Anda di halaman 1dari 406

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS STROKE PADA AGREGAT


DEWASA DI DUSUN PASEKAN LOR RT 01 DAN 02
BALECATUR GAMPING SLEMAN
YOGYAKARTA

Disusun Oleh:
WINDAH ROH EKAWATI
1810206025

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018

1
LAPORAN PENDAHULUAN
KEGIATAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA AGREGAT DEWASA
YANG MENGALAMI STROKE DAN BERISIKO STROKE
Kelompok :1
Tanggal : 11 Desember 2018

A. Latar Belakang
Keperawatan kesehatan masyarakat pada dasarnya adalah pelayanan
keperawatan profesional yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat
dan konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan pada
kelompok berisiko tinggi. Upaya pencapaian derajat kesehatan optimal dilakukan melalui
peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) di semua tingkat
pencegahan (levels of prevention) dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan
yang di butuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan (Depkes, 2006).
Sedangkan menurut UU nomor 38 tahun 2014 Keperawatan adalah kegiatan
pemberian asuhan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam
keadaan sakit maupun sehat. Keperawatan merupakan suatu proses pemecahan masalah
yang sistematis, yang digunakan baik pada individu, keluarga, kelompok maupun
komunitas. Selain itu banyak yang berpendapat juga bahwa tujuan dari keperawatan
komunitas untuk membantu keluarga dalam membantu dirinya sendiri untuk mencapai
tingkat tertinggi fungsi atau kesejahteraan dalam konteks tujuan utama mereka, aspirasi
dan kemampuannya.
1% warga di Dusun Pasekan Lor mengalami stroke dimana sebanyak 9%
warga mengalami hipertensi yang dapat mengakibatkan stroke. Stroke merupakan
masalah penting bagi kesehatan masyarakat karena memiliki angka kesakitan, kecacatan,
kematian, dan biaya tinggi. Dari studi literatur terlihat di negara-negara maju stroke
merupakan penyebab kematian tertinggi setelah penyakit jantung dan kanker. Stroke
adalah gangguan fungsi otak akut yang disebabkan terhentinya suplai darah ke otak di
mana terjadi secara mendadak dan cepat dengan gejala sesuai dengan daerah fokal di otak
yang mengalami gangguan.
Insiden di setiap negara berbeda dan meningkat dengan bertambahnya usia. Di
Amerika Serikat tercatat hampir setiap 45 detik terjadi kasus stroke, dan setiap 4 detik
terjadi kematian akibat stroke. Pada tahun 2010, Amerika telah menghabiskan $ 73,7 juta

2
untuk menbiayai tanggungan medis dan rehabilitasi akibat stroke. Berdasarkan data yang
berhasil dikumpulkan oleh Yayasan Stroke Indonesia, masalah stroke semakin penting
dan mendesak karena kini jumlah penderita Stroke di Indonesia terbanyak dan menduduki
urutan pertama di Asia. Jumlah yang disebabkan oleh stroke menduduki urutan kedua
pada usia diatas 60 tahun dan urutan kelima pada usia 15-59 tahun. Stroke yang di kenal
sebagai “cerebro vascular disease” atau “brainattack ”, adalah suatu sindroma yang di
sebabkan putusnya aliran darah ke otak karena tersumbat atau pecahnya suatu pembuluh
darah. Terputusnya aliran darah tersebut, menyebabkan area otak yang dialiri arteri
tersebut mengalami kekurangan oksigen dan makanan, yang mengakibatkan sel-sel otak
daerah tersebut mengalami kerusakan atau kematian. Akibatnya fungsi dari bagian tubuh
yang dikontrol oleh sel-sel otak tersebut tidak berfungsi yang menyebabkan defisit
neurologis.
Manifestasi klinis pada penderita stroke adalah kelemahan tubuh dan anggota
gerak yang mendadak, mati rasa atau kesemutan pada satu sisi tubuh atau seluruh tubuh,
disartria, nyeri kepala, mual, muntah, gangguan penglihatan, gangguan kesadaran, kejang.
Rehabilitasi medik penderita stroke adalah usaha yang dapat dilakukan guna
mengembalikan kemampuan pasien stroke secara fisik pada keadaan semula atau
setidaknya mendekati normal seperti sebelum sakit dalam waktu sesingkat mungkin.
Prinsip rehabilitasi medik pada stroke ialah mengusahakan agar sedapat mungkin pasien
tidak bergantung pada orang lain. Dalam penanganan penderita diperlukan adanya satu
tim yang terdiri dari berbagai disiplin keahlian, agar tercapai hasil yang sebaik-baiknya.
Tim rehabilitasi medik pasca stroke terdiri dari dokter spesialis rehabilitasi medik,
fisioterapis, okupasi terapis, ortotis prostetis, terapi wicara, sosial-medik, psikolog, dan
perawat rehabilitasi.
Disartria adalah gangguan bicara yang diakibatkan cidera neuromuscular,
gangguan bicara ini diakibatkan luka pada system saraf, yang pada gilirannya
mempengaruhi bekerja baiknya satu atau beberapa otot yang diperlukan untuk berbicara.
Disartria dapat juga disebabkan oleh penyakit serebellum, karena kehilangan koordinasi
yang menyebabkan bicara pelo dan sering berbicara eksplosif, atau bicaranya dengan
kalimat – kalimat terpenggal – penggal yang disebut scanning speech. Disartria adalah
suatu jenis kelainan bicara khususnya pada kelainan artikulasi yang berdampak pada
kejelasan produksi bunyi bicara, pada umumnya dikarenakan adanya gangguan atau
kelainan pada susunan saraf pusat, dan biasanya berdampak pula pada gerakan -gerakan

3
motorik (motorik kasar ataupun halus) sesuai dengan tingkat atau derajat
keparahan/kerusakan yang terjadi.

B. Masalah
Ketidakefektifan manajemen kesehatan pada kelompok usia dewasa di Dusun
Pasekan Lor RT 01 dan 02 Desa Balecatur Gamping Sleman Yogyakarta tentang stroke

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melalui kegiatan penyuluhan ini, warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02
dapat mengetahui penyakit stroke
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kegiatan pendidikan kesehatan selama 1x30 menit
diharapkan :
a. Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 dapat mengetahui pengertian penyakit
stroke
b. Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 dapat mengetahui penyebab penyakit
stroke
c. Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 dapat mengetahui tanda dan gejala
penyakit stroke
d. Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 dapat mengetahui cara penanganan
penyakit stroke
e. Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 dapat mengetahui diet penyakit stroke
D. Sasaran
Warga usia dewasa di Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02
E. Strategi
Penyuluhan (pendidikan kesehatan) tentang stroke
F. Rencana Kegiatan
1. Topik : Stroke
2. Metode : Ceramah dan tanya jawab
3. Media : Leaflet dan power point
4. Waktu : Selasa, 11 Desember 2018 pukul 19.30 WIB s/d selesai
5. Tempat : Rumah Bapak Fajar (Ketua RT 2)
6. Pengorganisasian

4
G. Susunan acara

No Acara Jam
1 Pre test 19.30
2 Pembukaan dan Perkenalan 19.45
3 Inti acara (penyuluhan) 20.00
4 Diskusi/Tanya jawab 20.15
5 Post test 20.30
6 Penutupan 20.45

H. Susunan panitia
1. Ketua/ penanggung jawab : a. Windah Roh Ekawati
b. Ardiani Wahyu Cahyaningsih
2. Sie Dokumentasi : a. Multi Zamiyati
b. Ayu Ningtyas Andriani
3. Sie Perlengkapan : a. Angga Bayu Hamsha
b. Muhammad Fachrul Azmi
4. MCM : Yunita Nugraheni
5. Notulen : Aulia Kentri Fazareni
6. Penyusunan materi/data : a. Nur Sufiati
b. Aulyana Dewi Safitri
7. Sie Konsumsi : a. Tengku Sri Fathimah
b. Dyah Setyo Anugraheni

I. Tata Tempat

Pemateri dan Mahasiswa

Peserta Peserta Peserta

5
J. Jenis Kegiatan
1. Perencanaan
a. Persiapan
1) Pengkajian
2) Pengumpulan data dan perumusan masalah
3) Pengumpulan materi
4) Penyusunan acara dan kepanitiaan
5) Koordinasi dan konsolidasi
6) Persiapan alat
b. Undangan
1) Peserta : 43 orang
2) Pembimbing PPN-PSIK UNISA : 1 orang
3) Mahasiswa PPN-PSIK UNISA : 12 orang
4) Total Peserta : 56 orang
c. Acara
No Waktu Kegiatan Penanggung Jawab
1. 5 menit Pembukaan Yunita Nugraheni
2. 5 menit Pre test Aulia Kentri Fazareni
3. 15 menit Presentasi Windah Roh Ekawati
4. 5 menit Diskusi Windah Roh Ekawati
5. 5 menit Post test Aulia Kentri Fazareni
6. 5 menit Penutup Yunita Nugraheni

2. Pelaksanaan
Teknik pelaksanaannya antara lain:
a. Tahap persiapan
1) Pengkajian
2) Pengumpulan data dan perumusan masalah
3) Pengumpulan materi
4) Penyusunan acara dan kepanitian
5) Koordinasi dan konsolidasi
6) Persiapan alat
b. Tahap pelaksanaan
1) Datang mengikuti acara perkumpulan yang dilakukan warga
2) Setting tempat disusun sedemikian rupa seperti rencana.

6
3) Acara dibuka oleh petugas, dilanjutkan dengan acara perkenalan pemateri dan
dibagi pre test, kemudian diberikan penyuluhan kesehatan tentang sroke dan
setelah itu diskusi tanya jawab, post test dan kemudian penutupan oleh MC
untuk mengakhiri acara.
c. Tahap evaluasi
1) Evaluasi struktur
Perencanaan terlaksana 3 hari sebelum hari pelaksanaan dan undangan
disebarkan 1 hari sebelum acara dilaksanakan.
2) Evaluasi proses
Kegiatan terlaksana sesuai jadwal dengan undangan yang hadir diperkirakan
sebesar 80%, media yang digunakan yaitu LCD dan laptop, leaflet. Keaktifan
peserta 90% dalam proses pemberian penyuluhan kesehatan.
3) Evaluasi hasil
a) Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 dapat mengetahui pengertian
penyakit stroke
b) Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 dapat mengetahui penyebab
penyakit stroke
c) Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 dapat mengetahui tanda dan
gejala penyakit stroke
d) Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 dapat mengetahui cara
penanganan penyakit stroke
e) Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 dapat mengetahui diet penyakit
stroke
K. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Selasa, 11 Desember 2018
Waktu : Jam 19.30 - Selesai
Tempat : Rumah Bapak Fajar (Pak RT 2)
Demikian laporan pendahuluan ini kami susun untuk dapat dilaksanakan sebagaimana
mestinya.

7
Yogyakarta, Desember 2018
Ketua Kelompok, Mahasiswa

Angga Bayu Hamsha, S.Kep Windah Roh Ekawati, S.Kep


Mengetahui,
Pembimbing Praktek Lapangan

Vita Purnamasari, S.Kep., Ns., M.Kep

8
SATUAN ACARA PENYULUHAN
STROKE PADA AGREGAT DEWASA DI DUSUN PASEKAN LOR RT
01-02 BALECATUR GAMPING SLEMAN
YOGYAKARTA

Disusun Oleh :
WINDAH ROH EKAWATI
1610206025

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018
9
SATUAN ACARA PENYULUHAN
STROKE DI DUSUN PASEKAN LOR RT 01-02 BALECATUR GAMPING

A. Latar Belakang
Stroke merupakan penyakit yang terjadi akibat penyumbatan pada pembuluh
darah otak atau pecahnya pembuluh darah di otak. Akibat penyumbatan maupun
pecahnya pembuluh darah tersebut, bagian otak tertentu berkurang bahkan terhenti suplai
oksigennya sehingga menjadi rusak bahkan mati. Akibatnya timbullah berbagai macam
gejala sesuai dengan daerah otak yang terlibat, seperti wajah lumpuh sebelah, bicara pelo
(cedal), lumpuh anggota gerak, bahkan sampai koma dan dapat mengancam jiwa
(Mediskus, 2013). Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi
terjadinya serangan berulang atau kekambuhan pada penderita stroke adalah dengan
menjalankan perilaku hidup sehat sejak dini. Pengendalian faktor-faktor resiko secara
optimal harus dijalankan, melakukan kontrol secara rutin, mengkonsumsi makanan yang
sehat serta konsumsi obat, tidak merokok, dan harus mengenali tanda-tanda dini stroke (
Wardhana, 2011).
Untuk mengurangi dan mencegah terjadinya stroke berulang maka
pengetahuan warga perlu ditingkatkan, agar berbagai faktor resiko yang dapat
menimbulkan kejadian stroke berulang dapat dicegah atau dihindari, salah satunya
melalui penyuluhan kesehatan. Sekitar 1 % (1 warga) mengalami stroke dengan
kelemahan pada anggota gerak. Pemulihan warga stroke dapat dilakukan dengan
mobilisasi sedini mungkin dalam rangka mencegah kekakuan sendi dan mengembalikan
kemampuan klien secara fisik. Berdasarkan data wawancara didapatkan bahwa 1% (1
warga) stroke dengan bagian tubuh sebelah kanan mengalami kelemahan otot, 24% (70
warga) merokok, sedangkan menurut data Windshield Survey didapatkan bahwa sebagian
besar warga mengalami hipertensi sebanyak 9% (27 warga) yang dapat menjadi faktor
risiko stroke serta warga juga sebagian besar belum mengetahui cara pencegahan secara
dini seperti gaya hidup sehat terkait stroke.
B. Pengantar
Bidang studi : Keperawatan Dewasa
Topik : Stroke
Sasaran : Agregat Dewasa di dusun Pasekan Lor RT 1 dan 2
Hari/ tanggal : Selasa, 11 Desember 2018
Jam : 19.30 WIB

10
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah Bapak Fajar (Ketua RT 2)
C. Tujuan
1. Tujuan instruksional umum
Melalui kegiatan penyuluhan ini, warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02
dapat mengetahui penyakit stroke
2. Tujuan instruksional khusus
Setelah dilakukan kegiatan pendidikan kesehatan selama 1x30 menit
diharapkan :
a. Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 dapat mengetahui pengertian penyakit
stroke
b. Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 dapat mengetahui penyebab penyakit
stroke
c. Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 dapat mengetahui tanda dan gejala
penyakit stroke
d. Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 dapat mengetahui cara penanganan
penyakit stroke
e. Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 dapat mengetahui diet penyakit stroke
D. Materi
Adapun kisi-kisi materinya, yaitu:
1. Pengertian stroke
2. Penyebab stroke
3. Tanda dan gejala stroke
4. Pencegahan dan Penanganan stroke
5. Diet stroke
Adapun materi selengkapnya terlampir
E. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi tanya jawab
F. Media
1. Materi SAP
2. Leaflet
3. Power Point

11
G. Daftar pelaksanaan kegiatan
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN PESERTA
1. 5 menit Pembukaan: - Menjawab salam
a. Memberi salam - Memperhatikan
b. Memperkenalkan diri
c. Menyampaikan tujuan
d. Menyampaikan materi:
- Pengertian stroke
- Penyebab stroke
- Tanda dan gejala stroke
- Pencegahan penyakit stroke
- Diet stroke

2. 15 menit Pelaksanaan:
a. Memfokuskan perhatian - Memperhatikan
b. Menyiapkan materi dan media - Mendengarkan
c. Menjelaskan tentang: - Bertanya
- Pengertian stroke
- Penyebab stroke
- Tanda dan gejala stroke
- Pencegahan penyakit stroke
- Diet stroke

3. 10 menit Evaluasi - Warga dapat


Penutup menjawab
Memberi salam pertanyaan yang
diberikan
- Menjawab
salam

H. Pengesahan
Yogyakarta, Desember 2018
Sasaran Pemberi Penyuluhan

Perwakilan warga Windah Roh Ekawati, S. Kep

Mengetahui,
Pembimbing Lapangan

Vita Purnamasari, S.Kep., Ns., M.Kep

12
I. Evaluasi
Metode Evaluasi : Pretest dan Post test
Jenis Pertanyaan : Pertanyaan secara tertulis dan lisan
Jumlah soal : 5
Jawablah pertanyaan dengan memberikan tanda silang (x) pada salah satu jawaban.
No Pertanyaan Benar Salah
1. Stroke merupakan gangguan pada fungsi otak
2. Jatuh dapat menyebabkan stroke
3. Salah satu risiko stroke jika mengalami tekanan darah tinggi
4. Tanda dan gejala stroke biasanya mendadak
5. Mengkonsumsi makanan yang mengandung garam dan
minuman berkafein menyebabkan stroke

13
Lampiran Materi
PENYAKIT STROKE
A. Pengertian Stroke
Menurut kriteria WHO stroke secara klinis didefinisikan sebagai gangguan
fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinis baik fokal
maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam atau dapat menimbulkan kematian
yang disebabkan oleh karena gangguan peredaran darah otak. Stroke adalah kehilangan
fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah dan oksigen ke otak.
Berkurangnya aliran darah dan oksigen ini dikarenakan adanya sumbatan, penyempitan,
atau pecahnya pembuluh darah di otak (Smeltzer, 2001).
B. Faktor Penyebab Stroke
1. Trombosis.
a. Aterosklerosis (tersering).
b. Vaskulitis : arteritis temporalis, poliarteritis nodosa.
c. Robeknya arteri : karotis, vertebralis (spontan atau traumatik).
d. Gangguan darah: polisitemia, hemoglobinopati (penyakit sel sabit).
2. Embolisme.
a. Sumber di jantung : fibrilasi atrium (tersering), infark miokardium, penyakit
jantung reumatik, penyakit katup jantung, katup prostetik, kardiomiopati iskemik.
b. Sumber tromboemboli aterosklerosis di arteri : bifurkasio karotis komunis, arteri
vertrebralis distal.
c. Keadaan hiperkoagulasi : kontrasepsi oral, karsinoma.
3. Vasokonstriksi.
Vasospasma serebrum setelah peradarahan subaraknoid.
C. Faktor resiko
1. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol
a. Usia
Setiap manusia akan bertambah umurnya, dengan demikian kemungkinan
terjadinya stroke lebih besar. Pada umumnya resiko terjadinya stroke mulai usia
35 tahun dan meningkat setiap tahunnya.
b. Jenis kelamin
Pria memiliki kecenderungan lebih besar terkena serangan stroke dibanding
perempuan.

14
c. Ras/suku bangsa
d. Genetik/keturunan
Seseorang yang mempunyai riwayat stroke dalam keluarganya, menjadi
seseorang yang beresiko tinggi terkena serangan stroke.
2. Faktor resiko yang dapat dikontrol atau dikendalikan diantaranya
a. Hipertensi
b. Diabetes mellitus
c. Penyakit jantung
d. Riwayat stroke sebelumnya
e. Merokok
f. Kolesterol tinggi
g. Obesitas
h. Minuman Alkohol
D. Gambaran Klinis
Sifat klinis penyumbatan pembuluh otak yang spesifik :
a) Timbul mendadak.
Timbulnya gejala mendadak dan jarang didahului oleh gejala pendahuluan
(warning signs) seperti sakit kepala, mual, muntah, dan sebagainya.
b) Menunjukkan gejala neurologis kontraleteral terhadap pembuluh yang tersumbat.
Tampak sangat jelas pada penyakit pembuluh darah otak sistem karotis dan
perlu lebih teliti pada observasi sistem vertebrabasilar meskipun prinsipnya sama.
c) Kesadaran dapat menurun sampai koma terutama pada perdarahan otak sedangkan
pada stroke iskemik lebih jarang terjadi penurunan kesadaran
E. Patogenesis
1. Patogenesis umum
Gangguan pasokan aliran darah otak dapat terjadi dimana saja di dalam arteri–
arteri yang membentuk sirkulus Willisi : arteri karotis interna dan sistem
vertebrobasilar atau semua cabang–cabangnya. Secara umum, apabila aliran darah ke
jaringan otak terputus selama 15 sampai 20 menit, akan terjadi infark atau kematian
jaringan. Proses patologik yang mendasari mungkin salah satu dari berbagai proses
yang terjadi di dalam pembuluh darah yang memperdarahi otak. Patologinya dapat
berupa,
a. Keadaan penyakit pada pembuluh darah itu sendiri, seperti aterosklerosis dan
thrombosis, robeknya dinding pembuluh darah, atau peradangan;

15
b. Berkurangnya perfusi akibat gangguan status aliran darah, misalnya syok
hiperviskositas darah;
c. Gangguan aliran darah akibat bekuan atau embolus infeksi yang berasal dari
jantung atau pembuluh ekstrakranium; atau
d. Ruptur vaskular didalam jaringan otak atau ruang subaraknoid.
Berdasarkan patogenesis stroke, maka perjalanan sakit akan dijabarkan
dibawah ini menjadi:
a) Stadium prapatogenesis, yaitu stadium sebelum terjadi gejala stroke. Stadium ini
umumnya penderita sudah mempunyai faktor risiko atau memiliki gaya hidup
yang mengakibatkan penderita menderita penyakit degeneratif. 2
b) Stadium patogenesis, yaitu stadium ini dimulai saat terbentuk lesi patologik
sampai saat lesi tersebut menetap. Gangguan fungsi otak disini adalah akibat
adanya lesi pada otak. Lesi ini umumnya mengalami pemulihan sampai akhirnya
terdapat lesi yang menetap. Secara klinis defisit neurologik yang terjadi juga
mengalami pemulihan sampai taraf tertentu.
c) Stadium pascapatogenesis, yaitu stadium ini secara klinis ditandai dengan defisit
neurologik yang cenderung menetap. Usaha yang dapat dilakukan adalah
mengusahakan adaptasi dengan lingkungan atau sedapat mungkin lingkungan
beradaptasi dengan keadaan penderita. Sehubungan dengan penalataksanaanya
maka stadium patogenoesis dapat dibagi menjadi tiga fase, yaitu :
1) Fase hiperakut atau fase emergensi. Fase ini berlangsung selama 0 – 3 / 12 jam
pasca onset. Penatalaksanaan fase ini lebih ditujukkan untuk menegakkan
diagnosis dan usaha untuk membatasi lesi patologik yang terbentuk.
2) Fase akut. Fase ini berlangsung sesudah 12 jam – 14 hari pasca onset.
Penatalaksanaan pada fase ini ditujukkan untuk prevensi terjadinya
komplikasi, usaha yang sangat fokus pada restorasi/rehabilitasi dini dan usaha
preventif sekunder.
3) Fase subakut. Fase ini berlangsung sesudah 14 hari – kurang dari 180 hari
pasca onset dan kebanyakan penderita sudah tidak dirawat di rumah sakit serta
penatalaksanaan lebih ditujukkan untuk usaha preventif sekunder serta usaha
yang fokus pada neuro restorasi / rehabilitasi dan usaha menghindari
komplikasi.
2. Patogenesis stroke iskemik

16
Stroke iskemik terjadi akibat obstruksi atau bekuan disatu atau lebih arteri
besar pada sirkulasi serebrum. Obstruksi dapat disebabkan oleh bekuan (trombus)
yang terbentuk didalam suatu pembuluh otak atau pembuluh organ distal kemudian
bekuan dapat terlepas pada trombus vaskular distal, atau mungkin terbentuk didalam
suatu organ seperti jantung, dan kemudian dibawa melalui sistem arteri ke otak
sebagai suatu embolus. Pangkal arteria karotis interna (tempat arteria karotis komunis
bercabang menjadi arteria karotis interna dan eksterna) merupakan tempat tersering
terbentuknya arteriosklerosis. Sumbatan aliran di arteria karotis interna sering
merupakan penyebab stroke pada orang berusia lanjut, yang sering mengalami
pembentukan plak arteriosklerosis di pembuluh darah sehingga terjadi penyempitan
atau stenosis.
3. Patogenesis stroke haemoragik
Stroke haemoragik terjadi akibat tekanan darah yang sangat tinggi dapat
mengakibatkan terjadinya gangguan peredaran darah otak atau stroke haemoragik
yang dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu, perdarahan subarachnoid dan
perdarahan intraserebral.
a. Perdarahan subaraknoid
Patogenesis perdarahan subaraknoid yaitu darah keluar dari dinding pembuluh
darah menuju ke permukaan otak dan tersebar dengan cepat melalui aliran cairan
otak ke dalam ruangan di sekitar otak. Perdarahan sering kali berasal dari
rupturnya aneurisma di basal otak atau pada sirkulasi willisii. Perdarahan
subaraknoid timbul spontan pada umumnya dan sekitar 10 % disebabkan karena
tekanan darah yang naik dan terjadi saat aktivitas.
b. Perdarahan intraserebral
Patogenesis perdarahan intraserebral adalah akibat rusaknya struktur vaskular
yang sudah lemah akibat aneurisma yang disebabkan oleh kenaikan darah atau
pecahnya pembuluh darah otak akibat tekanan darah, atau pecahnya pembuluh
darah otak akibat tekanan darah yang melebihi toleransi (Yatsu dkk). Menurut
Tole dan Utterback, penyebab perdarahan intraserebral adalah pecahnya
mikroaneurisma CharcotBouchard akibat kenaikan tekanan darah.
F. Klasifikasi
Setiap jenis stroke mempunyai cara pengobatan, preventif, dan prognosa yang
berbeda, walaupun patogenesisnya serupa. Klasifikasi modifikasi marshall, diantaranya:
a) Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya

17
a. Stroke iskemik (sekitar 80% sampai 85% stroke terjadi).
1) Transient Ischemic Attack (TIA).
2) Trombosis serebri.
3) Embolia serebri.
b. Stroke haemoragik (sekitar 15% sampai 20% stroke terjadi).
1) Perdarahan intra serebral.
2) Perdarahan subarachnoid.
2. Berdasarkan stadium / pertimbangan waktu.
a. Transient Ischemic Attack. B
b. Stroke ~ in ~ evolution.
c. Completed stroke.
3. Berdasarkan sistem pembuluh darah.
a. Sistem karotis.
b. Sistem vertebra-basilar.
G. Pemeriksaan yang perlu dilakukan
1. Laboratorium.
a. Pemeriksaan darah rutin.
b. Pemeriksaan kimia darah lengkap.
1) Gula darah sewaktu. Stroke akut terjadi hiperglikemia reaktif. Gula darah
dapat mencapai 250 mg dalam serum dan kemudian berangsur – angsur
kembali turun.
2) Kolesterol, ureum, kreatinin, asam urat, fungsi hati, enzim SGOT/SGPT/CPK,
dan profil lipid (trigliserid, LDH-HDL kolesterol serta total lipid).
c. Pemeriksaan hemostasis (darah lengkap).
1) Waktu protrombin.
d. Pemeriksaan tambahan yang dilakukan atas indikasi Homosistein
2. Pemeriksaan neurokardiologi
Sebagian kecil penderita stroke terdapat perubahan elektrokardiografi.
Perubahan ini dapat berarti kemungkinan mendapat serangan infark jantung, atau
pada stroke dapat terjadi perubahan – perubahan elektrokardiografi sebagai akibat
perdarahan otak yang menyerupai suatu infark miokard. Pemeriksaan khusus atas
indikasi misalnya CK-MB follow up nya akan memastikan diagnosis. Pada
pemeriksaan EKG dan pemeriksaan fisik mengarah kepada kemungkinan adanya
potensial source of cardiac emboli (PSCE) maka pemeriksaan echocardiografi

18
terutama transesofagial echocardiografi (TEE) dapat diminta untuk visualisasi emboli
cardial.
3. Pemeriksaan radiologi
a. CT-scan otak
Perdarahan intraserebral dapat terlihat segera dan pemeriksaan ini sangat
penting karena perbedaan manajemen perdarahan otak dan infark otak. Pada
infark otak, pemeriksaan CT-scan otak mungkin tidak memperlihatkan gambaran
jelas jika dikerjakan pada hari – hari pertama, biasanya tampak setelah 72 jam
serangan. Jika ukuran infark cukup besar dan hemisferik. Perdarahan/infark di
batang otak sangat sulit diidentifikasi, oleh karena itu perlu dilakukan
pemeriksaan MRI untuk memastikan proses patologik di batang otak.
b. Pemeriksaan foto thoraks.
1) Dapat memperlihatkan keadaan jantung, apakah terdapat pembesaran ventrikel
kiri yang merupakan salah satu tanda hipertensi kronis pada penderita stroke
dan adakah kelainan lain pada jantung.
2) Dapat mengidentifikasi kelainan paru yang potensial mempengaruhi proses
manajemen dan memperburuk prognosis
H. Hubungan hipertensi dengan penyakit stroke
Pola sirkadian tekanan darah merupakan tekanan darah meningkat pada pagi
hari (peningkatan tertinggi terjadi pada pertengahan pagi hari sampai tengah hari). Orang
normal mempunyai suatu sistem autoregulasi arteri serebral. Bila tekanan darah sistemik
meningkat, pembuluh serebral menjadi vasospasme (vasokonstriksi). Sebaliknya, bila
tekanan darah sistemik menurun, pembuluh serebral akan menjadi vasodilatasi sehingga
aliran darah ke otak tetap konstan walaupun terjadi penurunan tekanan darah sistemik
sampai 50 mmHg, autoregulasi arteri serebral masih mampu memelihara aliran darah ke
otak tetap normal. Batas atas tekanan darah sistemik yang masih dapat ditanggulangi oleh
autoregulasi ialah 200 mmHg untuk tekanan sistolik dan 110 – 120 mmHg untuk tekanan
diastolik.
Tekanan darah sistemik meningkat membuat pembuluh serebral akan
berkonstriksi. Derajat konstriksi tergantung pada peningkatan tekanan darah. Bila tekanan
darah meningkat cukup tinggi selama berbulan–bulan atau bertahun–tahun, akan
menyebabkan hialinisasi pada lapisan otot pembuluh serebral yang mengakibatkan
diameter lumen pembuluh darah tersebut akan menjadi tetap. Hal ini berbahaya karena
pembuluh serebral tidak dapat berdilatasi atau berkonstriksi dengan leluasa untuk

19
mengatasi fluktuasi dari tekanan darah sistemik. Bila terjadi penurunan tekanan darah
sistemik maka tekanan perfusi ke jaringan otak tidak adekuat sehingga akan
mengakibatkan iskemik serebral. Sebaliknya, bila terjadi kenaikan tekanan darah sistemik
maka tekanan perfusi pada dinding kapiler menjadi tinggi yang mengakibatkan terjadi
hiperemia, edema, dan kemungkinan perdarahan pada otak.
Hipertensi kronis dapat terjadi mikroaneurisma dengan diameter 1 mm.
Mikroaneurisma ini dikenal dengan aneurisma dari CharcotBouchard dan terutama terjadi
pada arteria lentikulostriata. Pada lonjakan tekanan darah sistemik, sewaktu orang marah
atau mengejan, aneurisma bisa pecah. Hipertensi yang kronis merupakan salah satu
penyebab terjadinya disfungsi endotelial dari pembuluh darah. Endotel menunjukkan
fungsi dualistikdalam keadaan normal. Sifat ini secara simultan mengekspresikan dan
melepaskan zat-zat vasokonstriktor (angiotensin II, endotelin-I, tromboksan A-2, dan
radikal superoksida) serta vasodilator (prostaglandin dan nitrit oksida). Faktorfaktor ini
menyebabkan dan mencegah proliferasi sel-sel otot polos pembuluh darah secara
seimbang. Keseimbangan antara sistem antagonis ini dapat mengontrol secara optimal
fungsi dinding pembuluh darah.
Akibat disfungsi endotel, terjadi vasokonstriksi, proliferasi sel-sel otot polos
pembuluh darah, agregasi trombosit, adhesi lekosit, dan peningkatan permeabilitas untuk
makromolekul, seperti lipoprotein, fibrinogen, dan imunoglobulin. Kondisi ini akan
mempercepat terjadinya aterosklerosis yang memegang peranan yang penting untuk
terjadinya stroke infark. Peningkatan tekanan darah menyebabkan peningkatan
intraplaque hemorrhage, sehingga akan memperberat stenosis pembuluh darah yang
mengalamiaterosklerosis. Peningkatan agregasi platelet terjadi pada pagi hari. Viskositas
darah mencapai puncaknya pada pagi hari. Aktivitas endogenous tissue plasminogen
activator sangat rendah pada pagi hari. Hal ini akan mengubah keseimbangan antara
trombosis dan fibrinolisis sehingga thrombosis menjadi lebih dominan.
I. Pencegahan
Stroke merupakan penyakit pemicu kematian yang serius, namun sebenarnya
dapat dicegah. Perubahan gaya hidup perlu ditingkatkan guna mengurangi risiko stroke.
Berikut beberapa perubahan gaya hidup yang dapat dilakukan :
1. Konsumsi makanan sehat
Konsumsi makanan dengan tinggi serat. Makanan tinggi serat akan membantu
dalam pencegahan penyakit stroke ini dan juga turut andil mengendalikan lemak

20
dalam darah. Kurangi kolesterol "jahat" sehingga dapat meningkatkan kesehatan
jantung dan mengurangi risiko stroke.
2. Kurangi konsumsi garam
Mengurangi konsumsi garam dapat menurunkan tekanan darah sehingga
mengurangi risiko stroke.
3. Hindari Kebiasaan buruk seperti : merokok dan minum alkohol
Perokok memiliki risiko stroke dua kali lipat. Merokok dapat merusak
pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah, serta mempercepat penyumbatan di
pembuluh darah. Kebiasaan merokok dapat menyebabkan atherosclerosis (pengerasan
dinding pembuluh darah) dan membuat darah menjadi mudah untuk menggumpal dan
darah menggumpal akan meningkatkan resiko penyakit stroke ini.
4. Hidup aktif dan olahraga yang teratur
Orang yang kelebihan berat badan atau obesitas memiliki risiko yang lebih
besar memiliki kadar kolesterol tinggi, hipertensi, diabetes, dan stroke. Olahraga
dapat mengurangi berat badan sehingga mengurangi risiko penyakit-penyakit tersebut.
Melakukan aktivitas fisik secara teratur dengan berolahraga termasuk dalam salah
satu tips dan cara dalam membantu menurunkan tensi darah dan menciptakan
keseimbangan lemak yang sehat dalam darah.
5. Perbanyak konsumsi serat dan banyak minum air putih
Para peneliti menemukan risiko stroke bisa berkurang sampai 7 persen untuk
setiap 7 gram penambahan serat yang dikonsumsi setiap hari. Dengan kata lain
mereka yang paling rajin mengonsumsi serat risikonya paling rendah terkena stroke.
J. Diet pada penderita Stroke
1. Stroke dengan riwayat hipertensi (diet hipertensi)
a. Berat: Tanpa garam, natrium diet 200-400 mg
b. Sedang: Garam ¼ sdt(1 gr), natrium diet 600 – 800 mg
c. Ringan: Garam ½ sdt (2 gr), natrium diet 1000 – 1200 mg
d. Makanan biasa: 2800-6000 mg, sebagian besar natrium dari garam dapur
2. Stroke dengan riwayat asam urat (diet rendah purin)
b. 120 – 150 mg sehari (diet biasa mencapai 500 – 1000 mg sehari)
c. Lemak dibatasi karena menghambat pengeluaran asam urat.
d. Banyak minum air putih untuk membantu pengeluaran asam urat (Saraswati,
2009).

21
Bahan makanan sumber purin
Kadar 150 – 180 mg Kadar 50 – 150 mg
Hati Daging
Ginjal Kerang
Paru Kacang-kacangan
Otak Kacang buncis
Sarden Kol
Ekstrak daging Bayam
Ragi Asparagus
Jamur

K. Penalaksanaan Stroke
1. Farmakologi
a. Pemberian antiplatelet seperti aspirin dan anti koagulan, atau yang dianjurkan
dengan trombolitik rt-PA (recombinant tissue Plasminogen Activator); Agen
neuroproteksi, yaitu sitikolin atau pirasetam (jika didapatkan afasia) pada stroke
iskemik
b. Tukak lambung diatasi dengan antagonis H2 parenteral, sukralfat, atau inhibitor
pompa proton; komplikasi saluran napas dicegah dengan fisioterapi dan diobati
dengan antibiotik spektrum luas pada stroke haemoregik
2. Non farmakologi
b. Penatalaksanaan komplikasi,
c. Restorasi/ rehabilitasi (sesuai kebutuhan pasien), yaitu fisioterapi, terapi wicara,
terapi kognitif, dan terapi okupasi,
d. Prevensi sekunder
e. Edukasi komunitas

22
DAFTAR PUSTAKA

Naga, S. Sholeh., 2012.Buku Panduang Lengkap Ilmu Penyakit Dalam.Jogjakarta.


DIVA Press.
Saraswati S., 2009. Diet Sehat untuk Penyakit Asam Urat, Diabetes, Hipertensi dan
Stroke, Cetakan 1, Jogjakarta : A Plus Books
Sugiyanto, Drs. 2006. Promosi Kesehatan. Yogyakarta

23
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS TENTANG STROKE
PADA AGREGAT DEWASA DI DUSUN PASEKAN LOR
RT 01-02 BALECATUR GAMPING
SLEMAN YOGYAKARTA

Disusun Oleh:
WINDAH ROH EKAWATI
1810206025

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018

24
A. Pengkajian
1. Data Fokus
Tabel 1.
Penyakit kronik warga di Dusun Pasekan Lor Rt 1 Dan 2 Balecatur Gamping
Sleman Yogyakarta
Penyakit kronik Jumlah Prosentase
Diabetes 1 1%
Hipertensi 27 9%
Stroke 1 1%
Jantung 0 0%
Kusta 0 0%
TB paru 0 0%
Lain-lain 0 0%
Tidak sakit 263 89%
Total 292 100%

Berdasarkan tabel 1 didapatkan dari hasil survei dan wawancara yaitu 9% (27
jiwa) warga dewasa menderita hipertensi dan stroke sebanyak 1% (1 jiwa).
Berdasarkan data wawancara didapatkan 9% (27 warga) mengatakan memiliki
riwayat penyakit hipertensi dan stroke, 1% (1 warga) mengatakan mengeluh bagian
tubuh sebelah kanan berat untuk digerakkan serta mengatakan kesulitan melakukan
aktivitas dengan bebas dan sudah pernah dirawat terkait penanganan stroke yang
dialami. Selain itu, 24% (70 warga) di RT 01 dan 02 Dusun Pasekan Lor merokok
aktif, 9% (27 warga) di RT 01 dan 02 di Dusun Pasekan Lor menderita hipertensi
dengan hasil pemeriksaan hipertensi memiliki nilai tekanan darah lebih dari normal.
9% (27 warga) juga terdapat rutin minum obat hipertensi dan ada pula yang tidak
rutin untuk meminum obatnya. Warga di RT 01 dan 02 di Dusun Pasekan Lor juga
terdapat yang menderita DM sebanyak 1% (1 warga). Sedangkan menurut dara
windshield suvei menunjukkan bahwa 24% (70 warga) perokok aktif di RT 01 dan 02
Dusun Pasekan Lor di dominasi laki-laki dewasa, dari salah satu 24% (70 warga) saat
diwawancarai sedang merokok serta saat dilakukan pengkajian terdapat 24% (17 jiwa)
terlihat sedang merokok di depan salah satu rumah warga

25
2. Analisis Data
No Data Masalah
1. Data wawancara: Ketidakefektifan
a. Warga mengalami penyakit stroke sebanyak 1% manajemen kesehatan
(1 jiwa) pada kelompok usia
b. 1% (1 jiwa) mengatakan kesulitan melakukan dewasa di Dusun
aktivitas dengan bebas dan sudah pernah dirawat Pasekan Lor RT 1-2,
terkait penanganan stroke yang dialami Balecatur, Gamping,
Sleman Yogyakarta
Data windshield survey: (stroke)
a. 1% (1 warga) mengatakan mengeluh bagian
tubuh sebelah kanan berat untuk digerakkan

2. Data wawancara: Perilaku Kesehatan


a. 24% (70 warga) di RT 01 dan 02 Dusun Pasekan cenderung beresiko
Lor merokok aktif pada kelompok usia
b. 9% (27 warga) di RT 01 dan 02 di Dusun Pasekan dewasa di Dusun
Lor menderita hipertensi Pasekan Lor RT 1-2,
c. 9% (27 warga) di RT 01 dan 02 di Dusun Pasekan Balecatur, Gamping,
Lor rutin minum obat hipertensi Sleman Yogyakarta
d. 1% (1 warga) di RT 01 dan 02 di Dusun Pasekan (stroke)
Lor menderita DM

Data windshield survey:


a. Hasil pemeriksaan hipertensi di dapatkan data 9%
(27 jiwa) memiliki nilai tekanan darah lebih dari
normal
b. 24% (70 warga) perokok aktif di RT 01 dan 02
Dusun Pasekan Lor di dominasi laki-laki dewasa
c. Dari salah satu 24% (70 warga) saat
diwawancarai sedang merokok
d. Saat dilakukan pengkajian terdapat 24% (17 jiwa)
terlihat sedang merokok di depan salah satu
rumah warga

26
B. PRIORITAS MASALAH

No Diagnosa Keperawatan A B C D E F G H I J K Total

1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan pada kelompok usia


dewasa di Dusun Pasekan Lor RT 1-2, Balecatur, Gamping, 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 39
Sleman Yogyakarta (stroke)
2. Perilaku Kesehatan cenderung beresiko pada kelompok usia 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 31
dewasa di Dusun Pasekan Lor RT 1-2, Balecatur, Gamping,
Sleman Yogyakarta (stroke)

A= Resiko terjadi G= Tempat


B= Resiko parah H= waktu
C= Potensi untuk pendidikan kes I= Dana
D= Minat masyarakat J= Fasilitas kesehatan
E= Mungkin diatasi K= sumber daya
F= Sesuai dengan program kes

Pembobotan rentang 1-5 , yaitu :


1 : sangat rendah, 2 : rendah, 3 : cukup, 4 : tinggi , 5 : sangat tinggi

27
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Tujuan
Strategi Rencana Kegiatan Rencana Evaluasi
No Masalah (NOC)
Intervensi (NIC)
Umum Khusus Kriteria Standar
1. Ketidakefektifan Setelah Setelah dilakukan Pendidikan Pencegahan primer - Monitor - 50% sasaran
manajemen kesehatan dilakukan tindakan kesehatan Pendidikan kesehatan visual menghadiri
pada kelompok usia tindakan keperawatan dan evaluasi (5510) - Monitor penyuluhan
dewasa di Dusun keperawatan selama 1 x 30 - Tentukan vebal - 50% sasaran
Pasekan Lor RT 1-2, selama 1 x 30 menit dalam 1x pengetahuan berpartisipasi
Balecatur, Gamping, menit dalam pertemuan kesehatan saat ini dan aktif dalam
Sleman Yogyakarta 1x pertemuan diharapkan perilaku gaya hidup penyuluhan
(stroke) diharapkan kelompok dewasa pada individu,
kelompok meningkatkan keluarga dan/atau
dewasa dapat pengetahuan kelompok sasaran
meningkatkan tentang stroke - Identifikasi faktor
pengetahuan dengan kriteria internal maupun
tentang stroke hasil: eksternal yang dapat
Pencegahan meningkatkan atau
Primer mengurangi motivasi
Pengetahuan: untuk berperilaku
perilaku sehat yang sehat
1. Kelompok - Bantu individu,
dewasa keluarga dan
menyatakan masyarakat dalam
pemahaman menjelaskan
tentang kondisi keyakinan dan nilai-
penyakit, nilai tentang
prognosis dan kesehatan
program - Identifikasi faktor
pengobatan internal dan eksternal
2. Kelompok yang dapat
dewasa mampu

28
melaksanakan meningkatkan atau
prosedur yang mengurangi motivasi
di jelaskan untuk perilaku hidup
secara benar sehat
3. Kelompok - Ajarkan strategi yang
dewasa mampu dapat digunakan
menjelaskan untuk menolak
kembali apa perilaku yang tidak
yang di jelaskan sehat
mahasiswi - Tekankan pentingnya
4. Kelompok pola makan yang
dewasa mampu sehat pada individu,
memahami kelomok dan keluarga
tentang penyakit
yang di Peningkatan
deritanya kesadaran kesehatan
5. Kelompok (5515)
dewasa mampu - Berikan pendidikan
untuk kesehatan satu per
menjelaskan satu atau konseling
tentang penyakit jika memungkinkan
stroke - Sediakan materi
informasi kesehatan
Pencegahan tertulis yang mudah
Sekunder dipahami
Kepercayaan - Evaluasi pemahaman
mengenai Kelompok dewasa
kesehatan
1. Merasakan
pentingnya
mengambil
tindakan

29
2. Merasakan
ancaman jika
tidak bertindak
3. Mersasakan
manfaat
4. Merasakan
kemampuan
melakukan
tindakan
5. Mendapatkan
sumber-sumber
untuk
melakukan
tindakan

Pencegahan tersier
Perilaku patuh :
1. Mencari
informasi yang
dapat dipercaya
2. Melakukan
skrining secara
rutin setelah
diarahkan
3. Melakukan
aktifitas sesuai
yang
disarankan
4. Melakukan diet
sesuai yang
disarankan
(Windah) (Windah) (Windah)

30
D. POA (PLAN OF ACTION)
TUJUAN STRATEGI
No MASALAH SASARAN WAKTU TEMPAT DANA PJ
(NOC) INTERVENSI
1. Ketidakefektifan Meningkatkan Pendidikan Agregat Selasa, 11 Rumah Mahasiswa Windah
manajemen pengetahuan kesehatan Dewasa Desember Bapak Fajar Roh
kesehatan pada tentang stroke tentang stroke di Dusun 2018 (Ketua RT 2) Ekawati
kelompok usia Pasekan Lor
dewasa di Dusun RT 1-2, Pukul
Pasekan Lor RT 1- Balecatur, 19.30
2, Balecatur, Gamping, WIB
Gamping, Sleman Sleman
Yogyakarta Yogyakarta
(stroke)

E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

No. Diagnosa Keperawatan Kegiatan Evaluasi Rencana tindak lanjut


1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan a. Pendidikan kesehatan a. Jumlah peserta 24 warga Kepada warga yang
pada kelompok usia dewasa di Dusun terkait stroke b. Berdasarkan pre-post test mengalami risiko stroke
Pasekan Lor RT 1-2, Balecatur, b. Selasa, 11 Desember yang disebarkan memonitor faktor risiko
Gamping, Sleman Yogyakarta (stroke) 2018 menunjukkan pre-test yang menimbulkan stroke
c. Pukul 19.30 WIB warga yang menghadiri (tekanan darah, gula darah,
belum memahami tanda kebiasaan merokok, berat
dan gejala stroke serta badan) dan mengaplikasikan
faktor risikonya sebanyak gaya hidup sehat (olahraga,
6 warga, setelah makan sayur-sayuran dan
dilakukan pendidkan buah serta menghindari
kesehatan pengetahuan makanan yang memicu
warga dengan evaluasi timbulnya penyakit)
post-test sebanyak 50%

31
warga sudah memahami
tentang stroke, hanya 1
warga yang belum
memahami tentang stroke
c. Proses tindakan, warga
tampak aktif dengan
bertanya makanan yang
dihindari untuk mencegah
stroke
d. Hasil tindakan,
berdasarkan pre-post test
warga yang hadir 90%
(22 warga) memahami
tentang stroke

32
LAMPIRAN

33
34
35
36
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS KELUARGA BERENCANA
PADA WANITA USIA SUBUR DI DUSUN PASEKAN LOR
RT 01 DAN 02 BALECATUR GAMPING SLEMAN
YOGYAKARTA

Disusun Oleh:
YUNITA NUGRAHENI
1810206047

PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018

37
LAPORAN PENDAHULUAN
KEGIATAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA WANITA USIA SUBUR DENGAN
KELUARGA BERENCANA
Kelompok :1
Tanggal : 09 Desember 2018

L. Latar Belakang
Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau
merencanakan kapan ingin mendapatkan anak dan berapa jumlahnya. Bila kita
memutuskan untuk menunggu mendapatkan keturunan, maka kita biasa memili
beberapa carauntuk menunda kehamilan dengan memakai kontrasepsi (Manuaba,
2010).

Menurut WHO(2011) keberhasilan program Kb dapat dilihat dari rendahnya


fertilitas/Total Fertility Rate (TFR) sebagaimana di Negara Asia Tenggara seperti ;
Laos 4,7%, Kamboja 4,0%, Filipina 3,7%, Thailand 1,7%, di Negara maju dan Negara
lain. Tujuan umum keluarga berencana adalah untuk membentuk keluarga kecil sesuai
dengan kekuatan socialekonomi suatu keluarga dengan cara mengatur kelahiran anak,
agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya (Mochtar, 2010).Jumlah penduduk Indonesia menurut hasil sementara
sensus 1980 adalah 147 jiwa, tahun 2000 diperkirakan 200 juta jiwa, dengan angka
pertumbuhan penduduk 2,34%. Oleh karena itu, untuk mengatasi kependudukan di
Indonesia pada saat ini pemerintah Indonesia mengambil kebijaksanaan dalam
bidangkependudukan yang berbeda pada tahunsebelumnya “Antinalis” (Mubarak,
2009).

Ketersediaan dan akses informasi dan pelayanan KB, dapat mencegah


kehamilan yang tidak di inginkan. Jika semua perempuan mempunyai akses terhadap
kontrasepsi yang aman dan efektif, diperkirakan kematian ibu menurun hingga 50%
termasuk menurunnya resiko kesehatan reproduksi yang terkait dengan kehamilan ,
persalinan dan aborsi tidak aman (widyastutu, 2009). Pembangunan kependudukan
dan keluarga kecil berkualitas merupakan langkah penting dalam mencapai
pembangunan berkelanjutan. Hal ini diselenggarakan melalui kuantitas penduduk dan

38
peningkatan kualitas insani dan sumber daya manusia karakteristik pembangunan
antara lain dilaksanakan melalui pengendalian pertumbuhan penduduk, keluarga
berencana, dan dengan cara pengembangan kualitas penduduk, melalui perwujudan
keluarga kecil berkualitas (Depkes RI, 2010).

Berbagai macam alat kontrasepsi seperti komdom, pil, suntik, AKDR,


Implan, sterilisasi (kontap dan lannya). Kadang orang bingung memilih alat
kontrasepsi mana yang dipakai, metode kontrasepsi yang berbeda akan meberikan
keuntungan yang berbeda dan juga kerugian dalam arti perasaan tidak nyaman dan
resiko kesehatan lain yang juga berbeda (Bararah, 2011). Jumlah aseptor KB menurut
jenis kontrasepsi yang di gunakan di kabupaten Sleman tahun 2007 adalah : IUD
2,6%, MOP/MOW 1,06%, Implan 1,67%, Suntik 44,06%, Pil 46,01%, Kondom
5,04%, (Dinas Kesehatan Sleman, 2010).

KB adalah keluarga berencana untuk menunda kehamilan tetapi KB bukan


cara untuk membunuh anak. tujuan KB terdiri dari menunda/mencegah kehamilan.
Alasan menunda atau menjarangkan anak agar jangan terlalu rapat , dibawah ini ada
berbagai alasan wanita untuk memakai kb diantaranya karena dari faktor kesibukan
orang tuanya contohnya wanita karir, menjarangkan anak agar tidak terlalu rapat
karena jika terlalu rapat, sianak tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tua yang
penuh terhadap anaknya , dari segi ekonimi juga adalah suatu alasan untuk
menggunakan KB, dengan faktor ekonomi yang sangat kurang, gizi seorang anak
tidak bisa terpenuhi,di latar belakang ini peneliti simpulkan akan meneliti beberapa
macam KB diantaranya ada KB Implan, AKDR, Suntik, Pil di tinjau dari segi
Pengetahuan, Pendidikan, Pekerjaan, dan juga informasi yang di dapat oleh ibu .

Dari hasil pengkajian diperoleh data yang berasal dari jumlah penduduk yang
terkaji RT 01 dan RT 02 yaitu 91 KK terdiri dari 292 jiwamelalui wawancara dengan
menggunakan alat kontrasepsi di Dusun Pasekan Lor rt 01 dan 02 diperoleh data
bahwa Berdasarkan hasil survey didapatkan data 18 orang ( 51%) warga yang
menggunakan alat kontrasepsi sedangkan warga yang tidak menggunakan kontrasepsi
sebanyak 17 orang (49%).

39
2. Rumasan Masalah
Pemeliharaan kesehatan cenderung beresiko pada kelompok Pasangan Usia Subur
(PUS) tentang KB di Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 Desa Balecatur Gamping
Sleman Yogyakarta
3. Tujuan Umum
Melalui kegiatan penyuluhan ini, warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 dapat
mengerti tentang alat kontrasepsi.
4. Tujuan khusus
Setelah dilakukan kegiatan pendidikan kesehatan selama 1x30 menit diharapkan :
a. Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 dapat mengerti dan memahami
tentang kontrasepsi.
b. Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 dapat mengerti manfaat dari
penggunaan alat kontrasepsi
c. Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 dapat mengerti macam-macam alat
kontrasepsi.
d. Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 dapat mengerti efek samping, cara
dan waktu pemasangan alat kontrasepsi.
3. Sasaran
Wanita Usia Subur di Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02
4. Strategi
Penyuluhan (pendidikan kesehatan) tentang Keluarga Berencana
5. Rencana Kegiatan
7. Topik : Keluarga Berencana
8. Metode : Ceramah dan tanya jawab
9. Media : Leaflet dan power point
10. Waktu : Minggu 9 Desember 2018, 19.00 WIB – selesai
11. Tempat : Rumah Ibu Santi
12. Pengorganisasian

40
6. Sususunan acara
No Acara Jam

1 Pre test 19.30


2 Pembukaan dan Perkenalan 19.45
3 Inti acara (penyuluhan) 20.00
4 Diskusi/Tanya jawab 20.30
5 Post test 20.45
6 Penutupan 21.00

7. Susunan panitia
2) Ketua/penanggung jawab : Angga Bayu Hamsha
Yunita Nugraheni
3) Sie Dokumentasi : Ardiani Wahyu Cahyaningsih
Multi Zamiyati
4) Sie Perlengkapan : Muhammad Fachrul Azmi
Aulyana Dewi Safitri
5) MC : Ayu Ningtyas Andriani
6) Notulen : Windah Roh Ekawati
7) Penyusunan materi/data : Yunita Nugraheni
8) Sie Konsumsi : Nur Sufiati
Dyah Setyo Anugraheni
Tengku Sri Fathimah
8. Tata Tempat
Pemateri dan Mahasiswa

Peserta Peserta Peserta

9. Jenis Kegiatan
1. Perencanaan
a. Persiapan
1) Pengkajian
2) Pengumpulan data dan perumusan masalah

41
3) Pengumpulan materi
4) Penyusunan acara dan kepanitiaan
5) Koordinasi dan konsolidasi
6) Persiapan alat
b. Undangan
1) Peserta : 30 orang
2) Pembimbing PPN-PSIK UNISA : 1 orang
3) Mahasiswa PPN-PSIK UNISA : 12 orang
4) Total Peserta : 52 orang
a. Acara
No Waktu Kegiatan Penanggung Jawab

1. 5 menit Pembukaan Ayu Ningtyas A


2. 5 menit Pre test Windah Roh Ekawati
3. 15 menit Presentasi Yunita Nugraheni
4. 5 menit Diskusi Yunita Nugraheni
5. 5 menit Post test Windah Roh Ekawati
6. 5 menit Penutup Ayu Ningtyas A

2. Pelaksanaan
Teknik pelaksanaannya antara lain:
a. Tahap persiapan
1) Pengkajian
2) Pengumpulan data dan perumusan masalah
3) Pengumpulan materi
4) Penyusunan acara dan kepanitian
5) Koordinasi dan konsolidasi
6) Persiapan alat
a. Tahap pelaksanaan
1) Datang mengikuti acara perkumpulan yang dilakukan warga
2) Setting tempat disusun sedemikian rupa seperti rencana.
3) Acara dibuka oleh petugas, dilanjutkan dengan acara acara perkenalan
pemateri dan dibagi pre test, kemudian diberikan penyuluhan kesehatan

42
tentang asam urat dan setelah itu diskusi tanya jawab, post test dan
kemudian penutupan oleh moderator untuk mengakhiri acara.
d. Tahp evaluasi
1) Evaluasi struktur
Perencanaan terlaksana 2 hari sebelum hari pelaksanaan dan undangan
disebarkan 1 hari sebelum acara dilaksanakan.
2) Evaluasi proses
Kegiatan terlaksana sesuai jadwal dengan undangan yang hadir diperkirakan
sebesar 80%, media yang digunakan yaitu LCD dan laptop, leaflet.
Keaktifan peserta 90% dalam proses pemberian penyuluhan kesehatan.
3) Evaluasi hasil
b. Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 dapatmenyebutkan kembali
tentang alat kontrasepsi.
c. Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 dapat menyebutkan kembali
manfaat dari penggunaan alat kontrasepsi
d. Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 dapat menyebutkan kembali
macam-macam alat kontrasepsi.
e. Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 dapat menyebutkan kembali
efek samping, cara dan waktu pemasangan alat kontrasepsi.
10. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Minggu, 9 Desember 2018
Waktu : Jam 19.00 - Selesai
Tempat : Rumah Ibu Santi
Demikian laporan pendahuluan ini kami susun untuk dapat dilaksanakan
sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, Desember 2018
Ketua Kelompok, Mahasiswa

Angga Bayu Hamsha Yunita Nugraheni


Mengetahui,
Pembimbing Praktek Lapangan

Ns. Suratini, S.Kep., M.Kep.Sp.Kep.Kom

43
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KELUARGA BERENCANA PADA WANITA USIA SUBUR DI DUSUN
PASEKAN LOR RT 01 DAN 02 BALECATUR GAMPING SLEMAN
YOGYAKARTA

Disusun Oleh :
YUNITA NUGRAHENI
1810206047

PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018

44
SATUAN ACARA PENYULUHAN

KELUARGA BERENCANA DI DUSUN PASEKAN LOR BALECATUR GAMPING

1. Latar Belakang

Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau


merencanakan kapan ingin mendapatkan anak dan berapa jumlahnya. Bila kita
memutuskan untuk menunggu mendapatkan keturunan, maka kita biasa memili
beberapa carauntuk menunda kehamilan dengan memakai kontrasepsi (Manuaba,
2010).).

Ketersediaan dan akses informasi dan pelayanan KB, dapat mencegah


kehamilan yang tidak di inginkan. Jika semua perempuan mempunyai akses terhadap
kontrasepsi yang aman dan efektif, diperkirakan kematian ibu menurun hingga 50%
termasuk menurunnya resiko kesehatan reproduksi yang terkait dengan kehamilan ,
persalinan dan aborsi tidak aman (widyastutu, 2009). Pembangunan kependudukan
dan keluarga kecil berkualitas merupakan langkah penting dalam mencapai
pembangunan berkelanjutan. Hal ini diselenggarakan melalui kuantitas penduduk dan
peningkatan kualitas insani dan sumber daya manusia karakteristik pembangunan
antara lain dilaksanakan melalui pengendalian pertumbuhan penduduk, keluarga
berencana, dan dengan cara pengembangan kualitas penduduk, melalui perwujudan
keluarga kecil berkualitas (Depkes RI, 2010).

Berbagai macam alat kontrasepsi seperti komdom, pil, suntik, AKDR,


Implan, sterilisasi (kontap dan lannya). Kadang orang bingung memilih alat
kontrasepsi mana yang dipakai, metode kontrasepsi yang berbeda akan meberikan
keuntungan yang berbeda dan juga kerugian dalam arti perasaan tidak nyaman dan
resiko kesehatan lain yang juga berbeda (Bararah, 2011). Jumlah aseptor KB menurut
jenis kontrasepsi yang di gunakan di kabupaten Sleman tahun 2007 adalah : IUD
2,6%, MOP/MOW 1,06%, Implan 1,67%, Suntik 44,06%, Pil 46,01%, Kondom
5,04%, (Dinas Kesehatan Sleman, 2010).

KB adalah keluarga berencana untuk menunda kehamilan tetapi KB bukan


cara untuk membunuh anak. tujuan KB terdiri dari menunda/mencegah kehamilan.

45
Alasan menunda atau menjarangkan anak agar jangan terlalu rapat , dibawah ini ada
berbagai alasan wanita untuk memakai kb diantaranya karena dari faktor kesibukan
orang tuanya contohnya wanita karir, menjarangkan anak agar tidak terlalu rapat
karena jika terlalu rapat, sianak tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tua yang
penuh terhadap anaknya , dari segi ekonimi juga adalah suatu alasan untuk
menggunakan KB, dengan faktor ekonomi yang sangat kurang, gizi seorang anak
tidak bisa terpenuhi,di latar belakang ini peneliti simpulkan akan meneliti beberapa
macam KB diantaranya ada KB Implan, AKDR, Suntik, Pil di tinjau dari segi
Pengetahuan, Pendidikan, Pekerjaan, dan juga informasi yang di dapat oleh ibu .

Dari hasil pengkajian diperoleh data yang berasal dari jumlah penduduk yang
terkaji RT 01 dan RT 02 yaitu 91 KK terdiri dari 292 jiwa melalui wawancara dengan
menggunakan alat kontrasepsi di Dusun Pasekan Lor rt 01 dan 02 diperoleh data
bahwa Berdasarkan hasil survey didapatkan data 18 orang ( 51%) warga yang
menggunakan alat kontrasepsi sedangkan warga yang tidak menggunakan kontrasepsi
sebanyak 17 orang (49%).
Pengantar
Bidang studi : Keperawatan Maternitas
Topik : Keluarga Berencana
Sasaran : Wanita Usia Subur di Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02
Hari/tanggal : Minggu, 6 Desember 2018
Jam : 19.00 WIB
Waktu : 60 menit
Tempat : Rumah Ibu Santi
2. Tujuan
a. Tujuan instruksional umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 45 menit diharapkan warga dusun
Pasekan Lor rt 01 dan 02 dapat mengetahui tentang keluarga berencana
b. Tujuan instruksional khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 45 menit, diharapkan warga dusun
Keronggahan II RT 01-04 yang menderita asam urat dapat:
a. Mengetahui tentang alat kontrasepsi
b. Mengetahui macam-macam alat kontrasepsi
c. Mengetahui manfaat dari alat kontrasepsi

46
d. Mengetahui efek samping, cara dan waktu pemasangan alat kontrasepsi
3. Materi:
Adapun kisi-kisi materinya, yaitu:
a. Pengertian Keluarga berencana dan alat kontrsepsi
b. Manfaat dari alat kontrasepsi
c. Macam-macam alat kontrasespsi
d. Efek samping, cara dan waktu pemasangan alat kontrasepsi
e. Adapun materi selengkapnya terlampir
4. Metode:
a. Ceramah
b. Diskusi tanya jawab
5. Media
a. Materi SAP
b. Leaflet
c. Power Point
6. Daftar pelaksanaan kegiatan

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN PESERTA


1. 5 menit Pembukaan: - Menjawab salam
c. Memberi salam - Memperhatikan
d. Memperkenalkan diri
e. Menyampaikan tujuan
f. Menyampaikan materi:
- Pengertian Keluarga berencana
dan alat kontrsepsi
- Manfaat dari alat kontrasepsi
- Macam-macam alat kontrasespsi
- - Efek samping, cara dan waktu
pemasangan alat kontrasepsi

2. 30 menit Pelaksanaan:
a. Memfokuskan perhatian - Memperhatikan
b. Menyiapkan materi dan media - Mendengarkan
c. Menjelaskan tentang: - Bertanya
- Pengertian Keluarga Berencana
dan alat kontrasepsi
- Manfaat dari alat kontrasepsi
- Macam-macam alat kontrasepsi
- Efek samping, cara dan waktu
pemasangan kontrasepsi
-

47
3. 10 menit Evaluasi - Warga dapat
Penutup menjawab
Memberi salam pertanyaan yang
diberikan
- Menjawab
salam

4) PENGESAHAN
Yogyakarta, Juli 2017

Sasaran Pemberi Penyuluhan

(Wanita Usia Subur ) (Yunita Nugraheni )

Mengetahui,

Pembimbing Lapangan

Ns. Suratini, S.Kep., M.Kep.Sp.Kep.Kom.

48
5) Evaluasi
Metode Evaluasi : Pretest dan Post test
Jenis Pertanyaan : Pertanyaan secara tertulis dan lisan
Jumlah soal : 5
No Pertanyaan Benar Salah
1 Keluarga berencana merupakan suatu usaha untuk
menjearangkan atau merencanakan jumlah anak
2 Keuntungan dari penggunaan alat kontrasepsi yang mantap
adalah untuk pasangan yang sudah tidak mengehendaki
kehamilan
3 Efek samping dari penggunakan IUD adalah rasa mulas dan
nyeri
4 Kontrsepsi alamiah adalah sistem kalender
5 Alat kontrasepsi suntik yang baik untuk ibu menyusui adalah
suntik 3 bulan

49
Lampiran Materi

KELUARGA BERENCANA

A. Keluarga Berencana (KB)

1. Definisi KB

Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak dan jarak
kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu, Pemerintah mencanangkan program
atau cara untuk mencegah dan menunda kehamilan (Sulistyawati, 2013).

2. Tujuan Program KB

Tujuan dilaksanakan program KB yaitu untuk membentuk keluarga kecil sesuai


dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak
agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya (Sulistyawati, 2013).

Tujuan program KB lainnya yaitu untuk menurunkan angka kelahiran yang

bermakna, untuk mencapai tujuan tersebut maka diadakan kebijakaan yang


dikategorikan dalam tiga fase (menjarangkan, menunda, dan menghentikan) maksud
dari kebijakaan tersebut yaitu untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan
pada usia muda, jarak kelahiran yang terlalu dekat dan melahirkan pada usia tua
(Hartanto, 2010).

3. Ruang Lingkup Program KB

Ruang lingkup program KB secara umum adalah sebagai berikut:

a. Keluarga berencana

b. Kesehatan reproduksi remaja

c. Ketahanan dan pemberdayaan keluarga

d. Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas

e. Keserasian kebijakan kependudukan

f. Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)

50
g. Penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan.

B. Kontrasepsi

1. Definisi Kontrasepsi

Kontrasepsi merupakan usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan.


Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara dan permanen (Wiknjosastro, 2007).
Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi) atau
pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim (Nugroho dan
Utama, 2014).

2. Efektivitas (Daya Guna) Kontrasepsi

Menurut Wiknjosastro (2007) efektivitas atau daya guna suatu cara

kontrasepsi dapat dinilai pada 2 tingkat, yakni:

a. Daya guna teoritis (theoretical effectiveness), yaitu kemampuan suatu cara kontrasepsi
untuk mengurangi terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan, apabila kontrasepsi
tersebut digunakan dengan mengikuti aturan yang benar.

b. Daya guna pemakaian (use effectiveness), yaitu kemampuan kontrasepsi dalam keadaan
sehari-hari dimana pemakaiannya dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pemakaian yang
tidak hati-hati, kurang disiplin dengan aturan pemakaian dan sebagainya.

3. Memilih Metode Kontrasepsi

Menurut Hartanto (2002), ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam
memilih kontrasepsi. Metode kontrasepsi yang baik ialah kontrasepsi yang memiliki
syarat-syarat sebagai berikut:

a. Aman atau tidak berbahaya

b. Dapat diandalkan

c. Sederhana

d. Murah

e. Dapat diterima oleh orang banyak

51
f. Pemakaian jangka lama (continution rate tinggi).

Menurut Hartanto (2002), faktor-faktor dalam memilih metode kontrasepsi

yaitu:

a. Faktor pasangan

1) Umur

2) Gaya hidup

3) Frekuensi senggama

4) Jumlah keluarga yang diinginkan

5) Pengalaman dengan kontraseptivum yang lalu

6) Sikap kewanitaan

7) Sikap kepriaan.

b. Faktor kesehatan

1) Status kesehatan

2) Riwayat haid

3) Riwayat keluarga

4) Pemeriksaan fisik

5) Pemeriksaan panggul.

4. Macam-macam Kontrasepsi

a. Metode Kontrasepsi Sederhana

Metode kontrasepsi sederhana terdiri dari 2 yaitu metode:

kontrasepsi sederhana tanpa alat dan metode kontrasepsi dengan alat. Metode
kontrasepsi tanpa alat antara lain: Metode Amenorhoe Laktasi (MAL), Couitus
Interuptus, Metode Kalender, Metode Lendir Serviks, Metode Suhu Basal Badan, dan
Simptotermal yaitu perpaduan antara suhu basal dan lendir servik. Sedangkan metode

52
kontrasepsi sederhana dengan alat yaitu kondom, diafragma, cup serviks dan
spermisida (Handayani, 2010).

b. Metode Kontrasepsi Hormonal

Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu:

kombinasi (mengandung hormon progesteron dan estrogen sintetik) dan yang hanya
berisi progesteron saja. Kontrasepsi hormonal kombinasi terdapat pada pil dan
suntikan/injeksi. Sedangkan kontrasepsi hormon yang berisi progesteron terdapat pada
pil, suntik dan implant (Handayani, 2010).

c. Metode Kontrasepsi dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) secara garis besar
dibagi menjadi 2 yaitu:

AKDR yang mengandung hormon sintetik (sintetik progesteron) dan yang tidak
mengandung hormon (Handayani, 2010). AKDR yang mengandung hormon
Progesterone atau Leuonorgestrel yaitu Progestasert (Alza-T dengan daya kerja 1
tahun, LNG-20 mengandung Leuonorgestrel (Hartanto, 2002).

d. Metode Kontrasepsi Mantap terdiri dari 2 macam yaitu:

Metode Operatif Wanita (MOW) dan Metode Operatif Pria (MOP). MOW sering
dikenal dengan tubektomi karena prinsip metode ini adalah memotong atau mengikat
saluran tuba/tuba falopii sehingga mencegah pertemuan antara ovum dan sperma.
Sedangkan MOP sering dikenal dengan nama vasektomi, vasektomi yaitu memotong
atau mengikat saluran vas deferens sehingga cairan sperma tidak dapat keluar atau
ejakulasi (Handayani, 2010).

C. Kontrasepsi Hormonal

1. Definisi Kontrasepsi Hormonal

Kontrasepsi hormonal merupakan salah satu metode kontrasepsi yang paling


efektif dan reversibel untuk mencegah terjadinya konsepsi (Baziad, 2010). Kontrasepsi
hormonal merupakan kontrasepsi dimana estrogen dan progesteron memberikan umpan
balik terhadap kelenjar hipofisis melalui hipotalamus sehingga terjadi hambatan
terhadap folikel dan proses ovulasi (Manuaba, 2010).

53
2. Mekanisme Kerja Kontrasepsi Hormonal

Hormon estrogen dan progesteron memberikan umpan balik, terhadap kelenjar


hipofisis melalui hipotalamus sehingga terjadi hambatan terhadap perkembangan
folikel dan proses ovulasi. Melalui hipotalamus dan hipofisis, estrogen dapat
menghambat pengeluaran Folicle Stimulating Hormone (FSH) sehingga
perkembanagan dan kematangan Folicle De Graaf tidak terjadi. Di samping itu
progesteron dapat menghambat pengeluaran HormoneLuteinizing (LH). Estrogen
mempercepat peristaltik tuba sehingga hasil konsepsi mencapai uterus endometrium
yang belum siap untuk menerima implantasi (Manuaba, 2010).

Selama siklus tanpa kehamilan, kadar estrogen dan progesteron bervariasi dari
hari ke hari. Bila salah satu hormon mencapai puncaknya, suatu mekanisme umpan
balik (feedback) menyebabkan mula-mula hipotalamus kemudian kelenjar hypophyse
mengirimkan isyarat-isyarat kepada ovarium untuk mengurangi sekresi dari hormon
tersebut dan menambah sekresi dari hormon lainnya. Bila terjadi kehamilan, maka
estrogen dan progesteron akan tetap dibuat bahkan dalam jumlah lebih banyak tetapi
tanpa adanya puncak-puncak siklus, sehingga akan mencegah ovulasi selanjutnya.
Estrogen bekerja secara primer untuk membantu pengaturan hormon realising factors
of hipotalamus, membantu pertumbuhan dan pematangan dari ovum di dalam ovarium
dan merangsang perkembangan endometrium. Progesteron bekerja secara primer
menekan atau depresi dan melawan isyarat-isyarat dari hipotalamus dan mencegah
pelepasan ovum yang terlalu dini atau prematur dari ovarium, serta juga merangsang
perkembangan dari endometrium (Hartanto, 2002).

Adapun efek samping akibat kelebihan hormon estrogen, efek samping yang
sering terjadi yaitu rasa mual, retensi cairan, sakit kepala, nyeri pada payudara, dan
fluor albus atau keputihan. Rasa mual kadang-kadang disertai muntah, diare, dan rasa
perut kembung. Retensi cairan disebabkan oleh kurangnya pengeluaran air dan natrium,
dan dapat meningkatkan berat badan. Sakit kepala disebabkan oleh retensi cairan.
Kepada penderita pemberian garam perlu dikurangi dan dapat diberikan diuretik.
Kadang- kadang efek samping demikian mengganggu akseptor, sehingga hendak
menghentikan kontrasepsi hormonal tersebut. Dalam kondisi tersebut, akseptor
dianjurkan untuk melanjutkan kontrasepsi hormonal dengan kandungan hormon
estrogen yang lebih rendah. Selain efek samping kelebihan hormon estrogen, hormon

54
progesteron juga memiliki efek samping jika dalam dosis yang berlebihan dapat
menyebabkan perdarahan tidak teratur, bertambahnya nafsu makan disertai
bertambahnya berat badan, acne (jerawat), alopsia, kadang-kadang payudara mengecil,
fluor albus (keputihan), hipomenorea. Fluor albus yang kadang-kadang ditemukan
pada kontrasepsi hormonal dengan progesteron dalam dosis tinggi, disebabkan oleh
meningkatnya infeksi dengan candida albicans (Wiknjosastro, 2007).

Komponen estrogen menyebabkan mudah tersinggung, tegang, retensi air, dan


garam, berat badan bertambah, menimbulkan nyeri kepala, perdarahan banyak saat
menstruasi, meningkatkan pengeluaran leukorhea, dan menimbulkan perlunakan
serviks. Komponen progesteron menyebabkan payudara tegang, acne (jerawat), kulit
dan rambut kering, menstruasi berkurang, kaki dan tangan sering kram (Manuaba,
2010).

3. Macam-Macam Kontrasepsi Hormonal

a. Kontrasepsi Pil

1) Pengertian

Pil oral akan menggantikan produksi normal estrogen dan progesteron oleh
ovarium. Pil oral akan menekan hormon ovarium selama siklus haid yang normal,
sehingga juga menekan releasingfactors di otak dan akhirnya mencegah ovulasi.
Pemberian Pil Oral bukan hanya untuk mencegah ovulasi, tetapi juga menimbulkan
gejala-gejala pseudo pregnancy (kehamilan palsu) seperti mual, muntah, payudara
membesar, dan terasa nyeri (Hartanto, 2010).

2) Efektivitas

Efektivitas pada penggunaan yang sempurna adalah 99,5- 99,9% dan 97%
(Handayani, 2010).

3) Jenis KB Pil menurut Sulistyawati (2013) yaitu:

a) Monofasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengamdung hormon aktif
estrogen atau progestin, dalam dosisi yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon
aktif, jumlah dan porsi hormonnya konstan setiap hari.

55
b) Bifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen, progestin, dengan dua dosis berbeda 7 tablet tanpa hormon aktif, dosis
hormon bervariasi.

c) Trifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen atau progestin, dengan tiga dosis yang berbeda 7 tablet tanpa hormon
aktif, dosis hormon bervariasi setiap hari.

4) Cara kerja KB Pil menurut Saifuddin (2010) yaitu:

a) Menekan ovulasi

b) Mencegah implantasi

c) Mengentalkan lendir serviks

d) Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi ovum akan

terganggu.

5) Keuntungan KB Pil menurut Handayani (2010) yaitu:

a) Tidak mengganggu hubungan seksual

b) Siklus haid menjadi teratur (mencegah anemia)

c) Dapat digunakam sebagai metode jangka panjang

d) Dapat digunakan pada masa remaja hingga menopouse

e) Mudah dihentikan setiap saat

f) Kesuburan cepat kembali setelah penggunaan pil dihentikan

g) Membantu mencegah: kehamilan ektopik, kanker ovarium,

kanker endometrium, kista ovarium, acne, disminorhea.

6) Keterbatasan KB Pil menurut Sinclair (2010) yaitu:

a) Amenorhea

b) Perdarahan haid yang berat

56
c) Perdarahan diantara siklus haid

d) Depresi

e) Kenaikan berat badan

f) Mual dan muntah

g) Perubahan libido

h) Hipertensi

i) Jerawat

j) Nyeri tekan payudara

k) Pusing

l) Sakit kepala

m) Kesemutan dan baal bilateral ringan

b. Kontrasepsi Suntik

1) Efektivitas kontrasepsi Suntik.

Menurut Sulistyawati (2013), kedua jenis kontrasepsi suntik mempunyai


efektivitas yang tinggi, dengan 30% kehamilan per 100 perempuan per tahun, jika
penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan. DMPA
maupun NET EN sangat efektif sebagai metode kontrasepsi. Kurang dari 1 per 100
wanita akan mengalami kehamilan dalam 1 tahun pemakaian DMPA dan 2 per 100
wanita per tahun pemakain NET EN (Hartanto, 2010).

2) Jenis kontrasepsi Suntik

Menurut Sulistyawati (2013), terdapat dua jenis kontrasepsi suntikan yang


hanya mengandung progestin, yaitu :

a) Depo Mendroksi Progesteron (DMPA), mengandung 150 mg DMPA yang


diberikan setiap tiga bulan dengan cara di suntik intramuscular (di daerah pantat).

57
b) Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), mengandung 200 mg Noretindron
Enantat, diberikan setiap dua bulan dengan cara di suntik intramuscular (di daerah
pantat atau bokong).

3) Cara kerja kontrasepsi Suntik menurut Sulistyawati (2013) yaitu:

a) Mencegah ovulasi

b) Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma

c) Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi

d) Menghambat transportasi gamet oleh tuba falloppii.

4) Keuntungan kontrasepsi Suntik

Keuntungan pengguna KB suntik yaitu sangat efektif, pencegah kehamilan


jangka panjang, tidak berpengaruh pada hubungan seksual, tidak mengandung
estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan
pembekuan darah, tidak mempengaruhi ASI, efek samping sangat kecil, klien tidak
perlu menyimpan obat suntik, dapat digunakan oleh perempuan usia lebih 35 tahun
sampai perimenopause, membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan
ektopik, menurunkan kejadian tumor jinak payudara, dan mencegah beberapa
penyebab penyakit radang panggul (Sulistyawati, 2013).

5) Keterbatasan

Adapun keterbatasan dari kontrasepsi Suntik menurut Sulistyawati (2013)


yaitu:

a) Gangguan haid

b) Leukorhea atau Keputihan

c) Perubahan Libido

d) Jerawat

e) Rambut Rontok

f) Perubahan Berat Badan

58
c. Kontrasepsi Implant

1) Profil kontrasepsi Implant menurut Saifuddin (2010) yaitu:

a) Efektif 5 tahun untuk norplant, 3 tahun untuk Jedena, Indoplant, atau Implanon.

b) Nyaman

c) Dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi

d) Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan

e) Kesuburan segera kembali setelah implan dicabut

f) Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak, dan
amenorea

g) Aman dipakai pada masa laktasi.

2) Jenis kontrasepsi Implant menurut Saifuddin (2010) yaitu:

a) Norplant: terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm,
dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 3,6 mg levonorgestrel dan lama
kerjanya 5 tahun.

b) Implanon: terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm,
dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3- Keto-desogestrel dan lama
kerjanya 3 tahun.

c) Jadena dan indoplant: terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg.
Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.

3) Cara kerja kontrasepsi Implant menurut Saifuddin (2010) yaitu:

a) Lendir serviks menjadi kental

b) Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit

terjadi implantasi

c) Mengurangi transportasi sperma

d) Menekan ovulasi.

59
4) Keuntungan kontrasepsi Implant menurut Saifuddin (2010) yaitu:

a) Perlindungan jangka panjang

b) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan

c) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

d) Tidak mengganggu dari kegiatan senggama

e) Tidak mengganggu ASI

f) Klien hanya kembali jika ada keluhan

g) Dapat dicabut sesuai dengan kebutuhan

h) Mengurangi nyeri haid

i) Mengurangi jumlah darah haid

j) Mengurangi dan memperbaiki anemia

5) Keterbatasan kontrasepsi Implant menurut Saifuddin (2010) yaitu:

Pada kebanyakan pasien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa


perdarahan bercak (spooting), hipermenorea atau meningkatnya jumlah darah haid,
serta amenorhea.

4. Kontrasepsi Non hormonal

a. Pengertian Kotrasepsi non hormonal

Kontrasepsi non hormonal adalah kontrasepsi yang tidak mengandung


hormon, baikestrogen maupun progesteron (Hartanto, 2004).

b. Jenis-jenisnon hormonal meliputi :

1)Metode Kontrasepsi Alamiah

a)Senggama Terputus adalah mengeluarkan kemaluan pria dari alat kelamin


wanita menjelang ejakulasi. cara ini diharapkan cairan sperma tidak akan
masuk kedalam rahim serta mengecilkan kemungkinan bertemunya sel telur
yang dapat mengakibatkan terjadinya pembuahan (Islaely, &Aspuah, 2010).

60
b)Pantang Berkalaadalah tidak melakukan hubungan seksual saat istri sedang
dalam masa subur. Sistem ini berdasarkan pada siklus haid atau menstruasi
wanita. Masa subur tidak selalu terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi,
tetapi dapat terjadi antara 12 atau 16 hari sebelum menstruasi berikutnya
(Proverawati, islaely, &Aspuah, 2010).

c)Metode Lendir Servikadalah metode kontrasepsi dengan melihat lenderdalam


vagina untuk mengetahui masa subur pada seorang wanita, dilakukan pada
pagi hari segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktifitas
lainnya (Proverawati, islaely, &Aspuah, 2010).

2) Metode Kondom

a) Pengertian Kondom

Mencegah sperma masuk kesaluran reproduksi wanita Sebagai alat


kontrasepsi Sebagai pelindung terhadap infeksi atau transmisi mikro
0rganisme penyebab PMS (Penyakit Menular Seksual) (Lusa, 2010).

b) Efektifitas Kondom

Pemakaian kontrasepsi kondom akanefektif apabila dipakai secara


benar setiap kali berhubungan seksual. Pemakaian kondom yang tidak
konsisten membuat tidak efektif. Angka kegagalan kontrasepsi kondom sangat
sedikit yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan pertahun (Lusa, 2010).

c)Manfaat Kondom

Indikasi atau manfaat kontrasepsi kondom terbagi dua, yaitu manfaat


secara kontrasepsi dan non kontrasepsi. Manfaat kondom secara kontrasepsi
antara lain :

1)Efektif bila pemakaian benar.

2)Tidak mengganggu produksi ASI.

3)Tidak mengganggu kesehatan klien.

4)Tidak memerlukan resep dan pemeriksaan khusus.

61
5)Murah dan tersedia diberbagai tempat (Lusa,2010).

d)Keterbatasan Kondom

Alat kontrasepsi metode barier kondom ini juga memiliki keterbatasan,


antara lain :

1)Efektifitas tidak terlalu tinggi

2)Tingkat efektifitas tergantung pada pemakaian kondom yang benar.

3)Adanya pengurangan sensitifitas pada penis.

4)Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual.

5)Perasaan malu membeli ditempat umum.

6)Masalah pembungan kondom bekas pakai (Lusa, 2010).

3) Spermisida

Spermisida adalah zat-zat kimia yang kerjanya melumpuhkan


spermatozoa didalam vagina sebelum spermatozoa bergerak kedalam traktus
genetalia interna. Dikemas dalam bentuk busa (aerosol), tablet vagina dan krim.
Cara kerjanya menyebabkan sel membran sperma terpecah, memperlambat
pergerakan sperma dan menurunkan kemampuan pembuahan sel telur
(Saifuddin, 2009).

4) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

a) Pengertian AKDR

Alat kontrasepsi dalam rahim adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan


dalam rongga rahim wanita yang bekerja menghambat sperma untuk masuk ke
tuba fallopii (Saifuddin, 2006). Terdapat dua macam penggolongan AKDR
atau yang sering disebut IUD (Intra Uterine Devices ) yaitu yang mengandung
logam (Cu IUD) dan yang mengandung hormon progesteroneatau
levonorgestrel(Hartanto, 2010).

62
b) Cara kerja kontrasepsi AKDR

Menurut Saifuddin (2003), cara kerja kontrasepsi AKDR adalah

1) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi.


2) Mempengaruhi fertilitasi sebelum ovum mencapai kaum uteri
3) AKDR bekerja terutama me ncegah sperma dan ovum
bertemu,walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk kedalam alat
reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk
fertilitasi.
4) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.
c)Efektifitas

Menurut Hartanto (2010), efektifitas dari IUD dinyatakan dalam angka


kontinuitas yaitu berapa lama IUD tetap tinggal tanpa ekspulsi spontan tanpa
terjadinya kehamilan /tanpa pengeluaran karena alasan medis/pribadi. Angka
kegagalan IUD pada umumnya adalah 1-3 kehamilan per 100 wanita per
tahun.

d)Keuntungan dan Kerugian kontrasepsi AKDR Menurut saifuddin (2006),


keuntungan dari kontrasepsi AKDR adalah :

1)AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.

2)Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak
perludiganti).

3)Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.

4)Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.

5)Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT-380A).

6)Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.

7)Dapat digunakan sampai menopause.

8)Tidak ada interaksi dengan obat-obat.

9)Membantu mencegah kahamilan ektopik.

63
e) Menurut Saifuddin (2006), kerugian dari kontrasepsi AKDR adalah :

1)Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan

berkurang setelah 3 bulan).

2)Haid lebih lama dan banyak.

3)Perdarahan (spotting) antar menstruasi.

4)Saat haid lebih sakit.

f) Komplikasi lain :

1)Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan.

2)Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan


penyebab anemia.

3)Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.

4)Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang
sering berganti pasangan.

5)Penyakit radang panggulterjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai


AKDR.

g)Indikasi dan Kontra indikasi kontrasepsi AKDR.Menurut Hartanto (2004),


adalah :

1)Partner seksual yang banyak.

2)Partner seksual yang banyak dari partner akseptor IUD.

3)Kesukaran memperoleh pertolongan gawat darurat bila terjadi


komplikasi.

4)Kelainan darah yang tidak diketahui sebabnya.

5)Riwayat kehamilan ektopik atau keadaan-keadaan yang menyebabkan


predisposisi untuk terjadinya kehamilan ektopik.

6)Pernah mengalami infeksi pelvis satu kali dan masih menginginkan

64
kehamilan selanjutnya. Gangguan respons tubuh terhadap infeksi (AIDS,
diabetes mellitus, pengobatan dengan kortikosteroid dan lain-lain).

5) Kontrasepsi mantap terdiri dari:


Kotrasepsi mantap adalah suatu tindakan untuk membatasi kelahiran
dalam jangka waktu yang tidak terbatas, yang dilakukan terhadap salah
seorang dari pasangan suami istri atas permintaan yang bersangkutan,
kontrasepsi mantap ini dilakukan dengan tindakan pembedahan pada saluran
telur wanita atau air mani yang mengakibatkan pasangan tidak akan
memperoleh keturunan lagi (Zietraelmart, 2010).

a) Tubektomi (MOW)

Pengikatam/pemotongan tuba fallopi kiri dan kanan pada wanita


untuk mencegah transport ovum dari ovarium melalui tuba ke arah uterus,
dilakukan dengan cara operasi, effektivitas : tinggi, reversibilitas: rendah,
disebut kontrasepsi mantap

b) Vasektomi (MOP)

Pengikatan/pemotongan vas defferen kiri dan kanan pada pria untuk


mencegah transport spermatozoa dari testis, dilakukan dengan cara operasi
kecil / minor surgery, effektifitas : tinggi, reversibilitas : rendah, disebut
kontrasepsi mantap.

65
DAFTAR PUSTAKA

Arum, DNS dan sujiyatini. 2009. Panduan Lengakap Pelayanan KB Terkini. Mitra
Cendikia Press: Yogyakarta.
Hidayati, Ratna. 2009. Metode dan Tekhnik Penggunaan Alat Kontrasepsi. Salemba
Medika: Jakarta.
Pinem, Saroha. 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Trans Info Media:
Jakarta.

66
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS TENTANG KELUARGA
BERENCANA PADA WANITA USIA SUBUR DI DUSUSUN PASEKAN
LOR RT 01-02 BALECATUR GAMPING SLEMAN
YOGYAKARTA

Disusun Oleh:
YUNITA NUGRAHENI
1810206047

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018

67
1. PENGKAJIAN
A. DATA UMUM
Data Geografi
a. Lokasi
- Provinsi daerah tingkat I : D.I Yogyakarta
- Kabupaten/ Kotamadya : Sleman
- Kecamatan : Gamping
- Kelurahan/Desa : Balecatur
- Dukuh : Dusun Pasekan Lor
- RT/RW : Rt 01 dan 02/ Rw 3
b. Batas daerah atau wilayah
Rt 01 / Rw 03
- Utara : Rumah warga Rt 02& 03
- Selatan : Jalan lintas provinsi
- Timur : Rumah warga pasekan kidul
- Barat : Rumah warga rt 01& 02
Rt 02/ Rw 03
- Utara : Rumah warga rt 03 dan sawah
- Selatan : Rumah warga rt 01
- Timur : Rumah warga rt 03
- Barat : Sawah
B. Demografi
Berdasarkan hasil pengkajian diperoleh data yang berasal dari jumlah penduduk yang
terkaji RT 01 dan RT 02 yaitu 91 KK terdiri dari 292 jiwa. Dari data pengkajian
keseluruhan dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin dan usia, pekerjaan, tingkat
pendidikan, agama dan penghasilan.

68
Tabel 3.1. Menggunakan alat kontrasepsi

Menggunakan alat kontrasepsi Jumlah Prosentase


Ya 18 51%
Tidak 17 49%
Total 35 100%

Tabel 3.1Menggunakan alat kontrasepsi

Berdasarkan tabel 3.1 didapatkan bahwa warga di RT 01 dan RT 02


Dusun Pasekan lor yang paling banyak warga menggunakan alat kontrasepsi
sebanyak 18 orang (51%) dan warga yang tidak menggunakan alat kontrasepsi
sebayak 17 orang (49%).

Data Fokus

No Data Masalah
1. DO : Pemeliharaan kesehatan
Data wawancara: cenderung beresiko
1. 49% (17 warga) di RT 01 dan 02 di Dusun pada kelompok
Pasekan Lor tidak menggunakan KB pada Pasangan Usia Subur
pasangan usia subur (PUS) (PUS) tentang KB di
2. 17% (6 warga) di RT 01 dan 02 di Dusun Pasekan Dusun Pasekan Lor RT
Lor menggunakan KB spiral 01 dan 02 Desa
3. 20% (7 warga) di RT 01 dan 02 di Dusun Pasekan Balecatur Gamping
Lor menggunakan KB suntik Sleman Yogyakarta
4. 14% (5 warga) di RT 01 dan 02 di Dusun Pasekan
Lor menggunakan KB lainnya seperti memakai
kondom dan koitus

Data Windshield Survey: -

69
B.PRIORITAS MASALAH

No Diagnosa Keperawatan A B C D E F G H I J K Total

1. Pemeliharaan kesehatan cenderung beresiko pada kelompok


Pasangan Usia Subur (PUS) tentang KB di Dusun Pasekan Lor 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33
RT 01 dan 02 Desa Balecatur Gamping Sleman Yogyakarta

A= Resiko terjadi G= Tempat


B= Resiko parah H= waktu
C= Potensi untuk pendidikan kes I= Dana
D= Minat masyarakat J= Fasilitas kesehatan
E= Mungkin diatasi K= sumber daya
F= Sesuai dengan program kes

Pembobotan rentang 1-5 , yaitu :


1 : sangat rendah, 2 : rendah, 3 : cukup, 4 : tinggi , 5 : sangat tinggi

70
C. ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Tujuan Strategi Rencana Kegiatan Rencana Evaluasi


No Masalah (NOC) Intervensi (NIC)
Umum Khusus Kriteria Standar
1. Pemeliharaan Setelah Setelah dilakukan Negosiasi PRIMER: - Monitor - 50% sasaran
kesehatan cenderung dilakukan tindakan Perlindungan visual menghadiri
beresiko pada tindakan keperawatan Lingkungan Yang - Monitor penyuluhan
kelompok Pasangan Beresiko (8880) vebal - 50% sasaran
keperawatan selama 1 kali 1. Kaji lingkungan
Usia Subur (PUS) selama 1 x pertemuan berpartisipasi
terkait dengan
tentang KB di Dusun pertemuan diharapkan aktif dalam
adanya resiko actual
Pasekan Lor RT 01 dan potensial penyuluhan
diharapkan kelompok wanita
dan 02 Desa Balecatur 2. Analisa tingkat
kelompok usia subur
Gamping Sleman resiko yang terkait
Yogyakarta wanita usia meningkatkan
dengan lingkungan
subur dapat pengetahuan (kebiasaan hidup,
mengetahui tentangkeluarga air, perumahan,
tentang berencana dengan Pendidikan suasana lingkungan,
keluarga kriteria hasil: kesehatan limbah, radiasi).
berencana 3. Informasikan
PRIMER: populasi yang
Pengetahuan beresiko mengenai
Promosi Kesehatan hal-hal yang
(1823) membahayakan
1. Rekomendasika lingkungan.
n skrining 4. Pertahankan
kesehatan pengetahuan terkait
2. Promosi dengan standar
pelayanan lingkungan tertentu
kesehatan (peraturan-peratura
3. Monitor dan administrasi
lingkungan keselamatan.
yang beresiko 5. Beritahu lembaga
skala (1-3) yang berwenang

71
untuk melindungi
Perilaku Promosi lingkungan dari
Kesehatan (1602) bahaya yang sudah
1. Menggunakan diketahui
perilaku yang 6. Kolaborasi dengan
menghindari lembaga-lembaga
resiko (2-4) lain untuk
2. Memonitor meningkatkan
lingkungan keamanan
terkait dengan lingkungan
resiko (2-4) 7. Skrining populasi
3. Melakukan Pendidikan yang berisi untuk
perilaku kesehatan mendapatkan bukti
kesehatan dan evaluasi adanya paparan
secara rutin (2- terhadap bahaya
4) yang ada
4. Mendukung dilingkungan.
kebijakan 8. Berpartisipasi dalam
public yang pengumpulan data
sehat (2-4) terkait dengan
kejadian dan
prevalensi papaan
bahaya yang ada di
lingkungan.

Pendidikan Kesehatan
(5510)
1. Identifikasi faktor
internal atau
eksternal yang
mungkin
mempertinggi atau
mengurangi motifasi
prilaku sehat
2. Tentukan keadaan

72
personal dan sejarah
sosial kultural dari
indifidu keluarga
atau pilaku sehat
komunitas
3. Tentukan
pengetahuan
kesehatan saat ini
dan gaya hidup dari
individu keluarga
dan kelompok target
4. Bantu individu
keluarga dan
komunitas dalam
mengklarifikasi
kepercayaan dan
nilai kesehatan
5. Identifikasi
karakteristik dari
target populasi yang
mempengaruhi dari
strategi
pembelajaran
6. Hindari mengunakan
tehnik yang
menakutkan untuk
memotifasi orang
untuk merubah
prilaku kesehatan
7. Gunakan diskusi
kelompok untuk
mempengaruhi
kepercayaan
kesehatan nilai dan
attitude

73
8. Gunakan bantuan
komputer, televisi,
interaktif vidio atau
teknologi lain untuk
menyampaikan
informasi
9. Melibatkan individu
dan kru dalam
perencanaan
implementasi untuk
modifikasi gaya
hidup

SEKUNDER:
Coping Enhacement
1. Bantu klien
mengidentifikasi
dengan tepat tujuan
jangka pendek dan
panjang
2. Bantu klien
memeriksa sumber
yang ada untuk
menentukan tujuan
3. Nilai klien untuk
pemecahan masalah
dengan cara
membangun
4. Nilai penyesiaian
klien untuk
perubahan dalam
perubahan

Modifikasi perilaku
(4360)

74
1. Bantu klien untuk
identifikasi kekuatan
terkait kesehatan
2. Berikan umpan balik
positif setelah klien
dapat melakukanya
3. Motifasi klien untuk
berubah
4. Gunakan waktu yang
spesifik untuk
perubahan misalnya
dari hal yang paling
kecil
5. Berikan program
kesehatan untuk
merubah perilaku

TERSIER
Managemen lingkungan
komunitas (6484)
1. Inisisasi skrining
resiko kesehatan
yang berasal dari
lingkungan
2. Berpartisipasi dalam
tim multi disiplin
untuk
mengidentifikasi
ancaman terhadap
ancaman
dikomunitas
3. Monitor resiko status
kesehatan yang
sudah diketahui
4. Berpartisipasi dalam

75
program di
komunitas untuk
mengatasi resiko
yang sudah diketahui
5. Berkolaborai dalam
mengembangkan
program aksi di
komunitas
6. Tingkatan kebijakan
pemerintah untuk
mrnurunkan resiko
tertentu
7. Dorong lingkungan
untuk berpartisipasi
aktif dalam
keselamatan
komunitas
8. Koordinasi layanan
dalam kelompok dan
komunitas beresiko
9. Lakukan program
edukasi untuk
kelompok beresiko

76
D. POA (PLAN OF ACTION)

TUJUAN STRATEGI
No MASALAH SASARAN WAKTU TEMPAT DANA PJ
(NOC) INTERVENSI
1. Pemeliharaan Meningkatkan Pendidikan Wanita Usia Minggu, 9 Rumah Ibu Mahasiswa Yunita
kesehatan pengetahuan kesehatan Subur Desember Santi Nugraheni
cenderung beresiko tentang Keluarga tentang di Dusun 2018
pada kelompok Berencana Keluarga Pasekan Lor
Pasangan Usia Berencana RT 01 dan Pukul :
Subur (PUS) 02 19.00
tentang KB di Balecatur WIB
Dusun Pasekan Lor Gamping
RT 01 dan 02 Desa Sleman
Balecatur Gamping
Sleman Yogyakarta

77
9) IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No Diagnosa Keperawatan Kegiatan Evaluasi Rencana Tindak Lanjut
1. Pemeliharaan kesehatan cenderung a. Pendidikan Kesehatan a. Jumlah Peserta 21 Kepada wanita Usia
beresiko pada kelompok Pasangan Usia terkait Keluarga Berencana orang Subur yang masih belum
Subur (PUS) tentang KB di Dusun b. Minggu, 9 Desember b. Berdasarkan pre-post menggunakan alat
Pasekan Lor RT 01 dan 02 Desa 2018 test yang telah disebarkan kontrasepsi dan belum
Balecatur Gamping Sleman Yogyakarta c. Pukul 19.00 WIB menunjukkan pretest mengikuti program
d. Tempat: Ibu Santi Kader wanita usia subur yang Keluarga Berencana
RT 01 mengikuti sebagian besar dapat menerapkannya.
sudah memehami tentang
keluarga berencana
sebanyak 17 orang,
setelah dilakukan
pendidikan kesehatan
pengetahuan wanita usia
subur dengan evaluasi
postest sebanyak 80%
wanita usia subur
meningkat
pengetahuannya terkait
materi kelurga berencana
c. Proses tindakan warga
wanita usia subur tampak
antusias mengikuti
kegiatan penyuluhan
ditandai dengan saling
mengajukan pertanyaan
dan tampak berebut
dalam menjawab

78
bertanyaan untuk
mengetahui seberapa
besar pemahaman wanita
usia subur dalam
mengikuti penyuluhan.
d. Hasil tindakan
berdasarkan pre-post test
wanita usia subur yang
ikut 80%(18 wus)
memahami tentang
keluarga berencana.

79
LAMPIRAN

80
81
82
83
84
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS GERMAS
(PENGELOLAAN SAMPAH) PADA AGREGAT MASYARAKAT DI DUSUN
PASEKAN LOR RT 01& 02 RW 03 KELURAHAN BALE CATUR GAMPING
SLEMAN YOGYAKARTA

Disusun Oleh:
NUR SUFIATI
1810206014

PROGRAM PENDIDIKAN NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ‘AISIYAH

YOGYAKARTA

2018
LAPORAN PENDAHULUAN
KEGIATAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA AGREGAT
MASYARAKAT DENGAN GERMAS (PENGELOLAAN SAMPAH)

Kelompok :1
Tanggal : 11 Desember 2018

1. Latar Belakang
Pertambahan jumlah penduduk yang pesat akan berdampak pada
peningkatan jumlah sampah yang dihasilkan. Peningkatan jumlah sampah ini jika
tidak diikuti oleh perbaikan dan peningkatan kesadaran akan pentingnya mengelola
sampah akan mengakibatkan permasalahan yang sangat besar.
Sampah sendiri merupakan sisa kegiatan sehari- hari manusia dan atau
proses alam yang berbentuk padat (UU RI No. 18 tahun 2008). Bila sampah itu
berceceran begitu saja di sekitar rumah, maka hal ini dapat mendatangkan bahaya.
Pada musim panas, seharusnya sampah-sampah itu dibersihkan setiap hari.
Agar hidup menjadi sehat, seharusnya sampah-sampah itu di kelola secara
aman dan hati-hati. Sebab bila tidak, maka manusia sendiri yang akan rugi. Karena
sampah dapat menimbulkan banyak dampak yang negatif bagi kesehatan
masyarakat maupun lingkungan.
Hasil dari pengkajian yang dilakukan di dusun pasekan lor, terdapat sampah
yang berserakan dan ada 3-5 orang yang sedang membakar sampahnya. Selain itu,
dari hasil tabulasi ada 77% sampah itu di bakar, 87% kondisi penampungan
sampah terbuka.
Oleh karena itu dibutuhkan kesadaran dan komitmen bersama untuk
merubah sikap, perilaku, dan etika yag berbudaya lingkungan. Pengelolaan sampah
berbasis masyarakat adalah salah satu cara mengelola sampah yang direncanakan,
disusun, dioperasikan, dan di kelola bersama masyarakat. Dengan kata lain,
sampah telah menjadi permasalahan yang penting dan utama, sehingga perlu
dilakukan upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat dengan mengelola
sampah menjadi sampah organik dan non- organik.
2. Rumusan Masalah
Perilaku Kesehatan Cendrung Beresiko tentang GERMAS (pengelolaan
sampah) di RT 01 dan RT 02 dusun pasekan lor
3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Melalui kegiatan penyuluhan ini, warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02
dapat mengerti pengelolaan sampah dengan benar
b. Tujuan khusus
Setelah dilakukan kegiatan pendidikan kesehatan selama 1x30 menit
diharapkan :
a) Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 dapat mengerti dan memahami
tentang sampah itu sendiri
b) Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 dapat mengerti dan memahami
tentang gangguan yang di akibatkan oleh sampah
c) Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 dapat mengerti dan memahami
tentang bagaimana cara menganggulangi sampah
d) Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 dapat mengerti dan memahami
tentang pengelolaan sampah yang benar
b. Sasaran
Ibu- ibu dan Bapak- bapak di Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02.
c. Strategi
Penyuluhan (pendidikan kesehatan) tentang GERMAS (Pengelolaan
sampah)
d. Rencana Kegiatan
a) Topik : GERMAS (Penelolaa Sampah)
b) Metode : Ceramah dan tanya jawab
c) Media : Leaflet dan power point
d) Waktu : Selasa 11 Desember 2018, 19.30 WIB – selesai
e) Tempat : Rumah Ibu Rt 02 (Ibu Tukini)
f) Pengorganisasian
g) Sususunan acara
No Acara Jam

1 Pre test 19.30


2 Pembukaan dan Perkenalan 19.35
3 Inti acara (penyuluhan) 20.00
4 Diskusi/Tanya jawab 20.15
5 Post test 20.30
6 Penutupan 20.45

h) Susunan panitia
1. Ketua/penanggung jawab : Angga Bayu H
Yunita Nugraheni
2. Sie Dokumentasi : Ardiani Wahyu C
Multi Zamiyati
3. Sie Perlengkapan : Muh. Fahrul A.
Aulyana Dewi S.
Ayu Ningtyas A.
4. MCM : Windah Roh E.
5. Notulen : Aulyana Kentri F.
6. Penyusunan materi/data : Nur Sufiati
7. Sie Konsumsi : Tengku Sri F.
Dyah Setyo A.
8. Tata Tempat
Pemateri dan Mahasiswa

Peserta Peserta Peserta

i) Jenis Kegiatan
2. Perencanaan
a. Persiapan
1) Pengkajian
2) Pengumpulan data dan perumusan masalah
3) Pengumpulan materi
4) Penyusunan acara dan kepanitiaan
5) Koordinasi dan konsolidasi
6) Persiapan alat
b. Undangan
1) Peserta : 50 orang
2) Pembimbing PPN-PSIK UNISA : 1 orang
3) Mahasiswa PPN-PSIK UNISA : 12 orang
4) Total Peserta : 63 orang
c. Acara
No Waktu Kegiatan Penanggung Jawab

1. 5 menit Pembukaan Windah Roh E.


2. 5 menit Pre test Ayu
3. 15 menit Presentasi Nur Sufiati
4. 5 menit Diskusi Nur Sufiati
5. 5 menit Post test Ayu
6. 5 menit Penutup Windah Roh E.

d. Pelaksanaan
Teknik pelaksanaannya antara lain:
a. Tahap persiapan
1) Pengkajian
2) Pengumpulan data dan perumusan masalah
3) Pengumpulan materi
4) Penyusunan acara dan kepanitian
5) Koordinasi dan konsolidasi
6) Persiapan alat
b. Tahap pelaksanaan
1) Datang mengikuti acara perkumpulan yang dilakukan warga
2) Setting tempat disusun sedemikian rupa seperti rencana.
3) Acara dibuka oleh petugas, dilanjutkan dengan acara acara perkenalan
pemateri dan dibagi pre test, kemudian diberikan penyuluhan kesehatan
tentang GERMAS dan setelah itu diskusi tanya jawab, post test dan
kemudian penutupan oleh moderator untuk mengakhiri acara.
c. Tahap evaluasi
a. Evaluasi struktur
a) Bapak- bapak dan ibu- ibu hadir di tempat penyuluhan
b) Penyelenggaraan penyuluhan di laksanakan di Rumah RT 02 (Ibu
Tukini)
c) Setting tempat disusun secara baik sehingga bapak- bapak dan ibu- ibu
dapat memahami penjelasan dari penyuluh
d. Evaluasi proses
a) Bapak- bapak dan ibu- ibu sangat kooperatif terhadap materi yang
disampaikan
b) Bapak- bapak dan ibu- ibu tidak meninggalkan Rumah RT 02 (Ibu
Tukini)
c) Bapak- bapak dan ibu- ibu mengajukan dan menjawab pertanyaan yang
diberikan secara benar.
e. Evaluasi hasil
a) Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 dapat menyebutkan
kembali tentang pengertian sampah itu sendiri
b) Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 dapat menyebutkan
kembali tentang gangguan yang di akibatkan oleh sampah
c) Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 dapat mengerti dan
memahami tentang penanggulangan sampah dan pengelolaan sampah
d) Delapan puluh lima persen bapak- bapak dan ibu- ibu sudah
mengerti,memahami,dan mau mempraktekka pengelolaan sampah
e) Seratus persen bapak- bapak dan ibu- ibu di Rumah RT 02 (Ibu
Tukini) hadir dalam penyuluhan
f. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Selasa, 11 Desember 2018
Waktu : Jam 19.30 - Selesai
Tempat : Rumah RT 02 (Ibu Tukini)
Demikian laporan pendahuluan ini kami susun untuk dapat dilaksanakan
sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, Desember 2018

Ketua Kelompok, Mahasiswa

Angga Bayu H. Nur Sufiati

Mengetahui,
Pembimbing Praktek Lapangan

Vita Purnamasari, S.Kep., Ns., M.Kep


SATUAN ACARA PENYULUHAN
GERMAS(PENGELOLAAN SAMPAH) PADA AGREGAT MASYARAKAT DI
DUSUN PASEKAN LOR RT 01&02 KALURAHAN BALE CATUR GAMPING
SLEMAN YOGYAKARTA

Disusun Oleh :
NUR SUFIATI
1610206108

PROGRAM PENDIDIKAN NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ‘AISIYAH

YOGYAKARTA

2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN
GERMAS (PENGELOLAAN SAMPAH) DI DUSUN PASEKAN LOR RT
01& 02 BALECATUR GAMPING SLEMAN

1. Latar Belakang
Pertambahan jumlah penduduk yang pesat akan berdampak pada peningkatan
jumlah sampah yang dihasilkan. Peningkatan jumlah sampah ini jika tidak diikuti oleh
perbaikan dan peningkatan kesadaran akan pentingnya mengelola sampah akan
mengakibatkan permasalahan yang sangat besar. Sampah sendiri merupakan sisa
kegiatan sehari- hari manusia dan atau proses alam yang berbentuk padat (UU RI No.
18 tahun 2008). Bila sampah itu berceceran begitu saja di sekitar rumah, maka hal ini
dapat mendatangkan bahaya. Pada musim panas, seharusnya sampah-sampah itu
dibersihkan setiap hari.
Agar hidup menjadi sehat, seharusnya sampah-sampah itu di kelola secara aman
dan hati-hati. Sebab bila tidak, maka manusia sendiri yang akan rugi. Karena sampah
dapat menimbulkan banyak dampak yang negatif bagi kesehatan masyarakat maupun
lingkungan.
Berdasarkan hasil wawancara di Dusun Pasekan lor Rt 01&02 semua masyarakat
rt 01& 02 sudah sadar akan pentingnya menjaga lingkungan, tetapi belum bisa
memanfaatkan sampah sebagai daur ulang.
Karena itu program untuk mengajak semua warga masyarakat, khususnya rt
01&02 untuk mencoba memanfaatkan serta mendaur ulang sampah sebagai nilai
ekonomis
Pengantar
Bidang studi : Keperawatan Komunitas
Topik : GERMAS (Pegelolaan Sampah)
Sasaran : Agregat masyarakat di dusun Pasekan Lor Rt 01dan 02
Hari/tanggal : Selasa, 11 Desember 2018
Jam : 18.30 WIB
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah RT 02 (Ibu Tukini)
2. Tujuan
a. Tujuan instruksional umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan warga Pasekan
Lor RT 01 dan 02 yang kurang akan pengetahuan tentang ber-GERMAS dapat
mengetahui dan menerapkan tentang pengelolaan sampah
b. Tujuan instruksional khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan warga dusun
Pasekan Lor RT 01 dan 02 yang belum mengetahui tentang pengelolaan sampah
dapat:
a) Mengetahui tentang pengertian sampah itu sendiri
b) Mengetahui gangguan yang diakibatkan oleh sampah
c) Mengetahui cara penanggulangan sampah dan pengelolaan sampah
3. Materi:
Adapun kisi-kisi materinya, yaitu:
1) Pengertian sampah
2) Jenis sampah
3) Bahaya yang ditimbulkan oleh sampah
4) Cara penanggulangan dan pengelolaan sampah
Adapun materi selengkapnya terlampir
D. Metode:
a. Ceramah
b. Diskusi tanya jawab
E. Media
5) Materi SAP
6) Leaflet
7) Power Point
F. Daftar pelaksanaan kegiatan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audien
1 Pembuka 5 menit a. Mengucap salam a. Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri b. Memperhatikan
c. Menjelaskan maksud c. Memperhatikan
dan tujuan
2 Materi 40 menit a. Menjelaskan tentang :
1. Pengertian 1. Memperhatikan
sampah deteksi dan mendengarkan
2. Bahaya yang 2. Bertanya
diakibatkan oleh 3. Memperhatikan
sampah dan mendengar
3. Cara
penanggulangan
dan pengelolaan
sampah
b. Memberikan
kesempatan pada
audien untuk bertanya
c. Memberikan jawaban
penanya
Penutup 5 menit a. Mereview kembali a. memperhatikan
materi yang sudah di
sampaikan
b. salam penutup b. menjawab salam

G. Pengesahan
Yogyakarta, Desember 2018

Sasaran Pemberi Penyuluhan

(wakil warga RT 01 dan 02) ( Nur Sufiati)

Mengetahui,

Pembimbing Lapangan

Vita Purnamasari, S.Kep., Ns., M.Kep


H. Evaluasi
Metode Evaluasi : Pretest dan Post test
Jenis Pertanyaan : Pertanyaan secara tertulis dan lisan
Jumlah soal : 5
No Pertanyaan Benar Salah
1 Sampah merupakan sisa kegiatan sehari- hari manusia
2 Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis,
menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi
pengurangan dan penanganan sampah.
3 Sampah di bagi menjadi 2 yaitu sampah organik dan non-
organik
4 Sarang nyamuk merupakan gangguan yang diakibatkan oleh
sampah
5 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE) adalah gerakan
penanggulangan sampah
Lampiran Materi

PENGELOLAAN SAMPAH

A. Definisi
Menurut UU RI No.18 tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari
manusia dan atau proses alam yang berbentuk padat. pengelolaan sampah adalah
kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi
pengurangan dan penanganan sampah.
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, daur ulang,
atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material
sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk
mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan, atau estetika. Pengelolaan
sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam (resources recovery).
Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metode
dan keterampilan khusus untuk masing-masing jenis zat.
Pengelolaan sampah berbasis masyarakat merupakan suatu pedekatan pegelolaan
sampah yang didasarkan pada keutuhan dan permintaan masyarakat, direncanakan,
dilaksanakan (jika memungkinkan), dikendalikan dan dievaluasi ersama masyarakat.
PSBM juga merupakan penanganan sampah yang direncanakan, disusun, dioperasikan,
dan dikelola secara bersama.
Pengelolaan sampah ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan
berkualitas lingkungan sertamenjadikan sampah sebagai sumber daya.
B. Jenis sampah
Jenis sampah dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Berdasarkan sumbernya
a. Sampah alam
b. Sampah manusia
c. Sampah konsumsi
d. Sampah nuklir
e. Sampah industri
f. Sampah pertambangan
2. Berdasarkan sifatnya
a. Sampah organik (degradable/ terurai)
Sampah organik yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa
makanan, sayuran, daun- daun kering. Sampah ini bisa diolah lebih lanjut
menjadi kompos. Contohnya : Daun, kayu, kulit telur, bangkai hewan,
bangkai tumbuhan, kotoran hewan dan manusia, Sisa makanan, Sisa
manusia. kardus, kertas dan lain-lain.
b. Sampah an-organik (undegradable/ tidak terurai)
Sampah an- organik yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti
plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan
gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan
sampah komersial atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk
laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik
wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng,
kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton.
c. beracun (B3): limbah dari bahan-bahan berbahaya dan beracun seperti
limbah rumah sakit, limbah pabrik dan lain-lain
3. berdasarkan bentuknya
Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan
dibuang. Menurut bentuknya sampah, diantaranya:
a. sampah padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine
dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur,
sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya
sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik.
Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang
mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas,
potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan
ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.
Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka
dapat dibagi lagi menjadi:

1) Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh


proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa
hewan, sampah pertanian dan perkebunan.
2) Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses
biologi. Dapat dibagi lagi menjadi:
 Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena
memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan
lain-lain.
 Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak
dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper,
thermo coal dan lain-lain.

b. Sampah cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan
kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.

 Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini
mengandung patogen yang berbahaya.
 Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar
mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.

c. Sampah alam
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui
proses daur ulang alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang
terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat
menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman.
d. Sampah manusia
Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa
digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin.
Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat
digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang
disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada
dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah
manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi. Termasuk
didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing).
Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui
sistem urinoir tanpa air.
e. Sampah konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia)
pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke
tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan manusia.
Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil
dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan
dan industri.
f. Sampah radioaktif
Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang
menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan
hidup dan juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan ditempat-
tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas tempat-
tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau
jarang namun kadang masih dilakukan).
C. Bahaya yang ditimbulkan sampah
Bahaya yang ditimbuklan oleh sampah meliputi:
1. Pengotoran Udara : Bau, Asap
2. Pengotoran Air
3. Gangguan Pandangan Mata
4. Menimbulkan kecelakaan ( Luka kena paku, pecahan kaca)
5. Menyebabkan kebakaran
6. Menyumbat saluran air
7. Menjadi sarang nyamuk, lalat,tikus, dll

D. Tahap pengelolaan sampah


Tahap pengelolaan sampah diantaranya yaitu:
1. Plan Storage (tahap pewadahan)
Proes pengelolaan sampah, dimulai dari sampah yang dihasilkan diletakan
pada tempat pewadahan sampah. Pewadahan sampah merupakan cara
penampungan sampah sementara di sumbernya baik individu maupun komanual
2. Phase Collection (tahap pengumpulan)
Pengumpulan sampah merupakan proses penanganan sampah dengan cara
pengumpulan dari masing- masing sumber sampah untuk diangkut ke tempat
pembuangan sementara atau ke pengolahan sampah skala kawasan, atau
langsung ke tempat pembuangan atau pemrosesan akhir tanpa melalui proses
pemindahan

3. Transport & transfer


Pemindahan sampah merupakan tahapan untuk memindahkan sampah hasil
pengumpulan ke dalam alat pengangkut untuk di bawa ke tempat pemrosesan
atau ke pembuangan akhir.
4. Phase disposal (pemusnahan sampah)

Selain itu, pengelolaan sampah dibagi menjadi 3R, diantaranya:


1. Reuse (guna ulang) adalah kegiatan penggunaan kembali sampah yang dapat
digunakan baik untuk fungsi yang sama maupun fungsi lain. Contohnya botol
bekas minum di rubah fungsi menjadi tempat tanaman dan bahan kerajinan tas,
ban bekas di modifikasi menjadi kursi dan pot bunga

Gambar 1.1
Pengelolaan sampah tutp botol

Gambar 1.2
Pengelolaan sampah botol
Gambar 1.3
Pengelolaan sampah plastik bekas

2. Reduce (mengurangi) adalah mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan


timbulnya sampah atau mengurangi volume sampah sebelum dan sesudah di
produksi. Contohnya ketika belanja membawa kantong/ keranjang dari rumah,
mengurangi kemasan yang tidak perlu, menggunakan kemasan yang dapat di
daur ulang misalnya bungkus nasi menggunakan daun pisang atau daun jati,
memperbanyak teknik isi ulang (refill) air
3. Recycle (mendaur ulang) adalah mengolah sampah menjadi produk baru.
Contohnya sampah kertas di olah menjadi kertas daur ulang/ kertas seni/
campuran, sampah plastik kresek di olah menjadi kantong kresek, sampah
organik di olah menjadi kompos
Gambar 3.1
Pengelolaan sampah bekas
DAFTAR PUSTAKA
Notoadmodjo, Soekidjo. 2003. Prinsip-prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Jakarta : PT. Rineka Cipta
UU RI No.18 tahun 2008
Sri, Wahyono, dkk. (2013). PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS
MASYARAKAT DI RAWASARI, KELURAHAN CEMPAKA PUTIH TIMUR,
JAKARTA PUSAT, jurnal tek. Ling.1 (13). 75-84.
http://www.sanitasi.net/pedoman-umum-3r-reduce-reuse-recycle.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Sampah
http://id.wikipedia.org/wiki/Pengelolaan_sampah
http://puskim.pu.go.id
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS TENTANG GERMAS
(PENGELOLAAN SAMPAH) PADA AGREGAT MASYARAKAT DI
DUSUN PASEKAN LOR RT 01&02 RW 03 KELURAHANBALE CATUR
GAMPING SLEMANYOGYAKARTA

Disusun Oleh:
NUR SUFIATI
1810206014

PROGRAM PENDIDIKAN NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ‘AISIYAH

YOGYAKARTA

2018
A. PENGKAJIAN
Pada tabel 5.2a pembuangan sampah di dusun pasekan lor rt 01 dan 02
paling banyak di bakar yaitu ada 70% atau 77 kk

Tabel 5.2a Pembuangan Sampah di Dusun Pasekan Lor


RT 01 dan RT 02 Balecatur

Pembuangan sampah Jumlah Prosentase


TPS 14 15%
Sungai 0 0%
Ditimbun 7 8%
Dibakar 70 77%
Sembarang tempat 0 0%
Total 91 100%

Pada tabel 5.2c kondisi penampungan sampah di dusun pasekan lor rt 01 dan
02 kebanyakan terbuka yaitu sebesar 87% atau ada 79 kk dengan penampungan
sampahnya terbuka

Tabel 5.2c Kondisi Penampungan Sampah di


Dusun Pasekan Lor RT 01 dan RT 02 Balecatur

Kondisi penampungan sampah Jumlah Prosentase


Tertutup 12 13%
Terbuka 79 87%
Total 91 100%

Dari hasil wawancara terdapat:

a. 77% (70 kk) di RT 01 dan 02 di Dusun Pasekan Lor membakar sampah


b. 87% (79 kk) di RT 01 dan 02 di Dusun Pasekan Lor kondisi penampungan
sampah terbuka
c. 3% (3 kk) di RT 01 dan 02 di Dusun Pasekan Lor tidak memiliki tempat
penampungan sampah sementara
d. Jarak tempat pembuangan sampah dengan rumah di RT 01 dan 02 di Dusun
Pasekan Lor masih terdapat < 10 m sebanyak 31% (28 kk)
e. Empat orang mengatakan bahwa mereka sadar akan akibat dari membakar
sampah dan membuang sampah sembarangan, tetapi itu masih tetap di lakukan

Selanjutnya dari data windshield survey didapatkan hasil bahwa ada 5 orang
sedang membakar sampah disekitar rumah dan terlihat kotoran hewan disekitar
rumah.

Data Fokus

No Data Masalah

1. Data wawancara: Perilaku Kesehatan


a. 77% (70 kk) di RT 01 dan 02 di Dusun Pasekan Cenderung Beresiko
Lor membakar sampah tentang GERMAS
b. 87% (79 kk) di RT 01 dan 02 di Dusun Pasekan (pengelolaan sampah)
Lor kondisi penampungan sampah terbuka pada warga di RT 01
dan RT 02 dusun
Data Windshield Survey: pasekan lor
a. Ada 5 orang sedang membakar sampah di sekitar
rumah
b. Terlihat banyak kotoran hewan di sekitar rumah

2 Data wawancara: Ketidakefektifan


a. Empat orang mengatakan bahwa mereka sadar manajemen kesehatan
akan akibat dari membakar sampah dan membuang tentang GERMAS pada
sampah sembarangan, tetapi itu masih tetap di warga di RT 01 dan RT
lakukan 02 dusun pasekan lor
Data Winshield Survey
a. Ada 5 orang sedang membakar sampah di sekitar
rumah
10) PRIORITAS MASALAH

No Diagnosa Keperawatan A B C D E F G H I J K Total

1 Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko tentang GERMAS 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 38


(pengelolaan sampah) pada warga di RT 01 dan RT 02 dusun
pasekan lor

2 Ketidakefektifan manajemen kesehatan tentang GERMAS pada 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 35


warga di RT 01 dan RT 02 dusun pasekan lor

A= Resiko terjadi G= Tempat


B= Resiko parah H= waktu
C= Potensi untuk pendidikan kes I= Dana
D= Minat masyarakat J= Fasilitas kesehatan
E= Mungkin diatasi K= sumber daya
F= Sesuai dengan program kes

Pembobotan rentang 1-5 , yaitu :


1 : sangat rendah, 2 : rendah, 3 : cukup, 4 : tinggi , 5 : sangat tinggi
11) ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Tujuan Strategi Rencana Kegiatan Rencana Evaluasi


No Masalah (NOC) Intervensi (NIC)
Umum Khusus Kriteria Standar
1. Perilaku Kesehatan Setelah Setelah dilakukan Primer - Monitor - 50% sasaran
Cenderung Beresiko dilakukan pendidikan Pendidikan kesehatan visual menghadiri
tentang GERMAS tindakan kesehatan tentang 1. Menentukan - Monitor penyuluhan
(pengelolaan sampah) keperawatan GERMAS pendidikan vebal - 50% sasaran
pada warga di RT 01 selama 1 x (penggunaan kesehatan dan gaya berpartisipasi
dan RT 02 dusun pertemuan Jamban Sehat dan hidup saat ini dengan aktif dalam
pasekan lor diharapkan pengelolaan melakukan 3R penyuluhan
kelompok Sampah) di Dusun (recycle, reuse,
masyarakat Pasekan Lor RT 01 reduse)
dapat dan RT 02 Gamping 2. Memberikan
meningkatkan Sleman selama 1x30 pendidikan
pengetahuan menit dalam 1 kali kesehatan dalam
tentang pertemuan jumlah besar pada
pengelolaan diharapkan: saat yang tepat
sampah dengan mengajarkan
Pencegahan primer Negosiasi 3R (recycle, reuse,
Knowledge: Health reduse)
Behavior (1805) 3. Memberikan
1. Mengetahui efek penyuluhan
pencemaran yang kesehatan tentang
Mempengaruhi pengelolaan sampah
kesehatan (3-4)

Pencegahan Pendidikan
Sekunder kesehatan Sekunder
Risk Control : Konseling
Environment Use 1. Membangun
(1906) hubungan teraupetik
1. Menggunakan 2. Menginformasikan
kelompok diwal hubungan
pendukung untuk bahwa GERMAS
menjaga (sampah) dapat
lingkungan(3-4). mempengaruhi
2. Menggunakan kesehaatan
sumber-sumber 3. Memberi informasi
mengenai bahaya GERMAS
perilaku (Sampah)
kesehatan (3-4). 4.
3. Menggunakan Tersier
sumber daya Menejemen perilaku
untuk mencegah
masyarakat 2. Mengidentifikasi
mengurangi perilaku kebiasaan
dampak negatif hidup bersih dan
lingkungan (3- sehat
4). 3. Mendiskusikan
4. Edukasi perilaku dengan kelompok
hidup bersih dan mengenai
sehat (3-4). konsekuensi dari
perilaku GERMAS
Pencegahan Tersier Pendidikan 4. Mendiskusikan
Status kesehatan kesehatan dampak negatif pada
komunitas dan evaluasi orang lain mengenai
1. Status perilaku yang
kesehatan mengganggu dan
komunitas (3- membahayakan
4). lingkungan sekitar
2. Tingkat
partisipasi
dalam
pelayanan
kesehatan
komunitas (3-
4)
3. Preventif
progrm
peningkatan
kesehatan (3-
4).

12) POA (PLAN OF ACTION)

TUJUAN STRATEGI
No MASALAH SASARAN WAKTU TEMPAT DANA PJ
(NOC) INTERVENSI
1. Perilaku Kesehatan Meningkatkan Pendidikan Warga di - Selasa, 11 Rumah Ibu Mahasiswa Nur Sufiati
Desember
Cenderung pengetahuan kesehatan RT 01 dan Tukini (Pak
2018
Beresiko tentang tentang tentang RT 02 - Pukul RT 2)
19.00
GERMAS pengelolaan GERMAS dusun
WIB
(pengelolaan sampah (pengelolaan pasekan lor
sampah) pada sampah)
warga di RT 01 dan
RT 02 dusun
pasekan lor
13) Evaluasi Kegiatan Asuhan Keperawatan Komunitas
No Masalah Keperawatan Kegiatan Evaluasi Rencana Tindak Lanjut

1 Perilaku Kesehatan Cenderung a. Penyuluhan tentang a. Jumlah peserta ada 48 orang Ketua RT, kader, dan tokoh
Beresiko tentang GERMAS pengelolaan sampah yang masyarakat untuk dapat
b. Hasil yang di capai:
(pengelolaan sampah) pada dilaksanakan pada tanggal 11 mmemotivasi warga
warga di RT 01 dan RT 02 Desember 2018  Masyarakat yang menikuti masyarakat khususnya rt 01
dusun pasekan lor b. Pelatihan pengelolaan sampah penyuluhan sangat antusias dan 02 untuk mengubah
 Masyarakat yang mengikuti pola kebiasaan dalam
penyuluhan mendengarkan dan membuang sampah aggar
bertanya secara aktif dapat dikelola dengan benar
 Masyarakat yang mengikuti serta mengaktifkan kembali
penyuluhan bertambah rencana untuk pembuatan
pengetahuannya tentang bank sampah yang sudah
pengelolaan sampah direncanakan
c. Hasil dari pre- test sejumlah 16
orang ada 6 orang belum paham
akan sampah dan pengelolaannya
d. Setelah dilakukapenyyuluhan dan
post- test warga paham akan
sampahdan pengelolaanya
LAPORAN PENDAHULUAN
UJIAN AKHIR STASE
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA WANITA DEWASA
DENGAN ASI EKSLUSIF (PIJAT OKSITOSIN)
DI DUSUN PASEKAN LOR RT 1 DAN 2 BALECATUR
GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

Disusun oleh
Aulia Kentri Fazareni
1810206012

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018
LAPORAN PENDAHULUAN
KEGIATAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA WANITA
DEWASA DENGAN ASI EKSLUSIF (PIJAT OKSITOSIN) DI DUSUN
PASEKAN LOR RT 1 DAN 2 BALECATUR
GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

Kelompok :1
Tanggal : 6 Desember 2018

A. Latar Belakang
Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi alamiah bagi bayi dengan kandungan
gizi paling sesuai untuk pertumbuhan optimal (Hegar, 2008). Oleh karena itu
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar setiap bayi baru lahir
mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan, namun pada sebagian ibu tidak
memberikan ASI eksklusif karena alasan ASInya tidak keluar atau hanya keluar
sedikit sehingga tidak memenuhi kebutuhan bayinya. Berdasarkan hasil Riskesdas
pemberian ASI eksklusif pada bayi selama 6 bulan hanya 40,6 %, jauh dari target
nasional yang mencapai 80%. Kurangnya produksi ASI menjadi salah satu
penyebab ibu memutuskan memberikan susu formula pada bayinya. UNICEF
menegaskan bahwa bayi yang menggunakan susu formula memiliki kemungkinan
meninggal dunia pada bulan pertama kelahirannya, dan kemungkinan bayi yang
diberi susu formula adalah 25 kali lebih tinggi angka kematiannya daripada bayi
yang disusui ibunya secara eksklusif (Selasi, 2009). Susu formula tidak memiliki
kandungan yang lengkap seperti ASI, dan tidak mengandung antibody seperti yang
terkandung dalam ASI. Hal ini menyebabkan bayi yang tidakmendapatkan ASI
eksklusif akan mudah sakit.
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia pada tahun 2008 masih relatif
tinggi yaitu 35 kematian per 1000 kelahiran hidup, dan di Jawa Timur tahun 2010
sebesar 25,7 per 1000 kelahiran hidup. Salah satu penyebab kematian bayi dan
balita tersebut adalah faktor gizi, dengan penyebab antara lain karena buruknya
pemberian ASI eksklusif. Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2010
menunjukkan bahwa prevalensi gizi buruk secara nasional sebesar 4,9% menurun
0,5% dibanding hasil Riskesdas tahun 2007 sebesar 5,4%, sedangkan gizi kurang
tetap 13%. Hasil survey awal yang dilakukan peneliti pada bulan oktober 2013 di
dusun Sono Desa Ketanen Kecamatan Panceng dari 10 ibu nifas didapatkan 6 orang
atau 60% yang mengatakan ASInya keluar lancar pada hari pertama setelah
melahirkan dan 4 0rang atau 40% ibu nifas yang mengatakan ASInya baru keluar
lancar pada hari kedua dan ketiga.
Penurunan produksi dan pengeluaran ASI pada hari-hari pertama setelah
melahirkan dapat disebabkan oleh kurangnya rangsangan hormon prolaktin dan
oksitosin yang sangat berperan dalam kelancaran produksi dan pengeluaran ASI.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kelancaran produksi dan
pengeluaran ASI yaitu perawatan payudara frekuensi penyusuan, paritas, stress,
penyakit atau kesehatan ibu, konsumsi rokok atau alkohol, pil kontrasepsi, asupan
nutrisi (Bobak, 2005). Perawatan payudara sebaiknya dilakukan segera setelah
persalinan (1-2 hari), dan harus dilakukan ibu secara rutin. Dengan pemberian
rangsangan pada otot-otot payudara akan membantu merangsang hormon prolaktin
untuk membantu produksi air susu (Bobak, 2005).
Pijat oksitocin juga merupakan stimulasi yang dapat diberikan untuk
merangsang pengeluaran ASI. Pijatan ini memberikan rasa nyaman pada ibu setelah
mengalami proses persalinan dapat dilakukan selama 2-3 menit secara rutin 2 kali
dalam sehari(Depkes, 2007). Frekuensi penyusuan bayi kepada ibunya sangat
berpengaruh pada produksi dan pengeluaran ASI. Isapan bayi akan merangsang
susunan saraf disekitarnya dan meneruskan rangsangan ini ke otak, yakni hipofisis
anterior sehingga prolaktin disekresi dan dilanjutkan hingga ke hipofisis posterior
sehingga sekresi oksitocin meningkat yang menyebabkan otot-otot polos payudara
berkontraksi dan pengeluaran ASI dipercepat (Bobak, 2005). Oleh karena itu segera
setelah bayi lahir harus segera dilakukan inisiasi menyusui dini (IMD). Paritas juga
mempengaruhi produksi dan pengeluaran ASI, semakin sering melahirkan maka
pengalaman yang dimiliki ibu mengenai bayi akan semakin baik sehingga segera
setelah bayi lahir akan segera menyusui bayinya, sebaliknya ibu yang baru pertama
kali menyusui memerlukan waktu untuk bayi dan proses menyusui itu sendiri
(Manuaba, 2007). Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh kejiwaan, ibu yang selalu
dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan berbagai bentuk ketegangan
emosional akan menurunkan volume ASI bahkan produksi ASI berhenti sama
sekali (Perinasia, 2011). Kesehatan ibu memegang peranan penting dalam produksi
ASI. Bila ibu tidak sehat, asupan makanannya kurang atau kekurangan darah untuk
membawa nutrient yang akan diolah oleh sel-sel acini payudara, hal ini akan
meyebabkan produksi ASI menurun (Bahiyatun, 2009). Konsumsi alkohol maupun
rokok dapat menurunkan produksi air susu sehingga dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan bayi (Farrer, 2001). Estrogen yang ada dalam
kontrasepsi oral yang dikonsumsi ibu memberikan efek yang yang negative
terhadap produksi ASI, yaitu produksi ASI akan menurun. Oleh sebab itu
kontrasepsi yang mengandung estrogen tidak dianjurkan bagi ibu yang menyusui.
Pijat oksitosin merupakan salah satu solusi yang tepat untuk mempercepat
dan memperlancar produksi dan pengeluaran ASI yaitu dengan pemijatan
sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai tulang costae kelima atau keenam.
Pijat ini akan memberikan rasa nyaman dan rileks pada ibu setelah mengalami
proses persalinan sehingga tidak menghambat sekresi hormone prolaktin dan
oksitosin (Biancuzzo, 2003; Roesli, 2009). Pijat oksitocin ini bisa dilakukan segera
setelah ibu melahirkan bayinya dengan durasi 2-3 menit, frekwensi pemberian
pijatan 2 kali sehari. Pijatan ini tidak harus dilakukan langsung oleh petugas
kesehatan tetapi dapat dilakukan oleh suami atau anggota keluarga yang lain.
Petugas kesehatan mengajarkan kepada keluarga agar dapat membantu ibu
melakukan pijat oksitosin karena teknik pijatan ini cukup mudah dilakukan dan
tidak menggunakan alat tertentu. Asupan nutrisi yang seimbang dan memperbanyak
konsumsi sayuran hijau serta dukungan suami dan keluarga juga sangat dibutuhkan
untuk meningkatkan produksi dan pengeluaran ASI.
Dari hasil pengkajian melalui wawancara dengan warga dewasa dengan ASI
Ekslusif di Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 diperoleh data bahwa 2% (2 warga)
di RT 01 dan 02 di Dusun Pasekan Lor mendapatkan asi ekslusif (Pijat Oksitosin).
B. Masalah
Perilaku kesehatan cendrung beresiko tentang PHBS asi ekslusif (fokus pijat
oksitosin) di rt 01 dan rt 02 dusun pasekan lor. di RW 3 Dusun Pasekan Lor RT 1
dan 2 Balecatur Gamping Sleman Yogyakarta.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan 1 x 30 menit, diharapkan Warga Pasekan Lor
RT 1 dan 2 mampu memahami dan mengerti tentang asi ekslusif (pijat
oksitosin)
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1 x 30 menit tentang asi ekslusif
(pijat oksitosin) Warga Pasekan Lor RT 1 dan 2 diharapkan dapat:
a. Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 mengerti dan memahami tentang
pengertian pijat oksitosin.
b. Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 mengerti dan memahami tentang
Tujuan pijat oksitosin.
c. Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 mengerti dan memahami tentang
manfaat pijat oksitosin.
d. Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 mengerti dan memahami tentang
langkah-langkah pijat oksitosin.
D. Sasaran
Wanita Dewasa di Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02
E. Strategi
Penyuluhan (pendidikan kesehatan) tentang asi ekslusif
F. Rancangan Kegiatan
1) Topik : Asi Ekslusif
2) Metode: Ceramah dan tanya jawab
3) Media : Leaflet dan power point
4) Waktu : Kamis, 6 Desember 2018, Pukul 19.30 WIB – selesai
5) Tempat: Rumah Ibu Sukini RT 02
6) Pengorganisasian
G. Susunan Acara
No Acara Jam

1 Pre test 19.30


2 Pembukaan dan Perkenalan 19.45
3 Inti acara (penyuluhan) 20.00
4 Diskusi/Tanya jawab 20.15
5 Post test 20.30
6 Penutupan 20.45
H. Susunan panitia
1) Ketua/penanggung jawab : Aulia Kentri Fazareni
Dyah Setyo Anugraheni
Multi Zamiyati
2) Sie Dokumentasi : Yunita Nugraheni
Ayu Ningtyas Andriani
3) Sie Perlengkapan : Muhammad Fahrul Azmi
Angga Bayu Hamsha
Aulyana Dewi Safitri
4) MCM : Nur Sufiati
5) Notulen : Windah Roh Ekawati
6) Penyusunan materi/data : Aulia Kentri Fazareni
Dyah Setyo Anugraheni
Multi Zamiyati
7) Sie Konsumsi : Ardiani Wahyu Cahyaningsih
Temgku Sri Fatimah

8) Tata Tempat
Pemateri dan Mahasiswa

Peserta Peserta Peserta

9) Jenis Kegiatan
1. Perencanaan
a. Persiapan
a) Pengkajian
b) Pengumpulan data dan perumusan masalah
c) Pengumpulan materi
d) Penyusunan acara dan kepanitiaan
e) Koordinasi dan konsolidasi
f) Persiapan alat
b. Undangan
a) Peserta : 40 orang
b) Pembimbing PPN-PSIK UNISA : 1 orang
c) Mahasiswa PPN-PSIK UNISA : 9 orang
d) Total Peserta : 53 orang
c. Acara
No Waktu Kegiatan Penanggung Jawab

1. 5 menit Pembukaan Nur Sufiati


2. 5 menit Pre test Aulyana Dewi Safitri
3. 15 menit Presentasi Aulia Kentri Fazareni
Dyah Setyo A.
Multi Zamiyati
4. 5 menit Diskusi Aulia Kentri Fazareni
Dyah Setyo A.
Multi Zamiyati
5. 5 menit Post test Aulyana Dewi Safitri
6. 5 menit Penutup Nur Sufiati

2. Pelaksanaan
Teknik pelaksanaannya antara lain:
a. Tahap persiapan
a) Pengkajian
b) Pengumpulan data dan perumusan masalah
c) Pengumpulan materi
d) Penyusunan acara dan kepanitian
e) Koordinasi dan konsolidasi
f) Persiapan alat
b. Tahap pelaksanaan
a) Datang mengikuti acara perkumpulan yang dilakukan warga
b) Setting tempat disusun sedemikian rupa seperti rencana.
c) Acara dibuka oleh petugas yang telah diberikan tugas, dilanjutkan
dengan acara-acara perkenalan pemateri dan dibagi pre test, kemudian
diberikan penyuluhan kesehatan tentang asi ekslusif fokus pijat oksitosin
dan setelah itu diskusi tanya jawab, post test dan kemudian penutupan
oleh moderator untuk mengakhiri acara.
10) Tahp evaluasi
a. Evaluasi struktur
Perencanaan terlaksana 3 hari sebelum hari pelaksanaan dan undangan
disebarkan 2 hari sebelum acara dilaksanakan.
b. Evaluasi proses
Kegiatan terlaksana sesuai jadwal dengan undangan yang hadir
diperkirakan sebesar 80%, media yang digunakan yaitu LCD dan laptop,
leaflet dan pantum. Keaktifan peserta 90% dalam proses pemberian
penyuluhan kesehatan.
c. Evaluasi hasil
a) Mahasiswa mampu menjelaskan tentang asi ekslusif (pijat oksitosin)
b) Mahasiswa mampu menjawab seluruh pertanyaan yang dilontarkan
dari komunitas wanita dewasa
c) Mahasiswa mampu membina hubungan lebih dekat dengan komunitas
wanita dewasa
11) Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Kamis, 6 Desember 2018
Waktu : Jam 19.30 - Selesai
Tempat : Rumah Ibu Tukini
Demikian laporan pendahuluan ini kami susun untuk dapat dilaksanakan
sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, Desember 2018
Ketua Kelompok, Mahasiswa

Angga Bayu Hamsha Aulia Kentri Fazareni

Mengetahui,
Pembimbing Praktek Lapangan

Ns. Suratini, S.Kep., M.Kep.Sp.Kep.Kom.


SATUAN ACARA PENYULUHAN
PIJAT OKSITOSIN
Pada Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02, Balecatur,
Gamping, Sleman, Yogyakarta

Disusun oleh
Aulia Kentri Fazareni
1810206012

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PIJAT OKSITOSIN

A. Identifikasi
Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi alamiah bagi bayi dengan kandungan
gizi paling sesuai untuk pertumbuhan optimal (Hegar, 2008). Berdasarkan hasil
Riskesdas pemberian ASI eksklusif pada bayi selama 6 bulan hanya 40,6 %, jauh dari
target nasional yang mencapai 80%. Kurangnya produksi ASI menjadi salah satu
penyebab ibu memutuskan memberikan susu formula pada bayinya. UNICEF
menegaskan bahwa bayi yang menggunakan susu formula memiliki kemungkinan
meninggal dunia pada bulan pertama kelahirannya, dan kemungkinan bayi yang diberi
susu formula adalah 25 kali lebih tinggi angka kematiannya daripada bayi yang disusui
ibunya secara eksklusif (Selasi, 2009). Susu formula tidak memiliki kandungan yang
lengkap seperti ASI, dan tidak mengandung antibody seperti yang terkandung dalam
ASI. Hal ini menyebabkan bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif akan mudah
sakit.
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia pada tahun 2008 masih relatif tinggi
yaitu 35 kematian per 1000 kelahiran hidup, dan di Jawa Timur tahun 2010 sebesar
25,7 per 1000 kelahiran hidup. Salah satu penyebab kematian bayi dan balita tersebut
adalah faktor gizi, dengan penyebab antara lain karena buruknya pemberian ASI
eksklusif. Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2010 menunjukkan bahwa
prevalensi gizi buruk secara nasional sebesar 4,9% menurun 0,5% dibanding hasil
Riskesdas tahun 2007 sebesar 5,4%, sedangkan gizi kurang tetap 13%. Hasil survey
awal yang dilakukan peneliti pada bulan oktober 2013 di dusun Sono Desa Ketanen
Kecamatan Panceng dari 10 ibu nifas didapatkan 6 orang atau 60% yang mengatakan
ASInya keluar lancar pada hari pertama setelah melahirkan dan 4 0rang atau 40% ibu
nifas yang mengatakan ASInya baru keluar lancar pada hari kedua dan ketiga.
Pijat oksitocin juga merupakan stimulasi yang dapat diberikan untuk
merangsang pengeluaran ASI. Pijatan ini memberikan rasa nyaman pada ibu setelah
mengalami proses persalinan dapat dilakukan selama 2-3 menit secara rutin 2 kali
dalam sehari (Depkes, 2007). Frekuensi penyusuan bayi kepada ibunya sangat
berpengaruh pada produksi dan pengeluaran ASI. Isapan bayi akan merangsang
susunan saraf disekitarnya dan meneruskan rangsangan ini ke otak, yakni hipofisis
anterior sehingga prolaktin disekresi dan dilanjutkan hingga ke hipofisis posterior
sehingga sekresi oksitocin meningkat yang menyebabkan otot-otot polos payudara
berkontraksi dan pengeluaran ASI dipercepat (Bobak, 2005). Oleh karena itu segera
setelah bayi lahir harus segera dilakukan inisiasi menyusui dini (IMD). Paritas juga
mempengaruhi produksi dan pengeluaran ASI, semakin sering melahirkan maka
pengalaman yang dimiliki ibu mengenai bayi akan semakin baik sehingga segera
setelah bayi lahir akan segera menyusui bayinya, sebaliknya ibu yang baru pertama
kali menyusui memerlukan waktu untuk bayi dan proses menyusui itu sendiri
(Manuaba, 2007). Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh kejiwaan, ibu yang selalu
dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan berbagai bentuk ketegangan
emosional akan menurunkan volume ASI bahkan produksi ASI berhenti sama sekali
(Perinasia, 2011). Kesehatan ibu memegang peranan penting dalam produksi ASI. Bila
ibu tidak sehat, asupan makanannya kurang atau kekurangan darah untuk membawa
nutrient yang akan diolah oleh sel-sel acini payudara, hal ini akan meyebabkan
produksi ASI menurun (Bahiyatun, 2009).
Pijat ini akan memberikan rasa nyaman dan rileks pada ibu setelah mengalami
proses persalinan sehingga tidak menghambat sekresi hormone prolaktin dan oksitosin
bisa dilakukan segera setelah ibu melahirkan bayinya dengan durasi 2-3 menit,
frekwensi pemberian pijatan 2 kali sehari. Pijatan ini tidak harus dilakukan langsung
oleh petugas kesehatan tetapi dapat dilakukan oleh suami atau anggota keluarga yang
lain. Petugas kesehatan mengajarkan kepada keluarga agar dapat membantu ibu
melakukan pijat oksitosin karena teknik pijatan ini cukup mudah dilakukan dan tidak
menggunakan alat tertentu. Asupan nutrisi yang seimbang dan memperbanyak
konsumsi sayuran hijau serta dukungan suami dan keluarga juga sangat dibutuhkan
untuk meningkatkan produksi dan pengeluaran ASI.
B. Pengantar
Bidang studi : Keperawatan Maternitas
Topik : Asi Ekslusif (pijat oksitosin)
Sasaran : Agregat wanita dewasa RT 01 dan 02 Dusun Pasekan Lor
Hari/tanggal : Kamis, 6 Desember 2018
Jam : 19.30 WIB
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah Ibu Tukini
C. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang Pijat Oksitosin selama 30
menit, diharapkan Ibu-ibu mampu memahami, mengetahui, mengerti tentang
bagaimana pijat oksitosin tersebut.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang Hipertensi selama 30 menit,
diharapkan ibu-ibu yang dapat mengetahui tentang:
a. Mengetahui tentang pengertian pijat oksitosin
b. Mengetahui Tujuan dilakukan pijat oksitosin
c. Mengetahui tentang langkah-langkah pijat oksitosin
D. Materi
Adapun kisi-kisi maternya sebagai berikut:
1. Pengertian pijat oksitosin
2. Manfaat Pijat Oksitosin
3. Langkah pijat oksitosin
4. Adapun materi selengkapnya terlampir
E. Metode
1. Ceramah
2. Simulasi
3. Diskusi dan tanya jawab
F. Media
1. Materi SAP
2. Power point
3. Leaflet
4. Pantum
G. Daftar Pelaksanaan Kegiatan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 5 menit Pembukaan :
1. Memberi salam Menjawab salam
2. Menjelaskan tujuan Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
3. Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan
disampaikan
2. 15 menit Pelaksanaan :
Menjelaskan materi penyuluhan Menyimak dan
secara berurutan dan teratur. memperhatikan
Materi :
1. Pengertian pijat oksitosin
2. Manfaat Pijat Oksitosin
3. Langkah pijat oksitosin

3. 5 menit Evaluasi :
- Menyimpulkan inti penyuluhan Menyimak dan
- Menyampaikan secara singkat mendengarkan
materi penyuluhan
- Memberi kesempatan kepada
ibu-ibu untuk bertanya
- Memberi kesempatan kepada
ibu-ibu untuk menjawab
pertanyaan yang dilontarkan
4. 5 menit Penutup :
- Menyimpulkan materi Menjawab salam
penyuluhan yang telah
disampaikan
- Menyampaikan terima kasih
atas perhatian dan waktu yang
telah di berikan kepada peserta
- Mengucapkan salam

H. PENGESAHAN
Mengetahui Yogyakarta, Desember 2018
PenerimaSuluhan Penyuluh

(Perwakilan) Aulia Kentri Fazareni


NIM 1810206012

Mengetahui,
Pembimbing Lapangan

Ns. Suratini, S.Kep., M.Kep.Sp.Kep.Kom.


I. Evaluasi
Metode Evaluasi : Pretest dan Post test
Jenis Pertanyaan : Pertanyaan secara tertulis dan lisan
Jumlah soal : 3
No Pertanyaan Benar Salah

1 Pijat oksitosin merupakan pemijatan yang dilakukan pada


tulang belakang untuk mempercepat kerja syaraf dalam
mengeluarkan oksitosin
2 Pijat oksitosin merupakan pijat untuk memperlancar ASI

3 Manfaat Pijat Oksitosin untuk menambah pengisian ASI ke


payudara
J. LAMPIRAN MATERI
1. Definisi
Pijatan atau petrisage adalah suatu gerakan pijatan dengan
mempergunakan empat jari yang selalu lurus dan supel. Oksitosin adalah suatu
hormon yang diproduksi oleh hipofisis posterior yang akan dilepas ke dalam
pembuluh darah jika mendapatkan rangsangan yang tepat. Efek fisiologis dari
oksitosin adalah merangsang kontraksi otot polos uterus baik pada proses saat
persalinan maupun setelah persalinan sehingga yang akan mempercepat proses
involusi uterus. Di samping itu oksitosin juga akan mempunyai efek pada
payudara yaitu akan meningkatkan pemancaran ASI dari kelenjar mamae.
Pijat oksitosin adalah pemijatan tulang belakang pada costa ke 5-6 sampai
ke scapula yang akan mempercepat kerja saraf parasimpatis merangsang hipofise
posterior untuk mengeluarkan oksitosin
2. Tujuan Pijat Oksitosin
Menjaga atau memperlancar ASI dan mencegah terjadinya infeksi
3. Manfaat Pijat Oksitosin
a. Meningkatkan kenyamanan,
b. Meningkatkan gerak ASI kepayudara,
c. Menambah pengisian ASI kepayudara,
d. Memperlancar pengeluaran ASI,
e. Mempercepat proses involusi uterus
4. Langkah-langkah Pijat Oksitosin
1) Persiapan alat
Alat-alat: Kursi, meja,minyak kelapa, BH kusus untuk menyusui, handuk
b. langkah melakukan pijat oksitosin
1) mencuci tangan
2) Menstimulir puting susu : menarik puting susu dengan pelan-pelan
memutar puting susu dengan perlahan dengan jari-jari
3) Mengurut atau mengusap ringan payudara dengan ringan dengan
menggunakan ujung jari
4) Memberitahukan kepada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan,
tujuanmaupun cara kejanya untuk menyiapkan kondisi psikologis ibu.
5) Menyiapkan peralatan dan ibu dianjurkan membuka pakaian atas, agar
dapat melakukan tindakan lebih efisien.
6) Mengatur ibu dalam posisi duduk dengan kepala bersandarkan tangan
yang dilipat ke depan dan meletakan tangan yang dilipat di meja yang
ada didepannya, dengan posisi tersebut diharapkan bagian tulang
belakang menjadi lebih mudah dilakukan pemijatan.

7) Melakukan pemijatan dengan meletakan kedua ibu jari sisi kanan dan kiri
dengan jarak satu jari tulang belakang, gerakan tersebut dapat
merangsang keluarnya oksitosin yang dihasilkan oleh hipofisis posterior.

8) Menarik kedua jari yang berada di costa 5-6 menyusuri tulang belakang
dengan membentuk gerakan melingkar kecil dengan kedua ibu jarinya.
9) Gerakan pemijatan dengan menyusuri garis tulang belakang ke atas
kemudian kembali ke bawah.
10) Melakukan pemijitan selama 2-3 menit
DAFTAR PUSTAKA

Bidanester. (2015). Pijat Oksitosin. https://bidanester.wordpress.com/2015/08/13/pijat-


oksitosin/. Diakses 28 November 2018, Pukul 20.00 WIB
Bobak, (2005). Buku Ajar Keperwatan Maternitas,Jakarta: EGC Depkes RI (2007).
Manajemen Laktasi,Jakarta: EGC
Depkes RI (2007). Manajemen Laktasi,Jakarta: EGC
Selasi. (2009). Susu formula dan angka kematian bayi,http://selasi.net/index.php, diperoleh
tanggal 28 November 2018 Pukul 20.10
Ummah, F. (2014). Pijat Oksitosin Untuk Mempercepat Pengeluaran Asi Pada Ibu Pasca
Salin Normal Di Dusun Sono Desa Ketanen Kecamatan Panceng Gresik.
Jurnal Vol.02, No.XVIII
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA WANITA DEWASA
DENGAN ASI EKSLUSIF (PIJAT OKSITOSIN)
DI DUSUN PASEKAN LOR RT 1 DAN 2 BALECATUR
GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

Disusun oleh
Aulia Kentri Fazareni
1810206012

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018
A. Pengkajian

Tabel 3.25 didapatkan bahwa warga di RT 01 dan RT 02 Dusun Pasekan lor


bayi yang berusia 0-6 bulan hanya mendapatkan ASI saja tahun 2018

Bayi usia 0-6 bulan hanya mendapat ASI saja Jumlah Prosentase
Ya 2 100%
Tidak 0 0%
Total 2 100%

Berdasarkan tabel 3.25 didapatkan bahwa warga di RT 01 dan RT 02


Dusun Pasekan lor bayi yang berusia 0-6 bulan hanya mendapatkan ASI saja sebanyak
2 orang (100%).

Data Fokus
No Data Masalah
1. Data wawancara: Perilaku Kesehatan
2% (2 warga) di RT 01 dan 02 di Dusun Pasekan Cendrung Beresiko
tentang Gerakan
Lor mendapatkan asi ekslusif
Masyarakat Sehat Asi
Ekslusif) di RT 01 dan
RT 02 dusun pasekan lor
Data Windshield Survey:
Pemberian ASI selama 6 bulan pertama asi
ekslusif, namun ASI pada anak sebellumnya tidak
ekslusif dikarenakan susu sambunng dan produksi
ASI tidak keluar
B. Masalah Prioritas

No Diagnosa Keperawatan A B C D E F G H I J K Total


1. Perilaku Kesehatan Cendrung Beresiko tentang gerakan masyarakat sehat 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 31
asi ekslusif di RT 01 dan RT 02 dusun pasekan lor

Keterangan :

A: Resiko Terjadi G: Tempat Bobot Rentang Nilai


B: Resiko Parah H: Waktu 1: Sangat rendah
C: Potensi untuk PenKes I: Dana 2: Rendah
D: Minat Masyarakat J: Fasilitas Kesehatan 3: Cukup
E: Mungkin Diatasi K: Sumber Daya 4: Tinggi
F: Sesuai dengan Program Kesehatan 5: Sangat tinggi
Pembobotan rentang 1-5 , yaitu :
1 : sangat rendah, 2 : rendah, 3 : cukup, 4 : tinggi , 5 : sangat tinggi

133
C. ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Tujuan Strategi Rencana Kegiatan Rencana Evaluasi


No Masalah (NOC) Intervensi (NIC)
Umum Khusus Kriteria Standar
1. Perilaku Kesehatan Setelah Setelah dilakukan Pendidikan - Monitor - 50% sasaran
Cendrung Beresiko dilakukan tindakan Kesehatan Pendidikan visual menghadiri
tentang PHBS (Asi tindakan keperawatan Kesehatan (5510) - Monitor penyuluhan
Ekslusif) di RT 01 keperawatan selama 1 kali - Identifikasi vebal - 50% sasaran
dan RT 02 dusun selama 1 x pertemuan faktor internal berpartisipasi
pasekan lor pertemuan diharapkan dan eksternal aktif dalam
yang dapat penyuluhan
diharapkan kelompok wanita
meningkatkan
kelompok dewasa
atau mengurangi
wanita dewasa meningkatkan motivasi untuk
dapat pengetahuan perilaku hidup
meningkatkan tentang asi sehat
pengetahuan ekslusif dengan - Berikan
tentang Asi kriteria hasil: penyuluhan
Ekslusif mengenai asi
Primer ekslusif
Pengetahuan: - Ajarkan strategi
perilaku yang dapat
kesehatan (5510) digunakan untuk
1. Wanita
menunjang asi
dewasa ekslusif
menyatakan
- Sediakan
bahwa dirinya
keluarga, teman
telah
dan pendukung
memahami
komunitas untuk
tentang asi
perilaku
ekslusif
kondusif
2. Wanita

134
dewasa kesehatan
mampu - Gunakan
memahami asi bantuan
ekslusif komputer,
dengan benar. televisi,
3. Wanita interaktif vidio
dewasa atau teknologi
mampu lain untuk
menjelaskan menyampaikan
kembali apa informasi
yang telah di
jelaskan oleh
mahasiswi
Universitas
„Aisyiyah
Yogyakarta

Sekunder
1. Memodifikasi
kebiasaan
sehari-hari
yang dapat
meningkatkan
manajemen
kesehatan diri
wanita
dewasa
2. Menerapkan
kegiatan yang
telah
disampaikan

135
dalam
kegiatan
sehari-hari
3. Menggunakan
strategi untuk
mengelola asi
ekslusif

D. POA (PLAN OF ACTION)

TUJUAN STRATEGI
No MASALAH SASARAN WAKTU TEMPAT DANA PJ
(NOC) INTERVENSI
1. Perilaku Kesehatan Meningkatkan Pendidikan Agregat Kamis, 6 Rumah Ibu Mahasiswa Multi
Cendrung Beresiko pengetahuan kesehatan Wanita Desember Tukini Zamiyati
tentang PHBS (Asi tentang Asi tentang Asi Dewasa 2018
Ekslusif) di RT 01 Ekslusif Ekslusif di Dusun
dan RT 02 dusun Pasekan Lor Pukul :
pasekan lor RT 01 dan 19.30
02 WIB

2. Perilaku Kesehatan Meningkatkan Simulasi Pijat Agregat Kamis, 6 Rumah Ibu Mahasiswa Aulia Kentri
Cendrung Beresiko pengetahuan Oksitosin Wanita Desember Tukini Fazareni
tentang PHBS (Asi tentang Asi Dewasa 2018
Ekslusif) di RT 01 Ekslusif (fokus di Dusun
dan RT 02 dusun memahami Pasekan Lor Pukul :
pasekan lor tentang Pijat RT 01 dan 19.30
Oksitosin) 02 WIB

3. Perilaku Kesehatan Meningkatkan Simulasi Cara Agregat Kamis, 6 Rumah Ibu Mahasiswa Dyah Setyo

136
Cendrung Beresiko pengetahuan Menyusui yang Wanita Desember Tukini Anugraheni
tentang PHBS (Asi tentang Asi Benar (Reposisi) Dewasa 2018
Ekslusif) di RT 01 Ekslusif (Fokus di Dusun
dan RT 02 dusun cara menyusui Pasekan Lor Pukul :
pasekan lor yang benar) RT 01 dan 19.30
02 WIB

E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


No Diagnosa Keperawatan Kegiatan Evaluasi Rencana Tindak Lanjut
1. Perilaku Kesehatan Cendrung Beresiko 2) Pendidikan Kesehatan a. Jumlah Peserta 11 Kepada wanita Usia
tentang PHBS (Asi Ekslusif) di RT 01 terkait Keluarga Berencana orang Subur yang masih belum
dan RT 02 dusun pasekan lor 3) Kamis, 6 Desember b. Berdasarkan pre-post Menerapkan asi ekslusif
2018 test yang telah disebarkan (pijat oksitosin)
4) Pukul 19.30 WIB menunjukkan pretest
5) Tempat: Ibu Tukini RT wanita usia dewasa yang
02 mengikuti sebagian besar
sudah memehami tentang
ASI ekslusif (pijat
oksitosin) sejumlah 11
orang, setelah dilakukan
pendidikan kesehatan
pengetahuan wanita usia
subur dengan evaluasi
postest sebanyak 80%
wanita usia subur
meningkat

137
pengetahuannya terkait
materi ASI wkslusif
(pijat oksitosin)
c. Proses tindakan warga
wanita usia dewasa
tampak antusias
mengikuti kegiatan
penyuluhan ditandai
dengan saling
mengajukan pertanyaan
dan tampak berebut
dalam menjawab
bertanyaan untuk
mengetahui seberapa
besar pemahaman wanita
usia dewasa dalam
mengikuti penyuluhan.
d. Hasil tindakan
berdasarkan pre-post test
wanita usia dewasa yang
ikut 80%(11 wanita usia
dewasa) memahami
tentang asi ekslusif (pijat
oksitosin)

138
LAMPIRAN

139
140
LAPORAN PENDAHULUAN
KEGIATAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA
WARGA DENGAN TEMA JAMBAN SEHAT DI
DUSUN PASEKAN LOR RT 1 DAN 2
BALECATUR GAMPING SLEMAN
YOGYAKARTA

Disusun oleh:
Ayu Ningtyas Andriani
1810206099

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018

141
LAPORAN PENDAHULUAN
KEGIATAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA WARGA
DENGAN TEMA JAMBAN SEHAT DI DUSUN PASEKAN LOR
RT 1 DAN 2 BALECATUR
GAMPING SLEMAN
YOGYAKARTA

Kelompok :1
Tanggal : 11 Desember 2018

1. Latar Belakang
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga
anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan,
dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat (Dinkes Kota
Semarang, 2006). PHBS Tatanan Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan
anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu melakukan PHBS untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah resiko terjadinya penyakit
dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan
kesehatan masyarakat. Rumah tangga dapat menjadi ancaman penularan penyakit jika
tidak dikelola dengan baik.
Penerapan PHBS di rumah tangga merupakan kebutuhan mutlak seiring
munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (6 – 10
tahun), yang ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS, khususnya berkaitan dengan
menggunakan jamban di rumah sebagai salah satu indikator PHBS di Rumah tangga.
Berdasarkan Profil Departemen Kesehatan tahun 2005, 40 – 60 % anak sekolah dasar
kedapatan menderita cacingan, sedangkan Yayasan Kusuma Buana mencatat 23,2%
anak SD menderita anemia pada tahun 2007, begitu juga dengan kasus diare. Hal ini
dapat disebabkan karena perilaku tidak menggunakan jamban dan juga perilaku tidak
mencuci tangan pakai sabun sebelum makan (Depkes RI, 2008). Data World Health
Organization menunjukan setiap tahun 100.000 anak Indonesia meninggal karena
diare, sedangkan data Departemen Kesehatan RI sendiri menyatakan diantara 1000
penduduk terdapat 300 orang yang terjangkit penyakit diare sepanjang tahun
(Nadesul, H, 2007).

142
Data dari profil kesehatan Indonesia tahun 2000-2010 terlihat kecenderungan
insiden diare pada anak meningkat. Pada tahun 2000 IR (incidence rate) penyakit
diare 301/1000 penduduk, tahun2003 naik menjadi 374/1000 penduduk, tahun 2006
naik menjadi 423/1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi 411/1000 penduduk. Pada
tahun 2010 dilaporkan terjadi KLB dengan jumlah kasus 2.580 dengan kematian
sebanyak 77 kasus (CFR: 2,98%) (Kemenkes RI, 2013).
Penduduk pedesaan di Indonesia yang menggunakan air bersih baru mencapai
67,3%. Dari angka tersebut hanya separuhnya (51,4%) yang memenuhi syarat
bakteriologis. Sedangkan penduduk yang menggunakan jamban sehat (WC) hanya
54%. Itulah sebabnya penyakit diare sebagai salah satu penyakit yang ditularkan
melalui air masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dengan angka kesakitan
374 per 1000 penduduk.Penggunaan jamban di berbagai daerah di Indonesia masih
menggunakan pembuangan air yang tidak sehat. Hal tersebut terlihat dari hasil
penelitian yang dilaksanakan antara lain oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dimana data
yang tercatat pada penduduk yang menggunakan jamban pada tahun 2002
memperlihatkan rumah tangga (RT) yang memakai jamban leher angsa didaerah
perkotaan sebesar 79,14% dan tinggal di pedesaan sebesar 42,16%, yang
menggunakan jamban plengsengan, di daerah perkotaan sebesar 11,41% dan di daerah
pedesaan sebesar 11,23%. Sedangkan yang menggunakan jamban cemplung di daerah
perkotaan sebesar 1,96% dan di daerah pedesaan sebesar 10,56%. Bila dilihat secara
keseluruhan (perkotaan dan perdesaan), RT yang memakai jamban leher angsa
sebesar 61,64%, jamban cemplung 21,01%, jamban plengsengan 11,32%, dan yang
tidak memakai jamban 6,03% (Kemenkes RI, 2013).
Data yang di dapatkan oleh penulis di Dusun Pasekan Lor RT 1 dan 2 di dapatkan
bahwa 3% dari keseluruhan warga di dusun tersebut masih belum memiliki dan
menggunakan jamban. Bila tak ditanggulangi, Kondisi ini dapat menjadi ancaman
penularan penyakit jika tidak dikelola dengan baik. Olehnya itu, penting untuk
memberikan pendidikan keperawatan mengenai jamban sehat.
2. Masalah
Perilaku kesehatan cendrung beresiko tentang PHBS Jamban Sehat di rt 01 dan rt
02 dusun pasekan lor. di RW 3 Dusun Pasekan Lor RT 1 dan 2 Balecatur Gamping
Sleman Yogyakarta.

143
3. Tujuan
1) Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan 1 x 30 menit, diharapkan Warga Pasekan Lor
RT 1 dan 2 mampu memahami dan mengerti tentang PHBS Jamban Sehat.
2) Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1 x 30 menit tentang asi ekslusif
(pijat oksitosin) Warga Pasekan Lor RT 1 dan 2 diharapkan dapat:
a. Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 mengerti dan memahami tentang
pengertian PHBS Jamban Sehat.
b. Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 mengerti dan memahami tentang
jenis PHBS Jamban Sehat.
c. Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 mengerti dan memahami tentang
manfaat PHBS Jamban Sehat.
d. Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 mengerti dan memahami tentang
syarat PHBS Jamban Sehat.
4. Sasaran
Seluruh warga di Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02
5. Strategi
Penyuluhan (pendidikan kesehatan) tentang PHBS Jamban Sehat
6.Rancangan Kegiatan
a. Topik : PHBS Jamban Sehat
b. Metode: Ceramah dan tanya jawab
c. Media : Leaflet dan power point
d. Waktu : Selasa, 11 Desember 2018, Pukul 19.30 WIB – selesai
e. Tempat: Rumah Ibu Sukini RT 02
f. Pengorganisasian

144
7.Susunan Acara
No Acara Jam

1 Pre test 19.30


2 Pembukaan dan Perkenalan 19.45
3 Inti acara (penyuluhan) 20.00
4 Diskusi/Tanya jawab 20.15
5 Post test 20.30
6 Penutupan 20.45

8. Susunan panitia
a. Ketua/penanggung jawab : Ayu Ningtyas Andriani
b. Sie Dokumentasi : Dyah Setyo Anugraheni
Multi Zamiyati
c. Sie Perlengkapan : Muhammad Fahrul Azmi
Angga Bayu Hamsha
Aulyana Dewi Safitri
d. MCM : Nur Sufiati
Yunita Nugraheni
e. Notulen : Windah Roh Ekawati
Aulia Kentri Fazareni
f. Penyusunan materi/data : Ayu Ningtyas Andriani
g. Sie Konsumsi : Ardiani Wahyu Cahyaningsih
Tengku Sri Fatimah

9. Tata Tempat
Pemateri dan Mahasiswa

Peserta Peserta Peserta

10 Jenis Kegiatan
a. Perencanaan
b. Persiapan

145
c. Pengkajian
d. Pengumpulan data dan perumusan masalah
e. Pengumpulan materi
f. Penyusunan acara dan kepanitiaan
g. Koordinasi dan konsolidasi
h. Persiapan alat

11.Undangan
a. Peserta : 50 orang
b. Pembimbing PPN-PSIK UNISA : 1 orang
c. Mahasiswa PPN-PSIK UNISA : 12 orang
d. Total Peserta : 60 orang
Acara
No Waktu Kegiatan Penanggung Jawab

1. 5 menit Pembukaan Nur Sufiati


2. 5 menit Pre test Aulyana Dewi Safitri
3. 15 menit Presentasi Ayu Ningtyas
Andriani

4. 5 menit Diskusi Ayu Ningtyas


Andriani

5. 5 menit Post test Aulyana Dewi Safitri


6. 5 menit Penutup Nur Sufiati

2. Pelaksanaan
Teknik pelaksanaannya antara lain:
a. Tahap persiapan
a) Pengkajian
b) Pengumpulan data dan perumusan masalah
c) Pengumpulan materi
d) Penyusunan acara dan kepanitian
e) Koordinasi dan konsolidasi

146
f) Persiapan alat
b. Tahap pelaksanaan
a) Datang mengikuti acara perkumpulan yang dilakukan warga
b) Setting tempat disusun sedemikian rupa seperti rencana.
c) Acara dibuka oleh petugas yang telah diberikan tugas, dilanjutkan dengan
acara-acara perkenalan pemateri dan dibagi pre test, kemudian diberikan
penyuluhan kesehatan tentang asi ekslusif fokus pijat oksitosin dan setelah
itu diskusi tanya jawab, post test dan kemudian penutupan oleh moderator
untuk mengakhiri acara.
c. Tahap evaluasi
a) Evaluasi struktur
Perencanaan terlaksana 3 hari sebelum hari pelaksanaan dan undangan
disebarkan 2 hari sebelum acara dilaksanakan.
b) Evaluasi proses
Kegiatan terlaksana sesuai jadwal dengan undangan yang hadir diperkirakan
sebesar 80%, media yang digunakan yaitu LCD dan laptop, leaflet dan
pantum. Keaktifan peserta 90% dalam proses pemberian penyuluhan
kesehatan.
c) Evaluasi hasil
- Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Jamban Sehat
- Mahasiswa mampu menjawab seluruh pertanyaan yang dilontarkan
dari komunitas warga Pasekan Lor
- Mahasiswa mampu membina hubungan lebih dekat dengan komunitas
warga Pasekan Lor
5. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Selasa, 11 Desember 2018
Waktu : Jam 19.30 - Selesai
Tempat : Rumah Ibu Tukini
Demikian laporan pendahuluan ini kami susun untuk dapat dilaksanakan
sebagaimana mestinya.

147
Yogyakarta, 11 Desember 2018
Ketua Kelompok, Mahasiswa

Angga Bayu Hamsha Ayu Ningtyas Andriani

Mengetahui,
Pembimbing Praktek Lapangan

Ns. Suratini, S.Kep., M.Kep.Sp.Kep.Kom.

148
SATUAN ACARA PENYULUHAN
JAMBAN SEHAT

Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02, Balecatur

Gamping, Sleman, Yogyakarta

Disusun oleh

Ayu Ningtyas Andriani

1810206099

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018

149
SATUAN ACARA PENYULUHAN
JAMBAN SEHAT

A. Identifikasi Masalah

PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran


sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang
kesehatan, dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat
(Dinkes Kota Semarang, 2006). PHBS Tatanan Rumah Tangga adalah upaya untuk
memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu melakukan
PHBS untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah resiko
terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif
dalam gerakan kesehatan masyarakat. Rumah tangga dapat menjadi ancaman
penularan penyakit jika tidak dikelola dengan baik.

Penerapan PHBS di rumah tangga merupakan kebutuhan mutlak seiring


munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (6 – 10
tahun), yang ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS, khususnya berkaitan dengan
menggunakan jamban di rumah sebagai salah satu indikator PHBS di Rumah tangga.
Berdasarkan Profil Departemen Kesehatan tahun 2005, 40 – 60 % anak sekolah dasar
kedapatan menderita cacingan, sedangkan Yayasan Kusuma Buana mencatat 23,2%
anak SD menderita anemia pada tahun 2007, begitu juga dengan kasus diare. Hal ini
dapat disebabkan karena perilaku tidak menggunakan jamban dan juga perilaku tidak
mencuci tangan pakai sabun sebelum makan (Depkes RI, 2008). Data World Health
Organization menunjukan setiap tahun 100.000 anak Indonesia meninggal karena
diare, sedangkan data Departemen Kesehatan RI sendiri menyatakan diantara 1000
penduduk terdapat 300 orang yang terjangkit penyakit diare sepanjang tahun
(Nadesul, H, 2007).

Data dari profil kesehatan Indonesia tahun 2000-2010 terlihat kecenderungan


insiden diare pada anak meningkat. Pada tahun 2000 IR (incidence rate) penyakit
diare 301/1000 penduduk, tahun2003 naik menjadi 374/1000 penduduk, tahun 2006
naik menjadi 423/1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi 411/1000 penduduk. Pada
tahun 2010 dilaporkan terjadi KLB dengan jumlah kasus 2.580 dengan kematian
sebanyak 77 kasus (CFR: 2,98%) (Kemenkes RI, 2013).

150
Di Indonesia, penduduk pedesaan yang menggunakan air bersih baru
mencapai 67,3%. Dari angka tersebut hanya separuhnya (51,4%) yang memenuhi
syarat bakteriologis. Sedangkan penduduk yang menggunakan jamban sehat (WC)
hanya 54%. Itulah sebabnya penyakit diare sebagai salah satu penyakit yang
ditularkan melalui air masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dengan angka
kesakitan 374 per 1000 penduduk.Penggunaan jamban di berbagai daerah di
Indonesia masih menggunakan pembuangan air yang tidak sehat. Hal tersebut terlihat
dari hasil penelitian yang dilaksanakan antara lain oleh Badan Pusat Statistik (BPS)
dimana data yang tercatat pada penduduk yang menggunakan jamban pada tahun
2002 memperlihatkan rumah tangga (RT) yang memakai jamban leher angsa didaerah
perkotaan sebesar 79,14% dan tinggal di pedesaan sebesar 42,16%, yang
menggunakan jamban plengsengan, di daerah perkotaan sebesar 11,41% dan di daerah
pedesaan sebesar 11,23%. Sedangkan yang menggunakan jamban cemplung di daerah
perkotaan sebesar 1,96% dan di daerah pedesaan sebesar 10,56%. Bila dilihat secara
keseluruhan (perkotaan dan perdesaan), RT yang memakai jamban leher angsa
sebesar 61,64%, jamban cemplung 21,01%, jamban plengsengan 11,32%, dan yang
tidak memakai jamban 6,03% (Kemenkes RI, 2013). Bila tak ditanggulangi, Kondisi
ini dapat menjadi ancaman penularan penyakit jika tidak dikelola dengan baik.
Olehnya itu, penting untuk memberikan pendidikan keperawatan mengenai jamban
sehat.

B. PENGANTAR
Tema : Jamban Sehat
Sasaran : masyarakat RT 1 dan 2 Dusun Pasekan Lor
Hari/Tanggal : selasa, 11 Desember 2018
Jam : 19.00 - selesai
Waktu : 20 menit
Tempat : Dusun Pasekan Lor
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, masyarakat RT 1 dan 2 Dusun Pasekan
Lor dapat mengetahui dan memahami tentang Jamban Sehat.

151
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini masyarakat RT 1 dan 2 Dusun Pasekan
Lor diharapkan :
a. Peserta dapat memahami apa itu jamban sehat.
b. Peserta dapat memahami syarat dan ciri-ciri penggunaan jamban sehat.
c. Peserta dapat memahami jenis-jenis dari jamban sehat
d. Peserta dapat memahami manfaat jaban sehat serta akibat jamban tidak sehat
e. Peserta dapat menggunakan jamban sehat dengan bersih.

D. MATERI
Terlampir

E. METODE
1. Ceramah.
2. Tanya jawab.

F. MEDIA
1. Leaflet.
2. Materi SAP
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA

1. 3 menit Pembukaan Mendengarkan dan


- Memberikan salam memperhatikan
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan
- Kontrak waktu

Penyuluhan
- Menjelaskan sekilas
tentang materi penyuluhan

152
2. 10 menit Pelaksanaan kegiatan penyuluhan Mendengarkan dan
 Menjelaskan materi tentang memperhatikan
1. Menjelaskan tentang Merespon pertanyaan
Jamban Sehat.
2. Menyebutkan syarat dan
ciri-ciri penggunaan
jamban sehat
3. Menjelaskan manfaat jaban
sehat serta akibat jamban
tidak sehat
3. 7 menit Penutup Merespon / menjawab
- Menyimpulkan materi yang
disajikan
- Diskusi
- Mengucapkan salam penutup

H. EVALUASI
1. Jenis : Tanya Jawab
2. Teknik : Lisan
3. Jumlah : buah
Pertanyaan:
Bagaimana caraagar menyadarkan lansia yang sudah biasa BAB di sungai untuk
beralih BAB di jamban?
Jawaban:
Sudah tugas kita untuk menyadarkan lansia bahwa BAB di sungai itu tidak sehat dan
dapat menimbulkan berbagai penyakit. Ibu bisa menggunakan leafleat yang telah
kami berikan untuk menyadarkan warga yang masih membandel BAB di sungai. Bisa
di bacakan bahaya yang dapat muncul pada dirinya dan lingkungan sekitar.

153
I. PENGESAHAN
Yogyakarta, 2 Desember
2018

Sasaran Pemberi Penyuluhan

( Masyarakat RT 1 dan 2 Pasekan Lor ) (Ayu Ningtyas Andriani)

Mengetahui, Pembimbing

Vita Purnamasari, S.Kep.,Ns.M.Kep.

154
J. Evaluasi
Metode Evaluasi : Pretest dan Post test
Jenis Pertanyaan : Pertanyaan secara tertulis dan lisan
Jumlah soal : 4

NO Pernyataan Ya Tidak

Jamban Cemplung adalah jenis jamban yang memenuhi syarat


1 kesehatan

Fungsi jamban kelarga adalah agar tinja tidak mencemari sumber air
2 yang ada di sekitarnya

Syarat jamban keluarga yang sehat adalah tidak mencemari sumber


3 air minum dan tidak berbau

Jarak antara jamban keluarga dengan sumber air bersih adalah 5


4 meter

155
A. LAMPIRAN

1. Jamban

a. Pengertian

Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan


kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan
leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit
penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya.

b. Jenis jamban yang digunakan


1) Jamban cemplung: Adalah jamban yang penampungannya berupa lupang
yang berfungsi menyimpan dan meresapkan cairan kotoran/tinja ke dalam
tanah dan mengendapkan kotoran ke dasar lubang. Untuk jamban cemplung
diharuskan ada penutup agar tidak berbau.

2) Jamban tangki septik/leher angsa: Adalah jamban berbentuk leher angsa


yang penampungannya berupa tangki septik kedap air yang berfungsi
sebagai wadah proses penguraian/dekomposisi kotoran manusia yang
dilengkapi dengan resapannya. Pilihan leher angsa yang terbuat dari
keramik, porselin atau kaca serat (fiber glass). Tempat air perapat harus
terbuat dari kaca serat atau keramik karena permukaanya licin dan cukup
kuat sehingga mudah dibersihkan. Juga tidak berbau dan tidak mengundang
serangga. Tinggi air perapat harus paling sedikit 2 cm, agar bau dari

c. Memilih jenis jamban

1) Jamban cemplung digunakan untuk daerah yang sulit air

2) Jamban tangki septik/leher angsa digunakan untuk daerah yang cukup air
dan daerah padat penduduk, karena dapat menggunakan multiple latrine
yaitu satu lubang penampungan tinja/tangki septik digunakan oleh
beberapa jamban (satu lubang dapat menampung kotoran/tinja dari 3-5
jamban)

156
3) Daerah pasang surut, tempat penampungan kotoran/tinja hendaknya
ditinggikan kurang lebih 60 cm dari permukaan air pasang.
Siapa yang diharapkan menggunakan jamban?
Setiap aggota rumah tangga harus menggunakan jamban untuk buang
airbesar/buang air kecil.

d. Mengapa harus menggunakan jamban

1) Menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau

2) Tidak mencemari sumber air yang ada di sekitamya.

3) Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi


penular penyakit Diare, Kolera Disentri, Thypus, kecacingan, penyakit
saluran pencernaan, penyakit kulit dan keracuanan.

e. Syarat jamban sehat

1) Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum
dengan lubang penampungan minimal 10 meter

2) Tidak berbau

3) Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus

4) Tidak mencemari tanah di sekitamya

5) Mudah dibersihkan dan aman digunakan

6) Dilengkapi dinding dan atap pelindung

7) Penerangan dan ventilasi cukup

8) Lantai kedap air dan luas ruangan memadai

9) Tersedia air, sabun, dan alat pembersih

f. cara memelihara jamban sehat


1) Lantai jamban selalu bersih dan tidak ada genangan air

2) Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan


bersih

157
3) Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat

4) Tidak ada serangga (kecoa, lalat) dan tikur yang berkeliaran

5) Tersedia alat pembersih (sabun, sikat dan air bersih)

6) Bila ada kerusakan segera diperbaiki.

a. Pengetahuan Dan Tindakan Masyarakat Dalam Pemanfaatan


Jamban Keluarga.

Masalah penyehatan lingkungan pemukiman khususnya pada


pembuangan tinja merupakan salah satu dari berbagai masalah kesehatan yang
perlu mendapatkan prioritas. Penyediaan sarana pembuangan tinja masyarakat
terutama dalam pelaksanaannya tidaklah mudah, karena menyangkut peran serta
masyarakat yang biasanya sangat erat kaitannya dengan prilaku, tingkat
ekonomi, kebudayaan dan pendidikan

Tempat jamban dapat dipilih yang baik, sehingga bau dari jamban tidak
tercium. Secara tersendiri dan ditempatkan di luar atau di dalam rumah dan
berfungsi untuk melayani 1 sampai dengan 5 keluarga, atau untuk melayani
orang-orang di tempat-tempat umum (terminal, bioskop, dan sebagainya)

Pembuangan tinja perlu mendapat perhatian khusus karena


merupakan satu bahan buangan yang banyak mendatangkan masalah dalam
bidang kesehatan dan sebagai media bibit penyakit, seperti diare, typhus,
muntaber, disentri, cacingan dan gatal-gatal. Selain itu dapat menimbulkan
pencemaran lingkungan pada sumber air dan bau busuk serta estetika.

Jamban keluarga adalah suatu bangunan yang dipergunakan untuk


membuang tinja atau kotoran manusia atau najis bagi suatu keluarga yang lazim
disebut kakus atau WC. Syarat jamban yang sehat sesuai kaidah-kaidah
kesehatan adalah sebagai berikut :

1) Tidak memncemari sumber air minum


2) Tidak berbau tinja dan tidak bebas dijamah oleh serangga maupun tikus.

158
3) Air seni, air bersih dan air penggelontor tidak mencemari tanah sekitar
olehnya itu lantai sedikitnya berukuran 1 X 1 meter dan dibuat cukup
landai, miring kearah lobang jongkok.
4) Mudah dibersihkan dan aman penggunaannnya.
5) Dilengkapi dengan dinding dan penutup
6) Cukup penerangan dan sirkulasi udara.
7) Luas ruangan yang cukup
8) Tersedia air dan alat pembersih
Pemanfaatan jamban keluarga sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan
dan kebiasaan masyarakat. Tujuan program JAGA (jamban keluarga) yaitu
tidak membuang tinja ditempat terbuka melaingkan membangun jamban untuk
diri sendiri dan keluarga. Penggunaan jamban yang baik adalah kotoran yang
masuk hendaknya disiram dengan air yang cukup, hal ini selalu dikerjakan
sehabis buang tinja sehingga kotoran tidak tampak lagi. Secara periodic Bowl,
leher angsa dan lantai jamban digunakan dan dipelihara dengan baik, sedangkan
pada jamban cemplung lubang harus selalu ditutup jika jamban tidak digunakan
lagi, agar tidak kemasukan benda-benda lain.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan jarak jamban dan
sumber air bersih adalah sebagai berikut :
1) Kondisi daerah, datar atau miring
2) Tinggi rendahnya permukaan air
3) Arah aliran air tanah
4) Sifat, macam dan struktur tanah
Pemeliharaan jamban keluarga sehat yang baik adalah lantai jamban
hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air, bersihkan jamban secara
teratur sehingga ruang jamban selalu dalam keadaan bersih, didalam jamban
tidak ada kotoran terlihat, tidak ada serangga(kecoa, lalat) dan tikus berkeliaran,
tersedia alat pembersih dan bila ada kerusakan segera diperbaiki.
b. Tempat Jamban

1) Pelat Jongko

Pelat jongkok harus selalu bersih dan licin. Untuk itu pilihlah pelat jongkok
yang terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan, misalnya keramik, kaca
serat, porselin, dan sebagainya.

159
2) Pondasi

Umumnya tebal pondasi jamban 20-40 cm dan dalamnya 40 cm, terbuat dari
batu kali, bata atau batako. Adukannya terdiri dari semen : pasir = 1 : 6. Jika
semen diganti dengan kapur dan semen merah : pasir = 1 : 3 : 4

3) Lantai

Lantai beton setebal 10 cm, kedap air, awet, dan mudah dibersihkan. Lantai
tegel dapat dipasang dengan adukan semen : pasir = 1 : 3.

4) Pintu

Pintu dapat dibuat dari bambu atau kayu yang dilapisi seng atau aluminium
sehingga tidak mudah lapuk. jarak tepi bawah pintu dari lantai sekitar 5-7,5
cm. Ukuran : tinggi 1,80 m. lebar 0,65 m.

5) Dinding

Dinding dapat dibuat dari bata/batako, kayu/papan, anyaman bambu. Tinggi


dinding : 1,00 - 2,00 m. dinding depan 20 cm lebih tinggi supaya atapnya
miring ke belakang.

6) Lubang Angin

Lubang angin sangat diperlukan agar selalu terjadi pergantian udara di dalam
jamban

7) Atap

Atap jamban berguna sebagai pelindung di waktu hujan dan mencegah air
hujan masuk ke dalam pelat jongkok. Bahan atap misalnya genting, seng
gelombang, ijuk, atap plastik tembus cahaya, daun bambu, alang-alang, dan
sebagainya. Kemiringan atap minimum 15 derajat.

8) Jarak Cubluk atau Resepan dari Tangki Septik ke Sumur

Bila letak cubluk atau resapan dan tangki septik berdekatan dengan
sumur, maka jarak minimum antara cubluk dan sumur tersebut harus 10 m.

160
10) Petunjuk Pemakaian dan Pemeliharaan Jamban yang Dilengkapi dengan
Leher Angsa

 Sebelum dipakai plat jongkok disiram terlebih dahulu dengan air supaya
najis tidak melekat dan penggelontorannya lancar

 Jika tidak ada bak penampung air di dalam kakus, sediakan tempat/ember
dengan isi 2 sampai 3 liter

 Air hujan jangan dialirkan langsung ke dalam jamban demikian juga air
dari kamar mandi. Hal ini untuk menghindarkan gangguan terhadap
Tangki Septik atau Cubluk yang digunakan sebagai tempat pengolahan.

 Pelat jongkok harus dibersihkan dengan sikat yang khusus untuk itu (yang
bertangkai). Untuk membersihkan dipakai sedikit air dan bubuk sabun
atau abu gosok. Demikian juga lantai kakus/jamban harus dibersihkan
setiap hari.

 Untuk menghindarkan tersumbatnya perangkap air, jangan membuang


sampah dan kotoran rumah tangga lainnya ke dalam lubang jamban

 Jangan membuang puntung rokok yang masih menyala ke lubang jamban,


karena dapat mengakibatkan adanya tanda yang berbekas.

 Perangkap air yang tersumbat dibersihkan dengan belahan bambu dari


arah lubang jamban atau jika ada dari lubang/bak pemeriksa di belakang
kakus.

 Jika ada bau busuk dari kakus/jamban, periksalah apakah perangkap air
kosong atau rusak. Jika perangkap air kosong, siramkan air kedalam
lubang jamban

161
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (2009). Rumah Tangga Sehat dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Di unduh
pada 25 November 2018 dari http://promkes.depkes.go.id

162
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA WANITA DEWASA
DENGAN JAMBAN SEHAT DI DUSUN PASEKAN LOR
RT 1 DAN 2 BALECATUR GAMPING SLEMAN
YOGYAKARTA

Disusun oleh
Ayu Ningtyas Andriani
1810206099

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018

163
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian Wilayah
1. Batas wilayah
a. Utara : Sawah
b. Selatan : Sawah dan jalan lintas Desa
c. Timur : Dusun Pasekan kidul
d. Barat : Jalan Provinsi
2. Jumlah KK : 91 jiwa
3. Jumlah balita : 17 jiwa
4. Jumlah remaja : 70 jiwa
5. Jumlah lansia : 60 jiwa
6. Jumlah penduduk wanita : 142 jiwa
7. Jumlah penduduk laki-laki : 150 jiwa
8. Jenis pekerjaan
a. PNS : 4 orang
b. Petani : 76 orang
c. Peternak :-
d. Lain-lain : 212 orang
9. Tingkat Pendidikan
a. SD : 65 orang
b. SMP : 51 0rang
c. SMA : 104 orang
d. PT : 25 orang
e. Lain-lain : 43 orang

B. Data Fokus
1. Data Wawancara
 2% ( 7 orang ) warga Dusun Pasekan Lor RT 1 dan 2 tidak mempuyai kebiasaan
BAB dijamban.
 5% (5 KK) BAB di sungai.
 9% (27 warga) di RT 01 dan 02 di Dusun Pasekan Lor menderita hipertensi
 9% (27 warga) di RT 01 dan 02 di Dusun Pasekan Lor rutin minum obat
hipertensi
 1%( 1 warga) di RT 1 dan 02 di Dusun Pasekan Lor yang mengalami diabetes
militus

164
2. Data Windshield Survey
 Saat di lakukan pengukuran tekanan darah, tekanan darah 27 orang mengalami
kenaikan 180/ 100 mmHg

C. Analisis Data
No Data Masalah
1. Data Wawancara: Ketidakefektifan
1. 9% (27 warga) di RT 01 dan 02 di Dusun manajemen kesehatan
Pasekan Lor menderita hipertensi pada usia dewasa dan
2. 9% (27 warga) di RT 01 dan 02 di Dusun lansia didusun Pasekan
Pasekan Lor rutin minum obat hipertensi Lor RT 01 dan RT 02
3. 1%( 1 warga) di RT 1 dan 02 di Dusun Pasekan terkait DM dan
Lor yang mengalami diabetes militus hiperternsi

Data Windshield Survey


1. Saat di lakukan pengukuran tekanan darah,
tekanan darah 27 orang mengalami kenaikan
180/ 100 mmHg

3. Data Wawancara: Perilaku Kesehatan


1. 77% (70 kk) di RT 01 dan 02 di Dusun Pasekan Cendrung Beresiko
Lor membakar sampah tentang GERMAS di RT
2. 87% (79 kk) di RT 01 dan 02 di Dusun Pasekan 01 dan RT 02 dusun
Lor kondisi penampungan sampah terbuka pasekan lor

Data Windshield Survey:


1. Ada 5 orang sedang membakar sampah di
sekitar rumah
2. Terlihat banyak kotoran hewan di sekitar rumah

165
D. Skoring Diagnosis
No Diagnosa Keperawatan A B C D E F G H I J K Total
1 Ketidakefektifan manajemen kesehatan pada usia dewasa dan lansia 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 38
didusun Pasekan Lor RT 01 dan RT 02 terkait DM dan hiperternsi

3 Perilaku Kesehatan Cendrung Beresiko tentang PHBS di RT 01 dan RT 4 3 5 5 4 4 4 4 4 3 3 43


02 dusun pasekan lor

Keterangan :
A: Resiko Terjadi G: Tempat Bobot Rentang Nilai
B: Resiko Parah H: Waktu 1: Sangat rendah
C: Potensi untuk PenKes I: Dana 2: Rendah
D: Minat Masyarakat J: Fasilitas Kesehatan 3: Cukup
E: Mungkin Diatasi K: Sumber Daya 4: Tinggi
F: Sesuai dengan Program Kesehatan 5: Sangat tinggi
Pembobotan rentang 1-5 , yaitu :
2 : sangat rendah, 2 : rendah, 3 : cukup, 4 : tinggi , 5 : sangat tinggi

166
E. Rencana Asuhan Keperawatan
No DIAGNOSA TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
4. Perilaku Setelah dilakukan pendidikan Primer
Kesehatan kesehatan tentang GERMAS di Pendidikan kesehatan
Cendrung Dusun Pasekan Lor RT 01 dan RT 4. Tentukan pendidikan
Beresiko tentang 02 Gamping Sleman selama 1 kali kesehatan dan gaya hidup
GERMAS pertemuan diharapkan: saat ini.
( jamban, sampah, Primer 5. Berikan pendidikan
asi ekslusif) di RT Knowledge: Health kesehatan dalam jumlah
01 dan RT 02 Behavior (1805) besar pada saat yang tepat.
dusun pasekan lor 1. Mengetahui efek pencemaran 6. Berikan penyuluhan
Pemeliharaan yang Mempengaruhi kesehatan kesehatan tentang perilaku
kesehatan (3-4). hidup bersih an sehat
cenderung
beresiko pada Sekunder
Sekunder
kelompok Konseling
Risk Control : Environment Use
5. Bangun hubungan teraupetik.
(1906)
6. Informasikan diwal hubungan
1. Mengunakan kelompok
bahwa PHBS dapat
pendukung untuk menjaga
mempengaruhi kesehaatan.
lingkungan(3-4).
7. Beri informasi bahaya PHBS
2. Menggunakan sumber-
yang tidak sesuai.
sumber mengenai perilaku
kesehatan (3-4).
Tersier
3. Menggunakan sumber daya
untuk mencegah masyarakat Menejemen perilaku
5. Identifikasi perilaku
mengurangi dampak negatif
kebiasaan hidup bersih dan
lingkungan (3-4).
sehat
4. Edukasi perilaku hidup
6. Diskusikan dengan kelompok
bersih dan sehat (3-4).
mengenai konsekuensi dari
perilaku PHBS
Tersier 7. Diskusikan dampak negatif
Status kesehatan komunitas pada orang lain mengenai
4. Status kesehatan komunitas perilaku yang mengganggu
(3-4). dan membahayakan
5. Tingkat partisipasi dalam lingkungan sekitar
pelayanan kesehatan
komunitas (3-4)
6. Preventif progrm
peningkatan kesehatan (3-4).

167
F. Implementasi dan Evaluasi

Dx Tanggal Implementasi Evaluasi


Perilaku Kesehatan Selasa Pendidikan Keseatan: Selasa , 11 Desember 2018
Cendrung Beresiko 11 Desember Pukul : 19.00
 Menjelaskan mengenai pengertian PHBS S :
tentang GERMAS 2018
( jamban, sampah, Pukul : Jamban Sehat. - masyarakat menanyakan mengenai
asi ekslusif) di RT 19.00 bagaimana menyadaran lansia yang
01 dan RT 02 dusun  Menjelaskan mengenai jenis PHBS ngeyel tetap BAB di sungai
pasekan lor Jamban Sehat.
Pemeliharaan
 Menjelaskan mengenai manfaat PHBS O :
kesehatan cenderung - masyarakat yang hadir terlihat
Jamban Sehat.
beresiko pada mendengarkan dengan seksama
 Menjelaskan mengenai jamban yang tidak - masyarakat antusias dalam
kelompok menanyakan hal yang kurang
sehat
dipahaminya
 Menjelaskan mengenai dampak penyakit
akibat jamban tidak sehat A:
Perilaku Kesehatan Cendrung Beresiko
 Menjelaskan mengenai syarat PHBS
tentang GERMAS ( jamban, sampah, asi
Jamban Sehat. ekslusif) di RT 01 dan RT 02 dusun pasekan
lor belum teratasi

P:
(Ayu Ningtyas Andriani) - pantau kebiasaan BAB warga Pasekan
Lor

(Ayu Ningtyas Andriani)

168
LAMPIRAN

169
A. DOKUMENTASI

170
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA WANITA DEWASA
DENGAN ASI EKSLUSIF (CARA MENYUSUI YANG BENAR)
DI DUSUN PASEKAN LOR RT 1 DAN 2 BALECATUR
GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

Disusun oleh
DYAH SETYO ANUGRAHENI
1810206016

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018

171
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA WANITA DEWASA DENGAN ASI
EKSLUSIF (CARA MENYUSUI YANG BENAR)
DI DUSUN PASEKAN LOR RT 1 DAN 2 BALECATUR
GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

Kelompok :1
Tanggal : 6 Desember 2018
A. Latar belakang

Menyusui adalah suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu di seluruh dunia


berhasil menyusui bayinya tanpa pernag membaca buku tentang ASI bahkan ibu yang
buta huruf pun dapat menyusui anaknya dengan baik. Walaupun demikian dalam
lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah
(Utami Roeli, 2000).

Keberhasilan menyusui harus diawali dengan kepekaan terhadap waktu yang


tepat saat pemberian ASI. Kalau diperhatikan sebelum sampai menangis bayi sudah
bisa memberikan tanda-tanda kebutuhan akan ASI berupa gerakan-gerakan memainkan
mulut dan lidah atau tangan di mulut.

Kendala terhadap pemberian ASI telah terindentifikasi, hal ini mencakup faktor-
faktor seperti kurangnya informasi dari pihak perawat kesehatan bayi, praktik-praktik
rumah sakit yang merugikan seperti pemberian air dan suplemen bayi tanpa kebutuhan
medis, kurangnya perawatan tindak lanjut pada periode pasca kelahiran dini, kurangnya
dukungan dari masyarakat luas (Maribeth Hasselquist, 2006).

Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami berbagai


masalah, hanya tidak mengetahui cara-cara yang sebenarnya sangat sederhana, seperti
cara menaruh bayi pada payudara ketika menyusui, isapan yang mengakibatkan puting
terasa nyeri dan masih banyak lagi masalah lain. Untuk itu seorang ibu butuh seseorang
yang dapat membimbing dalam merawat bayi termasuk dalam menyusui. Orang yang
dapat membantunya terutama adalah orang yang berpengaruh besar dalam hidupnya
atau disegani seperti suami, keluarga atau kerabat atau kelompok ibu-ibu pendukung
ASI dan dokter atau tenaga kesehatan. Untuk mencapai keberhasil menyusui diperlukan
pengetahuan mengenai teknik-teknik menyusui yang benar (Soetjingsih, 2007).

172
Dari hasil pengkajian melalui wawancara dengan warga dewasa dengan ASI
Ekslusif di Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 diperoleh data bahwa 2% (2 warga) di RT
01 dan 02 di Dusun Pasekan Lor mendapatkan asi ekslusif.
B. Masalah
C. Perilaku kesehatan cendrung beresiko tentang PHBS asi ekslusif (carra menyusui yg
benar) di RT 01 dan RT 02 dusun pasekan lor. di RW 3 Dusun Pasekan Lor RT 1 dan 2
Balecatur Gamping Sleman Yogyakarta.
D. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melalui kegiatan penyuluhan ini, warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan RT 02 dapat
mengerti cara menyusui dengan benar
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kegiatan pendidikan kesehatan dan simulasi selama 1x30 menit
diharapkan :
a. Warga Dusun Pasekan Lor II RT 01 dan 02 mampu mengetahui pengertian
teknik menyusui dengan benar
b. Warga Dusun Pasekan Lor II RT 01 dan 02 mampu menentukan bagaimana
posisi yang benar bagi ibu menyusui
c. Warga Dusun Pasekan Lor II RT 01 dan 02 mampu menjelaskan cara
memasukkan puting yang baik dan benar
d. Warga Dusun Pasekan Lor II RT 01 dan 02 mampu mengetahui fungsi
menyusui dengan benar
e. Warga Dusun Pasekan Lor II RT 01 dan 02 mampu mengetahui akibat jika
menyusui tidak benar
f. Warga Dusun Pasekan Lor II RT 01 dan 02 mampu mengetahui cara
melepaskan hisapan bayi
E. Sasaran
Wanita Dewasa di Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02
F. Strategi
Penyuluhan pendidikan kesehatan dan simulasi tentang cara menyusui yang benar
G. Rencana Kegiatan
a) Topik : Cara menyusui yang benar

173
b) Metode : Ceramah dan tanya jawab
c) Media : Leaflet dan power point
d) Waktu : Kamis 6 Desember 2018, 19.30 WIB – selesai
e) Tempat : Rumah Ibu Tukini RT 02
f) Pengorganisasian
H. Sususunan acara
No Acara Jam

1 Pre test 19.30


2 Pembukaan dan Perkenalan 19.45
3 Inti acara (penyuluhan) 20.00
4 Diskusi/Tanya jawab 20.15
5 Post test 20.30
6 Penutupan 20.45

I. Susunan panitia
a) Ketua/penanggung jawab : Aulia Kentri Fazareni
Dyah Setyo Anugraheni
Multi Zamiyati
b) Sie Dokumentasi : Yunita Nugraheni
Ayu Ningtyas Andriani
c) Sie Perlengkapan : Muhammad Fahrul Azmi
Angga Bayu Hamsha
Aulyana Dewi Safitri
d) MCM : Nur Sufiati
e) Notulen : Windah Roh Ekawati
f) Penyusunan materi/data : Aulia Kentri Fazareni
Dyah Setyo Anugraheni
Multi Zamiyati
g) Sie Konsumsi : Ardiani Wahyu Cahyaningsih
Tengku Sri Fatimah

174
J. Tata Tempat
Pemateri dan Mahasiswa

Peserta Peserta Peserta


K. Jenis Kegiatan
1.Perencanaan
Persiapan
a.Pengkajian
1. Pengumpulan data dan perumusan masalah
2. Pengumpulan materi
3. Penyusunan acara dan kepanitiaan
4. Koordinasi dan konsolidasi
5. Persiapan alat
B) Undangan
1. Peserta : 40 orang
2. Pembimbing PPN-PSIK UNISA : 1 orang
3. Mahasiswa PPN-PSIK UNISA : 12 orang
4. Total Peserta : 53 orang
3. Acara
No Waktu Kegiatan Penanggung Jawab

1. 5 menit Pembukaan Nur Sufiati


2. 5 menit Pre test Aulyana Dewi Safitri
3. 15 menit Presentasi Dyah Setyo Anugraheni
Aulia Kentri Fazareni
Multi Zamiyati
4. 5 menit Diskusi Dyah Setyo Anugraheni
Aulia Kentri Fazareni
Multi Zamiyati
5. 5 menit Post test Aulyana Dewi Safitri
6. 5 menit Penutup Nur Sufiati

175
2. Pelaksanaan
Teknik pelaksanaannya antara lain:
1. Tahap persiapan
a) Pengkajian
b) Pengumpulan data dan perumusan masalah
c) Pengumpulan materi
d) Penyusunan acara dan kepanitian
e) Koordinasi dan konsolidasi
f) Persiapan alat
2. Tahap pelaksanaan
a) Datang mengikuti acara perkumpulan yang dilakukan warga
b) Setting tempat disusun sedemikian rupa seperti yg direncana.
c) Acara dibuka oleh petugas, dilanjutkan dengan acara-acara perkenalan
pemateri dan dibagi pre test, kemudian diberikan penyuluhan kesehatan
dan simulasi tentang cara menyusui dengan benar dan setelah itu diskusi
tanya jawab, post test dan kemudian penutupan oleh moderator untuk
mengakhiri acara.
3. Tahap evaluasi
a) Evaluasi struktur
Perencanaan terlaksana 3 hari sebelum hari pelaksanaan dan undangan
disebarkan 2 hari sebelum acara dilaksanakan.
b) Evaluasi proses
Kegiatan terlaksana sesuai jadwal dengan undangan yang hadir diperkirakan
sebesar 80%, media yang digunakan yaitu LCD dan laptop, leaflet. Keaktifan
peserta 90% dalam proses pemberian penyuluhan kesehatan.
c) Evaluasi hasil
a. Warga Dusun Pasekan Lor II RT 01 dan 02 mampu mengetahui pengertian
teknik menyusui dengan benar
b. Warga Dusun Pasekan Lor II RT 01 dan 02 mampu menentukan bagaimana
posisi yang benar bagi ibu menyusui

176
c. Warga Dusun Pasekan Lor II RT 01 dan 02 mampu menjelaskan cara
memasukkan puting yang baik dan benar
d. Warga Dusun Pasekan Lor II RT 01 dan 02 mampu mengetahui fungsi
menyusui dengan benar
e. Warga Dusun Pasekan Lor II RT 01 dan 02 mampu mengetahui akibat jika
menyusui tidak benar
f. Warga Dusun Pasekan Lor II RT 01 dan 02 mampu mengetahui cara
melepaskan hisapan bayi
L. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Kamis, 06 Desember 2018
Waktu : Jam 19.30 - Selesai
Tempat : Rumah Ibu Tukini
Demikian laporan pendahuluan ini kami susun untuk dapat dilaksanakan
sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, Desember, 2018


Ketua Kelompok, Mahasiswa

Angga Bayu Hamsha Dyah Setyo Anugraheni


NIM 1820106016

Mengetahui,
Pembimbing Praktek Lapangan

Ns. Suratini, S.Kep., M.Kep.Sp.Kep.Kom.

177
SATUAN ACARA PENYULUHAN
CARA MENYUSUI DENGAN BENAR DI DUSUN PASEKAN LOR RT 01
DAN 02 BALECATUR GAMPING SLEMAN
YOGYAKARTA

Disusun Oleh :
DYAH SETYO ANUGRAHENI
1810206016

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018

178
SATUAN ACARA PENYULUHAN

CARA MENYUSUI DENGAN BENAR DI DUSUN PASEKAN LOR RT 01 DAN 02


BALECATUR

A. Latar Belakang

Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi alamiah bagi bayi dengan kandungan gizi
paling sesuai untuk pertumbuhan optimal (Hegar, 2008). Berdasarkan hasil Riskesdas
pemberian ASI eksklusif pada bayi selama 6 bulan hanya 40,6 %, jauh dari target nasional
yang mencapai 80%. Kurangnya produksi ASI menjadi salah satu penyebab ibu
memutuskan memberikan susu formula pada bayinya. UNICEF menegaskan bahwa bayi
yang menggunakan susu formula memiliki kemungkinan meninggal dunia pada bulan
pertama kelahirannya, dan kemungkinan bayi yang diberi susu formula adalah 25 kali
lebih tinggi angka kematiannya daripada bayi yang disusui ibunya secara eksklusif (Selasi,
2009). Susu formula tidak memiliki kandungan yang lengkap seperti ASI, dan tidak
mengandung antibody seperti yang terkandung dalam ASI. Hal ini menyebabkan bayi
yang tidak mendapatkan ASI eksklusif akan mudah sakit.
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia pada tahun 2008 masih relatif tinggi yaitu
35 kematian per 1000 kelahiran hidup, dan di Jawa Timur tahun 2010 sebesar 25,7 per
1000 kelahiran hidup. Salah satu penyebab kematian bayi dan balita tersebut adalah
faktor gizi, dengan penyebab antara lain karena buruknya pemberian ASI eksklusif. Hasil
riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2010 menunjukkan bahwa prevalensi gizi buruk
secara nasional sebesar 4,9% menurun 0,5% dibanding hasil Riskesdas tahun 2007
sebesar 5,4%, sedangkan gizi kurang tetap 13%. Hasil survey awal yang dilakukan peneliti
pada bulan oktober 2013 di dusun Sono Desa Ketanen Kecamatan Panceng dari 10 ibu
nifas didapatkan 6 orang atau 60% yang mengatakan ASInya keluar lancar pada hari
pertama setelah melahirkan dan 4 0rang atau 40% ibu nifas yang mengatakan ASInya
baru keluar lancar pada hari kedua dan ketiga.
Menyusui merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi ibu sekaligus
memberikan manfaat yang tidak terhingga pada anak (Yuliarti, 2009). Keberhasilan
menyusui harus diawali dengan kepekaan terhadap waktu yang tepat saat pemberian ASI.
Kalau diperhatikan sebelum sampai menangis bayi sudah bisa memberikan tanda-tanda

179
kebutuhan akan ASI berupa gerakan-gerakan memainkan mulut dan lidah atau tangan di
mulut.
Kendala terhadap pemberian ASI telah teridentifikasi, hal ini mencakup faktor-faktor
seperti kurangnya informasi dari pihak perawat kesehatan bayi, praktik-praktik rumah sakit
yang merugikan seperti pemberian air dan suplemen bayi tanpa kebutuhan medis, kurangnya
perawatan tindak lanjut pada periode pasca kelahiran dini, kurangnya dukungan dari
masyarakat luas (Maribeth Hasselquist, 2006).

3. Pengantar
Bidang studi : Keperawatan Maternitas
Topik : Cara menyusui dengan benar
Sasaran : Agregat wanita dewasa di Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02
Hari/tanggal : Kamis, 06 Desember 2018
Jam : 19.30 WIB
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah Ibu Tukini RT 02
4. Tujuan
1. Tujuan instruksional umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan Ibu-ibu di dusun
Pasekan Lor RT 01 dan 02 yang menyusui ataupun tidak dapat mengetahui tentang
cara menyusui yang benar
2. Tujuan instruksional khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan Ibu-ibu di dusun
Pasekan Lor RT 01 dan RT 02 dapat:
a. Mengetahui pengertian cara menyusui dengan benar
b. Menentukan bagaimana posisi yang benar bagi ibu menyusui
c. Menjelaskan cara memasukkan puting yang baik dan benar
d. Mengetahui fungsi menyusui dengan benar
e. Mengetahui akibat jika menyusui tidak benar
f. Mengetahui cara melepaskan hisapan bayi
5. Materi:
Adapun kisi-kisi materinya, yaitu:

180
1. Pengertian cara menyusui yang benar
2. Posisi menyusui dengan benar
3. Cara memasukkan putting dengan baik dan benar
4. Fungsi menyusui yang benar
5. Akibat jika menyusui tidak benar
6. Cara melepaskan hisapan dari bayi
6. Metode:
1. Ceramah
2. Simulasi
3. Diskusi tanya jawab
7. Media
1. Materi SAP
2. Leaflet
3. Power Point
4. Pantum
8. Daftar pelaksanaan kegiatan

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN PESERTA


1. 5 menit Pembukaan: - Menjawab salam
g. Memberi salam - Memperhatikan
h. Memperkenalkan diri
i. Menyampaikan tujuan
j. Menyampaikan materi:
- Pengertian cara menyusui yg
benar
- Posisi menyusui yg benar
- Cara memasukkan puting dengan
benar
- Fungsi menyusui yg benar
- Akibat jika menyusui tidak benar
- Cara melepaskan hisapan dari
bayi
2. 15 menit Pelaksanaan:
a. Memfokuskan perhatian - Memperhatikan
b. Menyiapkan materi dan media - Mendengarkan
c. Menjelaskan tentang: - Bertanya
- Pengertian cara menyusui yg
benar
- Posisi menyusui yg benar
- Cara memasukkan puting dengan
benar

181
- Fungsi menyusui yg benar
- Akibat jika menyusui tidak benar
- Cara melepaskan hisapan dari
bayi
3. 10 menit Evaluasi - Warga dapat
Penutup menjawab
Memberi salam pertanyaan
yang diberikan
- Menjawab
salam

9. PENGESAHAN
Yogyakarta, Desember 2018

Sasaran Pemberi Penyuluhan

(Perwakilan ) ( Dyah Setyo Anugraheni)

Mengetahui,

Pembimbing Lapangan

Ns. Suratini, S.Kep., M.Kep.Sp.Kep.Kom.

182
1. Evaluasi
Metode Evaluasi : Pretest dan Post test
Jenis Pertanyaan : Pertanyaan secara tertulis dan lisan
Jumlah soal : 3
No Pertanyaan Benar Salah
1 Salah satu cara menyusui bayi dengan cara posisi mendekap
2 ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam
3 Cara melepaskan hisapan bayi dengan cara menarik putting

183
Lampiran Materi

CARA MENYUSUI DENGAN BENAR (REPOSISI)

A. Cara menyusui yang benar


Cara menyusui yg benar adalah cara memebrikan ASI kepada bayi dengan
perlekatan dan posisi ibu dan bayi yang benar (Suradi dan Hesti, 2004).
B. Cara menyusui yang benar (Reposisi)

Ada dua posisi yang benar bagi ibu dan bayi ketika menyusui, yaitu:

1. Berbaring miring.
Ini posisi yang amat baik untuk pemberian ASI yang pertama kali atau bila ibu
merasa lelah atau merasa nyer.
2. Duduk.
Penting untuk memberikan topangan atau sandaran pada punggung ibu, dalam
posisinya tegak lurus (90 derajat) terhadap pangkuannya. Ini mungkin dapat
dilakukan dengan duduk bersila di atas tempat tidur atau di lantai, atau duduk di
kursi.
Posisi berbaring miring atau duduk (dengan punggung dan kaki ditopang)
memaksimalkan bentuk payudaranya dan memberi ruang untuk menggerakkan
bayinya ke posisi yang baik. Badan bayi harus dihadapkan ka arah badan ibu dan
mulutnya dihadapkan pada puting susu ibu. Leher bayi harus sedikit
ditengadahkan.bayi sebaiknya ditopang pada bahunya sehingga posisi kepala yang
agak tengadah dapat dipertahankan. Kepala dapat ditopang dengan jari-jari tangan
yang telentang atau pada lekukan siku ibunya. Mungkin akan membantu bila bayi
dibungkus, sehingga tangannya berada di samping badan. Bila mulut bayi
disentuhkan dengan lembut ke puting susu ibunya, ia akan membuka mulutnya
lebar-lebar (reflek rooting).
Dalam literatur lain ditemukan 5 jenis posisi yang aman untuk ibu menyusui,
yaitu:
1) The cradle (Posisi Mendekap).
Posisi ini sangat baik untuk bayi yang baru lahir. Bagaimana caranya? Pastikan
punggung Anda benar-benar mendukung untuk posisi ini. Jaga bayi di perut

184
Anda, sampai kulitnya dan kulit Anda saling bersentuhan. Biarkan tubuhnya
menghadap ke arah Anda, dan letakkan kepalanya pada siku Anda.
2) The cross cradle hold (Posisi Mendekap Silang).
Satu lengan mendukung tubuh bayi dan yang lain mendukung kepala, mirip
dengan posisi dudukan tetapi Anda akan memiliki kontrol lebih besar atas
kepala bayi. Posisi menyusui ini bagus untuk bayi prematur atau ibu dengan
puting payudara kecil.
3) The football hold (Posisi Pencengkram/Sepakbola).
Caranya, pegang bayi di samping Anda dengan kaki di belakang Anda dan bayi
terselip di bawah lengan Anda, seolah-olah Anda sedang memegang bola kaki.
Ini adalah posisi terbaik untuk ibu yang melahirkan dengan operasi caesar atau
untuk ibu-ibu dengan payudara besar. Tapi, Anda butuh bantal untuk menopang
bayi.
4) Saddle hold (Posisi Duduk).
Ini merupakan cara yang menyenangkan untuk menyusui dalam posisi duduk.
Ini juga bekerja dengan baik jika bayi Anda memiliki pilek atau sakit telinga.
Caranya, bayi Anda duduk tegak dengan kaki mengangkangi Anda sendiri.
5) The lying position (Posisi Berbaring).
Menyusui dengan berbaring akan memberi Anda lebih banyak kesempatan
untuk bersantai dan juga untuk tidur lebih banyak pada malam hari. Anda bisa
tidur saat bayi menyusu. Dukung punggung dan kepala bayi dengan bantal.
Pastikan bahwa perut bayi menyentuh Anda.

185
C. Cara memasukkan puting susu ibu ke mulut bayi
1. Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan disekitar puting,
duduk/berbaring dengan santai
2. Bila dimulai dengan payudara kiri, letakkan kepada bayi pada siku bagian dalam
lengan kiri, badan bayi menghadap kebadan ibu.
3. Lengan kiri bayi diletakkan diseputar pinggang ibu, tangan kiri ibu memegang
pantat/paha kanan bayi
4. Sangga payudara kiri ibu dengan empat jari tangan kanan, ibu jari diatasnya tetapi
tidak menutupi bagian yang berwarna cokelat (areola mamae)
5. Sentuhlah mulut bayi dengan puting payudara ibu.
6. Tunggu sampai bayi membuka mulutnya lebar
7. Masukkan puting payudara secepatnya ke dalam mulut bayi sampai bagian yang
berwarna cokelat.
D. Teknik melepaskan hisapan bayi
Setelah selesai menyusui kurang lebih selama 10 menit, lepaskan hisapan bayi dengan
cara :
1. Masukkan jari kelingking ibu jari yang bersih ke sudut mulut bayi
2. Menekan dagu bayi ke bawah
3. Dengan menutup lubang hidung bayi agar mulutnya membuka
4. Jangan menarik putting susu untuk melepaskannya
E. Fungsi menyusui yang benar
1. Puting susu tidak lecet

186
2. Perlekatan menyusu pada bayi kuat
3. Bayi menjadi tenang
4. Tidak terjadi gumoh
F. Akibat tidak menyusui dengan benar
1. Puting susu menjadi lecet
2. ASI tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI
3. Bayi enggan menyusu
4. Bayi menjadi kembung

G. Cara pengamatan teknik menyusui yang benar

Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu
menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI
selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Apabila bayi telah
menyusui dengan benar maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut :

1. Bayi tampak tenang.


2. Badan bayi menempel pada perut ibu.
3. Mulut bayi terbuka lebar.
4. Dagu bayi menmpel pada payudara ibu.
5. Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak yang
masuk
6. Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan.
7. Puting susu tidak terasa nyeri.
8. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
9. Kepala bayi agak menengadah.

187
Gambar 14. Teknik menyusui yang benar (Perinasia, 2004)

H. Lama dan frekuensi menyusui


Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan menyusui
bayi dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi akan menentukan sendiri
kebutuhannya.
Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain
(kencing, kepanasan/kedinginan atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa
perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-
7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya,
bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan mempunyai pola
tertentu setelah 1 – 2 minggu kemudian.
Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat
berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui tanpa
jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang
bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan
pada malam hari akan memicu produksi ASI.
Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka sebaiknya setiap
kali menyusui harus dengan kedua payudara. Pesankan kepada ibu agar berusaha
menyusui sampai payudara terasa kosong, agar produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap
kali menyusui, dimulai dengan payudara yang terakhir disusukan. Selama masa
menyusui sebaiknya ibu menggunakan kutang (BH) yang dapat menyangga payudara,
tetapi tidak terlalu ketat

188
DAFTAR PUSTAKA
www. Teknikmenyusui.com

tabloid Nikita

Suhemi, dkk. 2009. Perawatan Masa Nifas.Yogyakarta:Fitramaya

Maryunani, Anik.2009.Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas (Pospartum).Jakarta:TIM

http://www. lusa.web.id/masalah-menyusui-pada-bayi/.

189
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA WANITA DEWASA
DENGAN ASI EKSLUSIF (CARA MENYUSUI YG BENAR)
DI DUSUN PASEKAN LOR RT 1 DAN 2 BALECATUR
GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

Disusun oleh
DYAH SETYO ANUGRAHENI
1810206016

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018

190
A. Pengkajian

Tabel 3.25 didapatkan bahwa warga di RT 01 dan RT 02 Dusun Pasekan lor


bayi yang berusia 0-6 bulan hanya mendapatkan ASI saja tahun 2018

Bayi usia 0-6 bulan hanya mendapat ASI saja Jumlah Prosentase
Ya 2 100%
Tidak 0 0%
Total 2 100%

Berdasarkan tabel 3.25 didapatkan bahwa warga di RT 01 dan RT 02 Dusun


Pasekan lor bayi yang berusia 0-6 bulan hanya mendapatkan ASI saja sebanyak 2 orang
(100%).

Data Fokus

No Data Masalah
1. Data wawancara: Perilaku Kesehatan
2% (2 warga) di RT 01 dan 02 di Dusun Pasekan Cendrung Beresiko
tentang Gerakan
Lor mendapatkan asi ekslusif
Masyarakat Sehat Asi
Ekslusif) di RT 01 dan
RT 02 dusun pasekan lor
Data Windshield Survey:
Pemberian ASI selama 6 bulan pertama asi
ekslusif, namun ASI pada anak sebellumnya tidak
ekslusif dikarenakan susu sambunng dan produksi
ASI tidak keluar

191
B. Prioritas Masalah

No Diagnosa Keperawatan A B C D E F G H I J K Total


1. Perilaku Kesehatan Cendrung Beresiko tentang gerakan masyarakat sehat 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 31
asi ekslusif di RT 01 dan RT 02 dusun pasekan lor

Keterangan :

A: Resiko Terjadi G: Tempat Bobot Rentang Nilai


B: Resiko Parah H: Waktu 1: Sangat rendah
C: Potensi untuk PenKes I: Dana 2: Rendah
D: Minat Masyarakat J: Fasilitas Kesehatan 3: Cukup
E: Mungkin Diatasi K: Sumber Daya 4: Tinggi
F: Sesuai dengan Program Kesehatan 5: Sangat tinggi
Pembobotan rentang 1-5 , yaitu :
3 : sangat rendah, 2 : rendah, 3 : cukup, 4 : tinggi , 5 : sangat tinggi

192
C. ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Tujuan Strategi Rencana Kegiatan Rencana Evaluasi


No Masalah (NOC) Intervensi (NIC)
Umum Khusus Kriteria Standar
1. Perilaku Kesehatan Setelah Setelah dilakukan Pendidikan - Monitor - 50% sasaran
Cendrung Beresiko dilakukan tindakan Kesehatan Pendidikan visual menghadiri
tentang PHBS (Asi tindakan keperawatan Kesehatan (5510) - Monitor penyuluhan
Ekslusif) di RT 01 - Identifikasi vebal - 50% sasaran
keperawatan selama 1 kali
dan RT 02 dusun faktor internal berpartisipasi
pasekan lor selama 1 x pertemuan dan eksternal
pertemuan diharapkan aktif dalam
yang dapat penyuluhan
diharapkan kelompok wanita meningkatkan
kelompok dewasa atau mengurangi
wanita meningkatkan motivasi untuk
dewasa dapat pengetahuan perilaku hidup
sehat
meningkatkan tentang asi
- Berikan
pengetahuan ekslusif dengan penyuluhan
tentang Asi kriteria hasil: mengenai asi
Ekslusif ekslusif
Primer
Pengetahuan: - Ajarkan strategi
yang dapat
perilaku
digunakan untuk
kesehatan (5510)
4. Wanita menunjang asi
dewasa ekslusif
menyatakan - Sediakan
bahwa dirinya keluarga, teman
telah dan pendukung
memahami komunitas untuk
tentang asi perilaku
ekslusif kondusif

193
5. Wanita kesehatan
dewasa - Gunakan
mampu bantuan
memahami asi komputer,
ekslusif televisi,
dengan benar. interaktif vidio
6. Wanita atau teknologi
dewasa lain untuk
mampu menyampaikan
menjelaskan informasi
kembali apa
yang telah di
jelaskan oleh
mahasiswi
Universitas
„Aisyiyah
Yogyakarta

Sekunder
g. Memodifikasi
kebiasaan
sehari-hari
yang dapat
meningkatkan
manajemen
kesehatan diri
wanita
dewasa
h. Menerapkan
kegiatan yang
telah

194
disampaikan
dalam
kegiatan
sehari-hari
i. Menggunakan
strategi untuk
mengelola asi
ekslusif

j. POA (PLAN OF ACTION)

TUJUAN STRATEGI
No MASALAH SASARAN WAKTU TEMPAT DANA PJ
(NOC) INTERVENSI
1. Perilaku Kesehatan Meningkatkan Pendidikan Agregat Kamis, 6 Rumah Ibu Mahasiswa Multi
Cendrung Beresiko pengetahuan kesehatan Wanita Desember Tukini Zamiyati
tentang PHBS (Asi tentang Asi tentang Asi Dewasa 2018
Ekslusif) di RT 01 Ekslusif Ekslusif di Dusun
dan RT 02 dusun Pasekan Lor Pukul :
pasekan lor RT 01 dan 19.30
02 WIB

2. Perilaku Kesehatan Meningkatkan Simulasi Pijat Agregat Kamis, 6 Rumah Ibu Mahasiswa Aulia Kentri
Cendrung Beresiko pengetahuan Oksitosin Wanita Desember Tukini Fazareni
tentang PHBS (Asi tentang Asi Dewasa 2018
Ekslusif) di RT 01 Ekslusif (fokus di Dusun
dan RT 02 dusun memahami Pasekan Lor Pukul :
pasekan lor tentang Pijat RT 01 dan 19.30
Oksitosin) 02 WIB

195
3. Perilaku Kesehatan Meningkatkan Simulasi Cara Agregat Kamis, 6 Rumah Ibu Mahasiswa Dyah Setyo
Cendrung Beresiko pengetahuan Menyusui yang Wanita Desember Tukini Anugraheni
tentang PHBS (Asi tentang Asi Benar (Reposisi) Dewasa 2018
Ekslusif) di RT 01 Ekslusif (Fokus di Dusun
dan RT 02 dusun cara menyusui Pasekan Lor Pukul :
pasekan lor yang benar) RT 01 dan 19.30
02 WIB

196
197
198
LAPORAN PENDAHULUAN
KEGIATAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA
WARGA DENGAN SENAM KAKI DIABETES MELITUS DI
DUSUN PASEKAN LOR RT 1 DAN 2
BALECATUR GAMPING SLEMAN
YOGYAKARTA

Disusun oleh:
Tengku Sri Fathimah
1810206003

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018

199
LAPORAN PENDAHULUAN
KEGIATAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA
WARGA DENGAN SENAM KAKI DIABETES MELITUS DI
DUSUN PASEKAN LOR RT 1 DAN 2
BALECATUR GAMPING SLEMAN
YOGYAKARTA
Kelompok :1
Tanggal : 13 Desember 2018

A. Latar Belakang
Pada era globalisasi ini, kemajuan teknologi, tingkat kemakmuran, dan informasi
semakin pesat pula. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor yang menyebabkan terjadi
pergeseran pola konsumsi serta gaya hidup masyarakat. Pergeseran-pergeseran ini tentu saja
berpengaruh terhadap tingkat kesehatan yang dialai oleh masyarakat. Penyakit yang dahulu
banyak disebabkan oleh infeksi kuman beralih ke munculnya sindroma metabolik salah
satunya adalah Diabetes Mellitus.
Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
disebabkan oleh adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin baik
absolut maupun relatif (Suastika, 2008). Menurut American Diabetes Association/ADA
(2006), DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena destruksi sel beta dan resistensi insulin.
DM saat ini menjadi penyakit yang sangat populer di kalangan penduduk dunia. WHO
menyebutkan, jumlah penderita DM di dunia pada tahun 2011 mencapai lebih dari 346 juta
jiwa. Jumlah ini kemungkinan akan lebih dari dua kali lipat pada tahun 2030 tanpa intervensi.
Berdasarkan survey WHO pada tahun 2006, jumlah penderita DM di Indonesia sekitar 17 juta
orang (8,6 persen dari jumlah penduduk) atau menduduki urutan terbesar ke-4 setelah India,
Cina, dan Amerika Serikat (Prihatno, 2006). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Bali,
jumlah penderita DM tipe 2 di Bali pada tahun 2009 sebanyak 610 orang dan peningkatan
kasus pada tahun 2010 sebanyak 819 orang.

200
Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang memerlukan perilaku penanganan
mandiri yang khusus seumur hidup. Pasien perlu belajar mengatur keseimbangan berbagai
faktor. Pasien bukan hanya harus belajar merawat diri sendiri setiap hari guna menghindari
penurunan atau kenaikan kadar glukosa darah yang mendadak tetapi juga harus memiliki
perilaku preventif untuk mencegah komplikasi diabetes mellitus.
Komplikasi yang sering terjadi pada pasien dengan diabetes mellitus adalah kaki
diabetes. Seperti yang diungkapkan oleh dr. Sapto Adji H, Sp.OT dari bagian bedah ortopedi
Rumah Sakit Internasional Bintaro (RSIB), beliau menyebutkan bahwa komplikasi yang
paling sering dialami pengidap diabetes adalah komplikasi pada kaki yaitu sebesar 15% yang
kini disebut kaki diabetes.
Strategi pengelolaan pasien dibagi ke dalam tiga bagian. Strategi pertama adalah
diagnosis DM sedini mungkin, diikuti strategi kedua dengan kontrol glikemik dan perawatan
kaki sebaik-baiknya, dan strategi ketiga ditujukan pada pengendalian keluhan neuropati/nyeri
neuropati diabetik. Perawatan kaki yang dapat dilakukan seperti menjaga kebersihan kulit,
hindari trauma kaki seperti sepatu yang sempit (Subekti, 2006; Setyanto, 2009). Menurut
Setyanto (2009) salah satu perawatan kaki yang baik dilakukan oleh penderita DM adalah
latihan senam kaki diabetes. Latihan senam kaki diabetes ini dapat dilakukan dengan cara
menggerakkan kaki dan sendi-sendi kaki misalnya duduk dengan kedua tumit diangkat,
mengangkat dan menurunkan kaki. Gerakan dapat berupa gerakan menekuk, meluruskan,
mengangkat, memutar keluar atau ke dalam dan mencengkram pada jari-jari kaki (Soegondo,
2008).
Dari hasil pengkajian melalui wawancara dengan warga di dapatkan bahwa 1% menderita
penyakit DM dari keseluruhan warga di Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02. Keluarga dan
penderita belum tahu bahwa tentang senam kaki diabetes melitus.
3) Masalah
Ketidakefektifan manajemen kesehatan pada usia dewasa didusun Pasekan Lor RT 01
dan RT 02 terkait DM di Dusun Pasekan Lor RT 1 dan 2 Balecatur Gamping Sleman
Yogyakarta.
.

201
4) Tujuan
a) Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan 1 x 30 menit, diharapkan Warga Pasekan Lor RT 1
dan 2 mampu memahami dan mengerti tentang senam kaki diabetes melitus.
b) Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1 x 30 menit tentang senam kaki
diabetes melitus Warga Pasekan Lor RT 1 dan 2 diharapkan dapat:
a. Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 mengerti dan memahami tentang
pengertian senam kaki diabetes melitus.
b. Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 mengerti dan memahami tentang
senam kaki diabetes melitus.
c. Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 mengerti dan memahami tentang
langkah-langkah senam kaki diabetes melitus.
5) Sasaran
Seluruh warga di Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02
6) Strategi
Penyuluhan (pendidikan kesehatan) tentang senam kaki diabetes melitus
7) Rancangan Kegiatan
a) Topik : senam kaki diabetes melitus
b) Metode: Ceramah dan tanya jawab
Leaflet, power point dan vidio
c) Waktu : Selasa, 13 Desember 2018, Pukul 19.30 WIB – selesai
d) Tempat: Rumah Ibu Sukini RT 02
e) Pengorganisasian

202
8. Susunan Acara
No Acara Jam

1 Pre test 19.30


2 Pembukaan dan Perkenalan 19.45
3 Inti acara (penyuluhan) 20.00
4 Diskusi/Tanya jawab 20.15
5 Post test 20.30
6 Penutupan 20.45

9. Susunan panitia
b) Ketua/penanggung jawab : Tengku Sri Fathimah
c) Sie Dokumentasi : Multi Zamiyati
Ardiani Wahyu Cahyaningsih
d) Sie Perlengkapan : Muhammad Fahrul Azmi
Angga Bayu Hamsha
Aulyana Dewi Safitri
e) MCM : Yunita Nugraheni
Nur Sufiati
f) Notulen : Windah Roh Ekawati
Aulia Kentri Fazareni
g) Penyusunan materi/data : Tengku Sri Fathimah
h) Sie Konsumsi : Dyah Setyo Anugraheni
Ayu Ningtyas Andriani

2. Tata Tempat
Pemateri dan Mahasiswa

Peserta Peserta Peserta

203
3. Jenis Kegiatan
1. Perencanaan
a. Persiapan
b) Pengkajian
c) Pengumpulan data dan perumusan masalah
d) Pengumpulan materi
e) Penyusunan acara dan kepanitiaan
f) Koordinasi dan konsolidasi
g) Persiapan alat
2. Undangan
a) Peserta : 50 orang
b) Pembimbing PPN-PSIK UNISA : 1 orang
c) Mahasiswa PPN-PSIK UNISA : 12 orang
d) Total Peserta : 60 orang
a. Acara
No Waktu Kegiatan Penanggung Jawab

1. 5 menit Pembukaan Yunita Nugraheni


2. 5 menit Pre test Nur Sufiati
3. 15 menit Presentasi Tengku sri fathimah
4. 5 menit Diskusi Tengku Sri fathimah
5. 5 menit Post test Nur Sufiati
6. 5 menit Penutup Yunita Nugraheni

2. Pelaksanaan
Teknik pelaksanaannya antara lain:
a. Tahap persiapan
a) Pengkajian
b) Pengumpulan data dan perumusan masalah

204
c) Pengumpulan materi
d) Penyusunan acara dan kepanitian
e) Koordinasi dan konsolidasi
f) Persiapan alat
b. Tahap pelaksanaan
a) Datang mengikuti acara perkumpulan yang dilakukan warga
b) Setting tempat disusun sedemikian rupa seperti rencana.
c) Acara dibuka oleh petugas yang telah diberikan tugas, dilanjutkan dengan
acara-acara perkenalan pemateri dan dibagi pre test, kemudian diberikan
penyuluhan kesehatan tentang senam kaki diabetes melitus dan setelah itu
diskusi tanya jawab, post test dan kemudian penutupan oleh moderator untuk
mengakhiri acara.
c. Tahap evaluasi
a. Evaluasi struktur
Perencanaan terlaksana 3 hari sebelum hari pelaksanaan dan undangan
disebarkan 2 hari sebelum acara dilaksanakan.
b. Evaluasi proses
Kegiatan terlaksana sesuai jadwal dengan undangan yang hadir diperkirakan
sebesar 80%, media yang digunakan yaitu LCD dan laptop, leaflet dan pantum.
Keaktifan peserta 90% dalam proses pemberian penyuluhan kesehatan.
c. Evaluasi hasil
h) Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian senam kaki diabetes melitus.
i) Mahasiswa mampu menjawab seluruh pertanyaan yang dilontarkan dari komunitas
warga Pasekan Lor
j) Mahasiswa mampu membina hubungan lebih dekat dengan komunitas warga Pasekan
Lor

205
4. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Kamis, 13 Desember 2018
Waktu : Jam 19.30 - Selesai
Tempat : Rumah Ibu Tukini
Demikian laporan pendahuluan ini kami susun untuk dapat dilaksanakan sebagaimana
mestinya.

Yogyakarta, 13 Desember 2018


Ketua Kelompok, Mahasiswa

Angga Bayu Hamsha Tengku Sri Fathimah

Mengetahui,
Pembimbing Praktek Lapangan

Ns. Suratini, S.Kep., M.Kep.Sp.Kep.Kom.

206
SATUAN ACARA PENYULUHAN SENAM KAKI DIABETES MELITUS
WARGA DUSUN PASEKAN LOR RT 01 DAN 02, BALECATUR

GAMPING, SLEMAN, YOGYAKARTA

Disusun oleh

Tengku Sri Fathimah

1810206003

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018

207
SATUAN ACARA PENYULUHAN
SENAM KAKI DIABETES MELITUS

A.Identifikasi Masalah
Diabetes Melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan
kadar glukosa darah atau hiperglikemia. (Smeltzer & Bare, Buku ajar Keperawatan Medikal
Bedah). Menurut catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 1996 di dunia
terdapat 120 juta penderita diabetes mellitus yang diperkirakan naik dua kali lipat pada tahun
2025. Kenaikan ini disebabkan oleh pertambahan umur, kelebihan berat badan (obesitas), dan
gaya hidup.
Menurut dr Sapto Adji H SpOT dari bagian bedah ortopedi Rumah Sakit Internasional
Bintaro (RSIB), komplikasi yang paling sering dialami pengidap diabetes adalah komplikasi
pada kaki (15 persen) yang kini disebut kaki diabetes.Dari sudut ilmu kesehatan,tidak
diragukan lagi bahwa alah raga apabila dilakukan sebagaimana mestinya menguntungkan bagi
kesehatan dan kekuatan pada umumnya.selain itu telah lama pula olah raga digunakan sebagai
bagian pengobatan diabetes melitus namun tidak semua olah raga dianjurkan bagi pengidap
diabetes melitus (bagi orang normal juga demikian) karena dapat menimbulkan hal-hal yang
tidak diharapkan salah satu jenis olah raga yang dianjurkan terutama pada penderita usia
lanjut adalah senam kaki.
Karena salah satu tujuan dilaksanakannya senam kaki adalah memperlancar peredaran
darah untuk mencegah kaki diabetes.untuk itu makalah ini membahas tentang senam kaki
pada pasien diabetes.
B. PENGANTAR
Tema : Senam kaki diabetes melitus
Sasaran : masyarakat RT 1 dan 2 Dusun Pasekan Lor
Hari/Tanggal : selasa, 13 Desember 2018
Jam : 19.00 - selesai
Waktu : 20 menit
Tempat : Dusun Pasekan Lor

208
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan 1 x 30 menit, diharapkan Warga Pasekan Lor RT 1 dan 2
mampu memahami dan mengerti tentang senam kaki diabetes melitus.

b. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1 x 30 menit tentang senam kaki diabetes melitus
Warga Pasekan Lor RT 1 dan 2 diharapkan dapat:
b) Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 mengerti dan memahami tentang pengertian
senam kaki diabetes melitus.
c) Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 mengerti dan memahami tentang senam kaki
diabetes melitus.
d) Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 mengerti dan memahami tentang langkah-
langkah senam kaki diabetes melitus.

D. MATERI
Terlampir

E. METODE
3. Ceramah dan demontrasi.
4. Tanya jawab.

F. MEDIA
3. Leaflet.
4. Materi SAP
5. Vidio

209
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA

1. 3 menit Pembukaan Mendengarkan dan


- Memberikan salam memperhatikan
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan
- Kontrak waktu
Penyuluhan
- Menjelaskan sekilas
tentang materi penyuluhan
2. 10 menit Pelaksanaan kegiatan penyuluhan Mendengarkan dan
 Menjelaskan materi tentang memperhatikan
4. Menjelaskan tentang Merespon pertanyaan
pengertian dan tujuan
senam kaki diabetes
melitus.
5. Menjelaskan langkah-
langkah senam kaki
diabetes melitus.
3. 7 menit Penutup Merespon / menjawab
- Menyimpulkan materi yang
disajikan
- Diskusi
- Mengucapkan salam penutup

210
H. EVALUASI
1. Metode Evaluasi : Pretest dan Post test
2. Jenis Pertanyaan : Pertanyaan secara tertulis dan lisan
3. Jumlah soal : 4
NO Pernyataan Ya Tidak

1 Apakah menurut anda olah raga 30 menit dalam sehari itu penting

2 Apakah senam kaki diabetes melitus menggunakan alat kursi

3 Tujuan senam kaki diabetes melitus salah yaitu Memperbaiki sirkulasi


darah

4 Apakah Senam kaki diabetes melitus ada 10 langkah

I. PENGESAHAN
Yogyakarta, 13 Desember 2018

Sasaran Pemberi Penyuluhan

( Masyarakat RT 1 dan 2 Pasekan Lor ) (Tengku Sri Fathimah)

Mengetahui, Pembimbing

Ns. Suratini, M.Kep.,Sp.Kep.Kom

211
LAMPIRAN MATERI

1. Pengertian
Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien diabetes
melitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah
bagian kaki.
Senam kaki dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah dan memperkuat otot-
otot kecil kaki dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki. Selain itu dapat
meningkatkan kekuatan otot betis, otot paha, dan juga mengatasi keterbatasan
pergerakan sendi.
2. Tujuan
a. Memperbaiki sirkulasi darah
b. Memperkuat otot-otot kecil
c. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
d. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
e. Mengatasi keterbatasan gerak sendi
3. Langkah-langkah senam kaki diabetes melitus
1) Jika dilakukan dalam posisi duduk maka posisikan pasien duduk tegak diatas kaki
menyentuh lantai

2.) Dengan Meletakkan tumit dilantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan keatas lalu
dibengkokkan kembali kebawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali

212
1. Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki ke atas.
Pada kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan tumit kaki diangkatkan ke
atas. Cara ini dilakukan bersamaan pada kaki kiri dan kanan secara bergantian dan
diulangi sebanyak 10 kali.

2. Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan buat
gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.

3. Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan buat gerakan memutar dengan
pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.

213
6.) Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari kedepan turunkan
kembali secara bergantian kekiri dan ke kanan. Ulangi sebanyak 10 kali.
7.) Luruskan salah satu kaki diatas lantai kemudian angkat kaki tersebut dan gerakkan
ujung jari kaki kearah wajah lalu turunkan kembali kelantai.
8.) Angkat kedua kaki dan luruskan,pertahankan posisi tersebut. Gerakan pergelangan
kaki kedepan dan kebelakang.
9) Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan kaki , tuliskan
pada udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10 lakukan secara bergantian.

10) Letakkan sehelai koran dilantai. Bentuk kertas itu menjadi seperti bola dengan
kedua belah kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran seperti semula
menggunakan kedua belah kaki. Cara ini dilakukan hanya sekali saja
Lalu robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan kedua bagian koran.
Sebagian koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua kaki

214
Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu letakkan
sobekkan kertas pada bagian kertas yang utuh.
Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola

215
DAFTAR PUSTAKA

American Diabetic Associations. 2007. Diabetes Mellitus, (Online), (http://www.diabetes.org, diakses


22 Agustus 2012)

Brunner & Suddarth. 2007. Keperawatan Medikal Bedah. Vol 2. Jakarta: EGC.

Setyanto, Purwo. 2009. Senam Kaki untuk Cegah Diabetic Foot di Persatuan Diabetes Indonesia
(PERSADIA) Unit RS Ciremai Cirebon, (Online), (http://www.kesad.mil.id/content/senam-kaki,
diakses 22 Agustus 2012)

Soegondo. 2008. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus di Indonesia. Jakarta:
Perkeni FKUI

Suastika, Ketut. 2008. Kumpulan Naskah Ilmiah. Obesitas, Sindrom Metabolik, Diabetes, Displidemia,
Penyakit Tiroid. Bali. Penerbit: Udayana University Press.

Sudoyo, Aru W. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5. Jakarta : Interna Publishing

216
1. Pengkajian

Data Fokus
No Data Masalah
1. Data Wawancara: Ketidakefektifan
1% (1 warga) di RT 01 dan 02 di Dusun Pasekan manajemen kesehatan
Lor menderita DM pada usia dewasa didusun
Pasekan Lor RT 01 dan
Data Windshield Survey RT 02 terkait DM
Hasil pemeriksaan gula darah di dapatkan data
1% (1 jiwa) memiliki nilai gula darah lebih dari
normal

2. Prioritas Masalah

No Diagnosa Keperawatan A B C D E F G H I J K Total


1 Ketidakefektifan manajemen kesehatan 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 34
pada usia dewasa didusun Pasekan Lor
RT 01 dan RT 02 terkait DM.

Keterangan :

A: Resiko Terjadi G: Tempat Bobot Rentang


Nilai
B: Resiko Parah H: Waktu 1: Sangat
rendah
C: Potensi untuk PenKes I: Dana 2: Rendah
D: Minat Masyarakat J: Fasilitas Kesehatan 3: Cukup
E: Mungkin Diatasi K: Sumber Daya 4: Tinggi
F: Sesuai dengan Program 5: Sangat tinggi
Kesehatan
Pembobotan rentang 1-5 , yaitu :
4 : sangat rendah, 2 : rendah, 3 : cukup, 4 : tinggi , 5 : sangat tinggi

217
3. ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Tujuan Strategi Rencana Kegiatan Rencana Evaluasi


No Masalah (NOC) Intervensi (NIC)
Umum Khusus Kriteria Standar
1. Ketidakefektifan Setelah Setelah dilakukan Pendidikan - Monitor - 50% sasaran
manajemen kesehatan dilakukan tindakan Kesehatan Pencegahan Primer visual menghadiri
pada usia dewasa tindakan keperawatan - Monitor penyuluhan
didusun Pasekan Lor Pendidikan kesehatan vebal - 50% sasaran
keperawatan selama 1 x 30 (5510)
RT 01 dan RT 02 selama 1 x 30 menit dalam 1x berpartisipasi
terkait DM 1. Menentukan aktif dalam
menit dalam pertemuan pengetahuan kesehatan penyuluhan
1x pertemuan diharapkan saat ini dan perilaku
diharapkan kelompok dewasa gaya hidup pada
kelompok meningkatkan individu, keluarga
dewasa pengetahuan dan/atau kelompok
meningkatkan tentang DM sasaran
pengetahuan dengan kriteria 2. Mengidentifikasi faktor
tentang Senam hasil: internal maupun
kaki DM. eksternal yang dapat
meningkatkan atau
Pencegahan
mengurangi motivasi
Primer
untuk berperilaku yang
Pengetahuan: sehat
perilaku sehat 3. Membantu individu,
6. Kelompok keluarga dan
dewasa masyarakat dalam
menyatakan menjelaskan keyakinan
pemahaman dan nilai-nilai tentang
tentang kondisi kesehatan
penyakit, 4. Mengidentifikasi faktor
prognosis dan internal dan eksternal
program yang dapat
pengobatan meningkatkan atau

218
7. Kelompok mengurangi motivasi
dewasa mampu untuk perilaku hidup
melaksanakan sehat
prosedur yang 5. Mengajarkan strategi
di jelaskan yang dapat digunakan
secara benar untuk menolak perilaku
8. Kelompok yang tidak sehat
dewasa mampu Menekankan pentingnya
menjelaskan pola makan yang sehat
kembali apa pada individu, kelomok
yang di jelaskan dan keluarga
mahasiswi
9. Kelompok
dewasa mampu
memahami
tentang penyakit
yang di
deritanya
10. Kelompok
dewasa mampu
untuk
menjelaskan
tentang penyakit
DM

219
5. POA (PLAN OF ACTION)

TUJUAN STRATEGI
No MASALAH SASARAN WAKTU TEMPAT DANA PJ
(NOC) INTERVENSI
1. Ketidakefektifan Meningkatkan Pendidikan Agregat Kamis, 13 Rumah Ibu Mahasiswa Tengku sri
manajemen pengetahuan kesehatan Warga Desember Tukini fathimah
kesehatan pada usia tentang senam tentang senam di Dusun 2018
dewasa didusun kaki diabetes kaki diabetes Pasekan Lor
Pasekan Lor RT 01 mellitus melitus RT 01 dan Pukul :
dan RT 02 terkait 02 19.30
DM WIB

220
221
Dokumentasi

222
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA WANITA DEWASA DENGAN ASI EKSLUSIF DI
DUSUN PASEKAN LOR RT 01 DAN 02 BALECATUR GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

Disusun oleh

MULTI ZAMIYATI

1810206Q09

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH

YOGYAKARTA
2018

223
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA WANITA DEWASA DENGAN ASI EKSLUSIF DI
DUSUN PASEKAN LOR RT 01 DAN 02 BALECATUR GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

1. Pengkajian
Tabel 3.25 didapatkan bahwa warga di RT 01 dan RT 02 Dusun Pasekan lor bayi yang
berusia 0-6 bulan hanya mendapatkan ASI saja tahun 2018

Bayi usia 0-6 bulan hanya mendapat ASI saja Jumlah Prosentase

Ya 2 100%

Tidak 0 0%

Total 2 100%

Berdasarkan tabel 3.25 didapatkan bahwa warga di RT 01 dan RT 02 Dusun Pasekan lor
bayi yang berusia 0-6 bulan hanya mendapatkan ASI saja sebanyak 2 orang (100%).

Data Fokus

No Data Masalah

1. Data wawancara: Perilaku Kesehatan


Cendrung Beresiko tentang
2% (2 warga) di RT 01 dan 02 di Dusun Pasekan Lor
Gerakan Masyarakat Sehat
mendapatkan asi ekslusif Asi Ekslusif) di RT 01 dan RT
02 dusun pasekan lor

Data Windshield Survey:

Pemberian ASI selama 6 bulan pertama asi ekslusif,


namun ASI pada anak sebellumnya tidak ekslusif
dikarenakan susu sambunng dan produksi ASI tidak
keluar

224
PRIORITAS MASALAH

No Diagnosa Keperawatan A B C D E F G H I J K Total

1. Perilaku Kesehatan Cendrung Beresiko tentang gerakan masyarakat sehat 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 31


asi ekslusif di RT 01 dan RT 02 dusun pasekan lor

Keterangan :

A: Resiko Terjadi G: Tempat Bobot Rentang Nilai

B: Resiko Parah H: Waktu 1: Sangat rendah

C: Potensi untuk PenKes I: Dana 2: Rendah

D: Minat Masyarakat J: Fasilitas Kesehatan 3: Cukup

E: Mungkin Diatasi K: Sumber Daya 4: Tinggi

F: Sesuai dengan Program Kesehatan 5: Sangat tinggi

Pembobotan rentang 1-5 , yaitu :

5 : sangat rendah, 2 : rendah, 3 : cukup, 4 : tinggi , 5 : sangat tinggi

225
PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Tujuan Strategi Rencana Kegiatan Rencana Evaluasi
Intervensi
No Masalah (NOC) (NIC)

Umum Khusus Kriteria Standar

1. Perilaku Kesehatan Setelah Setelah dilakukan Pendidikan - Monitor - 50% sasaran


Cendrung Beresiko dilakukan tindakan Kesehatan visual menghadiri
tentang PHBS (Asi tindakan keperawatan selama Pendidikan Kesehatan - Monitor penyuluhan
Ekslusif) di RT 01 keperawatan 1 kali pertemuan (5510) vebal - 50% sasaran
dan RT 02 dusun selama 1 x diharapkan berpartisipasi
- Identifikasi faktor aktif dalam
pasekan lor pertemuan kelompok wanita internal dan eksternal penyuluhan
diharapkan dewasa yang dapat
kelompok meningkatkan meningkatkan atau
wanita dewasa pengetahuan tentang mengurangi motivasi
dapat asi ekslusif dengan untuk perilaku hidup
meningkatkan kriteria hasil: sehat
pengetahuan - Berikan penyuluhan
Primer mengenai asi ekslusif
tentang Asi
- Ajarkan strategi yang
Ekslusif Pengetahuan: dapat digunakan
perilaku kesehatan untuk menunjang asi
(5510) ekslusif
- Sediakan keluarga,
6. Wanita dewasa teman dan
menyatakan pendukung komunitas
bahwa dirinya untuk perilaku
telah memahami kondusif kesehatan
tentang asi - Gunakan bantuan
ekslusif komputer, televisi,

226
7. Wanita dewasa interaktif vidio atau
mampu teknologi lain untuk
memahami asi menyampaikan
ekslusif dengan informasi
benar.
8. Wanita dewasa
mampu
menjelaskan
kembali apa
yang telah di
jelaskan oleh
mahasiswi
Universitas
„Aisyiyah
Yogyakarta
Sekunder

9. Memodifikasi
kebiasaan
sehari-hari yang
dapat
meningkatkan
manajemen
kesehatan diri
wanita dewasa
10. Menerapkan
kegiatan yang
telah
disampaikan
dalam kegiatan
sehari-hari

227
11. Menggunakan
strategi untuk
mengelola asi
ekslusif

228
POA (PLAN OF ACTION)
TUJUAN STRATEGI
No MASALAH SASARAN WAKTU TEMPAT DANA PJ
(NOC) INTERVENSI

1. Perilaku Kesehatan Meningkatkan Pendidikan Agregat Kamis, 6 Rumah Ibu Mahasiswa Multi
Cendrung Beresiko pengetahuan kesehatan Wanita Desember Tukini Zamiyati
tentang PHBS (Asi tentang Asi tentang Asi Dewasa 2018
Ekslusif) di RT 01 Ekslusif Ekslusif
dan RT 02 dusun di Dusun
pasekan lor Pasekan Lor
RT 01 dan Pukul :
19.30
02
WIB

2. Perilaku Kesehatan Meningkatkan Simulasi Pijat Agregat Kamis, 6 Rumah Ibu Mahasiswa Aulia Kentri
Cendrung Beresiko pengetahuan Oksitosin Wanita Desember Tukini Fazareni
tentang PHBS (Asi tentang Asi Dewasa 2018
Ekslusif) di RT 01 Ekslusif (fokus
dan RT 02 dusun memahami di Dusun
pasekan lor tentang Pijat Pasekan Lor
RT 01 dan Pukul :
Oksitosin) 19.30
02
WIB

229
3. Perilaku Kesehatan Meningkatkan Simulasi Cara Agregat Kamis, 6 Rumah Ibu Mahasiswa Dyah Setyo
Cendrung Beresiko pengetahuan Menyusui yang Wanita Desember Tukini Anugraheni
tentang PHBS (Asi tentang Asi Benar (Reposisi) Dewasa 2018
Ekslusif) di RT 01 Ekslusif (Fokus
dan RT 02 dusun cara menyusui di Dusun
pasekan lor yang benar) Pasekan Lor
RT 01 dan Pukul :
19.30
02
WIB

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


No Diagnosa Kegiatan Evaluasi Rencana Tindak Lanjut
Keperawatan
1. Perilaku Kesehatan 1. Pendidikan Kesehatan 1. Jumlah Peserta 11 orang Kepada wanita Usia
Cendrung Beresiko terkait Keluarga 2. Berdasarkan pre-post test yang telah Subur yang masih belum
tentang PHBS (Asi Berencana disebarkan menunjukkan pretest wanita usia Menerapkan asi ekslusif
Ekslusif) di RT 01 2. Kamis, 6 Desember dewasa yang mengikuti sebagian besar
dan RT 02 dusun 2018 sudah memehami tentang ASI ekslusif (pijat
pasekan lor 3. Pukul 19.30 WIB oksitosin) sejumlah 11 orang, setelah
4. Tempat: Ibu Tukini RT dilakukan pendidikan kesehatan pengetahuan
02 wanita usia subur dengan evaluasi postest
sebanyak 80% wanita usia subur meningkat
pengetahuannya terkait materi ASI wkslusif
(pijat oksitosin)
3. Proses tindakan warga wanita usia dewasa
tampak antusias mengikuti kegiatan

230
penyuluhan ditandai dengan saling
mengajukan pertanyaan dan tampak berebut
dalam menjawab bertanyaan untuk
mengetahui seberapa besar pemahaman
wanita usia dewasa dalam mengikuti
penyuluhan.
2. d. Hasil tindakan berdasarkan pre-post test
wanita usia dewasa yang ikut 80%(11 wanita
usia dewasa) memahami tentang asi ekslusif
(pijat oksitosin)

231
LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA WANITA DEWASA DENGAN


ASI EKSKLUSIF DI DUSUN PASEKAN LOR RT 1 DAN 2 BALECATUR
GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

Disusun oleh

Multi Zamiyati

1810206109

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018

233
LAPORAN PENDAHULUAN

KEGIATAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA WANITA DEWASA DENGAN


ASI EKSKLUSIF

Kelompok :1

Tanggal : 6 Desember 2018

A. Latar Belakang
Masalah gizi terjadi di setiap siklus kehidupan, dimulai sejak dalam kandungan
(janin), bayi, anak, dewasa dan usia lanjut. Periode dua tahun pertama kehidupan
merupakan masa kritis, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan
yang sangat pesat. Gangguan kekurangan gizi tingkat buruk yang terjadi pada periode
ini bersifat permanen, tidak dipulihkan walaupun kebutuhan gizi selanjutnya
terpenuhi.
Untuk mendapatkan gizi yang baik pada bayi yang baru lahir maka ibu harus
sesegera mungkin menyusui bayinya karena ASI memberikan peranan penting dalam
menjaga kesehatan dan mempertahankan kelangsungan hidup bayi. Oleh karena itu,
bayi yang berumur kurang dari enam bulan dianjurkan hanya diberi ASI tanpa
makanan pendamping. Makanan pendamping hanya diberikan pada bayi yang berumur
enam bulan ke atas (Suraji, 2003).
Berdasarkan data Susenas tahun 2004-2008 cakupan pemberian ASI ekslusif di
Indonesia berfluktuasi dan cenderung mengalami penurunan. Cakupan pemberian ASI
eksklusif pada bayi 0-6 bulan turun dari 62,2% (2007) menjadi 56,2% tahun 2008,
sedangkan pada bayi sampai 6 bulan turun dari 28,6% (2007) menjadi 24,3% (2008)
(Minarto, 2011). Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1997-2007
memperlihatkan terjadinya penurunan prevalensi ASI eksklusif dari 40,2% pada tahun
1997 menjadi 39,5% dan 32% pada tahun 2003 dan 2007 (Fikawati dan Syafiq, 2010).
Dari hasil pengkajian melalui wawancara dengan warga dewasa dengan ASI
Ekslusif di Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 diperoleh data bahwa 2% (2 warga) di
RT 01 dan 02 di Dusun Pasekan Lor mendapatkan asi ekslusif
Pemerintah telah menetapkan target cakupan pemberian ASI Eksklusif pada
tahun 2010 pada bayi 0-6 bulan sebesar 80% (Depkes, 2007; Minarto, 2011) sehingga
berbagai kebijakan dibuat pemerintah untuk mencapai kesehatan yang optimal yaitu

234
Keputusan Menteri Kesehatan (Kemenkes) Nomor 237 tahun 1997 tentang pemasaran
Pengganti Air Susu Ibu dan Kepmenkes No. 450/2004 tentang Pemberian Air Susu
Ibu secara ekslusif pada Bayi di Indonesia.
Program ASI Eksklusif merupakan program promosi pemberian ASI saja pada
bayi tanpa memberikan makanan atau minuman lain. Tahun 1990, pemerintah
mencanangkan Gerakan Nasional Peningkatan Pemberian ASI (PPASI) yang salah
satu tujuannya adalah untuk membudayakan perilaku menyusui secara eksklusif
kepada bayi dari lahir sampai usia 4 bulan. Tahun 2004, sesuai dengan anjuran WHO,
pemberian ASI eksklusif ditingkatkan menjadi 6 bulan sebagaimana dinyatakan dalam
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no.450/MENKES/SK/VI/2004
Undang-undang no. 7/1997 tentang pangan serta Peraturan Pemerintah No. 69/1999
tentang label dan iklan pangan. Dalam Kepmenkes no. 237/ 1997 antara lain diatur
bahwa sarana pelayanan kesehatan dilarang menerima sampel atau sumbangan susu
formula bayi dan susu formula lanjutan atau menjadi ajang promosi susu formula.
Tujuan dari pengaturan ASI Eksklusif adalah untuk menjamin terpenuhinya hak
bayi, menjamin pelaksanaan kewajiban ibu memberi ASI Eksklusif, dan mendorong
peran keluarga, masyarakat, badan usaha dan pemerintah daerah dalam pemberian ASI
Eksklusif. Hak seorang ibu untuk mendapatkan informasi tentang Inisiasi Menyusu
Dini dan kolostrum, serta kesempatan ibu bersalin dan bayi untuk melakukan inisiasi
menyusu ini, dijelaskan dalam pasal 10 ayat 1, 2, dan 3. Yang berbunyi, institusi
pelayanan kesehatan dan penolong persalinan wajib menyediakan komunikasi,
informasi dan edukasi (KIE) tentang manfaat Inisiasi Menyusu dini (IMD) dan wajib
memberikan kesempatan dan membantu ibu dan bayi melakukan inisiasi menyusu
dini. Kemudian, pasal 11 ayat 2 dijelaskan pula bahwa insitusi pelayanan dan/atau
penolong persalinan wajib membantu ibu melakukan pemberian kolostrum pada bayi
(Perda No. 6 Tahun 2010).
B. Masalah
Perilaku kesehatan cenderung beresiko tentang PHBS (ASI Eksklusif) pada wanita dewasa di
Dusun Pasekan Lor RT 01 dan RT 02, Gamping, Sleman Yogyakarta.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melalui kegiatan penyuluhan ini, warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan RT 02 dapat
mengerti dan memahami ASI Eksklusif.

235
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kegiatan pendidikan kesehatan selama 1x30 menit diharapkan:

a) Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan RT 02 dapat mengerti dan memahami tentang
pengertian ASI Eksklusif.
b) Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan RT 02 dapat mengerti dan memahami tentang
komposisi ASI.
c) Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan RT 02 dapat mengerti dan memahami tentang
manfaat ASI Eksklusif.
d) Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan RT 02 dapat mengerti dan memahami tentang
waktu Pemberian ASI.
e) Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan RT 02 dapat mengerti dan memahami tentang
larangan Pemberian ASI.
D. Sasaran
Wanita dewasa di Dusun Pasekan Lor RT 01 dan RT 02.
E. Strategi
Penyuluhan (pendidikan kesehatan) tentang ASI Eksklusif.
F. Rencana Kegiatan
1. Topik : ASI Eksklusif
2. Metode : Ceramah dan tanya jawab
3. Media : Leaflet dan power point
4. Waktu : Kamis 6 Desember 2018, 19.30 WIB – selesai
5. Tempat : Rumah Ibu Tukini
6. Pengorganisasian
G. Sususunan acara
No Acara Jam
1 Pre test 19.30
2 Pembukaan dan Perkenalan 19.45
3 Inti acara (penyuluhan) 20.00
4 Diskusi/Tanya jawab 20.15
5 Post test 20.30
6 Penutupan 20.45

236
H. Susunan panitia
1) Ketua/penanggung jawab : Multi Zamiyati
Aulia Kentri Fazareni
Dyah Setyo Anugraheni
2) Sie Dokumentasi : Yunita Nugraheni
Ayu Nintyas Andriani

3) Sie Perlengkapan : Muhammad Fachrul Azmi


Angga Bayu Hamsha
Aulyana Dewi Safitri
4) MCM : Nur Sufiati
5) Notulen : Windah Roh Ekawati
6) Penyusunan materi/data : Multi Zamiyati
Aulia Kentri Fazareni
Dyah Setyo Anugraheni
7) Sie Konsumsi : Ardiani Wahyu Cahyaningsih
Tengku Sri Fatimah
I. Tata Tempat
Pemateri dan Mahasiswa

J. Jenis Kegiatan
1. Perencanaan
a. Persiapan
1. Pengkajian
2. Pengumpulan data dan perumusan masalah
3. Pengumpulan materi
4. Penyusunan acara dan kepanitiaan
5. Koordinasi dan konsolidasi
6. Persiapan alat
b. Undangan
a) Peserta : 40 orang
b) Pembimbing PPN-PSIK UNISA : 1 orang

237
c) Mahasiswa PPN-PSIK UNISA : 12 orang
d) Total Peserta : 53 orang
c. Acara
No Waktu Kegiatan Penanggung Jawab
1. 5 menit Pembukaan Nur Sufiati
2. 5 menit Pre test Aulyana Dewi Safitri
3. 15 menit Presentasi Multi Zamiyati
. Aulia Kentri Fazareni
Dyah Setyo Anugraheni
4. 5 menit Diskusi Multi Zamiyati
Aulia Kentri Fazareni
Dyah Setyo Anugraheni
5 menit Post test Aulyana Dewi Safitri
5 menit Penutup Nur Sufiati

2. Pelaksanaan
Teknik pelaksanaannya antara lain:
a. Tahap persiapan
a) Pengkajian
b) Pengumpulan data dan perumusan masalah
c) Pengumpulan materi
d) Penyusunan acara dan kepanitian
e) Koordinasi dan konsolidasi
f) Persiapan alat
b. Tahap pelaksanaan
a) Datang mengikuti acara perkumpulan yang dilakukan warga
b) Setting tempat disusun sedemikian rupa seperti rencana.
c) Acara dibuka oleh petugas, dilanjutkan dengan acara acara perkenalan
pemateri dan dibagi pre test, kemudian diberikan penyuluhan kesehatan
tentang asam urat dan setelah itu diskusi tanya jawab, post test dan
kemudian penutupan oleh moderator untuk mengakhiri acara.
c. Tahap evaluasi
a) Evaluasi struktur

238
Perencanaan terlaksana 3 hari sebelum hari pelaksanaan dan undangan
disebarkan 2 hari sebelum acara dilaksanakan.
b) Evaluasi proses
Kegiatan terlaksana sesuai jadwal dengan undangan yang hadir diperkirakan
sebesar 80%, media yang digunakan yaitu LCD dan laptop, leaflet.
Keaktifan peserta 90% dalam proses pemberian penyuluhan kesehatan.
c) Evaluasi hasil
a. Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan RT 02 mampu menyebutkan kembali
tentang pengertian ASI Eksklusif
b. Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan RT 02 mampu menyebutkan kembali
tentang komposisi ASI
c. Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan RT 02 mampu menyebutkan kembali
tentang manfaat ASI Eksklusif
d. Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan RT mampu menyebutkan kembali
tentang waktu Pemberian ASI
e. Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan RT 02 mampu menyebutkan kembali
tentang larangan Pemberian ASI

K. Waktu dan Tempat


Hari/tanggal : Kamis, 6 Desember 2018
Waktu : Jam 19.30 – Selesai
Tempat : Rumah Ibu Tukini
Demikian laporan pendahuluan ini kami susun untuk dapat dilaksanakan sebagaimana
mestinya.

239
L. Pengesahan
Yogyakarta, Desember 2018
Ketua Kelompok Mahasiswa

Angga Bayu Hamsha Multi Zamiyati

Mengetahui,
Pembimbing Praktek Lapangan

Ns. Suratini, S.Kep., M.Kep.Sp.Kep.Kom

240
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

ASI EKSKLUSIF PADA WANITA DEWASA DI DUSUN PASEKAN LOR


RT 01 DAN 02 BALECATUR GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

DISUSUN OLEH

MULTI ZAMIYATI

1810206109

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018

241
SATUAN ACARA PENYULUHAN

ASI EKSKLUSIF

1. Latar Belakang
Masalah gizi terjadi di setiap siklus kehidupan, dimulai sejak dalam
kandungan (janin), bayi, anak, dewasa dan usia lanjut. Periode dua tahun
pertama kehidupan merupakan masa kritis, karena pada masa ini terjadi
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Gangguan kekurangan
gizi tingkat buruk yang terjadi pada periode ini bersifat permanen, tidak
dipulihkan walaupun kebutuhan gizi selanjutnya terpenuhi.
Untuk mendapatkan gizi yang baik pada bayi yang baru lahir maka
ibu harus sesegera mungkin menyusui bayinya karena ASI memberikan
peranan penting dalam menjaga kesehatan dan mempertahankan
kelangsungan hidup bayi. Oleh karena itu, bayi yang berumur kurang dari
enam bulan dianjurkan hanya diberi ASI tanpa makanan pendamping.
Makanan pendamping hanya diberikan pada bayi yang berumur enam bulan
ke atas (Suraji, 2003).
Berdasarkan data Susenas tahun 2004-2008 cakupan pemberian ASI
ekslusif di Indonesia berfluktuasi dan cenderung mengalami penurunan.
Cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan turun dari 62,2%
(2007) menjadi 56,2% tahun 2008, sedangkan pada bayi sampai 6 bulan
turun dari 28,6% (2007) menjadi 24,3% (2008) (Minarto, 2011). Data Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia 1997-2007 memperlihatkan terjadinya
penurunan prevalensi ASI eksklusif dari 40,2% pada tahun 1997 menjadi
39,5% dan 32% pada tahun 2003 dan 2007 (Fikawati dan Syafiq, 2010).
Dari hasil pengkajian melalui wawancara dengan warga dewasa
dengan ASI Ekslusif di Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 diperoleh data
bahwa 2% (2 warga) di RT 01 dan 02 di Dusun Pasekan Lor mendapatkan
asi ekslusif
Pemerintah telah menetapkan target cakupan pemberian ASI
Eksklusif pada tahun 2010 pada bayi 0-6 bulan sebesar 80% (Depkes, 2007;
Minarto, 2011) sehingga berbagai kebijakan dibuat pemerintah untuk
mencapai kesehatan yang optimal yaitu Keputusan Menteri Kesehatan

242
(Kemenkes) Nomor 237 tahun 1997 tentang pemasaran Pengganti Air Susu
Ibu dan Kepmenkes No. 450/2004 tentang Pemberian Air Susu Ibu secara
ekslusif pada Bayi di Indonesia.
Program ASI Eksklusif merupakan program promosi pemberian ASI
saja pada bayi tanpa memberikan makanan atau minuman lain. Tahun 1990,
pemerintah mencanangkan Gerakan Nasional Peningkatan Pemberian ASI
(PPASI) yang salah satu tujuannya adalah untuk membudayakan perilaku
menyusui secara eksklusif kepada bayi dari lahir sampai usia 4 bulan. Tahun
2004, sesuai dengan anjuran WHO, pemberian ASI eksklusif ditingkatkan
menjadi 6 bulan sebagaimana dinyatakan dalam Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia no.450/MENKES/SK/VI/2004 Undang-
undang no. 7/1997 tentang pangan serta Peraturan Pemerintah No. 69/1999
tentang label dan iklan pangan. Dalam Kepmenkes no. 237/ 1997 antara lain
diatur bahwa sarana pelayanan kesehatan dilarang menerima sampel atau
sumbangan susu formula bayi dan susu formula lanjutan atau menjadi ajang
promosi susu formula.
Tujuan dari pengaturan ASI Eksklusif adalah untuk menjamin
terpenuhinya hak bayi, menjamin pelaksanaan kewajiban ibu memberi ASI
Eksklusif, dan mendorong peran keluarga, masyarakat, badan usaha dan
pemerintah daerah dalam pemberian ASI Eksklusif. Hak seorang ibu untuk
mendapatkan informasi tentang Inisiasi Menyusu Dini dan kolostrum, serta
kesempatan ibu bersalin dan bayi untuk melakukan inisiasi menyusu ini,
dijelaskan dalam pasal 10 ayat 1, 2, dan 3. Yang berbunyi, institusi
pelayanan kesehatan dan penolong persalinan wajib menyediakan
komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang manfaat Inisiasi Menyusu
dini (IMD) dan wajib memberikan kesempatan dan membantu ibu dan bayi
melakukan inisiasi menyusu dini. Kemudian, pasal 11 ayat 2 dijelaskan pula
bahwa insitusi pelayanan dan/atau penolong persalinan wajib membantu ibu
melakukan pemberian kolostrum pada bayi (Perda No. 6 Tahun 2010).

243
2. Pengantar
Bidang studi : Keperawatan Maternitas
Topik : ASI Eksklusif
Sasaran : Agregat wanita dewasa di Dusun Pasekan Lor Rt 01 dan
02
Hari/tanggal : Kamis, 6 Desember 2018
Jam : 19.30 WIB
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah Ibu Tukini
3. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan selama 30 menit,
diharapkan Ibu-ibu dusun Pasekan Lor Rt 01 dan 02 mampu memahami,
mengetahui, mengerti pentingnya ASI Eksklusif.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang ASI Eksklusif selama
30 menit, diharapkan ibu-ibu yang dapat mengetahui tentang:

1. Memahami tentang pengertian ASI Eksklusif


2. Memahami tentang komposisi ASI
3. Memahami tentang manfaat ASI
4. Memahami tentang waktu pemberian ASI
5. Memahami tentang larangan pemberian ASI
4. Materi
Adapun kisi-kisi materinya, yaitu:
1. Pengertian ASI Eksklusif
2. Komposisi ASI
3. Manfaat ASI
4. Waktu pemberian ASI
5. Larangan Pemberian ASI
5. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi tanya jawab.

244
6. Media
1. Materi SAP
2. Power point
3. Leaflet
7. Daftar pelaksanaan kegiatan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1. 5 menit Pembukaan :

4. Memberi salam Menjawab salam


5. Menjelaskan tujuan penyuluhan
6. Menyebutkan materi/pokok bahasan yang Mendengarkan dan
akan disampaikan memperhatikan

2. 15 menit Pelaksanaan :

Menjelaskan materi penyuluhan secara Menyimak dan


berurutan dan teratur. memperhatikan

Materi :

1. Memahami tentang pengertian ASI


Eksklusif
2. Memahami tentang komposisi ASI
3. Memahami tentang manfaat ASI
4. Memahami tentang waktu pemberian ASI
5. Memahami Larangan Pemberian ASI
3. 5 menit Evaluasi :

1. Menyimpulkan inti penyuluhan Menyimak dan


2. Menyampaikan secara singkat materi mendengarkan
penyuluhan
3. Memberi kesempatan kepada ibu-ibu
untuk bertanya
4. Memberi kesempatan kepada ibu-ibu
untuk menjawab pertanyaan yang
dilontarkan
4. 5 menit Penutup :

1. Menyimpulkan materi penyuluhan yang Menjawab salam


telah disampaikan
2. Menyampaikan terima kasih atas
perhatian dan waktu yang telah di berikan
kepada peserta
3. Mengucapkan salam

245
8. Pengesahan

Yogyakarta, Desember 2018


Sasaran Pemberi Penyuluh

Ibu-ibu Rt 01 dan 02 Multi Zamiyati

Menyetujui,

Pengampu Keperawatan Komunitas

Ns. Suratini, S.Kep., M.Kep.Sp.Kep.Kom.

246
g) Evaluasi
Metode Evaluasi : Pretest dan Post test
Jenis Pertanyaan : Pertanyaan secara tertulis dan lisan
Jumlah soal : 4
No Pertanyaan Benar Salah
1 ASI Eksklusif di berikan kurang dari 6 bulan.
2 Manfaat ASI bagi ibu adalah Mengurangi insiden
kanker leher rahim dan kanker payudara

3 Salah sau komposisi ASI adalah Vitamin E yang


berfungsi penting untuk ketahanan dinding sel
darah merah
4 Ibu dengan TBC atau lepra dilarang memberikan
ASI

247
LAMPIRAN MATERI

ASI EKSKLUSIF

1. Pengertian ASI Eksklusif


ASI Eksklusif ialah pemberian ASI kepada bayi tanpa tambahan makanan
lain, sejak bayi lahir sampai usia 6 bulan. Bayi harus mendapat makanan
yang lain supaya dapat tumbuh dengan sempurna, baik fisik maupun
rohaninya. ASI merupakan makanan yang paling sesuai untuk bayi.

2. Manfaat ASI
a) Bagi Ibu
1) Menyusui merangsang involusi uterus sehingga mencegah terjadinya
perdarahan post partum.
2) Secara material dengan menyusui berarti lebih murah, ekonomis
karena tidak perlu membeli,lebih praktis dan tidak merepotkan.
3) Mudah didapatkan karena merupakan makanan alami yangn dibawa
sejak lahir.
4) Mengurangi terjadinya karsinoma mammae.
5) Menumbuhkan rasa percaya diri.
6) Meningkatkan hubungan batin yang lebih sempurna antara ibu dan
bayi.
7) Mengurangi insiden kanker leher rahim dan kanker payudara
8) Mengurangi insiden HPV (Human Papilo Virus)
9) Mempercepat involusi uterus
b) Bagi Bayi
1) Mengandung hampir semua zat yang dibutuhkan oleh bayi untuk
pertumbuhan dan perkembangan
2) Mengandung berbagai zat penolak atau kekebalan tubuh,
immunoglobulin sehingga dapat melindungi bayi dari penyakit
infeksi
3) Lebih aman karena diberikan secara langsung ke bayi, tidak
terkontaminasi, tercemar dan tetap segar.

248
4) Mengandung beta laktoglobulin sehingga resiko alergi pada bayi
kecil
5) Suhu ASI sesuai dengan suhu bayi
6) Mudah dicerna karena tidak mengganggu alat pencernaan bayi
7) Dapat menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi yang
sangat diperlukan untuk pertumbuhan fisik dan mental anak.
c) Bagi Bangsa dan Negara
1) Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi
2) Meningkatkan kualitas generasi yang akan datang.
3) Mengurangi subsidi rumah sakit untuk perawatan ibu dan anak
d) Bagi Keluarga
1) ASI tidak merepotkan
2) ASI mengurangi pengeluaran biaya rumah tangga
3. Komposisi ASI
ASI yang pertama keluar disebut dengan fore milk dan selanjutnya disebut
dengan hind milk. Fore milk merupakan ASI awal yang banyak mengandung
air, sedangkan hind milk lebih banyak mengandung karbohidrat dan lemak.
Kandungan yang terdapat dalam ASI diantaranya :
1) Kolostrum
Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari pertama dan kedua setelah
melahirkan, berwarna kekuning-kuningan dan lebih kental, lebih banyak
mengandung protein dan vitamin berfungsi untuk melindungi bayi dari
penyakit infeksi.
Tabel 1. Komposisi kolostrum dan ASI (setiap 100 ml)
No. Zat-zat Gizi Satuan Kolostrum ASI
1 Energi Kkal 58.0 70
2 Protein G 2.3 0.9
3 Kasein Mg 140.0 mg 187.0
4 Laktosa G 5.3 7.3
5 Lemak G 2.9 4.2
6 Vitamin A Ug 151.0 75.0
7 Vitamin B1 Ug 1.9 14.0
8 Vitamin B2 Ug 30.0 40.0
9 Vitamin B12 Ug 0.05 0.1
10 Kalsium Mg 39.0 35.0
11 Zat besi Mg 70.0 100.0

249
12 Fosfor Mg 14.0 15.0

2) Karbohidrat
Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai
salah satu sumber untuk otak dimana jumlahnya meningkat terutama
pada ASI transisi 7-14 hari setelah melahirkan (Badriul, 2008).

3) Protein
Protein berguna untuk pembentukan sel pada bayi yang baru lahir.
Kandungan protein ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan
protein yang terdapat dalam susu formula. Protein dalam ASI lebih bisa
diserap oleh usus bayi dibandingkan dengan susu formula (Badriul,
2008).
4) Taurin
Taurin adalah suatu bentuk zat putih telur yang hanya terdapat pada
ASI. Taurin berfungsi sebagai neuro transmitter dan berperan penting
untuk proses maturasi sel otak.
5) Lemak
Lemak berfungsi untuk pertumbuhan otak bayi. Kandungan lemak
dalam ASI sekitar 70-78%.
6) Mineral
Zat besi dan kalsium di dalam ASI merupakan mineral dan jumlahnya
tidak terlalu banyak dalam ASI. Mineral ini berfungsi sebagai
pembentukan atau pembuatan darah dan pembentukan tulang
7) Vitamin
1) Vitamin K dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi yang berfungsi
sebagai faktor pembekuan (Badriul, 2008).
2) Vitamin D berfungsi untuk pembentukan tulang bayi baru lahir,
(Badriul, 2008).
3) Vitamin E berfungsi penting untuk ketahanan dinding sel darah
merah (Badriul, 2008).

250
4) Vitamin A berfungsi untuk kesehatan mata, selain itu untuk
mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan pertumbuhan.
(Badriul, 2008).
5) Vitamin B, asam folat, vitamin C adalah vitamin yang larut dalam
air dan terdapat dalam ASI (Badriul, 2008).
8) Zat Kekebalan
Zat kekebalan terhadap beragam mikro-organisme diperoleh bayi baru
lahir dari ibunya melalui plasenta, yang membantu melindungi bayi dari
serangan penyakit
4. Waktu Pemberian ASI
a) ASI sebaiknya diberikan setengah jam setelah bayi lahir
b) Berikan sesering mungkin setiap bayi membutuhkan ( diberikan tanpa
jadwal )
c) Ibu harus mengkonsumsi makanan yang cukup bergizi dan harus minum
yang cukup kurang lebih 8 – 10 gelas setiap hari
d) ASI Eksklusif diberikan sampai usia 6 bulan, setelah itu boleh diberikan
makanan tambahan
5. Larangan Pemberian ASI

Sekalipun upaya untuk memberikan ASI digalakkan tetapi pada beberapa


kasus pemberian ASI tidak dibenarkan yaitu :
a) Faktor Ibu
a) Ibu dengan penyakit jantung yang berat karena akan menambah
beratnya penyakit ibu.
b) Ibu dengan pre eklampsi dan eklampsi karena banyaknya obat-obatan
yang diberikan sehingga dapat mempengaruhi bayinya.
c) Penyakit infeksi berat pada payudara, sehingga kemungkinan
menular pada bayinya
d) Karsinoma payudara mungkin dapat menimbulkan menimbulkan
metastasis
e) Ibu dengan psikosis, dengan pertimbangan kesadaran ibu sulit
diperkirakan sehingga dapat membahayakan bayi.
f) Ibu dengan infeksi virus.

251
g) Ibu dengan TBC atau lepra.
b) Faktor Bayi
a) Bayi dalam keadaan kejang-kejang yang dapat menimbulkan bahaya
aspirasi ASI
b) Bayi yang menderita sakit berat dengan pertimbangan dokter anak
tidak dibenarkan untuk mendapatkan ASI
c) Bayi dengan berat badan lahir rendah, karena refleks menelannya
sulit sehingga bahaya aspirsi mengancam
d) Bayi dengan cacat bawaan yang tidak mungkin menelan (labiokisis,
palatoknakisis, labioknatopalatokisis)
e) Bayi yang tidak menerima ASI, penyakit metabolisme seperti alergi
ASI.
Pada kasus tersebut di atas untuk memberikan ASI sebaiknya
dipertimbangkan dengan dokter anak.

c) Patologis Payudara
Pada rawat gabung dapat diharapkan bahwa kemungkinan stagnasi ASI
yang dapat menimbulkan infeksi dan abses dapat dihindari.sekalipun
demikian masih ada keadaan patologis payudara yang memerlukan
konsultasi dokter sehingga tidak merugikan ibu dan bayinya. Keadaan
patologis yang memerlukan konsultasi adalah:

1) Infeksi payudara
2) Terdapat abses yang memerlukan insisi
3) Terdapat benjolan payudara yang membesar saat hamil dan
menyusui
4) ASI yang bercampur dengan darah

252
DAFTAR PUSTAKA

Aprilia, Y. Analisis Sosialisasi Program Inisiasi Menyusu Dini Dan Asi


Eksklusif Kepada Bidan Di Kabupaten Klaten. Tesis Universitas
Diponegoro Semarang 2009.

Buku Acuan Manajemen Laktasi, Edisi 1.1992. Jakarta : Yayasan Perinasia

Departemen Kesehatan RI – Badan Penelitian dan Pengembangan .1997.


Perawatan Ibu Dipusat Kesehatan Masyarakat .Surabaya

Dr. Soetjiningsih, DSAK .1997. ASI- Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan.


Jakarta: Penerbit Buku Kedokeran EGC

Manuaba, Ide Bagus .1998. Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Kekuarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

World Health Organization. Community-Based strategies for Breastfeeding


Promotion and Support in Developing Countries. 2003

253
LAMPIRAN

254
255
LAPORAN UJIAN AKHIR STASE KOMUNITAS

PRAKTIK PROFESI NERS KEPERAWATAN KOMUNITAS


DI DUSUN PASEKAN LOR RT 01 DAN 02 BALECATUR
GAMPING SLEMAN
YOGYAKARTA

Disusun Oleh:
AULYANA DEWI SAFITRI
1810206048

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018

256
LAPORAN PENDAHULUAN

PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG BAHAYA


MEROKOK PADA USIA DEWASA DI DUSUN PASEKAN
LOR RT 01 DAN 02 BALECATUR GAMPING SLEMAN
YOGYAKARTA

Disusun Oleh:
AULYANA DEWI SAFITRI
1810206048

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018

257
LAPORAN PENDAHULUAN

Kelompok : 1
Tanggal : 13 Desember 2018

A. Latar Belakang

Rokok adalah hasil olahan tembakau yang terbungkus ,dihasilkan

daritanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rusticadan spesies lainnya

atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa

bahan tambahan (Heryani, 2014).

Rokok telah membunuh 50% pemakainya, hampir membunuh 6 juta

orang setiap tahunnya yang merupakan bekas perokok dan 600.000

diantaranya adalah perokok pasif. Bila tidak ditindaklanjuti, angka

mortalitas dan morbiditas ini akan naik hingga 8 juta pada tahun 2030

(WHO, 2012).

Kebiasaan merokok di Indonesia cenderung meningkat. Menurut data

Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), jumlah penduduk Indonesia

usia dewasa yang mempunyai kebiasaan merokok sebesar 31,6%.

Indonesia merupakan konsumen rokok tertinggi kelima di dunia dengan

jumlah rokok yang dikonsumsi pada tahun 2002 sebanyak 182 milyar

batang rokok setiap tahunnya. Berdasarkan hasil Global Adult Tobacco

Survey (GATS) 2011, jumlah perokok laki-laki di Indonesia mencapai

67% atau tertinggi di dunia (Hediyani, 2012).

Jumlah perokok dikalangan remaja terjadi peningkatan setiap

tahunnya dan menjadi perhatian khusus. Sebanyak 25% remaja laki-laki

258
merokok setiap harinya, tidak hanya dilingkungan teman-temannya tetapi

juga dilingkungan rumah tempat tinggalnya. Para remaja ini rata-rata

menghisap rokok sampai dengan 23 batang perharinya. Sebanyak 71%

remaja pernah mencoba rokok dan 81% remaja merokok pada rentang

usia 18-22 tahun. Setiap harinya lebih dari 50 remaja di bawah umur 18

tahun mulai menghisap rokok.

Menurut International Journal of Cancer, dari penelitian terhadap

1.263 pasien kanker paru-paru yang tidak pernah merokok, terlihat bahwa

mereka yang menjadi perokok pasif di rumah akan meningkatkan risiko

kanker paru-paru hingga 18%. Bila hal ini terjadi dalam kurun waktu 30

tahun lebih, risikonya meningkat menjadi 23%. Bila menjadi perokok

pasif di lingkungan kerja atau kehidupan sosial, risiko kanker paru-paru

akan meningkat menjadi 16%, sedangkan bila berlangsung lama hingga

20 tahun lebih, akan meningkat lagi risikonya menjadi 27% (Bali Post,

2011). Menurut Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) perokok

aktif hanya menghisap 25% asap rokok yang berasal dari ujung yang

terbakar, sementara 75% lainnya untuk yang mengisap asapnya.

Survei GATS menunjukkan, lebih dari 150 juta penduduk Indonesia

menjadi perokok pasif di rumah, di perkantoran, di tempat umum, dan di

kendaraan umum. Menurut Data Global Youth Survey tahun 1999-2006,

sebanyak 81% anak usia 13−15 tahun di Indonesia terpapar asap rokok di

tempat umum atau menjadi perokok pasif, sedangkan rata-rata di dunia

hanya 56% (Hediyani, 2012).

259
Data Susenas 2004 menunjukkan, lebih dari 87% perokok aktif

merokok di dalam rumah ketika sedang bersama anggota keluarganya.

Survei ini juga menemukan 71% rumah tangga memiliki pengeluaran

untuk merokok. Laki-laki sebagai kepala keluarga dan orang tua sering

kali merokok di rumah dengan sadar atau tidak sadar menyadari bahwa

merokok tidak hanya membahayakan kesehatan diri namun juga

membahayakan kesehatan anak-anaknya sehingga risiko terjadinya

gangguan fungsi paru-paru pada anak tidak dapat dihindari.

Indonesia sehat 2010 merupakan suatu kebijakan pembangunan

kesehatan yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, penduduknya dengan perilaku

sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang

bermutu, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tinggimya.

Dalam rangka pelaksanaan kebijakan pembangunan di bidang kesehatan,

derajat kesehatan masyarakat merupakan tolak ukur yang digunakan

dalam pencapaian keberhasilan program kesehatan. Derajat kesehatan

yang dimaksud adalah meningkatnya umur harapan hidup, menurunnya

angka kematian bayi maupun ibu, menurunnya angka kesakitan maupun

angka kecacatan dan ketergantungan, meningkatnya status gizi

masyarakat serta menurunnya angka fertilitas (Depkes RI, 2010).

Harus kita ketahui bahwa asap rokok mencemari lingkungan dengan

4000 macam bahan kimia dimana 400 bahan kimianya membahayakan

kesehatan. Asap rokok terdiri atas komponen gas dan padat (tar dan

nikotin). Tar merupakan bahan karsinogenik yang kompleks dan

260
mempunyai potensi sebagai inisiator tumor, percepat pertumbuhan tumor,

dan karsinogenik organ spesifik, sedangkan nikotin bersifat toksik dan

menimbulkan ketergantungan psikis (Sudoyo et al, 2009; Gunawan et al,

2009). Paparan asap rokok berkontribusi terhadap polusi udara yang lebih

besar dibandingkan polusi udara oleh mesin diesel (Invernizzi, 2006).

Hampir semua organ tubuh kita dapat terkena efek buruk rokok.

Penyakit yang paling umum adalah kanker paru-paru dan banyak

penelitian lain yang menunjukkan hubungan antara perokok pasif dengan

bronkitis, asma, hipersensitivitas bronkial, predisposisi ATP, dan otitis

media. Belakangan ini, ditemukan bahwa perokok pasif meningkatkan

angka kejadian asma dan penggunaan terapi asma pada anak sekolah

yang fungsi parunya sudah terpengaruh sejak masa kehamilan. Beberapa

penelitian telah membuktikan bahwa paparan asap rokok selama

kehamilan dan balita berhubungan dengan fungsi paru yang hilang dan

tidak dapat diperbaiki. Pada asma anak, kegiatan orang tua merokok di

rumah meningkatkan gejala den frekuensi serangan asma (Fidan, 2004).

Kandungan bahan kimia pada asap rokok sampingan lebih tinggi

dibandingkan asap rokok utama. Perokok pasif dan aktif sama-sama

menghirup dan menghisap asap rokok utama dan sampingan. Dengan

kata lain, perokok pasif juga memiliki risiko terkena penyakit paru-paru

seperti perokok aktif. Beberapa penyakit yang berhubungan dengan

perokok pasif adalah peningkatan infeksi paru dan telinga serta

eksaserbasi atau penyakit paru kronik, gangguan pertumbuhan paru anak,

peningkatan risiko kematian pada anak, peningkatan kemungkinan

261
penyakit kardiovaskular dan gangguan perilaku neurologis apabila si anak

tumbuh dewasa, efek iritasi akut, peningkatan risiko kanker, dan penyakit

jantung iskemik (Sudoyo, 2009).

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan

pendidikan kesehatan terkait bahaya merokok pada usia dewasa di RT 01

dan 02 dusun Pasekan Lor Balecatur, Gamping, Sleman. Populasi

perokok pada wilayah tersebut sebanyak 24% atau 70 jiwa pada laki-

lakinya memiliki kebiasaan merokok secara aktif sedangkan anggota

keluarga yang lain sebagai perokok pasif. Kebiasaan tersebut dapat

menurunkan derajat kesehatan warga baik bagi perokok aktif maupun

pasif.

B. Masalah

Perilaku kesehatan cenderung beresiko pada kelompok laki-laki

usia dewasa tentang merokok di Dusun Pasekan Lor RT 01 dan RT 02

Balecatur, Gamping Sleman Yogyakarta.

C. Sasaran

Kelompok laki-laki usia dewasa di Dusun Pasekan Lor RT 01 dan


02 , Balecatur, Gamping, Sleman, Yogyakarta berjumlah 70 orang.
D. Strategi
- Penyuluhan tentang bahaya merokok (ceramah)
- Diskusi
E. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini diharapkan dapat

mengetahui tentang bahaya-bahaya akibat rokok.

262
F. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti ke kegiatan penyuluhan selama 45 menit, kelompok

usia dewasa yang merokok RT 01 dan 02 dusun Pasekan Lor, Balecatur,

Gamping, Sleman, Yogyakarta diharapkan dapat menjelaskan tentang :

- Pengertian merokok

- Kandungan rokok

- Tipe perokok

- Efek yang ditimbulkan akibat merokok

- Bahaya rokok bagi perokok aktif dan pasif

G. Rancangan Kegiatan dan Susunan Panitia

Topik : penyuluhan tentang bahaya merokok

Metode : ceramah dan diskusi

Media : power point dan poster

Alat : LCD, laptop, wireles, michrophone

Waktu : Kamis, 13 Desember 2018

Pukul : 19.30 WIB

Tempat : Rumah RT 002

Penanggung jawab : Aulyana Dewi Safitri

Penyaji : Aulyana Dewi Safitri

Moderator : Yunita Nugraheni

Sie Dokumentasi : Multi Zamiati, Ardiani

Sie Perlengkapan : Angga, Fachrul

Sie Humas : Windah Roh Ekawati, Ayu Ningtyas

Notulen : Aulia Kentri

263
Sie Konsumsi : Tengku, Nur Sufiati, Dyah setyo

Tata tempat

Layar

Operator

Penyaji

Dosen

Peserta

H. Kegiatan

NO Kegiatan Waktu Kegiatan Sasaran Penanggung


Penyuluh jawab
1 Pembukaan 5 menit Menjawab,
Mengucap salam mendengarkan,
Memperkenalkan diri menanggapi
dan
mengingatkan kontrak
yang sudah disepakati
2 Menyampaikan maksud 2 menit Mendengarkan dan
dan tujuan memperhatikan
3 Pretest 5 menit Mengerjakan soal
4 Menyampaikan materi 15 menit Memperhatikan,
penyuluhan: mendengarkan,
- Pengertian merokok menanggapi
- Tipe perokok
- Kandungan rokok
- Efek yang
ditimbulkan akibat
merokok Aulyana
- Bahaya rokok bagi Dewi Safitri
perokok pasif
5 Memberikan kesempatan 6 menit Tanya jawab
bertanya dan berdiskusi
kepada audien
6 Posttest 5 menit Mengerjakaan soal
7 Memberikan reward pada 5 menit Memberikan respon
remaja atas partisipasi dan
kerjasamanya selama
proses penyuluhan
8 Penutup: 2 menit Menjawab

264
- Membuat kesimpulan
- Salam

I. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi Struktur
a. Komunitas usia dewasa mampu memberika nrespon yang baik
terhadap materi yang telah disampaikan
b. Komunitas usia dewasa menjadi lebih paham dan mengetahui
terkait dengan materi yang telah disampaikan
2. Evaluasi proses
a. Komunikasi terapeutik
b. Komunitas usia dewasa kooperatif
c. Penyuluhan tentang masalah bahaya merokok dapat berjalan
dengan lancar
3. Evaluasi hasil
a. Komunitas usia dewasa mampu menjelaskan tentang bahaya
merokok dan cara berhenti merokok
b. Mahasiswa mampu menjawab seluruh pertanyaan yang diberikan
dari komunitas usia dewasa
c. Mahasiswa mampu membina hubungan lebih dekat dengan
komunitas usia dewasa

265
J. Lembar Pengesahan

Demikian laporan ini kami susun sebagai laporan atas

kegiatan yang akan saya laksanakan.

Yogyakarta, 13 Desember 2018


Sasaran Penyuluh
Ketua RT 002

Fajar Aulyana Dewi Safitri

Mengetahui,
Pembimbing Materi Penyuluhan

Suratini,S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kom

266
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG BAHAYA


MEROKOK PADA USIA DEWASA DI DUSUN PASEKAN
LOR RT 01 DAN 02 BALECATUR GAMPING
SLEMAN YOGYAKARTA

Disusun Oleh :
Aulyana Dewi Safitri
1810206048

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018

267
SATUAN ACARA PENYULUHAN

BAHAYA MEROKOK

A. Identifikasi Masalah
Rokok telah membunuh 50% pemakainya, hampir membunuh 6 juta

orang setiap tahunnya yang merupakan bekas perokok dan 600.000

diantaranya adalah perokok pasif. Bila tidak ditindaklanjuti, angka mortalitas

dan morbiditas ini akan naik hingga 8 juta pada tahun 2030 (WHO, 2012).

Kebiasaan merokok di Indonesia cenderung meningkat. Menurut data

Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), jumlah penduduk Indonesia usia

dewasa yang mempunyai kebiasaan merokok sebesar 31,6%. Indonesia

merupakan konsumen rokok tertinggi kelima di dunia dengan jumlah rokok

yang dikonsumsi pada tahun 2002 sebanyak 182 milyar batang rokok setiap

tahunnya. Berdasarkan hasil Global Adult Tobacco Survey (GATS) 2011,

jumlah perokok laki-laki di Indonesia mencapai 67% atau tertinggi di dunia

(Hediyani, 2012).

Jumlah perokok dikalangan remaja terjadi peningkatan setiap

tahunnya dan menjadi perhatian khusus. Sebanyak 25% remaja laki-laki

merokok setiap harinya, tidak hanya dilingkungan teman-temannya tetapi

juga dilingkungan rumah tempat tinggalnya. Para remaja ini rata-rata

menghisap rokok sampai dengan 23 batang perharinya. Sebanyak 71%

remaja pernah mencoba rokok dan 81% remaja merokok pada rentang usia

18-22 tahun. Setiap harinya lebih dari 50 remaja di bawah umur 18 tahun

mulai menghisap rokok.

Menurut International Journal of Cancer, dari penelitian terhadap

268
1.263 pasien kanker paru-paru yang tidak pernah merokok, terlihat bahwa

mereka yang menjadi perokok pasif di rumah akan meningkatkan risiko

kanker paru-paru hingga 18%. Bila hal ini terjadi dalam kurun waktu 30

tahun lebih, risikonya meningkat menjadi 23%. Bila menjadi perokok pasif

di lingkungan kerja atau kehidupan sosial, risiko kanker paru-paru akan

meningkat menjadi 16%, sedangkan bila berlangsung lama hingga 20 tahun

lebih, akan meningkat lagi risikonya menjadi 27% (Bali Post, 2011).

Menurut Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) perokok aktif

hanya menghisap 25% asap rokok yang berasal dari ujung yang terbakar,

sementara 75% lainnya untuk yang mengisap asapnya.

Survei GATS menunjukkan, lebih dari 150 juta penduduk Indonesia

menjadi perokok pasif di rumah, di perkantoran, di tempat umum, dan di

kendaraan umum. Menurut Data Global Youth Survey tahun 1999-2006,

sebanyak 81% anak usia 13−15 tahun di Indonesia terpapar asap rokok di

tempat umum atau menjadi perokok pasif, sedangkan rata-rata di dunia

hanya 56% (Hediyani, 2012).

Data Susenas 2004 menunjukkan, lebih dari 87% perokok aktif

merokok di dalam rumah ketika sedang bersama anggota keluarganya.

Survei ini juga menemukan 71% rumah tangga memiliki pengeluaran untuk

merokok. Laki-laki sebagai kepala keluarga dan orang tua sering kali

merokok di rumah dengan sadar atau tidak sadar menyadari bahwa merokok

tidak hanya membahayakan kesehatan diri namun juga membahayakan

kesehatan anak-anaknya sehingga risiko terjadinya gangguan fungsi paru-

paru pada anak tidak dapat dihindari.

269
Indonesia sehat 2010 merupakan suatu kebijakan pembangunan

kesehatan yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, penduduknya dengan perilaku

sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang

bermutu, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tinggimya. Dalam

rangka pelaksanaan kebijakan pembangunan di bidang kesehatan, derajat

kesehatan masyarakat merupakan tolak ukur yang digunakan dalam

pencapaian keberhasilan program kesehatan. Derajat kesehatan yang

dimaksud adalah meningkatnya umur harapan hidup, menurunnya angka

kematian bayi maupun ibu, menurunnya angka kesakitan maupun angka

kecacatan dan ketergantungan, meningkatnya status gizi masyarakat serta

menurunnya angka fertilitas (Depkes RI, 2010).

Harus kita ketahui bahwa asap rokok mencemari lingkungan dengan

4000 macam bahan kimia dimana 400 bahan kimianya membahayakan

kesehatan. Asap rokok terdiri atas komponen gas dan padat (tar dan nikotin).

Tar merupakan bahan karsinogenik yang kompleks dan mempunyai potensi

sebagai inisiator tumor, percepat pertumbuhan tumor, dan karsinogenik

organ spesifik, sedangkan nikotin bersifat toksik dan menimbulkan

ketergantungan psikis (Sudoyo et al, 2009; Gunawan et al, 2009). Paparan

asap rokok berkontribusi terhadap polusi udara yang lebih besar

dibandingkan polusi udara oleh mesin diesel (Invernizzi, 2006).

Hampir semua organ tubuh kita dapat terkena efek buruk rokok.

Penyakit yang paling umum adalah kanker paru-paru dan banyak penelitian

lain yang menunjukkan hubungan antara perokok pasif dengan bronkitis,

270
asma, hipersensitivitas bronkial, predisposisi ATP, dan otitis media.

Belakangan ini, ditemukan bahwa perokok pasif meningkatkan angka

kejadian asma dan penggunaan terapi asma pada anak sekolah yang fungsi

parunya sudah terpengaruh sejak masa kehamilan. Beberapa penelitian telah

membuktikan bahwa paparan asap rokok selama kehamilan dan balita

berhubungan dengan fungsi paru yang hilang dan tidak dapat diperbaiki.

Pada asma anak, kegiatan orang tua merokok di rumah meningkatkan gejala

den frekuensi serangan asma (Fidan, 2004).

Kandungan bahan kimia pada asap rokok sampingan lebih tinggi

dibandingkan asap rokok utama. Perokok pasif dan aktif sama-sama

menghirup dan menghisap asap rokok utama dan sampingan. Dengan kata

lain, perokok pasif juga memiliki risiko terkena penyakit paru-paru seperti

perokok aktif. Beberapa penyakit yang berhubungan dengan perokok pasif

adalah peningkatan infeksi paru dan telinga serta eksaserbasi atau penyakit

paru kronik, gangguan pertumbuhan paru anak, peningkatan risiko kematian

pada anak, peningkatan kemungkinan penyakit kardiovaskular dan gangguan

perilaku neurologis apabila si anak tumbuh dewasa, efek iritasi akut,

peningkatan risiko kanker, dan penyakit jantung iskemik (Sudoyo, 2009).

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan

pendidikan kesehatan terkait bahaya merokok pada usia dewasa di RT 01

dan 02 dusun Pasekan Lor Balecatur, Gamping, Sleman. Populasi perokok

pada wilayah tersebut sebanyak 24% atau 70 jiwa pada laki-lakinya memiliki

kebiasaan merokok secara aktif sedangkan anggota keluarga yang lain

sebagai perokok pasif. Kebiasaan tersebut dapat menurunkan derajat

271
kesehatan warga baik bagi perokok aktif maupun pasif.

B. Pengantar
Bidang Studi : Kesehatan

Topik : Perilaku Kesehatan

Sub topik : Bahaya Merokok

Sasaran : Usia Dewasa

Hari /tanggal : Kamis, 13 Desember 2018

Jam : 19.30 WIB

Tempat : Rumah RT 002

C. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini diharapkan dapat

mengetahui tentang bahaya-bahaya akibat rokok.

D. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti ke kegiatan penyuluhan selama 45 menit,

kelompok usia dewasa yang merokok RT 01 dan 02 dusun Pasekan Lor,

Balecatur, Gamping, Sleman, Yogyakarta diharapkan dapat menjelaskan

tentang :

- Pengertian merokok

- Tipe perokok

- Kandungan rokok

- Efek yang ditimbulkan akibat merokok Bahaya rokok bagi perokok

pasif

E. Materi

Terlampir

272
F. Metode :
- Ceramah
- Tanya Jawab
G. Media

- Power point
- Poster (terlampir)

H. Kegiatan Pembelajaran

NO Kegiatan Waktu Kegiatan Penanggung


Penyuluh Sasaran jawab
1 Pembukaan 5 menit Menjawab,
Mengucap salam mendengarkan,
Memperkenalkan diri menanggapi
dan
mengingatkan kontrak
yang sudah disepakati
2 Menyampaikan maksud 2 menit Mendengarkan
dan tujuan dan
memperhatikan
3 Pretest 5 menit Mengerjakan
soal
4 Menyampaikan materi 15 menit Memperhatikan,
penyuluhan: mendengarkan,
- Pengertian merokok menanggapi
- Tipe perokok
- Kandungan rokok
- Efek yang Aulyana Dewi
ditimbulkan akibat Safitri
merokok
- Bahaya rokok bagi
perokok pasif
5 Memberikan kesempatan 6 menit Tanya jawab
bertanya dan berdiskusi
kepada audien
6 Posttest 5 menit Mengerjakaan
soal
7 Memberikan reward pada 5 menit Memberikan
remaja atas partisipasi dan respon
kerjasamanya selama
proses penyuluhan
8 Penutup: 2 menit Menjawab
- Membuat kesimpulan
- Salam

273
I. Metode Evaluasi :
Menjawab soal

Jenis Pertanyaan : tulisan


Jumlah Soal : 5 soal
Pertanyaan : Soal pretest dan posttest
Jawaban

No. Pernyataan Benar Salah


1.Asap rokok bukan merupakan polutan bagi v
1
manusia dan lingkugan sekitarnya.

2 Rokok tidak dapat menyebabkan penyakit v

jantung

3 Perokok pasif lebih bahaya daripada perokok v

aktif

4 Perokok pasif 2 kali berisiko serangan jantung v

dibandingkan perokok aktif

5 Asap rokok tidak bahaya untuk anak-anak


v

274
Pre Test

No. Pernyataan Benar Salah


2.Asap rokok bukan merupakan polutan bagi
1
manusia dan lingkugan sekitarnya.

2 Rokok tidak dapat menyebabkan penyakit

jantung

3 Perokok pasif lebih bahaya daripada

perokok aktif

4 Perokok pasif 2 kali berisiko serangan

jantung dibandingkan perokok aktif

5 Asap rokok tidak bahaya untuk anak-anak

Post Test

No. Pernyataan Benar Salah


1.Asap rokok bukan merupakan polutan bagi
1
manusia dan lingkugan sekitarnya.

2 Rokok tidak dapat menyebabkan penyakit

jantung

3 Perokok pasif lebih bahaya daripada

perokok aktif

4 Perokok pasif 2 kali berisiko serangan

jantung dibandingkan perokok aktif

5 Asap rokok tidak bahaya untuk anak-anak

275
J. Lembar Pengesahan

Yogyakarta, 13 Desember 2018

Sasaran
Ketua RT 02 Penyuluh

Fajar Aulyana Dewi Safitri

Mengetahui,
Pembimbing Materi Penyuluhan

Suratini,S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kom

276
LAMPIRAN

277
1. LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Rokok

Rokok bisa diartikan sebagai silinder dari kertas yang berukuran atau

panjangnya sekitar 70 hingga 120 mm, tergantung kebijaksanaan negara.

Dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah

dicacah dan juga berisi bahan-bahan perasa yang biasa disebut dengan saus

rokok. Rokok adalah hasil olahan tembakau yang terbungkus ,dihasilkan

daritanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rusticadan spesies lainnya atau

sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan

tambahan (Heryani, 2014).

Perilaku merokok adalah aktivitas seseorang yang merupakan respons

orang tersebut terhadap rangsangan dari luar yaitu faktor-faktor yang

mempengaruhi seseorang untuk merokok dan dapat diamati secara langsung.

Sedangkan menurut Istiqomah merokok adalah membakar tembakau

kemudian dihisap, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa.

Temparatur sebatang rokok yang tengah dibakar adalah 90 derajat Celcius

untuk ujung rokok yang dibakar, dan 30 derajat Celcius untuk ujung rokok

yang terselip diantara bibir perokok (Istiqomah, 2003).

B. Jenis-Jenis Rokok

Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini didasarkan

atas bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses

pembuatan rokok, dan penggunaan filter pada rokok.

a. Rokok berdasarkan bahan pembungkus.

278
 Klobot: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung.

 Kawung: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.


 Sigaret: rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas
 Cerutu: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.
b. Rokok berdasarkan bahan baku atau isi.

- Rokok Putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun

tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma

tertentu.

- Rokok Kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun

tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek

rasa dan aroma tertentu.

- Rokok Klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun

tembakau, cengkeh, dan menyan yang diberi saus untuk

mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

c. Rokok berdasarkan proses pembuatannya.

- Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya

dengan cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan

dan atau alat bantu sederhana.

- Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya

menggunakan mesin.

d. Rokok berdasarkan penggunaan filter.

- Rokok Filter (RF): rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat

gabus

- Rokok Non Filter (RNF): rokok yang pada bagian pangkalnya

tidak terdapat gabus.

279
C. Tipe perokok

1. Perokok pasif

Menurut Depkes (2009) perokok pasif adalah orang yang

bukan perokok tapi menghirup asap rokok orang lain atau orang yang

berada dalam satu ruangan tertutup dengan orang yang sedang

merokok.

2. Perokok Aktif

Menurut Depkes (2009) perokok aktif adalah orang yang

mengkonsumsi rokok secara rutin dengan sekecil apapun walaupun

itu cuma 1 batang dalam sehari. Atau orang yang mengisap rokok

walau tidak rutin sekalipun atau hanya sekedar coba-coba dan cara

mengisap rokok cuma sekedar menghembuskan asap walau tidak

diisap masuk ke dalam Paru-paru.

D. Bahaya perokok aktif dan perokok pasif

a. Menyebabkan kerontokan rambut,

b. Gangguan pada mata, seperti katarak,

c. Kehilangan pendengaran lebih awal dibanding bukan perokok,

d. Menyebabkan penyakit Paru-paru kronis,

e. Merusak gigi dan menyebabkan bau mulut yang tidak sedap,

f. Menyebabkan Stroke dan Serangan Jantung,

g. Tulang lebih mudah patah,

h. Menyebabkan Kanker Kulit,

i. Menyebabkan Kemandulan dan Impotensi,

j. Menyebabkan Kanker Rahim dan Keguguran

280
E. Kandungan Rokok

Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian diisap

asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Temperatur

pada sebatang rokok yang tengah dibakar adalah 9000 C untuk ujung rokok

yang dibakar dan 300 C untuk ujung rokok yang terselip di antara bibir

perokok. Asap rokok yang diisap atau asap rokok yang dihirup melalui dua

komponen yang lekas menguap berbentuk gas dan komponen yang yang

bersama gas terkondensasi menjadi partikel. Dengan demikian, asap rokok

yang diisap dapat berupa gas sejumlah 85% dan sisanya berupa partikel

(Sitepoe, 2000).

Asap rokok yang diisap melalui mulut disebut mainstream smoke,

sedangkan asap rokok yang terbentuk pada hujung rokok yang terbakar

serta asap rokok yang dihembuskan ke udara oleh perokok disebut

sidestream smoke. Sidestream smoke menyebabkan seseorang menjadi

perokok pasif. Asap rokok mainstream mengandung 4000 jenis bahan

kimia berbahaya dalam rokok dengan berbagai mekanisme kerja terhadap

tubuh. Dibedakan atas fase partikel dan fase gas. Fase partikel terdiri

daripada nikotin, nitrosamine, nitrosonorktokin, poliskiklik hidrokarbon,

logam berat dan karsinogenik. Sedangkan fase yang dapat menguap atau

seperti gas adalah karbonmonoksid, karbondioksida , benzene, amonia,

formaldehid,hidrosianida dan lain-lain (Sitepoe, 2000).

Pada saat rokok dihisap komposisi rokok yang dipecah menjadi

komponen lainnya, misalnya komponen yang cepat menguap akan

menjadi asap bersama-sama dengan komponen lainnya terkondensasi.

281
Dengan demikian komponen asap rokok yang dihisap oleh perokok

terdiri dari bagian gas (85%) dan bagian partikel (15%). Rokok

mengandung kurang lebih 4.000 jenis bahan kimia, dengan 40 jenis di

antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), dan

setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama

pada rokok adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida (CO). Selain itu,

dalam sebatang rokok juga mengandung bahan-bahan kimia lain yang

tak kalah beracunnya (David E, 2003). Zat-zat beracun yang terdapat

dalam rokok antara lain adalah sebagai berikut :

1. Nikotin

Komponen ini paling banyak dijumpai di dalam rokok. Nikotin

yang terkandung di dalam asap rokok antara 0.5-3 ng, dan

semuanya diserap, sehingga di dalam cairan darah atau plasma

antara 40-50 ng/ml. Nikotin merupakan alkaloid yang bersifat

stimulan dan pada dosis tinggi bersifat racun. Zat ini hanya ada

dalam tembakau, sangat aktif dan mempengaruhi otak atau susunan

saraf pusat. Nikotin juga memiliki karakteristik efek adiktif dan

psikoaktif. Dalam jangka panjang, nikotin akan menekan

kemampuan otak untuk mengalami kenikmatan, sehingga perokok

akan selalu membutuhkan kadar nikotin yang semakin tinggi untuk

mencapai tingkat kepuasan dan ketagihannya. Sifat nikotin yang

adiktif ini dibuktikan dengan adanya jurang antara jumlah perokok

yang ingin berhenti merokok dan jumlah yang berhasil berhenti

(Pdpersi, 2006).

282
Nikotin yaitu zat atau bahan senyawa porillidin yang terdapat

dalam Nicotoana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya

yang sintesisnya bersifat adiktif dapat mengakibatkan ketergantungan.

Nikotin ini dapat meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah,

menyempitkan pembuluh perifer dan menyebabkan ketagihan serta

ketergantungan pada pemakainya.

2. Karbon Monoksida (CO)

Gas karbon monoksida (CO) adalah sejenis gas yang tidak

memiliki bau. Unsur ini dihasilkan oleh pembakaran yang tidak

sempurna dari unsur zat arang atau karbon. Gas karbon monoksida

bersifat toksis yang bertentangan dengan oksigen dalam transpor

maupun penggunaannya. Gas CO yang dihasilkan sebatang rokok

dapat mencapai 3-6%, sedangkan CO yang dihisap oleh perokok

paling rendah sejumlah 400 ppm (parts per million) sudah dapat

meningkatkan kadar karboksi haemoglobin dalam darah sejumlah 2-

16% (Sitepoe, M., 1997).

a. Tar

Tar merupakan bagian partikel rokok sesudah kandungan

nikotin dan uap air diasingkan. Tar adalah senyawa polinuklin

hidrokarbon aromatika yang bersifat karsinogenik. Dengan adanya

kandungan tar yang beracun ini, sebagian dapat merusak sel paru

karena dapat lengket dan menempel pada jalan nafas dan paru-paru

sehingga mengakibatkan terjadinya kanker. Pada saat rokok dihisap,

tar masuk kedalam rongga mulut sebagai uap padat asap rokok.

283
Setelah dingin akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna

coklat pada permukaan gigi, saluran pernafasan dan paru-paru.

Pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok,

sementara kadar dalam rokok berkisar 24-45 mg. Sedangkan bagi

rokok yang menggunakan filter dapat mengalami penurunan 5-15 mg.

Walaupun rokok diberi filter, efek karsinogenik tetap bisa masuk

dalam paru-paru, ketika pada saat merokok hirupannya dalam-dalam,

menghisap berkali-kali dan jumlah rokok yang digunakan bertambah

banyak (Sitepoe, M., 1997).

3. Timah Hitam (Pb)

Timah Hitam (Pb) yang dihasilkan oleh sebatang rokok

sebanyak 0,5 ug. Sebungkus rokok (isi 20 batang) yang habis dihisap

dalam satu hari akan menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas

bahaya timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 ug per hari

(Sitepoe, M., 1997).

4. Amoniak

Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari

nitrogen dan hidrogen. Zat ini tajam baunya dan sangat merangsang.

Begitu kerasnya racun yang ada pada ammonia sehingga jika masuk

sedikit pun ke dalam peredaran darah akan mengakibatkan seseorang

pingsan atau koma.

5. Hidrogen Sianida (HCN)

Hidrogen sianida merupakan sejenis gas yang tidak berwarna,

tidak berbau dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang

284
paling ringan, mudah terbakar dan sangat efisien untuk menghalangi

pernapasan dan merusak saluran pernapasan. Sianida adalah salah satu

zat yang mengandung racun yang sangat berbahaya. Sedikit saja

sianida dimasukkan langsung ke dalam tubuh dapat mengakibatkan

kematian.

6. Nitrous Oxide

Nitrous oxide merupakan sejenis gas yang tidak berwarna,

dan bila terhisap dapat menyebabkan hilangnya pertimbangan dan

menyebabkan rasa sakit.

7. Fenol

Fenol adalah campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi

beberapa zat organic seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar

arang. Zat ini beracun dan membahayakan karena fenol ini terikat ke

protein dan menghalangi aktivitas enzim.

8. Hidrogen sulfida

Hidrogen sulfida adalah sejenis gas yang beracun yang gampang

terbakar dengan bau yang keras. Zat ini menghalangi oksidasi enzim

(zat besi yang berisi pigmen).

F. Bahaya rokok bagi kesehatan

Menurut Center of Desease (CDC) dalam Octafrida (2011) Control

merokok membahayakan setiap organ di dalam tubuh. Merokok

menyebabkan penyakit dan memperburuk kesehatan, seperti:

1. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

285
PPOK sudah terjadi pada 15% perokok. Individu yang merokok

mengalami penurunan pada Forced Expiratory Volume in second

(FEV1), dimana kira-kira hampir 90% perokok berisiko menderita

PPOK (Saleh,2011).

2. Pengaruh Rokok terhadap Gigi

Hubungan antara merokok dengan kejadian karies, berkaitan

dengan penurunan fungsi saliva yang berperan dalam proteksi gigi.

Risiko terjadinya kehilangan gigi pada perokok, tiga kali lebih tinggi

disbanding pada bukan perokok (Andina,2012).

3. Pengaruh Rokok Terhadap Mata

Rokok merupakan penyebab penyakit katarak nuklear, yang

terjadi dibagian tengah lensa. Meskipun mekanisme penyebab tidak

diketahui, banyak logam dan bahan kimia lainnya yang terdapat dalam

asap rokok dapat merusak protein lensa (Muhibah,2011).

4. Pengaruh Terhadap Sistem Reproduksi

Merokok akan mengurangi terjadinya konsepsi, fertilitas pria

maupun wanita. Pada wanita hamil yang merokok, anak yang dikandung

akan mengalami penuruan berat badan, lahir prematur, bahkan kematian

janin (Anggraini, 2013).

G. Dampak merokok bagi perokok pasif

Merokok sudah merupakan hal yang biasa kita jumpai.

Kebiasaan ini sudah begitu luas dilakukan dalam lingkugan

berpendidikan tinggi maupun berpendidikan rendah. Merokok sudah

menjadi masalah yang kompleks yang menyangkut aspek psikolgis

286
dan gejala sosial. Merokok memang mengganggu kesehatan.

Kenyataan ini tidak dapat kita pungkiri. Banyak penyakit telah

terbukti akibat buruk dari merokok,baik secara langsung maupun tidak

langsung. Kebiasaan merokok tidak hanya merugikan si perokok,tetapi

juga bagi orang di sekitarnya.

Asap rokok merupakan polutan bagi manusia dan lingkugan

sekitarnya. Tidak hanya bagi kesehatan,merokok juga menimbulkan

akibat buruk dibidang ekonomi. Dinegara industry maju, terdapat

kecenderungan untuk berhenti merokok,sedangkan dinegara

berkembang, khususnya Indonesia justru cenderung timbul

peningkatan kebiasaan merokok.

Asap rokok yang dihirup seorang perokok mengandung komponen

gas dan partikel.Komponen gas terdiri dari karbonmonoksida,

karbondioksida, hidrogensianida, amoniak, oksida dari nitrogen dan

senyawa hidrokarbon. Adapun komponen partikel terdiri

daritar,nikotin,benzopiren, fenol,dan kadmium.

Berdasarkan penjelasan diatas,rokok dan asapnya mempunyai

dampak yang buruk bagi kesehatan.Tidak hanya bagi perokok itu

sendiri, tetapi juga bagi perokok pasif yang hanya ikut menghirup

asapnya saja. Dilihat dari bahan bahan yang berbahaya dalam rokok,

nikotin dapat menaikkan tekanan darah dan mempercepat denyut

jantung hingga pekerjaan jantung menjadi lebih berat,

,karbonmonoksida dapat menyingkirkan oksigen yang dibutuhkan

tubuh dengan mengikat dirinya pada HB darah,dan dapat memicu

287
timbulnya kanker.

Asap yang dihembuskan para perokok dapat dibagi atas asap

utama (mainstream smoke) dan asap samping (sidestream smoke).

Asap.utama merupakan asap tembakau yang dihirup langsung oleh

perokok,sedangkan asap Samping merupakan asap tembakau yang

disebarkan ke udara bebas,yang akan dihirup oleh orang lainatau

perokok pasif.

Telah ditemukan 4000 jenis bahan kmia dalam rokok, dengan 40

jenis diantaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan

kanker),dimana bahan racun ini lebih banyak didapatkan pada asap

samping,misalnya karbon monoksida (CO) 5 kali lipat lebih banyak

ditemukan pada asap samping daripada asap utama,benzopiren 3

kali,dan amoniak 50 kali. Bahan-bahan ini dapat bertahan sampai

beberapa jam lamanya dalam ruangan setelah rokok berhenti.

Asap rokok yang baru mati diasbak mengandung 3kali lipat bahan

pemicu kanker diudara dan 50kali mengandung bahan pengiritasi mata

dan pernapasn. Seseorang yang mencoba merokok biasanya akan

ketagihan karena rokok bersifat candu. Dari pendapat ini kita tahu bahwa

asap rokok mengandung komponen-komponen dan zat-zat yang

berbahaya bagi tubuh. Banyaknya komponen tersebut tergantung pada

tembakau,temperature pembakaran, panjang rokok,porositas kertas

pembungkus, bumbu rokok serta ada tidaknya filter. Partikel.dalam asap

rokok dapat menyebabkan kanker (bersifat karsinogenik). Nikotin,

karbonmonoksida, dan bahan-bahan lain dalam asap rokok terbukti

288
merusak endotel (dinding dalam pembuluh darah),dan mempermudah

timbulnya penggumpalan darah.

H. Cara berhenti merokok

Ada 3 cara untuk berhenti merokok:

1. Seketika

Cara ini merupakan upaya yang paling berhasil. Bagi perokok

berat, mungkin perlu bantuan tenaga kesehatan untuk mengatasi efek

ketagihan karena rokok mengandung zat Adiktif.

2. Menunda

Perokok dapat menunda mengisap rokok pertama 2 jam setiap

hari sebelumnya dan selama 7 hari.

Sebagai contoh : Seorang Perokok biasanya merokok setiap

hari pada pukul 07.00 pagi, maka pada :

Hari 1 : pukul 09.00

Hari 2 : pukul 11.00

Hari 3 : pukul 13.00

Hari 4 : pukul 15.00

Hari 5 : pukul 17.00

Hari 6 : pukul 19.00

Hari 7 : pukul 21.00

3. Mengurangi

Jumlah rokok yang diisap setiap hari dikurangi secara

berangsur-angsur dengan jumlah yang sama sampai 0 batang pada

hari ke 7 atau yang ditetapkan.

289
Misalkan dalam sehari-hari seorang perokok menghabiskan 28

batang rokok maka si perokok dapat merencanakan pengurangan

jumlah rokok selama 7 hari dengan jumlah pengurangan sebanyak 4

batang perhari.

Sebagai contoh :

Hari 1 : 24 batang

Hari 2 : 20 batang

Hari 3 : 16 batang

Hari 4 : 12 batang

Hari 5 : 8 batang

Hari 6 : 4 batang

Hari 7 : 0 batang

290
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, F.D. (2013). Hubungan Larangan Merokok di Tempat Kerja dan Tahapan
Smoking Cessation Terhadap Intensitas Merokok pada Kepala Keluarga di RT 1,
RT 2, RT 4, RT 6, RT 7, RT 11, RT 12, dan RT 13 Kelurahan Labuhan Ratu Raya
Kota Bandar Lampung Tahun 2012. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Depkes RI. (2009). Rumah Tangga Sehat dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Di unduh
pada 25 November 2018 dari http://promkes.depkes.go.id

Muhibah,F.A.B. (2011).Tingkat Pengetahuan Pelajar Sekolah Menengah Sains Hulu


Selangor Mengenaik Efek Rokok Terhadap Kesehatan. Universitas Sumatera
Utara. Medan.
Saleh, K.N.B. (2011). Prevalensi Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) dengan
Riwayat Merokok di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM)
Medan Periode Januari 2009–Desember 2009. Universitas Sumatera Utara. Medan

291
292
ASUHAN KEPERAWATAN PADA USIA DEWASA YANG MEROKOK
DI RT 01 DAN 02 DI DUSUN PASEKAN LOR BALECATUR
GAMPING SLEMAN
YOGYAKARTA

Disusun Oleh :
Aulyana Dewi Safitri
1810206048

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018

293
ASUHAN KEPERAWATAN PADA USIA DEWASA YANG MEROKOK
DI RT 01 DAN 02 DI DUSUN PASEKAN LOR BALECATUR GAMPING
SLEMAN YOGYAKARTA

A. Pengkajian Wilayah
1) Batas wilayah
a. Utara : Sawah
b. Selatan : Sawah dan jalan lintas Desa
c. Timur : Dusun Pasekan kidul
d. Barat : Jalan Provinsi
2) Jumlah KK : 91 jiwa
3) Jumlah balita : 17 jiwa
4) Jumlah remaja : 70 jiwa
5) Jumlah lansia : 60 jiwa
6) Jumlahpenduduk wanita : 142 jiwa
7) Jumlah penduduk laki-laki : 150 jiwa
8) Jenispekerjaan
a. PNS : 4 orang
b. Petani : 76 orang
c. Peternak :-
d. Lain-lain : 212 orang
9) Tingkat Pendidikan
a. SD : 65 orang
b. SMP : 51 0rang
c. SMA : 104 orang
e. PT : 25 orang
f. Lain-lain : 43 orang

294
c. Pengkajian

Berdasarkan Hasil Pengkajian didapatkan bahwa:

Anggota Keluarga yang Merokok

Anggota keluarga yang merokok Jumlah Prosentase


Ya 70 24%
Tidak 222 76%
Total 292 100%

Tabel 3.13 Anggota Keluarga yang Merokok

Berdasarkan tabel 3.13 didapatkan bahwa warga di RT 01 dan RT 02 Dusun

Pasekan lor yang anggota keluarganya tidak merokok sebanyak 222 orang (76%)

dan anggota keluarga yang merokok sebanyak 70 orang (24%).

 Data Wawancara:

a. 24% (70 warga) di RT 01 dan 02 Dusun Pasekan Lor merokok aktif

b. 24% (70 warga) perokok aktif di RT 01 dan 02 Dusun Pasekan Lor di

dominasi laki-laki dewasa

c. Dari salah satu 24% (70 warga) saat diwawancarai sedang merokok

 Data Windshield Survey:

Saat dilakukan pengkajian terdapat 24% (17 jiwa) terlihat sedang merokok di

depan salah satu rumah warga.

295
d. Analisis Data Fokus

No Data Masalah
1. Data Wawancara: Perilaku kesehatan
a. 24% (70 warga) di RT 01 dan 02 Dusun cenderung beresiko pada
Pasekan Lor merokok aktif usia dewasa laki-laki
b. 24% (70 warga) perokok aktif di RT 01 dan tentang merokok di
02 Dusun Pasekan Lor di dominasi laki- Dusun Pasekan Lor RT 01
laki dewasa dan RT 02 Balecatur,
c. Dari salah satu 24% (70 warga) saat Gamping Sleman
diwawancarai sedang merokok Yogyakarta

Data Windshield Survey:


Saat dilakukan pengkajian terdapat 24% dan 17
jiwa terlihat sedang merokok di depan salah satu
rumah warga

D. Prioritas Masalah

No Diagnosa Keperawatan A B C D E F G H I J K Total


1 Perilaku kesehatan cenderung beresiko 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33
pada usia dewasa laki-laki tentang
merokok di Dusun Pasekan Lor RT 01
dan RT 02 Balecatur, Gamping Sleman
Yogyakarta.

Keterangan :
A: Resiko Terjadi G: Tempat Bobot Rentang Nilai
B: Resiko Parah H: Waktu 1: Sangat rendah
C: Potensi untuk PenKes I: Dana 2: Rendah
D: Minat Masyarakat J: Fasilitas Kesehatan 3: Cukup
E: Mungkin Diatasi K: Sumber Daya 4: Tinggi
F: Sesuai dengan Program 5: Sangat tinggi
Kesehatan
Pembobotan rentang 1-5 , yaitu :
6 : sangat rendah, 2 : rendah, 3 : cukup, 4 : tinggi , 5 : sangat tinggi

296
E. Rencana Asuhan Keperawatan

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI


(NOC) (NIC)
1. Perilaku Setelah dilakukan Primer
kesehatan pendidikan Pendidikan kesehatan
cenderung kesehatan tentang 2. Tentukan pendidikan kesehatan dan gaya hidup
beresiko merokok di saat ini pada kelompok bapak-bapak.
pada Dusun Pasekan 3. Berikan pendidikan kesehatan dalam jumlah
kelompok Lor RT 01 dan besar pada saat yang tepat.
dewasa dan RT 02 Gamping 4. Berikan kesehatan bahaya merokok.
remaja laki- Sleman selama 1
laki tentang kali pertemuan Sekunder
merokok di diharapkan: Konseling
Dusun Primer 2. Bangun hubungan teraupetik.
Pasekan Lor Knowledge: 3. Informasikan pada pasien di awal hubungan
RT 01 dan Health bahwa merokok dapat mempengaruhi penurunan
RT 02 Behavior (1805) kesehaatan.
Balecatur, 1. Mengetahui 4. Beri informasi bahaya merokok sesuai
Gamping efek tembakau kebutuhan.
Sleman yang
Yogyakarta. Mempengaruh
i kesehatan
(3-4). Tersier
Menejemen prilaku merokok
h) Identifikasi perilaku
kebiasaan merokok.
i) Diskusikan dengan pasien

297
Sekunder mengenai konsekuensi dari
Risk Control : perilaku merokok.
Environment j) Diskusikan dampak negatif
Use (1906) pada orang lain mengenai
1. Mengunakan perilaku yang mengganggu
kelompok dan membahayakan
pendukung lingkungan sekitar
untuk
mencegah
penggunaan
rokok (3-4).
2. Menggunakan
sumber-
sumber
mengenai
bahaya
merokok (3-
4).
3. Menggunakan
sumber daya
untuk
mencegah
masyarakat
mengurangi
rokok (3-4).
4. Edukasi risiko
sebagai
perokok (3-4
Tersier
Status ksehatn

298
komunitas
2. Status
kesehatan
komunitas (3-
4).
3. Tingkat
partisipasi
dalam
pelayanan
kesehatan
komunitas (3-
4).
4. Preventif
program
peningkatan
kesehatan (3-
4).

299
No MASALAH TUJUAN STRATEGI RENCANA SASARAN WAKTU TEMPAT DANA PJ
(NOC) INTERVENSI KEGIATAN
(NIC)
1 Perilaku Setelah Pendidikan Usia - Kamis,13 Rumah Kelompok Aulyana
kesehatan dilakukan kesehatan terkait dewasa Desember Bapak Dewi
cenderung pendidikan merokok laki-laki 2018 Fajar (Pak Safitri
beresiko pada kesehatan Pencegahan - Pukul 19.30 RT 2)
usia dewasa tentang Primer WIB
laki-laki merokok di Pendidikan
tentang Dusun kesehatan
merokok di Pasekan Lor 5. Tentukan
Dusun RT 01 dan pendidikan
Pasekan Lor RT 02 kesehatan
RT 01 dan RT Gamping dan gaya
02 Balecatur, Sleman hidup saat ini
Gamping selama 1 kali pada
Sleman pertemuan kelompok
Yogyakarta diharapkan: bapak-bapak.
Pencegahan 6. Berikan
Primer pendidikan
Knowledge: kesehatan
Health dalam
Behavior jumlah besar
(1805) pada saat
2. Mengetah yang tepat.
ui efek 7. Berikan
tembakau kesehatan
yang bahaya
Mempeng merokok.
aruhi
kesehatan Pencegahan
(3-4). Sekunder
300
Konseling
5. Bangun
hubungan
teraupetik.
6. Informasikan
pada pasien
di awal
hubungan
Pencegahan bahwa
Sekunder merokok
Risk dapat
Control : mempengaru
Environmen hi penurunan
t Use (1906) kesehaatan.
5. Menguna 7. Beri
kan informasi
kelompok bahaya
pendukun merokok
g untuk sesuai
mencegah kebutuhan.
pengguna
an rokok
(3-4).
6. Menggun Pencegahan
akan Tersier
sumber- Menejemen
sumber perilaku
mengenai merokok
bahaya k) I
merokok d

301
(3-4). e
7. Menggun n
akan t
sumber i
daya f
untuk i
mencegah k
masyarak a
at s
menguran i
gi rokok
(3-4). p
8. Edukasi e
risiko r
sebagai i
perokok l
(3-4). a
k
Pencegahan u
Tersier
Status k
kesehatan e
komunitas b
5. Status i
kesehatan a
komunitas s
(3-4). a
6. Tingkat a
partisipasi n
dalam

302
pelayanan m
kesehatan e
komunitas r
(3-4). o
Preventif k
program o
peningkat k
an .
kesehatan kitar
(3-4).

G. Implementasi dan Evaluasi

No Diagnosa Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi Rencana Paraf


tindak
lanjut
1. Perilaku Kamis, 13 Memberikan a. jumlah 16 Kepada
kesehatan Desember 2018 penyuluhan peserta seluruh Perawat
cenderung Pukul 18.30 mengenai b. peserta
beresiko WIB bahaya Berdasarkan menerapkan
pada usia merokok pre-post test cara
dewasa yang berhenti
laki-laki disebarkan merokok Aulyana
tentang menunjukkan atau Dewi.S
merokok di bahwa 10 memberikan
Dusun peserta pesan/
Pasekan belum motivasi
Lor RT 01 memahami kepada
dan RT 02 tentang suaminya

303
Balecatur, bahaya untuk
Gamping merokok. berhenti
Sleman Setelah merokok
Yogyakarta dilakukan
pendidkan
kesehatan
pengetahuan
peserta
dengan
evaluasi
post-test
sebanyak 15
peserta sudah
memahami
tentang
bahaya
merokok
c. Proses
tindakan,
peserta
tampak
antusias
dalam
mengikuti
kegiatan
selama
penyuluhan,
aktif dalam
bertanya dan
diskusi

304
H. LAMPIRAN
DOKUMENTASI

305
306
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DIABETES MILLITUS
PADA USIA DEWASA-LANSIA DI DUSUN PASEKAN LOR RT 1 DAN 2
BALECATUR GAMPING SLEMAN
YOGYAKARTA

Disusun Oleh:
Angga Bayu Hamsha (1810206041)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018

307
LAPORAN PENDAHULUAN
KEGIATAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA AGREGAT DEWASA DAN LANSIA
YANG MENGALAMI DAN BERISIKO DIABETES MILLITUS
Kelompok :1
Tanggal : 13 Desember 2018

A. Latar Belakang
Diabetes mellitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa secara
normal bersikulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk dihati dari
makanan yang dikonsumsi. Insulin yaitu suatu hormone yang diproduksi oleh pankreas,
mengendalikan kadar glukosa dalam darah dengan mengatur produksi dan
penyimpanannya.
Pada diabetes, kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap insulin dapat
menurun,atau pancreas dapat menghentikan sama sekali produksi insulin. Keadaan ini
menimbulkan hiperglikemi yang dapat mengakibatkan komplikasi metabolic akut
seperti diabetes ketiasidosis dan sindrom hiperglikemi hiperosmoler neokenetik
(HKNK). Hiperglikemi jangka panjang dapat menyebabkan komplikasi mikrovaskuler
yang kronis (penyakit ginjal fan mata) dan komplikasi neuropati (penyakit syaraf).
(Suddarth, 2002).
Menurut WHO, Indonesia diperkirakan akan menempati peringkat 5 sedunia
dengan jumlah penderita diabetes sebanyak 12,4 juta orang pada tahun 2025. Menurut
penelitian Epidemiologi yang sampai saat ini dilaksanakan di Indonesia kekerapan
diabetes di Indonesia berkisar antara 1,4% sampai dengan 1,6%.
Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kota Surakarta pada tahun 2011 penderita
DM di puskesmas sebanyak 12.685 kasus dan di rumah sakit sebanyak 29.165 kasus.
Jika dihitung prevalensinya maka diperoleh angka sebesar 4.362 kasus per 100.000
penduduk lebih besar dari penyakit menular yang hanya 465 kasus per 100.000
penduduk. Hal ini menunjukan bahwa pola penyakit masyarakat masih bergeser ke arah
penyakit degeneratif. Kelompok umur yang terserang penyakit DM adalah 15-65 tahun
(Dinkes Surakarta, 2012).

308
Dari data pengkajian, didapatkan 1% warga Pasekan Lor RT 1 dan 2 mengalami
DM. Banyak warga juga kurang memahami tentang DM, baik pengertian, penyebab,
pebcegahan ataupun penanganannya. Saat dilakukan wawancara banyak warga
mengatakan jarang melakukan olah raga dan terbiasa makan minum yang manis. Dari
permasalah tersebut mahasiswa ingin melakukan penyuluhan mengenai Diabetes
Millitis di dusun Pasehan Lor RT 1 dan 2.
B. Masalah
Ketidakefektifan manajemen kesehatan pada kelompok usia dewasa di Dusun
Pasekan Lor RT 01 dan 02 Desa Balecatur Gamping Sleman Yogyakarta tentang DM.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melalui kegiatan penyuluhan ini, warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02
dapat mengetahui penyakit DM
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kegiatan pendidikan kesehatan selama 1x30 menit
diharapkan :
a) Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 dapat mengetahui pengertian
penyakit DM
b) Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 dapat mengetahui penyebab
penyakit DM
c) Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 dapat mengetahui tanda dan gejala
penyakit DM
d) Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 dapat mengetahui cara penanganan
penyakit DM
e) Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 dapat mengetahui diet penyakit DM
D. Sasaran
Warga usia dewasa dan lansia di Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02
E. Strategi
Penyuluhan (pendidikan kesehatan) tentang Diabetes Millitus
F. Rencana Kegiatan
1. Topik : Diabetes Millitus
2. Metode : Ceramah dan tanya jawab

309
3. Media : Leaflet dan power point
4. Waktu : Kamis, 13 Desember 2018 pukul 19.30 WIB s/d selesai
5. Tempat : Rumah Bapak Fajar (Ketua RT 2)
Penanggung Jawab : Angga Bayu Hamsha
Penyaji : Angga Bayu
Moderator : Yunita Nugraheni
Server : Aulyana Dewi Safitri
Ayu Ningtyas Andriani
Windah Roh Ekawati
Aulia Kentri Fazareni
Nur Sufiati
Dyah Setyo Anugraheni
Tengku Sri Fathimah
Ardiani Wahyu Cahyaningsi
Muhammad Fachrul Azmi
Multi Zamiyati
G. Susunan acara
No Kegiatan Penyuluh Waktu Kegiatan Penanggung
Sasaran Jawab
1. Pembukaan 2 menit Menjawab
a. Memberikan salam Mendengarkan
Angga Bayu
b. Memperkenalkan diri dan Menanggapi
mengingatkan kontrak waktu
yang sudah disepakati.
2. Menyampaikan maksud dan 2 menit Mendengarkan
Tujuan Memperhatikan
3. Pretest: 10 Soal 5 menit Mengerjakan
Soal
4. Menyampaikan materi penyuluhan 10menit Memperhatikan
tentang:
a. Pengertian DM
b. Penyebab DM
c. Tanda dan gejala DM
d. Pencegahan penyakit DM
e. Diet DM

310
5. Memberikan kesempatan bertanya 5 menit Bertanya
kepada warga
6. Posttest: 10 Soal 5 menit Mengerjakan
Soal
7. Penutup: 1 menit Menjawab
a. Membuat kesimpulan salam
b. Mengucap salam Memberikan
respon
30 menit
H. Tata Tempat

Pemateri dan Mahasiswa

Peserta Peserta Peserta

I. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria Struktur
Membuat laporan pendahuluan yang sudah disiapkan sejak satu hari sebelum
penyuluhan.
2. Kriteria Proses
Partisipasi berperan aktif dalam proses penyuluhan dan diskusi
3. Kriteria Hasil
a. Warga Pasekan Lor RT 1 dan 2 mampu menjelaskan pengertian diabetes
mellitus.
b. Warga Pasekan Lor RT 1 dan 2 mampu menyebutkan penyebab diabetes
mellitus.
c. Warga Pasekan Lor RT 1 dan 2 mampu menyebutkan tanda dan gejala
diabetes mellitus.
d. Warga Pasekan Lor RT 1 dan 2 mampu menyebutkan pencegahan dari
diabetes mellitus.
e. Warga Pasekan Lor RT 1 dan 2 mampu menyebutkan diet dari diabetes
mellitus.
f.

311
J. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Selasa, 13 Desember 2018
Waktu : Jam 19.30 - Selesai
Tempat : Rumah Bapak Fajar (Pak RT 2)
Demikian laporan pendahuluan ini kami susun untuk dapat dilaksanakan sebagaimana
mestinya.
Yogyakarta, Desember 2018
Mengetahui, Mahasiswa
Perwakilan Warga

Bapak Fajar Angga Bayu Hamsha, S.Kep

Mengetahui,
Pembimbing Praktek Lapangan

Vita Purnamasari, S.Kep., Ns., M.Kep

312
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DIABETES MILLITUS PADA USIA DEWASA DAN LANSIA DI DUSUN
PASEKAN LOR RT 01-02 BALECATUR GAMPING SLEMAN
YOGYAKARTA

Disusun Oleh :
ANGGA BAYU HAMSHA
1810206041

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018

313
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DIABETES MILLITUS DI DUSUN PASEKAN LOR RT 01-02 BALECATUR
GAMPING

1. Latar Belakang
Diabetes mellitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai
oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa secara normal
bersikulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk dihati dari makanan
yang dikonsumsi. Insulin yaitu suatu hormone yang diproduksi oleh pankreas,
mengendalikan kadar glukosa dalam darah dengan mengatur produksi dan
penyimpanannya.
Dari data pengkajian, didapatkan 1% warga Pasekan Lor RT 1 dan 2 mengalami
DM. Banyak warga juga kurang memahami tentang DM, baik pengertian, penyebab,
pebcegahan ataupun penanganannya. Saat dilakukan wawancara banyak warga
mengatakan jarang melakukan olah raga dan terbiasa makan minum yang manis. Dari
permasalah tersebut mahasiswa ingin melakukan penyuluhan mengenai Diabetes Millitis
di dusun Pasehan Lor RT 1 dan 2.
2. Pengantar
Bidang studi : Keperawatan Dewasa
Topik : Diabetes Millitus
Sasaran : Usia Dewasa dan lansia di dusun Pasekan Lor RT 1 dan 2
Hari/ tanggal : Kamis, 13 Desember 2018
Jam : 19.30 WIB
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah Bapak Fajar (Ketua RT 2)
3. Tujuan
a. Tujuan instruksional umum
Melalui kegiatan penyuluhan ini, warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02
dapat mengetahui penyakit Diabetes Millitus
b. Tujuan instruksional khusus
Setelah dilakukan kegiatan pendidikan kesehatan selama 1x30 menit
diharapkan :

314
b. Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 dapat mengetahui pengertian penyakit
DM
c. Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 dapat mengetahui penyebab penyakit
DM
d. Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 dapat mengetahui tanda dan gejala
penyakit DM
e. Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 dapat mengetahui cara penanganan
penyakit DM
f. Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 dapat mengetahui diet penyakit DM
4. Materi
Adapun kisi-kisi materinya, yaitu:
a. Pengertian DM
b. Penyebab DM
c. Tanda dan gejala DM
d. Pencegahan dan Penanganan DM
e. Diet DM
Adapun materi selengkapnya terlampir
5. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi tanya jawab
6. Media
a. Materi SAP
b. Leaflet
c. Power Point
7. Daftar pelaksanaan kegiatan
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN PESERTA
1. 5 menit Pembukaan: - Menjawab salam
k. Memberi salam - Memperhatikan
l. Memperkenalkan diri
m.Menyampaikan tujuan
n. Menyampaikan materi:
- Pengertian DM
- Penyebab DM
- Tanda dan gejala DM
- Pencegahan penyakit DM

315
- Diet DM

2. 15 menit Pelaksanaan:
a. Memfokuskan perhatian - Memperhatikan
b. Menyiapkan materi dan media - Mendengarkan
c. Menjelaskan tentang: - Bertanya
- Pengertian DM
- Penyebab DM
- Tanda dan gejala DM
- Pencegahan penyakit DM
- Diet DM

3. 10 menit Evaluasi - Warga dapat


Penutup menjawab
Memberi salam pertanyaan yang
diberikan
- Menjawab
salam

8. Pengesahan
Yogyakarta, Desember 2018
Sasaran Pemberi Penyuluhan

Perwakilan warga Angga Bayu Hamsha, S. Kep

Mengetahui,
Pembimbing Lapangan

Vita Purnamasari, S.Kep., Ns., M.Kep

316
9. Evaluasi
Metode Evaluasi : Pretest dan Post test
Jenis Pertanyaan : Pertanyaan secara tertulis dan lisan
Jumlah soal : 6
Jawablah pertanyaan dengan memberikan tanda silang (x) pada salah satu jawaban.
No Pertanyaan JAWABAN
YA TIDAK
1 Penurunan berat badan, lesu, banyak kencing, banyak
makan, dan banyak mium bukan merupakan tanda-
tanda penyakit gula
2 Penyakit gula salah satu penyebabnya adalah faktor
keturunan
3 Penyakit gula dapat menyebabkan kematian syaraf
4 Diit untuk penyakit gula tidak mengacu 3J (Jadwal,
jumlah, dan jenis)
5 Berolahraga tidak mempengaruhi dalam
menstabilkan gula darah
6 Penderita penyakit gula boleh makan makanan yang
berkolestrol

Jawaban :

1. Ya
2. Ya
3. Ya
4. Ya
5. Tidak
6. Tidak

317
Lampiran Materi
A. PENGERTIAN
Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti “mengalirkan atau mengalihkan”
(siphon). Mellitus berasal dari bahasa latin yang bermakna manis atau madu. Penyakit
diabetes melitus dapat diartikan individu yang mengalirkan volume urine yang banyak dengan
kadar glukosa tinggi. Diabetes melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan
ketidakadaan absolute insulin atau penurunan relative insensitivitas sel terhadap insulin
(Corwin, 2009).
Diabetes Melitus (DM) adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai
kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi
kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam
pemeriksaan dengan mikroskop elektron (Mansjoer dkk, 2007)
Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2005, diabetus merupakan
suatu kelompok panyakit metabolik dengan karakterristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.
Diabetes Mellitus (DM) adalah kelainan defisiensi dari insulin dan kehilangan
toleransi terhadap glukosa ( Rab, 2008)
DM merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kelainan kadar
glukosa dalam darah atau hiperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau akibat kerja
insulin yang tidak adekuat (Brunner & Suddart, 2002).

B. Gejala dan Tanda -Tanda Awal


Adanya penyakit diabetes ini pada awalnya seringkali tidak dirasakan dan tidak disadari oleh
penderita. Beberapa keluhan dan gejala yang perlu mendapat perhatian ialah :
a. Penurunan berat badan (BB) dan rasa lemah
Penurunan BB yang berlangsung dalam waktu relative singkat harus menimbulkan
kecurigaan. Rasa lemah hebat yang menyebabkan penurunan prestasi di sekolah dan
lapangan olah raga juga mencolok. Hal ini disebabkan glukosa dalam darah tidak dapat
masuk ke dalam sel, sehingga sel kekurangan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga.
Untuk kelangsungan hidup, sumber tenaga terpaksa diambil dari cadangan lain yaitu sel
lemak dan otot. Akibatnya penderita kehilangan jaringan lemak dan otot sehingga
menjadi kurus.
b. Banyak kencing

318
Karena sifatnya, kadar glukosa darah yang tinggi akan menyebabkan banyak kencing.
Kencing yang sering dan dalam jumlah banyak akan sangat mengganggu penderita,
terutama pada waktu malam hari.
c. Banyak minum
Rasa haus amat sering dialami oleh penderita karena banyaknya cairan yang keluar
melalui kencing. Keadaan ini justru sering disalahtafsirkan. Dikiranya sebab rasa haus
ialah udara yang panas atau beban kerja yang berat. Untuk menghilangkan rasa haus itu
penderita minum banyak.
d. Banyak makan
Kalori dari makanan yang dimakan, setelah dimetabolisasikan menjadi glukosa dalam
darah tidak seluruhnya dapat dimanfaatkan, penderita selalu merasa lapar.
keluhan lain
e. gangguan saraf tepi/ kesemutan
penderita mengeluh rasa sakit atau kesemutan terutama pada kaki di waktu malam,
sehingga mengganggu tidur.
f. gangguan penglihatan
pada fase awal penyakit diabetes sering dijumpai gangguan penglihatan yang mendorong
penderita untuk mengganti kacamatanya berulang kali agar ia tetap dapat melihat dengan
baik.
g. gatal/bisul
kelainan kulit berupa gatal, biasanya terjadi di daerah kemaluan atau daerah lipatan kulit
seperti ketiak dan di bawah payudara. Seringpula dikeluhkan timbulnya bisul dan luka
yang lama sembuhya. Luka ini dapat timbul akibat hal yang sepele seperti luka lecet
karena sepatu atau tertusuk peniti.
h. gangguan ereksi
gangguan ereksi ini menjadi masalah tersembunyi karena sering tidak secara terus terang
dikemukakan penderitanya. Hal ini terkait dengan budaya masyarakat yang masih merasa
tabu membicarakan masalah seks, apalagi menyangkut kemampuan atau kejantanan
seseorang.
i. Keputihan
Pada wanita, keputihan dan gatal merupakan keluhan yang sering ditemukan dan kadang-
kadang merupakan satu-satunya gejala yang dirasakan.

319
C. KLASIFIKASI
Dokumen konsesus tahun 1997 oleh American Diabetes Association‟s Expert
Committee on the Diagnosis and Classification of Diabetes Melitus, menjabarkan 4 kategori
utama diabetes, yaitu: (Corwin, 2009)
a. Tipe I: Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM)/ Diabetes Melitus tergantung insulin
(DMTI)
Lima persen sampai sepuluh persen penderita diabetik adalah tipe I. Sel-sel beta dari
pankreas yang normalnya menghasilkan insulin dihancurkan oleh proses autoimun.
Diperlukan suntikan insulin untuk mengontrol kadar gula darah. Awitannya mendadak
biasanya terjadi sebelum usia 30 tahun.
b. Tipe II: Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)/ Diabetes Mellitus tak
tergantung insulin (DMTTI)
Sembilan puluh persen sampai 95% penderita diabetik adalah tipe II. Kondisi ini
diakibatkan oleh penurunan sensitivitas terhadap insulin (resisten insulin) atau akibat
penurunan jumlah pembentukan insulin. Pengobatan pertama adalah dengan diit dan olah
raga, jika kenaikan kadar glukosa darah menetap, suplemen dengan preparat hipoglikemik
(suntikan insulin dibutuhkan, jika preparat oral tidak dapat mengontrol hiperglikemia).
Terjadi paling sering pada mereka yang berusia lebih dari 30 tahun dan pada mereka yang
obesitas.
c. DM tipe lain
Karena kelainan genetik, penyakit pankreas (trauma pankreatik), obat, infeksi, antibodi,
sindroma penyakit lain, dan penyakit dengan karakteristik gangguan endokrin.
d. Diabetes Kehamilan: Gestasional Diabetes Melitus (GDM)
Diabetes yang terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya tidak mengidap diabetes.
D. ETIOLOGI
1. Diabetes Melitus tergantung insulin (DMTI)
a. Faktor genetic :
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi mewarisi suatu
presdisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes tipe I.
Kecenderungan genetic ini ditentukan pada individu yang memililiki tipe antigen
HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang
bertanggung jawab atas antigen tranplantasi dan proses imun lainnya.
b. Faktor imunologi :
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini merupakan
respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara

320
bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan
asing.
c. Faktor lingkungan
Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel β pancreas, sebagai contoh hasil
penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat memicu proses
autoimun yang dapat menimbulkan destuksi sel β pancreas.
2. Diabetes Melitus tak tergantung insulin (DMTTI)
Secara pasti penyebab dari DM tipe II ini belum diketahui, factor genetic
diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.Diabetes
Melitus tak tergantung insulin (DMTTI) penyakitnya mempunyai pola familiar yang kuat.
DMTTI ditandai dengan kelainan dalam sekresi insulin maupun dalam kerja insulin. Pada
awalnya tampak terdapat resistensi dari sel-sel sasaran terhadap kerja insulin. Insulin
mula-mula mengikat dirinya kepada reseptor-reseptor permukaan sel tertentu, kemudian
terjadi reaksi intraselluler yang meningkatkan transport glukosa menembus membran sel.
Pada pasien dengan DMTTI terdapat kelainan dalam pengikatan insulin dengan reseptor.
Hal ini dapat disebabkan oleh berkurangnya jumlah tempat reseptor yang responsif
insulin pada membran sel. Akibatnya terjadi penggabungan abnormal antara komplek
reseptor insulin dengan system transport glukosa. Kadar glukosa normal dapat
dipertahankan dalam waktu yang cukup lama dan meningkatkan sekresi insulin, tetapi
pada akhirnya sekresi insulin yang beredar tidak lagi memadai untuk mempertahankan
euglikemia (Price, 1995 cit Indriastuti 2008). Diabetes Melitus tipe II disebut juga
Diabetes Melitus tidak tergantung insulin (DMTTI) atau Non Insulin Dependent Diabetes
Melitus (NIDDM) yang merupakan suatu kelompok heterogen bentuk-bentuk Diabetes
yang lebih ringan, terutama dijumpai pada orang dewasa, tetapi terkadang dapat timbul
pada masa kanak-kanak.
Faktor risiko yang berhubungan dengan proses terjadinya DM tipe II, diantaranya
adalah:
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
d. Kelompok etnik
E. PATOFISIOLOGI
Diabetes tipe I. Pada diabetes tipe satu terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan
insulin karena sel-sel beta pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Hiperglikemi
puasa terjadi akibat produkasi glukosa yang tidak terukur oleh hati. Di samping itu glukosa

321
yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam
darah dan menimbulkan hiperglikemia posprandial (sesudah makan).
Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi maka ginjal tidak dapat menyerap
kembali semua glukosa yang tersaring keluar, akibatnya glukosa tersebut muncul dalam urin
(glukosuria). Ketika glukosa yang berlebihan di ekskresikan ke dalam urin, ekskresi ini akan
disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan. Keadaan ini dinamakan diuresis
osmotik. Sebagai akibat dari kehilangan cairan berlebihan, pasien akan mengalami
peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsia).
Defisiensi insulin juga akan menggangu metabolisme protein dan lemak yang
menyebabkan penurunan berat badan. Pasien dapat mengalami peningkatan selera
makan (polifagia), akibat menurunnya simpanan kalori. Gejala lainnya mencakup kelelahan
dan kelemahan. Dalam keadaan normal insulin mengendalikan glikogenolisis (pemecahan
glukosa yang disimpan) dan glukoneogenesis (pembentukan glukosa baru dari dari asam-
asam amino dan substansi lain), namun pada penderita defisiensi insulin, proses ini akan
terjadi tanpa hambatan dan lebih lanjut akan turut menimbulkan hiperglikemia. Disamping itu
akan terjadi pemecahan lemak yang mengakibatkan peningkatan produksi badan keton yang
merupakan produk samping pemecahan lemak. Badan keton merupakan asam yang
menggangu keseimbangan asam basa tubuh apabila jumlahnya berlebihan. Ketoasidosis yang
diakibatkannya dapat menyebabkan tanda-tanda dan gejala seperti nyeri abdomen, mual,
muntah, hiperventilasi, nafas berbau aseton dan bila tidak ditangani akan menimbulkan
perubahan kesadaran, koma bahkan kematian. Pemberian insulin bersama cairan dan
elektrolit sesuai kebutuhan akan memperbaiki dengan cepat kelainan metabolik tersebut dan
mengatasi gejala hiperglikemi serta ketoasidosis. Diet dan latihan disertai pemantauan kadar
gula darah yang sering merupakan komponen terapi yang penting.
Diabetes tipe II. Pada diabetes tipe II terdapat dua masalah utama yang berhubungan
dengan insulin yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan
terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan
resptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa di dalam sel.
Resistensi insulin pada diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel ini. Dengan
demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh
jaringan.
Untuk mengatasi resistensi insulin dan untuk mencegah terbentuknya glukosa dalam
darah, harus terdapat peningkatan jumlah insulin yang disekresikan. Pada penderita toleransi
glukosa terganggu, keadaan ini terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar
glukosa akan dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun

322
demikian, jika sel-sel beta tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan akan insulin,
maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadi diabetes tipe II. Meskipun terjadi gangguan
sekresi insulin yang merupakan ciri khas DM tipe II, namun masih terdapat insulin dengan
jumlah yang adekuat untuk mencegah pemecahan lemak dan produksi badan keton yang
menyertainya. Karena itu ketoasidosis diabetik tidak terjadi pada diabetes tipe II. Meskipun
demikian, diabetes tipe II yang tidak terkontrol dapat menimbulkan masalah akut lainnya
yang dinamakan sindrom hiperglikemik hiperosmoler nonketoik (HHNK).
Diabetes tipe II paling sering terjadi pada penderita diabetes yang berusia lebih dari
30 tahun dan obesitas. Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung lambat (selama bertahun-
tahun) dan progresif, maka awitan diabetes tipe II dapat berjalan tanpa terdeteksi. Jika
gejalanya dialami pasien, gejala tersebut sering bersifat ringan dan dapat mencakup kelelahan,
iritabilitas, poliuria, polidipsi, luka pada kulit yang lama sembuh-sembuh, infeksi vagina atau
pandangan yang kabur (jika kadra glukosanya sangat tinggi).
F. MANIFESTASI KLINIS
1. Diabetes Tipe I
a. hiperglikemia berpuasa
b. glukosuria, diuresis osmotik, poliuria, polidipsia, polifagia
c. keletihan dan kelemahan
d. ketoasidosis diabetik (mual, nyeri abdomen, muntah, hiperventilasi, nafas bau buah,
ada perubahan tingkat kesadaran, koma, kematian)
2. Diabetes Tipe II
a. lambat (selama tahunan), intoleransi glukosa progresi
b. gejala seringkali ringan mencakup keletihan, mudah tersinggung, poliuria, polidipsia,
luka pada kulit yang sembuhnya lama, infeksi vaginal, penglihatan kabur
c. komplikasi jangka panjang (retinopati, neuropati, penyakit vaskular perifer)
G. DATA PENUNJANG
1. Glukosa darah: gula darah puasa > 130 ml/dl, tes toleransi glukosa > 200 mg/dl, 2 jam
setelah pemberian glukosa.
2. Aseton plasma (keton) positif secara mencolok.
3. Asam lemak bebas: kadar lipid dan kolesterol meningkat
4. Osmolalitas serum: meningkat tapi biasanya < 330 mOsm/I
5. Elektrolit: Na mungkin normal, meningkat atau menurun, K normal atau peningkatan
semu selanjutnya akan menurun, fosfor sering menurun.
6. Gas darah arteri: menunjukkan Ph rendah dan penurunan HCO3

323
7. Trombosit darah: Ht meningkat (dehidrasi), leukositosis dan hemokonsentrasi merupakan
respon terhadap stress atau infeksi.
8. Ureum/kreatinin: mungkin meningkat atau normal
9. Insulin darah: mungkin menurun/ tidak ada (Tipe I) atau normal sampai tinggi (Tipe II)
10. Urine: gula dan aseton positif
11. Kultur dan sensitivitas: kemungkinan adanya ISK, infeksi pernafasan dan infeksi luka.
H. KOMPLIKASI
Komplikasi yang berkaitan dengan kedua tipe DM (Diabetes Melitus) digolongkan sebagai
akut dan kronik (Mansjoer dkk, 2007)
1. Komplikasi akut
Komplikasi akut terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan jangka pendek dari
glukosa darah
a. HIPOGLIKEMIA/ KOMA HIPOGLIKEMIA
Hipoglikemik adalah kadar gula darah yang rendah. Kadar gula darah yang
normal 60-100 mg% yang bergantung pada berbagai keadaan. Salah satu bentuk dari
kegawatan hipoglikemik adalah koma hipoglikemik. Pada kasus spoor atau koma
yang tidak diketahui sebabnya maka harus dicurigai sebagai suatu hipoglikemik dan
merupakan alasan untuk pembarian glukosa. Koma hipoglikemik biasanya
disebabkan oleh overdosis insulin. Selain itu dapat pula disebabkan oleh karana
terlambat makan atau olahraga yang berlebih.
Diagnosa dibuat dari tanda klinis dengan gejala hipoglikemik terjadi bila
kadar gula darah dibawah 50 mg% atau 40 mg% pada pemeriksaaan darah
jari.Penatalaksanaan kegawat daruratan:
1) Pengatasan hipoglikemi dapat diberikan bolus glukosa 40% dan biasanya kembali
sadar pada pasien dengan tipe 1.
2) Tiap keadaan hipoglikemia harus diberikan 50 cc D50 W dalam waktu 3-5 menit
dan nilai status pasien dilanjutkan dengan D5 W atau D10 W bergantung pada
tingkat hipoglikemia
3) Pada hipoglikemik yang disebabkan oleh pemberian long-acting insulin dan
pemberian diabetic oral maka diperlukan infuse yang berkelanjutan.
4) Hipoglikemi yang disebabkan oleh kegagalan glikoneogenesis yang terjadi pada
penyakit hati, ginjal, dan jantung maka harus diatasi factor penyebab kegagalan
ketiga organ ini.

324
b. SINDROM HIPERGLIKEMIK HIPEROSMOLAR NON KETOTIK
(HHNC/ HONK).
HONK adalah keadaan hiperglikemi dan hiperosmoliti tanpa terdapatnya
ketosis. Konsentrasi gula darah lebih dari 600 mg bahkan sampai 2000, tidak terdapat
aseton, osmolitas darah tinggi melewati 350 mOsm perkilogram, tidak terdapat
asidosis dan fungsi ginjal pada umumnya terganggu dimana BUN banding kreatinin
lebih dari 30 : 1, elektrolit natrium berkisar antara 100 – 150 mEq per liter kalium
bervariasi.
Penatalaksanan kegawat daruratan:
Terapi sama dengan KAD (Ketoasidosis Diabetic) dengan skema

IV Cairan
1 sampai 12 jam NaCl 0,9% bila natrium 130 mEq/liter atau osmolitas plasma 330
mOsm/liter
NaCl 0.45% bila diatas 145 mEq/liter

Dibutuhkan 8 sampai 12 liter dari cairan selama 24 jam menggantikan air


yang hilang selama 12 jam

Bila gula darah 250 sampai 300 mg/dl berikan 5% dekstrose


Insulin
Permulaan Jam IV bolus 0.15 unit/kg RI
berikutnya 5 sampai 7 unit/jam RI
Elektrolit
Permulaan Bila serum K+ lebih besar dari 3.5
mEq/liter berikan 40 mEq/liter secara secara intravena untuk
mempertahankan kadar cairan setengahdari KCl dan setengah dari KPO4

Bila jumlah urin cukup dan serum kalsium kurang dari 5.5 mEq/liter,
Jam kedua dan jam berikan 20-30 mEq/liter K+
berikutnya

Untuk mengatasi dehidrasi diberikan cairan 2 jam pertama 1 - 2 liter NaCl 0,2 %.
Sesudah inisial ini diberikan 6 – 8 liter per 12 jam. Untuk mengatasi hipokalemi dapat
diberikan kalium. Insulin lebih sensitive dibandingkan ketoasidosis diabetic dan harus
dicegah kemungkinan hipoglikemi. Oleh karena itu, harus dimonitoring dengan hati – hati
yang diberikan adalah insulin regular, tidak ada standar tertentu, hanya dapat diberikan 1
– 5 unit per jam dan bergantung pada reaksi. Pengobatan tidak hanya dengan insulin saja
akan tetapi diberikan infuse untuk menyeimbangkan pemberian cairan dari ekstraseluler
keintraseluler.

325
c. KETOASIDOSIS DIABETIC (KAD)
Pengertian DM Ketoasidosis adalah komplikasi akut diabetes mellitus yang ditandai
dengan dehidrasi, kehilangan elektrolit dan asidosis.EtiologiTidak adanya insulin atau
tidak cukupnya jumlah insulin yang nyata, yang dapat disebabkan oleh :
1) Insulin tidak diberikan atau diberikan dengan dosis yang dikurangi
2) Keadaan sakit atau infeksi
3) Manifestasi pertama pada penyakit diabetes yang tidak terdiagnosis dan tidak
diobati.
Patofisiologi
Apabila jumlah insulin berkurang, jumlah glukosa yang memasuki sel akan
berkurang juga. disamping itu produksi glukosa oleh hati menjadi tidak terkendali.
Kedua faktor ini akan menimbulkan hiperglikemi. Dalam upaya untuk
menghilangkan glukosa yang berlebihan dari dalam tubuh, ginjal akan
mengekskresikan glukosa bersama-sama air dan elektrolit (seperti natrium dan
kalium). Diurisis osmotik yang ditandai oleh urinasi yang berlebihan (poliuri) akan
menyebabkan dehidrasi dan kehilangna elektrolit. Penderita ketoasidosis diabetik
yang berat dapat kehilangan kira-kira 6,5 L air dan sampai 400 hingga 500 mEq
natrium, kalium serta klorida selam periode waktu 24 jam.
Akibat defisiensi insulin yang lain adalah pemecahan lemak (lipolisis) menjadi
asam-asam lemak bebas dan gliserol. Asam lemak bebas akan diubah menjadi badan
keton oleh hati. Pada ketoasidosis diabetik terjadi produksi badan keton yang
berlebihan sebagai akibat dari kekurangan insulin yang secara normal akan mencegah
timbulnya keadaan tersebut. Badan keton bersifat asam, dan bila bertumpuk dalam
sirkulais darah, badan keton akan menimbulkan asidosis metabolik.
Tanda dan Gejala
Hiperglikemi pada ketoasidosis diabetik akan menimbulkan poliuri dan
polidipsi (peningktan rasa haus). Disamping itu pasien dapat mengalami penglihatan
yang kabur, kelemahan dan sakit kepala. Pasien dengan penurunann volume
intravaskuler yang nyata mungkin akan menderita hipotensi ortostatik (penurunan
tekanan darah sistolik sebesar 20 mmHg atau lebih pada saat berdiri). Penurunan
volume dapat menimbulkan hipotensi yang nyata disertai denyut nadi lemah dan
cepat.
Ketosisis dan asidosis yang merupakan ciri khas diabetes ketoasidosis
menimbulkan gejala gastrointestinal seperti anoreksia, mual, muntah dan nyeri
abdomen. Nyeri abdomen dan gejala-gejala fisik pada pemeriksaan dapat begitu berat

326
sehingga tampaknya terjadi sesuatu proses intrabdominal yang memerlukan tindakan
pembedahan. Nafas pasien mungkin berbau aseton (bau manis seperti buah) sebagai
akibat dari meningkatnya kadar badan keton. Selain itu hiperventilasi (didertai
pernapasan yang sangat dalam tetapi tidak berat/sulit) dapat terjadi. Pernapasan
Kussmaul ini menggambarkan upaya tubuh untuk mengurangi asidosis guna melawan
efek dari pembentukan badan keton.
Perubahan status mental bervariasi antara pasien yang satu dan lainnya.
Pasien dapat sadar, mengantuk (letargik) atau koma, hal ini biasanya tergantung pada
osmolaritas plasma (konsentrasi partikel aktif-osmosis).
2. Komplikasi kronik
Umumnya terjadi 10 sampai 15 tahun setelah awitan.
a. Makrovaskular (penyakit pembuluh darah besar), mengenai sirkulasi koroner,
vaskular perifer dan vaskular serebral.
b. Mikrovaskular (penyakit pembuluh darah kecil), mengenai mata (retinopati) dan
ginjal (nefropati). Kontrol kadar glukosa darah untuk memperlambat atau menunda
awitan baik komplikasi mikrovaskular maupun makrovaskular.
c. Penyakit neuropati, mengenai saraf sensorik-motorik dan autonomi serta
menunjang masalah seperti impotensi dan ulkus pada kaki.
d. Rentan infeksi, seperti tuberkulosis paru dan infeksi saluran kemih
e. Ulkus/ gangren/ kaki diabetik
I. PENATALAKSANAAN
Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan
kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta
neuropatik. Tujuan terapeutik pada setiap tipe DM adalah mencapai kadar glukosa darah
normal tanpa terjadi hipoglikemia dan gangguan serius pada pola aktivitas pasien. Ada
tiga komponen dalam penatalaksanaan DM, yaitu :
1) Diet
Berikut adalah beberapa aturan dasar diet kontrol glukosa darah:
a. Makan tiga kali sehari, dan dua kali snack atau camilan di antaranya.
b. Jangan lewatkan waktu makan, termasuk sarapan.
c. Santap hidangan makan dan snack anda di waktu yang sama setiap hari,
secara konsisten, sebagaimana halnya dengan meminum obat-obatan yang
diresepkan dokter anda.
d. Mendapatkan jumlah asupan karbohidrat yang sama setiap hari dan
mendistribusikannya ke seluruh tubuh secara merata sepanjang hari.

327
e. Sangat penting untuk berhati-hati dengan apa yang anda makan, serta
memeriksa efeknya terhadap glukosa dalam tubuh dengan cara
membandingkannya pada sebelum dan sesudah makan.
Makanan yang boleh di makan Makanan yang harus dihindari
Brokoli, ikan, minyak zaitun, kacang-  Makanan kaya gula seperti :
kacangan, ubi jalar, anggur, jeruk gula putih (gula pasir), es krim,
lemon,tomat, susu dan yogurt yang rendah donat, pastries, cokelat, serta
lemak makanan dengan pemanis buatan
 makanan berkolestrol tinggi seperti:
kuning telur, produk-produk susu
tinggi lemak, unggas, daging merah,
udang, keju, gorengan
 buah dan sayur seperti :
mangga, stroberi, labu

2) Latihan
Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita DM, adalah :
 Meningkatkan kepekaan insulin, apabila dikerjakan setiap 1 1/2 jam
sesudah makan, berarti pula mengurangi insulin resisten pada penderita
dengan kegemukan atau menambah jumlah reseptor insulin dan
meningkatkan sensivitas insulin dengan reseptornya.
 Mencegah kegemukan bila ditambah latihan pagi dan sore
 Memperbaiki aliran perifer dan menambah suplai oksigen
 Meningkatkan kadar kolesterol – high density lipoprotein
 Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka latihan akan
dirangsang pembentukan glikogen baru.
 Menurunkan kolesterol (total) dan trigliserida dalam darah karena
pembakaran asam lemak menjadi lebih baik.
3) Obat
a. Tablet OAD (Oral Antidiabetes)/ Obat Hipoglikemik Oral (OHO)
b. Mekanisme kerja sulfanilurea
Obat ini bekerja dengan cara menstimulasi pelepasan insulin yang
tersimpan, menurunkan ambang sekresi insulin dam meningkatkan sekresi
insulin sebagai akibat rangsangan glukosa. Obat golongan ini biasanya
diberikan pada penderita dengan berat badan normal dan masih bisa dipakai
pada pasien yang berat badannya sedikit lebih.

328
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3. Jakarta: EGC
Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi 6. Jakarta: EGC
Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC
Indriastuti, Na. 2008. Laporan Asuhan Keperawatan Pada Ny. J Dengan Efusi Pleura dan Diabetes
Mellitus Di Bougenvil 4 RSUP dr Sardjito Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Rab, T. 2008. Agenda Gawat Darurat (Critical Care). Bandung: Penerbit PT Alumni
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima Medika

329
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS TENTANG DIABETES
MILLITUS PADA USIA DEWASA DAN LANSIA
DI DUSUN PASEKAN LOR RT 01-02
BALECATUR GAMPING SLEMAN
YOGYAKARTA

Disusun Oleh:
ANGGA BAYU HAMSHA
1810206041

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018

330
PENGKAJIAN WARGA
A. Data Fokus
1. 1orang pasekan lor mengalami DM
2. Warga mengatakan kurang memahami tentang masalah DM (pengertian, penyebab,
dan pencegahannya)
3. Warga mengatakan tidak pernah melakukan olah raga
4. 24% (70 warga) di RT 01 dan 02 Dusun Pasekan Lor merokok aktif
5. Saat dilakukan survey didapat 17 orang sedang merokok
6. Warga mengatakan hampir setiap hari makan makanan bersantan dan suka minum
manis.
B. Analisis Data
No Data Masalah
1. Data wawancara: Ketidakefektifan
a. Warga mengatakan kurang memahami tentang manajemen kesehatan
masalah DM (pengertian, penyebab, dan pada kelompok usia
pencegahannya) dewasa dan lansia di
b. Warga mengatakan tidak pernah melakukan olah Dusun Pasekan Lor RT
raga 1-2, Balecatur,
Gamping, Sleman
Data windshield survey: Yogyakarta (DM)
a. 1orang pasekan lor mengalami DM

a.
2. Data wawancara: Perilaku Kesehatan
a) 24% (70 warga) di RT 01 dan 02 Dusun cenderung beresiko
pada kelompok usia
Pasekan Lor merokok aktif
dewasa di Dusun
b) Warga mengatakan hampir setiap hari makan Pasekan Lor RT 1-2,
Balecatur, Gamping,
makanan bersantan dan suka minum manis.
Sleman Yogyakarta
c) Warga mengatakan tidak pernah melakukan
olah raga

Data windshield survey:


a. Saat dilakukan survey didapat 17 orang sedang
merokok

331
C. PRIORITAS MASALAH

No Diagnosa Keperawatan A B C D E F G H I J K Total

1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan pada kelompok usia


dewasa di Dusun Pasekan Lor RT 1-2, Balecatur, Gamping, 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 36
Sleman Yogyakarta (stroke)
2. Perilaku Kesehatan cenderung beresiko pada kelompok usia 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 34
dewasa di Dusun Pasekan Lor RT 1-2, Balecatur, Gamping,
Sleman Yogyakarta (stroke)

A= Resiko terjadi G= Tempat


B= Resiko parah H= waktu
C= Potensi untuk pendidikan kes I= Dana
D= Minat masyarakat J= Fasilitas kesehatan
E= Mungkin diatasi K= sumber daya
F= Sesuai dengan program kes

Pembobotan rentang 1-5 , yaitu :


1 : sangat rendah, 2 : rendah, 3 : cukup, 4 : tinggi , 5 : sangat tinggi

332
D. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Tujuan Rencana
Rencana Evaluasi
(NOC) Strategi Kegiata
No Masalah
Intervensi n
Umum Khusus Kriteria Standar
(NIC)
1. Ketidakefektifan Setelah Setelah Pendidika Pencega - Monitor visual - 50% sasaran menghadiri penyuluhan
manajemen dilakukan dilakukan n han - Monitor vebal - 50% sasaran berpartisipasi aktif dalam penyuluhan
kesehatan pada tindakan tindakan kesehatan primer
kelompok usia keperawatan keperawat dan Pendidi
dewasa dan selama 1 x 30 an selama evaluasi kan
dewasa di menit dalam 1x 1 x 30 kesehata
Dusun Pasekan pertemuan menit n (5510)
Lor RT 1-2, diharapkan dalam 1x - Tentuk
Balecatur, kelompok pertemuan an
Gamping, dewasa dan diharapka pengeta
Sleman lansia dapat n huan
Yogyakarta DM meningkatkan kelompok kesehat
pengetahuan dewasa an saat
tentang DM dan lansia ini dan
meningkat perilak
kan u gaya
pengetahu hidup
an tentang pada
DM individ
dengan u,
kriteria keluarg
hasil: a
Pencegah dan/ata
an Primer u

333
Pengetah kelomp
uan: ok
perilaku sasaran
sehat - Identifi
11. Kelomp kasi
ok faktor
dewasa internal
menyat maupu
akan n
pemaha ekstern
man al yang
tentang dapat
kondisi mening
penyaki katkan
t, atau
prognos mengur
is dan angi
progra motiva
m si
pengob untuk
atan berperil
12. Kelomp aku
ok yang
dewasa sehat
mampu - Bantu
melaksa individ
nakan u,
prosedu keluarg
r yang a dan
di masyar
jelaskan akat

334
secara dalam
benar menjel
13. Kelomp askan
ok keyaki
dewasa nan dan
mampu nilai-
menjela nilai
skan tentang
kembali kesehat
apa an
yang di - Identifi
jelaskan kasi
mahasis faktor
wi internal
14. Kelomp dan
ok ekstern
dewasa al yang
mampu dapat
memah mening
ami katkan
tentang atau
penyaki mengur
t yang angi
di motiva
deritany si
a untuk
15. Kelomp perilak
ok u hidup
dewasa sehat
mampu - Ajarka
untuk n

335
menjela strategi
skan yang
tentang dapat
penyaki diguna
t stroke kan
untuk
Pencegah menola
an k
Sekunder perilak
Kepercay u yang
aan tidak
mengenai sehat
kesehata - Tekank
n an
1. Merasa penting
kan nya
penting pola
nya makan
menga yang
mbil sehat
tindaka pada
n individ
2. Merasa u,
kan kelomo
ancama k dan
n jika keluarg
tidak a
bertinda
k Peningk
3. Mersasa atan
kan kesadar

336
manfaat an
4. Merasa kesehata
kan n (5515)
kemam - Berika
puan n
melaku pendidi
kan kan
tindaka kesehat
n an satu
5. Mendap per satu
atkan atau
sumber- konseli
sumber ng jika
untuk memun
melaku gkinka
kan n
tindaka - Sediak
n an
materi
Pencegaha inform
n tersier asi
Perilaku kesehat
patuh : an
5. Mencar tertulis
i yang
inform mudah
asi dipaha
yang mi
dapat - Evalua
diperca si
ya pemaha

337
6. Melaku man
kan Kelom
skrinin pok
g dewasa
secara
rutin
setelah
diarahk
an
7. Melaku
kan
aktifita
s
sesuai
yang
disaran
kan
8. Melaku
kan
diet
sesuai
yang
disaran
kan

338
E. POA (PLAN OF ACTION)
TUJUAN STRATEGI
No MASALAH SASARAN WAKTU TEMPAT DANA PJ
(NOC) INTERVENSI
1. Ketidakefektifan Meningkatkan Pendidikan Agregat Kamis, 13 Rumah Mahasiswa Angga
manajemen pengetahuan kesehatan Dewasa dan Desember Bapak Fajar Bayu
kesehatan pada tentang DM tentang DM Lansia 2018 (Ketua RT 2) Hamsha
kelompok usia di Dusun
dewasa di Dusun Pasekan Lor Pukul
Pasekan Lor RT 1- RT 1-2, 19.30
2, Balecatur, Balecatur, WIB
Gamping, Sleman Gamping,
Yogyakarta (DM) Sleman
Yogyakarta

F. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

No. Diagnosa Keperawatan Kegiatan Evaluasi Rencana tindak lanjut


1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan a. Pendidikan kesehatan a. Jumlah peserta 20 Kepada warga yang
pada kelompok usia dewasa di Dusun terkait stroke warga mengalami risiko DM

339
Pasekan Lor RT 1-2, Balecatur, b. Kamis, 13 2018 b. Berdasarkan pre- memonitor faktor risiko
Gamping, Sleman Yogyakarta (DM) c.Pukul 19.30 WIB post test yang yang menimbulkan DM
disebarkan (kebiasaan merokok, berat
menunjukkan pre- badan, pola makan yang
test warga yang tidak baik) dan
menghadiri belum mengaplikasikan gaya hidup
memahami tanda sehat (olahraga, makan
dan gejala stroke sayur-sayuran dan buah serta
serta faktor menghindari makanan yang
risikonya sebanyak memicu timbulnya penyakit)
8 warga, setelah
dilakukan
pendidkan
kesehatan
pengetahuan warga
dengan evaluasi
post-test sebanyak
50% warga sudah
memahami tentang
DM.
c. Proses tindakan,
warga tampak aktif
dengan bertanya
makanan yang
dihindari untuk
mencegah DM
d. Hasil tindakan,
berdasarkan pre-
post test warga
yang hadir 75%
memahami tentang

340
DM

341
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS RANGE OF MOTION
(ROM) PADA AGREGAT DEWASA DI DUSUN PASEKAN LOR RT 01
DAN 02, BALECATUR, GAMPING, SLEMAN
YOGYAKARTA

Disusun oleh
Ardiani Wahyu Cahyaningsih
1810206084

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018

342
LAPORAN PENDAHULUAN
KEGIATAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA AGREGAT DEWASA YANG
MENGALAMI STROKE DAN BERESIKO STROOKE
Kelompok :1
Tanggal : 11 Desember 2018

A. Latar Belakang
Stroke adalah salah satu penyakit kardiovaskuler yang berpengaruh terhadap
arteri utama yang berada di otak, stroke terjadi ketika pembuluh darah yang
mengangkut oksigen dan nutrisi menuju otak pecah atau terblokir oleh bekuan
sehingga pasokan darah ke otak tiba-tiba berhenti, oksigen dan glukosa tidak dapat
dikirim ke otak sehingga otak tidak mendapat darah yang dibutuhkannya. Jika
kejadian berlangsung lebih dari 10 detik akan menimbulkan kerusakan permanen
otak.

Terhambatnya penyediaan oksigen dan nutrisi ke otak menimbulkan masalah


kesehatan yang serius karena dapat menimbulkan hemiparese bahkan kematian.
Stroke merupakan penyabab kematian ketiga tersering setelah penyakit jantung
koroner dan kanker. Lima belas orang di seluruh dunia terserang stroke setiap tahun,
lima juta meninggal dan lima juta lainnya menderita kecacatan (Price & Wilson,
2006).

Penderita stroke perlu penanganan yang baik untuk mencegah kecacatan fisik
dan mental. Sebesar 30% - 40% penderita stroke dapat sembuh sempurna bila
ditangani dalam waktu 6 jam pertama (golden periode), namun apabila dalam waktu
tersebut pasien stroke tidak mendapatkan penanganan yang maksimal maka akan
terjadi kecacatan atau kelemahan fisik seperti hemiparese. Penderita stroke post
serangan membutuhkan waktu yang lama untuk memulihkan dan memperoleh fungsi
penyesuaian diri secara maksimal. Terapi dibutuhkan segera untuk mengurangi cedera
cerebral lanjut, salah satu program rehabilitasi yang dapat diberikan pada pasien
stroke yaitu mobilisasi persendian dengan latihan range of motion (Levine, 2008).

Range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk


mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan pergerakkan

343
sendi secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot.
Melakukan mobilisasi persendian dengan latihan ROM dapat mencegah berbagai
komplikasi seperti nyeri karena tekanan, kontraktur, tromboplebitis, dekubitus
sehingga mobilisasi dini penting dilakukan secara rutin dan kontinyu. Memberikan
latihan ROM secara dini dapat meningkatkan kekuatan otot karena dapat
menstimulasi motor unit sehingga semakin banyak motor unit yang terlibat maka akan
terjadi peningkatan kekuatan otot, kerugian pasien hemiparese bila tidak segera
ditangani maka akan terjadi kecacatan yang permanen (Potter & Perry, 2009).

Dari hasil pengkajian melalui wawancara dengan warga di Dusun Pasekan Lor
RT 01 dan 02 diperoleh data bahwa 1% (1 warga) agregat dewasa mengalami
penyakit Stroke dari seluruh agregat dewasa di Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02.
Oleh sebab itu, pelatihan tentang gerakan ROM sangat dibutuhkan.

B. Masalah
Ketidakefektifan manajemen kesehatan pada kelompok usia deawasa di dusun
pasekan lor RT 01 dan Rt 02 Desa Balecatur Gamping Sleman Yogyakarta tentang
stroke.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melalui kegiatan penyuluhan ini, warga pasekan lor RT 01 dan Rt 02 dapat
mengetahui tentang terapi non farmakologi (ROM).
2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan kegiatan pendidikan kesehatan selama 1x30 menit diharapkan :
a. Warga Dusun pasekan lor RT 01 dan Rt 02 dapat mengerti dan memahami
tentang pengertian ROM
b. Dusun pasekan lor RT 01 dan Rt 02 dapat mengerti dan memahami tentang
jenis ROM
c. Warga Dusun pasekan lor RT 01 dan Rt 02 dapat mengerti dan memahami
tentang tujuan ROM
e. Warga Dusun pasekan lor RT 01 dan Rt 02 dapat mengerti dan memahami
tentang Manfaat ROM

344
f. Warga Dusun pasekan lor RT 01 dan Rt 02 dapat mengerti dan memahami
tentang teknik gerakan ROM
D. Sasaran
Dewasa di Dusun Pasekan lor RT 01 dan Rt 02.
E. Strategi
Simulasi gerakan ROM
F. Rencana Kegiatan
a. Topik : Rom
b. Metode : Ceramah dan tanya jawab
c. Media : Leaflet dan power point
d. Waktu : Selasa, 11 Desember 2018, 19.30 WIB – selesai
e. Tempat : Rumah Pak RT 2
f. Pengorganisasian
G. Sususunan acara
No Acara Jam

1 Pre test 19.30


2 Pembukaan dan Perkenalan 19.45
3 Inti acara (penyuluhan) 20.00
4 Diskusi/Tanya jawab 20.15
5 Post test 20.30
6 Penutupan 20.45

H. Susunan panitia
a. Ketua/penanggung jawab : Ardiani Wahyu Cahyaningsih
Windah Roh Ekawati
b. Sie Dokumentasi : Multy Zamiaty
Ayu ningtyas
c. Sie Perlengkapan : Angga Bayu Hamsa
Muh. Fahrul Azmi
d. MCM : Yunita Nugraheni
e. Notulen : Aulia Kentri

345
f. Penyusunan materi/data : Nursufiati
Aulianan Dewi Safitri
g. Sie Konsumsi : Tengku Sri Fatimah
Dyah Setyo Anugraheni

I. Tata Tempat
Pemateri dan Mahasiswa

Peserta Peserta Peserta

F. Jenis Kegiatan
1. Perencanaan
a. Persiapan
a) Pengkajian
b) Pengumpulan data dan perumusan masalah
c) Pengumpulan materi
d) Penyusunan acara dan kepanitiaan
e) Koordinasi dan konsolidasi
f) Persiapan alat
b. Undangan
a) Peserta : 50 orang
b) Pembimbing PPN-PSIK UNISA : 1 orang
c) Mahasiswa PPN-PSIK UNISA : 12 orang
d) Total Peserta : 63 orang

346
c. Acara

No Waktu Kegiatan Penanggung Jawab

1. 5 menit Pembukaan Yunita Nugraheni


2. 5 menit Pre test Aulia Kentri
3. 15 menit Presentasi Ardiani Wahyu C
4. 5 menit Diskusi Ardiani Wahyu C
5. 5 menit Post test Aulia Kentri
6. 5 menit Penutup Yunita Nugraheni

1. Pelaksanaan
Teknik pelaksanaannya antara lain:
A. Tahap persiapan
a) Pengkajian
b) Pengumpulan data dan perumusan masalah
c) Pengumpulan materi
d) Penyusunan acara dan kepanitian
e) Koordinasi dan konsolidasi
f) Persiapan alat
B. Tahap pelaksanaan
a) Datang mengikuti acara perkumpulan yang dilakukan warga
b) Setting tempat disusun sedemikian rupa seperti rencana.
c) Acara dibuka oleh petugas, dilanjutkan dengan acara acara perkenalan
pemateri dan dibagi pre test, kemudian diberikan pelatihan tentang gerakan
ROM dan setelah itu diskusi tanya jawab, post test dan kemudian
penutupan oleh moderator untuk mengakhiri acara.
C. Tahap evaluasi
a) Evaluasi struktur
Perencanaan terlaksana 3 hari sebelum hari pelaksanaan dan undangan
disebarkan 1 hari sebelum acara dilaksanakan.

347
b) Evaluasi proses
Kegiatan terlaksana sesuai jadwal dengan undangan yang hadir diperkirakan
sebesar 80%, media yang digunakan yaitu LCD dan laptop, leaflet.
Keaktifan peserta 90% dalam proses pemberian penyuluhan kesehatan.
c) Evaluasi hasil
a. Warga Dusun pasekan lor RT 01 dan Rt 02 dapat menyebutkan kembali
tentang pengertian ROM
b. Warga Dusun pasekan lor RT 01 dan Rt 02 dapat menyebutkan kembali
tentang jenis ROM
c. Warga Dusun pasekan lor RT 01 dan Rt 02 dapat menyebutkan kembali
tentang tujuan ROM
d. Warga Dusun pasekan lor RT 01 dan Rt 02 dapat menyebutkan kembali
tentang Manfaat ROM
e. Warga Dusun pasekan lor RT 01 dan Rt 02 dapat menyebutkan kembali
tentang teknik gerakan ROM

2) Waktu dan Tempat


Hari/tanggal : Selasa, 11 Desember 2018
Waktu : Jam 19.30 - Selesai
Tempat : Rumah Bapak RT 02
Demikian laporan pendahuluan ini kami susun untuk dapat dilaksanakan
sebagaimana mestinya.

348
Yogyakarta, Desember 2018
Ketua Kelompok, Mahasiswa

Angga Bayu Hamsah Ardiani Wahyu C

Mengetahui,
Pembimbing Praktek Lapangan

Annisa Cahyaning Kumintang, S.Kep, Ns

349
SATUAN ACARA PENYULUHAN
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS RANGE OF MOTION)
(ROM) PADA AGREGAT DEWASA DI DUSUN PASEKAN LOR RT 01
DAN 02, BALECATUR, GAMPING, SLEMAN
YOGYAKARTA

Disusun oleh
Ardiani Wahyu Cahyaningsih
1810206084

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018

350
SATUAN ACARA PENYULUHAN

RANGE OF MOTION (ROM) Pada Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan


02, Balecatur, Gamping, Sleman, Yogyakarta

1. Latar Belakang
Latihan aktif dan pasif / ROM adalah merupakan suatu kebutuhan manusia untuk
melakukan pergerakan dimana pergerakan tersebut dilakukan secara bebas. latihan aktif
dan pasif / ROM dapat dilakukan kapan saja dimana keadaan fisik tidak aktif dan
disesuaikan dengan keadaan pasien.

Umumnya dimasyarakat apabila ada orang yang sakit, maka ia hanya tidur atau
berbaring saja tanpa melakukan aktivitas yang berguna untuk melatih otot-otot tubuhnya
agar tidak kaku. Orang biasanya takut untuk melakukan gerakan-gerakan badan ketika
sakit, karena khawatir membuat sakitnya semakin parah. Padahal tidak semua penyakit
mengharuskan seseorang diam tidak bergerak ditempat tidur saja.

Salah satu contoh penyakit yang dianjurkan untuk orang melakukan latihan gerak
badan adalah stroke, karena orang yang terkena stroke mengalami kelemahan baik otot-
otot maupun syaraf pada tubuh.

2. Pengantar
Bidang studi : Komunitas
Topik : ROM
Sasaran : Kelompok Dewasa di Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02, Balecatur,
Gamping Sleman Yogyakarta
Hari/tanggal : Selasa, 11 Desember 2018
Jam : 19.30 WIB
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah Bapak RT 02

351
3. Tujuan
a. Tujuan instruksional umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan warga dusun
pasekan lor Rt 01 dan Rt02, balecatur, gamping sleman yogyakarta yang menderita
stroke dapat mengetahui tentang cara pelatihan ROM.
b. Tujuan instruksional khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan warga dusun
pasekan lor Rt 01 dan Rt 02, balecatur, gamping sleman yogyakarta yang menderita
stroke dapat:
a) Mengetahui pengertian ROM
b) Mengetahui jenis ROM
c) Mengetahui tujuan ROM
d) Mengetahui manfaat ROM
f) Mengetahui teknik gerakan ROM

4. Materi:
Adapun kisi-kisi materinya, yaitu:
1. Mengetahui pengertian ROM
2. Mengetahui jenis ROM
3. Mengetahui tujuan ROM
4. Mengetahui manfaat ROM
5. Mengetahui teknik gerakan ROM
6. Adapun materi selengkapnya terlampir
C. Metode:
a. Ceramah
b. Diskusi tanya jawab
D. Media
a. Materi SAP
b. Leaflet
c. Power Point

352
E. Daftar pelaksanaan kegiatan

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN PESERTA


1. 5 menit Pembukaan: - Menjawab salam
o. Memberi salam - Memperhatikan
p. Memperkenalkan diri
q. Menyampaikan tujuan
r. Menyampaikan materi:
- Mengetahui pengertian ROM
- Mengetahui jenis ROM
- Mengetahui tujuan ROM
- Mengetahui manfaat ROM
- Mengetahui teknik gerakan
ROM
2. 15 menit Pelaksanaan:
a. Memfokuskan perhatian - Memperhatikan
b. Menyiapkan materi dan media - Mendengarkan
c. Menjelaskan tentang: - Bertanya
- Mengetahui pengertian ROM
- Mengetahui jenus ROM
- Mengetahui tujuan ROM
- Mengetahui manfaat ROM
- Mengetahui teknik gerakan ROM
d. Menonton Video
3. 10 menit Evaluasi - Warga dapat
Penutup menjawab
Memberi salam pertanyaan yang
diberikan
- Menjawab
salam

353
F. PENGESAHAN
Yogyakarta, Desember 2018

Sasaran Pemberi Penyuluhan

(Warga Dewasa di dusun pasekan lor Rt 01 dan Rt02, ) ( Ardiani Wahyu Cahyaningsih)

Mengetahui,

Pembimbing Lapangan

Annisa Cahyaning Kumintang, S.Kep, Ns

354
G. Evaluasi
Metode Evaluasi : Pretest dan Post test
Jenis Pertanyaan : Pertanyaan secara tertulis dan lisan
Jumlah soal : 5
No Pertanyaan Benar Salah
1 ROM ( Range of Motion) adalah jumlah maksimum gerakan
yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga
potongan tubuh, yaitu sagital, transversal, dan frontal.
2 ROM dibagi menjadi dua macam yaitu ROM aktif dan ROM
pasif
3 Manfaat dari ROM yaitu untuk mencegah terjadinya kekakuan
sendi
4 Tujuan dari ROM yaitu untuk meningkatkan atau
mempertahankan fleksibiltas dan kekuatan otot
5 ROM dibagi menjadi 11 tekhnik gerakan

355
LampiranMateri

MATERI
LATIHAN FISIK RENTAN GERAK/RANGE OF MOTION (ROM)

A. Pengertian ROM
ROM ( Range of Motion) adalah jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan
sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh, yaitu sagital, transversal, dan frontal.
Potongan sagital adalah garis yang melewati tubuh dari depan ke belakang, membagi
tubuh menjadi bagian kiri dan kanan. Potongan frontal melewati tubuh dari sisi ke sisi
dan membagi tubuh menjadi bagian depan ke belakang. Potongan transversal adalah
garis horizontal yang membagi tubuh menjadi bagian atas dan bawah.
Mobilisasi sendi disetiap potongan dibatasi oleh ligamen, otot, dan konstruksi sendi.
Beberapa gerakan sendi adalah spesifik untuk setiap potongan. Pada potongan sagital,
gerakannya adalah fleksi dan ekstensi (jari-jari tangan dan siku) dan hiperekstensi
(pinggul). Pada potongan frontal, gerakannya adalah abduksi dan adduksi (lengan dan
tungkai) dan eversi dan inversi (kaki). Pada potongan transversal, gerakannya adalah
pronasi dan supinasi (tangan), rotasi internal dan eksternal (lutut), dan dorsifleksi dan
plantarfleksi (kaki).
Ketika mengkaji rentang gerak, perawat menanyakan pertanyaan dan
mengobservasi dalam mengumpulkan data tentang kekakuan sendi, pembengkakan,
nyeri, keterbatasan gerak, dan gerakan yang tidak sama. Klien yang memiliki
keterbatasan mobilisasi sendi karena penyakit, ketidakmampuan, atau trauma
membutuhkan latihan sendi untuk mengurangi bahaya imobilisasi. Latihan tersebut
dilakukan oleh perawat yaitu latihan rentang gerak pasif. Perawat menggunakan setiap
sendi yang sakit melalui rentang gerak penuh.
Gerakan dapat dilihat sebagai tulang yang digerakkan oleh otot ataupun gaya eksternal
lain dalam ruang geraknya melalui persendian. Bila terjadi gerakan, maka seluruh
struktur yang terdapat pada persendian tersebut akan terpengaruh, yaitu: otot, permukaan
sendi, kapsul sendi, fasia, pembuluh darah dan saraf.
Pengertian ROM lainnya adalah latihan gerakan sendi yang memungkinkan
terjadinya kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien menggerakan masing-masing
persendiannya sesuai gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif. Latihan range of
motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki
tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap
untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005).

356
B. Mengetahui jenis ROM
1. ROM Aktif
ROM Aktif yaitu gerakan yang dilakukan oleh seseorang (pasien) dengan
menggunakan energi sendiri. Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien
dalam melaksanakan pergerakan sendiri secara mandiri sesuai dengan rentang gerak
sendi normal (klien aktif). Keuatan otot 75 %.
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara
menggunakan otot-ototnya secara aktif. Sendi yang digerakkan pada ROM aktif
adalah sendi di seluruh tubuh dari kepala sampai ujung jari kaki oleh klien sendri
secara aktif.

2. ROM Pasif
ROM Pasif yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari orang lain
(perawat) atau alat mekanik. Perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai
dengan rentang gerak yang normal (klien pasif). Kekuatan otot 50 %.
Indikasi latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan
keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan
rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis
ekstermitas total (suratun, dkk, 2008).
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan
persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat
mengangkat dan menggerakkan kaki pasien. Sendi yang digerakkan pada ROM pasif
adalah seluruh persendian tubuh atau hanya pada ekstremitas yang terganggu dan
klien tidak mampu melaksanakannya secara mandiri.

C. Mengetahui tujuan ROM


Adapun tujuan dari ROM (Range Of Motion), yaitu :
1. Meningkatkan atau mempertahankan fleksibiltas dan kekuatan otot
2. Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan
3. Mencegah kekakuan pada sendi
4. Merangsang sirkulasi darah
5. Mencegah kelainan bentuk, kekakuan dan kontraktur.

D. Mengetahui manfaat ROM


Adapun manfaat dari ROM (Range Of Motion), yaitu :
1. Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan pergerakan.
2. Mengkaji tulang, sendi, dan otot

357
3. Mencegah terjadinya kekakuan sendi
4. Memperlancar sirkulasi darah
5. Memperbaiki tonus otot
6. Meningkatkan mobilisasi sendi
7. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan

E. Mengetahui teknik gerakan ROM


1. Leher
- Fleksi 45⁰ gerakan dagu menempel ke dada
- Ekstensi 45⁰ kembali ke posisi tegak (kepala tegak)
- Hiperekstensi 10⁰ menggerakkan kepala kearah belakang
- Rotasi 180⁰ memutar kepala sebanyak 4 kali putaran
- Fleksi lateral kanan 40-45⁰ dan fleksi lateral kiri 40-45⁰ memiringkan kepala
menuju kedua bahu kiri dan kanan

2. Bahu
- Fleksi 180⁰ menaikkan lengan ke atas sejajar dengan kepala
- Ekstensi 180⁰ mengembalikan lengan ke posisi semula
- Hiperekstensi 45-60⁰ menggerakkan lengan kebelakang
- Abduksi 180⁰ lengan dalam keadaan lurus sejajar bahu lalu gerakkan kearah
kepala
- Adduksi 360⁰ lengan kembali ke posisi tubuh
- Rotasi internal 90⁰ tangan lurus sejajar bahu lalu gerakkan dari bagian siku
kearah kepala secara berulang
- Rotasi eksternal 90⁰ dan kearah bawah secara berulang

358
3. Siku
- Fleksi 150⁰ menggerakkan daerah siku mendekati lengan atas
- Ekstensi 150⁰ dan luruskan kembali

4. Lengan Bawah
- Supinasi 70-90⁰ menggerakkan tangan dengan telapak tangan diatas
- Pronasi 70-90⁰ menggerakkan tangan dengan telapak tangan dibawah

5. Pergelangan Tangan
- Fleksi 80-90⁰ menggerakkan pergelangan tangan kearah bawah
- Ekstensi 80-90⁰ menggerakkan tangan kembali lurus

359
- Hiperekstensi 89-90⁰ menggerakkan tangan kearah atas

6. Jari-jari tangan
- Fleksi 90⁰ tangan menggenggam
- Ekstensi 90⁰ membuka genggaman
- Hiperekstensi 30-60⁰ menggerakkan jari-jari kearah atas
- Abduksi 30⁰ meregangkan jari-jari tangan
- Adduksi 30⁰ merapatkan kembali jari-jari tangan
- Ibu jari
- Fleksi 90⁰ menggenggam
- Ekstensi 90⁰ membuka genggaman
- Abduksi 30⁰ menjauhkan/meregangkan ibu jari
- Adduksi 30⁰ mendekatkan kembali ibu jari
- Oposisi mendekatkan ibu jari ke telapak tangan

360
-

7. Pinggul
- Fleksi 90-120⁰ menggerakkan tungkai keatas
- Ekstensi 90-120⁰ meluruskan tungkai
- Hiperekstensi 30-50⁰ menggerakkan tungkai kebelakang
- Abduksi 30-50⁰ menggerakkan tungkai ke samping menjauhi tubuh
- Adduksi 30-50⁰ merapatkan tungkai kembali mendekat ke tubuh
- Rotasi internal 90⁰ memutar tungkai kearah dalam
- Rotasi eksternal 90⁰ memutar tungkai kearah luar

8. Lutut
- Fleksi 120-130⁰ menggerakkan lutut kearah belakang
- Ekstensi 120-130⁰ menggerakkan lutut kembali keposisi semula lurus

361
9. Mata Kaki
- Dorso fleksi 20-30⁰ menggerakkan telapak kaki kearah atas
- Plantar fleksi 20-30⁰ menggerakkan telapak kaki kearah bawah

10. Kaki
- Inversi/supinasi 10⁰ memutar/mengarahkan telapak kaki kearah samping dalam
- Eversi/Pronasi 10⁰ memutar/mengarahkan telapak kaki kearah samping luar

362
11. Jari-Jari Kaki
- Fleksi 30-60⁰ menekuk jari-jari kaki kearah bawah
- Ekstensi 30-60⁰ meluruskan kembali jari-jari kaki
- Abduksi 15⁰ mereganggkan jari-jari kaki

- Adduksi 15⁰ merapatkan kembali jari-jari kaki

363
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS TENTANG STROKE
PADA AGREGAT DEWASA DI DUSUN PASEKAN LOR
RT 01-02 BALECATUR GAMPING
SLEMAN YOGYAKARTA

Disusun Oleh:
ARDIANI WAHYU CAHYANINGSIH
1810206084

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018

364
A. Pengkajian
Tabel 1.
Penyakit kronik warga di Dusun Pasekan Lor Rt 1 Dan 2 Balecatur Gamping
Sleman Yogyakarta
Penyakit kronik Jumlah Prosentase
Diabetes 1 1%
Hipertensi 27 9%
Stroke 1 1%
Jantung 0 0%
Kusta 0 0%
TB paru 0 0%
Lain-lain 0 0%
Tidak sakit 263 89%
Total 292 100%

Berdasarkan tabel 1 didapatkan dari hasil survei dan wawancara yaitu 9% (27
jiwa) warga dewasa menderita hipertensi dan stroke sebanyak 1% (1 jiwa), hasil
pemeriksaan hipertensi di dapatkan data 27 orang memiliki nilai tekanan darah lebih
dari normal. Wawancara 9% (27 warga) mengatakan memiliki riwayat penyakit
hipertensi dan stroke, 1% (1 warga) mengatakan mengeluh bagian tubuh sebelah
kanan berat untuk digerakkan serta mengatakan kesulitan melakukan aktivitas dengan
bebas dan sudah pernah dirawat terkait penanganan stroke yang dialami

B. Analisis Data
No Data Masalah
1. Data wawancara: Ketidakefektifan
a. Warga mengalami penyakit stroke sebanyak 1% manajemen kesehatan
(1 jiwa) pada kelompok usia
b. 1% (1 jiwa) mengatakan kesulitan melakukan dewasa di Dusun
aktivitas dengan bebas dan sudah pernah dirawat Pasekan Lor RT 1-2,
terkait penanganan stroke yang dialami Balecatur, Gamping,
Sleman Yogyakarta
Data windshield survey: (stroke)
a. 1% (1 warga) mengatakan mengeluh bagian
tubuh sebelah kanan berat untuk digerakkan
b. Hasil pemeriksaan hipertensi di dapatkan data 9%
(27 jiwa) memiliki nilai tekanan darah lebih dari
normal
2 Data wawancara: Perilaku Kesehatan
a. 24% (70 warga) di RT 01 dan 02 Dusun Pasekan cenderung beresiko

365
Lor merokok aktif pada kelompok usia
b. 9% (27 warga) di RT 01 dan 02 di Dusun Pasekan dewasa di Dusun
Lor menderita hipertensi Pasekan Lor RT 1-2,
c. 9% (27 warga) di RT 01 dan 02 di Dusun Pasekan Balecatur, Gamping,
Lor rutin minum obat hipertensi Sleman Yogyakarta
d. 1% (1 warga) di RT 01 dan 02 di Dusun Pasekan (stroke)
Lor menderita DM

Data windshield survey:


a. Hasil pemeriksaan hipertensi di dapatkan data 9%
(27 jiwa) memiliki nilai tekanan darah lebih dari
normal
b. 24% (70 warga) perokok aktif di RT 01 dan 02
Dusun Pasekan Lor di dominasi laki-laki dewasa
c. Dari salah satu 24% (70 warga) saat
diwawancarai sedang merokok
d. Saat dilakukan pengkajian terdapat 24% (17 jiwa)
terlihat sedang merokok di depan salah satu
rumah warga

366
2) PRIORITAS MASALAH

No Diagnosa Keperawatan A B C D E F G H I J K Total

1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan pada kelompok usia


dewasa di Dusun Pasekan Lor RT 1-2, Balecatur, Gamping, 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 39
Sleman Yogyakarta (stroke)
2 Perilaku Kesehatan cenderung beresiko pada kelompok usia
dewasa di Dusun Pasekan Lor RT 1-2, Balecatur, Gamping, 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 31
Sleman Yogyakarta (stroke)

A= Resiko terjadi G= Tempat


B= Resiko parah H= waktu
C= Potensi untuk pendidikan kes I= Dana
D= Minat masyarakat J= Fasilitas kesehatan
E= Mungkin diatasi K= sumber daya
F= Sesuai dengan program kes

Pembobotan rentang 1-5 , yaitu :


1 : sangat rendah, 2 : rendah, 3 : cukup, 4 : tinggi , 5 : sangat tinggi

367
3) ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Tujuan
Strategi Rencana Kegiatan Rencana Evaluasi
No Masalah (NOC)
Intervensi (NIC)
Umum Khusus Kriteria Standar
1. Ketidakefektifan Setelah Setelah dilakukan 1. Negosiasi Modifikasi perilaku - Monitor - 50% sasaran
manajemen kesehatan dilakukan tindakan 2. Pendidik- (4360) visual menghadiri
pada kelompok usia tindakan keperawatan an - Tentukan motivasi - Monitor penyuluhan
dewasa di Dusun keperawatan selama 1 x 30 kesehatan Kelompok dewasa vebal - 50% sasaran
Pasekan Lor RT 1-2, selama 1 x 30 menit dalam 1x 3. Pendidik- terhadap perlunya berpartisipasi
Balecatur, Gamping, menit dalam pertemuan an perubahan perilaku aktif dalam
Sleman Yogyakarta 1x pertemuan diharapkan kesehatan - Dukung untuk penyuluhan
(stroke) diharapkan kelompok dewasa dan mengganti kebiasaan
kelompok meningkatkan evaluasi yang tidak diinginkan
dewasa dapat pengetahuan dengan kebiasaan
meningkatkan tentang terapi non yang diinginkan
pengetahuan farmakologi
tentang ROM (ROM) dengan Pendidikan kesehatan
kriteria hasil: (5510)
Pencegahan - Menentukan
Primer pengetahuan
Pengetahuan: kesehatan saat ini dan
perilaku sehat perilaku gaya hidup
1. Kelompok pada individu,

368
dewasa keluarga dan/atau
menyatakan kelompok sasaran
pemahaman - Mengidentifikasi
tentang kondisi faktor internal
penyakit, maupun eksternal
prognosis dan yang dapat
program meningkatkan atau
pengobatan mengurangi motivasi
2. Kelompok untuk berperilaku
dewasa mampu yang sehat
melaksanakan - Membantu individu,
prosedur yang keluarga dan
di jelaskan masyarakat dalam
secara benar menjelaskan
3. Kelompok keyakinan dan nilai-
dewasa mampu nilai tentang
menjelaskan kesehatan
kembali apa - Mengidentifikasi
yang di jelaskan faktor internal dan
mahasiswi eksternal yang dapat
4. Kelompok meningkatkan atau
dewasa mampu mengurangi motivasi
memahami untuk perilaku hidup
tentang
sehat
penyakit yang
- Mengajarkan strategi
di deritanya
non faramokologi
5. Kelompok
dewasa mampu yang dapat digunakan
untuk untuk mencegah
menjelaskan penyakit

369
tentang terapi - Menekankan
non pentingnya pola
farmakologi makan yang sehat
(ROM) pada individu,
kelomok dan keluarga
Pencegahan
Sekunder Peningkatan
Kepercayaan kesadaran kesehatan
mengenai (5515)
kesehatan - Berikan pendidikan
1. Merasakan kesehatan satu per
pentingnya satu atau konseling
mengambil jika memungkinkan
tindakan - Sediakan materi
2. Merasakan informasi kesehatan
ancaman jika tertulis yang mudah
tidak bertindak dipahami
3. Mersasakan - Evaluasi pemahaman
manfaat Kelompok dewasa
4. Merasakan
kemampuan
melakukan
tindakan
5. Mendapatkan
sumber-sumber
untuk
melakukan
tindakan

Pencegahan tersier

370
Perilaku patuh :
1. Mencari
informasi yang
dapat dipercaya
2. Melakukan
skrining secara
rutin setelah
diarahkan
3. Melakukan
aktifitas sesuai
yang
(Ardiani) disarankan (Ardiani Wahyu C)
4. Melakukan diet
sesuai yang
disarankan
(Ardiani)
4) POA (PLAN OF ACTION)
TUJUAN STRATEGI
No MASALAH SASARAN WAKTU TEMPAT DANA PJ
(NOC) INTERVENSI
1. Ketidakefektifan Meningkatkan Pendidikan Agregat Sabtu, 8 Rumah Mahasiswa Ardiani
manajemen pengetahuan kesehatan Dewasa Desember Bapak Fajar Wahyu C
kesehatan pada tentang terapi non tentang terapi di Dusun 2018 (Ketua RT 2)
kelompok usia farmakologi non farmakologi Pasekan Lor
dewasa di Dusun (ROM) (ROM) RT 1-2, Pukul
Pasekan Lor RT 1- Balecatur, 19.30
2, Balecatur, Gamping, WIB
Gamping, Sleman Sleman
Yogyakarta Yogyakarta
(stroke)

371
LAMPIRAN

372
373
LAPORAN PENDAHULUAN PENGELOLAAN SAMPAH DI DUSUN PASEKAN
LOR RT 01 & 02 BALECATUR GAMPING SLEMAN

Disusun oleh:
MUHAMMAD FACHRUL AZMI
1810206038

PROGRAM PENDIDIKAN NERS- PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2018

374
1. Latar Belakang
Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari
suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang tidak
mempunyai nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai yang negatif karena dalam
penanganannya, baik untuk membuang atau membersihkannya memerlukan biaya yang
cukup besar.Selain itu karakteristik dari sampah adalah bau, sampah juga dapat,
menimbulkan penyakit seperti diare.
Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktivitas masyarakat. Setiap aktivitas
manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah. Seiring dengan tumbuhnya sebuah
kota, bertambah pula beban yang harus diterima kota tersebut. Salah satunya adalah
beban akibat dari sampah yang diproduksi oleh masyarakat perkotaan secara kolektif.
Untuk kota-kota besar, sampah akan memberikan berbagai dampak negatif yang sangat
besar apabila penanganannya tidak dilakukan secara cermat dan serius yaitu
mengakibatkan terjadinya perubahan keseimbangan lingkungan yang merugikan atau
tidak diharapkan sehingga dapat mencemari lingkungan baik terhadap tanah, air dan
udara. Pengelolaan sampah secara efektif dan efisien harus dijalankan oleh semua
pihak, baik masyarakat maupun pemerintah.Semua pihak ini bertanggungjawab
terhadap penanganan sampah sehingga tidak lagi menimbulkan masalah (Gunawan,
2007).
Permasalahan sampah merupakan hal yang krusial. Bahkan sampah dapat
dikatakan sebagai masalah kultural karena dampaknya terkena pada berbagai sisi
kehidupan (Sudradjat, 2006).Upaya penanganan sampah perlu dilakukan secara
manajerial dengan benar serta melibatkan semua unsur baik pemerintah, swasta maupun
masyarakat yang diharapkan dapat meminimalkan biaya yang dikeluarkan dalam
pengelolaannya.
Untuk sampah permukiman, pembagian tanggung jawab pengelolaan sampah
dibedakan menjadi dua, pengelolaan sampah dari sumber hingga ke TPS menjadi
tanggung jawab masyarakat , dan pengelolaan sampah dari TPS hingga ke TPA menjadi
tanggung jawab pemerintah daerah. Hal tersebut dijelaskan dalam (Peraturan Menteri
Dalam Negeri nomor 33 tahun 2010). Kegiatan pengelolaan sampah yang menjadi
tanggung jawab masyarakat adalah(1) kegiatan pewadahan dan pemilahan sampah di
sumber,(2) pengolahan sampah skala masyarakat di sumber, (3) pengumpulan sampah
dari sumber ke TPS. Sedangkan kegiatan pengelolaan sampah permukiman yang
menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerahyang dalam kasus studi ini Kota Bandung
menyerahkan kepada PD Kebersihan Kota Bandung, adalah (1) penampungan sampah
berupa TPS, (2) Pengangkutan sampah dari TPS ke TPA, (3) pengolahan sampah skala
kota, dan (4)pemrosesan akhir sampah.

375
A. Pengertian sampah
Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang
oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi bagi sebagian orang masih bisa dipakai
jika dikelola dengan prosedur yang benar.(Panji Nugroho, 2013).
Penumpukan sampah disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah
volume sampah yang sangat besar sehingga malebihi kapasitas daya tampung
tempat pembuangan sampah akhir (TPA). Pengelolaan sampah yang terjadi selama
ini dirasakan tidak memberikan dampak positif kepada lingkungan, dan kuranganya
dukungan kebijakan dari pemerintah.
Menurut Prof. Dr. Ir. Ign. Suhatro dalam buku Limbah Kimia (2011)
mengatakan pemerintah belum begitu serius dalam memikirkan masalah sampah
ini. Meski pemerintah sudah melakukan beberapa terobosan namun di beberapa
tempat pembuangan sementara (TPS) gunungan sampah masih sangat mengganggu
masyarakat dan masih menjadi perhatian.
Permasalahan sampah merupakan hal yang krusial ( sulit terselesaikan).
Bahkan, dapat diartikan sebagai masalah kultural/kebiasaan karena dampaknya
mengenai berbagai sisi kehidupan, terutama di kota besar. Mengutip dari buku
Panduan Membuat Pupuk Organik Cair (Panji Nugroho, 2013), setiap harinya
sekitar 6000 ton sampah dihasilkan di kota Jakarta. Oleh sebab itu bila tidak
ditangani secara benar, maka akan menimbulkan dampak seperti pencemaran air,
udara, dan tanah yang mengakibatkan sumber penyakit.
Pengelolaan sampah diantaranya dapat dimanfaatkan menjadi kompos
organik yang didalamnya terkandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman (Panji
Nugroho, 2013) , perbaikan struktur tanah dan zat yang dapat mengurangi bakteri
yang merugikan dalam tanah. Pupuk organik biasanya tidak meninggalkan residu /
sisa dalam tanaman sehingga hasil tanaman akan aman bila dikonsumsi(Tresna
Sastrawan, 2014).
B. Jenis –jenis sampah
Menurut Panji Nugroho dalam buku Panduan Membuat Pupuk Kompos cair
(2013), jenis-jenis sampah dapat
digolongkan menjadi beberapa jenis, antara lain :
1. Berdasarkan sumbernya
a. Sampah alam
Yaitu sampah yang ada oleh proses alam yang dapat di daur ulang
alami, seperti halnya daun-daunan kering di hutan yang terurai
menjaditanah . Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi
masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman
b. Sampah manusia
Sampah manusia (human waste) adalah istilah yang biasa digunakan
terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah

376
manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat
digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan
virus dan bakteri. Salah satu perkembangan dalam mengurangi penularan
penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higenis dan
sanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa
(plumbing).
c. Sampah konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh
manusia(pengguna barang), dengan kata lain adalah sampah hasil konsumsi
sehari-hari. Ini
adalah sampah yang umum, namun meskipun
demikian, jumlah sampah kategori ini masih jauh lebih kecil dibandingkan
sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.

d. Sampah Industri
Sampah industri adalah bahan sisa yang dikeluarkan akibat proses
proses industri. Sampah yang dikeluarkan dari sebuah industri dangan
jumlah yang besar dapat dikatakan sebagai limbah. Berikut adalah
gambaran dari limbah yang berasal dari
beberapa industri, yaitu :
1) Limbah industri pangan (makanan), sebagai contoh yaitu hasil ampas
makanan sisa produksi yang dibuang dapat menimbulkan bau dan
polusi jika pembuangannya tidak diberi perlakuan yang tepat.
2) Limbah Industri kimia dan bahan bangunan, sebagai contoh industri
pembuat minyak pelumas (OLI) dalam proses pembuatannya
membutuhkan
air skala besar, mengakibatkan pula besarnya limbah cair yang
dikeluarkan ke lingkungan sekitarnya. air hasil produksi ini
mengandung zat kimia yang tidak baik bagi tubuh yang dapat
berbahaya bagi kesehatan.
3) Limbah industri logam dan elektronika, bahan buangan seperti serbuk
besi, debu dan asap dapat mencemari udara sekitar jika tidak ditangani
dengan cara yang tepat.

2. Berdasarkan sifatnya
a. Sampah organik
Sampah organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa
makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat
diolah lebih lanjut menjadi kompos.
b. Sampah anorganik
Sampah anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk,
seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol

377
dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat
dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan
produk laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah
plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman,
kaleng, kaca, dan kertas.
3. Berdasarkan bentuknya
a. Sampah padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia,
urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah dapur, sampah kebun,
plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini
dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik.
Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam
(biodegradability) , maka dapat dibagi lagi menjadi :
1) Biodegradable
Yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses
biologi baik aerob (menggunakan udara/terbuka) atau anaerob (tidak
menggunakan udara/tertutup), seperti sampah dapur, sisa-sisa hewan,
sampah pertanian dan perkebunan.
2). Non-biodegradable
Yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biolog, yang
dapat dibagi lagi menjadi:
(a) Recyclable yaitu sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali
karena memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas,
pakaian dan lain-lain.
(b) Non-recyclable yaitu sampah yang tidak
memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah
atau diubah kembali seperti tetra packs(kemasan pengganti
kaleng), carbon paper, thermo coal dan lain-lain.
b. Sampah cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak
diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
1) Limbah hitam yaitu sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah
ini mengandung patogen yang berbahaya.
2) Limbah rumah tangga seperti sampah cair yang dihasilkan dari
dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini
mungkin mengandung patogen.

C. Prinsip Pengolahan Sampah


Berikut adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan
sampah. Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama 5M (Panji Nugroho, 2013), yaitu:
1. Mengurangi (Reduce)

378
mengurangi penggunaan barang-barang habis pakai yang dapat
menimbulkan sampah. Karena semakin banyak barang terbuang maka akan
semakin banyak sampah.
2. Menggunakan kembali (Reuse)
Mengusahakan untuk mencari barang-barang yang bisa dipakai
kembali, dan mengindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai guna
memaksimalkan umur suatu barang.
3. Mendaur ulang (Recycle)
Selain mencari barang yang dapat dipakai kembali, dapat pula
mencari barang yang dapat didaur ulang. Sehingga barang tersebut dapat
dimanfaatkan bukan menjadi sampah.
4. Mengganti (Replace)
Metode ini dapat dilakukan dengan melakukan pengamatan
disekitar. Ganti barang sekali pakai dengan barang yang lebih tahan
lama, serta
menggunakan barang yang ramah lingkungan.
5. Menghargai (Respect)
Metode ini menggunakan rasa kecintaan pada alam, sehingga akan
menimbulkan sikap bijaksana sebelum memilih.
D. Cara Pengolahan Sampah
Pengolahan sampah erat kaitannya dengan masyarakat karena dari sampah
tersebut akan hidup mikroorganisme penyebab penyakit (bakteri,pathogen, jadi
sampah harus betul-betul dapat diolah agar tidak menimbulkan masalah.
Menurut Panji Nugroho (2013), berbagai cara yang dapat mengurangi efek
negatif dari sampah, antara lain :
1. Penumpukan
Metode ini dilakukan dengan cara menumpuk sampah samapai membusuk,
sehingga dapat menjadi kompos.
2. Pembakaran
Pembakaran merupakan cara yang sering dilakukan, bahka diberbagai TPA
metode ini kerap dipakai pemerintah, kelemahan metode ini adalah tidak
semua sampah dapat habis dibakar.
3. Sanitary Landfill
Metode ini juga kerap digunakan pemerintah, cara penerapannya adalah dengan
membuat lubang baru untuk mengubur sampah.
4. Pengomposan
Cara ini sangat dianjurkan karena berdampak positif dan menghasilkan barang
bermanfaat dari sampah yang berguna bagi lingkungan dan alam.

379
A. Sususunan acara
No Acara Jam

1 Pre test 19.30


2 Pembukaan dan Perkenalan 19.35
3 Inti acara (penyuluhan) 20.00
4 Diskusi/Tanya jawab 20.15
5 Post test 20.30
6 Penutupan 20.45

B. Susunan panitia
1) Ketua/penanggung jawab : Angga Bayu H
Yunita Nugraheni
2) Sie Dokumentasi : Ardiani Wahyu C
Multi Zamiyati
3) Sie Perlengkapan : Muh. Fachrul Azmi
Aulyana Dewi S.
Ayu Ningtyas A.
4) MCM : Windah Roh E.
5) Notulen : Aulyana Kentri F.
6) Penyusunan mmateri/data : Muhammad Fachrul Azmi
7) Sie Konsumsi : Tengku Sri F.
Dyah Setyo A.

C. Tata Tempat
Pemateri dan Mahasiswa

Peserta Peserta Peserta

380
D. Jenis Kegiatan
1. Perencanaan
a. Persiapan
1) Pengkajian
2) Pengumpulan data dan perumusan masalah
3) Pengumpulan materi
4) Penyusunan acara dan kepanitiaan
5) Koordinasi dan konsolidasi
6) Persiapan alat
b. Undangan
1) Peserta : 50 orang
2) Pembimbing PPN-PSIK UNISA : 1 orang
3) Mahasiswa PPN-PSIK UNISA : 12 orang
4) Total Peserta : 63 orang

c. Acara
No Waktu Kegiatan Penanggung Jawab

1. 5 menit Pembukaan Windah Roh E.


2. 5 menit Pre test Ayu
3. 15 menit Presentasi Muhammad Fachrul A
4. 5 menit Diskusi Muhammad Fachrul A
5. 5 menit Post test Ayu
6. 5 menit Penutup Windah Roh E.

2. Pelaksanaan
Teknik pelaksanaannya antara lain:
a. Tahap persiapan
1) Pengkajian

381
2) Pengumpulan data dan perumusan masalah
3) Pengumpulan materi
4) Penyusunan acara dan kepanitian
5) Koordinasi dan konsolidasi
6) Persiapan alat
b. Tahap pelaksanaan
1) Datang mengikuti acara perkumpulan yang dilakukan warga
2) Setting tempat disusun sedemikian rupa seperti rencana.
3) Acara dibuka oleh petugas, dilanjutkan dengan acara acara perkenalan
pemateri dan dibagi pre test, kemudian diberikan penyuluhan kesehatan
tentang GERMAS dan setelah itu diskusi tanya jawab, post test dan
kemudian penutupan oleh moderator untuk mengakhiri acara.
c. Tahap evaluasi
1) Evaluasi struktur
a) Bapak- bapak dan ibu- ibu hadir di tempat penyuluhan
b) Penyelenggaraan penyuluhan di laksanakan di Rumah RT 02 (Ibu
Tukini)
c) Setting tempat disusun secara baik sehingga bapak- bapak dan ibu- ibu
dapat memahami penjelasan dari penyuluh
2) Evaluasi proses
a) Bapak- bapak dan ibu- ibu sangat kooperatif terhadap materi yang
disampaikan
b) Bapak- bapak dan ibu- ibu tidak meninggalkan Rumah RT 02 (Ibu
Tukini)
c) Bapak- bapak dan ibu- ibu mengajukan dan menjawab pertanyaan yang
diberikan secara benar.
3) Evaluasi hasil
a) Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 dapat menyebutkan kembali
tentang pengertian sampah itu sendiri
b) Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 dapat menyebutkan kembali
tentang gangguan yang di akibatkan oleh sampah

382
c) Warga Dusun Pasekan Lor RT 01 dan 02 dapat mengerti dan memahami
tentang penanggulangan sampah dan pengelolaan sampah
d) Delapan puluh lima persen bapak- bapak dan ibu- ibu sudah
mengerti,memahami,dan mau mempraktekka pengelolaan sampah
e) Seratus persen bapak- bapak dan ibu- ibu di Rumah RT 02 (Ibu Tukini)
hadir dalam penyuluhan
E. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Selasa, 11 Desember 2018
Waktu : Jam 19.30 - Selesai
Tempat : Rumah RT 02 (Ibu Tukini)
Demikian laporan pendahuluan ini kami susun untuk dapat dilaksanakan
sebagaimana mestinya

Yogyakarta, Desember 2018

Ketua Kelompok, Mahasiswa

Angga Bayu H. Muhammad fachrul


azmi

Mengetahui,
Pembimbing Praktek Lapangan

Annisa Cahyaning Kumintang, S.Kep., Ns

383
SATUAN ACARA PENYULUHAN PENGELOLAAN SAMPAH
DI DUSUN PASEKAN LOR RT 01& 02 RW 03 KELURAHAN
BALECATUR GAMPING SLEMAN

Disusun oleh:

MUHAMMAD FACHRUL AZMI

(1810206038)

PROGRAM PENDIDIKAN NERS- PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS ‘AISIYAH YOGYAKARTA
2018

384
Halaman Pengesahan

Satuan Acara Penyuluhan (SAP) yang berjudul “Pengelolaan sampah” telah disahkan dan
disetujui pada :

Hari :

Tanggal :

Sleman, Desember 2018

Mengetahui,

Penyuluh Dosen Pembimbing

(Muhammad Fachrul Azmi) (Annisa Cahyaning Kumintang S. Kep., Ns.)

385
SATUAN ACARA PENYULUHAN(SAP)

Topik : Perilaku Hidup Bersih Sehat Komunitas

Sub Topik : Pengelolaan Sampah

Sasaran : Bapak- bapak dan Ibu- ibu

Tempat : Masjid Al- Amin Lama

Hari/Tanggal : Selasa, 11 Desember 2018

Waktu : 19.30-selesai

PENYULUHAN

A. Analisa Data
1. Latar Belakang
Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari
suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang tidak
mempunyai nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai yang negatif karena
dalam penanganannya, baik untuk membuang atau membersihkannya memerlukan
biaya yang cukup besar.Selain itu karakteristik dari sampah adalah bau, sampah
juga dapat, menimbulkan penyakit seperti diare.
Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktivitas masyarakat. Setiap
aktivitas manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah. Seiring dengan
tumbuhnya sebuah kota, bertambah pula beban yang harus diterima kota tersebut.
Salah satunya adalah beban akibat dari sampah yang diproduksi oleh masyarakat
perkotaan secara kolektif. Untuk kota-kota besar, sampah akan memberikan
berbagai dampak negatif yang sangat besar apabila penanganannya tidak dilakukan
secara cermat dan serius yaitu mengakibatkan terjadinya perubahan keseimbangan
lingkungan yang merugikan atau tidak diharapkan sehingga dapat mencemari
lingkungan baik terhadap tanah, air dan udara. Pengelolaan sampah secara efektif
dan efisien harus dijalankan oleh semua pihak, baik masyarakat maupun
pemerintah.Semua pihak ini bertanggungjawab terhadap penanganan sampah
sehingga tidak lagi menimbulkan masalah (Gunawan, 2007).
Permasalahan sampah merupakan hal yang krusial. Bahkan sampah dapat
dikatakan sebagai masalah kultural karena dampaknya terkena pada berbagai sisi
kehidupan (Sudradjat, 2006).Upaya penanganan sampah perlu dilakukan secara
manajerial dengan benar serta melibatkan semua unsur baik pemerintah, swasta

386
maupun masyarakat yang diharapkan dapat meminimalkan biaya yang dikeluarkan
dalam pengelolaannya.
Untuk sampah permukiman, pembagian tanggung jawab pengelolaan sampah
dibedakan menjadi dua, pengelolaan sampah dari sumber hingga ke TPS menjadi
tanggung jawab masyarakat , dan pengelolaan sampah dari TPS hingga ke TPA
menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Hal tersebut dijelaskan dalam
(Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 33 tahun 2010). Kegiatan pengelolaan
sampah yang menjadi tanggung jawab masyarakat adalah(1) kegiatan pewadahan
dan pemilahan sampah di sumber,(2) pengolahan sampah skala masyarakat di
sumber, (3) pengumpulan sampah dari sumber ke TPS. Sedangkan kegiatan
pengelolaan sampah permukiman yang menjadi tanggung jawab Pemerintah
Daerahyang dalam kasus studi ini Kota Bandung menyerahkan kepada PD
Kebersihan Kota Bandung, adalah (1) penampungan sampah berupa TPS, (2)
Pengangkutan sampah dari TPS ke TPA, (3) pengolahan sampah skala kota, dan
(4)pemrosesan akhir sampah.
2. Karakteristik Peserta Didik
Mayoritas peserta didik adalah para bapak- bapak dan ibu- ibu yang berusia 23
tahun hingga 65 tahun. Secara umum sudah sadar akan pentingnya kebersihan
lingkungan, tetapi belum mengetahui akan pengelolaan sampahnya.
3. Kebutuhan Peserta Didik
Perlunya pengetahuan mengetahui apa itu sampah, bahaya sampah di
lingkungan, dan pengelolaan sampah untuk mencegah terjadinya penyakit.
B. Kegiatan penyuluhan
Bidang studi : Keperawatan Komunitas
Topik : GERMAS (Pegelolaan Sampah)
Sasaran : Agregat masyarakat di dusun Pasekan Lor Rt 01dan 02
Hari/tanggal : Selasa, 11 Desember 2018
Jam : 18.30 WIB
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah RT 02 (Ibu Tukini)

A. Tujuan
1. Tujuan instruksional umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan warga Pasekan
Lor RT 01 dan 02 yang kurang akan pengetahuan tentang ber-GERMAS dapat
mengetahui dan menerapkan tentang pengelolaan sampah
2. Tujuan instruksional khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan warga dusun
Pasekan Lor RT 01 dan 02 yang belum mengetahui tentang pengelolaan sampah
dapat:
a. Mengetahui tentang pengertian sampah itu sendiri

387
b. Mengetahui gangguan yang diakibatkan oleh sampah
c. Mengetahui cara penanggulangan sampah dan pengelolaan sampah

B. Materi:
Adapun kisi-kisi materinya, yaitu:
1. Pengertian sampah
2. Jenis sampah
3. Bahaya yang ditimbulkan oleh sampah
4. Cara penanggulangan dan pengelolaan sampah
Adapun materi selengkapnya terlampir

D. Metode:
1. Ceramah
2. Diskusi tanya jawab

E. Media
1. Materi SAP
2. Leaflet
3. Power Point
F. Daftar pelaksanaan kegiatan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audien
1 Pembuka 5 menit d. Mengucap salam d. Menjawab salam
e. Memperkenalkan diri e. Memperhatikan
f. Menjelaskan maksud f. Memperhatikan
dan tujuan
2 Materi 40 menit d. Menjelaskan tentang :
4. Pengertian 4. Memperhatikan

sampah deteksi dan mendengarkan

5. Bahaya yang 5. Bertanya

diakibatkan oleh 6. Memperhatikan

sampah dan mendengar

6. Cara
penanggulangan

388
dan pengelolaan
sampah
e. Memberikan
kesempatan pada
audien untuk bertanya
f. Memberikan jawaban
penanya
Penutup 5 menit c. Mereview kembali c. memperhatikan
materi yang sudah di
sampaikan
d. menjawab salam
d. salam penutup

G. Pengesahan
Yogyakarta, Desember 2018

Sasaran Pemberi Penyuluhan

(wakil warga RT 01 dan 02) ( Muhammad Fachrul azmi)

Mengetahui,

Pembimbing Lapangan

Annisa Cahyaning Kumintang, S.Kep., Ns

389
H. Evaluasi
Metode Evaluasi : Pretest dan Post test
Jenis Pertanyaan : Pertanyaan secara tertulis dan lisan
Jumlah soal : 5
No Pertanyaan Benar Salah
1 Sampah merupakan sisa kegiatan sehari- hari manusia
2 Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis,
menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi
pengurangan dan penanganan sampah.
3 Sampah di bagi menjadi 2 yaitu sampah organik dan non-
organik
4 Sarang nyamuk merupakan gangguan yang diakibatkan oleh
sampah
5 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE) adalah gerakan
penanggulangan sampah

390
DAFTAR PUSTAKA

Notoadmodjo, Soekidjo. 2003. Prinsip-prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.


Jakarta : PT. Rineka Cipta
UU RI No.18 tahun 2008
Sri, Wahyono, dkk. (2013). PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT
DI RAWASARI, KELURAHAN CEMPAKA PUTIH TIMUR, JAKARTA PUSAT,
jurnal tek. Ling.1 (13). 75-84.
http://www.sanitasi.net/pedoman-umum-3r-reduce-reuse-recycle.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Sampah
http://id.wikipedia.org/wiki/Pengelolaan_sampah
http://puskim.pu.go.id

391
MATERI

A. Definisi
Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh
pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi bagi sebagian orang masih bisa dipakai jika
dikelola dengan prosedur yang benar.(Panji Nugroho, 2013).
Penumpukan sampah disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah volume
sampah yang sangat besar sehingga malebihi kapasitas daya tampung tempat
pembuangan sampah akhir (TPA). Pengelolaan sampah yang terjadi selama ini
dirasakan tidak memberikan dampak positif kepada lingkungan, dan kuranganya
dukungan kebijakan dari pemerintah.
Menurut Prof. Dr. Ir. Ign. Suhatro dalam buku Limbah Kimia (2011) mengatakan
pemerintah belum begitu serius dalam memikirkan masalah sampah ini. Meski
pemerintah sudah melakukan beberapa terobosan namun di beberapa tempat
pembuangan sementara (TPS) gunungan sampah masih sangat mengganggu
masyarakat dan masih menjadi perhatian.
Permasalahan sampah merupakan hal yang krusial ( sulit terselesaikan). Bahkan,
dapat diartikan sebagai masalah kultural/kebiasaan karena dampaknya mengenai
berbagai sisi kehidupan, terutama di kota besar. Mengutip dari buku Panduan Membuat
Pupuk Organik Cair (Panji Nugroho, 2013), setiap harinya sekitar 6000 ton sampah
dihasilkan di kota Jakarta. Oleh sebab itu bila tidak ditangani secara benar, maka akan
menimbulkan dampak seperti pencemaran air, udara, dan tanah yang mengakibatkan
sumber penyakit.
Pengelolaan sampah diantaranya dapat dimanfaatkan menjadi kompos organik
yang didalamnya terkandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman (Panji Nugroho,
2013) , perbaikan struktur tanah dan zat yang dapat mengurangi bakteri yang
merugikan dalam tanah. Pupuk organik biasanya tidak meninggalkan residu / sisa
dalam tanaman sehingga hasil tanaman akan aman bila dikonsumsi(Tresna Sastrawan,
2014).
B. Jenis sampah
Jenis sampah dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Berdasarkan sumbernya
a) Sampah alam
b) Sampah manusia
c) Sampah konsumsi
d) Sampah nuklir
e) Sampah industri
f) Sampah pertambangan
2. Berdasarkan sifatnya
a. Sampah organik (degradable/ terurai)
Sampah organik yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa
makanan, sayuran, daun- daun kering. Sampah ini bisa diolah lebih lanjut

392
menjadi kompos. Contohnya : Daun, kayu, kulit telur, bangkai hewan,
bangkai tumbuhan, kotoran hewan dan manusia, Sisa makanan, Sisa
manusia. kardus, kertas dan lain-lain.
b. Sampah an-organik (undegradable/ tidak terurai)
Sampah an- organik yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti
plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan
gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan
sampah komersial atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk
laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik
wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng,
kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton.
c. beracun (B3): limbah dari bahan-bahan berbahaya dan beracun seperti
limbah rumah sakit, limbah pabrik dan lain-lain
d. berdasarkan bentuknya
Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan
dibuang. Menurut bentuknya sampah, diantaranya:
e. sampah padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine
dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur,
sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya
sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik.
Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang
mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas,
potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan
ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.
Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka
dapat dibagi lagi menjadi:

3) Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh


proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa
hewan, sampah pertanian dan perkebunan.
4) Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses
biologi. Dapat dibagi lagi menjadi:
 Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena
memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan
lain-lain.
 Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak
dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper,
thermo coal dan lain-lain.

393
g. Sampah cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan
kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.

 Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini
mengandung patogen yang berbahaya.
 Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar
mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.

h. Sampah alam
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui
proses daur ulang alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang
terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat
menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman.
i. Sampah manusia
Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa
digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin.
Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat
digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang
disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada
dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah
manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi. Termasuk
didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing).
Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui
sistem urinoir tanpa air.
j. Sampah konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia)
pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke
tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan manusia.
Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil
dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan
dan industri.
k. Sampah radioaktif
Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang
menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan
hidup dan juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan ditempat-
tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas tempat-
tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau
jarang namun kadang masih dilakukan).
8) Bahaya yang ditimbulkan sampah
Bahaya yang ditimbuklan oleh sampah meliputi:
1. Pengotoran Udara : Bau, Asap

394
2. Pengotoran Air
3. Gangguan Pandangan Mata
4. Menimbulkan kecelakaan ( Luka kena paku, pecahan kaca)
5. Menyebabkan kebakaran
6. Menyumbat saluran air
7. Menjadi sarang nyamuk, lalat,tikus, dll

395
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS TENTANG GERMAS
(PENGELOLAAN SAMPAH) PADA AGREGAT MASYARAKAT DI
DUSUN PASEKAN LOR RT 01&02 RW 03 KELURAHANBALE CATUR
GAMPING SLEMANYOGYAKARTA

Disusun Oleh:
MUHAMMAD FACHRUL AZMI

(1810206038)

PROGRAM PENDIDIKAN NERS- PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ‘AISIYAH YOGYAKARTA

2018

396
A. PENGKAJIAN
Pada tabel 5.2a pembuangan sampah di dusun pasekan lor rt 01 dan 02
paling banyak di bakar yaitu ada 70% atau 77 kk
Tabel 5.2a Pembuangan Sampah di Dusun
Pasekan Lor RT 01 dan RT 02 Balecatur

Pembuangan sampah Jumlah Prosentase


TPS 14 15%
Sungai 0 0%
Ditimbun 7 8%
Dibakar 70 77%
Sembarang tempat 0 0%
Total 91 100%

Pada tabel 5.2c kondisi penampungan sampah di dusun pasekan lor rt 01 dan
02 kebanyakan terbuka yaitu sebesar 87% atau ada 79 kk dengan penampungan
sampahnya terbuka
Tabel 5.2c Kondisi Penampungan Sampah
di Dusun Pasekan Lor RT 01 dan RT 02
Balecatur

Kondisi penampungan sampah Jumlah Prosentase


Tertutup 12 13%
Terbuka 79 87%
Total 91 100%

Dari hasil wawancara terdapat:

a. 77% (70 kk) di RT 01 dan 02 di Dusun Pasekan Lor membakar sampah


b. 87% (79 kk) di RT 01 dan 02 di Dusun Pasekan Lor kondisi penampungan
sampah terbuka
c. 3% (3 kk) di RT 01 dan 02 di Dusun Pasekan Lor tidak memiliki tempat
penampungan sampah sementara
d. Jarak tempat pembuangan sampah dengan rumah di RT 01 dan 02 di Dusun
Pasekan Lor masih terdapat < 10 m sebanyak 31% (28 kk)
Selanjutnya dari data windshield survey didapatkan hasil bahwa ada 5 orang
sedang membakar sampah disekitar rumah dan terlihat kotoran hewan disekitar
rumah.

397
Data Fokus

No Data Masalah
1. Data wawancara: Perilaku Kesehatan
a. 77% (70 kk) di RT 01 dan 02 di Dusun Pasekan Cenderung Beresiko
tentang GERMAS
Lor membakar sampah
(pengelolaan sampah)
b. 87% (79 kk) di RT 01 dan 02 di Dusun Pasekan pada warga di RT 01
dan RT 02 dusun
Lor kondisi penampungan sampah terbuka
pasekan lor

Data Windshield Survey:


a. Ada 5 orang sedang membakar sampah di sekitar
rumah
b. Terlihat banyak kotoran hewan di sekitar rumah

398
PRIORITAS MASALAH

No Diagnosa Keperawatan A B C D E F G H I J K Total

1 Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko tentang GERMAS 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 38


(pengelolaan sampah) pada warga di RT 01 dan RT 02 dusun
pasekan lor

A= Resiko terjadi G= Tempat


B= Resiko parah H= waktu
C= Potensi untuk pendidikan kes I= Dana
D= Minat masyarakat J= Fasilitas kesehatan
E= Mungkin diatasi K= sumber daya
F= Sesuai dengan program kes

Pembobotan rentang 1-5 , yaitu :


1 : sangat rendah, 2 : rendah, 3 : cukup, 4 : tinggi , 5 : sangat tinggi

399
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Tujuan Strategi Rencana Kegiatan Rencana Evaluasi


No Masalah (NOC) Intervensi (NIC)
Umum Khusus Kriteria Standar
1. Perilaku Kesehatan Setelah Setelah dilakukan Primer - Monitor - 50% sasaran
Cenderung Beresiko dilakukan pendidikan Pendidikan kesehatan
visual menghadiri
tentang GERMAS tindakan kesehatan tentang 1. Menentukan
(pengelolaan sampah) keperawatan GERMAS - Monitor penyuluhan
pada warga di RT 01 (penggunaan pendidikan
selama 1 x vebal - 50% sasaran
dan RT 02 dusun pertemuan Jamban Sehat dan kesehatan dan gaya
pasekan lor pengelolaan berpartisipasi
diharapkan hidup saat ini
Sampah) di Dusun
kelompok aktif dalam
Pasekan Lor RT dengan melakukan
masyarakat 01 dan RT 02 penyuluhan
dapat Gamping Sleman 3R (recycle, reuse,
meningkatkan selama 1x30 menit reduse)
pengetahuan dalam 1 kali
tentang pertemuan 2. Memberikan
pengelolaan diharapkan: pendidikan
sampah Negosiasi
Pencegahan primer kesehatan dalam
Knowledge: jumlah besar pada
Health
Behavior (1805) saat yang tepat
1. Mengetahui dengan
efek mengajarkan 3R
pencemaran Pendidikan (recycle, reuse,
kesehatan

400
yang reduse)
Mempengaruhi 3. Memberikan
kesehatan (3-4) penyuluhan
kesehatan tentang
Pencegahan pengelolaan
Sekunder
sampah
Risk Control :
Environment Use
(1906)
1. Menggunakan
kelompok Sekunder
Konseling
pendukung 1. Membangun
untuk menjaga hubungan teraupetik
lingkungan(3- 2. Menginformasikan
4). diwal hubungan
2. Menggunakan bahwa GERMAS
sumber-sumber (sampah) dapat
mengenai mempengaruhi
perilaku kesehaatan
Pendidikan
kesehatan (3- kesehatan 3. Memberi informasi
dan evaluasi
4). bahaya GERMAS
3. Menggunakan

401
sumber daya (Sampah)
untuk Tersier
mencegah Menejemen perilaku
2. Mengidentifikasi
masyarakat
perilaku kebiasaan
mengurangi
hidup bersih dan
dampak negatif
sehat
lingkungan (3-
3. Mendiskusikan
4).
dengan kelompok
4. Edukasi
mengenai
perilaku hidup
konsekuensi dari
bersih dan
perilaku GERMAS
sehat (3-4).
4. Mendiskusikan

Pencegahan dampak negatif


Tersier pada orang lain
Status kesehatan
komunitas mengenai perilaku
1. Status yang mengganggu
kesehatan dan
komunitas (3- membahayakan
4). lingkungan sekitar
2. Tingkat

402
partisipasi
dalam
pelayanan
kesehatan
komunitas (3-
4)
3. Preventif
progrm
peningkatan
kesehatan (3-
4).

403
POA (PLAN OF ACTION)

TUJUAN STRATEGI
No MASALAH SASARAN WAKTU TEMPAT DANA PJ
(NOC) INTERVENSI
1. Perilaku Kesehatan Meningkatkan Pendidikan Warga di - Selasa, 11 Rumah Ibu Mahasiswa M. Fachrul. A
Cenderung pengetahuan kesehatan RT 01 dan Desember Tukini (Pak
Beresiko tentang tentang tentang RT 02 2018 RT 2)
GERMAS pengelolaan GERMAS dusun - Pukul
(pengelolaan sampah (pengelolaan pasekan lor 19.00
sampah) pada sampah) WIB
warga di RT 01 dan
RT 02 dusun
pasekan lor

404
Implementasi dan Evaluasi
Dx Tanggal Implementasi Evaluasi
Perilaku 12-12-2018 1. Memberikan penyuluhan tentang GERMAS sampah S: warga mengatakan sudah paham
Kesehatan tentang bahaya sampah
2. Memberikan konseling tentang pengelolaan sampah
Cenderung O: warga tampak antusias dan
Beresiko 3. Memberikan konseling tentang 3R mengetahui yang dijelaskan oleh
tentang pemateri
4. Diskusi
GERMAS A: Masalah perilaku cenderung
(pengelolaan beresiko GERMAS belum teratasi
sampah) pada P: lanjut intervensi dan akan membuat
warga di RT bank sampah
01 dan RT 02
dusun pasekan
lor

405
406

Anda mungkin juga menyukai