better ways
for better Indonesia
Laporan Tahunan 2011 PT Bank Syariah Mandiri
www.syariahmandiri.co.id 1
fakta bsm Alhamdulillah, BSM mencatatkan
pertumbuhan aset sebesar Rp16,19
Laba bersih meningkat sebesar
Rp132,55 miliar atau 31.67%, semula
Aset
49,84% Rp48,67
triliun
Pembiayaan
53,23% Rp36,73
triliun
Dana Pihak
Ketiga
46,97% Rp42,62
triliun
Laba Bersih
31,67% Rp551,07
miliar
60 40 36.73
50 48.67
30
40
32.48 23.97
30 20 16.6
22.04
20
10
10
- -
2009 2010 2011 2009 2010 2011
50 600 551.07
42.62
40 500
418.52
400
30 29.00
290.94
300
20 19.34
200
10 100
- -
2009 2010 2011 2009 2010 2011
30 32
33
34
A. Identitas Perusahaan
B. Struktur Organisasi
C. Sejarah Singkat
Identitas 36 D. Corporate Events
Perusahan 38 E. Daftar Penghargaan dan Rating
42 F. Visi dan Misi
44 G. Nilai-nilai Perusahaan
46 H. Sasaran dan Strategi
48 I. Bidang Usaha
54 J. Profil Dewan Komisaris
58 K. Profil Dewan Pengawas Syariah
60 L. Profil Direksi
64 M. Informasi Pemegang Saham
66 N. Profil Anak Perusahaan dan Perusahaan Afiliasi
67 O. Kronologis Pencatatan Saham
67 P. Kronologis Pencatatan Efek Lainnya
68 Q. Lembaga Profesi Penunjang Perseroan
70 R. Profil Pejabat Eksekutif
72 S. Testimoni
75 76
80
98
A.
B.
C.
Tinjauan Bisnis Perbankan
Tinjauan Operasi Per Segmen Usaha
Tinjauan Kinerja Keuangan Perusahaan
Analisa 106 D. Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) dan Kolektibilitas Bank
Perusahaan 106 E. Struktur Modal
Manajemen 107 F. Tingkat Kesehatan Bank dan Solvabilitas
Atas Kinerja 108 G. Ikatan yang Material Untuk Investasi Barang Modal
Perusahaan 108 H. Informasi Keuangan Luar Biasa dan Jarang Terjadi
108 I. Komponen Substansi dari Pendapatan dan Beban Lain-lain
108 J. Materialitas Peningkatan Pendapatan Usaha
108 K. Dampak Perubahan Harga Terhadap Pendapatan Usaha atau Pendapatan Bersih BSM serta Laba Operasi
Perusahaan Selama 2 Tahun Terakhir
108 L. Informasi yang Terjadi Setelah Tanggal Neraca
108 M. Metode Penghitungan Bagi Hasil
109 N. Prospek Usaha Perusahaan
110 O. Aspek Pemasaran
111 P. Kebijakan Dividen
112 Q. Realisasi Perolehan dan Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum
112 R. Informasi Material Mengenai Ekspansi, Divestasi, Akuisisi, dan Restrukturisasi
112 S. Informasi Material yang Mengandung Benturan Kepentingan
112 T. Pengaruh Peraturan Perundang-undangan Terhadap Perusahaan
113 U. Perubahan Kebijakan Akuntansi
116 A. Pendahuluan
115 117
119
B. Self Assessment GCG Tahun 2011
C. Kelengkapan Kebijakan dan Manual GCG
Laporan Good 119 D. Mekanisme GCG
Corporate 119 E. Struktur GCG
Governance 121 I. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
122 II. Dewan Komisaris
133 III. Direksi
140 IV. Dewan Pengawas Syariah (DPS)
142 V. Komite-komite
156 VI. Corporate Secretary
159 F. Assessment Dewan Komisaris dan/atau Direksi
160 G. Kebijakan Remunerasi Direksi
161 H. Akses Informasi
162 I. Hubungan Keluarga di antara Dewan Komisaris, Direksi dan Pemegang Saham
162 J. Buy Back Shares dan Buy Back Obligasi
162 K. Kerjasama dengan Mitra
185 186
187
189
A.
B.
C.
Komitmen Bank terhadap Perlindungan Konsumen
Kegiatan CSR
Kebijakan CSR terkait Sosial Kemasyarakatan dan Pro Lingkungan Hidup
Laporan Corporate 193 D. Kebijakan Ketenagakerjaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Sosial Responbility
195
196 A. Jumlah Pegawai
197 B. Rekrutmen
198 C. Organisasi dan Jabatan
Laporan 198 D. Sistem Remunerasi
Sumber Daya 199 E. Kebijakan Reward dan Punishment
Manusia 199 F. Kompetensi
199 G. Penilaian Kerja Pegawai
200 H. Perlakuan Adil dan Kesetaraan
200 I. Pengembangan Pegawai
200 J. Pendidikan dan Training
204 K. e-Learning
205 L. Implementasi Knowledge Management
207
208 A. Penerapan Kepatuhan BSM Tahun 2011
209 B. Indek Kepatuhan (Compliance Index)
209 C. Pengawasan Kepatuhan (Compliance Supervision) I
Laporan 210 D. Pengawasan Kepatuhan (Compliance Supervision) II
Kepatuhan 210 E. Sistem Kepatuhan
212 F. Monitoring dan Supporting
212 G. Pengujian Kepatuhan
213 H. Satuan Kerja Anti Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT)
217 218
220
221
A.
B.
C.
Sistem dan Prosedur
Project Pelengkapan Ketentuan Operasional Bank dengan Flowchart
Kinerja & Pengawasan Pembiayaan
Laporan Sistem 223 D. Sistem Teknologi Informasi
Prosedur dan
Teknologi Informasi
227 228
228
228
A.
B.
C.
Piagam Audit Internal
Tujuan dan Fungsi Unit Kerja Audit Internal
Visi dan Misi Unit Kerja Audit Internal
Laporan 228 D. Tugas dan Tanggung Jawab Unit Kerja Audit Internal
Pengendalian 229 E. Pelaksanaa Kegiatan Unit Kerja Audit Internal
Internal 230 F. Pengembangan Sumberdaya Auditor
231 G. Sertifikasi Profesi dan Pengembangan SDM Auditor
233 H. Sistem Pengendalian Internal Bank
234 I. Kegiatan Pemantauan dan Tindakan Koreksi Penyimpangan
234 J. Jumlah Penyimpangan Internal
234 K. Riwayat Singkat Kepala Satuan Kerja Audit Internal
Indonesia
jalan yang akan dibangun lebih baik daripada yang selama ini sudah
ditempuh. Ada cara atau jalan yang terkait dengan paradigma, filosofi,
strategi bisnis, operasional bisnis, struktur organisasi dan pengelolaan
pegawai. Inilah yang BSM maksud dengan better ways.
1 2 3
2009 2010 2011
cares better legacy better ways
for better Indonesia for better Indonesia for better Indonesia
BSM terus berupaya memberikan Better Legacy sebagai BSM mencanangkan banyak
kontribusi terhadap peningkatan bentuk komitmen BSM untuk cara dan jalan yang akan
kesejahteraan masyarakat memberikan warisan yang dibangun lebih baik daripada
Indonesia. Hal ini tercermin baik kepada generasi penerus yang selama ini sudah ditempuh.
dalam fokus penyaluran di BSM. Komitmen ini kami Ada cara atau jalan yang terkait
pembiayaan BSM yang tidak implementasikan dalam dengan paradigma, filosofi,
hanya disalurkan kepada sektor prinsip-prinsip bekerja dengan strategi bisnis, operasional
korporat besar, akan tetapi justru kemampuan terbaik, prudent, bisnis, struktur organisasi, dan
sebagian besar untuk pengusaha dan taat azas dimanapun insan pengelolaan pegawai.
mikro, kecil dan menengah. BSM bertugas.
Dewan Komisaris
Achmad Marzuki
Komisaris Utama/Komisaris Independen
Direksi
Yuslam Fauzi
Direktur Utama
keuangan
A. Neraca
1. Aset
2. Aktiva Produktif
3. Penempatan SBIS/SWBI
4. Pembiayaan yang Diberikan
5. Kewajiban
6. Dana Syirkah Temporer
7. Surat Berharga Yang Diterbitkan
8. Dana Pihak Ketiga
a. Giro
b. Tabungan
c. Deposito
9. Ekuitas
B. Laba Rugi
Pendapatan Pengelolaan Dana Oleh Bank Sebagai Mudharib
Hak Pihak Ketiga Atas Bagi Hasil Dana Syirkah Temporer
Pendapatan Pengelolaan Dana Oleh Bank Sebagai Mudharib - Bersih
Fee Based Income
Laba Usaha
Laba Sebelum Beban Pajak
Laba Neto Periode Berjalan
Laba Bersih Per Saham Dasar (dalam Rp satuan)
C. Rasio - Rasio Penting
Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum (CAR)
Laba Sebelum Pajak Terhadap Total Aset (ROA)
Laba Setelah Pajak Terhadap Modal Disetor (ROE)
Pembiayaan Terhadap Dana Pihak Ketiga (FDR)
Pembiayaan Bermasalah Terhadap Total Pembiayaan (NPF NETT)
Pembiayaan Bermasalah Terhadap Total Pembiayaan (NPF GROSS)
Pendapatan Bagi Hasil Bersih Terhadap Aktiva Produktif (NIM)
Aktiva Lancar Terhadap Kewajiban Lancar
Kewajiban
Terhadap
Ekuitas
(DER)
Kewajiban
Terhadap
Aset
(DAR)
Jaringan Kantor
Pegawai
Jaringan ATM (BSM, Bank Mandiri, ATM Bersama, ATM Prima, MEPS)
Catatan:
1. Sampai dengan akhir tahun 2011, BSM belum melakukan aktivitas
perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, sehingga tidak terdapat
informasi yang memuat harga saham tertinggi, terendah dan tertutup
serta volume saham yang diperdagangkan.
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
1.622 3.422 6.870 8.273 9.555 12.885 17.066 22.037 32.482 48.672
1.496 3.155 6.404 7.971 8.913 12.269 16.399 21.319 30.744 44.947
269 795 325 1.373 780 670 1.305 2.381 3.412 4.850
1.141 2.171 5.296 5.848 7.415 10.326 13.278 16.063 23.968 36.727
205 575 1.420 1.700 2.658 2.647 2.343 3.273 5.010 7.041
979 2.398 4.901 5.940 6.200 9.427 13.315 16.963 25.251 37.858
- 200 200 200 200 400 200 200 200 700
1.117 2.629 5.725 7.037 8.220 11.106 14.898 19.338 28.998 42.618
147 298 981 1.261 2.054 1.846 1.812 2.591 4.015 4.669
336 753 1.536 1.958 2.668 3.872 5.284 7.163 9.873 14.424
634 1.578 3.208 3.818 3.498 5.388 7.802 9.584 15.110 23.525
438 450 549 633 697 811 1.208 1.600 2.021 3.073
163 279 584 865 934 1.197 1.736 2.071 2.768 3.771
71 148 269 386 455 512 768 902 1.162 1.781
92 131 315 479 479 685 968 1.169 1.606 1.990
35 52 102 94 145 210 301 347 567 1.082
242 23 141 137 101 167 283 426 580 761
243 25 150 137 95 168 284 418 569 748
130 16 103 84 65 115 196 291 419 551
421 221 1.443 1.169 914 1.611 1.759 2.210 3.179 2.379
39,29% 20,87% 10,57% 11,88% 12,56% 12,43% 12,66% 12,39% 10,60% 14,57%
3,58% 1,04% 2,86% 1,83% 1,10% 1,53% 1,83% 2,23% 2,21% 1,95%
7,40% 3,61% 22,28% 23,39% 18,27% 32,22% 46,21% 44,20% 63,58% 64,84%
74,55% 82,57% 92,50% 83,09% 90,21% 92,96% 89,12% 83,07% 82,54% 86,03%
1,10% 2,32% 1,97% 2,68% 4,64% 3,39% 2,37% 1,34% 1,29% 0,95%
3,45% 2,89% 2,42% 3,50% 6,94% 5,64% 5,66% 4,84% 3,52% 2,42%
8,22% 7,12% 6,91% 6,83% 5,63% 6,31% 6,73% 6,62% 6,57% 7,48%
318,85% 427,24% 162,26% 207,16% 118,60% 171,09% 225,37% 209,34% 202,90% 262,62%
47,23% 127,79% 258,78% 268,79% 381,16% 326,19% 193,87% 204,53% 247,94% 229,11%
12,66% 16,79% 20,67% 20,55% 27,81% 20,54% 13,73% 14,85% 15,42% 14,47%
3.000
40.00 2.768
32.48 2.500
2.071
30.00 2.000
1.736
22.04 1.500
20.00 17.07 1.197
1.000 865 934
12.89 584
10.00 9.56
6.87 8.27 500 279
1.62 3.42 163
- -
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
besar target yang ditetapkan dalam Namun pada bulan Oktober 2011 dan
Rencana Bisnis Bank tahun 2011 Desember 2011 rasio kecukupan modal
secara baik, antara lain pencapaian naik menjadi di atas 12% yaitu masing-
aset, penghimpunan dana pihak masing 12,12% dan 14,57%, sehingga
ketiga, penyaluran dana, kualitas peringkat naik menjadi 1 (peringkat 1
aktiva produktif dan pencapaian laba menunjukkan tingkat modal berada
bersih bank. Target yang belum dicapai signifikan lebih tinggi dari ketentuan
antara lain rasio BOPO dan Cost to yang berlaku). Kenaikan rasio ini
Income ratio yang sedikit lebih tinggi disebabkan Bank Mandiri sebagai
dari target. Pelampauan rasio tersebut pemilik saham sudah merealisasikan
seiring dengan perkembangan jaringan tambahan modal disetor sebesar
kantor dan jumlah karyawan yang Rp300 miliar dan penerbitan sub debt
cukup signifikan di tahun 2011. baru oleh Bank sebesar Rp500 miliar.
Pencapaian financial di atas didukung Rasio Kualitas aset selama tahun 2011
Selama tahun 2011, juga oleh berbagai usaha non berada pada peringkat 2. Rasio kualitas
financial antara lain perbaikan dan aset bulan Desember 2011 sebesar
secara keseluruhan
penyempurnaan pengendalian dan 0,98% atau berada pada peringkat 2.
Tingkat Kesehatan Bank pengawasan intern, penyempurnaan Peringkat 2 perdefinisi menunjukkan
memperoleh peringkat 2. indikator-indikator risiko, peningkatan kualitas aset baik namun terdapat
Peringkat 2 mencerminkan pelayanan nasabah dan peningkatan kelemahan yang tidak signifikan.
kompetensi human capital dengan Kebijakan dan prosedur pemberian
Bank tergolong baik dan
pencapaian secara umum sesuai target. pembiayaan dan pengelolaan risiko
manajemen mampu dari pembiayaan telah dilaksanakan
mengatasi pengaruh negatif dengan baik dan sesuai dengan skala
kondisi perekonomian dan Tingkat Kesehatan Bank usaha bank serta mendukung kegiatan
industri keuangan. operasional yang aman dan sehat.
Berdasarkan PBI Nomor 9/1/PBI/2007
tanggal 21 Januari 2007 tentang Sistem Rasio rentabilitas selama tahun 2011
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank berada pada peringkat 2 kecuali pada
Umum Berdasarkan Prinsip Syariah, bulan Februari yang berada pada
Bank melakukan penilaian Tingkat peringkat 1. Predikat 2 menunjukkan
Kesehatan secara self assessment. kemampuan rentabilitas tinggi.
Tingkat kesehatan Bank digunakan
untuk mengukur kemampuan Rasio likuiditas selama tahun 2011
manajemen dalam mengelola bank cenderung berfluktuatif antara peringkat
dalam suatu periode tertentu dibawah 2 dan peringkat 3 kecuali pada bulan
kondisi perekonomian dan industri Oktober dan bulan November yang
keuangan. Adapun penilaian self berada pada peringkat 1. Pada bulan
assesment Tingkat Kesehatan Bank Desember 2010 rasio utama likuiditas
pada tahun 2011 sebagai berikut: adalah peringkat 2. Peringkat tersebut
mencerminkan kemampuan likuditas
Rasio kecukupan modal Bank selama Bank untuk mengantisipasi kebutuhan
periode Januari 2011 sampai dengan likuiditas dan penerapan manajemen
September 2011 tingkat kesehatan risiko likuiditas kuat.
bank berada pada peringkat 2 dengan
rasio kecukupan modal di bawah Selama tahun 2011 rasio sensitivitas
12,00% (peringkat 2 menunjukkan terhadap risiko pasar sangat tinggi
tingkat modal berada lebih tinggi dengan penilaian peringkat 1. Rasio
dari ketentuan KPMM yang berlaku). tersebut menunjukkan risiko sangat
Komisaris telah meminta Direksi untuk APU & PPT Index, Code of Conduct
memastikan bahwa seluruh potensi yang berpredikat moderat, serta PKP
dan sumber daya difokuskan untuk Performance dengan predikat rendah.
mensukseskan implementasi CBS baru
dan mengoptimalkan CBS dengan Secara umum tingkat kepatuhan
mengaktifkan fitur-fitur yang tersedia. relatif baik dengan tren meningkat dari
92,88% pada Desember 2010 menjadi
93,07% di bulan Desember 2011
Credit Risk (predikat tingkat kepatuhan tinggi).
Achmad Marzuki
Komisaris Utama/Komisaris Independen
Yuslam Fauzi
Direktur Utama
669
Kantor Layanan BSM seluruh Indonesia
identitas Nama
PT Bank Syariah Mandiri
perusahaan Alamat
Wisma Mandiri I Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta 10340 – Indonesia.
Telepon
(62-21) 2300 509, 3983 9000 (hunting).
Faksimili
(62-21) 3983 2989.
Homepage
www.syariahmandiri.co.id
Email
dkh@syariahmandiri.co.id
Tanggal Berdiri
25 Oktober 1999
Mulai Beroperasi
Sejak 1 November 1999
Modal Dasar
Rp2.500.000.000.000 ,-
Modal Disetor
Rp1.158.243.565.000,-
Ekuitas
Rp3.073.264.468.871,-
Kantor Layanan
669 kantor layanan di seluruh Indonesia
Jaringan ATM
Total ATM sebanyak 65.118 jaringan meliputi:
n ATM Syariah Mandiri,
n ATM Bersama,
Jumlah Pegawai
11.788 orang
Pemeringkatan
AA+ (idn), Fitch Rating 2011
Komite Audit
Pembiayaan Mikro, Pembiayaan Pembiayaan Korporasi Manajemen
Kepatuhan Audit Intern 1. Abdillah, Komisaris Inde-
Kecil & Program Komersial & Investasi Risiko
Priyo Prakoso Priyono penden, Ketua
Andri Vendredi Subki Matsyah Hadi Purnomo M. Fanny Fansyuri
2. Ramzi A. Zuhdi,
Komisaris Independen,
Pembiayaan Pembiayaan Sistem
Restrukturisasi Jaringan TPMO Anggota
Konsumer Korporasi Cabang & Teknologi
Sulistyo Budi Edwin Iswan Siregar Putu Rahwidhiyasa 3. Tjeppy Kustiwa, Pihak
Rustanti Rachmi Hadi Purnomo Roosita Abdullah
Independen, Anggota
Penyelesaian Pembiayaan Khusus Human Captal 4. Ferry Firmansyah, Pihak
Pegadaian (Desk) Operasi Independen, Anggota
Pembiayaan & Indikasi (Desk) Eka Bramantya
Jefry Pranaya Agus Tri Widodo
Edy Suryadi Siti Nurdiana Danuwirana
Kanwil I-V
Komite Pemantau
Risiko
1. Ramzi A. Zuhdi, Komisaris
Independen, Ketua
2. Abdillah, Komisaris
Independen, Anggota
3. Lilis Kurniasih, Komisaris,
Anggota
Cabang 4. Edyanto Rachman, Pihak
Independen, Anggota
5. Tjeppy Kustiwa, Pihak
Independen, Anggota
corporate 29
event Januari
Sosialisasi Transformasi
II diikuti oleh seluruh
pegawai se Jabodetabek
beserta istri.
Sepanjang tahun 2011, BSM
melaksanakan beragam corporate
events, diantaranya kegiatan
perjanjian kerjasama, penyaluran
KUR, promo corporate, serta kegiatan
CSR.
8
April
Perjanjian kerja sama
Perum Pegadaian dengan
BSM.
21
Juli
Penyerahan fasilitas
Kredit Usaha Rakyat
(KUR) Bank Mandiri dan
Bank Syariah Mandiri.
19
Oktober
Pelaksanaan dzikir
bersama anak yatim di
kantor pusat.
11-13 21
Mei Juni
Indonesia Banking Company Visit
Expo. BSM sebagai Kementerian Komunikasi
koordinator dan informatika dan
penyelenggara event. Jurnalis dari 18 Negara.
11 5
Agustus September
Penjualan sembako BSM meraih Juara I
murah kepada para Annual Report Award
pegawai dasar oleh istri (ARA) 2010 kategori
pegawai. Private Keuangan Non
Listed.
1 29
November Desember
Doa pagi dan Penyerahan hadiah
Tasyakuran Milad BSM kepada para juara lomba
ke 12. memperingati Milad BSM
ke-12.
daftar NO
1
AWARD
Indonesia Brand Champion Award (Islamic Banking)
Pengukutan kinerja keuangan berdasarkan metode CAMEL dan DEA . Penilaian berdasarkan laporan keuangan 2010. ABFI Institute Perbanas dan Majalah 28 Juli 2011
Kategori: Bank Syariah Tempo
Kategori: Bank syariah Berita Satu Group (Majalah Investor) 3 Agt 2011
Kriteria penilaian menggunakan 17 parameter kinerja keuangan seperti CAR, BOPO, NPF, ROE dan ROA, dll termasuk
penyaluran DPK dan dana zakat.
Kategori bank syariah dengan pengukuran kinerja keuangan 2010. The Asset of Hong Kong 6 Sep 2011
BSM dinilai sebagai bank syariah terbaik dalam transaksi retail bank The Asset of Hong Kong 6 Sep 2011
BSM dinyatakan sebagai bank syariah terbaik di Indonesia dalam transaksi trade finance. The Asset of Hong Kong 6 Sep 2011
As a Join placing agent for gov Indonesia retail sukuk issuance The Asset of Hongkong 6 Sep 2011
Penghargaan atas keterbukaan informasi yang ditampilkan pada buku laporan tahunan perusahaan. BSM memperoleh BI, Bapepam LK, Dirjen Pajak, KNKG, IAI, 14 Sep 2011
peringkat 1 untuk kategori perusahaan swasta, keuangan, nonlisted. BEI, Kementerian Keuangan
Penghargaan atas performa bank syariah di Indonesia. Penepatan pemenang diperoleh berdasarkan polling. Asiamoney 29 Sep 2011
Penghargaan berdasarkan su rvey customer loyalty yang dikaitkan dengan promosi yang dilakukan oleh customer yang loyal Swa 27 Okt 2011
dan kemudian bersedia merekomendasikan produk kepada komunitasnya.
Bank syariah dengan pertumbuhan DPK tertinggi Karim Business Consulting (KBC) 10 Nov 2011
Bank Syariah dengan Pertumbuhan Pembiayaan tertinggi Karim Business Consulting (KBC) 10 Nov 2011
Bank syariah paling prudent. Karim Business Consulting (KBC) 10 Nov 2011
Bank syariah dengan tingkat keuntungan tertinggi Karim Business Consulting (KBC) 10 Nov 2011
Bank syariah dengan kinerja keuangan terbaik Karim Business Consulting (KBC) 10 Nov 2011
Bank Syariah dengan tingkat efisiensi paling tinggi ke-2 Karim Business Consulting (KBC) 10 Nov 2011
Bank yang menyelenggarakan kegiatan bedah buku dengan peserta jumlah cabang terbanyak Museum Rekor Indonesia (MURI) 11 Nov 2011
Penghargaan atas kinerja keuangan dan sokongan yang kuat dari induk perusahaan sehingga Fitch Rating meningkatkan Fitch Ratings 12 Des 2011
rating jangka panjang BSM dari AA menjadi AA+. Adapun obligasi syariah BSM naik AA-(idn) menjadi AA.
award
Selama tahun 2011, BSM telah
meraih beragam penghargaan
dari berbagai lembaga, baik dalam
maupun luar negeri. Penghargaan-
penghargaan tersebut mencerminkan
kepercayaan masyarakat kepada
PT Bank Syariah Mandiri.
29
2011
16
2010
12
2009
10
2008
8
2007
5
2006
5
2005
rating
BSM senantiasa meningkatkan kualitas
dalam berbagai bidang. Pada tahun
2011 FitchRating memberikan nilai
AA+(idn).
AA+(idn)
2011
FitchRating
AA-(idn) AA-(idn)
2009 2010
2007 2008
A(idn)
FitchRating FitchRating
2006
id BBB+ FitchRating
2005
id BBB
2004
Visi
Menjadi bank syariah terpercaya pilihan mitra usaha.
Misi
1. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang
berkesinambungan.
2. Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan
penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM.
3. Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional
dalam lingkungan kerja yang sehat.
4. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal.
5. Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar
perbankan yang sehat.
Core Values
Nilai Utama
Excellence
(Imtiyaaz):
Berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan yang terpadu dan
berkesinambungan.
Teamwork
(‘Amal Jama’iy):
Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi.
Humanity
(Insaaniyah):
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang religius.
Integrity
(Shidiq):
Memahami dan menaati kode etik profesi dan berpikir serta berperilaku terpuji.
Customer Focus
(Tafdhiilu Al-‘Umalaa):
Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan (eksternal dan internal) untuk
menjadikan BSM sebagai mitra yang terpercaya dan menguntungkan.
3. Prudence: Menjaga amanah secara hati-hati dengan selalu benchmarking l Pendekatan top-down terlalu dominan
memperhitungkan risiko atas keputusan yang diambil dan l Pendekatan dua arah l Rendahnya akses ke informasi
4. Competence: Meningkatkan keahlian sesuai tugas yang diberikan Perusahaaan (Knowledge Management)
dan tuntutan profesi banker.
1. Trust: Mengembangkan sikap saling percaya yang didasari l Mengerti serta memahami visi, misi, nilai l Tidak peduli pada tujuan perusahaan
pikiran dan perilaku positif. serta strategi perusahaan l Buruk sangka, negative thinking
2. Result: Memiliki orientasi pada hasil dan nilai tambah bagi l Selalu positive thinking l Bersikap subjektif (like and dislike)
3. Respect: Menghargai pendapat dan kontribusi orang lain. l Menganggap tugas sebagai amanah dan l Rendahnya motivasi kerja
yang lancar dan sehat, serta menghindari kegagalan dengan l Motivasi bekerja untuk kebaikan
3. Social responsibility: Memiliki kepedulian terhadap l Peduli pada sesama l Tidak Amanah
3. Responsibility: Menerima tugas sebagai amanah dan l Dapat menerima kritik l Mudah tersinggung
menjalankannya dengan penuh tanggung jawab l Bekerja sebaik mungkin untuk l Perilaku cari muka
baru untuk memberikan layanan lebih baik dan lebih cepat l Cepat dan tanggap l Lempar tanggung jawab
3. Customer Satisfying: Mengutamakan pelayanan dan kepuasan l Inovatif dan out of the box
pelanggan.
usaha l
BSM Tabungan
Tabungan dalam mata uang rupiah dengan akad
Mudharabah Mutlaqah yang penarikannya sesuai syarat
tertentu yang disepakati.
l BSM Deposito
Produk investasi berjangka yang penarikannya hanya
dapat dilakukan setelah jangka waktu tertentu sesuai
kesepakatan.
l BSM Giro
Simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat
dengan menggunakan cek, bilyet giro, atau alat perintah
bayar lainnya dengan prinsip wadiah yad adh-dhamanah.
l
Pembiayaan dengan Skema IMBT (Ijarah Muntahiyah l Pembiayaan Dana Berputar
Bittamliik) Fasilitas pembiayaan modal kerja dengan prinsip
Pembiayaan Ijarah Muntahiyah Bittamliik adalah fasilitas musyarakah yang penarikan dananya dapat dilakukan
pembiayaan dengan skema sewa atas suatu obyek sewa sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan riil nasabah.
antara Bank dan Nasabah dalam periode yang ditentukan
yang diakhiri dengan kepemilikan barang di tangan nasabah. l BSM Pembiayaan Pemilikan Rumah
Pembiayaan Griya BSM adalah pembiayaan jangka
l
Pembiayaan Mudharabah Muqayyadah off Balance pendek, menengah, atau panjang untuk membiayai
Sheet pembelian rumah tinggal (konsumer), baik baru maupun
Pembiayaan Mudharabah Muqayyadah off Balance Sheet bekas, di lingkungan developer maupun non developer,
adalah penyaluran dana Mudharabah Muqayyadah di dengan sistem murabahah.
mana Bank bertindak sebagai agen (channelling agent),
sehingga Bank tidak menanggung risiko. l BSM Optima Pembiayaan Pemilikan Rumah
Pembiayaan Griya BSM Optima adalah pembiayaan
l
BSM Customer Network Financing pemilikan rumah dengan tambahan benefit berupa adanya
BSM Customer Network Financing (BSM-CNF) adalah fasilitas pembiayaan tambahan yang dapat diambil
fasilitas pembiayaan modal kerja yang diberikan kepada nasabah pada waktu tertentu sepanjang coverage atas
nasabah (agen, dealer, dan sebagainya) untuk pembelian agunannya masih dapat meng-cover total pembiayaannya
persediaan/inventory barang dari Rekanan (ATPM, dan dengan memperhitungkan kecukupan debt to service
produsen/distributor, dan sebagainya) yang menjalin ratio nasabah.
kerjasama dengan Bank.
l Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR) Syariah
l BSM Pembiayaan Resi Gudang Bersubsidi
Pembiayaan Resi Gudang adalah pembiayaan Pembiayaan untuk pemilikan/pembelian rumah sederhana
transaksi komersial dari suatu komoditas/produk yang sehat (RS Sehat/RSH) yang dibangun oleh pengembang
diperdagangkan secara luas dengan jaminan utama dengan dukungan subsidi uang muka dari pemerintah,
berupa komoditas/ produk yang dibiayai dan berada yang ditujukan kepada golongan berpendapatan tetap
dalam suatu gudang atau tempat yang terkontrol secara (pegawai/karyawan).
independen.
l Pembiayaan Umrah
l BSM Pembiayaan Edukasi Pembiayaan jangka pendek yang digunakan untuk
Pembiayaan jangka pendek dan menengah yang memfasilitasi kebutuhan biaya perjalanan umroh, seperti
digunakan untuk memenuhi kebutuhan uang masuk untuk tiket, akomodasi, dan persiapan biaya umroh
sekolah/perguruan tinggi/lembaga pendidikan lainnya atau lainnya dengan akad ijarah.
uang pendidikan pada saat pendaftaran tahun ajaran/
semester baru berikutnya dengan akad ijarah. l BSM Pembiayaan Griya DP 0%
Pembiayaan Griya BSM tanpa dipersyaratkan adanya
l PKPA uang muka bagi nasabah, di mana nilai pembiayaan
Pembiayaan kepada Koperasi Karyawan untuk Para adalah sebesar 100% dari harga transaksi rumah.
Anggota (PKPA) adalah penyaluran pembiayaan kepada
koperasi karyawan untuk pemenuhan kebutuhan l BSM Sistem Pembayaran Off Line
konsumer para anggotanya (kolektif) yang mengajukan Sistem pembayaran BSM secara off line yang dapat
pembiayaan kepada koperasi karyawan. digunakan oleh institusi yang memiliki pelanggan yang
banyak untuk melakukan pembayaran dari pelanggan
l BSM Implan institusi di seluruh konter BSM.
Pembiayaan konsumer dalam valuta rupiah yang diberikan
oleh bank kepada karyawan tetap Perusahaan/anggota
Kopkar yang pengajuannya dilakukan secara massal
(kolektif).
profil
dewan
komisaris
Warga Negara Indonesia. Lahir di Jambi, 5 Mei Warga Negara Indonesia. Lahir di Bandung, Warga Negara Indonesia. Lahir di Sukoharjo,
1952 Alumnus Fakultas Ekonomi, Universitas 13 Januari 1958 Alumnus Institut Pertanian 12 Mei 1964 Alumnus Universitas Negeri
Gajah Mada tahun 1978 dan Meraih gelar Bogor 1981. Menjabat sebagai Komisaris Sebelas Maret dan Pasca Sarjana di
Master tahun 1989 dari Lowa State University. sejak tanggal 19 Juni 2008. Universitas Padjajaran.. Menjabat sebagai
Menjabat sebagai Komisaris sejak tanggal 29 Komisaris sejak tanggal 19 Juni 2008.
Juni 2010.
dewan
pengawas
syariah
Warga Negara Indonesia, lahir di Magelang, Warga Negara Indonesia, lahir di Sukabumi, Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta,
18 Oktober 1953. Menjabat sebagai Ketua 12 Mei 1967. Menjabat sebagai Dewan 3 Mei 1968. Menjabat sebagai Dewan
Dewan Pengawas Syariah sejak tanggal 28 Pengawas Syariah sejak tanggal 3 Juli 2001. Pengawas Syariah sejak tanggal 3 Juli 2001.
Juni 2011.
profil
direksi
Warga Negara Indonesia. Lahir di Jakarta, 28 Warga Negara Indonesia. Lahir di Kediri, 19 Warga Negara Indonesia. Lahir di Ngawi,
Agustus 1959. Alumnus Fakultas Ekonomi, November 1960. Lulusan dari Universitas 24 Oktober 1964. Lulus dari Fakultas Teknik
Universitas Indonesia tahun 1986. Meraih Negeri Jember 1985, dan menyelesaikan Sipil Jurusan Transportasi, Institut Teknologi
gelar MBA (Finance/Investment Banking) pasca sarjana dari Universitas 10 November Surabaya (ITS) tahun 1989.
tahun 1992 dari Arizona State University, Muhammadiyah Jakarta tahun 2003. Saat Menjabat sebagai Direktur sejak tanggal 19
USA. Saat ini sedang menyelesaikan S-3 ini sedang menyelesaikan S-3 di Universitas Juni 2007.
di Universitas Indonesia. Menjabat sebagai 17 Agustus Surabaya. Menjabat sebagai
Direktur Utama sejak tanggal 22 Juni 2005. Direktur sejak tanggal 19 Juni 2008.
Training yang diikuti:
Training yang diikuti: Training yang diikuti: l Sertifikasi Manajemen Risiko, Badan
l Correspondent Banking di American l Credit Analysis Training l Core Credit Sertifikasi Manajemen Risiko l Conference
Express Bank, New York l Pricing Training l Development of Management on Islamic Economic, Middle East Global
Methodology l Capital Market Instruments Skills Training l Selling International Advisors (MEGA) di Bahrain l Emotional
in Asia l Valuation, Pricing & Using Capital Banking Product & Service l Spirit Risk Spiritual Quotient Program Eksekutif, ESQ
Market Instruments l Corporate Finance Management l Targeted Selection Training Training l Balanced Scorecard Worldclass
Course l Chartered Financial Analyst Review l Aktif sebagai pembicara tentang Ekonomi Perform, The Jakarta Consulting Group
l Global Custody & Portfolio Administration Syariah pada berbagai perguruan tinggi l Good Corporate Governance, Risk
l Advanced Project Finance & Financial antara lain: UPN Veteran Surabaya, IAIN Management & Compliance l Pelatihan
Modelling l Shari’a Banking & Supervisory Sunan Ampel Surabaya, Universitas Dasar Bank Syariah Tazkia Institut-Bank
Aspect l Sertifikasi Manajemen Risiko Airlangga, Universitas Brawijaya Malang, dan Susila Bakti l Kursus Perkreditan, Bank
l 3th Annual Asian Islamic Banking & PT Permodalan Nasional Madani. Dagang Negara l Kursus Pemimpin Cabang
Finance Summit l Middle Eastern Investor Angkatan 106, IBI l Kursus Manajemen
Forum for Indonesia l Bank Indonesia Perjalanan karir: Perkreditan Angkatan XII, IBI.
Annual International Seminar l Aktif l Kepala Divisi Pengembangan Jaringan PT
sebagai pembicara tentang ekonomi dan Bank Syariah Mandiri l Regional Manager Perjalanan karir:
perbankan syariah di berbagai seminar, of East Java, Bali dan Mataram PT Bank l Kepala Divisi Perencanaan,
simposium,workshop sejak tahun 1999 Syariah Mandiri l Regional Manager of Pengembangan dan Manajemen Kinerja
Middle Java PT Bank Muamalat Indonesia PT Bank Syariah Mandiri l Kepala Bagian
Perjalanan karir: l Coordinator of Corporate Business Relation Manager Retail I, Divisi Pemasaran
l Regional Manager Wilayah IX Banjarmasin Restructure Financing Unit PT Bank & Pembinaan Cabang PT Bank Syariah
Bank Mandiri l Direktur Kepatuhan dan Muamalat Indonesia l Branch Manager Mandiri l Kepala Cabang Surabaya PT
Manajemen Risiko Bank Syariah Mandiri l di Fatmawati - Jakarta PT Bank Muamalat Bank Syariah Mandiri l Kepala Cabang
Kepala Bagian Kredit Menengah Bank Bumi Indonesia l Head of Commercial Financing Pembantu Kalimalang, Bank Susila Bakti
Daya. di Surabaya PT Bank Muamalat Indonesia. l Kepala Operasi KCP Rawamangun,
Bank Susila Bakti l Staff Badan Penelitian
& Pengembangan Perhubungan Darat,
Departemen Perhubungan RI.
Warga Negara Indonesia. Lahir di Jakarta, Warga Negara Indonesia Lahir di Jakarta, Warga Negara Indonesia. Lahir di Jakarta,
27 Juli 1965. Alumnus Fakultas Pertanian, 3 Desember 1963. Lulus dari Fakultas 1 Desember 1965. Lulus dari Fakultas
Institut Pertanian Bogor tahun 1989. Meraih Pertanian Jurusan Agribisnis, Institut Ekonomi, Jurusan Manajemen, Universitas
gelar MBA tahun 1998 dari International Pertanian Bogor. Meraih gelar MM dari Trisakti, Jakarta tahun 1989. Menjabat
University Of Japan, Nigata, Japan. Menjabat Institut Pendidikan Manajemen Prasetya sebagai Direktur sejak tanggal 19 Juni 2007.
sebagai Direktur sejak tanggal 29 Juni 2010. Mulya (Jakarta, 1999). Menjabat sebagai
Direktur sejak tanggal 22 Juni 2005.
pemegang saham Sesuai dengan Akta No. 42, tanggal 29 Desember 2011,
Bank Mandiri selaku Pemegang Saham melakukan
penambahan modal disetor sebesar Rp300.000.000.000,00,
sehingga Modal Disetor meningkat menjadi sebesar
Rp1.158.243.565.000. Struktur kepemilikan saham BSM
tahun 2011 sebagai berikut:
2. PT Mandiri Sekuritas
Merupakan Anak Perusahaan PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk. bergerak di bidang manajemen dan
penasehat investasi. Didirikan pada tanggal 31 Juli
2000 yang merupakan penggabungan usaha PT Bumi
Daya Sekuritas, PT Exim Sekuritas, dan PT Marincorp
Securindo.
b. Konsultan Hukum
Konsultan Hukum: Hanafiah Ponggawa &Partners.
Alamat: Wisma 46, Lt.41 Jl. Jend. Sudirman Kav. 1,
Jakarta 10220
Konsultan Hukum: Tasrif-Arfah-Panggabean
Advokat & Penasehat Hukum.
Alamat: Jl. Palbatu Raya No. 7, Jakarta 12870
yang beralamatkan Gedung Indonesia Stock Exchange letter tepat waktu dan mampu bekerja secara professional
Building Tower 2, Lt.7 Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, memenuhi kepentingan BSM sesuai standar profesi dan
Jakarta 12190 untuk melakukan audit kinerja keuangan ketentuan BI. Dalam imbalan jasa tersebut tidak termasuk
tahun buku 2011 dengan jasa audit dan jasa atestasi biaya-biaya langsung yang berhubungan dengan
lainnya sebesar Rp770.000.000,-. Penunjukan AP dan penugasan audit (out of pocket expenses).
KAP berdasarkan keputusan RUPS PT Bank Syariah
Mandiri No. 18 Notaris Harun Kamil, SH tanggal 28 Juni Adapun ruang lingkup pekerjaan audit meliputi Audit
2011. Laporan Keuangan, Audit Kepatuhan Terhadap
pengendalian Intern, Audit terhadap Peraturan Perundang
Dalam laporan Akuntan publik telah terdapat pendapat undangan dan Audit Kinerja Keuangan.
dari DPS bahwa BUS mentaati terhadap pelaksanaan
prinsip syariah. KAP telah menyampaikan management
Periode Akuntan KAP Alamat Audit Fee Opini Jasa di Luar Audit keuangan
2009 Drs. Hari Purwantono, Purwantono, Suherman Indonesia Stock Exchange Rp 630.000.000 Wajar dalam semua hal Laporan Evaluasi Kinerja
Izin Akuntan Publik No. & Surja, Izin KAP Nomor Building, Tower 2, 7th floor, yang material
98.1.0065 KEP-122/KM.5/2006 Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-
53 Jakarta 12190, Indonesia.
2010 Drs. Hari Purwantono, Purwantono, Suherman Indonesia Stock Exchange Rp 690.000.000 Wajar dalam semua hal Laporan Evaluasi Kinerja
Izin Akuntan Publik No. & Surja, Izin KAP Nomor Building, Tower 2, 7th floor, yang material
98.1.0065 381/KM.I/2010 Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-
53 Jakarta 12190, Indonesia.
2011 Drs. Hari Purwantono, Purwantono, Suherman Indonesia Stock Exchange Rp 770.000.000 Wajar dalam semua hal - Audit Kepatuhan Terhadap
Izin Akuntan Publik No. & Surja, Izin KAP Nomor Building, Tower 2, 7th floor, yang material Pengendalian Internal dan
98.1.0065 381/KM.I/2010 Jl. Jend. Sudirman Kav. 52- Undang-undang
53 Jakarta 12190, Indonesia. - Audit Kinerja
pejabat eksekutif Lulus dari Fakultas Ekonomi Unkris tahun 1989 dan Magister
Hukum Bisnis Universitas Padjadjaran, Bandung tahun 2002.
Bergabung dengan BSM sejak tahun 2005.
Hadi Purnomo, Kepala Divisi Pembiayaan Korporasi Cabang Roosita Abdullah, Kepala Divisi Sistim & Teknologi (DST).
(DKR). Lahir di Medan tanggal 21 Agustus 1966.Lulus dari Lahir di Jakarta tanggal 7 April 1961.Lulus dari Fakultas MIPA
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara tahun 1990 Universitas Indonesia tahun 1987 dan pendidikan profesi dari
dan Magister Sains Universitas Indonesia tahun 2009. Institut Bankir Indonesia tahun 2000. Bergabung dengan BSM
Bergabung dengan BSM sejak tahun 2003. sejak tahun 2002.
Helmi Huseno, Kepala Desk Training (DTR). Lahir di Rustanti Rachmi, Kepala Divisi Pembiayaan Konsumer
Tiku, Padang tanggal 19 Oktober 1962. Lulus dari Fakultas (DPK). Lahir di Gombong tanggal 20 Januari 1967.Lulus dari
Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1996 dan lulus sebagai Fakultas MIPA Universitas Indonesia tahun 1990. Bergabung
Psikolog di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia tahun dengan BSM sejak tahun 1999.
1989. Lulus pendidikan S2 dari Fakultas Ekonomi Sekolah
Siti Nurdiana, Kepala Desk Pembiayaan Khusus & Sindikasi
Tinggi Manajemen tahun 2004. Bergabung dengan BSM sejak
(DKS).Lahir di Jakarta tanggal 16 Desember 1966.Lulus
tahun 2005.
dari Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran tahun 1991.
Jefry Pranaya, Kepala Desk Pegadaian (DPG). Lahir di Bergabung dengan BSM sejak tahun 1999.
Medan tanggal 20 Januari 1972. Lulus dari Fakultas Teknik
Subki Matsyah, Kepala Divisi Pembiayaan Komersial (DKC).
Mesin, Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1999 dan Pasca
Lahir di Aceh tanggal 1 September 1964.Lulus dari Fakultas
Sarjana (S2) dari Fakultas Ekonomi, Jurusan kajian Timur
Pertanian Institut Pertanian Bogor tahun 1986. Bergabung
Tengah Islam, Universitas Indonesia tahun 2007. Bergabung
dengan BSM sejak tahun 2003.
dengan BSM sejak tahun 2000.
Sulistyo Budi, Kepala Divisi Restrukturisasi (DRS). Lahir di
M. Fanny Fansyuri, Kepala Divisi Manajemen Risiko
Jember tanggal 14 Januari 1963.Lulus pendidikan S-1 dan S-2
(DMR). Lahir di Bandung pada tanggal 14 April 1967.Lulus
dari Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor pada tahun 1985
dari Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran tahun 1991.
dan 2001. Bergabung dengan BSM sejak tahun 2007.
Bergabung dengan BSM sejak tahun 1999.
Taufik Machrus, Kepala Divisi Sarana & Logistik (DSL).Lahir
Musdar Ayub, Kepala Divisi Akuntansi (DAK). Lahir di
di Pasuruan tanggal 3 April 1968. Lulus dari Fakultas Ekonomi
Jakarta, 23 Oktober 1962. Lulus dari UPN Veteran, Jakarta
Universitas Airlangga tahun 1994. Bergabung dengan BSM
tahun 1985. Bergabung dengan BSM sejak tahun 1999.
sejak tahun 2001.
Muslihan, Kepala Desk Sisdur & Pengawasan (DSP). Lahir di
Tutuy Guntara, Kepala Divisi Tresuri dan Perbankan
Pati tanggal 18 Oktober 1959.Lulus dari Sekolah Tinggi Ilmu
Internasional (DTI). Lahir di Ciamis tanggal 27 Februari 1957.
Ekonomi Jakarta Jurusan Akuntansi tahun 1999. Bergabung
Lulus dari Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor tahun
dengan BSM sejak tahun 2001.
1980. Bergabung dengan BSM sejak tahun 1999.
Priyono, Kepala Divisi Audit Intern (DAI). Lahir di Surabaya,
Setyobudi Tariadi, Kepala Divisi Business Remittance
Jawa Timur tanggal 17 Juli 1957. Lulus dari Fakultas Ekonomi
(DBR). Lahir di Tanjung Pandan, Bangka Belitung tanggal 21
Universitas Airlangga tahun 1984. Bergabung dengan BSM
Desember 1958.Lulus dari Fakultas Teknik Institut Teknologi
sejak 1999.
Bandung 1984 dan Magister Manajemen University of
Priyo Prakoso, Kepala Divisi Kepatuhan (DKN). Lahir di Wiconsins, USA tahun 1991. Bergabung dengan BSM sejak
Surabaya, Jawa Timur tanggal 20 Maret 1959. Lulus dari tahun 2003.
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1988, meraih
Zul Ikbal, Kepala Desk Alternate Channel (DAC). Lahir di
Master Ekonomi dari Universitas Ohio tahun 1997. Bergabung
Bukittinggi tanggal 9 Desember 1964. Lulus dari Fakultas
dengan BSM sejak tahun 1999.
Ekonomi Universitas Padjadjaran tahun 1988w. Bergabung
dengan BSM sejak tahun 2009.
“Setahu saya BSM itu bank syariah yang berdiri belum lama.
Dimana manajemennya beda dengan mandiri konvensional.
Di bank syariah memakai sistem bagi hasil yang sampai
sekarang sangat menguntungkan jika dibandingkan dengan
bank konvensional. Dari sisi servisnya sangat memuaskan
saya dengan memberikan layanan yang baik dan ramah.
Beda ketika saya datang ke bank lainnya”.
Setijabudi W.
(Unit Jasa Koperasi Sejahtera Surabaya)
Rp48,67 triliun
Total aset BSM tahun 2011 menguasai
33,46% pangsa pasar perbankan syariah.
Pada tahun 2011, kinerja Bank Syariah Mandiri menunjukkan tahun 2011. Pelemahan tersebut relatif sejalan dengan
performance yang semakin baik sebagai bank syariah dengan pergerakan nilai tukar kawasan yang secara rata-rata juga
market share terbesar di Indonesia. Aset BSM menunjukkan terkoreksi, kecuali Yen Jepang. Di sisi lain, walaupun rupiah
pertumbuhan sebesar Rp16,19 triliun atau 49,84%, mengalami tekanan, namun volatiliasnya menurun. Kebijakan
sedangkan laba bersih tumbuh sebesar Rp132,55 miliar atau stabilisasi yang dilakukan BI mampu meredam volatilitas
31,67% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kondisi ini pergerakan rupiah di akhir tahun 2011.
menunjukkan bahwa kinerja BSM meningkat secara konsisten
dari tahun ke tahun. BI Rate di akhir tahun 2010 berada di level 6,50%, kemudian
BI Rate naik di Februari 2011 menjadi 6,75% sampai dengan
September 2011. Kinerja ekomoni Indonesia yang relatif
A. Tinjauan Bisnis Perbankan membaik dan stabil mendorong BI untuk menetapkan BI
Rate di akhir tahun 2011 berada pada level 6,00%. Bank
Pemulihan ekonomi global sampai dengan akhir tahun 2011 Indonesia memandang bahwa Rate 6,00% masih konsisten
masih diselimuti ketidakpastian di pasar keuangan global dan dengan pencapaian sasaran inflasi dan tetap kondusif untuk
perlambatan ekonomi dunia. Terdapat berbagai sentimen menjaga stabilitas keuangan dan mendorong intermediasi
negatif yang mempengaruhi kinerja pasar keuangan global perbankan, sehingga sisi suplai dapat merespon akselerasi di
dan mengakibatkan tertahannya tren penguatan di pasar sisi permintaan secara memadai.
keuangan global. Sentimen negatif tersebut muncul karena
adanya indikasi kuat perlambatan ekonomi global diantaranya:
1. Penurunan peringkat utang AS; I. Perbankan Nasional
2. Berlarut–larutnya penyelesaian krisis utang di Eropa;
3. Penurunan peringkat utang Negara-negara PIIGS Aset perbankan nasional tahun 2011 adalah Rp3.652 triliun,
(Portugal, Ireland, Italy, Greece, and Spain); tumbuh sebesar Rp644 triliun atau 21,40% (yoy) terhadap
4. Krisis politik di MENA (Midle East and North Africa). posisi aset tahun 2010 sebesar Rp3.008 triliun. Pertumbuhan
aset perbankan tersebut lebih baik dari pertumbuhan aset
Perekonomian Indonesia tahun 2011 tumbuh sebesar 6,5%, tahun 2010 yaitu 18,73% (yoy). Penghimpunan dana pihak
meningkat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2010 ketiga (DPK) tumbuh Rp446 triliun atau 19,07% (yoy)
yang sebesar 6,1%. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh dari Rp2.339 triliun di 2010 ke Rp2.785 triliun di 2011.
kinerja investasi yang terus meningkat dan kinerja ekspor Pertumbuhan DPK sampai dengan Desember 2011 tersebut
yang masih tetap solid serta kondisi stabilitas makro ekonomi lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan DPK tahun 2010
yang membaik. sebesar 18,54% (yoy).
Tekanan inflasi sampai dengan tahun 2011 relatif rendah. Sementara itu, kredit yang disalurkan sampai dengan tahun
Secara tahunan, inflasi IHK di tahun 2011 mencapai 3,79% 2011 adalah Rp2.200 triliun, tumbuh sebesar Rp434 triliun
(yoy) atau lebih rendah dari inflasi di tahun 2010 yang atau 24,59% (yoy) dari posisi kredit di tahun 2010 sebesar
mencapai 6,96% (yoy). Penurunan tersebut terutama Rp1.766 triliun. Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit
disebabkan adanya koreksi dari sisi volatile food. Sementara modal kerja menjadi penopang utama pertumbuhan kredit
itu tekanan inflasi dari faktor fundamental yang terlihat pada tahun 2011. Pertumbuhan kredit modal kerja menurun dari
inflasi inti menunjukkan peningkatan namun masih terkendali. 25,21% (yoy) tahun 2010 ke 21,41% (yoy) tahun 2011.
BI memperkirakan selama tahun 2012 inflasi IHK berada pada Sementara itu, pertumbuhan kredit investasi dan kredit
kisaran 4,5±1% pada tahun 2012. konsumsi di tahun 2011 tercatat masing-masing sebesar
33,21% (yoy) dan 24,21% (yoy).
Nilai tukar rupiah secara rata-rata di tahun 2011 mengalami
apresiasi sebesar 3,87% (ytd) dari Rp9.080 per dolar AS di Secara sektoral, pertumbuhan kredit masih ditopang oleh
tahun 2010 ke level Rp8.742 di tahun 2011. Namun, secara sektor lainnya. Pada tahun 2011, pertumbuhan sektor
point-to-point rupiah di tahun 2011 terdepresiasi sebesar lain-lain tercatat sebesar 24,41% (yoy) turun dibandingkan
1,10% dari level akhir tahun 2010 yang tercatat sebesar dengan periode yang sama pada tahun 2010 yaitu 37,17%
Rp9.010 per dolar AS ke level Rp9.110 per dolar AS di akhir (yoy). Dengan pangsa sebesar 34,04% dari total kredit,
Table Perkembangan Market Share Aset Table Perkembangan Market Share Dana Pihak Ketiga
250.000 50,00% 250.000 50,00%
45,00% 45,00%
39,76% 39,65% 40,18%
38,14% 36,93%
200.000 40,00% 200.000 36,67% 40,00%
35,8% 35,3% 34,4%
33,3% 33,31% 33,46% 35,00% 35,00%
150.000 30,00% 150.000 30,00%
25,00% 25,00%
100.000 20,00% 100.000 20,00%
15,00% 15,00%
50.000 10,00% 50.000 10,00%
5,00% 5,00%
0 0,00% 0 0,00%
2006 2007 2008 2009 2010 2011
2006 2007 2008 2009 2010 2011
BSM Market Share Market Share BSM BSM Market Share Market Share BSM
Perbankan Syariah Perbankan Syariah
Selama tahun 2011 total aset BSM meningkat 49,84% atau Kondisi tersebut menyebabkan pangsa pasar dana pihak
Rp16,19 triliun dari Rp32,48 triliun tahun 2010 ke Rp48,67 ketiga BSM terhadap perbankan syariah menurun dari 38,14%
triliun tahun 2011. Dengan demikian BSM memberikan pada tahun 2010 ke 36,93% pada tahun 2011. Pangsa pasar
kontribusi sebesar 33,76% terhadap pertumbuhan industri dana pihak ketiga BSM menurun akibat penurunan pangsa
perbankan syariah di tahun 2011. pasar deposito dan giro BSM.
Market Share Aset BSM dan Perbankan Syariah Market Share DPK BSM dan Perbankan Syariah
(dalam Rp Miliar) (dalam Rp Miliar)
Aset 2010 2011 Growth Share DPK 2010 2011 Growth Share
BSM 32.482 48.671 16.189 33,76% BSM 28.998 42.617 13.619 34,58%
Non BSM 65.037 96.796 31.759 66,24% Non BSM 47.038 72.798 25.760 65,42%
Perbankan Syariah 97.519 145.467 47.948 100,00% Perbankan Syariah 76.036 115.415 39.379 100,00%
Perbandingan Market Share Growth Aset periode 2010-2011 DPK BSM sampai dengan bulan Desember 2011 tumbuh
sebesar Rp13,62 triliun berkontribusi sebesar 34,59%
terhadap pertumbuhan DPK Perbankan Syariah sebesar
Rp39,38 triliun.
Perbandingan Market Share Growth DPK periode 2010-2011
2010
BSM 2011
BSM
NON 33,24% NON 33,76%
BSM BSM
66,67% 66,24%
Perbandingan Market Share Growth Tabungan Perbandingan Market Share Growth Deposito
periode 2010-2011 periode 2010-2011
Non BSM Des BSM Non BSM Des BSM Des BSM Des BSM
57,94% 2010 42,06% 53,05% 2011 46,95% Non BSM 2010 38,17% Non BSM 2011 31,48%
61,83% 68,52%
Market Share Growth Giro BSM dan Perbankan Market Share Pembiayaan BSM dan Perbankan Syariah
Syariah (dalam Rp Miliar)
(dalam Rp Miliar) Pembiayaan 2010 2011 Growth Share
Giro Des-10 Des-2011 Share BSM 23.968 36.726 12.758 37,02%
BSM 1.424 654 22,17% Non BSM 44.213 65.925 21.712 62,98%
Non BSM 1.430 2.296 77,83% Perbankan Syariah 68.181 102.655 34.474 100,00%
Perbankan Syariah 2.854 2.950 100,00%
BSM BSM
2010 2011
Non BSM 37,12% Non BSM 37,02%
62,88% 62,98%
25,00%
100000 20,00%
15,00%
50000 10,00%
5,00%
0 0,00%
2006 2007 2008 2009 2010 2011
Uraian produk BSM adalah sebagai berikut: Jumlah Nasabah Dana Pihak
Ketiga (DPK) 2010-2011
I. Pendanaan Keterangan 2010 2011
Nasabah Nasabah
Komposisi Dana Pihak Ketiga (DPK) Giro 32.537 40.284
Tabungan 2.108.940 2.978.110
Total penghimpunan dana pihak ketiga sampai dengan akhir Deposito 68.565 81.294
Desember 2011 mencapai Rp42,62 triliun, tumbuh sebesar Total 2.210.042 3.099.688
Rp13,62 triliun atau 46,97% terhadap total DPK tahun 2010
sebesar Rp29,00 triliun.
Pertumbuhan DPK yang cukup signifikan ini diikuti dengan
Grafik Perkembangan Dana Pihak Ketiga periode 2006-2011 pertumbuhan jumlah rekening sebanyak 889.646 rekening
atau naik 40,25% semula 2.210.042 rekening di tahun
45 Posisi Rp Triliun 42,62
2010 menjadi 3.099.688 rekening di akhir 2011. Rata-rata
40
pertumbuhan DPK perbulan pada tahun 2011 sebesar 74.198
35 rekening.
29,00
30
25 Komposisi Dana
20 19,34
14,90
Pada tahun 2011, porsi pendanaan untuk konsumer
15
8,22 11,11
mengalami penurunan menjadi 53,94% dibandingkan tahun
10
sebelumnya sebesar 57,03%. Sedangkan pendanaan untuk
0
institusi meningkat menjadi 46,06%, dibandingkan tahun
2006 2007 2008 2009 2010 2011
sebelumnya sebesar 42,97%.
Meningkatnya porsi pendanaan institusi dan deposito Dana Pihak Ketiga (DPK)
adalah upaya untuk mendukung pembiayaan BSM yang
pertumbuhannya sangat cepat sehingga harus diimbangi a. Tabungan
dengan ketersediaan sumber pendanaan.
Sampai dengan akhir tahun 2011 pencapaian
penghimpunan dana masyarakat dalam bentuk tabungan
Komposisi Dana Periode 2010-2011 adalah sebesar Rp14,42 triliun, meningkat sebesar
(dalam Rp Miliar) 46,10% atau Rp4,55 triliun dari Rp9,87 triliun di tahun
Keterangan Tahun Pertumbuhan
2010. Tabungan di BSM ini meliputi Tabungan BSM,
2010 Share 2011 Share Nominal %
Tabungan Berencana BSM, Tabungan Simpatik BSM,
Komposisi Dana 28,998 100.00% 42,618 100.00% 13,620 46.97%
Tabungan Mabrur BSM, Tabungan BSM Dollar, Tabungan
Konsumer 16,539 57.03% 22,990 53.94% 6,451 39.00%
Qurban BSM, Tabungan BSM Investa Cendikia dan
Institusi 12,459 42.97% 19,628 46.06% 7,169 57.54%
Tabunganku.
Komposisi Dana Murah (Low Cost Fund) Rincian produk tabungan di BSM diantaranya adalah
sebagai berikut:
5) BSM Tabungan Simpatik Jumlah NoA Deposito sampai dengan akhir Desember
Kinerja Tabungan Simpatik pada tahun 2011 mencapai 2011 mencapai 81.340 rekening. NoA deposito pada
Rp315,09 miliar, mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011 memiliki pertumbuhan sebanyak 12,761
dengan tahun 2010. Growth tabungan Simpatik pada rekening atau sebesar 18.61% terhadap Posisi tahun 2010
tahun 2011 memiliki pertumbuhan sebesar Rp151,77 sebanyak 68.565 rekening.
miliar atau sebesar 92,93% terhadap Posisi tahun
2010 yang sebesar Rp163,32 miliar.
Jumlah Rekening Produk Deposito
(dalam Rp Juta)
Kerjasama dengan institusi-institusi pendidikan
No Jenis Produk 2010 2011 % Growth
berperan dalam peningkatan tabungan simpatik.
1 Deposito Rupiah (IDR) 65.481 78.122 19,30%
Jumlah NoA Tabungan Simpatik sampai akhir bulan 2 Deposito Valas (USD) 3.098 3.218 3,87%
Desember 2011 mencapai 320.770 rekening, tumbuh Total 68.579 81.340 18,61%
sebesar 180.845 rekening atau 129,24% dibandingkan
dengan tahun 2010 sebesar 139.925 rekening.
Deposito BSM berkontribusi sebesar 31,48% terhadap
6) BSM TabunganKu
pertumbuhan deposito Perbankan Syariah yang tumbuh
Kinerja Tabungan TabunganKu pada tahun 2011
sebesar Rp26,73 triliun.
mencapai Rp197,25 miliar, mengalami peningkatan
dibandingkan dengan tahun 2010. Growth tabungan
Uraian mengenai produk Deposito BSM adalah sebagai
TabunganKu pada tahun 2011 memiliki pertumbuhan
berikut:
sebesar Rp116,03 miliar atau sebesar 142,86%
1) BSM Deposito Rupiah
terhadap Posisi tahun 2010 yang sebesar Rp81,22
Selama 2011, kinerja BSM Deposito Rupiah mencapai
miliar. Kerjasama dengan institusi-institusi pendidikan
Rp22,29 triliun. Growth deposito rupiah pada tahun
berperan dalam peningkatan TabunganKu. Jumlah
2011 memiliki pertumbuhan sebesar Rp7,59 triliun
NoA TabunganKu sampai akhir bulan Desember 2011
atau sebesar 51,65% terhadap Posisi tahun 2010 yang
mencapai 163.125 rekening, meningkat sebesar
sebesar Rp14,70 triliun.
96.817 rekening atau 146,01% dibandingkan tahun
2010 sebesar 66.308 rekening.
Jumlah NoA BSM Deposito sampai akhir bulan
Desember 2011 sebanyak 78.122 rekening, meningkat
b. Deposito
sebanyak 12.641 rekening atau 19,30% dibandingkan
tahun 2010 sebanyak 65.481 rekening.
Sampai akhir tahun 2011 pencapaian penghimpunan
dana masyarakat dalam bentuk deposito adalah sebesar
2) BSM Deposito Valas
Rp23,53 triliun, tumbuh sebesar 55,69% atau Rp8,42
Selama 2011, kinerja BSM Deposito Valas mencapai
triliun dari sebesar Rp15,11 triliun di tahun 2010. Deposito
Rp1,23 triliun. Growth deposito valas pada tahun 2011
BSM memiliki dua jenis mata uang yakni Rupiah dan
memiliki pertumbuhan sebesar Rp821 miliar atau
Dollar. Pertumbuhan deposito BSM tersebut didukung
sebesar 200,38% terhadap Posisi tahun 2010 yang
oleh tingkat kepercayaan nasabah yang meningkat dan
sebesar Rp409,88 miliar. Jumlah NoA BSM Deposito
meningkatnya dana institusi di akhir tahun. Pertumbuhan
sampai akhir bulan Desember 2011 sebanyak 3.218
deposito yang besar ini didukung oleh program MGMP
rekening, meningkat sebanyak 120 rekening atau
yang memiliki kontribusi sebesar Rp651 miliar dan juga
3.87% dibandingkan tahun 2010 sebanyak 3.098
program spesial nisbah yang memberikan bagi hasil yang
rekening.
sangat kompetitif di mata konsumen.
Payment. Sampai dengan tahun 2011 nasabah yang 7. Gathering Jamaah Haji melalui KBIH dan PIHK
mengikuti program ini sebanyak 1.138 nasabah, Pada tahun 2012 akan dilakukan gathering melalui
dengan kontribusi dana sebesar Rp305 miliar. KBIH dan PIHK di 100 KC dan 150 KCP. Pada
BSM Sahabat merupakan program member get pelaksanaannya kami akan memperioritaskan
member, dimana peserta program mengajak orang gathering di cabang-cabang potensial haji dan umrah.
lain menjadi nasabah BSM. Peserta program (pemberi Biaya gathering jamaah haji menggunakan anggaran
referensi) mendapatkan insentif uang berdasarkan DMB. Target program gathering jamaah haji adalah
volume dana dari nasabah yang tereferensi. BSM mendukung growth BSM Tabungan Mabrur sebesar
Sahabat juga merupakan upaya pemasaran berbasis Rp1,2 triliun.
word of mouth. Selama 2011 Program BSM Sahabat
Memberikan kontribusi Pendanaan sebesar Rp193 8. Program BSM You & Friends
miliar tumbuh sebesar Rp140 miliar atau 266% dari Program BSM You & Friends adalah program akuisisi
sebesar Rp52 miliar. Program ini berlaku untuk semua nasabah baru BSM Priority dengan cara referral.
produk tabungan, giro dan deposito. Setiap nasabah BSM Priority yang memberikan
referensi maupun nasabah baru BSM Priority hasil
2. BSM Mitra Kerja referral dengan penempatan dana minimal Rp250 juta
BSM Mitra Kerja merupakan program komunitas yang akan mendapat hadiah berupa voucher. Selama 2011
bekerjasama dengan BSM. Selama 2011 Program Program BSM You & Friends memberikan kontribusi
BSM Mitra Kerja memberikan kontribusi Pendanaan Pendanaan sebesar Rp651 miliar tumbuh sebesar
sebesar Rp4.9 miliar. Rp333 miliar atau 105% dari sebesar Rp317 miliar.
6. Marketing Luar Negeri Keterangan 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Growth (%)
Marketing luar negeri merupakan upaya BSM dalam 2010-2011
Pembiayaan 7.415 10.326 13.278 16.063 23.968 36.727 53,23
menarik pembukaan rekening TKI di luar negeri,
khususnya di negara yang BSM memiliki mitra kerja
(remiten ataupun SFE).
25,00%
2006 2007 2008 2009 2010 2011
Grafik Perkembangan Pembiayaan Periode 2006-2011
Korporat Non-Korporat
40 Posisi Rp Triliun 36,73
35
Pembiayaan porsi debitur inti untuk 15 debitur menurun
30 semula 9,53% menjadi 7,45%, untuk 25 debitur menurun
25 23,97
semula 13,35% menjadi 10,59% dan untuk 50 debitur
menurun semula 19,94% menjadi 16,25% di tahun 2011.
20
16,06
15 13,28
10,33
10 7,42 Porsi Debitur Inti
0
2006 2007 2008 2009 2010 2011
39,92%
33,96%
31,37%
Porsi Produk Pembiayaan 24,90%
19,94%
26,36% 16,25%
23,34%
BSM senantiasa menjaga komitmennya untuk mendukung 20,75% 16,10%
pengembangan sektor industri kecil dan menengah di 13,35% 10,59%
tahun 2011. Porsi pembiayaan non korporat meningkat 18,19% 16,79% 14,46% 11,46% 9,53% 7,45%
menjadi 74,67% dibandingkan tahun 2010 sebesar 66,62%.
Sedangkan porsi pembiayaan korporat mengalami penurunan
2006 2007 2008 2009 2010 2011
Keterangan Tahun
2010 Share 2011 Share
Pembiayaan per Skim 23.968.469 100,00% 36.726.679 100,00%
36,73 T
Murabahah 12.681.133 52,91% 19.773.813 53,84%
Mudharabah 4.240.923 17,69% 4.671.140 12,72%
23,97 T
Musyarakah 4.590.191 19,15% 5.428.201 14,78%
Lainnya 2.456.223 10,25% 6.853.525 18,66%
melayani nasabah korporasi dengan kebutuhan finansial Pembiayaan korporasi diarahkan untuk pengembangan dan
yang terus berkembang. integrasi bisnis maupun modal kerja. Fokus pembiayaan
korporasi ditujukan kepada 3 (tiga) sektor besar antara lain:
BSM secara proaktif melakukan komunikasi yang sektor jasa dunia usaha sebesar Rp7,84 triliun atau 21,34%,
berkesinambungan dan kunjungan yang lebih intensif sektor perdagangan sebesar Rp3,87 triliun atau 10,53% dan
dengan nasabah korporasi dalam upaya Upaya BSM sektor konstruksi sebesar Rp3,06 triliun atau 8,34%.
menjaga keberlangsungan pembiayaan korporasi yang
telah berjalan, sehingga permasalahan yang dihadapi
dapat terdeteksi lebih awal dan mampu diselesaikan Pembiayaan Khusus dan Sindikasi
dengan baik.
Untuk mendukung penyaluran pembiayaan korporasi, BSM
menyalurkan pembiayaan yang sehat melalui pembiayaan
Kinerja Pembiayaan Korporasi sindikasi syariah dan club deal serta membangun agency
profesional yang dapat memberi kontribusi kepada
Selama tahun 2011, BSM telah menyalurkan pembiayaan pertumbuhan fee based income BSM. Melalui pembiayaan
korporasi dengan pertumbuhan sebesar Rp1,30 triliun atau sindikasi ini, BSM diharapkan dapat menjadi penggerak
16,29%, semula Rp8,00 triliun di tahun 2010 menjadi sebesar pembiayaan sindikasi perbankan syariah dan pembiayaan
Rp9,30 triliun. yang membutuhkan dana cukup besar. Dalam hal ini prinsip
kehati-hatian tetap menjadi keutamaan bagi BSM.
Pembiayaan Korporasi
Pembiayaan Sindikasi
3.851 M
9,30 T
8,00 T
647 M
2010 2011
2010 2011
BSM menyalurkan pembiayaan sindikasi selama 2011 dengan yang harus dilakukan untuk memberdayakan segmen
pertumbuhan sebesar Rp3,20 miliar atau 495,21%, semula tersebut, sekaligus peluang untuk meningkatkan
Rp647 miliar di tahun 2010 menjadi Rp3,85 miliar di tahun portofolio pembiayaan di segmen tersebut.
2011. Ditengah persaingan bisnis yang ketat, BSM tetap
berusaha untuk dapat mencapai target. BSM menyalurkan pembiayaan Usaha Mikro selama
tahun 2011 dengan pertumbuhan sebesar Rp1,05
Dalam usianya yang relatif muda, kontribusi yang telah triliun atau 25,62%, semula Rp4,08 triliun di akhir
diberikan Bank tidak dapat dipandang sebelah mata. tahun 2010 menjadi Rp5,13 triliun di akhir tahun 2011.
Demikian juga peran BSM terhadap dunia perbankan Syariah
khususnya dalam pembiayaan sindikasi. Pembiayaan Usaha Mikro dan Kecil
6,25 T
Pembiayaan Usaha Mikro
5,07 T
971 M
2010 2011
525 M
b) Pembiayaan dengan Dana Bergulir Syariah (DBS), d) Pembiayaan khusus di sektor pertanian dengan
dengan total plafon/dana pembiayaan sampai saat memanfaatkan fasilitas SP-3 (Skema Pelayanan
ini sebesar Rp87,316 miliar. Skema pembiayaan Pembiayaan Pertanian). Skema pembiayaan ini
ini merupakan keikutsertaan BSM dalam program merupakan program kerjasama BSM dengan
kerja sama dengan Kantor Menteri Negara Departemen Pertanian untuk membantu petani/
Koperasi dan UKM dalam memberdayakan usaha kelompok tani yang feasible usahanya namun
mikro melalui program Perkuatan Permodalan tidak bankable karena agunannya kurang dengan
Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) atau Unit menyediakan pencadangan risiko dan pembayaran
Jasa Keuangan Syariah (UJKS) sebagai Lembaga jasa penjaminan pembiayaan.
Keuangan Mikro Syariah (LKMS) dengan pola
Dana Bergulir Syariah (DBS) yang tujuan akhirnya Penggunaan pembiayaan SP-3 adalah untuk
untuk memperkuat akses permodalan usaha mikro pembiayaan investasi dan pembiayaan modal
bagi kegiatan usaha produktif. Jumlah koperasi kerja dengan target dan sasaran petani/peternak
yang mendapat fasilitas pembiayaan dengan yang berada dalam skala usaha mikro dan kecil.
skema ini adalah sebanyak 993 koperasi; Pembiayaan SP-3 diperuntukan bagi petani/
peternak sebagai nasabah yang mempunyai usaha
c) Pembiayaan dengan dana DNS-KNLH adalah tanaman pangan, holtikultura, peternakan dan atau
pembiayaan program kerja sama antara BSM perkebunan diantaranya yang tergolong:
dengan Kementerian Negara Lingkungan Hidup (1) Perorangan/Individu;
(KNLH) untuk pembiayaan usaha mikro dan (2) Berkelompok/Kelompok usaha;
kecil dengan memanfaatkan Debt for Nature (3) Gabungan kelompok yang berbadan hukum
Swap (DNS) di sektor lingkungan. Penggunaan maupun bukan berbadan hukum.
pembiayaan DNS-KNLH pada umumnya untuk
pembiayaan investasi. Total plafon/dana yang e) Pembiayaan dengan Program Kredit Usaha
dikelola BSM untuk pembiayaan ini sebesar Rakyat (KUR) merupakan program penjaminan
Rp89,39 miliar dengan nasabah saat ini sebanyak Pemerintah RI sebagai realisasi Inpres No 6 Tahun
158 nasabah. Jenis-jenis pembiayaan investasi 2007 untuk meningkatkan akses pembiayaan dan
yang dapat dibiayai dengan skema ini ialah: mengembangkan usaha mikro, kecil, menengah,
(1) Peralatan pencegahan pencemaran: dan koperasi dalam rangka penanggulangan/
l Peralatan Produksi Bersih: energi efisiensi pengentasan kemiskinan dan perluasan kesempatan
dan perubahan teknologi; kerja. BSM adalah Bank Syariah satu-satunya
l Peralatan pencegahan lapisan ozon. yang ikut serta dalam program ini. Total Penyaluran
(2) Industri daur ulang yaitu seluruh peralatan Pembiayaan KUR BSM tahun 2011 adalah Rp1,49
yang dapat digunakan untuk menghemat triliun dengan jumlah 16.792 Nasabah.
sumber daya alam dan mengurangi limbah
(daur ulang limbah, plastik, logam dan kayu); 3) Warung Mikro BSM
(3) End-of-pipe technologies: Warung mikro BSM adalah layanan pembiayaan di
l Instalasi pengolahan air limbah; kantor cabang dan cabang pembantu untuk nasabah
l Instalasi pengendalian pencemaran udara; kategori mikro. Plafon maksimum yang diberikan
l Instalasi pengolahan sampah. kepada nasabah melalui warung mikro BSM adalah
(4) Peralatan laboratorium: Rp100 juta sesuai dengan rata-rata maksimum
l Peralatan untuk analisis emisi untuk kebutuhan usaha mikro saat ini. Sampai dengan
perbaikan kendaraan bermotor; Desember 2011, Outlet Warung Mikro yang telah
l Peralatan laboratorium untuk analisa dibuka berjumlah 438 Outlet tersebar di seluruh
kualitas lingkungan. wilayah Indonesia.
(5) Pergantian bahan baku yang lebih ramah
lingkungan dan sertifikasi industri yang ramah BSM menyalurkan pembiayaan melalui warung mikro
lingkungan. selama tahun 2011 dengan pertumbuhan sebesar
sebesar Rp605 miliar, semula Rp307 miliar di akhir
tahun 2010 menjadi Rp912 miliar di akhir tahun 2011.
4) Mitra Pemberdayaan Usaha Mikro-Kecil Perkembangan bisnis gadai emas BSM pada tahun
Total pembiayaan program BSM saat ini sejumlah 2011 mencatat hasil yang cukup baik. Omzet gadai
15 program yang dilaksanakan melalui kerjasama emas BSM mencapai Rp10,90 triliun, meningkat
dengan berbagai Departemen/Kementerian, NGO dan sebesar Rp9,39 triliun dibandingkan tahun 2010
Pemerintah Daerah. sebesar Rp1,51 triliun. Dengan demikian, gadai emas
BSM mengalami pertumbuhan omzet sebesar 724%,
baki debet sebesar 447% dan fee based sebesar 891%.
a) Program Pengembangan Bisnis ketiga untuk membuka layanan gadai. Hal ini
BSM mencanangkan program-program untuk dilakukan untuk mempercepat pengembangan
meningkatkan portofolio pembiayaan gadai, antara jaringan pada daerah yang tidak terjangkau oleh
lain: outlet-outlet BSM.
(1) Program Mitra Gadai Emas (MGE) yaitu
program yang diperuntukkan bagi perorangan Untuk mengawal pertumbuhan bisnis yang sehat
maupun institusi yang dapat mereferensikan dan menjaga non performing financing, BSM
nasabah untuk menggadai di BSM. mengembangkan risk management dan quality
(2) Program Gadai Emas bagi pegawai BUMN Assurance yang senantiasa memastikan kualitas
yaitu program yang diperuntukkan khusus jaminan, memastikan pelaksanaan sesuai proses
bagi pegawai BUMN yang menjadi nasabah & prosedur, kelengkapan peralatan, survey potensi
gadai BSM. Keuntungan bagi peserta program pasar & persaingan sekitar cabang.
BUMN antara lain memperoleh keringanan
biaya gadai. Program ini berlaku t.m.t. 1 Juli d. Pembiayaan Konsumer
s.d. tanggal 31 Desember 2011. Salah satu bisnis BSM yang dikembangkan
(3) Program Gadai Emas Merdeka yaitu program dan dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan
yang dibuat untuk menyambut hari kemerdekaan masyarakat adalah Pembiayaan konsumer.
RI. Peserta program adalah seluruh nasabah Pembiayaan konsumer memberikan kontribusi
gadai yang menggadai di bulan Juli–Agustus positif bagi pertumbuhan pembiayaan pada bisnis
2011. Keuntungan bagi peserta program antara BSM secara keseluruhan. Kinerja ini dibuktikan
lain bebas biaya asuransi dan administrasi serta dengan tingkat NPF yang rendah serta return bagi
bebas biaya satu periode (15 hari) terakhir hasil yang baik.
bila nasabah menggadaikan emasnya selama
4 bulan. Program ini berlaku t.m.t. 1 Juli s.d. BSM menyalurkan pembiayaan konsumer selama
tanggal 31 Agustus 2011. tahun 2011 dengan pertumbuhan sebesar Rp9,23
triliun atau 135,43%, semula Rp6,81 triliun di akhir
b) Aliansi tahun 2010 menjadi Rp16,04 triliun di akhir tahun
Pada tahun 2011 BSM juga menjajaki kerjasama 2011.
dengan pihak lain untuk membuka konter
layanan gadai. Hal ini ditandai dengan telah Pembiayaan Konsumer
ditandatanganinya perjanjian kerja sama (PKS)
16,04 T
dengan PT. Pos Indonesia dan Bank Sinar
Harapan Bali (BSHB). Selain itu, Bank Mandiri
sebagai pemilik BSM juga men-support BSM
dengan membuka konter layanan gadai di unit
bisnis Bank Mandiri.
6,81 T
c) Pelayanan Gadai
BSM senantiasa memperbaiki pelayanan dengan
tagline bank yaitu ”Mitra untuk Dana Cepat dan
Mudah.” Tidak sampai 20 menit pembiayaan dapat
2010 2011
langsung dinikmati dengan menggadaikan emas.
Jaminan dapat berupa perhiasan atau logam
mulia. Biaya yang dikenakan relatif kompetitif. Pada tahun 2011 pembiayaan konsumer semakin
Biaya sudah termasuk asuransi terhadap barang nyata mendorong pertumbuhan Bank Syariah
jaminan. Sistem IT terus disempurnakan seiring Mandiri. Porsi pembiayaan konsumer terhadap
dengan kebutuhan fitur produk yang terus total pembiayaan BSM meningkat menjadi 43,61%
dikembangkan. Untuk meningkatkan jangkauan dari semula 28,43% pada akhir tahun 2010.
layanan gadai, BSM tidak menutup kemungkinan
akan membuka channnel distribusi dengan pihak
60 Posisi Rp Triliun
Perkembangan NPF Gross dan NPF Netto
48,67
50 Periode 2005-2011
40
32,66
30
22,15
20 17,15 6,96%
12,95
9,60 4,64% 5,64% 5,66%
10 8,31 4,84%
6,91 3,50%
1,63 3,44 3,52% 2,42%
2,68% 3,39%
0
2,45%
0,95%
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 1,34% 1,29%
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Selama kurun waktu tahun 2010-2011, total aset BSM NPF Netto NPF Gross
meningkat semula Rp32,48 triliun di tahun 2010 menjadi
Rp48,67 triliun tahun 2011 atau meningkat rata-rata 49,84%. 3). Kas
1). Aset Tetap Posisi kas per 31 Desember 2011 adalah Rp1,05 triliun
Nilai Aset tetap BSM per 31 Desember 2011 sebesar atau naik sebesar 52,17% dibanding posisi kas akhir
Rp511 miliar, tumbuh sebesar Rp146 miliar atau tahun 2010 sebesar Rp692 miliar.
40,00% dari akhir tahun 2010 sebesar Rp365 miliar.
Pada tahun 2011 terjadi peningkatan investasi tetap 4). Penempatan pada Bank Indonesia
sejalan dengan pembukaan jaringan. Hal tersebut Posisi Giro pada Bank Indonesia, per 31 Desember
terutama sejalan dengan perkembangan jaringan BSM 2011 adalah Rp2,04 triliun naik 45,71% dibandingkan
untuk terus dapat menjangkau daerah-daerah sentra dengan giro posisi akhir tahun 2010 sebesar Rp1,40
ekonomi di seluruh Indonesia. triliun.Persentase Giro Wajib Minimum (GWM) rupiah
pada tahun 2011 sebesar 5,08%turun dibandingkan
2). Aset Produktif posisi akhir tahun 2010 sebesar 5,11%.Persentase GWM
Peningkatan total aset BSM mayoritas disumbang oleh valuta asing pada tahun 2011 sebesar 1,21%, turun
aktiva produktif. Hal ini terlihat dari komposisi aset produktif dibandingkan posisi akhir tahun 2010 sebesar 5,98%.
terhadap total aset 92.35%. Nilai aset produktif meningkat Posisi Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) per
sebesar Rp14,21 triliun atau 46,23%, semula Rp30,74 31 Desember 2011 sebesar 100 miliar atau turun
triliun di tahun 2010 menjadi Rp44,95 triliun di tahun 2011. dibandingkan posisi akhir tahun 2010 Rp 1,25 triliun.
.
Perkembangan Aset Produktif BSM Periode 2006-2011
(dalam Rp miliar)
Keterangan 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Pembiayaan 7.415 10.326 13.278 16.063 23.968 36.727
Surat Berharga 200 400 200 200 200 700
SBIB/FASBIS 780 670 1.305 2.381 3.412 4.850
Penembatan Pada Bank Lain 60 303 336 492 721 767
Rekening Administratif 155 166 206 339 460 431
Total Aset Produktif 8.913 12.269 16.399 21.319 30.744 44.947
Penurunan ini disebabkan BSM menginvestasikan posisi akhir tahun 2010 sebesar Rp23,93 triliun.
dana pada aset produktif yang lebih memberikan imbal Pertumbuhan pembiayaan tersebut diikuti peningkatan
balik yang tinggi. porsi portofolio pembiayaan UMKM. Komposisi
pembiayaan UMKM per 31 Desember 2011 mencapai
Posisi Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah 72,93% dari akhir tahun 2010 sebesar 65,01%.
(FASBIS) Per 31 Desember 2011 sebesar Rp4,75
triliun atau naik119,91% dibandingkan posisi akhir Pencapaian ini merupakan komitmen BSM untuk
tahun 2010 sebesar Rp2.16 triliun. mengembangkan sektor industri kecil dan menengah
dengan terus meningkatkan porsi pembiayaan pada
5). Giro dan Penempatan pada Bank Lain segmen UMKM.
Posisi Giro dan Penempatan pada Bank lain per
31 Desember 2011 adalah adalah Rp768 miliar, 8). Pembiayaan yang Dihapusbukukan
meningkat sebesar Rp103 miliar atau 15,66% Selama tahun 2011, BSM melakukan
dibandingkan dengan posisi Giro dan Penempatan penghapusbukuan pembiayaan sebesar Rp277 miliar.
pada Bank lain posisi tahun 2010 sebesar Rp664 Jumlah tersebut lebih besar dari tahun 2010 sebesar
miliar. Rp228 miliar. Pembiayaan yang telah dihapusbukukan
sebelum tahun 2011 dan telah diterima kembali
Giro pada bank lain meningkat sebesar Rp112 miliar selama tahun 2011 adalah Rp31 miliar.
atau 23,63%, semula Rp474 miliar di tahun 2010
Pembiayaan yang Dihapusbukukan
menjadi Rp586 miliar di tahun 2011. Penempatan pada periode 2010-2011
Bank lain menurun dari Rp190 miliar di tahun 2010 (dalam Rp miliar)
menjadi Rp182 miliar di tahun 2011. Uraian 2010 2011
Saldo Awal 408 609
Penempatan pada Bank lain dilakukan antara lain Penghapusbukuan 228 277
dalam bentuk wadiah, deposito berjangka dan/atau Penerimaan Kembali 28 31
tabungan mudharabah serta bentuk-bentuk lainnya Saldo Akhir Tahun 609 855
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
BSM secara terus menerus berupaya menjaga kualitas c. Sumber Dana dan Komposisi Dana Pihak Ketiga
pembiayaan dengan memantau perkembangan usaha
debitur secara berkesinambungan. Selanjutnya BSM BSM berhasil menghimpun dana masyarakat selama
terus melakukan program perbaikan dan penyelesaian tahun 2011 sebesar Rp42,62 triliun, tumbuh sebesar
atas debitur bermasalah. Rp13,62 triliun atau 46,97% dari semula Rp29,00 triliun
pada tahun 2010.
BSM menerbitkan Obligasi Subordinasi dalam rangka Realisasi Pendapatan Operasional sampai dengan akhir
memperkuat permodalan khususnya Tier II. Total Obligasi tahun 2011 mencapai Rp4,85 triliun, tumbuh sebesar
Subordinasi per 31 Desember 2011 adalah Rp700 miliar, 45,21% atau Rp1,51 triliun dibandingkan pencapaian
meningkat sebesar Rp500 miliar atau 250% dibandingkan Pendapatan Operasional akhir tahun 2010 sebesar
tahun 2010 sebesar Rp200 miliar. Obligasi ini diterbitkan Rp3,34 triliun.
pada tahun 2007 dan memiliki jangka waktu 5 tahun.
1.) Pendapatan Pengelolaan Dana oleh Bank sebagai
Mudharib
f. Ekuitas Selama tahun 2011, BSM membukukan pendapatan
Pengelolaan Dana oleh Bank sebagai Mudharib
Ekuitas per 31 Desember 2011 mencapai Rp3,07 triliun, sebesar Rp3,77 triliun meningkat 36,10% atau Rp1,00
tumbuh sebesar Rp1,05 triliun atau 51,98%terhadap triliun dari perolehan pendapatan Pengelolaan Dana
posisi ekuitas di akhir tahun 2010 sebesar Rp2,02 triliun. oleh Bank sebagai Mudharib di tahun 2010 sebesar
Kenaikan tersebut terutama diperoleh dari laba tahun Rp2,77 triliun. Kenaikan pendapatan pengelolaan
2010 dan perolehan laba tahun berjalan. Dana oleh bank sebagai Mudharib selama tahun
2010 tersebut terutama disebabkan BSM melakukan
ekspansi pembiayaan yang tinggi sebesar
g. Modal Disetor 53,23%dengan NPF gross yang terjaga pada level
2,42% dan NPF netto sebesar 0,95%.
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh sebesar
Rp1.158.243.565.000 untuk jumlah saham sebanyak 2.) Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil Dana Syirkah
231.648.713 lembar pada 31 Desember 2011 dan Temporer
131.648.713 saham pada 31 Desember 2010. Sedangkan Sejalan dengan kenaikan pendapatan Pengelolaan
Modal Dasar sebanyak 200.000.000 lembar saham Dana oleh Bank sebagai Mudharib, kewajiban bank
pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, dengan nilai untuk memenuhi hak pihak ketiga atas bagi hasil dana
nominal modal saham sebesar Rp5.000 per saham. syirkah temporer juga meningkat semula dari Rp1,16
triliun di tahun 2010 menjadi Rp1,78triliun di tahun
2011, naik Rp619 miliar atau 53,27%.
II. Realisasi Laba Rugi
3.) Pendapatan Usaha Lainnya
Selama tahun 2011, BSM berhasil membukukan laba bersih Realisasi Pendapatan Usaha Lainnya (fee based
sebesar Rp551,07 miliar, naik 31,67% dari laba bersih tahun income), sampai dengan akhir tahun 2011 mencapai
2010 yang tercatat sebesar Rp418,52 miliar. Pencapaian ini Rp1,08 triliun, tumbuh sebesar 90,83% atau Rp515
disebabkan, BSM berhasil mempertahankan pertumbuhan miliar dibandingkan pencapaian tahun 2010 sebesar
dan menjaga kualitas aset produktif khususnya pembiayaan Rp567 miliar. Peningkatan tersebut ditopang oleh fee
serta meningkatkan Fee Based Income. Haji yang meningkat sebesar Rp183,43 miliar dan fee
operasional yang tumbuh sebesar Rp307,28 miliar.
Ringkasan Laporan Laba Rugi
Periode 2010-2011
(dalam Rp miliar)
b. Beban Operasional
Laporan Laba Rugi 2010 2011
1. Pendapatan Pengelolaan Dana Oleh Bank 2.768 3.771
Sebagai Mudharib Realisasi beban operasional meningkat semula dari
2. Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil Dana 1.162 1.781 Rp2,76 triliun tahun 2010 menjadi sebesar Rp4,09 triliun
Syirkah Temporer pada akhir tahun 2011 atau naik sebesar 48,19%.
3. Laba Usaha 580 761
4. Laba Sebelum Zakat 583 767
5. Laba Setelah Pajak/Laba Bersih 419 551
Arus Kas dari Aktivitas Operasi Periode 2010-2011 Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Periode 2010-2011
(dalam Rp Juta) (dalam Rp miliar)
Uraian 2010 2011 Uraian 2010 2011
Penerimaan pendapatan bagi hasil, jual beli 2.669.860,36 3.714.216,46 Setoran modal - 500,00
dan sewa Pembiayaan diterima - 750,00
Pembayaran bagi hasil dana syirkah temporer (1.130.809,15) (1.779.926,26) Surat berharga subordinasi - 500,00
Penerimaan pendapatan usaha lainnya 573.628,65 1.081.747,76 yang diterbitkan
Penerimaan dari pembiayaan dan piutang 27.540,16 31.763,27 Arus kas bersih diperoleh dari - 1.750,00
yang dihapusbukukan aktivitas pendanaan
Pembayaran beban karyawan (510.645,73) (896.088,09)
Pembayaran tansiem (12.452,34) (17.912,65)
Pembayaran beban usaha selain beban (607.198,30) (903.943,47)
karyawan IV. Rasio Keuangan Utama
Pembayaran pajak (197.792,48) (227.814,62)
Pembayaran zakat (15.768,45) (0,39)
Penyaluran dana kebajikan (1.570,63) (1.073,55)
a. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Penerimaan pendapatan/(pembayaran) (410,80) 1.231,21
beban non-usaha
Rasio kecukupan modal (CAR) BSM pada level 14.57%
Penurunan/(kenaikan) aset usaha (8.465.345,15) (13.740.510,46)
pada tahun 2011 meningkat dibandingkan pada tahun
Kenaikan/(penurunan) kewajiban usaha 1.223.615,66 1.647.521,70
Kenaikan dana syirkah temporer 12.606.122,72 8.243.814,25
2010 sebesar 10.60%. Peningkatan ini disebabkan
Arus kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi 2.220.372.09 1.091.427,59 adanya penerbitan subordinasi sebesar Rp500 miliar dan
peningkatan modal disetor pemegang saham secara tunai
pada tahun 2011 sebesar Rp300 miliar. Pada tahun yang
sama, rasio kecukupan modal (CAR) perbankan syariah
b. Arus Kas dari Aktivitas Investasi
sebesar 16,63%.
c. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Trend kinerja Imbal Hasil Rata-rata Ekuitas (ROE) BSM
menunjukkan peningkatan. ROE BSM tahun 2011 sebesar
Arus kas bersih diperoleh dari aktivitas pendanaan tahun 64,84% berada di atas rata-rata ROE Bank Umum Syariah
2011 sebesar Rp1,75 triliun, meningkat dibandingkan (BUS) sebesar 27,02%. Peningkatan tersebut terutama
tahun 2010 yang belum ada arus kas dari aktifitas disebabkan pencapaian laba bersih yang signifikan
pendanaan. Aktifitas pendanaan meliputi setoran modal, dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
pembiayaan diterima dan surat berharga subordinasi yang
diterbitkan.
20.00 %
32.22% 30.14% BOPO BSM dan Perbankan Syariah
23.39%
20.00%
10.00 % 18.27% 120.00 %
0.0 % 100.00%
85.70% 83.84% 81.34% 84.39%
80.76% 80.54%
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 80.00% 78.41%
40.00 %
Sedangkan ROA BSM sedikit menurun dari 2,21% pada
tahun 2010 ke 1,95% pada tahun 2011. Ini disebabkan 20.00 %
Namun demikian, ROA BSM tersebut lebih tinggi FDR BSM dan Perbankan Syariah
dibandingkan rata-rata ROA Perbankan Syariah lainnya 140.00 %
yang mencapai 1,79%. Penurunan tersebut disebabkan 120.00 %
pertumbuhan aset BSM yang signifikan selama tahun 2011. 103.65%
100.00 % 98.90% 99.76% 95.49% 88.94%
97.75% 89.67%
80.00% 86.03%
90.21% 92.96% 83.07% 82.54%
89.12%
c. Net Revenue Margin (NRM) 60.00 % 75.55%
40.00 %
Sampai dengan akhir tahun 2011, rasio net revenue
20.00 %
margin mencapai 7,48% pada tahun 2011 meningkat
00.0 %
0,91% dibandingkan rasio NRM tahun 2010 sebesar
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
6.57%. Ini disebabkan pertumbuhan dan kualitas
pembiayaan yang baik pada tahun 2011. BSM Perbankan Syariah
pembiayaan BSM terus menunjukkan perbaikan. NPF Cash PP Pembiayaan dan Cash PP Aktiva Produktif
BSM lebih rendah dari pada NPF Perbankan Syariah 120.00%
111,49%
sebesar 2,52%. 110.00% 104,23% 106,99%
100.00% 109,81%
90.00% 100,97% 104,71%
78,71%
NPF BSM dan Perbankan Syariah 80.00 %
8.00 % 70.00 % 66,20% 59,77%
76,26%
6.94% 60.00 % 52,62%
7.00 %
50.00% 61.83% 57,57%
6.00 % 5.64% 5.66% 50,93%
40.00 %
4.75% 4.48% 30.00 %
5.00% 3.50% 4.05% 20.00 %
4.00 % 3.52% 10.00 %
4.01% 2.52%
0.00%
3.00 % 3.02%
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
2.82%
2.00 % 2.42% Cash PP Pembiayaan Cash PPAP
1.00 % 1.42%
0.00%
Tingkat Kolektibilitas Bank
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Rasio PPAP Pada tahun 2011, BSM berhasil mencapai tingkat kolektibilitas
piutang dalam kategori lancar sebesar 95,14% total piutang,
Rasio PPAP pembiayaan terhadap NPF (Cash Ratio) meningkat dibandingkan pada tahun 2010 sebesar 92,68%.
mengalami peningkatan dari 104,71% pada tahun 2010 ke
109,81% pada tahun 2011. Kondisi ini menunjukkan bank
terus melakukan peningkatan terhadap rasio cash PPAP E. Struktur Modal
dalam rangka untuk mengantisipasi nasabah pembiayaan
bermasalah dan penurunan kolektibilitas. Pada tahun 2011, aset BSM dibiayai oleh 77,78% dari
dana syirkah temporer, 14,47% dari kewajiban dan 6,31%
dari ekuitas dan 1,44% dari surat berharga subordinasi
yang diterbitkan. Sejalan dengan perkembangan industri
perbankan syariah yang semakin cerah dalam perbankan
nasional, BSM senantiasa berupaya untuk menyediakan dan
yaitu tingkat 2. Hal ini mengindikasikan bahwa bank memiliki I. Komponen Substansi dari Pendapatan
kemampuan rentabilitas tinggi untuk mengantisipasi potensi dan Beban Lain-lain
kerugian dan meningkatkan modal.
Selama rentang waktu tahun 2010 – 2011, tidak ada
Solvabilitas komponen substansial pada Pendapatan dan Beban Lain-lain
yang menyebabkan adanya fluktuasi tajam, baik kenaikan
Pada tahun 2011, kemampuan BSM dalam memenuhi maupun penurunan, selain sebagaimana yang diungkap
kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan bank untuk dalam laporan KAP Perseroan sebagaimana terlampir.
memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi bank
ditunjukkan dengan tingkat Kecukupan Modal (CAR) pada
level 14,57% meningkat dibandingkan pada akhir 2010 J. Materialitas Peningkatan Pendapatan
sebesar 10,60%. Usaha
Tingkat kemampuan bank untuk menutup sebagian atau Selama tahun 2011, peningkatan terbesar secara nominal
seluruh hutang-hutangnya dengan modal sendiri (Debt to diperoleh dari Pendapatan Pengelolaan Dana Oleh Bank
Equity Ratio) sebesar 229,11%, menurun dibandingkan Sebagai Mudharib dari pendapatan jual beli sebesar
dengan tahun 2010 sebesar 247,94%. Rp802,01 triliun atau 58,18% dari jumlah Pendapatan Usaha
tahun 2010, sedangkan bisnis non inti yang merupakan
Pendapatan Usaha Lainnya meningkat sebesar Rp515,21
G. Ikatan yang Material untuk Investasi miliar atau 47,63% dari jumlah Pendapatan Usaha lainnya
Barang Modal tahun 2010.
Bank Indonesia memproyeksikan kinerja ekonomi nasional Kondisi ekonomi nasional yang kondusif tersebut diharapkan
secara umum tahun 2011 diperkirakan masih akan lebih memberikan pengaruh yang positif pada kinerja industri
tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Hal tersebut terutama perbankan nasional. BI memproyeksikan kinerja perbankan
didukung oleh pertumbuhan konsumsi swasta yang masih 2012; aset, kredit dan dana pihak ketiga, akan lebih tinggi
kuat dan kinerja ekspor. dibandingkan dengan kinerja tahun lalu.
Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia memperkirakan Optimisme kecenderungan positif yang diproyeksikan pada
pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2012 dapat mencapai perekonomian nasional dan industri perbankan nasional
kisaran 6,0 – 6,5%.Namun demikian, terdapat beberapa hal tersebut menurut perkiraan BI akan berpengaruh juga
yang perlu diwaspadai dalam proses pemulihan ekonomi global, terhadap industri perbankan syariah. Industri perbankan
terutama yang terjadi di negara-negara mitra dagang Indonesia syariah diharapkan akan dapat mempertahankan tingkat
serta kecepatan pemulihan ekonomi di Amerika Serikat. pertumbuhan yang tinggi pada tahun 2011. BI
memproyeksikan bahwa pertumbuhan perbankan syariah di
tahun 2012 dapat mencapai 35% (skenario pesimis) - 55%
(skenario optimis).
Proyeksi optimis perkembangan perbankan syariah diharapkan penambahan jumlah nasabah. Pada aspek pelayanan, BSM
didukung oleh berbagai faktor yang antara lain meliputi: terusmeningkatkan kualitas layanan terbaik bagi nasabah,
1. Bertambahnya pemain baru didukung dengan peningkatan kapabilitas teknologi dan
Bertambahnya pemain baru akan mendorong tingkat pengembangan inovasi produk perbankan syariah.
kompetisi di industri perbankan syariah akan semakin
tinggi. Kondisi ini akan memacu para pemain lama untuk
tetap mempertahankan market share-nya dengan upaya Strategi Perluasan Jaringan
yang lebih tinggi lagi.
Jaringan kantor BSM hingga akhir tahun 2011 telah mencapai
2. Kondisi makro yang semakin kondusif 669 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia.
Kondisi makro ekonomi pada tahun 2011 yang semakin
kondusif diperkirakan akan menjadi faktor pendorong Pertumbuhan jaringan Kantor
pertumbuhan industri perbakan syariah. 700
669
600
3. Program pengembangan pasar yang semakin
507
terstruktur 500
Pada tahun 2010, pemerintah mengeluarkan Undang-undang Penerapan dini diperkenankan. Penerapan PSAK tersebut
Republik Indonesia No. 2 Tahun 2010 tentang Perubahan berdampak pada reklasifikasi atas beberapa akun untuk
Atas Undang-undang No. 47 tahun 2009 tentang Anggaran laporan keuangan tanggal 31 Desember 2010 dan untuk
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2010 yang tahun yang berakhir pada tanggal tersebut seperti yang
berlaku tanggal 25 Mei 2010 bahwa pada pasal 3 ayat 2 poin disajikan pada Catatan 50.
b dan paragraf penjelasannya disebutkan pengenaan PPN
atas transaksi beberapa bank syariah ditanggung pemerintah. Bank juga telah menerapkan standar akuntansi berikut pada
Berdasarkan paragraf penjelasan dari pasal 3 ayat 2 tersebut tanggal 1 Januari 2011 yang tidak memiliki dampak yang
jumlah PPN Bank yang ditanggung pemerintah sebesar material terhadap laporan keuangan Bank:
Rp25,54 miliar dari jumlah SKPKB dan STP yang diterima 1. PSAK No. 2 (Revisi 2009) - “Laporan Arus Kas”.
Bank sebesar Rp37,65 miliar. Memberikan pengaturan atas informasi mengenai
perubahan historis dalam kas dan setara kas melalui
Manajemen berkeyakinan bahwa selisih antara jumlah PPN laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas
yang ditanggung oleh pemerintah dan jumlah SKPKB dan berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun
STP yang diterima oleh Bank tidak akan ditagihkan kepada pendanaan selama suatu periode.
Bank sesuai maksud dan tujuan dari undang-undang tersebut. 2. PSAK No. 19 (Revisi 2010) - ”Aset Tak Berwujud”.
Menentukan perlakuan akuntansi bagi aset tak berwujud yang
tidak diatur secara khusus dalam PSAK lain. Mensyaratkan
U. Perubahan Kebijakan Akuntansi untuk mengakui asset takberwujud jika, dan hanya jika, kriteria
tertentu dipenuhi, dan juga mengatur cara mengukur jumlah
Bank telah menerapkan standar akuntansi berikut pada tercatat dari aset tak berwujud dan pengungkapannya.
tanggal 1 Januari 2011: 3. PSAK No. 25 (Revisi 2009) - “Kebijakan Akuntansi,
1. PSAK No. 5 (Revisi 2009) - “Segmen Operasi”. Informasi Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan”.
segmen diungkapkan untuk memungkinkan pengguna Menentukan kriteria untuk pemilihan dan perubahan
laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak kebijakan akuntansi, bersama dengan perlakuan akuntansi
keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan pengungkapan atas perubahan kebijakan akuntansi,
dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi. perubahan estimasi akuntansi, dan koreksi kesalahan.
Dengan adanya penerapan PSAK No. 5 (Revisi 2009) 4. PSAK No. 57 (Revisi 2009) - “Provisi, Liabilitas
tersebut, pada tahun ini Bank tidak lagi menyajikan Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi”. Bertujuan untuk
informasi segmen usaha berdasarkan wilayah geografis. mengatur pengakuan dan pengukuran kewajiban
2. PSAK No. 7 (Revisi 2010) - “Pengungkapan Pihak-pihak diestimasi, kewajiban kontinjensi dan aset kontinjensi
Berelasi”. Mensyaratkan pengungkapan hubungan, serta untuk memastikan informasi memadai telah
transaksi dan saldo pihak-pihak yang berelasi, termasuk diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk
komitmen, dalam laporan keuangan konsolidasian dan memungkinkan para pengguna memahami sifat, waktu,
laporan keuangan tersendiri entitas induk, dan juga dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut.
diterapkan terhadap laporan keuangan secara individual.
1,6
Nilai komposit Self Assessment Pelaksanaan
GCG tahun 2011 dengan predikat “Baik” (B)
9 Penerapan fungsi audit ekstern 0,05 – SB KAP yang ditunjuk adalah KAP Purwantono, Suherman & Surja afiliasi KAP Ernst & Young
(telah melalui proses seleksi antara Divisi Akuntansi, Komite Audit, Direksi dan K
omisaris
sebelum d iajukan dalam RUPS).
Dalam laporan Akuntan publik telah terdapat p endapat dari DPS bahwa BUS mentaati
pelaksanaan prinsip syariah dan ketentuan yang berlaku.KAP telah menyampaikan manage-
ment letter tepat waktu dan mampu bekerja secara professional.
10 Batas Maksimum 0,05 – SB BSM dalam melakukan manajemen risiko telah m enerapkan prinsip kehati-hatian. Menga-
Penyaluran Dana dopsi Peraturan Bank Indonesia dalam kebijakan dan pedoman pembiayaan bank.BSM
secara berkala mengkinikan prosedur penyediaan dana sesuai dengan ketentuan dan
perundangan-undangan yang berlaku dalam m
engawal perkembangan bisnis dan organisasi
bank.
11 Transparansi kondisi keuangan 0,3 – B BSM telah melaksanakan transparansi kondisi keuangan dan non-keuangan bank kepada
dan non keuangan, laporan pihak-pihak yang berkepentingan dengan tepat waktu, termasuk publikasi pada website bank.
pelaksanaan GCG dan pelaporan Laporan internal didukung pengembangan aplikasi MIS & Datawarehouse oleh tenaga-tenaga
internal professional DST.
Struktur GCG
Struktur/Organ Inti
RUPS
Dewan Pengawas
Dewan Syariah
Pengawas Syariah Direksi
Direksi Dewan
DewanKomisaris
Komisaris
Boards of Shariah Supervisory Board Of Directors Board of Commissioners
Komite
Struktur/Organ Pendukung
Komite
CSR SKAI Pemantau Risiko
Komite
Corporate Values Manajemen Risiko Remunerasi & Nominasi
Communication Compliance
BSM menyelenggarakan 1 (satu) kali Rapat Umum 3. Komisaris Independen Ramzi A. Zuhdi
Pemegang Saham yaitu Rapat Umum Pemegang Saham 4. Komisaris Tardi
Tahunan (RUPST) yang dilaksanakan pada tanggal 28 5. Komisaris Lilis Kurniasih
Juni 2011 yang menghasilkan keputusan yaitu:
a. Persetujuan atas Laporan Tahunan BSM termasuk
Pengesahan Laporan Keuangan untuk tahun buku Direksi
2010 yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik No. Jabatan Nama
Purwantono, Sarwoko dan Sandjaja (afiliasi Ernst & 1. Direktur Utama Yuslam Fauzi
Young) dengan opini “Wajar Tanpa Pengecualian”.
2. Direktur Hanawijaya
b. Persetujuan atas Laporan Tugas Pengawasan
3. Direktur Sugiharto
Dewan Komisaris untuk Tahun Buku yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2010 serta memberikan 4. Direktur Amran P. Nasution
pelunasan dan pembebasan tanggungjawab 5. Direktur yang salah satu bidangnya Kepatuhan Zainal Fanani
sepenuhnya (volledig acquit et de charge) kepada 6. Direktur yang salah satu bidangnya Manajemen Achmad
Risiko Syamsudin
para anggota Dewan Komisaris dan Direksi.
c. Persetujuan penggunaan Laba Bersih BSM Tahun
buku 2010.
d. Menetapkan KAP Purwantono, Suherman dan Surja
(afiliasi Ernst & Young) yang akan mengaudit Laporan
Keuangan BSM tahun buku 2011.
e. Menetapkan besarnya tantiem, gaji dan fasilitas/
tunjangan Dewan Komisaris dan Direksi.
f. Melimpahkan wewenang penetapan remunerasi
Dewan Pengawas Syariah (DPS) BSM kepada Dewan
Komisaris setelah memperoleh masukan dari Direktur
Utama BSM.
Dalam mendukung efektivitas pelaksanaan fungsi dan e. Rangkap Jabatan Dewan Komisaris
tugasnya, Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Audit,
Komite Pemantau Risiko dan Komite Renumerasi dan Dewan Komisaris tidak ada yang merangkap jabatan
Nominasi. Sejalan dengan tugasnya komite-komite sebagai anggota Dewan Komisaris, Direksi atau Pejabat
tersebut juga melaksanakan interaksi secara rutin dengan Eksekutif pada 1 (satu) lembaga/perusahaan keuangan
manajemen dan unit kerja terkait. lain, atau anggota Dewan Komisaris, Direksi, atau Pejabat
Eksekutif yang melaksanakan fungsi pengawasan pada
Berdasarkan pengawasan atas realisasi kinerja, pelaksanaan 1 (satu) perusahaan anak bukan bank yang dikendalikan
program kerja bank, dan dalam rangka mendukung oleh Bank.
pertumbuhan yang berkelanjutan, Dewan Komisaris
merekomendasikan beberapa hal yang perlu terus-menerus
mendapat perhatian manajemen dalam upaya perbaikan dan f. Rapat Dewan Komisaris
peningkatan kinerja bank antara lain sebagai berikut:
1. Menyalurkan dana pada aktiva produktif dengan bobot Rapat Dewan Komisaris diselenggarakan minimal sebulan
ATMR yang rendah. sekali. Rapat Dewan Komisaris tersebut dapat berupa
2. Menerbitkan sub debt. Rapat internal Dewan Komisaris, Rapat Dewan Komisaris
3. Mereview kembali organisasi di bidang pembiayaan bersama Komite, maupun Rapat Dewan Komisaris
agar terjadi build incontrol dan penerapan four eyes bersama Direksi.
principle, khususnya dalam memutus pembiayaan.
4. Membentuk tim khusus untuk menangani NPF. Rapat internal Dewan Komisaris merupakan forum dan
5. Meningkatkan kualitas service Bank. sekaligus mekanisme bagi pengambilan keputusan Dewan
6. Meningkatkan rentabilitas. Komisaris secara kolektif. Selain itu, Dewan Komisaris
7. Meningkatkan pemahaman dan sosialisasi mengenai juga mengadakan rapat gabungan dengan Direksi untuk
pengetahuan syariah, terutama aspek syariah di membahas kinerja BSM.
bidang pembiayaan dan lain-lain.
8. Melakukan pengendalian risiko operasional, Selama tahun 2011, Dewan Komisaris telah mengikuti
khususnya yang terkait dengan human capital, berbagai rapat antara lain: 1 kali RUPS, 13 kali rapat
jaringan kantor dan pengembangan Core Banking internal Dewan Komisaris, 14 kali rapat gabungan Dewan
System (CBS). Komisaris dan Direksi. Berikut tingkat kehadiran masing-
9. Meningkatkan kompetensi dan pemahaman GCG. masing anggota Dewan Komisaris dalam berbagai rapat
tersebut:
Keterangan
* Rapat Komisaris adalah rapat internal Dewan Komisaris
** Rapat Komisaris – Direksi adalah rapat dimana inisiatif rapat berasal dari Dewan Komisaris dengan mengundang Direksi
*** Rapat Direksi – Komisaris adalah rapat dimana inisiatif rapat berasal dari Direksi dengan mengundang Dewan Komisaris
Perubahan fasilitas pada tahun 2011 untuk Dewan Komisaris perumusan rencana strategis perusahaan, penyusunan
adalah fasilitas kendaraan operasional Toyota Camry 2,4V dan implementasi Rencana Bisnis Bank, pemantauan
untuk Komisaris Utama dan untuk masing-masing Anggota kinerja, serta penerapan manajemen risiko dan penerapan
Komisaris Independen Perseroan, yaitu Toyota Corolla Good Corporate Governance.
Altis 2.000 cc automatic (maksimum atau setara), dimana Di tahun 2011, sesuai dengan hasil Rapat Umum
sebelumnya hanya disediakan 2 kendaraan operasional: 1 Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 28 Juni 2011 telah
Toyota Camry 2,4 V (khusus untuk Komisaris Utama) dan 1 diangkat kembali Saudara Achmad Marzuki sebagai
Toyota Innova. Komisaris Utama/Komisaris Independen, Saudara Abdillah
sebagai Komisaris Independen, Saudara Tardi dan
Saudari Lilis Kurniasih masing masing sebagai Komisaris,
sedangkan Saudara Ramzi A. Zuhdi telah diangkat sebagai
i. Seminar Dewan Komisaris
Komisaris Independen pada RUPSLB tanggal 29 Juni 2010,
sehingga jumlah Dewan Komisaris tetap berjumlah 5
Dalam rangka peningkatan dan pengembangan
(lima) orang dengan susunan sebagai berikut:
kompetensi untuk menunjang tugas dan fungsi
pengawasan, selama tahun 2011 Dewan Komisaris BSM
Dewan Komisaris
telah mengikuti berbagai seminar, workshop, congress
dan benchmark antara lain: Nama Jabatan
1. Bara Risk Forum 2011, 27 - 28 April 2011, Hotel Achmad Marzuki Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen
Padma, Bandung Abdillah Komisaris Independen
Memberikan informasi dan pemahaman yang lebih
Ramzi A. Zuhdi Komisaris Independen
luas mengenai:
Tardi Komisaris
a. Manajemen risiko berbasis Enterprise Risk
Lilis Kurniasih Komisaris
Management
b. Stress testing
c. Komponen utama dan tantangan Basel III Dalam menjalankan fungsi pengawasan dan pemberian
d. Memahami dan mengukur dampak kejadian nasehat, Dewan Komisaris mengkomunikasikannya
catastrophic/bencana – mengimplementasikan melalui berbagai forum rapat formal, informal dan
business continuity management untuk melindungi masukan atau rekomendasi secara tertulis kepada Direksi,
shareholders value. Direktur Bidang maupun unit kerja.
2. Seminar Good Governance
Memberikan pemahaman bahwa prinsip tata kelola Dewan Komisaris melaksanakan tugasnya dibantu oleh tiga
yang baik mutlak harus ditegakkan. Melalui tata kelola komite yaitu Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan
sumberdaya ekonomi dan non ekonomi secara baik, Komite Renumerasi dan Nominasi. Sejalan dengan tugasnya
tentu akan tercapai perbaikan kesejahteraan rakyat. komite-komite tersebut juga melaksanakan interaksi secara
3. Workshop Asesor Uji Kompetensi Bidang rutin dengan manajemen dan unit kerja terkait.
Manajemen Risiko
Merupakan program workshop sebagai salah satu
syarat untuk menjadi asesor uji kompetensi bidang 1. Pelaksanaan Fungsi Pengawasan oleh
manajemen risiko sebagai komitmen bersama dalam Dewan Komisaris
rangka peningkatan kompetensi dan kemampuan
sumberdaya manusia di bidang perbankan. Beberapa fungsi pengawasan Dewan Komisaris
antara lain dilaksanakan melalui:
a) Rapat Direksi dan Dewan Komisaris (Radirkom)
j. Laporan Pengawasan Dewan Komisaris 1. Laporan Kinerja Bank
l Laporan Kinerja
Dewan Komisaris senantiasa melaksanakan tugas dan Bank antara lain membahas pencapaian
tanggungjawabnya secara profesional dan independen realisasi dibandingkan target serta faktor-
dengan berlandaskan pada tata kelola perusahaan yang faktor yang menentukan pencapaian atau
baik. Dewan Komisaris berkomitmen untuk proaktif dalam tidak tercapainya target. Kinerja financial
melaksanakan fungsi pengawasan bank, baik pada proses yang dibahas antara lain aset, kualitas,
dana pihak ketiga, pendapatan dan biaya Rasio kecukupan modal Bank selama
bagi hasil, biaya overhead, laba, fee based periode Januari 2011 sampai dengan
income, CAR dan rasio keuangan lainnya. September 2011 berada pada peringkat 2
l Pencapaian Target dengan rasio kecukupan modal di bawah
Realisasi non financial serta faktor-faktor 12,00% (peringkat 2 menunjukkan tingkat
yang menentukan pencapaian atau tidak modal berada lebih tinggi dari ketentuan
tercapainya target. Kinerja non financial KPMM yang berlaku). Namun pada bulan
yang dibahas antara lain perkembangan Oktober 2011 dan Desember 2011 rasio
jaringan kantor, jaringan atm, dan jumlah kecukupan modal naik menjadi di atas
karyawan. 12% yaitu masing-masing 12,12% dan
14,75%, sehingga peringkat naik menjadi
PT Bank Syariah Mandiri (Bank) sampai 1 (peringkat 1 menunjukkan tingkat
dengan akhir tahun 2011 telah berhasil modal berada signifikan lebih tinggi dari
mencapai sebagian besar target yang ketentuan yang berlaku). Kenaikan rasio
ditetapkan dalam Rencana Bisnis Bank tahun ini disebabkan Bank Mandiri sebagai
2011 secara baik, antara lain pencapaian Pemegang Saham sudah merealisasikan
aset, penghimpunan dana pihak ketiga, tambahan modal disetor sebesar Rp300
penyaluran dana, kualitas aktiva produktif dan miliar dan penerbitan sub debt baru oleh
pencapaian laba bersih bank. Target yang Bank sebesar Rp500 miliar.
belum dicapai antara lain rasio BOPO dan l Kualitas Aset
Cost to Income Ratio yang sedikit lebih tinggi Rasio kualitas aset selama tahun 2011
dari target. Pelampauan rasio tersebut seiring berada pada peringkat 2. Rasio kualitas
dengan perkembangan jaringan kantor dan aset bulan Desember 2011 sebesar 0,98%
jumlah penerimaan karyawan baru yang cukup atau berada pada peringkat 2. Peringkat
signifikan di tahun 2011. 2 perdefinisi menunjukkan kualitas aset
baik namun terdapat kelemahan yang
Pencapaian financial di atas didukung juga tidak signifikan. Kebijakan dan prosedur
oleh berbagai usaha non financial antara lain pemberian pembiayaan dan pengelolaan
perbaikan dan penyempurnaan pengendalian risiko dari pembiayaan telah dilaksanakan
dan pengawasan intern, penyempurnaan dengan baik dan sesuai dengan skala
indikator-indikator risiko, peningkatan usaha bank serta mendukung kegiatan
pelayanan nasabah dan peningkatan operasional yang aman dan sehat.
kompetensi human capital dengan pencapaian l Rentabilitas
secara umum sesuai target. Rasio rentabilitas selama tahun 2011 berada
pada peringkat 2 kecuali pada bulan Februari
2. Perkembangan Tingkat Kesehatan Bank yang berada pada peringkat 1. Predikat 2
Berdasarkan PBI Nomor 9/1/PBI/2007 tanggal 21 menunjukkan kemampuan rentabilitas tinggi.
Januari 2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat l Likuiditas
Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Rasio likuiditas selama tahun 2011
Syariah, Bank melakukan penilaian Tingkat cenderung berfluktuatif antara peringkat 2
Kesehatan secara self assessment. Tingkat dan peringkat 3 kecuali pada bulan Oktober
kesehatan Bank digunakan untuk mengukur dan bulan November yang berada pada
kemampuan manajemen dalam mengelola bank peringkat 1. Pada bulan Desember 2010
dalam suatu periode tertentu dibawah kondisi rasio utama likuiditas adalah peringkat
perekonomian dan industri keuangan. Adapun 2. Peringkat tersebut mencerminkan
penilaian self assesment Tingkat Kesehatan kemampuan likuditas bank untuk
Bank pada tahun 2011 sebagai berikut: mengantisipasi kebutuhan likuiditas dan
penerapan manajemen risiko likuiditas kuat.
yang dilakukan secara adil dan transparan. 3. Kesimpulan Pendapat Dewan Komisaris
Bank telah menggunakan jasa eksternal
auditor yang independen dan profesional. Dewan Komisaris berpendapat bahwa selama tahun
2011, manajemen telah menunjukkan upaya serius untuk
2) Tata Tertib: Bank telah menetapkan tanggung mencapai kinerja terbaik dan merealisasikan rencana
jawab yang jelas dari masing-masing organ bisnis bank. Bank secara umum berhasil mencapai target
organisasi dan penyusunan struktur organisasi yang ditetapkan. Dewan Komisaris juga berpendapat
yang mengakomodasi kebutuhan organisasi, bahwa Bank telah menerapkan tata-kelola perusahaan
Bank telah mempunyai sistem rekruitmen yang baik, memiliki sistem pengendalian intern yang
pegawai yang fair, obyektif, dan kompetitif, cukup, dan Satuan Kerja Audit Intern yang telah berjalan
Bank telah mempunyai sistem remunerasi efektif dan independen.
manajemen dan pegawai yang berbasis kinerja Berdasarkan pengawasan atas realisasi kinerja,
kompetitif dan transparan. pelaksanaan program kerja bank, dan dalam rangka
mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan
3) Pertanggungjawaban: Bank telah (suistainable growth), Dewan Komisaris
melaksanakan pelaporan kepada pihak menyampaikan beberapa hal yang perlu terus-
ketiga (BI, Bank Mandiri, PPATK) dan menerus mendapat perhatian manajemen dalam
memenuhi ketentuan dari regulator, Bank telah upaya perbaikan dan peningkatan kinerja bank antara
melaksanakan corporate social responsibility lain sebagai berikut:
dan mengelola zakat serta qardhul hasan.
a) Permodalan Bank harus mampu mendukung
4) Profesional: Bank telah mempunyai aturan rencana ekspansi bisnis dan pertumbuhan
yang memisahkan antara kepentingan yang ingin dicapai. Walaupun posisi
kedinasan dan pribadi serta mampu permodalan (CAR) masih dalam kondisi aman,
mengambil keputusan secara obyektif dan namun Bank perlu mengupayakan hal-hal
bebas dari tekanan pihak manapun. Bank telah sebagai berikut:
memperkuat dan kompetensi dan capability 1) Merealiasikan rencana penambahan modal
pegawai melalui pelatihan (internal dan pemegang saham sesuai target waktunya.
eksternal), kompetensi. 2) Menyalurkan dana pada aktiva produktif
dengan bobot ATMR yang rendah.
5) Kewajaran: Dewan Komisaris dan Direksi
telah melaksanakan wewenang dan tangung b) Dalam upaya meningkatkan pertumbuhan
jawab sesuai batasan-batasan yang ditentukan pembiayaan yang berkesinambungan
dalam Anggaran Dasar dan ketentuan- (suistainable growth) dan meningkatkan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku. kualitas aktiva produktif, Bank perlu
Bank telah memberikan penghargaan (reward) melanjutkan langkah-langkah secara lebih
untuk setiap prestasi dan menjatuhkan konkrit dan berkesinambungan dalam hal:
hukuman (punishment) yang obyektif dan 1) Mereview kembali organisasi pembiayaan,
bersifat mendidik bagi setiap pelanggaran. termasuk penguatan four eyes principle dalam
memutus pembiayaan, segregation of duty,
proses supervisi, dan pemberian wewenang.
2. Tata Tertib Dewan Komisaris 2) Meningkatkan fungsi pengawasan dan
kepatuhan prosedur, ketertiban administrasi
Dewan Komisaris telah memenuhi action plan sesuai pembiayaan, dan efektivitas pengendalian
PBI tentang GCG antara lain pembuatan Pedoman intern pada proses pemberian pembiayaan.
dan Tata Tertib Dewan Komisaris BSM yang disahkan 3) Membuat crash program untuk menyelesaikan
tanggal 11 Mei 2010, merupakan penyempurnaan pembiayaan bermasalah dengan membentuk
dari Pedoman dan Tata Tertib Dewan Komisaris organisasi remedial account/financing
sebelumnya. Pedoman tersebut mengatur tugas recovery.
pokok, struktur organisasi, etika kerja, waktu kerja, dan
penyelenggaraan rapat Dewan Komisaris.
Abdillah Komisaris Independen Training yang pernah diikuti antara lain Analisa Kredit,
Asset dan Liabilities, Investment Management , Advance
Warga Negara Indonesia, lahir di Brebes, 21 Februari Financial Analysis, Quality Service Delivery, Sertifikasi
1947. Lulusan Universitas Indonesia 1977. Menjabat Management Risiko-1, Assesment Perkreditan,
sebagai Komisaris sejak tanggal 19 Juni 2008. Negotiation Skill, SOS Implementasi Basel II & ERM,
Operation Risk Management dan Leaders Forum.
Sebelum menjabat sebagai Komisaris Independen BSM,
beliau menjabat sebagai anggota Komite Audit BSM, Ketua
Pengawas Yayasan Kesejahteraan Bumi Daya, Komisaris PT Tardi Komisaris
Estika Sedaya Finance, Ketua Badan Pengawas Yayasan
THT PT Bank Bumi Daya (Persero), dan Kepala Urusan Warga Negara Indonesia, lahir di Sukoharjo, 12 Mei 1964.
Pengawasan Intern PT Bank Bumi Daya (Persero) . Lulusan Universitas Negeri Sebelas Maret dan Pasca
Sarjana di Universitas Padjajaran. Menjabat sebagai
Training yang pernah diikuti antara lain Kursus Financial Komisaris sejak tanggal 19 Juni 2008.
Accounting, Kursus Audit Inspection and Control,
Seminar Management Accounting, Kursus Asset Liability Sebelum menjabat sebagai Anggota Dewan Komisaris
Management, Top Management Program dan Sertifikat BSM, beliau menjabat sebagai Group Head Credit
Qualified Internal Auditor (QIA). Recovery II PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Dept. Head
Loan Collection I PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Dept.
Head Loan Disbursement PT Bank Mandiri (Persero)
Ramzi A. Zuhdi Komisaris Independen Tbk, Dept. Head Consumer Loan Disbursement PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk, Credit Operation & Control Loan
Warga Negara Indonesia, lahir di Jambi,5 Mei 1952. Operations Development PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Lulusan Universitas Gajah Mada tahun 1978 dan Meraih dan Group Head pada Credit Operation & Control Credit
Master di Iowa State University tahun 1989. Menjabat Administration PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
sebagai Komisaris sejak tanggal 29 Juni 2010.
Training yang pernah diikuti antara lain Loan Syndication
Sebelum menjabat sebagai Komisaris Independen BSM, Workshop, Pendidikan Ketrampilan Manajerial, Training
beliau pernah menjabat sebagai Direktur DPbS Bank Debt Restructuring and Loan SYN, Credit Training for
Indonesia dan Direktur Keuangan PT Mekar Prana Indah. Lending, Marketing Analysis, Strategy& MPD, Sertifikasi
Management Risiko-1 dan 2, Risk Management in
Training yang pernah diikuti antara lain Islamic Banking, Banking dan Leaders Forum.
Program Eksekutif, Sertifikasi Manajemen Risiko,
Leadership Program dan Refreshment Risk Management.
l. Sekretaris Dewan Komisaris
Lilis Kurniasih Komisaris Tahun 2011, Sekretaris Dewan Komisaris dijabat oleh
Teddy Hidayat. Lahir pada tanggal 26 Agustus 1969.
Warga Negara Indonesia, lahir di Bandung, 13 Januari Alumnus Fakultas Perikanan Jurusan Budidaya Perairan
1958. Lulusan Institut Pertanian Bogor 1981. Menjabat Institut Pertanian Bogor tahun 1992. Meraih gelar Magister
sebagai Komisaris sejak tanggal 19 Juni 2008. Manajemen dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
tahun 2004.
Sebelum menjabat sebagai Anggota Dewan Komisaris BSM, Tugas dan tanggung jawab Sekretaris Dewan Komisaris:
beliau menjabat sebagai Commercial Banking Center 1. Memastikan diikutinya Rakom, Rakomdir, Radirkom.
Manager PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Operations 2. Memastikan terdistribusinya keputusan Rakom ke
Manager PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Kepala Divisi seluruh Komisaris.
Pembiayaan Korporasi PT Bank Syariah Mandiri, Wakil 3. Memastikan terpantaunya hasil Rakom dan Rakomdir
Kepala Cabang Kebayoran PT Bank Exim dan Kepala Bagian oleh seluruh Komisaris.
Kredit Menengah Bandung Lapangan Raya PT Bank Exim. 4. Membuat laporan kepada pihak internal maupun
eksternal Bank sebagaimana tugas dan tanggung
Direksi diangkat oleh RUPS dan memiliki wewenang serta b. Komitmen Direksi
tanggung jawab yang jelas sesuai dengan fungsinya masing-
masing sebagaimana diamanahkan dalam Anggaran Dasar Komitmen Direksi untuk melaksanakan GCG terus
dan peraturan perundang-undangan serta dijabarkan lebih ditegaskan. Penerapan corporate governance yang baik
lanjut pada Board Manual. merupakan tanggung jawab seluruh jajaran BSM. BSM
telah menerbitkan Surat Keputusan Bersama Komisaris dan
Dalam melaksanakan tugas, Direksi bertanggung jawab Direksi tentang Piagam GCG (Good Corporate Governance
kepada RUPS. Pertanggung-jawaban Direksi kepada RUPS Charter) No.9/002-SKB/KOM.DIR tanggal 30 April 2007,
merupakan perwujudan akuntabilitas pengelolaan perusahaan. dan telah disempurnakan dengan Surat Keputusan
Bersama Komisaris dan Direksi No. 12/002-SKB/KOM.DIR
tanggal 27 Desember 2010 tentang GCG bagi BUS.
Setiap anggota Direksi telah memenuhi persyaratan lulus Terkait hal tersebut, sesuai Surat BI No. 9/363/DPNP/IDPnP
Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper tanggal 16 Juli 2007 tentang Pelaksanaan GCG bagi BU,
Test). Direksi telah melaksanakan prinsip-prinsip Good menyatakan bahwa Direktur Utama BSM berasal dari pihak
Corporate Governance dalam kegiatan usaha bank, Independen.
antara lain dengan menguatkan Satuan Kerja Audit Intern,
Satuan Kerja Manajemen Risiko dan Komite Manajemen Sejalan dengan penerapan praktik tata kelola perusahaan
Risiko, dan Satuan Kerja Kepatuhan. yang baik, Direksi telah menandatangani Pakta Integritas
dan menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara
Salah satu Direksi telah mendapat persetujuan BI untuk Negara (LHKPN) maupun Laporan Pajak-Pajak Pribadi
ditetapkan sebagai Direktur Kepatuhan yang juga memantau (LP2P) sebagai bentuk komitmen menghindari transaksi
implementasi GCG. Direktur Kepatuhan membawahi Divisi yang mengandung benturan kepentingan.
Kepatuhan, Jaringan, Human Capital, Training, dan Divisi
Perencanaan Pengembangan & Manajemen Kinerja. Seluruh anggota Direksi mampu bertindak dan mengambil
keputusan secara independen. Pelaksanaan tugas dan
Direksi telah memperhatikan pengarahan dari regulator tanggung jawab Direksi telah memenuhi prinsip-prinsip GCG.
untuk mematuhi komitmen menjalankan kegiatan Bank
secara prudent, memenuhi GCG, sesuai dengan prinsip
syariah dan senantiasa menindaklanjuti atas setiap hasil d. Susunan Anggota Direksi
audit baik intern maupun ekstern.
Komposisi anggota Direksi BSM terdiri dari 6 (enam)
orang yaitu seorang sebagai Direktur Utama dan 5
c. Kepemilikan Saham dan Independensi (lima) orang Direktur, yang diangkat berdasarkan RUPS.
Direksi Penunjukan Direksi telah melalui mekanisme fit and
proper test oleh Pemegang Saham Pengendali.
Selama tahun 2011, Direksi tidak memiliki saham di PT Bank
Syariah Mandiri dan di Perusahaan lain. Anggota Direksi Direksi secara kolektif telah memiliki keahlian untuk dapat
berasal dari pihak yang tidak memiliki hubungan dengan melaksanakan tanggung jawab yang diamanahkan,
perusahaan afiliasi BSM dan atau Pemegang Saham dan terdiri dari anggota yang memiliki pemahaman
Pengendali. yang memadai, memiliki kompetensi untuk dapat
menghadapi permasalahan yang timbul dalam usaha,
Berdasarkan Surat Edaran BI No. 12/13/DPbS poin C.1. membuat keputusan secara independen dan mendorong
tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum Syariah dan peningkatan kinerja Perusahaan.
Unit Usaha Syariah bahwa Presiden Direktur atau Direktur
Utama yang selanjutnya disebut Presdir, wajib berasal
dari pihak yang independen terhadap pemegang saham
pengendali. Independensi dari seorang Presdir dapat
dipenuhi apabila yang bersangkutan tidak memiliki hubungan
keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau
hubungan keluarga dengan pemegang saham pengendali
BUS.
b. Melaksanakan evaluasi secara berkala terhadap rencana kerja tahunan dengan tetap menjaga
realisasi pencapaian target dan menetapkan langkah- prinsip-prinsip syariah dan kehati-hatian.
langkah peningkatan kinerja yang perlu dilakukan
c. Mengkoordinasikan kegiatan kerja seluruh anggota 4. Direktur Pembiayaan Menengah
Direksi dan EVP berikut aparat dibawahnya untuk a. Menetapkan strategi dan kebijakan di Direktorat
mencapai hasil yang optimal. Pembiayaan Menengah berdasarkan prinsip
d. Menyelenggarakan aktivitas Divisi Audit Intern dan syariah, serta kebijakan pendukung lain yang
Komite Manajemen Risiko yang berada langsung berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya.
di bawahnya untuk mencapai rencana kerja yang b. Memimpin dan mengkoordinir seluruh unit kerja di
ditetapkan Direktorat Pembiayaan Menengah meliputi bidang
e. Menciptakan hubungan yang harmonis antara Pembiayaan Komersial, Restrukturisasi, Penyelesaian
Dewan Komisaris, Direksi, Pemegang Saham, Pembiayaan, Hubungan Korporasi & Hukum dan
Pegawai, Nasabah, dan Pemerintah/Bank Sarana & Logistik sesuai dengan sasaran yang telah
Indonesia dalam tatanan pelaksanaan Good ditetapkan dalam rencana kerja tahunan dengan tetap
Corporate Governance. menjaga prinsip-prinsip syariah dan kehati-hatian.
f. Menyelenggarakan pengelolaan Manajemen Risiko di
BSM sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan. 5. Direktur Kepatuhan
g. Mengkoordinasikan pembinaan terhadap seluruh a. Menetapkan strategi dan kebijakan yang sesuai
Kepala Divisi/Unit/Tim Kerja dan Cabang. dengan visi perusahaan dengan menjalankan
h. Membina hubungan dengan seluruh mitra kerja strategi dan kebijakan BSM di bidang Kepatuhan,
BSM agar dapat terwujud hubungan yang saling Jaringan, Human Capital, Training dan Perencanaan,
menguntungkan bagi kedua pihak. Pengembangan dan Manajemen Kinerja.
b. Memimpin dan mengkoordinir penetapan
2. Direktur Pembiayaan Korporasi & Tresuri langkah-langkah yang diperlukan di bidang
a. Menetapkan strategi dan kebijakan di bidang Kepatuhan, Jaringan, Human Capital, Training dan
pembiayaan korporasi dan tresuri berdasarkan Perencanaan, Pengembangan dan Manajemen
prinsip syariah, serta kebijakan pendukung lain Kinerja untuk memastikan BSM telah memenuhi
yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya. kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dalam
b. Memimpin dan mengkoordinir seluruh unit kerja rangka pelaksanaan prinsip-prinsip syariah dan
di Direktorat Pembiayaan Korporasi & Tresuri kehati-hatian.
meliputi bidang Pembiayaan Korporasi & Investasi,
Pembiayaan Korporasi Cabang, Pembiayaan Khusus 6. Direktur Manajemen Risiko
dan Sindikasi, Tresuri dan Perbankan Internasional a. Menetapkan strategi dan kebijakan yang sesuai
sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam dengan visi perusahaan dengan menjalankan
rencana kerja tahunan dengan tetap menjaga prinsip- strategi dan kebijakan BSM di bidang Manajemen
prinsip syariah dan kehati-hatian. Risiko, Sistim & Teknologi, Operasi, Akuntansi dan
Sisdur & Pengawasan.
3. Direktur Pembiayaan Mikro Kecil b. Mengevaluasi perkembangan bank di bidang
a. Menetapkan strategi dan kebijakan di bidang Manajemen Risiko, Sistim & Teknologi, Operasi,
pembiayaan mikro dan kecil berdasarkan prinsip Akuntansi dan Sisdur & Pengawasan dan
syariah, serta kebijakan pendukung lain yang merumuskan kebijakan yang diperlukan.
berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya.
b. Memimpin dan mengkoordinir seluruh unit Rangkaian event penting yang dilaksanakan dalam
kerja di Direktorat Pembiayaan Mikro – Kecil pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi dalam
meliputi bidang Pembiayaan Kecil, Mikro dan mengelola BSM antara lain:
Program, Pembiayaan Konsumer, Pegadaian,
Mass Banking, Bisnis Remittance &Transfer
dan Pengembangan Bisnis dan Produk dalam
melaksanakan aktifitas bidang pembiayaan sesuai
dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam
Perjalanan karir: Hub Manager Jakarta Fatmawati PT Officer Bank Susila Bakti Bandung
Bank Mandiri (Persero) Tbk.; Departemen Head Front
End Collection PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.; Group
Head Credit Recovery di PT Bank Mandiri (Persero) Sugiharto Direktur
Tbk.; Analis kredit perusahaan berskala menengah Bank
Dagang Negara. Warga Negara Indonesia. Lahir di Kediri, 19 November
1960. Lulusan dari Universitas Negeri Jember 1985,
dan menyelesaikan pasca sarjana dari Universitas
Amran P. Nasution Direktur Muhammadiyah Jakarta tahun 2003. Saat ini sedang
menyelesaikan S-3 di Universitas 17 Agustus Surabaya.
Warga Negara Indonesia. Lahir di Jakarta, 1 Desember Menjabat sebagai Direktur sejak tanggal 19 Juni 2008.
1965. Lulus dari Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen,
Universitas Trisakti, Jakarta tahun 1989. Menjabat sebagai
Direktur sejak tanggal 19 Juni 2007. Training yang diikuti: Credit Analysis Training; Core Credit
Training; Development of Management Skills Training;
Training yang diikuti: Kursus Dasar-dasar Perbankan, Selling International Banking Product & Service; Spirit Risk
Bank Susila Bakti; Kursus Kepala Cabang, Bank Management; Targeted Selection Training; Aktif sebagai
Indonesia; Training Customer Oriented Leadership, Dale pembicara tentang Ekonomi Syariah pada berbagai
Carnegie; Workshop Management Perbankan Syariah, perguruan tinggi antara lain: UPN Veteran Surabaya, IAIN
Tazkia Institute; Good Corporate Governance, Risk Sunan Ampel Surabaya, Universitas Airlangga, Universitas
Management&Compliance Management, Arthur Andersen; Brawijaya Malang, dan PT Permodalan Nasional Madani.
Workshop Proactive Risk Management In Banking,
Institute of Finance & Banking, Sahid Jaya; Program Perjalanan karir: Kepala Divisi Pengembangan Jaringan
Certificate In Corporate Leadership TTE Tingkat Advance PT Bank Syariah Mandiri; Regional Manager of East Java,
VIII, Center Of Corporate Leadership; Islamic Commercial Bali dan Mataram PT Bank Syariah Mandiri; Regional
Law In Banking & Finance; Islamic Finance Forum n ESQ Manager of Middle Java PT Bank Muamalat Indonesia;
Angkatan 39, ESQ Centre; Workshop Risk Management Coordinator of Corporate Business Restructure Financing
& Compliance, Novotel Coralia; Sertifikasi Manajemen Unit PT Bank Muamalat Indonesia; Branch Manager di
Resiko, Badan Sertifikasi Manajemen Resiko. Fatmawati - Jakarta PT Bank Muamalat Indonesia; Head
of Commercial Financing di Surabaya PT Bank Muamalat
Perjalanan karir: Kepala Divisi Korporasi PT Bank Syariah Indonesia.
Mandiri; Kepala Divisi Pembiayaan & Investment Banking
PT Bank Syariah Mandiri; Kepala Divisi Treasury dan
Dana PT Bank Syariah Mandiri; Kepala Divisi Pembiayaan
Menengah dan Ritel PT Bank Syariah Mandiri; Kepala
Cabang Utama Bank Susila Bakti Bandung; Account
Zainal Fanani Direktur Commercial & Corporate Bank Services; Credit Risk
Analysis Training; Credit Risk Masterclass; International
Warga Negara Indonesia. Lahir di Ngawi, 24 Oktober Trade Finance; Credit &Operational Risk.
1964. Lulus dari Fakultas Teknik Sipil Jurusan
Transportasi, Institut Teknologi 10 November Surabaya Perjalanan karir: Regional Risk Management III & V, Bank
(ITS) tahun 1989. Menjabat sebagai Direktur sejak tanggal Mandiri; Dept. Head, Commercial Risk Mgt Group, Bank
19 Juni 2007. Mandiri; Dept. Head, Retail Credit Risk Mgt. Group, Bank
Mandiri; Group Head CRM Retail, Bank Mandiri; Ketua
Training yang diikuti: Sertifikasi Manajemen Risiko, Tim, KP. Urusan Pengawasan Kredit, BDN.
Badan Sertifikasi Manajemen Risiko; Conference on
Islamic Economic, Middle East Global Advisors (MEGA)
di Bahrain; Emotional Spiritual Quotient Program
Eksekutif, ESQ Training; Balanced Scorecard Worldclass IV. Dewan Pengawas Syariah (DPS)
Perform, The Jakarta Consulting Group; Good Corporate
Governance, Risk Management & Compliance; Pelatihan BSM sebagai Bank Umum Syariah dalam menjalankan
Dasar Bank Syariah Tazkia Institut-Bank Susila Bakti; usahanya senantiasa diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah.
Kursus Perkreditan, Bank Dagang Negara; Kursus DPS sebagai perwakilan DSN – MUI pada lembaga keuangan
Pemimpin Cabang Angkatan 106, IBI; Kursus Manajemen syariah bersifat independen. Seluruh pedoman maupun
Perkreditan Angkatan XII, IBI. produk pendanaan, pembiayaan dan operasional BSM harus
disetujui oleh DPS untuk menjamin kesesuaiannya dengan
Perjalanan karir: Kepala Divisi Perencanaan, prinsip-prinsip syariah.
Pengembangan dan Manajemen Kinerja PT Bank Syariah
Mandiri; Kepala Bagian Relation Manager Retail I, Divisi
Pemasaran & Pembinaan Cabang PT Bank Syariah a. Tugas dan Tanggung jawab
Mandiri; Kepala Cabang Surabaya PT Bank Syariah
Mandiri; Kepala Cabang Pembantu Kalimalang, Bank Tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah
Susila Bakti; Kepala Operasi KCP Rawamangun, Bank (DPS) telah mengacu pada Peraturan Bank Indonesia
Susila Bakti; Staff Badan Penelitian & Pengembangan No.11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan GCG Bagi Bank
Perhubungan Darat, Departemen Perhubungan RI. Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, terdiri dari:
1. Melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai
dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance
Achmad Syamsudin Direktur (GCG);
2. Menilai dan memastikan pemenuhan Prinsip
Warga Negara Indonesia. Lahir di Jakarta, 27 Juli Syariah atas pedoman operasional dan produk yang
1965. Alumnus Fakultas Pertanian, Institut Pertanian dikeluarkan Bank, sesuai dengan masukan yang telah
Bogor tahun 1989. Meraih gelar MBA tahun 1998 dari dilaksanakan oleh unit kerja terkait.
International University Of Japan, Nigata, Japan. Menjabat 3. Memberi opini syariah proses pengembangan produk
sebagai Direktur sejak tanggal 29 Juni 2010. baru Bank agar sesuai dengan fatwa Dewan Syariah
Nasional-Majelis Ulama Indonesia;
Training yang diikuti: Optimizing Company Value Through 4. Meminta fatwa kepada Dewan Syariah Nasional-
BCM & ERM; Implementasi Resi Gudang dan Manajemen Majelis Ulama Indonesia untuk produk baru Bank yang
Risiko dalam Pembiayaan Komoditas; Transformational belum ada fatwanya;
Leadership for Within Internalisasi Culture (Change 5. Melakukan review secara berkala atas pemenuhan Prinsip
Agent); Forum International ICC; Advanced Leadership Syariah terhadap mekanisme penghimpunan dana dan
Program (International Diploma); Euromoney Risk Mg. penyaluran dana serta pelayanan jasa Bank; dan
Master Series; Small Medium Enterprise Financing; 6. Meminta data dan informasi terkait dengan aspek
Credit Portfolio Risk Management; Marketing Analysis, syariah dari satuan kerja Bank dalam rangka
Strategic Marketing & Product Development; Selling pelaksanaan tugasnya.
d. Pelaporan Dewan Pengawas Syariah b) Hasil pengawasan terhadap kegiatan bank meliputi
penghimpunan dana, penyaluran dana, serta
Mekanisme pelaporan terhadap pelaksanaan fungsi pelayanan jasa bank. Bentuk pengawasan berupa
pengawasan DPS adalah sebagai berikut: analisis laporan hasil audit intern, penetapan dan
1. Dewan Pengawas Syariah menyampaikan laporan hasil pemeriksaan jumlah uji petik transaksi, review
pengawasan kepada bank Indonesia paling lambat 2 terhadap SOP terkait aspek syariah.
(dua) bulan setelah periode semester berakhir. c) Opini syariah sebanyak 10 (sepuluh) opini terkait
2. Semester dimaksud adalah periode 6 (enam) bulanan dengan produk, transaksi maupun operasional yaitu
yang berakhir pada bulan Juni dan Desember. opini tentang:
3. Laporan hasil pengawasan DPS meliputi antara lain: (1) Denda Keterlambatan (Penalti) Atas Transaksi
a) Kertas kerja pengawasan terhadap proses Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN)
pengembangan produk baru Bank dan Ekspor dan Impor.
b) Kertas kerja pengawasan terhadap kegiatan Bank. (2) Pelaksanaan Akad Mudharabah Musytarakah
Dengan Lekatan Kafalah Dalam Pola Pembiayaan
Bersama Antara Bank Dengan Kemenpera
e. Realisasi Kegiatan Dewan Pengawas Untuk Program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan
Syariah Perumahan (FLPP).
(3) Produk Investasi Emas (PIE).
Selama tahun 2011 DPS telah melakukan pengawasan prinsip (4) Pemanfaatan Jasa Pialang Asuransi (Broker)
syariah sebagai berikut: Dalam Proses Penutupan Asuransi Jiwa Dan
1. Memberikan masukan bahwa produk dan layanan BSM Pengakuan Ujroh Dari Pemanfaatan Jasa Broker
telah sesuai dengan fatwa yang dikeluarkan DSN. Sebagai Pendapatan Bank.
(5) Arahan dan Penjelasan DPS terhadap fatwa No.
2. Memberikan masukan dan opini pada seluruh pedoman 79/DSN-MUI/III/2011 Tentang Qardh Dengan
kerja operasional dan manual produk. Menggunakan Dana Nasabah.
(6) Rencana Perjanjian Kerjasama (PKS) BSM
3. Menyerahkan laporan pengawasan syariah kepada Dengan PT Sarana Multigriya Financial (PT SMF)
Bank Indonesia setiap semester pada tahun 2011, yang Berdasarkan Akad Mudharabah.
memuat antara lain: (7) Persetujuan DPS Tentang Pelaksanaan Akad
a) Hasil pengawasan terhadap proses pengembangan Mudharabah Musyarakah Dengan Lekatan Kafalah
produk baru bank meliputi tujuan, karakteristik, akad Pada Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan
dalam produk, kesesuaiannya dengan Fatwa DSN- (FLPP).
MUI, review system dan prosedur produk baru. (8) Penggunaan Jasa Asuransi Konvensional (Non
Syariah) Untuk Menutup Resiko Pembiayaan.
1) Pada kolom Akad/contract, Kata pengumuman (d) Penyelesaian sengketa harus melalui
ditulis “pengumamnn” BASYARNAS atau Pengadilan Agama Kelas I
2) Pada kolom Fasilitas/facility, Kata pengganti (untuk (e) Cover asuransi harus menggunakan asuransi
kartu hilang/dicuri) ditulis “Pengganti untuk kartu syariah
hilang/dicuti” 7) Penyeragaman Format Surat SP3.
3) Pada kolom Kuasa Debet/Standing Instruction, 8) Biaya keterlambatan tidak perlu dicantumkan
Kata tagihan pada kalimat Beri tanda V untuk dalam SP3. Karena tidak sesuai dengan “saddudz
rekening tagihan yang dipilih, ditulis “tagihhan” dan dzari’ah” Dan kalaupun terjadi keterlambatan maka
kata pada tabel tujuan Standing Instruction ditulis formula perhitungannya harus didasarkan pada
“Intruction” real lost.
4) Pada point 1.e. Peraturan dan Ketentuan 9) SP3 nasabah restrukturisasi secara format sama
Tabungan dan Giro kata gabungan ditulis dengan point 7 akan tetapi ditambahkan biaya
“gabunggan” denda keterlambatan (ta’widh).
e) Produk Pembiayaan f) Hal lain yang perlu ditindaklanjuti oleh Kantor Pusat
Rekomendasi yang perlu ditindaklanjuti oleh Kantor dan Kantor Cabang, adalah: perlu dilakukan upgrade
Cabang, merujuk Fatwa No. 04/DSN-MUI/IV/2000 pemahaman aspek syariah kepada notaris rekanan
ttg Murabahah, Fatwa No. 07/DSN-MUI/IV/2000 ttg hal ini dimaksudkan untuk mitigasi risiko bank terkait
Pembiayaan Mudharabah, Fatwa No. 08/DSN-MUI/ aspek hukum untuk saat ini dan di masa depan.
IV/ 2000 ttg Pembiayaan Musyarakah, Fatwa No. 43/
DSN-MUI/ VIII/2004 ttg Ta’widh dan Fatwa No. 43/
DSN-MUI/ VIII/2004 ttg Ta’widh, adalah: f. Frekuensi Rapat dan Kehadiran Dewan
1) SP3 harus mencantumkan dasar akad-akad Pengawas Syariah
syariah pembiayaan yang disetujui dan kejelasan
akad-akad syariah tersebut harus lebih ditekankan. Dalam melaksanakan tugasnya, DPS telah melakukan
2) Perihal dalam SP3 harus mencantumkan definisi pertemuan rutin maupun insidental sebanyak 18 kali.
dan syarat/rukun akad yang jelas.
3) “Term Jenis Transaksi” dalam Struktur Pembiayaan Periode Januari 2011 sd. November 2011
dirubah dengan jenis akad
4) Pencantuman Jenis Akad “Mudharabah wal No. Nama Jumlah Rapat (16 kali)
murabahah/Ijarah (wa’ad)” adalah tidak tepat. 1. Drs. H. Mohamad Hidayat, MBA, MH 16
Dan akad yang tepat adalah “Mudharabah wal 2. Dr. M. Syafii Antonio, M.Ec 8
murabahah, atau “Akad Mudharabah wal ijarah”.
BSM harus menghindari pembiayaan modal kerja
baik kepada lembaga keuangan/jasa keuangan Periode Desember 2011
non bank konvensional, kecuali bila dapat
dipastikan akad-akad syariah dapat berlaku dalam No. Nama Jumlah Rapat (2 kali)
perjanjian lembaga tersebut dengan end user. 1. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA 2
5) Dalam SP3 point 2 tentang syarat 2. Dr. M. Syafii Antonio, M.Ec 1
penandatanganan akad pembiayaan harus 3. Drs. H. Mohamad Hidayat, MBA, MH 1
ditambahkan klausul Akad koperasi dengan
anggota koperasi berdasarkan prinsip syariah.
Hal ini untuk menjamin bahwa penyaluran dana
tersebut sesuai aspek syariah. Dan agar BSM tidak
mensupport transaksi-transaksi ribawi.
6) Akte Notaris untuk SP3 harus memuat point-point
penting yaitu:
(a) Penyebutan title akad
(b) Penyelarasan Akad
(c) Definisi Akad yang diikat
g. Rangkap Jabatan Anggota DPS Pemberian remunerasi dan fasilitas lain untuk DPS mengacu
kepada keputusan dari pemegang saham sebagaimana
ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham dengan
Nama Jabatan Rangkap DPS memperhatikan saran yang diberikan oleh Komite Remunerasi
Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA Hanya menjabat sebagai DPS dan Nominasi.
di PT BSM
Dr. M. Syafii Antonio, M.Ec 1. PT Asuransi Takaful Indonesia,
2. PT Schroders Investment i. Riwayat Singkat Dewan Pengawas Syariah
Management,
3. Lembaga Pengembangan
Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA Ketua
Export Indonesia.
Drs. H. Mohamad Hidayat, MBA, MH 1. Asuransi Manulife Syariah,
Warga Negara Indonesia, lahir di Magelang, 18 Oktober 1953.
2. Asuransi Allianz Syariah,
3. UUS Bank BTN Syariah. Lulusan S1 Fakultas Ushuludidin IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tahun 1981. Menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas Syariah
sejak tanggal 28 Juni 2011. Gelar Magister dan PhD di bidang
Philosophy diperolehnya dari Midle East Technical University
h. Remunerasi Dewan Pengawas Syariah (METU) Ankara, Turkey tahun 1995. Meraih gelar doctoral di
bidang Research Program dari McGill University, Canada tahun
Total remunerasi yang dibayarkan kepada DPS selama 1995 dan dari Hartfort Seminary Connecticut, USA tahun 1997.
tahun 2011 meliputi gaji dan kompensasi lainnya termasuk
bonus adalah sebesar Rp836 Juta mengalami peningkatan Merupakan salah seorang cendekiawan muslim yang
dibandingkan pada tahun 2010 sebesar Rp772 juta. berpengaruh di Indonesia serta produktif dalam menulis
Proses penetapan remunerasi DPS sama dengan yang karya-karya ilmiah. Selain menjabat sebagai Ketua Dewan
telah diuraikan pada bagian kebijakan remunerasi Dewan Pengawas Syariah BSM, beliau saat ini menjabat sebagai
Komisaris. Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta.
Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain Jumlah Diterima DPS dalam 1 (satu) tahun Warga Negara Indonesia, lahir di Sukabumi, 12 Mei 1967.
Orang Rp Juta Menjabat sebagai Dewan Pengawas Syariah sejak tanggal
Gaji Rp/Tahun 3 511 3 Juli 2001. Meraih gelar PhD di bidang Micro Finance, dari
Tunjangan/Fasilitas lain Rp/Tahun 3 325 University of Melbourne Australia tahun 2004. Gelar Master
TOTAL 836 di bidang Ekonomi International Islamic University (IIU),
Malaysia tahun 1992.
Komite Audit per tanggal 1 Agustus 2011 menjadi Kualifikasi dan Independensi Komite Audit
sebagai berikut:
Kualifikasi Abdillah Ramzi A. Tjeppy Ferry
n Abdillah, Komisaris Independen, sebagai Ketua.
Zuhdi Kustiwa Firmansyah
n Ramzi A. Zuhdi, Komisaris Independen, sebagai
1. Komisaris Independen v v - -
Anggota, 2. Pihak Independen - - v v
n Tjeppy Kustiwa, Pihak Independen, sebagai • Tidak memiliki - - v v
Anggota. hubungan keuangan
n Ferry Firmansyah, Pihak Independen, sebagai • Tidak memiliki - - v v
Anggota. hubungan kepengu-
rusan
• Tidak memiliki kepe- - - v v
Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, Komite Audit
milikan saham
bertangggung jawab kepada Dewan Komisaris.
• Tidak memiliki - - v v
hubungan keluarga
dengan pemegang
c. Kualifikasi dan Independensi Anggota saham pengendali
Komite Audit
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/ d. Kegiatan Komite Audit Tahun 2011
33 /Pbi/2009 Tentang Pelaksanaan Good Corporate
Governance Bagi Bank Umum Syariah Dan Unit Dalam tahun 2011, Komite Audit telah melakukan
Usaha Syariah, Pasal 36 Ayat (1) bahwa kualifikasi tugas sesuai ketentuan yang berlaku, mencakup
anggota Komite Audit paling kurang terdiri dari: a. kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
seorang Komisaris Independen; b. seorang pihak
independen yang memiliki keahlian di bidang 1. Penyusun Telaah
akuntansi keuangan; dan c. seorang pihak independen a) Menyusun telaah Usulan Koreksi Direksi atas
yang memiliki keahlian di bidang perbankan syariah. Draft SKB Komisaris dan Direksi tentang
Piagam Komite Audit (Audit Committee
Penjelasan Pasal 36 Ayat (1), yang dimaksud dengan Charter) (27.01.2011).
“pihak independen” adalah pihak di luar BUS yang b) Menyusun telaah Kebijakan Sistem
tidak memiliki: a. hubungan keuangan, kepengurusan, Pengendalian Intern PT Bank Syariah Mandiri
kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga (08.02.2011).
dengan pemegang saham pengendali, anggota Dewan c) Menyusun telaah kegiatan Divisi Audit Intern
Komisaris dan/atau anggota Direksi; atau b. hubungan Triwulan III Tahun 2010 (17.02.2011).
keuangan dan/atau hubungan kepemilikan saham d) Menyusun telaah kegiatan Divisi Audit Intern
dengan BUS. Triwulan IV Tahun 2010 (02.03.2011).
e) Menyusun telaah Laporan Keuangan
Komposisi Komite Audit terdiri dari seorang ketua Audited posisi 31 Desember 2010 (Audited)
yang dijabat oleh Komisaris Independen dan 3 (tiga) (24.05.2011).
anggota yaitu seorang Komisaris Independen dan 2 f) Menyusun telaah kegiatan Divisi Audit Intern
(dua) orang dari pihak independen. Triwulan I Tahun 2011 (13.09.2011).
g) Menyusun telaah Laporan Telaah Kualitas
Divisi Audit Intern BSM oleh Pricewaterhouse
Coopers (PwC) (14.09.2011).
h) Menyusun telaah Piagam Audit Intern PT Bank
Syariah Mandiri Tahun 2005 (28.09.2011).
i) Menyusun telaah Laporan Hasil Negosiasi
Harga Jasa Audit Laporan Keuangan Tahun
Buku 2011 Antara Tim Pengadaan Jasa Audit
(TPJA) dengan KAP PSS-EY (06.10.2011).
c) Membahas penggunaan dana Wadiah untuk bank dan profil risiko PT Bank Syariah
Qardh dan Ujrah (04.03.2011) Mandiri bulan Desember 2010 (25.01.2011)
d) Membahas hasil pertemuan dengan n Evaluasi kinerja dan tingkat kesehatan
Pricewaterhouse Coopers (PwC) tentang bank dan profil risiko PT Bank Syariah
Review Fungsi DAI oleh PwC (14.04.2011). Mandiri bulan Januari 2011 (24.02.2011)
e) Membahas masalah Pembiayaan (NPF, IRR), n Evaluasi kinerja dan tingkat kesehatan
Biaya Dibayar Dimuka (BDD), Pendapatan Fee bank, profil risiko PT Bank Syariah Mandiri
Based (Talangan Haji, Gadai) (02.05.2011). dan lain-lain bulan dan Februari 2011
f) Membahas masalah Pembiayaan Musyarakah, (24.03.2011)
Qardh, Talangan Haji, Gadai, analisis n Evaluasi kinerja dan tingkat kesehatan
penggunaan Modal dan Cadangan untuk bank dan profil risiko PT Bank Syariah
mendanai Qardh dan Aset Tetap (24.05.2011). Mandiri bulan Maret 2011 (26.04.2011)
g) Membahas perlakukan akuntansi untuk fee n Evaluasi kinerja dan tingkat kesehatan
n Evaluasi kinerja dan tingkat kesehatan pihak pemberi pinjaman (PT Sarana
bank dan profil risiko PT Bank Syariah Multigriya Finansial – Persero / SMF)
Mandiri bulan Mei 2011 (22.06.2011) (09.09.2011).
n Evaluasi kinerja dan tingkat kesehatan
bank dan profil risiko PT Bank Syariah d) Rapat Dengan Pimpinan Satuan Kerja
Mandiri bulan Juni 2011 (21.07.2011) n Pertemuan dengan Divisi Akuntansi dan
n Evaluasi kinerja dan tingkat kesehatan KAP PSS-EY perihal “Adjustment Audit,
bank dan profil risiko PT Bank Syariah Disclosure dan Managament Letter atas
Mandiri bulan Juli 2011 (25.08.2011) Laporan Keuangan BSM per 31 Desember
n Evaluasi kinerja dan tingkat kesehatan 2010” (14.02.2011).
bank dan profil risiko PT Bank Syariah n Pertemuan dengan Divisi Sistem &
Mandiri bulan Agustus 2011 (20.09.2011) Prosedur (DSP) perihal “Pembasahan
n Evaluasi kinerja dan tingkat kesehatan Kebijakan Pengendalian Intern BSM”
bank dan profil risiko PT Bank Syariah (21.02.2011).
Mandiri bulan September 2011 dan lain-lain n Pertemuan dengan Divisi Audit Intern
(20.10.2011) membahas Laporan Kegiatan Divisi Audit
n Evaluasi kinerja dan tingkat kesehatan Intern Triwulan III dan IV Tahun 2010
bank dan profil risiko PT Bank Syariah (30.03.2011).
Mandiri bulan Oktober 2011 dan lain-lain n Pertemuan dengan Advisor Implementasi
(18.11.2011) NCBS membahas tahapan implementasi
n Pembahasan Rencana Bisnis Bank Tahun NCBS dengan cara parallel run
2012 (24.11.2011) (31.05.2011).
n Evaluasi kinerja dan tingkat kesehatan bank n Pertemuan dengan Divisi Audit Intern
dan profil risiko PT Bank Syariah Mandiri bulan membahas Kinerja DAI s.d. Juni 2011
November 2011 dan lain-lain (20.12.2011) (15.07.2011).
n Pertemuan dengan Divisi Akuntansi
b) Rapat Komisaris - Direksi (RAKOMDIR) membahas Laporan Hasil Negosiasi Harga
n Membahas masalah Restrukturisasi Jasa Audit Laporan Keuangan Tahun Buku
Pembiayaan dalam kaitannya dengan 2011 Antara Tim Pengadaan Jasa Audit
kebijakan & strategi restrukturisasi dan (TPJA) dengan KAP PSS-EY (06.10.2011).
collection (09.08.2011). n Pertemuan dengan KAP PSS-EY, Divisi
n Membahas perkembangan implementasi Akuntansi dan Divisi Audit Intern perihal
New Core Banking System (NCBS) “Kick off Meeting Audit 31 Desember 2011
(13.12.2011). oleh KAP PSS-EY”. (18.10.2011).
n Membahas Tindak Lanjut Arahan BI n Pertemuan dengan KAP PSS-EY,
Tentang Gadai Emas BSM iB dan Divisi Akuntansi dan Divisi Audit Intern
Pelaksanaan Write Off (16.12.2011). membahas rencana Audit Cabang-Cabang
dan lain-lain (27.10.2011).
c) Rapat Komisaris (RAKOM) n Pertemuan dengan Divisi Akuntansi
n Membahas Rencana Bisnis Bank PT Bank Membahas mekanisme perhitungan bagi
Syariah Mandiri Tahun 2011 (24.01.2011). hasil Deposito BSM. (10.11.2011).
n RAKOM dengan KAP Ernst & Young
perihal “Laporan Hasil Audit Laporan Kegiatan Lainnya
Keuangan posisi 31 Desember 2010” n Menyusun Rencana Kerja Komite Audit Tahun
(14.02.2011). 2011 (02.01.2011).
n Review Fungsi DAI (Quality Assurance n Menyusun Laporan Kegiatan Komite Audit
Review/QAR) oleh Pricewaterhouse Tahun 2010 (11.01.2011).
Coopers (PwC) (13.04.2011). n Membahas Laporan Komite Audit dalam
n Membahas permintaan persetujuan Laporan Tahunan PT Bank Syariah Mandiri
Dewan Komisaris oleh Manajemen untuk Tahun Buku 2010 (17.01.2011).
menjaminkan aset (tagihan) BSM kepada
n Membahas surat Dewan Komisaris kepada Ernst & Young Advisory Services, anggota Komite Audit
Direksi mengenai koreksi Direksi atas Draft PT Bank Rakyat Indonesia dan saat ini sebagai anggota
Revisi Piagam Komite Audit (07.02.2011). Komite Audit BSM.
n Mengikuti workshop “Penyusunan Pedoman
Kerja Komite Auidt dan Komite Pemantau
Risiko untuk Bank Umum dan Bank Syariah” di Ferry Firmansyah
LPPI (13 s.d 14.10.2011). Anggota Komite Audit
n Mengikuti Seminar “Peran Pedoman Good
Governance Bisnis Syariah (GGBS) di Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta, 29 April
Indonesia” di LPPI (3.11.2011). 1995. Meraih gelar Sarjana (S1) di bidang,Akuntansi ,
n Mengikuti Diskusi Panel “Menelaah Lebih Jauh dari Universitas Indonesia (UI 1983).
Penerapan PSAK Baru Yang Berlaku Di Tahun
2011 dan 2012” Financial Club – Graha CIMB Perjalanan karir: Pejabat Eksekutif di Bank
Niaga, Jakarta (17.11.2011). Mandiri,Pejabat Eksekutif di Bapindo, Senior Akuntan
n Mengikuti pembukaan Raker PT Bank Syariah PT 3M Indonesia.
Mandiri Akhir Tahun 2011 (23.12.2011).
4) Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Komposisi Komite Remunerasi & Nominasi terdiri dari
Dewan Komisaris dan/atau Direksi kepada Dewan seorang ketua yang dijabat oleh Komisaris Independen
Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS. dan 4 anggota yaitu seorang Komisaris Independen,
seorang Komisaris, dan 2 (dua) orang dari Pejabat
b. Susunan Anggota Komite Remunerasi Eksekutif (Kepala Divisi).
dan Nominasi
Kualifikasi dan Independensi Komite Remunerasi dan
Susunan Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi Nominasi
Kualifikasi Achmad Abdillah Tardi Eka B. Achmad
Nama Jabatan
Marzuki Danuwirana Fauzi
Achmad Marzuki Sebagai Ketua (Komisaris Independen) 1. Komisaris Independen v v - - -
Abdillah Sebagai Anggota (Komisaris Independen) 2. Pihak Independen - - - v v
Tardi Anggota (Komisaris) • Tidak memiliki - - - v v
Eka B. Danuwirana Sebagai Anggota (Kepala Divisi) hubungan keuangan
• Tidak memiliki - - - v v
Achmad Fauzi Sebagai Anggota (Kepala Divisi)
hubungan kepengu-
rusan
• Tidak memiliki kepe- - - - v v
c. Rangkap Jabatan Anggota Komite milikan saham
Remunerasi dan Nominasi • Tidak memiliki - - - v v
hubungan keluarga
1) Tidak ada Direksi Bank maupun Direksi Bank lain dengan pemegang
yang menjadi anggota Komite Remunerasi dan saham pengendali
Nominasi.
2) Ketua Komite Remunerasi dan Nominasi tidak
merangkap sebagai ketua pada Komite Lain. e. Laporan Kerja Komite Remunerasi
dan Nominasi
d. Kualifikasi dan Independensi Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi mengadakan rapat
Komite Remunerasi & Nominasi sesuai dengan kebutuhan. Selama tahun 2011, Komite
Remunerasi dan Nominasi telah melangsungkan 4
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/ (empat) kali pertemuan dengan beberapa agenda
33 /Pbi/2009 Tentang Pelaksanaan Good Corporate penting antara lain:
Governance Bagi Bank Umum Syariah Dan Unit a) Membahas tentang program remunerasi pegawai
Usaha Syariah, Pasal 35 Ayat (1) bahwa kualifikasi Bank.
anggota Komite Remunerasi & Nominasi paling kurang b) Membahas materi RUPS dan RUPSLB.
terdiri dari: a. 2 (dua) orang Komisaris Independen; c) Membahas Tindak lanjut RUPS, antara lain
dan b. seorang Pejabat Eksekutif yang membawahi membahas fasilitas/tunjangan DPS, tunjangan
sumber daya manusia. purna jabatan anggota DPS, gaji anggota
Komite-Komite di bawah Dewan Komisaris dan Sekretaris Perusahaan yang dirangkapkan kepada Kepala
keanggotaan Komite Audit/Komite Pemantau Divisi Hubungan Korporasi & Hukum (DKH).
Risiko.
d) Membahas fasiltas/tunjangan Car Ownership Dalam menjalankan fungsi dan perannya, Corporate Secretary
Program Direksi. dibantu oleh fungsi hukum, executive secretary, korporat
event, protokoler, kesekretariatan, komunikasi/promosi, media
f. Rapat Komite Remunerasi dan relations dan institutional relation dalam berhubungan dengan
Nominasi pihak eksternal maupun internal Bank.
Kepala
Divisi
Wakil Kepala
Sekretaris Divisi
Divisi
Ps Anggaran/
Pelaporan
Ps Media Relation
No Judul Tanggal
1. XL-BSM Sediakan Layanan Transfer Instan 17 Januari 2011
2. BSM Gelar Pelatihan untuk Guru 19 Januari 2011
3. BSM Berikan Beasiswa Pemain Film Rindu Purnama 8 Februari 2011
4. BSM Resmikan Cabang Hayam Wuruk 3 Maret 2011
5. Mandiri Tambah Modal BSM Rp200 M 18 Maret 2011
6. BSM Tandatangani Kerjasama Pembiayaan dengan Pegadaian 8 April 2011
7. Penuhi Kebutuhan SDM, BSM Gandeng Universitas Indonesia 10 April 2011
8. Laba Bersih BSM Tahun 2010 Naik 43,85% 19 April 2011
9. Laba Bersih BSM Triwulan I 2011 Naik 54,35% 24 Mei 2011
10. Bank Syariah Mandiri (BSM) Gelar BSM Gelegar Hadiah III 25 Juni 2011
11. Best Finance – BSM Tandatangani Kerjasama Pembiayaan 27 Juni 2011
12. Dorong Pertumbuhan Usaha Kecil, Mandiri dan BSM Salurkan KUR Rp6,3 T 6 Juli 2011
13. BSM Hadir di Sampit, Kalimantan Tengah 14 Juli 2011
14. BSM dukung Festival Taman Rasuna 16 Juli 2011
15. BSM Canangkan Wakaf Satu Juta Al-Qur’an 12 Agustus 2011
16. Laba Bersih BSM Semester I 2011 Rp270 M 24 Agustus 2011
17. BSM Raih The Best Islamic Bank dari The Asset Hongkong 6 September 2011
18. BSM Raih Penghargaan Annual Report Award 2010 15 September 2011
19. BSM Gandeng Bank Victoria Untuk Pengiriman Uang 27 September 2011
20. BSM Raih The Best Islamic Bank in Indonesia dari Asiamoney 1 Oktober 2011
21. BSM Bantu Korban Kelaparan Somalia 3 November 2011
22. BSM Catatkan Rekor Muri untuk Kegiatan Bedah Buku Serentak 15 November 2011
23. Aset BSM Kuartal III 2010 Naik 55,12% 16 November 2011
24. BSM Gelar UMKM Awards 24 Desember 2011
25. Bank Mandiri Suntik Modal BSM Rp300 Miliar 29 Desember 2011
26. Rating BSM Naik Menjadi AA+(idn) 12 Desember 2011
140
128
120
109
100
80
72
60
60
31 37 30 33
40 2
14 2 1
7
20 7 18
11 12 16 11 2
3
2 1 2 1 4 1 1 0
0
SWA
Bisnis Indonesia
Harian Konten
Indo Pos
Infobank
Kompas Cyber
Harian Neraca
Kedaulatan Rakyat
Jurnal Nasional
Koran Tempo
Marketeers
Radar Banyumas
Rakyat Merdeka
Sharing
Suara Merdeka
Detik
Investor Daily
Jawa Pos
Jakarta Post
Kompas
Media Indonesia
Pikiran Rakyat
Republika
Suara Karya
Sinar Harapan
Suara Pembaruan
Tempo Mag
Trust Magazine
Hasil self assessment internal atas Pelaksanaan GCG bagi Dewan Komisaris
Perkembangan jumlah pengakses jejaring sosial BSM Jumlah “Likes” Fan Page BSM Berdasarkan Gender
menunjukkan peningkatan dari awal tahun sampai dengan dan Umur Periode Tahun 2011
akhir tahun 2011. Selama tahun 2011, total pengakses
Berdasarkan Gender Berdasarkan Umur
facebook likes BSM sebanyak 21.036 orang dan total Twitter
55+ Unknown
Followers BSM sebanyak 5.091 orang. Unknown 2% 1% 13-17
1% 3%
45-54
2%
Sedangkan total pengakses facebook likes BSM berdasarkan
Gender selama tahun 2011 meliputi laki-laki sebanyak 11.940 35-44
7%
orang atau 56%, perempuan sebanyak 9.095 orang atau 43%
Female 18-24
dan tidak diketahui sebanyak 140 orang atau 1%. 43% Male
56% 46%
25-34
Berdasarkan umur, jumlah pengakses facebook likes BSM 39%
meliputi umur 13-17 th sebanyak 588 orang, umur 18-24th
sebanyak 9.838 orang, umur 25-34 th sebanyak 8.345 orang,
umur 35-44 th sebanyak 1.566 orang, umur 45-54 sebanyak
304 orang, umur 55-64 th sebanyak 62 orang dan umur 65+
tahun sebanyak 472 orang.
IV. Perkara AT
1. Nilai Gugatan: N. Hal Penting yang Diperkirakan
AT menggugat Bank dengan nilai: Terjadi Serta Prospek Usaha
a. Materiil Rp15.000.000
b. Imateril Rp1.000.000.000
2012
2. Kondisi saat ini:
1. Kondisi ekonomi di tahun 2012 relatif stabil dengan
a. Penggugat/AT telah melakukan upaya hukum
tingkat pertumbuhan 6,2% - 6,7% (sumber BI);
Banding pada tanggal 23 Agustus 2011.
2. BI memperkirakan perkembangan ekspor menghadapi
b. Tergugat/Bank, telah menanggapi Banding
risiko perlambatan terkait dengan kondisi krisis di
tersebut pada tanggal 24 Oktober 2011.
Amerika dan Eropa. Risiko perlambatan tersebut
c. Putusan Banding sampai dengan tanggal
berdampak pada barang-barang industry;
Desember 2011, belum putus.
3. Pertumbuhan perbankan syariah di tahun 2012 masih
d. Lawyer BSM yang menangani perkara ini adalah
tinggi dibandingkan pertumbuhan perbankan nasional
Kantor Hukum K.Sarbini, SH & Rekan.
sejalan dengan semakin bertambahnya jumlah Bank
Syariah baik spin off maupun konversi; Proyek Master
Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang mulai diluncurkan Bank telah membuat aturan mengenai kewajiban jajaran
tahun 2011 dan akan terus berlanjut s.d 2014 Bank untuk menghindarkan diri dari kegiatan yang dapat
memberikan peluang bagi perbankan syariah untuk menimbulkan benturan kepentingan.
menyalurkan pembiayaan dalam sindikasi; 1) Setiap tahun jajaran Bank wajib mengisi pernyataan
4. Prospek usaha yang menarik antara lain: tahunan (Annual Disclosure) pada aplikasi GIS (GCG
a. CPO (kelapa sawit) yang menghasilkan minyak Information System)
sawit dimana permintaan dunia masih tinggi. Harga 2) Anggota Direksi, Dewan Komisaris, Pemegang Saham
minyak sawit dunia stabil dan cukup tinggi, dan anggota DPS memiliki tata tertib dalam pelaksanaan
b. Industri batubara, kebutuhan dunia akan batubara tugas dan tanggung jawab
masih tinggi antara lain Cina dan India, 3) Anggota DPS wajib mengungkapkan rangkap jabatan
c. Kredit konsumsi kendaraan bermotor, sebagai anggota DPS pada lembaga keuangan syariah
d. Bisnis pulsa dan telekomunikasi, lainnya (apabila ada) dalam laporan pelaksanaan GCG.
e. Sektor otomotif. 4) Apabila terdapat kegiatan yang mengakibatkan benturan
kepentingan dari anggota Direksi dan Dewan Komisaris,
pihak yang terlibat dilarang mengambil keputusan dan
O. Transaksi yang Mengandung harus mendapat persetujuan RUPS.
2 Pengajuan pembiayaan oleh pihak terkait. PemberlakuanformulirpersetujuanDewanKomisaris Bank terhindar dari risiko kepatuhan.
bagi pemohon yang memiliki hubungan dengan
Pihak Terkait Bank.
3 Praktek sidestreaming dalam pembiayaan yang Pemeriksaan dan investigasi lebih lanjut yang Telah diberikan sanksi sesuai dengan
melibatkan pegawai BSM dengan menggunakan dilakukan oleh Internal Audit. ketentuan yang berlaku.
nama nasabah tetapi pencairan digunakan untuk
bisnis yang dikelola pejabat cabang dengan
pihak lain.
P. Benturan Kepentingan
Benturan Kepentingan adalah kondisi dimana jajaran Bank
memiliki kepentingan lain selain kepentingan perusahaan
yaitu kepentingan untuk diri sendiri, keluarga maupun
pihak-pihak tertentu. Jajaran Bank wajib mengetahui dan
menghindari kegiatan yang dapat menimbulkan benturan
kepentingan.
implementasi Code of Conduct (CoC). Apabila ditemukan Guna memelihara konsistensi pelaksanaan GCG Bank
benturan kepentingan atau penyalahgunaan jabatan yang dan menjaga sustainability pada industri perbankan
menimbulkan tindakan fraud dari jajaran Bank, maka akan syariah, dirancang strategi meliputi:
dilakukan reminder kepada unit kerja yang bersangkutan
untuk menyelesaikan dan menindaklanjuti sesuai ketentuan a. Klinik GCG bagi jajaran Bank
yang berlaku dengan pengawasan melekat dari Divisi terkait 1) Kepala Cabang, hal ini memberikan motivasi bagi
seperti Divisi Audit Intern (DAI), Divisi Manajemen Risiko Kepala Cabang untuk meningkatkan awareness
(DMR), Divisi Jaringan (DJN) dan Divisi Kepatuhan (DKN). pelaksanaan GCG bagi jajaran unit kerja.
2) Klinik GCG lanjutan juga akan diberikan
1. Strategy Jangka Panjang (Roadmap) kepada level Manajerial (Operation Manager
dan Marketing Manager). Klinik GCG dan CoC
Implementasi Prinsip-prinsip GCG TARProF dimaksudkan sebagai sosialisasi penerapan
(Transparency, Accountability, Responsibility, Professional prinsip-prinsip GCG dan pelaksanaan kode etik
dan Fairness) dilakukan secara konsisten guna (Code of Conduct) jajaran pegawai Bank.
meningkatkan corporate image dan daya tarik investor, 3) Koordinasi GCG dengan unit kerja Kantor Pusat
meningkatkan hasil scoring GCG, meningkatkan kualitas untuk memberikan pemahaman yang sama
layanan kepada nasabah, efektifitas biaya (BO/PO), mengenai penerapan prinsip-prinsip GCG.
pertumbuhan bisnis jangka panjang dan penghargaan
asing serta domestik yang diperoleh Bank. b. Menyempurnakan GCG infrastruktur.
1) Menyusun dan merevisi pedoman pelaksanaan
Bank terus melakukan upaya-upaya untuk mewujudkan GCG di Bank sesuai dengan perkembangan
komitmen kepatuhan terhadap penerapan Peraturan peraturan dari regulator terkini yaitu Bank
Bank Indonesia terkait pelaksanaan GCG di perbankan Indonesia melalui PBI No.11/33/PBI/2009 tanggal
syariah. Komitmen tersebut diwujudkan dengan kewajiban 2 Desember 2009 dan SEBI No.12/13/DPbS
menerapkan prinsip-prinsip GCG TARproF di dalam tanggal 30 April 2010 tentang Pelaksanaan Good
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab sehari-hari bagi Corporate Governance di Bank Umum Syariah
jajaran Bank. (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS).
2) Selain itu, diperlukan pemenuhan Komite GCG
Dukungan melalui aplikasi secara sistem juga ditempuh Bank untuk mengawasi pelaksanaan GCG di Bank
Bank untuk memudahkan jajaran Bank menerapkan dan didukung dengan pemenuhan ketentuan yang
prinsip GCG yaitu aplikasi GIS (Good Corporate mengikat Komite GCG.
Governance Information System).
c. Penguatan budaya whistle blowing system
Aplikasi GIS tersebut terdiri dari: Fraud (kecurangan) yang terjadi di Bank dapat
a. Self Assessment pelaksanaan GCG berasal dari pihak internal Bank sendiri dan itu
b. Self Assessment pelaksanaan CoC akan mempengaruhi citra (image) Bank. Untuk
c. Annual Disclosure itu, Jajaran Bank harus berperan aktif mencegah
d. Index GCG triwulanan dan memberantas fraud bersama-sama melalui
mekanisme sistem pelaporan secara langsung dan
Selain itu, semangat belajar pegawai terus ditingkatkan untuk rahasia (i-Blow system). Pelaporan melalui i-Blow
mewujudkan Bank sebagai perusahaan yang dibangun dibangun untuk menjadi budaya yang dilakukan
berdasarkan ilmu pengetahuan (knowledge base company) jajaran Bank.
melalui refreshment test bagi seluruh pegawai. Refreshment
test ini merupakan salah satu feedback bagi manajemen untuk d. Paperless (pembuatan indeks, Self Assessment
mengetahui kemampuan pegawai Bank terkait pekerjaannya. dan Annual Disclosure)
Pemahaman pegawai menjadi penting bagi manajemen Tahun 2011 ini merupakan tahun paperless dimana
untuk memastikan jajaran pegawai melaksanakan tugas pengisian indeks Good Corporate Governance,
dan tanggung jawab berdasarkan sistem dan prosedur yang pengisian Self Assessment penilaian pelaksanaan
berlaku, bukan berdasarkan kebiasaan. GCG dan pengisian pernyataan tahunan atau Annual
Disclosure dilakukan secara sistem melalui aplikasi
TARProF F
Pro
R 2014
2013
A a. Klinik GCG kepada Manajemen.
2012 b. Pencapaian GCG Indeks terbaik
T a. Klinik GCG kepada unit kerja KP.
b. Pemenuhan Komite GCG BSM
c. Pemenuhan kettuan Komite GCG.
d. Eksternalisasi(studi banding
a. Klinik GCG level OM dan MM. c. Penguatan CorprteSecretary BSM nasional dan internasional serta
2011 b. Peningkatan Skill Mgt (a.l. Sustain d. Membentuk unit kerja tersendiri yang
khusus menangani CSR & SR BSM.
Q & A nasabah priority).
ability report) pihak Internasional e. Evaluasi dan pemantauan
c. Aplikasi GCG Information System e. Monitoring dengan kunjungan optimalisasi pelaksanaan GCG.
a. Klinik GCG bagi Kepala Cabang BSM d. Duta GCG BSM (branch visiting) f. Penerusan Edukasi GCG bagi
b. Penguatan skill dan kompetensi. e. Peningkatan k ompetensiawareness f. Edukasi (Workshop) oleh Manajemen pegawai dan nasabahmenuju
c. MenyempurnakaGCG infrastruktur. GCG pegawai via e-learning dlm rangka profesionalisme profesionalisme yang berkelanjutan.
d. Penguatan budayawhtle blowing f. Optimalisasi p eraturan i-Blow nasabah terhadap GCG g. Implementasi GCG sesuai hasil
system dan pembentukan unit kerja g. Awareness publikmemerangi fraud. audit berpredikat ”Sangat Baik”.
e. Paperless (pembuatan indeks, Self khusus investigasi h. BSM ”Clean and go Green”
Assessment dan Annual Disclosure) g. Penguatan Sustainability Report
f. Sosialisasi kepada vendor/
rekanan u ntuk tidak memberi
kepada pegawai BSM (Clean). a. Transparency:
g. GCG mendorong penguatan
kepatuhan Bank.
1) Pengelolaan Homepage;
h. Pelaksanaan CSR berkelanjutan. 2) Penggunaan sarana intranet dan forum doa pagi
setiap Senin untuk seluruh jajaran BSM;
i. GCG mendorong penguatan kepatuhan Bank 3) Pengembangan Tim Mediasi Perbankan BSM;
Sejalan dengan Peraturan Bank Indonesia No.13/2/ 4) Publikasi Laporan Keuangan & Self Assessment
PBI/2011 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank pelaksanaan GCG pada media massa, Annual
Umum, GCG mendorong Bank untuk mewujudkan Report dan homepage Bank;
budaya kepatuhan Bank dengan memberikan 5) Publikasi laporan keuangan dan perhitungan bagi
pembinaan kepatuhan atas perilaku patuh pegawai hasil secara berkala melalui brosur/leaflet untuk
cabang. Dengan perilaku patuh dari jajaran Bank nasabah;
tentunya akan terwujud penerapan prinsip-prinsip GCG 6) Pengungkapan remunerasi pengurus BSM dalam
yang terimplementasi dengan baik. laporan GCG;
7) Tata tertib kerja bagi anggota Dewan Komisaris
j. Pelaksanaan CSR menuju BSM Clean dan Go dan anggota Dewan Pengawas Syariah (DPS);
Green 8) Up dating ketentuan internal dalam Bank SE di
Program-progam Corporate Social Responsibility intranet yang dapat di akses seluruh jajaran BSM;
(CSR) sebagai bentuk kepedulian Bank terhadap 9) Pengungkapan internal fraud> Rp100 juta dalam
masyarakat dan lingkungan sekitar terus menerus laporan GCG.
dilakukan dan dikembangkan guna kesejahteraan
bersama. Penguatan CSR secara berkesinambungan b. Accountability;
dan berkelanjutan diharapkan dapat memberikan 1) Pelaksanaan RUPS (Tahunan dan Luar Biasa);
dampak positif bagi Bank. Kedepannya, Bank akan 2) Rapat-rapat internal Pengurus, Komite-komite,
membentuk bagian tersendiri guna mengoptimalkan Pejabat Eksekutif dan pihak terkait;
peranan CSR menuju BSM ”Clean dan Go Green” 3) Penerapan Balanced Scorecard (BSC) untuk
mendukung negeri tercinta ini untuk mewujudkan pengelolaan kinerja;
”Green Banking” dalam wujud nyata. 4) Cost Efficiency di seluruh unit kerja;
5) Penilaian bulanan dan triwulanan melalui
monitoring realisasi Rencana Bisnis Bank (RBB)
2. Penerapan Prinsip-Prinsip GCG untuk tingkat unit kerja Kantor Pusat dan Cabang;
6) Performance contract dan Performance Appraisal
Pada hakekatnya optimalisasi dan pengembangan prinsip- untuk seluruh pegawai;
prinsip GCG yang diterapkan BSM mencakup 5 (lima) 7) Pembinaan unit kerja BSM sesuai kinerjanya
azas yaitu Transparency, Accountability, Responsibility, setiap hari Senin pagi
Professional dan Fairness (TARProF), sebagai berikut:
Sejak tahun 2002, Bank telah memiliki Code of Conduct Risywah, no kickback, no special payment. Selain itu,
yang mengacu pada akhlaqul karimah (budi pekerti yang Bank juga melakukan penandatanganan pernyataan
mulia). Code of Conduct dimaksudkan untuk memberikan komitmen terhadap penerapan GCG dan Code of Conduct
pedoman berperilaku yang sesuai dengan nilai dan terutama oleh Kepala Unit Kerja seluruh Indonesia.
budaya yang BSM harapkan, yaitu islami, profesional,
dan bertanggungjawab dalam berinteraksi dengan semua Penerapan Code of Conduct di Kantor Cabang antara lain
pihak baik rekan sekerja, kalangan internal Bank maupun dilakukan dengan:
hubungan dengan nasabah, rekanan serta regulator. a) Peningkatan fungsi dan peran supervisor dalam
memberikan teladan, memastikan adanya pemahaman
Beberapa aspek penting yang diatur dalam Code of atas peraturan yang berlaku bagi unit kerja yang
Conduct Bank antara lain terkait dengan aspek budaya, disupervisinya, memeriksa kembali (re-check) setiap
benturan kepentingan, kerahasiaan, penyalahgunaan transaksi (posting) operasional yang dilakukan.
jabatan, perilaku insiders, integritas akurasi data bank, b) Peningkatan kewaspadaan dan keamanan aset Bank.
integritas sistem perbankan, pengelolaan rekening c) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya sesuai
pegawai, komitmen pernyataan kepatuhan pada form dengan jobdesc masing-masing.
annual disclosure, sanksi pelanggaran/ketidakpatuhan dan d) Menghindarkan diri dari benturan kepentingan
pengawasan pelaksanaan serta Pemutakhiran. (conflict of interest) dan mengedepankan kepentingan
Perusahaan dari pada kepentingan pribadi.
Setiap pegawai diwajibkan untuk melaporkan pelanggaran e) Pelaporan setiap penyimpangan fraud yang dilakukan
atas penerapan Code of Conduct kepada atasan dengan oleh pegawai melalui media Kotak Pos Fraud
tembusan ke Divisi Human Capital, sedangkan untuk f) Koordinasi DJN dengan DHC untuk memberikan
pelanggaran yang melibatkan unsur pimpinan BSM maka sanksi sesuai ketentuan yang berlaku, apabila
laporan disampaikan ke Divisi Human Capital. Seluruh laporan pelanggaran CoC.
tersebut harus disertai data dan/atau bukti pendukung yang
akurat agar pelanggaran dapat diproses lebih lanjut. Sejalan dengan moto BSM “better ways for better
Indonesia”, insan Bank dituntut memiliki cita-cita panjang dan
Bank selalu melakukan monitoring atas penerapan Code membangun cara-cara yang baik. Membangun BSM menjadi
Of Conduct sepanjang tahun terutama pada jajaran “The Great BSM” berarti pula membangun Indonesia.
pejabat eksekutif terkait aspek penyalahgunaan jabatan,
benturan kepentingan, kerahasiaan dan penerapan La
14) Sebagai eksternalisasi spirit Direktur utama BSM terhadap yang dapat menimbulkan kerugian finansial dan non
landasan perjuangan BSM. Buku ini menjadi salah satu finansial.
referensi pengejewantahan nilai-nilai ETHIC, antara lain
Humanity dan Integrity. Dalam rangka memfasilitasi peran aktif seluruh pegawai
tersebut telah disediakan sarana pelaporan melalui Kotak
Nilai-nilai perusahaan (ETHIC) saat ini berkembang dan Pos Fraud yang dapat diakses melalui Public Folder SIK
mengarah menjadi Budaya Perusahaan yang menjadi dengan alamat http://10.1.30.7/SIK.
identitas bagi seluruh insan BSM tanpa terkecuali.
2) Mekanisme Whistle-Blowing System
Dengan komitmen seluruh jajaran Bank untuk memerangi
U. Whistle Blowing System fraud maka akses pelaporan dibuka bagi seluruh jajaran
Bank untuk menyampaikan laporannya melalui Kotak
Whistle Blowing System adalah mekanisme sistem pelaporan Fraud yang akan dijamin kerahasiaannya. Mekanisme
oleh seseorang (pegawai) yang melihat adanya tindakan/ WBS dilakukan melalui:
kejadian fraud yang dilakukan oleh jajaran Bank melalui a) Sistem Informasi Kepatuhan (SIK), merupakan
sarana pelaporan berbasis IT secara confidential yang aplikasi online dan realtime dalam mendukung fungsi
dinamakan i-Blow sehingga memudahkan bagi jajaran Bank kepatuhan terkait dengan GCG, Code of Conduct dan
untuk melaporkan setiap kejadian internal fraud tanpa harus Compliance Procedure.
merasa takut karena kerahasiaannya terjaga. b) Operational Risk Management Information System
(ORMIS), merupakan sistem aplikasi untuk
Fraud (kecurangan) yang terjadi di Bank dapat dilakukan dari mengidentifikasi, me-monitor dan memitigasi kejadian
pihak eksternal maupun internal jajaran Bank. Apabila fraud risiko operasional BSM.
dilakukan jajaran Bank dapat menyebabkan kerugian bagi c) Catatan Tingkat Koreksi dan Pencegahan (CTKP),
Bank dan mempengaruhi citra (image) Bank, sehingga dapat merupakan daftar catatan seluruh pelanggaran
berdampak terhadap produktivitas kerja jajaran Bank maupun yang dilakukan level fungsional pada struktur Kantor
kelangsungan usaha secara keseluruhan. Cabang.
d) Mekanisme pelaporan pelanggaran dalam SIK,
Jajaran Bank harus berperan aktif mencegah bahkan ORMIS dan CTKP dilakukan sesuai prosedur masing-
“memberantas” fraud secara bersama-sama. Jajaran Bank masing yang telah dibakukan. Apabila kebenaran atas
hendaknya melaksanakan komitmen bersama bahwa “fraud laporan pelanggaran tersebut nyata terbukti maka
adalah musuh Bank” melalui internal Whistle Blowing System akan ditindaklanjuti dengan pelaksanaan audit.
(i-Blow). Untuk itu, Bank mewajibkan kepada jajaran pegawai
untuk melaporkan setiap menemukan dan melihat perbuatan 3) Proses Pelaksanaan Whistle-Blowing System:
fraud yang dilakukan oleh jajaran pegawai. a) Pegawai yang melihat atau menemukan perbuatan
fraud dapat melaporkan dengan mengisi data ke
Implementasi pelaporan Whistle Blowing System (i-Blow) dalam Kotak Pos Fraud folder SIK. Penyampaian
pada aplikasi SIK dengan alamat http://10.1.30.7/SIK terus laporan sebaiknya didukung oleh data atau informasi
digalakkan dan disosialisasikan kepada jajaran pegawai untuk yang memadai.
menumbuhkan awareness dan sikap peduli pada perusahaan b) Kotak Pos Fraud secara periodik dibuka dan dianalisis
yang mengemban amanah Stakeholders. oleh Divisi Kepatuhan (DKN). Laporan yang dianggap
layak akan diproses ke tahap berikutnya.
1) Tujuan Whistle Blowing System (I-Blow) adalah: c) DKN menginformasikan laporan fraud kepada
a) menerapkan Whistle Blowing System (i-Blow) sebagai Pengawas Kepatuhan (PKP) untuk tindaklanjuti
salah satu bentuk mekanisme pengawasan melekat melalui pemeriksaan.
jajaran Bank. d) PKP segera mengumpulkan bukti awal dan melakukan
b) meminimalisir terjadinya fraud berulang dalam aktivitas pemeriksaan, selanjutnya membuat laporan insidentil
operasional jajaran Bank. ke DKN.
c) menjaga citra (image) Bank sebagai perusahaan yang e) DKN membuat laporan insidentil dari PKP untuk ke
sehat dan menjalankan GCG di mata Stakeholders. Direktur Kepatuhan.
d) menghindarkan BSM dari berbagai risiko (operasional, f) DST menjamin kerahasiaan data Kotak Pos Fraud.
pembiayaan, legal, compliance maupun reputasi) g) Divisi Audit Intern (DAI) melakukan investigasi atas
Contoh pelaporan Whistle Blowing System (I-Blow) yang V.Praktik Bad Corporate
disampaikan pegawai antara lain:
a) Penggelapan uang setoran nasabah yang dilakukan
Governance
pegawai dapat dicegah sedini mungkin, sehingga
No Keterangan Praktik
tidak banyak merugikan pihak Bank. Pegawai yang
1. Adanya laporan sebagai perusahaan yang mencemari Nihil
menjadi pelaku telah dimintai pertanggungjawaban lingkungan
sepengetahuan pihak keluarga pegawai dan telah
2. Perkara penting yang sedang dihadapi oleh perusahaan, Nihil
menyelesaikan permasalahan tersebut. entitas anak, Anggota Direksi dan/atau Anggota Dewan
b) Komplain nasabah terkait dengan kegagalan transfer Komisaris yang sedang menjabat yang tidak diungkap
di mesin ATM yang dilaporkan pegawai pada i-Blow dalam Laporan Tahunan
dapat segera diselesaikan permasalahannya oleh unit 3. Ketidakpatuhan dalam pemenuhan kewajiban perpajakan Nihil
kerja terkait. 4. Ketidaksesuaian penyajian laporan keuangan dengan PSAK Nihil
10
Jenis risiko sesuai PBI meliputi risiko
kredit,pasar, likuiditas, operasional,
hukum, reputasi, stratejik, kepatuhan,
imbal hasil dan investasi.
Selama tahun 2011 kondisi ekonomi global masih belum Bank memiliki organisasi (beberapa komite dan unit kerja)
kondusif akibat krisis utang di Eropa dan pelemahan ekonomi yang bertanggung jawab atas penerapan manajemen
AS, namun kinerja perbankan Indonesia termasuk Bank risiko. Organisasi tersebut menetapkan batas wewenang
tetap positif. Salah satu indikator kinerja Bank yang tumbuh dan tanggung jawab seluruh jenjang organisasi di dalam
signifikan adalah pembiayaan yaitu sebesar 53% selama perusahaan. Organisasi tersebut meliputi:
tahun 2011. Disamping itu tuntutan nasabah terhadap ragam 1) Komite Pemantau Risiko.
transaksi dan produk keuangan syariah terus meningkat. 2) Komite Manajemen Risiko.
Kondisi tersebut mengharuskan Bank untuk melakukan 3) Direktur Manajemen Risiko.
inovasi dan penyempurnaan produk/aktivitas operasionalnya. 4) Satuan Kerja Manajemen Risiko.
5) Satuan Kerja Operasional.
Kondisi ekonomi global yang belum pulih serta pertumbuhan
ragam produk dan volume transaksi akan mengakibatkan Bank membentuk Komite Pemantau Risiko (KPR) yang
peningkatan eksposur risiko bank. Peningkatan eksposur bertugas untuk membantu Dewan Komisaris dalam
risiko tersebut perlu dikelola agar sesuai dengan tingkat memantau dan mengawasi efektivitas penerapan
keuntungan dan permodalan yang dimiliki Bank. Untuk itu manajemen risiko Bank.
Bank perlu melakukan penerapan manajemen risiko yang
akurat dan komprehensif agar dapat tumbuh dan berkembang Komite Manajemen Risiko (KMR) beranggotakan Direksi dan
secara sehat dan menguntungkan serta memberikan nilai pejabat eksekutif. KMR berfungsi merekomendasikan arah
tambah bagi Stakeholders. kebijakan dan strategi manajemen risiko, serta membahas
seluruh aspek risiko yang dihadapi Bank kepada Direktur
Utama. Tugas KMR meliputi perumusan dan penyusunan
A.Manfaat Penerapan Manajemen kebijakan, pedoman, dan strategi penerapan manajemen
risiko, sehingga kegiatan usaha bank sejalan dengan visi,
Risiko misi, dan rencana bisnis yang ditetapkan. KMR dibantu oleh
Working Group (WG) yang terdiri atas WG Asset Liabilities
Bank mengharapkan penerapan manajemen risiko yang
Management (ALMA) & Pembiayaan dan WG Operasional.
komprehensif dan integratif dapat memberikan manfaat
WG bertugas melakukan kajian risiko dan memberikan
dalam:
rekomendasi terkait permasalahan dan kondisi usaha yang
1) Penyediaan informasi yang cepat dan tepat bagi
dihadapi Bank.
manajemen dalam pengambilan keputusan bisnis
yang mengandung risiko signifikan bagi bank.
Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) adalah unit
2) Penyeimbangan tingkat risiko yang dihadapi dengan
kerja yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur
tingkat pengembalian hasil yang diterima dari berbagai
Manajemen Risiko terkait penerapan manajamen risiko.
kegiatan bisnis bank.
Bank terus melakukan penyesuaian struktur organisasi
3) Pengukuran kinerja bisnis yang berbasis risiko, baik
dan pengembangan proses bisnis agar penerapan
secara transaksional, portofolio maupun bank-wide.
manajemen risiko dapat mendukung perkembangan
4) Pengalokasian modal bank secara efisien pada
bisnis Bank. Pada tahun 2011 Bank telah melakukan
berbagai risiko yang dihadapi Bank.
pengembangan organisasi yaitu pembentukan Financing
5) Peningkatan nilai perusahaan bagi seluruh stakeholder.
Operation Center (FOC). FOC adalah unit kerja yang
dibentuk untuk memproses administrasi pembiayaan
secara terpusat (centralized banking operation). Hal ini
B. Organisasi Manajemen Risiko bertujuan untuk meningkatkan pengendalian internal Bank
pada aktivitas pembiayaan.
Bank menerapkan prinsip pemisahan fungsi antara satuan
kerja pengambil risiko (risk taking unit), satuan kerja
pendukung (supporting unit) dan satuan kerja manajemen
C.Sistem Manajemen Risiko
risiko (risk management unit). Sedangkan risk owner atas
pengelolaan risiko berada pada masing-masing unit kerja
Bank memiliki Sistem Manajemen Risiko yang terdiri atas:
terkait. Penerapan prinsip tersebut dimaksudkan untuk
a. Pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi,
memastikan keputusan yang diambil tidak memiliki unsur
yaitu adanya pengawwasan aktif dewan komisaris
benturan kepentingan.
dalam menyetujui kebijakan manajemen risiko bank
2) Early warning system potensi risiko operasional Bank walaupun dalam keadaan darurat,
operasional; dan Bank telah menerapkan BCM yang didalamnya
3) Database kerugian risiko operasional. terdapat pedoman Business Continuity Plan (BCP)
dan pedoman Disaster Recovery Plan (DRP).
Risk Reporter pada ORMIS terdiri atas 3 layer
terdiri atas pejabat cabang, petugas kepatuhan Dalam praktiknya Bank telah melakukan uji coba
dan auditor intern Bank. DRP secara berkala guna memastikan kesiapan
sistem TI cadangan (back up). Selama tahun 2011
Saat ini Bank juga memanfaatkan tools yang Bank telah melakukan uji coba DRP sebanyak dua
sedang dikembangkan untuk mengelola risiko kali, yaitu pada bulan April dan Desember.
operasional yaitu RCSA (Risk and Control Self
Assessment), dan KRI (Key Risk Indicator). Disamping empat risiko di atas, Bank senantiasa
Sepanjang tahun 2011 Bank terus melakukan mengelola risiko lainnya yang meliputi risiko
pengembangan dan perbaikan terhadap kualitas hukum, reputasi, stratejik, dan kepatuhan.
operational risktools. Pengelolaan risiko tersebut dilakukan oleh unit
kerja terkait dengan risiko hukum, reputasi,
b. Penerapan Manajemen Risiko Teknologi strategik dan kepatuhan.
Informasi (TI)
Bank menerapkan manajemen risiko terhadap Saat ini pengelolaan risiko imbal hasil dan
teknologi informasi (TI) untuk menjaga dan investasi merupakan bagian dari pengelolaan risiko
mengamankan operasional sistem TI. Penerapan pasar dan kredit pada Bank. Bank akan menyusun
manajemen risiko TI bank antara lain melalui kebijakan pengelolaan risiko untuk kedua risiko
suatu desain pengembangan sistem dan User tersebut pada tahun 2012.
Acceptance Test (UAT). Dengan demikian Bank
dapat mengidentifikasi dan melakukan perbaikan
terhadap kelemahan aplikasi yang ditemukan. F. Profil Risiko
Bank juga telah mengembangkan kebijakan dan Penilaian profil risiko bertujuan untuk memberikan
prosedur mengenai pemanfaatan dan penggunaan informasi kepada seluruh stakeholder mengenai kondisi
teknologi informasi baru yaitu: Contingency Plan- risiko usaha yang dihadapi bank. Profil risiko meliputi
Core Banking System (CBS), dan Standar Manual penilaian terhadap risiko inheren dan efektifitas kualitas
Operasional-Core Banking System. penerapan manajemen risiko.
c. Perhitungan kecukupan modal risiko Penilaian risiko inheren merupakan penilaian atas risiko yang
operasional melekat pada kegiatan bisnis Bank, melalui analisa kuantitatif
Bank Indonesia belum mewajibkan kepada dan kualitatif atas parameter tertentu. Penilaian profil risiko
perbankan syariah untuk mengalokasikan modal bank disusun oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko dan
bagi risiko operasional. Namun demikian dalam disampaikan ke Direksi dan Komisaris secara bulanan serta
mengelola risiko operasional, Bank telah menghitung disampaikan ke Bank Indonesia secara triwulanan.
beban modal untuk meng-cover risiko operasional.
Dalam melakukan perhitungan kecukupan modal Satuan Kerja Manajemen Risiko juga menyusun profil
risiko operasional, Bank menggunakan metode Basic risiko cabang. Profil risiko tersebut bertujuan untuk
Indicator Approach (BIA). melihat efektivitas dan efisiensi kegiatan operasional pada
cabang, serta efektivitas budaya risiko pada cabang.
d. Business Continuity Management (BCM)
Bank menghadapi risiko operasional berupa Bank melakukan penilaian kualitas penerapan manajemen
gangguan/bencana (disaster) yang dapat risiko yang mencerminkan penilaian terhadap kecukupan
mengganggu bahkan melumpuhkan sebagian sistem pengendalian risiko. Penilaian tersebut dilakukan
bahkan seluruh operasional bank. Disaster dapat secara self assesment melalui analisa kualitatif terhadap
terjadi akibat faktor internal (kegagalan/kerusakan empat aspek penilaian yang meliputi pengawasan aktif
sistem TI) maupun faktor eksternal (seperti bencana Dewan Komisaris dan Direksi, kecukupan kebijakan,
alam, kebakaran). Untuk menjaga kesinambungan
prosedur dan penetapan limit, kecukupan proses kebijakan, prosedur, dan penetapan limit yang memadai,
identifikasi pengukuran, pemantauan dan pengendalian terlaksananya proses manajemen risiko yang komprehensif
risiko serta sistem informasi manajemen risiko, serta dan berkesinambungan, dan berfungsinya sistem
sistem pengendalian intern yang menyeluruh. pengendalian intern pada seluruh aktivitas/operasional Bank.
Hasil penilaian masing-masing jenis risiko pada akhir Pengembangan Sistem Manajemen Risiko
tahun 2011 adalah: Pada tahun 2012, Bank akan melakukan kaji ulang dan
menyempurnakan Kebijakan Manajamen Risiko khususnya
Profil Risiko
No. Jenis Risiko Penilaian PosisiDesember 2011 Penilaian Posisi Desember 2010
Tingkat Risiko Kualitas Penerapan Tingkat Risiko Kualitas Penerapan
Inheren Manajemen Risiko Inheren Manajemen Risiko
1. Kredit Low to Moderate Fair Low to Moderate Fair
2. Pasar Low Satisfactory Low Strong
3. Likuiditas Low to Moderate Satisfactory Low to Moderate Satisfactory
4. Operasional Moderate Fair Moderate Fair
5. Hukum Low to Moderate Fair Low Fair
6. Reputasi Low Fair Low to Moderate Fair
7. Stratejik Low to Moderate Strong Low to Moderate Strong
8. Kepatuhan Low Strong Low Strong
Predikat Risiko Bank Low to Moderate Satisfactory Low to Moderate Satisfactory
secara keseluruhan
Berdasarkan profil risiko per Desember 2011, predikat Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas dan Risiko
risiko komposit secara keseluruhan adalah low to Operasional. Sebagai antisipasi pemenuhan PBI No.13/23/
moderate dengan kualitas penerapan manajemen risiko PBI/2011 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank
berpredikat satisfactory. Umum Syariah, Bank akan menyusun Kebijakan Manajemen
Risiko untuk Risiko Imbal Hasil dan Risiko Investasi.
Rp16,84 miliar
Penyaluran dana sosial dan zakat BSM
dalam rangka kegiatan CSR.
b. Dana Zakat
Dana Zakat bersumber dari zakat perusahaan (BSM) 3. Sinergi Bersama Laznas
disalurkan melalui Lembaga Amil Zakat Nasional
Bangun Sejahtera Mitra (LAZNAS BSM). Bank menyalurkan dana zakat perusahaan (Bank),
karyawan Bank, nasabah dan umum kepada yang
c. Dana Operasional CSR berhak dengan bersinergi bersama Laznas BSM.
Dana Operasional CSR bersumber dari biaya Penyalurannya dilakukan melalui program yang berdaya
operasional perusahaan. guna dan bermanfaat yakni Mitra Umat, Didik Umat
dan Simpati Umat. Penyaluran selama tahun 2011 dan
Pada tahun 2011, BSM telah mengeluarkan Dana pertumbuhannya seperti terlihat dalam tabel dibawah ini:
Operasional CSR sebesar Rp136,242.000.
Program 2010 2011 Growth a. Bab II artikel 210 butir E Kebijakan Pembiayaan
(Rp) Juta % “Bank harus menghindari pembiayaan untuk bidang
usaha yang tidak/belum memenuhi ketentuan
Mitra Umat 24 1.417 5.804
environment/AMDAL sehingga membahayakan
Didik Umat 1.559 5.708 266
lingkungan”
Simpati Umat 2.899 7.397 155
c. Bab VI butir A tentang Kualitas Aktiva Produktif
Dana Program 2.073 929 -55
Penilaian kualitas aktiva pembiayaan untuk pilar
Total 6.555 15.451 136
prospek usaha nasabah pembiayaan dikaitkan
dengan upaya nasabah dalam pemeliharaan
lingkungan hidup
Agar pelaksanaan program-program CSR Bank dapat
d. Bab XI butir D Proses Pemberian Pembiayaan sub
tepat sasaran, seluruh program CSR Bank terlebih dahulu
bab Analisa Pembiayaan Produktif.
diuji melalui survey dan pemetaan dalam lingkungan dan
masyarakat sekitar. Program CSR disusun berdasarkan
Dalam penilaian aspek teknis/produksi Bank
perencanaan serta konsep yang matang yang
dipersyaratkan untuk melakukan analisa mengenai
pelaksanaanya bersinergi dengan Lembaga Amil Zakat
dampak lingkungan, meliputi
Nasional (LAZNAS) BSM. Agar program dapat terlaksana
1) Tingkat pencemaran dalam proses produksi
dengan maksimal, program-program CSR disesuaikan
2) Sarana untuk menghindari polusi/pengolahan
dengan kondisi lingkungan setempat yang melibatkan
limbah telah sesuai dengan ketentuan atau belum,
pihak-pihak terkait pemerintah dan masyarakat setempat.
3) Komplain dari penghuni di lingkungan tempat
usaha/pabrik.
4) Harus memperhatikan peraturan/ketentuan
C. Kebijakan CSR terkait Sosial pemerintah yang berlaku yaitu apakah pemohon/
Kemasyarakatan dan Pro nasabah telah memiliki ijin AMDAL dari instansi
yang berwenang
Lingkungan Hidup
3. Surat Edaran (SE) No. 9/029-PEM tgl 26 juli 2007
BSM memiliki komitmen tinggi terhadap pelaksanaan CSR
berjudul Revisi Pedomaan Kebijakan
terkait sosial kemasyarakatan dan lingkungan hidup yang
Bab VI. Tentang Kualitas Aktiva Produktif. Sub Bab
dituangkan dalam:
A.3.b.3). Penilaian prospek usaha nasabah pembiayaan
1. SE No. 8/001/PEM tgl 2 Januari 2006 perihal Revisi
khususnya untuk komponen yang terkait dengan upaya
Pedoman Pembiayaan
nasabah dalam pemeliharaan lingkungan hidup.
2. Buku Kebijakan Pembiayaan tgl 2 April 2007, berisi
antara lain:
Ketentuan tentang kewajiban pengelolaan lingkungan
untuk nasabah pembiayaan diatur dalam:
Program Kemitraan
No Sub Program Kegiatan Wilayah Jumlah Penerima Nominal (Rp)
1 Pemberdayaan Bantuan sepeda untuk pedagang koran Bogor 55 orang 62.400.000
Ekonomi keliling kerjasama dengan BSM Cibinong
Bantuan budi daya ikan keramba ker- Simeleu 20 orang 20.000.000
jasama BSM Semeleu
Bantuan ternak kambing Etawa untuk Yogyakarta 50 orang 152.833.500
pengungsi bencana merapi
Bantuan modal kerja dan outlet usaha Jakarta 9 orang 50.000.000
minuman The Real Tea
Total 285.233.500
1 Pendidikan dan Bantuan beasiswa SD, SMP dan SMU Indonesia 3.000 orang 1.371.660.000
Pelatihan Bantuan beasiswa mahasiswa PPSDMS Jakarta 15 orang 48.000.000
Bantuan beasiswa mahasiswa STIE SEBI Bogor 500 orang 283.778.000
Bantuan beasiswa mahasiswa Universitas Jakarta 5 orang 39.000.000
Muhamadiyah dan YCI Serambi Mekah
Bantuan beasiswa GSM BSM Aceh Aceh 200 orang 20.000.000
Bantuan beasiswa GSM BSM Pekanbaru Pekanbaru 200 orang 20.000.000
Bantuan beasiswa GSM BSM Solo Solo 200 orang 20.000.000
Bantuan beasiswa GSM BSM Cilegon Cilegon 200 orang 20.000.000
Bantuan beasiswa Pemeran Rindu Purnama Jakarta 52 orang 60.000.000
Bantuan beasiswa program gerakan siswa Jakarta 100 orang 10.000.000
menabung BSM
Bantuan pendidikan MI Al-Qomariyah Garut 50 orang 45.000.000
Bantuan pendidikan Griya Bina Kijang Cinere 26 orang 12.000.000
Bantuan pendidikan Mini Bank UMSU Medan 1 lembaga 34.932.200
Bantuan pendidikan Kep. Sek SDN Taman- Rumpin 1 lembaga 7.500.000
sari 05 Bogor
Santunan pendidikan Dhuafa Indonesia 694 orang 183.115.500
Bantuan pelatihan pemberdayaan IMZ Bogor 100 orang 35.050.000
Bantuan operasional LAZNAS BSM Jabodetabek 1 lembaga 1.970.571.965
Bantuan operasional pendidikan Indonesia 831 orang 223.120.000
Bantuan operasional pendidikan MI Al Yogyakarta 1 lembaga 25.000.000
Muhsin I
Bantuan kegiatan Rumah Yatim dan Dhuafa Jabodetabek 1 lembaga 10.002.781.861
(RUHAMA)
Total 14.431.909.932
2 Sarana Umum Pembangunan Masjid Al-Ihsan Bekasi Bekasi 1 lembaga 56.250.000
Pembangunan Masjid Miftahul huda Malang 1 lembaga 11.250.000
Pembangunan Masjid Darussalam Jakarta 1 lembaga 11.250.000
Pembangunan Ponpes Umahatul Muna- Magelang 1 lembaga 5.625.000
waroh
Pembangunan Mushola Pengadilan Agama Jaksel 1 lembaga 11.250.000
Pembangunan Masjid Al-Ghufron Bekasi Bekasi 1 lembaga 5.000.000
Timur
Pembangunan Masjid Abu Bakar Ashidiq Jakarta 1 lembaga 11.250.000
Pembangunan Ponpes Al-Furqon Tasikmalaya 1 lembaga 11.250.000
Pembangunan Mushola Al Mutaqin Boyolali\ 200 orang 22.250.000
Renovasi Masjid Abdullah Bin Umar Cimone 1 lembaga 4.500.000
Renovasi Mushola Ath-Thohirin Jakarta 11 orang 3.375.000
Renovasi Tempat Wudhu Masjid Umar Jakarta 1 lembaga 22.500.000
Penyaluran CSR Yayasan Mutiara Bangsa Jakarta 1 lembaga 3.3750.000
Penyaluran CSR BSM dan serikat pekerja Cilegon 45 orang 84.164.062
Partisipasi CSR Pemkap Pekalongan Pekalongan 100 orang 20.990.270
Partisipasi CSR Semarang Semarang 14 orang 15.750.000
Pembayaran Gedung LAZNAS BSM Jakarta 1 lembaga 141.320.000
Cetak Buku Tartil Griya AL Quran BSM Surabaya 100 orang 10.000.000
Total 451.599.812
Program Keagamaan
No Sub Program Kegiatan Wilayah Jumlah Penerima Nominal (Rp)
1 Keagamaan Bantuan Kegiatan Ramadhan Seluruh 3.291 orang 769.846.000
Indonesia
Total 769.846.000
Bab II, Sub Bab B. Pemeliharaan lingkungan kerja No. MP/ Mendapat Pekerjaan diluar 87
SI/PK/2/02, dengan pokok-pokok ketentuan antara lain:
Menikah 4
Melakukan evaluasi terhadap lingkungan kerja secara
berkala, khususnya mengenai: Menikah Sesama Pegawai 18
kerja.
PHK 2
b. Kebersihan lingkungan kerja.
Pemutusan Hubungan Kerja 63
c. Keserasian lay out ruangan kerja.
d. Ketepatan peletakan sarana kerja. Pensiun 1
11.788
Jumlah pegawai yang tersebar di 669
kantor cabang BSM.
Sumber daya manusia merupakan aset terpenting perusahaan Jenjang Karir 2011 2010
karena perannya sebagai subyek pelaksana kebijakan dan
Executive Vice President 3 -
kegiatan operasional dalam rangka mewujudkan visi dan misi
Senior Vice President 18 17
perusahaan. Untuk meningkatkan profesionalisme dan kinerja
Vice President 9 4
usaha secara berkelanjutan, Bank telah mencanangkan
Assistant Vice President 19 19
program pengembangan kualitas sumber daya manusia
General Manager 48 44
profesional secara konsisten melalui sistem pengelolaan
Assistant General Manager 47 45
sumber daya manusia secara terpadu.
Senior Manager 222 42
Manager 313 233
Human Capital Developing
Deputy Manager 338 341
Assistant Manager 549 425
Sustainable Competitive Associate Manager 959 722
Advantage Senior Executive 1.063 720
Executive 1.581 1.024
Junior Executive 2.510 1.864
Associate Executive 3 5
Non Clerk 68 70
Outsource 5.722 3.454
Acquisition Total Pegawai 7.802 5.580
Retrenchment
Retirement
HC
Tingkat pendidikan 2011 2010
BSM Outsource BSM Outsource
S2 202 4 167 2
Retention Culture S1 6.512 1.196 4.622 174
D3 977 36 680 56
SMA 104 2.684 104 1.668
SMP (lain-lain) 7 66 7 66
Jumlah 7.802 3.986 5.580 1.966
Total Pegawai 11.788 7.546
A. Jumlah Pegawai
Sampai akhir tahun 2011, jumlah pegawai Bank mencapai Sebagai bentuk apresiasi perusahaan terhadap
11.788 orang, meningkat 56,23 % dari 7.546 orang pada pegawai yang berprestasi di bidang kerjanya masing-
akhir tahun 2010. Kenaikan/pertambahan jumlah pegawai masing, BSM memberikan kenaikan grade dan promosi
tersebut berbanding lurus dengan ekspansi Bank melalui jabatan. Pada tahun 2011, pegawai yang mengalami
jumlah Kantor Cabang dan outlet di bawah koordinasinya kenaikan grade b erjumlah 1.523 orang dan pegawai
di berbagai daerah. yang dinaikkan jabatan sebanyak 1.182 orang. Pegawai
yang dipromosikan, baik grade maupun jabatan, terlebih
Komposisi Pegawai Tetap berdasarkan jenjang karir dahulu mengikuti rangkaian seleksi administratif dan uji
sampai dengan akhir tahun 2011 adalah sebagai berikut: kompetensi. Kompetensi teknis (hard) diuji melalui media
e-learning dan kompetensi perilaku (soft) diuji melalui
competency assesment.
Seleksi Administrasi
4. Tes Wawancara oleh User
Apabila calon kandidat lolos pada tes terulis maka
calon kandidat akan diundang untuk diwawancara
oleh user. Wawancara ini berguna untuk mengetahui
Tes Kemampuan Umum kesesuaian kompetensi dan perilaku individu dalam
menduduki posisi jabatan tertentu (Organization fit and
job fit). Bersamaan dengan proses ini dilakukan pula
proses cross reference (melakukan klarifikasi data ke
Tes Psikologi perusahaan sebelumnya).
5. Tes Kesehatan
Tes akhir yang dilakukan oleh calon kandidat sebelum
bergabung dengan BSM adalah tes kesehatan. Tes
Tes Wawancara User
ini dilakukan oleh dokter atau klinik yang ditunjuk oleh
Bank yang bertujuan untuk menilai kondisi kesehatan
dan kelayakan kandidat dalam melakukan pekerjaan
yang akan ditugaskan.
Tes Kesehatan
a. Pay for Performance Pada tahun 2011, rata-rata pegawai BSM mengikuti
Pegawai diberikan kompensasi sesuai dengan in-class training adalah 1,56 kali, rata-rata jam belajar
kinerjanya pegawai BSM di kelas adalah 86,35 jam dan rata-rata
jumlah hari pelatihan pegawai adalah 10,79 hari. Durasi
b. Pay for Position belajar melalui e-learning sebesar 182.737 jam dengan
Pegawai diberikan kompensasi sesuai dengan posisi/ peserta tes on-line sebanyak 104.884. BSM secara
jabatannya konsisten meningkatkan anggaran pengembangan bagi
pegawai menjadi Rp 54,47 miliar dibanding tahun 2010
c. Pay for Person (sebesar Rp 32,92 miliar).
Pegawai diberikan kompensasi sesuai dengan
keahlian individunya. Program diklat yang diselenggarakan oleh bank terdiri dari
tiga rumpun sebagai berikut:
BSM memiliki nilai-nilai perusahaan yaitu ETHIC 1. Orientation & Development Program (Program
(Excelence, Teamwork, Humanity, Integrity dan Customer Pendidikan)
Focus). Nilai-nilai ini menjadi ruh dalam setiap aktivitas 2. Banking Academy
seluruh jajaran pegawai dan pengurus di BSM. 3. Enhancement Program
Skema pendidikan tersebut diatas menggunakan metode Seluruh peserta mengikuti evaluasi pembelajaran di akhir
total solution blended learning yang memadukan pendidikan. Bank telah mengembangkan metode evaluasi
pembelajaran melalui e-learning, in-class, on the job yang komprehensif meliputi, antara lain:
training/individual project assignment , coaching dan l Tes on-line melalui e-learning
mentoring untuk memastikan tujuan pendidikan tercapai l Role Play
oleh peserta pendidikan. Program pendidikan ini l Simulasi
bertujuan untuk memastikan kesiapan dan kehandalan l Interview
pegawai dalam memenuhi tuntutan pekerjaannya l Presentasi
sehingga metode OJT dan penugasan lainnya mengambil l Portofolio review
alokasi waktu yang paling besar di antara metode yang l Competency review
lain. Rancangan OJT disesuaikan dengan kompleksitas
tuntutan kerja di lapangan yang akan dihadapi oleh
pegawai yang bersangkutan.
l Reading
l Tools Simulation
Skill, Attitude, and Knowledge and l Video Based Learning
l Role Play
Competency Driven Skill Driven l Active Flash/Video
l Case Study
based Learning
l Group Discussion
l Forum Discussion
96,19
Indeks Kepatuhan (compliance index)
Bank, tahun 2011 sebesar 96,19 (predikat
tingkat kepatuhan “Tinggi”).
Terbitnya PBI No.13/2/PBI/2011 mendorong awareness Bank Indeks kepatuhan (compliance index) Bank tahun 2011
dalam mengelola risiko kepatuhan yang dihadapi, sehingga sebesar 96,19 (predikat tingkat kepatuhan “Tinggi”). Hal
seluruh potensi risiko kepatuhan yang diperkirakan akan ini, menunjukkan bahwa aktivitas pemastian kepatuhan
terjadi dapat termitigasi dengan baik guna meminimalkan terhadap seluruh operasional Bank (pembiayaan dan non
risiko kepatuhan Bank. pembiayaan) telah optimal dilaksanakan oleh Direktur
Kepatuhan berikut jajaran di bawahnya yaitu Unit Kerja
Bank memegang teguh komitmen mematuhi hukum dan Kepatuhan dengan organ-organ Bagian Pengawasan
peraturan perundangan serta menghindari sanksi dari pihak Kepatuhan, Bagian Pengujian Kepatuhan, Bagian Sistem
regulator yang dapat mencemarkan reputasi Bank di mata Kepatuhan, Bagian Pengembangan GCG, Bagian
stakeholders. Karena itu, Bank selalu menjaga diri agar Monitoring dan Supporting, serta Satuan Kerja Anti
terhindar dari segala bentuk sanksi, baik teguran tertulis, Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan
penurunan tingkat kesehatan Bank, pembekuan kegiatan Teroris (PPT).
usaha tertentu serta pemberhentian Pengurus Bank.
Kerja Kepatuhandapat pula memberikan masukan dengan search engine per kata, sehingga pegawai
kepada Direktur Kepatuhan atau Unit Kerja lainnya dapat mencari ketentuan sampai ke dalam isi
terkait pengambilan keputusan. regulasi.
c. Discrepancy report akan memberitahu kepada
4. Kajian Regulasi Eksternal pegawai melalui push email yang dikirim oleh SIK,
Adalah kajian atas regulasi eksternal yang jika terdapat saldo neraca yang tidak normal di
disampaikan kepada Direktur Kepatuhan untuk melihat Cabang (termasuk Cabang Pembantu dan Kantor
dampaknya terhadap Bank. Kajian ini merupakan Kas).
wujud dari penerapan Good Corporate Governance, d. Kemampuan SIK dalam melakukan push email
terutama prinsip Profesional. Hasil kajian ini juga juga telah diterapkan dalam mengidentifikasi
disampaikan kepada unit kerja yang terkait dengan setiap regulasi eksternal yang telah diterbitkan,
regulasi tersebut agar dapat diimplementasi dengan terutama yang terkait dengan peraturan dari Bank
baik, termasuk monitoring action plan pemenuhan Indonesia. Jika terdapat peraturan baru yang
ketentuan eksternal oleh Bank. dipublikasikan melalui website, maka SIK akan
segera mengirimkan email kepada pejabat terkait
5. Sistem Informasi Kepatuhan. atas terbitnya peraturan eksternal terbaru.
Sistem Informasi Kepatuhan (SIK) telah mengalami e. Reminder Laporan Kepada Pihak Ketiga telah
peningkatan fungsi dari yang semula berupa sarana dikembangkan SIK, sehingga apabila terdapat
kerja telah meningkat menjadi Compliance Knowledge kewajiban pelaporan kepada Pihak Ketiga yang
Base. SIK dikembangkan berdasarkan Arsitektur SIK akan jatuh tempo maka SIK akan mengirimkan
(ASIK) yang memiliki 5 pilar utama yaitu Corporate push email kepada petugas yang menangani
Prudentiality, Computerized Activities, Self Compliance pelaporan.
Identification, Sharia Compliance dan Compliance f. Sarana Pelaporan yang bersifat paperless, antara
Management Information System. Aplikasi yang telah lain Laporan Compliance Procedure, Laporan
dikembangkan melalui SIK antara lain: Zero Defect, Laporan Compliance Certificate dan
a. Pengukuran kinerja PKP Cabang dengan Laporan PKP Cabang.
menggunakan Key Performance Indicator (KPI)
yang disesuaikan dengan objek pemeriksaan di 6. Prosedur Kepatuhan (Compliance Procedure)
Cabang. Dengan demikian, kinerja PKP Cabang Prosedur Kepatuhan diimplementasikan BSM untuk
dapat terukur dalam periode bulanan, triwulanan, memastikan bahwa ketentuan dan prosedur kerja telah
semesteran dan tahunan. dilaksanakan oleh unit kerja. Prosedur Kepatuhan
b. Folder regulasi yang memungkinkan seluruh merupakan perangkat kerja berupa checksheet yang
pegawai Bank dapat mencari ketentuan eksternal dapat membantu cabang untuk me-monitor prosedur
dengan status terakhir regulasi (dicabut, direvisi kerja yang belum dilaksanakan oleh unit kerja terkait.
atau masih berlaku). Fasilitas ini juga dilengkapi
BSM telah mengimplementasikan 16 Prosedur barang dan jasa serta penempatan dana (investasi).
Kepatuhan di Cabang, yakni Kepala Cabang, Cakupan pengujian bidang pembiayaan termasuk
Marketing Manager, Operation Manager, Account untuk pembiayaan baru, penambahan, perpanjangan
Officer, Legal Officer, Loan Administration & Trade dan restrukturisasi. Pengujian dilakukan untuk
Service Officer, Gadai Officer, Customer Service memastikan management telah mengambil keputusan
Officer, Head Teller, Pelaksana Marketing Support, tidak menyimpang (comply) terhadap ketentuan
Customer Service, Teller, Back Office, Kepala Cabang internal (SE, SOP dan Surat yang diterbitkan Bank)
Pembantu, Operation Officer dan Funding Officer. dan eksternal (UU, PBI, Fatwa DSN, dll.) secara
Selain itu terdapat 9 Prosedur Kepatuhan di Unit Kerja. keseluruhan (populasi). Volume objek pengujian yang
tinggi (merata) di seluruh unit kerja dilaksanakan
dengan beberapa mekanisme sebagai berikut:
F. Monitoring & Supporting a. Sertifikat Kepatuhan (Compliance Certificate) yang
diproses oleh Satuan Kerja Kepatuhan (SKK), dan
Pelaksanaan Monitoring dan Supporting Kepatuhan Bank b. Pengujian Kepatuhan Mandiri (Compliance Self
selama tahun 2011, meliputi: Assessment/CSA) yang diproses oleh unit bisnis.
1. Penyusunan laporan rutin kinerja Pengawasan
Kepatuhan baik periode bulanan kepada Direktur Hasil CSA secara berkala di-review kembali
Kepatuhan, periode triwulanan kepada Direktur Utama oleh SKK secara sampling untuk memastikan
dan periode semesteran kepada Bank Indonesia. kesesuaian dan optimalisasi pengujian yang
2. Pembinaan prudensialitas kepatuhan untuk dilakukan unit bisnis.
memastikan pembinaan kepatuhan Unit Kerja
Kepatuhan kepada unit kerja yang belum 2. Guna mengoptimalkan proses kepatuhan dalam
melaksanakan prudensialitas dengan baik sesuai pemutusan, manajemen menetapkan beberapa
ketentuan berlaku. langkah strategis yang bertujuan agar keputusan
3. Pemantauan terhadap realisasi index-index kepatuhan manajemen tetap comply, sebagai berikut:
yang meliputi Corporate Compliance Index (CCI), a. Meningkatkan kehati-hatian dengan memproses
Compliance Risk Index (CRI), Compliance Certificate pembiayaan dengan limit di atas sama dengan
(CC), Compliance Self Assessment (CSA), Zero Defect Rp15 miliar yang diputus oleh Komite Pembiayaan
(ZD), Regulation Index (RI), Division Compliance wajib terbit Compliance Certificate;
Index (DCI), Branch Compliance Index (BCI), PKP b. Melaksanakan Gerakan Maksimalisasi Penerapan
Performance dan Know Your Customer Index (KYC) Sertifikat Kepatuhan (C-Max), yang bertujuan
Index dan Good Corporate Governance (GCG). Selain meningkatkan target coverage pemeriksaan dan
itu me-monitor realisasi rencana kerja Unit Kerja penerbitan Sertifikat Kepatuhan (Compliance
Kepatuhanserta anggaran yang telah ditetapkan dalam Certificate) yang ditetapkan manajemen.
RKAD. Pelaksanaan gerakan dilakukan melalui beberapa
4. Monitoring khusus terkait dengan penerapan New pilar diantaranya pilar Awareness, pilar Coverage,
Core Banking System (NCBS) dan Proyek Corplan, pilar Control, pilar Councelling.
yang merupakan target Market share Bank dalam
industri perbankan syariah dengan target asset 40%. Pemastian bahwa Bank telah melaksanakan
5. Pelaksanaan support administratif, monitoring ketentuan dengan baik selama periode 2011,
anggaran dan laporan kepatuhan Unit Kerja tercermin melalui tercapainya target Sertifikat
Kepatuhan untuk keperluan internal maupun eksternal. Kepatuhan sebagaimana yang telah ditetapkan
dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun 2011.
Kegiatan ini merupakan tahap awal pelaksanaan b. Pemantauan penerapan CDD dan EDD oleh
program Compliance License for Officer (CLO) yang seluruh unit kerja dilakukan dengan cara
akan berlaku bagi seluruh jajaran Officer bank yang melakukan scoring atas checklist penerapan CDD
bertujuan untuk mempersiapkan Compliance Agent dan EDD yang dilengkapi oleh Petugas SKAP
pada seluruh unit kerja bank. Tahap awal pelaksanaan masing-masing unit kerja, termasuk terpenuhinya
sertifikasi kompetensi ini telah menghasilkan penerapan single CIF, kelengkapan dan validitas
36 peserta yang berhak mendapatkan sertifikat data nasabah dan cleansing data.
kompetensi. c. Pelaksanaan dan pemantauan program pengkinian
data nasabah untuk laporan kepada Bank
4. Memberikan masukan terhadap materi rencana Indonesia setiap tahun dengan koordinasi dari unit
penerbitan ketentuan internal Bank berupa draft kerja terkait.
Kebijakan, SE, SOP telah sesuai dengan Peraturan d. Risk Based Approachmapping data-data nasabah
Perundang-undangan dan ketentuan Bank Indonesia priority banking dan Profil Nasabah Berisiko Tinggi
yang berlaku. Memberikan masukan terhadap pada Wilayah I s.d. V berdasarkan jenis pekerjaan.
ketentuan yang dilakukan saat berjalannya Keputusan e. Hubungan korespondensi dengan bank asing telah
Komite Sisdur (KKS) mencermati berbagai hal aspek didukung dengan pertukaran informasi tentang
kepatuhan dan penerapan prinsip kehatian-hatian implementasi APU dan PPT di masing-masing
yang terkandung didalam draft Kebijakan, SE, SOP, bank melalui AML Questionnaire.
termasuk feedback perbaikan.
2. Efektifitas Penerapan Anti Pencucian Uang (APU) dan
Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT)
H. Satuan Kerja Anti Pencucian a. Implementasi APU dan PPT di BSM telah sesuai
dengan UU No.8 Tahun 2010 tentang Pencegahan
Uang (APU) Dan Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian
Pendanaan Terorisme (PPT) Uang (PPTPPU).
(SKAP) b. Pemastian implementasi APU dan PPT sampai
dengan tingkat unit kerja dilakukan melalui fungsi
1. Efektifitas Penerapan Customer Due Dilligence (CDD) Petugas SKAP di tiap Divisi, Kantor Cabang,
dan Enhanced Due Dilligence (EDD) Kantor Cabang Pembantu dan Kantor Kas sebagai
a. Penerapan CDD dan EDD telah dilaksanakan perpanjangan tangan dari SKAP Kantor Pusat.
dengan berpedoman pada PBI No.11/28/PBI/2009 c. Pemenuhan kewajiban pelaporan kepada Pusat
tanggal 1 Juli 2009, UU No. 8 tahun 2010 tentang Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
UU PP TPPU, UU No. 3 tahun 2011 tentang (PPATK) telah dilaksanakan sesuai ketentuan
Transfer Dana dan SE BI No.11/31/DPNP tanggal melalui sistem Gathering Reports and Information
30 November 2009. Procesing System (GRIPS).
d. Pemenuhan permintaan data nasabah oleh pihak f. Telah dilaksanakan forum net meeting Petugas
berwenang telah dipenuhi sesuai ketentuan yang SKAP wilayah III, IV dan V dan forum Petugas
terkait dengan tata cara pembukaan data rahasia SKAP Divisi/Desk yang dihadiri oleh seluruh
perbankan. Petugas SKAP dari masing- masing divisi/desk
e. Peningkatan sistem monitoring data nasabah sebagai bentuk penguatan Petugas SKAP dan
berisiko tinggi dan indikasi transaksi mencurigakan implementasi pada jajaran unit kerja.
melalui pembangunan program Sistem Informasi
APU dan PPT (SIAP) yang dapat digunakan
secara khusus oleh seluruh Petugas SKAP
untuk mendeteksi profil dan transakai nasabah
berisiko tinggi serta melakukan pelaporan kepada
SKAP Kantor pusat. SIAP juga dapat digunakan
secara umum oleh seluruh pegawai Bank untuk
memperoleh informasi seputar APU dan PPT
seperti blacklist nasabah, ketentuan eksternal dan
internal, modul pelatihan/sosialisasi, contoh kasus
dan informasi lainnya.
f. PPATK telah melakukan audit kepatuhan
impelementasi APU dan PPT terhadap BSM dan
menilai bahwa Bank telah baik dan kooperatif
dalam ikut serta menegakkan rezim Anti Money
Laundering di Indonesia.
763
Ketentuan yang akan dilengkapi dan
disempurnakan dengan flowchart.
KoordinasiAwal
Penyususnan Draft
Penyususnan Review FinalisasiDraft Review Draft Policy Persetujuan
Draft Materi Clearence
Memastikan
kelayakan
Memastikan untuk Diajukan
apakah Proses Review pengeshan
kebijakan baru hingga final termasuk telah
perlu disusun direviewnya
Unit Kerja atau cukup semua masukan
update kebijakan dalam proses
Sisdur yang sudah ada review materi
Komite
Sisdur Melakukan KKS
Unit kerja
Unit Kerja
Direksi Dan
Perasetujuan
Dewan (Tanda Tangan)
Komisaris
KoordinasiAwal
Penyususnan Draft
Penyususnan Review FinalisasiDraft Review Draft Policy Persetujuan
Draft Materi Clearence
Memastikan
kelayakan
Memastikan untuk Diajukan
apakah Proses Review pengeshan
kebijakan baru hingga final termasuk telah
perlu disusun direviewnya
Unit Kerja atau cukup semua masukan
update kebijakan dalam proses
Sisdur yang sudah ada review materi
Komite
Sisdur Melakukan KKS
Unit kerja
Unit Kerja
Direksi Dan
Perasetujuan
Dewan (Tanda Tangan)
Komisaris
Review
PenyususnanPenyususnan Draft FinalisasiDraft Review Akhir Persetujuan
Draft Materi
Memastikan
kelayakan
untuk Diajukan
Proses Review pengeshan
hingga final termasuk telah
direviewnya
Unit Kerja semua masukan
dalam proses
Sisdur review materi
Komite
Sisdur
Unit Kerja
Direksi Dan
Perasetujuan
Dewan (Tanda Tangan)
Komisaris
Kegiatan 2011 2012
5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
1. Pengadaan Pegawai
Pembuatan FlowChart
2. Pembuatan FlowChart
Berdasarkan POB/SE yang ada
3. Review Validitas FlowChart oleh Project
Ownwer & Review
4. Finalisasi dan Penggabungan Flowchart
ke dalam SPO/SE
5. Sosialisasi POB/SE yang dilengkapi
dengan FlowChart
2. SMS Penagihan, ditujukan kepada Kepala Unit Bisnis IV. Pelaksanaan Watchlist
Pengelola Pembiayaan dimulai dari H-10, H-7, H-1
dan H-0. Sampai dengan Desember 2011 telah berjalan
3. Melakukan monitoring penagihan akhir bulan by namun memerlukan beberapa penyempurnaan dalam
phone, dilakukan langsung kepada Pejabat Unit Bisnis implementasinya.
Pengelola Pembiayaan yang tercantum dalam daftar
potensi down grade. Tujuannya adalah memastikan Adapun upaya yang dilakukan Unit Kerja Sisdur untuk
bahwa dana nasabah untuk angsuran atau kewajiban menyempurnakan implementasi Watchlist adalah:
lainnya sudah tersedia dan segera di-debet. 1. Melakukan reminder kepada unit bisnis pengelola
pembiayaan baik per surat maupun melalui telepon.
III. Forum Pengendalian NPF 2. Melakukan sosialisasi kepada pejabat Cabang dan
Account Officer melalui pelatihan pengawasan dalam
1. Pelaksanaan Forum Pengendalian NPF rangka Klinik Penanganan Pembiayaan Bermasalah.
Forum Pengendalian NPF dilakukan membahas
perkembangan kualitas perkembangan pembiayaan 3. Melakukan sosialisasi kepada para Account Officer
nasabah khususnya pembiayaan yang temasuk dalam atau PMS melalui pelatihan Basic Financing
kategori NPF. Management.
Forum Pengendalian NPF dilakukan minimal 1 (satu) 4. Melakukan pendekatan kepada Kepala Unit DKI untuk
kali dalam sebulan, range waktu masih antara tanggal menyamakan persepsi perihal pentingnya Analisa
20 s.d. 27 bulan berjalan, karena tergantung kesiapan Watch List bagi nasabah Korporasi BSM
olahan data dari Unit Kerja Manajemen Risiko. Rapat
Forum Pengendalian NPF diikuti oleh Unit Bisnis,
Kantor Wilayah. V. Pelaksanaan Review On Site
2. Teleconference/Videoconference dan Pemanggilan Sampai dengan bulan Desember 2011, BSM telah
Kepala Unit Bisnis/Cabang melakukan Review On Site terhadap 11 unit kerja,
Pelaksanaan teleconference/videoconference tetap diantaranya: Kantor Pusat, Cabang Mangga Dua, Cabang
dilaksanakan oleh BSM, dalam rangka memastikan Tanjung Priok, Cabang Pondok Indah, Cabang Cilegon,
kondisi nasabah dan upaya penyelamatan yang akan Cabang Lampung, Cabang Palembang, Cabang Meruya,
dilakukan oleh Cabang/Unit Bisnis. Cabang Aceh, Cabang Bogor, Cabang Bekasi.
Untuk Unit Bisnis Kantor Pusat dan Cabang-Cabang Review dilakukan untuk memastikan berjalannya
Jabodetabek dilakukan pemanggilan langsung pelaksanaan proses pengawasan pembiayaan di Kantor
ke Kantor Pusat. Sedangkan untuk cabang- Cabang.
cabang diluar Jabodetabek menggunakan metode
teleconference/videoconference guna membicarakan
langkah penanganan nasabah-nasabah bermasalah VI. Klinik Pembiayaan Bermasalah
kolektibilitas Unit Kerja Pembiayaan Konsumer dan
NPF Pelaksanaan Klinik Pembiayaan Bermasalah selama
tahun 2011 (s.d. Desember 2011, telah dilakukan di 5
3. Hasil Teleconference/Videoconference (rekomendasi) wilayah dan regionalnya yaitu Makasar, Medan, Bandung,
Dalam rapat konsultatif atau teleconference/ Semarang dan Denpasar)
videoconference seperti tersebut di atas,
menghasilkan keputusan-keputusan strategis yang
dituangkan dalam bentuk ”Komitmen” Unit Bisnis atau
Cabang untuk melakukan penyelamatan/perbaikan
nasabah-nasabah bermasalah
Unit Kerja Unit Kerja Restrukturisasi atau DPB melalui Unit l SE Revitalisasi Cover Asuransi Jiwa BSM
Selama tahun 2011 terdapat 105 nasabah yang telah Original System (SMO-FOS) Versi 01
dialihkan ke Unit Kerja Restrukturisasi atau DPB sesuai Pembiayaan Konsumer
kategori yang ditetapkan. l SE Risk Acceptance Criteria Pembiayaan BSM
b. Ikut aktif dalam Workshop Nota Analisa yang
diselenggarakan oleh DMR untuk perbaikan format
VIII. Kegiatan Pembinaan Cabang nota analisa pembiayaan.
c. Ikut aktif sebagai pembicara dalam Workshop
Kegiatan pembinaan kepada cabang-cabang khususnya Refreshment Proses Pembiayaan pada tanggal 17
dibidang pembiayaan terus kami laksanakan baik melalui Desember 2011 di Hotel Milenium Jakarta
korespondensi tersendiri maupun yang secara kolektif.
Pembinaan dimaksud antara lain berupa: Tetap melanjutkan Project Perlengkapan Ketentuan
1. Analisa Portofolio Cabang Operasional Bank dengan Flowchart terhadap seluruh
Unit Kerja Sisdur melakukan analisa portofolio ketentuan yang diterbitkan oleh divisi-divisi terkait di
terhadap Cabang-Cabang yang mengalami penurunan Kantor Pusat.
kualitas pembiayaan. Mengidentifikasi penyebab dan
mengarahkan Cabang-Cabang untuk melakukan
upaya-upaya konkrit perbaikan. D. Sistem Teknologi Informasi
2. Tindak Lanjut Hasil Audit BSM berkomitmen memberikan pelayanan yang terbaik
Unit Kerja Sisdur melakukan pembinaan berdasarkan bagi nasabah, salah satu upaya yang dilakukan yaitu
temuan audit rutin Unit Kerja Audit Intern melalui surat melalui peningkatan kapasitas teknologi. Dengan upaya
ke cabang-cabang perihal Tindak Lanjut Hasil Audit tersebut, Bank dapat memberikan pelayanan lebih cepat dan
tahun berjalan. kemudahan akses informasi lebih baik lagi.
II. Upaya menuju “BSM Better Way for Better dalam Penggunaan Teknologi Informasi Oleh Bank Umum,
Indonesia” dan (2) Surat Edaran BI (SE BI) No.930/DPNP tertanggal
12 Desember 2007 perihal Penerapan Manajemen Risiko
Dalam upaya menuju “BSM Better Way for Better dalam Penggunaan Teknologi Informasi Oleh Bank Umum.
Indonesia”, Bank berusaha untuk menjamin keamanan
transaksi dan data “go secured system” kepada nasabah Dalam rangka penerapan manajemen risiko tersebut,
melalui: Bank telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengembangkan fitur e-banking secara berkelanjutan, 1. Mengawasi aktifitas oleh Dewan Komisaris dan Direksi
antara lain: atas pelaksanan project TI.
a. Penerapan EDC (cetak PIN, payment dan verifikasi 2. Melengkapi dan mengembangkan kebijakan dan
transaksi di seluruh outlet) prosedur penggunaan kebijakan dalam prosedur
b. Notifikasi SMS transaksi nasabah. penggunaan TI dari berbagai aspek manajemen risiko
c. H2H dengan bank Mandiri (payment besama). antara lain:
d. Fitur payment e-banking dengan Garuda a. SE Pengelolaan Kewenangan Akses Sistem.
Indonesia. b. SE Standardisasi Pemakaian Perangkat Keras,
e. Remittance (account to cash). Backup System dan Data Restore di BSM.
f. Mengembangkan pembelian listrik prepaid. c. SOP Job Scheduling.
d. SOP Customer Retention Core Banking System.
2. Melakukan re-engineering IT enviroinment secara e. SOP Parallel Run Strategy.
bertahap melalui: f. SOP Contingency Plan Implementasi New Core
a. Melaksanakan peningkatan sistem perbankan Banking System.
dengan transformasi CBS yang merupakan g. SOP IT Helpdesk.
kelanjutan serangkaian proses pembangunan h. SOP Penyelesaian Data Cleansing CIF.
sistem core banking baru (iBSM: integrated i. SOP Data Center dan Disaster Recovery Center
banking system modules). (DRC).
b. Meningkatkan fungsi jaringan komunikasi data 3. Menyempurnakan proses identifikasi, pengukuran,
(transformasi infrastruktur) melalui availability pemantauan dan pengendalian risiko penggunaan TI.
jaringan internet, availability banwith manager dan 4. Melakukan uji coba atas Disaster Recovery Plan
upgrade bandwith. Hal tersebut dilakukan untuk: (DRP) pada bulan Juni dan Desember 2011
1) Memberikan dukungan optimal pada system sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang
CBS yang baru. mengharuskan Bank melakukan uji coba DRP paling
2) Memeastikan tersedianya jaringan data kurang sekali dalam satu tahun dengan melibatkan
24x7 sehingga dapat memberikan layanan end user.
operasional yang memaUnit Kerja Audit Intern. 5. Melaksanakan sistem pengendalian intern atas
3) Menerapkan LanDesk, Fire-Wall dan penggunaan TI.
standarisasi deskrop secara menyeluruh
sebagai daya dukung terhadap penerapan IT
Security. IV. Strategi Tahun 2012
4) Menerapkan roll-out system jaringan
komunikasi dan aplikasi. Untuk meningkatkan service quality dan mendukung
strategi perusahan melalui program Transformasi II
(transformasi corporate plan dan transformasi new core
III. Penerapan Ketentuan Bank Indonesia banking sytem), pada tahun 2012 BSM akan melakukan
antara lain:
Penggunaan TI dapat meningkatkan risiko yang dihadapi 1. Mendukung pelaksanaan corporate plan 2012.
perbankan termasuk Bank. Dalam rangka untuk dapat 2. Melanjutkan proses transformasi CBS.
meminimalisir risiko tersebut, Bank meresponnya dengan 3. Membangun middleware CBS.
menerapkan manajemen risiko secara bertahap dan efektif 4. Mengembangan business intelligence system.
sesuai ketentuan: (1) Peraturan Bank Indonesia (PBI) 5. Menyamakan dan mengembangkan fitur seluruh e-
No.9/15PBI/2007 tentang penerapan Manajemen Risiko Channel.
104,08 jam
Rata-rata jam pelatihan per auditor pada
tahun 2011.
Dalam rangka menjaga dan mengamankan kegiatan usaha Sebagaimana tercantum dalam Piagam Audit Intern BSM
Bank dan sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 1/6/ tanggal 27 April 2005, tugas dan fungsi strategis Unit Kerja
PBI/1999 tanggal 20 September 1999 tentang Penugasan Audit Intern adalah:
Direktur Kepatuhan (Compliance Director) dan Penerapan 1. Protektif, yaitu memastikan terciptanya ketaatan
Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum, sejak Bank terhadap kebijakan, ketentuan, dan peraturan
awal beroperasinya BSM telah membentuk suatu Unit Kerja yang berlaku melalui analisis di bidang keuangan,
untuk menjalankan fungsi Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) akuntansi, operasional dan kegiatan lainnya dalam
yang pada awalnya bernama Unit Kerja Pengawasan Intern. pemeriksaan (on-site) maupun pengawasan (off-site);
Sejak bulan Januari 2009 Unit Kerja Pengawasan Intern 2. Konstruktif, yaitu menjaga tingkat kehematan
berubah menjadi Unit Kerja Audit Intern, dengan Kepala Divisi penggunaan sumberdaya dan efektivitas hasil yang
yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama. Kepala maksimal melalui saran perbaikan dan informasi
Divisi Audit Intern bertanggung jawab langsung kepada obyektif untuk melakukan review pada semua
Direktur Utama dan memiliki jalur komunikasi langsung tingkatan manajemen;
dengan Dewan Komisaris. 3. Konsultatif, yaitu memberikan rekomendasi yang
bermanfaat bagi seluruh manajemen sebagai
Untuk mewujudkan sistem pengawasan yang dapat menjaga penyempurnaan kebijakan dalam rangka mencapai
dan mengamankan kegiatan usaha sesuai kebijakan bank tujuan organisasi melalui identifikasi segala kemungkinan
dan peraturan yang berlaku, Bank melalui Unit Kerja Audit risiko dan penyimpangan untuk memperbaiki dan
Intern telah melakukan audit dengan intensif. Pelaksanaan meningkatkan efisiensi penggunaan sumberdaya dan
audit menggunakan metodologi risk based audit dan Standar dana, sehingga penyimpangan dapat terdeteksi.
Pelaksanaan Audit Intern Bank (SPFAIB).
a. Protektif, yaitu memastikan terciptanya ketaatan Bank dengan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank
terhadap kebijakan, ketentuan, dan peraturan yang Umum.
berlaku; h. Secara konsisten dan berkesinambungan
b. Konstruktif, yaitu menjaga tingkat kehematan mengembangkan peran kemitraan dengan auditee,
penggunaan sumberdaya yang optimal dan efektivitas melalui komunikasi yang efektif untuk membahas dan
hasil yang maksimal. menindaklanjuti semua temuan audit sehingga auditee
c. Konsultatif, yaitu memberikan rekomendasi yang dapat memahami dengan sebaik-baiknya mengenai
bermanfaat bagi seluruh manajemen sebagai risiko dan mitigasi penyimpangan yang ada.
penyempurnaan kebijakan dalam rangka mencapai i. Wajib menyampaikan laporan atas hasil-hasil audit
tujuan organisasi. yang telah mendapat tindaklanjut dari auditee, dan
mengkoordinasikan hal tersebut dengan pihak-pihak
Selain itu Unit Kerja Audit Intern juga memiliki tanggung yang berkepentingan (pembina sistem) sebagai upaya
jawab profesi, yaitu: berkontribusi dalam perbaikan kinerja dan sistem kerja
a. Memiliki independensi dalam melakukan audit dan operasional Bank.
mengungkapkan pandangan serta pemikiran sesuai j. Wajib memantau setiap tindak lanjut yang unit kerja
dengan profesinya berdasarkan standar audit yang maupun manajemen lakukan.
berlaku umum.
b. Memiliki komitmen yang tinggi terhadap keberhasilan
dan nama baik Bank. E. Struktur Organisasi Unit Kerja
c. Memiliki tanggung jawab terhadap profesinya dengan
selalu menerapkan prinsip kerja yang cermat dan
Audit Intern 2011
seksama dengan berpegang teguh kepada kode etik
Unit Kerja Audit Intern dipimpin oleh seorang Kepala
auditor dan budaya “ETHIC” Bank.
Divisi. Tahun 2011, Kepala Divisi Audit Intern dijabat
d. Tidak terkait dengan pelaksanaan kegiatan
oleh Priyono melalui Surat Keputusan Direksi PT Bank
operasional dari unit kerja yang menjadi obyek audit.
Syariah Mandiri No. 11/002-KEP/DIR tanggal 7 Januari
e. Tidak melakukan audit terhadap unit kerja yang
2009. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Divisi Audit
petugasnya mempunyai hubungan keluarga
Intern dibantu oleh Wakil Kepala Divisi, Kepala Bagian
sampai derajat kedua dengan auditor intern yang
Monitoring & Audit Development, Kepala Bagian Spesial
bersangkutan dan kegiatan yang sebelumnya auditor
Audit, Kepala Bagian Audit, Audit Development & MR,
intern lakukan.
Quality Assurance (AMI), Team Leader Special Audit,
f. Senantiasa meningkatkan kemampuan teknis melalui
Team Leader General Audit, Team Leader Monitoring
pendidikan berkelanjutan minimal 180 jam per 3 tahun.
Auditor, Team Leader External Audit Liaison, Kasie MIS &
g. Secara berkala minimal 3 (tiga) tahun sekali pihak
Audit Support dan Pelaksana Administrasi & Sekretaris.
eksternal melakukan review, untuk menjamin bahwa
pelaksanaan fungsi Unit Kerja Audit Intern telah sesuai
1. Penerapan punishment kepatuhan melalui Surat l Forum Kepala SKAI, 13 Januari 2011
Pembinaan Kepatuhan Unit Kerja (SPKU) atas adanya l USMR sampai dengan level 4
an PKP atas temuan pelanggaran cabang ke dalam Supervisi, Auditor Club Perbanas, Hotel Sahid, Juni
Catatan Tindakan Koreksi dan Pencegahan (CTKP) 2003.
pada SIK;
Perjalanan karir:
l Pengajar Tetap BSM
l Kepala Unit Kerja Audit Intern (Unit Kerja Audit Intern)
- BSM
l Kepala Divisi Sarana Logistik (DSL) - BSM
l Kepala Divisi Pengawasan Intern (DPI) - BSM
l Kepala Cabang Semarang - BSM
l Ketua Tim Pengoperasian Kembali Cabang Banda
Aceh dan Pjs. Kacab Banda Aceh – BSM
l Kepala Divisi Pengawasan Intern – BSM
l Ditugaskan di PT. BSM sebagai – Kepala Divisi
Sumberdaya Insani
l Ketua Bidang Pengembangan Audit Bank Syariah,
Ikatan Auditor Internal Bank (IAIB)
669
Kantor Cabang BSM yang tersebar di
seluruh Indonesia.
jaringan WILAYAH I
MEDAN
KCP RIMO
Jl. T. R. Angkasah No. 77 A/B, Lae Butar-Rimo, Kab.
Aceh Singkil, Aceh.
KK TAPAK TUAN
Jl. Merdeka No. 92 B Gampong Pasar,
ACEH Kec. Tapak Tuan, Kab. Aceh Selatan, Aceh.
Telp. (0656) 323700, 323702 Fax. (0656) 323701
KC ACEH
Jl. Diponegoro No. 6, Banda Aceh, Aceh. KC LANGSA
Telp. (0651) 22010 Fax. (0651) 33945 Jl. Ahmad Yani No. 20-22, Kel. Gampong Jawa, Kec.
Langsa Kota, Langsa, Aceh.
KCP MEULABOH Telp. (0641) 426135, 21357, 426451
Jl. Nasional No. 107, Gampong Ujong Baroh, Fax. (0641) 426051
Kec. Johan Pahlawan, Kab. Aceh Barat, Aceh.
Telp. (0655) 7551109, 7551558 KCP BIREUEUN
Fax. (0655) 7551184 Jl. Iskandar Muda No.8, Bireueun, Aceh.
Telp. (0644) 323002 Fax. (0644) 323004
KCP SIGLI
Jl. Prof. A. Majid Ibrahim blok C No. 5-6, Kp. Asan, Kec. KCP PASAR LANGSA
Kota Sigli, Kab. Pidie, Aceh. Jl. Teuku Umar No. 61, Kota Langsa, Aceh.
Telp. (0653) 7829601, 7829602 Telp. (0641) 22035, 23804 Fax. (0641) 23913
Fax. (0653) 7829603
KCP KUALA SIMPANG
KC : Kantor Cabang KCP ACEH DARUSSALAM Jl. Cut Nyak Dien No.3-4, Kampung Kota Lintang,
KCP : Kantor Cabang Pembantu Jl. T. Nyak Arief No. 376, Kopelma Darussalam, Syiah
Kuala, Banda Aceh, Aceh.
Kec. Kota Kuala Simpang, Kab. Aceh Tamiang.
Telp. (0641) 31322, 31959 Fax. (0641) 31433
UPS : Unit Pelayanan Syariah Telp. (0651) 7551743, 7551744
Fax. (0651) 7551745 PP LANGSA MADRASAH ULUMUL QURAN
KK : Kantor Kas Madrasah Ulumul Quran Jl. Banda Aceh-Medan
KCP JANTHO Km. 447, Kota Langsa, NAD.
KLS : Konter Layanan Syariah Jl. Jend. Sudirman, Jantho, Aceh Besar, Aceh. Telp. (0641) 7014766
PP : Payment Point Telp. (0651) 92684, 92689 Fax. (0651) 92683
KC LHOKSEUMAWE
KCP CALANG Jl. Merdeka No. 24-25, Desa Simpang Empat,
Jl. Calang Meulaboh (Jl. Teuku Umar) No.5, Kec. Banda Sakti, Kotif Lhokseumawe, Aceh.
Desa Dayah Kec. Krueng Sabe, Kab. Aceh Barat, Aceh. Telp. 0645) 631146, 631147, 631148
Baro, Fax. (0645) 41555
Telp. (0654) 2210114, 2210115
Fax. (0654) 2210117
SUMATERA BARAT
KCP MEUREUDU
Jl. Iskandar Muda No. 32-33, Desa Kota Meureudu, KC PADANG
Kec. Meureudu, Kab. Pidie Jaya, Aceh. Jl. Imam Bonjol No. 17, Padang, Sumatera Barat.
Telp. (0653) 51393, 51394 Fax. (0653) 51199 Telp. (0751) 21113, 20765 Fax. (0751) 24768