Anda di halaman 1dari 9

Machine Translated by Google

Kemajuan dalam Penelitian Ilmu Kesehatan, volume 13

Konferensi Internasional Ilmu Kesehatan ke-5 (ICHS 2018)

Perbandingan Tes Hematologi Rutin Antara Vena dan


Darah Kapiler: Studi tentang Hematology Analyzer
Dewi Astuti ke-1 Eva Ayu Maharani ke-2 Fitri Zakiyah
tanggal 3

Departemen Laboratorium Medik Departemen Laboratorium Medik Departemen Laboratorium Medik


Poltekkes Kemenkes Jakarta III Poltekkes Kemenkes Jakarta III Poltekkes Kemenkes Jakarta III
Indonesia Indonesia Indonesia
Astuti_analis@yahoo.com Eva_analis@yahoo.com Fzakiyah948@gmail.com
foera.ners@gmail.com

Abstrak— Parameter hematologi rutin merupakan penilaian dasar komponen darah yang menentukan
jumlah, variasi, persentase, konsentrasi, dan kualitas darah. Jenis sampel yang digunakan adalah darah
vena dengan antikoagulan EDTA. Saat ini ada penganalisis hematologi yang menganalisis darah kapiler
untuk parameter hematologi rutin.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan sampel darah kapiler sebagai sampel alternatif pada
parameter hematologi rutin menggunakan Medonic M-series M32. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analitik komparatif cross sectional. Darah vena dan kapiler dari 70 mahasiswa sehat
D-IV MLT Politeknik Kesehatan Jakarta III digunakan dalam penelitian ini. Peneliti mengambil 3 mL darah
vena dan 20 L darah kapiler. Kemudian, peneliti melakukan parameter hematologi rutin pada alat
hematology analyzer. Hasil dihitung dengan menggunakan uji t independen (distribusi data normal) atau
uji Mann-Whitney (distribusi data tidak normal). Hipotesis yang digunakan adalah kepercayaan interval
90% (ÿ = 0,1). Hasil uji beda nyata menunjukkan nilai probabilitas (p) pada parameter Hb, Ht, jumlah
leukosit dan eritrosit lebih dari (0,1). Dengan demikian, tidak ada perbedaan yang signifikan antara darah
vena dan kapiler untuk parameternya. Nilai p untuk jumlah trombosit kurang dari (0,1), dan sebagai
hasilnya menunjukkan bahwa ada

perbedaan yang signifikan antara sampel darah vena dan kapiler. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
darah kapiler dapat digunakan sebagai sampel alternatif untuk parameter hemoglobin, hematokrit, leukosit
dan jumlah eritrosit menggunakan alat hematology analyzer Medonic M-series M32. Sebaliknya, darah
kapiler tidak dianjurkan untuk jumlah trombosit.

Kata kunci: hematology analyzer, darah kapiler, darah vena

1. PERKENALAN
Pemeriksaan hematologi rutin merupakan penilaian dasar untuk menentukan jumlah, variasi,
persentase, konsentrasi, dan kualitas komponen darah. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui
riwayat penyakit seseorang dan membantu dokter dalam mendiagnosis suatu penyakit (Estridge,
2012). Pemeriksaan hematologi rutin yang sering dilakukan adalah pemeriksaan hemoglobin dan
jumlah sel darah. Sel darah terdiri dari eritrosit, leukosit dan trombosit. Metode yang direkomendasikan
oleh International Council for Standardization in Hematology (ICSH) dalam menentukan hasil
pemeriksaan hematologi rutin adalah otomatisasi (Estridge, 2012). Keunggulan metode otomatisasi
menggunakan hematology analyzer adalah presisi dan akurasinya dibandingkan dengan metode
manual.
Metode otomatisasi saat ini lebih dapat diandalkan daripada manual karena menggunakan bahan
kontrol, waktu pengecekan yang cepat, dan pencetakan hasil dilakukan secara otomatis (Estridge, 2012).
Saat ini, teknologi hematology analyzer yang digunakan untuk penghitungan sel darah adalah teknik
impedansi listrik. Prinsip dasarnya adalah pengukuran berdasarkan perubahan arus listrik. Sel adalah
isolator listrik yang menghambat konduksi listrik. Dua elektroda dalam cairan elektrolit dihubungkan
dengan celah sempit. Sel akan dipindahkan melalui

Hak Cipta © 2019, Penulis. Diterbitkan oleh Atlantis Press.


81
Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY-NC (http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/).
Machine Translated by Google
Kemajuan dalam Penelitian Ilmu Kesehatan, volume 13

celah, satu per satu menyebabkan pulsasi hambatan listrik. Besar kecilnya sel yang melalui
celah sebanding dengan besarnya tegangan yang timbul (Bain, 2006).
Jenis sampel yang digunakan untuk pemeriksaan hematologi rutin ini adalah darah vena.
Saat ini, ada penganalisis hematologi yang dapat menggunakan darah kapiler untuk
parameter hematologi rutin, seperti perangkat Medonic M-series M32. Darah kapiler dapat
digunakan untuk pengujian terbatas karena jumlah sampel yang sedikit, dengan volume
darah maksimum 500 L. Berdasarkan literatur, tidak semua parameter hematologi rutin dapat
dianalisis menggunakan darah kapiler, seperti jumlah trombosit dan leukosit. Hal ini
dikarenakan terdapat perbedaan hasil yang signifikan (Lewis SM, Bain BJ., Bates I., 2017;
McCall, RE & Tankersley, 2016). Penelitian ini akan menggunakan parameter hematologi
rutin yang meliputi analisis kadar hemoglobin, nilai hematokrit, dan perhitungan jumlah sel
darah pada perangkat Medonic M-series M32. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui kelayakan sampel darah kapiler sebagai sampel alternatif dalam parameter
hematologi rutin menggunakan alat hematology analyzer Medonic M-series M32 tidak berasal
dari bahasa Indonesia harus dicetak miring.

2. BAHAN DAN METODE


Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat Hematology analyzer Medonic
M-series M32, reagen medonic, kontrol medonic (low, normal dan high level), tabung kapiler
medonic, jarum, dan tabung EDTA.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2017 sampai dengan Juni 2018 di
laboratorium hematologi Departemen Teknologi Laboratorium Medik (TLM) Politeknik
Kesehatan Jakarta III Kementerian Kesehatan. Populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa Diploma IV Teknologi Laboratorium Medik Politeknik Kesehatan Jakarta III
Kementerian Kesehatan. Penelitian ini menggunakan 70 sampel dengan ciri fisik sehat.
Sebelum dilakukan pengecekan sampel darah, dilakukan pengecekan akurasi medonik
menggunakan tiga level kontrol medonik. Jika hasil kontrol berada pada kisaran, sampel
darah diambil. Masing-masing responden mengambil darah dari vena dan kapilernya, kemudian diperiksa de
Darah kapiler diperiksa menggunakan pipa kapiler medonic M-seris M32.
Perbandingan hasil hematologi rutin antara darah vena dan kapiler dianalisis dengan uji
statistik. Penggunaan independent t-test dilakukan jika data berdistribusi normal menggunakan
Kolmogorov Smirnov. Jika data tidak terdistribusi normal maka alternatifnya adalah uji Mann-
Whitney. Uji T dilakukan dengan membandingkan hasil perhitungan statistik signifikan
mengacu pada hipotesis yang telah ditentukan dengan tingkat kepercayaan 90% (ÿ = 0,1).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pemeriksaan hematologi rutin dilakukan terhadap 70 sampel darah vena dan kapiler dari
mahasiswa D-IV TLM Poltekkes Kemenkes Jakarta III. Sampel dianalisis menggunakan
penganalisis hematologi Medonic M-series M32 yang dilengkapi untuk analisis sampel darah
vena dan kapiler.

82
Machine Translated by Google
Kemajuan dalam Penelitian Ilmu Kesehatan, volume 13

Tabel 1. Distribusi Hasil Hematologi Rutin (Hitung Hb, Ht, Leukosit, Eritrosit, Trombosit) antara
Darah Vena dan Kapiler

Darah Vena darah kapiler


Hematologi Rutin
Parameter
Rata-rata Min Maks Rata-rata Min Maks

Konsentrasi
8,2 15,0 12,5 8,7 15,0 12,4
hemoglobin (g/dL)

hematokrit
25,7 43,5 36,1 27,3 44,5 36,9
(%)

Leukosit (sel/µL) 3.700 16.700 7.494 3.800 15.200 7.806

Eritrosit
3,93 5,80 4,70 3,93 6,03 4,73
(x 10 6 sel/µL)

Trombosit
173.00 504.00 310.00 99,00 334.00 185.99
(sel/µL)

Tabel di atas merupakan distribusi data hasil hematologi rutin (konsentrasi hemoglobin, hematokrit, leukosit,
eritrosit dan jumlah trombosit) antara darah vena dan kapiler. Hasil konsentrasi hemoglobin darah vena
diperoleh nilai minimum 8,2 g/dL, nilai maksimum 15,0 g/dL dan nilai rata-rata 12,5 g/dL. Distribusi
konsentrasi hemoglobin dalam darah kapiler adalah nilai minimum 8,7 g/dL, nilai maksimum 15,0 g/dL dan
nilai rata-rata 12,4 g/dL. Hasil pemeriksaan hematokrit darah vena didapatkan nilai minimal 25,7% dan
maksimal 43,5% dengan rata-rata 36,1%. Distribusi data hematokrit dalam darah kapiler diperoleh nilai
minimum 27,3% dan nilai maksimum 44,5% dengan rata-rata 36,9%. Sebaran data hasil hitung leukosit
pada darah vena nilai minimal 3.700 sel/L dan nilai maksimal 16.700 sel/L dengan rata-rata 7.494 sel/L.
Distribusi data jumlah leukosit dalam darah kapiler adalah nilai minimum 3.800 sel/L dan nilai maksimum
15.200 sel/L dengan rata-rata 7.806 sel/L. Hasil hitung eritrosit darah vena didapatkan nilai minimal 3,93 x
106 sel/L, nilai maksimal 5,80 x 106 sel/L dan rata-rata 4,70 x 106 sel/L. Distribusi data jumlah eritrosit
dalam darah kapiler adalah nilai minimum 3,93 x 106 sel/L, nilai maksimum 6,03 x 106 sel/L dan rata-rata
4,73 x 106 sel/L. Hasil hitung trombosit darah vena didapatkan nilai minimal 173.000 sel/L, nilai maksimal
504.000 sel/L dan rata-rata 310.000 sel/L. Sebaran data jumlah trombosit dalam darah kapiler nilai minimal
99.000 sel/L, nilai maksimal 334.000 sel/µL dan rata-rata 185.990 sel/L (Tabel 1.) Untuk menyatakan
apakah terdapat perbedaan yang bermakna pada setiap rutinitas parameter hematologi antara darah vena
dan kapiler, uji statistik perbedaan yang signifikan dilakukan. Sebelum dilakukan pengujian, dilakukan uji
normalitas data dengan

83
Machine Translated by Google
Kemajuan dalam Penelitian Ilmu Kesehatan, volume 13

Tes Kolmogorov-Smirnov. Jika data terdistribusi normal, digunakan uji t parametrik independen,
tetapi jika data tidak terdistribusi normal, digunakan uji Mann-Whitney non-parametrik.

Tabel 2. Uji Distribusi Normal Tiap Parameter Hematologi Rutin pada Darah Vena dan
Darah Kapiler
Kolmogorov-Smirnov
Parameter
Sampel Sig Distribusi (0,1)
Darah Vena 0,066 Abnormal
Konsentrasi Hemoglobin
darah kapiler 0,200 Normal
Darah Vena 0,200 Normal
hematokrit
darah kapiler 0,200 Normal
Darah Vena 0,029 Abnormal
Leukosit
darah kapiler 0,085 Abnormal
Darah Vena 0,200 Normal
Eritrosit
darah kapiler 0,200 Normal
Darah Vena 0,200 Normal
Trombosit
darah kapiler 0,006 Abnormal

Pada tabel 2 terlihat bahwa nilai p (kolom sig) dibandingkan dengan nilai yaitu 0,1. Jika nilai
sig lebih besar dari 0,1 maka data berdistribusi normal. Dengan demikian, data dapat dianalisis
dengan uji t independen. Jika nilai sig lebih kecil dari 0,1 maka data tidak berdistribusi normal.

Dengan demikian, data dapat dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney. Distribusi data untuk
semua parameter bervariasi. Data yang berdistribusi normal adalah hematokrit dan hitung
eritrosit, sehingga dilakukan uji t independen dengan hasil seperti pada Tabel 3.
Sedangkan data yang berdistribusi abnormal adalah hemoglobin, jumlah leukosit, jumlah
trombosit, sehingga dilakukan uji Mann-Whitney dengan hasil seperti pada Tabel 4. Nilai
probabilitas (column sig) dibandingkan dengan nilai adalah 0,1 pada 90% tingkat kepercayaan
diri. Jika nilai sig lebih besar dari 0,1, maka dapat disimpulkan bahwa H0 gagal ditolak/diterima.
Artinya tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada hasil pemeriksaan hematologi rutin
antara darah vena dan kapiler menggunakan hematology analyzer. Jika nilai sig lebih kecil
dari 0,1 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan
pada hasil pemeriksaan hematologi rutin antara darah vena dan kapiler dengan menggunakan
hematology analyzer.

84
Machine Translated by Google
Kemajuan dalam Penelitian Ilmu Kesehatan, volume 13

Tabel 3. Hasil Uji T Parameter Hematokrit dan Eritrosit


Parameter Sampel Rata-rata
Darah Vena 12,5
hematokrit 0,178
darah kapiler 12,4
Darah Vena 36,1
Eritrosit 0,592
darah kapiler 36,9

Nilai probabilitas parameter Hematokrit adalah 0,178 dan parameter eritrosit memiliki nilai
probabilitas 0,592, sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 gagal ditolak/diterima. Dia
artinya tidak terdapat perbedaan hasil hematokrit dan jumlah eritrosit yang bermakna antara darah
vena dan kapiler menggunakan hematology analyzer (Tabel 3). Hasil pengujian dengan distribusi
data abnormal, uji Mann-Whitney, dapat dilihat pada Tabel 4. Pada pengujian tersebut, nilai
probabilitas (kolom sig) dibandingkan dengan nilai yaitu 0,1 pada tingkat kepercayaan 90%. Jika
nilai sig lebih besar dari 0,1 maka dapat disimpulkan bahwa H0 gagal ditolak/diterima. Dengan
demikian berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada hasil pemeriksaan hematologi rutin
antara darah vena dan kapiler menggunakan hematology analyzer. Jika nilai sig lebih kecil dari 0,1
maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak artinya terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil
pemeriksaan hematologi rutin antara darah vena dan kapiler menggunakan hematology analyzer.

Dengan demikian, data dapat dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney. Distribusi data untuk
semua parameter bervariasi. Data yang berdistribusi normal adalah hematokrit dan hitung eritrosit,
sehingga dilakukan uji t independen dengan hasil seperti pada Tabel 3.
Sedangkan data yang berdistribusi abnormal adalah hemoglobin, jumlah leukosit, jumlah trombosit,
sehingga dilakukan uji Mann-Whitney dengan hasil seperti pada Tabel 4. Nilai probabilitas (column
sig) dibandingkan dengan nilai adalah 0,1 pada 90% tingkat kepercayaan diri. Jika nilai sig lebih
besar dari 0,1, maka dapat disimpulkan bahwa H0 gagal ditolak/diterima.
Artinya tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada hasil pemeriksaan hematologi rutin antara
darah vena dan kapiler menggunakan hematology analyzer. Jika nilai sig lebih kecil dari 0,1 maka
dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil
pemeriksaan hematologi rutin antara darah vena dan kapiler dengan menggunakan hematology
analyzer. Tabel 4 menunjukkan parameter hemoglobin.

Nilai probabilitas (kolom sig) yang lebih dari 0,1 adalah 0,861 (hemoglobin) dan 0,325 (jumlah
leukosit). Hal ini menunjukkan bahwa H0 gagal ditolak artinya tidak terdapat perbedaan yang
bermakna pada hasil pemeriksaan hemoglobin

dan jumlah leukosit antara darah vena dan kapiler menggunakan hematology analyzer. Pada
parameter trombosit, nilai probabilitasnya adalah 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak.
Dengan kata lain, terdapat perbedaan hasil hitung trombosit yang signifikan antara darah vena dan
kapiler dengan menggunakan alat hematology analyzer.

85
Machine Translated by Google
Kemajuan dalam Penelitian Ilmu Kesehatan, volume 13

Tabel 4. Hasil Uji Perbandingan Parameter Hemoglobin, Leukosit dan Trombosit


Parameter Sampel rata-rata Sig
Darah Vena 12,5
Hemoglobin 0,861
darah kapiler 12,4
Darah Vena 7.490
Leukosit
0,325
darah kapiler 7.806

Darah Vena 310.000


Trombosit
0,000
darah kapiler 185.990

Penggunaan penganalisis hematologi untuk parameter hematologi rutin berfungsi untuk


mengurangi beban kerja. Selain itu, penggunaan darah kapiler sebagai sampel untuk
hematologi rutin juga memberikan kemudahan dalam pengambilan sampel, terutama pada
pasien yang masih bayi atau anak-anak. Uji perbandingan antara kedua jenis peralatan sampel
Medonic M-series M32 dalam penelitian ini memberikan informasi mengenai kinerja dari
perangkat. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari individu dengan ciri fisik
sehat yang diambil dari darah vena dan kapiler. Patokan tersebut digunakan untuk melihat
perbedaan hasil hematologi rutin pada darah kapiler dibandingkan dengan sampel standar
yaitu darah vena. Pada sebaran data (Tabel 1) dapat dilihat bahwa dari lima parameter
hematologi rutin, empat diantaranya nilai hemoglobin, hematokrit, jumlah eritrosit, dan leukosit
memiliki nilai interpretasi dalam kisaran yang sama. Misalnya, baik hasil hitung leukosit dalam
darah vena maupun kapiler memiliki nilai minimal di bawah nilai normal yaitu 4.000 sel/L dan
nilai maksimal keduanya berada di atas nilai normal (lebih dari 10.000 sel/L ).

Namun, hasil hitung trombosit memiliki interpretasi hasil yang berbeda antara darah vena dan
kapiler.
Pada Tabel 1 terlihat bahwa jumlah trombosit minimum dalam darah vena masuk dalam
kriteria normal, sedangkan pada darah kapiler termasuk dalam kriteria di bawah nilai normal,
begitu juga dengan nilai maksimumnya. Hal ini menggambarkan variasi hasil hitung trombosit
yang lebih besar dibandingkan keempat parameter lainnya. Uji statistik pada tabel 3 dan tabel
4 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada parameter hemoglobin,
nilai hematokrit, jumlah leukosit, dan eritrosit antara darah vena dan kapiler.
Hal ini membuktikan bahwa darah kapiler dapat digunakan sebagai sampel alternatif untuk
keempat parameter pada perangkat Medonic M-series M32. Sampel darah vena dengan
antikoagulan EDTA adalah jenis sampel terbaik untuk parameter hematologi rutin. Namun,
penggunaan darah kapiler masih menjadi pilihan pada kondisi tertentu, seperti bayi dan individu
dengan akses vena yang sulit. Selain itu, jika parameter pemeriksaan yang akan diperiksa
tidak terlalu banyak, maka diambil darah kapiler sebagai sampel (McCall, RE & Tankersley,
2016). Uji statistik jumlah trombosit antara darah vena dan kapiler menunjukkan signifikan

86
Machine Translated by Google
Kemajuan dalam Penelitian Ilmu Kesehatan, volume 13

perbedaan (Tabel 4). Ini membuktikan bahwa darah kapiler tidak direkomendasikan untuk jumlah trombosit
pada perangkat Medonic M-series M32. Darah kapiler berbeda dengan darah vena merupakan campuran
darah arteri dan vena karena berasal dari pembuluh kapiler. Selain itu, selama pengumpulan darah kapiler
dengan fingerstick atau dari daun telinga, beberapa cairan jaringan dapat merembes ke tabung reaksi dari
jaringan yang rusak akibat tusukan (Tomasz Podgorski, Ursula Bartkowiak, 2014). Hal ini didukung oleh
literatur yang menyatakan bahwa pengambilan darah kapiler akan menyebabkan beberapa trombosit
cenderung melekat dan berkumpul di jaringan endotel dari pembuluh darah yang terluka, sehingga hanya
sebagian kecil trombosit yang terkumpul dalam wadah sampel dan dapat menyebabkan hasil yang rendah
palsu. . Perbedaan jumlah trombosit antara darah vena dan kapiler berkisar antara 9% hingga 32%. Penelitian
ini menunjukkan jumlah trombosit yang lebih rendah dalam darah kapiler dibandingkan dengan darah vena
(Tomasz Podgorski, Ursula Bartkowiak, 2014). Selain itu, jumlah trombosit yang rendah dapat membuat
kesalahan kerja, seperti: pengenceran sampel darah kapiler yang disebabkan oleh tusukan yang tidak cukup
sehingga darah yang keluar tidak lancar dan biasanya jari akan ditekan atau disortir dan menyebabkan hasil
jumlah trombosit cenderung rendah. (Bain, 2015) (Lewis SM, Bain BJ., Bates I., 2017). Faktor kesalahan
preparasi sampel lainnya yang dapat menyebabkan kesalahan hematologi rutin adalah hemolisis,
hemokonsentrasi atau pembekuan.

Faktor kesalahan ini dapat dicegah dengan cara penusukan harus dilakukan dengan baik, hati-hati, dan
cepat untuk mencegah terjadinya penggumpalan dan kulit yang akan ditusuk tentunya kering dari alkohol
(Dunning III, MB & Fischbach, 2009). (Estridge, 2012).

KESIMPULAN

Tidak terdapat perbedaan bermakna pada hasil pemeriksaan kadar hemoglobin, nilai hematokrit, jumlah
eritrosit dan leukosit antara darah vena dan kapiler menggunakan alat hematology analyzer Medonic M-
series M32. Terdapat perbedaan hasil jumlah trombosit yang signifikan antara darah vena dan kapiler
menggunakan seri Medology M-32.

Penggunaan hematology analyzer pada darah kapiler dapat digunakan sebagai sampel alternatif pada
parameter hemoglobin, hematokrit, jumlah leukosit dan eritrosit menggunakan hematology analyzer seri
Medonic M-32, sedangkan darah kapiler tidak dianjurkan untuk jumlah trombosit.

PENGAKUAN

Kami berterima kasih kepada MRK Diagnostics yang telah mendukung dan mengizinkan kami untuk
mengerjakan Medonic M Series M32. Terima kasih kepada Ruben Schnapke, general manager MRK
Diagnostics dan Suprayogi selaku supervisor aplikasi atas bahan-bahan pendukung yang digunakan dalam
penelitian ini. Penelitian ini dilakukan dengan izin etik dari Komite Etik Politeknik Kesehatan Jakarta III
Kementerian Kesehatan.

REFERENSI

Bain, B. (2006). Sel Darah Panduan Praktis, edisi ke-4 (edisi ke-4). Singapura: Blackwell.
Bain, B. (2015). Sel Darah Panduan Praktis, edisi ke-5 (edisi ke-5). Singapura: Blackwell.
Dunning III, MB & Fischbach, F. (2009). Manual Tes Laboratorium dan Diagnostik, edisi ke-8 (Edisi
ke-8). Amerika: Wolters Kluwers.

87
Machine Translated by Google
Kemajuan dalam Penelitian Ilmu Kesehatan, volume 13

Estridge, H. & R. (2012). Teknik Laboratorium Klinik Dasar, edisi ke-6. Amerika: Cengage
Sedang belajar.

Lewis SM, Bain BJ., Bates I., dkk. (2017). Hematologi Praktis Dacie dan Lewis, 12th
edn (edisi ke-12). Philadelphia: Churchill Livingstone.
McCall, RE & Tankersley, C. (2016). Flebotomi edisi ke -6 (edisi ke-6). Amerika: Wolters
Kluwer.
Tomasz Podgorski, Ursula Bartkowiak, MP (2014). Perbandingan hematologi
parameter darah vena dan kapiler pada atlet. TREN dalam Ilmu Olah Raga, I (21), 39–45.

Faktor kesalahan ini dapat dicegah dengan cara penusukan harus dilakukan dengan baik, hati-hati, dan
cepat untuk mencegah terjadinya penggumpalan dan kulit yang akan ditusuk tentunya kering dari alkohol
(Dunning III, MB & Fischbach, 2009). (Estridge, 2012).

KESIMPULAN

Tidak terdapat perbedaan bermakna pada hasil pemeriksaan kadar hemoglobin, nilai hematokrit, jumlah
eritrosit dan leukosit antara darah vena dan kapiler menggunakan alat hematology analyzer Medonic M-
series M32. Terdapat perbedaan hasil jumlah trombosit yang signifikan antara darah vena dan kapiler
menggunakan seri Medology M-32.

Penggunaan hematology analyzer pada darah kapiler dapat digunakan sebagai sampel alternatif pada
parameter hemoglobin, hematokrit, jumlah leukosit dan eritrosit menggunakan hematology analyzer seri
Medonic M-32, sedangkan darah kapiler tidak dianjurkan untuk jumlah trombosit.

PENGAKUAN

Kami berterima kasih kepada MRK Diagnostics yang telah mendukung dan mengizinkan kami untuk
mengerjakan Medonic M Series M32. Terima kasih kepada Ruben Schnapke, general manager MRK
Diagnostics dan Suprayogi selaku supervisor aplikasi atas bahan-bahan pendukung yang digunakan dalam
penelitian ini. Penelitian ini dilakukan dengan izin etik dari Komite Etik Politeknik Kesehatan Jakarta III
Kementerian Kesehatan.

REFERENSI

Bain, B. (2006). Sel Darah Panduan Praktis, edisi ke-4 (edisi ke-4). Singapura: Blackwell.
Bain, B. (2015). Sel Darah Panduan Praktis, edisi ke-5 (edisi ke-5). Singapura: Blackwell.
Dunning III, MB & Fischbach, F. (2009). Manual Tes Laboratorium dan Diagnostik, edisi ke-8 (Edisi
ke-8). Amerika: Wolters Kluwers.
Estridge, H. & R. (2012). Teknik Laboratorium Klinik Dasar, edisi ke-6. Amerika: Cengage
Sedang belajar.

Lewis SM, Bain BJ., Bates I., dkk. (2017). Hematologi Praktis Dacie dan Lewis, 12th
edn (edisi ke-12). Philadelphia: Churchill Livingstone.
McCall, RE & Tankersley, C. (2016). Flebotomi edisi ke -6 (edisi ke-6). Amerika: Wolters

88
Machine Translated by Google
Kemajuan dalam Penelitian Ilmu Kesehatan, volume 13

Kluwer.
Tomasz Podgorski, Ursula Bartkowiak, MP (2014). Perbandingan hematologi
parameter darah vena dan kapiler pada atlet. TREN dalam Ilmu Olah Raga, I (21), 39–
45.

89

Anda mungkin juga menyukai