Anda di halaman 1dari 6

Kiat Efektif Memahami Pasangan

Dalam kehidupan rumah tangga, sering terjadi salah paham dalam berkomunikasi antara
suami dengan isteri. Ada konflik yang terjadi dalam keluarga, hanya karena dipicu
masalah- masalah sederhana. Uniknya, ada banyak permasalahan berula ng dalam
kehidupan keluarga. Salah satu pemicu munculnya konflik adalah minimnya pemahaman
kepada pasangan.

Kadang ada keinginan yang tidak pernah diucapkan, dan berharap pasangan akan mengerti
dengan sendir inya. Kenyatannya keinginan tersebut tidak pernah dipahami oleh pasanga n.
Mula ila h munc ul perasaan marah yang dipendam, “Dia tidak peduli dengan keinginanku”.
Padahal keinginan tersebut tidak pernah diungkapkan.

Agar bisa mema hami pasangan dengan baik, berikut ada enam kiat yang bisa dipraktekkan
dalam rumah tangga.

1. Memahami perbedaan karakter laki -laki dan perempuan

Laki- laki dan perempuan diciptakan Allah dala m kondis i yang khas, berbeda satu
dengan yang lainnya. Mereka sama dalam status kemanusiaan, nila i kehambaan di hadapan
Allah, juga hak dan kewajiban umumnya. Yang me mbedakan mereka adalah dala m derajat
ketaqwaan masing- mas ing. Dala m dataran praktis, perbedaan fisio logis ciptaan laki- laki
dan perempuan telah juga dibarengi dengan sejumlah perbedaan karakter.

Laki- laki dan perempuan diberi akal dan hati dengan segala macam potensinya. Bukan
karena laki- laki ia menjadi pandai, tetapi siapapun –baik laki- laki maupun perempuan--
yang menggunakan kemampuan akalnya secara optimal ia menjadi pandai. Namun
kebanyakan laki- laki cenderung menggunakan akalnya untuk menye lesa ikan masalah, dan
perempuan cenderung menggunakan perasaan untuk itu. Ini berkaitan dengan
kecenderungan pemanfaatan potensi- potensi tersebut.

Secara umum laki- laki cenderung menganggap penting keahlian atau kompetensi
teknis. Ia menganggap dengan keahlian itu posis inya akan kokoh sebagai pemimpin,
sebaliknya, tanpa keahlian ia akan kehilangan kepercayaan diri untuk me mimp in. Berbeda
dengan perempuan yang cenderung lebih menganggap penting nilai kebersamaan, justru
karena ia banyak me manfaatkan potens i perasaannya. Laki- laki juga kurang suka
ungkapan verbal, berbeda dengan perempuan yang sangat suka ungkapan verbal.

Struktur otak perempuan adalah jalur majemuk, yang me mbuatnya memiliki


kemampuan multitasking. Perempuan bisa mengerjakan empat sampai lima kegiatan dalam
satu waktu. Namun perempuan tidak bisa berbicara to the point. Struktur otak laki- laki
adalah jalur tungga l, yang me mbuatnya sela lu ingin berbicara to the point. Dengan melihat
struktur otaknya saja, tampak bahwa secara umum perempuan memiliki kemampuan
berbicara, kema mpuan berbahasa, dan kosa kata yang lebih baik dan lebih banyak
daripada laki- laki.

Perbedaan kecenderungan seperti ini harus dipahami dengan baik oleh suami dan isteri,
agar masing- masing bisa me mahami perasaan dan jalan pik iran pasangan.

2. Menceritakan kondisi diri di hadapan pasangan

Tak ada satupun buku kepustakaan di muka bumi ini menulis tentang kesukaan kita
atau ketidaksukaan kita, sela ma kita tidak membuatnya. Lalu darimana kita berharap
pasangan kita mengetahui dengan sendir inya apa yang kita rasakan jika kita tidak terbuka
apa adanya menceritakan segala sesuatu tentang dir i kita? Masing- masing harus bisa
membuka dir i di hadapan pasangannya.

Ambil kesempatan khus us sesekali waktu, untuk anda berdua menceritakan dir i di
hadapan pasangan, sepuas-puasnya. Dalam waktu- waktu lain, pandai-pandailah mencari
momen agar pengena lan itu terus berlanjut. Ceritakan tentang makanan kesukaan, warna
baju, mus ik, olah raga juga hobi dir i. Sampaikan harapan- harapan anda tentang kata-kata
yang ingin didengar dan tak ingin didengarkan.

Suami anda tidak tahu betapa senangnya anda kalau ia me mbelai lembut rambut anda,
kalau anda tidak menya mpaikan perasaan itu. Suami anda tidak tahu betapa bangganya
anda kalau ia memuji lezatnya masakan yang anda hidangkan. Isteri anda tidak tahu betapa
jengkelnya anda kalau ia tidak berdandan ketika anda di rumah. Ketika semua memilih
diam, siapa yang akan mengerti kondisi kita? Pasangan kita bukanlah paranormal yang
merasa bisa mengetahui segala sesuatu yang dirahasiakan.
Ungkapan berikut tidak tepat disampaikan dalam kaitan dengan keinginan me mahami
pasangan:

“Aku ingin kau mengerti sendir i apa yang aku inginkan”

“Aku tidak perlu mengungkapkan apa yang kuinginkan”

Tentu saja masih ada hal- hal yang tersembunyi dan tidak perlu dibuka di hadapan
pasangan, karena justru akan menimbulkan ketidakbaikan jika dibuka. Hal- hal yang
berkaitan dengan ketidakbaikan masa la lu, misalnya, tidak perlu bahkan tidak layak
diungkapkan di hadapan pasangan. Ketika seorang wanita di masa la lunya banyak
memilik i pacar dan hobi berganti- ganti pasangan, kenyataan yang telah la mpau itu tidak
layak diceritakan di depan suami.

Seorang laki- laki yang me milik i masa lalu kela m, kemud ian ia bertaubat atas semua
tindakan jahatnya, tak perlu lagi mengungkapkan kejadian tersebut kepada isterinya.
Semua hal yang berkaitan dengan kejelekan terdahulu, sebaiknya dibuang dari ingatan
dengan taubat, tak perlu diceritakan pada pasangan. Lebih utama me lakukan perbaikan di
masa sekarang dan masa depan.

3. Membuat evaluasi dan kesepakatan secara berkala

Mungkin anda merasa sudah menceritakan semua tentang dir i anda kepada pasangan.
Mungkin juga pasangan anda merasa telah mencurahkan segala sesuatu tentang dir inya
kepada anda. Tetapi dala m kehidupan sehari- hari, tetap saja anda merasa pasangan anda
tidak sepenuhnya mema mahi dan mengerti tentang anda. Masih ada banyak perbuatan atau
ucapan pasangan anda yang menimbulkan ketersinggungan.

Oleh karena itu, buatlah evaluasi bersama, bagaimana sela ma ini mas ing- masing telah
bersikap terhadap permasalahan yang kadang cenderung berulang- ulang seperti itu. Jangan
lupa, buat pula kesepakatan tentang berbagai macam ha l yang harus dilakukan dalam
rangka saling me mahami dan meningkatkan potensi. Contoh berikut ini merupakan
ungkapan yang tidak efektif:

“Ternyata engkau tidak pernah memaha mi diriku”


“Kau sela lu mengatakan kalau mengerti perasaanku, tapi mengapa kau berbuat seperti ini
lagi?”

Ungkapan ini menunjukkan adanya peristiwa berulang. Mereka merasa telah saling
menceritakan kondis i diri, tetapi terjadi lagi ucapan atau perbuatan pasangan yang
menunjukkan ketidaktahuan dia akan dir inya. Di sinilah pentingnya evaluasi berkala, dan
senantiasa membuat kesepakatan-kesepakatan baru untuk membuat hubungan dan
komunikasi menjadi semakin baik.

Sering saya katakan bahwa keluarga adalah “organisme hidup”. Artinya, semua
tumbuh dan berkembang. Suami mengalami perubahan dari waktu ke waktu, seiring
pertambahan usianya. Isteri sela lu men gala mi perubahan setiap saat. Oleh karena adanya
perubahan pada diri suami dan isteri tersebut, maka corak hubungan dan corak komunikasi
di antara merekapun akan selalu mengala mi perubahan.

Itulah sebabnya kesepakatan yang pernah dibuat di masa la lu, tidak relevan lagi di
saat sekarang. Hal itu karena orang-orangnyapun telah berubah, tidak sama kondis inya
dengan saat me mbuat kesepakatan tersebut di masa lalu. Oleh karena itulah suami dan
isteri perlu selalu me lakukan perbaruan kesepakatan, untuk menyesuaika n dengan kondis i-
kondisi terbaru yang mereka milik i.

Jangan ma las untuk melakukan evaluasi dan pembaruan kesepakatan secara berkala,
karena kondisi keluarga kita memang tidak pernah sama. Dari waktu ke waktu sela lu saja
ada perubahannya. Maka sebuah kesepakatan yang pernah dibuat lima tahun lalu, bisa jadi
sudah tidak relevan untuk dipertahankan pada saat sekarang.

4. Berusaha memahami, bukan menuntut dipahami

Jika anda merasa pasangan anda tidak memaha mi anda, lakukan evaluasi apakah anda
sudah berusaha memahami dia? Jangan menuntut pasangan me mahami anda, kalau anda
sendir i tidak mau memaha mi dia. Kuncinya di sini: anda harus menjadi orang pertama
yang me mahami pasangan anda. Jika ini yang terjadi, kedua belah pihak akan saling
memaha mi.
Seandainya kedua pihak menuntut dipahami oleh pasangannya, maka yang terjadi tak
ada satupun dari keduanya yang memaha mi pasangan. Ungkapan berikut merupakan
contoh tuntutan yang tidak efektif, apabila diungkapkan oleh kedua belah pihak:

“Cobalah engkau belajar me mahami dir iku, jangan aku yang harus selalu me mahamimu”

“Mengapa engkau tak mau mengerti kondis i dir iku? Bukankah aku selalu me mahami
kondisimu?”

Jika suami dan isteri menuntut hal yang serupa seperti di atas, maka sesungguhnya
mereka berdua tidak saling memaha mi pasangannya. Agar bisa dipahami pasangan,
masing- masing pihak harus berusaha me mahami pesangannya terlebih dahulu. Suami
proaktif mendekat kepada isteri dan sela lu berusaha mengerti apa yang menjadi pikiran,
perasaan, keinginan dan harapan isteri. Demikian pu la isteri harus selalu mendekat kepada
suami untuk me mahami pikiran, perasaan, keinginan dan harapan suami.

Sikap pasif dari suami atau isteri, dengan maksud agar selalu dipahami oleh
pasangan, adalah tindakan yang absurd. Tidak akan terjadi kondis i yang d iharapkan,
apabila suami dan isteri tidak aktif me lakukan upaya pendekatan kepada yang la innya.
Jika semua pihak sudah proaktif, me lakukan yang terbaik bagi pasangan, maka suasana
saling mengerti dan saling memaha mi akan terwujud dengan baik. Namun jika sa ling
menunggu, seumur hidup mereka tidak pernah tercapai kondis i saling memaha mi yang
diharapkan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai