Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengkajian
Pada pengkajian pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
format pengkajian keperawatan maternitas yang telah di tetapkan. Data yang
dikumpulkan dengan wawancara langsung dengan klien, dari data catatan
keperawatan dan medis ada ditemukan kesenjangan antara data-data teoritis
dengan apa yang didapat dengan kasus dilapangan. Pengumpulan data yang
dilakukan hanya melalui wawancara dengan keluarga klien, obsevasi head to toe
dan dari pendokumentasian keperawatan diruangan.
Tanda gejala yang biasanya dialami oleh pasien PEB pada persalinan yaitu
pusing, pandangan kabur, oedema, dan tensi tinggi.
Pre Eklampsia berat adalah penyakit dengan tanda2
hipertensi,oedema,dan proteinuria yang timbul karena kehamilan (ilmu
keidanan:2005). Pre eklamsia berat adalahsuatu komplikasi kehamilan
yang di tandai timulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih di sertai
proteinuriadan di sertai oedema pada kehamilan 20 minggu atau lebih
(Asuhan patologi Kebidanan :2009). Preeklamsia di bagi menjadi dua
golongan ringan dan berat.penyakit yang digolongkan berat bila satu atau
lebih tanda gejala dibawah ini:
1. Tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih,atau tekanan diastolik 110
mmHg atau lebih
2. Proteinuria 5 g atau ebih dalam 24 jam, atau 4+ pada pemeriksaan
kulitatif
3. Oliguria, air kencing 400 ml atau kurang dalam 24 jam
4. Keluhan serebral, gangguan penglihatan atau nyeri di daerah
epigatrium
5. Oedema paru dan sianosis (Ilmu kebidanan, 2005)

Pada NY.D tanggal 05 Maret 2018 ditemukan keluhan pandangan kabur,


kepala pusing, eksteremitas oedema dan tensi tinggi.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan teoritis dengan diagnosa yang muncul pada kasus
terdapat perbedaan dan kesenjangan. Adapun masing-masing diagnosa yang
muncul sebagai berikut:
1. Diagnosa Teoritis
 Nyeri akut b/d agen cidera fisik (prosedur bedah)
 Intoleransi aktvitas b/d imobilitas
 Gangguan eliminasi : konstipasi b/d obstruksi pasca bedah
2. Diagnosa Kasus
a. Resiko kejang
b. Menyusui Tidak Efektif
c. Kurang pengetahuan b.d kurang nya informasi tentang KB
Penegakkan diagnosa keperawatan sesuai dengan masalah yang dirasakan
klien yang mana ditemukan diagnosa keperawatan prioritas pada ny.D adalah
resiko kejang, menyusui tidak efektif, dan kurang nya pengetahuan .

C. Tindakan Keperawatan
Pada tahap implementasi tidak semua diagnosa dan rencana asuhan
keperawatan yang dibuat dapat dilakukan, hal ini disebabkan karena pada saat
pengkajian Ny.D telah dirawat 3 hari dan telah dilakukan beberapa intervensi oleh
perawat untuk mengatasi masalah keperawatan Ny.D. pada saat pengkajian tidak
ada kendala yang ditemukan karena keluarga dan juga pasien dapat berpartisipasi
dalam intervensi keperawatan yang diberikan. Selain itu didukung oleh kerjasama
yang baik dengan perawat ruangan dan tim kesehatan lainnya.
Selanjutnya intervensi keperawatan yang telah diberikan untuk setiap
diagnosa perhari antara lain :
- Senin, 05 maret 2018
Pada hari ini merupakan pemberian intervensi pertama kalinya pada Ny..
D dan masalah untuk setiap diagnosa belum dapat teratasi. Pada diagnosa
aktual yaitu Resiko kejang, intervensi yang diberikan terhadap diagnosa
ini diharapkan agar tanda-tanda vital dalam rentang yang normal.
- Selasa, 06 Maret 2018
Pada hari pemberian intervensi kedua ini untuk diagnosa menyusui tidak
efektiv berhubungan dengan asi keluar sedikit masih belum ada
perubahan dari hari sebelumnya, pasien sudah d ajarkan pijat oksitosin
tetapi asi masih sedikit keluar
- Rabu, 07 Maret 2018
Pada hari ketiga untuk diagnosa aktual yaitu resio kejang , didapatkan
data TD:140/90 mmHg, kepala os masih pusing dan pndangan masih
kabur. Diagnosa menyusui tidak efektiv teratasi sebagian, karena asi klien
sudah banyak keluar. Selanjutnya untuk diagnosa kurang pengetahuan,
klien sudah diberitahu tentang KB apa yang cocok digunakan oleh klien,
dan masalah keperawatan kurang pengetahuan sudah teratasi.
.
D. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dari awal hingga akhir kegiatan yang setiap kali
berinteraksi menggunakan analisis SOAP (Subjektif, Objaktif, Analisa, Planing ).
Semua tindakan keperawatan dengan Resiko kejang, menyusui tidak efektif b.d
asi keluar sedikit dan kurang pengetahuan yang dibahas oleh kelompok dapat
terlaksana melalui implementasi yang dilaksanakan. Hal ini didukung karena
sudah terbinanya hubungan saling percaya antara perawat dengan klien.
Implementasi 3 diagnosa yang dilaksanakan berhasil, ini tampak dari observasi
yang dilakukanvital sign dalam rentang normal, menyusui tidak efektiv, dan
diagnosa kurang pengetahuan.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pre-eklamsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan


oedema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu. Eklamsia
adalah preeklamsia yang di sertai kejang atau koa yang timbul akibat kelainan
neurologi (kapita selekta kedokteran edisi ke-3). Pre-eklamsia penyakit ini
sampai saat ini belum di ketahui dengan pasti. Banyak teori-teori di
kemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya,
pendarahan dapat mempengaruhi sistem saraf pusat yang di tandai dengan
sakit kepala dan defisit syaraf lokal dan kejang, nekrosis ginjal dapat
menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus dan proteinuria. Kerusakan
hepar dan nekrosis hepatoseluler menyebabkan nyeri epigastrium dan
peningkatan tes fungsi hati. Manifestasi terhadap kardiovaskuler,
meningkatnya kardio outpot dan peningkatan tekanan pembuluh ferifer,
peningkatan hemolisis microangiopati menyebabkan anemia dan
trobositopeni. Infark plasenta dan obstruksi plasenta menyebabkan
pertumbuhan janin terhambat bahkan kematian janin dalam rahim (michael,
2005).

Maka diagnosa keperawatan yang di temukan adalah nyeri, menyusui


tidak efektif dan resiko infeksi. Semua perencanaan keperawatan yang
dilaksanakan pada kasus mengacu pada konsep teoritis, dengan menggunakan
panduan rencana asuhan keperawatan berdasarkan Nanda, NOC dan NIC.
Implementasi keperawatan dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah
dirumuskan dan adanya modifikasi. Implementasi keperawatan dilakukan
pada tanggal 05-07 Maret 2018. Evaluasi dari implementasi dilakukan selama
3 hari dilakukan dengan analisa SOAP dan diketahui bahwa setelah dilakukan
implementasi pada diagnosa keperawatan, ibu menjadi tenang, reproduksi
ASI ibu meningkat, mampu menggunakan teknik relaksasi nafas dalam. Luka
ibu tidak infeksi, tanda vital dalam rentang normal.
B. Saran
1. Bagi Rumah Sakit
Pengontrolan pada pasien dengan PEB (Pre eklamsia berat ) dapat
dilakukan secara intensif dan Asuhan keperawatan dengan pasien PEB
lebih optimal.
2. Bagi Ibu Hamil
Penulis mengaharapkan agar ibu dapat memahami dan
mengaplikasikan informasi yang diberikan dengan baik untuk menghindari
kurangnya pengetahuan tentang PEB dan dapat mengontrol kesehatan
dengan rutin.

Anda mungkin juga menyukai