DINAMIKA PARTIKEL
NIM: 2105112567
KELAS:1A
DINAMIKA PARTIKEL
Dinamika partikel adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang berbagai penyebab
terjadinya gerak akibat suatu gaya.
Penyebab terjadinya gerak dinyatakan dan dijelaskan Sir Isaac Newton dengan konsep gaya
menggunakan Hukum Newton.
Hukum Newton akan menganalisa berbagai macam dinamika partikel seperti gerak bidang
datar,bidang miring,sistem katrol, dan masalah lainnya yang masih cukup sederhana. Hukum
Newton terbagi menjadi tiga yaitu : Hukum Newton I, Hukum Newton II,dan Hukum
Newton III.
1. Hukum Newton I
Hukum Newton I atau dikenal juga dengan Hukum Kelembaban. Yaitu apabila tidak ada
gaya yang bekerja pada benda atau bisa dikatakan bahwa resultan gaya yang bekerja pada
benda adalah 0, maka benda tersebut akan diam atau bergerak lurus beraturan. Kecuali
dipaksa untuk mengubah keadaannya dengan memberikan resultan gaya eksternal.
“percepatan dari suatu benda akan sebanding dengan resultan gaya yang bekerja pada
benda tersebut dan berbanding terbalik dengan massa benda”
Contoh penerapan hukum Newton I dalam kehidupan sehari-hari adalah: Ayunan bandul
sederhana akan terus berayun harmonis jika tidak ada gaya yang mempengaruhinya dan
ketika kita berdiri dalam bus yang sedang melaju kencang, tiba-tiba bus direm, para
penumpang akan terdorong ke depan, demikian juga saat tiba-tiba bus dipercepat (di gas),
para penumpang akan merasa terdorong ke belakang karena tubuh penumpang sedang
mempertahankan posisi diamnya.
Contoh Soal:
Sebuah balok bermassa 5 kg (berat w = 50 N) digantung dengan tali dan diikatkan pada atap.
Jika balok diam maka berapakah tegangan talinya?
Penyelesaian:
Diketahui: w = 50 N
Ditanya: T?
Jawab:
ΣF = 0
T–w=0
T – 50 = 0
T = 50 N
Jadi, gaya tegangan tali yang bekerja pada balok tersebut adalah 50 Newton.
2. Hukum Newton II
Gaya yang bekerja pada sebuah benda menyebabkan benda tersebut bergerak dipercepat atau
diperlambat. Hukum Newton II mempelajari hubungan antara gaya yang bekerja pada sebuah
benda dengan percepatan yang ditimbulkan oleh gaya tersebut.
Sebuah benda dengan massa m mengalami gaya resultan sebesar F akan mengalami
percepatan a yang arahnya sama dengan arah gaya dan besarnya berbanding lurus terhadap F
dan berbanding terbalik terhadap m
Rumus : ΣF = m.a
“Perubahan dari gerak selalu berbanding lurus terhadap gaya yang bekerja, dan memiliki
arah yang sama dengan garis normal dari titik singgung gaya benda”.
Benda yang melaju jika melakukan percepatan akan dirinya maka gaya akan bertambah
besar, pada gerakan di dalam lift, ketika kita berada di dalam lift yang sedang bergerak gaya
berat kita akan berubah sesuai pergerakan lift. Saat lift bergerak ke atas, kita akan merasakan
gaya berat yang lebih besar dibandingkan saat lift dalam keadaan diam. Hal yang sebaliknya
terjadi ketika lift yang kita tumpangi bergerak ke bawah. Saat lift bergerak ke bawah, kita
akan merasakan gaya berat yang lebih kecil daripada lift dalam keadaan diam . Dan sebuah
bus yang melaju di jalan raya akan mendapat percepatan yang sebanding dengan gaya dan
berbanding terbalik dengan massa bus tersebut
Contoh Soal:
Balok A bermassa 4 Kg diletakkan diatas balok B yang bermassa 6 kg. Kemudian balok B
ditarik dengan gaya F diatas lantai mendatar licin sehingga gabungan balok itu mengalami
percepatan 1,8 m/s². jika tiba-tiba balok a terjatuh maka berapakah percepatan yang dialami
oleh balok B saja.
Penyelesaian
Diketahui:
mA =4kg
mB = 6kg
a1 = 1,8 m/s²
Ditanyakan: a2 = ..?
Jawab:
F = m.a
F = (mA+mB)a1
F = (4+6)1,8
F = 18 N
F = mBa2
18 = 6a2
a2 = 3 m/s²
“untuk setiap aksi selalu ada reaksi yang sama besar dan berlawanan arah: atau gaya dari
dua benda pada satu sama lain selalu sama besar dan berlawanan arah”
Pada peristiwa peluncuran roket, gas panas yang dipancarkan dari pembakaran dan pancaran
ini menyebabkan timbulnya gaya reaksi pada roket yaitu gaya yang mengangkat serta
mempercepat roket meluncur. Dan saat berenang, tangan kita mendorong air ke belakang
(aksi) sehingga air mendorong tubuh kita ke depan (reaksi)
Contoh Soal:
Katrol licin dan tidak bergerak, tali tidak bergesekan dengan katrol sehingga tegangan tali
dianggap (T) gaya gesek (f) ke kiri.
Pembahasan:
mA = 4kg
mB = 5kg
WA = m.g
= 4.10
= 40 N
WB = m.g
= 5.10
= 50 N
Benda A
ΣF=0
WA – T =0
40 – T = 0
T = 40
Benda B
ΣF=0
WB – T =0
50 – T = 0
T = 50
T- WB.sin 37 – f =0
40 – 50 . 3/5 – f =0
40 – 30 – f = 0
10- f = 0