Aida Kusnaningsh2
1
Dosen Tetap Program Studi Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al-Khairiyah Citangkil
2
Dosen Tetap STIKES Palangkaraya
Email : ardi.farzana@gmail.com
Kualitas pelayanan merupakan suatu cara untuk membandingkan antara persepsi layanan yang diterima
pelanggan dengan layanan yang sesungguhnya diharapkan pasien, meningkatkan kualitas pelayanan
untuk kepuasan konsumen merupakan langkah awal keberhasilan suatu industri jasa untuk masa yang
akan datang dalam hubungan dengan penciptaan nilai kepuasan konsumen.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa jawaban responden pada variabel Kualitas Pelayanan (X)
di RSUD Kota Cilegon adalah sebesar 60,86 %, atau tergolong Ragu-ragu. Adapun kuatnya pengaruh
Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap Kelas III Di RSUD Kota Cilegon sebesar
36,60%, sedangkan sisanya sebesar 63,40% bisa disebabkan faktor lain yang tidak dijelaskan dalam
penelitian ini.
Sementara itu, jawaban responden tentang variabel kepuasan pasien di RSUD Kota Cilegon sebesar
56,63%, atau tergolong ragu-ragu. Hal tersebut berdasarkan pemaparan sejumlah pernyataan yang
diajukan kepada pasien yang ada di RSUD Kota Cilegon. Berdasarkan perhitungan di atas, maka
dinyatakan bahwa t hitung adalah 7.176. Bila dibandingkan t hitung lebih besar t tabel dari t tabel yaitu
sebesar 2,000. Sehingga perbandingannya adalah 7.176 > 2,000 untuk taraf signifikansi 0,05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa t hitung > t tabel dengan demikian Ho ditolak dan konsekuensinya Hipotesis
Alternatif (Ha) diterima.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi, pelayanan prima merupakan elemen utama di rumah sakit dan unit kesehatan.
Rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang memenuhi standar pelayanan yang
optimal. Hal tersebut supaya mampu bersaing dengan Rumah Sakit lainnya. Rumah sakit dinyatakan
berhasil, tidak hanya pada kelengkapan fasilitas yang diunggulkan, melainkan juga sikap dan layanan
sumber daya manusia merupakan elemen yang berpengaruh signifikan terhadap pelayanan yang
dihasilkan dan dipersepsikan pasien. Bila elemen tersebut diabaikan maka dalam waktu yang tidak lama,
rumah sakit akan kehilangan banyak pasien dan dijauhi oleh calon pasien. Pasien akan beralih ke Rumah
Sakit lainnya yang memenuhi harapan pasien, hal tersebut dikarenakan pasien merupakan asset yang
sangat berharga dalam mengembangkan industri rumah sakit
Hakikat dasar dari Rumah Sakit adalah pemenuhan kebutuhan dan tuntutan pasien yang
mengharapkan penyelesaian masalah kesehatannya pada rumah sakit. Pasien memandang bahwa hanya
rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan medis sebagai upaya penyembuhan dan pemulihan atas
rasa sakit yang dideritanya. Pasien mengharapkan pelayanan yang siap, cepat, tanggap dan nyaman
terhadap keluhan penyakit pasien. Dalam memenuhi kebutuhan pasien tersebut, pelayanan prima menjadi
utama dalam pelayanan di Rumah Sakit. Pelayanan prima di Rumah Sakit akan tercapai jika setiap
seluruh SDM rumah sakit mempunyai ketrampilan khusus, diantaranya memahami produk secara
mendalam, berpenampilan menarik, bersikap ramah dan bersahabat, responsif (peka) dengan pasien,
menguasai pekerjaan, berkomunikasi secara efektif dan mampu menanggapi keluhan pasien secara
professional.
Pada dasarnya pelayanan Rumah Sakit diperlukan oleh setiap orang untuk keperluan kesehatanya,
maka diharapkan kualitas pelayanan yang baik dapat menumbuhkan dan mempengaruhi keputusan dan
kepercayaan pasien demi menimbulkan kepuasan pasien untuk menggunakan jasa layanan kesehatan.
RSUD CILEGON salah satunya, rumah sakit ini merupakan institusi jasa kesehatan yang terus berupaya
untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik sejalan dengan visi unggul dalam pelayanan dan
pengelolaannya. Di dalam operasionalnya RSUD CILEGON mencoba menerapkan seluruh aspek
pelayanan dan manajemennya.
1
Banyak faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan pasien yaitu bahwa kualitas pelayanan sangat
mempengaruhi keputusan dalam pengambilan sikap. Hal yang menarik untuk diteliti adalah sebagai
Rumah Sakit negeri bagaimana kualitas pelayanan yang diberikan tenaga medis dan non medis di RSUD
CILEGON, apakah sudah memuaskan harapan pasien. Tidak dipungkiri bahwa masyarakat memiliki
keputusan penilaian terhadap kualitas dan kinerja jasa pada tiap-tiap Rumah Sakit, yang tentu saja
berbeda antara Rumah Sakit swasta dan pemerintah. Rumah Sakit swasta cenderung memperhatikan
kepuasan konsumen dibanding Rumah Sakit pemerintah. Selain itu, terdapat pula perbedaan kualitas
pelayanan di tiap-tiap kelas rawat inap di rumah sakit, misalnya seperti kualitas pelayanan di kelas I
tentunya berbeda dengan pelayanan dan fasilitas yang didapat oleh pasien di kelas III.
Beberapa masalah yang ada di rumah sakit RSUD Cilegon terkait dengan pelayanan diantaranya
yaitu terkadang dokter yang menangani pasien kurang tanggap dalam penanganan penyakit yang di derita
pasien,ruangan perawatan kurang nyaman, missal AC, kebersihan, sirkulasi udara,perlengkapan ruang
rawat inap,kemudian penanganan bidan atau perawat terhadap pasien yang sakit,serta ribet nya untuk
masuk dalam perwatan.
Kemudian terkait dengan masalah kepuasan pasien, jika pasien sakit tentunya akan menyatakan
untuk dirawat di rumah sakit umum daerah cilegon, karena sudah mempunyai pengalaman yang baik
terhadap rumah sakit tersebut, meskipun hanya lewat mulut ke mulut. Pasien bisa merasakan puas jika
kualitas pelayanan baik, tidak hanya itu, semua aspek pasti pasien akan menilainya, mulai dari hal-hal
terkecil, misal perlengkapan kesehatan, gedung,ruang perawatan, serta kebersihan.
2
kurangnya pemahaman dan penghayatan provider akan konsep konsep keperawatan yang melandasi
kegiatan pelaksanaan keperawatan , untuk mengatasi hal ini seluruh staf rumah sakit harus tahu
konsep keperawatan, tanggung jawab profesi keperawatan dan proses keperawatan.
2. Unit rawat jalan
Pengertian rawat jalan adalah pelayanan terhadap pasien tidak memerlukan rawat inap.
3. Unit rawat inap
Pengertian rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien rumah sakit yang menjadi tempat tidur
perawatan untuk keperluan observasi, diagnose, terapi, rehabilitasi medic, dan atau pelayanan medic
lainnya (DEPKES RI 1987). Rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien masuk rumah sakit yang
menempati tempat perawatan untuk keperluan observasi, diagnose, terhadap rehabilitasi medic dan
pelayanan medic lainnya (DEPKES RI 1987).
Indikator kepuasaan
Menurut Tjiptono (2001:101) ada enam konsep inti yang memiliki kesamaan diantara beragamnya
cara mengukur kepuasan pelanggan, yaitu :
1. Kepuasan Pelanggan Keseluruhan
Cara yang paling sederhana untuk mengukur kepuasan pelanggan adalah langsung menanyakan
kepada pelanggan seberapa puas mereka dengan produk atau jasa spesifik tertentu. Biasanya, ada dua
bagian dalam proses pengukurannya.
a) Mengukur tingkat kepuasan konsumen terhadap produk dan atau jasa perusahaan bersangkutan.
b) Menilai dan membandingkannya dengan tingkat kepuasan konsumen keseluruhan terhadap produk
dan atau jasa para pesaing.
2. Dimensi Kepuasan Pelanggan
Berbagai penelitian memilih kepuasan konsumen atau pelanggan kedalam komponen-komponennya.
Proses semacam itu terdiri atas empat langkah.
a) Mengidentifikasi dimensi-dimensi kunci kepuasan konsumen atau pelanggan.
b) Meminta pelanggan menilai produk dan atau jasa perusahaan berdasarkan item-item spesifik seperti
kecepatan layanan atau keramahan staf layanan pelanggan.
c) Meminta pelanggan menilai produk atau jasa pesaing berdasarkan item-item spesifik yang sama.
d) Meminta para konsumen untuk menentukan dimensi-dimensi yang menurut mereka paling penting
dalam menilai kepuasan pelanggan keseluruhan.
3. Kesesuaian Harapan
Yaitu kesesuaian atau ketidaksesuaian antara harapan konsumen dengan kinerja aktual produk atau
jasa perusahaan. Dalam hal ini akan lebih ditekankan pada kualitas pelayanan (service quality) yang
memiliki komponen berupa harapan pelanggan akan pelayanan yang diberikan (seperti : kebersihan
lokasi, kecepatan pelayanan, keramahan/ kesopanan dokter, perawat dan karyawan).
4. Minat Pembelian Ulang
Yaitu kepuasan pelanggan diukur secara behavioral dengan jalan menanyakan apakah pelanggan
akan berbelanja atau menggunakan jasa perusahaan lagi. Pelayanan yang berkualitas dapat
menciptakan kepuasan konsumen dimana mutu pelayanan tersebut akan masuk kebenak konsumen
sehingga dipersepsikan baik. Apabila dikemudian hari ketika mengalami gangguan kesehatan, maka
rumah sakit tersebut akan menjadi referensi yang muncul pertama kali dibenak konsumen.
5. Kesediaan Untuk Merekomendasi
Yaitu kesedian untuk merekomendasi produk kepada teman atau keluarganya menjadi ukuran yang
penting untuk dianalisis dan ditindaklanjuti. Apabila pelayanan yang diterima atau dirasakan sesuai
dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan, sehingga
melalui kepuasan itu konsumen akan melakukan pembelian jasa atau memutuskan untuk
menggunakan jasa dan pada akhirnya akan merekomendasikan hal itu kepada orang lain.
6. Ketidakpuasan Pelanggan
Yaitu menelaah aspek-asek yang digunakan untuk mengetahui ketidakpuasan pelanggan, meliputi:
a) komplain,
b) retur atau pengembalian produk,
c) biaya garansi,
d) recall,
e) word of mouth negatif, dan
f) defections.
Dalam penelitian ini, membatasi beberapa indikator dari kepuasan pelanggan atau konsumen pada
penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Cilegon yaitu kesesuaian harapan, minat pembelian atau
pemakaian ulang, dan kesediaan untuk merekomendasi.
3
Kepuasan pelanggan keseluruhan tidak diambil sebagai indikator dari kepuasan pelanggan karena
pada dasarnya kepuasan pelanggan secara keseluruhan dalam kajian penelitian ini sudah terdapat dalam
kesesuaian harapan, dimensi kepuasan konsumen tidak diambil sebagai indikator kepuasan konsumen
karena kepuasan konsumen dalam hal ini sifatnya alamiah dan tidak bisa dibagi dalam komponen
kepuasan konsumen, dan ketikpuasan pelanggan tidak diambil dalam penelitian ini karena ketidakpuasan
pelanggan pada objek penelitian ini diaplikasikan dalam kotak saran bagi Rumah Sakit. Rumah Sakit
dapat menilai kepuasan dari saran yang ada dalam kotak saran tersebut.
III. PEMBAHASAN
Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh dengan produk, jasa, manusia, proses
dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Sehingga definisi kualitas pelayanan dapat
diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya
dalam mengimbangi harapan konsumen. Pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat
ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak
mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk
fisik. Pelayanan merupakan perilaku produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen demi tercapainya kepuasan pada konsumen itu sendiri. Konsumen pada penelitian ini adalah
pasien rawat inap ruang kelas III RSUD Kota Cilegon yang mengharapkan pelayanan yang terbaik yang
diberikan oleh RSUD Kota Cilegon.
Terciptanya kepuasan pasien di RSUD Kota Cilegon dapat memberikan beberapa manfaat antara lain
pengaruh antara Rumah Sakit dengan Pasien menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi
pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pasien, dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut
(word of-mouth) yang menguntungkan bagi Rumah Sakit. Kepuasan atau ketidakpuasan pasien adalah
respon pasein terhadap evaluasi ketidaksesuaian (disconfirmation) yang dirasakan antara harapan
sebelumnya (atau norma kinerja lainnya) dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya.
Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Pada Ruang Rawat Inap Kelas III di
RSUD Kota Cilegon
4
Dari analisis data, penulis menggambarkan bahwa jawaban responden pada variabel Kualitas
Pelayanan (X) di RSUD Kota Cilegon adalah sebesar 60,86%, atau tergolong Ragu-ragu. Sebagian besar
pasien menjawab ragu terhadap lokasi rumah sakit mudah dijangkau oleh kendaraan umum, kebersihan
pada rumah sakit terjamin, dalam menunggu masuk rumah sakit pasien diberikan fasilitas tempat duduk
dan ruangan AC, peralatan yang digunakan rumah sakit sudah komputerisasi, pegawai rumah sakit selalu
menggunakan seragam setiap harinya, setiap informasi yang diberikan dengan jelas dan mudah
dimengerti, bahasa yang digunakan pegawai rumah sakit sangat sopan dan tertata baik, pegawai rumah
sakit cepat dalam melayani pasien, keluhan pasien mendapat respon dan solusi yang baik, pegawai rumah
sakit selalu memahami apa yang dibutuhkan atau diperlukan pasien, pasien mendapatkan pelayanan
istimewa oleh pegawai rumah sakit, pegawai rumah sakit memiliki jiwa professional dan jujur dalam
melakukan pekerjaannya, dan pegawai rumah sakit memberikan rasa aman kepada pasien.
Hal tersebut berdasarkan pemaparan sejumlah pernyataan yang menggambarkan bahwa kualitas
pelayanan pada ruang rawat inap kelas III yang diberikan oleh RSUD Kota Cilegon. Adapun kuatnya
pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap Kelas III Di RSUD Kota Cilegon
sebesar 36,60%, sedangkan sisanya sebesar 63,40% bisa disebabkan faktor lain yang tidak dijelaskan
dalam penelitian ini.
Sementara itu, jawaban responden tentang variabel kepuasan pasien di RSUD Kota Cilegon sebesar
56,63%, atau tergolong ragu-ragu. Hal tersebut berdasarkan pemaparan sejumlah pernyataan yang
diajukan kepada pasien yang ada di RSUD Kota Cilegon. Sebagian besar pegawai tidak setuju terhadap
ketangkasan pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit, pegawai rumah sakit bersungguh-sungguh
dalam melayani pasien, permasalahan pasien,selalu ditanggapi dengan respon yang memuaskan oleh
pegawai rumah sakit, pegawai rumah sakit selalu tanggap atas segala bentuk keluhan atau permasalahan
yang diungkapkan pasien, komunikasi yang digunakan pegawai mudah dipahami pasien, pasien
menceritakan kepada orang lain tentang kepuasan atas pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit, pasien
merasa mudah dalam melakukan transaksi pada rumah sakit, pasien sabar dalam menunggu pelayanan
tenaga medis, dan pasien senang terhadap pelayanan yang di berikan tenaga medis.
Coefficients Coefficients
a. Dependent Variable: Vy
Dapat dilihat berdasarkan tabel 4.36 di atas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 16.887 + 0.410 X
Dengan mengacu pada persamaan regresi yang diperoleh maka model regresi tersebut terdapat
diinterprentasikan, nilai kofesien β = 0,410 berarti bahwa Kualitas Pelayanan (X) memberikan pengaruh
yang positif sebesar 0,410 terhadap Kepuasan Pasien.
Uji Hipotesis
Uji t Variabel (X) Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pasien (Y) pada RSUD Kota Cilegon,
untuk menguji hipotesis pengaruh kepemimpinan terdadap kinerja pegawai, maka dilakukan dengan
menggunakan Uji t sebagai berikut:
5
Bertanda positif, hal ini berarti bahwa setiap Coefficients a
Hasilnya nilai t_(hitung )lebih besar dari (7.176 > a. Dependent Variable: Vy
2.000), berarti Ha diterima dan Ho ditolak maka “terdapat pengaruh antara Kualitas Pelayanan terhadap
Kepuasan Pasien Pada Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Kota Cilegon”. Besar signifikan (Sig) pada
table perhitungan coefficient diperoleh nilai signifikan yaitu 0,000 yang berarti angka ini lebih rendah
dari tingkat signifikan (0,000<0,05), berarti dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pasien pada Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD
Kota Cilegon.
Dari perhitungan KD diatas maka diperoleh besarnya KD sebesar 36,60% artinya Kualitas Pelayanan
Ruang Rawat Inap Kelas III di RSUD Kota Cilegon mempengaruhi Kepuasan Pasien sebesar 36,60%.
sisanya sebesar 63,40% dipengaruhi oleh variable lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
IV. KESIMPULAN
Kualitas Pelayanan yang diberikan oleh Pegawai RSUD Kota Cilegon belum sesuai dengan harapan
pasien, khususnya pasien rawat inap kelas III RSUD Kota Cilegon. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata
pasien yang menjawab ragu akan kualitas pelayanan yang diberikan pegawai RSUD Kota Cilegon dengan
jumlah 60,86% yang masuk dalam kategori ragu-ragu.
Kepuasan pasien rawat inap kelas III terhadap pelayanan yang diberikan oleh pegawai RSUD Kota
Cilegon masih kurang mendapat respon yang baik. Hal ini sesuai dengan hasil perhitungan yang
menunjukan bahwa terdapat 56,63% pasien menjawab ragu-ragu terhadap seluruh indikator kepuasan
pasien.
Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien rawat inap kelas III di RSUD Kota Cilegon adalah
sebesar 36.60% , sedangkan sisanya sebesar 63.40% di pengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti
6
dalam penelitian ini. Artinya bahwa kualitas pelayanan hanya mempengaruhi kepuasan pasien sebesar
36.60%, sedangkan sisanya dipengaruhi faktor lain diluar penelitian ini.
PUSTAKA
Buku
Kotler, Philip. (2005). Manajemen Pemasaran. Jakarta : Jilid 1. PT. Intan Sejati Klaten.
Lupiyoadi, Rambat dan Hamdani. (2006). Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta Salemba Empat.
Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Bisnis : Bandung : CV Alfabeta.
Tjiptono, Fandy. (2006) Manajemen Jasa Edisi Keempat : Yogyakarta : Andi Offset
Kotler, Philip (2004). Manajemen Pemasaran : Jakarta : Penerbit PT. Prenhallinda
Tjiptono, Fandy. (2002). Strategi Pemasaran : Yogyakarta : Penerbit Andi Offset
Lupiyoadi, Hamdani..(2006). Manajemen Jasa : edisi kedua. Jakarta : Penerbit Salemba Empat
Tjiptono. (2007). Pemasaran Jasa. Malang : Bayu Media
Kotler dan Amstrong. (2001). Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid 2. Erlangga, Jakarta
Lupiyoadi, Rambat, (2001), Manajemen Pemasaran Jasa, Salemba Empat, Jakarta
Kotler, Philip, (2001). Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium,Prehalindo, Jakarta.
Fandy Tjiptono, (2004). Manajemen Jasa, Andi. Yogyakarta
Irawan. H. (2002). 5 Prinsip Kepuasan Pelanggan. Paradigma Baru Merebut Hati Pelanggan untuk
Memenangkan Persaingan.Jakarta: Elex Media KomputindoGramedia. Jakarta.
Tjiptono, Fandy. (2001). Strategi Pemasaran. Edisi Kedua. Cetakan Kelima., Andi Offset .Yogyakarta.
Husein Umar. (2001). Metode Penelitian dan Aplikasi dalam Pemasaran. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Umum
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. CV.Alfabeta, Bandung
Tjiptono, Fandy, (2000). Strategi Pemasaran, Edisi kedua, Andy, Yogyakarta,
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. CV.Alfabeta, Bandung
Rivai, Veithzal.(2011). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Edisi kedua. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.