s1-2018-110410957 - Bab1
s1-2018-110410957 - Bab1
BAB I
PENDAHULUAN
pertamanya adalah Sultan Ali Mughayat Syah yang dinobatkan pada ahad, 1
Jumadil Awal 913 H atau pada tanggal 8 September 1507 M. Dalam sejarahnya
diperintahkan oleh raja yang berpangkat “Meurah” dan disebutnya bahwa Ali
1981:148).
1
2
Kesultanan Aceh didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada tahun
1496. Pada awalnya kerajaan ini berdiri atas wilayah Kerajaan Lamuri, kemudian
Daya, Pedir, Lidie, dan Nakur. Selanjutnya pada tahun 1524 wilayah Pasai sudah
dilanjutkan oleh Sultan Aluddin Ri’ayat Syah. Pada masa ekspansi terus
selalu dikendalikan oleh Orang Kaya atau Hulubalang. Hikayat Aceh menuturkan
Sultan yang diturunkan paksa diantaranya Sultan Sri Alam digulingkan pada 1579
berburu dan adu binatang. Raja-raja dan Orang Kaya menawarkan mahkota
kepada Alaiddin Ri’ayat Syah Sayyid al-Mukamil dari Dinasti Darul Kamal pada
berikutnya.
sumber timah utama. Pada tahun 1629, Kesultanan Aceh melakukan penyerangan
terhadap Portugis di Melaka dengan armada yang terdiri dari 500 buah kapal
perang dan 60.000 tentara laut. Serangan ini dalam upaya memperluas dominasi
Aceh atas Selat Malaka dan Semenanjung Melayu. Sayangnya ekspedisi ini gagal,
meskipun pada tahun yang sama Aceh menduduki Kedah dan banyak membawa
1602 dengan pimpinan Tuanku Abdul Hamid. Sultan juga banyak mengirim surat
ke berbagai pemimpin dunia seperti ke Sultan Turki Selim II, Pangeran Maurits
van Nassau, dan Ratu Elizabeth I. Semua ini dilakukan oleh memperkuat posisi
kekuasaan Aceh.
Hal ini bisa ditelusuri lebih awal setelah kemangkatan Sultan Iskandar
Tsani menjadi Sultanah. Ketakutan akan kembalinya raja Tiran (Sultan Iskandar
Sejak itu masa damai terasa di Aceh, para Uleebalang bebas berdagang
dengan pedagang asing tanpa harus melalui pelabuhan Sultan di ibukota. Lada
menjadi pemasok utama lada dunia hingga akhir abad ke-19. Namun beberapa
nanti adalah seorang laki-laki yang bergelar Sultan. Mereka mengklaim bahwa
pewaris sah masih hidup dan tinggal bersama mereka di pedalaman. Perang
saudara pecah, Mesjid Raya dalam terbakar, Kota Banda Aceh dalam kegaduhan
Tiga Sagoe. Hal ini mengakibatkan kekuasaan Sultanah atau Sultan sangat lemah
dengan hanya berkuasa penuh pada daerah Bibeuh (kekuasaan langsung) semata.
rakyat yang sama sekali tidak berdosa dan tidak bertenaga sampai musnah”
namun tidak berhasil merebut wilayah yang besar. Perang kembali berkobar pada
tahun 1883, namun juga gagal, dan pada tahun 1892 dan 1893, pihak Belanda
Kerajaan Aceh Darussalam. Ia tercatat sebagai Sultan terakhir dari Kerajaan Aceh
menyerahkan diri kepada Belanda setelah dua istrinya, anak serta ibunda terlebih
dahulu ditangkap oleh Belanda. Panglima Polem Muhammad Daud, Tuanku Raja
Keumala, dan Tuanku Mahmud menyusul pada tahun yang sama pada bulan
dan berakhir ketika Teungku Mahyidin Di Tiro atau lebih dikenal dengan
begitu saja terhenti. Dengan diam-diam ia tetap terus berjuang dengan cara
6
Peristiwa yang paling penting adalah ketika Sultan Muhammad Daud Syah
Pada 1907 terjadi serangan atas Kutaraja, kota yang telah lama dianggap
Belanda berkesimpulan bahwa Sultan Daud bersama beberapa orang lain yang
pengadilan, akan tetapi Gubernur militer dan sipil Van Daalen dalam surat sangat
dilaksanakan, oleh karena posisi Sultan Daud dalam masyarakat Aceh masih tetap
Aceh.
Daud Syah masih tetap melakukan perjuangan selama tahun 1903 sampai dengan
tahun 1907 tentu dengan cara yang berbeda karena pada masa tersebut beliau telah
Syah tersebut, ia lalu dibuang ke wilayah Ambon dan diteruskan ke wilayah Jawa
hingga ia wafat disana. Perjuangan tidak pernah padam di berbagai daerah muncul
dilancarkan van Daalen tahun 1904 terutama ke daerah Gayo dan Alas,
Aceh Besar uleebalang Mukim Baeit, Teuku Ali, masih meneruskan perjuangan
sampai tahun 1907. Dan Kolonial Verslag tahun 1908 menyebutkan adanya
Syah ?
Syah ?
Aceh ?
Daud Syah.
8
maka yang menjadi tujuan penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui :
Syah.
Syah.
Aceh
menjadi landasan atau tempat berpijak atas suatu penelitian dimana kebenarannya
sudah tidak diragukan lagi, “Kebijakan yang diyakini, atau prosedur yang
diusulkan atau diikuti sebagai dasar tindakan : suatu prinsip atau rencana
1. Sultan Muhammad Daud Syah adalah salah seorang penguasa atau raja
2. Pasca tertawan Sultan Muhammad Daud Syah kondisi Aceh masih dalam
penjajahan.
1.5. Hipotesa
dasar penelitian untuk penelitian lebih lanjut. Hipotesa mengatur dan memberikan
arah kepada suatu penelitian. Hipotesa adalah sentral dalam proses berfikir
suatu masalah.
permasalahan yang masih diteliti hal ini dimaksudkan sebagai tuntunan atau acuan
atas, maka penulis dapatlah menentukan hipotesa dalam penulisan skripsi ini
1. Sultan Muhammad Daud Syah adalah Sultan Kerajaan Aceh yang terakhir.
dijajah Belanda.
penulis menggunakan metode penelitian sejarah kritis atau historis yaitu proses
1. Heuristik yaitu “Sebagai langkah awal ialah apa yang disebut heuristik
primer seperti pelaku sejarah, saksi sejarah maupun alat-alat atau perkakas
bisa diperoleh melalui buku-buku atau karya tulis lainnya hasil penelitian
2. Kritik, melakukan kritikan terhadap sumber dan data yang ada baik yang
karena dalam penulisan sejarah kerap dipengaruhi oleh situasi dan kondisi
penelitian oleh karena itu kritik intern ini mutlak diperlukan. Kritik intern
berasal dari pemikiran serta kajian pustaka yang diperoleh dari berbagai
masalah seleksi fakta-fakta dari peristiwa masa lalu” Hal ini berkaitan erat
sejarah baru. Dalam penulisan ini, penulis juga mencoba menulis kembali
atas sebuah peristiwa yang telah terjadi di masa lampau dalam bentuk
karya tulis atau skripsi ini hingga berbentuk sejarah sebagai sebuah kisah.
sejumlah literatur baik buku, jurnal, majalah, koran atau karya tulis lainnya yang
relevan dengan topik.” (Widodo, 2004:51). Guna menelaah buku-buku yang ada
atau sumber tertulis lainnya yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini.
1902-1942.
2. Secara spasial, yang menjadi fokus dalam pembahasan ini adalah wilayah
Aceh.
Belanda.
sistematika penulisan sebagai gambaran umum tentang hal-hal yang akan dibahas
di dalamnya. Skripsi ini disusun dalam lima bab dengan rincian yang akan
pemerintahan.
BAB III Menguraikan tentang perjuangan Sultan Muhammad Daud Syah yang
meliputi antara lain : latar belakang dan asal usul perjuangan Sultan
BAB V Merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.