSP
juga mengakibatkan reflek batuk menghilang. Selain itu pengaruh
anestesi juga mengakibatkan produksi sekret trakeobronkial
meningkat sehingga jalan nafas terganggu, serta mengakibatkan
peristaltik usus menururn yang berakibat pada mual dan muntah,
sehingga berisiko terjadi aspirasi yang akan menyumbat jalan
nafas. Selain itu juga prosedur bedah akan mengakibatkan hilang
cairan.
Kehilangan cairan ini dikarenakan kehilangan darah dan
kehilangan cairan yang tidak terasa melalui paru-paru dan kulit.
Insisi bedah mengakibatkan pertahanan primer tubuh tidak adekuat
seperti kulit rusak, trauma jaringan, sampai statis cairan tubuh.
Luka bedah sendiri juga merupakan jalan masuk bagi organisme
patogen sehingga sewaktu-waktu dapat terjadi infeksi. Pada semua
jenis operasi pasien pasti akan merasakan nyeri.
Rasa nyeri timbul karena terjadi torehan, tarikan, manipulasi
jaringan dan organ. Dapat juga terjadi karena stimulasi ujung syaraf
oleh bahan kimia yang dilepas pada saat operasi atau juga bisa
diakibatkan oleh ischemi jaringan yang mengakibatkan gangguan
suplai darah ke satu bagian, seperti karena tekanan, spasmus otot
atau hematoma (Afrian. 2015).
15

6. Pathway Bagan 1 Pathway Hernia


(Huda, 2015; Afrian, 2015)
Mengangkat beban yang berat Batuk Kronik Obesitas Faktor predisposisi

Peningkatan tekanan intra abdomen

Fasia abdomen tidak mampu menahan tekanan


Fasia terkoyak

Isi rongga abdomen melewati dinding inguinal

Masuk kanal inguinal

Menonjol ke fascia transversalis

Keluar pada cincin kanal

Masuk ke scrotum & penonjolan keluar

Post Operasi Hernia Scrotalis Pre Operasi

Insisi bedah Vaskularisasi Perubahan status Distensi abdomen


terhambat kesehatan
Kurang Informasi Terputusnya Risiko Gerakan balik paristaltik
tentang jaringan Perdarahan Penurunan Ketidakadekuatan Kurang usus ke mulut
pembedahan saraf aliran darah metode koping terpaparnya
Risiko ke usus Muntah
infeksi informasi
Ansietas Nyeri akut Ansietas
Iskemik Intake Intake
Banyak bertanya
usus makanan cairan
kepada saudara
Peningkatan respirasi anaerob dan tenaga medis inadekuat inadekuat

Peningkatan asam laktat Defisiensi Ketidakseimbangan Ketidakseimb


pengetahuan nutrisi kurang dari angan volume
Nyeri akut kebutuhan tubuh cairan
16

7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Diagnostik yang dilakukan pada pasien hernia
menurut Afrian (2015) berupa :
a. Foto rontgen dada, untuk mengidentifikasi adanya gambaran
udara bebas.
b. Elektromiografi, untuk memeriksa dan merekam aktivitas otot
yang berlebihan sehingga memicu terjadinya hernia.
c. Scan CT, hal ini bertujuan untuk melihat organ yang
terperangkap dalam kantong hernia.
d. Tanda leseque (tes dengan mengangkat kaki lurus ke atas)
e. Pemeriksaan darah
1). Lekosit : peningkatan jumlah lekosit mengindikasikan
adanya infeksi
2). Hemoglobin : hemoglobin yang rendah dapat mengarah
pada anemia/kehilangan darah
3). Hematokrit : peningkatan hematokrit mengindikasikan
dehidrasi
f. Urinalis
BUN, Creatinin, munculnya SDM atau bakteri
mengindikasikan infeksi serta status hidrasi dengan mual dan
muntah.
g. EKG, untuk mengetahui kodisi jantung.

Pemeriksaan yang bisa dilakukan pada pasien hernia menurut


Huda (2015) adalah sebagai berikut :
a. Pemeriksaan darah lengkap dan serum elektrolit dapat
menunjukkan peningkatan dalam jumlah sel darah putih serta
ketidakseimbangan elektrolit.
b. Sinar X pada abdomen yang menunjukkan abnormal kadar
dalam usus.
17

8. Penatalaksanaan
Penanganan terhadap hernia menurut Huda (2015) ada dua macam
berupa :
a. Konservatif (townsend CM)
1). Suntikan, Hal ini berupa cairan sklerotik yaitu alcohol
atau kinin yang di suntikkan di daerah hernia yang bisa
menyebabkan pintu hernia menyempit sehingga isi
hernia keluar dan kembali keposisi semula.
2). Sabuk hernia, Hal ini diberikan kepada pasien yang
mengalami hernia dengan ukuran masih kecil serta
menolak untuk dilakukan pembedahan.
b. Operatif
Operasi pada pasien hernia dilkukan dengan tiga tahap, yaitu
:
1). Herniotomi, proses membuka serta pemotongan
kantong hernia dan mengembalikannya ke cavum
abdominalis.
2). Hernioraphy, yaitu mengikat leher hernia lalu
meletakkannya pada conjoint tendon.
3). Hernioplasty, yaitu menjahit conjoint tendon pada
ligamentum agar LMR tertutup dan dinding perut lebih
kuat karena tertutup otot.

B. Konsep Ansietas
1. Definisi ansietas
Kecemasan yaitu respon yang diberikan tubuh terhadap suatu
hal yang bisa memberikan efek samping terhadap pasien tersebut.
Dalam kondisi seimbang pasien hernia cenderung akan mengalami
perubahan status kesehatan tubuhnya. Tubuh akan beradaptasi
dengan stres yang diakibatkan oleh banyak faktor salah satunya yaitu
kurang terpapar informasi mengenai penyakit yang dideritanya. Pola
berfikir seseorang yang mengalami kekurangan informasi mengenai
18

penyakit yang dideritanya akan menggali informasi dengan cara


banyak bertanya kepada saudara ataupun kepada tenaga medis
mengenai proses pembedahan itu sendiri. Penatalaksanaan
kecemasan bisa diselesaikan secara medis dan non parmakologis.
Salah satu tindakan parmakologis yang dapat diberikan berupa
hipnotis lima jari (Evangelista, Widodo, dan Widiani, 2016).
2. Rentang respon ansietas

Gambar 2. Rentang Respon Ansietas


Sumber : Stuart ; Rochmawati, 2016
Tingkat kecemasan menurut Yusuf, Endang, Frorencia, Okviansanti
(2017) adalah sebagai berikut :
a. Kecemasan Ringan
Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan akan
peristiwa kehidupan sehari-hari. Respon fisiologis tubuh berupa
nadi dan tekanan darah naik, muka berkerut dan bibir bergetar,
dan sesekali sesak nafas.
b. Kecemasan Sedang
Kecemasan sedang berhubungan dengan persepsi lingkungan
dan lebih memfokuskan pada hal penting dan mengesampingkan
hal lain. Respon fisiologis tubuh berupa nafas pendek, mulit
kering, anorexia, dan gelisah.
c. Kecemasan Berat
Kecemasan berat cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan
mengabaikan hal-hal lain. Individu tidak mampu berfikir berat
dan membutuhkan banyak pengarahan. Respon fisiologi tubuh
19

berupa nafas pendek, berkeringat, sakit kepala, dan sesekali


penglihatan kabur.
d. Panik
Pada tingkatan ini individu sudah tidak bisa mengendalikan diri
lagi dan tidak bisa melakukan apa-apa walaupun sudah diberi
pengarahan. Respon fisiologi tubuh berupa nafas pendek, rasa
tercekik, sakit dada, pucat, dan hipotensi.
3. Fisiologi ansietas
Fisiologis ansietas menurut Indah (2015) adalah sebagai berikut :
Stress fisik atau emosional mengaktivasi amygdala yang
merupakan bagian dari sistem limbik yang berhubungan dengan
komponen emosional dari otak. Respon emosional yang timbul
ditahan oleh input dari pusat yang lebih tinggi di forebrain. Respon
neurologis dari amygdala ditransmisikan dan menstimulasi respon
hormonal dari hipotalamus. Hipotalamus akan melepaskan hormon
CRF (corticotropin- releasing factor) yang menstimulasi hipofisis
untuk melepaskan hormon lain yaitu ACTH (adrenocorticotropic
hormone) ke dalam darah. ACTH sebagai gantinya menstimulasi
kelenjar adrenal untuk menghasilkan kortisol, suatu kelenjar kecil
yang berada di atas ginjal. Semakin berat stress, kelenjar adrenal
akan menghasilkan kortisol semakin banyak dan menekan sistem
imun.
Secara simultan, hipotalamus bekerja secara langsung pada
sistem otonom untuk merangsang respon yang segera terhadap
stress. Sistem otonom sendiri diperlukan dalam menjaga
keseimbangan tubuh. Sistem otonom terbagi dua yaitu sistem
simpatis dan parasimpatis. Sistem simpatis bertanggung jawab
terhadap adanya stimulasi atau stress. Reaksi yang timbul berupa
peningkatan denyut jantung, napas yang cepat, penurunan aktivitas
gastrointestinal. Sementara sistem parasimpatis membuat tubuh
kembali ke keadaan istirahat melalui penurunan denyut jantung,
perlambatan pernapasan, meningkatkan aktivitas gastrointestinal.
20

Perangsangan yang berkelanjutan terhadap sistem simpatis


menimbulkan respon stress yang berulang-ulang dan menempatkan
sistem otonom pada ketidakseimbangan. Keseimbangan antara kedua
sistem ini sangat penting bagi kesehatan tubuh. Dengan demikian
tubuh dipersiapkan untuk melawan atau reaksi menghindar melalui
satu mekanisme rangkap: satu respon saraf, jangka pendek, dan satu
respon hormonal yang bersifat lebih lama
4. Pengkajian Hamilton Axiety Rating Scale (HARS)
Ansietas dapat diukur dengan pengukuran tingkat kecemasan
menurut alat ukur kecemasan yang disebut Hamilton Axiety Rating
Scale (HARS). Skala HARS merupakan pengukuran kecemasan
yang di dasarkan pada munculnya symptom pada individu yang
mengalami kecemasan. Instrumen HARS dikembangkan oleh Stuart
dan Sundeen (1991) dan dikembangkan Iqbal, Indrawati, dan
Susanto (2015). Menurut skala HARS terdapat 14 symptom yang
nampak pada individu yang mengalami kecemasan. Pengukuran
skala skor 0 = Tidak ada, 1 = Ringan, 2 = Sedang, 3 = Berat, dan 4 =
Berat sekali. Penggolongan nilai skor merupakan penjumlahan
seluruh hasil jawaban adalah 14 : Tidak ada kecemasan, 14-20 :
kecemasan ringan, 21-27 : kecemasan sedang, dan 28-41 :
kecemasan berat (Yusuf, dkk. 2017). Penilaian ansietas terdiri dari
14 item, meliputi :
1. Perasaan cemas meliputi cemas, takut, mudah tersinggung,
dan firasat buruk.
2. Ketegangan meliputi lesu, tidur tidak tenang, gemetar,
gelisah, mudah terkejut, dan mudah menangis.
3. Ketakutan meliputi akan gelap, ditinggal sendiri, orang asing,
binatang besar, keramaian lalu lintas, dan kerumunan orang
banyak.
4. Gangguan tidur meliputi sukar tidur, terbangun malam hari,
tidak puas, bangun lesu, sering mimpi buruk, dan mimpi
menakutkan.
21

5. Gangguan kecerdasan meliputi daya ingat buruk.


6. Perasaan depresi meliputi kehilangan minat, sedih, bangun
dini hari, berkurangnya kesenangan pada hobi, dan perasaan
berubah-ubah sepanjang hari.
7. Gejala somatik meliputi nyeri otot kaki, kedutan otot, gigi
gemertak, dan suara tidak stabil.
8. Gejala sensoris meliputi tinitus, penglihatan kabur, muka
merah, pucat, merasa lemas, dan perasaan ditusuk-tusuk.
9. Gejala kardiovaskular meliputi takikardi, berdebar-debar,
nyeri dada, denyut nadi mengeras, rasa lemas seperti mau
pingsan, dan detak jantung hilang sekejap
10. Gejala pernapasan meliputi rasa tertekan di dada, perasaan
tercekik, merasa napas pendek atau sesak, dan sering menarik
napas panjang.
11. Gejala saluran pencernaan meliputi sulit menelan, mual,
muntah, enek, konstipasi, perut melilit, defekasi lembek,
gangguan pencernaan, nyeri lambung sebelum dan sesudah
makan, rasa panas di perut, berat badan menurun, dan perut
terasa panas atau kembung.
12. Gejala urogenital meliputi sering kencing, dan tidak dapat
menahan kencing.
13. Gejala vegetative atau otonom meliputi mulut kering, muka
kering, muda berkeringat, sering pusing atau sakit kepala, dan
bulu roma berdiri.
14. Perilaku sewaktu wawancara meliputi gelisah, tidak tenang,
jari gemetar, mengerutkan dahi atau kening, muka tegang,
tonus otot meningkat, napas pendek dan cepat serta muka
merah.
22

C. Konsep Hipnotis Lima Jari


1. Definisi Hipnotis Lima Jari
Hipnotis lima jari merupakan seni dalam berkomunikasi
verbal yang bertujuan membawa alam piker pasien menuju trance
(gelombang alpha/theta) yang dapat mengakibatkan menurunnya
peningkatan kerja jantung, pernafasan, frekuensi nadi,dll (Anik,
2014).
2. Tujuan Hipnotis Lima Jari
Tujuan dilakukan hipnotis lima jari pada pasien hernia
menurut Anik Agustina Vera (2014) yaitu membantu orang menjadi
rileks dengan demikian dapat memperbaiki aspek kesehatan fisik dan
untuk mengurangi tingkat ansietas pada pasien pre dan post operasi.
3. Keunggulan Hipnotis Lima Jari
Keunggulan dilakukan hipnotis lima jari pada pasien hernia menurut
Anik Agustina Vera (2014) adalah sebagai berikut :
a. Mengurangi rasa cemas, khawatir, dan gesih yang diakibatkan
oleh ketidaktahuan tentang prosedur pembedahan.
b. Memberikan ketenangan batin bagi pasien untuk menormalkan
tanda-tanda vital sebelum operasi
c. Mengurangi tekanan darah, hal ini dapat memberikan dampak
pada detak jantung yang kembali normal sehingga kualitas atau
pola tidur pasien baik
4. Fisiologi Hipnotis Lima Jari
Hipnotis lima jari merupakan salah satu bentuk self hipmois
yang dapat menimbulkan efek relaksasi yang tinggi, sehingga akan
mengurangi ketegangan dan stress dari pikiran seseorang. Manfaat
hipnotis lima jari adalah dapat meningkatkan semangat,
menimbulkan kedamaian di hati dan mengurangi ketegangan.
Metode hipnotis lima jari dapat dilakukan 15 sampai 30 menit
dengan konsentrasi dan rileks pertama melipat jari telunjuk dan
mengenang hal-hal merasa sehat, kedua melipat jari tengah dan
mengenang orang-orang yang disenangi, ketiga melipat jari manis
23

dan mengenang saat mendapat pujian dan terakhir melipat


kelingking dan mengenang tempat yang paling indah yang pernah
dikunjungi. Gelombang pikiran masuk ke gelombang alfa dengan
frekuensi 7-14 hertz atau lebih kemudian dalam lagi ke gelombang
theta frekuensi 4-7 hertz. Ketika pikiran masuk ke gelombang ini,
secara otomatis menghasilkan zat endorphin alami yang
menghasilkan sensasi nyaman dan dalam hipnotis lima jari sistem
metabolisme tubuh menjadi jauh lebih baik dan tubuh bebas dari
ketegangan (Yuli & Arumsari, 2015)
5. Tahapan Persiapan Hipnotis Lima Jari
Tahapan persiapan yang dilakukan pada pasien hernia dengan
tindakan hipnotis lima jari menurut Evangelista Teofilus, Dyah
Widodo, dan Esti Widiani (2016) yaitu :
a. Ruangan kedap suara
b. Instrumen Musik
c. Speaker
6. Langkah-langkah Hipnotis Lima Jari
Tabel 1. Langkah-Langkah Hipnotis Lima Jari
(Evangelista, Widodo, dan Widiani, 2016)
No Langkah-Langkah Hipnotis Lima Jari
1. Membawa pasien ke ruangan kedap suara yang
berguna untuk memfokuskan pikiran pasien
2. Mengistruksikan pasien untuk duduk rileks lalu
menutup mata dan mendengarkan instruksi perawat
3. Memutar instrument musik yang telah disediakan
4. Menginstruksikan pasien untuk melipat jari telunjuk
sambil membayangkan hal-hal ketika sehat
5. Menginstruksikan pasien untuk melipat jari tengah
sambil membayangkan bersama orang yang disenangi
6. Menginstruksikan pasien untuk melipat jari manis
sambil membayangkan pasien menerima penghargaan
7. Menginstruksikan pasien untuk melipat jari
kelingking sambil membayangkan tempat yang
disenangi
24

D. Konsep Asuhan Keperawatan Pre Dan Post Herniotomi


1. Pengkajian
a. Pre Operasi Hernia
Pengkajian adalah pengumpulan data yang berhubungan
dengan pasien secara sistematis yang meliputi fisik, psikologis,
sosial, spiritual, kognitif, kemampuan fungsional, perkembangan
ekomi dan gaya hidup.
Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui
wawancara dan pemeriksaan fisik yang terdiri dari :
1). Identitas klien : terdiri dari nama klien, usia, jenis
kelamin, alamat, status, agama, suku, pekerjaan, No.
RM, tanggal masuk, tanggal pengkajian, keluarga
terdekat, dan pendidikan.
2). Riwayat kesehatan
a). Keluhan utama (saat masuk RS)
Keluhan pertama kali yang dirasakan pasien saat
masuk rumah sakit biasanya nyeri bagian perut
bawah, selangkangan paha atau kemaluan.
b). Keluhan utama (saat pengkajian)
Keluhan yang dirasakan pasien saat dilakukan
pengkajian pre operasi, biasanya nyeri bagian perut
bawah dan rentang waktu penyakit yang dialami.
c). Riwayat kesehatan saat ini
Hal yang ditanyakan adalah unsur PQRST karena
keluhan yang sering disampaikan klien pada saat pre
operasi adalah nyeri
3). Pengkajian keperawatan 12 domain NANDA
a). Peningkatan kesehatan
Pada bagian pengkajian ini klien ditanya mengenai
pengetahuan tentang penyakit yang sedang di
alaminya. Pasien dengan hernia cenderung tidak
25

mengetahui penyakit yang sedang dialami karena


kurang terpapar dalam informasi kesehatan.
b). Nutrisi
Pasien dengan hernia akan mengalami penurunan
BB yang diakibatkan oleh kurangnya nafsu makan,
muntah dan rasa mual pada saat makanan masuk ke
dalam mulut. Sehingga menyebabkan intake
makanan inadekuat dalam tubuh.
c). Eliminasi dan Pertukaran
Balance cairan : pasien dengan hernia akan
mengalami intake dan output cairan yang tidak
seimbang. Hal ini dikarenakan oleh keluarnya cairan
bersamaan dengan makanan saat pasien muntah.
Pernafasan : pasien dengan hernia tidak mengalami
gangguan dalam pernafasan.
d). Aktivitas/istirahat
Tidur : pasien dengan hernia akan mengalami
penurunan kualitas tidur karena nyeri yang
dirasakan.
Skala aktivitas : Pasien biasanya akan mengalami
kelemahan, merasa lemas, lelah tirah baring,
penurunan kekuatan otot.
e). Persepsi/kognitif kesan umum
Keadaan umum pasien saat pre operasi cenderung
akan tampak sakit, lemah, dan serta sulit untuk
bergerak
f). Persepsi diri
(1). Perasaan terhadap penyakit : perasaan yang
dirasakan oleh klien pada saat menderita
penyakit yang dialaminya.
(2). Persepsi terhadap diri : Pandangan terhadap diri
sendiri mengenai penyakit yang dialaminya.
26

(3). Tingkat kecemasan : Pasien dengan pre operasi


hernia akan mengalami cemas berat yang
dipengaruhi oleh faktor ketidakadekuatan
metode koping sesorang.
(4). Citra diri : Keadaan pasien saat sakit akan
merasa malu atau minder dengan penyakit yang
dialami.
g). Peran hubungan
Meliputi budaya, suku, agama yang dianut, bahasa
yang digunakan, masalah sosial yang penting,
hubungan dengan oang tua, hubungan dengan
saudara kandung, dan hubungan dengan lingkungan
sekitar.
h). Toleransi/koping stress
Kesadaran dengan menggunakan glws coma scale
(GCS) saat pre operasi biasanya composmentis.
i). Prinsip hidup
(1). Budaya meliputi : budaya yang diikuti pasien
dengan aktivitasnya dan masalah yang dihadapi
pasien terkait budaya.
(2). Spiritual/Religius meliputi : aktivitas ibadah dan
kegian keagamaan yang biasa dilakukan sehari-
hari, aktivitas ibadah dan kegiatan keagamaan
yang sekang tidak dapat dilaksanakan, perasaan
pasien akibat tidak dapat melaksanakan hal
terebut, upaya pasien mengatasi perasaan
tersebut, dan keyakinan pasien tentang
peristiwa/masalah kesehatan yang sekarang
sedang dialami.
(3). Psikologis meliputi : perasaan pasien setelah
mengalami masalah ini, cara mengatasi
perasaan tersebut, rencana pasien setelah
27

masalahnya terselesaikan, jika rencana ini tidak


dapat dilaksanakan, dan pengetahuan pasien
tentang masalah/penyakit yang ada
(4). Sosial meliputi : aktivitas/peran pasien di
masyarakat dan masalah sosial yang dihadapi
oleh pasien.
j). Keselamatan/perlindungan
(1). Tingkat kesadaran pasien sebelum operasi
biasanya composmentis.
(2). Tanda-tanda vital pasien : biasanya nadi
meningkat pada saat pre operasi.
k). Kenyamanan
Rasa nyeri yang dirasakan dikaji dengan prinsip :
Provaiking, Quality, Regio, Scale, dan Time
(PQRST).
b. Post Operasi Herniotomi
Pengkajian adalah pengumpulan data yang berhubungan
dengan pasien secara sistematis yang meliputi fisik, psikologis,
sosial, spiritual, kognitif, kemampuan fungsional, perkembangan
ekomi dan gaya hidup.
Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui
wawancara dan pemeriksaan fisik yang terdiri dari :
1). Identitas klien : terdiri dari nama klien, usia, jenis kelamin,
alamat, status, agama, suku, pekerjaan, No. RM, tanggal
masuk, tanggal pengkajian, keluarga terdekat, dan
pendidikan.
2). Riwayat kesehatan
a). Keluhan utama (saat masuk RS)
Keluhan pertama kali yang dirasakan pasien saat
masuk rumah sakit biasanya nyeri bagian perut
bawah, sela paha atau kemaluan.
28

b). Keluhan utama (saat pengkajian)


Keluhan yang dirasakan setelah dilakukan tindakan
operasi biasanya nyeri
c). Riwayat kesehatan saat ini
Hal yang ditanyakan adalah unsur PQRST karena
keluhan yang sering disampaikan klien pada saat post
operasi adalah nyeri
3). Pengkajian keperawatan 12 domain NANDA
a). Peningkatan kesehatan
Pada bagian pengkajian ini pasien sudah mengetahui
tentang penyakit yang dialaminya.
b). Nutrisi
Pasien dengan post operasi herniotomi tidak akan
mengalami gangguan dalam pemenuhan nutrisi.
c). Aktivitas/istirahat
Tidur : pasien yang mengalami nyeri karena tindakan
pembedahan akan mempengaruhi pola tidur pasien
Skala aktivitas : Pasien biasanya akan mengalami
kelemahan, merasa lemas, lelah, tirah baring,
penurunan kekuatan otot.
d). Persepsi/kognitif kesan umum
Keadaan umum pasien post operasi herniotomi
biasanya terlihat meringis kesakitan.
e). Persepsi diri
(1). Perasaan terhadap penyakit : perasaan yang
dirasakan oleh klien pada saat menderita penyakit
yang dialaminya.
(2). Persepsi terhadap diri : Pandangan terhadap diri
sendiri mengenai penyakit yang dialaminya.
(3). Konsep diri : peran pasien sebagai kepala
keluarga selama sakit terganggu
29

(4). Tingkat kecemasan : Pasien dengan post operasi


herniotomi akan mengalami cemas yang
dipengaruhi oleh faktor ketidakadekuatan metode
koping seseorang.
(5). Citra diri : Keadaan pasien saat sakit akan merasa
malu atau minder dengan penyakit yang dialami.
f). Peran hubungan
Meliputi budaya, suku, agama yang dianut, bahasa
yang digunakan, masalah sosial yang penting,
hubungan dengan oang tua, hubungan dengan saudara
kandung, dan hubungan dengan lingkungan sekitar.
g). Toleransi/koping stress
Kesadaran dengan menggunakan glws coma scale
(GCS) saat sesudah operasi biasanya composmentis.
h). Prinsip hidup
(1). Budaya meliputi : budaya yang diikuti pasien
dengan aktivitasnya dan masalah yang dihadapi
pasie terkait budaya.
(2). Spiritual/Religius meliputi : aktivitas ibadah dan
kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan sehari-
hari, aktivitas ibadah dan kegiatan keagamaan
yang sekang tidak dapat dilaksanakan, perasaan
pasien akibat tidak dapat melaksanakan hal
tersebut, upaya pasien mengatasi perasaan
tersebut, dan keyakinan pasien tentang
peristiwa/masalah kesehatan yang sekarang
sedang dialami.
(3). Psikologis meliputi : perasaan pasien setelah
mengalami masalah ini, cara mengatasi perasaan
tersebut, rencana pasien setelah masalahnya
terselesaikan, jika rencana ini tidak dapat
30

dilaksanakan, dan pengetahuan pasien tentang


masalah/penyakit yang ada.
(4). Sosial meliputi : aktivitas/peran pasien di
masyarakat dan masalah sosial yang dihadapi
oleh pasien.
i). Keselamatan/perlindungan
(1). Tingkat kesadaran pasien sesudah operasi
biasanya composmentis.
(2). Tanda-tanda vital pasien : biasanya nadi
meningkat pada saat post operasi herniotomi.
j). Kenyamanan
Rasa nyeri yang dirasakan dikaji dengan prinsip :
Provaiking, Quality, Regio, Scale, dan Time
(PQRST).
2. Diagnosa Keperawatan
a. Pre Operasi Hernia
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang
respons manusia terhadap gangguan kesehatan/proses
kehidupan, atau kerentanan respon dari seorang individu,
keluarga, kelompok, atau komunitas (Herdman, 2015). Diagnosa
Keperawatan Pre operasi :
1). Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian
dibuktikan dengan gelisah, wajah tegang, ketakutan,
perubahan pola tidur, penurunan tekanan darah, dan
penurunan deyut nadi.
2). Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
(prosedur bedah) dibuktikan degan ekspresi wajah nyeri,
sikap melindungi area nyeri, perubahan aktivitas, dan
keluhan tentang intensitas menggunakan standar skala
nyeri.
3). Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan asupan diet kurang dibuktikan
31

dengan berat badan 20% atau lebih di bawah rentang


badan ideal, enggan makan, kurang minat pada makanan,
dan ketidakmampuan memakan makanan.
4). Risiko ketidakseimbangan volume cairan dibuktikan
dengan berkeringat, obstruksi intestinal, dan program
pengobatan.
5). Defisien pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber
pengetahuan dibuktikan dengan ketidakakuratan
mengikuti perintah, perilaku tidak tepat, dan kurang
pengetahuan
b. Post Operasi Herniotomi
Diagnosa Keperawatan Post operasi :
1) Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian dibuktikan
dengan gelisah, wajah tegang, ketakutan, perubahan pola
tidur, penurunan tekanan darah, dan penurunan deyut nadi.
2) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (prosedur
bedah) dibuktikan degan ekspresi wajah nyeri, sikap
melindungi area nyeri, perubahan aktivitas, dan keluhan
tentang intensitas menggunakan standar skala nyeri.
3) Risiko infeksi area pembedahan dibuktikan dengan
peningkatan pemajanan lingkungan terhadap patogen,
kontaminasi luka bedah, dan tipe prosedur bedah.
(NANDA, 2017)
32

3. Intervensi Keperawatan
a. Pre Operasi Hernia
Intervensi keperawatan merupakan suatu perawatan yang dilakukan perawat berdasarkan penilaian klinis dan
pengetahuan untuk meningkatkan outcome klien (Bulechek, 2013). Perencanaan atau intervensi berisikan daftar urutan
prioritas masalah, tujuan, rencana tindakan keperawatan, dan rasionalisasi. Intervensi terdiri dari :
1) NIC (Nursing Intervention Classification) merupakan suatu daftar list intervensi diagnose keperawatan yang
menyeluruh dan dikelompokkan berdasarkan table yang mengurai pada aktivitas.
2) NOC (Nursing Outcome Classification) merupakan proses pemberitahuan status pasien setelah dilakukan intervensi
keperawatan
Tabel 2 Intervensi Keperawatan Pre Operasi Hernia
Sumber : NANDA, 2017; NOC, 2013
Diagnosa
No Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Ansietas NOC : NIC :
Tingkat kecemasan Pengurangan kecemasan
Definisi : Kriteria Hasil A T 1. Identifikasi tingkat rasa sakut 1. Identifikasi tingkat rasa
Perasaan tidak nyaman Tidak dapat beristirahat 1 5 yang mengharuskan sakut yang mengharuskan
atau kekhawatiran yang Berjalan mondar-mandir 1 5 dilakukannya penundaan dilakukannya penundaan
samar disertai respons prosedur pembedahan. prosedur pembedahan
33

otonom (sumber sering Meremas-remas tangan 1 5 (Doenges, dkk. 2000).


kali tidak spesifik atau Perasaan gelisah 1 5 2. Validasi sumber rasa takut, 2. Mengidentifikasi rasa takut
tidak diketahui oleh Otot tegang 1 5 Sediakan informasi yang yang spesifik akan
individu); perasaan takut Wajah tegang 1 5 akurat dan faktual. membantu pasien untuk
yang disebabkan oleh Peningkatan tekanan darah 1 5 menghadapinya secara
antisipasi terhadap bahaya. Peningkatan frekuensi nadi 1 5 realistis (Doenges, dkk.
Hal ini merupakan isyarat Peningkatan frekuensi 1 5 2000).
kewaspadaan yang pernafasan 3. Beritahu pasien kemungkinan 3. Mengurasi ansietas/rasa
memperingatkan individu Berkeringat dingin 1 5 dilakukannya anestesi local takut bahwa pasien
akan adanya bahaya dan Pusing 1 5 atau spinal dimana rasa mungkin melihat prosedur
memampukan individu Gangguan tidur 1 5 pusing atau mengantuk (Doenges, dkk. 2000).
untuk bertindak Perubahan pola makan 1 5 mungkin saja terjadi.
menghadapi ancaman 4. Bandingkan jadwal operasi, 4. Memberikan identifikasi
(NANDA, 2017). grafik, gelang identifikasi positif, mengurangi rasa
Skala indikator :
pasien dan tanda tangan takut bahwa mungkin
1 : Berat
Batasan karakteristik : persetujuan operasi terjadi prosedur yang salah
2 : Cukup berat
1. Gelisah (Doenges, dkk. 2000).
3 : Sedang
2. Ketakutan 5. Berikan petunjuk/penjelasan 5. Ketidakseimbangan dari
4 : Ringan
3. Wajah tegang yang sederhana pada pasien proses pemikiran akan
5 : Tidak ada
34

4. Perubahan pola tidur yang tenang, tinjau membuat pasien menemui


5. Penurunan tekanan lingkungan sesuai kebutuhan kesulitan untuk memahami
darah petunjuk-petunjuk yang
6. Penurunan denyut nadi panjang dan berbelit-belit
7. Penurunan (Doenges, dkk. 2000).
produktivitas 6. Kontrol stimul eksternal 6. Suara gaduh dan keributan
8. Tampak waspada akan meningkatkan ansietas
9. Kontak mata yang (Doenges, dkk. 2000).
buruk 7. Hipnotis Lima Jari 7. Mengurangi tingkat
10. Insomnia kecemasan tubuh dan
(NANDA, 2017) memberikan dampak pada
biologis, fisiologis, da
psikologis (Evangelista,
dkk. 2016)
8. Perkenalkan staf pada waktu 8. Menciptakan hubungan dan
pergantian ke ruang operasi kenyamanan psikologis
(Doenges, dkk. 2000).
9. Berikan aktvitas pengganti 9. Mengalihkan perhatian
yang bertujuan untuk pasien guna mengurangi
35

mengurangi tekanan kecemasan yang dialami


(Doenges, dkk. 2000).
10. Dorong keluarga untuk 10. Dorongan/support dari
mendampingi klien dengan keluarga sangat penting
cara yang tepat guna mengurangi
kecemasan (Doenges,
dkk. 2000).
11. Diskusikan penundaan 11. Mungkin diperlukan jika
pembedahan dengan dokter, rasa takut yang berlebihan
anestesiologis, pasien, dan tidak berkurang/teratasi
keluarga sesuai kebutuhan (Doenges, dkk. 2000).
12. Berikan obat sesuai 12. Untuk meningkatkan tidur
petunjuk, Misalnya zat-zat malam ini sebelum
sedative, hipnotis, dan pembedahan (Doenges,
tranquilizer IV dkk. 2000).
13. Rujuk pada perawat oleh 13. Konseling profesional
rohaniawan/spiritual, mungkin dibutuhkan
spesialis klinis perawat pasien untuk mengatasi
psikiatri, konseling psikiatri rasa takut (Doenges, dkk.
36

jika perlukan. 2000).


2. Nyeri akut NOC : NIC :
Kontrol nyeri Pemberian analgesik
Definisi : Kriteria Hasil A T 1. Cek adanya riwayat alergi 1. Mengetahui riwayat alergi
Pengalaman sensori dan Menggali kapan nyeri 5 1 obat. obat untuk mengetahui obat
emosional tidak terjadi yang akan diberikan sesuai
menyenangkan berkaitan Menggambarkan faktor 5 1 kebutuhan pasien
dengan kerusakan jaringan penyebab (Doenges, dkk. 2000).
actual atau potensial, atau Menggunakan tindakan 5 1 2. Steroid, berikan kompres 2. Dingin digunakan pada
yang digambarkan sebagai pencegahan dingin/hangat awal untuk
kerusakan (international Menggunakan tindakan 5 1 mencegah/meminimalkan
association for the study of pengurangan nyeri tanpa pembentukan edema. Panas
pain); awitan yang tiba- analgesik meningkatkan sirkulasi,
tiba atau lambat dengan Menggunakan analgesik 5 1 meningkatkan perbaikan
intensitas ringan hingga yang direkomendasikan edema (Doenges, dkk.
berat, dengan berakhirnya Melaporkan perubahan 5 1 2000).
dapat antisipasi atau terhadap gejala nyeri pada 3. Berikan pelembaban 3. Menghilangkan
diprediksi, dan dengan profesional kesehatan tambahan ketidaknyamanan karena
durasi kurang dari 3 bulan mukosa mulut kering
37

(NANDA, 2017). Melaporkan gejala yang 5 1 (Doenges, dkk. 2000).


tidak terkontrol pada 4. Lakukan rentang gerak 4. Menurunkan
Batasan karakteristik : profesional kesehatan pasif/aktif untuk ekstremitas / ketidaknyamanan dan
1. Ekspresi wajah nyeri Menggunakan sumber 5 1 sendi. Dorong perubahan kekakuan, merangsang
2. Sikap melindungi area daya yang tersedia posisi meskipun saat duduk di sirkulasi yang mungkin
nyeri Mengenali apa yang terkait 5 1 kursi. melambat sehubungan
3. Perubahan aktivitas dengan gejala nyeri dengan tirah baring dan
4. Keluhan tentang Melaporkan nyeri yang 5 1 area edema jaringan
intensitas terkontrol (Doenges, dkk. 2000).
menggunakan standar 5. Berikan tindakan 5. Meningkatkan relaksasi dan
skala nyeri kenyamanan contoh pijatan memfokuskan kembali
5. Perubahan selera Skala indikator punggung, aktivitas perhatian (Doenges, dkk.
makan 1 : Tidak pernah menunjukkan terapeutik. 2000).
6. Putus asa 2 : Jarang menunjukkan 6. Berikan waktu untuk ekspresi 6. Ekspresi masalah/rasa takut
7. Dilatasi pupil 3 : Kadang-kadang menunjukkan perasaan, dalam tingkat menurunkan ansietas atau
8. Diaforesis 4 : Sering menunjukkan kemampuan berkomunikasi. sikulasi nyeri (Doenges,
9. Fokus pada diri sendiri 5 : Secara konsisten menunjukkan dkk. 2000).
10. Keluhan tentang 7. Dorong menggunakan teknik 7. Meningkatkan relaksasi,
karakteristik nyeri manajemen stress, contoh memfokuskan kembali
38

dengan menggunakan napas dalam, visualisasi, perhatian, dapat


standar instrument aktivitas terapeutik mengembalikan
nyeri kemampuan koping, dan
11. Perilaku ekspresif menghilangkan nyeri
12. Fokus menyempit (Doenges, dkk. 2000).
(NANDA, 2017) 8. Dekongestan nasal 8. Membantu menghilangkan
kongesti jalan napas atau
perasaan sulit napas
(Doenges, dkk. 2000).
9. Berikan informasi tentang 9. Mengetahui apa yang
ketidaknyamanan yang diharapkan dapat mencegah
diantisipasi dan intervensi terkejut dan ansietas
kehilangan. (Doenges, dkk. 2000).
10. Berikan obat sesuai indikasi 10. Mungkin dibutuhkan
: analgesik untuk memberikan
penghilangan
nyeri/ketidaknyamanan
(Doenges, dkk. 2000).
39

3. Ketidakseimbangan nutrisi NOC : NIC :


kurang dari kebutuhan Status nutrisi Manajemen gangguan makan
tubuh Kriteria Hasil A T 1. Auskultasi bising usus, 1. Menentukan kembalinya
Asupan gizi 1 5 palpasi abdomen. Catat peristaltic (biasanya dalam
Definisi : Asupan makanan 1 5 pasase flatus. 2-4 hari) (Doenges, dkk.
Asupan nutrisi tidak cukup Asupan cairan 1 5 2000).
untuk memenuhi Energi 1 5 2. Berikan cairan, tingkatkan 2. Mengkonsumsi cairan dan
kebutuhan metabolic Rasio berat/tinggi badan 1 5 ke cairan jernih, diet penuh diet penting untuk
(NANDA, 2017) Hidrasi 1 5 sesuai toleransi setelah mengembalikan fungsi usus
selang makan NGT atau normal dan meningkatkan
Batasan karakteristik : Skala indikator : gastrostomi dilepaskan masukan nutrisi adekuat.
1. Berat badan 20% atau 1 : Sangat menyimpang dari rentang (Doenges, dkk. 2000).
lebih di bawah rentang normal 3. Pertahankan patensi selang 3. Mempertahankan
berat badan ideal 2 : Banyak menyimpang dari rentang NGT/gastrostomi. dekompresi lambung atau
2. Enggan makan normal usus untuk meningkatkan
3. Kurang minat pada 3 : Cukup menyimpang dari rentang istirahat atau pemulihan
makanan normal usus (Doenges, dkk. 2000).
4. Ketidakmampuan 4 : Sedikit menyimpang dari rentang 4. Timbang berat badan sesuai 4. Mengidentifikasi status
memakan makanan indikasi. Catat masukan dan cairan serta memastikan
40

5. Kram abdomen normal pengeluaran. kebutuhan metabolik


6. Nyeri abdomen 5 : Tidak menyimpang dari rentang (Doenges, dkk. 2000).
7. Gangguan sensasi rasa normal 5. Identifikasi kesukaan atau 5. Meningkatkan kerja sama
8. Kerapuhan kapiler ketidaksukaan diet dari pasien dengan aturan diet.
9. Diare pasien, anjurkan pilihan Protein atau Vit. C adalah
10. Tonus otot menurun makanan tinggi protein dan contributor utama untuk
11. Membran mukosa vitamin C. pemeliharaan jaringan dan
pucat perbaikan (Doenges, dkk.
12. Cepat kenyang setelah 2000).
makan 6. Observasi terhadap 6. Sindrom malabsorpsi dapat
13. Sariawan rongga mulut terjadinya diare, makanan terjadi setelah pembedahan
14. Kelemahan otot bau busuk, dan berminyak usus halus, memerlukan
pengunyah evaluasi lanjut dan
15. kelemahan otot untuk perubahan diet misalnya
menelan diet rendah serat. (Doenges,
(NANDA, 2017) dkk. 2000).
7. Berikan obat-obatan sesuai 7. Mencegah terjadinya
indikasi : proklorperazin. dorongan terhadap
makanan untuk keluar
41

melalui mulut (Doenges,


dkk. 2000).
8. Berikan cairan IV misalnya 8. Memperbaiki
albumin , lipid, dan keseimbangan cairan dan
elektrolit elektrolit (Doenges, dkk.
2000).
9. Obat antasida atau inhibitor 9. Menetralkan atau
histamine misalnya menurunkan pembentukan
simetidin asam untuk mencegah erosi
mukosa dan kemungkinan
ulserasi (Doenges, dkk.
2000).
10. Konsul dengan ahli diet, tim 10. Bermanfaat dalam
pendukung nutrisi. Berikan mengevaluasi dan
NPT enteral/parental sesuai memenuhi kebutuhan diet
indikasi. individu.
4. Risiko ketidakseimbangan NOC : NIC :
volume cairan Keseimbangan cairan Manajemen cairan
Kriteria Hasil A T 1. Pantau tanda-tanda vital 1. Tanda-tanda awal
42

Definisi : Tekanan darah 1 5 dengan sering, perhatikan hemoragi usus atau


Rentan terhadap Denyut nadi radial 1 5 peningkatan nadi, perubahan pembentukan hematoma
penurunan, peningkatan, Tekanan arteri rata-rata 1 5 TD postural, takipnea, dan yang dapat menyebabkan
atau pergeseran cepat Tekanan vena sentral 1 5 ketakutan. syok hipovolemik
cairan intravascular, Keseimbangan intake dan 1 5 (Doenges, dkk. 2000).
interstisial, dan intraselular output dalam 24 jam 2. Palpasi nadi perifer, evaluasi 2. Memberikan informasi
lain, yang dapat Berat badan stabil 1 5 pengisian kapiler, turgor tentang volume sikulasi
mengganggu kesehatan. Turgor kulit 1 5 kulit, dan status membrane umum dan tingkat hidrasi
Ini mengacu pada Kelembaban membrane 1 5 mukosa. (Doenges, dkk. 2000).
kehilangan, peningkatan mukosa 3. Perhatikan adanya edema. 3. Edema dapat terjadi
cairan tubuh, atau Serum elektrolit 1 5 karena perpindahan cairan
keduanya. (NANDA, Hematokrit 1 5 berkenaan dengan
2017) Berat jenis urin 1 5 penurunan kadar albumin
serum/protein (Doenges,
Faktor risiko : dkk. 2000).
1. Berkeringat 4. Pantau masukan dan 4. Indikator langsung dari
Skala indikator
2. Obstruksi intestinal pengeluaran (misalnya hidrasi atau perfusi organ
1 : Sangat terganggua
3. Program pengobatan urine, diare) kalkulasi dan fungsi memberikan
2 : Banyak terganggu
4. Asites keseimbangan 24 jam dan pedoman untuk
3 : Cukup terganggu
43

5. Luka bakar 4 : Sedikit terganggu timbang berat badan setiap penggantian cairan
6. Pankreatitis 5 : Tidak terganggu hari. (Doenges, dkk. 2000).
7. Sepsis 5. Perhatikan adanya/ukur 5. Perpindahan cairan dari
8. Trauma distensi abdomen ruang vaskuler
(NANDA, 2017) menurunkan volume
sirkulasi dan merusak
perfusi ginjal (Doenges,
dkk. 2000).
6. Observasi/catat kuantitas, 6. Pengeluaran cairan
jumlah, dan karakteristik berlebihan dapat
drainase sesuai indikasi menyebabkan
ketidakseimbangan
elektolit dan alkalosis
metabolic dengan
kehilangan lanjut kalium
oleh ginjal yang berupaya
untuk mengkompensasi
(Doenges, dkk. 2000).
7. Pantau suhu 7. Demam rendah umum
44

terjadi selama 24-48 jam


pertama dan dapat
menambahkan kehilangan
cairan (Doenges, dkk.
2000).
8. Tinjau ulang penyebab 8. Mengeksaserbasi cairan
pembedahan dan dan kehilangan
kemungkinan efek samping elektrolit.(Doenges, dkk.
pada keseimbangan cairan. 2000).
9. Lakukan tes guaiak pada 9. Perdarahan
feses. mikroskopik/subakut
mungkin belum terlihat
(Doenges, dkk. 2000).
10. Pantau pemeriksaan 10. Memberikan informasi
laboratorium, misalnya Hb, tentang hidrasi dan
elektrolit. kebutuhan penggantian
dan fungsi organ
(Doenges, dkk. 2000).
11. Berikan cairan, darah, 11. Mempertahankan volume
45

albumin, elektrolit sesuai sirkulasi dan


indikasi keseimbangan elektrolit
(Doenges, dkk. 2000).
5. Defisien pengetahuan NOC : NIC :
Pengetahuan : promosi kesehatan Pengajaran : Prosedur/perawatan
Definisi : Kriteria Hasil A T 1. Kaji ulang proses penyakit, 1. Memberikan dasar
Ketiadaan atau defisien Perilaku yang 1 5 pengalaman pasien. pengetahuan dimana
informasi kognitif yang meningkatkan kesehatan pasien dapat membuat
berkaitan dengan topik Strategi mengelola stress 1 5 pilihan informasi terapi
tertentu, atau kemahiran Pemeriksaan kesehatan 1 5 (Doenges, dkk. 2000).
(NANDA, 2017). yang direkomendasikan 2. Dorong menyatakan rasa 2. Mmembantu pasien
Imunisasi yang 1 5 takut/perasaan dan mengalami perasaan dapat
Batasan karakteristik : direkomendasikan perhatian. merupakan rehabilitas
1. Ketidakakuratan Sumber perawatan 1 5 vital (Doenges, dkk.
mengikuti perintah kesehatan terkemuka 2000).
2. Perilaku tidak tepat Pencegahan dan 1 5 3. Berikan infromasi bahwa 3. Mungkin merupakan
3. Kurang pengetahuan pengendalian infeksi kondisi tidak ditularkan ketakutan yang
4. Ketidakakuratan Perilaku untuk mencegah 1 5 secara seksual. takdibicarakan (Doenges,
melakukan tes dkk. 2000).
46

(NANDA, 2017) cedera yang tidak 4. Anjurkan menghindari 4. Dapat menyebabkan


disengaja makanan berbumbu, kopi, iritasi prostat dengan
Manajemen keamanan 1 5 dan alcohol. masalah kongesti
obat-obatan (Doenges, dkk. 2000).
Praktik gizi yang sehat 1 5 5. Bicarakan masalah seksual. 5. Aktivitas seksual dapat
Strategi untuk 1 5 meningkatkan nyeri
manajemen berat badan selama episode akut tetapi
Latihan rutin yang efektif 1 5 dapat memberikan suatu
Hubungan antara diet, 1 5 masase pada adanya
olahraga, dan berat badan penyakit kronis (Doenges,

Risiko penyakit yang 1 5 dkk. 2000).

diturunkan 6. Berikan informasi tentang 6. Memiliki nformasi


anatomi dasar seksual. tentang anatomi

Skala indikator : membantu pasien

1 : Tidak ada pengetahuan memahami implikasi

2 : Pengetahuan terbatas lanjutan, sesuai dengan

3 : Pengetahuan sedang afek penampilan seksual

4 : Pengetahuan banyak (Doenges, dkk. 2000).

5 : Pengetahuan sangat banyak 7. Kaji ulang tanda dan gejala 7. Intervensi cepat dapat
47

yang memerlukan evaluasi mencegah komplikasi


medik, misalnya urine lebih serius (Doenges,
keruh. dkk. 2000).
8. Diskusikan perlunya 8. Menurunkan risiko terapi
pemberitahuan pada perawat tak cepat, contoh
kesehatan lain tentan penggunaan dekongestan,
diagnosa. antikolinergik, dan dapat
mencetuskan episode akut
(Doenges, dkk. 2000).
9. Beri penggunaan pentingnya 9. Hipertrofi berulang dan
evaluasi medic untuk infeksi (disebabkan oleh
sedikitnya 6 bulan sampai 1 organism yang sama atau
tahun, termasuk berbeda) tidak umum dan
pemeriksaan rectal, akan memerlukan
urinalisa. perubahan terapi untuk
mencegah komplikasi
serius
48

b. Post Operasi Herniotomi


Tabel 2 Intervensi Keperawatan Post Hernia
Sumber : NANDA, 2017; NOC, 2013
Diagnosa
No Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Ansietas NOC : NIC :
Tingkat kecemasan Pengurangan kecemasan
Definisi : Kriteria Hasil A T 1. Identifikasi tingkat rasa sakut 1. Identifikasi tingkat rasa
Perasaan tidak nyaman Tidak dapat beristirahat 1 5 yang mengharuskan sakut yang mengharuskan
atau kekhawatiran yang Berjalan mondar-mandir 1 5 dilakukannya penundaan dilakukannya penundaan
samar disertai respons Meremas-remas tanga 1 5 prosedur pembedahan. prosedur pembedahan
otonom (sumber sering Perasaan gelisah 1 5 (Doenges, dkk. 2000).
kali tidak spesifik atau Otot tegang 1 5 2. Validasi sumber rasa takut, 2. Mengidentifikasi rasa akut
tidak diketahui oleh Wajah tegang 1 5 Sediakan informasi yang yang spesifik akan
individu); perasaan takut Peningkatan tekanan darah 1 5 akurat dan faktual. membantu pasien untuk
yang disebabkan oleh Peningkatan frekuensi nadi 1 5 menghadapinya secara
antisipasi terhadap bahaya. Peningkatan frekuensi 1 5 realistis (Doenges, dkk.
Hal ini merupakan isyarat pernafasan 2000).
kewaspadaan yang 3. Beritahu pasien 3. Mengurasi ansietas/rasa
49

memperingatkan individu Berkeringat dingin 1 5 kemungkinana dilakukannya takut bahwa pasien


akan adanya bahaya dan Pusing 1 5 anestesi local atau spinal mungkin melihat prosedur
memampukan individu Gangguan tidur 1 5 dimana rasa pusing atau (Doenges, dkk. 2000).
untuk bertindak Perubahan pola makan 1 5 mengantuk mungkin saja
menghadapi ancaman terjadi.
(NANDA, 2017). Skala indikator : 4. Bandingkan jadwal operasi, 4. Memberikan identifikasi
1 : Berat grafik, gelang identifikasi positif, mengurangi rasa
Batasan karakteristik : 2 : Cukup berat pasien dan tanda tangan takut bahwa mungkin
1. Gelisah 3 : Sedang persetujuan operasi terjadi prosedur yang salah
2. Ketakutan 4 : Ringan (Doenges, dkk. 2000).
3. Wajah tegang 5 : Tidak ada 5. Berikan petunjuk/penjelasan 5. Ketidakseimbangan dari
4. Perubahan pola tidur yang sederhana pada pasien proses pemikiran akan
5. Penurunan tekanan yang tenang, tinjau membuat pasien menemui
darah lingkungan sesuai kebutuhan kesulitan untuk memahami
6. Penurunan denyut nadi petunjuk-petunjuk yang
7. Penurunan panjang dan berbelit-belit
produktivitas (Doenges, dkk. 2000).
8. Tampak waspada 6. Kontrol stimul eksternal 6. Suara gaduh dan keributan
9. Kontak mata yang akan meningkatkan ansietas
50

buruk (Doenges, dkk. 2000).


10. Insomnia 7. Hipnotis Lima Jari 7. Mengurangi tingkat
(NANDA, 2017) kecemasan tubuh dan
memberikan dampak pada
biologis, fisiologis, da
psikologis (Evangelista,
dkk. 2016)
8. Perkenalkan staf pada waktu 8. Menciptakan hubungan dan
pergantian ke ruang operasi kenyamanan psikologis
(Doenges, dkk. 2000).
9. Berikan aktvitas pengganti 9. Mengalihkan perhatian
yang bertujuan untuk pasien guna mengurangi
mengurangi tekanan kecemasan yang dialami
(Doenges, dkk. 2000).
10. Dorong keluarga untuk 10. Dorongan/support dari
mendampingi klien dengan keluarga sangat penting
cara yang tepat guna mengurangi
kecemasan (Doenges,
dkk. 2000).
51

11. Diskusikan penundaan 11. Mungkin diperlukan jika


pembedahan dengan dokter, rasa takut yang berlebihan
anestesiologis, pasien, dan tidak berkurang/teratasi
keluarga sesuai kebutuhan (Doenges, dkk. 2000).
12. Berikan obat sesuai 12. Untuk meningkatkan tidur
petunjuk, Misalnya zat-zat mala mini sebelum
sedative, hipnotis, dan pembedahan (Doenges,
tranquilizer IV dkk. 2000).
13. Rujuk pada perawat oleh 13. Konseling profesional
rohaniawan/spiritual, mungkin dibutuhkan
spesialis klinis perawat pasien untuk mengatasi
psikiatri, konseling psikiatri rasa takut (Doenges, dkk.
jika perlukan. 2000).
2. Nyeri akut NOC : NIC :
Kontrol nyeri Pemberian analgesik
Definisi : Kriteria Hasil A T 1. Cek adanya riwayat alergi 1. Mengetahui riwayat alergi
Pengalaman sensori dan Menggali kapan nyeri 5 1 obat. obat untuk mengetahui obat
emosional tidak terjadi yang akan diberikan sesuai
menyenangkan berkaitan Menggambarkan faktor 5 1 kebutuhan pasien
52

dengan kerusakan jaringan penyebab (Doenges, dkk. 2000).


actual atau potensial, atau Menggunakan tindakan 5 1 2. Steroid, berikan kompres 2. Dingin digunakan pada
yang digambarkan sebagai pencegahan dingin/hangat awal untuk
kerusakan (international Menggunakan tindakan 5 1 mencegah/meminimalkan
association for the study of pengurangan nyeri tanpa pembentukan edema. Panas
pain); awitan yang tiba- analgesic meningkatkan sirkulasi,
tiba atau lambat dengan Menggunakan analgesik 5 1 meningkatkan perbaikan
intensitas ringan hingga yang direkomendasikan edema (Doenges, dkk.
berat, dengan berakhirnya Melaporkan perubahan 5 1 2000).
dapat antisipasi atau terhadap gejala nyeri pada 3. Berikan pelembaban 3. Menghilangkan
diprediksi, dan dengan profesional kesehatan tambahan ketidaknyamann karena
durasi kurang dari 3 bulan Melaporkan gejala yang 5 1 mukosa mulut kering
(NANDA, 2017). tidak terkontrol pada (Doenges, dkk. 2000).
profesional kesehatan 4. Lakukan rentang gerak 4. Menurunkan
Batasan karakteristik : Menggunakan sumber 5 1 pasif/aktif untuk ekstremitas / ketidaknyamanan dan
1. Ekspresi wajah nyeri daya yang tersedia sendi. Dorong perubahan kekakuan, merangsang
2. Sikap melindungi area Mengenali apa yang terkait 5 1 posisi meskipun saat duduk di sirkulasi yang mungkin
nyeri dengan gejala nyeri kursi. melambat sehubungan
3. Perubahan aktivitas dengan tirah baring dan
53

4. Keluhan tentang Melaporkan nyeri yang 5 1 area edema jaringan


intensitas terkontrol (Doenges, dkk. 2000).
menggunakan standar 5. Berikan tindakan 5. Meningkatkan relaksasi dan
skala nyeri Skala indikator kenyamanan contoh pijatan memfokuskan kembali
5. Perubahan selera 1 : Tidak pernah menunjukkan punggung, aktivitas perhatian (Doenges, dkk.
makan 2 : Jarang menunjukkan terapeutik. 2000).
6. Putus asa 3 : Kadang-kadang menunjukkan 6. Berikan waktu untuk ekspresi 6. Ekspresi masalah/rasa takut
7. Dilatasi pupil 4 : Sering menunjukkan perasaan, dalam tingkat menurunkan ansietas atau
8. Diaforesis 5 : Secara konsisten menunjukkan kemampuan berkomunikasi. sikulasi nyeri (Doenges,
9. Fokus pada diri sendiri dkk. 2000).
10. Keluhan tentang 7. Dorong menggunakan teknik 7. Meningkatkan relaksasi,
karakteristik nyeri manajemen stress, contoh memfokuskan kembali
dengan menggunakan napas dalam, visualisasi, perhatian, dapat
standar instrument aktivitas terapeutik mengembalikan
nyeri kemampuan koping, dan
11. Perilaku ekspresif menghilangkan nyeri
12. Fokus menyempit (Doenges, dkk. 2000).
(NANDA, 2017) 8. Dekongestan nasal 8. Membantu menghilangkan
kongesti jalan napas atau
54

perasaan sulit napas


(Doenges, dkk. 2000).
9. Berikan informasi tentang 9. Mengetahui apa yang
ketidaknyamanan yang diharapkan dapat mencegah
diantisipasi dan intervensi terkejut dan ansietas
kehilangan. (Doenges, dkk. 2000).
10. Berikan obat sesuai indikasi 10. Mungkin dibutuhkan
: analgesic untuk memberikan
penghilangan
nyeri/ketidaknyamanan
(Doenges, dkk. 2000).
3. Resiko infeksi area NOC : NIC :
pembedahan Keparahan infeksi Perlindungan infeksi
Kriteria Hasil A T 1. Pantau tanda-tanda vital, 1. Suhu malam hari
Definisi : Kemerahan 1 5 perhatikan peningkatan suhu. memuncak yang kembali ke
Rentan terhadap invasi Cairan luka yang berbau 1 5 normal pada pagi hari
organisme patogenik pada busuk adalah karakteristik infeksi.
area pembedahan, yang Demam 1 5 Demam 38°C segera
dapat mengganggu setelah pembedahan dapat
55

kesehatan (NANDA, Hipotermia 1 5 menandakan infeksi


2017) Ketidakstabilan suhu 1 5 pulmonal atau urinarius
Nyeri 1 5 pembentukan
Faktor risiko : Jaringan lunak 1 5 tromboflebitis (Doenges,
1. Peningkatan pemajanan Malaise 1 5 dkk. 2000).
lingkungan terhadap Hilang nafsu makan 1 5 2. Observasi penyatuan luka, 2. Perkembangkan infeksi
patogen Peningkatan jumlah sel 1 5 karakter drainase, adanya dapat memperlambat
2. Kontaminasi luka darah putih inflamasi. pemulihan (Doenges, dkk.
bedah Sputum purulen 1 5 2000).
3. Tipe prosedur bedah Drainase purulen 1 5 3. Pantau pernapasan dan bunyi 3. Infeksi pulmonal dapat
4. Alkohilisme Piuria/nanah dalam urin 1 5 napas. Pertahankan tempat terjadi karena depresi
5. Obesitas tidur tinggi 35-45 derajat. pernapasan (Doenges, dkk.
6. Merokok Skala indikator 2000).
(NANDA, 2017) 1 : Berat 4. Observasi tanda dan gejala 4. Meskipun persiapan usus

2 : Cukup berat peritonitis, misalnya demam, dilakukan sebelum

3 : Sedang peningkatan nyeri, dan pembedahan elektif,

4 : Ringan distensi abdomen. peritonitis dapat terjadi bila

5 : Tidak ada usus terganggu (Doenges,


dkk. 2000).
56

5. Pertahankan perawatn luka 5. Melindungi pasien dari


aseptik dan balutan luka tetap kontaminasi silangselama
kering. pergantian balutan
(Doenges, dkk. 2000).
6. Gunakan bebat Montgomery 6. Seringnya plaster terlepas
untuk mengamankan balutan, dapat menyebabkan abrasi
bila diindikasikan. kulit, yang dapat juga
menjadi tempat infeksi
(Doenges, dkk. 2000).
7. Kultur terhadap kecurigaan 7. Organisme multiple
drainase atau sekresi baik dari mungkin ada pada luka
bagian tengah dan tepi luar terbuka dan setelah bedah
luka serta dapatkan kultur usus (Doenges, dkk. 2000).
anaerobic sesuai indikasi.
8. Lakukan irigasi luka sesuai 8. Mengatasi infeksi bila ada
kebutuhan (Doenges, dkk. 2000).
9. Berikan obat-obatan sesuai 9. Diberikan secara profilatik
indikasi antibiotic misalnya dan untuk mengatasi infeksi
cefazoline. (Doenges, dkk. 2000).
57

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang
telah direncanakan, mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi.
Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis
dan kesimpulan perawat dan bukan atas petunjuk tenaga kesehatan
lain. Tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang
didasarkan oleh hasil keputusan bersama dengan dokter atau petugas
kesehatan lain (Padila, 2014).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan pada pasien dengan hernia meliputi
evaluasi/catatan perkembangan yang dialami oleh pasien setelah
diberikan implementasi keperawatan (Afrian, 2015).
Evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menilai
keberhasilan rencana tindakan yang telah dilaksanakan. Sebuah
perbandingan antara hasil yang aktual dengan hasil yang diharapkan.
Dilakukan penilaian apakah rencana asuhan yang telah disusun dapat
terlaksana dan terpenuhi kebutuhannya seperti yang telah
diidentifikasikan dalam masalah dan diagnose (Diyono & Sri, M.
2013). Evaluasi dapat dibagi menjadi 2 (Dua) jenis, yaitu:
a. Evaluasi berjalan (Formatif)
Evaluasi yang dikerjakan dalam bentuk pengisian catatan
perkembangan berorientasi pada masalah yang dialami klien.
b. Evaluasi akhir
Evaluasi yang dilakukan dengan membandingkan antara
tindakan yang telah dikerjakan dengan tujuan yang ingin
dicapai. Untuk penilaian keberhasilan tindakan, maka
selanjutnya dilakuan penilaian menggunakan pendekatan SOAP
(Subyektif, Obyektif, Analisa, dan Planning).
S : Adalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara
subjektif setelah dilakukan intervensi keperawatan.
O : Adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif
setelah dilakukan intervensi keperawatan.
58

A : Adalah analisa dan hasil yang telah dicapai dengan mengacu


pada tujuan yang terkait dengan diagnosis.
P : Adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon
dan keluarga pada tahapan evaluasi.
6. Discharge Plannig
1. Menggunakan korset/penyangga
2. Hindari hal-hal yang memicu tekanan di dalam rongga perut
3. Tindakan operasi dan pemberian analgesik pada hernia yang
menyebabkan nyeri sesuai resep dokter
4. Hindari mengejan, mendorong atau mengangkat beban berat
5. Jaga balutan luka operasi tetap kering dan bersih, mengganti
balutan steril setiap hari
6. Hindari diet tinggi serat dan masukan cairan adekuat
7. Menerapkan teknik hipnotis lima jari
(Huda, 2015)
Berdasarkan penelitian Niebuhr, dkk (2018) perawatan pada pasien
hernia di rumah yaitu hindari makanan atau minuman yang dapat
mengiritasi lambung, kurangi aktivitas setelah makan, turunkan berat
badan, gunakan obat pereda nyeri, hindari mengangkat benda berat,
dan berhenti merokok,
59

BAB III
METODOLOGI

A. Rancangan Studi Kasus


Karya tulis ini merupakan penelitian deksriptif dalam bentuk studi
kasus (case study) untuk mengeksplorasikan masalah asuhan keperawatan
dengan menerapkan penatalaksanaan hipnotis lima jari pada ansietas
pasien dengan gangguan sistem pencernaan: herniotomi di Ruang Ibnu
Rusyd Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan asuhan keperawatan yang meliputi
pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi
keperawatan, evaluasi keperawatan, dan discharge planning.

B. Subjek Studi Kasus


Partisipasinya berjumlah 2 orang penderita hernia. Instrumen
dalam studi kasus ini berupa pengkajian kecemasan (HARS) dan format
pelaksanaan hipnotis lima jari.
1. Kriteria Inklusi
Pasien yang akan dilakukan tindakan herniotomi dengan
karakteristik kecemasan ringan sampai sedang
2. Kriteria Ekslusi
Pasien herniotomi dengan karakteristik kecemasan berat.

C. Fokus Studi Kasus


Penerapan hipnotis lima jari pada pasien pre dan post operasi herniotomi.

59
60

D. Definisi Operasional
Tabel 4 Definisi Operasional Studi Kasus
Variabel Definisi Cara ukur Alat Hasil Ukur
Operasional ukur
Hernia Hernia adalah Wawancara - USG Pemeriksaan fisik :
penonjolan serat - Scan 1. Inspeksi, Akan
atau ruas organ CT terlihat ada
atau jaringan benjolan
karena abnormal pada
disebabkan oleh lipatan paha
keluarnya 2. Auskultasi,
sebagian dalam Penurunan
dari tempat bising usus atau
biasanya melalui tidak ada bising
lubang yang usus
abnormal 3. Perkusi, Nyeri
ketuk dan
tympani terjadi
karena adanya
flatulen
4. Palpasi, Turgor
< 3 detik
menandakan
gejala dehidrasi,
palpasi kantong
hernia apakah
terisi organ dan
melihat
kemungkinan
apakah hernia
dapat di reposisi
(Afrian, 2015)
Kecemasa Perasaan tidak Wawancara HARS Penilaian Derajat
n nyaman atau Kecemasan :
kekhawatiran 14 : Tidak ada
yang samar kecemasan
disertai respon 14-20 : kecemasan
otonom (sumber ringan
sering kali tidak 21-27 : kecemasan
spesifik atau sedang
tidak diketahui 28-41 : kecemasan
61

oleh individu); berat


perasaan takut (Yusuf, dkk.
yang disebabkan 2017)
oleh antisipasi
terhadap bahaya.
Teknik Hipnotis lima - - -
Hipnotis jari merupakan
lima jari cara
berkomunikasi
yang membawa
alam pikir
seseorang menuju
ketenangan lahir
dan batin yang
dapat
mengakibatkan
menurunnya
peningkatan
tekanan darah,
pernafasan,
frekuensi nadi,
suhu, dll.

E. Tempat Dan Waktu


1. Tempat penelitian
Pengumpulan data ini dilaksanakan di Ruang Ibnu Rusyd Rumah
Sakit Muhammadiyah Palembang
2. Waktu penelitian
Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 22 - 29 Januari 2019

F. Pengumpulan data
Data yang di kumpulkan dari Rekam Medik tersebut meliputi nama
pasien, jenis kelamin, umur, keparahan serangan pada penderita hernia di
ruangan Ibnu Rusyd Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang tahun 2019.
Instrumen dalam studi kasus ini berupa : alat tulis, lembar pencatatan
data, HARS, dan Rekam Medik.
62

Cara pengambilan data menggunakan Rekam Medik pasien (data


sekunder) : membuat surat izin penelitian di BAAK kemudian
mengantarkan surat penelitian ke Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang tahun 2019.
Pengambilan data pada pasien hernia dimulai pada saat pasien
datang ke rumah sakit kemudian dilakukan pengkajian keperawatan
setelah itu didapatkan masalah keperawatan tanpa mengenyampingkan
permasalahan yang timbul pada pasien. Pada laporan ini hanya
melaporkan kecemasan pasien dimana sebelum mengetahui kecemasan
pasien dilakukan wawancara dengan menggunakan format pengkajian
dengan penyajian data narasi antara lain pengkajian dan discharge
planning sedangkan data tabel yaitu intervensi, implementasi, dan
evaluasi.

G. Penyajian Data
Dilakukan dengan cara wawancara dua pasien hernia untuk
mendapatkan data primer dan data sekunder bisa melihat dari Rekam
Medis. Biasanya pada penderita hernia dengan tanda dan gejala hernia
yaitu terdapat benjolan di lipatan paha serta penderita merasakan nyeri di
bagian benjolan tersebut (Diyono. 2013).
Dari salah satu tanda dan gejala penderita Hernia karena sebagian
penderita Hernia mengalami kecemasan yang diakibatkan oleh kurangnya
pengetahuan pasien mengenai prosedur operasi, jadi terapi hipnotis lima
jari dapat menurunkan tingkat kecemasan pasien.

H. Etika Studi
Untuk melakukan pengumpulan data perlu membawa rekomendasi
dari institusi pendidikan STIKes Muhammadiyah Palembang dengan cara
mengajukan permohonan izin pengumpulan data kepada direktur Rumah
Sakit Muhammadiyah Palembang tahun 2019. Setelah mendapat
persetujuan, pengumpulan data perlu menekankan masalah etika menurut
Nursalam (2012) yang meliputi :
63

1. Lembar persetujuan pengumpulan data (informed consent)


Pasien harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang
tujuan pengumpulan data yang akan dilaksanakan, mempunyai hak
bebas untuk berpartisipasi atau menolak menjadi responden. Pada
informed consent juga perlu dicantumkan bahwa data yang diperoleh
hanya akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu.
Pasien diberikan penjelasan mengenai tindakan yang akan
dilakukan hanya untuk kepentingan studi kasus. Pasien diberikan
kertas yang berisikan pernyataan kesediaan menjadi responden
dalam penelitian studi kasus secara suka rela.
2. Rahasia (Privacy)
Untuk menjaga kerahasiaan responden. Pengumpulan data
tidak akan mencantum nama responden.
Pada saat penyusunan laporan Asuhan Keperawatan, peneliti
hanya mencantumkan kode huruf pertama pada nama identitas klien,
No. RM, Usia, jenis kelamin, seperti Tn.J dan Tn.D
3. Kerahasiaan (Confidentialy)
Untuk menjaga kerahasiaan responden, pengumpulan data
meyakinkan kepada klien bahwa pastisipasinya dalam pengumpulan
data ini hanya untuk mengumpulkan data dan informasi yang telah
diberikan dan meyakinkan bahwa data atau informasi responden
dijamin hanya pengumpulan data dan pengetahuan.
Pasien diberikan informasi mengenai tujuan pengumpulan
data, yaitu hanya untuk keperluan Studi Kasus dan tidak
menyebarluaskan mengenai informasi yang telah di dapat.
4. Rescpect for justice inclusiveness
Prinsip keadilan memiliki konotasi keterbukaan dan adil.
Untuk memenuhi prinsip keterbukaan dalam pengumpulan data,
maka harus bekerja secara jujur, berhati-hati, professional,
berperikemanusiaan dan akan memperhatikan faktor-faktor
ketepatan, keseksamaan, intimitas, psikologis, serta perasaan subjek
studi kasus. Lingkungan pengumpulan data dikondisikan untuk
64

memenuhi prinsip keterbukaan dengan membuat prosedur studi


kasus yang jelas, keadilan dikonotasikan didistribusikan yang sama
terhadap keuntungan dan beban antara kelompok intervensi dan
perlakuan secara merata atau sesuai kebutuhan.
Melakukan pengkajian sampai discharge planning pada
pasien yang mengalami hernia dengan jujur dan tidak ada unsur
kerahasiaan.
5. Respect for privacy and confidencetiality
Studi kasus pasti menjamin privasi dan hak asasi untuk
informasi yang dapat pengumpulan data ini akan merahasiakan
berbagai informasi terhadap responden yaitu dengan pengkodean
yang hanya diketahui oleh studi kasus.
Peneliti menjaga informasi yang telah diberikan dan menjaga
kerahasiaan identitas klien pada penulisan studi kasus.
6. Balancing harm and benefit
Studi kasus ini telah dirancang sesuai standar prosedur
pelaksanaan oleh pengumpulan data guna mendapatkan hasil yang
bermanfaat semaksimal mungkin terhadap subjek pengumpulan data.
Subjek pengumpulan data dapat digeneralisasikan dalam populasi
(benefience), memaksimalisasikan uraian yang didapatkan subjek
pengumpulan data (non maleficence).
Studi Kasus ini dilaksanakan sesuai prosedur pemberian
Asuhan Keperawatan yang sudah memiliki Standar Operasional
Prosedur.
66

BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Profil Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang


1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
Rumah Sakit Muhammdiyah Palembang adalah amal usaha
persyarikatan Muhammadiyah yang di resmikan oleh Gubernur Provinsi
Sumatera Selatan, Bapak H. Ramli Hasan Basri pada tanggal 10 Zhulhijjah
1417 (18 April 1997) bersama dengan Bapak Prof. DR. Amien Rais selaku
ketua PP Muhammadiyah. Rumah Sakit ini terletak di jalan Jendral
Ahmad Yani 13 Ulu, Palembang dan merupakan satu-satunya amal usaha
di bawah langsung Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatera
Selatan.
Sesuai dengan Visi dari Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
yakni menjadi Rumah Sakit Islam Unggulan di kota Palembang, Rumah
Sakit Muhammadiyah Palembang memiliki fasilitas UGD (Unit Gawat
Darurat) 24 jam, ICCU/ICU, dan kamar rawat inap sesuai kondisi pasien
salah satunya yaitu kamar bedah. Selain itu juga di tunjang dengan
laboratorium patologi klinik, X-Ray, USG, EGC, Echo Kardiologi, dan
Fisioterapi.

2. Visi, Misi, dan Motto Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang


a. Visi
“Terwujudnya Rumah Sakit Yang Profesional Dalam Pelayanan Dan
Berkarakter Islam”
b. Misi
1). Memberikan pelayanan, pendidikan, dan penelitian kesehatan
secara professional, modern, dan islami.
2). Meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
3). Mewujudkan citra sebagai wahana ibadah dan pengemban
dakwah amar ma’ruf nahi munkar dalam bidang kesehatan.

66
67

4). Menjadi pusat persemaian kader Muhammadiyah dalam bidang


pelayanan, pendidikan, dan penelitian kesehatan
c. Motto
“Melayani sebagai ibadah dan dakwah”

3. Profil Ruangan Ibnu Rusyd Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang


Ruang bedah Ibnu Rusyd adalah ruang rawat inap bedah Rumah
Sakit Muhammadiyah Palembang yang berkapasitas tempat tidur kelas 1
sebanyak 6 bed, kelas 2 sebanyak 4 bed, dan kelas 3 sebanyak 30 bed.
Sumber daya manusia (SDM) perawat berdasarkan umur adalah <
30 tahun sebanyak 10 orang, 30 – 40 tahun sebanyak 4 orang, dan > 40
tahun sebanyak 3 orang. Jenis kelamin laki-laki sebanyak 4 orang dan
perempuan sebanyak 13 orang. Pendidikan terakhir Diploma tiga sebanyak
11 orang, S1 Keperawatan sebanyak 5 orang dan Profesi Ners sebanyak 1
orang. Metode yang di pakai dalam asuhan keperawatan adalah metode
tim yakni Kepala ruangan, kepala tim 1 dan 2.
Ruangan bedah Ibnu Rusyd pada tahun 2018 mendapatkan
berbagai macam penyakit salah satunya yaitu hernia. Jumlah penyakit
hernia pada tahun 2018 berjumlah 187, fasilitas yang digunakan untuk
proses penyembuhan pasien selama dirawat di Rumah Sakit Muhamadiyah
Palembang yaitu Ruang poli bedah. Diruangan ini klien di diagnose dokter
setelah dilakukan beberapa pemeriksaan. Selanjutnya klien dibawa ke
ruang rawat inap Ibnu Ruysd untuk dilakukan perawatan secaran lanjut.
Setelah dilakukan perawatan lanjutan di Ruang Ibnu Rusyd beberapa hari,
klien diberikan surat kontrol untuk dilakukan rawat jalan melalui poli
bedah.
68

B. Tinjauan Kasus
Tabel 4 Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Pre Operasi Hernia Pada
Ansietas Melalui Hipnotis Lima Jari Di Ruang Ibnu Rusyd Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang
1. Pengkajian
No Waktu Tn. J Tn. D
1 Tanggal Pengkajian 15 Mei 2019 15 Mei 2019
2 Jam Pengkajian 13 : 30 16 : 00
3 Tanggal Masuk Rumah
15 Mei 2019 15 Mei 2019
Sakit
4 Ruang/Kamar Ibnu Rusyd/9 Ibnu Rusyd/9
a. Identitas Klien
Identitas Klien Tn.J Tn.D
Nama Tn.J Tn.D
Usia 36 Tahun 73 Tahun
Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki
Alamat Desa Indrapura Jalur 16 Desa Indrapura Jalur 16
RT 01 RW 02 Kec. RT 02 RW 02 Kec.
Muara Sugihan Kab. Muara Sugihan Kab.
Banyuasin Banyuasin
No. Telepon 085379191807 085269941012
Status Menikah Menikah
Agama Islam Islam
Suku Jawa Jawa
Pekerjaan Petani Petani
No. RM 60-25-95 60-25-94
Tgl Masuk 15 Mei 2019 15 Mei 2019
Tgl Pengkajian 15 Mei 2019 15 Mei 2019
Sumber Informasi Klien sendiri Klien sendiri
Keluarga Terdekat Tn.M Tn.A
Status Anak Kandung Anak Kandung
69

Alamat Desa Indrapura Jalur 16 Desa Indrapura Jalur 16


RT 01 RW 02 Kec. RT 02 RW 02 Kec.
Muara Sugihan Kab. Muara Sugihan Kab.
Banyuasin Banyuasin
Pendidikan SMA S1
Pekerjaan Petani Honorer
b. Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan Tn.J Tn.D
Keluhan utama (saat masuk Klien mengatakan Klien mengatakan
RS) terdapat benjolan terdapat benjolan
dibagian selangkangan. dibagian selangkangan.
Keluhan utama (saat Klien mengatakan nyeri Klien mengatakan nyeri
Pengkajian) di perut bagian kanan di perut bagian kanan
bawah karena penyakit bawah karena penyakit
hernia yang dideritanya hernia yang dideritanya
sejak 5 tahun yang lalu. sejak 2 tahun yang lalu
Riwayat Kesehatan Saat ini Klien mengatakan nyeri Klien mengatakan nyeri
bagian selangkangan, bagian selangkangan,
nyeri seperti tertimpa nyeri seperti tertimpa
beban berat, nyeri di beban berat, nyeri di
rasakan di perut bagian rasakan di perut bagian
kanan bawah, skala 3, kanan bawah, skala 2,
dan saat beraktifitas. dan saat beraktifitas.
Riwayat Kesehatan
Terdahulu
1). Penyakit yang pernah
dialami :
a). Kecelakaan Tidak pernah Tidak pernah
b). Operasi (Jenis dan Klien mengatakan baru Klien mengatakan baru
waktu) pertama melakukan pertama melakukan
operasi operasi
c). Penyakit (kronis dan Tidak ada Tidak ada
70

akut)
d). Terakhir masuk RS Tidak pernah Tidak pernah
2). Alergi (Obat, makanan, Tidak ada Tidak ada
plester,dsb)
3). Imunisasi (Tambahan,
Flu, pneumonia, tetanus, Klien tidak ingat Klien tidak ingat
dll)
4). Kebiasaan
a). Merokok Klien berhenti merokok Klien berhenti merokok
sejak 3 tahun yang lalu sejak 1 tahun yang lalu
b). Kopi Tidak ada Tidak ada
c). Alkohol Tidak ada Tidak ada

5). Obat-obatan yang


digunakan
a). Jenis Promagh Paramex
b). Lamanya < 1 Bulan Hanya saat sakit kepala
c). Dosis 3 X 1 Tablet 1 Tablet
c. Riwayat Keluarga
Tn.J Tn.D
Klien mengatakan tidak ada keluarganya Klien mengatakan tidak ada keluarganya
yang memiliki riwayat penyakit klien yang memiliki riwayat penyakit klien
d. Catatan Penanganan Kasus
Tn.J Tn.D
Klien datang ke Rumah Sakit Klien datang ke Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang pada Muhammadiyah Palembang pada
tanggal 15 Mei 2019 melalui poli bedah. tanggal 15 Mei 2019 melalui poli bedah.
Klien datang dengan keluhan benjolan Klien datang dengan keluhan benjolan
di perut kanan bawah. Klien sudah di perut kanan bawah. Klien datang
menderita penyakit hernia sejak 5 tahun karena ingin menjalani operasi hernia
yang lalu. Namun, karena benjolan yang sudah di deritanya sejak 2 tahun
semakin membesar klien datang ke yang lalu. Klien masuk Ruang Rawat
71

Rumah Sakit Muhammadiyah Inap bedah pada tanggal 15 Mei 2019,


Palembang untuk memeriksa dan pukul 12:05 WIB dengan keluhan klien
mengobati penyakitnya. Klien masuk mengatakan nyeri karena benjolan di
Ruang Rawat Inap bedah pada tanggal perut sebelah kanan, nyeri seperti
15 Mei 2019, pukul 12:00 WIB dengan ditusuk-tusuk, nyeri dirasakan di
keluhan klien mengatakan nyeri bagian abdomen bagian kanan bawah, skala 2,
perut sebelah kanan, nyeri seperti dan saat beraktifitas. Klien tampak
ditusuk-tusuk, nyeri dirasakan di lemah dan sulit untuk bergerak. Klien
abdomen bagian kanan bawah, skala 3, dibawa ke ruang Ibnu Rusyd sebelum
dan saat beraktiftas. Klien tampak lemah masuk ruang operasi. Pasien diberikan
dan sulit untuk bergerak. Tindakan yang tindakan pemasangan infus RL dengan
diberikan yaitu pemasangan infus RL gtt 20 x/menit.
dengan gtt 20 x/menit
e. Pengkajian Keperawatan
1). Peningkatan Kesehatan
Tn.J Tn.D
Pengetahuan tentang Klien mengatakan tidak Klien mengatakan
penyakit mengetahui penyakit mengetahui penyakit
yang sedang di alami dan yang sedang di alami dari
cara pengobatannya anak kandung
Masalah Keperawatan Defisiensi pengetahuan Tidak ada masalah
2). Nutrisi
Tn.J Tn.D
a). Mulut Bersih Bersih
Bibir Lembab Lembab
Gusi Normal Normal
Gigi Normal Normal
Lidah Bersih Bersih
b). Leher Simetris Simetris
Kelenjar tiroid Normal Normal
Tenggorok Tidak ada kesulitan Tidak ada kesulitan
menelan menelan
72

Kebutuhan nutrisi dan cairan


BB sebelum sakit 50 kg 52 kg
BB sakit 48 kg 50 kg
Program diet RS Makanan lunak Makanan lunak
Makanan yang disukai Bakso Mie ayam
Selera makan Baik Baik
Alat makan yang Piring dan sendok Piring dan sendok
digunakan
Pola makan 3x/hari 3x/hari
Porsi makan yang Porsi makan dihabiskan Porsi makan dihabiskan
dihabiskan
Pola minum 8 gelas/hari 8 gelas/hari
Intake makanan
Intake oral :
Bubur nasi Makan 3x/hari Makan 3x/hari
1x makan = 80 kkl 1x makan = 80 kkl
3x makan = 240 kkal 3x makan = 240 kkal
Intake cairan
Cairan infuse RL gtt 20 x/menit = 8 RL gtt 20 x/menit = 8
jam jam
24 jam = 1500 cc 24 jam = 1500 cc

Cairan oral Minum 1 hari = 8 gelas Minum 1 hari = 8 gelas


1 gelas = 240 cc 1 gelas = 240 cc
8 gelas x 240 cc = 1920 8 gelas x 240 cc = 1920
cc cc

Total intake cairan 240 240


1500 cc 1500 cc
1920 cc 1920 cc
= 3660 cc = 3660 cc
Abdomen
73

Inspeksi Simetris Simetris


Palpasi Nyeri tekan Nyeri tekan
Kuadran I Tidak nyeri Tidak nyeri
Kuadran II Tidak nyeri Tidak nyeri
Kuadran III Nyeri tekan Nyeri tekan
Kuadran IV Tidak nyeri Tidak nyeri
Auskultasi bising 8x/menit 8x/menit
usus
Perkusi Timpani Timpani
BAB
Warna Kuning Kuning
Frekuensi 1x/hari 1x/hari
Konsistensi Padat Padat
Data tambahan Klien mengatakan nyeri Klien mengatakan nyeri
bagian selangkangan, bagian selangkangan,
nyeri seperti tertimpa nyeri seperti tertimpa
beban berat, nyeri di beban berat, nyeri di
rasakan di abdomen rasakan di abdomen
bagian kanan bawah, bagian kanan bawah,
skala 3, dan saat skala 2, dan saat
beraktifitas. beraktifitas.
Masalah keperawatan Nyeri Akut Nyeri Akut
3). Eliminasi dan Pertukaran
Tn.J Tn.D
BAK
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Konsistensi Cair Cair
Frekuensi 5x/hari 5x/hari
Output
Urine 2500 cc 2500 cc
Feces 300 ml 200 gr
74

Muntah Tidak ada Tidak ada


IWL 15 cc x BB kg 15 cc x BB kg
24 jam 24 jam

15 cc x 48 kg 15 cc x 50 kg
24 jam 24 jam

= 720 cc/jam = 750 cc/jam


Total output 2500 + 300 + 720 2500 + 200 + 750
= 3520 cc = 3450cc
Balance cairan Intake – output Intake – output
= 3660 cc – 3520 cc = 3660 - 3450
= + 140 cc = + 210 cc
Pemasangan kateter Tidak ada Tidak ada
Vesika urinaria Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
dan nyeri tekan dan nyeri tekan
Pertukaran
Jalan napas Bersih dan tidak ada Bersih dan tidak ada
sputum sputum
Warna sputum Tidak ada Tidak ada
Konsistensi Tidak ada Tidak ada
Batuk Tidak ada Tidak ada
Dada Simetris Simetris
Paru-paru
Inspeksi RR 22 x/menit RR 20 x/menit
Palpasi Normal Normal
Perkusi Normal Normal
Auskultasi Irama napas teratur Irama napas teratur
Suara napas Vesikular Vesikular
Suara tambahan Tidak ada Tidak ada
Data tambahan Tidak ada data tambahan Tidak ada data tambahan
75

Masalah keperawatan Tidak ada masalah Tidak ada masalah


4). Aktifitas/Istirahat

Tn.J Tn.D

Kebiasaan sebelum tidur Tidak ada Tidak ada


Kebiasaan tidur siang 3 Jam/hari 2 jam/hari
Kemampuan Perawatan 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
diri
Makan/minum  
Mandi  
Toileting  
Berpakaian  
Mobilitas di tempat tidur  
Berpindah  
Ambulasi ROM  
Keterangan :
0 : mandiri, 1 : alat bantu, 2 : dibantu orang, 3 : dibantu orang lain dan alat, 4:
ketergantungan total
Persendian
Nyeri sendi Tidak ada nyeri sendi Tidak ada nyeri sendiri
Pergerakan sendi Normal Normal
ROM (Range Of Montion)
Kekuatan otot
5 5 5 5
5 5 5 5
Kelainan otot Tidak ada Tidak ada
Tonus/aktifitas Lemah Lemah
Ekstremitas Tidak ada kelainan Tidak ada kelaian
Reflek patologis :
Babinsky Negatif (-) Negatif (-)
Kernig Negatif (-) Negatif (-)
Brudzinsky Negatif (-) Negatif (-)
76

Reflek fisiologis
Biceps Positif (+) Positif (+)
Triceps Positif (+) Positif (+)
Patella Positif (+) Positif (+)
Jantung
Inspeksi Normal Normal
Palpasi Kardiomegali Kardiomegali
Perkusi Sonor Sonor
Auskultasi HR 83x/menit HR 92x/menit
Mandi 2x/hari 2x/hari
Sikat gigi 2x/hari 2x/hari
Ganti pakaian 2x/hari 2x/hari
Memotong kuku 1x/minggu 1x/minggu
Data tambahan Klien mengatakan sulit Klien mengatakan sulit
untuk melakukan gerakan untuk melakukan gerakan
dikarenakan nyeri bagian dikarenakan nyeri bagian
selangkangan, nyeri selangkangan, nyeri
seperti tertimpa beban seperti tertimpa beban
berat, nyeri di rasakan di berat, nyeri di rasakan di
abdomen bagian kanan abdomen bagian kanan
bawah, skala 3, dan saat bawah, skala 2, dan saat
beraktifitas. beraktifitas.
Masalah Keperawatan Hambatan mobilitas fisik Hambatan mobilitas fisik
5). Persepsi/Kognitif
Kesan Umum Tn.J Tn.D
Tampak sakit Sedang Sedang
a). Kepala
Fontanel anterior Normal Normal
Rambut Hitam Hitam
b). Mata
Mata Jernih Jernih
77

Pupil Isokor Isokor


Reaksi terhadap Kanan (+), kiri (+) Kanan (+), kiri (+)
cahaya
Alat bantu Tidak ada Tidak ada
Conjungtiva Merah muda Merah muda
Sklera Putih Putih
c). Bibir, Lidah
Bibir Normal Normal
Sumbing langit- Tidak ada Tidak ada
langit/platum
Lidah Bersih Bersih
d). Telinga, Hidup, Tenggorokan
Telinga Normal Normal
Hidung Simetris Simetris
Tenggorokan Tidak ada radang Tidak ada radang
Data tambahan Tidak ada data tambahan Tidak ada data tambahan
Masalah keperawatan Tidak ada masalah Tidak ada masalah
6). Persepsi Diri
Tn.J Tn.D
Perasaan klien terhadap Klien mengatakan malu Klien mengatakan
penyakit yang dideritanya dan menerima dengan menerima dengan ikhlas
ikhlas penyakit yang penyakit yang dialaminya
dialaminya
Persepsi klien terhadap Klien menerima kondisi Klien menerima kondisi
dirinya dan keadaannya saat ini dan keadaannya saat ini
Konsep diri Peran sebagai orang tua Peran sebagai kepala
terganggu keluarga terhambat
Tingkat kecemasan Klien mengatakan cemas Klien mengatakan cemas
akan memasuki ruang akan memasuki ruang
operasi operasi
Citra diri/body image Klien mengatakan malu Klien mengatakan malu
78

karena penyakit yang saat melakukan aktivitas


dialaminya sehari-hari
Data tambahan Setelah dilakukan Setelah dilakukan
kuesioner kecemasan kuesioner kecemasan
dengan menggunakan dengan menggunakan
Hamilton Anxiety Rating Hamilton Anxiety Rating
Scale (HARS) didapatkan Scale (HARS) didapatkan
data penilaian derajat data penilaian derajat
kecemasan 38 dan kecemasan 23 dan
tergolong dalam cemas tergolong dalam cemas
berat sedang
Masalah keperawatan Ansietas Ansietas
7). Peran Hubungan
Tn.J Tn.D
Budaya Palembang Palembang
Suku Jawa Jawa
Agama yang adut Islam Islam
Bahasa yang digunakan Bahasa Daerah Bahasa Daerah
Masalah sosial yang Tidak ada masalah Tidak ada masalah
penting
Hubungan dengan orang Baik Baik
lain
Hubungan dengan Baik Baik
saudara kandung
Hubungan dengan Baik Baik
lingkungan sekitar
Data tambahan Tidak ada data tambahan Tidak ada data tambahan
Masalah keperawatan Tidak ada masalah Tidak ada masalah
8). Seksualitas dan Reproduksi
Genetelia dan Anus
Tn.J Tn.D
Laki-laki
Penis Normal Normal
79

Scrotum dan testis Normal Normal


Anus Normal Normal
Data tambahan Tidak ada data tambahan Tidak ada data tambahan
Masalah keperawatan Tidak ada masalah Tidak ada masalah
9). Toleransi Koping Stress
Tn.J Tn.D
GCS 15 15
E 4 4
V 5 5
M 6 6
Data tambahan Tingkat kesadaran klien Tingkat kesadaran klien
composmetis dan dapat composmetis dan dapat
berinteraksi dengan baik berinteraksi dengan baik
saat dilakukan pengkajian saat dilakukan pengkajian
Masalah keperawatan Tidak ada masalah Tidak ada masalah
10). Prinsip Hidup
Tn.J Tn.D
Budaya
a). Budaya yang diikuti Budaya jawa Budaya jawa
klien dengan
aktifitasnya
b). Masalah terkait Tidak ada masalah Tidak ada masalah
budaya
Spiritual/religious
a). Aktifitas ibadah dan Klien selalu mengikuti Klien selalu mengikuti
kegiatan keagamaan shalat berjamaah di masjid shalat berjamaah di masjid
yang biasa dilakukan dan suka mendatangi
sehari-hari undangan dari tetangga di
desanya
b). Aktifitas ibadah dan Sholat berjamaah di Sholat berjamaah di
kegiatan keagamaan masjid masjid
80

yang sekarang tidak


dapat dilakukan
c). Perasaan klien akibat Klien merasa sedih dan Klien merasa sedih dan
tidak dapat hanya menerima keadaan hanya menerima keadaan
melaksanakan hal yang sedang di alami yang sedang di alami
tersebut
d). Upaya klien Klien berusaha dan Klien berusaha dan
mengatasi perasaan berdo’a untuk cepat berdo’a untuk cepat
tersebut sembuh sembuh agar dapat cepat
pulang ke rumah
e). Keyakinan klien Klien yakin bahwa Klien yakin bahwa
tentang penyakit yang dialaminya penyakitnya yang sedang
peristiwa/masalah merupakan ujian dari dialaminya merupakan
kesehatan yang Tuhan akibat dari pola hidupnya
sekarang sedang yang kurang sehat
dialami
Psikologis
a). Perasaan klien setelah Klien menerima dengan Klien menerima dengan
mengalami masalah ikhlas penyakit yang ikhlas penyakit yang
ini dialaminya dialaminya
b). Cara mengatasi Berusaha dan berdo’a agar Berusaha dan berdo’a agar
masalah tersebut cepat diberkan cepat diberkan
kesembuhan kesembuhan
c). Rencana klien setelah Klien ingin kembali lagi Klien ingin kembali lagi
masalahnya ke rumah dan melakukan ke rumah dan melakukan
terselesaikan aktifitas seperti biasanya aktifitas seperti biasanya
d). Jika rencana ini tidak Klien akan tetap berusaha Klien akan tetap berusaha
dapat dilaksanakan dan berdo’a agar cepat dan berdo’a agar cepat
sembuh sembuh
e). Pengetahuan klien Klien mengatakan tidak Klien mengatakan
tentang masalah mengetahui penyakit yang mengetahui penyakit yang
penyakit yang ada sedang di alaminya sedang di alaminya
81

Sosial
a). Aktifitas peran klien Klien berperan sebagai Klien berperan sebagai
di masyarakat anggota masyarakat dan anggota masyarakat dan
sebagai kepala keluarga sebagai kepala keluarga
b). Masalah sosial Tidak ada masalah Tidak ada masalah
Data tambahan Tidak ada data tambahan Tidak ada data tambahan
Masalah Keperawatan Tidak ada masalah Tidak ada masalah
11). Keselamatan/Perlindungan
Tn.J Tn.D
Tingkat kesadaran Composmentis Composmentis
Suhu 36,2°C 36,4°C
Nadi 80 x/menit 88 x/menit
Tekanan darah 140/70 mmHg 130/70 mmHg
RR 24 x/menit 24 x/menit
Warna kulit Tidak sianosis Tidak sianosis
Turgor kulit Elastis Elastis
Data tambahan Tampak adanya bekas luka Tampak adanya bekas luka
post operasi di perut post operasi di perut
bagian kanan bawah yang bagian kanan bawah yang
tertutup perban dan tertutup perban dan
keadaan perban tampak keadaan perban tampak
bersih bersih
Masalah keperawatan Kerusakan integritas kulit Kerusakan integritas kulit
12). Kenyamanan
Tn.J Tn.D
Provaiking Klien mengatakan nyeri Klien mengatakan nyeri
bagian selangkangan bagian selangkangan
Quality Seperti tertimpa beban Seperti tertimpa beban
berat berat
Regio Abdomen kanan bawah Abdomen kanan bawah
Scala 3 2
82

Time Saat beraktifitas Saat beraktifitas


Data tambahan Klien tampak lemah dan Klien tampak lemah dan
sulit untuk bergerak sulit untuk bergerak
Masalah keperawatan Nyeri akut Nyeri akut

Terapi Obat
Tn.J, Tanggal : 15 Mei 2019
Nama Cara Golongan
No Dosis Indikasi Kontra Indikasi
Terapi Pemberian Obat
1. IVFD Gtt IV Elektrolit Ketidakseimbangan Alergi terhadap
Ringer 20 elektrolit tubuh, sodium laktat
Laktat x/menit diare, luka bakar,
gagal ginjal akut,
kadar natrium
rendah, kekurangan
kalium, kekurangan
kalsium, kehilangan
banyak cairan dan
darah, hipertensi,
dan aritmia

Terapi Obat
Tn.J, Tanggal : 16 Mei 2019
Nama Cara Golongan
No Dosis Indikasi Kontra Indikasi
Terapi Pemberian Obat
1. IVFD Gtt IV Elektrolit Ketidakseimbangan Alergi terhadap
Ringer 20 elektrolit tubuh, sodium laktat
Laktat x/menit diare, luka bakar,
gagal ginjal akut,
kadar natrium
rendah, kekurangan
83

kalium, kekurangan
kalsium, kehilangan
banyak cairan dan
darah, hipertensi,
dan aritmia

Pemeriksaan Penunjang
Tn.J, Laboratorium tanggal : 15 Mei 2019
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematologi
Hemoglobin 13.6 g/dl 12.0 - 16.0
Hematokrit 38.1  37.0 - 47.0
Jumlah rombosit 126 10 3/ul 150 – 440
Jumlah lekosit 4.6 10 3/ul 4.2 – 11.0
Htung Jenis
Eosinofil 3.5  1–3
Basofil 0.2  0–1
Neutrofil 54.2  40.0 – 60.0
Limfosit 32.5  20.0 – 50.0
Monosit 9.6  2–8
Laju Endap Darah
LED 1 jam 30 Mm/jam <20
Golongan darah+rhesus
Golongan darah AB
Rhesus Positif
Masa pembekuan/CT 7 Menit <15
Masa pendarahan/BT 2 Menit <6
Kimia Klinik
Glukosa darah sewaktu 87 mg/dl 70 – 140
Ureum 29 mg/dl 10 – 50
Kreatinin 1.2 mg/dl 0.60 – 1.50
84

Natrium 143 mEq/dl 135.0 – 148.0


Kalium 4.0 mEq/dl 3.5 – 5.5

Pemeriksaan Penunjang
Tn.D, Laboratorium tanggal : 15 Mei 2019
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematologi
Hemoglobin 13.2 g/dl 14.0 – 18.0
Hematokrit 36.8  42.0 – 52.0
Jumlah trombosit 323 10 3/ul 150 – 440
Jumlah lekosit 8.4 10 3/ul 4.2 – 11.0
Hitung Jenis
Eosinofil 1.4  1–3
Basofil 0.5  0–1
Neutrofil 71.1  40.0 – 60.0
Limfosit 19.1  20.0 – 50.0
Monosit 7.9  2–8
Laju Endap Darah
LED 1 jam 48 Mm/jam <10
Golongan darah+rhesus
Golongan darah O
Rhesus Positif
Masa pembekuan/CT 7 Menit <15
Masa pendarahan/BT 2 Menit <6
Kimia Klinik
Glukosa darah sewaktu 88 mg/dl 70 – 140
Ureum 29 mg/dl 10 – 50
Kreatinin 1.0 mg/dl 0.60 – 1.50
Natrium 146 mEq/dl 135.0 – 148.0
Kalium 3.8 mEq/dl 3.5 – 5.5
85

Interpretasi Data
Klien I berinisial Tn.J, saat dilakukan pengkajian klien mengatakan tidak
mengetahui penyakit yang sedang dialaminya, penyebab penyakit, dan cara
perawatan berkelanjutan di rumah. Tn.J mengatakan nyeri karena benjolan di
bagian abdomen kanan bawah, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri dirasakan di
abdomen kuadran III, skala 5, dan nyeri dirasakan saat beraktiftas. Klien
mengatakan baru pertama melakukan operasi, sering menarik nafas panjang,
tampak gelisah, tegang, dan muka klien tampak pucat. Tn.J memiliki kesulitan
dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Tn.J bisa makan dan minum secara mandiri
sedangkan untuk aktifitas lain klien memerlukan bantuan orang lain. Data
tambahan yang didapatkan klien kesulitan dalam melakukan beberapa gerakan
karena nyeri yang dirasakan dibagian abdomen kanan bawah. Setelah dilakukan
kuesioner kecemasan dengan menggunakan Hamilton Anxiety Rating Scale
(HARS) dan derajat kecemasan 38 dan tergolong dalam cemas berat. Pada
pemeriksaan tanda-tanda vital Tn.J didapatkan Tekanan darah 140/70 mmHg,
Nadi 80 x/menit, RR 24 x/menit, dan Suhu 36,2°C.
Sedangkan Klien II berinisial Tn.D, saat dilakukan pengkajian klien
mengatakan nyeri karena benjolan di bagian abdomen kuadran III, nyeri seperti
ditusuk-tusuk, nyeri dirasakan di abdomen bagian kanan bawah, skala 2, dan nyeri
dirasakan saat beraktifitas. Klien tampak lemah dan sulit untuk bergerak. Tn.J
memiliki kesulitan dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Tn.J bisa makan dan
minum secara mandiri sedangkan untuk aktifitas lain klien memerlukan bantuan
orang lain. Data tambahan yang didapatkan klien kesulitan dalam melakukan
beberapa gerakan karena nyeri yang dirasakan dibagian abdomen kanan bawah.
Klien mengatakan cemas akan melakukan operasi, sering menarik nafas panjang,
tampak gelisah, tegang, dan muka klien tampak pucat. Setelah dilakukan
kuesioner kecemasan dengan menggunakan Hamilton Anxiety Rating Scale
(HARS) dan derajat kecemasan 23 dan tergolong dalam cemas sedang. Pada
pemeriksaan tanda-tanda vital Tn.D didapatkan Tekanan darah 130/70 mmHg,
Nadi 88 x/menit, RR 24 x/menit, dan Suhu 36,4°C.
86

ANALISA MASALAH
Nama klien : Tn.J No. RM : 60-25-95
Umur : 36 tahun Diagnosa Medis : Pre Operasi Hernia
No Data Etiologi Masalah
1. Ds : Mengangkat beban berat Defisiensi
Klien mengatakan tidak pengetahuan
mengetahui penyakit yang
sedang di alaminya Peningkatan tekanan intra
abdomen
Do :
1. Klien tampak belum
mengetahui penyebab Fasia abdomen tidak mampu
penyakit hernia menahan tekanan
2. Klien tampak belum
mengetahui cara perawatan
berkelanjutan di rumah Fasia terkoyak

Isi rongga abdomen melewati


dinding inguinal

Masuk kanal inguinal

Menonjol ke fascia
transversalis

Keluar pada cincin kanal


87

Masuk ke scrotum dan


penonjolan keluar

Hernia scrotalis

Perubahan status kesehatan


tubuh

Kurang terpaparnya informasi


kesehatan

Banyak bertanya kepada


saudara dan tenaga medis

Defisiensi pengetahuan
2. Ds : Mengangkat beban berat Nyeri akut
1. Klien mengatakan nyeri
bagian selangkangan
2. P : daerah selangkangan Peningkatan tekanan intra
3. Q : seperti tertimpa beban abdomen
berat
4. R : abdomen bagian kanan
bawah Fasia abdomen tidak mampu
5. S : 3 menahan tekanan
6. T : saat beraktifitas

Do : Fasia terkoyak
88

Klien tampak lemah dan sulit


untuk bergerak
Isi rongga abdomen melewati
dinding inguinal

Masuk kanal inguinal

Menonjol ke fascia
transversalis

Keluar pada cincin kanal

Masuk ke scrotum dan


penonjolan keluar

Nyeri akut
3. Ds : Mengangkat beban berat Hambatan
Klien mengatakan sulit untuk mobilitas fisik
melakukan gerakan
dikarenakan terdapat benjolan Peningkatan tekanan intra
di selangkangan abdomen

Do : Fasia abdomen tidak mampu


1. Klien tampat sulit untuk menahan tekanan
menggerakan anggota
badan bagian bawah
89

2. Klien memerlukan bantuan Fasia terkoyak


orang lain untuk melakukan
beberapa aktifitas
3. Kekuatan otot Isi rongga abdomen melewati

5 5 dinding inguinal
5 5

Masuk kanal inguinal

Menonjol ke fascia
transversalis

Keluar pada cincin kanal

Masuk ke scrotum dan


penonjolan keluar

Hernia scrotalis

Penurunan massa otot


kontruksi

Penurunan kemampuan
beraktivitas
90

Hambatan mobilitas fisik


4. Ds : Mengangkat beban berat Ansietas
Klien mengatakan baru
pertama melakukan operasi
Peningkatan tekanan intra
Do : abdomen
1. Derajat kecemasan 38,
tergolong dalam cemas
berat Fasia abdomen tidak mampu
2. Klien tampak sering menahan tekanan
menarik napas panjang
3. Klien tampak gelisah
4. Klien tampak tegang Fasia terkoyak
5. Muka klien tampak pucat
6. Tekanan darah : 140/70
mmHg Isi rongga abdomen melewati
7. Suhu : 36,2°C dinding inguinal
8. Nadi : 80 x/menit
9. RR : 24 x/menit
Masuk kanal inguinal

Menonjol ke fascia
transversalis

Keluar pada cincin kanal

Masuk ke scrotum dan


penonjolan keluar
91

Hernia scrotalis

Pembedahan

Ketidakadekuatan metode
koping

Ansietas
92

ANALISA MASALAH
Nama klien : Tn.D No. RM : 60-25-94
Umur : 73 tahun Diagnosa Medis : Pre Operasi Hernia
No Data Etiologi Masalah
1. Ds : Mengangkat beban berat Nyeri akut
1. Klien mengatakan nyeri
bagian selangkangan
2. P : daerah selangkangan Peningkatan tekanan intra
3. Q : seperti tertimpa beban abdomen
berat
4. R : abdomen bagian kanan
bawah Fasia abdomen tidak mampu
5. S : 2 menahan tekanan
6. T : saat beraktifitas

Do : Fasia terkoyak
Klien tampak lemah dan
sulit untuk bergerak
Isi rongga abdomen melewati
dinding inguinal

Masuk kanal inguinal

Menonjol ke fascia
transversalis

Keluar pada cincin kanal


93

Masuk ke scrotum dan


penonjolan keluar

Nyeri akut
2. Ds : Mengangkat beban berat Hambatan
Klien mengatakan sulit untuk mobilitas fisik
melakukan gerakan
dikarenakan terdapat benjolan Peningkatan tekanan intra
di selangkangan abdomen

Do : Fasia abdomen tidak mampu


1. Klien tampat sulit untuk menahan tekanan
menggerakan anggota
badan bagian bawah
2. Klien memerlukan bantuan Fasia terkoyak
orang lain untuk melakukan
beberapa aktifitas
3. Kekuatan otot Isi rongga abdomen melewati

5 5 dinding inguinal
5 5

Masuk kanal inguinal

Menonjol ke fascia
transversalis

Keluar pada cincin kanal


94

Masuk ke scrotum dan


penonjolan keluar

Hernia scrotalis

Penurunan massa otot


kontruksi

Penurunan kemampuan
beraktivitas

Hambatan mobilitas fisik


3. Ds : Mengangkat beban berat Ansietas
Klien mengatakan cemas
akan melakukan operasi
Peningkatan tekanan intra
Do : abdomen
1. Derajat kecemasan 23,
tergolong dalam cemas
sedang Fasia abdomen tidak mampu
2. Klien tampak sering menahan tekanan
menarik napas panjang
3. Klien tampak sulit di ajak
berkomunikasi Fasia terkoyak
4. Denyut nadi cepat
5. Tekanan darah : 130/70
mmHg Isi rongga abdomen melewati
95

6. Suhu : 36,4°C dinding inguinal


7. Nadi : 88 x/menit
8. RR : 24 x/menit
Masuk kanal inguinal

Menonjol ke fascia
transversalis

Keluar pada cincin kanal

Masuk ke scrotum dan


penonjolan keluar

Hernia scrotalis

Pembedahan

Ketidakadekuatan metode
koping

Ansietas
96

Interpretasi
Berdasarkan analisa masalah keperawatan pre operasi hernia pada Tn.J
dan Tn.D didapatkan bahwa masalah yang muncul pada kedua pasien adalah nyeri
akut, hambatan mobilitas fisik, dan ansietas. Namun pada Tn.J juga ditemukan
masalah keperawatan defisiensi pengetahuan yang terjadi karena klien baru
mengetahui penyakitnya saat datang ke Rumah Sakit.

2. Diagnosa Keperawatan
No Tn.J Tn.D
1. Defisiensi pengetahuan berhubungan -
dengan kurang informasi
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen Nyeri akut berhubungan dengan agen
cedera fisik cedera fisik
3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan Hambatan mobilitas fisik berhubungan
dengan nyeri dengan nyeri
4. Ansietas berhubungan dengan ancaman Ansietas berhubungan dengan ancaman
pada status terkini pada status terkini

Interpretasi
Diagnosa keperawatan yang muncul pada Tn.J adalah defisiensi
pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi, nyeri akut berhubungan
dengan agen cedera fisik, hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri,
dan ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini. Sedangkan pada
Tn.D diagnosa keperawatan yang muncul adalah nyeri akut berhubungan dengan
agen cedera fisik, hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, dan
ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini.
Pemberian Asuhan Keperawatan ditujukan untuk membantu pasien dalam
mengatasi masalah dan keluhan yang muncul dimana masalah yang menjadi fokus
bahasan pada studi kasus ini adalah ansietas berhubungan dengan ancaman pada
status terkini tanpa mengenyampingkan diagnosa keperawatan lain dalam
pemberian asuhan keperawatan pada kedua klien.
97

3. Intervensi Keperawatan
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Klien : Tn.J No. RM : 60-25-95
Umur : 36 tahun Diagnosa medis : Pre Operasi Hernia
Perencanaan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. Ansietas berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan NIC :
ancaman pada status terkini keperawatan 3x24 jam, ansietas Pengurangan kecemasan
dengan kriteria : dapat teratasi dengan ktiteria : 1. Identifikasi tingkat rasa sakut 1. Identifikasi tingkat rasa
yang mengharuskan sakut yang mengharuskan
Ds : NOC : Tingkat kecemasan dilakukannya penundaan dilakukannya penundaan
Klien mengatakan baru Kriteria Hasil A T prosedur pembedahan. prosedur pembedahan
pertama melakukan operasi Tidak dapat 1 5 (Doenges, dkk. 2000).
beristirahat 2. Validasi sumber rasa takut, 2. Mengidentifikasi rasa akut
Do : Perasaan gelisah 1 5 Sediakan informasi yang yang spesifik akan membantu
1. Derajat kecemasan 38, Wajah tegang 1 5 akurat dan faktual. pasien untuk menghadapinya
tergolong dalam cemas Peningkatan tekanan 3 5 secara realistis (Doenges,
berat darah dkk. 2000).
2. Klien tampak sering
98

menarik napas panjang Peningkatan frekuensi 4 5 3. Beritahu pasien 3. Mengurasi ansietas/rasa takut
3. Klien tampak gelisah nadi kemungkinana dilakukannya bahwa pasien mungkin
4. Klien tampak tegang Peningkatan frekuensi 4 5 anestesi local atau spinal melihat prosedur (Doenges,
5. Muka klien tampak pucat pernafasan dimana rasa pusing atau dkk. 2000).
6. Tekanan darah : 140/70 mengantuk mungkin saja
mmHg Skala indikator : terjadi.
7. Suhu : 36,2°C 1 : Berat 4. Bandingkan jadwal operasi, 4. Memberikan identifikasi
8. Nadi : 80 x/menit 2 : Cukup berat grafik, gelang identifikasi positif, mengurangi rasa takut
9. RR : 24 x/menit 3 : Sedang pasien dan tanda tangan bahwa mungkin terjadi
4 : Ringan persetujuan operasi prosedur yang salah
5 : Tidak ada (Doenges, dkk. 2000).
5. Berikan petunjuk/penjelasan 5. Ketidakseimbangan dari
yang sederhana pada pasien proses pemikiran akan
yang tenang, tinjau membuat pasien menemui
lingkungan sesuai kebutuhan kesulitan untuk memahami
petunjuk-petunjuk yang
panjang dan berbelit-belit
(Doenges, dkk. 2000).
6. Kontrol stimul eksternal 6. Suara gaduh dan keributan
99

akan meningkatkan ansietas


(Doenges, dkk. 2000).
7. Lakukan hipnotis lima jari 7. Mengurangi tingkat
kecemasan tubuh dan
memberikan dampak pada
biologis, fisiologis, da
psikologis (Evangelista, dkk.
2016)
8. Perkenalkan staf pada waktu 8. Menciptakan hubungan dan
pergantian ke ruang operasi kenyamanan psikologis
(Doenges, dkk. 2000).
9. Berikan aktvitas pengganti 9. Mengalihkan perhatian pasien
yang bertujuan untuk guna mengurangi kecemasan
mengurangi tekanan yang dialami (Doenges, dkk.
2000).
10. Dorong keluarga untuk 10. Dorongan/support dari
mendampingi klien dengan keluarga sangat penting
cara yang tepat guna mengurangi
kecemasan (Doenges, dkk.
100

2000).
11. Diskusikan penundaan 11. Mungkin diperlukan jika
pembedahan dengan dokter, rasa takut yang berlebihan
anestesiologis, pasien, dan tidak berkurang/teratasi
keluarga sesuai kebutuhan (Doenges, dkk. 2000).
12. Berikan obat sesuai 12. Untuk meningkatkan tidur
petunjuk, Misalnya zat-zat mala mini sebelum
sedative, hipnotis, dan pembedahan (Doenges, dkk.
tranquilizer IV 2000).
13. Rujuk pada perawat oleh 13. Konseling profesional
rohaniawan/spiritual, mungkin dibutuhkan pasien
spesialis klinis perawat untuk mengatasi rasa takut
psikiatri, konseling psikiatri (Doenges, dkk. 2000).
jika perlukan.
101

INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Klien : Tn.D No. RM : 60-25-94
Umur : 73 tahun Diagnosa medis : Pre Operasi Hernia
Perencanaan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. Ansietas berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan NIC :
ancaman pada status terkini keperawatan 3x24 jam, ansietas Pengurangan kecemasan
dengan kriteria : dapat teratasi dengan ktiteria : 1. Identifikasi tingkat rasa sakut 1. Identifikasi tingkat rasa sakut
yang mengharuskan yang mengharuskan
Ds : NOC : Tingkat kecemasan dilakukannya penundaan dilakukannya penundaan
Klien mengatakan cemas Kriteria Hasil A T prosedur pembedahan. prosedur pembedahan
akan melakukan operasi Tidak dapat 3 5 (Doenges, dkk. 2000).
beristirahat 2. Validasi sumber rasa takut, 2. Mengidentifikasi rasa akut
Do : Perasaan gelisah 2 5 Sediakan informasi yang yang spesifik akan membantu
1. Derajat kecemasan 23, Wajah tegang 2 5 akurat dan faktual. pasien untuk menghadapinya
tergolong dalam cemas Peningkatan tekanan 4 5 secara realistis (Doenges,
sedang darah dkk. 2000).
2. Klien tampak sering Peningkatan frekuensi 4 5 3. Beritahu pasien 3. Mengurasi ansietas/rasa takut
menarik napas panjang kemungkinana dilakukannya bahwa pasien mungkin
102

3. Klien tampak sulit di ajak nadi anestesi local atau spinal melihat prosedur (Doenges,
berkomunikasi Peningkatan frekuensi 4 5 dimana rasa pusing atau dkk. 2000).
4. Denyut nadi cepat pernafasan mengantuk mungkin saja
5. Tekanan darah : 130/70 terjadi.
mmHg Skala indikator : 4. Bandingkan jadwal operasi, 4. Memberikan identifikasi
6. Suhu : 36,4°C 1 : Berat grafik, gelang identifikasi positif, mengurangi rasa takut
7. Nadi : 88 x/menit 2 : Cukup berat pasien dan tanda tangan bahwa mungkin terjadi
8. RR : 24 x/menit 3 : Sedang persetujuan operasi prosedur yang salah
4 : Ringan (Doenges, dkk. 2000).
5 : Tidak ada 5. Berikan petunjuk/penjelasan 5. Ketidakseimbangan dari
yang sederhana pada pasien proses pemikiran akan
yang tenang, tinjau membuat pasien menemui
lingkungan sesuai kebutuhan kesulitan untuk memahami
petunjuk-petunjuk yang
panjang dan berbelit-belit
(Doenges, dkk. 2000).
6. Kontrol stimul eksternal 6. Suara gaduh dan keributan
akan meningkatkan ansietas
(Doenges, dkk. 2000).
103

7. Lakukan hipnotis lima jari 7. Mengurangi tingkat


kecemasan tubuh dan
memberikan dampak pada
biologis, fisiologis, da
psikologis (Evangelista, dkk.
2016)
8. Perkenalkan staf pada waktu 8. Menciptakan hubungan dan
pergantian ke ruang operasi kenyamanan psikologis
(Doenges, dkk. 2000).
9. Berikan aktvitas pengganti 9. Mengalihkan perhatian pasien
yang bertujuan untuk guna mengurangi kecemasan
mengurangi tekanan yang dialami (Doenges, dkk.
2000).
10. Dorong keluarga untuk 10. Dorongan/support dari
mendampingi klien dengan keluarga sangat penting
cara yang tepat guna mengurangi
kecemasan (Doenges, dkk.
2000).
11. Diskusikan penundaan 11. Mungkin diperlukan jika
104

pembedahan dengan dokter, rasa takut yang berlebihan


anestesiologis, pasien, dan tidak berkurang/teratasi
keluarga sesuai kebutuhan (Doenges, dkk. 2000).
12. Berikan obat sesuai 12. Untuk meningkatkan tidur
petunjuk, Misalnya zat-zat mala mini sebelum
sedative, hipnotis, dan pembedahan (Doenges, dkk.
tranquilizer IV 2000).
13. Rujuk pada perawat oleh 13. Konseling profesional
rohaniawan/spiritual, mungkin dibutuhkan pasien
spesialis klinis perawat untuk mengatasi rasa takut
psikiatri, konseling psikiatri (Doenges, dkk. 2000).
jika perlukan.
105

Interpretasi
Tujuan dari intervensi ini adalah ansietas akan berkurang atau hilang
setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan kriteria hasil tidak dapat
beristirahat, wajah tegang, perasaan gelisah, peningkatan tekanan darah,
peningkatan frekuensi nadi, dan peningkatan frekuensi pernafasan. Intervensi
yang dilakukan untuk mengatasi ansietas pada kedua pasien adalah
identifikasi tingkat rasa sakut yang mengharuskan dilakukannya penundaan
prosedur pembedahan, validasi sumber rasa takut, Sediakan informasi yang
akurat dan factual, beritahu pasien kemungkinana dilakukannya anestesi local
atau spinal dimana rasa pusing atau mengantuk mungkin saja terjadi,
bandingkan jadwal operasi, grafik, gelang identifikasi pasien dan tanda
tangan persetujuan operasi, berikan petunjuk/penjelasan yang sederhana pada
pasien yang tenang, tinjau lingkungan sesuai kebutuhan, kontrol stimul
eksternal, lakukan hipnotis lima jari, perkenalkan staf pada waktu pergantian
ke ruang operasi, berikan aktvitas pengganti yang bertujuan untuk
mengurangi tekanan, dorong keluarga untuk mendampingi klien dengan cara
yang tepat, diskusikan penundaan pembedahan dengan dokter, anestesiologis,
pasien, dan keluarga sesuai kebutuhan, berikan obat sesuai petunjuk,
Misalnya zat-zat sedative, hipnotis, dan tranquilizer IV, dan rujuk pada
perawat oleh rohaniawan/spiritual, spesialis klinis perawat psikiatri, konseling
psikiatri jika perlukan. Intervensi utama yang dilakukan pada kedua klien
adalah penatalaksanaan hipnotis lima jari.
106

4. Implementasi dan Evaluasi


IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Nama Klien : Tn.J No. RM : 60-25-95
Umur : 36 tahun Diagnosa medis : Pre Operasi Hernia
IMPLEMENTASI EVALUASI
Hari Hari
No Jam Tindakan Keperawtan dan Respon Paraf Jam Tindakan Keperawatan dan Respon Paraf
& tgl & tgl
1. Kamis, 19:35 1. Mengidentifikasi tingkat rasa takut Kamis, 20:40 S : Klien mengatakan sudah agak sedikit
15 Mei yang mengharuskan dilakukannya 15 Mei berkurang kecemasan mengenai
2019 penundaan prosedur pembedahan. 2019 operasi yang akan dilakukan besok
Respon : Rizki Rizki
Klien dan keluarga diberikan Rival O: Rival

penjelasan bahwa tindakan operasi do 1. Setelah dilakukan kuesioner do

ini tidak mengancam nyawa dan kecemasan penilaian derajat


jauh dari organ-organ vital kecemasan 36 dan tergolong dalam
cemas berat
19:50 2. Memvalidasi sumber rasa takut, 2. Klien tampak menarik napas
Sediakan informasi yang akurat dan panjang
faktual.
107

Respon : Rizki 3. TTV :


Klien dan keluarga diberikan Rival TD : 150/90 mmHg
informasi mengenai prosedur do S : 36,0°C
tindakan operasi dan efek yang akan N : 88 x/menit
diterima setelah operasi RR : 24 x/menit

A:
19:55 3. Melakukan hipnotis lima jari selama Kriteria Hasil T AW AK
15 menit Tidak dapat 5 1 1
Respon : beristirahat
Klien kooperatif dalam melakukan Perasaan gelisah 5 1 1
Rizki
tindakan hipnotis lima jari dan Rival Wajah tegang 5 1 1
hasilnya klien mengalami penurunan do Peningkatan tekanan 5 3 3
kecemasan darah
Peningkatan 5 4 4
20:00 4. Mendorong keluarga untuk frekuensi nadi
mendampingi klien dengan cara Peningkatan 5 4 4
yang tepat frekuensi pernafasan
Respon : Rizki
Skala indikator :
108

Klien dan keluarga diberikan Rival 1 : Berat


informasi mengenai keterbatasan do 2 : Cukup berat
gerak klien sehingga membantu 3 : Sedang
klien untuk melakukan beberapa 4 : Ringan
aktivitas. 5 : Tidak ada

P : intervensi dilanjutkan
1. Hipnotis lima jari
2. Identifikasi tingkat rasa sakut yang
mengharuskan dilakukannya
penundaan prosedur pembedahan.
3. Validasi sumber rasa takut,
Sediakan informasi yang akurat dan
faktual.
4. Dorong keluarga untuk
mendampingi klien dengan cara
yang tepat
109

2. Jum’at, 09:00 1. Mengidentifikasi tingkat rasa takut Jum’at, 11:45 S : Klien mengatakan sudah agak sedikit
16 Mei yang mengharuskan dilakukannya 16 Mei berkurang kecemasan mengenai
2019 penundaan prosedur pembedahan. 2019 operasi yang akan dilakukan hari ini
Respon : Rizki Rizki
Klien dan keluarga diberikan Rival O: Rival

penjelasan bahwa tindakan operasi do 1. Setelah dilakukan kuesioner do

ini tidak mengancam nyawa dan kecemasan penilaian derajat


jauh dari organ-organ vital kecemasan 30 dan tergolong dalam
cemas berat
09:15 2. Memvalidasi sumber rasa takut, 2. Klien tampak cukup rileks
Sediakan informasi yang akurat dan 3. TTV :
faktual. TD : 150/80 mmHg
Rizki
Respon : S : 36,0°C
Rival
Klien dan keluarga diberikan do N : 86 x/menit
informasi mengenai prosedur RR : 24 x/menit
tindakan operasi dan efek yang akan
diterima setelah operasi A:
Kriteria Hasil T AW AK
Tidak dapat 5 1 2
110

09:20 3. Melakukan hipnotis lima jari selama beristirahat


15 menit Perasaan gelisah 5 1 2
Respon : Wajah tegang 5 1 2
Klien kooperatif dalam melakukan Rizki Peningkatan tekanan 5 3 3
tindakan hipnotis lima jari dan Rival darah
hasilnya klien mengalami penurunan do Peningkatan 5 4 4
kecemasan frekuensi nadi
09:25 4. Mendorong keluarga untuk Peningkatan 5 4 4
mendampingi klien dengan cara frekuensi pernafasan
yang tepat
Rizki
Respon : Skala indikator :
Rival
Klien dan keluarga diberikan 1 : Berat
do
informasi mengenai keterbatasan 2 : Cukup berat
gerak klien sehingga membantu 3 : Sedang
klien untuk melakukan beberapa 4 : Ringan
aktivitas. 5 : Tidak ada

P : intervensi dilanjutkan
1. Hipnotis lima jari
111

2. Identifikasi tingkat rasa sakut yang


mengharuskan dilakukannya
penundaan prosedur pembedahan.
3. Validasi sumber rasa takut,
Sediakan informasi yang akurat dan
faktual.
4. Dorong keluarga untuk
mendampingi klien dengan cara
yang tepat
3. Jum’at 13:30 1. Mengidentifikasi tingkat rasa takut Jum’at 15:30 S : Klien mengatakan sudah agak sedikit
16 Mei yang mengharuskan dilakukannya 16 Mei berkurang kecemasan mengenai
2019 penundaan prosedur pembedahan. 2019 operasi yang akan dilakukan hari ini
Respon : Rizki Rizki
Klien dan keluarga diberikan Rival O: Rival

penjelasan bahwa tindakan operasi do 1. Setelah dilakukan kuesioner do

ini tidak mengancam nyawa dan kecemasan penilaian derajat


jauh dari organ-organ vital kecemasan 27 dan tergolong dalam
cemas sedang
13:45 2. Memvalidasi sumber rasa takut, 2. Klien tampak cukup rileks
112

Sediakan informasi yang akurat dan 3. TTV :


faktual. TD : 130/80 mmHg
Respon : S : 36,2°C
Klien dan keluarga diberikan Rizki N : 80 x/menit
informasi mengenai prosedur Rival RR : 20 x/menit
tindakan operasi dan efek yang akan do
diterima setelah operasi A:
Kriteria Hasil T AW AK
13:50 3. Melakukan hipnotis lima jari selama Tidak dapat 5 1 2
15 menit beristirahat
Respon : Perasaan gelisah 5 1 2
Klien kooperatif dalam melakukan Wajah tegang 5 1 2
Rizki
tindakan hipnotis lima jari dan Peningkatan tekanan 5 3 5
Rival
hasilnya klien mengalami penurunan do darah
kecemasan Peningkatan 5 4 5
frekuensi nadi
13:55 4. Mendorong keluarga untuk Peningkatan 5 4 5
mendampingi klien dengan cara frekuensi pernafasan
yang tepat Skala indikator :
113

Respon : 1 : Berat
Klien dan keluarga diberikan Rizki 2 : Cukup berat
informasi mengenai keterbatasan Rival 3 : Sedang
gerak klien sehingga membantu do 4 : Ringan
klien untuk melakukan beberapa 5 : Tidak ada
aktivitas.
P : intervensi dilanjutkan
1. Hipnotis lima jari
2. Identifikasi tingkat rasa sakut yang
mengharuskan dilakukannya
penundaan prosedur pembedahan.
3. Validasi sumber rasa takut,
Sediakan informasi yang akurat dan
faktual.
4. Dorong keluarga untuk
mendampingi klien dengan cara
yang tepat
114

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Nama Klien : Tn.D No. RM : 60-25-94
Umur : 73 tahun Diagnosa medis : Pre Operasi Hernia
IMPLEMENTASI EVALUASI
Hari Hari
No Jam Tindakan Keperawtan dan Respon Paraf Jam Tindakan Keperawatan dan Respon Paraf
& tgl & tgl
1. Kamis, 19:35 1. Mengidentifikasi tingkat rasa takut Kamis, 21:00 S : Klien mengatakan cemas yang
15 Mei yang mengharuskan dilakukannya 15 Mei dialaminya berkurang
2019 penundaan prosedur pembedahan. 2019
Respon : Rizki O: Rizki
Klien dan keluarga diberikan Rival 1. Setelah dilakukan kuesioner Rival

penjelasan bahwa tindakan operasi do kecemasan penilaian derajat do

ini tidak mengancam nyawa dan kecemasan 23 dan tergolong dalam


jauh dari organ-organ vital cemas sedang
2. Klien tampak menarik napas panjang
19:50 2. Memvalidasi sumber rasa takut, 3. TTV :
Sediakan informasi yang akurat dan TD : 130/70 mmHg
faktual. S : 36,0°C
Rizki
Respon : N : 88 x/menit
Rival
115

Klien dan keluarga diberikan do RR : 24 x/menit


informasi mengenai prosedur
tindakan operasi dan efek yang akan A:
diterima setelah operasi Kriteria Hasil T AW AK
Tidak dapat 5 3 3
19:55 3. Melakukan hipnotis lima jari selama beristirahat
15 menit Perasaan gelisah 5 3 2
Respon : Wajah tegang 5 2 2
Rizki
Klien kooperatif dalam melakukan Peningkatan tekanan 5 4 4
Rival
tindakan hipnotis lima jari dan do darah
hasilnya klien mengalami penurunan Peningkatan 5 4 4
kecemasan frekuensi nadi
Peningkatan 5 4 4
20:00 4. Mendorong keluarga untuk frekuensi pernafasan
mendampingi klien dengan cara Skala indikator :
yang tepat 1 : Berat
Respon : Rizki 2 : Cukup berat
Klien dan keluarga diberikan Rival 3 : Sedang
informasi mengenai keterbatasan do 4 : Ringan
116

gerak klien sehingga membantu 5 : Tidak ada


klien untuk melakukan beberapa
aktivitas. P : intervensi dilanjutkan
1. Hipnotis lima jari
2. Identifikasi tingkat rasa sakut yang
mengharuskan dilakukannya
penundaan prosedur pembedahan.
3. Validasi sumber rasa takut,
Sediakan informasi yang akurat dan
faktual.
4. Dorong keluarga untuk
mendampingi klien dengan cara
yang tepat
2. Jum’at, 09:00 1. Mengidentifikasi tingkat rasa takut Jum’at, 11:45 S : Klien mengatakan cemas yang
16 Mei yang mengharuskan dilakukannya 16 Mei dialaminya berkurang
2019 penundaan prosedur pembedahan. 2019
Respon : Rizki O: Rizki
Klien dan keluarga diberikan Rival 1. Setelah dilakukan kuesioner Rival

penjelasan bahwa tindakan operasi do kecemasan penilaian derajat do


117

ini tidak mengancam nyawa dan kecemasan 23 dan tergolong dalam


jauh dari organ-organ vital cemas sedang
2. Klien tampak menarik napas panjang
09:15 2. Memvalidasi sumber rasa takut, 3. TTV :
Sediakan informasi yang akurat dan TD : 130/70 mmHg
faktual. S : 36,2°C
Rizki
Respon : N : 86 x/menit
Rival
Klien dan keluarga diberikan RR : 24 x/menit
do
informasi mengenai prosedur
tindakan operasi dan efek yang akan A:
diterima setelah operasi Kriteria Hasil T AW AK
Tidak dapat 5 3 3
09:20 3. Melakukan hipnotis lima jari selam beristirahat
15 menit Perasaan gelisah 5 3 2
Respon : Rizki Wajah tegang 5 2 2
Klien kooperatif dalam melakukan Rival Peningkatan tekanan 5 4 4
tindakan hipnotis lima jari dan do darah
hasilnya klien mengalami penurunan Peningkatan 5 4 4
kecemasan
118

09:25 4. Mendorong keluarga untuk frekuensi nadi


mendampingi klien dengan cara Peningkatan 5 4 4
yang tepat frekuensi pernafasan
Respon : Rizki Skala indikator :
Klien dan keluarga diberikan Rival 1 : Berat
informasi mengenai keterbatasan do 2 : Cukup berat
gerak klien sehingga membantu 3 : Sedang
klien untuk melakukan beberapa 4 : Ringan
aktivitas. 5 : Tidak ada

P : intervensi dilanjutkan
1. Hipnotis lima jari
2. Identifikasi tingkat rasa sakut yang
mengharuskan dilakukannya
penundaan prosedur pembedahan.
3. Validasi sumber rasa takut,
Sediakan informasi yang akurat dan
faktual.
4. Dorong keluarga untuk
119

mendampingi klien dengan cara


yang tepat

3. Jum’at, 13:00 1. Mengidentifikasi tingkat rasa takut Jum’at, 13:30 S : Klien mengatakan cemas yang
16 Mei yang mengharuskan dilakukannya 16 Mei dialaminya berkurang
2019 penundaan prosedur pembedahan. 2019
Respon : Rizki O: Rizki
Klien dan keluarga diberikan Rival 1. Setelah dilakukan kuesioner Rival

penjelasan bahwa tindakan operasi do kecemasan penilaian derajat do

ini tidak mengancam nyawa dan kecemasan 24 dan tergolong dalam


jauh dari organ-organ vital cemas sedang
2. Klien tampak menarik napas panjang
13:15 2. Memvalidasi sumber rasa takut, 3. TTV :
Sediakan informasi yang akurat dan TD : 130/70 mmHg
faktual. S : 36,4°C
Rizki
Respon : N : 88 x/menit
Rival
Klien dan keluarga diberikan RR : 24 x/menit
do
informasi mengenai prosedur
tindakan operasi dan efek yang akan
120

diterima setelah operasi A:


Kriteria Hasil T AW AK
13:20 3. Melakukan hipnotis lima jari selama Tidak dapat 5 3 3
15 menit beristirahat
Respon : Perasaan gelisah 5 3 2
Klien kooperatif dalam melakukan Rizki Wajah tegang 5 2 2
Rival
tindakan hipnotis lima jari dan Peningkatan tekanan 5 4 4
do
hasilnya klien mengalami penurunan darah
kecemasan Peningkatan 5 4 4
frekuensi nadi
13:25 4. Mendorong keluarga untuk Peningkatan 5 4 4
mendampingi klien dengan cara frekuensi pernafasan
Rizki
yang tepat Skala indikator :
Rival
Respon : do 1 : Berat
Klien dan keluarga diberikan 2 : Cukup berat
informasi mengenai keterbatasan 3 : Sedang
gerak klien sehingga membantu 4 : Ringan
klien untuk melakukan beberapa 5 : Tidak ada
aktivitas. P : intervensi dilanjutkan
121

1. Hipnotis lima jari


2. Identifikasi tingkat rasa sakut yang
mengharuskan dilakukannya
penundaan prosedur pembedahan.
3. Validasi sumber rasa takut,
Sediakan informasi yang akurat dan
faktual.
4. Dorong keluarga untuk
mendampingi klien dengan cara
yang tepat
122

Interpretasi
Implementasi yang dilakukan selama satu hari pada Tn.J dan Tn.D adalah
melakukan hipnotis Lima Jari, identifikasi tingkat rasa sakut yang
mengharuskan dilakukannya penundaan prosedur pembedahan, validasi
sumber rasa takut, sediakan informasi yang akurat dan aktual, dan dorong
keluarga untuk mendampingi klien dengan cara yang tepat.
Evaluasi dilakukan untuk menilai tingkat keberhasilan implementasi
keperawatan yang dilakukan. Evaluasi dilakukan setiap setelah memberikan
informasi kepada keluarga mengenai keterbatasan gerak klien sehingga
membantu klien untuk melakukan beberapa aktivitas.
Evaluasi terakhir pada tanggal 16 Mei 2019 pada Tn.J adalah ansietas
sudah teratasi ditunjukkan dengan data subyektif klien mengatakan sudah
agak sedikit berkurang kecemasan mengenai operasi yang akan dilakukan
hari ini, setelah dilakukan kuesioner kecemasan penilaian derajat kecemasan
27, klien tampak cukup rileks, tekanan darah : 130/80 mmHg, suhu : 36,2°C,
nadi : 80 x/menit, dan RR : 20 x/menit. Karena masalah sudah teratasi
sebagian maka intervensi dilanjutkan pada post operasi
Evaluasi terakhir pada tanggal 16 Mei 2019 pada Tn.D adalah masalah
ansietas teratasi ditunjukkan dengan data subyektif klien mengatakan cemas
yang dialaminya berkurang, setelah dilakukan kuesioner kecemasan penilaian
derajat kecemasan 24, klien tampak menarik napas panjang, tekanan darah :
130/70 mmHg, suhu : 36,4°C, nadi : 88 x/menit, dan RR : 24 x/menit. Karena
masalah sudah teratasi sebagian maka intervensi dilanjutkan pada post operasi
123

Tabel 5 Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Post Operasi Hernia Pada
Ansietas Melalui Hipnotis Lima Jari Di Ruang Ibnu Rusyd Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang
1. Pengkajian
No Waktu Tn. J Tn. D
1 Tanggal Pengkajian 16 Mei 2019 16 Mei 2019
2 Jam Pengkajian 17 : 45 16 : 15
3 Tanggal Masuk Rumah
15 Mei 2019 15 Mei 2019
Sakit
4 Ruang/Kamar Ibnu Rusyd/9 Ibnu Rusyd/9
a. Identitas Klien
Identitas Klien Tn.J Tn.D
Nama Tn.J Tn.D
Usia 36 Tahun 73 Tahun
Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki
Alamat Desa Indrapura Jalur 16 Desa Indrapura Jalur 16
RT 01 RW 02 Kec. RT 02 RW 02 Kec.
Muara Sugihan Kab. Muara Sugihan Kab.
Banyuasin Banyuasin
No. Telepon 085379191807 085269941012
Status Menikah Menikah
Agama Islam Islam
Suku Jawa Jawa
Pekerjaan Petani Petani
No. RM 60-25-95 60-25-94
Tgl Masuk 15 Mei 2019 15 Mei 2019
Tgl Pengkajian 15 Mei 2019 15 Mei 2019
Sumber Informasi Klien sendiri Klien sendiri
Keluarga Terdekat Tn.M Tn.A
Status Anak Kandung Anak Kandung
Alamat Desa Indrapura Jalur 16 Desa Indrapura Jalur 16
124

RT 01 RW 02 Kec. RT 02 RW 02 Kec.
Muara Sugihan Kab. Muara Sugihan Kab.
Banyuasin Banyuasin
Pendidikan SMA S1
Pekerjaan Petani Honorer
b. Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan Tn.J Tn.D
Keluhan utama (saat masuk Klien mengatakan Klien mengatakan
RS) terdapat benjolan terdapat benjolan
dibagian selangkangan. dibagian selangkangan.
Keluhan utama (saat Klien mengatakan nyeri Klien mengatakan nyeri
Pengkajian) di daerah luka post di daerah luka post
operasi. operasi.
Riwayat Kesehatan Saat ini Klien mengatakan nyeri Klien mengatakan nyeri
karena luka post karena luka post
operasi, nyeri seperti di operasi, nyeri seperti di
tusuk-tusuk, nyeri tusuk-tusuk, nyeri
dirasakan di abdomen dirasakan di abdomen
kanan bawah, skala 4, kanan bawah, skala 5,
dan hilang timbul. dan hilang timbul.
Riwayat Kesehatan
Terdahulu
1). Penyakit yang pernah
dialami :
a). Kecelakaan Tidak pernah Tidak pernah
b). Operasi (Jenis dan Klien mengatakan baru Klien mengatakan baru
waktu) pertama melakukan pertama melakukan
operasi operasi
c). Penyakit (kronis dan Tidak ada Tidak ada
akut)
d). Terakhir masuk RS Tidak pernah Tidak pernah
125

2). Alergi (Obat, makanan, Tidak ada Tidak ada


plester,dsb)
3). Imunisasi (Tambahan, Klien tidak ingat Klien tidak ingat
Flu, pneumonia, tetanus,
dll)
4). Kebiasaan
a). Merokok Klien berhenti merokok Klien berhenti merokok
sejak 3 tahun yang lalu sejak 1 tahun yang lalu
b). Kopi Tidak ada Tidak ada
c). Alkohol Tidak ada Tidak ada
5). Obat-obatan yang
digunakan
a). Jenis Promagh Paramex
b). Lamanya < 1 Bulan Hanya saat sakit kepala
c). Dosis 3 X 1 Tablet 1 Tablet
c. Riwayat Keluarga
Tn.J Tn.D
Klien mengatakan tidak ada keluarganya Klien mengatakan tidak ada keluarganya
yang memiliki riwayat penyakit klien yang memiliki riwayat penyakit klien
d. Catatan Penanganan Kasus
Tn.J Tn.D
Pada tanggal 16 Mei 2019 pukul 16:00 Pada tanggal 16 Mei 2019 pukul 14:00
WIB klien menjalani tindakan operasi WIB klien menjalani tindakan operasi
hernia. Setelah operasi selesai, klien hernia. Setelah operasi selesai, klien
dibawa ke ruang rawat inap Ibnu Rusyd dibawa ke ruang rawat inap Ibnu Rusyd
untuk mendapatkan perawatan. Saat untuk mendapatkan perawatan. Saat
dilakukan pengkajian post operasi Klien dilakukan pengkajian post operasi Klien
mengatakan nyeri karena luka post mengatakan nyeri karena luka post
operasi, nyeri seperti di tusuk-tusuk, operasi, nyeri seperti di tusuk-tusuk,
nyeri dirasakan di abdomen kanan nyeri dirasakan di abdomen kanan
bawah, skala 4, dan hilang timbul, bawah, skala 5, dan hilang timbul,
tampak adanya luka bekas operasi tampak adanya luka bekas operasi
126

hernia yang masih tertutup perban dan hernia yang masih tertutup perban dan
perban masih tampak bersih. perban masih tampak bersih.
e. Pengkajian Keperawatan
1). Peningkatan Kesehatan
Tn.J Tn.D
Pengetahuan tentang Klien mengatakan Klien mengatakan
penyakit mengetahui penyakit mengetahui penyakit
yang sedang dialaminya yang dialaminya dan
tetapi tidak dapat akan dilakukan tindakan
melakukan perawatan operasi
setelah operasi
Masalah Keperawatan Defisiensi pengetahuan Tidak ada masalah
2). Nutrisi
Tn.J Tn.D
b). Mulut Bersih Bersih
Bibir Lembab Lembab
Gusi Normal Normal
Gigi Normal Normal
Lidah Bersih Bersih
c). Leher Simetris Simetris
Kelenjar tiroid Normal Normal
Tenggorok Tidak ada kesulitan Tidak ada kesulitan
menelan menelan
Kebutuhan nutrisi dan cairan
BB sebelum sakit 50 kg 52 kg
BB sakit 48 kg 50 kg
Program diit RS Makanan lunak Makanan lunak
Makanan yang disukai Bakso Mie ayam
Selera makan Baik Baik
Alat makan yang Piring dan sendok Piring dan sendok
digunakan
127

Pola makan 3x/hari 3x/hari


Porsi makan yang Porsi makan dihabiskan Porsi makan dihabiskan
dihabiskan
Pola minum 8 gelas/hari 8 gelas/hari
Intake makanan
Intake oral :
Bubur nasi Makan 3x/hari Makan 3x/hari
1x makan = 80 kkl 1x makan = 80 kkl
3x makan = 240 kkal 3x makan = 240 kkal
Intake cairan
Cairan infuse RL gtt 20 x/menit = 8 RL gtt 20 x/menit = 8
jam jam
24 jam = 1500 cc 24 jam = 1500 cc

Cairan oral Minum 1 hari = 8 gelas Minum 1 hari = 8 gelas


1 gelas = 240 cc 1 gelas = 240 cc
8 gelas x 240 cc = 1920 8 gelas x 240 cc = 1920
cc cc

Total intake cairan 240 240


1500 cc 1500 cc
1920 cc 1920 cc
= 3660 cc = 3660 cc
Abdomen
Inspeksi Simetris Simetris
Palpasi Nyeri tekan Nyeri tekan
Kuadran I Tidak nyeri Tidak nyeri
Kuadran II Tidak nyeri Tidak nyeri
Kuadran III Nyeri tekan Nyeri tekan
Kuadran IV Tidak nyeri Tidak nyeri
Auskultasi bising 8x/menit 8x/menit
usus
128

Perkusi Timpani Timpani


BAB
Warna Kuning Kuning
Frekuensi 1x/hari 1x/hari
Konsistensi Padat Padat
Data tambahan Klien mengatakan nyeri Klien mengatakan nyeri
karena luka post operasi, karena luka post operasi,
nyeri seperti di tusuk- nyeri seperti di tusuk-
tusuk, nyeri dirasakan di tusuk, nyeri dirasakan di
abdomen kanan bawah, abdomen kanan bawah,
skala 4, dan hilang skala 5, dan hilang
timbul. timbul.
Masalah keperawatan Nyeri Akut Nyeri Akut
3). Eliminasi dan Pertukaran
Tn.J Tn.D
BAK
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Konsistensi Cair Cair
Frekuensi Terpasang Kateter Terpasang Kateter
Output
Urine 2200 cc 2300 cc
Feces 300 ml 200 gr
Muntah Tidak ada Tidak ada
IWL 15 cc x BB kg 15 cc x BB kg
24 jam 24 jam

15 cc x 48 kg 15 cc x 50 kg
24 jam 24 jam

= 720 cc/jam = 750 cc/jam


Total output 2200 + 300 + 720 2300 + 200 + 750
129

= 3220 cc = 3250cc
Balance cairan Intake – output Intake – output
= 3660 cc – 3220 cc = 3660 - 3250
= + 440 cc = + 410 cc
Pemasangan kateter Ada Ada
Vesika urinaria Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
dan nyeri tekan dan nyeri tekan
Pertukaran
Jalan napas Bersih dan tidak ada Bersih dan tidak ada
sputum sputum
Warna sputum Tidak ada Tidak ada
Konsistensi Tidak ada Tidak ada
Batuk Tidak ada Tidak ada
Dada Simetris Simetris
Paru-paru
Inspeksi RR 22 x/menit RR 24 x/menit
Palpasi Normal Normal
Perkusi Normal Normal
Auskultasi Irama napas teratur Irama napas teratur
Suara napas Vesikular Vesikular
Suara tambahan Tidak ada Tidak ada
Data tambahan Tidak ada data tambahan Tidak ada data tambahan
Masalah keperawatan Tidak ada masalah Tidak ada masalah
4). Aktifitas/Istirahat
Tn.J Tn.D
Kebiasaan sebelum tidur Tidak ada Tidak ada
Kebiasaan tidur siang 3 Jam/hari 3 jam/hari
Kemampuan Perawatan 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
diri
Makan/minum  
Mandi  
130

Toileting  
Berpakaian  
Mobilitas di tempat tidur  
Berpindah  
Ambulasi ROM  
Keterangan :
0 : mandiri, 1 : alat bantu, 2 : dibantu orang, 3 : dibantu orang lain dan alat, 4:
ketergantungan total
Persendian
Nyeri sendi Tidak ada nyeri sendi Tidak ada nyeri sendiri
Pergerakan sendi Normal Normal
ROM (Range Of Montion)
Kekuatan otot
5 5 5 5
5 5 5 5
Kelainan otot Tidak ada Tidak ada
Tonus/aktifitas Lemah Lemah
Ekstremitas Tidak ada kelainan Tidak ada kelaian
Reflek patologis :
Babinsky Negatif (-) Negatif (-)
Kernig Negatif (-) Negatif (-)
Brudzinsky Negatif (-) Negatif (-)
Reflek fisiologis
Biceps Positif (+) Positif (+)
Triceps Positif (+) Positif (+)
Patella Positif (+) Positif (+)
Jantung
Inspeksi Normal Normal
Palpasi Kardiomegali Kardiomegali
Perkusi Sonor Sonor
Auskultasi HR 83x/menit HR 92x/menit
Mandi 2x/hari 2x/hari
131

Sikat gigi 2x/hari 2x/hari


Ganti pakaian 2x/hari 2x/hari
Memotong kuku 1x/minggu 1x/minggu
Data tambahan Klien mengatakan nyeri Klien mengatakan nyeri
karena luka post operasi, karena luka post operasi,
nyeri seperti di tusuk- nyeri seperti di tusuk-
tusuk, nyeri dirasakan di tusuk, nyeri dirasakan di
abdomen kanan bawah, abdomen kanan bawah,
skala 4, dan hilang timbul. skala 5, dan hilang timbul.
Masalah Keperawatan Hambatan mobilitas fisik Hambatan mobilitas fisik
5). Persepsi/Kognitif
Kesan Umum Tn.J Tn.D
Tampak sakit Sedang Sedang
a). Kepala
Fontanel anterior Normal Normal
Rambut Hitam Hitam
b). Mata
Mata Jernih Jernih
Pupil Isokor Isokor
Reaksi terhadap Kanan (+), kiri (+) Kanan (+), kiri (+)
cahaya
Alat bantu Tidak ada Tidak ada
Conjungtiva Merah muda Merah muda
Sklera Putih Putih
c). Bibir, Lidah
Bibir Normal Normal
Sumbing langit- Tidak ada Tidak ada
langit/platum
Lidah Bersih Bersih
d). Telinga, Hidup, Tenggorokan
Telinga Normal Normal
132

Hidung Simetris Simetris


Tenggorokan Tidak ada radang Tidak ada radang
Data tambahan Tidak ada data tambahan Tidak ada data tambahan
Masalah keperawatan Tidak ada masalah Tidak ada masalah
6). Persepsi Diri
Tn.J Tn.D
Perasaan klien terhadap Klien mengatakan Klien mengatakan
penyakit yang dideritanya menerima dengan ikhlas menerima dengan ikhlas
penyakit yang dialaminya penyakit yang dialaminya
Persepsi klien terhadap Klien menerima kondisi Klien menerima kondisi
dirinya dan keadaannya saat ini dan keadaannya saat ini
Konsep diri Peran sebagai orang tua Peran sebagai kepala
terganggu keluarga terhambat
Tingkat kecemasan Klien mengatakan cemas Klien mengatakan cemas
karena takut luka jahitan karena takut benang
operasi terbuka jahitan luka terlepas dan
luka operasi terbuka
Citra diri/body image Klien mengatakan tidak Klien mengatakan tidak
malu lagi malu lagi
Data tambahan Setelah dilakukan Setelah dilakukan
kuesioner kecemasan kuesioner kecemasan
dengan menggunakan dengan menggunakan
Hamilton Anxiety Rating Hamilton Anxiety Rating
Scale (HARS) didapatkan Scale (HARS) didapatkan
data penilaian derajat data penilaian derajat
kecemasan 28 dan kecemasan 23 dan
tergolong dalam cemas tergolong dalam cemas
berat sedang
Masalah keperawatan Ansietas Ansietas
7). Peran Hubungan
Tn.J Tn.D
Budaya Palembang Palembang
133

Suku Jawa Jawa


Agama yang adut Islam Islam
Bahasa yang digunakan Bahasa Daerah Bahasa Daerah
Masalah sosial yang Tidak ada masalah Tidak ada masalah
penting
Hubungan dengan orang Baik Baik
lain
Hubungan dengan Baik Baik
saudara kandung
Hubungan dengan Baik Baik
lingkungan sekitar
Data tambahan Tidak ada data tambahan Tidak ada data tambahan
Masalah keperawatan Tidak ada masalah Tidak ada masalah
8). Seksualitas dan Reproduksi
Genetelia dan Anus
Tn.J Tn.D
Laki-laki
Penis Normal Normal
Scrotum dan testis Normal Normal
Anus Normal Normal
Data tambahan Tidak ada data tambahan Tidak ada data tambahan
Masalah keperawatan Tidak ada masalah Tidak ada masalah
9). Toleransi Koping Stress
Tn.J Tn.D
GCS 15 15
E 4 4
V 5 5
M 6 6
Data tambahan Tingkat kesadaran klien Tingkat kesadaran klien
composmetis dan dapat composmetis dan dapat
berinteraksi dengan baik berinteraksi dengan baik
saat dilakukan pengkajian saat dilakukan pengkajian
134

Masalah keperawatan Tidak ada masalah Tidak ada masalah


10). Prinsip Hidup
Tn.J Tn.D
Budaya
a). Budaya yang diikuti Budaya jawa Budaya jawa
klien dengan
aktifitasnya
b). Masalah terkait Tidak ada masalah Tidak ada masalah
budaya
Spiritual/religious
a). Aktifitas ibadah dan Klien selalu mengikuti Klien selalu mengikuti
kegiatan keagamaan shalat berjamaah di masjid shalat berjamaah di masjid
yang biasa dilakukan dan suka mendatangi
sehari-hari undangan dari tetangga di
desanya
b). Aktifitas ibadah dan Sholat berjamaah di Sholat berjamaah di
kegiatan keagamaan masjid masjid
yang sekarang tidak
dapat dilakukan
c). Perasaan klien akibat Klien merasa sedih dan Klien merasa sedih dan
tidak dapat hanya menerima keadaan hanya menerima keadaan
melaksanakan hal yang sedang di alami yang sedang di alami
tersebut
d). Upaya klien Klien berusaha dan Klien berusaha dan
mengatasi perasaan berdo’a untuk cepat berdo’a untuk cepat
tersebut sembuh dan pulang ke sembuh agar dapat cepat
rumah pulang ke rumah
e). Keyakinan klien Klien yakin bahwa Klien yakin bahwa
tentang penyakit yang dialaminya penyakitnya yang sedang
peristiwa/masalah merupakan ujian dari dialaminya merupakan
kesehatan yang Tuhan akibat dari pola hidupnya
sekarang sedang yang kurang sehat
135

dialami
Psikologis
a). Perasaan klien setelah Klien menerima dengan Klien menerima dengan
mengalami masalah ikhlas penyakit yang ikhlas penyakit yang
ini dialaminya dialaminya
b). Cara mengatasi Berusaha dan berdo’a agar Berusaha dan berdo’a agar
masalah tersebut cepat diberkan cepat diberkan
kesembuhan kesembuhan
c). Rencana klien setelah Klien ingin kembali lagi Klien ingin kembali lagi
masalahnya ke rumah dan melakukan ke rumah dan melakukan
terselesaikan aktifitas seperti biasanya aktifitas seperti biasanya
d). Jika rencana ini tidak Klien akan tetap berusaha Klien akan tetap berusaha
dapat dilaksanakan dan berdo’a agar cepat dan berdo’a agar cepat
sembuh sembuh
e). Pengetahuan klien Klien mengatakan tidak Klien mengatakan
tentang masalah mengetahui penyakit yang mengetahui penyakit yang
penyakit yang ada sedang di alaminya sedang di alaminya
Sosial
a). Aktifitas peran klien Klien berperan sebagai Klien berperan sebagai
di masyarakat anggota masyarakat dan anggota masyarakat dan
sebagai kepala keluarga sebagai kepala keluarga
b). Masalah sosial Tidak ada masalah Tidak ada masalah
Data tambahan Tidak ada data tambahan Tidak ada data tambahan
Masalah Keperawatan Tidak ada masalah Tidak ada masalah
11). Keselamatan/Perlindungan
Tn.J Tn.D
Tingkat kesadaran Composmentis Composmentis
Suhu 36,2°C 36°C
Nadi 88 x/menit 86 x/menit
Tekanan darah 140/70 mmHg 140/80 mmHg
RR 22 x/menit 24 x/menit
136

Warna kulit Tidak sianosis Tidak sianosis


Turgor kulit Elastis Elastis
Data tambahan Tampak adanya bekas luka Tampak adanya bekas luka
post operasi di perut post operasi di perut
bagian kanan bawah yang bagian kanan bawah yang
tertutup perban dan tertutup perban dan
keadaan perban tampak keadaan perban tampak
bersih bersih
Masalah keperawatan Kerusakan integritas kulit Kerusakan integritas kulit
12). Kenyamanan
Tn.J Tn.D
Provaiking Klien mengatakan nyeri Klien mengatakan nyeri
karena luka post operasi karena luka post operasi
Quality Seperti ditusuk-tusuk Seperti ditusuk-tusuk
Regio Abdomen kanan bawah Abdomen kanan bawah
Scala 4 5
Time Hilang timbul Hilang timbul
Data tambahan Klien tampak meringis dan Klien tampak meringis dan
lemah lemah
Masalah keperawatan Nyeri akut Nyeri akut

Terapi Obat
Tn.J, Tanggal : 16 Mei 2019
Nama Cara Golongan
No Dosis Indikasi Kontra Indikasi
Terapi Pemberian Obat
1. IVFD Gtt IV Elektrolit Ketidakseimbangan Alergi terhadap
Ringer 20 elektrolit tubuh, sodium laktat
Laktat x/menit diare, luka bakar,
gagal ginjal akut,
kadar natrium
rendah, kekurangan
kalium, kekurangan
137

kalsium, kehilangan
banyak cairan dan
darah, hipertensi,
dan aritmia
2. Keterolac 2x30 IV Obat Untuk Penderita
mg keras penatalaksanaan gangguan ginjal
nyeri akut yang beresiko
berat jangka pendek menderita gagal
(<5 hari) ginjal, penderita
yang diduga
menderita
perdarahan
serebrovaskular,
diathesis
hemoragik, ibu
menyusui, klien
yang mengalami
proses
persalinan,
mendapatkan
obat AINS
lainnya dan
probenecid

Tanggal : 17 Mei 2019


Nama Cara Golongan
No Dosis Indikasi Kontra Indikasi
Terapi Pemberian Obat
1. IVFD Gtt IV Elektrolit Ketidakseimbangan Alergi terhadap
Ringer 20 elektrolit tubuh, sodium laktat
Laktat x/menit diare, luka bakar,
gagal ginjal akut,
kadar natrium
138

rendah, kekurangan
kalium, kekurangan
kalsium, kehilangan
banyak cairan dan
darah, hipertensi,
dan aritmia
2. Cefopera 2x1 gr IV Obat Untuk mencegah Hipersensitif
zone antibiotik serta mengobati terhadap obat-
infeksi penyakit obatan yang
yang disebabkan masuk ke dalam
oleh bakteri kelompok
sefalosporin
(jenis antibiotic
yang bekerja
dengan cara
menghambat
terbentuknya
dinding sel
bakteri, klien
yang memiliki
riwayat reaksi
anafilaksisterhad
ap penisilin)
3. Keterolac 2x30 IV Obat Untuk Penderita
mg keras penatalaksanaan gangguan ginjal
nyeri akut yang beresiko
berat jangka pendek menderita gagal
(<5 hari) ginjal, penderita
yang diduga
menderita
perdarahan
serebrovaskular,
139

diathesis
hemoragik, ibu
menyusui, klien
yang mengalami
proses
persalinan,
mendapatkan
obat AINS
lainnya dan
probenecid

Tanggal : 18 Mei 2019


Nama Cara Golongan
No Dosis Indikasi Kontra Indikasi
Terapi Pemberian Obat
1. IVFD Gtt IV Elektrolit Ketidakseimbangan Alergi terhadap
Ringer 20 elektrolit tubuh, sodium laktat
Laktat x/menit diare, luka bakar,
gagal ginjal akut,
kadar natrium
rendah, kekurangan
kalium, kekurangan
kalsium, kehilangan
banyak cairan dan
darah, hipertensi,
dan aritmia
2. Cefopera 2x1 gr IV Obat Untuk mencegah Hipersensitif
zone antibiotik serta mengobati terhadap obat-
infeksi penyakit obatan yang
yang disebabkan masuk ke dalam
oleh bakteri kelompok
sefalosporin
(jenis antibiotic
140

yang bekerja
dengan cara
menghambat
terbentuknya
dinding sel
bakteri, klien
yang memiliki
riwayat reaksi
anafilaksisterhad
ap penisilin)
3. Keterolac 2x30 IV Obat Untuk Penderita
mg keras penatalaksanaan gangguan ginjal
nyeri akut yang beresiko
berat jangka pendek menderita gagal
(<5 hari) ginjal, penderita
yang diduga
menderita
perdarahan
serebrovaskular,
diathesis
hemoragik, ibu
menyusui, klien
yang mengalami
proses
persalinan,
mendapatkan
obat AINS
lainnya dan
probenecid
141

Terapi Obat
Tn.D, Tanggal : 16 Mei 2019
Nama Cara Golongan
No Dosis Indikasi Kontra Indikasi
Terapi Pemberian Obat
1. IVFD Gtt IV Elektrolit Ketidakseimbangan Alergi terhadap
Ringer 20 elektrolit tubuh, sodium laktat
Laktat x/menit diare, luka bakar,
gagal ginjal akut,
kadar natrium
rendah, kekurangan
kalium, kekurangan
kalsium, kehilangan
banyak cairan dan
darah, hipertensi,
dan aritmia
2. Dextafen 2x1 IV Anti Alergi saluran Hipersensitif,
ml histamin pernapasan, kulit penderita tukak
dan mata peptik

Tanggal : 17 Mei 2019


Nama Cara Golongan
No Dosis Indikasi Kontra Indikasi
Terapi Pemberian Obat
1. IVFD Gtt IV Elektrolit Ketidakseimbangan Alergi terhadap
Ringer 20 elektrolit tubuh, sodium laktat
Laktat x/menit diare, luka bakar,
gagal ginjal akut,
kadar natrium
rendah, kekurangan
kalium, kekurangan
kalsium, kehilangan
banyak cairan dan
142

darah, hipertensi,
dan aritmia
2. Cefopera 2x1 gr IV Obat Untuk mencegah Hipersensitif
zone antibiotik serta mengobati terhadap obat-
infeksi penyakit obatan yang
yang disebabkan masuk ke dalam
oleh bakteri kelompok
sefalosporin
(jenis antibiotic
yang bekerja
dengan cara
menghambat
terbentuknya
dinding sel
bakteri, klien
yang memiliki
riwayat reaksi
anafilaksisterhad
ap penisilin)
3. Dextafen 2x1 IV Anti Alergi saluran Hipersensitif,
ml histamin pernapasan, kulit penderita tukak
dan mata peptik

Tanggal : 18 Mei 2019


Nama Cara Golongan
No Dosis Indikasi Kontra Indikasi
Terapi Pemberian Obat
1. IVFD Gtt IV Elektrolit Ketidakseimbangan Alergi terhadap
Ringer 20 elektrolit tubuh, sodium laktat
Laktat x/menit diare, luka bakar,
gagal ginjal akut,
kadar natrium
rendah, kekurangan
143

kalium, kekurangan
kalsium, kehilangan
banyak cairan dan
darah, hipertensi,
dan aritmia
2. Cefopera 2x1 gr IV Obat Untuk mencegah Hipersensitif
zone antibiotik serta mengobati terhadap obat-
infeksi penyakit obatan yang
yang disebabkan masuk ke dalam
oleh bakteri kelompok
sefalosporin
(jenis antibiotic
yang bekerja
dengan cara
menghambat
terbentuknya
dinding sel
bakteri, klien
yang memiliki
riwayat reaksi
anafilaksisterhad
ap penisilin)
3. Dextafen 2x1 IV Anti Alergi saluran Hipersensitif,
ml histamin pernapasan, kulit penderita tukak
dan mata peptik

Interpretasi Data
Klien I berinisial Tn.J pada tanggal 16 Mei 2019 pukul 16:00 WIB klien
menjalani tindakan operasi hernia. Kemudian klien di bawa ke ruang Ibnu Rusyd
untuk mendapatkan perawatan. Tn.J tidak mengetahui perawatan luka setelah
operasi, klien tampak belum mengetahui prosedur perawatan luka, dan cara
perawatan berkelanjutan di rumah. Klien mengatakan nyeri karena luka post
144

operasi, nyeri dirasakan daerah selangkangan, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri


dirasakan pada abdomen bagian kanan bawah, skala 4, dan nyeri dirasakan hilang
timbul. Tn.J memiliki kesulitan dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Tn.J bisa
makan dan minum secara mandiri sedangkan untuk aktifitas lain klien
memerlukan bantuan orang lain. Data tambahan yang didapatkan klien kesulitan
dalam melakukan beberapa gerakan karena nyeri yang dirasakan dibagian
abdomen kanan bawah. Klien mengatakan cemas karena takut luka jahitan operasi
terbuka, sering menarik nafas panjang, dan muka klien tampak pucat. Setelah
dilakukan kuesioner kecemasan dengan menggunakan Hamilton Anxiety Rating
Scale (HARS) dan derajat kecemasan 28 dan tergolong dalam cemas berat. Luka
operasi Tn.J terdapat pada abdomen kuadran III dan terasa nyeri jika dilakukan
palpasi. Luka operasi Tn.J masih tertutup perban dan perban masih tampak bersih.
Pada pemeriksaan tanda-tanda vital Tn.J didapatkan Tekanan darah 140/70
mmHg, Nadi 80 x/menit, RR 24 x/menit, dan Suhu 36,2°C.
Sedangkan Klien II berinisial Tn.D pada tanggal 16 Mei 2019 pukul 14:00
WIB klien menjalani tindakan operasi hernia. Kemudian klien di bawa ke ruang
Ibnu Rusyd untuk mendapatkan perawatan. Klien mengatakan nyeri karena luka
post operasi, nyeri seperti di tusuk-tusuk, nyeri dirasakan bagian kanan bawah,
skala 4,nyeri dirasakan hilang timbul, tampak adanya luka bekas operasi hernia di
kuadran III yang masih tertutup perban dan perban masih tampak bersih dan
terasa nyeri saat dilakukan palpasi. Tn.J memiliki kesulitan dalam melakukan
aktifitas sehari-hari. Tn.J bisa makan dan minum secara mandiri sedangkan untuk
aktifitas lain klien memerlukan bantuan orang lain. Data tambahan yang
didapatkan klien kesulitan dalam melakukan beberapa gerakan karena nyeri yang
dirasakan dibagian abdomen kanan bawah. Klien mengatakan cemas karena takut
benang jahitan luka terlepas dan luka operasi terbuka, sering menarik nafas
panjang, tampak gelisah, tegang, dan muka klien tampak pucat. Setelah dilakukan
kuesioner kecemasan dengan menggunakan Hamilton Anxiety Rating Scale
(HARS) dan derajat kecemasan 23 dan tergolong dalam cemas sedang. Pada
pemeriksaan tanda-tanda vital Tn.D didapatkan Tekanan darah 130/70 mmHg,
Nadi 88 x/menit, RR 24 x/menit, dan Suhu 36,4°C.
145

ANALISA MASALAH
Nama klien : Tn.J No. RM : 60-25-95
Umur : 36 tahun Diagnosa Medis : Post Operasi Hernia
No Data Etiologi Masalah
1. Ds : Mengangkat beban berat Defisiensi
Klien mengatakan tidak pengetahuan
mengetahui perawatan luka
setelah operasi Peningkatan tekanan intra
abdomen
Do :
1. Klien tampak belum
mengetahui prosedur Fasia abdomen tidak mampu
perawatan luka menahan tekanan
2. Klien tampak belum
mengetahui cara perawatan
berkelanjutan di rumah Fasia terkoyak

Isi rongga abdomen melewati


dinding inguinal

Masuk kanal inguinal

Menonjol ke fascia
transversalis

Keluar pada cincin kanal


146

Masuk ke scrotum dan


penonjolan keluar

Hernia scrotalis

Pembedahan

Insisi Bedah

Perubahan status kesehatan

Kurang terpaparnya informasi


kesehatan

Banyak bertanya kepada


saudara dan tenaga medis

Defisiensi pengetahuan
2. Ds : Mengangkat beban berat Nyeri akut
1. Klien mengatakan nyeri
karena luka post operasi
2. P : daerah selangkangan Peningkatan tekanan intra
3. Q : seperti ditusuk-tusuk abdomen
4. R : abdomen bagian kanan
bawah
147

5. S : 4 Fasia abdomen tidak mampu


6. T : Hilang timbul menahan tekanan

Do :
1. Klien tampak meringis dan Fasia terkoyak
lemah
2. Tekanan darah : 140/70
mmHg Isi rongga abdomen melewati
3. Suhu : 36,2°C dinding inguinal
4. Nadi : 88 x/menit
5. RR : 22 x/menit
Masuk kanal inguinal

Menonjol ke fascia
transversalis

Keluar pada cincin kanal

Masuk ke scrotum dan


penonjolan keluar

Hernia scrotalis

Pembedahan

Insisi bedah
148

Terputusnya jaringan syaraf

Nyeri akut
3. Ds : Mengangkat beban berat Hambatan
Klien mengatakan sulit untuk mobilitas fisik
melakukan gerakan
dikarenakan nyeri luka post Peningkatan tekanan intra
operasi hernia di perut kanan abdomen
bawah

Do : Fasia abdomen tidak mampu


1. Klien tampat sulit untuk menahan tekanan
menggerakan anggota
badan bagian bawah
2. Klien memerlukan bantuan Fasia terkoyak
orang lain untuk melakukan
beberapa aktifitas
3. Kekuatan otot Isi rongga abdomen melewati

5 5 dinding inguinal
5 5

Masuk kanal inguinal

Menonjol ke fascia
transversalis
149

Keluar pada cincin kanal

Masuk ke scrotum dan


penonjolan keluar

Hernia scrotalis

Pembedahan

Insisi bedah

Terputusnya jaringan syaraf

Penurunan massa otot


kontruksi

Penurunan kemampuan
beraktivitas

Hambatan mobilitas fisik


4. Ds : Mengangkat beban berat Ansietas
Klien mengatakan cemas
karen takut luka jahitan
operasi terbuka Peningkatan tekanan intra
150

abdomen
Do :
1. Derajat kecemasan 28
tergolong dalam cemas Fasia abdomen tidak mampu
berat menahan tekanan
2. Klien tampak sering
menarik napas panjang
3. Muka klien tampak pucat Fasia terkoyak
4. Tekanan darah : 140/70
mmHg
5. Suhu : 36,2°C Isi rongga abdomen melewati
6. Nadi : 88 x/menit dinding inguinal
7. RR : 22 x/menit

Masuk kanal inguinal

Menonjol ke fascia
transversalis

Keluar pada cincin kanal

Masuk ke scrotum dan


penonjolan keluar

Hernia scrotalis

Pembedahan
151

Insisi bedah

Ketidakadekuatan metode
koping

Ansietas
5. Ds : Mengangkat beban berat Kerusakan
Klien mengatakan baru integritas kulit
menjalani tindakan operasi
hernia Peningkatan tekanan intra
abdomen
Do :
1. Luka post operasi hernia
tampak di daerah abdomen Fasia abdomen tidak mampu
kanan bawah menahan tekanan
2. Luka post operasi tertutup
perban
3. Perban tampak bersih Fasia terkoyak

Isi rongga abdomen melewati


dinding inguinal

Masuk kanal inguinal

Menonjol ke fascia
152

transversalis

Keluar pada cincin kanal

Masuk ke scrotum dan


penonjolan keluar

Hernia scrotalis

Pembedahan

Insisi bedah

Terputusnya jaringan syaraf

Kerusakan integritas kulit


153

ANALISA MASALAH
Nama klien : Tn.D No. RM : 60-25-94
Umur : 73 tahun Diagnosa Medis : Post Operasi Hernia
No Data Etiologi Masalah
1. Ds : Mengangkat beban berat Nyeri akut
1. Klien mengatakan nyeri
karena luka post operasi
2. P : daerah selangkangan Peningkatan tekanan intra
3. Q : seperti ditusuk-tusuk abdomen
4. R : abdomen bagian kanan
bawah
5. S : 5 Fasia abdomen tidak mampu
6. T : Hilang timbul menahan tekanan

Do :
1. Klien tampak meringis dan Fasia terkoyak
lemah
2. Tekanan darah : 140/70
mmHg Isi rongga abdomen melewati
3. Suhu : 36,2°C dinding inguinal
4. Nadi : 88 x/menit
5. RR : 22 x/menit
Masuk kanal inguinal

Menonjol ke fascia
transversalis

Keluar pada cincin kanal


154

Masuk ke scrotum dan


penonjolan keluar

Hernia scrotalis

Pembedahan

Insisi bedah

Terputusnya jaringan syaraf

Nyeri akut
2. Ds : Mengangkat beban berat Hambatan
Klien mengatakan sulit untuk mobilitas fisik
melakukan gerakan
dikarenakan nyeri luka post Peningkatan tekanan intra
operasi hernia di perut kanan abdomen
bawah

Fasia abdomen tidak mampu


Do : menahan tekanan
1. Klien tampat sulit untuk
menggerakan anggota
badan bagian bawah Fasia terkoyak
2. Klien memerlukan bantuan
orang lain untuk melakukan
beberapa aktifitas Isi rongga abdomen melewati
155

3. Kekuatan otot dinding inguinal

5 5
5 5

Masuk kanal inguinal

Menonjol ke fascia
transversalis

Keluar pada cincin kanal

Masuk ke scrotum dan


penonjolan keluar

Hernia scrotalis

Pembedahan

Insisi bedah

Terputusnya jaringan syaraf

Penurunan massa otot


kontruksi
156

Penurunan kemampuan
beraktivitas

Hambatan mobilitas fisik


3. Ds : Mengangkat beban berat Ansietas
Klien mengatakan cemas
karena takut benang jahitan
luka terlepas dan luka Peningkatan tekanan intra
operasi terbuka abdomen

Do :
1. Derajat kecemasan 23 Fasia abdomen tidak mampu
tergolong dalam cemas menahan tekanan
sedang
2. Klien tampak sering
menarik napas panjang Fasia terkoyak
3. Muka klien tampak pucat
4. Tekanan darah : 140/80
mmHg Isi rongga abdomen melewati
5. Suhu : 36°C dinding inguinal
6. Nadi : 86 x/menit
7. RR : 24 x/menit
Masuk kanal inguinal

Menonjol ke fascia
transversalis

Keluar pada cincin kanal


157

Masuk ke scrotum dan


penonjolan keluar

Hernia scrotalis

Pembedahan

Ketidakadekuatan metode
koping

Ansietas
4. Ds : Mengangkat beban berat Kerusakan
Klien mengatakan baru integritas kulit
menjalani tindakan operasi
hernia Peningkatan tekanan intra
abdomen
Do :
1. Luka post operasi hernia
tampak di daerah abdomen Fasia abdomen tidak mampu
kanan bawah menahan tekanan
2. Luka post operasi tertutup
perban
3. Perban tampak bersih Fasia terkoyak

Isi rongga abdomen melewati


158

dinding inguinal

Masuk kanal inguinal

Menonjol ke fascia
transversalis

Keluar pada cincin kanal

Masuk ke scrotum dan


penonjolan keluar

Hernia scrotalis

Pembedahan

Insisi bedah

Terputusnya jaringan syaraf

Kerusakan integritas kulit


159

Interpretasi
Berdasarkan analisa masalah keperawatan post operasi herniotomi pada
Tn.J dan Tn.D didapatkan bahwa masalah yang muncul pada kedua pasien adalah
nyeri akut, hambatan mobilitas fisik, ansietas, dan kerusakan integritas kulit.
Namun pada Tn.J juga ditemukan masalah keperawatan defisiensi pengetahuan
yang terjadi karena klien belum mengetahui cara perawatan luka setelah operasi
dan waktu di rumah.

2. Diagnosa Keperawatan
No Tn.J Tn.D
1. Defisiensi pengetahuan berhubungan -
dengan kurang informasi
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen Nyeri akut berhubungan dengan agen
cedera fisik cedera fisik
3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan Hambatan mobilitas fisik berhubunga
dengan nyeri dengan nyeri
4. Ansietas berhubungan dengan ancaman Ansietas berhubungan dengan ancaman
pada status terkini pada status terkini
5. Kerusakan integritas kulit berhubungan Kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan gangguan sensasi dengan gangguan sensasi

Interpretasi
Diagnosa keperawatan yang muncul pada Tn.J adalah defisiensi
pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi, nyeri akut berhubungan
dengan agen cedera fisik, hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri,
ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini, kerusakan integritas
kulit berhubungan dengan gangguan sensasi, dan defisiensi pengetahuan
berhubungan dengan kurang informasi. Sedangkan pada Tn.D diagnosa
keperawatan yang muncul adalah nyeri akut berhubungan dengan agen cedera
fisik, hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, ansietas berhubungan
dengan ancaman pada status terkini, kerusakan integritas kulit berhubungan
160

dengan gangguan sensasi, dan defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang


informasi.
Pemberian asuhan keperawatan ditujukan untuk membantu pasien dalam
mengatasi masalah dan keluhan yang muncul dimana masalah yang menjadi fokus
bahasan pada studi kasus ini adalah ansietas berhubungan dengan ancaman pada
status terkini tanpa mengenyampingkan diagnosa keperawatan lain dalam
pemberian asuhan keperawatan pada kedua pasien.
161

3. Intervensi Keperawatan
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Klien : Tn.J No. RM : 60-25-95
Umur : 36 tahun Diagnosa medis : Post Operasi Hernia
Perencanaan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. Ansietas berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan NIC :
ancaman pada status terkini keperawatan 3x24 jam, ansietas Pengurangan kecemasan
dengan kriteria : dapat teratasi dengan ktiteria : 1. Identifikasi tingkat rasa sakut 1. Identifikasi tingkat rasa sakut
yang mengharuskan yang mengharuskan
Ds : NOC : Tingkat kecemasan dilakukannya penundaan dilakukannya penundaan
Klien mengatakan baru Kriteria Hasil A T prosedur pembedahan. prosedur pembedahan
pertama melakukan operasi Tidak dapat 1 5 (Doenges, dkk. 2000).
beristirahat 2. Validasi sumber rasa takut, 2. Mengidentifikasi rasa akut
Do : Perasaan gelisah 1 5 Sediakan informasi yang yang spesifik akan membantu
1. Derajat kecemasan 38, Wajah tegang 1 5 akurat dan faktual. pasien untuk menghadapinya
tergolong dalam cemas Peningkatan tekanan 3 5 secara realistis (Doenges,
berat darah dkk. 2000).
2. Klien tampak sering 3. Beritahu pasien 3. Mengurasi ansietas/rasa takut
162

menarik napas panjang Peningkatan frekuensi 4 5 kemungkinana dilakukannya bahwa pasien mungkin
3. Klien tampak gelisah nadi anestesi local atau spinal melihat prosedur (Doenges,
4. Klien tampak tegang Peningkatan frekuensi 4 5 dimana rasa pusing atau dkk. 2000)
5. Muka klien tampak pucat pernafasan mengantuk mungkin saja
6. Tekanan darah : 140/70 terjadi.
mmHg Skala indikator : 4. Bandingkan jadwal operasi, 4. Memberikan identifikasi
7. Suhu : 36,2°C 1 : Berat grafik, gelang identifikasi positif, mengurangi rasa takut
8. Nadi : 80 x/menit 2 : Cukup berat pasien dan tanda tangan bahwa mungkin terjadi
9. RR : 24 x/menit 3 : Sedang persetujuan operasi prosedur yang salah
4 : Ringan (Doenges, dkk. 2000).
5 : Tidak ada 5. Berikan petunjuk/penjelasan 5. Ketidakseimbangan dari
yang sederhana pada pasien proses pemikiran akan
yang tenang, tinjau membuat pasien menemui
lingkungan sesuai kebutuhan kesulitan untuk memahami
petunjuk-petunjuk yang
panjang dan berbelit-belit
(Doenges, dkk. 2000).
6. Kontrol stimul eksternal 6. Suara gaduh dan keributan
akan meningkatkan ansietas
163

(Doenges, dkk. 2000).


7. Lakukan hipnotis lima jari 7. Mengurangi tingkat
kecemasan tubuh dan
memberikan dampak pada
biologis, fisiologis, da
psikologis (Evangelista, dkk.
2016)
8. Perkenalkan staf pada waktu 8. Menciptakan hubungan dan
pergantian ke ruang operasi kenyamanan psikologis
(Doenges, dkk. 2000).
9. Berikan aktvitas pengganti 9. Mengalihkan perhatian pasien
yang bertujuan untuk guna mengurangi kecemasan
mengurangi tekanan yang dialami (Doenges, dkk.
2000).
10. Dorong keluarga untuk 10. Dorongan/support dari
mendampingi klien dengan keluarga sangat penting
cara yang tepat guna mengurangi
kecemasan (Doenges, dkk.
2000).
164

11. Diskusikan penundaan 11. Mungkin diperlukan jika


pembedahan dengan dokter, rasa takut yang berlebihan
anestesiologis, pasien, dan tidak berkurang/teratasi
keluarga sesuai kebutuhan (Doenges, dkk. 2000).
12. Berikan obat sesuai 12. Untuk meningkatkan tidur
petunjuk, Misalnya zat-zat mala mini sebelum
sedative, hipnotis, dan pembedahan (Doenges, dkk.
tranquilizer IV 2000).
13. Rujuk pada perawat oleh 13. Konseling profesional
rohaniawan/spiritual, mungkin dibutuhkan pasien
spesialis klinis perawat untuk mengatasi rasa takut
psikiatri, konseling psikiatri (Doenges, dkk. 2000).
jika perlukan.
165

INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Klien : Tn.D No. RM : 60-25-94
Umur : 73 tahun Diagnosa medis : Hernia
Perencanaan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. Ansietas berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan NIC :
ancaman pada status terkini keperawatan 3x24 jam, ansietas Pengurangan kecemasan
dengan kriteria : dapat teratasi dengan ktiteria : 1. Identifikasi tingkat rasa sakut 1. Identifikasi tingkat rasa sakut
yang mengharuskan yang mengharuskan
Ds : NOC : Tingkat kecemasan dilakukannya penundaan dilakukannya penundaan
Klien mengatakan baru Kriteria Hasil A T prosedur pembedahan. prosedur pembedahan
pertama melakukan operasi Tidak dapat 1 5 (Doenges, dkk. 2000).
beristirahat 2. Validasi sumber rasa takut, 2. Mengidentifikasi rasa akut
Do : Perasaan gelisah 1 5 Sediakan informasi yang yang spesifik akan membantu
1. Derajat kecemasan 38, Wajah tegang 1 5 akurat dan faktual. pasien untuk menghadapinya
tergolong dalam cemas Peningkatan tekanan 3 5 secara realistis (Doenges,
berat darah dkk. 2000).
2. Klien tampak sering 3. Beritahu pasien 3. Mengurasi ansietas/rasa takut
166

menarik napas panjang Peningkatan frekuensi 4 5 kemungkinana dilakukannya bahwa pasien mungkin
3. Klien tampak gelisah nadi anestesi local atau spinal melihat prosedur (Doenges,
4. Klien tampak tegang Peningkatan frekuensi 4 5 dimana rasa pusing atau dkk. 2000).
5. Muka klien tampak pucat pernafasan mengantuk mungkin saja
6. Tekanan darah : 140/70 terjadi.
mmHg Skala indikator : 4. Bandingkan jadwal operasi, 4. Memberikan identifikasi
7. Suhu : 36,2°C 1 : Berat grafik, gelang identifikasi positif, mengurangi rasa takut
8. Nadi : 80 x/menit 2 : Cukup berat pasien dan tanda tangan bahwa mungkin terjadi
9. RR : 24 x/menit 3 : Sedang persetujuan operasi prosedur yang salah
4 : Ringan (Doenges, dkk. 2000).
5 : Tidak ada 5. Berikan petunjuk/penjelasan 5. Ketidakseimbangan dari
yang sederhana pada pasien proses pemikiran akan
yang tenang, tinjau membuat pasien menemui
lingkungan sesuai kebutuhan kesulitan untuk memahami
petunjuk-petunjuk yang
panjang dan berbelit-belit
(Doenges, dkk. 2000).
6. Kontrol stimul eksternal 6. Suara gaduh dan keributan
akan meningkatkan ansietas
167

(Doenges, dkk. 2000).


7. Lakukan hipnotis lima jari 7. Mengurangi tingkat
kecemasan tubuh dan
memberikan dampak pada
biologis, fisiologis, da
psikologis (Evangelista, dkk.
2016)
8. Perkenalkan staf pada waktu 8. Menciptakan hubungan dan
pergantian ke ruang operasi kenyamanan psikologis
(Doenges, dkk. 2000).
9. Berikan aktvitas pengganti 9. Mengalihkan perhatian pasien
yang bertujuan untuk guna mengurangi kecemasan
mengurangi tekanan yang dialami (Doenges, dkk.
2000).
10. Dorong keluarga untuk 10. Dorongan/support dari
mendampingi klien dengan keluarga sangat penting
cara yang tepat guna mengurangi
kecemasan (Doenges, dkk.
2000).
168

11. Diskusikan penundaan 11. Mungkin diperlukan jika


pembedahan dengan dokter, rasa takut yang berlebihan
anestesiologis, pasien, dan tidak berkurang/teratasi
keluarga sesuai kebutuhan (Doenges, dkk. 2000).
12. Berikan obat sesuai 12. Untuk meningkatkan tidur
petunjuk, Misalnya zat-zat mala mini sebelum
sedative, hipnotis, dan pembedahan (Doenges, dkk.
tranquilizer IV 2000).
13. Rujuk pada perawat oleh 13. Konseling profesional
rohaniawan/spiritual, mungkin dibutuhkan pasien
spesialis klinis perawat untuk mengatasi rasa takut
psikiatri, konseling psikiatri (Doenges, dkk. 2000).
jika perlukan.
169

Interpretasi
Tujuan dari intervensi ini adalah ansietas akan berkurang atau hilang
setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan kriteria hasil tidak dapat
beristirahat, wajah tegang, perasaan gelisah, peningkatan tekanan darah,
peningkatan frekuensi nadi, dan peningkatan frekuensi pernafasan. Intervensi
yang dilakukan untuk mengatasi ansietas pada kedua pasien adalah
identifikasi tingkat rasa sakut yang mengharuskan dilakukannya penundaan
prosedur pembedahan, validasi sumber rasa takut, Sediakan informasi yang
akurat dan factual, beritahu pasien kemungkinana dilakukannya anestesi local
atau spinal dimana rasa pusing atau mengantuk mungkin saja terjadi,
bandingkan jadwal operasi, grafik, gelang identifikasi pasien dan tanda
tangan persetujuan operasi, berikan petunjuk/penjelasan yang sederhana pada
pasien yang tenang, tinjau lingkungan sesuai kebutuhan, kontrol stimul
eksternal, lakukan hipnotis lima jari, perkenalkan staf pada waktu pergantian
ke ruang operasi, berikan aktvitas pengganti yang bertujuan untuk
mengurangi tekanan, dorong keluarga untuk mendampingi klien dengan cara
yang tepat, diskusikan penundaan pembedahan dengan dokter, anestesiologis,
pasien, dan keluarga sesuai kebutuhan, berikan obat sesuai petunjuk,
Misalnya zat-zat sedative, hipnotis, dan tranquilizer IV, dan rujuk pada
perawat oleh rohaniawan/spiritual, spesialis klinis perawat psikiatri, konseling
psikiatri jika perlukan.
170

4. Implementasi dan Evaluasi


IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Nama Klien : Tn.J No. RM : 60-25-95
Umur : 36 tahun Diagnosa medis : Post Operasi Hernia
IMPLEMENTASI EVALUASI
Hari Hari
No Jam Tindakan Keperawtan dan Respon Paraf Jam Tindakan Keperawatan dan Respon Paraf
& tgl & tgl
1. Kamis, 19:35 1. Memvalidasi sumber rasa takut, Kamis, 20:40 S : Klien mengatakan cemas yang
16 Mei Sediakan informasi yang akurat dan 16 Mei dialaminya sudah sedikit
2019 faktual. 2019 berkurang
Respon : Rizki Rizki
Klien dan keluarga diberikan Rival O: Rival

informasi mengenai efek yang akan do 1. Setelah dilakukan kuesioner do

diterima setelah operasi kecemasan penilaian derajat


kecemasan 28, tergolong dalam
19:50 2. Melakukan hipnotis lima jari selam cemas berat
15 menit 2. Klien tampak menarik napas
Respon : panjang
Rizki
Klien kooperatif dalam melakukan
171

tindakan hipnotis lima jari dan Rival 3. TTV :


hasilnya klien mengalami penurunan do TD : 140/80 mmHg
kecemasan S : 36°C
N : 86 x/menit
19:55 3. Mendorong keluarga untuk RR : 24 x/menit
mendampingi klien dengan cara
yang tepat A:
Respon : Kriteria Hasil T AW AK
Rizki
Klien dan keluarga diberikan Tidak dapat 5 1 1
Rival
informasi mengenai keterbatasan beristirahat
do
gerak klien sehingga membantu Perasaan gelisah 5 1 1
klien untuk melakukan beberapa Wajah tegang 5 1 1
aktivitas. Peningkatan tekanan 5 3 3
darah
Peningkatan 5 4 4
frekuensi nadi
Peningkatan 5 4 4
frekuensi pernafasan
172

Skala indikator :
1 : Berat
2 : Cukup berat
3 : Sedang
4 : Ringan
5 : Tidak ada

P : intervensi dilanjutkan
1. Hipnotis lima jari
2. Dorong keluarga untuk
mendampingi klien dengan cara
yang tepat

2. Jum’at, 10:00 1. Melakukan hipnotis lima jari selama Jum’at, 10:45 S : Klien mengatakan cemas yang
17 Mei 15 menit 17 Mei dialaminya sudah sedikit
2019 Respon : 2019 berkurang
Klien kooperatif dalam melakukan Rizki Rizki
tindakan hipnotis lima jari dan Rival O: Rival

hasilnya klien mengalami penurunan do 1. Setelah dilakukan kuesioner do


173

kecemasan kecemasan penilaian derajat


kecemasan 26 tergolong dalam
10:15 2. Mendorong keluarga untuk cemas sedang
mendampingi klien dengan cara 2. Klien tampak cukup rileks
yang tepat 3. TTV :
Respon : Rizki TD : 140/80 mmHg
Klien dan keluarga diberikan Rival S : 36,2°C
do
informasi mengenai keterbatasan N : 84 x/menit
gerak klien sehingga membantu RR : 20 x/menit
klien untuk melakukan beberapa
aktivitas. A:
Kriteria Hasil T AW AK
Tidak dapat 5 1 2
beristirahat
Perasaan gelisah 5 1 2
Wajah tegang 5 1 2
Peningkatan tekanan 5 3 3
darah
174

Peningkatan 5 4 4
frekuensi nadi
Peningkatan 5 4 4
frekuensi pernafasan

Skala indikator :
1 : Berat
2 : Cukup berat
3 : Sedang
4 : Ringan
5 : Tidak ada

P : intervensi dilanjutkan
1. Hipnotis lima jari
2. Dorong keluarga untuk
mendampingi klien dengan cara
yang tepat
3. Jum’at 13:00 1. Melakukan hipnotis lima jari selama Jum’at 13:50 S : Klien mengatakan cemas yang
17 Mei 15 menit 17 Mei Dialaminya sudah sedikit
175

2019 Respon : 2019 berkurang


Klien kooperatif dalam melakukan Rizki Rizki
tindakan hipnotis lima jari dan Rival O: Rival

hasilnya klien mengalami penurunan do 1. Setelah dilakukan kuesioner do

kecemasan kecemasan penilaian derajat


kecemasan 26 tergolong dalam
13:15 2. Mendorong keluarga untuk cemas sedang
mendampingi klien dengan cara 2. Klien tampak cukup rileks
yang tepat 3. TTV :
Rizki
Respon : TD : 140/80 mmHg
Rival
Klien dan keluarga diberikan S : 36,4°C
do
informasi mengenai keterbatasan N : 86 x/menit
gerak klien sehingga membantu RR : 20 x/menit
klien untuk melakukan beberapa
aktivitas. A:
Kriteria Hasil T AW AK
Tidak dapat 5 1 2
beristirahat
Perasaan gelisah 5 1 2
176

Wajah tegang 5 1 2
Peningkatan tekanan 5 3 5
darah
Peningkatan 5 4 5
frekuensi nadi
Peningkatan 5 4 5
frekuensi pernafasan
Skala indikator :
1 : Berat
2 : Cukup berat
3 : Sedang
4 : Ringan
5 : Tidak ada

P : intervensi dilanjutkan
1. Hipnotis lima jari
2. Dorong keluarga untuk
mendampingi klien dengan cara
yang tepat
177

4. Jum’at 19:35 1. Melalukan hipnotis lima jari selam Jum’at 20:15 S : Klien mengatakan cemas yang
17 Mei 15 menit 17 Mei dialaminya sudah sedikit
2019 Respon : 2019 berkurang
Klien kooperatif dalam melakukan Rizki Rizki
tindakan hipnotis lima jari dan Rival O: Rival

hasilnya klien mengalami penurunan do 1. Setelah dilakukan kuesioner do

kecemasan Kecemasan penilaian derajat


kecemasan 24 tergolong dalam
19:50 2. Mendorong keluarga untuk cemas sedang
mendampingi klien dengan cara 2. Klien tampak cukup rileks
yang tepat 3. TTV :
Rizki
Respon : TD : 130/80 mmHg
Rival
Klien dan keluarga diberikan S : 36,2°C
do
informasi mengenai keterbatasan N : 88 x/menit
gerak klien sehingga membantu RR : 22 x/menit
klien untuk melakukan beberapa
aktivitas. A:
Kriteria Hasil T AW AK
Tidak dapat 5 1 3
178

beristirahat
Perasaan gelisah 5 1 2
Wajah tegang 5 1 2
Peningkatan tekanan 5 3 5
darah
Peningkatan 5 4 5
frekuensi nadi
Peningkatan 5 4 5
frekuensi pernafasan
Skala indikator :
1 : Berat
2 : Cukup berat
3 : Sedang
4 : Ringan
5 : Tidak ada

P : intervensi dilanjutkan
1. Hipnotis lima jari
2. Dorong keluarga untuk
179

mendampingi klien dengan cara


yang tepat
5. Sabtu, 09:00 1. Melakukan hipnotis lima jari selama Sabtu, 09:45 S : Klien mengatakan cemas yang
18 Mei 15 menit 18 Mei dialaminya sudah sedikit
2019 Respon : 2019 berkurang
Klien kooperatif dalam melakukan Rizki Rizki
tindakan hipnotis lima jari dan Rival O: Rival

hasilnya klien mengalami penurunan do 1. Setelah dilakukan kuesioner do

kecemasan kecemasan penilaian derajat


kecemasan 24 tergolong dalam
09:15 2. Mendorong keluarga untuk cemas sedang
mendampingi klien dengan cara 2. Klien tampak cukup rileks
yang tepat 3. TTV :
Rizki
Respon : TD : 130/80 mmHg
Rival
Klien dan keluarga diberikan S : 36,2°C
do
informasi mengenai keterbatasan N : 86 x/menit
gerak klien sehingga membantu RR : 22 x/menit
klien untuk melakukan beberapa
aktivitas.
180

A:
Kriteria Hasil T AW AK
Tidak dapat 5 1 3
beristirahat
Perasaan gelisah 5 1 3
Wajah tegang 5 1 3
Peningkatan tekanan 5 3 5
darah
Peningkatan 5 4 5
frekuensi nadi
Peningkatan 5 4 5
frekuensi pernafasan
Skala indikator :
1 : Berat
2 : Cukup berat
3 : Sedang
4 : Ringan
5 : Tidak ada
P : intervensi dihentikan, pasien pulang
181

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Nama Klien : Tn.D No. RM : 60-25-94
Umur : 73 tahun Diagnosa medis : Post Operasi Hernia
IMPLEMENTASI EVALUASI
No Hari Jam Tindakan Keperawtan dan Respon Paraf Hari Jam Tindakan Keperawatan dan Respon Paraf
& tgl & tgl
1. Kamis, 19:35 1. Memvalidasi sumber rasa takut, Kamis, 21:10 S : Klien mengatakan cemas yang
16 Mei Sediakan informasi yang akurat dan 16 Mei dialaminya berkurang
2019 faktual. 2019
Respon : Rizki O: Rizki
Klien dan keluarga diberikan Rival 1. Setelah dilakukan kuesioner Rival

informasi mengenai prosedur do kecemasan penilaian derajat do

tindakan operasi dan efek yang akan kecemasan 23 tergolong dalam


diterima setelah operasi cemas sedang
2. Klien tampak menarik napas panjang
19:50 2. Melakukan hipnotis lima jari selama 3. TTV :
Rizki
15 menit TD : 140/70 mmHg
Rival
Respon : S : 36,2°C
do
Klien kooperatif dalam melakukan N : 88 x/menit
182

tindakan hipnotis lima jari dan RR : 22 x/menit


hasilnya klien mengalami penurunan
kecemasan A:
Kriteria Hasil T AW AK
19:55 3. Mendorong keluarga untuk Tidak dapat 5 3 3
mendampingi klien dengan cara beristirahat
yang tepat Perasaan gelisah 5 3 2
Rizki
Respon : Wajah tegang 5 2 2
Rival
Klien dan keluarga diberikan Peningkatan tekanan 5 4 4
do
informasi mengenai keterbatasan darah
gerak klien sehingga membantu Peningkatan 5 4 4
klien untuk melakukan beberapa frekuensi nadi
aktivitas. Peningkatan 5 4 4
frekuensi pernafasan
Skala indikator :
1 : Berat
2 : Cukup berat
3 : Sedang
4 : Ringan
183

5 : Tidak ada

P : intervensi dilanjutkan
1. Hipnotis lima jari
2. Dorong keluarga untuk
mendampingi klien dengan cara
yang tepat

2. Jum’at, 09:00 1. Melakukan hipnotis lima jari selama Jum’at, 11:15 S : Klien mengatakan cemas yang
17 Mei 15 menit 17 Mei dialaminya berkurang
2019 Respon : 2019
Klien kooperatif dalam melakukan Rizki Rizki
tindakan hipnotis lima jari dan Rival O: Rival

hasilnya klien mengalami penurunan do 1. Setelah dilakukan kuesioner do

kecemasan Kecemasan penilaian derajat


kecemasan 21 tergolong dalam
09:15 2. Mendorong keluarga untuk cemas sedang
mendampingi klien dengan cara 2. Klien tampak menarik napas panjang
yang tepat 3. TTV :
184

Respon : Rizki TD : 130/70 mmHg


Klien dan keluarga diberikan Rival S : 36,2°C
informasi mengenai keterbatasan do N : 86 x/menit
gerak klien sehingga membantu RR : 20 x/menit
klien untuk melakukan beberapa
aktivitas. A:
Kriteria Hasil T AW AK
Tidak dapat 5 3 3
beristirahat
Perasaan gelisah 5 3 2
Wajah tegang 5 2 2
Peningkatan tekanan 5 4 4
darah
Peningkatan 5 4 4
frekuensi nadi
Peningkatan 5 4 4
frekuensi pernafasan
Skala indikator :
1 : Berat
185

2 : Cukup berat
3 : Sedang
4 : Ringan
5 : Tidak ada

P : intervensi dilanjutkan
1. Hipnotis lima jari
2. Dorong keluarga untuk
mendampingi klien dengan cara
yang tepat

3. Jum’at, 13:00 1. Melakukan hipnotis lima jari selama Jum’at, 14:20 S : Klien mengatakan cemas yang
17 Mei 15 menit 17 Mei dialaminya berkurang
2019 Respon : 2019
Klien kooperatif dalam melakukan Rizki O: Rizki
tindakan hipnotis lima jari dan Rival 1. Setelah dilakukan kuesioner Rival

hasilnya klien mengalami penurunan do Kecemasan penilaian derajat do

kecemasan kecemasan 21 tergolong dalam


cemas sedang
186

2. Klien tampak menarik napas panjang


13:15 2. Mendorong keluarga untuk 3. TTV :
mendampingi klien dengan cara TD : 130/80 mmHg
yang tepat S : 36,2°C
Respon : N : 84 x/menit
Klien dan keluarga diberikan Rizki RR : 22 x/menit
informasi mengenai keterbatasan Rival
do
gerak klien sehingga membantu A:
klien untuk melakukan beberapa Kriteria Hasil T AW AK
aktivitas. Tidak dapat 5 3 3
beristirahat
Perasaan gelisah 5 3 2
Wajah tegang 5 2 2
Peningkatan tekanan 5 4 4
darah
Peningkatan 5 4 4
frekuensi nadi
Peningkatan 5 4 4
187

frekuensi pernafasan
Skala indikator :
1 : Berat
2 : Cukup berat
3 : Sedang
4 : Ringan
5 : Tidak ada

P : intervensi dilanjutkan
1. Hipnotis lima jari
2. Dorong keluarga untuk
mendampingi klien dengan cara
yang tepat

4. Jum’at, 19:35 1. Melakukan hipnotis lima jari selam Jum’at, 20:45 S : Klien mengatakan cemas yang
17 Mei 15 menit 17 Mei dialaminya berkurang
2019 Respon : 2019
188

Klien kooperatif dalam melakukan Rizki O: Rizki


tindakan hipnotis lima jari dan Rival 1. Setelah dilakukan kuesioner Rival

hasilnya klien mengalami penurunan do kecemasan penilaian derajat do

kecemasan kecemasan 20 tergolong dalam


cemas ringan
19:50 2. Mendorong keluarga untuk 2. Klien tampak menarik napas panjang
mendampingi klien dengan cara 3. TTV :
yang tepat TD : 130/70 mmHg
Rizki
Respon : S : 36,4°C
Rival
Klien dan keluarga diberikan N : 86 x/menit
do
informasi mengenai keterbatasan RR : 22 x/menit
gerak klien sehingga membantu
klien untuk melakukan beberapa A:
aktivitas. Kriteria Hasil T AW AK
Tidak dapat 5 3 3
beristirahat
Perasaan gelisah 5 3 3
Wajah tegang 5 2 3
189

Peningkatan tekanan 5 4 4
darah
Peningkatan 5 4 4
frekuensi nadi
Peningkatan 5 4 4
frekuensi pernafasan
Skala indikator :
1 : Berat
2 : Cukup berat
3 : Sedang
4 : Ringan
5 : Tidak ada

P : intervensi dilanjutkan
1. Hipnotis lima jari
2. Dorong keluarga untuk
mendampingi klien dengan cara
yang tepat
190

5. Sabtu, 10:00 1. Melakukan hipnotis lima jari selama Sabtu, 10:15 S : Klien mengatakan cemas yang
18 Mei 15 menit 18 Mei dialaminya berkurang
2019 Respon : 2019
Klien kooperatif dalam melakukan Rizki O: Rizki
tindakan hipnotis lima jari dan Rival 1. Setelah dilakukan kuesioner Rival

hasilnya klien mengalami penurunan do kecemasan penilaian derajat do

kecemasan kecemasan 20 tergolong dalam


cemas ringan
10:15 2. Mendorong keluarga untuk 2. Klien tampak menarik napas panjang
mendampingi klien dengan cara 3. TTV :
Rizki
yang tepat TD : 130/70 mmHg
Rival
Respon : S : 36,2°C
do
Klien dan keluarga diberikan N : 84 x/menit
informasi mengenai keterbatasan RR : 20 x/menit
gerak klien sehingga membantu
klien untuk melakukan beberapa A:
aktivitas. Kriteria Hasil T AW AK
Tidak dapat 5 3 4
beristirahat
191

Perasaan gelisah 5 3 4
Wajah tegang 5 2 4
Peningkatan tekanan 5 4 4
darah
Peningkatan 5 4 4
frekuensi nadi
Peningkatan 5 4 4
frekuensi pernafasan

Skala indikator :
1 : Berat
2 : Cukup berat
3 : Sedang
4 : Ringan
5 : Tidak ada

P : intervensi dihentikan, pasien pulang


192

Interpretasi
Implementasi yang dilakukan selama tiga hari pada Tn.J dan Tn.D adalah
melakukan hipnotis Lima Jari, validasi sumber rasa takut, sediakan informasi
yang akurat dan aktual, dan dorong keluarga untuk mendampingi klien
dengan cara yang tepat.
Evaluasi dilakukan untuk menilai tingkat keberhasilan implementasi
keperawatan yang dilakukan. Evaluasi dilakukan setiap setelah memberikan
informasi kepada keluarga mengenai keterbatasan gerak klien sehingga
membantu klien untuk melakukan beberapa aktivitas.
Evaluasi terakhir pada tanggal 18 Mei 2019 pada Tn.J dilakukan pada
pukul 10:00 adalah ansietas sudah teratasi ditunjukkan dengan data subyektif
klien mengatakan sudah cemas yang dialaminya sudah sedikit berkurang,
setelah dilakukan kuesioner kecemasan penilaian derajat kecemasan 24
tergolong dalam cemas sedang, klien tampak rileks, tekanan darah : 130/80
mmHg, suhu : 36,2°C, nadi : 86 x/menit, dan RR : 22 x/menit. Karena klien
sudah diperbolehkan untuk pulang dan masalah ansietas sudah teratasi
sebagian maka intervensi dihentikan.
Evaluasi terakhir pada tanggal 18 Mei 2019 pada Tn.D dilakukan pada
pukul 10:15 adalah masalah ansietas sudah teratasi ditunjukkan dengan data
subyektif klien mengatakan cemas yang dialaminya berkurang, setelah
dilakukan kuesioner kecemasan penilaian derajat kecemasan 20 tergolong
dalam cemas ringan, klien tampak menarik napas panjang, tekanan darah :
130/70 mmHg, suhu : 36,2°C, nadi : 84 x/menit, dan RR : 20 x/menit. Karena
klien sudah diperbolehkan pulang dan masalah ansietas sudah teratasi
sebagian maka intervensi dihentikan.
193

5. Discharge Planning
DISCHAGE PLANNING No.Reg : 60-25-95
Tanggal MRS : 15 Mei 2019 Tanggal KRS : 18 Mei 2019
Bagian : Rawat inap Bedah Bagian : Rawat inap Bedah
Dipulangkan dari Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang dengan keadaan :
Sembuh Pulang paksa
Meneruskan dengan obat jalan Lari
Pindah ke RS lain Meninggal
A. Kontrol
1. Waktu : 07:30,20 Mei 2019
2. Tempat : Poli Bedah
B. Lanjutan perawatan di rumah (luka operasi,pemasangan gift,pengobatan, DLL) :
a. Menggunakan korset/penyangga
b. Hindari hal-hal yang memicu tekanan di dalam rongga perut
c. Tindakan operasi dan pemberian analges pada hernia yang menyebabkan
nyeri sesuai resep dokter
d. Hindari mengejan, mendorong atau mengangkat beban berat
e. Jaga balutan luka operasi tetap kering dan bersih, mengganti balutan sterl
setiap hari
f. Hindari diet tinggi serat dan masukan cairan adekuat
g. Hindari makan dan minum yang bisa mengiritasi lambung
C. Aturan diet/nutrisi :
Klien dianjurkan untuk menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan tekanan di
dalam rongga perut seperti mengangkat beban berat, mengejan, dan mendorong benda.
D. Obat-obatan yang masih diminum dan jumlahnya :
Tidak ada obat yang dibawa
E. Aktivitas dan istirahat :
Menganjurkan untuk lebih banyak istirahat
Yang dibawa pulang (Hasil lab,Foto, ECG, Obat dan lain-lainnya) :
Hasil lab dan Surat kontrol
Lain-lain :
Menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan hernia terjadi lagi, Menghindari
mengkonsumsi obat-obatan terlarang
194

Palembang, 18 Juni 2019


Pasien/keluarga Perawat

(Mahfud Aflin) (Rizki Rivaldo)


195

DISCHAGE PLANNING No.Reg : 60-25-94


Tanggal MRS : 15 Mei 2019 Tanggal KRS : 18 Mei 2019
Bagian : Rawat inap Bedah Bagian : Rawat inap Bedah
Dipulangkan dari Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang dengan keadaan :
Sembuh Pulang paksa
Meneruskan dengan obat jalan Lari
Pindah ke RS lain Meninggal
A. Kontrol
1. Waktu : 07:30,20 Mei 2019
2. Tempat : Poli Bedah
B. Lanjutan perawatan di rumah (luka operasi,pemasangan gift,pengobatan, DLL) :
a. Menggunakan korset/penyangga
b. Hindari hal-hal yang memicu tekanan di dalam rongga perut
c. Tindakan operasi dan pemberian analges pada hernia yang menyebabkan
nyeri sesuai resep dokter
d. Hindari mengejan, mendorong atau mengangkat beban berat
e. Jaga balutan luka operasi tetap kering dan bersih, mengganti balutan sterl
setiap hari
f. Hindari diet tinggi serat dan masukan cairan adekuat
g. Hindari makan dan minum yang bisa mengiritasi lambung
C. Aturan diet/nutrisi :
Klien dianjurkan untuk menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan tekanan di
dalam rongga perut seperti mengangkat beban berat, mengejan, dan mendorong benda.
D. Obat-obatan yang masih diminum dan jumlahnya :
Tidak ada obat yang dibawa
E. Aktivitas dan istirahat : Menganjurkan untuk lebih banyak istirahat
Yang dibawa pulang (Hasil lab,Foto, ECG, Obat dan lain-lainnya) :
Hasil lab dan Surat kontrol
Lain-lain :
Menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan hernia terjadi lagi, Menghindari
mengkonsumsi obat-obatan terlarang
196

Palembang, 18 Juni 2019


Pasien/keluarga Perawat

(Ahmadi) (Rizki Rivaldo)

Interpretasi
Discharge planning yang diberikan pada Tn.J dan Tn.D adalah
memberikan informasi seperti menggunakan korset atau penyangga, hindari
hal-hal yang memicu tekanan di dalam rongga perut, hindari mengejan,
mendorong, atau mengangkat beban berat, jaga balutan luka operasi tetap
kering dan bersih, mengganti balutan steril setiap hari, hindari diet tinggi serat
dan masukan cairan adekuat, dan pelajari teknik hipnotis lima jari.

C. Pembahasan
Pada subbab ini akan membahas tentang asuhan keperawatan yang
diberikan pada klien Tn.J dan Tn.D. Fokus dari asuhan keperawatan pada
klien Tn.J dan Tn.D adalah penatalaksanaan hipnotis lima jari pada
kecemasan pasien dengan gangguan sistem pencernaan : pre dan post operasi
herniotomi di ruang ibnu rusyd rumah sakit muhammadiyah Palembang.
Selain itu juga akan dibahas kesesuaian antara teori ataupun penelitian
yang sudah dilakukan dengan kenyataan yang didapat dari Tn.J dan Tn.D.
Sesuai dengan tahapan proses asuhan keperawatan, maka pembahasan akan
dimulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan,
implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan
merupakan suatu proses dalam mengumpulkan data dari berbagai
sumber hal ini bertujuan untuk menganalisa dan merumuskan
diagnose keperawatan (Padila, 2012).
197

Pengkajian dilakukan menggunakan format pengkajian asuhan


keperawatan medikal bedah (KMB). Selama proses pengkajian tidak
ada hambatan yang ditemukan, klien dan keluarga kooperatif sehingga
mempermudah dalam pengumpulan data.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah
melakukan wawancara dengan klien langsung, keluarga klien, riwayat
kesehatan, pengkajian keperawatan yang meliputi 12 domain
NANDA, pemeriksaan penunjang, dan rekam medik.
Berdasarkan data pengkajian sebelum dilakukan operasi Tn.J
mengatakan tidak mengetahui penyakit yang sedang dialaminya,
penyebab penyakit, dan cara perawatan berkelanjutan di rumah Tn.J
mengatakan nyeri karena benjolan di bagian abdomen kanan bawah,
nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri dirasakan di abdomen kuadran III,
skala 5, dan nyeri dirasakan saat beraktiftas. Klien mengatakan baru
pertama melakukan operasi, sering menarik nafas panjang, tampak
gelisah, tegang, dan muka klien tampak pucat. Tn.J memiliki kesulitan
dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Tn.J bisa makan dan minum
secara mandiri sedangkan untuk aktifitas lain klien memerlukan
bantuan orang lain. Data tambahan yang didapatkan klien kesulitan
dalam melakukan beberapa gerakan karena nyeri yang dirasakan
dibagian abdomen kanan bawah. Setelah dilakukan kuesioner
kecemasan dengan menggunakan Hamilton Anxiety Rating Scale
(HARS) dan derajat kecemasan 38 dan tergolong dalam cemas berat.
Pada pemeriksaan tanda-tanda vital Tn.J didapatkan Tekanan darah
140/70 mmHg, Nadi 80 x/menit, RR 24 x/menit, dan Suhu 36,2°C.
Sedangkan Klien II berinisial Tn.D, saat dilakukan pengkajian
klien mengatakan nyeri karena benjolan di bagian abdomen kuadran
III, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri dirasakan di abdomen bagian
kanan bawah, skala 2, dan nyeri dirasakan saat beraktifitas. Klien
tampak lemah dan sulit untuk bergerak. Tn.J memiliki kesulitan dalam
melakukan aktifitas sehari-hari. Tn.J bisa makan dan minum secara
mandiri sedangkan untuk aktifitas lain klien memerlukan bantuan
198

orang lain. Data tambahan yang didapatkan klien kesulitan dalam


melakukan beberapa gerakan karena nyeri yang dirasakan dibagian
abdomen kanan bawah. Klien mengatakan cemas akan melakukan
operasi, sering menarik nafas panjang, tampak gelisah, tegang, dan
muka klien tampak pucat. Setelah dilakukan kuesioner kecemasan
dengan menggunakan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) dan
derajat kecemasan 23 dan tergolong dalam cemas sedang. Pada
pemeriksaan tanda-tanda vital Tn.D didapatkan Tekanan darah 130/70
mmHg, Nadi 88 x/menit, RR 24 x/menit, dan Suhu 36,4°C.
Hal ini sesuai dengan teori bahwa klien yang mengalami penyakit
hernia memiliki tanda-tanda berupa nyeri yang dirasakan pada daerah
selangkangan, kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan
pada pasien yang akan melakukan operasi hernia cenderung memiliki
derajat kecemasan yang berbeda-beda tergantung pernah melakukan
operasi atau tidak sebelumnya (Diyono & Sri, M. 2013).
Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa klien yang mengalami
penyakit hernia akan memiliki tanda-tanda berupa benjolan pada
daerah lipatan paha dan akan mengalami nyeri yang berbeda-beda.
Sehingga akan menyebabkan kesulitan dalam melakukan aktivitas
sehari-hari. Pasien yang akan melakukan operasi hernia cenderung
akan mengalami tingkat kecemasan yang berbeda-beda tergantung
klien pernah melakukan operasi sebelumnya. Penelitian ini
menyebutkan bahwa 5 (83%) dari 6 klien yang akan dilakukan
tindakan mengalami kecemasan sedang (Evangelista, Widodo, dan
Widiani, 2016).
Menurut asumsi peneliti berdasarkan hasil, teori, dan jurnal
penelitian, klien dengan penyakit hernia pasti akan mengalami tanda-
tanda berupa benjolan pada lipatan paha, menimbulkan nyeri dan
menyebabkan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Berdasarkan data pengkajian post operasi herniotomi Tn.J
mengatakan tidak mengetahui perawatan luka setelah operasi, klien
tampak belum mengetahui prosedur perawatan luka, dan cara
199

perawatan berkelanjutan di rumah. Klien mengatakan nyeri karena


luka post operasi, nyeri dirasakan daerah selangkangan, nyeri seperti
ditusuk-tusuk, nyeri dirasakan pada abdomen bagian kanan bawah,
skala 4, dan nyeri dirasakan hilang timbul. Tn.J memiliki kesulitan
dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Tn.J bisa makan dan minum
secara mandiri sedangkan untuk aktifitas lain klien memerlukan
bantuan orang lain. Data tambahan yang didapatkan klien kesulitan
dalam melakukan beberapa gerakan karena nyeri yang dirasakan
dibagian abdomen kanan bawah. Klien mengatakan cemas karena
takut luka jahitan operasi terbuka, sering menarik nafas panjang, dan
muka klien tampak pucat. Setelah dilakukan kuesioner kecemasan
dengan menggunakan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) dan
derajat kecemasan 28 dan tergolong dalam cemas berat. Luka operasi
Tn.J terdapat pada abdomen kuadran III dan terasa nyeri jika
dilakukan palpasi. Luka operasi Tn.J masih tertutup perban dan
perban masih tampak bersih. Pada pemeriksaan tanda-tanda vital Tn.J
didapatkan Tekanan darah 140/70 mmHg, Nadi 80 x/menit, RR 24
x/menit, dan Suhu 36,2°C.
Sedangkan Klien II berinisial Tn.D mengatakan nyeri karena luka
post operasi, nyeri seperti di tusuk-tusuk, nyeri dirasakan bagian
kanan bawah, skala 4,nyeri dirasakan hilang timbul, tampak adanya
luka bekas operasi hernia di kuadran III yang masih tertutup perban
dan perban masih tampak bersih dan terasa nyeri saat dilakukan
palpasi. Tn.J memiliki kesulitan dalam melakukan aktifitas sehari-
hari. Tn.J bisa makan dan minum secara mandiri sedangkan untuk
aktifitas lain klien memerlukan bantuan orang lain. Data tambahan
yang didapatkan klien kesulitan dalam melakukan beberapa gerakan
karena nyeri yang dirasakan dibagian abdomen kanan bawah. Klien
mengatakan cemas karena takut benang jahitan luka terlepas dan luka
operasi terbuka, sering menarik nafas panjang, tampak gelisah, tegang,
dan muka klien tampak pucat. Setelah dilakukan kuesioner kecemasan
dengan menggunakan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) dan
200

derajat kecemasan 23 dan tergolong dalam cemas sedang. Pada


pemeriksaan tanda-tanda vital Tn.D didapatkan Tekanan darah 130/70
mmHg, Nadi 88 x/menit, RR 24 x/menit, dan Suhu 36,4°C.
Hal ini sesuai dengan teori bahwa klien yang telah dilakukan insisi
pembedahan akan mengakibatkan ketidakadekuatan metode koping
sehingga menimbulkan berbagai macam tanda dan gejala berupa
bekas luka post operasi sehingga menimbulkan nyeri pada daerah
abdomen (Huda, 2015; Afrian, 2015).
Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa pasien dengan post
operasi akan mengalami luka insisi pembedahan sehingga
menyebabkan nyeri pada daerah operasi dan menyebabkan
keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari (Sitorus & Aisyah,
2016).
Menurutkan asumsi peneliti berdasarkan teori, pengkajian, dan
jurnal penelitian, maka peneliti berasumsi bahwa pasien dengan post
operasi herniotomi akan mengalami nyeri pada daerah operasi
sehingga menyebabkan hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-
hari.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan adalah keputusan klinik tentang respon
individu, keluarga, dan batasan karakteristik penyakit. Perawat dapat
mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk
menjaga, mencegah, dan merubah status kesehatan klien. Diagnosa
keperawatan yang muncul akan menjadi dasar utama perawat dalam
menyusun intervensi untuk menyelesaikan masalah kesehatan klien
(Wilkinson, 2012).
Diagnosa keperawatan yang muncul pada kedua klien pre operasi
herniotomi adalah defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang
informasi, nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik,
hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, dan ansietas
berhubungan dengan ancaman pada status terkini. Namun pada Tn.J
201

juga ditemukan masalah keperawatan defisiensi pengetahuan yang


terjadi karena klien baru mengetahui penyakitnya setelah datang ke
Rumah Sakit. Tanpa mengenyampingkan diagnosa yang lain,
diagnosa ini menjadi prioritas utama pada studi kasus ini.
Diagnosa keperawatan diangkat berdasarkan batasan karakteristik
yang terdapat dalam diagnose keperawatan NANDA. Diagnosa
keperawatan ansietas berhubungan dengan ancaman pada status
terkini terdapat 70 batasan karakteristik dengan bagian karakteristik
perilaku, afektif, fisiologis, simpatis, parasimpatis, dan kognitif dalam
diagnose keperawatan NANDA. Pada Tn.J dan Tn.D didapat 4
batasan karakteristik yaitu gelisah, wajah tegang, peningkatan denyut
nadi, peningkatan tekanan darah.
Hal ini sesuai dengan jurnal penelitian yang menyebutkan bahwa
pasien dengan penyakit hernia akan mendapatkan berbagai macam
diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut, hambatan mobilitas fisik, dan
ansietas yang disebabkan oleh pasien yang akan melakukan
pembedahan (Simatupang & Yossie, 2015; Evangelista dkk, 2016;
Yuli & Arumsari, 2015).
Berdasarkan hasil, teori, dan jurnal penelitian, maka peneliti
berasumsi bahwa diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien
dengan pre operasi herniotomi salah satunya yaitu ansietas
berhubungan dengan ancaman pada status terkini.
Pengkajian selanjutnya dilakukan setelah pasien post operasi,
didapatkan masalah keperawatan pada kedua pasien yaitu nyeri akut
berhubungan dengan agen cedera fisik, hambatan mobilitas fisik
berhubungan dengan nyeri, ansietas berhubungan dengan ancaman
pada status terkini, dan kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
gangguan sensasi. Namun pada Tn.J juga ditemukan masalah
keperawatan defisiensi pengetahuan yang terjadi karena klien baru
mengetahui penyakitnya saat datang ke Rumah Sakit.
Diagnosa keperawatan diangkat berdasarkan batasan karakteristik
yang terdapat dalam diagnose keperawatan NANDA. Diagnosa
202

keperawatan ansietas berhubungan dengan ancaman pada status


terkini terdapat 70 batasan karakteristik dengan bagian karakteristik
perilaku, afektif, fisiologis, simpatis, parasimpatis, dan kognitif dalam
diagnose keperawatan NANDA. Pada Tn.J dan Tn.D didapat 3
batasan karakteristik yaitu gelisah, wajah tegang, dan
mengekspresikan kekhawatiran karena perubahan dalam peristiwa
hidup.
Menurut peneliti sebelumnya menyebutkan bahwa klien dengan
post operasi herniotomi akan mendapatkan masalah keperawatan nyeri
akut yang disebabkan oleh insisi pembedahan, hambatan mobilitas
fisik berhubungan dengan nyeri, dan ansietas yang disebabkan oleh
status kesehatan terkini (Faradisa & Aktifah, 2018).
Berdasarkan hasil, teori, dan jurnal penelitian, maka peneliti
berasumsi bahwa pasien post operasi herniotomi akan mengalami
berbagai diagnose keperawatan, salah satunya yaitu kecemasan yang
disebakan berbagai faktor pemicu.

3. Intervensi Keperawatan
Intervensi merupakan suatu gamabran secara tepat rencana
keperawatan yang dilakukan terhadap klien sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan diagnose keperawatan. Intervensi berisikan tujuan,
kriteria hasil, rencana tindakan dan rasional dari tindakan yang akan
dilakukan (Setiadi, 2012).
Intervensi yang dilakukan pada Tn.J dan Tn.D untuk mengatasi
diagnosa keperawatan ansietas berhubungan dengan ancaman pada
status terkini pada pasien pre dan post operasi herniotomi yaitu
pengurangan kecemasan anatara lain hipnotis Lima Jari yang berguna
untuk mengurangi derajat kecemasan, identifikasi tingkat rasa sakut
yang mengharuskan dilakukannya penundaan prosedur pembedahan.
Hal ini bertujuan memberikan penjelasan bahwa tindakan operasi ini
tidak mengancam nyawa dan jauh dari organ-organ vital, validasi
sumber rasa takut, Sediakan informasi yang akurat dan faktual. Hal ini
203

berguna untuk mengurangi rasa takut yang dialami klien yang


bertujuan mengoptimalkan tanda-tanda vital pasien dimana hal ini
akan menjadi prioritas pasien yang akan dilakukan tindakan operasi,
dorong keluarga untuk mendampingi klien dengan cara yang tepat.
Hal ini bertujuan memberikan informasi mengenai keterbatasan gerak
klien sehingga membantu klien untuk melakukan beberapa aktivitas.
(Simatupang & Yossie, 2015; Evangelista dkk, 2016; Yuli &
Arumsari, 2015)
Berdasarkan Teori menyebutkan bahwa pasien yang mengalami
ansietas bisa ditangani dengan intervensi terapi hipnotis ataupun
teknik imajinasi terbimbing dengan kategori pasien yang memiliki
ansietas berbeda-beda (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).
Intervensi utama yang dilakukan pada kedua klien adalah hipnotis
lima jari. Hipnotis lima jari dilakukan dengan cara membawa pasien
ke ruangan kedap suara kemudian menginstruksikan pasien duduk
rileks sambil memenjamkan mata dengan meletakkan tangan di
samping atau di atas paha. Kemudian klien di minta membayangkan
hal-hal ketika sehat sambil melipat jari telunjuk, sedang bersama
orang yang disenangi melipat jari tengah, ketika klien menerima
penghargaan melipat jari manis dan ketika klien berada di tempat yang
disenangi melipat jari kelingking. (Simatupang Dan Yossie, 2015).
Berdasarkan hasil Penelitian Evangelista, Widodo, Dan Widiani
(2016) tentang pengaruh hipnotis lima jari terhadap tingkat kecemasan
menyatakan bahwa terapi hipnotis lima jari dapat menurunkan
kecemasan pada pasien sirkumsisi di tempat praktik mandiri
mulyorejo sukun malang dengan perlakuan sebanyak tiga kali dalam
15 sampai 30 menit.
Berdasarkan hasil, teori, dan jurnal penelitian, maka peneliti
berasumsi bahwa penatalaksanaan hipnotis lima jari adalah intervensi
yang tepat untuk dilakukan pada Tn.J dan Tn.D yang mengalami
masalah keperawatan ansietas.
204

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Tahap-tahap
tindakan keperawatan ialah tahap persiapan, intervensi, dan
dokumentasi (Setiadi, 2012). Pelaksanaan ini dilaksanakan selama 4
hari.
Secara umum tidak ada hambatan yang ditemukan selama
implementasi keperawatan dilakukan. Klien Tn.J dan Tn.D kooperatif
selama pelaksanaan hipnotis lima jari.
Implementasi yang dilakukan antara lain Hipnotis Lima Jari,
identifikasi tingkat rasa sakut yang mengharuskan dilakukannya
penundaan prosedur pembedahan, validasi sumber rasa takut, sediakan
informasi yang akurat dan factual, dan dorong keluarga untuk
mendampingi klien dengan cara yang tepat. Fokus dari implementasi
keperawatan ini adalah hipnotis lima jari untuk mengatasi ansietas
pada Tn.J dan Tn.D.
Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi ansietas klien Tn.J dan
Tn.D adalah hipnotis lima jari. Setelah dilakukan hipnotis lima jari
pasien dilakukan kuesioner kecemasan dengan menggunakan
Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Pada Tn.J didapatkan data
penilaian derajat kecemasan 38 dan tergolong dalam cemas berat
sedangkan pada Tn.D didapatkan data penilaian derajat kecemasan 23
dan tergolong dalam cemas sedang.
Tindakan selanjutnya yaitu mengidentifikasi tingkat rasa sakut
yang mengharuskan dilakukannya penundaan prosedur pembedahan.
Klien dan keluarga diberikan penjelasan bahwa tindakan operasi ini
tidak mengancam nyawa dan jauh dari organ-organ vital.
Tindakan selanjutnya yaitu validasi sumber rasa takut, Sediakan
informasi yang akurat dan faktual. Informasi yang diberikan antara
lain mengenai prosedur tindakan operasi dan efek yang akan diterima
setelah operasi
205

Tindakan lain yang dilakukan adalah Dorong keluarga untuk


mendampingi klien dengan cara yang tepat. Klien dan keluarga
diberikan informasi mengenai keterbatasan gerak klien sehingga
membantu klien untuk melakukan beberapa aktivitas.
Respon dari Tn.J dan Tn.D adalah kedua klien kooperatif dalam
melakukan hipnotis lima jari dan mengatakan cemas yang dialaminya
sudah berkurang setelah dilakukannya implementasi selama 4 hari.
Sebelum dilakukan hipnotis lima jari Tn.J dilakukan kuesioner
kecemasan dengan menggunakan Hamilton Anxiety Rating Scale
(HARS) didapatkan data penilaian derajat kecemasan 38 dan tergolong
dalam cemas berat dan setelah 4 hari derajat kecemasan berkurang
menjadi 24 tergolong dalam cemas sedang. Sedangkan Sebelum
dilakukan hipnotis lima jari Tn.D dilakukan kuesioner kecemasan
dengan menggunakan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS)
didapatkan data penilaian derajat kecemasan 23 dan tergolong dalam
cemas sedang dan setelah 4 hari derajat kecemasan berkurang menjadi
20 tergolong dalam cemas ringan.
Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyebutkan
bahwa adanya pengaruh hipnosis 5 jari terhadap tingkat kecemasan
pasien sirkumsisi di tempat praktik mandiri Mulyorejo Sukun
Malangdengan nilai p 0.043 < 0.05 (Evangelista dkk, 2016).
Penelitian lain juga menyebutkan bahwa ansietas yang dirasakan klien
diabetes mellitus tipe 2 dan gagal ginjal kronik menjadi berkurang
setelah 6 hari dilakukan tindakan hipnotis lima jari (Simatupang &
Yossie, 2015).
Berdasarkan referensi tersebut, peneliti berasumsi bahwa hipnotis
lima jari efektif untuk mengurangi ansietas yang dialami klien yang
baru melakukan operasi.

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah tahapan terakhir dari proses
keperawatan untuk mengukur respon klien terhadap tindakan
206

keperawatan dan pencapaian tujuan utama klien (Andarmoyo &


Sulistyo, 2013). Evaluasi dilakukan setiap setelah memberikan
informasi kepada keluarga mengenai keterbatasan gerak klien
sehingga membantu klien untuk melakukan beberapa aktivitas.
Setelah dilakukan hipnotis lima jari selama 4 hari pada klien Tn.J
dan Tn.D evaluasi didapatkan hasil sesuai dengan penelitian yang
dilakukan sebelumnya. Adapun evaluasi dilakukan pada tanggal 18
Mei 2019 pada Tn.D dilakukan pada pukul 10:15 adalah masalah
ansietas sudah teratasi ditunjukkan dengan data subyektif klien
mengatakan cemas yang dialaminya berkurang, setelah dilakukan
kuesioner kecemasan penilaian derajat kecemasan 20 tergolong dalam
cemas ringan, klien tampak menarik napas panjang, tekanan darah :
130/70 mmHg, suhu : 36,2°C, nadi : 84 x/menit, dan RR : 20 x/menit.
Karena klien sudah diperbolehkan pulang dan masalah ansietas sudah
teratasi sebagian maka intervensi dihentikan.
Sedangkan evaluasi pada Tn.D dilakukan pada tanggal 18 Mei
2019 pukul 10:00 adalah masalah ansietas sudah teratasi ditunjukkan
dengan data subyektif klien mengatakan cemas yang dialaminya
berkurang, setelah dilakukan kuesioner kecemasan penilaian derajat
kecemasan 20, klien tampak menarik napas panjang, tekanan darah :
130/70 mmHg, suhu : 36,2°C, nadi : 84 x/menit, dan RR : 20 x/menit.
Karena klien sudah diperbolehkan pulang dan masalah ansietas sudah
teratasi sebagian maka intervensi dihentikan.
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa
adanya pengaruh hipnosis 5 jari terhadap tingkat kecemasan pasien
sirkumsisi di tempat praktik mandiri Mulyorejo Sukun Malangdengan
nilai p 0.043 < 0.05 (Evangelista dkk, 2016). Penelitian lain juga
menyebutkan bahwa ansietas yang dirasakan klien diabetes mellitus
tipe 2 dan gagal ginjal kronik menjadi berkurang setelah 6 hari
dilakukan tindakan hipnotis lima jari (Simatupang & Yossie, 2015).
207

Berdasarkan referensi tersebut, peneliti berasumsi bahwa evaluasi


yang didapat dari penatalaksanaan hipnotis lima jari untuk
mengurangi ansietas pada Tn.J dan Tn.D.

6. Discharge Planning
Discharge Planning adalah serangkaian aktivitas-aktivitas yang
kontinu ketika klien dipulangkan dari lembaga pelayanan kesehatan
(Wilkinson, 2012).
Discharge Planning yang diberikan pada Tn.J dan Tn.D adalah
menggunakan korset/penyangga, hindari mengejan, mendorong, atau
mengangkat beban berat, jaga balutan luka operasi tetap kering dan
bersih, mengganti balutan steril setiap hari, hindari diet tinggi serat
dan masukan cairan adekuat, dan pelajari teknik hipnotis lima jari.
Menurut Huda (2015) Discharge Planning yang diberikan pada
klien dengan post operasi hernia adalah menggunakan
korset/penyangga, hindari hal-hal yang memicu tekanan di dalam
rongga perut, tindakan operasi dan pemberian analgesik pada hernia
yang menyebabkan nyeri sesuai resep dokter, hindari mengejan,
mendorong atau mengangkat beban berat, jaga balutan luka operasi
tetap kering dan bersih, mengganti balutan steril setiap hari, hindari
diet tinggi serat dan masukan cairan adekuat, dan menerapkan teknik
hipnotis lima jari.
Discharge Planning yang diberikan sesuai dengan teori yang ada
dan berdasarkan hasil dan teori, peneliti berasumsi bahwa Discharge
Planning yang dilakukan sudah tepat.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil proses keperawatan yang telah dilakukan pada Tn.J dan Tn.D
dimulai dari proses pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi
keperawatan, implementasi keperawatan, evaluasi keperawatan, dan
Discharge Planning di ruang Ibnu Rusyd Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang, maka dapat disumpulkan sebagai berikut :
1. Pengkajian
Data pengkajian diperoleh menggunakan beberapa metode yaitu
wawancara langsung dengan klien dan keluarga, observasi, dan
pemeriksaan fisik dari Tn.J dan Tn.D. Hasil dari pengkajian didapatkan
kedua klien memiliki masalah keperawatan utama yang sama yaitu
ansietas.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan utama yang ditemukan pada Tn.J dan Tn.D
adalah ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini.
3. Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan yang diterapkan pada Tn.J dan Tn.D adalah
penatalaksanaan hipnotis lima jari.
4. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan yang dilakukan pada Tn.J dan Tn.D sesuai
dengan masalah keperawatan kedua klien yaitu ansietas sehingga
tindakan yang dilakukan untuk mengurangi masalah tersebut pada
kedua klien adalah pengurangan kecemasan yang berfokus pada
penatalaksanaan hipnotis lima jari.
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan telah dilakukan sesuai dengan tujuan dan criteria
hasil yang dicapai. Hasil yang didapat dari Tn.J dan Tn.D setelah
dilakukan implementasi selama 4 hari adalah ansietas teratasi sebagian
ditunjukkan setelah dilakukan kuesioner kecemasan dengan
menggunakan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) didapatkan data

208
209

pada Tn.J penilaian derajat kecemasan 24 sedangkan Tn.D derajat


kecemasan 20.
6. Discharge Planning
Persiapan pulang klien dilakukan dengan cara pemberian informasi
pada Tn.J dan Tn.D . Adapun informasi yang diberikan adalah sebagai
berikut :
a. Menggunakan korset/penyangga
b. Hindari mengejan, mendorong, atau mengangkat beban berat
c. Jaga balutan luka operasi tetap kering dan bersih
d. Mengganti balutan steril setiap hari
e. Hindari diet tinggi serat dan masukan cairan adekuat
f. Pelajari teknik hipnotis lima jari.

B. Saran
Ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan antara lain :
1. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penulisan studi kasus ini dapat dijadikan materi sebagai ilmu
pengetahuan dalam memberikan proses asuhan keperawatan pada klien
dengan gangguan sistem pencernaan : herniotomi melalui hipnotis lia
jari.
2. Bagi Klien
Dapat diaplikasikan dan membantu dalam proses penyembuhan dan
perawatan di rumah sakit maupun saat di rumah.
3. Bagi penulis
Hasil penulis ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan
yang sudah didapatkan dan mengaplikasikannya dalam proses asuhan
keperawatan pada klien dengan gangguan sistem pencernaan :
herniotomi melalui hipnotis lia jari.
DAFTAR PUSTAKA

Afrian Nuari Nian. 2015. Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Sistem


Gastrointestinal. Jakarta : Cv. Trans Infomedia.
Amrizal. 2015. Hernia Inguinalis : Tinjauan Pustaka. Program Pendidikan Dokter
Spesialis Departemen Ilmu Bedah. Syifa Medika Vol.6 (No.1), September
2015.
Andarmoyo & Sulistyo. 2013. Konsep Dan Proses Keperawatan Nyeri.
Yogyakarta :Ar-Ruzzmedia.
Anik A.V. 2014. Hubungan Antara Obesitas Dengan Kejadian Hernia Inguinalis.
Unnes Journal Of Public Health, 3, 3.
Doenges, Marilyn E dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
Bulechek, Gloria M,Et Al. 2013. Nursing Intervention Classification 6th Indonesia
Edition. Singapore : Elseiver.
Dinas Kesehatan Kota Palembang. 2018. Laporan Bulanan Januari 2018.
Http://Www.Depkes.Go.Id/Resources/Download/Profil/Profil_Kes_Provin
si_2018/06_Sumatera_Selatan_2018.Pdf. Diakses Tanggal 26 November
2018
Diyono & Sri, M. 2013. Keperawatan Medical Bedah Sistem Pencernaan. Jakarta
: Prenada Media Group.
Evangelista T., Dyah W., Esti W. 2016. Pengaruh Hypnosis 5 Jari Terhadap
Tingkat Kecemasan Pasien Sirkumsisi Di Tempat Praktik Mandiri
Mulyorejo Sukun Malang. Journal Of Personality And Social Psychology,
1, 2.
Fani, F., & Aron, L.D. 2017. Hernioraphy Cyzo Pada Pasien Hernia Inguinalis
Dekstra Inkarserata. Lampung, Universitas : Fakultas Kedokteran.
Faradisi Firman & Aktifah Nurul. 2018. Pengaruh Pemberian Terapi Murrotal
Terhadap Penurunan Kecemasan Post Operasi. Jawa Tengah : STIKes
Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Herdman, Heather Dan Shigemi Kamitsuri. 2015. Diagnosis Keperawatan :
Definisi Dan Klasifikasi 2015-2017 Ed.10. Jakarta : Egc.
Huda, A.N & Kusuma, H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & Nanda (North American Nursing Diagnosis
Association) Nic- Noc. Edisi Revisi. Jilid 2. Jogyakarta: Mediaction.
Indah F.R. 2015. Tugas Kecemasan. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia
(Upi).
Iqbal M.W., Indrawati Lilis, Susanto Joko. 2015. Buku Ajar Ilmu Keperawatan
Dasar. Jakarta : Salemba Medika
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Profil Kesehatan Indonesia.
Kemenkes Ri. Http://Www.Depkes.Go.Id/Resources/Download/Info-
Terkini/Materi_Rakorpop_2018/Hasil%20riskesdas%202018.Pdf. Diakses
Pada Tanggal 26 November 2018
Mayasari S.I. & Ahram E.A. 2015. Karakteristik Penderita Hernia Inguinalis
Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Umum Anutapura Palu. Palu :
Universitas Tadulako. Vol 1 No 1
Muttaqin, Arif Dan Kumala Sari. 2011. Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Salemba Medika
Nanda. 2017.Nanda-I Diagnosis Keperawatan Definisi Dan Klasifikasi 2018-
2020. Penerbit Buku Kedokteran Egc, P.O.Box 4276 Jakarta.
Padila. 2012. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Nuha
Medika
Setiadi. 2012. Konsep Dan Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Teori
Dan Praktik. Yogyakarta : Graham Ilmu
Simatupang L. Dan Yossie S.E.P. 2015. Penanganan Ansietas Dengan Cara
Hipnotis 5 Jari Dan Mendengarkan Music Pada Penderita Diabetes
Mellitus Tipe 2 Dan Gagal Ginjal Kronik Di Rsmm. Jawa Barat : Depok,
3, 66-72.
Sitorus Rusmawati Dan Aisyah Siti. 2016. Asuhan Keperawatan Pada Klien Yang
Mengalami Post Operasi Fraktur Femur Dengan Gangguan Rasa Nyaman
Nyeri Di RSUD Koja Jakarta Utara. Jakarta : Akademi Keperawatan
Harum, Vol 8 No 2
Stuart. 2016. Asuhan Saku Keperawatan jiwa. Jakarta : EGC
Suratun Dan Lusianah. 2012. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Sistem Gastrointestinal. Jakarta : Trans Info Media.
Syaifuddin. 2016. Ilmu Biomedik Dasar Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta
: Salemba Medika.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensil Keperawatan Indonesia.
Jakarta : Dewan Pengurus Pusat.
Who, 2018. Inguinal Hernias And Genital Abnormalities In Young Jordanian
Males. Eastern Mediterranean Health Journal, Vol. 12, Nos ¾
Who, 2018. Penyakit Tidak Menular. Http://Www.Who.Int/.Pdf. Diakses Pada
Tanggal 05 Februari 2019.
Wilkinson. 2012. Rencana Asuhan Keperawatan Dan Dokumentasi Keperawatan
: Diagnose Keperawatan Dan Masalah Kolaborati Edisi 9. Jakarta : Egc
Yuli H.R Dan Arumsari A. Agustus 2015. Pengaruh Terapi Hipnotis Lima Jari
Untuk Menurunkan Kecemasan Pada Mahasiswa Yang Sedang Menyusun
Skripsi Di Stikes Muhammadiyah Klaten. Jawa Tengah : Klaten, Vol. 10
Nomor 21
Yusuf, Endang Nihayati Hanik, Frorencia Iswari Miranti, Okviansanti Fanni.
2017. Kebutuhan Spiritual Konsep Dan Aplikasi Dalam Asuhan
Keperawatan. Jakarta : Mitra Wacana Media.
LAMPIRAN
Lampiran 1
PERNYATAAN KESEDIAAN
MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Dengan menandatangani lembar ini, saya :


Nama :
Usia :
Alamat :

Memberikan persetujuan untuk menjadi responden dalam Studi Kasus


yang berjudul penatalaksanaan terapi hipnotis lima jari pada pasien dengan
gangguan sistem pencernaan : pre dan post operasi herniotomi dengan masalah
keperawatan ansietas di Ruang Ibnu Rusyd Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang Tahun 2019 yang akan dilakukan oleh Rizki Rivaldo mahasiswa
Program Studi Diploma III Keperawatan STIKes Muhammadiyah Palembang.
Saya telah dijelaskan bahwa jawaban kuesioner ini hanya digunakan untuk
keperluan Studi Kasus dan saya secara suka rela bersedia menjadi responden Studi
Kasus ini.
Palembang, Mei 2019
Yang menyatakan

( )
Lampiran 2
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
STIKES MUHAMMADIYAH PALEMBANG

Nama Mahasiswa : ………………………………


Tempat Praktek : ………………………………
Tanggal Praktek : ………………………………
Pengkajian Dilakukan Tanggal................jam................WIB

1. Identitas Klien
Nama : No RM :
Usia : Tgl Masuk :
Jenis : Tgl Pengkajian :
Kelamin : Sumber Informasi :
Alamat : Keluarga Terdekat :
No Telepon : status :
Status : Alamat :
Agama : No Telepon :
Suku : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Lama : Bekerja :

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama (saat masuk RS)
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
......................................................................................
b. Keluhan utama (saat pengkajian)
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
c. Riwayat Kesehatan Saat Ini
...................................................................................................................................................
.. .................................................................................................................................................

d. Riwayat Kesehatan Terdahulu


1. Penyakit yang pernah dialami:
a. Kecelakaan :……………………………………………………
b. Operasi (jenis dan waktu):……………………………………………………
c. Penyakit (kronis dan akut) : …………………………………………………
d. Terakhir masuk RS :……………………………………………………

2. Alergi (obat, makanan, plester, dsb)


………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
...........................................................................................................................
3. Imunisasi (tambahan; flu, pneumonia, tetanus, dll)
………………………………………………………………………………………
4. Kebisasaan
Jenis Frekuensi Jumlah Lamanya
a. Merokok : ………………….. ………………….. …………………..
b. Kopi : ………………….. ………………….. …………………..
c. Alkohol : ………………….. ………………….. …………………..
5. Obat-obatan yang digunakan
Jenis Lamanya Dosis
…………………… …………………… ……………………
….. ….. …..
…………………… …………………… ……………………
….. ….. …..

3. Riwayat Keluarga
...................................................................................................................................................

4. Catatan Penanganan Kasus (Dimulai saat pasien di rawat di ruang rawat sampai
pengambilan kasus kelolaan)
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................

5. Pengkajian Keperawatan (12 Domain NANDA)


Intruksi: Beri tanda cek () pada istilah yang tepat/ sesuai dengan data-data di
bawah ini. Gambarkan semua temuan abnormal secara objektif, gunakan
kolom data tambahan bila perlu.

1. Peningkatan Kesehatan
Pengetahuan tentang penyakit/perawatan:
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
Masalah keperawatan:
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................

2. Nutrisi
a. Mulut
Trismus ( ), Halitosis ( )
Bibir: lembab( ), pucat( ),sianosis( ),labio/palatoskizis( ),
stomatitis( )
Gusi: ( ), plak putih( ), lesi( )
Gigi: Normal( ), Ompong( ), Caries( ), Jumlah gigi:...................
Lidah: bersih ( ), kotor/ putih ( ), jamur ( )
b. Leher
Kaku Kuduk ( ) Simetris( ), Benjolan ( ) Tonsil ( )
Kelenjar Tiroid : normal ( ), pembesaran ( )
Tenggorok : kesulitan menelan ( ),
dll..................................................................................................

Kebutuhan Nutrisi dan Cairan


BB sebelum sakit: kg BB sakit: kg
Program Diit RS :
Makanan yang disukai:..........................
Selera makan:...........................
Alat makan yang digunakan:........................
Pola makan( x/ hari):......................
Porsi makan yang dihabiskan:............................
Pola Minum .............................gelas/hari) jenis air
minum:.....................................................
Intake Makanan :

Intake Cairan :

c. Abdomen
Inspeksi : Bentuk: simetris( ), tidak simetris( ), kembung( ), asites( ),
Palpasi : massa ( ), nyeri ( )
Kuadran I :
Kuadran II :
Kuadran III :
Kuadran IV :
Auskultasi : bising usus........................x/mnt
Perkusi : Timpani ( ), redup ( )
BAB : warna........................................Frekuensi................................x/hari
Konsisitensi:.................................... lendir ( ), darah ( ), ampas ( )
Konstipasi ( )
Data Tambahan :
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
Masalah keperawatan:
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................

3. Eliminasi dan Pertukaran


a. BAK:
b. Warna:
c. Konsistensi:
d. Frekuensi: x/ hari
e. Urine Output : cc
f. Penggunaan Kateter :............................................................................
g. Vesika Urinaria: Membesar .....................Nyeri tekan............................
h. Gangguan; Anuaria ( ), Oliguria ( ), Retensi Uria ( ), nokturia ( ),
Inkontinensia Urin ( ), Poliuria ( ), Dysuria ( )
Jalan nafas: Sputum ( ), warna sputum ( )
konsisitensi:........................................
Batuk ( ) frekuensi:..............................
Dada
Bentuk: Simetris ( ),Barrel chest/dada tong( ),pigeon chest/dada burung( )
benjolan ( ), dll………………..
Paru-paru:
Inspeksi: RR………x/ min,
Palpasi: Normal ( ), ekspansi pernafasan( ), taktil fremitus( )
Perkusi: Normal/ Sonor( ), redup/pekak( ), hiper sonor( )
Auskultasi: irama( ), teratur( ),
Suara nafas: vesicular( ), bronkial( ), Amforik ( ), Cog Wheel Breath Sound
( ) metamorphosing breath sound ( )
Suara Tambahan: Ronki ( ), pleural friction( )
Data Tambahan:
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................

Masalah keperawatan:
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................

4. Aktivitas/Istirahat
Kebiasaan sebelum tidur (perlu mainan, dibacakan cerita, benda yang dibawa
saat tidur, dll):
Kebiasaan Tidur siang:......................................jam/hari
Skala Aktivitas:
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilitas di tempat tidur
Berpindah
Ambulasi/ROM
0: mandiri, 1: alat Bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total
Persendian:
Nyeri Sendi ( ), pergerakan sendi:.......................
ROM ( Range Of Motion):
Kekuatan Otot :

Kelainan Otot:

Tonus/aktifitas
Aktif ( ) Tenang ( ) Letargi ( ) Kejang ( )
Menagis keras ( ) lemah ( ) melengking ( ), Sulit menangis ( )
Ekstremitas
Amelia ( ), Sindaktili ( ), Polidaktili( )
Reflek Pat0logis :
Babinsky : + ( ), - ( )
Kernig : + ( ), - ( )
Brudzinsky : + ( ), - ( )
Reflek Fisiologis
Biceps : + ( ), - ( )
Triceps : + ( ), - ( )
Patella : + ( ), - ( )

Jantung
Inspeksi: ictus cordis/denyut apeks( ), normal( ) melebar( )
Palpasi: kardiomegali( )
Perkusi: redup( ), pekak( )
Auskultasi: HR...............x/mnt. Aritmia( ),Disritmia( ) , Murmur ( )

Mandi:...................x/mnt
Sikat gigi :........................................x/mnt
Ganti Pakaian :..................................x/mnt
Memotong kuku:...............................x/mnt
DATA TAMBAHAN :
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................

Masalah keperawatan:
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................

5. Persepsi/Kognitif
Kesan Umum
Tampak Sakit: ringan ( ),sedang( ),berat ( ), pucat ( ), sesak ( ), kejang( )
1. Kepala
a. Fontanel anterior Lunak( ), Tegas( ), Datar( ),
Menonjol( ), Cekung( )
b. Rambut: warna.............mudah dicabut ( ), ketombe( ), kutu(
)
2. Mata
Mata: jernih( ), mengalir, kemerahan( ), sekret( )
Visus: 6/6( ), 6/300( ), 6/ tak terhingga( ),
Pupil: Isokor( ), anisokor( ), miosis( ), midriasis( ),
reaksi terhadap cahaya: kanan Positif( ), negatif( ),kiri negatif( )positif( ),
alat bantu: kacamata( ), Softlens( )
Conjungtiva: merah jambu( ), anemis( )
Sklera: Putih( ), Ikterik( )
3. Bibir, Lidah
a. Bibir : normal ( ) sumbing ( )
b. Sumbing langit-langit/palatum ( )
c. Lidah: bersih ( ), kotor/ putih ( ), jamur ( )
4. Telinga, Hidung, Tenggorok
a. Telinga: Normal ( )Abnormal ( ) Sekret( )
b. Hidung: Simetris ( )Asimetris ( ) Sekret ( ) Nafas cuping
hidung ( )
c. Tenggorok: Tonsil( ), radang( )

Data Tambahan
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................

Masalah keperawatan:
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................

6. Persepsi Diri
Perasaaan klien terhadap penyakit yang dideritanya ............................................
Persepsi klien terhadap dirinya...............................................................................
Konsep diri..............................................................................................................
Tingkat kecemasan.................................................................................................
Citra Diri/Bodi image:.............................................................................................
Data tambahan
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
...........................................................
Masalah keperawatan:
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................

7. Peran Hubungan
Budaya:
Suku:
Agama yang di anut:
Bahasa yang digunakan :
Masalah sosial yang penting:
Hubungan dengan orang tua:
Hubungan dengan saudara kandung:
Hubungan dengan lingkungan sekitar

Data Tambahan
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................

Masalah keperawatan:
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................

8. Seksualitas Dan Reproduksi


Genitalia dan Anus
Laki-laki
Penis: normal/ada ( ), Abnormal…………………,
Scrotum dan testis: normal( ), hernia( ), hidrokel( )
Anus ; normal/ada ( ), atresia ani( )

Perempuan
Vagina: sekret( ), warna( )
Anus: normal/ada ( ), atresia ani( )
Riwayat kehamilan dan kelahiran :

Data Tambahan
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................

Masalah keperawatan:
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................

9. Toleransi/Koping Stress
GCS :.......
E:........................................................................................
V: .......................................................................................
M:.......................................................................................

Data Tambahan:
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................

Masalah keperawatan:
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................

10. Prinsip Hidup


Budaya :
 Budaya yang diikuti pasien dengan aktifitasnya
 Masalah terkait budaya
Spritual / Religius :
 Aktifitas ibadah dan kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan
sehari-hari
 Aktifitas ibadah dan kegiatan keagamaan yang sekarang tidak
dapat dilaksanakan
 Perasaan pasien akibat tidak dapat melaksanakan hal tersebut
 Upaya pasien mengaasi perasaan tersebut
 Keyakinan pasien tentang peristiwa/masalah kesehatan yang
sekarang sedang dialami
Psikologis :
 Perasaan pasien setelah mengalami masalah ini
 Cara mengatasi perasaan tersebut
 Rencana pasien setelah masalahnya terselesaikan
 Jika rencana ini tidak dapat dilaksanakan
 Pengetahuan pasien tentang masalah/penyakit yang ada
Sosial :
 Aktifitas/peran pasien di masyarakat
 Masalah social
Data Tambahan
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................

Masalah keperawatan:
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................

11. Keselamatan / Perlindungan


Tingkat Kesadaran : Composmentis ( ), Apatis ( ), Somnolen ( ), Sopor (
),Soporocoma ( ) Coma ( )
TTV : Suhu.............O C, Nadi........x/min, TD...............mmHg, RR..........x/min
Warna kulit :
Sianosis ( ), I kterus ( ), eritematosus rash ( ), discoid lupus ( ), oedema ( ),
Bula ( ), Ganggren ( ), nekrotik jaringan ( ), Hiperpigmentasi ( )
Echimosis ( ), Petekie ( )
Turgor Kulit: elastis ( ), tidak elastis ( )
Data Tambahan
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................

Masalah keperawatan:
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................

12. Kenyamanan
Provaiking :
Quality:
Regio :
Scala :
Time :

Data Tambahan:
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
Masalah keperawatan:
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................

Terapi
Tanggal Terapi :
Nama Cara Golongan Kontra
No Dosis Indikasi
Terapi Pemberian Obat Indikasi

Pemeriksaan Penunjang :
Laboratorium ( Tanggal Pemeriksaan )
USG ( Tanggal Pemeriksaan )
EKG ( Tanggal Pemeriksaan )
Rontsen ( Tanggal Pemeriksaan )
EEG ( Tanggal Pemeriksaan )
Dll.....
Lampiran 3

Kuesioner Kecemasan
Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS)
0 4 Total
1 2 3
No Materi (Tidak (Sangat
(Ringan) (Sedang) (Berat)
ada) Berat)
1 Perasaan Cemas
 Firasat Buruk
 Takut akan pikiran
sendiri
 Mudah
tersinggung
2 Ketegangan
 Merasa tegang
 Lesu
 Mudah terkejut
 Tidak dapat
istirahat dengan
nyenyak
 Mudah menangis
 Gemetar
 Gelisah
3 Ketakutan
 Pada gelap
 Ditinggal sendiri
 Pada orang asing
 Pada binatang
besar
 Pada keramaian
lalu lintas
 Pada kerumunan
banyak orang
4 Gangguan tidur
 Sukar memulai
tidur
 Terbangun malam
hari
 Tidak puas
 Mimpi buruk
 Mimpi yang
menakutkan
5 Gangguan kecerdasan
 Daya ingat buruk
 Sulit
berkomunikasi
 Sering bingung
6 Perasaan depresi
 Kehilangan minat
 Sedih
 Bangun dini hari
 Berkurangnya
pada hobi
 Perasaan berubah-
ubah
7 Gejala somatik (otot-otot)
 Nyeri otot
 Kaku
 Kedutan otot
 Gigi gemeratak
 Suara tidak stabil
8 Gejala sensorik
 Telinga
terdengung
 Penglihatan kabur
 Muka merah dan
pucat
 Merasa lemah
 Perasaan ditusuk-
tusuk
9 Gejala kardiovascular
 Denyut nadi cepat
 Berdebar-debar
 Nyeri dada
 Denyut nadi
mengeras
 Rasa lemah mau
pingsan
 Detak jantung
hilang sekejap
10 Gejala pingsan
 Rasa tertekan dada
 Perasaan tercekik
 Merasa napas
pendek/sesak
 Sering menarik
napas panjang
11 Gejala intestinal
 Sulit menelan
 Mual muntah
 Berat badan
menurun
 Sulit BAB
 Perut melilit
 Gangguan
pencernaan
 Nyeri lambung
pre/post makan
 Rasa panas di
perut
 Perut terasa
penuh/kembung
12 Gejala urogenitalia
 Sering kencing
 Tidak dapat
menahan kencing
 Mendtruasi yang
tidak teratur

13 Gejala otonom
 Mulut kering
 Mudah berkeringat
 Pusing/sakit
kepala
 Bulu roma berdiri
14 Apakah Bapak/Ibu
merasakan
 Gelisah
 Tidak tenang
 Mengerutkan
dahi/muka tegang
 Tonus/ketegangan
otot meningkat
 Napas pendek dan
cepat
 Muka merah

Penilaian Derajat Kecemasan


14 : Tidak ada kecemasan
14 – 20 : Kecemasan ringan
21 – 27 : Kecemasan sedang
28 – 41 : Kecemasan berat
Lampiran 4
FORMAT DISCHAGE PLANNING
DISCHAGE PLANNING No.Reg :
Tanggal MRS : Tanggal KRS :
Bagian : Bagian :
Dipulangkan dari Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang dengan keadaan :
Sembuh Pulang paksa
Meneruskan dengan obat jalan Lari
Pindah ke RS lain Meninggal
A. Kontrol
1. Waktu :
2. Tempat :
B. Lanjutan perawatan di rumah (luka operasi,pemasangan gift,pengobatan, DLL) :
1. Menggunakan korset/penyangga
2. Hindari hal-hal yang memicu tekanan di dalam rongga perut
3. Tindakan operasi dan pemberian analges pada hernia yang menyebabkan
nyeri sesuai resep dokter
4. Hindari mengejan, mendorong atau mengangkat beban berat
5. Jaga balutan luka operasi tetap kering dan bersih, mengganti balutan sterl
setiap hari
6. Hindari diet tinggi serat dan masukan cairan adekuat
C. Aturan diet/nutrisi :
Klien dianjurkan untuk menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan tekanan di
dalam rongga perut seperti mengangkat beban berat, mengejan, dan mendorong benda.
D. Obat-obatan yang masih diminum dan jumlahnya :

E. Aktivitas dan istirahat :


Menganjurkan untuk lebih banyak istirahat
Yang dibawa pulang (Hasil lab,Foto, ECG, Obat dan lain-lainnya) :

Lain-lain :
Menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan hernia terjadi lagi, Menghindari
mengkonsumsi obat-obatan terlarang
Palembang, 2019
Pasien/keluarga Perawat

( ) (Rizki Rivaldo)
Lampiran 5
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
S
O MUHAMMADIYAH PALEMBANG
P
TEKNIK HIPNOTIS LIMA JARI

1. Pengertian Hipnotis lima jari merupakan cara berkomunikasi yang


membawa alam pikir seseorang menuju ketenangan lahir
dan batin yang dapat mengakibatkan menurunnya
peningkatan tekanan darah, pernafasan, frekuensi nadi,
suhu, dll.
2. Tujuan a. Membantu mengurangi kecemasan
b. Membantu pasien menjadi rileks
c. Memperbaiki berbagai aspek kesehatan fisik
d. Memfokuskan perhatian sehingga pasien dapat
mengambil respon yang tepat saat berada dalam situasi
yang menegangkan
3. Referensi Evangelista T., Dyah W., Esti W. 2016. Pengaruh
Hypnosis 5 Jari Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien
Sirkumsisi Di Tempat Praktik Mandiri Mulyorejo Sukun
Malang. Journal of personality and social psychology, 1,
2.
Simatupang L. Dan Yossie S.E.P. 2015. Penanganan
Ansietas Dengan Cara Hipnotis 5 Jari Dan Mendengarkan
Musik Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Dan Gagal
Ginjal Kronik Di RSMM. Jawa Barat : Depok, 3, 66-72.

Yuli H.R Dan Arumsari A. Agustus 2015. Pengaruh


Terapi Hipnotis Lima Jari Untuk Menurunkan Kecemasan
Pada Mahasiswa Yang Sedang Menyusun Skripsi Di Stikes
Muhammadiyah Palembang. Jawa Tengah : Klaten, Vol.
10 Nomor 21
4. Prosedur Tahap Pra Interaksi :
1. Identifikasi kebutuhan pasien yang akan dilakukan
tindakan
2. Mengkonfirmasi ketersediaan informed consent
(disesuaikan dengan tindakan yang akan dilakukan
tindakan)
3. Perawat mencuci tangan
4. Perawat mempersiapkan alat
Alat yang dipakai :
- Ruangan kedap suara
- Instrumen musik
- Speaker
Tahap Orientasi :
1. Perawat memperkenalkan diri
2. Perawat menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
Tahap Interaksi :
1. Perawat mendekatkan alat
2. Perawat mencuci tangan
3. Mengucapkan Basmallah (Bismillahirohmanirohim)
4. Mengucapkan salam (Assalamualaikum)
5. Identifikasi sambil melihat gelang identitas pasien
(Nama pasien, Tanggal lahir, dan No.RM)
6. Perawat mendekatkan alat
7. Menjaga privasi pasien (menutup scareroom, gorden,
sampiran, dll)
8. Mengatur posisi pasien (disesuaikan dengan tindakan
yang akan dilakukan : terlentang/miring)
Tahap Kerja :
1. Mengkondisikan ruangan kedap suara yang berguna
untuk memfokuskan pikiran pasien
2. Mengistruksikan pasien untuk duduk rileks lalu
menutup mata dan mendengarkan instruksi perawat
3. Memutar instrument musik clasik yang telah
disediakan dengan durasi 15 menit
4. Menginstruksikan pasien untuk melipat jari telunjuk
sambil membayangkan hal-hal ketika sehat,
kemudian melipat jari tengah sambil membayangkan
bersama orang yang disenangi, lalu melipat jari
manis sambil membayangkan pasien menerima
penghargaan ataupun mendapatkan hasil panen yang
melimpah, dan melipat jari kelingking sambil
membayangkan tempat yang disenangi.
Tahap Terminasi Dan Dokumentasi :
1. Mengucapkan Hamdalah
2. Merapikan Pasien
3. Membereskan alat
Lampiran 6
ilA.Jこ :.1` 1)ilλ l)菫 DIKAI I` ]ヽ C(壼 Eヽ E LlTiA卜 DA卜 1)I:NGE■ IBAN(〕 AN
「 `
E〕 lL11':` A卜 姜「
三 Srヽ て 311 Hrヽ 卜貫LIAl)IYAI〔
Stt K(Di′ AH‐
「 INCGlILLili XESEHATAヽ LiliHA31■ IADIYAH l)ALEAIBANC
Pl・ 3塁 1・ ■11l P'ttぶ 1:Sl I(ci〕 Cr,t■ atattt i)Itt I{icPCl・
.1)HII(e:)1(ialla追 a、 ■ita燿 .

I'III FiSiOtCl・ tlpi.I)iII I(eSellatall Lillgku1lgall.(lan D iヽ 「Analis KlcsCllatan


:lt:Palelllban3 3(1)252 reip r)Fll_51(,6■
Ji11.JCnti_・ ヽ.`
「 alli 13し 3_516233.516231

Paleml'rang. 19 \ovember 201 8


Perihal : Pengajuan Jrxlul Karva fLrlis iintiah
[-amp : 1 Berkas

Iく lepada
Yth.Kctua Progrant Studi I)III Kcpcra■ atan
l)じ ]lgall illi lllCng■ itlkalljtldlll Clalanl penytlStlnall kal・ ya tulis iinliall:
ヽalll a :Rizki Rivaldo
ヽ1111 :2鎮 ,16031
「 enla l
l. :D(=1latalaksallaan llipl10tis iilll〔 t Jari pada p(lsicn ごallSgllali sistclll
pcllccrllaall i pl・ c ciall post()1)Crasi llcrili()toilli〔 Icllgan lll(1:、 alall kcpcra、 vatail

■1lsictas di l・ tlallgall ibllll ras)・ id l■ 111lah sakit lllllllalllllladi)・ all I)alclllbと 111ご

1・ 13ぜ llatalakSallaall〔 主
1ltiSel〕 tik pada paゝ iCll gallビ 8Llall iliStClll l)CnCerinc18]1 :
1lcriliot011li(lclltan lllasal`111 1‐ isikG infeksi cli rtlall=all iblltl l・ asvid l・ ull]all

sakit lllll:lalllllladil.・ a111)alclllballg


3. :)じ llatalaksanaall pell〔 lidikall kesehatall l、 ada pasicil gallSStltl1l Sistc111
ξllcicl・ 1・ ail i llcl・ lf)tr、 、
nti tiゞ 1lgall ilぅ .salall kfl,eraぃ ,at〔 演l dtirlsit「 ご:1ビ「
:〕
・ =ta:111_lan
dl ll181lgall ibllll rasyid rl_1111_lh sakit illt][la11111lacli:「 a■ I)aiclllballg

I〕 il:oritas i l

Holl■ at Savaヽ

N λl. Rizki RivaldO


NBII:1()63954 :` :Il′ 1.20r)1(・ 036

t Ka.Prodi D lII Kepci'arvata-n



1占
i-,oloinetrlr Kl l



嗅 u
争 J a

t ゝ .
ヽ^

ヽA
■■


587 NB卜[:1000778

 一●

ヽ ‐哺
│`
Lampiran 7
MAIEL:51'ENDIDIKAN丁 :NGGIPENELi丁 :AN DAN PENG日 ⅥBANGAN
PiMPiNAN PUSAT MUHAMMADiVAH
SEKOLAH TINGGIILMU KESEHATAN〔
ヽ d ”●

STIKes〕


MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TEυヽ
KREDITASi B′ SK No■ 332/SK/BAN‐PT/Akred/阿 /V川″ 014
jl.lend.A.Yani 13U:u Palem ‐30252 0711‐ 516233/516231 Fax.0711-513202
www.stikesm E-mail:
D‖ l Labodorium medi

Palembang, 18 Rab.Awal 1440 H


26 Nopenrber 2018 M
Nomor :/ク テュ/11.3.AU/F/2018
Lanp :―
PeHhal : Izin Penganlbilan Data rt恥 ral

Kepada Yth
Direktur RS. Muhammadiyah Palembang
di-
Tempat

Assalamu' alaikum Wr Wb.

Ba'da salam, semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk dan hidayah-Nya
dalam aktivitas keseharian kita, Amin.

Sehubungan akan dilakukannya penyusunan sflldi Kasus program studi


DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Palembang, maka
dengan ini kami sampaikan permohonan izin untuk pengambilan data, adapun
Mahasiswa tersebut yaitu :

Naina : fuzki fuvaldo


N1lИ : 20016031
Prodi : DIII Keperawatan
Judul : Penatalaksanarrn Hipnotis Lima Jari pada Pasien Gangguan
Sistem Pencernaan : Pre dan Post Operasi Herniotomi dengan
masalah Keperawatan Ansietas di Ruang Ibnu Rusyid Rumah
Sakit Muhammadiyah Palembang

Demikianlah permohonan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami
ucapkan terima kasih.

N as r unmin alla h W ofat h un Qo ri b.


Vl/ass alamu' alaikum Wr Wb.

Ketua I
工■一
小● い
0‘゛
ψ
t・

4 S.Pd.,M.Kcs
884664
Tembusun:
1. Ketua STIKes Muhammadivah Palembans
2. Arsip
Lampiran 8
D:

Palembang, 17 Jum.Akhir 1440 H


22 Pebruari 2019ヽ 4
NOmOr:″ 秘9/1L3.AU/F/2019
Lamip :‐
Perihal : I:zin Penelttian

Kepada Yth
Direktur RS.Muhammadiyah Palembang
di-
Tempat

'α Jα 清″″ ″レ″ b.

Ba` da ga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk dan hidayah-Nya


d五 1症 1‐
Hta,Amill.

Laporan Studi Kttus Mahttiswa Progran Studi

餃t一
1lmu KoSChttt`m Pdeinbalg,

響・  ■I
ekolall

ai■■   ■
permohonan lzln untak
yaitu

:Rizki RivaldO ■

NIM[ :2111

罐立莉 瘍 Gangguan Sistem :∴ 盛



鰈亀
驚鐵 : :丼

Pre Operasi
dengan masalah KePerawatan Ansietas di Ruang Ibnu RusdY
Runlah Salkit` 4uhalllnadiyah PaleFllbang.

De血 H〔mlah pemobnm hi kamisampalkan,atas pe血 誠ian dan t"sainallya kami


ucapkan terimakasih'

Nasr unminallah l{afathun Qo r ib,


Wass alamu' alaikum Wt'[Yb.

Mutu
ゞ o誘


NI.Kep.
043750
Lampiran 9
R o,'e, S*r Mrror*ADIYAH Potunoro*c
u
Melayani Sebagai lbadah dan Dakwah"

メ勇03椰 象_´ 勺

SURAT KETERANGAN
No:9(:ダ KET/H-5/RSMP/Ⅵ 2019

Direktur Rumah Sakit Muhammadiyah Palernbang dengan ini menerangkan bahwa :

Nama ::Rizki Rivaldo

NIM :20016031
Jttan :DIII Keperawatan
lnttitusi iS'TIKlesヽ 4uhanllnadiyah Paleinbang

Benar telah melよ庶 m Pmel五 all di RImtt SaMt M血 田 血 diyah Palembang dengan
judul`Tena皿 」(sanaan Terapi mpotis Lima Jtt paぬ Pasien dengtt Gangguan Sittem
pencemaan:he dan Pott Opemsi H壷 通ommi dengan Masalah Keperawatan Ansiett d
Ruang Lnu Rusyd Rumah Sattt M血 鐵 mdiyah Pdembang Tttm 2019"pada tan盤 証
16-23 Mei 2019 dengan balk.

Demikianlah surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya

Nasrunminallah Wafath un Qarib.

Pdembang, 14 Svawa1 1440 H


18 Jtni 2019 M
Direktur,

NBP,

J′″ グИ 髭 jf3じ′
,Jι ′ 7′ クセ′ ρ,ρ 7〃 ,5〃 イ
イ χ ,ρ 7′ ″5ノ 99∂ ∂
ι
_“ α″ 「′s″ ″ヵ g@″ み。ac。 ″ Pα ′ らα
_′ ′ ″g Jθ 2“
`Fα
`“
Lampiran 10
卜lAJELIS PENDIDIKAN TIN(]GIPEIELI・ lAl{膳 AN PEIヾGE■ fIBANGAN 1`

l'1卜11)lNANAN FUSAiI]卜 lYA璽 難 FttA3′ 重


ilIAI〕
S量 ]託 OLAtt TINCGIilL■ lll X鷺iSi‐ llttA■ 'AN tS・ Fl:飩 II]S)
lUI丑 ゝ■1lⅣ IADlYAIII PALE卜 IBANG
■′
Jln.Icnd.A.lralli l 3 tJlu 30252 Tcl。 .07]151〔 )673.516233.516231

IIEltl.∬ A ACARA Sll豊 》


亜]RVi重 ;鵞

NA14A NIAIIASISヽ VA :Rizki RIivttltlo

N11、 I : 20016031
PROGRAⅣ IS.「 UDI : 1_)1111ゝ cpcra、vatan

DOSEN PENllBIMBING i Willdy Astuti C.N,S.Kepっ Nsっ M.Kcp


JUDUL STUDI KASUS l Pcilatalaksalilaa:1l terapi hipllotis lilmajari pada pasicil

dcngall g.a1lgguall sistcln pcnccrnaan i pre dan post

opcrasi llcrniot()nll dcngan nlasalah i(cpcra、 vatan

ansictas di rヒ lanS ibnll rusyd ltulllall Sakit

Mlllla11111ladiyall Palcinし al13・ Iallul1 20 1 9

LOKASIPENGA卜 4BILAN DAT'A :Ruallg IRa、 vat inap B(〕 dall Rul]lall Sakit

卜4tthaninladiyall ]Pal.311lbang

SIIPERVISI KE :1

HASIL SI]PERVISI

b●m {itqF,kn .. 1fl1q.i .. 4{.vJZr. llr-"l,i" t t, .F-rgi Y. r. ...1oi2..... ....


..Eermsn^ ffi.19r .,. fpw.rv t / .lyti
. . .lS n, dqiqn... .Hr:r,r. ....[x+ns:g r
.g& mrr

Merigetahui, Paieinl"rang, Juti J(i I !)


Kepala ltuangan, g S tr"rili Kasns,

JreinbittrLii rr
  i ● ︰ ︰三 〓 ゞ 〓

■一 ●
■ ● 二 ■′

・” ヽ.●



︱ ●

lヽ こ13M_1063954
11'lAN l)AN rENG購
Ⅳl:A3ELIS PEN俸 :Dll《 AN WIIGttIII“ EN El■ 卜II尋 ANCAN
ri■11)iNANAN l)tJSATふ 1lU:鼓 ALl卜 IADiYA亜
SEKOLAII TINGGIIL卜 illJ KESEHATAN(STI:i(ES)
h'IUIAR:IIIADlYAtt「 A1/IEl′ │:I13ANG
Jin.Jcnd.A.`「
ヽalli 13 Ulu:Palel■ 1)all,302521'cil).0711510673,516233,516231

BEl憑 :TA ACARAな 覧 11:ル lillt、 `::囃

NAIMIA]Ⅵ [AHASIS` 耐A Rizki l・ti、′


al(lo

NIM 20016031
l)ROGRA■ I Sl'UI)f DIf[Kcpcfawata11

DOSEN PE:M:BIMBING Vil」 y Astuti C.N)13.Kepっ


ヽ Ns.市 I.KcP
JUDUL STUDI KASUS Pcnatalaksanaan tcrapl lllpnotis lntaJari pada pasicn

dcngan ganttgilall sisticnl pC‐ 1lCCrnaall:pre dan,OSt

opcrasi llcrniotonli dcilSan l■ asalah kcpcraヽ vatall

ansictas di ruallg ilヽ 1ltl rusyd Rul■ ah Sakit

λ.4ullalllll■ adiyall Palclllbang・ I` allul1 20 1 9

LOKASIPENGAlヽ IBILAN DATA Ruang IRa、 vat]1lap Bcdall lRulllah Sakit

Mullanllnadiyall Pait〕 ]■ bang

SUPERVISI KE ,

HASIL SUPERVISl
1,特v●●…■!堕ぃ ……s響ぼ…′゛Fp… ャ
I呼 {に │■Ⅲ …1岬 o「
いⅢ 嘔■.:ポ:1.階 f"Ⅲ ,鉾 縣│いoメ (卿 解Ⅲ9
………お
1 ,
■9.FT…
.
._い.ぽ 駆 lS “

.じ :3 よ け∞ い冷
"n,.. ∼
,… …..,い .W● o,

Mengetahui, Paiembang, -luni 2019


ヾ  ギ ■ ン 〓〓 ■ I● 一一﹂■

Kepala Ruangan, Pernbirnbirg Sturti Kasus,



・ 
 .


一●

ヽl′ lll(: ⅣI.



NBM.1063954
卜1[AJ:ELIS PENDIDIKAN TINGGIPENELITIAN DAN PENGEIM□ ;ANCAN
P:懸便]PINANAN PUSAT MUIIAMMADIYAⅡ
SE:【OLAE TINGGIILMiU KESEEATAN(ST:□ 【ESI)
Ⅳ【UⅡAⅣ[ⅣIADIYAⅡ PALETヽ 4[BANG
Jln.Jcnd.A.Yani 13 Ulu Palelllbang 30252 Tell).0711510673,516233,516231

.1.A ACAriA l→
BEl薔 II購 │li織 V:卜 機

NA卜 Lへ ⅣIAIIASISヽ VA i Rizki11,セ iv凛 ll:り

NIM 1 20016031
10民 OGRA卜 4S'I‐ Ul,I 1 1⊃ [1 [1・ (icpera、 vatall

DOSEN PEM:BIMBING iゝ/111(ly Astuti C.N・ :S.]く ep.,Ns、 ,]ν [,Kep


JUDUL STUDI KASUS i「 cnatalatsallaall lcl・ api nlpllotis illllaJari pada paslcll


ictl=ftn gangguall sistclll pcnccrllaan i prc dall post

ol〕 Crasi llcllliot()Ini d131lSall lllasalall kcpcra、 1′ atan

a1lsictas dl flians ib■ 1■ rusyd Rulllall Sakit

L′ 4ull:、 11111ladiyall Palcヽ 11lbong rrallul1 2(〕 19

LOKASIPENGA〕dBILAN DATA :RIia]lg Rawatlinal'Bedュ 1l R仰 丁


lali Sakit

i卜

{tihan)11ladiyall Pal● 11lba餞 ご

SUPERVISI K:E :3

HASIL∬PERVttI

Mengetahui, Palent[-:iitrg, .]irni ?019


Kepala R.uangan, Ilembinrbing Stuili Kasril.

│■ │` .
■一
一一■

NBIvf.1063954
Lampiran 11
劃[AJELIS FENDIDIKAN TINGGI PENELITIAN DAN PENGE卜 IBANGAN
IPI》 IPINANAN P■ lSAl‐ 卜IUIIA卜 I卜lADIYAH
SEIKOLAR TINGGIIL卜 量J KIESEHATAN(STI五 五S)
卜IllliA卜 1■IADlYAII PALE卜 lIBANG
∫in.:iclld.A.Yanl 13 Ulu Pale■ lbang 30252 Tclp.0711510673)516233,516231

LE》IttAR KONSUL RI:]VISI STUDI KASUS

Nama :Rizki lilivaldo


N;M :20016031
Progralη studi :DIIl klcpera、 vatan
Pcmbilnbing iヽ 浮indy Astuti Cahya Ni■ grum,S.Kep.,Nsっ M.Kep
Ju(lul Karva l1lniall :Pcnatalaksal■ aan Hipnotis I′ :書 a llari l'ada Pasicn Dcngan Canggua豊
Sistcin Pcllccrnaani ltcrlllolol■ i lDcngan Masalah Kcpcra恥 'atall
Allsictas I)i Ruattg ib職 曇 Rttsyd Rul魂 、
all sakitさ 罐uhal■ 1■ adiyah
Palcnlbang

f{arilTanggal Catatan Pemtrimbing Paraf


Kauris"
Pefbaiki BAB l dan 2 .1

8 Jnli 20 l9
1

Scnin,
Pcrbaiki BAB 4 dan Pe:1■ bahasan
22 Juli 2019

Rabu,
Psrbaiki Pembahasan l

24 Juli 2019

Scnin,
'farnbahkarr sumber
29 Juli 2019

Senin.
ACC Jilid Klcras
1

5 Agustus 2019 防

Palclη ban3・ Juli 20 19


Peng可 i,

NBM il
MAJELIS PENDIDIKAN TINGGI PENELITIAN DAN PENG EルIBANGA.N
PIMPINANAN PUSAT Ll:UHA:MMADIYAH
SEKOLAH TINGGIILMU KESEEATAN(STIKES)
31UIIAR′ IⅣIAD IYAH PALEMBANG
Jin.Jend.A.Yani 13 Ulu Palelllbaing 30252・ elp.o711510673,516233,516231

LEMBAR KONSUL REVISIsTuDI KASUS


hiarna Rizki RivaldO
NiN,l 20016031
ProEam studi DIII Kcpera、vatall
Penguji Siti RolnadOni,s.Kcp.Ns→ ヽ4.Kcp
Jndul Karrya llmiah PenatalakSanaall:Hipllotis Lil■ a、lad Pada I)asien E)engan(〕 anggua:11

SiStein PenCel■ ]laall i HCnliOt01■ lI)engan NIasalall KleperaⅥ ratan


Ansietas Di Ruang lbnu Rusyd Runah Sakitヽ ldlalllllladiyah
Palcl■ ballg

Hari/TanggaI Clatatan PembiEnbLg Paraf


4 ′
丼 ノ
おり
/13
Acc \o7c*n

19

NBヽ111 749
lⅥ AJELIS
【 PENDIDIKAN TINGGI PENELITIAN DAN PENGEMIBANGAN
PIM:PINANAN PUSAT MUHA鵬便】旺ADIYAⅡ
SEKOLAH TINGGIILiMU KIESEHATAN(STIKES)
MIUⅡAPI】嘔ADIYAI PALEM:BANG
Jln.Jcnd.A.Yali 13 Ulu Palcmbang 30252 Telp.0711510673,516233,516231

LEM[BAR KONSUL REVISISTUDI:KASUS

Nama :Rizki Rivaldo


NIM :20016031
Program studi : DIII Keperawatan
Penguji II : Dewi Hartati, M.Kes
Judul Karya Ilmiah : Penatalaksanaan Hipnotis Lima Jari Pada Pasien Dengan Gangguan
Sistem Pencernaan: Flerniotomi Dengan Masalah Keperawatan
Ansietas Di Ruang Ibnu Rusyd Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang

HarilTanggal Catatan Pembimbing Paraf

5a5+u,

ノ ‘し
3 kn^' *o y


Ags+us )ors

Senin
ルイ″
5 Ag*rtlrr J0tg

Palclllbang, Juli 2019


Peng可 i II,

Dewi Ⅳ IoKes

Anda mungkin juga menyukai