Anda di halaman 1dari 5

PENGOLAHAN DATA GEOLISTRIK RESISTIVITY KONFIGURASI

WENNER ALPHA MENGGUNAKAN SOFTWARE RES2DINV

DISUSUN OLEH :

FRISKA M MANALU
4143240010
PROGRAM STUDI FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2017
PENDAHULUAN
1.1 PENGERTIAN GEOLISTRIK
Metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika eksplorasi yang kompleks yang
terdiri dari beberapa macam metoda, seperti metode tahanan jenis (resistivity), metode polarisasi
terimbas (IP), metode potensial diri (self potential) dan metode mise ala masse. Metode
geolistrik tahanan jenis ini pada dasarnya memanfaatkan sifat resistivitas listrik batuan untuk
mendeteksi dan memetakan kondisi bawah permukaan. Metode resistivitas ini dilakukan melalui
pengukuran dari beda potensial yang ditimbulkan akibat adanya injeksi arus listrik ke dalam
bumi.
Berdasarkan nilai variasi dari nilai resistivitas listriknya, struktur bawah permukaan bumi
dapat diketahui material penyusunnya. Dalam metoda geofisika, data hasil akuisisi dilapangan
merupakan respon dari kondisi geologi bawah permukaan. Respon tersebut timbul karena adanya
variasi parameter fisika maupun kimia yakni sifat konduktivitas yang merefleksikan
formasi/struktur geologi bawah permukaan. Model dalam geofisika adalah representasi keadaan
geologi oleh besaran-besaran fisika agar permasalahan dapat disederhanakan dan responnya
dapat diperkirakan atau dihitung secara teoritis sehingga dapat mempermudah dalam melakukan
interpretasinya.
Maksud dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat mengetahui mengetahui langkah-
langkah yang dilakukan dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengolahan data geolistrik
dengan menggunakan software Res2DINV konfigurasi wenner alpha. Tujuan dari Praktium kali
ini adalah untuk mendapatkan penampang 2D konfigurasi Wenner Alpha yang sudah di inversi.
Serta melakukan interpretasi dari penampang yang sudah didapat.
1.2 DASAR TEORI
Metode Geolistrik tahanan jenis atau resistivitas dilakukan dengan cara menginjeksikan arus
listrik ke permukaan bumi yang kemudian diukur beda potensial diantara dua buah elektrode
potensial. Pada keadaan tertentu, pengukuran bawah permukaan dengan arus yang tetap akan
diperoleh suatu variasi beda tegangan yang berakibat akan terdapat variasi resistansi yang akan
membawa suatu informasi tentang struktur dan material yang dilewatinya. Prinsip ini sama
halnya dengan menganggap bahwa material bumi memiliki sifat resistif atau seperti perilaku
resistor, dimana material-materialnya memiliki kemampuan yang berbeda dalam menghantarkan
arus listrik.
Semakin besar jarak antar elektroda menyebabkan makin dalam tanah yang dapat diukur.
Ada beberapa konfigurasi untuk tahanan jenis dalam melakukan akuisisi data. Salah satunya
adalah dengan menggunakan konfigurasi Wenner.
Berdasarkan harga resistivitas listriknya, batuan/mineral digolongkan menjadi tiga yaitu:
1. Konduktor baik : 10-8 < ρ < 1 Ωm
2. Konduktor pertengahan : 1 < ρ < 107 Ωm
3. Isolator : ρ > 107 Ωm

1.3 WAKTU PENELITIAN


Pengolahan data geolistrik dengan menggunakan software RES2DINV konfigurasi
Wenner Alpha dilakukan pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 23 Mei 2017
Waktu : 09.30 WIB
Tempat : UNIMED

1.4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Penampang 2D menggunakan software Res2DINV


Penampang 2D dengan topografi
Berdasarkan hasil pengolahan data konfigurasi wenner alpha yang dilakukan dengan
menggunakan microsoft excel dan software Res2dinV didapatkan sebuah penampang-penampang
2D. Pada penampang resistivity ini terlihat variasi dari harga tahanan jenis yang dicirikan oleh
skala- skala warna yang berbeda. Setiap warna dapat mempresentasikan sifat resistivitas batuan
yang berbeda. Berdasarkan data pengukuran nilai ρapparent tertinggi sebesar 596.28 Ωm dan
yang terkecil sebesar 51.75 Ωm.
Sedangkan untuk penampang kedua atau calculated apparent resistivity pseudosection
yang mempresentasikan nilai resistivitas hasil perhitungan. Dimana dapat dilihat distribusi
dengan resistivitas cukup tinggi masih mendominasi pada penampang ini. Dan nilai resistivitas
yang rendah dan yang paling tinggi tidak ditemukan pada penampang ini.
Dan penampang yang ketiga atau inverse model resistivity section ini yang
mempresentasikan nilai resistivitas hasil inversi. Dapat terlihat bahwa pada penampang hasil
inversi ini skala warna resistivitas dari yang rendah sampai yang paling tinggi muncul pada
penampang ini. Nilai resistivitas yang terendah dapat ditunjukan oleh warna gradasi biru dengan
range nilai 16.6 sampai 52.4 Ωm. Lalu warna gradasi hijau menunjukan nilai resistivitas sedang
dengan range nilai berkisar antara 93 sampai 165 Ωm. Sedangkan warna kuning hingga coklat
menunjukan nilai resistivitas cukup tinggi dengan range nilai antara 293 sampai 520 Ωm.
Dan daerah yang memiliki nilai resistivitas paling tinggi ditandai oleh gradasi warna
merah hingga unggu yang memiliki range nilai > 520 Ωm. Dan untuk penampang resistivitas
atau pemodelan resistivitas dengan topografi yang mempresentasikan nilai distribusi resistivitas
yang sudah dipengaruhi oleh topografi daerah pengukurannya. Jika kita interpretasikan bahwa
gradasi warna ungu pada penampang 2D hasil inversi ini menunjukan batuan yang bersifat
paling tingi nilai resistivitasnya yang ditandai oleh warna gradasi warna ungu hingga orange
kemungkinan adalah batupasir dengan tekstur yang kompak. Dan gradasi warna coklat hingga
kuning merupakan batulanau. Sedangkan gradasi warna hijau yang memiliki nilai resistivitas
sedang kemungkinan adalah lapisan batulempung dan untuk warna gradasi biru dapat
diperkirakan merupakan lapisan tanah/soil yang sedikit lembab.
1.5 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengolahan data geolistrik menggunakan software RES2DINV konfigurasi
wenner alpha maka dapat disimpulkan bahwa :
 Nilai ρapparent yang terkecil sebesar 51.75 Ωm. Dan nilai ρapparent tertinggi sebesar
596.28 Ωm.
 Gradasi warna biru pada penampang inverse ini memiliki range nilai (16.6 sampai 52.4
Ωm) yang diduga merupakan lapisan soil yang sedikit lembab.
 Gradasi warna hijau pada penampang inversi menunjukan nilai resistivitas sedang antara
93 sampai 165 Ωm yang di duga sebagai lapisan batulempung.
 Sedangkan warna kuning hingga coklat menunjukan nilai resistivitas cukup tinggi antara
293 sampai 520 Ωm yang diduga merupakan batulanau
 Dan nilai resistivitas yang paling tinggi ditunjukan gradasi warna unggu hingga orange
yang memiliki range nilai > 520 Ωm yang diinterpretasikan sebagai batupasir dengan
tekstur yang kompak.

Anda mungkin juga menyukai