Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Preeklampsia merupakan salah satu penyebab langsung kematian ibu.


Menurut WHO angka kejadian preeklampsia berkisar antara 0,51-38%. Di
negara maju berkisar 6 - 7% dan eklampsia 0,1 -0,7%, sedangkan di negara
berkembang angka kematian ibu disebabkan preeklampsia masih tinggi
(Rossa, 2013).
Ibu hamil yang mengalami preeklampsia di negara Amerika, kira-kira
8%, yang berkembang menjadi eklampsia 5% dan ibu yang meninggal karena
eklampsia dan komplikasinya sebanyak 5%. Paling sedikit 95% kasus PIH
terjadi setelah minggu ke 32 dan sekitar 75% pasien adalah primigravida.
Kejadian preeklampsia paling dua kali lipat terjadi pada kehamilan multipel,
molahidatidosa dan polihidramnion (Benson dan Pernol, 2014).
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu masalah kesehatan
yang masih perlu dibenahi dan mendapat perhatian khusus di Indonesia.
Penurunan angka kematian ibu telah cukup signifikan dari tahun1994 hingga
tahun 2007, tetapi AKI di Indonesia tetap menjadi nomor satu di Asia. Salah
satu penyebab kematian dari ibu melahirkan adalah pre-eklampsia berat
(PEB) yang berlanjut menjadi eklampsia bila tidak mendapatkan penanganan
yang adekuat.
Pre eklamsia adalah timbulnya hipertensi disertai dengan proteinuria
pada umur kehamilan lebih dari 20 minggu atau segera setelah persalinan dan
gangguan multisistem pada kehamilan yang dikarakteristikkan disfungsi
endotelial, peningkatan tekanan darah karena vasokonstriksi, proteinuria
akibat kegagalan glomerolus, dan udema akibat peningkatan permeabilitas
vaskuler (Fauziyah, 2013).
Penyebab terjadinya pre eklampsia hingga saat ini belum diketahui.
Ada banyak spekulasi mengenai penyebab terjadi pre eklampsia sehingga
disebut penyakit teori. Banyak teori yang diungkapkan para ahli tetapi tiga
hipotesis yang saat ini menempati penyelidikan utama, yaitu faktor
imunologi, sindroma prostaglandin dan iskemia uteroplasenta. Pre eklampsia
berat pada ibu hamil tidak terjadi dengan sendirinya. Ada banyak faktor risiko
yang dapat mempengaruhi kejadian pre eklampsia berat seperti usia ibu,
paritas, usia kehamilan, jumlah janin, jumlah kunjungan ANC dan riwayat
hipertensi. Diagnosis pre eklampsia berat ditegakkan dengan kriteria
minimum, yaitu tekanan darah ≥140/90 mmHg setelah gestasi lebih dari 20
minggu dan proteinuria ≥300 mg/24 jam atau ≥+1 pada dipstick.
Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kota Padang penyebab kematian
maternal pada tahun 2012 dan 2013 adalah preeklampsia, eklampsia,
perdarahan, dan infeksi. Pada tahun 2014 penyebab kematian ibu adalah
preeklampsia , eklampsia 31,25 %, perdarahan 18,75 %, dan infeksi 12,5 %
dapat diketahui bahwa setiap tahunnya penyebab utama kematian ibu secara
langsung di kota Padang masih sama. Preeklamsia merupakan penyebab
kematian maternal dan perinatal paling penting dalam ilmu kebidanan.
RSUP. DR. M. Padang merupakan rumah sakit rujukan terbesar satu-
satunya di Sumatera Barat. Menurut data yang didapatkan dari Rekam Medis
RSUP. DR.M. Djamil, Padang pada tahun 2011 penderita Preeklampsia yang
dirawat di instalasi rawat inap obstetri yaitu 119 orang, tahun 2012 sebanyak
120 orang, tahun 2013 sebanyak 187 orang. Pada tahun 2014 dari 561 orang
ibu hamil di rawat inap di instalasi rawat inap obstetri RSUP DR.M. Djamil
Padang 112 orang (20,14%) diantaranya mengalami preeklampsia.
Penelitian yang dilakukan di Perjan M.Djamil Padang tahun 1998 –
2002 didapatkan angka kejadian Preeklamsia 5,5% atau 663 kasus dan
eklamsia 0,88% atau 106 kasus dari 12034 persalinan, 65% dari kasus
preeklamsia adalah kehamilan aterm (Madietal, 2003).
Selama periode 1 januari 2005 sampai 31 Desember 2007 di BLU RS
DR. M. Djamil Padang didapatkan Preeklamsia berat sebanyak 220 kasus
(4,99%) dan eklampsi sebanyak 47 orang (1,07%) dari 4407 persalinan
(Defrin et al, 2008). Data rekam medik pasien yang dirawat di bagian obstetri
dan ginekologi RSUP Dr. M. Djamil Padang selama tahun 2011 mendapatkan
kejadian preeklamsia sebanyak 125 kasus (8,31%) dari 1395 persalinan.
Angka ini meningkat setiap tahunnya, yaitu sebanyak 193 kasus (11,47%)
dari 1.682 persalinan selama tahun 2012, dan sebanyak 206 kasus (12,02%)
dari 1.714 persalinan selama tahun 2013 (Rekam medik, 2011; Rekam medik,
2012; Rekam medik, 2013).
Melihat masih tingginya angka kejadian pre eklamsia di RSUP DR. M.
Djamil Padang maka penting untuk dilakukan asuhan keperawatan pada Ny.
M dengan Pre Eklamsia Berat di ruangan Kebidanan RSUP DR M. Djamil
Padang.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang Asuhan Keperawatan pada pasien Preeklampsia
Berat.

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tentang Konsep Preeklampsia
1) Untuk mengetahui pengkajian keperawatan D dengan Post SC a/i
PEB
2) Untuk mengetahui diagnosa keperawatan pada Ny.D dengan Post
SC a/i PEB
3) Untuk mengetahui intervensi keperawatan pada Ny.D dengan Post
SC a/i PEB
4) Untuk mengetahui impelementasi pada Ny.D dengan Post SC a/i
PEB
5) Untuk mengetahui evaluasi keperawatan pada Ny.D dengan Post
SC a/i PEB

Anda mungkin juga menyukai