Anda di halaman 1dari 11

FORMAT

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Disusun oleh:
Tim Dosen Keperawatan Komunitas

Program Studi Pendidikan Profesi Ners


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Tangerang
Tahun Akademik 2020/2021
Asuhan Keperawatan Komunitas
Kasus :
Di Puskesmas cangkringan kabupaten sleman Dari 40 responden yang mengalami keputihan
di berbagai macam paritas yaitu 26 muktigravida, 12 primigravida, dan 2 grandemultipara
dimana rata rata pendidikan SMA. Serta dari 40 responden terdapat perbedsan sikap dalam
menangani keputihan dimana 19 orang mempunyai sikap yang positif dan 21 orang memiliki
sikap yang negative.

1. Pengkajian data inti komunitas


a. Sejarah
Puskesmas Cangkringan merupakan salah satu Puskesmas di Kabupaten Sleman yang
terletak di lereng Gunung Merapi pada ketinggian 400m di atas permukaan laut
dengan luas wilayah 47.999 ha.

b. Demografi
Jumlah penduduk di wilayah Puskesmas Cangkringan adalah 28.247 jiwa, laki-laki
13.777 jiwa dan perempuan 14.460 jiwa, dengan jumlah KK 8.588 jiwa, laki-laki
6.964 jiwa dan perempuan 1.624 jiwa.

c. Etnis
Mayoritas penduduk setempat di wilayah cangkringan bersuku jawa

d. Nilai dan Keyakinan


Nilai dan keyakinan masih bersumber dari agama islam dan juga dari orang orang tua

2. Subsistem
a. Lingkungan Fisik
Tipologi tanahnya berbukit sedang dan sebagian dataran. Disamping itu keadaan
tanahnya merupakan tanah yang sebagian besar untuk kegiatan pertanian seperti
menanam manggis, durian,kopi,cengkeh dan sisanya untuk tanaman budidaya.
- wilayah tersebut merupakan Desa yang cukup subur. Kesuburan ini, terutama karena
sifat tanahnya yang berhumus, berupa bebatuan, serta didukung ketersediaan air yang
cukup.
- Karakteristik rumah penduduk di wilayah tersebut jarak dari rumah kerumah saling
berdekatan
- Tempat pembuangan sampah warga sebagian menggunakan tempat sampah yang
terbuat dari semen dan batu bata atau dengan galian tanah untuk mengumpulkan
sampah
b. Kesehatan dan Pelayanan Sosial
Terdapat 1 puskesmas yang berada di wilayah cangkringan yang mempunyai visi yaitu
“Terwujudnya Puskesmas sebagai sarana untuk mencapai Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat.”. Puskesmas Cangkringan memiliki sumber daya ketenagaan guna mendukung
pelaksanaan tugas pokok yaitu, 3 dokter umum, 1 dokter gigi, 2 sarjana kesehatan
masyarakat, 1 sarjana gizi, 11 bidan, 7 perawat, 1 perawat gigi, 1 sanitarian, 2 analis
Laboratorium, 2 Apoteker, 6 Tata Usaha, dan 1 Psikolog. Di Puskesmas Cangkringan
terdapat program Skrinning IMS bagi ibu hamil yang di adakan setiap 2 minggu sekali
pada hari Rabu dan Sabtu

c. Ekonomi
Rata-rata pekerjaan ibu hamil tersebut adalah ibu rumah tangga, di wilayah tersebut
ekonomi di penuhi oleh kepala keluarga yang bekerja.

d. Transportasi dan Keamanan


- Adanya poskamling di wilayah tersebut
- Bisa dijangkau oleh ambulans dll bila terjadi sesuatu di wilayah tersebut
- Pemukiman di wilayah tersebut jaraknya sangat berdempetan sehingga transportasi
yang sering digunakan adalah kendaraan roda dua.

e. Politik dan Pemerintahan


Adanya pembinaan kesejahteraan keluarga, kader Kesehatan keluarga, dan posyandu.
Masyarakat aktif dalam gotong royong.

f. Komunikasi
- Sarana komunikasi yang digunakan menggunakan pengeras suara masjid atau
kentongan poskamling untuk menyampaikan suatu berita atau pesan.

g. Pendidikan
didapatkan sebanyak 14 responden (30,4%) responden yang pekerjaannya ibu rumah
tangga memiliki perawatan organ reproduksi dalam kategori cukup, dan sebagian besar
mengalami keputihan patologis 12 responden (85,7%).

h. Rekreasi
Terdapat beberapa wisata dan rekreasi di desa tersebut seperti rumah hobbit, the lost
world castle namun beberapa warga dan khusus nya ibu hamil jarang berekreasi dan
hanya dirumah saja serta sebagian bekerja di tempat wisata

3. Persepsi
a. Penduduk
- Masyarakat diwilayah tersebut belum sepenuhnya memhami bagaimana Kesehatan
reproduksi pada ibu hamil yang banyak dialami oleh ibu hamil di wilayah tersebut.
- Kurangnya pengetahuan dalam merawat Kesehatan reproduksi pada ibu hamil.
b. Persepsi Tenaga Kesehatan
Perawat komunitas melihat bahwa masyarakat di wilayah tersebut terutama ibu hamil
kurang dalam tingkat pengetahuan nya dalam Kesehatan reproduksi, sehingga
Sebagian besar ibu hamil di wilayah tersebut mengalami keluhan seperti keputihan di
sertai dengan rasa gatal.

4. Kajian Masalah Kesehatan Terfokus (disusun berdasarkan hasil angket yang


disusun)
- Lengkapi dengan diagram/tabel (ditulis berdasarkan dengan kaidah deskriptif statistik)
- Tabel/diagram dideskripsikan hasilnya
Sikap Frekuensi Presentase (%)
Positif 15 35%
Negative 27 65%
Jumlah 42 100.0

5. Data Sekunder (Laporan data Puskesmas, Profil Tahunan, dll)

FORMAT ANALISA DATA

Masalah
No. Analisis Data
Keperawatan
1. Wawancara: Defisit Kesehatan
Komunitas
Dari hasil wawancara yang dilakukan pada dua orang ibu hamil
(D.0110)
yang melakukan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas
Cangkringan, dua ibu hamil tersebut mengeluh mengalami
keputihan dan mereka membersihkan vaginanyadengan cara yang
berbeda yaitu dengan menggunakan rebusan air daun sirih dan
menggunakan pembersih kewanitaan yang dibeli secara bebas di
warung tanpa ada resep dari dokter.
Hasil Angket/Data Sekunder:
Dari 40 responden yang mengalami keputihandi berbagai macam
paritas yaitu 26 muktigravida, 12 primigravida, dan 2
grandemultipara dimana rata rata pendidikan SMA. Serta dari 40
responden terdapat perbedsan sikap dalam menangani keputihan
dimana 19 orang mempunyai sikap yang positif dan 21 orang
memiliki sikap yang negatif
Observasi
Hasil observasi yang di kaji adalah Sebagian ibu hamil yang
mengalami keputihan tersebut merasa bingung terhadap perawatan
yang benar dalam mengatasi keputihan.
2. Wawancara

Angket/Data Sekunder

Observasi
SKORING PENAPISAN MASALAH
Menurut Stanhope dan Lancaster (2016) prioritas masalah dilakukan dengan membuat skoring menggunakan kriteria sebagai berikut:
Tabel Skoring Masalah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) Total Jumlah skor
No Diagnosa keperawatan
Skor x 4 Skor x 5 Skor x 8 Skor x 8 Skor x 7 Skor x 4 (1)+(2)+(3)+(4)+(5)+(6)
Defisit Kesehatan Komunitas 7x4 = 28 8x5 = 40 9x8 = 72 8x8 = 64 3x7 = 21 9x4 = 36 28+40+72+64+21+36 =
261
1.

Skor 1 (terendah) – 10 (tertinggi)

Keterangan:

(1) Kesadaran masyarakat mengenai masalah


(2) Motivasi masyarakat untuk menyelesaikan masalah
(3) Kemampuan perawat dalam memngaruhi penyelesaian masalah
(4) Ketersediaan ahli/pihak terhadap solusi masalah
(5) Beratnya konsekuensi jika masalah tidak terselesaikan
(6) Mempercepat penyelesaian masalah dengan resolusi yang dapat dicapai
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Deficit Kesehatan komunitas (D.0110)

2.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Diagnosa SLKI SIKI


Data
Keperawatan Kode Hasil Kode Intervensi
Wawancara : Deficit (L.121 Prevensi Primer (I.145 Prevensi Primer
Kesehatan 09) Status Kesehatan Komunitas 48) Pengembangan Kesehatan
Komunitas - Ketersediaan program promosi kesehatan Masyarakat
(D.0110) meningkat Observasi
- Partisipasi dalam program kesehatan - Identifikasi masalah atau isu
komunitas meningkat kesehatan dan prioritasnya
- Kepatuhan terhadap standar kesehatan - Identifikasi potensi atau aset
Angket/Data Sekunder : lingkungan meningkat dalam masyarakat terkait isu yang
- Pemantauan standar kesehatan komunitas dihadapi
meningkat - Identifikasi kekuatan dan partner
dalam pengembangan kesehatanx
(L.030 Prevensi Sekunder Terapeutik
21) Keseimbangan Elektrolit - Berikan kesempatan kepada
Observasi : - Keberlanjutan pelayanan rutin komunitas setiap anggota masyarakat untuk
meningkat berpartisipasi sesuai aset yang
. - Kesiapan komunitas untuk tanggap krisis dimiliki
meningkat - Libatkan anggota masyarakat
- Adaptasi komunitas terhadap perubahan untuk meningkatkan kesadaran
meningkat terhadap isu dan masalah
- Kerjasama komunitas untuk menghadapi kesehatan yang dihadapi
tantangan di masa depan meningkat - Libatkan masyarakat dalam
Prevensi Tersier musyawarah untuk
Status Koping Komunitas (L.05089) mendefinisikan isu kesehatan dan
- Keberdayaan komunitas membaik mengembangkan rencana kerja
- Perencanaan komunitas membaik - Persatukan anggota masyarakat
- Pemecahan masalah komunias membaik dengan cita-cita komunitas yang
- Kegiatan komunitas memenuhi harapan sama
anggotanya - Kembangkan mekanisme
- Insiden masalah kesehatan dalam keterlibatan tatanan lokal,
komunitas membaik regional bahkan nasional terkait
isu kesehatan komunitas

Prevensi Sekunder
(I.124 Promosi Perilaku Upaya Kesehatan
72) Observasi
- Identifikasi perilaku upaya
kesehatan yang dapat
ditingkatkan
Terapeutik
- Berikan lingkungan yang
mendukung kesehatan
- Orientasi pelayanan kesehatan
yang dapat dimanfaatkan
Edukasi
- Anjurkan menggunakan air bersih
- Anjurkan makan sayur dan buah
setiap hari
- Anjurkan melakukan aktivitas
fisik setiap hari

Prevensi Tersier
Wawancara : Prevensi Primer Prevensi Primer
-

Prevensi Sekunder Prevensi Sekunder


Angket/Data Sekunder :

Prevensi Tersier
Observasi : Prevensi Tersier
.

PLANNING OF ACTION (POA)

Masalah Tujuan Waktu dan Bentuk Kegiatan Sumber


Sasaran Kegiatan PJ
Keperawatan Umum tempat (daring/luring) Dana
Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut
No Tanggal Implementasi Evaluasi Analisis Rencana Tindak
Faktor Pendukung Faktor Penghambat Lanjut
1 1. Evaluasi Struktur   Diagnosa Keperawatan
Kriteria evaluasi struktur
meliputi laporan Kriteria Hasil
pendahuluan, persiapan
Rencana Kegiatan
materi intervensi yang
diberikan, persiapan alat Waktu/Tempat
dan bahan, tempat yang
kondusif, serta rangkaian PJ
waktu intervensi yang
efisien.

2. Evaluasi Proses
mencakup rangkaian
kegiatan sesuai dengan
waktu yang
direncanakan,
keterlibatan kelompok,
jumlah kehadiran
masyarakat, serta
kemampuan mahasiswa
untuk mengarahkan
masyarakat

3. Evaluasi Hasil
Meliputi peningkatan
status kesehatan yang
diambil dari NOC/SLKI

Anda mungkin juga menyukai