Anda di halaman 1dari 2

A.

Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang mendasar. Salah satu
tujuan pendidikan adalah untuk membentuk manusia yang baik dan berbudi pekerti luhur
menurut cita-cita dan nilai-nilai masyarakat, serta untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, pemerintah telah berupaya membangun
sektor pendidikan secara terarah, bertahap dan terpadu dengan keseluruhan pembangunan
kehidupan bangsa, baik dalam bidang ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, sosial
budaya maupun pertahanan dan keamanan.
Setiap murid khususnya di sekolah dasar memiliki perbedaan antara satu dan lainnya.
Beberapa perbedaan tersebut antara lain: kapasitas intelektual, keterampilan, motivasi,
persepsi, sikap, kemampuan, minat, latar belakang kehidupan dalam keluarga dan lain-lain,
yang cenderung akan mengakibatkan adanya perbedaan pula dalam belajar setiap murid baik
dalam kecepatan belajarnya, kesulitan-kesulitan yang dihadapi anak saat belajar, serta
keberhasilan yang dicapai murid itu sendiri. Pada setiap kelas di sekolah dasar tidak jarang
dijumpai murid-murid yang mengalami kesulitan belajar baik dalam membaca, menulis,
berhitung dan menghafalkan materi pelajaran yang sudah diperolehnya saat kegiatan
pembelajaran.
Tujuan yang ingin dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran adalah adanya perubahan
pada diri siswa, yaitu bertambahnya pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa. Perubahan
pengetahuan ini ditandai dengan pemahaman konsep yang dikuasai siswa dan nilai hasil
belajar siswa yang telah dilakukannya. Untuk mengukur seberapa jauh hasil belajar siswa,
salah satunya menggunakan tes. Hasil tes dapat memberikan laporan tentang proses dan
kualitas pembelajaran yang telah dilaksanakan.

B. Identifikasi Masalah

Hasil belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri 02 Jati, Jaten, Karanganyar pada tahun
ajaran 2009/ 2010 yang berjumlah 25 siswa masih rendah. Terbukti dengan nilai ulangan
pada materi Susunan Pemerintahan pusat adalah sebagai berikut: nilai tertinggi yaitu 74 ada 1
siswa, nilai 68 ada 1 siswa,nilai 66 ada 4 siswa, nilai 64 ada 4 siswa, nilai 62 ada 5 siswa,
selebihnya yaitu 10 siswa masih mendapatkan nilai di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal). Begitu juga pada tahun – tahun sebelumnya, nilai pembelajaran PKn pada materi
susunan pemerintahan pusat selalu mendapat nilai yang kurang. Hal ini menunjukkan
kemampuan siswa dalam menguasai materi dalam pelajaran PKn perlu ditingkatkan lagi
khususnya pada materi susunan pemerintahan pusat.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, adapun permasalahan yang dibahas dalam


penelitian ini adalah sebagai berikut: “Apakah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dapat meningkatkan pemahaman konsep tentang susunan pemerintahan pusat pada pelajaran
PKn bagi siswa kelas IV SD N 02 Jati, Jaten, Karanganyar ?”.

Anda mungkin juga menyukai